1. Mutu Benih Karet.pdf

10

Click here to load reader

Transcript of 1. Mutu Benih Karet.pdf

  • CERMAT MEMILIH BENIH DALAM MENGHASILKAN BENIH KARET BERMUTU

    ( Heavea brasiliensis ) Oleh : Agung Mahardhika, SP (Pengawas Benih Tanaman )

    Balai Besar Perbenihan Dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya

    I. PENDAHULUAN

    Tanaman karet ( Heavea brasiliensis ) telah menjadi salah satu penyokong perekonomian

    Indonesia yang cukup signifikan sejak beberapa dekade. Perkebunan karet semakin menarik

    minat investor tidak terkecuali petani, terutama pada lima tahun terakhir sejak harga karet alam

    dunia meningkat pada awal tahun 2002 2003. Perkembangan investasi kebun sedikit menurut

    akibat krisis global setelah pertengahan tahun 2008 2009 , para petani seakan berlomba

    untukmenanam karet, bahkan pada daerah yang dulu bukan daerah tradisional karet .

    Pengadaan bibit karet klonal dengan

    okulasi masih merupakan cara perbanyakan

    terbaik pada tanaman karet. Klon sebagai

    batang atas diperoleh melalui seleksi dan

    diperbanyak secara klonal melalui okulasi.

    Batang bawah merupakan tanaman dari benih.

    Benih tanaman karet termasuk benih

    rekalsitran sehingga perlu dikelolah secara tepat dan tepat hingga ditanam dilahan pembibitan

    batang bawah .

    Menurut undang undang No 12 tahun 1992, klon anjuran komersial yakni klon unggul

    yang di anjurkan untuk penanaman komersial dalam sekala luas, disebut benih bina. Klon

    harapan , yakni klon klon baru yang memiliki beberapa sifat keunggulan lebih baik dari sifat klo

    anjuran komersial, tetapi belom teruji secara luas. Dianjurkan penanaman dalam skala terbatas

    hanya untuk perkebunan besar. Pusat penelitian karet 4-5 tahun selalu melepas klon klon

    unggul dan harapan sehingga dapat diketahui pula bahwa penelitian pemuliaan (Hevea

    brasiliensis) di Indonesia sesungguhnya merupakan rangkaian kegiatan yang terus menerus

    dilakukan.Tulisan ini bertujuan untuk mengenal aspek aspekpenerapanteknologi yang

    dapatmenaikkanproduksimutu benih danmengefisienkanpengolahanbenih karet tanaman

    perkebunan.

    II. PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI

    Untuk mempertahankan mutugenetik karet ( Heavea brasiliensis ) harus diperbanyak

    secara vegetatif atau melalui benih ( generatif ). Karet memiliki sifat heterozigositas yang tinggi

    dan kemungkinan persilangan sendiri dapat menyebabkan degenerasi. Teknik okulasi yang

    hingga saat ini masih menjadi pakem pada Heavea brasiliensis namun masih memiliki

  • kelemahan. Berbagai penelitian bioteknologi terus dilakukan oleh lembaga lembaga penelitian

    karet dunia untuk mengatasi kelemahan teknik okulasi yang selama ini menjadi pakem. Selain

    itu penelitian bioteknologi pun akan mengefisienkan prosedur penyediaan bahan tanaman dan

    meningkatkan potensi genetik sejalan dengan

    kemajuan teknologi yang tersedia. Penelitian

    yang berbasiskan Embryogenesis Somatic ( SE )

    dan Microcutting merupakan jalan utama yang

    ditelusuri oleh penelitian. Embryogenesis

    Somatic merupakan suatu proses dengan sel

    somatic, baik haploid maupun dengan sel

    somatic, baik haploid maupun diploid yang

    berkembang untuk membentuk tumbuhan baru melalui tahap perkembangan embrio yang

    spesifik tanpa melalui fusi gamet. Di sisi lain, keberhasilan perbanyakan tanaman karet dengan

    teknik microcutting (multiplikasi tunas) menggunakan bahan tanaman karet juvenile. Teknik ini

    banyak digunakan untuk perbanyakan batang bawah klonal yang selama ini belum ada.

    Pengujian dalam kurun waktu yang panjang menunjukkan bahwa jaringan entres dari klon karet

    yang sudah direkomendasikan ternyata sangat sulit untuk dipropogasi langsung ( dalam bentuk

    setek atau cangkok ). Perbanyakan tanaman karet dengan teknik microcutting memerlukan

    sumber eksplan yang juvenile. Para penelitian bioteknologi karet bertujuan untuk memberikan

    pilihan informasi dan teknologi dalam mengatasi kelemahan bahan dengan teknik okulasi.

    III. KLON YANG DIREKOMENDASIKAN

    Klon adalah tanaman yang diperoleh dari bagian bagian vegetatif suatu pohon induk

    sehingga memiliki sifat yang sama dengan pohon induknya. Genetik klon klon karet saat ini

    menyimpulkan bahwa klon klon unggul penghasil lateks dengan produksi awal yang tinggi ( >

    1.500 kg kering/ha/tahun), klon klon unggul penghasil lateks kayu disirikan dengan produksi

    awal yang rendah sedang ( 1m/pohon). Saat ini klon

    karet unggul yang direkomendasikan atau di anjurkan ( periode 2010 2014 ) adalah sebagai

    berikut :

    Klon penghasil lateks : IRR 104, IRR 112, IRR 118, PB 260, IRR 220, BPM 24, PB 330, PB 340

    Klon penghasil kayu ; IRR 70, IRR 71, IRR 72, DAN IRR 78

    Benih anjuran untuk batang bawah : AVROS 2037, GT 1,

    PB 260, RRIC 100, PB 330, BPM 24.

  • Pusat penelitian karet telah melepas 35 klo karet anjuran . ada beberapa klon yang

    sudah tidak di anjurkan lagi karena produksinya lebih rendah dari klo karet yang baru dan

    relative rentan terhadap penyakit. Namun, ada juga beberapa klon yang masih tetepa

    dianjurkan dalam periode yang cukup lama seperti AVROS 2037 selama 24 tahun dan BPM 1, PR

    255, dan PR 261 selama 20 tahun. Hingga saat ini, kegiatan penelitian pemuliaan terus dilakukan

    mendapatkan klon klon unggul yang tidak hanya ditinjau dari produktivitasnya. Sejalan dengan

    kebutuhan kayu dan perubahan perubahan lingkungan maupun perluasan areal ke arah

    kawasan sub optimal, sebagai jawaban atas semakin meningkatnya permintaan karet alam dan

    kayu dunia.

    IV. PENGOLAHAN LAHAN

    Masalah yang di hadapi perkebunan karet rakyat saat ini adalah produktifitas yang rendah

    karena petani belum sepenuhnya menerapkan teknologi. Perkebunan karet rakyat biasanya

    dikelolah dengan teknik budidaya sederhana berupa pemupukan sesuai kemampuan petani.

    Karet ditanam bersama dengan pohon pohon lain seperti pohon buah buahan ( pohon

    durian , pohon trembesi, dll ) yang dimana pohon pohon tersebut juga saling menguntungkan

    petani. Sebaliknya, perkebunan besar dikelola dengan teknik budidaya yang lebih maju dan

    intensif dalam bentuk perkebunan monokultur , yaitu hanya tanaman karet saja, untuk

    memaksimalkan hasil kebun.

    a. Persiapan Lahan

    Pada pembukaan lahan untuk karet dikenal tiga istilah, yaitu tanaman baru ( TB ) yaitu

    areal baru yang dibuka untuk ditanami karet, tanaman ulang ( TU ) yaitu areal yang

    dibuka adalah bekas perkebunan karet dan akan ditanami dengan karet kembali,

    tanaman konversi ( TK ) areal yang dibuka adalah bekas tanaman lain seperti sawit atau

    kakao yang ditanami dengan karet. Syarat arealnya tanaman karet pada umumnya

    antara lain ; a) areal rata dan dekat dengan sumber air yang cukup b). tanah berstruktur

    dan tekstur baik dan cukup gembur dan c). Muda dijangkau dan bebas serangan hewan.

    Pengolahan tanah dimulai dari pembabatan pohon pohon yang tumbuh. Pembabatan

    dilakukan dengan cara manual dan mekanik, pohon pohon tersebut dikeringkan lalu

    dibakar. Untuk lancarnya pengawasan dan pekerjaan , perkebunan karet memerlukan

    jalan. Jenis jalan yang dibuat diperkebunan karet adalah jalan utama, jalan produksi,

    jalan antar blok , danjalan kontrol.

    b. Bedengan

    Bedengan di lahan pembibitan batang bawah yang telah selesai diolah adalah

    untuk mempermudah pengawasan pekerjaan, pengangkutan bahan dan alat,

    pelaksanaan berbagai pekerjaan dan untuk menghindari tercampurnya jenis klon.

  • Bedengan dipersiapkan sepanjang 10 m; lebar 1,2 m; dan tinggi 15 cm. Tiap

    bedengan dibatasi dengan papan kemudian di isi media pasir atau serbu gergaji

    berukuran 20 m dengan tinggi 10 cm. Arah bedengan Utara-Selatan dan jarak antar

    bedengan 1,5 m. Ketinggian atap untuk bedengan arah Timur Barat sebaiknya

    dibedakan. Ketinggian atap untuk bedengan arah timur yaitu 1,5 m dan sebelah barat

    tingginya 1 m. Tiap m bedengan mampu untuk mengecambahkan benih sebanyak 1000

    butir.

    Benih yang hendak dikecambahkan disusun dengan jarak 1 cm x 0,5 cm. Benih

    ditanam dengan bagian perut benihkearah bawah dan hanya sedikit saj (1/3 bagian )

    yang tampak di media. Bakal lembaga menghadap arah yang sama. Jika seluruh benih

    sudah ditanam maka bagian atasnya ditutupi dengan karung goni atau serasah alang-

    alang, yang setiap hari harus disiram secukupnya.

    V. MUTU BENIH KARET

    Terobosan teknologi yang terjadi pada perbenihan sehingga produksi benih menjadi

    berproses industrial dan merupakan produk teknologi maju. Benih secara terstruktur berbah

    menjadi suatu komoditi komersial yang diperdagangkan. Petani sebagai konsumennya harus

    dijamin akan kualitasnya dan kebenaran informasinya. Mutu benih apa yang tertera pada label

    kemasan harus tepat sama dengan isinya. Dengan perubahan status benih, budaya petani

    menjadi berubah. Hal ini tentu memerlukan sosialisasi dan diseminasi ke segenap masyarakat,

    karena menyangkut perundangan dan sanksi hukum. ( Sjamsoeoed Sadjad, 2006 )

    Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1992 tentang sistem

    budidaya tanaman, benih didefinisikan sebagai berikut ; Benih tanaman yang selanjutnya

    disebut benih adalah tanaman atau bagian yang digunakan untuk memperbanyak dan

    ataumengembangbiakan tanaman. Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka yang dimaksud

    dengan benih adalah hasil perkembangbiakan secara generatife maupun vegetatife yang akan

    dipakai untuk memperbanyak tanaman atau dipakai untuk usaha

    tani.Upayameningkatkanmutubenihdapat di uraikanberikutini ;

    a. Sifat fisiologi benih karet

    Benih karet tergolong benih rekalsitran dengan sifat sifat sebagai berikut :

    1. Benih tidak pernah kering dipohon, tetapi akan merekah dan jatuh dari pohon

    setelah masak dengan kadar air sekitar 35%

    2. Benih tidak tahan kekeringan dan tidak mempunyai masa dormansi, dan benih akan

    mati bila kadar air sampai dibawah titik nilai kritis yaitu 12 %

    3. Benih tidak dapat dikeringkan karena akan mengalami kerusakan, sehingga tidak

    dapat disimpan pada kondisi lingkungan kering.

  • 4. Viabilitas atau daya tumbuh benih cepat menurun walupun dipertahankan dalam

    kondisi lembab dan daya simpan umumnya singkat.

    5. Dalam proses konservasi benih dipertahankan dengan keadaan lembab ( kadar air

    32% - 35 % )

    6. Benih dengan kadar air 32 35 % , jika disimpan pada suhu dibawah 0C akan

    mengalami pembekuan sel

    7. Kisaran suhu penyimpananbenihkaret yang baik adalah 7 10 C , karena pada

    kondisi ini belum mengalami pembekuan sel.

    ( Sumber ; Balit Karet Sembawa. 2009 )

    b. Perkembangan Buah dan Benih

    Dalam satu kapsul buah karet umumnya terdapat tiga ( 3 ) butir benih. Buah yang

    masih mudah secara bertahap bertambah besar selang 4 minggu pertama sejak

    penyerbukan, dan buah mencapai ukuran maksimum pada umur 3 bulan setelah

    peyerbukan bunga. Dinding buah yang berfungsi sebagai jaringan proteksi terdiri atas

    epikrap (lapisan paling luar) dan endokrap ( lapisan dalam yang lebih tebal). Pada awal

    perkembangan buah, endokrap sangat lunak dan berwarna putih pudar, sedangkan

    epikrap berwarna hijau terang ( hijau mudah ). Setelah buah mencapai ukuran

    maksimum, struktur bagian luar tidak akan berubah lagi sampai buah mencapai masak

    fisiologis kecuali untuk warnanya berubah dari hijau mudah menjadi hijau tua.

    Bersamaan dengan perkembangan buah dan benih, terjadi peningkatan berat kering

    benih. Berat kering maksimum terjadi pada umur 5 bulan setelah penyerbukan. Bila

    kondisi cuaca memungkinkan buah akan merekah dan melepas benihnya pada minggu

    ke 22-24, dan pada saat tersebut terjadi sedikit penurunan berat kering. Kehilangan

    berat tersebut disebabkan adanya mobilisasi bahan makanan oleh kotilendo ke jaringan

    embrio untuk mempertahankan hidup embrio selama periode sebelum benih jatuh.

    Benih karet yang masih mudah (pada minggu ke 16 setelah penyerbukan) memiliki kadar

    air 66% dan terus menurun sampai mencapai masak fisiologis. Pada saat benih jatuh,

    kadar air benih karet akan mencapai keseimbangan dengan lingkungan yaitu sekitar 30-

    35%.

    Daya kecambah benih karet sangat erat kaitanya dengan tingkat kemasakan benih.

    Benih karet dikatakan masak fisiologi pada saat berat benih maksimum atau pada saat

    tidak ada lagi pertabahan berat kering dan kadar airnya sudah konstan. Benih yang

    dipanen pada saat fisiologi mempunyai daya kecambah 97-100%. Panen benih yang

    terbaik adalah pada saat masak fisiologis dengan cara memetik buah di pohon, karena

    pada saat itu bobot kering dan kejaguran benih mencapai maksimum. Namun untuk

    keperluan skala besar, cara ini sulit dilakukan dan tidak ekonomis.

  • c. Produksi Benih dan Faktor faktor yang Mempengarui

    Produksi benih karet ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain klon, jarak tanam ,

    gangguan penyakit, umur tanaman, perawatan kebun ( pemupukan ) sifat vertilisasi ,

    jumlah bunga dan iklim. Beberapa klon yang mempunyai produksi tinggi adalah GT 1,

    AVROS 2037 , PR 228, BPM 24, dan PB 260. Sedangkan klon PR 300 produksi benihnya

    rendah. Jumlah benih karet yang dihasilkan dari suatu hektar tanaman sangat bervariasi

    yaitu sekitar 3.000 450.000 butir/ha/tahun. Berdasarkan hasil pengamatan yang

    dilakukan oleh penelitian tanaman karet.

    d. Pembungaan dan Pembuahan

    Biasanya tanaman karet berbunga dan berbuah dua kali dalam setahun. Waktu

    berbunga dipengarui oleh jenis klon , lokasi, dan keadaan lingkungan. Pembungaan

    pertama ( utama ) biasanya terjadi gugur daun alami dan pembungaan kedua setelah

    musim pertama jatuh benih.

    Keberhasilan pembungaan secara alami pada tanaman karet sangat rendah , yaitu rata

    rata 4%. Keberhasilan Pembuahaan adalah perbandingan antara buah jadi/masak dan

    jumlah penyerbukan. Jika dibandingkan dengan jumlah bunga betina dalam peyerbukan

    alami hasil buah yang jadi sangat rendah ( kurang dari 1 % ). Tanaman karet dalam

    menghasilkan bunga dalam jumlah banyak. Namun demikian , walaupun dalam kondisi

    pembungaan yang baik, bunga betina yang berkembang menjadi buah masak kurang

    lebih 3%. Rendahnya keberhasilan pembuahaan pada tanaman karet disebabkan

    beberapa faktor yaitu ; (1) terbatasnya tumpangsari untuk meyerbuki bunga betina; (2)

    terjadinya self incompatibility;(3) pembungaan yang tidak serentak untuk setiap klon ;

    (4) serangan penyakit odium ;(5) dalam satu karangan bunga jantan terbuka terlebih

    dahulu dibandingkan bunga betina; (6) terbatasnya serangan penyerbukan yang cocok

    untuk menyerbuki bunga betina.

    VI. PENINGKATAN PRODUKSI BENIH

    6.1 PEMILIHAN BATANG BAWAH

    Pemilihan batang bawah yang sesuai dengan batang atas penting diperhatikan untuk

    menghindari ketidakcocokan antara kombinasi batang bawah dan batang atas. Bila ini

    terjadi, kombinasi tersebut tidak mampu menampilkan potensi produksi dan karakter

    unggul lainnya secara maksimal. Potensi batang atas yang maksimum akan tercapai bila

    batang bawah sesuai dengan batang bawah. Kesalahan penggunaan batang bawah dapat

    menurunkan produksi. Saat ini benih yangdi anjurkan untuk batang bawah berasal dari klon

    GT 1 , AVROS 2037, BPM 24 PB 260 dan RRIC 100. Benih dari klon LCB 1320 , PR 280 dan PR

    300 masih boleh digunakan, namun sulit didapat akibat luas tanaman yang makin

    berkurang.

  • Secara empiris pemanfaatan bibit unggul memberikan kontribusi yang besar dalam

    peningkatan produktivitas kebun. Dengan menanam bibit unggul dari klon unggul

    produktivitas rata rata kebun berkisar antara 1.400 2.000 Kg/ha/ tahun. Ketersediaan

    bibit unggul merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan untuk meningkatkan

    produktivitas perkebunan karet rakyat. Untuk meningkatkan produktifitas dan mutu benih

    sebagai sumber sebagai sumber benih untuk batang bawah , balai pengawasan dan

    pengujian mutu benih (BP2MB ) memiliki peran sangat penting. (anonym, 2010)

    6.2 PENGELOLAAN BENIH KARET SEBAGAI BATANG BAWAH.

    Daya kecambah benih karet cepat menurun. Oleh karena itu, diperlukan penanganan

    yang cepat dan tepat sejak pengumpulan , pada saat dikecambahkan di bedengan hingga

    ditanam di lahan pembibitan batang bawah. Adapun tindakan yang diperlukan dalam

    setiap tahapan untuk pengelolaan benih karet adalah sebagai berikut

    a. Pengumpulan benih

    Untuk memudahkan pemungutan benih, minimal sebulan sebelum benih jatuh, areal

    pemungutan dibersihkan. Sekitar dua hari sebelum pemungutan benih, dilakukan

    pemungutan pendahuluan untuk memastikan bahwa benih yang dikumpulkan adalah

    benih yang masih segar. Pemungutan dan pengumpulan benih sebaiknya dilakukan

    setiap dua hari sekali, agar benih yang diperoleh tetap segar dan daya tumbuhnya

    tinggi. Benih yang jatuh pada areal pembatas sebaiknya tidak dipungut, karena

    dikawatirkan tercampur dengan benih dari klon bukan anjuran sebagai benih untuk

    batang bawah.

    b. Seleksi Benih

    Seleksi benih bertujuan untuk mendapatkan benih yang baik dan daya kecambah

    tinggi. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam menyeleksi benih yang

    baik antara lain ;

    1. Memisahkan benihkaretdari kotoran

    2. Memisahkan benihkaret setiap klon berdasarkn bentuk, warna, dan ukuran

    3. Memisahkan benihkaretyang baik dengan cara pelentingan atau dengan

    perendaman.

    Benihkaret yang baik biasanya mempunyai daya lenting tinggi dan berbunyi nyaring

    dan bila direndam akan tenggelam duapertiga bagian dalam air.Benih yang sudah

    diseleksi dihamparkan dilantai setebal 10 cm dan sebaiknya jangan terkena sinar

    matahari langsung. Bila selama penyimpanan benih karet terkena langsung sinar

    matahari, benih yang semula mempunyai daya kecambah 80%, setelah 7 hari daya

    kecambah akan menurun hingga 0 %. Apabila dalam proses penyimpanan ,

  • benihtidak terkena sinar matahari langsung maka daya kecambah akan menurun

    hingga 0% setelah 14 hari.

    Selama masa penyimpanan, sebaiknya

    benih tidak disimpan di dalam karung

    goni, karena akan menimbulkan panas

    dan fermentasi sehingga akan

    menurunkan daya kecambah benih.

    Setelah diseleksi benih dapat langsung

    ditanam , atau dikirim atau disimpan

    dalam ruang suhu 7 10 C. Penyimpanan pada ruang berpendingin dapat

    mempertahankan daya kecambah benih lebih dari 2 bulan. Penyimpanan benih lebih

    dari 2 bulan akan mengakibatkan benih berlendir dan daya kecambahnya menurun.

    c. Pengemasan dan Pengawetan Benih

    Kesegaran benih harus tetap dipertahankan selam penyimpanan maupun pengiriman

    ke tempat lain. Tanpa usaha pengawetan usaha yang baik, kesegaran benih akan

    cpat menurun. Penurunan kesegaran benih disebabkan berkurangnya kadar air

    benih.

    Untuk mempertahankan kesegaran benih karet selama pengakutan dapat digunakan

    serbuk gergaji, perbandingan 1;1 dan ditambah fungisida. Setiap 2000 butir benih

    digunakan 7-8 Kg serbuk gergaji lembab. Benih dikemas dalam kantong plastik

    berukuran 70 cmx 45 cm x 0,13 cm. setiap kemasan kantong plastik diberi lubang

    sekitar 80 buah agar aerasi dalam kantong plastik tetap baik. Untuk setiap kantong

    dapat di isi 2000 butir benih.

    d. Penyemaian Benih dan Penanaman Kecambah

    Benih yang sudah diseleksi dapat langsung di dederkan pada bedengan persemaian

    untuk dikecambahkan. Media pendederan berupa pasir atau serbuk gergaji, dan

    diberi naungan. Media pendederan harus selalu Lembab. Untuk itu diperlukan

    penyiraman dua kali sehari pada pagi dan sore.

    Pendederan benih dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu benih di atur berjajar

    dengan jarak antar benih 1 cm, atau benih di tebar dengan posisi tengkurap.

    Pendederan benih dengan cara di atur mempunyai keuntungan, yaitu pemindahan

    kecambah lebih mudah karena pertumbuhannya relatif seragam dan dapat dilakukan

    sampai stadium pancing. Bila pendederan dengan ditebar, pemindahan kecambah

    harus lebih cepat, yaitu pada stadium mentis atau stadium bintang. Bila pemindahan

    terlambat, akan dihasilkan bibit yang berakar bengkok atau bercabang akibat akar

    putus pada saat pemindahan ke lapang.

  • Gambar ;Pendederan biji karet dengan media serbuk gergaji

    Kecambah yang baik akan mentis dalam selang waktu 5 -14 hari setelah pendederan.

    Kecambah yang baru mentis setelah 14 hari setelah pendederan sebaiknya tidak

    ditanam dikebun pembibitan batang bawah karena pertumbuhannya akan

    terlambat. Karena itu untuk memperoleh bibit unggul prima sebaiknya digunakan

    benih yang berkecambah 14 hari.

    Untuk penanaman kelapang, kecambah diambil dari bedengan pendederan dengan

    hati hati agar tidak merusak bakal akar. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi

    atau sore hari untuk menghindari stress dilapangan. Kecambah diangkut dengan

    menggunakan ember air atau dengan nyiru.

    Dengan pemeliharaan yang baik ( penyiangan dan pemupukan ) pada umur 4 6

    bulan bibit batang bawah dapat diokulasi dengan teknik okulasi hijau atau setelah

    batang bawah umur 6 18 bulan dapatdilakukan okulasi dengan teknik okulasi

    coklat. Batang atas menggunakan entres prima ( mata okulasi dari ketiak daun ) dari

    kebun entres klon batang atas yang terpilih. Perbanyakan tanaman dengan teknik

    okulasi pada tanaman karet seperti ini akan menghasilkan klon unggul bermutu

    berupa bibit stum mata tidur..

    VII. Penutup

    Keunggulan suatu klon di tentukan oleh faktor genetika, diekspresikan dalam bentuk

    morfologi, anatomi dan fisiologi tanaman, serta kemampuan beradaptasi terhadap

    faktor lingkungan sehingga seluruh potensi dapat di ekspresikan dengan baik. Karena itu

    hasil dari pengolahan mutu benih unggul merupakan faktor utama.

  • SUMBER

    Anonim. 2009 . Pengelolaan benih karet. digilib.litbang.deptan.go.id/ repository

    /index.../.warta penelitian dan pembangunan Pertanian Vol 3 , no 5 2009.

    Anonim., 2009. Profile Tanaman Karet. Direktorat jenderal perkebunan.jakarta

    Anonim., 2011. Pembibitan karet. http:// gtuneland.wordpress.com/ 2011/03/

    13/pembibitan-karet/. Di akses pada tanggal 13 maret 2011

    Siregar.Tdan suhendri.I. 2013. Budidaya dan Teknologi Karet.Penebar Swadaya. Bogor

    Sjamsoeoed Sadjad.2006. Benih Yang Membawa dan Di Bawah Perubahan.IPB Bogor.