1. Survey Lahan 2. Penyediaan Benih 3. 4. - fem.ipb.ac.id · Alat dan bahan 1. Benih melon hibrida...
Transcript of 1. Survey Lahan 2. Penyediaan Benih 3. 4. - fem.ipb.ac.id · Alat dan bahan 1. Benih melon hibrida...
1. Survey Lahan2. Penyediaan Benih3. Persiapan Lahan4. Penanaman5. Pemasangan Ajir6. Perempelan7. Pengairan8. Pemupukan9. Pengendalian OPT10. Panen11. Pasca Panen
DefinisiProses penyediaan benih bermutu dari varietas unggul(bersertifikat)
TujuanUntuk menyediakan benih bermutu dari varietas unggul(bersertifikat) yang mampu berproduksi sesuai dengankeunggulan varietas, sehat dan mempunyai daya tumbuhyang baik
Alat dan bahan1. Benih melon hibrida F1 sebanyak 20.000 biji/ha2. Tanah3. Pupuk kandang4. Polybag5. Bambu6. Plastik tranparan7. Pestisida sistemik
1. Pemilihan Benih Gunakan varietas hibrida
Benih yang dipilih merupakan benih yang jelasvarietasnya (tepat jenis) dengan potensi yang sesuaidengan karakteristik varietas tersebut.
Memiliki pasar yang jelas
Varietas yang dipilih memiliki daya adaptasi yangtinggi dengan agroklimat setempat.
Prosedur pelaksanaan
2. Mutu benih Belum kadaluarsa
Tingkat kemurnian minimal 95%
Daya kecambah minimal 80% dan vigoritaskecambah tinggi
Benih sehat dan bebas OPT
3. Pembibitana.Media tanam
Media tanam yang digunakan adalah campuran daritanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 2.Media dimasukkan dalam polybag ukuran 8 x 10 cmdan diletakkan di atas bedeng semaian yang ditutupsungkup
b.SungkupSungkup terbuat dari rangka bambu lebar bawah 1-1.25m, tinggi 0.5-0.6 m, bentuknya melengkung setengahlingkaran, panjang sungkup disesuaikan kebutuhanbibit. Pembibitan harus berada di tempat terbuka dansirkulasi udaranya baik
3. Pembibitanc.Penyemaian benih Benih direndam air hangat kuku (suhu ± 400C)
dicampur pestisida (nabati, agen hayati, kimia) sesuaikondisi lapangan dan dosis anjuran selama 1-2 jamsebelum disemai Benih ditiriskan dan diletakkan di atas kertas koran
basah selama 1 hari 2 malam (36 jam) pada suhu 250-300C Benih ditanam ke dalam media semai pada kedalaman
1 cm dengan letak calon akar atau bagian benih yangruncing berada di bawah (media semai dalam keadaanbasah)
3. Pembibitand. Pemeliharaan bibit
Pesemaian dijaga selalu dalam kondisi lembab namuntidak boleh terlalu basah (becek). Bibit dipindahkan kelapangan setelah berumur 10-14 hari atau telahmemiliki 1-2 helai daun sejati
DefinisiKegiatan memperbaiki struktur tanah sehingga tanahmenjadi gembur, aerase dan drainase lebih baik sertamembentuk bedengan sebagai tempat tumbuhnya tanamanmelon
TujuanMenjamin pertumbuhan dan produksi tanaman secaraoptimal
Alat dan bahan1. Cangkul2. Kapur pertanian3. Pupuk kandang4. Pupuk anorganik5. Pasak penjepit dari bambu/kayu6. Mulsa plastik7. Pelubang mulsa plastik8. Ajir dari bambu9. Tali rafia
1. Lahan dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma
2. Penggemburan lahan dilakukan sampai kedalaman 20-30cm, lahan dibiarkan/dikering-anginkan selama 5-7 hari
3. Penghalusan bongkahan tanah hasil pencangkulan,dibiarkan 4-5 hari
4. Pembuatan bedengan tinggi 30 cm (sawah tadah hujan),40-50 cm (sawah irigasi), lebar bedengan 100-120 cm,lebar parit 50-60 cm, panjang bedengan maksimal 15 meter.Tinggi dan lebar parit disesuaikan dengan keadaan musimsaat penanaman
Prosedur pelaksanaan
5. Bila perlu dilakukan pemberian kapur dengan dosis yangdisesuaikan dengan derajat keasaman (ph) tanahsetempat. Kapur yang telah dihaluskan ditaburkan kebedengan kemudian diaduk agar merata dengan tanah
6. Pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang sebanyak20 ton/ha dan pupuk ZA dosis 350 kg/ha, SP-36 dosis 225kg/ha dan KCl dosis 160 kg/ha atau NPK sebanyak 700 kgdengan cara disebarkan secara merata pada bedengan,diaduk-aduk dengan cangkul agar pupuk tercampurdengan tanah, kemudian disiram air sampai basah merata
Prosedur pelaksanaan
7. Pemasangan mulsa plastik hitam-perak dan pembuatanlubang tanam Mulsa yang digunakan adalah plastik hitam perak
dengan lebar 100-125 cm Bagian plastik berwarna perak menghadap ke atas
sedangkan yang berwarna hitam menghadap ke bawah Pemasangan mulsa dilakukan pada saat panas terik
matahari agar mulsa memuai sehingga rapat menutupbedengan dan tanah dalam keadaan basah. Gunakanpasak penjepit dari bambu atau kayu untuk mengaitkansisi-sisi mulsa dengan bedengan agar mulsa tidakmudah lepas
Prosedur pelaksanaan
Setelah mulsa terpasang dilanjutkan denganpembuatan lubang tanam pada mulsa menggunakankaleng susu bekas berdiameter 10 cm yangdipanaskan. Jarak antar lubang untuk 50 cm x 60cm (musim kemarau) atau 60 cm x 70 cm (musimhujan) tergantung jumlah populasi yang akanditanam. Kegiatan ini dilakukan 1 minggu sebelumtanam
8. Pemasangan ajir dilakukan sebelum tanam pada setiaplubang tanam. Bagian ajir yang masuk ke dalam tanahsekurang-kurangnya sedalam 20 cm
Prosedur pelaksanaan
DefinisiMemindahkan benih dari tempat penyemaian ke arealpertanaman
TujuanMenumbuhkembangkan tanaman sampai berproduksi
Prosedur Pelaksanaan1. Sebelum penanaman bibit di lapangan, bedengan
disiram agar cukup lembab.2. Penanaman bibit di lapangan sebaiknya dilakukan
pada pagi dan sore hari.3. Prosedur menanam : Sehari sebelum pindah tanam, bedengan
direndam (digenangi) agar bedengan basah ataulubang tanam disiram sampai basah apabila airtidak mencukupi.
Prosedur Pelaksanaan Sebelum tanam, media pada bibit disiram sampai basah
agar media tidak pecah pada saat polibag dibuka Membuat lubang tanam pada bedengan sedalam 2-3 cm Lepaskan polibag dari media tanam bibit secara hati-hati,
bila perlu dirobek. Usahakan media tanah pada bibit tetapkompak atau tidak pecah dan penanaman pangkal batangsejajar dengan permukaan tanah bedeng
Usahakan posisi bibit dalam keadaaan tegak setelahditanam, supaya bagian bibit tidak menyentuh mulsa plastik
Setelah selesai penanaman, bibit disiram untuk mengurangitingkat kelayuan
Prosedur Pelaksanaan4. Tingkat kelembaban tanah diusahakan tetap optimum
5. Apabila dilakukan penyulaman harus dilakukan palinglambat 3 hari setelah tanam. Setelah 3 hari,penyulaman tidak perlu dilakukan karena tidak akantumbuh normal
DefinisiMemberi air sesuai kebutuhan tanaman pada daerahperakaran tanaman dengan air yang memenuhi standarbaku mutu, pada waktu, cara dan jumlah yang tepat
TujuanMenjamin kebutuhan air bagi tanaman sehinggapertumbuhan dan proses produksinya berjalan optimal
Prosedur pelaksanaan:1. Setelah tanam sampai umur 2 minggu, penyiraman
dilakukan setiap hari atau 2 hari sekali pada waktupagi atau sore hari, dengan cara parit antarbedengan digenangi sampai mencapai 2/3 tinggibedengan sambil air disiramkan ke masing-masingtanaman. Apabila air tidak cukup menggenangibedengan, lubang tanam disiram dengan air
2. Pada awal pembentukan bunga perairan dilakukanseminggu 2 kali dengan cara parit antar bedengandigenangi sampai mencapai 2/3 tinggi bedengan.Apabila air tidak cukup menggenangi bedengan,lubang tanam disiram dengan air
Prosedur pelaksanaan:3. Pada saat pembentukan dan mulai pembesaran
buah pengairan dilakukan 3 hari sekali dengan caraparit antar bedengan digenangi sampai mencapai2/3 tinggi bedengan. Apabila air tidak cukupmenggenangi bedengan, lubang tanam disiramdengan air
4. Pada awal pembentukan net/jaring pada kulit buah,penyiraman dilakukan 4 hari sekali denganmenyiram setiap tanaman menggunakan gembor,arit tidak perlu digenangi
Prosedur pelaksanaan:5. Setelah jaring pada kulit buah terbentuk, pengairan
dilakukan 3 hari sekali dengan cara parit antarbedengan digenangi sampai mencapai 2/3 tinggibedengan. Apabila air tidak cukup menggenangibedengan, lubang tanam disiram dengan air
6. Pada saat pematangan buah yaitu setelah tanamanberumur 55 hari, pengairan dihentikan sampai saatpanen
7. Pada daerah yang telah terkontaminasi/terinvestasipenyakit layu Fusarium, penyiraman langsung ke setiaptanaman menggunakan selang
Definisi Mengikat batang tanaman pada ajir dan tangkai buah pada
palang Memangkas dan membuang cabang-cabang yang tidak
produktif dan tidak dikehendaki
Tujuan Tanaman tumbuh mengikuti ajir yang telah dipasang Buah tergantung dengan kuat pada palang dan tidak
bersentuhan dengan tanah Menjamin pertumbuhan tanaman sehingga proses produksi
berlangsung maksimal dan mengurangi kelembaban dalamtajuk tanaman sehingga akan mengurangi resiko terjadinyaserangan hama dan penyakit
Merangsang tumbuhnya tunas-tunas produktif
Prosedur pelaksanaan
1. Setelah tanaman berumur 12 hari atau setelah memilikidaun, batang tanaman mulai diikat dengan rafia padaajir supaya tanaman merambat pada ajir tersebut.Pengikatan ini dilakukan setiap 3 atau 4 hari sekaliikatan mencapai ujung ajir
2. Sampai dengan ruas ke 8 dan di atas ruas ke 11cabang atau ranting yang tumbuh harus dipangkas
3. Cabang pada ruas ke 9-11 dibiarkan tumbuhsebagai tempat tumbuhnya calon buah yang akandibesarkan dengan menyisakan 1 helai daun
4. Setelah buah dari cabang 9-11 tumbuh sebesarbola pingpong, dipilih satu buah yang paling baik(tidak cacat, bentuknya lonjong) untuk terusdipelihara sampai besar, sedangkan cabanglainnya dipotong disisakan 1 helai daun
Prosedur pelaksanaan
5. Setelah buah terpilih, pada saat itu juga dilakukanpengikatan buah (gantung buah) untuk menghindaripatahnya tangkai buah. Serta dilakukanpembrongsongan untuk menghindari kontak dengantanah, mencegah serangan lalat buah dan menjagakualitas buah
6. Setelah calon buah yang akan dibesarkan terpilih,ujung batnag utama dipotong (toping) denganmenyisakan 30-35 daun
7. Bekas pangkasan dikumpulkan dengan kantong plastikyang telah disiapkan kemudian ditimbun dalam tanah
Prosedur pelaksanaan
DefinisiKegiatan menjaga kebersihan kebun dengan caramembersihkan areal pertanaman dari gulma, daun-daun,ranting bekas pangkasan dan buah-buahan yangbusuk/rontok maupun sampah
TujuanMenjamin proses produksi berlangsung secara maksimaldengan menekan resiko serangan organisme pengganggutanaman serta menekan persaingan untuk mendapatkantempat tumbuh, sinar matahari dan unsur hara
Prosedur pelaksanaan1. Pengendalian gulma dilakukan pada saat gulma mulai
tumbuh. Gulma yang tumbuh di sepanjang parit di luarlubang tanam dibersihkan dengan kored, cangkul atausecara manual (tangan) minimal seminggu sekali
2. Pembersihan gulma pada lubang tanam dilakukansecara manual (tangan) minimal seminggu sekali
Prosedur pelaksanaan3. Kebersihan kebun Membuang kotoran-kotoran, daun-daun, ranting dan
cabang bekas pangkasan Pangkas daun, ranting dan buah-buahan yang busuk
dan rontok yang sakit atau yang menunjukkan tanda-tanda terserang hama dan penyakit
Bekas pangkasan dikumpulkan di suatu tempat yangtelah disiapkan kemudian ditimbun dalam tanah ataudibakar
Semua peralatan setelah digunakan harus dicucisampai bersih, dikeringkan kemudian disimpan
DefinisiMemberikan unsur hara tambahan atau susulan pada
TujuanMemenuhi kebutuhan nutrisi tanaman untuk menjaminpertumbuhan tanaman secara optimal dan menghasilkanproduksi dengan mutu yang baik
Alat dan bahan1. Pupuk anorganik : NPK (16:16:16) dosis 400 kg/ha,
KNO3 40 kg/ha, pupuk daun 3 liter/ha2. Air3. Ember/drum4. Gelas ukur5. Perekat dan perata6. Masker7. Kacamata8. Knapsack sprayer9. Tongkat pengaduk10.Topi11.Sarung tangan
Prosedur pelaksanaan1. Pemupukan susulan I (7 HST) berupa pupuk NPK
konsentrasi 2 gram/liter sebanyak 200 ml larutanpupuk/tanaman
2. Pemupukan susulan II (14 HST) berupa pupuk NPKkonsentrasi 2 gram/liter sebanyak 200 ml larutanpupuk/tanaman
3. Pemupukan susulan III 21 HST/menjelangpembungaan) berupa pupuk NPK konsentrasi 2gram/liter sebanyak 200 ml larutan pupuk/tanaman
4. Pupuk susulan IV (28 HST/setelah pembungaan) berupapupuk NPK konsentrasi 2 gram/liter sebanyak 200 mllarutan pupuk/tanaman
5. Pupuk susulan V (35 HST/setelah seleksi buah) berupapupuk NPK konsentrasi 4 gram/liter sebanyak 200 mllarutan pupuk/tanaman
6. Pupuk susulan VI (40 HST) berupa pupuk NPK konsentrasi4 gram/liter sebnayak 200 ml larutan pupuk/tanaman
7. Pupuk susulan VII (50 HST) berupa pupuk KNO3konsentrasi 1 gram/liter sebanyak 200 ml larutanpupuk/tanaman
8. Pupuk susulan diberikan dengan cara dilarutkan dalam airdan disiramkan di sekitar tanaman
9. Pupuk pelengkap cair diberikan dengan cara disemprotkanmelalui daun. Pupuk daun diberikan pada musim kemarau,sedangkan pada musim hujan tidak diberikan karena dapatmerangsang tumbuhnya jamur
10. Frekuensi pemberian satu kali dalam seminggu (tergantungkondisi tanaman). Dosis 2 cc/liter
11. Untuk mendapatkan kebutuhan pupuk (jenis maupun dosis)yang tepat sesuai kondisi setempat sebaiknya dilakukananalisa hara tanah maupun jaringan tanama
DefinisiKegiatan pengendaliaan OPT dilakukan dengan sistemterpadu untuk menurunkan populasi OPT atau intensitasserangan sehingga tidak merugikan secara ekonomis danaman bagi lingkungan
Tujuan1. Untuk menghindari kerugian ekonomi berupa
kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu(kualitas) produk
2. Menjaga kesehatan tanaman keamanan produk, dankelestarian lingkungan hidup
Bahan1. Pestisida (insektisida, fungisida, herbisida) yang
terdaftar dan diizinkan, sesuai dengan Daftar Pestisidauntuk Pertanian dan Kehutanan
2. Pestisida nabati dan agens hayati3. Air
Alat1. Knapsack sprayer, power sprayer2. Ember/drum3. Pengaduk4. Takaran (skala ml dan liter)5. Kuas6. Pisau7. Gunting pangkas8. Alat/sarana pelindung: sarung tangan, masker, topi,
sepatu boot, baju lengan panjang
Prosedur Pelaksanaan1. Lakukan pengamatan OPT secara rutin dengan
mengambil contoh untuk mengetahui jenis hama danpopulasinya
2. Mengenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT,dan musuh alaminya
3. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan
4. Konsultasikan kepada petugas PHP/POPT atau petugasdinas pertanian setempat
Menggunakan benih/bibit sehat Perlakuan benih sebelum penyemaian, misalnya dengan
air hangat, fungisida, atau PGPR Sanitasi kebun dengan membuang/eradikasi gulma dan
bagian-bagian tanaman yang terserang
Jika tersedia, gunakan varietas tahan/toleran Melakukan pergiliran tanaman/rotasi untuk memutus
siklus hidup hama/penyakit Menjaga aerasi dan draenasi tanah untuk mengurangi
kelembaban tanah yang terlalu tinggi Pengaturan pH tanah dengan pemberian kapur /
belerang
Penggunaan perangkap likat (sticky trap) Penggunaan mulsa plastik hitam – perak Pemberongsongan buah Pengumpulan dan pemusnahan kelompok telur/ulat
hama
Pemanfaatan musuh alami yang potensial untukpengendalikan hama, antara lain predator, parasitoid,dan enthomopatogen
Penggunaaan agens antagonis seperti Trichoderma spp,Gliocladium, Pseudomonas fluorecense, dan mikrobaendofit
Pengendalian juga dapat dilakukan denganmenggunakan pestisida alami/nabati
Pestisida (insektisida, acarisida, fungisida, bakterisida)digunakan apabila populasi hama/penyakit ataukerusakan tanaman telah mencapai ambangpengendalian atau cara-cara pengendalian lainnya tidakdapat menekan populasi hama atau penyakit
Jenis Hama
Thrips (Thrips parvispinus KarnyThrips (Thrips parvispinus KarnyThrips (Thrips parvispinus Karny
1. Lalat buah (Bactrocera cucurbitae Coquilet)
Gejala: Buah yang terserang berwarna kehitaman dan
keras Timbul bercak bulat membusuk dan berlubang kecil Buah akan rusak dan rontok
2. Thrips (Thrips parvispinus Karny )
Gejala : Daun muda atau tunas menjadi keriting, tanaman
menjadi kerdil Serangannya ditemui di tunas, daun, bunga dan
buah Serangga menghisap cairan daun dan bersembunyi
di celah-celah daun pucuk yang belum terbuka Hama aktif menyerang pada pagi hari atau senja.
Serangan hama ini sangat tinggi pada musimkemarau
3. Kutu (Aphis gossypii Glover)
Gejala: Daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman
menjadi keriting akibat cairan daunnya dihisaphama
Ciri lain yaitu terdapat getah cairan yangmengandung madu dan dari kejauhan terlihatmengkilap, pada tanaman banyak dijumpai semuthitam
4. Kumbang Daun (Aulacophora femoralisMotschulsky)Gejala: Terdapat luka bekas serangan berupa keratan
konsentrasi pada daun
Pada stadia larva, hama menyerang jaringanperakaran sampai pangkal batang
Kerusakan pada akar atau pangkal batang dapatmenyebabkan tanaman menjadi layu
5. Ulat perusak daun (Palpita sp. dan Spodoptera litura )
Gejala: Daun-daun tanaman yang terserang menjadi
meranggas hingga tinggal tulang daunnya Bahkan jika tanaman sudah berbuah ulat ini
menggerogoti kulit buah Kadang-kadang merusak bunga sehingga
menggagalkan pembentukan buah
6. Tungau(Tetranycus cinnabarinus boisduval)
Gejala: Pada daun terdapat luka nekrotis berupa titik-titik
kuning yang makin lama menghitam kemudiandaun yang terserang melengkung dan terpelintir
Pada bagian bawah daun yang terserang akanterlihat sekumpulan hama yang tampak seperti titik-titik merah dan kuning
Jenis Penyakit
1. Virus kuning (virus Gemini)
Gejala: Daun menunjukkan adanya bercak kuning dan
beberapa daun menjadi keriting Virus dapat ditularkan melalui benih, alat pertanian
dan kupu-kupu merupakan serangga vektor bagivirus
Pada serangan berat, perkembangan buah akanlambat sehingga buah yang dihasilkan tidaksempurna, terutama pada bentuk buah dan rasanya
2. Layu bakteri (Pseudomonas sp)
Gejala: Perubahan warna pada daun muda menjadi coklat tua
dan pada akhirnya mengering Pada serangan lebih lanjut dapat menurunkan
produksi/gagal panen
3. Layu Fusarium (Fusarium oxysporum)
Gejala: Pada tanaman muda/pesemaian dapat menyebabkan
tanaman busuk atau tumbuh kerdil Pada tanaman dewasa daun menjadi pucat, bagian
atas tanaman layu dan sedikit demi sedikit menjadilayu keseluruhan dan mati
Batang menjadi nekrotik/retak dan mengeluarkancairan berwarna coklat
4. Antraknosa (Collectotrichum lagenarium (Pass))
Gejala: Pada daun, batang muda, bunga dan buah terdapat
bercak-bercak berwarna coklat kelabu sampaikehitaman yang sedikit demi sedikit melekuk danbersatu
Jaringan tanaman yang terdapat dibawahnya jugamembusuk
5. Busuk buah (Phytophtora nicotianae)
Gejala: Serangan pada batang ditandai dengan bercak coklat
kebasahan yang memanjang Serangan serius dapat menyebabkan tanaman mati
layu Daun yang terserang seperti tersiram air panas
kemudian meluas. Serangan pada buah ditandaidengan bercak kebasah-basahan yang menjadicoklat kehitaman dan lunak
Makin lama bercak menjadi berkerut dan mengendap.Pada bagian buah yang busuk diselimuti kumpulancendawan putih
6. Embun bulu (downy mildew) (Pseudoperenosporacubenses)
Gejala: Serangan dimulai dengan adanya bercak-bercak
berwarna kuning muda yang dibatasi oleh urat-uratdaun sehingga terkesan menjadi bercak bersudut
Semakin lama bercak berubah warna menjadikecoklatan
Apabila daun dibalik maka akan terlihat kumpulankonidia dan kondiofor cendawan berwarna kelabu
7. Busuk pangkal batang (Mycosphaerella melonisPasserini)
Gejala: Pangkal batang yang terserang mula-mula seperti
tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarnamerah coklat
Tahap berikutnya tanaman layu dan mati Daun tanaman yang terserang akan mengering,
apabila diremas seperti kerupuk dan berbunyi kresek-kresek jika diterpa angin
1. Penentuan saat panen
Penentuan saat panen dapat dilakukan dengan caramengamati penampakan fisik buah dan umur tanaman: Jaring atau net pada kulit buah telah terbentuk
dengan sempurna, tebal dan merata Adanya retakan yang terjadi pada pangkal tangkai
buah Terjadi perubahan warna kulit buah, misalnya dari
hijau tua menjadi kekuningan Kulit buah terasa halus tidak berbulu
Prosedur pelaksanaan
Munculnya aroma buah melon yang khas Daun bendera berwarna kekuningan Pada melon berdaging putih panen dilakukan pada
umur 35 hari setelah pembungaan sedangkan padamelon berdaging merah pada umur 40 hari setelahpembungaan
Pengambilan sampel untuk test rasa dan kadar gulatelah terbentuk dengan sempurna, tebal dan merata
Prosedur pelaksanaan
2. Waktu dan cara panen Panen pertama dilakukan terhadap buah yang sudah
benar-benar siap panen, sedangkan sisanya dipanenpada tahap berikutnya
Tangkai buah dipotong dengan gunting disisakan 2-3cm atau membentuk huruf T dan diletakkan miringagar getah tidak menetes di buah
Pemotongan tangkai buah dilakukan secara hati-hatiagar buah tidak rusak
Prosedur pelaksanaan
Buah yang telah dipanen dikumpulkan di keranjang,diberi alas dan diletakkan di tempat yang diberipeneduh berupa terpal plastik
Penumpukan buah dilakukan secara hati-hati,maksimum 7 tumpukan dan setiap lapis diberi pelapismisalnya jerami, kertas atau koran bekas untukmenghindari kerusakan kulit buah
Selesai panen buah secepatnya dipindahkan ketempat penampungan buah
Tanaman yang sudah dipanen segera dibongkar dandibuang di tempat yang jauh dari areal penanaman
Prosedur pelaksanaan
DefinisiKegiatan sortasi, pengkelasan, pengemasan danpenyimpanan buah berdasarkan ukuran dan standarmutu yang telah ditentukan
TujuanMenghasilkan buah dengan standar mutu yang baikdan seragam
Alat dan bahan1. Kain lap2. Sarung tangan3. Timbangan4. Lakban5. Keranjang buah6. Stiker7. Kemasan kotak karton8. Jaring/net plastik9. Gudang10.Jerami/potongan kertas
1. Sortasi dan Pengkelasan Buaha. Di tempat penampungan dilakukan penyortiran buah.
Dipilih buah yang yang mulus, jaring tebal danmerata, bentuknya normal, tidak luka, tidak terserangpenyakit, tidak ada cacat fisik maupun mikrobiologis,tidak ada noda getah, tidak ada bintik-bintikkehitaman, tidak ada noda kudis (scab), tidak adaluka memar
Prosedur pelaksanaan
b. Setelah buah disortir kemudian ditimbang dandilakukan pengkelasan berdasarkan berta buah danpenampakan fisikKelas A berat > 1,8 kgKelas B berat 1,2 - 1,8 kgKelas C berat < 1,2 kgOff-grade, buah muda, terlalu matang, memar, cacatdan di luar kelas
c. Para penyortir dan pegawai harus menggunakansarung tangan dari kain rajut/katun supaya tidakmengotori dan/atau merusak buah
Prosedur pelaksanaan
d. Buah yang sudah ditimbang kemudian dibersihkandengan kain lap, ditempeli sticker dan siap untukdikemas, disimpan dalam gudang ataudidistribusikan
Prosedur pelaksanaan
2. Pengemasan buaha. Buah dimasukkan ke dalam kemasan dari kertas
karton yang mempunyai sekat, lubang ventilasi dandasarnya diberi potongan-potongan kertas ataujerami
b. Dalam satu kemasan hanya berisi buah dengankelas yang sama
c. Kemasan harus bersih
Prosedur pelaksanaan
d. Setiap kemasan harus diberi label dari bahan yangtidak beracun (tinta dan lemnya) yang menerangkan: Identifikasi produk (nama, asal dan kode
produsen yang telah diketahui) Asal produk (nama varietas, tulisan atau gambar
‘melon” apbila produk tidak terlihat dari luar) Daerah asal (nama negara, lokasi tumbuh dan
nama asal/daerah) Spesifikasi komersial (kelas, ukuran dengan
minimum dan maksimum, kode, ukuran, jumlahbuah).
Prosedur pelaksanaan
e. Sebelum kemasan ditutup dan dilakban, di atas buahdiberi potongan-potongan kertas
f. Buah dapat juga dikemas satu persatu menggunakanjaring/net palstik
Prosedur pelaksanaan