04-Zulfitriani- M.SEREH fORMAT KOLOM ok print+

7
J. Sains & Teknologi, Desember 2004, Vol. 4 No.3: 123-129. ISSN 1411-4674 123 PEMANFAATAN MINYAK SEREH (Andropogon nardus L.) SEBAGAI ATRAKTAN BERPEREKAT TERHADAP LALAT BUAH (Bactrocera spp.) PADA PERTANAMAN MANGGA Zulfitriany D.M., Sylvia S., & Ahdin Gassa Dosen pada Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian dan Kehutanan UNHAS ABSTRACT The research aimed to know (1) the persistence of sticky attractants that contain main component of lemongrass oil for fruit fly and (2) the total number of females fruit fly that are attracted by sticky attractans. The assessment was conducted from June to November 2004. The results showed that sticky attractant contained main component of lemongrass oil had better persistence in attracting fruit fly with its persistence for six (6) days, and showed better affects in attracting females of fruit fly, namely lemongrass oil was able to attracted 22,5 % of total 1241 captured fruit fly, lemongrass oil + M. bracteata with ratio 2:1 (MSME21) 7,7 % of total 2135 captured fruit fly and lemongrass oil + M. bracteata with ratio 4:1 ( MSME41) 12 % of total 1770 captured fruit fly. Key word: Lemongrass oil, sticky atractans & fruit fly. PENDAHULUAN Lalat buah merupakan salah satu serangga hama yang menyerang tanam- an buah-buahan di lapangan. Spesies lalat buah dari famili Tephritidae yang menjadi hama tanaman mencapai 4.500 spesies (Drew & Romig, 1998), dan terdapat 20 spesies dari genus Bactrocera merupakan hama penting pada buah-buahan dan sayuran di Asia (Vijaysegaran, 1998). Bactrocera spp. memiliki inang yang cukup banyak seperti: jeruk, mangga, pepaya, nangka, alpokat, pisang, tomat, apel, nenas, pear, aprikot, terong, jambu dan melon (Anonim, 2004 a ). Kehilangan hasil akibat serangan lalat buah di Indonesia cukup besar. Hal ini disebabkan karena stadia yang merusak adalah larva yang menyerang langsung pada buah tanaman (Allwood, 1998). Pada tanaman cabai kehilangan hasil dapat mencapai 80% (Amiruddin & Tami, 2000). Luas serangan lalat buah diperkirakan 4.700 ha dengan kerugian Rp. 21,99 miliar pada tahun 2002 (Anonim, 2004 b ). Dalam me- nanggulangi hama ini, petani telah melakukan pengendalian secara alami, diantaranya dengan pembungkusan buah, pengurungan tanaman dengan jaring plastik, pengasapan di sekitar pohon dan lainnya. Usaha ini memung- kinkan untuk luasan lahan yang relatif sempit, tetapi tidak efisien untuk lahan yang luasnya puluhan hektar. Pengen- dalian lain yang telah dilakukan adalah pemandulan jantan, kimiawi dan memakai perangkap dengan meng- gunakan atraktan/penarik (Hardy, 1991). Gionar (1996) melaporkan bahwa hasil pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan atraktan metil eugenol yang diteteskan pada kapas dalam perangkap memberikan hasil yang baik sebagai atraktan terhadap lalat buah jantan. Cara ini efektif dalam mengurangi populasi serta membatasi masuk dan berkembangnya lalat buah dalam suatu areal. Namun atraktan sintetik tersebut hanya mampu menarik lalat buah jantan, karena ber- sifat paraferomon (seks feromon) yaitu senyawa yang aromanya sama dengan feromon yang dihasilkan oleh serangga betina sehingga menarik jantan untuk datang, sementara penyebab kerusakan pada buah adalah lalat buah betina

Transcript of 04-Zulfitriani- M.SEREH fORMAT KOLOM ok print+

Page 1: 04-Zulfitriani- M.SEREH fORMAT KOLOM ok print+

J. Sains & Teknologi, Desember 2004, Vol. 4 No.3: 123-129. ISSN 1411-4674

123

PEMANFAATAN MINYAK SEREH (Andropogon nardus L.) SEBAGAI ATRAKTAN BERPEREKAT TERHADAP

LALAT BUAH (Bactrocera spp.) PADA PERTANAMAN MANGGA

Zulfitriany D.M., Sylvia S., & Ahdin Gassa Dosen pada Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian dan Kehutanan UNHAS

ABSTRACT

The research aimed to know (1) the persistence of sticky attractants that contain main component of lemongrass oil for fruit fly and (2) the total number of females fruit fly that are attracted by sticky attractans. The assessment was conducted from June to November 2004. The results showed that sticky attractant contained main component of lemongrass oil had better persistence in attracting fruit fly with its persistence for six (6) days, and showed better affects in attracting females of fruit fly, namely lemongrass oil was able to attracted 22,5 % of total 1241 captured fruit fly, lemongrass oil + M. bracteata with ratio 2:1 (MSME21) 7,7 % of total 2135 captured fruit fly and lemongrass oil + M. bracteata with ratio 4:1 ( MSME41) 12 % of total 1770 captured fruit fly. Key word: Lemongrass oil, sticky atractans & fruit fly.

PENDAHULUAN

Lalat buah merupakan salah satu serangga hama yang menyerang tanam-an buah-buahan di lapangan. Spesies lalat buah dari famili Tephritidae yang menjadi hama tanaman mencapai 4.500 spesies (Drew & Romig, 1998), dan terdapat 20 spesies dari genus Bactrocera merupakan hama penting pada buah-buahan dan sayuran di Asia (Vijaysegaran, 1998). Bactrocera spp. memiliki inang yang cukup banyak seperti: jeruk, mangga, pepaya, nangka, alpokat, pisang, tomat, apel, nenas, pear, aprikot, terong, jambu dan melon (Anonim, 2004a).

Kehilangan hasil akibat serangan lalat buah di Indonesia cukup besar. Hal ini disebabkan karena stadia yang merusak adalah larva yang menyerang langsung pada buah tanaman (Allwood, 1998). Pada tanaman cabai kehilangan hasil dapat mencapai 80% (Amiruddin & Tami, 2000). Luas serangan lalat buah diperkirakan 4.700 ha dengan kerugian Rp. 21,99 miliar pada tahun 2002 (Anonim, 2004b). Dalam me-nanggulangi hama ini, petani telah melakukan pengendalian secara alami,

diantaranya dengan pembungkusan buah, pengurungan tanaman dengan jaring plastik, pengasapan di sekitar pohon dan lainnya. Usaha ini memung-kinkan untuk luasan lahan yang relatif sempit, tetapi tidak efisien untuk lahan yang luasnya puluhan hektar. Pengen-dalian lain yang telah dilakukan adalah pemandulan jantan, kimiawi dan memakai perangkap dengan meng-gunakan atraktan/penarik (Hardy, 1991).

Gionar (1996) melaporkan bahwa hasil pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan atraktan metil eugenol yang diteteskan pada kapas dalam perangkap memberikan hasil yang baik sebagai atraktan terhadap lalat buah jantan. Cara ini efektif dalam mengurangi populasi serta membatasi masuk dan berkembangnya lalat buah dalam suatu areal. Namun atraktan sintetik tersebut hanya mampu menarik lalat buah jantan, karena ber-sifat paraferomon (seks feromon) yaitu senyawa yang aromanya sama dengan feromon yang dihasilkan oleh serangga betina sehingga menarik jantan untuk datang, sementara penyebab kerusakan pada buah adalah lalat buah betina

Page 2: 04-Zulfitriani- M.SEREH fORMAT KOLOM ok print+

Zulfitriany D.M., Sylvia S., dan Ahdin G. ISSN 1411-4674

124

yang meletakkan telur pada buah dengan cara menusuk atau melukai permukaan buah dengan ovipositornya.

Salah satu bahan nabati yang bersifat atraktan terhadap lalat buah adalah sereh wangi (Andropogon nardus). Hasil penelitian yang dilaku-kan di Laboratorium Hama dan Penya-kit Tumbuhan Universitas Hasanuddin, menunjukkan bahwa minyak sereh ber-sifat atraktan terhadap lalat buah baik jantan maupun betina (Zulfitriany, 2000).

Selanjutnya Sylvia (2002) menge-mukakan bahwa konsentrasi 20-50% dari minyak sereh efektif menarik lalat buah jantan maupun betina di labora-torium dan di lapangan.

Pada pengujian lapangan, minyak sereh yang diaplikasikan dalam bentuk cairan, yang diteteskan pada kapas yang dilekatkan dalam perangkap cukup efektif dalam menarik lalat buah. Namun, aplikasi cairan ini ternyata tidak mematikan lalat buah sehingga dalam perangkap masih perlu ditam-bahkan larutan deterjen dan masa pen-dedahannya hanya efektif hingga hari ke-4 (Sulaeha, 2000).

Berdasarkan hal tersebut perlu kiranya dilakukan pengujian lebih lan-jut mengenai atraktan berperekat dengan kandungan utama minyak sereh. Adapun aspek yang akan diamati adalah kemampuan atraktan berperekat dalam menarik lalat buah, masa pen-dedahan atraktan berperekat di lapang-an dan jumlah lalat buah betina yang tertarik pada atraktan. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tellumpanua Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang yang ber-langsung dari bulan Juni hingga November 2004.

Metodologi Pengujian dilaksanakan dengan

menggunakan Rancangan Acak Ke-lompok (RAK) yang terdiri atas enam perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak empat ulangan. Adapun per-lakuan adalah sebagai berikut: K = Kontrol (perekat) Mg = Ekstrak Mangga berperekat Ms = Minyak Sereh berperekat Mb = Melaleuca bracteata berperekat MsMe21= Minyak Sereh + M. Bracteata (perbandingan 2:1) berperekat MsMe41= Minyak Sereh + M. Bracteata(perbandingan 4:1) berperekat Pelaksanaan Perekat yang digunakan adalah pe-rekat dasar yang diproduksi di Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuahn Fakul-tas Pertanian dan Kehutanan Univer-sitas Hasanuddin (Sylvia, 2004).

Pemasangan perangkap di laku-kan secara acak pada suatu areal per-tanaman mangga seluas 1,0 hektar. Perangkap terbuat dari pipa paralon berdiameter 8 cm, panjang 20 cm yang dibungkus dengan kertas atsuro ber-warna kuning. Perangkap dipasang pada ketinggian 1,5 meter dari per-mukaan tanah. Jarak perangkap dalam satu kelompok adalah 16 meter, dan jarak antar kelompok 25 meter. Pe-masangan perangkap dimulai saat ta-naman mangga memasuki fase ge-neratif (pembungaan). Pengamatan terhadap lalat buah yang terperangkap dilakukan 7 hari setelah pemasangan perangkap. Peng-amatan selanjutnya dilakukan dengan selang waktu satu minggu sampai masa panen tanaman selesai.

Pengamatan masa pendedahan dilakukan setiap hari dan dihitung ber-dasarkan jumlah populasi lalat buah yang terperangkap pada masing-masing perlakuan. Lalat buah yang terperang-

Page 3: 04-Zulfitriani- M.SEREH fORMAT KOLOM ok print+

Lemongrass oil, sticky atractans, fruit fly. ISSN 1411-4674

125

kap dihitung dan diidentifikasi. Peng-amatan dilakukan hingga tidak ada lagi lalat buah yang tertarik pada perlakuan. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Jumlah lalat buah terperangkap

Fluktuasi lalat buah yang ter-perangkap pada perlakuan di lapangan mulai pengamatan pertama hingga pengamatan ke-14 disajikan pada Gambar 1.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Waktu Pengamatan (minggu)

Rat

a-ra

ta L

alat

Bua

h ya

ng T

erpe

rang

kap

(eko

r)

Kontrol Ekstrak ManggaMinyak Sereh Melaleuca bracteataM. Sereh + M. bracteata 2:1 M. Sereh + M. bracteata 4:1

Gambar 1. Rata-rata Lalat Buah yang

terperangkap pada setiap Perlakuan.

Pada Gambar 1. terlihat bahwa banyaknya lalat buah yang terperang-kap pada pengamatan pertama hingga pengamatan terakhir tertinggi pada per-lakuan minyak sereh + M. bracteata perbandingan 2:1 yaitu; total lalat buah yang terperangkap selama 14 kali pengamatan adalah 2.135 ekor, selan-jutnya berturut-turut minyak sereh + M. bracteata perbandingan 4:1 se-banyak 1.770 ekor, M. bracteata se-banyak 1.527 ekor, minyak sereh se-banyak 1.241, ekstrak mangga se-

banyak 44 ekor dan kontrol sebanyak 2 ekor. Dan hasil analisa statistik juga memperlihatkan adanya perbedaan yang sangat nyata antara perlakuan. Sedangkan kontrol dan ekstrak mangga sangat rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Banyaknya lalat buah yang ter-perangkap pada perlakuan perekat minyak sereh + M. bracteata per-bandingan 2:1 selama pengamatan diduga karena aroma yang dikeluarkan oleh perlakuan ini lebih menarik lalat buah untuk datang dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Dalam per-lakuan ini kemungkinan terjadi peng-gabungan antara senyawa yang terkan-dung dalam minyak sereh dan M. bracteata yang bersifat sinergis, se-hingga kemampuannya untuk menarik lalat buah lebih baik dibandingkan dengan perlakuan minyak sereh atau M. bracteata yang berdiri sendiri. Hal ini terbukti pada perlakuan perekat minyak sereh + M. bracteata perbandingan 4:1 yang juga memberikan hasil yang lebih baik dalam menarik lalat buah diban-dingkan dengan perlakuan minyak sereh dan M. bracteata

Kandungan minyak tanaman sereh wangi meliputi geraniol dalam minyak sebesar 44,01%-51% dan citronella sebesar 0.5-1,3% (Soenardi, et al, 1980). Selain itu minyak sereh mengandung campuran dari bahan-bahan hayati, termasuk di dalamnya aldehide, alkohol, ester, keton dan terpene. Bahan-bahan ini kemungkinan merupakan sisa metabolisme tumbuh-tumbuhan dan digunakan untuk men-jalankan peran ganda, seperti menarik serangga atau mengusir serangga. Unsur yang mengandung aroma, ke-mungkinan terbentuk dalam hijau daun (Chloroplast) kemudian unsur tersebut bersatu dengan glukosa, men-ciptakan glukosida yang disalurkan ke seluruh tubuh tumbuhan. Sehingga aroma yang ditimbulkan oleh senyawa-senyawa ter-

Page 4: 04-Zulfitriani- M.SEREH fORMAT KOLOM ok print+

Zulfitriany D.M., Sylvia S., dan Ahdin G. ISSN 1411-4674

126

sebut diduga mempunyai daya tarik ter-hadap lalat buah. b. Masa pendedahan atraktan

Hasil pengamatan terhadap masa pendedahan masing-masing perlakuan di lapangan dapat dilihat pada Gambar 2.

Hasil pengujian terhadap masa pendedahan atraktan di lapangan mem-perlihatkan bahwa perlakuan yang me-miliki masa pendedahan paling baik adalah minyak sereh + M. bracteata perbandingan 2:1, dimana pada per-lakuan ini masih mampu menarik lalat buah hingga pengamatan hari ke-6 dibandingkan perlakuan lain.

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Waktu Pengamatan (hari)

Rat

a-ra

ta la

lat B

uah

yang

Ter

pera

ngka

p (e

kor)

Kontrol Ekstrak Mangga

Minyak Sereh Melaleuca bracteata

M. Sereh + M. bracteata 2:1 M. Sereh + M. bracteata 4:

Gambar 2. Masa Pendedahan Atraktan

pada Masing-masing Perlaku-an di Lapangan.

Pada Gambar 2. tersebut di atas menunjukkan bahwa rata-rata lalat buah yang terperangkap pada masing-masing perlakuan semakin menurun dari hari pertama hingga hari ke-6 setelah aplikasi. Ini berarti ketahanan setiap perlakuan sebagai atraktan se-

makin lama semakin berkurang, karena adanya penguapan. Hal ini dipenga-ruhi oleh berbagai faktor termasuk diantaranya penyebaran angin yang cepat dan suhu yang tinggi di lapangan sehingga menyebabkan proses pen-dedahan (penguapan) senyawa atrak-tan di lapangan relatif cepat.

Perlakuan M. bracteata masa pendedahannya hanya efektif hingga hari ke-3, walaupun pada hari pertama jumlah lalat buah yang tertangkap sangat tinggi. Hal ini mungkin disebab-kan karena metil eugenol yang terkan-dung dalam M. bracteata merupakan senyawa yang mudah menguap se-hingga aroma yang dikeluarkannya untuk menarik lalat buah setelah hari ke-4 tidak efektif lagi.

Sedangkan minyak sereh walau-pun pada pada hari pertama jumlah lalat buah yang tertangkap lebih rendah dibandingkan M. bracteata, namun masa pendedahannya efektif hingga hari ke-5. Hal ini disebabkan karena minyak sereh masih mengandung senyawa-senyawa yang majemuk seperti sitral, sitronela, geraniol, mirsena, nerol, farnesol, metil heptenon, dan dipentena. Sedangkan menurut Sugati & Johny (1991) bahwa tanaman sereh wangi pada daun dan akarnya mengandung saponin, flava-noida dan polifenol. Saponin me-rupakan kelompok senyawa ter-penoid yang tidak menguap, karena kerangka karbonnya dibangun oleh enam satuan C5 (Triterpenoid = C30) (Harborne, 1987).

Perlakuan minyak sereh + M. bracteata perbandingan 2:1, dan minyak sereh + M. bracteata per-bandingan 4:1 lebih lama masa pen-dedahannya dibandingkan dengan minyak sereh dan M. bracteata. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kom-binasi kedua senyawa ini bersifat sinergis, yaitu minyak sereh berfungsi menahan laju aroma M. bracteata

Page 5: 04-Zulfitriani- M.SEREH fORMAT KOLOM ok print+

Lemongrass oil, sticky atractans, fruit fly. ISSN 1411-4674

127

sehingga aroma yang keluar tidak tajam, daya pikatnya menjadi lebih lama dan tetap tercium oleh lalat buah.

c. Jumlah lalat buah jantan dan

betina yang terperangkap pada perlakuan di lapangan

Hasil pengamatan terhadap jumlah lalat buah jantan dan betina yang terperangkap pada perlakuan di lapangan dapat dilihat pada Tabel 1. di bawah ini.

Tabel 1. Jumlah lalat buah jantan dan betina yang terperangkap pada perlakuan di lapangan.

Jumlah Persentase Perlakuan ♀ ♂ ♀ ♂ Total

Kontrol 0 2 0 100 2

Ekstrak Mangga 8 36 18,2 81,8 44

Minyak Sereh 279 962 22,5 77,5 1241

Melaleuka Bracteata 0 1527 0 100 1527

M.Sereh + M. bracteata 2:1 164 1971 7,7 92,3 2135

M.Sereh + M. bracteata 4:1 221 1549 12, 87,5 1770

Pada Tabel 1. tersebut di atas

terlihat bahwa pada perlakuan kontrol tidak ditemukan lalat buah betina yang terperangkap, demikian pula halnya pada perlakuan M. bracteata. Perla-kuan yang memberikan hasil tertinggi dalam menarik lalat buah betina adalah minyak sereh yaitu 22,5 %, sedangkan M. bracteata, walaupun mampu me-narik lalat buah jantan dengan jumlah yang banyak, namun tidak mampu menarik satupun lalat buah betina. Hal ini mungkin disebabkan karena pada M. bracteata tidak ada aroma yang disukai oleh lalat buah betina untuk datang. Jang (1996) melaporkan bahwa lalat buah jantan dan betina memiliki perbedaan yang sangat mendasar mengenai tingkah laku. Betina me-miliki tingkah laku yang lebih kompleks termasuk kebutuhan akan makanan yang digunakan untuk nutrisi

dan perkembangan ovarion, kawin, oviposisi hubungannya dengan pe-nemuan inang, dan peletakan telur. Se-baliknya jantan tidak mempunyai ting-kah laku oviposisi dan meletakkan telur.

KESIMPULAN

Atraktan mampu bertahan selama 6 hari dan memberikan hasil yang baik dalam menarik lalat buah betina yaitu berturut-turut perekat minyak sereh, mampu menarik 22,5% dari total 1241 lalat buah yang terperangkap.

perekat minyak sereh + M. bracteata perbandingan 2:1 (MsMe21) 7,7% dari 2135 total lalat buah dan perekat minyak sereh + M. bracteata perbandingan 4:1 (MsMe41) 12% dari 1770

Page 6: 04-Zulfitriani- M.SEREH fORMAT KOLOM ok print+

Zulfitriany D.M., Sylvia S., dan Ahdin G. ISSN 1411-4674

128

DAFTAR PUSTAKA Allwood, A.J. 1998. Biology and

Ecology: Perequisites for Understanding and Managing Fruit Flies (Diptera: Tephritidae). In: Proceedings of ACIAR. A. Regional Symposium, Nadi, Fiji. 28-31 Oktober 1996.

Amiruddin, W., & Tami, A. 2000. Penggunaan Metyl Eugenol sebagai Atraktan dalam Upaya Pengendalian Lalat Buah pada Tanaman cabai. Prosiding Seminar Ilmiah dan Tahunan XIII. Maros 9-10 November 2000.

Anonim. 2004a. Oriental Fruit Fly: Pest Detection/Emergency Projects Branch. (Online), (http:// www.cdfa.ca.gov/phpps/pdep/oriental_ff_profile.htm. diakses 24 April 2004).

---------. 2004b. Pengendalian Lalat Buah dengan Perangkap. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. (Online). (http:// pustaka.bogor_net/publ/warta/2524.htm, diakses 15 Februari 2005.

Drew, R.A.I., & Romiq, M.C. 1998. Overview-Tephritidae in the Pasific and Southest Asia. In: Proceedings of ACIAR. A. Regional Symposium, Nadi, Fiji. 28-31 Oktober 1996.

Gionar, Y.R. 1996. Studi Pendahuluan Pengendalian Lalat Buah dengan Menggunakan Kom-binasi Atraktan Metil eugenol. Jurnal Pemanfaatan Bahan Alami dalam Upaya Pengen-dalian Populasi Organisme Pengganggu Tanaman, PAU Ilmu Hayati-ITB, Bandung. Hal 3-6.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun cara

Modern Menganalisis Tumbuh-an. Penerbit ITB Bandung.

Hardy, D.E. 1991. Constribution of Taxonomic studies to Integrated Pest Management of Fruit Flies with Emphasis on the Asia-Pasifik Region. In: Proceedings of the First International Symposium on Fruit Flies in the Tropics.

Jang, E.B. 1996. Development of Attractants for Female Fruit Flies in Hawaii. Management of Fruit Flies in the Pacisific. A. regional symposium, Nadi, Fiji 28-31 October 1996.ACIAR Proceedings. Pp 115-116.

Soenardi, Marjunadi, & Darmono. 1980. Percobaan Waktu Pemu-pukan Tanaman Sereh Wangi di Kp. Kalipare. Jurnal Pemberita-an Lembaga Penelitian Tanam-an Industri No. 36. Lembaga Penelitian Tanaman Industri. Bogor.

Sugati, S.S., & Johny, R.H. 1991. Inventarisasi Tanaman Obat Indonesia (I). Departemen Ke-sehatan Republik Indonesia. Badan Penelitia dan Pengem-bangan Kesehatan Jakarta.

Sulaeha. 2000. Uji Beberapa Kon-sentrasi Ekstrak Minyak Sereh (Andropogon nardus L.) se-bagai Atraktan terhadap lalat Buah (Bactrocera spp.) pada Tanaman Mangga. Skripsi. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian dan Kehutanan. Universitas Hasanuddin Makasar.

Sylvia, S. 2002. Pembuatan Atraktan yang Berasal dari Bahan alami Bioaktif Tanaman Andropogon nardus untuk pengendalian Lalat Buah (Bactrocera spp.). Laporan Kegiatan Uber Haki. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Page 7: 04-Zulfitriani- M.SEREH fORMAT KOLOM ok print+

Lemongrass oil, sticky atractans, fruit fly. ISSN 1411-4674

129

Sylvia, S. 2004. PemanfaatanBahan Alami Bioaktif Tanaman Andropogon nardus L. dan Occimum bacillicum L. sebagai Senyawa Atraktan untuk Mengendalikan Lalat Peng-gorok Daun (Liriomyza huidobrensis Blanchard) pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.). Laporan Ke-giatan Uber Haki. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Zulfitriany, D.M. 2000. Pengujian Minyak Sereh dan Komponen Utamanya (Geraniol dan Stronella) sebagai Atraktan terhadap Dacus dorsalis (Diptera; Tephritidae). Skripsi. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian dan Kehutanan. Universitas Hasanuddin Makasar.

Vijaysegaran, S. 1998. Fruit Fly Research and Development in Tropical Asia. In: Proceedings of ACIAR. A. Regional Symposium, Nadi, Fiji. 28-31 Oktober 1996.