06 Studi Cross-Sectional [131210]

download 06 Studi Cross-Sectional [131210]

of 33

description

tugas

Transcript of 06 Studi Cross-Sectional [131210]

  • STUDI CROSS-SECTIONAL

    Arie J. Pitono2013

    http://www.jarikecil.com

  • http://www.jarikecil.com 2 2013

    Pendahuluan

    Merupakan bentuk studi observasional yang paling seringdilakukan dalam penelitian kedokteran dan kesehatan.

    Adalah penelitian yang pengukuran variabel-variabelnyadilakukan hanya satu kali pada satu saat.

  • http://www.jarikecil.com 3 2013

    Pendahuluan

    Dapat bersifat deskriptifContoh :Penentuan nilai normal (nilai-nilai antropometrik bayi baru lahir, kadarimunoglobulin pasien asma).

    Dapat bersifat analitikContoh : Studi perbandingan antara kadar asam urat pada lansia yang normal dan

    yang gemuk. Studi korelasi antara skor kebugaran tertentu denngan kadar kolesterol.

  • http://www.jarikecil.com 4 2013

    Pendahuluan

    Dapat memperoleh prevalens penyakit dalam populasi padasuatu saato disebut studi prevalens.

  • http://www.jarikecil.com 5 2013

    Pengertian Dasar

    Variabel independen / faktor risiko dan variabel dependen /efek dinilai secara simultan pada satu saat (bukan semuasubyek diperiksa pada hari / saat yang sama)o tidak adafollow-up.

    Digunakan terutama untuk mempelajari faktor risiko penyakityang memiliki onset yang lambat (slow onset) dan lama sakit(duration of illness) yang panjang.

  • http://www.jarikecil.com 6 2013

    Pengertian Dasar

    Tidak dapat digunakan untuk memperoleh angka insidens.

    Hasil pengamatan untuk mengidentifikasi faktor risiko disusundalam tabel 2 2.

  • Pengertian Dasar

    Efek

    Ya Tidak Jumlah

    FaktorRisiko

    Ya a b a + b

    Tidak c d c + d

    Jumlah a + c b + d a + b + c + d

  • http://www.jarikecil.com 8 2013

    Pengertian Dasar

    Yang dihitung adalah rasio prevalens, yaitu perbandinganantara prevalens penyakit / efek pada subyek kelompok yangmemiliki faktor risiko dengan prevalens penyakit / efek padasubyek kelompok yang tidak memiliki faktor risiko.

    RP = a (a+b)c (c+d)

  • http://www.jarikecil.com 9 2013

    Pengertian Dasar

    Risiko relatif yang sebenarnya hanya dapat diperoleh denganpenelitian kohort, dengan membandingkan insidens penyakitpada kelompok dengan risiko dengan insidens penyakit padakelompok tanpa risiko.

  • http://www.jarikecil.com 10 2013

    Langkah

    1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis.

    2. Mengidentifikasi variabel penelitian.

    3. Menetapkan subyek penelitian.

    4. Melaksanakan pengukuran.

    5. Melakukan analisis.

  • http://www.jarikecil.com 11 2013

    Interpretasi Hasil

    RP harus selalu disertai dengan nilai interval kepercayaan (IK)/ confidence interval (CI) yang dikehendaki, misalnya IK 95%.

    IK menunjukkan rentang RP yang diperoleh pada populasiterjangkau apabila sampling dilakukan berulang-ulang dengancara yang sama.

  • http://www.jarikecil.com 12 2013

    Interpretasi Hasil

    Nilai RP = 1, artinya variabel yang diduga sebagai faktor risikotidak ada pengaruhnya pada terjadinya efek.

    Misal :RP pemakaian kontrasepsi oral pada awal kehamilan terhadap terjadinyapenyakit jantung bawaan pada bayi = 1.Artinya pemakaian kontrasepsi oral oleh ibu bukan merupakan faktor risikountuk terjadinya penyakit jantung bawaan pada bayi yang dilahirkan.

  • http://www.jarikecil.com 13 2013

    Interpretasi Hasil

    Nilai RP > 1 dan IK tidak mencakup angka 1, artinya variabelyang diduga sebagai faktor risiko memang merupakan faktorrisiko timbulnya penyakit.Misal :RP pemakaian KB suntik pada ibu menyusui terhadap kejadian kurang gizipada anak = 2.Artinya KB suntik merupakan faktor risiko untuk terjadinya defisiensi gizi padabayi, dimana bayi yang ibunya menggunakan KB suntik memilliki risikomenderita defisiensi gizi 2 kali lebih besar dibandingkan bayi yang ibunyatidak menggunakan KB suntik.

  • http://www.jarikecil.com 14 2013

    Interpretasi Hasil

    Nilai RP < 1 dan IK tidak mencakup angka 1, artinya Variabelyang diduga sebagai faktor risiko merupakan faktor protektif.Misal :RP pemberian ASI terhadap kejadian diare pada bayi = 0,3.Artinya pemberian ASI merupakan pencegah terjadinya diare pada bayi,dimana bayi yang diberi ASI memilliki risiko untuk mengalami diare 0,3 kalidibandingkan bayi yang tidak diberi ASI.

  • http://www.jarikecil.com 15 2013

    Interpretasi Hasil

    Nilai IK mencakup angka 1, artinya populasi yang diwakili olehsampel tersebut mungkin nilai RP-nya = 1, sehingga tidakdapat disimpulkan bahwa faktor yang dikaji merupakan faktorrisiko atau faktor protektif.

  • http://www.jarikecil.com 16 2013

    Contoh Studi Cross-Sectional

    Mencari hubungan antara kebiasaan menggunakan obatnyamuk semprot dengan batuk kronik berulang (BKB) padaanak balita.

  • http://www.jarikecil.com 17 2013

    Contoh Studi Cross-Sectional

    1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis. Pertanyaan penelitian : Apakah terdapat hubungan antara

    kebiasaan menggunakan obat nyamuk semprot dengankejadian BKB pada anak balita?

    Hipotesis : Penggunaan obat nyamuk semprotberhubungan dengan kejadian BKB pada anak balita.

  • http://www.jarikecil.com 18 2013

    Contoh Studi Cross-Sectional

    2. Mengidentifikasi variabel penelitian. Faktor risiko yang diteliti : Penggunaan obat nyamuk

    semprot. Efek : BKB pada balita. Faktor risiko yang tidak diteliti : Riwayat asma dalam

    keluarga, tingkat sosial ekonomi, jumlah anak, dll.Semua istilah tsb. harus dibuat definisi operasionalnya denganjelas, sehingga tidak bermakna ganda.

  • http://www.jarikecil.com 19 2013

    Contoh Studi Cross-Sectional

    3. Menetapkan subyek penelitian. Populasi terjangkau : Anak balita pengunjung poliklinik

    yang tidak memiliki riwayat asma dalam keluarga, tingkatsosial ekonomi tertentu, jumlah anak dalam keluargatertentu.

    Sampel : Dipilih sejumlah anak balita sesuai denganperkiraan besar sampel. Cara pemilihan dengan randomsampling.

  • http://www.jarikecil.com 20 2013

    Contoh Studi Cross-Sectional

    4. Melaksanakan pengukuran. Faktor risiko : Ditanyakan apakah di rumah subyek

    digunakan obat nyamuk semprot. Efek : Dengan kriteria tertentu ditetapkan apakah subyek

    menderita BKB.

  • http://www.jarikecil.com 21 2013

    Contoh Studi Cross-Sectional

    5. Melakukan analisis.Misal : Terdapat 100 orang anak yang terpajan obat nyamuk

    semprot, 30 orang di antaranya menderita BKB. Terdapat 150 orang anak yang tidak terpajan obat

    nyamuk semprot, 15 orang di antaranya menderita BKB.

  • Contoh Studi Cross-Sectional

    BKB

    Ya Tidak Jumlah

    ObatNyamuk

    Ya 30 70 100

    Tidak 15 135 150

    Jumlah 45 205 250

  • http://www.jarikecil.com 23 2013

    Contoh Studi Cross-Sectional

    Maka : Prevalens BKB pada kelompok anak yang terpajan obat

    nyamuk semprot = 30 / 100 = 0,3. Prevalens BKB pada kelompok anak yang tidak terpajan

    obat nyamuk semprot = 15 / 150 = 0,1. Rasio Prevalens = 0,3 / 0,1 = 3,0

  • http://www.jarikecil.com 24 2013

    Contoh Studi Cross-Sectional

    Selanjutnya hitung interval kepercayaan RP tsb : Bila IK 95% RP tsb selalu di atas nilai 1 (misalnya antara

    1,6 s.d. 5,6), artinya dalam populasi 95% RP terletak diantara 1,6 s.d. 5,6, sehingga dapat disimpulkan bahwabenar penggunaan obat nyamuk semprot merupakanfaktor risiko untuk terjadinya BKB pada anak balita.

  • http://www.jarikecil.com 25 2013

    Contoh Studi Cross-Sectional

    Namun, meskipun RP-nya 3 tetapi IK-nya mencakup nilai1 (misalnya antara 0,6 s.d. 6,7), maka penggunaan obatnyamuk semprot tidak dapat dikatakan bermakna sebagaifaktor risiko untuk terjadinya BKB pada anak balita.Hal tsb dapat disebabkan oleh karena obat nyamuksemprot memang bukan faktor risiko terjadinya BKB padaanak balita atau jumlah subyak yang diteliti kurangbanyak.

  • http://www.jarikecil.com 26 2013

    Kelebihan Studi Cross-Sectional

    Relatif mudah, murah, hasil cepat diperoleh. Memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat,

    sehingga generalisasinya cukup memadai. Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus. Jarang terancam loss to follow-up (drop out). Dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian

    kohort atau eksperimen. Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang

    bersifat konklusif.

  • http://www.jarikecil.com 27 2013

    Kekurangan Studi Cross-Sectional

    Sulit untuk menentukan sebab dan akibat (temporalrelationship tidak jelas).Contoh : Hubungan antara diare dan malnutrisi. Diare kronik dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi. Malnutrisi dapat menyebabkan sindrom malabsorbsi dengan gejala diare

    kronik.

  • http://www.jarikecil.com 28 2013

    Kekurangan Studi Cross-Sectional

    Lebih banyak menjaring subyek yang memiliki masa sakitrelatif panjang. Individu yang cepat sembuh atau cepat meninggal memiliki kesempatan

    yang lebih kecil untuk terjaring. Bila karakteristik individu yang cepat sembuh atau cepat meninggal

    berbeda dengan yang memiliki masa sakit panjang, dapat terjadi bias(salah interpretasi hasil penelitian).

  • http://www.jarikecil.com 29 2013

    Kekurangan Studi Cross-Sectional

    Diperlukan jumlah subjek yang cukup banyak, terutama bilavariabel yang dipelajari banyak.

  • http://www.jarikecil.com 30 2013

    Kekurangan Studi Cross-Sectional

    Tidak dapat menggambarkan perjalanan penyakit, insidens,maupun prognosis.

  • http://www.jarikecil.com 31 2013

    Kekurangan Studi Cross-Sectional

    Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang.Contoh : Pada populasi usia 45-59 tahun diperlukan minimal 10.000 subyek untuk

    mendapatkan 1 kasus kanker lambung.

  • http://www.jarikecil.com 32 2013

    Kekurangan Studi Cross-Sectional

    Mungkin terjadi bias prevalens atau bias insidens karena efeksuatu faktor risiko selama periode tertentu dapatdisalahtafsirkan sebagai efek penyakit.Contoh : Frekuensi HLA-A2 tinggi pada pasien LLAo kesan : pasien dengan HLA-A2 memiliki risiko yang lebih besar untukmenderita LLA.

    Kemudian terbukti bahwa HLA-A2 justru memiliki prognosis yang baikodijumpai lebih banyak pasien dengan HLA-A2.

  • http://www.jarikecil.com 33 2013

    Kepustakaan

    Ghazali MV, Sastromihardjo S, Soedjarwo SR, Soelaryo T,Pramulyo HS. 2011. Studi Cross-Sectional, dalamS.Sastroasmoro & S.Ismael, Dasar-dasar MetodologiPenelitian Klinis, Edisi ke-4. Jakarta : Sagung Seto.