07. Histologi Sistem Pernafasan
description
Transcript of 07. Histologi Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan
fungsi
kombinasi tulang rawan
serat elastin, kolagen, otot polos
meyebabkan bagian konduksi kaku, fleksibilitas dan peregangan.
a. Bagian konduksi- rongga hidung- nasopharynx- larynx- trachea- bronchus- bronchialus- bronchiatus terminalis
b. Bagian respirasi- bronchiolus respiratoria- ductus alvealaris- alveoli
Menyediakan sarana bagi udara yang keluar masuk paru
Mengkondisikan udara yang dihirup
Epitel respirasi
5 jenis :
Sindrom silia imotilKelainan yang menyebabkan infertilitas pria dan infeksi saluran nafas menahun baik pria wanita akibat imobilitas silia dan flagela,oleh defisiensi dinein : suatu protein yang normalnya terdapat didalam silia.Fungsi dinein untuk gerakan silia
2. sel goblet- mengandung tetes-tetes lemak = glikoprotein
3. sel sikat (brush cells)- banyak mikrovili- terdapat reseptor di permukaan basal
4. sel basal (pendek)- sel bulat kecil- diatas lamina basalis- sel induk generatif mengalami mitosis
5. sel granula kecil- mempunyai banyak granula- bagian pusat padat- bagian sel sistem neuroendokrin
Rongga hidung larynx berepitel gepeng untuk perlindungan terhadap aliran udara
1. - sel silindris bersilia
- silia + 300 di permukaan epitel
- badan-badan basal
Banyak mitokhondria ATP mudah gerakan silia
Rongga hidung
1. Vestibulum nasi- paling depan dan lebar- kulit luar masuk vestibulum- banyak kelenjar sebasea, keringat, rambut pendek = vibrisa sebagai
penyaring
2. Fossa nasalis- ditengah terdapat septum nasi- didinding lateral terdapat 3 concha- concha media dan inferior ditutupi epitel respirasi- concha superior ditutupi epitel olfactorius
- di lamina propria terdapat plexus venosus = badan pengembang (swell bodies)
- tiap 20-30 menit, badan pengembang penuh berisi darah membengkak udara lewat fossa nasalis lain epitel respirasi pulih dari kekeringan
- darah dari belakang mengalir kedepanarah berlawanan dengan aliran udara inspirasiudara dihangatkan oleh sistem arus balik
Olfaction (membau)- epitel olfactorius = kemoreseptor di concha superior- luas 10 cm2, tebal 10 µm- terdiri dari 2 jenis sel
a. sel basal- kecil, bulat atau kerucut- diantara sel basal dan penyokong terdapat sel olfactorius- apeks meninggi dan melebar cilia 6 – 8 panjang non motil- silia berespons terhadap zat pembau
- akson aferen (neuron bipolar) bergabung, mengarah ke ssp bersinaps dengan neuron lobus olfactorius
- memiliki kelenjar Bowman sekret medium cair sekitar sel olfactorius membersihkan silia
b. sel penyokong- apeks silindris lebar, basis sempit- terdapat mikrovili, terendam oleh selapis cairan- sel penyokong diikat pada sel-sel olfaktori- mengandung pigmen kuning muda
Nasib udara- udara masuk dibersihkan, dilembabkan dan dihangatkan- t. mukosa bagian konduksi dilapisi epitel respirasi khusus- udara dibersihkan dengan vibrisa- udara dilembabkan dengan gas melalui lapisan mukus- mukus dan serosa melembabkan udara- menghangatkan dilakukan oleh jalinan vaskular superfisial
Nasopharynx- bagian pertama pharynx lanjut sebagai oropharynx- dilapisi epitel respirasi
Larynx- tabung menghubungkan pharynx dan trachea- terdapat tulang rawan- tulang rawan hyalin- tulang rawan berfungsi sebagai :
- penyokong- sebagai katup, mencegah masuknya makanan atau cairan, sebagai
penghasil suara (fonasi)
Trachea- terdapat 16 – 20 cincin tulang rawan- banyak kelenjar seromukosa mukosa- jaringan fibro elastis, otot polos terikat pada ujung cincin - bercabang jadi 2 bronchus
Bronchus- masuk paru melalui hilus akar paru- hilus dikelilingi jaringan ikat padat- bronchus bercabang-cabang bronchiolus 5 – 7 bronchiolus terminalis- bronchiolus bercabang dikotomik 9 – 12 kali sampai diameter 5 mm- bentuk tulang rawan tidak teratur- otot polos lebih jelas mendekat bagian respirasi- mengandung serat elastin- banyak kelenjar serosa + mukosa- banyak limfosit
Bronchiolus- jalan nafas intralobuler- tidak ada tulang rawan, kelenjar- ada sel goblet- epitel silindris kompleks epitel silindris bersilia kuboid selapis- ada sel Clara, mengandung granula, mensekresi protein, melindungi polutan
oksidatif dan inflamasi- ada badan neuroepitel- lamina propria : otot polos dan serat elastin - n. vagus mengurangi diameter- simpatis memberi efek sebaliknya
Bronchi o l u s respiratorius - cabang bronchiolus terminalis- banyak alveolus jumlah makin banyak- epitel kuboid bersilia dan sel Clara- otot polos
Ductus alveolaris- sel gepeng- tepi alveolus ada anyaman otot polos- matriks elastin dan kolagen- bermuara ke atrium saccus alveolaris
Alveolus- penonjolan (evaginasi)- kantong kecil, terbuka - terdapat pertukaran O2 dan CO2- antara alveolus terdapat septum = dinding interalveolar
2 lapis epitel gepeng, kapiler fibroblas, serat elastin dan retikulin, matriks
- antara kapiler dan alveolus terdapat dinding pemisah disebut barier darah – udara - sel endotel kapiler tipis- sel tipe I (gepeng) 97% mencegah perembesan cairan ke alveolus
membentuk barier- sel tipe II membelah mitosis
menghasilkan surfaktan paru
menurunkan tegangan alveoli- surfaktan mengandung hipofase akuosus berprotein- makrofag paru = sel debu
- pori-pori alveolus di septum udara seimbang- inhalasi NO2 merusak epitel (tipe I dan II) terjadi aktivitas sel tipe II sebagai
pengganti