1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

25
1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING DAN INTENSITAS DISTRIBUSI TERHADAP EKUITAS MEREK (Studi Kasus Merek Khong Guan di Semarang) Wahyu Ratnawati Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. ========================================================== ABSTRACT The purpose of this study is to investigate and examine the effect of perceived advertising spending to brand awareness and brand image, the effect of distribution intensity to brand awareness, the effect of brand awareness to brand image, the effect of brand awareness to brand equity and the effect of brand image to brand equity. This study used 160 respondents who is consumer of Khong Guan brand in Semarang. The sampling techniques used is quota sampling method which is represented population in every subdistricts in Semarang. The results showed, only four of the six hypothesis are accepted. The result of the analysis are : 1. Perceived advertising spending has positive impact on brand image, 2. The distribution intensity has positive impact on brand awareness, 3. Brand awareness has positive impact on brand image, and 4. Brand image has positive impact on brand equity. Keyword : Perceived Advertising Spending, Distribution Intensity, Brand Awareness, Brand Image, Brand Equity, Biscuits

Transcript of 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

Page 1: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

1

ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING DAN

INTENSITAS DISTRIBUSI TERHADAP EKUITAS MEREK

(Studi Kasus Merek Khong Guan di Semarang)

Wahyu Ratnawati

Dr. Suharnomo, S.E., M.Si.

==========================================================ABSTRACT

The purpose of this study is to investigate and examine the effect of

perceived advertising spending to brand awareness and brand image, the effect of

distribution intensity to brand awareness, the effect of brand awareness to brand

image, the effect of brand awareness to brand equity and the effect of brand

image to brand equity.

This study used 160 respondents who is consumer of Khong Guan brand

in Semarang. The sampling techniques used is quota sampling method which is

represented population in every subdistricts in Semarang.

The results showed, only four of the six hypothesis are accepted. The

result of the analysis are : 1. Perceived advertising spending has positive impact

on brand image, 2. The distribution intensity has positive impact on brand

awareness, 3. Brand awareness has positive impact on brand image, and 4. Brand

image has positive impact on brand equity.

Keyword : Perceived Advertising Spending, Distribution Intensity, Brand

Awareness, Brand Image, Brand Equity, Biscuits

Page 2: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

2

PENDAHULUAN

Industri makanan dan minuman sebagai bagian dari industri FMCG (Fast

Moved Consumable Goods) merupakan salah satu industri yang mengalami

pertumbuhan signifikan dari tahun ke tahun. Salah satu dari sekian banyak

industri yang termasuk di dalam industri makanan dan minuman adalah industri

biskuit. Industri ini memiliki banyak pemain dan masing-masing berlomba-lomba

membuat merek produknya menjadi pilihan utama konsumen. Merek yang

menjadi pilihan utama konsumen akan membuat perusahaan mendapatkan volume

penjualan yang diiinginkan dan profit yang menjanjikan dan berujung pada

eksistensi dan pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Pentingnya peran merek

membuat perusahaan berupaya agar mereknya menjadi merek yang kuat. Kotler,

et al. (2009) menyatakan bahwa merek yang kuat dibangun dengan perencanaan

hati-hati dan merupakan investasi jangka panjang. Inti kesuksesan sebuah merek

terletak pada produk atau jasa yang luar biasa dan didukung rencana kreatif dan

eksekusi pada pemasarannya. Sejalan dengan pendapat Kotler, Yoo et al. (2000)

menyatakan bahwa kekuatan sebuah merek dapat dilihat dari pengukuran kegiatan

pemasarannya. Pengukuran kegiatan pemasaran ini dapat dilakukan dengan

mengukur nilai yang didapatkan perusahaan dan nilai yang didapatkan dari

pelanggan. Nilai yang didapatkan dari perusahaan dapat dilihat dari

perkembangan ROI, market share dan pengukuran kinerja keuangan yang lain.

Sedangkan untuk mengukur nilai yang didapatkan pelanggan dapat dilihat dari

persepsi pelanggan terhadap ekuitas merek.

Sejak tahun 1999, Frontier Consulting Group telah mengadakan Survei

Top Brand untuk mengukur kinerja merek-merek yang beredar di Indonesia.

Survei dilakukan di 6 kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya,

Medan dan Makassar. Brand index dihitung dengan menggunakan tiga parameter,

yaitu merek yang paling mudah diingat (top of mind), merek yang terakhir dibeli

(last usage) dan merek yang akan dipilih pada masa depan (future intention).

Ketiga parameter tersebut menggambarkan mind share, market share dan

commitment share dari merek-merek yang dievaluasi. Top Brand Index sendiri

merupakan hasil dari pengembangan merek yang dilakukan. Merek yang kuat

secara rasional harus dikenal konsumen, mampu mendorong pembelian dan

Page 3: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

3

menciptakan loyalitas. Predikat Top Brand akan disandang sebuah merek dengan

perolehan brand index minimal 10%.

Tabel TOP Brand Index Kategori Biskuit Bukan Wafer

MerekTahun

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010Roma 19,5 20,5 22,9 19,9 19,4 22,3 27,2 27,5Biskuat 11,9 20,1 21,6 22,6 25,8 31,8 24,1 21,4Khong Guan 18,1 16,6 17,9 15,6 17,6 12,7 12,3 10,8Oreo 8,6 5,1 7,1 3,8 4,1 4,1 3,9 5,3Marie Regal 8,3 4,0 3,8 5,1 3,9 3,7 5,3 5,0Sumber : Marketing 02/X/Februari 2010

Data dalam tabel di atas menunjukkan bahwa merek Khong Guan

mengalami trend penurunan brand index, terutama dalam tiga tahun terakhir, dari

tahun 2007 hingga tahun 2010. Penurunan brand index ini menunjukkan adanya

penurunan kinerja merek pada merek Khong Guan, yang berarti pula terjadi

penurunan pada ekuitas mereknya.

Pada penelitian ini memfokuskan untuk mengetahui pengaruh perceived

advertising spending dan intensitas distribusi terhadap ekuitas merek. Hal tersebut

didasari pertimbangan bahwa di tengah kemajuan teknologi saat ini, sebuah

produk dapat dengan mudah dan dalam waktu singkat ditiru oleh pesaing

sehingga dibutuhkan terobosan untuk membuat produk menjadi berbeda di mata

konsumen, berupa periklanan dan distibusi yang intensif. Keduanya memang

telah umum diimpelentasikan oleh berbagai perusahaan, tetapi dalam

pelaksanaannya setiap perusahaan memiliki strategi yang berbeda dan tentunya

akan memperoleh hasil yang berbeda pula.

Setiap tahunnya perusahaan mengalokasikan sejumlah dana yang besar

untuk belanja periklanan. Data belanja iklan produsen biskuit sebagai berikut :

Tabel Belanja Iklan Produsen Biskuit

Nama perusahaan Besar belanja iklan (dalam rupiah)Tahun 2007 Tahun 2008

Mayora 21,7 miliar 17,5 miliarKhong Guan Indonesia 6,1 miliar 3,6 miliar

Kraft Tidak diketahui 125,3 miliarGroup Orang Tua Tidak diketahui 58,9 miliar

Garuda Food Tidak diketahui 44,2 miliarSumber : http://swamajalah/sajian/details.php

Dari data di atas diketahui bahwa Grup Khong Guan Indonesia

mengeluarkan belanja iklan yang paling sedikit dibandingkan produsen yang lain.

Page 4: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

4

Shimp (dikutip dalam Yoo, 2000) mengemukakan bahwa jumlah periklanan yang

lebih besar terkait secara positif dengan kesadaran merek dan asosiasi merek

dimana keduanya mengarahkan ke ekuitas merek yang lebih besar.

Saat ini, saluran-saluran distribusi telah mengalami perubahan dan

perkembangan yang pesat. Berdasar data Nielsen, pasar secara nasional di tahun

2008 tumbuh sebesar 21% dibanding tahun 2007. Dari angka ini, saluran modern

menyumbang pertumbuhan 23,3%, di mana pertumbuhan minimarket 32,9% dan

pertumbuhan hypermarket 17,4%. Sementara saluran tradisional juga tumbuh

sebesar 19,9%. Sementara untuk pasar secara keseluruhan, saluran modern

menyumbang persentase sebesar 37% sedangkan saluran tradisional turun

menjadi 63%. Data ini juga menunjukkan saluran distribusi modern secara

berlahan telah mengambil alih peran saluran distribusi tradisional. Saat ini, juga

telah terjadi perubahan pola belanja, konsumen mulai beralih dari tempat-tempat

belanja tradisional ke tempat-tempat belanja modern terutama untuk produk-

produk hasil manufaktur. Ini tidak lepas dari keunggulan yang dimiliki oleh

saluran distribusi modern yang mampu memotong saluran distribusi menjadi lebih

pendek sehingga mampu menawarkan produk-produk dengan harga yang lebih

murah.

TELAAH TEORI

1.1.1 Ekuitas MerekMenurut Kotler dan Keller (2009) ekuitas merek (brand equity) adalah

nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Nilai ini mungkin tercermin

dari bagaimana konsumen berpikir, merasakan dan bereaksi hormat terhadap

merek (nilai psikologi) dan mungkin juga tercermin dari harga, pangsa pasar dan

laba yang lebih besar untuk perusahaan sebagai akibat kepemilikan merek (nilai

keuangan).

Keller (1993) menjelaskan bahwa ada dua motivasi utama dalam

mempelajari ekuitas merek. Motivasi pertama berdasarkan aspek keuangan untuk

memperkirakan nilai merek secara lebih tepat untuk tujuan akuntansi. Motivasi

kedua berdasarkan motivasi untuk meningkatkan produktifitas pemasaran. Dalam

Page 5: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

5

penelitian ini, pembahasan ekuitas merek berkaitan dengan motivasi kedua yang

berbasiskan perilaku konsumen.

Keller (1993) mendefinisikan ekuitas merek berbasis konsumen

(customer-based brand equity) sebagai efek diferensial pengetahuan merek pada

respon konsumen terhadap pemasaran merek. Sebuah merek dikatakan memiliki

ekuitas merek berbasis konsumen positif ketika konsumen bereaksi dengan lebih

baik terhadap sebuah produk dan cara-cara produk tersebut dipasarkan,

dibandingkan bila produk tersebut tidak diberi merek. Sementara sebuah merek

dikatakan memiliki ekuitas merek berbasis konsumen negatif bila konsumen

kurang bereaksi terhadap sebuah produk dan cara-cara produk tersebut

dipasarkan, dibandingkan bila produk tersebut tidak diberi merek.

Kesadaran Merek

Menurut Aaker dalam Markplus Institute of Marketing(2010), kesadaran

merek (brand awareness) adalah kemampuan dari pembeli potensial untuk

mengenali atau mengingat bahwa suatu merek termasuk dalam kategori produk

tertentu. Kesadaran merek memiliki 4 tingkatan, yaitu :

1. Tidak menyadari merek (unaware of brand) : Pada tahapan ini, pelanggan

merasa ragu apakah sudah mengenal merek yang disebutkan atau belum

mengenal.

2. Mengenali merek (brand recognition) : Pada tahapan ini, pelanggan mampu

mengidentifikasi atau mengenali merek yang disebutkan.

3. Mengingat merek (brand recall) : Pada tahapan ini, pelanggan mampu

mengingat merek jika diberi stimulus.

4. Puncak pikiran (top of mind) : Pada tahapan tertinggi ini, sebuah merek

mampu muncul pertama kali di benak pelanggan ketika berbicara mengenai

kategori produk tertentu.

Citra Merek

Kotler dan Keller (2009) yang mendefinisikan citra merek (brand image)

sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang

terhadap suatu merek. The Marketing Science Institute dalam Villarejo-Ramos et

al. (2005) menyatakan bahwa citra merek adalah seperangkat asosiasi yang

diuraikan dalam kapasitas imaginatif konsumen, yang membuatnya meraih

peningkatan berarti pada volume penjualan daripada jika tidak memiliki nama

merek. Dari berbagai definisi ini, dapat ditarik persamaan bahwa citra merek

Page 6: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

6

terkait dengan aspek-aspek intangible (abstrak) yang dilekatkan konsumen pada

merek.

Menurut Keller (2001), dari banyak jenis intangible aspek yang dikaitkan

dengan merek, terdapat empat kategori penting, yaitu : user profile, situasi

pembelian dan situasi penggunaan, personaliti dan nilai dan sejarah, warisan dan

pengalaman.

Perceived Advertising Spending

Menurut Markplus Institute of Marketing (2010), periklanan (advertising)

adalah bentuk presentasi dan promosi ide, barang atau jasa berbayar melalui

sponsor atau media tertentu.

Periklanan merupakan langkah lanjutan yang harus dilakukan perusahaan

setelah melakukan publisitas. Publisitas hanya muncul ketika perusahaan

memiliki cerita, contohnya ketika peluncuran produk baru atau menorehkan

prestasi penjualan yang gemilang. Periklanan bertujuan untuk melindungi pangsa

pasar dari pesaing oleh karenanya beberapa perusahaan rela mengeluarkan dana

yang sangat besar. Bahkan pemimpin merek pun melakukan periklanan untuk

melindungi diri mereka dan tetap mengokohkan posisi sebagai pemimpin merek.

Hal ini dilakukan karena konsumen cenderung memilih membeli merek yang

lebih baik dan pemimpin merek dipersepsikan konsumen sebagai merek yang

lebih baik (Ries, 2002).

Pembelanjaan periklanan (advertising spending) hampir selalu dikaitkan

dengan besarnya dana yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai periklanan

(pengeluaran aktual). Dalam penelitian ini pembelanjaan periklanan yang

dimaksud adalah perceived advertising spending yang merupakan persepsi

subjektif konsumen tentang besarnya pengeluaran iklan perusahaan bukan

berdasarkan pengeluaran iklan secara aktual dalam nominal mata uang.

Intensitas Distribusi

Menurut Tjiptono (2006), pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan

pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang

dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan

yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, waktu dan tempat).

Menurut Craveens et al. (2009), intensitas distribusi adalah situasi terbaik

tentang berapa banyak toko retail (atau dealer produk industry) membawa

sejumlah merek dalam sebuah area geografis. Satu area perdagangan tersebut bisa

Page 7: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

7

merupakan bagian dari sebuah kota, seluruh area metropolitan atau sebuah area

geografis yang lebih luas. Jika sebuah perusahaan memutuskan untuk

mendistribusikan produknya pada banyak outlet retail maka perusahaan tersebut

melakukan pendekatan distribusi secara intensif. Umumnya produk yang dijual

berupa barang konsumsi seperti makanan dan minuman. Pemilihan intensitas

distibusi yang benar tergantung pada strategi targeting dan positioning

manajamen dan produk dan karakteristik pasar.

Sementara Ferris et al, Smith dalam Yoo et al, 2000 menyatakan bahwa

distribusi bersifat intensif saat produk ditempatkan dalam sejumlah besar toko

sehingga dapat mencakup pasar yang lebih luas. Konsumen akan merasa puas jika

suatu produk tersedia dalam sejumlah besar toko karena kapanpun dan dimanapun

konsumen akan mudah mendapatkannya.

Hubungan Perceived Advertising Spending dengan Kesadaran Merek

Hauser dan Wernerfeldt dalam Yoo (2000) menyatakan bahwa periklanan

memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran merek dan pada

akhirnya berdampak pula dalam meningkatnya asosiasi merek. Pengulangan

iklan akan meningkatkan peluang merek untuk berada dalam kumpulan merek-

merek yang dipertimbangkan di benak konsumen. Yang nantinya akan

menyederhanakan keputusan merek konsumen dan menciptakan kebiasaaan untuk

memilih merek tersebut.

Kesadaran merek dapat timbul oleh pengulangan iklan dan akan

berdampak pada keputusan pembelian. Keputusan pembelian ini tidak hanya pada

aspek perilaku, tetapi bahkan pada tingkat afektifnya (Aaker dan Day dalam

Villarejo-Ramos, 2005). Keller (1993) juga menyatakan bahwa kesadaran merek

dapat diciptakan dengan peningkatan pengenalan merek melalui pengulangan

iklan (untuk brand recognition) dan asosiasi yang kuat dengan kategori produk

atau situasi pembelian atau situasi konsumsi yang tepat (untuk brand recall).

Penelitian Villarejo-Ramos et al. (2005) dan Killa (2008) juga

membuktikan bahwa perceived advertising spending berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kesadaran merek.

Berdasarkan uraian di atas diajukan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Perceived Advertising Spending berpengaruh secara positif terhadap

kesadaran merek

Page 8: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

8

Hubungan Perceived Advertising Spending dengan Citra Merek

Meenagham dalam Killa (2008) menyatakan bahwa periklanan

diidentifikasi sebagai satu dari komponen-komponen mendasar dalam

menciptakan citra. Reid dan Buchanan dalam Killa (2008) menyimpulkan bahwa

citra merek dapat dipandang sebagai produk dari interaksi antara pengalaman

langsung konsumen dengan unsur-unsur merek dan periklanan di sini memainkan

peran dalam menyediakan cara bagaimana merek dipersepsikan dan dialami.

Keller, Heckler and Houston dalam Villarejo-Ramos, et al (2005)

menyatakan bahwa asosiasi dihubungkan pada merek sebagai sebuah gambaran

mental, yang konsumen persepsikan setelah mengenali merek pada pesan yang

dikirim perusahaan. Asosiasi positif yang membentuk citra merek tinggi

konsumen melalui periklanan dan kekuatan periklanan.

Penelitian Villarejo-Ramos et al. (2005) dan Killa (2008) menemukan

bahwa perceived advertising spending berpengaruh positif dan signifikan

terhadap citra merek.

Berdasarkan uraian di atas diajukan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Perceived Advertising Spending berpengaruh secara positif terhadap citra

merek

Hubungan Intensitas Distribusi dengan Kesadaran Merek

Ferris, Oliver dan Kluyer dalam Yoo (2000) menyatakan bahwa konsumen

akan lebih puas jika sebuah produk tersedia di banyak toko karena akan mudah

ditemukan ketika konsumen menginginkannya. Villarejo-Ramos et al. (2005)

menyatakan bahwa ketersediaan produk seharusnya mendorong pengetahuan

merek, sehingga peningkatan dalam intensitas distribusi akan memberikan efek

positif dalam pengenalan nama merek dan kesadaran merek.

Berdasarkan uraian di atas diajukan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Intensitas distribusi berpengaruh secara positif terhadap kesadaran merek

Hubungan Kesadaran Merek dengan Citra Merek

Keller (1993) menyatakan bahwa kesadaran merek memainkan peran

penting dalam pengambilan keputusan konsumen. Pertama, kesadaran merek akan

membuat konsumen memikirkan tentang merek ketika mereka berpikir tentang

kategori produk. Kedua, kesadaran merek mendorong konsumen, yang tidak

memiliki asosiasi merek sama sekali agar tetap memilih merek tersebut,

contohnya pada kondisi keterlibatan rendah (low involvement). Kondisi

Page 9: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

9

keterlibatan rendah terjadi ketika konsumen kurang memiliki motivasi terhadap

produk (konsumen tidak peduli pada produk) atau ketika konsumen tidak

memiliki kemampuan untuk memahami produk (konsumen tidak mengetahui

informasi apapun tentang produk). Ketiga, kesadaran merek mempengaruhi

pembentukan citra merek. Citra merek akan semakin mudah tercipta bila ada

kesadaran merek.

Penelitian Villarejo-Ramos et al. (2005), Killa (2008), Putri (2010)

menemukan bahwa kesadaran merek berpengaruh positif terhadap citra merek.

Berdasarkan uraian di atas diajukan hipotesis sebagai berikut :

H4 : Kesadaran merek berpengaruh positif terhadap citra merek.

Hubungan Kesadaran Merek dengan Ekuitas Merek

Kesadaran merek memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan

konsumen. Kesadaran merek membuat konsumen mengingat tentang suatu merek

ketika konsumen dihadapkan pada situasi pembelian (Aaker dalam Mac Donald

dan Sharp, 2003). Keller (1993) menyatakan bahwa semakin tinggi kesadaran

merek menyebabkan peluang lebih besar sebuah merek dipilih dalam proses

pengambilan keputusan pembelian, yang pada akhirnya mengarah pada

peningkatan pendapatan, penurunan biaya dan keuntungan yang lebih besar bagi

perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas diajukan hipotesis sebagai berikut :

H5 : Kesadaran merek berpengaruh positif terhadap ekuitas merek.

Hubungan Citra Merek dengan Ekuitas Merek

Faircloth et al. dalam Killa ( 2008) menemukan bahwa citra merek yang

positif secara signifikan meningkatkan kemauan membeli dan keinginan

membayar premium yang pada dasarnya adalah indikator dari ekuitas merek.

Berdasarkan uraian di atas diajukan hipotesis sebagai berikut :

H6 : Citra merek berpengaruh positif terhadap ekuitas merek.

Kerangka Pemikiran Teoritis

Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat

disusun sebuah kerangka pemikiran teoritis seperti yang tersaji dalam gambar

sebagai berikut :

Page 10: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

10

Gambar Kerangka Pemikiran Teoritis

Model dimodifikasi dari Villarejo-Ramos et al. (2005), Yoo et al (2000), Rajh(2005), Killa (2008), Putri (2010)

METODE PENELITIAN

Instrumen Pengukuran

Variabel Definisi Notasi IndikatorPerceivedAdvertisingSpending

Persepsi subjektif konsumententang pembelanjaan/pengeluaran iklan perusahaandan bukan berdasarkanpengeluaran iklan secara aktual.

PAS1

PAS2PAS3

1. Kuantitas mediaiklan

2. Frekuensi iklan3. Kualitas iklan

Intensitasdistribusi

Persepsi subjektif konsumententang distribusi produk diberbagai toko dan tempat-tempat lain.

ID1

ID2

ID3

1. Ketersediaanproduk

2. Kuantitas channeldistribusi

3. Jangkuan distribusiKesadaranmerek

Kemampuan konsumen untukmengenali atau mengingat suatumerek termasuk dalam kategoriproduk tertentu

KM1KM2KM3KM4

1. Aware of brand2. Brand recognition3. Brand recall4. Top of mind

Citramerek

Seperangkat keyakinan, ide, dankesan yang dimiliki olehseseorang terhadap suatumerek.

CM1CM2CM3

1.Brand performance2.Brand imagery3.Brand

differentiationEkuitasmerek

Sejumlah aset dan liability yangberhubungan dengan merek,nama dan symbol yangmenambah atau menguranginilai dari produk atau pelayananbagi perusahaan atau pelangganperusahaan .

EM1

EM2

EM3

1.Preferensi terhadapkarakteritik produk

2.Preferensi terhadapkualitas produk

3.Preferensi terhadapproduk secarakeseluruhan

KesadaranMerek

EkuitasMerek

CitraMerek

PerceivedAdvertisingSpending

IntensitasDistribusi

Page 11: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

11

Skala

Skala interval yang digunakan dalam penelitian ini adalah bipolar

adjective agree-disagree scale yang memberikan dua kategori ekstrim sangat

tidak setuju dan sangat setuju, dan diwujudkan dalam rentang nilai 1 hingga 10.

Rentang nilai 1 hingga 10 dipilih karena sangat umum digunakan di masyarakat

dan rentang nilai ini tidak memiliki nilai tengah.

Untuk kategori pertanyaan pada semua variabel menggunakan ukuran

jawaban sangat tidak setuju dan sangat setuju.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

sangat tidak setuju -------------------------------------------------------- sangat setuju

Dalam penelitian ini, untuk memudahkan responden dalam menjawab

kuesioner, maka skala penilaiannya sebagai berikut:

Skala 5 – 1 : Cenderung Tidak Setuju Skala 6 – 1 : Cenderung setuju

Makin ke 1 makin tidak setuju Makin ke 10 makin setuju

Sampel dan Prosedur

Dalam penelitian ini digunakan rasio 10 : 1 dan jumlah variabel indikator

adalah 10, maka sampel yang dibutuhkan sebanyak 16 x 10 = 160 sampel.

Sampel ini berasal dari responden dengan kriteria berusia mininal 17 tahun,

berdomisili di Semarang dan telah mengonsumsi atau membeli produk-produk

merek Khong Guan dalam periode satu tahun ke belakang (April 2010 hingga

April 2011). Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah teknik kuota

sampling berdasarkan persentase populasi pada masing-masing kecamatan di kota

Semarang.

Page 12: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

12

Tabel Komposisi Responden

No. KecamatanLaki-laki Perempuan Jumlah

Persentase(%)

Jumlahsample

1 Mijen 25698 25337 51035 3,387 52 Gunung Pati 34418 34130 68548 4,549 73 Banyu Manik 60667 62264 122931 8,158 134 Gajah Mungkur 31199 30953 62152 4,124 75 Semarang Selatan 42773 42812 85585 5,679 96 Candisari 39913 40589 80502 5,342 87 Tembalang 65786 64512 130298 8,647 148 Pedurungan 82718 83511 166229 11,031 189 Genuk 41551 41555 83106 5,515 910 Gayamsari 36804 37074 73878 4,902 811 Semarang Timur 39894 41407 81301 5,395 912 Semarang Utara 61670 65689 127359 8,451 1313 Semarang Tengah 36039 37525 73564 4,882 814 Semarang Barat 79382 80735 160117 10,625 1715 Tugu 13680 13918 27598 1,831 316 Ngaliyan 56323 56398 112721 7,480 12

Total 748515 758409 1506924 99,998 160Sumber Data : BPS Kota Semarang tahun 2009

Metode Analisis

Untuk melakukan menganalisis data pada penelitian ini menggunakan

teknik analisis Permodelan Persamaan Struktural atau Structural

Equation Modelling (SEM) dari paket software statistik AMOS 19.0, yaitu dalam

pembentukan model dan pengujian hipotesis.

Penelitian ini menggunakan dua macam teknik analisis, yaitu dilakukan

secara bertahap, yaitu:

1. Teknik Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis),

merupakan Measurement Model dalam SEM yang digunakan untuk

mengkonfirmasikan atau mencerminkan faktor yang dianalisis. Terdapat dua

uji dasar dalam Confirmatory Factor Analysis yaitu uji kesesuaian model

(Goodness of Fit Test) serta uji signifikansi bobot faktor. Pada penelitian ini

analisis faktor konfirmatori digunakan untuk pengujian indikator/dimensi

yang membentuk faktor dari perceived advertising spending, intensitas

distribusi, kesadaran merek, citra merek dan ekuitas merek.

2. Full Structural Equation Model, digunakan untuk menguji kausalitas yang

telah dinyatakan sebelumnya dalam model. Pada tahap ini akan terlihat ada

Page 13: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

13

tidaknya kesesuaian model dan hubungan kausalitas yang dibangun dalam

model yang diuji. Selain uji kesesuaian, dilakukan uji kausalitas dengan

analisis Regression Weight pada SEM yang digunakan untuk

meneliti seberapa besar hubungan antar variabel saling mempengaruhi. Pada

penelitian ini Regression Weight digunakan untuk menguji hipotesis-

hipotesis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Di bawah ini adalah hasil full structure model yang diperoleh dari

pengujian model dengan AMOS 19.0

Sumber : Data primer, diolah, 2011

Page 14: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

14

Hasil Pengujian Full Model Structural

Goodness of Fit Index Cut-off value Hasil Analisis Evaluasi ModelChi-square < 120,983 145,376 Tidak BaikProbability > 0,05 0,001 Tidak baikRMSEA < 0,08 0,056 Baik

GFI > 0.90 0,903 BaikAGFI > 0.90 0,864 MarjinalTLI > 0.95 0,988 BaikCFI > 0.95 0,990 Baik

CMIN/DF < 2,00 1,498 BaikSumber : Data primer, diolah, 2011

Hasil analisis pengolahan data menunjukkan nilai chi square = 145,376

dengan df = 97 dan probabilitas = 0,001. Hasil ini berarti hipotesis nol yang

menyatakan model sama dengan data empiris ditolak yang berarti model tidak fit.

Model yang baik harus tidak menolak hipotesis nol, yang artinya model harus

tidak signifikan secara statistik. Dalam table juga menunjukkan ukuran model

yang lain RMSEA (0,056), GFI (0,903), TLI (0,988), CFI (0,990) dan AGFI

marjinal (0,864). Berdasarkan ukuran model secara keseluruhan maka model

masih dapat diterima.

Hasil pengujian terhadap nilai-nilai muatan faktor (loading factor) untuk

masing-masing indikator diperoleh sebagai berikut:

Tabel Regression WeightsConfirmatory Factor Analysis Full Model

Estimate S.E. C.R. P Label

KesadaranMerek <--

Perceived_Advertising_Spending

.227 .155 1.465 .143 par_13

KesadaranMerek <-- Intensitas_

Distribusi .711 .062 11.457 *** par_15

CitraMerek <-- Kesadaran_

Merek 1.111 .050 22.062 *** par_14

CitraMerek <--

Perceived_Advertising_Spending

.220 .094 2.332 .020 par_16

EkuitasMerek <-- Citra_

Merek .890 .123 7.263 *** par_17

EkuitasMerek <-- Kesadaran_

Merek .109 .140 .777 .437 par_18

X7 <-- Kesadaran_Merek 1.000

Page 15: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

15

Estimate S.E. C.R. P Label

X8 <-- Kesadaran_Merek 1.094 .043 25.214 *** par_1

X9 <-- Kesadaran_Merek 1.015 .044 22.930 *** par_2

X10 <-- Kesadaran_Merek 1.028 .043 24.131 *** par_3

X11 <-- Citra_Merek 1.000

X12 <-- Citra_Merek .894 .036 24.805 *** par_4

X13 <-- Citra_Merek .893 .032 27.873 *** par_5

X15 <-- Ekuitas_Merek 1.000

X14 <-- Ekuitas_Merek 1.010 .019 51.864 *** par_6

X16 <-- Ekuitas_Merek .929 .031 29.552 *** par_7

X1 <--Perceived_Advertising_Spending

1.000

X2 <--Perceived_Advertising_Spending

.957 .042 22.744 *** par_8

X3 <--Perceived_Advertising_Spending

.886 .047 18.789 *** par_9

X6 <-- Intensitas_Distribusi 1.000

X5 <-- Intensitas_Distribusi 1.091 .044 24.697 *** par_10

X4 <-- Intensitas_Distribusi 1.087 .044 24.763 *** par_11

Sumber : Data Primer, 2011

Dari hasil pengolahan data di atas dapat terlihat, bahwa setiap

indikator masing-masing variabel laten menunjukkan hasil yang baik, yaitu

nilai CR di atas 1,96 dan semua nilai probabilitas < 0,05.

Page 16: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

16

Tabel Standardized Regression WeightsConfirmatory Factor Analysis Full Model

EstimateKesadaran_Merek <--- Perceived_Advertising_Spending .079Kesadaran_Merek <--- Intensitas_Distribusi .747Citra_Merek <--- Kesadaran_Merek .949Citra_Merek <--- Perceived_Advertising_Spending .066Ekuitas_Merek <--- Citra_Merek .896Ekuitas_Merek <--- Kesadaran_Merek .094X7 <--- Kesadaran_Merek .929X8 <--- Kesadaran_Merek .960X9 <--- Kesadaran_Merek .939X10 <--- Kesadaran_Merek .952X11 <--- Citra_Merek .966X12 <--- Citra_Merek .921X13 <--- Citra_Merek .942X15 <--- Ekuitas_Merek .980X14 <--- Ekuitas_Merek .992X16 <--- Ekuitas_Merek .937X1 <--- Perceived_Advertising_Spending .992X2 <--- Perceived_Advertising_Spending .909X3 <--- Perceived_Advertising_Spending .858X6 <--- Intensitas_Distribusi .891X5 <--- Intensitas_Distribusi .999X4 <--- Intensitas_Distribusi 1.000Sumber : Data Primer, 2011

Dari tabel standardized regression weights pengolahan data di atas juga

terlihat, bahwa setiap indikator masing-masing variabel laten menunjukkan

faktor loading di atas 0,5 sehingga seluruh indikator sudah memenuhi convergen

validity.

Pengujian Hipotesis Penelitian

Pada tahap pengujian hipotesis ini dimaksudkan untuk menguji

hipotesis penelitian yang diajukan pada Bab II. Pengujian hipotesis ini

didasarkan atas pengolahan data penelitian dengan menggunakan analisis SEM,

dengan cara menganalisis nilai regresi yang ditampilkan pada Tabel 4.27

(Regression Weights Analisis Struktural Equation Modeling). Pengujian

hipotesis ini adalah dengan menganalisis nilai Critical Ratio (CR) dan nilai

Probability (P) hasil olah data, dibandingkan dengan batasan statistik yang

disyaratkan, yaitu diatas 1.96 untuk nilai CR dan dibawah 0.05 untuk nilai P.

Page 17: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

17

Apabila hasil olah data menunjukkan nilai yang memenuhi syarat tersebut,

maka hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima.

Secara rinci pengujian hipotesis penelitian akan dibahas secara

bertahap sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan.

Tabel Pengujian Hipotesis

Estimate S.E. C.R. P Label

KesadaranMerek <--

Perceived_AdvertisingSpending

.227 .155 1.465 .143 par_13

KesadaranMerek <-- Intensitas_

Distribusi .711 .062 11.457 *** par_15

CitraMerek <--

Perceived_AdvertisingSpending

.220 .094 2.332 .020 par_16

CitraMerek <-- Kesadaran_

Merek 1.111 .050 22.062 *** par_14

EkuitasMerek <-- Kesadaran_

Merek .109 .140 .777 .437 par_18

EkuitasMerek

<-- Citra_Merek .890 .123 7.263 *** par_17

Sumber : Data primer diolah, 2011

Uji Hipotesis I

Hipotesis I pada penelitian ini adalah perceived advertising spending berpengaruh

positif terhadap kesadaran merek. Berdasarkan hasil dari pengolahan data

diketahui bahwa nilai CR pada hubungan antara perceived advertising spending

dengan kesadaran merek tampak pada Tabel 4.34 adalah sebesar 1,465 dan nilai

P sebesar 0,143. Nilai CR di bawah 1.96 dan nilai P di atas nilai 0,05 berarti

bahwa hipotesis I penelitian ini tidak dapat diterima.

Uji Hipotesis II

Hipotesis II pada penelitian ini adalah perceived advertising spending

berpengaruh positif terhadap citra merek. Berdasarkan hasil dari pengolahan data

diketahui bahwa nilai CR antara variabel hubungan perceived advertising

spending dengan citra merek adalah sebesar 2,332 dengan nilai P sebesar 0,020.

Kedua nilai ini memberikan informasi bahwa pengaruh variabel perceived

advertising spending terhadap citra merek dapat diterima, karena memenuhi

Page 18: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

18

syarat diatas 1.96 untuk CR dan dibawah 0.05 untuk nilai P, dengan demikian

dapat dikatakan bahwa hipotesis II penelitian ini dapat diterima.

Uji Hipotesis III

Hipotesis III pada penelitian ini adalah intensitas distribusi

berpengaruh positif terhadap kesadaran merek. Berdasarkan hasil dari

pengolahan data diketahui bahwa nilai CR hubungan antara intensitas

distribusi dengan kesadaran merek adalah sebesar 11,457 dengan nilai P sebesar

0.000. Hasil dari kedua nilai ini memberikan informasi bahwa pengaruh

variabel intensitas distribusi terhadap kesadaran merek dapat diterima, karena

memenuhi syarat diatas 1,96 untuk CR dan dibawah 0.05 untuk nilai P, dengan

demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis III penelitian ini dapat diterima.

Uji Hipotesis IV

Hipotesis IV pada penelitian ini adalah kesadaran merek berpengaruh

positif terhadap citra merek. Berdasarkan hasil dari pengolahan data diketahui

bahwa nilai CR hubungan antara kesadaran merek dengan ekuitas merek adalah

sebesar 22,062 dengan nilai P sebesar 0.000 Hasil dari kedua nilai ini memberikan

informasi bahwa pengaruh variabel kesadaran merek terhadap citra merek dapat

diterima, karena memenuhi syarat diatas 1,96 untuk CR dan dibawah 0.05 untuk

nilai P, dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis IV penelitian ini

dapat diterima.

Uji Hipotesis V

Hipotesis V pada penelitian ini adalah kesadaran merek berpengaruh

positif terhadap ekuitas merek. Berdasarkan hasil dari pengolahan data

diketahui bahwa nilai CR hubungan antara kesadaran merek dengan citra merek

adalah sebesar 0,777 dengan nilai P sebesar 0.437 Hasil dari kedua nilai ini

memberikan informasi bahwa pengaruh variabel kesadaran merek terhadap

ekuitas merek dapat tidak diterima, karena tidak memenuhi syarat diatas 1,96

untuk CR dan nilai P di bawah 0,05 , dengan demikian dapat dikatakan bahwa

hipotesis V penelitian ini tidak dapat diterima.

Uji Hipotesis VI

Hipotesis VI pada penelitian ini adalah citra merek berpengaruh positif

terhadap ekuitas merek. Berdasarkan hasil dari pengolahan data diketahui

bahwa nilai CR hubungan antara citra merek dengan ekuitas merek adalah

sebesar 7,263 dengan nilai P sebesar 0.000 Hasil dari kedua nilai ini memberikan

Page 19: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

19

informasi bahwa pengaruh variabel citra merek terhadap ekuitas merek dapat

diterima, karena memenuhi syarat diatas 1,96 untuk CR dan dibawah 0.05 untuk

nilai P, dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis VI penelitian ini dapat

diterima.

Selanjutnya hasil uji dari tiap-tiap hipotesis di atas akan disajikan secara

ringkas pada Tabel 4.35 tentang kesimpulan hipotesis di bawah ini.

Tabel Kesimpulan HipotesisHipotesis Hasil Uji

(Indeks CR dan P)H1 Perceived advertising spending berpengaruh

positif terhadap kesadaran merekDitolak

H2 Perceived advertising spending berpengaruhpositif terhadap citra merek

Diterima

H3 Intensitas distribusi berpengaruh positif terhadapkesadaran merek.

Diterima

H4 Kesadaran merek berpengaruh positif terhadapcitra merek

Diterima

H5 Kesadaran merek berpengaruh positif terhadapekuitas merek

Ditolak

H6 Citra merek berpengaruh positif terhadap ekuitasmerek

Diterima

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Kesimpulan Dari Hipotesis Penelitian

Hasil kesimpulan hipotesis adalah sebagai berikut:

Pengaruh Perceived Advertising Spending Terhadap Kesadaran Merek

H1 = Perceived advertising spending berpengaruh positif terhadap kesadaran

merek.

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis

pertama, yaitu perceived advertising spending berpengaruh positif terhadap

kesadaran merek ditolak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang

dibangun dalam penelitian ini memberikan hasil yang jauh dari signifikan

dibandingkan dengan penelitian terdahulu, seperti penelitian Killa (2008), Rajh

(2005), Yoo et al (2000) dan Villarejo-Ramos et al (2005). Hal ini dikarenakan

sejak periode April 2011 (pada saat pengisian kuesioner) hingga beberapa tahun

ke belakang, pembelanjaan iklan Khong Guan sangat kecil dan ini dapat dilihat

dalam tabel 1.2 sehingga tidak mengherankan dalam persepsi konsumen

Page 20: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

20

perceived advertising spending merek Khong Guan rendah. Ini sesuai dengan

pendapat Keller (2003) yang menyatakan bahwa kesadaran merek diciptakan

dengan meningkatkan keakraban (familiarity) terhadap merek salah satunya

melalui pengulangan exposure (periklanan).

Pengaruh Perceived Advertising Spending Terhadap Citra Merek

H2 = Perceived advertising spending berpengaruh positif terhadap citra merek.

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

hipotesis kedua, yaitu perceived advertising spending berpengaruh positif

terhadap citra merek dapat diterima. Hipotesis diatas memiliki kesamaan dan

memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian Killa (2008),

Rajh (2005) , Yoo et al (2000) dan Villarejo-Ramos et al (2005). Nilai estimasi

0,220 untuk hipotesis ini menunjukkan bahwa pengaruh perceived advertising

spending walaupun positif, tetapi tidak berpengaruh kuat terhadap citra merek.

Nilai ini cukup baik mengingat pembelanjaan iklan Khong Guan secara aktual

sejak periode April 2011 (pada saat pengisian kuesioner) hingga beberapa tahun

ke belakang sangat kecil, sehingga citra merek yang sudah ada di benak

konsumenlah yang memberikan andil besar terhadap perolehan nilai hipotesis II.

Ries (2002) menyatakan bahwa merek pioneer memiliki keuntungan untuk

mewakili kategori produk dimana merek tersebut berada dan ini merupakan

keunggulan luar biasa karena membuat merek diasosikan secara kuat dan terkunci

di benak konsumen. Demikian halnya dengan Khong Guan sebagai merek pioneer

memiliki keunggulan selain dengan dicitrakan sebagai merek lama yang

terpercaya, Khong Guan juga dicitrakan mewakili biskuit kaleng dan biskuit

lebaran. Citra tersebut sudah terbangun puluhan tahun dan sulit tergantikan.

Pengaruh Intensitas Distribusi Terhadap Kesadaran Merek

H3 = Intensitas distribusi berpengaruh positif terhadap kesadaran merek.

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

hipotesis ketiga, yaitu intensitas distribusi berpengaruh positif terhadap kesadaran

merek dapat diterima. Hal ini memperkuat penelitian Putri (2010), Rajh (2005) ,

Yoo et al (2000) dan Villarejo-Ramos et al (2005). Dalam penelitian ini

ketersediaan produk di toko-toko yang biasa dikunjungi konsumen membuat

konsumen semakin akrab dan mengenal bahkan membeli produk Khong Guan.

Ferris et al dan Smith dalam Yoo et al (2000) menyatakan bahwa konsumen akan

semakin puas ketika sebuah produk tersedia di sejumlah besar toko-toko karena

Page 21: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

21

akan memudahkan dalam menemukan produk tersebut. Ini berarti intensitas

distribusi membangun familiarity dan meningkatkan pengetahuan merek (brand

knowledge) yang pada gilirannya akan meningkatkan kesadaran merek.

Pengaruh Kesadaran Merek Terhadap Citra Merek

H4 = Kesadaran merek berpengaruh positif terhadap citra merek.

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

hipotesis keempat yaitu kesadaran merek berpengaruh positif dan signifikan

terhadap citra merek dapat diterima dan ini memperkuat penelitian Villarejo-

Ramos et al (2005). Hasil ini juga sejalan dengan model brand resonance Keller

yang menggambarkan bahwa kesadaran merek adalah tahapan yang harus dilalui

konsumen sebelum citra merek terbentuk di benak konsumen.

Pengaruh Kesadaran Merek Terhadap Ekuitas Merek

H5 = Kesadaran merek berpengaruh positif terhadap ekuitas merek

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

hipotesis kelima, yaitu kesadaran merek berpengaruh positif terhadap ekuitas

merek ditolak. Hal ini disebabkan dalam penelitian ini dua faktor yang

mempengaruhi kesadaran merek yaitu perceived advertising spending dan

intensitas distribusi tidak memberikan pengaruh yang positif dan kuat terhadap

kesadaran merek sehingga kesadaran merek dalam penelitian ini tidak

memberikan pengaruh positif dan kuat terhadap ekuitas merek.

Pengaruh Citra Merek Terhadap Ekuitas Merek

H6 = Citra merek berpengaruh positif terhadap ekuitas merek

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

hipotesis keenam, yaitu semakin citra merek berpengaruh positif terhadap

ekuitas merek dapat diterima. Hal ini sesuai dengan model ekuitas merek pada

bab II yang menjelaskan citra merek adalah salah satu penyusun ekuitas merek.

Indikator citra merek yang paling dominan dalam penelitian ini adalah

brand imagery yaitu aspek ekstrinsik dari produk atau jasa, terkait dengan

kebutuhan psikologis dan sosial konsumen. Ini berarti citra Khong Guan lebih

kuat pada aspek ekstrinsik, misalnya asosiasi terhadap situasi penggunaan Khong

Guan adalah biskuit untuk hari raya, dibandingkan dengan aspek intrinsik

misalnya kualitas produk.

Page 22: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

22

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini juga masih memiliki keterbatasan – keterbatasan. Dengan

keterbatasan ini, diharapkan dapat dilakukan perbaikan untuk penelitian yang

akan datang. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :

1. Penelitian ini hanya memfokuskan menggunakan variabel independen

yang berhubungan 2 aspek marketing mix yakni perceived advertising

spending (turunan dari promotion) dan intensitas distribusi (turunan dari

place).

2. Penelitian ini hanya memfokuskan pada pengaruh 2 variabel independen

tersebut terhadap ekuitas merek melalui kesadaran merek dan citra merek.

3. Penelitian ini lebih mendasarkan pada model Keller bahwa pengetahuan

merek yang terdiri dari kesadaran merek dan citra merek berpengaruh

terhadap ekuitas merek.

4. Objek penelitian ini adalah salah satu merek dari sebuah perusahaan yang

menerapkan multi brand. Merek-merek tersebut tidak memiliki segmentasi

yang jelas dan menyebabkan terjadi saling pengaruh diantara merek-merek

tersebut sehingga hasil penelitian menjadi tidak sebenarnya.

5. Hasil pengisian kuesioner terutama untuk jenis pertanyaan terbuka masih

terdapat beberapa yang berisi jawaban kosong, hal ini dikarenakan

aktivitas beberapa responden yang cukup padat dan jumlah pertanyaan

terbuka yang cukup banyak sehingga tidak memungkinkan responden

mengisi semua pertanyaan terbuka yang ada.

Saran

Penelitian lanjutan dapat melihat keterbatasan-keterbatasan dalam

penelitian ini sebagai masukan bagi penelitian mendatang. Adapun saran untuk

agenda penelitian mendatang sebagai berikut :

1. Penambahan variabel baru pada aspek marketing mix yang lain yakni

product dan price dapat dilakukan dalam penelitian yang akan datang agar

dapat menghasilkan gambaran yang lebih luas tentang masalah penelitian

yang sedang diteliti.

2. Penelitian yang akan datang dapat diperluas dengan menambah variabel

mediasi lain yang merupakan dimensi atau atribut ekuitas merek seperti

loyalitas merek, asosiasi merek dan persepsi kualitas (perceived quality).

Page 23: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

23

3. Pada penelitian yang akan datang dapat menggunakan model ekuitas

merek yang lain seperti model dari Aaker, model Brand Asset Valuator

(BAV), model BRANDZ, model Interbrand atau dari model yang lain.

4. Penelitian mendatang apabila menggunakan merek dari perusahaan

dengan kebijakan multibrand dengan jenis produk yang hampir sama

sangat disarankan untuk memperhitungkan pengaruh dari merek-merek

lain dalam satu perusahaan.

5. Penelitian mendatang dapat meneliti pengaruh kebijakan multibrand

terhadap ekuitas merek pada masing-masing merek-merek yang dimiliki

perusahaan multibrand.

Page 24: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

24

REFERENSI

Craveens, David W. and Nigel F. Piercy. 2009. Strategic Marketing. Singapore:

Mc Graw Hill

Engeseth, Stefan. 2006. The Fall of PR and The Rise Of Advertising. Stefan

Engeseth Publishing. www.DecectiveMarketing.com

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen : Pedoman Penelitian

Untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Semarang: Badan Penerbit

UNDIP

Marketing/02/X/Februari 2010

MIM Academy Markplus Institute of Marketing. 2010. Brand Operation. Jakarta

: Esensi

Keller, Kevin Lane. 1993. “Conceptualizing, Measuring, and Managing

Customer-Based Brand Equity”. Journal of Marketing, Vol. 57, January

1993

Keller, Kevin Lane. 2001. “Building Customer Based Brand Equity: A Blueprint

for Creating Strong Brands”. Marketing Science Institute, Working Paper

Series, Report No. 01-107

Keller, Kevin Lane. 2003. Strategic Brand Management: Building, Measuring,

And Managing Brand Equity. India : Pearson Education

Ghozali, Imam. 2001. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit UNDIP.

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2009. Marketing Management. New Jersey:

Pearson Education International, Inc.

MacDonald, Emma and Byron Sharp. 2003. Managerial Perceptions of the

Importance of Brand Awareness”. Marketing Bulletin, No 14

Killa, Maklon Felipus. 2008. “ Pengaruh Pembelanjaan Periklanan dan Promosi

Harga Pada Ekuitas Merek”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.

23, No. 4, 2008

Putri, Marshela Eka Bany. “Analisis Anteseden Brand Equity Merek Teh

Gardoe”. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas

Maret Surakarta

Rajh, Edo. 2005. “The Effects of Marketing Mix Elements on Brand Equity”.

Economic Trends and Economic Policy, No. 102, 2005

Page 25: 1 ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ADVERTISING SPENDING ...

25

Ries, Al and Laura Ries. 2002. The 22 Immutable Laws of Branding. Perfect

Bound

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Supranto, J. 2000. Statistik: Teori dan Aplikasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Tjiptono, Fandy, Gregorius Chandra, dan Dadi Adrina. 2008. Pemasaran

Strategik. Yogyakarta: Andi

Villarejo-Ramos, Fransisco Angel, Fransisco Javier Rondan-Cataluna dan Manuel

Jesus Sanchez-Franco. 2005. “Direct and Indirect Effects of Marketing

Effort on Brand Awareness and Brand Image”.

www.escp-eap.net/conferences/...cp/.../VILLAREJO%20_SANCHEZ-.pdf

Yoo, Boonghee, Naveen Donthu and Sungho Lee. 2000. “An Examination of

Selected Marketing Mix Elements and Brand Equity”. Journal of The

Academy of Marketing Science, Volume 28, No. 2

http://fmcg-marketing.blogspot.com/2007/10/brand-resonance-pyramid.html

Diakses Agustus 2011

http://johngudil.wordpress.com/tag/brand-equity/ Diakses Agustus 2011

http://mix.co.id/ Diakses Agustus 2011

http://older.khongguan-group.com/biscuit.html Diakses Agustus 2011

http://punkmarketing.wordpress.com/page/2/ Diakses Agustus 2011

http://swa.co.id/2009/02/beraksi-di-panggung-global/ Diakses Agustus 2011

http://swamajalah/sajian/details.php Diakses Agustus 2011

www.bps.go.id Diakses Agustus 2011

www.datacon.co.id Diakses Agustus 2011

www.gapmmi.or.id Diakses Agustus 2011

www.khongguan.co.id Diakses Agustus 2011

www.khongguan-group.com Diakses Agustus 2011