10 BAB 2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-00968-SI-bab 2.pdfaplikasi yang...
-
Upload
trinhtuyen -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of 10 BAB 2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-00968-SI-bab 2.pdfaplikasi yang...
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Basis Data
Perlu diketahui sebelumnya, bahwa dasar perancangan aplikasi basis data akan
dibuat memiliki tahapan-tahapan pengembangan sendiri.
2.1.1 File Processing System
Sebelum adanya basis data, sistem yang digunakan untuk mengelola data
adalah sistem file atau lebih dikenal dengan file processing system.
Menurut Eaglestone (1998,p8), File Processing System adalah untuk
merancang program computer dalam mendukung kegiatan informasi yang spesifik, dan
untuk merancang file-file data yang juga menyediakan program aplikasi dengan data
yang dibutuhkan, dan menghasilkan suatu laporan.
File Processing System sebagai system penyimpanan dan pengurutan data
dengan cara mengumpulkan data-data yang sejenis, memberi judul atau label dan
melakukan index berdasarkan alphabet, untuk memudahkan proses pencarian data
kembali (Connolly,2002,p7).
Sistem ini menggunakan metode desentralisasi yang berarti masing-
masing departemen menyimpan dan mengontrol datanya masing-masing.
File Processing System menggunakan program aplikasi yang dapat
memproses data sehingga dapat menghasilkan laporan yang dapat digunakan oleh
masing-masing departemen yang mengelolanya.
7
Sistem ini dapat bekerja dengan baik apabila jumlah data yang disimpan
tidak terlalu banyak, bahakan dapat bekerja dengan baik pada data dengan jumlah
banyak tetapi apabila proses yang dilakukan adalah proses menyimpan dan mengambil
data. Sistem mulai tidak bekerja dengan baik saat diperlukan proses cek silang antar
data, atau saat data berhubungan dengan data lain.
Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa system file
adalah system penyimpanan data dengan system pengurutan tertentu dengan tingkat
keterkaitan antar file yang sangat rendah.
2.1.2 Basis Data
Istilah data bermakna untuk mengetahui fakta-fakta yang dapat direkam
dan disimpan pada media komputer. Definisi ini kini berkembang untuk mencerminkan
realitas baru. Basis data sekarang digunakan untuk menyimpan objek seperti dokumen,
foto, suara, dan video, sebagai tambahan dari data teks dan data numerik. Untuk
mencerminkan realitas, kita menggunakan definisi yang diperluas berikut: Data terdiri
dari fakta-fakta, hasil-hasil pengujian, grafik, gambar, dan video yang mempunyai arti
dalam lingkungan pengguna (Hoffer,2002,p4).
Kita telah mendefinisikan basis data sebagai kumpulan data yang
terorganisasi dan saling berhubungan. Terorganisasi maksudnya adalah data yang
terstruktur sehingga mudah disimpan, dimanipulasi, dan diambil kembali oleh
pengguna.. Saling berhubungan maksudnya adalah data menggambarkan suatu domain
yang menjadi perhatian sekelompok pengguna dan pengguna-pengguna dapat
menggunakan data untuk menjawab pertanyaan yang menjadi perhatian dari domain
tersebut (Hoffer,2002,p5).
8
Menurut Hoffer (2002,p9), Metoda basis data menekankan pada
pengintegrasian dan pembagian seluruh data di dalam suatu organisasi. Metoda ini
memerlukan asas reorientasi atau perubahan didalam suatu gagasan proses, dimulai dari
dari top management.
Sedangkan Metoda basis data menurut Eaglestone (1998,p11), Basis data
haruslah menggambarkan suatu kewajaran dari suatu informasi dengan data yang ada,
dengan sedikit memaksakan atau memberikan larangan, mampu digunakan oleh seluruh
aplikasi yang berhubungan tanpa adanya duplikasi.
Menurut Hoffer (2002,p21), Keuntungan dari penggunaan metoda basis data adalah :
1. Program independensi data
Indepedensi data adalah pemisahan dari suatu gambaran data dari program-
program aplikasi yang menggunakan suatu data. Dengan metode basis data,
gambaran suatu data disimpan didalam suatu pusat penyimpanan yang biasa
disebut repository. Dengan adanya property yang dimiliki dari suatu system basis
data, membolehkan suatu pengaturan data untuk merubah dan mengembangkan
(dalam batas tertentu) tanpa merubah program aplikasi yang memproses data
tersebut.
2. Meminimalisasi duplikasi data
Tujuan dari perancangan metode basis data adalah memisahkan dan
meminimalisasi pengulangan file data yang terintegrasi ke dalam suatu struktur
logical tunggal.
9
3. Meningkatkan konsistensi data
Dengan menghilangkan atau mengawasi pengulangan data, kita bisa mengurangi
kesempatan atau peluang ketidakkonsistenan suatu data.
4. Meningkatkan pembagian data
Basis data dirancang sebagai sumber daya perusahaan yang dipakai bersama.
Pengguna internal dan eksternal yang diberikan ijin untuk menggunakan basis
data, dan setiap pengguna (kelompok pengguna) diberikan satu atau lebih view
untuk memfasilitasi penggunaan ini. User view adalah gambaran logikal
sebagian basis data yang dibutuhkan pengguna untuk melakukan tugasnya.
5. Meningkatkan produktivitas dari pengembangan suatu aplikasi
Kelebihan utama pendekatan basis data adalah sangat mengurangi biaya dan
waktu untuk membangun aplikasi bisnis baru. Ada dua alasan penting yang
membuat aplikasi basis data dapat dikembangkan lebih cepat dibandingkan
aplikasi file konvensional:
• Anggaplah bahwa basis data dan pengumpulan data yang berhubungan
dan pemeliharaan aplikasi telah dirancang dan diimplementasikan,
programmer dapat berkonsentrasi pada fungsi-fungsi khusus yang
dibutuhkan aplikasi baru, tanpa harus khawatir mengenai rancangan file
atau detil implementasi tingkat rendah.
• Sistem manajemen basis data menyediakan banyak alat bantu seperti
pembuat formulir dan laporan dan bahasa tingkat tinggi yang
mengotomatisasi aktifitas-aktifitas perancangan dan implementasi basis
data.
10
6. Pelaksanaan suatu standar atau ukuran
Bila pendekatan basis data diimplementasikan dengan dukungan penuh
manajemen, fungsi administrasi basis data seharusnya diberikan otoritas dan
tanggung jawab untuk membuat dan menerapkan standarisasi data. Standarisasi
ini termasuk konvensi penamaan, standar kualitas data, penyeragaman prosedur
untuk mengakses, merubah, dan melindungi data.
7. Meningkatkan kualitas data
Memperhatikan rendahnya kualitas data adalah masalah pokok dalam
administrasi basis data saat ini, pendekatan basis data menyediakan alat bantu
dan pemrosesan untuk meningkatkan kualitas data. Dua hal yang lebih penting
dari pendekatan basis data adalah:
• Perancang basis data dapat merinci batasan integritas yang diterapkan
DBMS.
• Salah satu tujuan lingkungan data warehouse adalah untuk membersihkan
data operasional sebelum dimasukkan dalam data warehouse.
8. Meningkatkan pencapaian dan tanggapan suatu data
Dengan basis data, end user tanpa pengetahuan pemrograman dapat mengambil
dan menampilkan data, walaupun melewati batasan departemen.
9. Mengurangi pemeliharaan program
Penyimpanan pasti sering berubah karena berbagai alasan, tipe data baru yang
ditambahkan, formulir data berubah, dan lain-lain. Dalam lingkungan
pemrosesan file, penggambaran data dan logika untuk pengaksesan data
dibangun untuk program aplikasi individual. Hasilnya, perubahan format data
dan metode pengaksesan menyebabkan akibat yang merugikan, yaitu keharusan
11
untuk merubah program aplikasi. Dalam lingkungan basis data, data tidak
tergantung pada aplikasi program yang menggunakannya. Kita dapat merubah
data atau program aplikasi tanpa harus merubah yang lainnya. Hasilnya
pemeliharaan program dapat dikurangi dalam lingkungan basis data modern.
2.1.3 Database Management System (DBMS)
Definisi DBMS menurut Connolly (2002,p16), DBMS adalah suatu
sistem perangkat lunak yang bisa mendefinisikan, membuat, memelihara dan
mengontrol akses ke basis data.
Biasanya suatu DBMS memiliki fasilitas seperti berikut ini :
1. Terdapat fasilitas untuk mendefinisikan basis data, bisasanya menggunakan suatu
Data Definition Language (DDL). Suatu DDL memberikan fasilitas pada user
untuk menspesifikasikan tipe data dan strukturnya dan batasan aturan mengenai
data yang bisa disimpan ke dalam tersebut.
2. Terdapat fasilitas yang memperbolehkan pengguna untuk, menambah, mengedit,
menghapus, dan mendapatkan kembali data. Biasanya dengan menggunakan
suatu Data Manipulation Language (DML). Biasanya ada suatu fasilitas untuk
melayani pengaksesan data yang disebut Query Language. Bahasa query yang
paling diakui adalah Structured Query Language (SQL), yang secara de facto
merupakan standar bagi DBMS.
3. Terdapat fasilitas untuk mengontrol akses ke basis data. Sebagai contoh :
• Suatu sistem keamanan untuk mencegah pengguna yang tidak mempunyai
otoritas atau hak untuk mengakses data.
12
• Suatu sistem terintegrasi yang mana memelihara konsistensi penyimpanan
data.
• Suatu sistem kontrol yang memperbolehkan akses ke basis data.
• Suatu sistem kontrol pengembalian data yang mana dapat mengembalikan
data ke keadaan sebelumnya apabila terjadi kegagalan perangkat keras atau
perangkat lunak.
• Terdapat suatu katalog yang dapat diakses oleh pengguna yang mana
menjelaskan data di dalam basis data tersebut.
Keuntungan dari adanya DBMS (Connolly,2005,p26) adalah :
• Terdapat kontrol untuk pengulangan data.
Pendekatan basis data mencoba untuk menghilangkan redundansi dengan
mengintegrasikan file sehingga penggandaan data yang sama tidak disimpan.
Tetapi, pendekatan basis data tidak menghilangkan redundansi sepenuhnya,
tetapi mengendalikan jumlah redundansi basis data.
• Data yang konsisten.
Dengan menghilangkan atau mengendalikan redundansi, kita mengurangi resiko
terjadinya ketidakkonsistenan. Bila suatu data disimpan hanya sekali dalam basis
data, perubahan nilainya harus dilakukan hanya sekali dan nilai baru tersedia
secepatnya ke semua pengguna. Bila data disimpan lebih dari sekali dan sistem
mengetahuinya, sistem dapat memastikan bahwa semua duplikasi data dijaga
tetap konsisten. Sayangnya, banyak DBMS saat ini yang tidak otomatis
memastikan konsistensi.
13
• Semakin banyaknya informasi yang didapat dari data yang sama.
Dengan pengintegrasian data operasional, akan memungkinkan organisasi untuk
mendapatkan informasi tambahan dari data yang sama.
• Penggunaan data bersama
Biasanya, file dimiliki oleh orang atau departemen yang menggunakannya.
Padahal, basis data dimiliki oleh seluruh organisasi dan dapat digunakan bersama
oleh pengguna yang berhak. Dengan cara ini, pengguna akan dapat membagi
lebih banyak data. Lebih jauh lagi, aplikasi baru dapat dibangun pada data yang
telah ada dalam basis data dan hanya menambah data yang tidak disimpan saat
itu, dibanding harus mendefinisikan seluruh kebutuhan data lagi. Aplikasi baru
dapat juga bergantung pada fungsi-fungsi yang disediakan DBMS, seperti
definisi dan manipulasi data, dan pengendalian conncurency dan pemulihan,
dibanding harus menyediakan fungsi-fungsi ini sendiri.
• Meningkatkan integritas data.
Integritas basis data mengacu pada validitas dan konsistensi data yang disimpan.
Integritas biasanya menunjukkan batasan-batasan, yaitu aturan-aturan konsistensi
yang tidak boleh dilanggar dalam basis data. Batasan-batasan dapat diterapkan
pada data atau pada relasi antar data. Integrasi memungkinkan DBA untuk
mendefinisikan, dan DBMS menerapkan batasan integitas
• Meningkatkan keamanan data.
Keamanan basis data adalah perlindungan basis data dari pengguna yang tidak
berhak. Tanpa langkah-langkah pengamanan yang tepat, integrasi membuat data
lebih rawan dibanfing sistem berbasis file. Tetapi, integrasi memungkinkan DBA
14
untuk mendefinisikan, dan DBMS untuk menerapkan, keamanan basis data. Hal
ini akan membutuhkan nama pengguna dan kata kunci untuk mengidentifikasi
apakah seseorang berhak untuk menggunakan basis data. Pengaksesan dari
pengguna yang dibolehkan pada data dapat dibatasi oleh operation type
(retrieval, insert, update, delete).
• Penerapan standariasi.
Integrasi memungkinkan DBA untuk mendefinisikan dan menerapkan
standarisasi yang dibutuhkan. Hal ini dapat mencakup standarisasi departemen,
organisasi, nasional, atau internasional seperti format data untuk memfasilitasi
pertukaran data antar sistem, konvensi penamaan, standarisasi dokumentasi,
prosedur update, dan aturan pengaksesan.
• Penghematan
Menggabungkan seluruh data operasional organisasi ke dalam satu basis data,
dan membuat serangkaian aplikasi yang bekerja pada satu sumber data ini, dapat
menghemat biaya. Dalam kasus ini, anggaran yang biasanya dialokasikan tiap
depatemen untuk mengembangkan dan merawat sistem berbasis file dapat
digabungkan, menghasilkan biaya total yang rendah, mengarah pada
penghematan. Penggabungan anggaran dapat digunakan untuk membeli
konfigurasi sistem yang lebih sesuai untuk memenuhi kebutuhan organisasi.
• Keseimbangan kebutuhan-kebutuhan yang bertentangan
Masing-masing pengguna atau departemen mempunyai kebutuhan yang berbeda
dengan pengguna lainnya. Karena basis data dibawah pengendalian DBA, DBA
dapat memutuskan perancangan dan penggunaan operasional basis data yang
15
terbaik bagi organisasi secara keseluruhan. Keputusan ini akan menghasilkan
kinerja yang optimal bagi aplikasi.
• Peningkatan pengaksesan data dan responsiveness
Sebagai hasil dari integrasi, data yang melewati batasan departemen dapat
langsung diakses oleh pengguna. Hal ini menghasilkan sistem yang potensial
untuk melakukan lebih banyak fungsi, contohnya, untuk menyediakan layanan
yang lebih baik bagi pengguna akhir atau organisasi pelanggan. Banyak DBMS
menyediakan bahasa queri atau pembuat laporan yang memungkinkan pengguna
untuk menanyakan pertanyaan khusus dan untuk mendapatkan informasi secara
cepat dari terminalnya, tanpa membutuhkan programmer untuk membuat
perangkat lunak untuk mengambil informasi ini dari basis data.
• Meningkatkan produktivitas.
DBMS menyediakan banyak fungsi-fungsi standar yang biasanya programmer
harus tulis di aplikasi berbasis file. Perlengkapan dari fungsi-fungsi ini
memungkinkan programmer untuk berkonsentrasi pada fungsi-fungsi khusus
yang dibutuhkan oleh pengguna tanpa harus khawatir tentang detil implementasi.
Banyak DBMS menyediakan alat bantu untuk menyederhanakan aplikasi basis
data. Hasilnya meningkatkan produktifitas programmer dan mengurangi waktu
pengembangan (yang berhubungan dengan penghematan biaya).
• Meningkatkan pemeliharaan dengan data yang bebas
Dalam sistem berdasarkan file, penggambaran data dan logika untuk mengakses
data dibangun ke dalam masing-masing program, sehingga program tergantung
pada data. Perubahan struktur data, seperti merubah alamat 41 karakter ke 40
16
karakter, atau merubah cara data disimpan ke media, akan membutuhkan
perubahan yang besar pada program. Sebaliknya, DBMS memisahkan data
aplikasi, sehingga membuat aplikasi tidak harus terpengaruh oleh perubahan
data.
• Meningkatkan concurrency
Bila dua atau lebih pengguna dapat mengakses file yang sama secara bersamaan,
kemungkinan pengaksesan tersebut akan saling mempengaruhi, mengakibatkan
kehilangan informasi dan integritas. Banyak DBMS mengelola pengaksesan
secara bersamaan pada basis data dan memastikan masalah di atas tidak terjadi.
• Memperbaiki backup dan layanan pemulihan
Banyak sistem berbasis file meletakkan tanggung jawab pada pengguna untuk
menyediakan fasilitas pengamanan data terhadap gangguan pada sistem atau
program aplikasi. Caranya adalah dengan membuat backup data. Bila terjadi
gangguan, backup akan memulihkan data. Sebaliknya, DBMS menyediakan
fasilitas untuk meminimalisasi pemrosesan yang hilang akibat kegagalan.
2.1.4 Konsep Berbasis Objek
2.1.4.1 Abstraksi, Enkapsulasi, dan Penyembunyian Informasi
Menurut Larman (2005,p689) Abstraksi adalah kegiatan pemusatan pada
intisari atau kualitas umum dari objek-objek yang serupa dan menghasilkan karakteristik
inti pada objek.
Menurut Larman (2005,p690) Enkapsulasi adalah suatu mekanisme yang
digunakan untuk menyembunyikan data, struktur internal, dan detil implementasi
17
elemen-elemen, seperti objek atau subsistem. Semua interaksi dengan objek adalah
melalui antarmuka umun suatu operasi.
Sedangkan menurut Eaglestone (1998,p33) Enkapsulasi adalah fasilitas
yang mengintegrasikan data dan prosedur-prosedur dalam objek.
Menurut Connolly (2005,p814) Penyembunyian informasi artinya bahwa
kita memisahkan aspek ekternal objek dari detil internalnya, yang tersembunyi dari
dunia luar. Dengan demikian detil internal objek dapat dirubah tanpa mempengaruhi
aplikasi yang menggunakannya.
Dalam bahasa pemrograman berbasis objek, enkapsulasi dicapai melalui
Abstract Data Types (ADTs). Objek mempunyai bagian antarmuka dan bagian
implementasi. Bagian antarmuka menyediakan spesifikasi operasi yang dapat dilakukan
objek, sedangkan bagian implementasi terdiri dari struktur data ADT dan fungsi yang
merealisasikan antarmuka. Hanya bagian antarmuka yang dapat dilihat objek lain atau
pengguna.
2.1.4.2 Objek dan Atribut
Menurut Eaglestone (1998,p32) Objek adalah entitas yang disajikan basis
data berbasis objek sebagai struktur tertentu.
Setiap objek harus menyimpan informasi keadaannya (state) saat itu, dan
mempunyai beberapa aksi (behavior) yang dimodelkan. Keadaan (state) objek
digambarkan oleh atribut.
Menurut Larman (2005,p689) Atribut adalah karakteristik atau properti
suatu kelas.
18
2.1.4.3 Identitas Objek
Menurut Larman (2005,p691) Identitas objek adalah fitur dimana
keberadaan suatu objek adalah bebas dari nilai-nilai yang berkenaan dengan objek
tersebut.
Didalam objek model, setiap object instance adalah unik, identitas tidak
berubah disebut sebagai object identification, atau OID. OID digunakan untuk
merefrensikan object instance (Barry,1996,p6).
Menurut Barry (1996,p8) OID mempunyai beberapa karakteristik :
• OID tidak tergantung pada yang dikandung objek. Nilai data internal tidak
digunakan untuk membuat identitas.
• OID dibuat oleh system objek. Pengguna atau program tidak dapat mengatur
identitas.
• OID adalah yang paling akhir bertahan dalam masa hidup objek. Identifikasi
objek tidak pernah berubah walaupun kandungan data berubah.
2.1.4.4 Method dan Message
Menurut Larman (2005,p691) Method dalam UML adalah implementasi
atau alogritma operasi dari kelas atau prosedur perangkat lunak yang dapat
mengeksekusi respon terhadap message.
Menurut Larman (2005,p691) Message adalah mekanisme komunikasi
suatu objek, biasanya berupa permintaan untuk mengeksekusi suatu method.
19
2.1.4.5 Classes
Menurut Larman (2005,p689) Classes dalam UML adalah penggambaran
sekumpulan objek yang berbagi atribut-atribut, operasi-operasi, methods, relasi-relasi,
dan behavior yang sama.
2.1.4.6 Subclass, Superclass, dan Inheritance
Menurut Larman (2005,p692) Subclass adalah suatu pengkhususan dari
kelas lain (Superclass). Suatu subclass mewarisi attributes dan methods dari superclass.
Menurut Larman (2005,p693) Superclass adalah suatu class dimana class
lain mewarisi attributes dan methods.
Menurut Larman (2005,p691) Inheritance adalah fitur dari bahasa
pemrograman berbasis objek dimana classes dapat dispesialisasikan dari superclass-
superclass yang lebih umum. Attributes dan methods superclass secara otomatis dimiliki
oleh subclass.
2.1.4.7 Overriding dan Overloading
Menurut Hoffer (2002,p540) Overriding adalah proses penggantian suatu
method yang diwarisi dari superclass oleh implementasi yang lebih spesifik dari method
tersebut didalam subclass.
Overriding adalah salah satu jenis overloading. Overloading
memungkinkan nama suatu method digunakan kembali dalam definisi class atau diluar
definisi class. Ini memungkinkan suatu message dapat melakukan fungsi-fungsi yang
berbeda tergantung objek penerimanya (Connolly,2005,p822).
20
2.1.4.8 Polymorphism
Menurut Larman (2005,p692) Polymorphism adalah konsep bahwa dua
atau kebih kelas dapat merespon suatu message yang sama dengan cara yang berbeda,
menggunakan operasi-operasi Polymorphic.
2.1.4.9 Complex Object
Menurut Eaglestone (1998,p38) Complex Object adalah objek yang
terdiri dari objek-objek lain.
Menurut Barry (1996,p30) untuk mengetahui suatu Complex object dapat
dilihat dari kurangnya identifikasi yang unik dari data, hubungan many to many dalam
data, akses data secara traversal, atau seringnya menggunakan type codes dalam data.
2.1.5 Konsep DBMS berbasis objek
2.1.5.1 Definisi Basis Data Berbasis Objek
Menurut Connolly (2005,p849) definisi Object-Oriented Data Model
(OODM), Object-Oriented Database (OODB), dan Object-Oriented DBMS (OODBMS)
adalah:
OODM Suatu model data logikal yang menangkap semantik dari
OODB
objek yang didukung oleh pemrograman berbasis objek.
Sekelompok objek persistent dan sharable yang didefinisikanOODM
Merupakan manajer dari OODBOODBMS
21
2.1.5.2 Metodologi Disain Basis Data Berbasis Objek
Menurut Connolly (2005,p842) petunjuk untuk mendisain basis data adalah dengan
menggunakan diagram UML sebagai berikut :
• Buat use case diagram dari spesifikasi kebutuhan informasi untuk
menggambarkan fungsi-fungsi yang dibutuhkan dari system.
• Buat class diagram.
• Buat sequence diagram untuk masing-masing use case. Ini untuk menunjukan
interaksi antar class yang dibutuhkan untuk mendukung fungsionalitas yang
ditentukan dalam masing-masing use case. Collaboration diagram dapat
dihasilkan dengan mudah dari sequence diagram.
• Mungkin akan berguna bila menambahkan class control ke class diagram untuk
mewakili interface antara actor dan system (operasi control class dapat
diturunkan dari use case).
• Perbaiki class diagram untuk menunjukan method yang dibutuhkan masing-
masing class.
• Buat statechart diagram untuk masing-masing class untuk menunjukan
bagaimana kelas berubah state dalam merespon message yang diterimanya.
Message yang cocok diidentifikasi dari sequence diagram.
• Perbaiki diagram sebelumnya berdasarkan pengetahuan baru selama proses ini
(misalnya state diagram dapat mengidentifikasi method tambahan untuk class
diagram).
22
2.1.5.3 Karakteristik Basis Data Berbasis Objek
Menurut Bancilhon (1992,p5) ada tiga belas fitur yang dimiliki suatu
OODBMS. Delapan fitur pertama merupakan karakteristik object oriented, sedangkan
selebihnya merupakan karakteristik DBMS.
1. Harus mendukung complex object.
2. Harus mendukung identitas objek.
3. Harus mendukung encapsulation.
4. Harus mendukung class.
5. Kelas harus dapat mewarisi sifat (inheritance) dari superclassnya.
6. Harus mendukung dynamic binding.
7. DML harus lengkap diperhitungkan.
8. Tipe data harus dapat dikembangkan.
9. Harus menyediakan data persistent.
10. DBMS harus mampu mengelola basis data yang sangat besar.
11. DBMS harus mendukung penggunaan dalam waktu bersamaan (concurrent).
12. DBMS harus dapat pulih dari kegagalan perangkat keras dan perangkat
lunak.
13. DBMS harus menyediakan kemudahan dalam mengkueri data.
2.1.5.4 Alternatif-alternatif Strategi Membangun OODBMS
Menurut Connolly (2005,p859) ada beberapa strategi untuk membangun OODBMS,
yaitu :
• Menambahkan kemampuan basis data pada bahasa pemrograman berbasis objek.
GemStone menggunakan strategi ini pada Smalltalk, C++ dan Java.
23
• Menambahkan libraries yang mendukung kemampuan basis data pada bahasa
pemrograman berbasis objek. Srategi ini digunakan Ontos, Versant, dan Object
Store.
• Menanam bahasa basis data berbasis objek dalam bahasa pemrograman
konvensional. Strategi ini digunakan oleh O2 pada bahasa C.
• Menambah kemampuan berbasis objek pada bahasa basis data yang ada. Strategi
ini digunakan Ontos dan Versant yang menggunakan standar Object SQL dari
Object Data Management Group (ODMG).
• Membangun bahasa basis data / model data baru. Strategi ini digunakan SIM
(Semantic Information Manager).
2.1.5.5 Persistence
Suatu DBMS harus menyediakan fasilitas untuk menyimpan objek yang
persistent. Objek yang persistent adalah objek yang tetap ada setelah user session atau
program aplikasi yang membuatnya dimatikan. Ini kontras dengan transient object yang
hanya ada selama program menjalankannya. Persistent object akan tetap ada hingga
tidak dibutuhkan lagi atau dihapus.
2.1.5.6 Kelebihan dari penggunaan Object Oriented Database Management System
(OODBMS)
Menurut Connolly (2005,p881) ada beberapa kelebihan OODBMS, yaitu :
• Memperkaya kemampuan pemodelan
• Dapat dikembangkan
24
• Menghilangkan impedance mismatch
• Bahasa kueri yang lebih ekspresif
• Mendukung evolusi schema
• Mendukung transaksi berdurasi panjang
• Dapat diterapkan pada aplikasi basis data yang canggih
• Meningkatkan kinerja
2.1.6 Standar dan sistem OODBMS
2.1.6.1 Object Management Group
Menurut Connolly (2005,p889) Object Management Group (OMG)
adalah suatu konsorsium industri non profit internasional yang didirikan pada tahun
1989 untuk membuat standarisasi objek. Ada empat hal yang distandarisasi OMG, yaitu:
Object Model (OM), Object Request Broker (ORB), Object Services, dan Common
Facilities.
2.1.6.2 Object Data Management Group
Menurut Eaglestone (1998,p30) Object Data Management Group
(ODMG) adalah suatu konsorsium dari vendor-vendor system basis data berbasis objek.
Standar ODMG mendominasi pasar basis data berbasis objek dan menjadi standar de
facto.
Menurut Connolly (2005,p897) Object Data Managenent Group
(ODMG) membuat standarisasi untuk Object Oriented Data Model (OODM). Ada
empat komponen utama arsitektur OODBMS menurut ODMG, yaitu :
• Object Model (OM)
25
• Object Definition Language (ODL)
• Object Query Language (OQL)
• C++, Java, dan Smalltalk language bindings
2.1.6.2.1 Object Model
Menurut Eaglestone (1998,p29) model data objek memungkinkan lebih
banyak informasi yang dapat disajikan dengan memanfaatkan fasilitas bahasa
pemrograman berbasis objek, dimana pengguna dapat menambahkan tipe data baru yang
sesuai dengan aplikasinya.
Pemodelannya adalah sebagai berikut :
• Entitas dan objek. Entitas adalah segala sesuatu yang dapat diidentifikasikan
secara unik dan kita ingin menyimpan fakta-fakta didalamnya. Objek adalah
entitas yang disajikan basis data berbasis objek sebagai struktur tertentu. Objek
terdiri dari data yang ditunjukan oleh state atau nilai dan prosedur yang mewakili
behavior.
• Tipe dan kelas. Objek-objek yang memiliki karakteristik-karakteristik yang sama
disebut memiliki tipe objek yang sama. Tipe yang diimplementasikan disebut
class.
• Identitas objek dan komples objek. Identitas objek secara otomatis diberikan
pada objek sejak objek pertama kali dibuat, tidak dapat diubah atau digunakan
kembali oleh objek lain. Kompleks objek adalah objek yang terdiri dari objek-
objek lainnya.
26
• Inheritance. Suatu jenis relasi antar tipe objek, dimana satu tipe merupakan
subtype dari tipe lainnya dan karenanya mewarisi semua karakteristiknya.
Menurut Connolly (2005,p900) model objek ODMG memungkinkan
perancangan dan implementasi dipindahkan antar system yang mengikuti standarnya.
Model objek ODMG menspesifikasikan pemodelan dasar, sebagai berikut :
• Objek dan literal.
• Objek-objek dan literal-literal dapat dikategorikan sebagai type. Semua objek
dan literal dari suatu type menunjukan behavior dan state yang umum.
• Behavior ditentukan oleh sekumpulan operasi yang dilakukan pada objek atau
oleh objek. Operasi dapat mempunyai parameter-parameter input / output dan
dapat mengembalikan nilai.
• State ditentukan oleh nilai propertinya. Suatu property dapat berupa atribut atau
berupa relasi suatu objek dengan objek lainnya.
Menurut Hoffer (2002,p525) Keuntungan dari pemodelan menggunakan orientasi objek
adalah :
1. Memiliki kemampuan untuk menangani permasalahan yang lebih beraneka
ragam atau lebih menantang.
2. Memiliki kemampuan yang lebih bervariasi untuk mengkomunikasikan antara
users, analysts, designers, and programmers.
3. Meningkatkan konsistensi di antara aktivitas analisis, perancangan, dan
pemrograman.
27
4. Memiliki gambaran yang jelas dalam menggambarkan bagian sistem.
5. Memiliki sistem yang tangguh.
6. Memiliki kemampuan untuk dipergunakan dalam hasil analisa, perancangan dan
pemrograman..
7. Meningkatkan konsistensi pengembangan model selama menggunakan analisa,
perancangan, dan pemrograman berorientasi objek.
2.1.6.2.2 Object Definition Language
Menurut Eaglestone (1998,p92), Object Definition Language (ODL)
adalah bahasa untuk mendefinisikan tipe objek yang sesuai dengan model data objek.
ODL memungkinkan program aplikasi untuk mengakses dan menggunakan isi dari basis
data berbasis objek.
Gambar 2.1 Relasi antara ODL dan bahasa pemrograman lainnya
Gambar 2.1 menunjukan pemisahan fungsi antara bahasa pemrograman
dan ODL. ODL menyediakan basis data berbasis objek dengan metadata, yang disimpan
Program aplikasi basis data berbasis objek yang ditulis dalam bahasa pemrograman seperti C++ , Smalltalk, atau Java
Definisi ODL sebagai antar muka antara aplikasi dengan basis data berbasis objek
Implementasi basis data berbasis objek yang ditulis dalam bahasa pemrograman seperti C++, Smalltalk, atau Java
28
sebagai kumpulan dari objek (meta objek). ODL juga menyediakan antar muka uuntuk
program aplikasi dalam bahasa pemrograman lain ke tipe objek yang harus diakses dan
dimanipulasi.
Fasilitas dimana ODL, OQL, dan bahasa pemrograman tertentu dapat
digunakan bersama-sama disebut binding. ODL atau OQL binding ditentukan untuk
memungkinkan aplikasi dibuat menggunakan berbagai bahasa pemrograman, untuk saat
ini C++, Smalltalk, dan Java.
2.1.6.2.3 Object Query Language
Menurut Eaglestone (1998,p175) Object Query Language (OQL) adalah
bahasa untuk mengkueri dan memanipulasi basis data berbasis objek yang sesuai dengan
model data objek. Sintaks OQL berasal dari SQL, tetapi juga dikembangkan untuk
menangani kelebihan konsep berbasis objek.
2.1.6.2.4 ODMG Language Bindings
Menurut Connolly (2005,p918) ODMG language bindings menentukan
bagaimana ODL / OML dipetakan ke bahasa pemrograman. Bahasa yang mendukung
adalah Smalltalk, C++, dan Java.
2.2 Analisis dan disain basis data berbasis objek dengan The Unified Modeling
Language (UML)
Diagram-diagram UML
Menurut Bahrami (1999,p94) ada delapan diagram UML :
1. Class Diagram
29
2. Use Case Diagram
3. Behavior Diagram (dynamic) :
a. Interaction Diagram
i. Sequence Diagram
ii. Collaboration Diagram
b.Statechart Diagram
c. Activity Diagram
4. Implementation Diagram :
a. Component Diagram
b. Deployment Diagram
UML Class Diagram
UML class diagram adalah diagram analisis statis utama. Diagram ini
menunjukan struktur statis model. Class diagram adalah kumpulan dari elemen-elemen
pemodelan statis, seperti kelas-kelas dan relasinya.
Pemodelan objek adalah proses dimana objek logical dalam dunia nyata
dipetakan ke objek actual dalam program. Untuk membangun suatu model dunia nyata
yang efektif, anda harus mempertanyakan objek-objek apa yang dibutuhkan didalam
sistem. Tujuan pemodelan objek adalah untuk menunjukan secara grafis apa yang objek
lakukan didalam problem domain, menggambarkan struktur (hirarki kelas atau part
whole) dan relasi antar objek (seperti asosiasi) dengan notasi visual.
Gambar di bawah ini menunjukkan notasi dasar class diagram. Dalam
analisis, biasanya cukup untuk menggambarkan class dengan namanya. Struktur dibuat
sesederhana mungkin.
30
Association dan aggregation dapat mempunyai multiplicity. Multiplicity
dapat berupa angka atau interval, seperti 0..3, 1..*, dan “*” disebut “many”.
Kita dapat menambahkan detil class dengan menambahkan atribut dan
operasi lengkap dengan parameter. Kita juga dapat menunjukkan apakah atribut dan
operasi itu public atau private.
Gambar 2.2 Notasi class diagram
Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsi-fungsi dari suatu system. Use
case berhubungan dengan serangkaian transaksi, dimana setiap transaksi dipicu dari luar
system (actor) dan membuat objek-objek internal saling berinteraksi dan juga dengan
lingkungan system.
Keterangan dari use case menentukan apa yang terjadi dalam sistem
ketika use case dijalankan. Intinya, model use case menentukan model luar (actor) dan
model dalam (use case) dari behavior system.
31
Gambar 2.3 Notasi use-case diagram
Sequence Diagram
Sequence diagram adalah cara yang mudah untuk menggambarkan
behavior system dengan memperhatikan interaksi antara system dengan lingkungannya.
Sequence diagram menunjukan interaksi yang disusun berdasarkan urutan waktu.
Diagram ini juga menunjukan objek-objek yang terlibat dalam interaksi dengan garis
hidupnya, dan message yang dikirim, diatur berdasarkan urutan kejadian.
Sequence diagram memiliki dua dimensi. Dimensi vertikal berdasarkan
waktu, sedangkan dimensi horizontal mewakili objek-objek yang berbeda. Garis vertikal
disebut lifeline object. Life line mewakili keberadaan objek selama interaksi.
Setiap message diwakili oleh anak panah antara lifeline dua objek. Urutan
kemunculan message diperlihatkan dari atas ke bawah dalam halaman. Masing-masing
message diberi label dengan nama message. Label juga dapat berisi argumen dan
informasi pengendalian.
32
Sequence diagram adalah cara alternatif untuk memahami keseluruhan
alur pengendalian dari program. Akan lebih mudah menggunakan sequence diagram
untuk memahami urutan behavior dibandingkan dengan melihat kode program.
Gambar 2.4 Notasi sequence diagram
Statechart Diagram
Statechart diagram menggambarkan urutan state yang objek lalui selama
hidupnya dalam merespon rangsangan luar dan message. State adalah kumpulan nilai
yang menggambarkan objek berada pada suatu titik dalam waktu yang digambarkan oleh
simbol state dan transisinya digambarkan dengan anak panah yang menghubungkan
simbol-simbol state. Suatu statechart dapat mempunyai subdiagram.
Statechart diagram menggambarkan state dari eksekusi method (state
dari objek mengeksekusi method), dan aktivitas dalam diagram mewakili aktivitas objek
33
yang melakukan method tersebut. Statechart diagram berguna untuk memahami
algoritma dalam menjalankan suatu method.
Gambar 2.5 Notasi statechart diagram
Collaboration Diagram
Tipe lain dari diagram interaksi adalah collaboration diagram.
Collaboration diagram menggambarkan kolaborasi, yaitu serangkaian message yang
dikirimkan antar objek dalam kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Seperti
sequence diagram, anak panah menunjukkan message yang dikirimkan dalam suatu use
case. Dalam collaboration diagram, urutannya ditunjukkan dengan menomori message.
Activity Diagram
Activity diagram adalah variasi dari state diagram yang digunakan untuk
memodelkan seluruh proses bisnis. State adalah kegiatan yang mewakili terjadinya
operation, dan transition dipicu oleh selesainya operation. Kegunaan activity diagram
adalah untuk menyediakan view dari aliran proses bisnis dan apa yang terjadi dalam use
case.
34
Component Diagram
Component diagram memodelkan komponen fisik dalam perancangan
(seperti source code, executable program, user interface). Package digunakan untuk
menunjukkan bagaimana mengelompokkan class.
Deployement Diagram
Deployment diagram menunjukkan konfigurasi komponen-komponen,
proses-proses, dan objek-objek. Deployment diagram berisi node-node yang
dihubungkan dengan jalur komunikasi. Node dapat berisi component instance.
Component dapat berisi objek. Component dihubungkan dengan component lain melalui
dependency, biasanya melalui antarmuka, yang menunjukkan bahwa satu component
menggunakan layanan component lainnya.
2.3 Teori-teori Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi
2.3.1 Pengertian
Menurut Koesoemadinata (1990,p208), Eksplorasi merupakan kegiatan
penting dalam industri energi pada umumnya dan pada khususnya industri minyak dan
gas bumi. Jelaslah, bahwa demi kelangsungan peradaban kita, diperlukan produksi
minyak dan gas bumi secara terus menerus. Dengan demikian cadangan makin menciut,
dan hanya dengan kegiatan eksplorasi sajalah cadangan akan bertambah atau setidaknya
dipertahankan. Suatu pengertian yang salah dewasa ini adalah bahwa eksplorasi
merupakan suatu aktivitas satu kali saja. Banyak ahli ekonomi ataupun hal layak ramai
mengira, bahwa jika suatu daerah telah diselidiki atau dieksplorasi dapatlah diketahui
apakah daerah itu mengandung cadangan minyak atau tidak. Mereka kemudian
35
mengharapkan bahwa dengan dilakukannya eksplorasi untuk seluruh daerah tersebut,
misalnya seluruh daerah Indonesia, dapatlah diadakan inventarisasi mengenai jumlah
cadangan minyak kita dan sampai kapan habisnya minyak bumi ini.
Jangankan mengetahui seluk-beluk cara terdapatnya minyak didalam
suatu daerah, apalagi untuk seluruh daerah Indonesia, sedangkan cara terbentuk dan
terdapatnya minyak bumi didalam kerak bumipun belum kita mengerti sedalam-
dalamnya ataupun meramalkannya. Beberapa konsepsi dari teori antiklin, perangkap
stratigrafi, dan kosepsi mengenai hidrodinamika, menunjukan bahwa pemikiran kita
terus menerus berkembang dan menghasilkan konsepsi baru tentang terdapatnya dan
keadaan geologi minyak bumi. Sebagai suatu contoh ialah misalnya, pencarian minyak
dan gas bumi di Amerika Serikat sudah berlangsung puluhan tahun, dan dilakukan oleh
puluhan ribu ahli geologi, dengan modal yang sangat besar serta menggunakan berbagai
metoda yang paling modern, tetapi sampai kini masih tetap dapat ditemukan cadangan
baru di dalam daerah yang sudah lama dieksplorasi, walaupun makin lama cadangan
memang makin kecil dan makin sulit untuk ditemukan.
Adalah paradoxal sekali, bahwa sampai kini cadangan minyak bumi
bukannya menciut, tetapi tambah meningkat, berkat usaha eksplorasi, walaupun tidak
merata dari tahun ke tahun.
Telah banyak contoh untuk Indonesia diberikan, seperti misalnya, suatu
daerah di Sumatra Tengah yang telah dieksplorasi oleh perusahaan asing yang cukup
besar dan telah mengadakan hampir 20 pemboran dan menyatakan daerah itu tidak
menghasilkan minyak. Tetapi kemudian daerah tersebut diambil oleh perusahaan lain
dan ternyata dapat menghasilkan beberapa lapangan minyak dan cadangan baru dalam
daerah yang sama.
36
Semua hal tersebut bukannya karena kebodohan para ahli geologi yang
ditugaskan pada waktu itu, tetapi semata-mata disebabkan kemajuan pengetahuan ilmu
geologi minyak dan gas bumi serta digunakannya berbagai metoda baru. Misalnya saja
pada zaman dahulu belum ada pengertian mengenai batuan induk, fungsi gradient
geothermal, cara pertumbuhan terumbu koral, sedimentasi karbonat. Selain itu juga,
pada waktu itu metoda seismic masih pada permulaan taraf perkembangannya. Dewasa
ini metoda seismic telah mengalami kemajuan begitu pesat, dengan menggunakan
komputer untuk pengolahan datanya sedemikian rupa sehingga telah jauh lebih maju
dari sebelumnya. Walaupun demikian sampai kinipun metoda seismic belum sama sekali
dapat memberikan gambaran yang sebenarnya, sehingga masih tetap harus berkembang
di masa mendatang. Meskipun penilaian orang terhadap metoda seismic dewasa ini
begitu tinggi, tetapi jumlah cadangan minyak sebenarnya belumlah dapat diketahui,
karena sebagaimana telah dikatakan cara terdapatnya minyak bumi pun belum diketahui
seluruhnya. Kita tidak mengetahui apakah minyak bumi terdapat selain dalam perangkap
antiklin, dan dalam perangkap stratigrafi, juga terdapat dalam perangkap jenis lain. Kita
pun tidak mengetahui, apakah ada batuan reservoir jenis lain, tempat minyak bumi dapat
berkumpul, dan apakah ada keadaan geologi yang lain sama sekali, yang memungkinkan
pembentukan dan akumulasi minyak bumi itu. Seorang eksplorator pada waktu
mendatang haruslah lebih cerdas, dan harus mempergunakan konsepsi dan teori baru
serta menemukan cadangan tambahan didaerah yang hingga kini dikira tidak ada minyak
bumi. Sejalan dengan eksplorasi, penelitian dalam bidang geologi minyak dan bumi
haruslah senantiasa dilaksanakan untuk menstimulasi timbulnya berbagai konsepsi serta
teori baru tentang terbentuknya dan terdapatnya minyak dan gas bumi.
37
2.3.2 Dasar Filsafat Eksplorasi
Eksplorasi jangan hanya diartikan sebagai usaha penambahan lapangan
minyak baru atau perluasan daeerah produksi, sebab hal ini jelas bukanlah demikian
dilihat dari pandangan bahwa tidaklah mungkin suvey di suatu daaerah dapat
mengetahui segala sesuatu yang terdapat di bawahnya. Usaha eksplorasi harus dianggap
sebagai suatu bagian integral dari pada produksi, yaitu setidak-tidaknya
mempertahankan besarnya cadangan. Jika kita harus meningkatkan minyak lebih
banyak, maka kita harus mendapatkan cadangan lebih banyak. Motto dari pada suatu
eksplorasi minyak bumi adalah untuk setiap barel minyak yang diproduksikan, paling
sedikit harus ditemukan satu barel cadangan baru. Hal ini berarti, kalau kita
meningkatkan produksi minyak bumi harus kita tingkatkan pula penemuan cadangan
baru. Dengan dasar filsafat ini sesuai dengan konsepsi bahwa usaha eksplorasi minyak
bumi itu bukan hanya merupakan suatu survey atau inventarisasi tempat terdapatnya
minyak bumi dalam suatu daerah, tetapi lebih merupakan peningkatan cadangan minyak
bumi, dengan menguji kita sendiri untuk dapat berfikir serta menemukan minyak dalam
daerah yang sama.
2.3.3 Urutan Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi
Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi tidak dibedakan antara suatu
survey pendahuluan atau prospeksi dan eksplorasi sebagaimana dalam bidang
pertambangan. Yang diartikan eksplorasi minyak dan gas bumi dalam industri minyak
adalah semua kegiatan dari permulaan sampai akhir dalam usaha penemuan dan
penambahan cadangan minyak dan gas bumi yang baru. Sebagaimana telah dikatakan,
operasi eksplorasi mencakup semua kegiatan yang merupakan bagian integral dalam
38
usaha pencarian minyak bumi, termasuk pemboran eksplorasi. Pekerjaan penyelidikan
dalam suatu eksplorasi minyak bumi ini dilakukan pada umumnya oleh para ahli
geologi, termasuk juga mereka yang berspesialisasi dalam geofisika, paleontology, dan
sebagainya. Fasa ini berlangsung terus menerus, hingga pada taraf eksploitasi. Dalam
hal ini seorang ahli geologi harus membantu dalam penentuan cadangan dan juga dalam
rencana pemboran eksploitasi.
Urutan suatu operasi eksplorasi meliputi proses sebagai berikut :
1. Perencanaan eksplorasi (exploration planning).
2. Operasi survey lapangan.
3. Penilaian dan prognosis prospek.
4. Pemboran eksplorasi.
5. Pengembangan dan reevaluasi daerah.
Sejajar dengan dilakukannya urutan operasi eksplorasi ini juga dilakukan pengkajian dan
evaluasi secara terus menerus oleh suatu kelompok studi yang menunjang eksplorasi dan
yang menyarankan berbagai garis kebijaksanaan dalam bidang eksplorasi.
Dalam urutan operasi survey eksplorasi minyak dan gaas bumi, yang pertama-tama
harus dilakukan adalah suatu studi mengenai keadaan geologi regional daerah yang telah
dipilih, sehingga kita dapat mengetahui misalnya, jenis cekungannya, geologi sejarah
perkambangan cekungan serta sedimentasinya, kerangka tektonik dan sebagainya. Dari
studi ini kemudian dilakukan suatu tinjauan sepintas lalu (reconnaissance survey) yang
merupakan suatu operasi lapangan, dengan cara mengunjungi daerah tertentu. Semua
survey itu dimaksudkan untuk mendapatkan kesan umum mengenai keadaan geologinya
dengan memilih bagian daerah yang kritis untuk meyakinkan suatu gejala geologi yang
penting ataupun struktur yang dapat merupakan perangkap. Dari survey yang bersifat
39
sepintas lalu ini, didapatkan setidaknya beberapa daerah yang prospektif. Untuk lebih
mengetahui keadaan geologi daerah ini, seringkali pada stadium ini dilakukan suatu
pemboran stratigrafi. Dari penyelidikan peninjauan umum itu kita harus melakukan
penelitian detil pada prospek yang telah ditemukan itu. Penelitian detil ini bisa
dilaksanakan dengan penyelidikan geologi permukaan atau geologi lapangan, terutama
dengan mengadakan survey seismic yang dilakukan dengan system kisi yang dewasa ini
merupakan penyelidikan baku (standard). Kisi ini di buat dengan jarak misalnya setiap 3
atau 2 kilometer, bahkan kadang-kadang juga dengan jarak ½ kilometer apabila ingin
lebih teliti. Dari pekerjaan sesismik, pekerjaan geologi lapangan dan studi regional,
dapatlah dinilai prospek yang mempunyai harapan paling baik untuk menghasilkan
minyak bumi ataupun yang tidak.
Dari penilaian dan prognosis tersebut, dapat dilakukan pemboran
eksplorasi dan baru dari pemboran eksplorasi inilah sebetulnya dapat dikatakan berhasil
atau tidaknya ditemukan suatu lapangan munyak baru. Dapatlah dilihat bahwa sebelum
pemboran eksplorasi tersebut dilakukan, haruslah dilakukan serentetan penyelidikan dan
evaluasi untuk menentukan lokasi pemboran eksplorasi yang mahal harganya. Biaya satu
pemboran eksplorasi dapat mencapai beberapa puluh milyar rupiah. Penyelidikan untuk
menentukan lokasi ini seharusnya tidak lebih dari pada biaya pemboran. Pada tahap
eksplorasi ini metoda seismic (seismic survey) dan pengukuran daya tarik bumi (gravity
survey) sering dilakukan. Juga survey magnetic udara (aeromagnetic) ataupun survey
magnetic daratan pada tahap reconnaissance. Selain itu pada tahap reconnaissance ini
penyelidikan dengan metoda pengideraan jauh (remote sensing) dan foto udara sering
dilakukan. Juga pemetaan yang bersifat pengukuran stratigrafi serta penyelidikan
lapangan lainnya dilakukan pada tahap tersebut.
40
Pada tahap detil, geologi lapangan masih juga dilakukan dengan mengadakan pemetaan
detil, yang sering juga ditunjang dengan pemboran tangan ataupun pemboran dangkal.
Dewasa ini metoda tersebut sudah jarang dilakukan dan pada umunya operasi seismic
detil lebih banyak dilakukan untuk mendetilkan suatu prospek
(Koesoemadinata,1990,p208-212).