09. Senjata Rahasia Cassie

download 09. Senjata Rahasia Cassie

of 46

Transcript of 09. Senjata Rahasia Cassie

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    1/125

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    2/125

    Chapter 1

     NAMAKU Cassie.Aku tak bisa memberitahumu nama belakangku. Sayang sek

    Soalnya namaku sebetulnya cukup bagus lho.

    Dan aku juga tak bisa bilang di mana aku tinggal atau namalengkap teman-temanku. Kenapa? Karena musuh tak pernah berhen

    memata-matai kami.Musuh. Bangsa Yeerk. Mereka ada di mana-mana.

    Bangsa Yeerk: spesies parasit dari planet yang jauh. Tampilamereka sih cuma seperti keong abu-abu tanpa rumah. Kau bisamenggilasnya hancur dengan kakimu dan ia tak akan berdaya

    mencegahmu.Tapi kaum Yeerk tidak hidup seperti keong. Seperti telah

    kubilang tadi, mereka parasit. Mereka menyusup ke dalam kepala

    spesies lain, melebarkan diri seperti kulit martabak, dan membungkotak spesies yang ditempelinya. Dan kemudian mereka menguasaispesies itu.

    Itulah yang kami sebut Pengendali. Manusia yang sebetulnyasudah bukan manusia lagi. Atau anggota spesies lain yang sudah

    dikontrol oleh Yeerk di dalam kepalanya.Mungkin bagimu ceritaku ini kedengarannya sinting. Kayakn

    jika aku jadi kau, aku juga akan menganggapnya cerita gila. Tapikadang-kadang hal yang paling gila sekalipun ternyata benar.

    Bangsa Yeerk sudah ada di sini. Di mana-mana. Kalau

    menurutmu kau tidak kenal seorang pun Pengendali, mungkin kaukeliru.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    3/125

    Sopir mobil jemputan sekolah, polisi dalam mobil patrolinyapenyiar TV, penyanyi rock favoritmu, orang yang tersenyum padam

    saat kau bersepeda melewatinya — salah satu dari mereka bisa sajaPengendali. Gurumu, temanmu, adikmu, ayahmu, ibumu. Siapa saj

    deh. Semua bisa. Dan kau takkan pernah tahu. Sampai sudah

    terlambat.Sampai sudah terlambat bagi planet Bumi.Kami melawan mereka. Tapi kami cuma segelintir anak ABG

    Jake, Rachel, Marco, Tobias, Ax, dan aku. Kami punya kekuatanajaib, tapi kami tahu, kami sendiri tak mungkin memenangkan

    pertempuran ini. Kami terus bertempur dengan harapan bahwa suathari — sesegera mungkin — kaum Andalite akan datang lagi danmembantu kami.

    Seorang pangeran Andalite bernama Elfangor-lah yangmemberi kami kekuatan ajaib. Saat itu ia hampir mati. Ia ingin

    melakukan sesuatu untuk menyelamatkan umat manusia yang sudaambang malapetaka.

    Ia memberi kami kekuatan untuk morph —  bermetamorfosis.

    Kemampuan untuk menyerap DNA binatang apa saja yang kamisentuh. Kemampuan untuk berubah wujud menjadi binatang itu.Maka kami melawan para Yeerk dan Pengendali mereka. Par

    Pengendali-Manusia yang mungkin dulunya teman-teman dan saudkami. Para Pengendali-Taxxon yang jahat dan kanibal, ulat raksasa

    dengan mulut menganga dan bau. Dan makhluk berbahaya,mematikan, tapi dulunya baik, yang disebut Hork-Bajir  —  prajurit-

    prajurit budak kerajaan Yeerk.Dan kami bertempur melawan Visser Three. Pemimpin kaum

    Yeerk yang menyerbu Bumi. Satu-satunya Pengendali-Andalite yan

    ada. Satu-satunya Yeerk yang — seperti kami —  bisa berubah wujud

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    4/125

    Visser Three-lah yang menewaskan Elfangor. Ia pembunuh.Penghancur. Makhluk yang akan menjadikan semua manusia

    budaknya dan membinasakan planet kita.Kecuali kalau ada yang bisa mencegahnya. Kecuali kalau kam

    bisa mencegahnya.

    Kami, lima anak biasa dan seorang anak Andalite bernama Amelawan kekuatan super kerajaan Yeerk. Kami menamakan diri kaAnimorphs.

    Sebetulnya kami hanya boleh menggunakan kekuatan kamiuntuk melawan Yeerk. Tapi ada saatnya kekuatan itu berguna untuk

    hal-hal lain.Aku sedang di sekolah bersama sahabatku, Rachel. Kami

    berada di ruang lab yang suram dan gelap. Bel pulang sudah berbundan anak-anak berhamburan dengan kecepatan tinggi, menuju mobjemputan atau mobil orangtua mereka.

    Kau tahu kan, bagaimana keadaannya jika pas pulang sekolahdan kau sudah ingin pulang. Tapi belakangan ini tugas sekolahku

    kacau-balau. Soalnya aku sibuk sekali sih. Ayahku punya Klinik

    Perawatan Satwa Liar di gudang jerami kami. Aku membantu di samerawat binatang-binatang yang sakit atau terluka. Masih ditambahlagi dengan urusan Animorphs yang menyita banyak waktu.

    Singkat cerita, sekarang aku harus menyelesaikan proyek ilmalam. Aku membuat maze —  jaringan jalan yang ruwet — untuk tikuyang kuberi nama Courtney. Kupikir proyek menyelidiki binatang iakan mudah bagiku. Aku kan sudah pernah jadi berbagai binatang,

    lebih banyak jenisnya daripada yang pernah dilihat anak-anak lain.Si Courtney diharapkan bisa mencari jalan dan tiba di ujung

    jaringan jalan. Di ujung itu sudah kuletakkan kacang-kacangan yan

    gurih dan harum. Kemudian aku akan menuliskan laporanku.Seberapa susahnya sih proyek kayak begitu?

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    5/125

    Rachel menatapku. Ia mengentak-entakkan kaki dengan taksabar. Dipandangnya arlojinya. Kemudian dipandangnya jam dindi

    "Eh, kau tahu tidak, sudah lewat sepuluh menit dari jam pulang, danaku masih di sekolah. Wah, tidak benar nih. Tidak wajar."

    "Kenapa sih dia tidak bisa mencari jalan?" tanyaku keras. "A

    sih masalahnya?""Tikusnya bloon? Ehm, maksudku, mungkin tikusmu ini tida

    terlalu cerdik. Itu bisa jadi judul kertas kerjamu — 'Tikusku yangBodoh'."

    "Apa sih kesulitanmu?" tanyaku pada si tikus, sama sekali tid

    mengacuhkan Rachel. Kuangkat Courtney dari kandangnya dankuletakkan di jaringan ruwet berdinding karton tinggi. "Endus

    kacangnya. Endus kacangnya, lalu ikuti bau itu sampai ke ujungjalan."

    Courtney menatapku dan menggerak-gerakkan cuping

    hidungnya."Bukan itu jawabannya," kataku. "Aku perlu nilai ini.

    Bagaimana aku harus menjelaskan pada orangtuaku bahwa aku dap

    D karena kau tidak berhasil mencari jalan?""D!" seru Rachel menirukan. "Kaupikir kau akan dapat D? Nway."

    "Rachel, kaupikir kenapa aku di sini? Karena aku mau caritambahan nilai dari A jadi A+? Ya. Aku bisa dapat nilai D gara-gar

    tikus ini. Orangtuaku pasti akan ngomel berminggu-minggu. 'Di masalah kita? Kita gagal sebagai orangtua. Kita harus menghabiskan

    lebih banyak waktu bersama Cassie, membantunya mengerjakan PRsetiap malam.'"

    Rachel bergidik membayangkan masa depan yang

    menyeramkan itu."Hei," kata Rachel. "Gimana kalau kau morph jadi tikus saja

    Mungkin kau bisa tahu apa kesulitannya."

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    6/125

    "Bisa sih," kataku pelan. "Tapi kalau Jake sampai tahu... Kaukan tahu peraturannya: Dilarang bermetamorfosis kecuali kalau per

    sekali."Rachel mengangkat bahu. "Aku perlu sekali pulang sekarang

    Kau perlu sekali mendapat nilai baik. Jadi... ada dua hal yang perlu

    sekali, kan?"Seharusnya tidak kubiarkan diriku terbujuk rayuan seperti itu

    Tapi aku sendiri juga sudah punya pikiran begitu sih. Begitulah

    asyiknya Rachel, ia selalu siap membujukmu melakukan perbuatanyang dilarang.

    "Kau juga harus jadi tikus," kataku."Kenapa? Kenapa aku harus jadi tikus?"

    "Ingat tidak, waktu kau mau menakut-nakuti pawang gajah?Saat itu aku kan membantumu. Lagi pula, kita tak bisa pulangsebelum aku berhasil memecahkan masalah ini."

    Rachel memutar-mutar bola matanya. "Oookei. Tidak masukakal sebetulnya, tapi apa boleh buat. Ayo berubah, supaya cepat

    beres."

    Menyerap DNA binatang tidak rumit. Kau tinggalmenyentuhnya dan konsentrasi pada si binatang. Binatang itu akanmerasa mengantuk, teler. Dalam semenit segalanya sudah beres, da

    pola DNA baru sudah berenang-renang dalam darahmu."Kayaknya ini ide tolol deh," komentar Rachel.

    Aku sedang menumpuk buku, membuat tangga, agar kami bimemanjat masuk ke dalam jaringan jalan jika sudah jadi tikus nanti

    "Yah, ini kan idemu, Rachel.""Oh, yeah. Ideku. Memangnya aku peduli bagaimana tikus

    menemukan ujung jalan yang ruwet itu. Ayo, segera kita bereskan,

    sebelum ada orang yang mencari-cari kita," katanya. Ia sudah mulaberubah.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    7/125

    Aku memusatkan pikiran, membayangkan tikus. Dankemudian... aku merasa mulai berubah.

    Aku mengecil. Menyusut dengan sangat cepat. Sebagaimanusia, aku tidak terlalu besar. Malah aku bisa dibilang pendek. T

    jelas aku jauh lebih besar daripada tikus, jadi lumayan juga perubah

    ukuranku.T-shirt dan jeans-ku tiba-tiba kedodoran.Aku memandang Rachel. Misai panjang bermunculan di

    sekeliling mulutnya yang masih berbentuk mulut manusia.Sisi lemari di sebelahku makin lama makin tinggi. Sebetulny

    ukurannya cuma kira-kira semeter. Tapi segera saja lemari itu seolasama tinggi dengan gedung bertingkat tiga. Serat kayunya seperti p

    pusaran besar, seperti lukisan dinding yang aneh. Kotak-kotak lantaukuran tiga puluh sentimeter persegi yang berwarna hijau kecokelaserasa dua kali lebih besar, tiga kali, lalu empat kali, sampai akhirn

    masing-masing kotak serasa seluas tempat parkir.Sementara aku mengecil, pakaianku menggelepar menutupik

    seperti tenda sirkus yang ambruk.

    Kulitku jadi abu-abu bersemu merah jambu, kemudian tiba-tdipenuhi bulu-bulu putih. Kakiku mengerut. Wajahkumenggelembung seperti jerawat yang nyaris meletus. Hidungku

    mencuat ke depan, makin lama makin panjang. Mukaku jadi runcinDan kemudian, naluri tikus menggantikan naluriku.

    Pendengaranku mendadak jadi tajam, begitu juga penciumanDan naluri tikus menutupi naluri manusiaku, membawa pesa

    ketakutan dan lapar dan ketakutan yang lebih besar. komentar Rachel.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    8/125

    Chapter 2

    MATA tikus tidak lebih tajam dari mataku. Lebih jelek malaSeperti mata banyak binatang lain yang pernah kutiru, mata tikus julebih baik untuk melihat gerakan daripada membedakan warna dan

    bentuk. Tak ada yang bergerak, jadi penglihatanku seperti... entahlayang jelas membosankan.

    Tapi aku bisa melihat Rachel dengan cukup jelas. Kami beradari DNA tikus yang sama, jadi pada dasarnya kami tikus yang sam

    Aku bisa melihat ekornya yang pelontos, panjang, dan merah jambuEkor itulah yang membuat orang benci tikus, dan menganggap tupalebih manis.

    Ekor itu, ditambah fakta bahwa tikus kadang-kadang sukamenggerigiti manusia.

    Pendengaran tikus amat tajam, tetapi penciumannyalah yang

    luar biasa. Kukedutkan hidung tikusku yang kecil dan seluruh duniaseakan mengirim pesan padaku.Aku mencium bau zat-zat kimia dalam lemari. Aku mencium

    sisa bau keringat ratusan anak yang pernah melintasi ruangan ini haini. Aku bahkan mencium bau kacang-kacangan yang gurih di dalam

    jaringan jalanku, di atas meja.Kurasakan otak tikus dalam diriku sudah lebih menonjol

    daripada otak manusiaku. Naluri tikusku mulai menguasai. Akumerasa takut. Bukan takut yang mendadak seperti yang dirasakanmanusia. Melainkan ketakutan abadi binatang kecil dalam dunia ya

    penuh pemangsa besar-besar.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    9/125

    Aku juga merasa lapar. Kelaparan seekor binatang kecil yangakan menghabiskan seluruh hidupnya, setiap menit, untuk mencari

    makanan.Aku juga merasakan kecerdasannya.

    Kalau kau berubah wujud menjadi binatang, biasanya kau tid

    mendapatkan ingatannya, tapi kau memperoleh nalurinya.Kemampuan dasarnya.

    Tikus yang ini sangat gugup. Ia takut berada di tempat terbuk

    Ia ingin berada di dekat dinding sehingga musuh akan lebih sulitmenyerangnya. Kuanggap itu bukan naluri yang jelek.

    akubertanya pada Rachel dengan bahasa pikiran.

    < Oh, ya, tentu saja,> ia setuju.Kaki-kaki tikus kami yang kecil segera beraksi dan bergerak

    pergi. Sebetulnya sih tidak cepat, tapi terasa cepat sebab kami berad

    begitu dekat dengan lantai. Hidungku cuma kurang sesenti dari lantlinoleum. Sementara aku berjalan kulihat dinding tinggi menjulang

    depanku — ternyata itu sisi-sisi meja lab. Dan aku melihat hutan

    dengan batang-batang pohon yang jarang-jarang — sebenarnya sih itkaki-kaki meja.Aku meluncur ke sudut tembok, dengan Rachel menguntit di

    belakangku. kata Rachel. Kemudian kulihat meja yang di atasnya terletak jaringan

    jalanku. Courtney yang asli ada di atas sana. Aku mempelajari situa

    ujar Rachel. Tubuh tikus ternyata lincah sekali untuk memanjat dan meray

    naik ke atas meja. Kalau melihat tubuhnya yang gemuk pendek dan

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    10/125

    kakinya yang buntek, pasti kau tidak mengira tikus bisa memanjatselincah itu. Tapi aku yakin tikus bisa pergi ke mana saja ia mau.

    Aku melihat tumpukan buku yang sudah kuatur menyerupaitangga untuk naik ke dinding luar jaringan jalanku. Sekarang setela

    aku jadi tikus, dinding itu jadi dinding sungguhan. Tingginya serasa

    tiga meter. kata Rachel.

    Cepat-cepat aku merayap naik tumpukan buku. Gambar di

    sampul buku ilmu alamku kelihatan seperti mosaik raksasa yangterbuat dari ubin berwarna.

    Aku tiba di atas dan memandang jaringan jalanku. Aku tahu bisa meloncat ke bawah, ke selasar panjang itu, tapi saat itu aku tak

    Aneh memang, tapi aku cemas kalau-kalau ketemu Courtney yangasli. Aku selalu merasa aneh saat menggunakan tubuh binatang. Akmerasa sedikit bersalah.

    Tapi aku punya tugas. Aku harus mencari jawaban kenapaCourtney tidak bisa menemukan kacang-kacang itu. Seharusnya ia

    bisa membauinya...

    tanya Rachel.

    kataku.Aku memandang berkeliling, bingung. Kemudian baru kusad

    ada tiupan angin. Kuarahkan mata tikusku ke atas. Di atas sana, serberkilo-kilo meter jauhnya, sejauh bulan, ada kipas angin.

    Jika aku punya bibir, pasti aku sudah tersenyum.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    11/125

    Saat aku sedang berpuas diri dengan penemuanku itu, dua haterjadi bersamaan. Yang pertama, Courtney — Courtney yang asli —melesat dari sudut jaringan jalan.

    Yang kedua, aku mendengar gubrakan keras, raungan tawa, d

    dentuman kaki-kaki yang mendekat.

    Courtney membeku dan menatapku. Aku balas menatapnya.Kemudian aku menatap Rachel. Rachel juga membeku, sama seperaku.

    "HEI, LIHAT! ADA TIKUS!" terdengar teriakan keras sekalSuara cowok, aku yakin. Aku tidak mengenali suara siapa, tapi aku

    mengenali nadanya. Ia sedang cari gara-gara."IDIH, JIJIK!" terdengar teriakan lain. "MESTINYA TIKUS

    DIBASMI. AKU BENCI TIKUS!"Dua cowok iseng. Dua cowok yang sedang mencari-cari sesu

    yang bisa dirusak atau dihancurkan.

    Mereka tentu saja merupakan dua makhluk yang amat sangatbesar dibandingkan dengan kami, tikus-tikus kecil.

    Tiba-tiba muncul bayangan! Disusul getaran. Gerakan besar

    DUK!Meja bergetar seperti kena gempa besar!PLAK! DUK!

    Ada bayangan yang bergerak cepat, mengarah tubuhku. Akumeloncat!

    PLAK!Daun meja melompat akibat kena pukulan tangan si cowok

    yang jatuh di dekatku.Kurasakan jaringan jalanku diangkat, sehingga berubah mirin

    Kulihat bagian jaringan jalanku yang semula lantai kini jadi dindin

    Courtney terjatuh dari dalam jaringan itu ke atas meja."INI DIA! CEPAT, AMBIL SAPU!"

    jerit Rachel.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    12/125

    teriakku.BLUK!

    Benda sebesar batang cemara menggebuk permukaan meja.Gagang sapu. Gagang kayu itu menyapu meja, menghampiri kami.

    Aku meloncat. Tikus tidak suka meloncat, tapi kalau terpaks

    mereka bisa juga.Hup! Aku meloncati gagang sapu, dengan Rachel tepat di

    sebelahku. Aku melihat Courtney meluncur ke jurusan lain.

    Lari! Lari! Lari! Rachel dan aku bergerak dengan kecepatanpaling top yang bisa dicapai tikus.

    Menuju tepi meja!Rasanya seperti berdiri di lantai atas gedung bertingkat empa

    Lantai di bawah kelihatan jauuuh sekali.Kemudian muncul bayangan lagi! Sirkulasi udara terhambat!

    Tak ada waktu untuk menoleh! Tak ada waktu untuk berpikir!

    Kami berdua meloncat dari tepi meja tepat ketika gagang sap

    itu menggebuk tempat kami berada tadi.Kami serasa mengawang-awang, lama sekali. Seperti terjunpayung. Lantai linoleum seperti sawah-sawah aneh yang terhampar

    bawah kami.Aku terbanting keras di lantai. Kakiku tidak merasakan

    akibatnya, karena terlalu pendek. Perutkulah yang menyangga selurbeban. Akibatnya aku pingsan.

    Saat aku mulai sadar kembali, aku menyadari kedua cowok itidak mengejar aku dan Rachel. Mereka mengurung Courtney disudut. Menyodok-nyodoknya dengan gagang sapu.

    kataku.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    13/125

    keluh Rachel.

    Rachel memang begitu. Kami berdua paling-paling panjangncuma tiga puluh senti, itu pun kalau panjang ekor dihitung juga. Da

    bisanya ia hendak menyerang cowok-cowok yang seukuran Godzil

    Tapi tahukah kau? Aku juga sudah capek lari. Dan aku takmungkin membiarkan Courtney yang malang dibunuh. Ia bukansekadar tikus percobaan. Bagiku, sekarang ia sudah jadi semacam

    saudara tikus.Aku mengincar kaki cowok yang paling dekat. Ukurannya

    sebesar batang pohon redwood, cuma saja warna batangnya tidakmerah melainkan biru. Biru celana jeans.

    tanyaku padaRachel.

    sahutnya.

    Kami menyetir kaki-kaki tikus kami dan meluncur ke depan.Makin lama makin cepat, secepat kami bisa. Dan ternyata cukup

    cepat.

     Naik ke kaki celana! Sekilas kulihat kulit di atas kaus kaki.Nah, itu sasaranku. Cakar kecilku mencengkeram kaus kaki olahraglalu aku meluncur naik.

    Rasanya seperti memasuki terowongan. Kain jeans yang kasamenggores kepala dan punggungku. Daging merah jambu terasa lun

    di bawah tubuhku. Kubenamkan cakarku, baik yang depan maupunyang belakang, ke kaki besar berbulu itu, lalu aku meluncur ke bagi

    belakang kakinya."AAAAAAHHHHHH!"Tiba-tiba saja cowok itu tak tertarik lagi pada Courtney.

    "AAAAAAHHHHHH! TIKUSNYA MERAYAP DI KAKIKLEPASKAN! LEPASKAAAAN!"

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    14/125

    "TIDAAAAK! OH! OH! OH!" cowok satunya menjerit-jeritketika Rachel menyerang.

    teriakku, ketika kaki itu dengan serabutandiayun-ayunkan. Aku terbanting ke dinding celana jeans. Sekuat

    tenaga aku berusaha bertahan ketika cowok itu menjerit-jerit sambi

    berlari dan menggoyang-goyangkan kakinya seperti orang gila."AAAAAHHH! AAAAAHHH! AAAAAHHH!"Kami keluar dari lab ilmu alam, menuju koridor. Kedua cow

    itu masih terus menjerit-jerit.Aku berbalik, dengan susah payah, dan meluncur turun. Lalu

    meloncat keluar. Meninggalkan pipa celana, menuju kebebasan.Yang terakhir kulihat, kedua cowok itu masih berlari dengan

    panik.Aku tak pernah melihat Courtney lagi. Kurasa ia sudah

    menemukan tempat tinggal di balik dinding sekolah. Tapi paling tid

    aku sudah tahu kenapa ia tidak berhasil menemukan ujung jaringanjalan itu.

    Rachel dan aku menemukan tempat yang aman untuk beruba

    wujud. Kemudian kami ke rumahnya dan mengeriting rambut adikperempuannya. Kesibukan rutin yang biasa.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    15/125

    Chapter 3

    MALAM itu semua datang. Kami biasa berkumpul di KlinikPerawatan Satwa Liar, yang juga merupakan gudang jeramiku.

    Kami berkumpul sekali atau dua kali seminggu. Bisa lebih

    sering lagi jika sedang ada "misi" khusus. Aku kaget ketika Jakemenelepon dan memberitahu kami harus berkumpul, karena

    pertemuan kami yang terakhir baru dua hari lalu. Dan setahuku kambelum punya rencana serius.

    Aku berharap ini cuma pertemuan biasa dan tidak ada hal serlain. Aku sudah tak punya waktu luang sama sekali. Sekolah. HidupYang kayak begitu perlu waktu, kan? Aku sedang membersihkan

    kandang rakun ketika teman-temanku mulai berdatangan. Rakun intertabrak mobil di jalan raya. Banyak polisi lalu lintas yang

    menelepon kami jika mereka melihat ada binatang terluka di jalan.

    Rakun ini akan selamat, berkat ayahku. Tapi sementara ini iaharus diberi makan dan minum, diobati, dan kandangnya harus dijaagar tetap bersih. Dan semua itu tugasku.

    Aku memakai overall kotor dan sepatu bot tinggi dari karet.Tanganku masih diselubungi sarung tangan karet ketika Rachel

    muncul."Hai, Cassie."

    "Hai, Rachel." Aku sedang membungkuk, berkonsentrasimembersihkan kadang rakun itu. Bisa kulihat si rakun sedangberpikir-pikir untuk meloncat ke mukaku dan mengunyah hidungku

    "Jadi, Cassie, kau membeli celanamu itu di Banana RepublicAtau apakah itu mode terbaru keluaran Express?"

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    16/125

    Rachel dan aku bersahabat, tapi kami berdua sangat berbedaKalau kau melihat Rachel lewat, mungkin kau akan berpikir ia tipe

    cewek ABG yang biasa berkeliaran di mall. Jika kau mengamatinyalebih teliti lagi, kau akan berpikir, Tidak. Dia ternyata sangat cantik

    sama sekali bukan tipe ABG yang biasa-biasa saja.

    Dan jika kau sekali lagi menatapnya, ia mungkin akanmendatangimu, dan menantangmu, "Mau apa lihat-lihat? Halo? Admasalah?"

    Rachel bertubuh jangkung, berambut pirang, cantik, dan takkenal takut. Ia adalah Xena: Warrior Princess — cuma saja tanpa bajkulit.

    Kami pastilah pasangan sahabat yang paling tidak klop

    sepanjang sejarah. Kalau habis kehujanan dan basah kuyup sekalipuRachel bisa kelihatan seperti para gadis model di majalah GlamourAku, sebaliknya, akan muncul di hari perkawinanku suatu hari nant

    dengan celana jeans dan sepatu bot serta kaus kaki yang warna-warnanya tidak cocok.

    Aku menjauhi kandang rakun. Lalu tersenyum dan berputar

    agar Rachel bisa mengagumi seragamku. 

    "Kau suka? Ini seri Kotoran Binatang kreasi Ralph Lauren.""Suatu hari nanti aku akan menggetok kepalamu,

    memasukkanmu dalam kantong besar, menyeretmu ke mall, danmemaksamu membeli gaun. Boleh saja kau tetap menyimpan sepat

    bot karet itu, kalau kau memaksa, tapi kita akan membeli gaununtukmu."

    "Kau bercanda, kan?" tanyaku pada Rachel. Dengan Rachel ktak pernah bisa yakin.

    Ia cuma tersenyum, memamerkan giginya yang putih

    cemerlang.Aku mendengar suara sepeda disandarkan di dinding gudang

    Kemudian kudengar suara cowok.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    17/125

    "Batman bisa mengalahkan Spiderman? Mana mungkin akupercaya? Sinting kau. Kukira aku mengenalmu, Jake, tapi ternyata k

    idiot. Jangan tersinggung lho. Pokoknya Spiderman akanmemusnahkan Batman."

    Itu Marco. Begitulah kalau Marco — yang biasa kocak  — seda

    serius."Dua kata: baju baja. Jaring Spiderman tidak akan bisa

    menempel di baju baja Batman. Homer, minggir, Homer. Kau tak

    boleh masuk."Itu pasti Jake. Dan Homer, anjingnya. Homer tidak boleh ma

    gudang. Sebagai anjing, Homer mengira semua binatang kecil didunia diciptakan untuk dikejar-kejar.

    Jake dan Marco masuk melalui pintu kecil di samping gudanJake memimpin di depan, seperti biasa.

    Jika kami, Animorphs, punya pemimpin, Jake-lah orangnya.

    kuat, luar-dalam. Dan kece. Juga luar-dalam. Maksudku, ia cowokyang oke banget.

    Jake terpaksa jadi dewasa dalam waktu sangat singkat. Aneh

    memang sebagai anak harus bersikap seperti jenderal atau pemimpibesar. Hal-hal besar memang kami putuskan bersama. Tapi jika kamsedang bertempur, sering kali Jake-lah yang harus mengambil

    keputusan-keputusan kecil. Keputusan-keputusan kecil yang bisamenentukan salah satu temannya hidup atau mati.

    Aku tersenyum sendiri menyadari bahwa Jake masih bisamenikmati debat konyol seperti itu dengan Marco. Aku mencemask

    beban yang harus dipikul Jake.Jake dan aku adalah... kau tahu sendirilah. Kami saling

    menyukai. Maksudku ada rasa, begitu.

    Marco menyusul di belakang Jake. Ia lebih kecil daripada Jakdengan rambut lebih panjang dan lebih hitam, mata gelap yang penu

    tawa, dan sikap periang.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    18/125

    Marco berpendapat dunia ini tempat untuk melucu. Marco teakan melawak bahkan pada saat ia sedang luka parah, ketakutan, da

    kesakitan. Tapi ada saatnya ekspresi keraguan menghilang darimatanya dan mata itu menjadi berkilat berbahaya.

    "Cassie," sapa Marco, "kau kelihatan cantik seperti biasa.

    Penggunaan kotoran binatang sebagai nama koleksi modemenunjukkan kau ini orang yang berselera tinggi." Kemudian ia gamenatap Rachel dan mengernyit. "Astaga! Setiap kali melihatmu, k

    ini tambah tinggi. Berhenti deh. Berhenti tambah tinggi."Rachel membelai kepala Marco. "Jangan kuatir. Aku tidak

    memandang rendah kau karena kau pendek, Marco. Aku memandanrendah kau hanya karena kau adalah kau."

    Marco mencengkeram dadanya, pura-pura sakit. "Aduuuh! DXena kembali menusukku dengan tombaknya."

    "Hai, Jake," sapaku, tanpa mengacuhkan gurauan Marco-Rac

    yang biasa."Hai, Cassie," katanya. Ia menghadiahiku senyumnya yang

    jarang muncul. "Eh, aku dengar cerita aneh nih. Ada dua cowok ya

    ngotot bilang mereka diserang sepasang tikus laboratorium.""Masa? Aku kok tidak dengar," kataku, berusaha agar suaraktidak berubah nyaring dan aneh, seperti yang biasa terjadi kalau aku

    sedang berbohong.Jake menaikkan sebelah alisnya dan aku cepat-cepat kembali

    membersihkan kandang."Kenapa kita berkumpul?" tanya Rachel langsung ke sasaran

    Jake mengangkat bahu. "Tobias yang memintakumengumpulkan kalian. Dia dan Ax mau menyampaikan sesuatu."

    Saat itu juga kami mendengar kepakan sayap. Seekor elang

    melesat masuk lewat lubang di atap. Ia membelok tajam, mengurankecepatan, memajukan cakarnya, lalu dengan mulus hinggap di pal

    langit-langit.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    19/125

    Seekor elang ekor merah. Sebagian besar punggungnya berbucokelat tua, dan di bagian perutnya lebih muda. Namanya didapatny

    dari bulu-bulu ekornya, yang berwarna kemerahan.Elang itu menatap kami dengan matanya yang tajam dan

    berwarna cokelat keemasan.

    sapa si elang, sapaan tanpa suara yang hanya kamidengar dalam kepala kami.

    "Hai, Tobias," balasku.

    Tobias adalah anggota kelima dalam grup kami, meskipun iasudah tidak sepenuhnya lagi manusia. Soalnya begini, kalau kau

    berada dalam bentuk metamorfosis selama lebih dari dua jam, kauakan terperangkap, tak bisa berubah menjadi manusia lagi.

    Dalam pikiran dan hatinya, Tobias masih manusia — sering kTapi tubuhnya tubuh elang. Ia juga hidup sebagai elang.

    "Hai, Tobias," kata Rachel. "Kukira kau akan mampir

    semalam."Tobias kadang-kadang mengunjungi Rachel. Ia terbang masu

    ke kamar Rachel di loteng, lalu nonton TV atau membaca. Melakuk

    hal-hal yang tak bisa dilakukannya di alam terbuka. Hal-hal yangbiasa dilakukan manusia. katanya dengan

    bahasa pikiran. Ax punya nama lengkap Aximili-Esgarrouth-Isthill. Ia anggo

    keenam grup kami. Dibandingkan Ax, Tobias masih lebih manusiaAx ini Andalite.

    "Ngomong-ngomong tentang Ax, apakah dia akan datang?"tanya Jake.

    "Mengawasi apa?" tanya Marco, mulai kedengaran tak sabarTobias melayang, turun mendekat. Ia mendarat di atas pintu

    salah satu kandang. Diperiksanya kandan-kandang. Saat itu, selain

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    20/125

    rakun, kami juga merawat seekor rubah, dua ekor serigala, berbagaijenis kelelawar, landak yang cakep, sepasang kelinci besar, seekor

    rusa yang diterkam beruang, beberapa merpati, seekor angsa, angsaberleher panjang, serombongan walet, seekor burung hitam yang

    cantik, dan seekor burung hantu.

    tanya Tobias."Dia sudah sehat, jadi kami lepaskan dia." Soalnya rajawali

    emas kadang-kadang membunuh dan memakan elang. "Kami

    melepasnya jauh di perbukitan. Jauh dari daerahmu, Tobias."Tobias tidak kelihatan senang. Tapi wajah Tobias kan wajah

    elang, jadi tampilannya ya kayak begitu, galak terus. Dulunya iacowok manis yang lembut. Ia berkenalan dengan Jake ketika Jake

    membebaskannya dari cowok-cowok sangar yang akanmembenamkan kepalanya di wastafel.

    "No way!"

    Yang lain sih tidak sepanik aku.

    "Jadi, kenapa?" tanya Marco."Jadi habitat akan dihancurkan! Jadi binatang-binatang tak akpunya tempat tinggal lagi! Jadi pohon-pohon tua yang berharga aka

    ditebang dan dijadikan tripleks!" seruku. "Jadi begitu."Marco mengernyitkan dahi. "Dan aku harus peduli... kenapa?

    Aku sudah hendak menjawab, tapi Tobias memotongku. "Yah, mestinya perusahaan kayu," Marco mengusulkan. kata Tobias.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    21/125

    "Apa istimewanya?" tanya Jake.

    "Oh," komentar Jake.

    "Yeerk?" tanya Rachel. "Tapi ngapain kaum Yeerk meneban

    hutan segala?"Aku tahu jawaban pertanyaan Rachel itu. Rencana para Yeer

    itu amat jelas. "Mereka ingin menghancurkan habitat," kataku."Apa? Sekarang Yeerk berkeliaran untuk membasmi rusa da

    burung hantu?" tanya Marco sambil tertawa melecehkan.

    "Tidak," kataku. "Bukan habitat burung hantu yang inginmereka hancurkan. Mereka mengincar spesies lain."

    Tobias membenarkan.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    22/125

    Chapter 4

    "JADI para Yeerk ada di dalam hutan kita. Bagus," kata Rachyang selalu antusias jika menghadapi bahaya. "Ayo, kita tengok."

    "Kalau ini operasi bangsa Yeerk, sebaiknya kita hati-hati," k

    Marco. "Mereka kan sudah menunggu-nunggu kita." tanya Tobias.

    Marco mengangguk. "Begini. Para Yeerk mengira kita inimakhluk Andalite. Iya, kan? Mereka pikir hanya Andalite yang bisa

    bermetamorfosis. Mereka mengira hutanlah satu-satunya tempat yadapat dipakai untuk bersembunyi serombongan Andalite. Kita jujursaja —  jika kita benar-benar Andalite, mana mungkin kita mampumengontrak rumah."

    "Jadi kita tinggal di dalam hutan. Persis seperti yang dilakuka

    Ax sekarang." Jake mengangguk. "Mereka ingin menggunakan

    penebangan hutan ini sebagai kedok untuk berburu Andalite.""Betul. Itu berarti mereka mengira kita ada di dalam hutan. Jamereka harus bersiap-siap jika sewaktu-waktu diserang. Mereka su

    siap menerima serombongan binatang aneh yang akan muncul."Aku sependapat dengan Marco. Tapi ada satu pertanyaan yan

    menggangguku. "Bagaimana mungkin mereka bisa mendapat izinmenebang pohon di hutan nasional?"

    Marco membelalakkan mata, seakan aku ini tolol banget. "Sipeduli? Kenyataannya mereka punya izin."

    "Kalau kita mau melihat tempat itu, kita tak bisa muncul dala

    satu grup," kata Jake. "Kita bagi dalam dua rombongan. Dalam moryang berbeda. Kita lihat saja apa yang bisa kita lihat, tapi kita tak ak

    berbuat apa-apa. Setuju?"

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    23/125

    Semua mengangguk."Jadi, kalau semua setuju, aku akan jalan dengan Rachel. Ak

    akan berubah jadi burung peregrine falcon. Rachel, kau bisa berubajadi elang bondol. Tobias akan mengantar kita. Jadi kita akan puny

    tiga pasang mata supertajam untuk mengintai. Cassie, kau jalan

    dengan Marco. Cari bentuk metamorfosis lain.""Kenapa aku tak boleh jalan dengan Rachel?" tanyaku.

    Bukannya aku tak suka pada Marco. Tapi kadang-kadang ia

    membuatku senewen."Karena kau dan Rachel akan saling membujuk untuk

    melakukan hal-hal yang bisa membahayakan," jawab Jake.Ia tahu soal tikus itu. Ia pasti tahu. Tapi aku tetap merasa

    kurang sreg. "Oh, maksudmu seperti kau dan Marco yang salingmembujuk untuk melakukan hal-hal aneh?"

    Jake mengangguk dan mengedip padaku. "Bisa dibilang begi

    Yap. Tepat sekali."Sepuluh menit kemudian, Marco dan aku berjalan

    menyeberangi lapangan di tanah pertanianku, menembus rumput-

    rumput tinggi, menuju ke tepi hutan.Hutan ini luas. Terhampar sampai ke pegunungan. Beribu-ribmungkin bahkan berjuta-juta kilometer persegi pohon cemara, ek, d

    birch terhampar dari atas pegunungan sampai ke pinggir kota. Tanapertanian kami persis di tepinya. Seperti juga banyak tanah pertania

    lain. Juga beberapa kompleks perumahan baru.Sore ini cerah, jadi pegunungan tampak merah jambu keungu

    diterpa cahaya matahari terbenam. Angin sejuk berembus, membawaroma bunga-bunga liar. Dua ekor kuda kami sedang merumput dekpagar. Di sini aman, maka kami membiarkan kuda-kuda berlari lep

    jika cuaca sedang baik.Tentu saja, sekarang setelah serigala kembali dilepas ke dalam

    hutan, kami mungkin harus mengubah kebiasaan itu. Segerombolan

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    24/125

    serigala bisa merobohkan kuda sehat yang paling kuat sekalipun. Atahu. Aku kan sudah pernah jadi serigala.

    Dan sebentar lagi aku akan jadi serigala lagi.Tahu-tahu kami sudah tiba di tepi hutan. Sesaat tadi kami ma

    menginjak rumput, langkah berikutnya kami sudah menginjak cem

    dan daun-daun yang berguguran.Di bawah pohon-pohon suasana lebih gelap. Dan semakin ka

    masuk ke dalam hutan, semakin gelap. Aku menengadah. Masih

    kulihat langit yang biru. Tapi matahari sudah mulai turun dan malamkian menjelang. Makhluk-makhluk siang sudah mulai menghentika

    kegiatan mereka, dan makhluk-makhluk malam mulai membuka m"Sebaiknya kita berubah wujud sekarang," usul Marco.

    "Ya. Sebagai serigala kita akan bisa bergerak lebih cepat," akmenyetujui.

    Marco menyeringai padaku. "Pernahkah kau merasa ngeri? S

    metamorfosis ini, maksudku? Aku masih ingat yang pertama kali.Rasanya aneh sekali."

    "Sekarang pun masih aneh," kataku.

    "Bahkan bagimu?""Kenapa bagiku tidak?" tanyaku.Marco mengangkat bahu. "Kau kan ratu metamorfosis."

    Aku tertawa. "Jangan begitu dong. Kan kita semua masihbelajar."

    "Yeah, tapi bahkan Ax pun bilang kau punya bakat khusus.Kayaknya kau bisa lebih mengendalikan, atau entah apa. Dia bilang

    kau bahkan lebih pandai bermetamorfosis daripada dia sendiri.""Bukan berarti kengeriannya jadi berkurang," kataku.

    "Maksudku, kita berdua di dalam hutan, matahari mulai terbenam,

    aku siap-siap berubah jadi serigala. Ini kan seperti film horor.""Film Manusia Serigala."

    "Sepasang Manusia Serigala."

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    25/125

    Kami menyembunyikan pakaian luar kami di bawah semak, mulai bermetamorfosis. Kupusatkan pikiran pada serigala yang DN

    nya sudah menjadi bagian tubuhku. Marco dan aku sebetulnya serigkembar. Kami berdua menyadap DNA serigala betina yang sama.

    Kurasakan mulutku makin memanjang. Tulang-tulang

    berkeretak ketika mulut manusiaku yang kecil dan lemah berubahmenjadi moncong serigala yang kuat dan bergigi tajam. Mulut dangigi manusiaku nyaris tak bisa dipakai menggigit daging panggang

    yang alot. Namun moncong serigala bisa merobek leher rusa yangmeronta-ronta.

    Gusiku gatal ketika gigi-gigiku bertambah panjang."Lihat? Ihu makhudku," kata Marco. Ia berusaha bicara pada

    lidah dan bibir manusianya mulai hilang. Beberapa detik kemudiansudah bisa beralih ke bahasa pikiran.

    Aku sudah berhasil mengatur proses metamorfosisku sehingg

    kepala serigala sudah muncul sempurna sebelum bagian tubuhku ya

    lain berubah. Tubuhku cewek seutuhnya, dengan kepala serigala yaberbulu menempel di atas bahuku. kataku.

    Proses metamorfosis kami berlanjut. Kakiku bertambah keciTapak kasar menggantikan kakiku. Bulu di tubuhku bertambah

    panjang dan kasar, berwarna keabu-abuan.Aku ambruk ke depan, berdiri di atas empat kakiku. Aku tak

    sanggup lagi berdiri tegak hanya dengan dua kaki.

     Naluri serigala mulai muncul, tapi aku sudah pernah menjadiserigala sebelumnya, jadi dengan mudah bisa kukendalikan.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    26/125

    Kemudian indra serigala juga muncul, menggantikan indramanusiaku.

    Hutan menjadi tempat yang sama sekali lain bagi serigala.Seakan dalam sekejap aku dipindahkan ke tempat yang sungguh

    berbeda.

    Telinga manusiaku hampir tak menangkap apa-apa, hanyatiupan angin, cicit serangga, dan gesekan dedaunan. Tapi telingaserigala menangkap segalanya. Mereka mendengar langkah binatan

    besar berkaki empat kira-kira seratus meter di sebelah kanan. Meremendengar bajing yang sedang menggerigiti biji pohon ek dalam

    sarang mereka, tinggi di atas pohon. Mereka mendengar seranggamerangkak di bawah tumpukan daun cemara yang gugur. Mereka

    mendengar deru mobil di jalan raya yang jauh.Dan kemampuan telinga itu belum apa-apa jika dibandingkan

    dengan indra penciumannya.

    Begini kira-kira. Dalam soal penciuman, semua manusia boledikatakan buta. Kita tidak mencium bau apa-apa. Yah, mungkin kit

    mencium harum bunga jika bunga itu didekatkan ke hidung kita, ata

    aroma kue cokelat yang sedang dipanggang. Tapi kita sebetulnyabodoh dalam soal penciuman.Serigala-lah makhluk jenius dalam hal penciuman. Wah, sus

    dibayangkan deh. Susah banget membayangkan bagaimana rasanyapunya hidung serigala. Ibarat orang yang tadinya buta, tapi kemudi

    mendadak saja bisa melihat. aku sampai menjerit saking kagetnya.

    sahut Marco. Serigala bisa mencium bau kuda di ladang kami. Ia tidak han

    mencium bahwa itu bau kuda, tapi ia juga bisa mengenali bahwa ku

    itu dewasa dan sehat. Serigala bisa mencium aroma semua bunga,semua pohon, semua daun, semua jamur. Ia bisa membaui air di tig

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    27/125

    lokasi yang berbeda dan tahu sungai mana yang airnya paling segardan manis.

    Serigala mencium bau seekor bajing tanah, selusin tupai, tikucelurut, rusa, burung gereja yang sudah mati, seekor rakun... tidak,

    dua ekor rakun.

    Dan ia juga mencium bauku. Maksudku, ia mencium baukuyang ada di pakaian yang kulepas sebelum berubah wujud tadi. Iamencium bau semua burung dan binatang yang ada di gudangku ya

    pernah kusentuh, atau bahkan yang kandangnya cuma kulewati sajaIa bisa mencium jejak bebauan yang sudah berusia tiga hari.

    Bau orang yang pernah berjalan di hutan ini berhari-hari sebelumnyJuga bau serigala lain, serigala jantan tua, yang pernah lewat. Bau

    anjing, kucing, dan sampah.Dan bau sangat aneh yang kusadari pastilah bau Andalite — AKalau semua itu kausatukan dalam kepalamu — indra pencium

    dan pendengaran — rasanya seakan seluruh dunia di sekitarmumenggeliat, menggelegak, dan meledak dengan kehidupan.

    kata Marco.

    aku sepakat.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    28/125

    Chapter 5

    SERIGALA jago lari. Serigala sanggup lari sepanjang malamtanpa berhenti atau mengurangi kecepatan atau istirahat.

    Kami — Marco dan aku —  berlari, meloncati batang-batangpohon tumbang, menghindari pepohonan dan onak duri.Menyeberangi padang rumput yang masih tersiram cahaya matahar

    dan dalam naungan kegelapan pohon-pohon pinus yang tinggi. Kamberkecipak riang menyeberangi anak sungai dan merayap mendaki

    bukit karang.Sementara kami berlari, semua indra kami bekerja. Kepala k

    dipenuhi bebauan, suara-suara, dan pemandangan. Tak ada sesuatu

    pun dalam jarak seribu meter yang tak kami ketahui. Kami seakandihubungkan dengan sumber data alam itu sendiri.

    Kami sudah mencium bau pusat penebangan kayu itu jauh

    sebelum kami tiba di tempat itu. Kemudian kami mendengar bunyimesin. Dan gumam percakapan. Suara manusia.Kemudian kami diingatkan bahwa kami bukan satu-satunya

    pemangsa berindra supertajam di hutan ini. ada yang bertanya dengan bahasa pikiran.

    Suara Jake. tanyaku.

    jawab Jake tertawa. Aku berhenti berlari damendongak seakan siap melolongi bulan purnama. Di antararimbunnya dedaunan aku melihat sepotong langit. Dan jauh di atas

    langit itu kulihat tiga titik hitam.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    29/125

    Tobias, Jake, dan Rachel, melayang kira-kira lima ratus metedi atas. Bahkan dalam cahaya yang mulai memudar mereka masih b

    melihat kami dari dalam perut awan.

    komentar Tobias.

    kataku, agak menggerutu.Tobias tertawa.

    bantahku. jawab Tobias. Marco dan aku berlari lagi, tapi lebih pelan daripada

    sebelumnya. Lebih- hati-hati.Dari antara pepohonan kami mulai melihat cahaya. Cahaya

    buatan manusia.

    Pelan-pelan kami mengendap maju, bahu direndahkan, kepalditundukkan, telinga ditegakkan, mengendus-endus udara, mencaripertanda.

    Bangunan pusat komando itu lebih besar daripada yangkelihatan semula. Terbuat dari kayu, seperti pos komando penjaga

    hutan. Bertingkat dua, dengan beranda di depan.Di tingkat bawah, tak ada jendela di bagian samping dan

    belakang bangunan. Sama sekali tak ada. Di tingkat atas ada jendeltapi semua gelap. Terlalu gelap bagi kami untuk bisa melihat kedalam.

    Lampu-lampu sorot sangat menyilaukan dipasang di atasbangunan. Hutan telah dibabat sekitar tiga kilometer di sekeliling

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    30/125

    bangunan, dan tanah yang kosong itu terang benderang seakan disincahaya matahari di hari cerah.

    Sekitar selusin peralatan berat berjajar rapi. Pengeruk tanah,derek yang berbentuk aneh, truk, dan beberapa alat mengerikan yan

    kelihatan seperti mainan anak-anak berukuran raksasa. Kurasa alat

    digunakan untuk memotong pohon-pohon.Indra serigalaku yang tajam menangkap beberapa orang

    berjalan mengelilingi tanah kosong itu. Jarak mereka masing-masin

    sekitar lima puluh meter dan mereka tampaknya sangat waspada.Yang paling dekat lewat di depan kami. Marco dan aku

    merunduk rendah di balik batang-batang pohon, tak bergerak.Orang itu memakai seragam kecokelatan. Pipa celananya

    dimasukkan ke sepatu bot tinggi. Ia menyandang senapan otomatis kataku.

    Kuarahkan telingaku ke bangunan itu, tapi tak terdengar suarapa pun dari dalam. Ada dua kemungkinan. Di dalam memang tak

    orang atau bangunan itu kedap suara.

    tanya Marco.

    kata Marco. kataku.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    31/125

    Aku terdiam. Aku mendengar bunyi

    sesuatu. Gerakan. Gerakan yang hati-hati dan mencuri-curi.

    Aku mengerling Marco. Kulihat telinganya juga tegak. kata Marco.

    Kurasakan datangnya ketakutan. Bagian manusiaku takut.Bagian serigalaku tidak. Tapi dalam hal ini aku lebih mempercayai

    naluri manusiaku. tanyaku.

    < Uh-oh, > kata Marco.Cahaya menyilaukan!Cahaya di mana-mana. Di mana-mana! Mendadak seluruh

    dunia terang benderang.Aku merasa seakan seluruh dunia bisa melihatku. BLAM!

    BLAM! BLAM!

    Terdengar bunyi tajam ledakan dari arah atas pepohonan disekeliling kami. Aku mendongak. Ada yang jatuh. Jaring!Jaring baja lebar meletup dari atas pepohonan, jatuh ke arah

    kami. Di ujung-ujungnya tampak alat pemberat.

    Kami melesat. Jaring di atasku jatuh. Aku berpacu menghindtepi jaring, lari, lari....

    Bebas!Jaring itu menggores punggungku. Tapi aku berhasil lolos!TSEWWW! TSEWWW!

    Sinar merah terang meluncur dari jendela gelap di lantai atasbangunan kayu. Sinar itu menghantam dasar pohon yang berjarak l

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    32/125

    belas senti dari tempatku. Kayunya langsung menguap. Lubangbergaris tengah lima belas senti menembus batang pohon itu.

    Sinar Dracon!Aku mulai berlari. Tapi ada yang tak beres. Marco! Di mana

    dia?

    Aku berbalik dan mencari-cari. Ya ampun! Marco ada di bawjaring! Ia keberatan dan merangkak dengan perutnya, mencoba kelu

    Aku berlari mendekatinya.

    TSEWWW! TSEWWW!Sinar Dracon, hampir tampak pucat di tengah terang

    benderangnya hutan, berkali-kali menembak.Kucengkeram tepi jaring dengan moncongku dan kuangkat.

    Berat sekali. Pantas saja Marco harus merangkak. teriak Marco.

    teriakku.TSEWWW! TSEWWW!

    Aku tak kuat lagi mengangkat tepi jaring. Rahangku sakit

    semua. Leherku pegal. Marco merangkak, tapi majunya sedikit sekSinar Dracon makin lama makin mendekati sasaran.Dan sekarang aku bisa melihat ke mana perginya para penjag

    Mereka berlari-lari dari arah hutan ke arah kami. Setengah lusin laklaki yang menyandang senjata otomatis. Sungguh pemandangan yan

    amat mengerikan, melihat bayang-bayang mereka bagai raksasa yantingginya mencapai puncak pohon.

    Kemudian muncul sesuatu yang cepat. Lebih cepat daripadaserigala. Lebih cepat daripada manusia.

    Tubuhnya seperti rusa. Seperti kuda. Wajah tanpa mulut, mat

    di ujung tanduk, ekor seperti ekor kalajengking. Makhluk yang tak duanya di Bumi ini. Makhluk itu melesat ke arah kami.

    seruku.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    33/125

    Ekornya menyabet, lebih cepat dari yang bisa diikuti matamanusia.

    Bunga api memercik ketika ujung ekor yang tajam itu menyajaring, membuat robekan lebar tepat di depan moncong Marco.

    kata Marco. Tapi ia segera meloloskan

    diri melalui lubang itu dan langsung lari. Aku mengikuti dibelakangnya. Serigala memang larinya cepat. Tapi serigala yangketakutan dan punya otak manusia yang ketakutan di kepalanya, bis

    berlari luar biasa cepatnya.Kami berlari secepat kilat, dengan Ax di samping kami.

    DORDORDORDORDORDORDORDOR!Itu bukan sinar dracon, melainkan tembakan senapan. Bunyin

    lebih bising daripada kalau di film.Dan jauh lebih mengerikan daripada di film kalau sasaran

    tembakan itu adalah kau. Yang jelas, ditembaki sama sekali lain

    daripada nonton film. aku menjerit.

    Marco menjerit.

    Ax ikut menjerit.Dua ekor serigala dan satu Andalite memecahkan rekorkecepatan berlari dengan kabur dari tempat itu.

    Ebukulawas.blogspot.com

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    34/125

    Chapter 6

    "OKE, kurasa pertanyaan apakah itu tempat penebangan hutabiasa sudah terjawab," kata Marco. Kami telah tiba di tepi hutan, detanah pertanianku. Marco dan aku sudah berubah menjadi manusia

    lagi. Rachel dan Jake terbang turun dan bergabung bersama kami.Tobias hinggap di cabang rendah.

    Ax berdiri di dekat kami. Kedua mata tanduknya bergerak kekanan dan ke kiri, memandang ke dalam hutan gelap di sekeliling

    kami. Kedua mata utamanya bertemu pandang dengan mataku."Eh, Ax, terima kasih, ya," kataku."Yeah, trims," Marco menambahkan. "Kalau tak ada kau, aku

    sudah disandera mereka deh. Ekormu yang tajam itu sungguh luarbiasa."

    A

    menyesali diri.

    Ax, seperti semua Andalite, tak bisa bicara. Mungkin karenamereka tak punya mulut. Bahasa pikiran adalah bahasa nasional

    mereka.Dari dekat ia kelihatan seperti campuran rusa dan kuda, serta

    manusia dan kalajengking. Seperti makhluk centaurus dalam dongeTubuh bagian atasnya seperti tubuh cowok. Ia punya dua tangan yakelihatannya lemah dan kepala yang punya dua tanduk yang bisa

    bergerak. Masing-masing tanduk ada matanya. Mata itu waspadaterus, memandang ke kanan, ke kiri, dan ke belakang.

    Susah sekali kalau kita mau menyerang Andalite dari belakan

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    35/125

    Tubuhnya diselubungi bulu berwarna cokelat keunguan.Bulunya pendek di bagian atas tubuhnya yang seperti tubuh manusi

    dan lebih panjang di bagian tubuh rusanya. Bagian bawah keempatkakinya hitam dan tajam.

    Tapi ekornyalah yang menarik perhatian. Ekor itu cukup

    panjang, sehingga ia bisa mengayunkannya melewati atas kepalanydan menyabet orang yang berdiri di depannya. Ujung ekor itu tajammelengkung.

    "Tak seorang pun dari kita melihat jaring itu," kata Jake. "Jadpasti jaring itu sangat tersembunyi."

    "Rupanya mereka sudah menunggu kita," kata Marco. "Jadijelas ini operasi Yeerk. Kurasa mereka sebetulnya cuma pura-pura

    saja melakukan penebangan hutan ini. Tujuan utamanya adalahmenjaring kita."

    "Setuju," kata Rachel tegang. "Mereka mengira kita Andalite

    Mereka tahu kita selama ini melakukan perlawanan dari sekitar siniMereka menyimpulkan kita pasti bersembunyi di hutan ini."

    "Mereka hampir benar," kata Jake. "Ax dan Tobias memang

    tinggal di hutan. Dan kita memang memanfaatkan hutan ini. Untuktempat berubah wujud, misalnya.""Kalian tahu tidak, kita bukan satu-satunya yang kena

    dampaknya kalau hutan ditebang."Mereka semua kelihatan bingung.

    Aku menarik napas dalam-dalam. "Maksudku, seandainyaTobias dan Ax tidak tinggal di sini pun, hutan ini tetap penting. Mu

    aku memikirkan orang-orang itu menebang pohon-pohon ini.""Aduh, tolong deh. Jangan jadi Earth Mother dulu, oke?" kat

    Marco, yang memang sering meledekku Ibu Bumi. "Aku nyaris saj

    kena panggang sinar Dracon. Itu kan bukan untuk menyelamatkan skijang Bambi?"

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    36/125

    "Begini, Marco, kita bukan satu-satunya binatang yang ada dsini. Kita, lebih dari orang-orang lain, harus memahami hal itu."

    "Cassie, siapa sih yang peduli soal-soal begitu? Kita berjuanguntuk menyelamatkan bumi kita dari bangsa Yeerk. Siapa peduli pa

    lingkungan, cinta tanaman, atau program daur ulang?"

    "Aku peduli," sahutku."Yah, itu urusanmu," kata Marco. "Aku sendiri cuma peduli

    pada sekelompok Yeerk yang membangun benteng di dalam hutan

    dan mereka akan membabat hutan ini untuk mencari kita."Aku sudah hendak menjawab, ketika Jake mengangkat tanga

    "Kalau Cassie mengkhawatirkan soal penebangan hutan, boleh sajaKalau Marco mencemaskan keselamatan dirinya, juga boleh saja.

    Semua itu tidak penting. Maksudku, apa pun alasannya, kita semuamau mencegah tindakan mereka. Betul, kan?"

    Ia memandang Marco, kemudian menatapku. Saat itu aku sak

    hati pada Jake. Maksudku, aku mengerti ia harus mempertimbangkide semua orang secara adil. Tapi tetap saja kelihatannya ia

    menyetujui pendapat Marco bahwa tidak apa-apa jika hutan dibaba

    asal saja kami selamat.Aku menoleh pada Rachel untuk minta dukungan, tapi ia mamemandang ke tanah.

    Oh, bagus, pikirku. Bahkan Rachel pun berpendapat aku sala kata

    Tobias."Dan tepatnya, bagaimana kita melakukannya?" tanya Marco

    "Tempat mereka itu betul-betul Benteng Malapetaka.""Kita robohkan? Atau kita ledakkan?" Rachel bertanya-tanya"Kita rampas beberapa peralatan berat mereka dan kita

    tabrakkan ke bangunannya?" Marco mengusulkan.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    37/125

    "Kita sudah kalah duluan karena tak bisa mengejutkan merekMereka tahu kita akan datang. Mereka tahu cepat atau lambat kita

    akan menyerang mereka." kata Ax.

    Rachel mengatupkan bibirnya sampai jadi garis lurus. "Jadi k

    menyerah begitu saja? Begitu rencananya? Kita biarkan merekamenebangi pohon-pohon sampai akhirnya mereka menemukanmu,

    Ax, atau Tobias?"Ax tak bisa menjawab.

    "Kalian tahu, aku tak bermaksud pidato seperti pencintalingkungan yang bloon atau semacamnya," kataku sinis. "Tapipertanyaannya adalah, bagaimana kaum Yeerk itu berhasil

    mendapatkan izin menebang pohon di hutan nasional?""Memangnya informasi itu bisa membantu?" tanya Marco, le

    sinis dari sebelumnya.

    "Karena kadang-kadang, Marco, ada cara-cara lebih halus unmelakukan sesuatu. Kaum Yeerk tidak menguasai seluruh jajaranpemerintahan. Setidaknya, belum. Jadi mereka harus punya izin res

    Kalau mereka tak punya izin, mereka akan dikerubuti polisi, agenfederal, dan reporter-reporter TV. Mereka kan tidak mau itu terjadi

    Marco sudah hendak berkomentar lagi. Tapi kemudian ia cumbilang, "Oh."

    Jake mengangkat sebelah alis, memandang sahabatnya. "JadiMarco, itulah sebabnya Cassie lebih menyenangkan daripada kau. Dbisa saja bilang, 'Mereka kan tidak mau itu terjadi, tolol!'"

    Di luar keinginannya, Marco tersenyum.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    38/125

    Jake mengedip padaku, dan aku memaafkan sikapnya tadi yaseakan membenarkan Marco. "Menurutmu, apa yang harus kita

    lakukan?"Aku mengangkat bahu. Aku tak suka memikirkan hal-hal yan

    bisa berakhir dengan orang-orang terluka atau bahkan terbunuh.

    "Kurasa... maksudku, oke, ehm... Oke, begini, kaum Yeerk pastipunya koneksi. Pasti salah satu Pengendali mereka menduduki jabapenting. Kita harus mencari tahu siapa dia."

    tanya Tobias."Kurasa..." Aku menatap Jake, minta bantuan. Aku tahu

    jawabnya. Cuma aku tak mau bilang. Soalnya, kalau kami membuarencana, biasanya belakangan buntutnya berbahaya.

    "Kita harus masuk ke dalam bangunan itu," kata Jakemenyuarakan pendapatku.

    Aku mengangguk. Yang bisa kulakukan hanya menyetujuiny

    Rachel menggeleng. "Aku tak tahu binatang apa yang cukupbesar untuk bisa memaksa masuk bangunan itu."

    "Tidak besar," kataku. "Justru kecil. Sangat kecil."

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    39/125

    Chapter 7

    "DARI mana kau?" tanya Dad ketika aku akhirnya tiba dirumah malam itu. Ia sedang di dapur, memeriksa lemari es.

    Aku kaget juga. Orangtuaku biasanya tidak menanyaiku

    macam-macam. Mereka percaya padaku. Dan dulunya aku memangbisa dipercaya. Kurasa aku belum pernah berbohong kepada

    orangtuaku sebelum aku jadi Animorphs. Sekarang rasanya aku jadbohong terus. Sungguh aku merasa tak enak.

    "Oh... ehm, aku cuma jalan-jalan," kataku. "Kenapa? Apa Damemerlukan aku?"

    "Oh, ya," kata ayahku. Ia kedengaran serius banget, jadi aku

    tahu ia sebetulnya tidak serius. Begitulah ayahku. Selera humornyakering. Itu yang dibilang Jake. Jake menganggap ayahku orang pali

    lucu di planet ini.

    "Apa, Dad?""Tadi ada telepon dari polisi patroli jalan raya. Mereka bilanada... binatang... binatang tertentu... di pinggir jalan, lari keluar dari

    dalam hutan. Mereka bilang binatang tertentu ini tampaknya kena lubakar yang parah."

    Aku tak suka caranya berkali-kali mengucapkan "binatangtertentu."

    "Kita harus keluar dan mengambilnya," kata ayahku. Kemudia nyengir. "Yah, aku yang nyetir mobil, kau yang harusmengambilnya."

    Aku mengeluh. Hanya ada satu binatang di seluruh dunia yanditakuti ayahku. Ia sudah menangani rubah, serigala, bahkan beruan

    Tapi ia tak mau berurusan dengan "binatang tertentu" ini.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    40/125

    "Maksud Dad, binatang ini sigung?" tanyaku.Ia mengangguk. "Kau ahli benar menangani sigung," jawabn

    "Mereka menyukaimu. Lagi pula, besok aku ada rapat dengan pabrmakanan kucing Dudette. Mana mungkin aku muncul berbau sigun

    Ibuku muncul dari ruang bawah tanah. Ia membawa enam ko

    jus tomat. "Cuma ini yang bisa kutemukan di gudang," katanya.Kalian perlu tahu, jus tomat adalah salah satu dari sedikit bah

    yang bisa membantu menghilangkan bau sigung.

    "Mom, bagaimana kalau Mom saja yang membantu Dad?Aku... aku belum bikin PR nih."

    "Aduh, jangan deh," kata ibuku."Ah, payah semuanya. Mom dan Dad kan dokter hewan

    terkenal," aku protes. "Bagaimana mungkin kalian takut sigung?""Dulunya sih tidak," kata ayahku muram. "Dulu sebelum...

    sebelum kejadian itu."

    "Hanya karena seekor sigung menyemprot Dad...""Di mukaku," sambungnya.

    "Hanya karena Dad mengalami pengalaman buruk sekali saja

    "Dia menyemprotku enam kali dalam waktu kira-kira tigadetik," katanya. "Aku bau selama seminggu. Mom sampaimenyuruhku tidur di gudang jerami. Tapi binatang-binatang lain di

    gudang itu jadi gelisah, sampai aku terpaksa pasang tenda dihalaman."

    "Dan kemudian kita harus membakar tenda itu," Mommenambahkan. Ia terkikik geli.

    "Kau tahu cara menangani sigung," bujuk ayahku. "Sebetulnykau tahu cara menangani semua binatang. Ayolah, sigung kan senanpadamu."

    "Sigung yang terbakar di sisi jalan raya tidak menyukai siapapun," kataku.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    41/125

    Sepuluh menit kemudian, kami sudah ada di jalan raya. Kamnaik pickup baru kami. Pickup butut kesayangan ayahku dicuri oran

    dan dirusak.Setidaknya itulah anggapan Dad. Sebetulnya pickup itu kami

    pinjam sewaktu bertempur melawan Yeerk dulu. Waktu itu Marco

    yang nyetir, dan Marco tidak bisa nyetir. Mobil itu akhirnya ringsekmasuk selokan.

    Sepanjang jalan kami mendengarkan CD. Itulah satu-satunya

    yang disukai Dad dari mobil barunya ini: ada CD player-nya. Iamemutar lagu-lagu jazz nostalgia.

    Kami tiba di tempat yang disebutkan polisi patroli lalu lintasDad menepikan mobil dan menyalakan lampu sein.

    "Hati-hati. Orang-orang nyetir seperti orang gila di jalan ini,"Dad memperingatkan saat aku turun.

    Mobil-mobil meluncur dengan kecepatan seratus kilometer

    lebih dan lampu di atas dinyalakan. Hutan yang gelap mengapit rapkedua sisi jalan. Kuarahkan sorot senterku ke deretan pohon-pohon

    Biasanya hutan bukan tempat menakutkan bagiku. Tapi aku

    tahu bahwa kami berada kira-kira setengah kilometer dari pusatpenebangan hutan bangsa Yeerk. Rasanya aneh banget kembali ketempat di mana, baru satu jam sebelumnya, aku nyaris terbunuh.

    Setidaknya selama dua puluh menit aku berjalan mondar-mandir di jalur hijau di bahu jalan, ketika sinar senterku menyoroti

    gumpalan hitam dan putih."Dad! Di sini!"

    Dad mendekat dan ikut mengarahkan sinar senternya ke siguitu. "Yep," komentarnya. "Aku ambil kandang dulu. Jangan lupasarung tanganmu. Kau tahu sigung pembawa utama rabies."

    "Dad, aku kan sudah disuntik.""Vaksin kan tidak seratus persen menjamin," katanya.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    42/125

    Aku berjalan mendekati si sigung. Ia menatapku dan matanyyang kecil hitam berkilauan memandangku.

    "Jangan takut," kataku, meninggikan suaraku. "Tidak apa-apKami datang untuk membantumu. Semua akan beres."

    Sebetulnya sigung adalah binatang paling manis di dunia. Ta

    ada niat jahat sedikit pun dalam diri mereka. Tapi itu karena merekmemang tak perlu jahat. Mereka punya senjata hebat.

    Meskipun demikian, mereka selalu memberi peringatan dulu

    Jika mereka membelakangimu, itu peringatan. Jika merekamengangkat ekor, tapi ujung ekor masih merunduk, itu peringatan

    serius. Jika mereka sudah mengangkat ujung ekor... nah, celakalahkau.

    Jika kau menghadapi sigung yang sudah membelakangimu dmengangkat ekornya tinggi-tinggi, habislah kau. Percayalah. Semusatwa liar tahu ini. Sayangnya anjing tidak tahu apa-apa tentang

    sigung. Tetapi beruang, rakun, serigala, dan sebagian besar burungpemangsa tahu bahwa kita tak bisa main-main dengan ekor sigung.

    Mungkin kaupikir kau tahu betapa busuknya bau sigung, kar

    kau pernah melewati jalan yang pernah dilalui sigung. Itu sih belumapa-apa. Dari dekat, bau busuknya berlipat ganda. Bayangkan saja bpaling busuk di dunia, kemudian kalikan seribu kali, masih kalah d

    bau sigung."Tak apa-apa, Manis," bujukku. "Jangan semprot aku. Aku

    temanmu, jadi jangan semprot aku."Aku bergerak mendekat dan merunduk lebih rendah,

    menciutkan tubuhku. Supaya tidak kelihatan mengancam. Akubergerak pelan sekali, selangkah demi selangkah, sambil terus-menerus membujuk dan berkata manis, seakan ingin menangkap an

    yang membawa senapan.Sigung itu bergerak! Aku membeku.

    Si sigung duduk lagi. Aku bernapas lagi.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    43/125

    "Tolong jangan semprot aku," kataku. Kurogoh kantongku dkuambil sepotong daging tikus. Kami menyimpan daging tikus bek

    untuk binatang-binatang yang sedang kami rawat. Sigung suka dagitikus atau belalang.

    "Ini makan malammu."

    Kusodorkan daging itu kepadanya. Sigung itu kelihatannyatidak lapar, tapi rupanya ia menganggap aku oke kalau akumenawarkan makanan kepadanya.

    Aku berjongkok di sebelah si sigung dan kuletakkan senterkutanah. Hati-hati kuulurkan tanganku yang bersarung tangan dan

    kusentuh binatang itu.Ia gemetar. Seperti kedinginan atau ketakutan. Dan, pada saa

    itu aku tahu kenapa.Ada luka bakar di punggungnya. Berbentuk setengah lingkar

    yang sempurna, seakan ada orang yang mengeduk punggungnya.

    "Sinar Dracon," bisikku. "Kau tadi di sana, ya? Kasihan."Saat mengincar aku dan Marco, para Yeerk malah mengenai

    sigung. Binatang yang sama sekali tak bersalah dan terperangkap

    dalam perang antara Yeerk dan manusia.Para Yeerk akan menghancurkan seluruh hutan danpenghuninya untuk menangkap kami.

    "Sori," bisikku pada si sigung.Kuangkat ia pelan-pelan, hati-hati, dan kupeluk.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    44/125

    Chapter 8

    KAMI bertemu di mall. Saat itu hari Sabtu, jadi wajar kalaukami, para ABG, berjalan-jalan di mall.

    Jika kau tinggal di tempat berbahaya, di mana siapa saja bisa

    jadi musuhmu, jangan sampai deh berbuat macam-macam. Jangansampai tingkah kita menarik perhatian.

    Termasuk perhatian keluarga atau teman sekolahmu sendiri.Kau takkan pernah tahu, siapa yang bisa dipercaya dan siapa yang

    tidak.Kaum Yeerk mengira kami ini Andalite. Kami ingin mereka

    terus berpendapat begitu. Jika mereka sampai tahu kami ini manusi

    biasa, apalagi masih anak-anak, tamatlah riwayat kami.Jadi kami tidak meninggalkan jejak. Kami berusaha bersikap

    seakan kami ini tidak satu geng. Kami tak ingin ada Pengendali yan

    berpikir, "Hei, tahu tidak? Anak-anak itu selalu ngumpul bareng,kayaknya mereka mencurigakan."Kami harus tampak dan bersikap normal. Rachel masih ikut

    kursus senam dan sering berbelanja. Jake dan Marco masih berlatihmelempar bola basket ke keranjang di halaman rumah Jake atau ma

    video game.Aku merawat binatang-binatang di Klinik Perawatan Satwa

    Liar.Tak ada yang bisa kami lakukan untuk membuat Tobias

    kelihatan normal. Ia jauh dari normal. Tapi Tobias berasal dari

    keluarga kacau. Ia dulunya tinggal berpindah-pindah dari satu bibiatau paman yang tak peduli ke paman atau bibi tak peduli yang lain

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    45/125

    tak pernah menjadi bagian dari satu keluarga utuh, dan sedihnya, taada yang menyadari ketika ia tiba-tiba saja lenyap.

    Satu jam penuh aku mengikuti Rachel, sementara ia berjalanseperti tukang belanja profesional menyusuri rak-rak di The Limite

    Banana Republic, The Gap, dan berbagai department store.

    Rachel punya naluri aneh untuk mendeteksi kapan dan di maakan ada obral. Ia tak perlu iklan. Pokoknya ia "tahu".

    Kami sedang menyusuri meja-meja penuh tumpukan sweter

    Express. Rachel mencari warna hijau tertentu, yang mungkin malahtidak ada di dunia ini.

    "Menurutmu kita mau apa?" aku bertanya padanya.Rachel, yang sedang menimang-nimang sweter, mendongak.

    "Apa? Oh, kurasa kita mau masuk. Kalau kita tahu caranya.""Itu yang kupertanyakan. Cara apa? Bagaimana kita bisa mas

    ke tempat itu? Maksudku, aku tahu kita mau berubah wujud jadi

    serangga. Tapi kalau ada yang mau jadi semut lagi, aku bilang sajadari sekarang, aku ogah ikutan."

    Rachel bergidik. "Kurasa tak ada yang mau jadi semut lagi."

    Kami memang mendapat pengalaman-pengalaman buruk ketbermetamorfosis. Tapi menjadi semut adalah pengalaman terburukWah, susah deh membayangkan kejadian mengerikan saat itu.

    Lorong-lorong yang menyesakkan, lalu beratus-ratus tentara semutganas bermunculan di sekeliling kami, semua menyerang, menyera

    tanpa ampun...."Tidak jadi semut, ya," kataku. Kupandang Rachel, kucoba

    menatap matanya. "Betul?"Rachel mengangkat bahu. Kemudian ia melirik arlojinya.

    "Sudah waktunya. Ax ikut mereka, jadi jangan sampai mereka

    menunggu.""Ax? Uh-oh."

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    46/125

    Jake, Marco, dan seorang cowok yang ganteng banget sedangduduk di pusat jajan. Kedengarannya mereka sedang berdebat tenta

    siapa yang tadi memenangkan video game di atrium."Hei! Rachel!" Marco berteriak memanggil saat kami lewat.

    "Ngapain kalian di sini?"

    Aku sebal deh harus berpura-pura begini. Goblok bangetkayaknya. Tapi memang kami harus kelihatan bertemu tanpa senga

    "Kami shopping," gumamku. "Kalian kan tahu aku senang

    shopping.""Gabung dengan kami, yuk. Kalian mau nacho?" tanya Jake

    sambil tersenyum cerah.Aku memandang piring kertas berisi nacho. Semuanya sudah

    kosong. Cuma ada sisa noda keju berwarna jingga kekuningan. Adanoda jingga yang sama di dagu cowok keren yang duduk di antaraMarco dan Jake.

    Jake mengikuti pandanganku dan ia memutar bola matanya."Paling tidak kali ini ia tidak memakan piringnya."

    "Halo," sapa Ax padaku. "Aku sepupu Jake, Phillip. Sepupu

    Jake. Pesusu. Pusepu. Aku dari luar kota."Aku tak dapat menahan tawa. Sudah lama Ax menciptakanmorph manusia dari DNA yang disadapnya dari kami berempat.

    Jadinya ia campuran aneh kami berempat. Ia cowok, tapi manis-maaneh.

    Ia kelihatannya seperti manusia. Memang sih ia dasarnyamanusia. Tapi ia masih punya banyak masalah beradaptasi sebagai

    manusia. Yang paling utama, karena Andalite tidak punya mulut,baginya mulut manusia sangat memesona dan luar biasa. Makanya senang banget main-main dengan bunyi kata-kata.

    Dan cowok ini bahaya sekali kalau menghadapi makanan."Enak tidak nacho-nya?" tanyaku.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    47/125

    "Rasanya campuran lemak dan garam. Plus ada rasa lain yanmengingatkanku pada rasa oli mesin lezat yang pernah kucicipi. Ol

    0-1i-o.""Oli mesin?" tanya Jake. "Ax... maksudku, Phillip... Ingat tid

    aku pernah bilang kau tak boleh makan puntung rokok ataupun serb

    Nah, tambahkan oli mesin pada daftar itu."Ax mengangguk. "Baik. Wah, banyak peraturan ya, dalam so

    makan."

    Marco menarik kursi untukku. "Oke, kalau kita sudah selesaibasa-basi, ayo kita ke pokok persoalan."

    "Tobias datang tadi pagi," kata Jake pelan. "Dia mengawasitempat itu dari atas. Dia pikir para Pengendali di tempat itu punya

    transponder kecil di pinggang mereka yang membuat mereka bisamelewati force field."

    "Jadi kita harus merampas transponder," Rachel menyimpulk

    "Tidak," kata Ax. "Transponder itu akan diatur sesuai tandabiokimia pemakainya. Kaum Yeerk tidak se..."

    "Jangan sebut-sebut kata itu," desis Jake.

    Kulihat mata Marco jelalatan, melihat apakah ada orang beracukup dekat sehingga bisa mencuri dengar obrolan kami."Sori. Ri. Sou-ri," kata Ax. "Rencana Rachel takkan bisa

    dijalankan."Jake menghela napas. "Tobias juga melihat sesuatu. Ada

    lubang-lubang kecil di fondasi kayu bangunan itu. Menurutpendapatnya itu kerjaan rayap."

    "Rayap?" tanyaku.Jake mengangguk. "Yap."Aku menelan ludah. "Jake, rayap kan hampir sama dengan

    semut."

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    48/125

    "Yah, semut lebih galak sih," kata Jake. "Aku sudah cari infoInternet. Lagi pula kalau kita bermetamorfosis menjadi rayap di ko

    itu, kan tak ada masalah."Aku jadi sesak napas. Kulihat wajah Marco sudah pucat.

    Bahkan tampang Ax pun suram.

    "Kau tidak serius, kan?" tanyaku pada Jake. "Maksudku, rayMasa rayap sih?"

    Mungkin aku kedengaran agak histeris. Soalnya aku memang

    merasa sedikit histeris."Aku tak punya rencana lain," kata Jake. Ia menunduk menat

    meja, menggigit-gigit bibir bawahnya. "Cassie, kau benar ketikabertanya bagaimana mereka mendapat izin membabat hutan. Itu titi

    lemah mereka. Kita harus tahu dari mana izin itu. Untuk mengetahuitu kita harus masuk ke dalam bangunan itu."

    "Lewat terowongan rayap?" tanya Marco. "Lagi pula,

    bagaimana kita bisa menangkap rayapnya? Mereka semua kan adadalam force field?"

    Alangkah leganya jika kata-kata Marco itu benar, bahwa kam

    tak bisa menangkap rayapnya. Tapi ketika aku memandang Jake, iacuma menggeleng sedikit. "Tobias bilang, hari ini mereka mengubasedikit bentuk bangunan. Mereka menambah sinar Dracon. Untuk i

    mereka harus membuang beberapa tiang kayu."Jake merogoh saku jaketnya. Ia menarik keluar tabung gelas

    kecil. Tutupnya berlubang-lubang agar udara bisa masuk.Di dalam tabung itu ada serangga kecil mungil, cokelat-putih

    Ukurannya sama dengan semut. Kepalanya yang besar berwarnacokelat.

    "Ini dari koloni yang sama," kata Jake. "Dari bangunan yang

    sama."Aku menatap rayap itu. Ia sedang mencoba merayapi sisi

    tabung, tapi tergelincir turun lagi.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    49/125

    Rayap itu tak berdaya. Ia terperangkap dalam penjara gelas —yang baginya tentu berukuran besar sekali — dipegangi oleh raksasayang begitu besar sehingga tak bisa dibayangkan oleh si rayap.

    Jake membuka tutup tabung.

    "Kita tidak jadi rayap kalau ada yang tidak setuju," katanya.

    "Tapi kita tak bisa membiarkan bangsa... mereka... membabat hutanRachel mengulurkan tangannya. Jake menunggingkan tabung

    sampai rayap itu mendarat di telapak tangan Rachel.

    Aku melihatnya merayapi garis-garis tangan Rachel. Dan akumelihat rayap itu diam, sementara Rachel menyerap pola DNA-nya

    Kubayangkan diriku menjadi rayap itu. Merayap di atas tangraksasa. Menganggap semua lekukan di tangan Rachel sedalam par

    Setelah Rachel selesai, kuulurkan tanganku. Tanganku gemeAku tak bisa menghentikannya.

    Pusat jajan yang terang benderang itu tiba-tiba terasa suram.

    Astaga, serangga kecil ini bikin aku takut.Jauh di dalam hatiku, aku benar-benar ketakutan.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    50/125

    Chapter 9

    KAMI akan pergi malam ini. Malam ini juga.Sorenya kami diharapkan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaa

    rutin di rumah dan bikin PR.

    Coba saja sendiri. Cobalah mengerjakan PR sambil berpikirbahwa dalam beberapa jam mendatang hidupmu mungkin akan tam

    Cobalah berkonsentrasi mengerjakan soal-soal matematika, sementkau tahu persis tak lama lagi kau harus berubah jadi rayap dan

    menyelinap masuk bangunan maut yang dijaga ketat.Selamat deh.Aku pergi ke gudang jerami. Ayahku sedang di sana, mengec

    pasien-pasiennya. Ia tidak memerlukan bantuanku, tapi ia juga tidakmelarangku.

    "PR-mu sudah selesai?"

    "Hampir," aku menambah satu kebohongan lagi pada tumpukkebohongan yang sudah kubuat."Aku tadi hendak memeriksa sigungmu yang kita ambil

    semalam. Dia gelisah sekali, jadi kuberi sedikit obat tidur.""Jantan atau betina, Dad?"

    "Betina."Ayahku membawa sangkar ke ruangan kecil di sebelah yang

    biasa digunakannya untuk memeriksa pasien. Kukeluarkan sigung dari kandang dan kugendong ke meja periksa. Ia kelihatan tenangsekali, tapi itu tenang buatan, tenang gara-gara obat.

    Semalam Dad sudah membalut lukanya, dan sekarang dengahati-hati ia melepas kain kasa pembalutnya. Luka bakar itu

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    51/125

    membuatku berjengit, walaupun aku sudah pernah melihat beratus-ratus binatang yang terluka.

    "Hmm. Ffinm. Pah. Pah. Pah. Hmmm."Itu suara yang biasa diucapkan Dad jika ia sedang memeriksa

    sesuatu yang menarik. "Pah." Aku tak tahu kenapa, tapi Dad selalu

    begitu."Aneh. Sangat luar biasa. Aku sama sekali tak bisa menebak

    apa yang menyebabkan lukanya ini. Terlalu rapi. Terlalu bersih. Ap

    pun penyebabnya, pastilah panas sekali, sehingga membakarjaringan."

    "Ototnya terluka atau cuma luka luar?" tanyaku.Dad mengerling padaku dan tersenyum. "Sebagian besar cum

    mengenai bulu dan kulit. Tapi ada luka yang cukup parah di bahu sJauh lebih dalam. Untung tulang punggungnya utuh dan dia akanhidup. Mudah-mudahan saja anak-anaknya juga begitu."

    "Apanya? Dia punya anak?""Yeah. Kira-kira enam atau tujuh minggu usianya."

    "Dia punya anak? Di hutan sana?"

    Dad mulai membalutnya lagi dengan kain kasa baru. "Cassiekau tahu, alam memang kadang-kadang kejam.""Tapi anak-anaknya masih terlalu kecil untuk bisa hidup

    sendiri, kan?""Aku tidak tahu pasti," katanya, tanpa berani menatapku.

    Kupikir kadang-kadang Dad juga berbohong kepadaku. Untukebaikanku sendiri, tentu. Paling tidak ia pikir itu untuk kebaikanku

    "Mereka menunggu di sarangnya, bingung karena induknyatidak pulang-pulang," kataku. "Mereka akan mati kelaparan. Ataudimakan binatang pemangsa."

    "Ulurkan gunting," kata ayahku."Yeah. Ini. Ehm, Dad, boleh tidak aku menginap di rumah

    Rachel malam ini?"

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    52/125

    "Tentu, Sayang. Kau tahu, kan, asal Mom bilang oke. Hei, katidak tanya bagaimana hasil rapatku dengan produsen makanan kuc

    pagi ini. Kita mendapat dana tambahan lho!"Kami ngobrol sambil memeriksa berkeliling. Tapi hatiku res

    Aku mencemaskan beberapa anak sigung di suatu tempat di hutan,

    sedang menangis menantikan induk mereka,Dan aku juga menyesal kenapa Dad begitu gampang

    memberiku izin menginap di rumah Rachel. Karena, tentu saja, aku

    tidak menginap di sana. Rachel akan bilang pada ibunya bahwa iamenginap di rumahku. Dan Jake akan berbohong pada orangtuanya

    dan Marco akan berbohong pada ayahnya, dan kami semua akanterperangkap dalam situasi yang tidak kami inginkan.

    Aku akan menghadapi maut, malam ini juga. Dan akusebetulnya sama sekali tak ingin bohong pada ayahku.

    Aku teringat terowongan semut. Yang kuingat persis seperti

    yang kulihat dalam mimpiku. Aku belum pernah benar-benarmelihatnya dalam kenyataan. Semut tidak bisa melihat dengan jelas

    dan di bawah tanah tak ada cahaya.

    Tapi dalam mimpi aku melihat semuanya. Aku melihat kepalbesar semut-semut musuh yang berkilau bagai logam ketika merekamenembus dinding pasir dan menjepitkan jepit besar mereka ke

    tubuhku, mencoba membuatku remuk.Tahukah kau bagaimana rasanya kalau kau mau mati, tanpa

    punya kesempatan berubah jadi manusia lagi? Bagaimana rasanyamati sebagai semut, terperangkap di neraka yang belum pernah

    dikunjungi manusia?Dan sekarang terbayang juga olehku anak-anak sigung.

    Kelaparan. Menangis memelas, dan tangisan mereka justru jadi

    semacam panggilan bagi binatang pemangsa."Sayang, kau baik-baik saja?"

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    53/125

    Ternyata ayahku sedang menatapku. Tanpa kusadari tadinapasku jadi berat, seakan aku mau menangis. Butir-butir keringat

    menghiasi dahiku."Yeah. Aku baik-baik saja," kataku lesu.

    Dad menyelesaikan pekerjaannya dan pergi.

    Aku tetap tinggal. Aku kembali ke kandang sigung. Kubukapintu kandang dan kumasukkan tanganku. Aku tidak memakai sarutangan.

    Kau tahu kan, kau tidak bisa menyerap pola DNA kalau kaumemakai sarung tangan.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    54/125

    Chapter 10

    "WAH, kejutan nih, kalian semua kumpul di sini," bisik Mar"Semua belum berubah pikiran?" tanya Jake."Jelas," jawab Marco. "Kami sudah tak sabar malah. Siapa ya

    mikir tidur kalau bisa ikut misi bunuh diri?"Gelap gulita. Saat itu pukul tiga dini hari. Kami berada di tep

    hutan. Jake, Rachel, Marco, dan aku. Tobias bertengger di dahanpohon di atas kami.

    Ax juga ada di sana. Ia berada dalam wujud aslinya, mata diujung tanduknya memandang tajam ke segala arah.

    "Kupikir kita morph menjadi burung hantu saja," usul Jake.

    "Gerakan mereka gesit dan mereka bisa terbang cepat di malam harSampai kita tiba di dekat tempat mereka."

    Aku lega. Burung hantu pilihan yang baik untuk apa yang

    kurencanakan. Burung hantu satu-satunya pemangsa sigung dewasaSoalnya beberapa spesies burung hantu tidak punya indra penciumaItu hal yang bagus kalau kita mau makan sigung.

    Tentu saja aku bukan mau makan sigung dewasa. Aku cumamau mencoba mencari beberapa bayi sigung.

    kataTobias.

    "Kau kan sudah menemukan jalan menuju tempat itu," kataJake. "Dan kau juga telah menangkap rayap supaya kami bisamenyerap DNA-nya."

    "Dan kami sungguh berterima kasih padamu," celetuk Marcodengan nada konyol.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    55/125

    Kami semua tertawa, tawa cemas. Lega rasanya mengetahuibahwa yang lain sama takutnya seperti aku.

    Kami semua mulai membuka pakaian luar kami. Di baliknyakami sudah siap dengan pakaian morph kami — gabungan celanasepeda, baju senam, dan T-shirt. Kami bisa morph jika memakai

    pakaian ketat, tapi kalau pakai sweter, sepatu atau arloji, jangan hardeh.

    Jake memakai celana sepeda dan kaus spandex. Marco

    mencibir."Apa?" tuntut Jake.

    Marco pura-pura tolol. "Tidak. Tidak apa-apa. Aku cuma bilkalau kita mau jadi superhero, kita perlu mengubah pakaian kita ya

    konyol ini. Kita kelihatan seperti atlet senam Bulgaria yangmembelot."

    "Kecuali Rachel, tentunya," kataku. Rachel telah berhasil

    memadankan dengan tepat pakaiannya. Ia kelihatan oke banget."Begini rencananya," kata Jake. "Kita berubah jadi burung

    hantu untuk mendekati tempat itu. Kira-kira dua ratus meter dari

    kompleks, kita kembali jadi manusia. Kemudian kita merangkakmendekat, berubah menjadi rayap, menyusup masuk lewat bawahforce field, dan memasuki bangunan lewat lubang rayap di depanny

    "Yah, yang penting asyik dan simpel deh," kata Rachel muraIa menatapku, dan kusadari bahwa Rachel yang tak kenal takut itu p

    kini takut.Aku jadi tambah takut.

    Kucoba berkonsentrasi untuk menjadi burung hantu. Tapipikiranku merayap ke mana-mana. Memang kadang-kadang kita takbisa menyetop pikiran kita yang berkelana? Seperti komputer yang

    sekaligus memainkan berbagai program.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    56/125

    Aku mencemaskan banyak hal —  proyek ilmu alamku,berbohong pada orangtuaku, apakah Ax benar-benar mencoba minu

    oli mesin, apakah bayi-bayi sigung sudah keburu mati...Aku tak ingin mulai mencemaskan hal-hal yang sebetulnya

    memang bikin aku cemas.

    Entah bagaimana hidupku jadi ruwet dan aneh begini.Kulihat Ax berubah wujud dengan cepat. Ekornya jadi lemas

    seperti kaus kaki kosong. Bulu-bulu burung sudah menggantikan bu

    aslinya.Aku menunduk, memandang lenganku sendiri dan melihat po

    sayap sudah terpeta di kulitku. Pola sayap itu sebetulnya indah, jikakau tidak menyadari bahwa sayap itu menempel di tubuhmu. Kau b

    melihat helai sayap burung itu, kerangkanya yang melengkunglembut. Dari kerangka itu ribuan helai bulu muncul.

    Kemudian, dengan tiba-tiba pola sayap itu berubah menjadi t

    dimensi. Tiba-tiba saja menyembul dari kulitku. Rasanya sedikit gaketika bulu-bulu tumbuh di sekujur tubuhku.

    Sementara itu tubuhku mengecil. Makin lama makin kecil.

    Tanah dan rontokan daun-daun pinus dan dedaunan dan ranting-ranting, semuanya seperti menyongsongku.Kakiku jadi kasar seperti kapalan. Jari-jari kakiku menyatu,

    kemudian membentuk cakar. Kuku-kuku tajam melengkung muncuCakar tajam itu senjata utama bagi burung hantu besar

    bertanduk. Seekor burung hantu akan terbang tanpa suara di malamhari. Kemudian ia akan menyerang, mencengkeram kepala

    mangsanya — kelinci, marmut, tikus, sigung.Tulang-tulang dalam tubuhku mengatur perubahannya sendir

    Banyak yang hilang begitu saja. Yang lain jadi bengkok dan

    melengkung. Tulang dadaku jadi lebih ke dalam. Tulang jari-jarikumula-mula memanjang, kemudian memendek. Proses ini

    menimbulkan bunyi berkeretak yang menyeluruh dalam tubuhku.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    57/125

    Organ-organ tubuhku juga berubah. Dan mataku membesarterus, sampai rasanya memenuhi seluruh kepalaku. Mataku besar

    sekali jika dibanding ukuran tubuhku, sehingga kedua mata itu nyarbergesekan dalam tulang kepalaku.

    Tiba-tiba saja malam sudah berubah jadi terang benderang.

    Seperti siang hari.Sinar yang bagi mata manusiaku hanya setemaram sinar lilin

    yang berkedip, bagi mata burung hantuku terang benderang seperti

    lampu sorot. kudengar Rachel berteriak.

    komentar Ax. Kubentangkan lenganku untuk mengepakkan sayapku.

    Perubahanku sudah sempurna. Kurasakan naluri burung hantu. Nalupemangsa.

    Aku sudah pernah berubah jadi burung hantu, jadi aku tahu a

    yang akan terjadi. Aku sudah pernah menggunakan mata dansayapnya dan merasakan otaknya. Yah, memang tidak otomatis beg

    saja sih, tapi paling tidak itu semua tidak bikin kaget lagi.

    tanya Jake.Kukepakkan sayap dan kutarik kakiku. Dengan mudah akumeluncur melewati dahan-dahan pohon, yang dalam kegelapan itu t

    terlihat oleh mata manusia, tapi jelas seperti neon bersinar bagiku.Kulihat Tobias bertengger di salah satu dahan. Kurasakan na

    elangnya yang menyuruhnya hati-hati saat serombongan burung haterbang melewatinya.

    Siang hari elang merajai, tapi malam hari milik burung hantu kata Tobias.

    Marco tertawa. Ia senang banget jadi burung hanKayaknya aku juga. Ada kekuatan istimewa yang muncul ketika kit

    jadi binatang. Terutama kalau jadi binatang pemangsa.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    58/125

    Di angkasa di malam hari, tak ada yang bisa mengalahkan kaKami jadi raja di hutan.

    Kami terbang dalam formasi santai, tidak melayang di ataspepohonan, tapi melewati dahan-dahannya. Sayap kami tak

    mengeluarkan bunyi. Sayap burung hantu bisa dibandingkan denga

    sayap pesawat tempur canggih yang didesain dengan rumit. Malahlebih dari itu. Bulu-bulunya didesain agar tak bersuara maupunbergerak sementara si burung hantu melayang di angkasa malam ya

    sunyi.Tikus-tikus yang ketakutan, yang memasang telinga bersiap

    menghadapi kemungkinan bahaya yang ada, sama sekali takmendengar apa-apa ketika burung hantu menukik untuk

    menyambarnya.Pendengaranku sama tajamnya dengan penglihatanku. Aku b

    mendengar apa saja, sama seperti serigala.

    Saat kami terbang menuju kompleks penebangan hutan, kucomemikirkan tujuanku yang lain — kucoba mendengarkan tangis baybayi sigung. Mataku tajam mencari-cari langkah terseret-seret bayi

    sigung yang tersesat. kata Marco.

    kata Jake. komenta

    Rachel kering.Aku meluncur dan melayang di antara pepohonan.

    Pandanganku tajam mencari-cari di tanah di bawahku danpendengaranku kupusatkan. Dengan begitu aku berhasil tiba dikompleks Yeerk tanpa harus mencemaskan apa yang akan terjadi.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    59/125

    Chapter 11

    < KITA hampir sampai,> kata Jake. Bahkan dengan bahasa pikiran begitu, aku bisa mendengar

    ketegangan dalam suaranya. Kurasakan seperti ada tangan dingin

    meremas hatiku.Kemudian...

    Terdengar bunyi. Bunyi yang dilatarbelakangi bunyi-bunyi lTapi bunyi yang ini adalah bunyi yang ingin didengar otak burung

    hantu. Bunyi makhluk lemah. Bayi kecil yang lemah dan tak berdayItu dia! Datangnya dari dalam lubang yang pasti tak bisa dilih

    binatang lain dalam malam yang gelap gulita begini. Lubang yang

    digali di bawah akar semak berduri.Empat... bukan, malah lima bunyi yang berlainan. Apakah

    mereka bayi-bayi sigung? Mungkin. Aku tak yakin. Tapi saat ini

    malam hari, dan kedengarannya mereka kesepian. Mungkin sajamereka bayi sigung.Aku memandang berkeliling, kutolehkan kepala burung

    hantuku. Kucoba mengingat tempat itu. Pohon-pohonnya. Bukitkarang yang berjarak kira-kira setengah meter dari lubang. Aku ing

    bisa menemukan tempat ini kembali.Kalau aku masih hidup nanti.

    Tangisan bayi-bayi itu menyentuh sesuatu dalam hatiku. Dalhati Cassie yang manusia. Tapi bagi burung hantu, itu panggilanbersantap.

    Aneh rasanya, ada dua perasaan yang begitu berbeda dalamkepalamu pada saat yang bersamaan —  belas kasihan manusia dankekejaman pemangsa. Aneh.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    60/125

    kata Jake beberapa detik kemudian. Kami meluncur turun dan mendarat. Cepat-cepat aku beruba

    wujud menjadi manusia lagi. Aku tak ingin lebih lama lagi merasaknaluri pemangsa dalam pikiranku. Tidak saat itu.

    Dunia menjadi gelap pekat saat mata manusiaku kembali. Hu

    menjadi tempat yang lebih gelap dan lebih sunyi bagi kami.Aku memandang berkeliling dan tak bisa melihat satu pun

    tanda-tanda yang kucoba kukenali. Tak mungkin aku bisa menemuk

    bayi-bayi sigung itu dalam gelap. Paling tidak, kalau memakai matamanusiaku pasti tak bisa. Mungkin di siang hari. Aku bisa kembali

    besok pagi.Seandainya...

    "Oke, kita harus berusaha mendekati kompleks," bisik Jake."Jangan sampai kita terlihat dalam bentuk manusia. Tapi kita pun tabisa berubah jadi rayap dalam jarak yang terlalu jauh dari bangunan

    Rayap tidak bisa bergerak cepat." kata Ax.

    Ax memang mengira Jake sederajat dengan pangeran Andali

    lanjut Ax. Aku langsung tahu apa yang ada dalam pikirannya. "Andalite

    tanyaku. katanya.

    "Kau bisa mati kalau begitu caranya," kata Marco."Tidak, Ax," kata Jake. "Kau harus masuk ke dalam. Siapa ta

    ada komputer Yeerk di sana. Kami memerlukanmu. Tapi mengalihperhatian bukan ide jelek." Jake menatapku. "Ada yang mau jadirelawan? Mungkin ini malah lebih aman daripada masuk ke dalam

    Ia menawarkan jalan keluar padaku. Jalan untuk menghindarmenjadi rayap. Seharusnya aku bilang ya. Aku ingin bilang ya.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    61/125

    Tapi aku tak bisa. Aku tak bisa cari gampangnya saja. "Oke,kita undi saja. Ax tak usah diundi, karena dia harus ikut masuk."

    Jake menarik empat helai rumput panjang. Semuanya dipotonsepanjang kira-kira lima belas senti. Kemudian satu di antaranya

    dipotong lebih pendek lagi. "Yang dapat rumput pendek main petak

    umpet dengan Yeerk."Bagian bawah potongan rumput itu disembunyikannya dalam

    genggamannya.

    "Lain kali kita main yang lain ah," kata Marco sambil menarsehelai rumput. "Gundu, misalnya. Aku tidak suka permainan yang

    taruhannya hidup atau mati."Bergantian kami menarik rumput. Panjang. Kutatap lagi rum

    di tanganku. Ya, panjang.Jake kelihatan kaget. Ternyata ia yang memegang rumput

    pendek.

    Kami semua kaget. Bagaimanapun, rasanya sudah otomatisbahwa Jake akan selalu bersama kami.

    Marco menyeringai. "Cepat atau lambat kita harus mencoba

    melaksanakan misi tanpa kau, oh pemimpin besar yang tak kenaltakut."Marco masih bisa bergurau. Tapi tak seorang pun dari kami

    merasa tenang menyusup masuk tanpa Jake. Sekarang sudah terlammengubah semuanya.

    "Oke," kata Jake tegas. "Kalian sudah tahu apa yang harusdilakukan. Aku akan berubah menjadi serigala. Para Yeerk akan

    mengejar-ngejar serigala."Jake berjalan pergi. Kemudian ia berhenti dan menoleh. "Ha

    hati, ya?"

    "Pergilah, Mom," kata Rachel. "Kami bisa menanganinya."Paling tidak itulah harapan kami," gumamku.

    Jake pergi dan sebentar saja sudah tak kelihatan.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    62/125

    "Oke, kita harus siap begitu Jake mulai membuat kerusuhan,kata Rachel. "Kalau kita mendengar ada keributan, kita berlari

    mendekati kompleks, bersembunyi di balik pepohonan, morph, danberharap bisa menemukan jalan ke dalam bangunan.."

    tanya Ax.

    "Mereka seperti semut," jawab Marco."Sebetulnya mereka bersaudara dengan kecoak," kataku. "Ak

    pernah membaca dalam buku milik ibuku. Mereka hidup berkelomp

    seperti semut, tapi mereka saudara kecoak. Mereka makan selulosa zat yang ada dalam kayu. Bakteri dalam perut mereka mencernakan

    kayu itu. Rayap pekerja menyisihkan kotoran mereka. Dan rayaptentara memakannya. Kurasa, kalau melihat rayap yang dibawakan

    Tobias waktu itu, kita akan menjelma menjadi rayap tentara."Ketiganya terbelalak menatapku, kelihatan agak mual. "Yah,

    Ax kan ingin tahu," kataku.

    Sorot lampu!"Lihat!" desisku. "Itu, menembus hutan. Pasti dari sisi lain

    bangunan. Lampu sorot baru saja menyala."

    Kami mendengar suara orang-orang berteriak. Dan kemudianterdengar geraman liar serigala."Itu dia. Ayo beraksi," kata Rachel.

    Kami berlari menuju kompleks. Kami berlari sambil menundberganti-ganti bersembunyi di balik semak atau pohon. Kemudian,

    ketika kami telah semakin dekat, kami merangkak.Kami mendengar teriakan-teriakan dan suara tembakan sinar

    Dracon yang mengerikan."Kuharap dia selamat," bisikku. Kupikir tak ada yang dengarTapi Ax berkata, "Bagaimana menurut kalian, apakah kita sudah cukup dekat

    sekarang?" tanya Marco.

  • 8/20/2019 09. Senjata Rahasia Cassie

    63/125

    Kami sudah lebih dekat daripada hari sebelumnya. Hanyatinggal kira-kira semeter dari padang terbuka. Kami semua

    berkerumun, membungkuk di balik sebatang pohon besar. TermasuAx, walaupun dalam keadaan normal, susah baginya untuk

    membungkuk.

    Kami berkerumun rapat, seperti sedang berpelukan. Kalauberubah wujud nanti, kami akan menjadi sangat kecil. Dan jaraksejengkal pun akan