1. Manajemen Waktu

19
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET UPT MATA KULIAH UMUM BIRO ASISTENSI AGAMA ISLAM Masjid Nuul Huda UNS, Jln. Ir.Sutami 36A, Kentingan, Surakarta MANAJEMEN WAKTU TUJUAN Memahami hakekat waktu Mengenal kebiasaan diri membuang waktu Memberi motivasi untuk mengurangi kebiasaan membuang waktu Memahami pentingnya manajemen waktu Memberi semangat untuk meningkatkan kebiasaan menggunakan waktu sebaik mungkin Memberi semangat untuk menjadi hamba yang produktif METODE Ceramah, permainan. MEDIA OHP/ Papan tulis, spidol, kertas besar (kalender bekas), WAKTU 60 menit efektif Materi Ajar Waktu adalah salah satu nikmat tertinggi yang diberikan Allah kepada Manusia. Sudah sepatutnya manusia memanfaatkannya seefektif dan seefisien mungkin untuk menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah di bumi ini. Karena pentingnya manajemen waktu ini maka Allah swt telah bersumpah pada permulaan

Transcript of 1. Manajemen Waktu

Page 1: 1. Manajemen Waktu

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS SEBELAS MARET

UPT MATA KULIAH UMUM

BIRO ASISTENSI AGAMA ISLAMMasjid Nuul Huda UNS, Jln. Ir.Sutami 36A, Kentingan, Surakarta

MANAJEMEN WAKTU

• TUJUAN

• Memahami hakekat waktu

• Mengenal kebiasaan diri membuang waktu

• Memberi motivasi untuk mengurangi kebiasaan membuang waktu

• Memahami pentingnya manajemen waktu

• Memberi semangat untuk meningkatkan kebiasaan menggunakan waktu sebaik mungkin

• Memberi semangat untuk menjadi hamba yang produktif

• METODE

Ceramah, permainan.

• MEDIA

OHP/ Papan tulis, spidol, kertas besar (kalender bekas),

• WAKTU

60 menit efektif

• Materi Ajar

Waktu adalah salah satu nikmat tertinggi yang diberikan Allah kepada Manusia.

Sudah sepatutnya manusia memanfaatkannya seefektif dan seefisien mungkin untuk

menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah di bumi ini. Karena pentingnya manajemen

waktu ini maka Allah swt telah bersumpah pada permulaan berbagai surat dalam al-quran

yang turun di mekkah dengan berbagai macam bagian dari waktu. Misalnya bersumpah:

demi waktu malam, demi waktu siang, demi waktu fajar, demi waktu dhuha, dan demi masa.

Semisal dalam surat Al-Lail ayat 1-2, Allah berfirman : “Demi malam apabila menutupi

(cahaya siang), dan siang apabila terang benderang.”

Menurut pengertian yang popular di kalangan para mufassirin dan juga dalam

perasaan kaum muslimin, apabila Allah bersumpah dengan sesuatu dari ciptaan-Nya, maka

Page 2: 1. Manajemen Waktu

hal itu mengandung maksud agar kaum muslimin memperhatikan kepada-Nya dan agar hal

tersebut mengingatkan mereka akan besarnya manfaat dan impressinya. Oleh karena itu,

barang siapa terluput atau terlena dari suatu amal perbuatan pada salah satunya, maka

hendaklah ia berusaha menggantikannya pada saat yang lain.

Sementara itu sunnah nabawiah juga mengukuhkan nilai waktu, dan menetapkan

adanya tanggung jawab manusia terhadap waktu di hadapan ALLAH kelak di hari kiamat.

Terlebih, ada empat pertanyaan pokok yang akan dihadapkan kepada setiap mukallaf di hari

perhitungan kelak, dan ada dua pertanyaa dasar yang khusus berkenaan dengan waktu.

Tentang hal tersebut telah diriwayatkan oleh Mu’adz bin Jabal ra, bahwa Nabi saw telah

bersabda: “Tiada tergelincir kedua telapak kaki seorang hamba di hari Kiamat, sehingga

ditanya tentang empat hal, yaitu tentang umurnya di mana ia habiskan, tentang masa

mudanya di mana ia binasakan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan ia belanjakan, dan

tentang ilmunya bagaimana ia mengamalkannya.”

Begitulah, bahwa manusia bakal ditanya tentang umurnya secara umum dan tentang

masa mudanya secara khusus. Sesungguhnya masa mudamemang bagian daripada usia

manusia. Namun, masa itu mempunyai nilai istimewa dilihat dari segi usia, yaitu kehidupan

yang penuh pancaran cahaya, keteguhan yang masih dapat berkelanjutan, dan merupakan

suatu masa kuat di antara dua ancaman kelemahan, yaitu kelemahan masa kanak-kanak dan

kelemahan masa tua. Sebagaimana disinyalir dalam firman Allah SWT surat Ar Ruum ayat

54 : “Allah, dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan

(kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah

kuat itu lemah (kembali) dan berubah.”

Kewajiban-kewajiban dan etika Islam telah menetapkan adanya makna yang agung,

yaitu nilai waktu dan upaya memperhatikan setiap tingkatan dan setiap bagiannya.

Kewajiban ini menyadarkan dan mengingatkan manusia agar menghayati pentingnya waktu,

dan irama gerak alam, peredaran cakrawala, perjalanan matahari, planet-planet lain serta

pergantian malam dan siang. Sebagaimana ditentukannya waktu-waktu untuk shalat, zakat,

puasa, dan haji. Hal ini merupakan memberikan pelajaran bagi setiap muslim harus

senantiasa sadar terhadap perputaran masa dan mengawasi gerak pergantiannya, sehingga

tidak menunda-nunda waktu terhadap ibadah-ibadah yang telah ditentukan dan agenda-

agenda harian yang telah direncanakan.

Page 3: 1. Manajemen Waktu

Waktu mempunyai karakteristik khusus yang istimewa. Kita wajib mengerti secara

sungguh-sungguh dan wajib mempergunakannya sesuai dengan pancara cahayanya. Di antara

karakteristik waktu adalah sebagai berikut:

• Cepat habis.

Waktu itu berjalan laksana awan dan lari bagaikan angin, baik waktu senang atau suka ria

maupun saat susah datau duka cita. Apabila yang sedang dihayati itu hari-hari gembira,

maka lewatnya masa itu terasa lebih cepat, sedangkan jika yang dihayati itu waktu

prihatin, amaka lewatnya masa-masa itu terasa lambat. Namun, pada hakikatnya tidaklah

demikian, karena perasaan tersebut hanyalah perasaan orang yang sedang menghayati

masa itu sendiri. Kendati umur manusia dalam kehidupan dunia ini cukup panjang,

namun pada hakikatnya umur manusia hanya sebentar, selama kesudahan yang hidup itu

tibalah saat kematian. Dan tatkala mati telah merenggut, maka tahun-tahun dan masa

yang dihayati manusia telah selesai, hingga laksana kejapan mata yang lewat bagaikan

kilat yang menyambar.

• Waktu yang telah habis tak akan kembali dan tak mungkin dapat diganti.

Inilah ciri khas waktu dari berbagai karakteristik khusus waktu. Setiap hari yang berlalu,

setiap jam yang habis dan setiap kejapan mata yang telah lewat, tidak mungkin dapat

dikembalikan lagi dan tidak mungkin dapat diganti.

• Modal terbaik bagi manusia.

Oleh karena waktu sangat cepat habis, sedangkan yang telah lewat tak akan kembali dan

tidak dapat diganti dengan sesuatu pun, maka waktu merupakan modal terbaik. Modal

yang paling indah dan paling berharga bagi manusia. Keindahan waktu itu dapat

diketahui melalui fakta bahwa waktu merupakan wadah bagi setiap amal perbuatan dan

segala produktivitas. Karena itulah, maka secara realistis waktu itu merupakan modal

yang sesungguhnya bagi manusia, baik secara individu (perorangan) maupun kolektif

atau kelompok masyarakat.

Kiat yang benar untuk menyikapi waktu menurut Islam, ialah pandangan yang

mencakup masa lalu, masa sekarang dan masa depan secara keseluruhan. Oleh karena itu,

manusia wajib melihat, mengisi, dan mempersiapkan ketiga masa tersebut.

• Wajib melihat masa lalu.

Page 4: 1. Manajemen Waktu

Melihat ke masa lalu, dimaksudkan untuk mengambil pealjaran dengan segala

peristiwa yang terjadi pada masa tersebut. Menerima nasehat dengan kejadian yang

dialami umat saat itu dan sunnatullah terhadapa mreeka, sebab masa lalu merupakan

wadah peristiwa dan khazanah pelajaran.

• Melihat masa depan.

Melihat ke masa depan memang hal wajib, sebab manusia itu sesuai dengan

fitrahnya senantiasa terikat ke masa depan. Ia tak akan dapat melupakannya atau

menyembunyikannya di balik kedua telinganya. Sebagaimana manusia itu diberi rezeki

ingatan yang menghubungkannya dengan masa lalu dan apa yang terjadi di dalamnya,

maka iapun deberi rezeki upaya menggambarkan masa depan dan apa yang akan

diharapkan. (untuk mempersiapkan perbekalan)

• Memperhatikan masa kini.

Apabila seorang mukmin berkewajiban melihat ke masa lalu untuk mengambil

pelajaran, mengambil manfaat, dan mawas diri. Di samping itu, juga perlu melihat ke

masa depan untuk mempersiapkan perbekalan. Maka, ada kewajiban untuk

memperhatikan masa kini, yaitu masa di mana secara nyata kita sedang menjalani dan

menghayatinya, agar kita dapat menggunakannya sebelum lepas dan tersia-sia.

Selain itu, memenej waktu untuk merencanakan, mengatur, dan melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang ada haruslah memiliki landasan-landasan berikut.

• Pengetahuan kaidah yang rinci tentang optimalisasi waktu

Setiap muslim, hendaknya memahami dan mengetahui kaidah-kaidah yang rinci

tentang cara mengoptimalkan waktunya. Hal ini bertujuan untuk kebaikan dan

kemaslahatan dirinya dan orang lain. Tokoh-tokoh seperti Imam Ibnul Jauzi, Imam

Nawawi, dan Imam Suyuthi adalah orang-orang yang menjadi teladan bagi orang-orang

yang bisa mengoptimalkan waktu semasa hidupnya.??

• Memiliki manajemen hidup yang baik (SUDAHKAH??)

Setiap muslim haruslah pandai mengatur segala urusan hidupnya dengan baik,

menghindari kebiasaan yang tak jelas, matang dalam pertimbangan dan mempunyai

perencanaan sebelum melakukan pekerjaan. Ia harus berpikir, membuat program,

mempersiapkan, mengatur dan melaksanakannya.

• Memiliki Wudhuhul Fikrah (keluasan atau fleksibilitas dalam berpikir,)

Page 5: 1. Manajemen Waktu

Seorang muslim haruslah memiliki keluasan atau fleksibilitas dalam berpikir,

seperti mampu berpikir benar sebelum bertindak, berpengetahuan luas, mampu

memahami substansi pemikiran dan paham. Hal itu penting sebagai dasar

pengembangan berpikir ilmiah.

• Visioner

Seorang muslim juga harus memiliki pandangan jauh ke depan, bisa

mengantisipasi berbagai persoalan yag akan terjadi di tahun-tahun mendatang.

• Melihat secara utuh setiap persoalan

Setiap orang yang dapat mengatur waktunya secara optimal, tidak melihat masalah

secara parsial. Karena bisa jadi, persoalan itu memiliki kaitan dengan yang lainnya.

• Mengetahui Perencanaan dan skala prioritas

Mengetahui urutan ibadah dan prioritas, serta mengklasifikasi berbagai masalah

adalah faktor penting dalam mengatur waktu agar menghasilkan kerja yang optimal.

Dengan membuat skala prioritas, akan menghindarkan dari ketidakteraturan kegiatan.

• Tidak Isti’jal (tergesa-gesa) dalam mengerjakan sesuatu

Mengerjakan sesuatu dengan tidak tergesa-gesa dan berdasar pada ketenangan

jiwa yang stabil merupakan landasan yang penting dalam mewujudkan hidup yang lebih

baik.

Sementara, orang yang musta’jil menginginkan agar dalam waktu singkat ia

mampu melakukan hal-hal yang terpuji, sekaligus meninggalkan hal-hal yang tidak

terpuji. Hal ini jelas tidak sesuai dengan sunah kauniyah, yaitu hukum alam dan

kebiasaan.

• Berupaya seoptimal mungkin

Jika kita menginginkan terwujudnya aktivitas amal shalih, maka secara optimal

kita harus mengarahkan diri pada persoalan itu sesuai kemampuan yang ada pada diri

kita.

• Spesialisasi dan pembagian pekerjaan

Setiap muslim haruslah memiliki keahlian tertentu. Ia boleh memiliki pengetahuan

luas, tetapi ia juga perlu memfokuskan pada keahlian tertentu.

Beberapa contoh kebiasaan menggunakan waktu sebaik mungkin :

Page 6: 1. Manajemen Waktu

• Menyibukkan diri setiap waktu pada aktivitas yang memberikan

manfaat terbesar di akhirat

Penafsiran Abdullah Gymnastiar mengenai surat Al-Ashr : “Setiap

waktu harus digunakan untuk meningkatkan iman, meningkatkan amal

shaleh, nasihat-menasihati dalam menaati kebenaran dan nasihat-

menasihati dalam menetapi kesabaran”

“Sebesar-besar keuntungan di dunia adalah menyibukkan dirimu

setiap waktu pada aktivitas yang akan memberikan manfaat paling banyak

di hari akhir. Menyia-nyiakan waktu dapat memutusmu dari Allah dan hari

akhir, sedangkan kematian memutusmu dari dunia dan penghuninya.”

(Ibnu Qayyim al-Jauziyah).

Umur adalah mutiara indah yang tidak ternilai maka hendaklah

umur itu disimpan dalam lemari yang abadi di akhirat. (Umar bin ‘Ubayd).

“Gunakah waktu luangmu sebelum engkau sibuk., gunakan waktu

sehatmu sebelum engkau sakit, gunakan waktu hidupmu sebelum engkau

mati. Dan hisab dirimu sebelum engkau dihisab.” (Umar ibnul Khatab)

• Menjaga ketepatan waktu

“Ketepatan waktu dalam kehidupan dan kerja Islam adalah sama

pentingnya dengan menunaikan kewajiban agama dan moral. Setiap Muslim perlu

mengingat akan waktu, dan menggunakannya secara bersungguh-sungguh. Apa

pun aktifitas yang dijalankan, Muslim mesti bersedia menepati waktu. Kehidupan

ini bertujuan, dan manusia bertanggung jawab untuk setiap waktu. Jadi selama ada

waktu untuk aktifitas, Anda perlu berada di situ bukan saja tepat pada waktu, tapi

sebelum waktunya. Kegagalan untuk memulai tanggung jawab tepat pada

waktunya adalah kegagalan dalam keislaman Anda, dalam iman Anda.” (Hisham

Al-Talib)

“Seorang muslim yang terpercaya selalu menjaga waktunya dan waktu

saudaranya. Oleh karena itu, ia harus teliti akan janji, tidak mendahului atau

mengakhirkan waktu. Dia selalu memperhatikan janji pertemuannya sehingga

tidak menghambat yang lain. Berapa banyak kemaslahatan yang terbuang habis,

berapa banyak bahaya yang menimpa dikarenakan tidak disiplin dalam janji.

Page 7: 1. Manajemen Waktu

Berapa banyak pekerjaan yang sukses, dan berapa banyak kerusakan dapat dicegah

jika saja ada kedisiplinan dalam janji.” (Muhammad Abdul Halim Mahmud).

Keteladanan Hasan al-Banna : Ustadz Hasan Al Banna berjanji dengan

sebagian anggota ikhwan, untuk bertemu di sebuah kawasan taman. Seorang

datang sebelum waktunya, lalu yang lain datang tepat pada waktunya. Maka ia

menjabat tangan pada ikhwan tersebut sambil tersenyum, kecuali kepada yang

datang terlebih dahulu. Ia menjabat tangannya dengan cemberut sambil berkata,

“Kamu sekalian betul, kecuali seorang saudaramu.” Untuk diketahui, bahwa

datang sebelum waktunya sama seperti datang terlambat setelah waktunya, kedua-

duanya tidak bisa diterima.

Keteladanan Hasan Hudaibi : Dalam pertemuan pertama Al Ustadz Hasan

Hudaibi dengan ikhwannya setelah pengangkatannya sebagai pimpinan Ikhwanul

Muslimin, ia datang dalam acara beberapa menit sebelum dimulai. Ia berdiri diam

di depan pintu sehingga jam tepat menunjukkan waktu untuk memulai acara. Ia

pun masuk, lalu menyuruh menutup pintu dan melarang masuk seorangpun setelah

itu.

• Tidak pernah menunda sampai esok pekerjaan yang dapat dikerjakan

hari ini

Jika Anda menangguhkan suatu pekerjaan, tugas Anda akan

bertimbun. Anda tidak tahu apakah yang akan terjadi pada esok hari.

Adalah sesuatu yang melegakan jika Anda memulai kerja hari ini tanpa

ada pekerjaan kemarin yang masih tertinggal. Latihan yang baik adalah

melakukan tugas dengan serta merta jika tugas itu hanya 5 menit atau

kurang. Jika tugas itu lebih dari 5 menit, jadwalkan menurut

prioritasnya. Peraturan yang berharga ini jika dituruti dapat

menjadikan Anda orang yang hebat. Coba bayangkan Anda dapat

melakukan dua belas tugas dalam satu jam. Jika ada sepuluh orang

seperti Anda dalam organisasi, efektivitas tugas Anda sungguh

menakjubkan. (Hisham Al-Talib)

• Mengurangi kebiasaan membuang waktu

Page 8: 1. Manajemen Waktu

“Satu desah nafas kita saat menjalani waktu demi waktu, merupakan

langkah menuju kubur. Alangkah ruginya kita disaat menjalani sesuatu yang

berharga kemudian kita sia-siakan. Orang yang bodoh adalah jika diberikan modal

maka modalnya dihamburkan dengan sia-sia. Begitu juga kita jika sudah diberi

modal waktu, kemudian waktunya kita hambur-hamburkan maka kita termasuk

orang yang bodoh. (KH Abdullah Gymnastiar).

Beberapa kebiasaan membuang waktu : Obrolan sia-sia Acara televisi

dan radio Keisengan dan kesenangan tiada arti Hobby tiada arti Lamunan

sia-sia Hati yang busuk

• Efektif dalam memanfaatkan waktu

“Keunggulan sangat dekat dengan orang yang paling efektif dalam

memanfaatkan waktunya. Setiap detik adalah peluang bagi peningkatan

kemampuan; kemampuan keilmuan, kemampuan diri, kemampuan kelapangan

dada, kemampuan ibadah.” (KH Abdullah Gymnastiar).

Menyikapi waktu : “Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin

maka dia termasuk dalam orang-orang yang merugi” (H.R. Dailami).

Segala aktivitas bisa digolongkan menurut penting maupun gentingnya,

serta dapat masuk ke dalam satu di antara empat kuadran Matriks Manajemen

Waktu.

GENTING TIDAK

GENTING

PENTING

I II

TIDAK

PENTING

III IV

Suatu aktifitas adalah penting jika kita menganggapnya berfaedah dan

menunjang misi, nilai-nilai dan sasaran-sasaran kehidupan kita yang

Page 9: 1. Manajemen Waktu

berprioritas tinggi. Suatu aktifitas adalah genting jika kita atau orang lain

merasa ia menuntut diberi perhatian segera.

Pemakaian terbaik dari waktu kita berfokus pada kuadran-kuadran yang

menekankan unsure “penting” (kuadran I dan II). Di antara dua kuadran ini,

fokus utama kita harus pada Kuadran II. Manusia yang efektif itu :

• Menghabiskan banyak waktu mereka di Kuadran II, mengembangkan

peluang-peluang serta memelihara sumberdaya yang ada.

• Mengantisipasi aktifitas-aktifitas Kuadran I dan mengalihkannya ke

Kuadran II.

• Mencegah atau bersiap-siap menghadapi aktifitas Kuadran I dan karenanya

mengurangi atau menghilangkan kegentingannya.

• Menentukan dan menghilangkan berbagai aktifitas yang tidak mendukung

perwujudan misi kita.

• Memenage waktu agar dapat memenuhi hak kepada yang berhak

“Muslim adalah manusia sempurna yang memberikan seluruh hak kepada

yang berhak. Ia menunaikan kewajibannya secara total. Inilah salah satu sisi dari

‘ubudiyah kepada Allah. Muslim adalah manusia yang tidak meninggalkan satu

pun kewajibannya. Manusia yang tidak ada yang menandingi keutuhan

kemanusiaannya.” (Sa’id Hawwa).

Maka penggunaan waktu bagi seorang Muslim akan ia kelola sedemikian

rupa guna memenuhi seluruh hak-hak tersebut. Secara lebih rinci, Sa’id Hawwa

menyebutkan bahwa kewajiban-kewajiban yang ada dalam diri kita meliputi

penunaian hak Allah, hak kedua orang tua, hak kaum kerabat, hak tetangga, hak

kerja, hak Muslim, hak nonmuslim, hak negara dan hak makhluk lain.

• Mengarahkan kerja pada kehidupan pribadi agar lebih produktif

• Kiat-kiat praktis untuk meningkatkan produktifitas pemanfaatan

waktu (versi Abdullah Gymnastiar) :

Biasakan tertib dan teratur :

• Tahu dan taat aturan.

• Tertib mengambil dan menyimpan.

Page 10: 1. Manajemen Waktu

• Selalu rapih dan bersih.

• Segalanya mudah dikenal.

• Lalu lintas lancar

• Selalu terencana

• Harus ada target

• Rencana cadangan

• Disiplin dalam rencana

• Program harus adil

• Biasa dengan data dan informasi akurat

• Selalu jelas dan akurat

• Bukan tahu tapi paham

• Sedia perlengkapan dan peralatan memadai

• Belilah sesuai kebutuhan dan kemampuan

• Awali tahu aturan pakai

• Pergunakan oleh ahlinya

• Ready to combat

• Siapkan cadangan

• Rawat berkala

• Biar cepat dan ringkas asal selamat

• Buatlah standar waktu

• Berlatih agar gesit dan tangkas

• Biasakan check and Re-check

• Buatlah check-list

• Re-check

• Kiat-kiat praktis untuk meningkatkan produktifitas pemanfaa\\\\\\\\\\

versi Hisham Al-Talib):

• Rancang aktivitas harian Anda pada setiap pagi dengan mencatat hal-hal

yang akan dikerjakan, dan tandai dengan coretan kalau sudah dikerjakan

• Jangan mengunjungi teman tanpa menelponnya terlebih dahulu

Page 11: 1. Manajemen Waktu

• Senantiasa membawa pensil dan kertas atau nota kecil dalam kantong

Anda sehingga Anda mampu mencatat rencana dan ide pada waktu yang

terluang

• Rancang waktu istirahat dan coba menyesuaikannya dengan waktu

shalat

• Manfaatkan waktu terluang dengan membaca, menghafal, atau

melakukan sesuatu yang konstruktif (membangun)

• Jika Anda mempunyai janji, pastikan kedua pihak mengerti waktunya

yang jelas

• Aturlah waktu perjalanan Anda sesuai dengan jarak yang akan

ditempuh, jatahkan untuk biaya yang tidak terduga agar Anda tiba ke

tempat tujuan pada waktu yang direncanakan

• Siapkan semua benda yang diperlukan sebelum melakukan suatu

pekerjaan

• Jauhi orang yang berpikiran dangkal dan tamak untuk mencuri waktu

Anda

• Jangan melakukan perjalanan sendiri, jika Anda dapat

menyelesaikannya dengan mengirimkan surat atau telepon

• Jika Anda membawa pesan dari seseorang atau berbelanja, tuliskan

semua barang, dan rencanakanlah perjalanan Anda dengan baik supaya

tidak menempuh jalan yang berjarak dua kali lipat, tetapi tempuhlah

jarak yang tersingkat

• Cobalah selalu berusaha lebih keras. Kita bisa meningkatkan hasil antara

10 hingga 15 % dengan melakukan usaha sedikit lebih. Jika Anda

berencana untuk membaca sejumlah halaman tertenu atau bekerja

hingga jam tertentu, Anda bisa memaksa diri melakukan sesuatu lebih

sedikit dari itu. Kebiasaan ini dapat meningkatkan produksi dan

membantu keberhasilan. Karena tugas selalu lebih banyak dari waktu

yang tersedia, kebiasaan ini bisa membuat kita lebih produktif dan

menguntungkan.

Page 12: 1. Manajemen Waktu

Kita tidak harus menghindari beristirahat atau rekreasi. Yang kita

hindari adalah membuang waktu. Rekreasi itu sendiri berarti menciptakan

kembali. Salah satu tragedi terbesar dalam kehidupan modern ialah

kehidupan kita yang tergesa-gesa, kita sering membiarkan diri kita melesat

terlalu jauh dari rohani sehingga diragukan apakah keduanya dapat bertemu

kembali di dunia. Bayangkan bagaimana indahnya rohani kita berjalan

seiring dengan jasmani. Ambillah waktu sejenak untuk shalat, bertafakur,

berfikir dan menguatkan keimanan.

• Maraji’ :

Manajemen Waktu Islami karangan Yusuf Qardhawi

http://hendragalus.wordpress.com/2011/06/11/manajemen-waktu-dalam-islam/

• PROSES

• Asisten menyampaikan ulasan singkat tentang Hakikat Waktu.

• Asisten dan peserta FU AAI melakukan ‘Lomba’ Kebiasaan Membuang Waktu

• Peserta dibagi kelompok, jumlah anggota maksimum adalah 7 orang, setiap kelompok

adalah peserta lomba.

• Lombanya adalah menuliskan sebanyak-banyaknya kebiasaan membuang waktu di

sebuah kertas besar yang di temple di depan, setiap peserta menuliskan kebiasaan-

kebiasaanya dalam membuang waktu setiap kesempatan yang diberikan. Setiap tanda

dibunyikan, maka hanya satu peserta yang maju ke depan lalu menuliskan sebanyak

mungkin kebiasaannya itu, kemudian tanda dibunyikan lagi, maka peserta berikutnya

yang maju ke depan, satu peserta dapat diberikan waktu 30 detik.

• Pada lomba ini, setiap peserta memang dituntut untuk berpikir dengan cepat.

• Setelah waktu habis, seluruh peserta (seluruh kelompok) diminta untuk memilih dua

buah kebiasaan yang paling sering dilakukan, tentunya setiap orang berbeda, karena

itulah diberi waktu tertentu dan keputusan sudah ada, diharapkan seluruh peserta dapat

berdiskusi atau musyawarah untuk memutuskan, tetapi cara peserta memutuskan

pilihan diserahkan pada peserta.

• Asisten bersama dengan peserta FU AAI membahas hasil lomba.

Page 13: 1. Manajemen Waktu

• Asisten menyampaikan materi tentang Manajemen Waktu dan menceritakan cerita

seorang tokoh yang produktif dalam hidupnya (ada baiknya kisah sahabat, atau tokoh abad

20, atau Rasulullah saw lebih baik asalkan bisa mengarahkannya sehingga tidak terkesan

mengulang tarikh saja).