1 · Web viewBeberapa peraturan pemerintah dan undang-undang tentang pemekaran Kepulauan Riau...
Transcript of 1 · Web viewBeberapa peraturan pemerintah dan undang-undang tentang pemekaran Kepulauan Riau...
13
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
2.1. Sejarah Singkat
Kabupaten Bintan sebelumnya merupakan Kabupaten Kepulauan Riau, Kabupaten
Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad yang silam tidak hanya di nusantara tetapi juga
mancanegara. Wilayahnya memiliki cirri khas terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang
tersebar di Laut Cina Selatan, karena itulah julukan Kepulauan “Segantang Lada” sangat tepat
untuk menggambarkan betapa banyaknya pulau yang ada di daerah ini.
Pada tahun 1722-1911, terdapat dua kerajaan melayu yang berkuasa dan berdaulat
yaitu Kerajaan Melayu Lingga yang pusat kerajaannya di Daik dan Kerajaan Melayu Riau di Pulau
Bintan, berdasarkan Treaty of London kedua kerajaan ini dijadikan satu menjadi Kerajaan Melayu
yang wilayah kekayuasaannya bukan hanya di Kepulauan Riau tetapi meliputi daerah Johor dan
Malak (Malaysia), Singapura dan sebagian wilayah Indragiri Hilir. Pusat kerajaan terletak di Pulau
Penyengat dan menjadi terkenal di Nusantara dan kawasan Semenanjung Malaka.
Pemerintah Hinidia Belanda menyatukan wilayah Riau Lingga dengan Indragiri untuk
dijadikan sebuah keresidenan yang dibagi menjadi dua Afdelling yaitu: (1). Afdelling
Tanjungpinang yang meliputi Kepulauan Riau-Lingga, Indragiri Hilir dan Kateman yang
berkedudukan di Tanjungpinang dan, (2). Afdelling Indragiri yang berkedudukan di Rengat.
Berdasarkan Surat Keputusan delegasi Republik Indonesia, Provinsi Sumatera Tengah
tanggal 18 Mei 1950 No.9/Deprt. menggabungkan diri ke dalam Republik Indonesia dan
Kepulauan Riau diberi status daerah Otonom Tingkat II yang dikepalai oleh Bupati sebagai kepala
daerah dengan membawahi empat kewedanan sebagai berikut: (1). Kewedanan Tanjungpinang
meliputi wilayah kecamatan Bintan Selatan (termasuk kecamatan Bintan Timur, Galang,
Tanjungpinang Barat dan Tanjungpinang Timur), (2). Kewedanan Karimun meliputi wilayah
kecamatan Karimun, Kundur dan Moro, (3). Kewedanan Lingga meliputi wilayah kecamatan
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
BAB IIGAMBARAN UMUM KABUPATEN BINTAN
13
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
Lingga, Singkep dan Senayang, dan (4). Kewedanan Pulau Tujuh meliputi wilayah kecamatan
Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur.
Kemudian berdasarkan Surat Keputusan No.26/K/1965 dengan mempedomani Instruksi
Gubernur Riau tanggal 10 Februari 1964 No.524/A/1964 dan Instruksi No.16/V/1964 dan Surat
Keputusan Gubernur Riau tanggal 9 Agustus 1964 No.UP/247/5/1965, tanggal 15 November 1965
No. UP/256/5/1965 menetapkan terhitung mulai Januari 1966 semua daerah administratif
kewedanan dalam Kabupaten Kepulauan Riau di hapuskan.
Beberapa peraturan pemerintah dan undang-undang tentang pemekaran Kepulauan
Riau menjadi beberapa kota dan kabupaten, sebagai berikut:
1. Peraturan Pemerintah No.31 tahun 1983 dibentuk kota administratif Tanjungpinang
2. Peraturan Pemerintah No.34 tahun 1983 dibentuk kotamadya Batam.
3. Undang-undang No. 53 tahun 1999 dan UU No.13 tahun 2000, Kepulauan Riau
dimekarkan menjadi 3 Kabupaten antara lain Kabupaten Kepulauan Riau, Kabupaten
Karimun dan Kabupaten Natura
4. Undang-undang No.5 tahun 2001, kota administratif Tanjungpinang berubah menjadi Kota
Tanjungpinang.
5. Peraturan Pemerintah No.5 tahun 2006 tanggal 23 Februari 2006, Kabupaten Kepulauan
Riau berubah nama menjadi Kabupaten Bintan.
2.2. Letak Geografi
Kabupaten Bintan terletak antara 0 derajat 6 menit 17 detik Lintang Utara dengan 1
derajat 34 menit 52 detik Lintang Selatan dan 104 12 detik derajat Bujur Timur di sebelah Barat
dan 108 derajat 12 menit 47 detik Bujur Timur di sebelah Barat dan 108 derajat 2 menit 27 detik
Bujur Timur di sebelah Timur. Luas wilayah daratan dan lautan mencapai 88.038,54 Km persegi
dengan luas daratan 1.946,13 KM persegi (2,21 persen) dan luas lautan 86.092,41 Km persegi
( 97.79 persen).
Jumlah pulau besar dan pulau kecil yang ada seluruhnya 241 buah pulau, 49 pulau
diantaranya sudah dihuni, 192 pulau kosong, 190 pulau bernama dan 12 pulau tidak bernama.
Pulau yang tidak berpenghuni serta tidak bernama sebagian sudah dimanfaatkan untuk kegiatan
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
13
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
pertanian khususnya usaha perkebunan. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel dan gambar
peta berikut ini:
Tabel 1. Jumlah dan Luas Pulau Menurut Kecamatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
No KecamatanJumlah Pulau Luas
( KM2)Sudah dihuni
Belum dihuni Jumlah Daratan Lautan
1 Teluk Bintan 5 2 7 185,00 226,972 Bintan Utara 3 8 11 219,25 198,573 Sri Kuala Lobam (* - - - - -4 Teluk Sebong - 23 23 408,34 3.829,335 Bintan Timur 21 71 92 461,00 18.417,516 Gunung Kijang - 15 15 503,12 4.426,617 Tambelan 20 34 54 169,42 58.993,42
Jumlah 49 153 202 1.946,13 86.092,41 Sumber : Bintan dalam angka 2006 (* Data Masih Gabung Bintan Utara
Gambar 1. Jumlah Pulau yang Sudah dihuni Menurut Kecamatan
Kabupaten Bintan Tahun 2007
5 3
2120
Teluk Bintan Bintan UtaraTeluk SebongBintan TimurGunung KijangTambelan
Dari Gambar 1 (Pie Diagram) diatas, Kecamatan Bintan Timur merupakan Kecamatan
dengan jumlah pulau yang sudah dihuni terbesar yaitu 21 pulau dan Tambelan sebanyak 20
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
13
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
pulau, bila dilihat dari persentase hunian pulau tertinggi di Kecamatan Teluk Bintan sebesar 71,42
% sedangkan yang terendah hunian pulaunya adalah Kecamatan Gunung Kijang dan Teluk
Sebong.
Pada tahun 2007 telah dilakukan pemekaran wilayah kecamatan menjadi 7 (tujuh)
kecamatan yaitu Kecamatan Kuala Sri Lobam, sampai dengan pembuatan profil kesehatan ini
belum bias ditampilkan datanya dan masih bergabung dengan kecamatan induk yaitu Kecamatan
Bintan Utara.
Gambaran perbandingan luas daratan dengan luas lautan di Kabupaten Bintan Tahun
2007 menurut kecamatan dapat dilihat pada Grafik 1 dibawah ini:
Grafik 1. Perbandingan Luas Daratan dan Lautan Menurut Kecamatan
Kabupaten Bintan Tahun 2007
185.00219.25
408.34
503.12
169.42
226.97198.57
3.829
18.4174.426
58.993461
0.00
100.00
200.00
300.00
400.00
500.00
600.00
Tl.Bintan Bin.Utara Tl.Sebong Bin. Timur Gn.Kijang Tambelan
Luas
(Km
2)
Daratan Lautan
Dari Grafik 1 diketahui bahwa dari 7 (tujuh) kecamatan yang ada di Kabupaten Bintan
terdapat 3 (tiga) kecamatan yang memiliki luas daratan tertinggi yaitu masing-masing diatas 40%
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
13
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
bila dibandingkan dengan luas lautan, yaitu Kecamatan Bintan Utara (52.47%) dan Teluk Bintan
(44.91%), sedangkan luas daratannya terendah di Kecamatan Tambelan (0.29%).
Daerah Kabupaten Bintan berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Natuna
Sebelah Selatan : Kabupaten Lingga.
Sebelah Barat : Kota Tanjungpinang dan Kota Batam.
Sebelah Timur : Propinsi Kalimantan Barat.
Gambar 2. Peta Wilayah Kabupaten Bintan
2.3 Keadaan Penduduk .
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
13
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
Kabupaten Bintan sa’at ini terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan dan 10 kelurahan serta 32
desa dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 berdasarkan data Badan Pusat Statistik yaitu
berjumlah 122.677 jiwa dengan kepadatan penduduk 63 jiwa per kilometer persegi.
Grafik 2. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
46,456
18,47817,155 16,311
8,555
11,197
4,525
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
50,000
BintanTimur
Bintan Utara Sri KualaLobam
GunungKijang
Teluk Bintan TelukSebong
Tambelan
Kecamatan
Jml P
endu
duk
Dari grafik 2 diatas, diketahui bahwa jumlah penduduk tertinggi adalah di Kecamatan
Bintan Timur sebesar 46.456 jiwa sedangkan penduduk terendah di Kecamatan Tambelan
sebesar 4.525 jiwa, sedangkan pada grafik 3 dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi di
Kecamatan Sri Kuala Lobam sebesar 241 jiwa/km2, hal disebabkan karena jumlah tenaga kerja
yang bertempat tinggal di daerah industri lobam cukup tinggi dan tercatat sebagai penduduk
Kecamatan Sri Kuala Lobam, kecamatan ini merupakan daerah pemekaran dari kecamatan induk
Kecamatan Bintan Utara. Kepadatan terendah adalah Kecamatan Teluk Sebong dan Tambelan
masing-masing 27 jiwa/km2, kepadatan penduduk menurut kecamatan dapat dilihat pada pada
grafik 3 dibawah ini:
Grafik 3. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
13
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
101
125
241
3246
27 27
-
50
100
150
200
250
300
Bintan Timur Bintan Utara Sri KualaLobam
GunungKijang
Teluk Bintan TelukSebong
Tambelan
Kecamatan
Kepa
data
n Pe
ndud
uk
Jumlah kelahiran hidup dari 7 kecamatan pada tahun 2007 yaitu sebanyak 3.019 , bila
dihitung rata-rata kelahiran hidup per kecamatan terjadi peningkatan sebesar 2.45 persen
dibandingkan dengan tahun 2006 sebanyak 2.945 kelahiran hidup.
Gambar 3. Jumlah Kelahiran Hidup Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten
Bintan Tahun 2007
1,136
530
347 430
224
228124
Bintan Timur
Bintan Utara
Sri Kuala Lobam
Gunung Kijang
Teluk Bintan
Teluk Sebong
Tambelan
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
13
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
2.4. Keadaan Pendidikan .
Salah satu keberhasilan pembangunan dalam suatu negara adalah apabila didukung
oleh sumber daya manusia yang berkualitas melalui jalur pendidikan. Pemerintah berupaya
menghasilkan dan meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia yang ada. Wajib belajar 6
tahun yang kemudian dilanjutkan dengan wajib belajar 9 tahun serta program pendidikan lainnya
merupakan bentuk upaya pemerintah dalam menciptakan sumberdaya yang berkualitas yang
pada akhirnya akan tercipta sumberdaya manusia tangguh yang siap bersaing pada era
globalisasi.
Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat
menunjang dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dari tahun ketahun fasilitas pendidikan
semakin meningkat serta diimbangi juga dengan jumlah murid yang semakin meningkat setiap
tahunnya, kecuali jumlah murid sekolah menengah pertama mengalami penurunan.
Salah satu ukuran mendasar bidang pendidikan adalah tingkat buta huruf. Menurut
Susenas 2006 persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang melek huruf tercatat 93.48 persen
dan yang buta huruf sekitar 6.52 persen.
Gambar 4. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Kemampuan
Baca Tulis Tahun 2006
93.48%
6.52%
Melek huruf
Buta huruf
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
13
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
2.5. Keadaan Ekonomi .
Berdasarkan pembentukan modal tetap bruto, jumlah investasi PMA di Kabupaten Bintan
sampai dengan tahun 2006 adalah sebesar US$ 17,04 Milyar, atau relatif mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2005 sebesar US$ 17,06 Milyar, sedangkan jumlah investasi PMDN periode
tahun 2005-2006 tidak mengalami peningkatan yang berarti realisasi tahun 2006 sebesar Rp.
78,14 Milyar.
Pada periode tahun 2005-2006 jumlah investasi di Kabupaten Bintan sebanyak 88 buah
dan sepanjang tahun 2006 terdapat 108 buah bidang usaha dan dikelola sebanyak 84
PMA/PMDN, dengan jumlah penyerapan tenaga kerja keseluruhannya sebanyak 501 tenaga kerja
asing dan 25.968 tenaga kerja Indonesia.
Penurunan kinerja investasi disebabkan oleh berkurangnya realisasi investasi
PMA/PMDN. Realiasi investasi PMA di kawasan berikat Lagoi pada tahun 2006 sebesar US$
233,9 juta, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,9 persen atau sebesar US$
258,9 juta dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 4.411 orang dari 32 bidang usaha Izin
Usaha Tetap (IUT) PMA.
Tahun 2006 tercatat jumlah PMA sebanyak 70 buah, tersebar di 3 lokasi yakni dikawasan
berikat Lagoi sebanyak 20 perusahaan, kawasan berikat Lobam sebesar 29 perusahaan dan
diluar kawasan berikat sebanyak 21 perusahaan. Keseluruhan investasi PMA ini mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak 21.976 tenaga kerja Indonesia dan 477 orang tenaga kerja
asing.
Pada tahun periode tahun 2005-2006 terjadi penurunan jumlah investasi khususnya
dikawasan berikat Lobam, jumlahnya sebesar 31 unit turun menjadi 29 unit pada tahun 2006.
diketahui pada tahun 2005 realisasi PMA dikawasan ini jumlahnya sebesar US$ 53,03 juta turun
menjadi US$ 52,97 juta pada tahun 2006 dengan penyerapan tenaga kerja adalah sebanyak
11.686 orang dari 31 bidang usaha Izin Usaha Tetap (IUT) PMA.
Jumlah investasi PMA yang berada di luar kawasan berikat pada tahun 2005 jumlahnya
sebesar 18 unit meningkat menjadi 20 unit dengan jumlah investasi pada tahun 2005 sebesar US$
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
13
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
16,749 Milyar hanya sedikit mengalami penurunan pada tahun 2006 yakni sebesar US$ 16,748
Milyar, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 6.356 orang dari 28 bidang usaha Izin Usaha
Tetap (IUT) PMA.
Tabel 2. Perkmebangan Investasi PMA di Kabupaten Bintan Tahun 2006.
NO
KAWASAN
TAHUN 2006JUMLAH INVESTASI (US$) TENAGA KERJA
PMA REALISASI TKI TKA1 Kawasan Berikat Lagoi 20 233,875,200 4,197 2142 Kawasan Berikat Lobam 29 52,969,200 11,515 1713 Diluar Kawasan Berikat 21 16,748,845,909 6,264 92 JUMLAH 70 17,035,690,309 21,976 477
Sumber : Dinas Perekonomian dan Promosi Daerah Kabupaten Bintan, Tahun 2007
Investasi PMDN di Kabupaten Bintan pada tahun 2006 jumlahnya sebanyak 18 unit
dengan realisasi investasi sebesar Rp. 78,135 milyar. Investasi ini mampu menyerap tenaga kerja
sebanyak 3.992 orang tenaga kerja Indonesia dan 24 orang tenaga kerja asing.
Kontribusi sektor industri pengolahan mengalami penurunan dari tahun 2004-2006. Pada
tahun 2004 kontribusi sektor ini sebesar 53,03 persen menurun menjadi 52,63 persen pada tahun
2005 dan pada tahun 2006 sebesar 52,38 persen.
Pertumbuhan sektor industri dan pengolahan, selama periode 2004-2006 mengalami
penurunan. Pada tahun 2004 pertumbuhan sektor ini sebesar 4,36 persen, pada tahun 2005
sebesar 4,35 persen dan pada tahun 2006 sedikit lebih rendah yakni sebesar 4,18 persen. Namun
demikian sektor industri di Kabupaten Bintan memberikan sumbangan terbesar diantara sektor
lainnya. Terjadinya penurunan persentase pertumbuhan ini disebabkan berkurangnya jumlah
investasi yang terdapat dikawasan berikat Lobam.
Salah satu sebab utama lambannya pemulihan ekonomi adalah lemahnya kinerja
investasi akibat adanya sejumlah permasalahan yang mengganggu setiap tahapan
penyelenggaraan investasi. Kondisi tersebut telah menyebabkan turunnya minat dunia usaha
untuk melakukan kegiatan investasi, baik untuk melakukan kegiatan ekspansi usaha yang telah
ada maupun untuk merintis investasi baru.
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
13
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
Kondisi ini perlu ditangani secara cepat agar tidak menimbulkan dampak ekonomi yang
lebih luas utamanya dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi yang saat ini cenderung
kearah konsumsi. Pengembangan investasi di Kabupaten Bintan menghadapi tantangan internal
dan eksternal yang tidak ringan, salah satunya adalah kecenderungan berkurangnya arus masuk
investasi dalam negeri maupun investasi asing sejak tahun 2004 hingga tahun 2006.
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007