04 Listrik DInamik 1

download 04 Listrik DInamik 1

of 28

Transcript of 04 Listrik DInamik 1

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    1/28

    57

    LLIISSTTRRIIKK DDIINNAAMMIIKK ((11))Hukum Ohm, Rangkaian Hambatan

    ukum KirchoffBBAABB 44FFiissiikkaa DDaassaarr IIII

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    2/28

    58

    1. PENDAHULUAN : KUAT ARUS LISTRIK

    Jika sebelumnya kita selalu membicarakan mengenai muatan yang diam

    relatif, maka dalam pembahasan listrik dinamis, kita akan selalu

    membicarakan muatan yang bergerak dalam suatu kawat/bahan konduktor.

    Suatu bahan disebut bersifat konduktif (bahan konduktor) jika di dalamnya

    terdapat cukup banyak muatan (elektron) bebas. Elektron bebas adalahelektron yang tidak terikat pada satu inti atom, atau meskipun terikat, ia

    merupakan elektron yang letaknya jauh dari inti sehingga hanya

    mendapatkan gaya tarik yang kecil saja. Elektron bebas ini kemudian, yang

    akan mengalir dalam bahan (kawat) apabila ada perbedaan potensial

    diantara dua titik pada kawat. Elektron-elektron dalam kawat yang memiliki

    benda potensial mengalir dari potensial yang lebih rendah (-) ke potensial

    yang lebih tinggi (+) (Namun dalam baterai yang terjadi justru sebaliknya).

    Hal ini mirip dengan air di sungai yang hanya akan mengalir jika terdapatbeda potensial gravitasi (beda ketinggian) pada dua titik dalam sungai.

    Kuat arus listrik (I) didefinisikan sebagai : Banyaknya muatan yang

    mengalir dalam satu detik, sehingga secara matematis bisa dirumuskan

    sebagai :

    Satuan dari kuat arus dalam sistem Internasional (SI) adalah Ampere.

    Arah dari arus listrik berlawanan dengan arah mengalirnya elektron,

    ketentuan arah arus ini hanyalah merupakan sebuah kesepakatan yang

    dilakukan sebelum diketahui bahwa penyebab utama timbulnya arus listrik

    adalah partikel bermuatan negatif (elektron bebas).

    Dalam sebuah bahan misalnya tembaga (yang merupakan bahan utama

    kawat listrik) pada 300 K memiliki jumlah elektron bebas sebanyak n = 1029

    dt

    dQ

    (detik)waktu

    (Coulomb)muatanI)(ArusKuat ==

    E

    R

    Arah elektron

    Ampere

    Gb 4.1 Arah arus listrik berlawanan dengan aliran elektron

    (1)

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    3/28

    59

    buah setiap meter kubiknya yang bergerak sangat acak dan bertumbukan

    satu sama lain dengan kecepatan rata-rata v = 106 m/s (satu juta meter tiap

    detiknya). Waktu antar tumbukan satu dengan yang lainnya yang dialami

    sebuah elektron berkisar atara 3x10-14 detik. Sebuah waktu yang sangat

    pendek.

    Jika kita memberikan medan listrik pada kawat tembaga misalnya, maka

    elektron-elektron sesuai dengan hukum elektrostatik yang pernah kita bahas,

    akan mengalami gaya Coulomb sebesar :

    EqF e=

    akibatnya elektron akan mengalami percepatan mengikuti hukum Newton :

    em

    Fa =

    Jika waktu antar tumbukan adalah , maka kecepatan tumbukan (ataukecepatan drfit) adalah :

    = avd

    Jika kita substitusikan a dari persamaan (4) dan F dari persamaan (5), maka

    dihasilkan :

    =e

    ed

    m

    Eqv

    ini merupakan kecepatan arus listrik (drift velocity).

    Kita akan menghitung seberapa besar kecepatan elektron pada arus listrik ini.

    Misalkan kita memiliki kawat tembaga sepanjang l = 10 meter, dan pada

    ujung-ujungnya kita berikan beda potensial V sebesar 10 Volt. Dengan

    demikian medan listriknya dapat kita hitung melalui :

    m/Volt1l

    VE ==

    v =106 m/s

    (4)

    (5)

    (6)

    (7)

    Gb 4.2 Kecepatan Gerak Acak Elektron dalam Konduktor

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    4/28

    60

    karena massa elektron sekitar 10-30 kg dan muatannya 1,6 x10-19 C, maka jika

    hitung vd pada kawat tembaga :

    s/m10x5

    )10x3(10

    )1(10x6,1(v

    3

    14

    30

    )19

    d

    =

    =

    sebuah kecepatan yang sangat rendah dan tidak diduga sebelumnya bukan ?

    mengingat kecepatan elektron sendiri adalah 106 m/s. Sehingga untuk

    menelusuri kawat 10 meter, elektron memerlukan waktu 10/(5x10-3) = 2000

    detik atau sekitar setegah jam !! jauh lebih lambat dari seekor kura-kura

    bukan ?

    Sepertinya hal tersebut sangat mengherankan kita, jika kita menyalakan

    saklar lampu dengan begitu cepat rasanya elekton mengalir dan membuat

    lampu menyala. Namun mengapa kecepatan aliran elektron begitu rendah ?

    Sesungguhnya hal ini tidaklah bertentangan.

    Untuk memudahkan memahami dua hal yang sepertinya paradoks ini

    bayangkanlah sebuah selang yang terhubung dengan keran air. Jika pada

    awalnya selang berada dalam keadaan kosong, maka air akan membutuhkan

    waktu yang lama untuk keluar dari ujung selang yang lain. Namun jika

    selang telah terisi penuh dengan air, maka begitu keran sedikit saja dibuka,

    maka seketika itu juga air memancar dari ujung selang yang lain. Demikian

    juga halnya yang terjadi pada aliran elektron. Sejumlah besar elektron telah

    berada dalam kawat konduktor, sehingga meskipun aliran elektron ini

    lambat, namun ketika beda potensial dihubungkan dengan kawat, seketika

    itu pula lampu menyala.

    Elektron Vd

    Gb 4.3 Kecepatan Alir (Drift Velocity) dari Elektron LebihLambat Dari Gerak Seekor Kura-Kura

    Kura-kura

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    5/28

    61

    2. HAMBATAN/RESISTANSI R dan RESISTIVITAS

    Ketika mengalir dalam suatu kawat konduktor, elektron

    berhadapan/mengalami rintangan dari molekul-molekul dan ion-ion dalam

    konduktor tersebut sehingga mengalami aliran arus listrik mengalami

    semacam hambatan. Seberapa besar hambatan ini dinyatakan dengan

    resistansi (hambatan) yang disimbolkan dengan R. Satuan dari hambatandalam SI adalah ohm. Besarnya resistansi suatu bahan atau konduktor

    dengan luas penampang A dan panjang l serta hambat-jenis (resistivitas)

    adalah :

    dengan

    R : Hambatan/resistansi (ohm)

    : Hambatan jenis/Resistivitas (ohm. Meter)

    l : panjang kawat (m)

    A : luas penampang kawat (m2)

    Resistivitas merupakan sifat dari medium. Zat dengan sifat konduktivitas

    yang baik memiliki resistivitas yang sangat kecil, sedangkan zat yang bersifat

    isolator sebalikya.

    A

    lR = (8)

    Konduktor Baik 108 10-8 10-2Cu, Ag, Au

    Isolator BaikKaca, Plastik 10-12-10-16 1012-1016 1020

    Sifat Konduktivitas Konduktivitas Resistivitas R

    A

    l

    Gb 4.4 Sebuah Kawat dengan Luas

    Penampang A dan Panjang l

    Tabel 4.1 Data beberapa sifat konduktifitas dan resistivitas Bahan

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    6/28

    62

    Resistansi juga merupakan fungsi dari temperatur (dipengaruhi temperatur)

    dengan rumusan sebagai berikut :

    dengan : R = resistansi pada temperatur T

    Ro= resistiansi pada temperatur To (temperatur kamar) =koefisien temperatur resistansi

    Bagaimana perubahan resistansi terhadap temperatur dapat dilihat pada

    kurva berikut :

    kurva di atas merupakan kurva perubahan resistansi terhadap temperatur

    untuk bahan tembaga dengan resistansi pada temperatur kamar 1,7 x10-8

    dan koefisien temperatur pada temperatur kamar 3,9 x 10-3 C-1.

    Resistansi (juga resistivitas) suatu bahan akan meningkat dengan naiknya

    temperatur, dalam hal ini yang terjadi adalah kenaikan temperatur membuat

    elektron bergerak lebih aktif dan lebih banyak tumbukan yang terjadi

    sehingga arus listrik menjadi terhambat.

    Berikut ini data resistivitas untuk beberapa bahan pada temperatur kamar

    (berkisar 20oC) :

    )T(TRRRooo

    += (9)

    Gb 4.5 kurva perubahan resistansi terhadap temperatur untuk bahan tembaga

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    7/28

    63

    Bahan (m) (1/K)

    Alumunium 2,8 x 10-8 3,9 x 10-3

    Besi 10 x 10-8 5,0 x 10-3

    Belerang 1 x 1015Kaca 1010-1014

    Kayu 108-1014

    Karet 1013-1016

    Karbon 3,5 x103 -0,5 x 10-3

    Perak 1,6 x 10-8 3,8 x 10-3

    Tembaga 1,7 x 10-7 3,9 x 10-3

    Timah 22 x 10-8 4,3 x 10-3

    Contoh :

    Jika diketahui sebuah kawat logam dengan panjang 1 cm dan diamter 5 mm serta

    resistivitasnya 1,76 x 10-8 ohm.meter, berapakah resistansi dari kawat tersebut ?

    Jawab :

    Menggunakan persamaan (8) :

    A

    lR =

    dengan A adalah luas penampang lingkaran r2 sehingga :

    =

    =

    6-23

    28

    24.5x10

    )10x5,2)(14,3(2

    10)10x76,1(

    r2

    lR

    Contoh :

    Nilai resistansi tembaga pada temperatur 0oC adalah 3,35 ohm. Berapakah

    resistansinya jika temperatur naik menjadi 50 oC. Diketahui =4,3 x10-3 C-1

    Jawab :

    Dari persamaan (9) :

    ohm57,4)050)(35,3)( =+=+= -3ooo (4,3x103,35)T(TRRR

    Dalam rangkaian listrik komponen yang digunakan sebagai hambatan adalah

    resistor yang biasa dilambangkan dengan garis zigzag

    Tabel 4.2 Data resistivitas dan konstanta temperatr resistansi beberapa bahan

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    8/28

    64

    Besarnya nilai resistansi dalam sebuah resistor biasanya ditunjukan oleh

    cincin-cincin warna yang terdapat pada badan resistor tersebut, pada

    umumnya sebuah resistor memiliki 4 cincin, meskipun kadang terdapat 5

    cincin atau bahkan 6 cincin. Namun di sini kita pakai resistor 4 warna.

    Warna-warna tersebut adalah kode-kode yang manunjukan besaran-besaran

    tertentu seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut :

    Warna Cincin ke-1

    (digit pertama)

    Cincin ke-2

    (digit kedua)

    Cincin ke-3

    (pengali)

    Cincin ke -4

    (toleransi)

    Hitam 0 0 1

    Coklat 1 1 10 1 %

    Merah 2 2 100 2 %

    Jingga 3 3 1000

    Kuning 4 4 10000

    Hijau 5 5 100000

    Biru 6 6 1000000

    Ungu 7 7 -

    Abu-abu 8 8 -

    Putih 9 9 -

    Emas - - 0,1 5 %

    Perak - - 0,01 10 %

    kosong - - - 20 %

    Dengan :

    Cincin-1 : Digit pertama

    Cincin-2 : Digit kedua

    Cincin-3 : Faktor Pengali

    Cincin-4 : Toleransi

    Untuk resistor dengan 5 cincin, tiga warna pertama menunjukan digit angka

    dan cincin keempat menunjukkan pengali, sedangkan digit kelima

    mengindikasikan toleransi.

    Tabel 4.3 Tabel kode warna pada resistor

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    9/28

    65

    Contoh :

    Sebuah resistor menunjukkan warna-warna sebagai berikut :

    Jawab :

    Cincin-1 : merah benilai 2

    Cincin-2 : biru bernilai 6

    Cincin-3 : kuning bernilai 10000

    Cincin-4 : emas bernilai 5 %

    Sehingga nilai dari resistor tersebut adalah : 620000 5%

    3. HUKUM OHM

    George Simon Ohm (1789-1854) merumuskan hubungan antara kuat arus

    listrik (I), hambatan (R) dan beda potensial (V) yang kemudian dikenal

    dengan hukum Ohm yang penurunannya sebagai berikut :

    Sekarang pandanglah sebuah kawat konduktor dengan panjang l dan luas

    penampang A

    Arus didefinisikan sebagai banyaknya elektron yang melalui sebuah

    konduktor tiap waktu (atau satu detik). Kita hitung kuat arus yang mengalir

    pada panampang dengan volum dV seperti pada gambar.

    Karena berbentuk silinder volume dari dV adalah :

    dlAdV =

    karena dl adalah jarak yang ditempuh elektron dengan kecepatan Vd dengan

    waktu 1 detik maka :

    dd v1vdl ==

    A

    l

    dl

    dV

    Gb 4.6 Kawat Konduktor dengan Panjang elemen volume dV

    Ohm

    merahbiru

    kuningemas

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    10/28

    66

    sehingga :

    dvAdV =

    sehingga banyaknya muatan yang mengalir pada dV adalah :

    ed qnvAI =

    jika kita substitusikan persamaan persamaan (7) untuk vd, maka diperoleh :

    AEm

    nqI

    e

    2

    e

    =

    yang berada dalam kurung pada persamaan (10) merupakan sifat bahan dan

    sering disebut konduktivitas , sehingga :

    AEI =

    karena E=V/l, maka :

    l

    AV

    I

    =

    karena konduktivitas merupakan kebalikan dari resistivitas (=1/),

    maka persamaan 11 menjadi :

    l

    AVI

    =

    atau :

    =

    A

    l

    VI

    bagian di dalam kurung dari persamaan (8) kita ketahui sebagai R (resistansi),

    sehingga :

    R

    VI =

    ini tidak lain merupakan hukum Ohm.

    Jika persamaan (12) dinyatakan dalam :

    RIV =

    kemudian disketsa dalam grafik, hasilnya nampak bahwa kurva berupa garis

    lurua dengan gradien menunjukkan nilai dari R. Sifat material yang

    menunjukkan kurva V-I berbentuk garis lurus seperti gambar 4.7 disebut

    materal ohmik. Selain material Ohmik ada juga material non ohmik di mana

    (10)

    (11)

    (12)

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    11/28

    67

    hambatan R bergantuk juga pada arus listrik I dan jika diplot dalam gravik V

    terhadap I tidak lagi linier

    Contoh :

    Pada gambar di bawah ditunjukkan salah satu cara untuk menentukan hambatansebuah resistor.

    Tentukanlah besarnya hambatan dengan mengunakan hukum Ohm jika pada

    voltmeter terbaca 3 Volt sedangkan pada amperemeter terbaca 2mA.

    Jawab :

    Pada voltmeter dianggap tidak mengalir arus listrik karena hambatan

    dalamnya yang sangat besar dibanding R, sehingga dapat kita anggap aurs

    yang terbaca pada amperemeter adalah juga arus yang mengalir pada resistor

    sehingga menurut hukum Ohm, hambatan dapat dihitung menggunakan

    persamaan :

    === k5,110x23

    I

    VR

    3

    Gb 4.7Kurva Linier Hambatan Ohmik dan non-Ohmik

    I

    V

    R= tan

    ohmik

    Non-ohmik

    V

    AE

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    12/28

    68

    4. SUMBER TEGANGAN (GGL) DAN HAMBATAN DALAMNYA

    Untuk membuat suatu rangkaian elektronika bekerja, kita memerlukan

    sebuah sumber beda potensial (tegangan) agar menghasilkan arus yang tetap.

    Alat semacam ini disebut sumber GGL (gaya gerak listrik), misalnya baterai

    dan accu. Pada baterai beda tegangan yang dihasilkan biasanya 1,5 V,

    meskipun ada juga beberapa baterai yang menghasilkan tegangan lebih kecilatau lebih besar. Ketika dirangkaikan pada sebuah komponen elektronika,

    misalnya saja sebuah resistor. Arus akan mengalir menurut hukum Ohm.

    Untuk memudahkan, katakanlah nilai hambatan dari resistor sebesar 1 ohm,

    maka arus yang seharusnya mengalir dalam kawat adalah :

    A5,11

    V5,1

    R

    VI =

    ==

    Namun pada kenyataannya tidak demikian, baterai sesungguhnya memiliki

    hambatan-dalamnya sendiri yang berasal dari material penyusunnya, danterutama proses kimiawi yang dihasilkannya. Nilai r ini cenderung membesar

    karena residu proses kimiawi dalam baterai. Kita akan menamakan

    hambatan dalam ini dengan r. Dengan adanya r, arus listrik yang mengalir

    menjadi lebih kecil, atau cenderung mengecil.

    Arus yang dihasilkan karena hambatan-dalam ini menjadi :

    anggaplah r = 0,5 untuk sekedar memudahkan perhitungan.

    Arus yang dihasilkan menjadi mengecil ketika r bertambah. Sebuah baterai

    yang memiliki hambatan dalam r besar, kita sebut telah rusak, meskipun jika

    anda ukur tegangan baterai memakai voltmeter pada kedua ujungnya,

    tegangan yang dihasilkan nampak tidak berkurang.

    Berikut sebuah ilustrasi yang dibuat agak ekstrim dengan membuathambatan dalam membesar dari 0 hingga 2 ohm, dan anda lihat bagaimana

    kuat arus mengecil.

    E, r

    R

    I

    A15,01

    5,1

    rR

    E

    I =+=+=

    Gb 4.8 Baterai

    adalah Salahsatuucontoh SumberTegangan

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    13/28

    69

    Contoh :

    Sebuah baterai 6 volt dihubungkan dengan sebuah resistor dengan hambatan 9 ohm,

    jika diketahui hambatan-dalam dari baterai adalah 1 ohm, hitunglah :

    a. Arus yang mengalir dalam rangkaianb. Tegangan yang terukur dalam terminal bateraiJawab :

    a. Arus yang mengalir dalam rangkaian akan lebih kecil dari arus ideal yang

    diharapkan I= E/R karena adanya hambatan dalam dari baterai yakni :

    A6,019

    6rR

    EI =+

    =+

    =

    b. Tegangan yang terukur pun akan berkurang tidak lagi 6 volt seperti

    mungkin tertera dalam label baterai namun akan berkurang karena

    adanya sejumlah tegangan yang terambil karena hambatan dalam :

    Volt4,516,06

    rIEV

    ==

    =

    5. RANGKAIAN (KOMBINASI) HAMBATAN5.1 Rangkaian Seri dan Paralel

    Pada umumnya rangkaian dalam sebuah alat listrik terdiri dari banyak jenis

    komponen yang terangkai secara tidak sederhana, akan tetapi untuk

    mempermudah mempelajarinya biasanya jenis rangkaian itu biasa

    dikelompokkan dalam RANGKAIAN SERI dan RANGKAIAN PARALEL.

    Gb 4.9 Penurunan Aliran Arus Listrik Akibat BertambahnyaHambatan Dalam Baterai

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    14/28

    70

    Beberapa resistor dirangkai untuk tujuan tertentu seperti untuk membagi

    arus (memperkecil arus) ataupu membagi tegangan.

    Rangkaian seri adalah rangkaian yang tidak memiliki percabangan, seperti

    pada gambar berikut :

    Rangkaian paralel untuk tiga resistor diilustrasikan sebagai berikut :

    Seperhambatan totalnya adalah :

    321TOTAL R

    1

    R

    1

    R

    1

    R

    1++=

    atau :

    Anda harus berhati-hati, rumusan di atas hanya berlaku untuk tiga resistor

    yang dipasang paralel dan bukan rumusan umum, untuk lebih dari tiga

    resistor hambatan total tidaklah menjadi :

    yang berlaku adalah persamaan (14).

    Sebuah contoh soal akan mempertajam pemahaman anda :

    R1

    R2

    R3

    R2 R4R3 R5R1

    RTOTAL = R1 + R2 + R3 + R4 + R5

    213132

    321TOTAL

    RRRRRR

    RRRR

    ++

    =

    .........RRRRRR

    .......RRRRR

    213132

    4321TOTAL +++

    =

    (13)

    (14)

    Gb 4.10 Rangkaian Hambatan yang Dipasang Seri

    Gb 4.11 Rangkaian Hambatan yang Dipasang Seri

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    15/28

    71

    Contoh :

    Suatu rangkaian hambatan dengan R1=R2=R3=R4=2 :

    Jawab :

    Untuk menyelesaikan sebuah rangkaian hambatan yang terdiri dari seri dan

    parallel, dahulukan rangkaian parallel R2 dengan R3.

    Hasil paralel R2 dan R3 :

    =+

    =+

    = 1

    22

    22

    RR

    RRR

    32

    32P

    Sehingga kita dapatkan rangkaian ekivalen sebagai berikut :

    Ini merupakan rangkaian seri sehingga hambatan penggantinya dapat

    diperoleh sebagai berikut :

    RT=R1+RP+R4 = 2 + 1 +2 = 5

    5.2 Pembagi Arus dan Pembagi Tegangan

    Sebuah rangkaian hambatan yang dipasang paralel sesungguhnya juga

    berfungsi untuk membagi arus. Dalam suatu rangkaian paralel (seperti

    gambar di bawah) tegangan di A, B dan C sama besar :

    R1 R2

    R3

    R4

    R2

    R3

    R1 RP R4

    VA

    VB

    VC

    I

    Gb 4.12 Rangkaian Pembagi Arus

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    16/28

    72

    Namun arus yang mengalir dalam setiap cabang tidak sama dengan aarus

    utamanya I karena arus telah terbagi dalam tiga cabang.

    Hal yang sebaliknya terjadi di dalam suatu rangkaian seri, di mana kuat arus

    pada setiap titik adalah sama, namun besarnya tegangan dalam setiap resistor

    tidaklah sama :

    Contoh :

    Perhatikan sebuah rangkaian berikut :

    Jika diketahui R1=R2=2 ohm, R3=R4 = 4 ohm, hitunglah arus yang mengalir dalam R2

    (I1) dan R3 (I3), serta E = 22 Volt.

    Jawab :Langkah pertama, kita harus menyederhanakan rangkaian hambatan di atas

    menjadi sebuah hambatan ekivalen dengan menggunakan aturan seri dan

    paralel, yaitu dengan memparalelkan R2 dengan R3, kemudian men-

    serikan hasilnya dengan R1 dan R4. Tujuannya adalah untuk memperoleh

    arus utama I.

    Hasil paralel antara R2 dengan R3 (kita sebut dengan Rp) adalah 4/3 ohm dan

    jika diserikan dengan R1 dan R4 hasilnya adalah R= 22/3 ohm, sehingga

    rangkaian di atas ekivalen dengan rangkaian berikut :

    IA IB IC

    E

    I R1

    R2

    R3

    R4

    I1

    I2

    Gb 4.13 Rangkaian Pembagi Tegangan

    IA = IA = IB

    E

    R

    I

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    17/28

    73

    Arus utama I dapat dihitung menggunakan hukum Ohm :

    A33/22

    22

    R

    EI ===

    Langkah kedua, kita hitung tegangan di antara titik a-b, b-c dan c-d juga

    dengan hukum ohm

    Arus yang mengalir pada ketiga hambatan R1, R4 dan Rp yang merupakan

    hasil paralel dari R2 dan R3 adalah arus utama I, sehingga tegangan pada R1 ,

    R4 dan Rp Yakni Vab, Vcd, dan Vbc, adalah :

    V623RIV 1ab ===

    V1243RIV 4cd ===

    V43

    43RIV pbc ===

    Jika kita jumlahkan Vab, Vcd, dan Vbc, maka hasilnya sama dengan tegangan

    sumber sebesar 22 volt. Karena kita akan menghitung arus yang mengalir

    pada hambatan R2 dan R3, maka kita perhatikan tegangan yang ada pada

    ujung-ujung kedua hambatan tersebut yakni Vbc. Tegangan di R2 dan R3 sama

    dengan Vbc karena keduanya paralel

    Langkah ketiga, kita hitung arus yang melalui hambatan R2 sebutlah I1 dan

    arus I2 yang melalui R3 dengan hukum ohm :

    A22

    4

    R

    VI

    2

    bc1 ===

    A14

    4

    R

    VI

    3

    bc2 ===

    Jika kita jumlahkan I1 dengan I2 hasilnya akan sama dengan arus utama I

    yakni 3 A.

    E

    R1

    I

    R4Rpa b c d

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    18/28

    74

    E

    Kirchoff

    6. HUKUM KIRCHOFF

    Menyederhanakan rangkaian dengan cara seri dan paralel seperti contoh di

    atas mungkin bisa dilakukan untuk rangkaian-rangkaian yang sederhana,

    namun untuk rangkaian yang lebih rumit, cara tersebut sulit dilakukan.

    Salah satu contoh rangkaian yang sulit diselesaikan dengan cara tersebut

    adalah sebuah rangkaian yang terdapat pada gambar di bawah ini :

    Kita akan kesulitan ketika memandang hambatan R5 apakah paralel ataukah

    seri ? Ia nampaknya paralel terhadap R4 atau R3, namun hal tersebut tidakbenar.

    Cara lain untuk memecahkan rangkaian-rangkaian yang lebih rumit adalah

    dengan menggunakan hukum-hukum Kirchoff seperti yang akan diuraikan

    di bawah ini.

    6.1Hukum Kirchoff I :

    Hukum pertama Kirchoff didasari oleh hukum konservasi energi yang

    menyatakan bahwa dalam suatu rangkaian tertutup, tegangan yang diperoleh

    dan tegangan yang berkurang haruslah sama besar.

    Pada rangkaian di atas, karena loop (kurva melingkar) searah dengan arus,

    ketika loop melewati E maka terjadi pertambahan potensial, namun saat

    melewati R yang terjadi penurunan potensial karena adanya hambatan

    sehingga berlaku :

    0RIE =

    atau : RIE =

    Sesuai dengan hukum Ohm.

    R4

    R3

    E2

    R1

    E1

    R2

    R5

    (15)

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    19/28

    75

    ELOOP I LOOP II

    R1

    R2

    R3

    R4

    R5

    R6

    I1I3

    I2

    Misalnya jika terdapat dua loop pada rangkaian seperti di bawah :

    Maka pada loop 1 :

    E - I1R1 - I2R2 - I1R3 = 0

    pada loop 2 :

    - I3R4 I3R5 - I3R6 + I2R2 = 0

    dengan : I1=I2+I3

    6.2 Hukum Kirchoff II :

    Kuat arus I yang masuk dalam suatu titik percabangan A sama dengan arus

    yang keluar dari titik percabangan B :

    Ini berarti bahwa berlaku :

    321BA IIIII ++==

    yang merupakan bentuk lain dari hukum konservasi muatan.

    Contoh :

    Hitunglah arus yang mengalir pada tiap hambatan R1, R2, R3, R4 dan R5 yang

    masing-masing nilainya 2 ohm, 2 ohm, 4 ohm, 2 ohm, 4 ohm pada rangkaian berikut

    jika E1 = 8 V dan E2 = 10 V

    A BIB

    IA

    I1

    I2

    I3

    (16)

    R4

    R3

    E2

    R1

    E1

    R2

    R5

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    20/28

    76

    Jawab :

    Langkah pertama, mari kita terapkan dua loop pada rangkaian tersebut :

    Arah arus belum dapat kita ketahui dengan pasti, sebab terdapat dua baterai

    pada rangkaian ini, sehingga kita asusmikan arah arus seperti gambar di atas.

    Asumsi arah arus ini dapat kita buat sekehendak kita asalkan memenuhi

    aturan Kirchoff II tentang konservasi muatan (arus), yaitu bahwa :

    321 III += jika terdapat kesalahan asumsi arah arus, hasil perhitungan kita hanya akan

    bernilai negatif yang berarti arah yang seharusnya adalah sebaliknya.

    Langkah kedua, kita hitung hukum Kirchoff I pada masing-masing loop

    tersebut :

    Pada loop 1 :

    Arah arus I2 berlawanan dengan arah loop, namun arah arus I3 searah dengan

    loop, dan loop mendapatkan potensial positif dari E1, sehingga :

    0RIRIRIE 5322121 =++

    0I4I48 32 =+

    Pada loop II :

    Kedua arah arus baik I1 dan I3 berlawanan dengan arah loop, namun

    kehilangan tegangan dari E2 :

    0RIRIRIE 5341312 =+++

    0I4I61031=++

    Langkah ketiga, selesaikan ketiga persamaan (*), (*) dan (***) dengan

    substitusi atau eliminasi :

    Jika kita substitusi (*) pada (***)

    0I10I610 32 =++

    R4

    R3

    E2

    R1

    E1

    R2

    R5I II

    I1I2

    I3I2

    I1

    (*)

    (**)

    (***)

    (****)

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    21/28

    77

    dengan mengalikan 3 terhadap (**) dan 2 terhadap (****) dapat diperoleh

    solusi dengan mengurangkannya :

    0I12I1224 32 =+

    0I20I1220 32 =++

    0I3244 3 =

    sehingga kita peroleh bahwa I3 = 44/32 A

    I2 dapat kita peroleh dengan mensubstitusikan nilai I3 pada persamaan (***) :

    A8

    6I

    8

    80

    8

    44

    032

    444I610

    1

    1

    =

    +=

    =++

    Nilai I2 kita peroleh dengan mensubstitusikan nilai I3 pada persamaan (**) :

    A8

    5I

    032444I48

    2

    2

    =

    =+

    Ternyata asumsi kita untuk arah I2 adalah salah, karena bernilai negatif,

    sehingga arah-arah arus seharusnya seperti di bawah :

    Dan persamaan (*) harus dikoreksi menjadi :

    213 III +=

    Jika kita coba jumlahkan I2 dengan I1, maka hasilnya haruslah sama dengan I3

    sesuai dengan hukum Kirchoff :

    312 IA3244

    811

    86

    85II ===+=+

    terbukti.

    -

    R4

    R3

    E2

    R1

    E1

    R2

    R5I II

    I1I2

    I3I2

    I1

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    22/28

    78

    I1

    I2

    I3

    R1

    R2

    R3

    7.MENGHITUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE

    Selain dapat menganalisis menggunakan cara-cara analitis di atas, anda juga

    dapat menggunakan bantuan software untuk menganalisis rangkaian. Salah

    satu software yang dapat diperoleh dengan gratis (freeware) adalah

    Electronics Workbench atau biasanya disingkat dengan nama EWB (kunjungi

    www.electronicsworkbench.com). Dengan menggunakan software ini, andadapat men-simulasikan rangkaian anda sebelum anda benar-benar membeli

    komponen-komponen elektronika dan merangkainya. Namun, kita

    menggunakan EWB ini sekedar untuk melakukan pengujian terhadap

    perhitungan terhadap beberapa rangkaian sederhana kita, selain untuk

    mengenal cara kerjanya. Di bawah ini contoh tampilan dari program EWB :

    Berikut sebuah contoh persoalan, di mana kita bandingkan perhitungan yang

    dilakukan secara manual dengan hasil yang didapat dari EWB.

    Kita pecahkan dengan cara analitik

    Gb 4. 14 Contoh tampilan EWB

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    23/28

    79

    Kita sederhanakan rangkaian di atas menjadi :

    ===+

    =3

    4

    6

    8

    42

    42R P

    Kemudian :

    Sehingga I1 :

    sehingga tegangan yang melalui hambatan R1 :

    volt10

    722

    10

    36RIV 11 ===

    72/10 volt

    (120/10) (72/10)=48/10 V

    A10

    36

    3/10

    12I ==

    =+=3

    10

    3

    42R T

    4/3 Ohm

    48/11 A48/11 A

    10/3 Ohm

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    24/28

    80

    Tegangan di R2 dan R3 bernilai sama 48/10 volt karena dirangkai secara

    paralel. Dengan demikian arus di R2 adalah :

    A4,2A20

    48

    210

    48I2 ===

    anda bisa menghitung besar I3 juga. Kerjakanlah sendiri.

    Dengan menggunakan EWB kita dapatkan :

    Perbedaan antara 2,4 A dengan 2,399 A hanyalah masalah pembulatan

    saja.

    2.399

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    25/28

    81

    SOAL-SOAL

    ARUS LISTRIK

    1. Jika diketahui suatu kawat konduktor mengalirkan arus listrik sebesar 1

    Ampere, berapakah muatan yang mengalir dalam kawat tersebut setiap

    satu menitnya ?

    2. Jika suatu lampu pijar dialiri arus listrik 0,5 Ampere, berapakah jumlah

    muatan yang mengalir setiap menitnya melalui lampu tersebut ?

    3. Sebuah alat listrik hambatannya 240 . Berapa besarkah arus akan

    mengalirinya apabila dihubungkan dengan sumber potensial 120 V ?

    4. Sebuah alat pemanas listrik memakai arus 5 Ampere jika dihubungkan

    dengan sumber tegangan 110 V. Berapakah hambatannya ?

    5. Sebuah kompor listrik dengan hambatan 24 memakai arus 5 A dalam

    opeasinya. Berapakah beda potensial pada kedua ujungnya ?

    RESISTIVITAS

    6. Suatu kawat logam sepanjang 2 m berdiameter 8 mm. Jika resistivitas

    (hambat jenis) logam itu 1,76 x 10-8 m. Berapakah resistansi kawat

    tersebut ?

    7. Kawat A berdiameter 2,59 mm. Berapakah panjang kawat alumunium B

    yang diperlukan agar mendapatkan resistansi 1 ohm jika diketahui

    resistivitas alumunium 2,8 x 10-8 ohm meter ?

    8. Kawat tembaga berdiameter 0,0201 m (resistivitas 1,73 x 10-9m):

    a. Hitunglah luas penampang kawat

    b. Resistansi kawat sepanjang 100 m

    9. Resistansi (hambatan) lilitan tembaga pada temperatur 0o ternyata 3,35

    ohm. Berapakah resistansinya pada temperatur 50o ? (=4,3 x 10-3 0C-1)

    10.Sebuah kawat dengan resistansi 5 direntangkan secara beraturan

    sehingga panjangnya menjadi tiga kali. Apakah besarnya resistansi tetap ?

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    26/28

    82

    HUKUM OHM

    11.Arus pada gambar di bawah ini adalah 0,125 A dengan arah sesuai pada

    gambar. Untuk setiap pasangan titik berikut berapakah beda

    potensialnya, dan titik mana yang potensialnya lebih tinggi ?

    a. A ke B

    b. B ke C

    c. C ke D

    d. D ke E

    e.

    C ke Ef. E ke C

    12.Arus sebesar 2 A mengalir pada sebuah rangkaian di bawah berapakah

    beda potensial pada titik :

    a. A dan B

    b. A dan C

    c. A dan D

    RANGKAIAN RESISTOR

    13. Sebagai latihan, hitunglah resistor ekivalen (total) pada rangkaian

    resistor-rangkaian resistor berikut :

    R1=2; R2=4; R3=2; R4=2; R5=4; R6= 2; R7=4; R8=2; R9=4;

    R10=2 ;

    6

    5

    9 V

    3

    12 V

    10

    I=0,125 A

    A B C

    DE

    A B C D

    6 3 8V 3V

    2 A

    R R RR

    R2

    R

    (a) (b)

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    27/28

    83

    HUKUM KIRCHOFF

    14.Perhatikan rangkaian listrik berikut, jika R1 = 2 ohm, R2 = 4 ohm, dan R3 =

    2 ohm. Jika E = 6 Volt hitunglah I, I 1, I2, I3 secara analitik dan ujilah hasil

    perhitungan anda dengan EWB.

    15.Jika R1 = 1 ohm, R2 = 2 ohm R3 = 4 ohm dan R4 3 ohm serta sumber

    tegangan 6 Volt hitungah I, I1, I2, dan uji pula dengan EWB.

    R2

    R3

    R

    R

    R

    R7

    R1

    R10

    R8

    R9

    R1 R2

    R

    R4 R1

    R

    R3R

    R5

    R

    R1

    R2

    R3

    E

    I1

    I2

    I3

    I

    (c) (d)

    (e)

    R

    R

    R3

    R4

    R

    E

    I

    I

    I

    I

    I

  • 8/2/2019 04 Listrik DInamik 1

    28/28

    16.Hitunglah arus yang mengalir pada tiap hambatan R1, R2, R3, R4 dan R5

    yang masing-masing nilainya 1 ohm, 2 ohm, 3 ohm, 2 ohm, 1 ohm pada

    rangkaian berikut jika E1 = 6 V dan E2 = 8 V

    17.Hitunglah arus yang mengalir pada tiap hambatan R1, R2, R3, R4, R5 dan R6

    yang masing-masing nilainya 1 ohm, 2 ohm, 3 ohm, 2 ohm, 1 ohm dan 4

    ohm pada rangkaian berikut jika E1 = 6 V dan E2 = 10 V

    18. Hitunglah arus yang mengalir pada tiap hambatan R1, R2, R3 yang

    masing-masing nilainya 1 ohm, 2 ohm, 3 ohm, pada rangkaian berikut jika

    E1 = 6 V, E2 = 10 V dan E2 = 3 V

    R4

    R3

    E2

    R1

    E1

    R2

    R5

    R1

    R2

    R3

    R4

    R6

    R5

    E1 E2

    R3R1

    R2

    E1 E2 E3