10. BAB 1

8
 1 ` BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang dijumpai secara luas di daerah tropis dan subtropis terutama di daerah dengan kualitas sumber air yan g tid ak memadai den gan stan dar hygien e dan sanitas i yan g rendah . Beberapa hal yang memepercepat terjadinya penyebaran demam tifoid di  Negara sedang berkembang adalah urbanisasi, kepadatan penduduk, sumber air minum dan standar hygiene industri pengolahan makanan yang masih rendah. Menurut Pang, selain karena meningkatnya urbanisasi, demam tifoid masih terus menjadi masalah karena beberapa faktor lain yaitu penyediaan air  bersih yang tidak memadai, adanya strain yang resisten terhadap antibiotik, masal ah pada identif ikasi dan pe natal aksanaa n kari er, keterla mbatan membuat diagnosis yang pasti, patogenesis dan faktor virulensi yang belum dimengerti sepenuhnya serta belum tersedianya vaksin yang efektif , aman dan murah (ohman, dkk, !""#$. Pad a beb erapa dek ade tera khi r demam tif oid sud ah jara ng ter jadi di negara%negara industri, namun tetap menjadi masalah kesehatan yang serius di sebagian &ilayah dunia. 'ejadian demam tifoid di dunia sekitar !,) juta kasus dan terbany ak di *sia, *frika dan *meri ka +ati n dengan angka kematia n sebesar !"" ."" ". et iap tahunnya , - jut a kas us ter jadi di *sia enggara, dengan angka kematian )"".""" orang. /ingga saat ini penyakit demam tifoid masih merupakan masalah kesehatan di negara%negara tropis termasuk 0ndonesia dengan angka kejadian sekitar -)" sampai 1" kasus  pertahun dan angka kematian 2, sampai " ,#3 (4/5, !""#$.

description

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang dijumpai secara luas di daerah tropis dan subtropis terutama di daerah dengan kualitas sumber air yang tidak memadai dengan standar hygiene dan sanitasi yang rendah. Beberapa hal yang memepercepat terjadinya penyebaran demam tifoid di Negara sedang berkembang adalah urbanisasi, kepadatan penduduk, sumber air minum dan standar hygiene industri pengolahan makanan yang masih rendah. Menurut Pang, selain karena meningkatnya urbanisasi, demam tifoid masih terus menjadi masalah karena beberapa faktor lain yaitu penyediaan air bersih yang tidak memadai, adanya strain yang resisten terhadap antibiotik, masalah pada identifikasi dan penatalaksanaan karier, keterlambatan membuat diagnosis yang pasti, patogenesis dan faktor virulensi yang belum dimengerti sepenuhnya serta belum tersedianya vaksin yang efektif, aman dan murah

Transcript of 10. BAB 1

7

`BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDemam tifoid merupakan penyakit infeksi yang dijumpai secara luas di daerah tropis dan subtropis terutama di daerah dengan kualitas sumber air yang tidak memadai dengan standar hygiene dan sanitasi yang rendah. Beberapa hal yang memepercepat terjadinya penyebaran demam tifoid di Negara sedang berkembang adalah urbanisasi, kepadatan penduduk, sumber air minum dan standar hygiene industri pengolahan makanan yang masih rendah. Menurut Pang, selain karena meningkatnya urbanisasi, demam tifoid masih terus menjadi masalah karena beberapa faktor lain yaitu penyediaan air bersih yang tidak memadai, adanya strain yang resisten terhadap antibiotik, masalah pada identifikasi dan penatalaksanaan karier, keterlambatan membuat diagnosis yang pasti, patogenesis dan faktor virulensi yang belum dimengerti sepenuhnya serta belum tersedianya vaksin yang efektif, aman dan murah (Rohman, dkk, 2004).Pada beberapa dekade terakhir demam tifoid sudah jarang terjadi di negara-negara industri, namun tetap menjadi masalah kesehatan yang serius di sebagian wilayah dunia. Kejadian demam tifoid di dunia sekitar 21,6 juta kasus dan terbanyak di Asia, Afrika dan Amerika Latin dengan angka kematian sebesar 200.000. Setiap tahunnya, 7 juta kasus terjadi di Asia Tenggara, dengan angka kematian 600.000 orang. Hingga saat ini penyakit demam tifoid masih merupakan masalah kesehatan di negara-negara tropis termasuk Indonesia dengan angka kejadian sekitar 760 sampai 810 kasus pertahun dan angka kematian 3,1 sampai 10,4% (WHO, 2004).Butler (2006) melakukan penelitian di Bangladesh pada 552 anak yang menderita demam tifoid dengan biakan empedu positif, leukopenia