1. Variola

25
VARIOLA (SMALLPOX) 1. Ardhiyani P278340110042/NonReg 2. Christine Destyara P278340110043/NonReg 3. Susi Megadiana P27834011071/NonReg 4. Firinda P27834011015/Reg 5. Gardina Riska P P27834011017/Reg 6. Sita Sifaul A P27834011032/Reg 7. Windy Kusuma W P27834011038/Reg

description

Variola (DNA Virus)

Transcript of 1. Variola

VARIOLA (SMALLPOX)1. ArdhiyaniP278340110042/NonReg2. Christine DestyaraP278340110043/NonReg3. Susi MegadianaP27834011071/NonReg4. Firinda P27834011015/Reg5. Gardina Riska P P27834011017/Reg6. Sita Sifaul A P27834011032/Reg7. Windy Kusuma W P27834011038/Reg

Variola Penyebab Penyakit CacarPenyakit ini dikenal dengan nama

Latinnya, variola atau variola vera, yang berasal dari kata Latin varius, yang berarti “berbintik”, atau varus yang artinya “jerawat”.

Penyakit infeksi virus yang sangat menular

Penyebabnya adalah virus variola

Variola VirusGroup             : Group I (dsDNA) Family             : Poxviridae Genus             : Orthopoxvirus Species            : Variola Vera

Morfologi

Virion berbentuk seperti batubata, elips dan licin

Tidak memiliki simetri heliks seperti virus lain.

Terdapat selaput luar lipoprotein.

Ukuran sekitar 400 x 230 nm

Penularan CacarHospes alami virus cacar manusiaVirus variola relatif stabil dalam lingkungan

alam.Cacar sangat menular pada waktu terjadi

kelainan kulit, sedangkan pada masa inkubasi dan pada stadium prodormal penyakit ini tidak menular

Dibagi menjadi 2 : Secara langsung

inhalasi.kontak langsung dengan ruam-ruam.

Adapun secara tidak langsung benda-benda dari penderita smallpox

Patogenesis

PatogenesisVirus masuk melalui mulut atau hidung

menginfeksi sistem pernapasan bagian atas/bawah infeksi menuju ke daerah limpa virus mengalami replikasi di kelenjar limfoit terjadi viremia primer menyebar masuk ke dalam sistem retikuloendotelial terjadi viremia sekunder menyebabkan gejala prodromal dan manifestasi primer pada kulit

Gejala Penyakit1. Stadium prodromal/invasi

mendadak suhu badan naik sampai 40C berlangsung selama 3-4 hari

2. Stadium makula – papular /erupsitimbul makula-makula eritematosa dengan cepat akan berubah menjadi papula-papula.

makula Papula

3. Stadium vesikula – pustulosa / supurasiDalam waktu 5 – 10 hari timbul vesikula-vesikula yang cepat berubah menjadi pustula.

vesikula pustula.

4. Stadium resolusiBerlangsung dalam 2 minggu. Stadium ini dapat dibagi lagi menjadi :

a. Stadium krustasisuhu tubuh menurunpustule-pustula mengering menjadi krustaberlangsung selama seminggu

krusta

b. Stadium dekrustasiKrusta-krusta mengelupasmeninggalkan bekasstadium ini masih menular

c. Stadium rekonvalesensi.Lesi-lesi menyembuh,semua krusta rontok, penderita betul-betul sembuh tidak menularkan penyakit lagi.

Gejala Klinis1. Variola Mayor Variola diskreta, yaitu bila tidak semua

bagian muka terkena Variola konfluens, yaitu bila seluruh

muka terkena Variola hemoragika, infeksi primer

disertai pendarahan Variola modifikata

2. Variola minor ( alastrim )Gejala tidak berat dan jarang menyebabkan kematian

3. VarioloidGejala klinis ringan dan terdapat pada penderita yang sebelumnya pernah mendapat vaksinasi.

4. Tipe abortifPada penderita yang mendapat vaksinasi tidak lama sebelum kontak dengan penderita variola. Gejala timbul mendadak.

Siklus hidup virus

• EntryIntracellular mature virion mengikat reseptor dan bergabung dengan membran sel. Extracellular mature virion mengikat reseptor dan terendositosis ke dalam sel.

• Initial UncoatingPartikel inti virus dan enzim lainnya dilepaskan ke sitoplasma.

• Early Transcription Gen awal ditranskripsikan dan ditranslasikan dari inti partikel awal ke dalam sitoplasma.

TranslocationPartikel inti virus melakukan perpindahan ke luar nukleus sel.

• Secondary UncoatingNukleoprotein kompleks dari virus dilepaskan.

• Late Transcription Gen virus terbaru ditranskripsikan dan ditranslasikan.

• AssemblyRangkaian intermediet diputuskan menjadi linear double-stranded DNA dan dikemas bersama protein virus terbaru.

• Release Immature virions berubah manjadi Intracellular mature virion, dipindahkan ke batas luar dari sel dan dilepaskan

Diagnosis LaboratoriumSediaano Didapat dari lesi tahap papula dan

vesikula.o Epidermis permukaan disingkirkan

dan kemudian mengerok kasar lesi dengan hati-hati dengan ujung pisau.

o Kemudian dicuci dengan air suling dan eter, direkatkan dengan alkohol, dan diwarnai

Pembiakan Virus mengisolasi virus pada selaput khorioallantois embrio ayam berumur 12 sampai 14 hari.

Menemukan Antigen melalui imunodifusi atau melalui tes ikatan komplemen dalam bahan yang berasal dari lesi kulit.

Penentuan Antibodi didapatkan setelah seminggu pertama, ditemukan antibodi hambatan hemaglutinasi, ikatan komplemen, dan netralisasi.

Cara pencegahan

1. Vaksinasi Vaksinasi dilakukan dengan

memberikan vaksin hidup virus vaksinia secukupnya secara intradermal.

Tempat yang dianjurkan untuk vaksinasi ialah bagian luar lengan atas pada insersi otot deltoid

Waktu vaksinasi antara usia 1 dan 2 tahun

Respons vaksinasi

Komplikasi pada vaksinasi

1. Inokulasi yang tidak disengaja : Keadaan ini terjadi bila bagian tubuh yang jauh dari tempat inokulasi terinfeksi dan merupakan komplikasi yang paling sering terjadi

2. Vaksinia generalisata : Keadaan ini ditunjukkan dengan timbulnya sekumpulan lesi vaksinia pada permukaan tubuh. Anak dengan eksema seharusnya tidak divaksinasi

3. Ensefalitis pasca vaksinasi4. Vaccinia progressiva : Keadaan ini disebabkan oleh

ketidakmampuan untuk membuat antibodi atau membentuk kekebalan selular dan sering kali bersifat fatal.

5. Vaksinia janin : perempuan yang divaksinasi pada akhir kehamilan dapat menularkan virus vaksinia ke janin, yang menyebabkan janin lahir mati.

2. Hindari kontak langsung atau tatap muka dengan penderita.

3. Hindari bersentuhan atau kontak dengan benda-benda atau tempat yang terkontaminasi virus seperti pakaian dan tempat tidur penderita.

Cara pengobatanUntuk menurunkan demam

asetosal atau antipiretikaUntuk mengurangi rasa gatal dan

mencegah penggarukan antihistamin, losyen yang mengandung mentol atau fenol.

Untuk infeksi bakteri sekunder antibiotik

Istirahat total

DAFTAR PUSTAKA Entjang Indah. 2003.Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung :PT. Citra Aditya Bakti Dept SMF Kesehatan Kulit dan Kelamin. 2009. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin

Ed 2. Surabaya: Airlangga University Press. Hajoeningtijas, Oetami Dwi. 2012. Mikrobiologi Pertanian. Yogyakarta: Graha Ilmu Harahap Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates Jawetz, E.,Melnick, J.L., Adelberg,E.A. 2007. Mikrobiologi Kedokteran Ed 23 .

Jakarta: EGC. Sardjito. 1994. Mikrobiologi Kedokteran edisi revisi. Jakarta: Universitas Indonesia Soedarto . 2004. Sinopsis Virologi Kedokteran. Surabaya: Airlangga University

Press. Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: Sagung Seto Soedarto. 2010. Virologi Klinik. Jakarta: Sagung Seto Stephen H, Gillespie, Kathlen B.Bamford. 2008. At a Glance Mikrobiologi Medis

dan Infeksi. Jakarta: Erlangga T.Pratiwi Sylvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga http://amythie.blogspot.com/2012/10/variola.html diakses 14 November 2013

TERIMAKASIH...