02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses...

16

Transcript of 02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses...

Page 1: 02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses informasi mereka ini tidak diim-bangi dengan peningkatan kualitas gurunya. Mungkin
Page 2: 02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses informasi mereka ini tidak diim-bangi dengan peningkatan kualitas gurunya. Mungkin

mencerdaskan kehidupan bangsa02 EDUKATORIAL

Pimpinan Redaksi: Sirikit Syah, Redaktur Pelaksana: Abu Alif, Redaktur Eksekutif: Satria Dharma, MuhMuhyi, Redaktur Biro Jakarta: Habe Arifin, Reporter: Ari K, A Ramadhan, M Basyir, Faisal, Catur W,Fotografer: Setya Candra Wibaya, Pimpinan Perusahaan: Satria Dharma, Direktur Marketing danPemasaran: Mohammad Ihsan Diterbitkan oleh: Keluarga Unesa (Ganesa) dan Klub Guru.Alamat Redaksi: Jl. Rungkut Asri Timur 7/8 Surabaya Telp/Fax. (031) 8710230Website: www.keluargaunesa.com - www.klubguru.com Email: [email protected]

Saya tertarik untuk berlangganan tabloid EDUKASI: 06 edisi Rp. 30.000 12 edisi Rp. 60.000

Nama : …………………………………………………………...Instansi/Sekolah : ………………………………………………Alamat : …………………………………………………………Kota/Provinsi : …………………………. Kode Pos: …………...Telepon : ………………………… Handphone: ………………E-mail : …………………………………………………………..Mulai Edisi : ………………………… s/d ……………………...

Saya akan membayar atas nama: Pribadi Instansi/Sekolahdengan cara: WESEL POS Tunai

Bank BCA, a/n Mohammad Ihsan, A/C. 788-0877661 Bank Mandiri, a/n Mohammad Ihsan, A/C. 1420004702956

FORMULIR BERLANGGANAN

Kirimkan formulir dan bukti pembayaran melaluifax atau pos ke Bagian Distribusi & Sirkulasi: Jl. RungkutAsri Timur 7/8 Surabaya Telp & Fax 031-8710230.

TABLOID AKAN DIKIRIM SETELAH KAMI TERIMA BUKTI PEMBAYARAN ANDA.

WACANA

“Guru Wajib Melek Internet”Dari Seminar ICT Klub Guru

SERING ditemui, murid sekolah menghabis-kan waktu luangnya dengan menelusuri du-nia maya di warung internet. Salah satu sara-na teknologi informasi itu sangat membantumereka mencari wawasan lebih luas di sam-ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses informasi mereka ini tidak diim-bangi dengan peningkatan kualitas gurunya.Mungkin sudah ada guru yang terbiasa meng-gunakan internet sebagai bahan tambahanmateri pelajaran di kelas, tapi ada juga guruyang belum mengerti sama sekali.

Ketimpangan ini dijawab Klub Guru Ja-tim dengan merangkul Indosat dan Hari-an Surya. Sebuah nota kesepahaman ditan-datangani untuk mendidik guru-guru diJatim agar semakin melek internet di Audi-torium Indosat, (17/2).

Penandatanganan dilakukan AhmadRusdilfahmi, Division Head of Marketing andSales Support PT Indosat Regional Jatim dan BaliNusra, Sirikit Syah selaku Ketua Klub Gurudan Dhimam Abror Djuraid selakuPemimpin Redaksi Harian Surya.

Rencananya, para guru anggota Klub Guruakan dilatih mengenai cara penggunaan in-ternet. “Ini merupakan program yang feasi-ble, sangat bisa diaplikasikan,” kata Sirikit.

Pelatihan sebaiknya dilakukan dalamskala kecil, 20 guru per sesi selama satuhingga dua hari. Atau bisa juga kemam-puan ngenet ini disebarkan dari guru-guruyang sudah paham operasional komputerdan internet. Misalnya, guru sains dan guruteknologi informasi. Selanjutnya, merekaakan menularkan ilmunya itu kepada guru-

guru mata pelaja-ran lain.

“Kami mendu-kung program ini,sejalan dengan pro-gram corporate socialresponsibility berna-ma Indonesia Bela-jar,” ujar Fahmi. Sur-vei kecil yang per-nah dilakukan Indo-sat menunjukkandari 500 guru ang-gota Klub Guru, 25persen di antaranyasudah melek IT.

Peran Indosatadalah memfasilitasi sambungan internettersebut sejauh pemancar Indosat mampumenjangkau. “Jika memakai internet broad-band 3G, akses internet dapat diperolehanggota klub guru dengan mudah. Terma-suk aplikasi melalui tele conference dan vid-eo conference yang menggunakan kekua-tan 3,6 megabyte per detik,” terang Fahmi.

Sirikit menambahkan jika guru-guru terse-but berada di daerah yang jauh dari jang-kauan pemancar Indosat, maka mereka akandiundang belajar internet di Surabaya.

Hingga kini, anggota Klub Guru berjum-lah sekitar 1.500 orang. Mayoritas berasaldari Surabaya dan Bojonegoro, disusulGresik dan Jombang. “Targetnya pada 2008bisa memperluas cabang di 10 kabupaten,”ungkap Sirikit. Direncanakan, pada Maret2008 kartu anggota akan dikeluarkan.

Pembina Klub Guru yang juga bertindak se-bagai Direktur Ketenagaan Ditjen Dikti Prof DrMuchlas Samani, M.Pd menambahkan bahwapelatihan pada guru tersebut dapat diusa-hakan pula dengan mengoptimalkanMusyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) padajenjang pendidikan SMP, SMA, dan SMK. “Lebihmudah bila mereka saling tukar informasi dalamkomunitas mereka sendiri,” kata Pembantu Re-ktor IV Universitas Negeri Surabaya ini.

Sementara itu, Menteri Komunikasi danInformatika Prof Dr Ir Muhammad Nuh DEAmenekankan bahwa jaringan internet harusdimiliki oleh para guru. “Selain membaca, se-orang guru sebaiknya bisa menggunakaninternet,” tegasnya. Bagaimanapun, seorangguru dihormati masyarakat karena tiga hal.Yaitu karena ilmunya, kepribadiannya, sertacita-citanya. (sumber: surya)

Para perwakilan Klub Guru, Indosat, dan Surya usai penandatanganan MOU.

Pendidikan MemangButuh Biaya

PEMOTONGAN anggaran pendidikan sebesar 15 per-sen akan mengganggu pelayanan publik di bidang pen-didikan dan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yangsudah dicapai. Di sisi lain, tidak ada jaminan anggaran pen-didikan akan meningkat pada tahun-tahun mendatang.

”Pengurangan anggaran pendidikan berdampakpanjang. Kualitas pendidikan kita yang sudah rendahakan bertambah parah,” ujar Ketua Harian Ikatan Sar-jana Pendidikan Indonesia yang juga mantan rektorUniversitas Negeri Jakarta, Prof Sutjipto, (28/2).

Anggaran Departemen Pendidikan 2008 yang se-mula Rp 49,70 triliun turun menjadi Rp 42,24 miliardalam Rencana Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara (RAPBN) Perubahan 2008. Angka itu bahkanlebih kecil dari anggaran tahun 2007 sebesar Rp 44,1triliun.

Dia mengatakan, pemerintah harus sadar betapapentingnya pendidikan. Selama ini, kesadaran akanarti penting pendidikan baru sebatas wacana, tetapitidak demikian realitas politik yang sebenarnya.

Sebagai gambaran, pada akhir tahun 2007, masihterdapat ruang kelas SD/MI yang rusak sebanyak 91.064.Jumlah ruang kelas SMP yang rusak sebesar 20.223.

Perpustakaan yang katanya jantung pendidikan ituhanya dimiliki oleh 27,6 persen sekolah dasar. Keterse-diaan tenaga pengajar berkualitas juga menjadi masalah.Jumlah guru berkualifikasi di bawah S-1 dan D-4 masihtinggi, yakni 1.457.000 orang atau sekitar 58,3 persen.

Untuk akses pendidikan dasar misalnya, daerah yangangka partisipasi kasar atau APK level SMP masih kurangdari 80 persen sebanyak 111 kabupaten/kota dan tujuhprovinsi hingga akhir 2007. Masih terdapat daerah yangpencapaian APK SMP di bawah 50 persen, seperti Kabu-paten Te- luk Bintuni di Papua Barat dengan APK SMPsederajat baru 46,92 persen dan Kabupaten Yahukimo diPapua dengan APK 48,32 persen. Data tersebut dipresen-tasikan dalam acara Rembuk Nasional Departemen Pen-didikan Nasional beberapa waktu lalu.

Sangat menyedihkanMenurut Sutjipto, pemerintah tidak bisa lagi memper-

lambat laju pembangunan pendidikan. Kondisi pendi-dikan saat ini sudah sangat menyedihkan. Anggarannegara seharusnya untuk menyejahterakan rakyat, dansalah satunya melalui penyelenggaraan pendidikan.

Sutjipto menambahkan, pada tataran manajemen, Depar-temen Pendidikan Nasional masih harus membuktikan prio-ritas, efektivitas, dan pelaksanaan rencana stra-tegis dari peng-gunaan anggaran pada tingkat praktis.

”Kultur yang melekat itu terkadang kultur lama yangkerap dianggap tidak efisien dan efektif sehingga manaje-men harus juga dibenahi,” katanya. Daerah juga bukanmustahil akan terkena dampak pemotongan anggarantersebut. Biasanya, komposisi anggaran pendidikan pemer-intah pusat dan daerah ialah satu banding empat. (kom/hb)

Launching Klub GuruJombang

Setelah Klub Guru Bojonegoro,kini telah lahir Klub Guru Jombangyang secara resmi dibuka padaMinggu, 2 Maret 2008. Bersamaandengan itu, diselenggarakan pula“Seminar Pembelajaran Bahasa Ing-gris Yang Menyenangkan”, denganpembicara Drs. Slamet Setiawan,MA dan Drs. Mudairin. Acara ini di-laksanakan di Gedung Bung Tomo,Kantor Pemkab Jombang, Jl. KH.Wakhid Hasyim, Jombang. Informa-si lebih lanjut: A. Syifa, Sekretaris KlubGuru Jombang, 0856.4622.4275,Email: [email protected].

Workshop Menulis(Tingkat Lanjut) Ditunda

Workshop Menulis Untuk MediaMassa ke-2 yang rencananya akandiadakan pada 2 Maret 2008 se-mentara DITUNDA karena adagangguan teknis. Jadwal susulanakan segera diinformasikan segera.

Para peserta yang telah mendaftarakan dihubungi secara khusus olehstaf Klub Guru mengenai pembata-lan ini. Namun naskah yang sudah dikir-imkan tetap akan diedit oleh Tim KlubGuru untuk kemudian dibantu pe-muatannya di media massa.

Kami mohon maaf atas hal ini.

Seminar Nasional KlubGuru Pusat

Klub Guru Pusat akan menye-lenggarakan Seminar Nasional “Kiatdan Strategi Menjadi Guru Ber-prestasi”. Acara ini akan dilaksanakanpada hari Minggu, tanggal 23 Maret2008, bertempat di Auditorium IN-DOSAT, Jl. Kayun 72 Surabaya. Infodan Pendaftaran: Sekretariat KlubGuru, Jl. Rungkut Asri Timur 7/8 Sura-baya, Telp (031) 8710230, Email:[email protected].

Diklat Penulisan KaryaIlmiah KG Bojonegoro

Klub Guru Bojonegoro akanmenyelenggarakan Diklat DiklatPenelitian Tindakan Kelas (PTK),pada hari Minggu tanggal 9 Maret2008. Informasi selengkapnyahubungi: Puji Harsono, Ketua KlubGuru Bojonegoro, 0817588927,Email: [email protected]

AGENDA KLUB GURU

TABLOID EDUKASI menerima surat (saran-kritik) dan artikelpendidikan untuk dimuat pada setiap edisi. Naskah silakan dikirimke: [email protected].

Page 3: 02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses informasi mereka ini tidak diim-bangi dengan peningkatan kualitas gurunya. Mungkin

03mencerdaskan kehidupan bangsaEDUUTAMA

MENTERI Pendidikan NasionalBambang Sudibyo bisa tersenyumlebar. Hajatan besar bernama Rem-buk Nasional Pendidikan berhasildilaksanakan, pecan pertama awalbulan Februari. Ratusan orang pintardatang, berkumpul, dan membahasberbagai masalah. Hasilnya, sebuahrekomendasi disebarkan kepadawartawan dan dimuat khusus di du-nia maya besutan panitia. NamaSekjen Depdiknas Dodi Nandika me-jeng di akhir rekomendasi.

Di bawah kabut malam yang di-ngin, Selasa, 5 Februari 2008, Mendik-nas menutup gawe besar Depdiknasdi Sawangan, Bogor. Tiga isu besartelah dibahas, yakni evaluasi capaiankinerja pembangunan pendidikantahun 2005-2007, pemantapan pel-aksanaan sembilan terobosan kebi-jakan pendidikan, dan peningkatanpemahaman terhadap tujuh isupokok pendidikan.

Wajar DikdasRembuk nasional menyoroti

masalah pemberian subsidi agar lebihintensif bagi siswa yang kurangmampu. Subsidi tidak hanya menca-kup biaya langsung, tetapi juga bi-aya tidak langsung. Anggaran subsi-di ini secara proporsional ditang-gung renteng bersama antara pemer-intah dan pemerintah daerah(provinsi dan kabupaten/kota).

Penyelenggaraan pendidikan non-konvensional (SMP Terbuka, SD Kecil)harus diperluas, meskipun biaya satu-annya lebih mahal dibanding de-ngan sistem pelayanan konvension-al. Pemerintah daerah juga perlumenganggarkan Biaya OperasionalPendidikan (BOP) sebagai pendam-ping Bantuan Operasional Sekolah(BOS). Program affirmative diperlu-kan guna mendorong kabupaten/kota yang belum mencapai ketun-tasan Wajar Dikdas 9 Tahun agar da-pat merintis pelaksanaan wajar 12tahun. Yang juga menjadi konsernpeserta adalah membangun sekolahmenengah di daerah pemekaran danperbatasan.

Peserta rembuk nasional pendi-dikan juga lebih menyoroti penting-nya peningkatan mutu perguruantinggi. Diperlukan upaya untuk mem-perluas akses Politeknik. Caranya di-lakukan melalui, penambahan pro-gram studi (prodi) dan pembentukanpoliteknik baru.

Tentu saja penertiban programstudi perlu dilakukan bagi yang tidakrelevan dengan ketegasan kebijakanPersyaratan Minimal Program Studiserta sosialisasi Program Studi yangrelevan dengan lapangan pekerjaan.

Mengenai peningkatkan mutu lu-lusan, perlu adanya sertifikasi keahli-an lulusan (sebagai nilai tambah).Tenaga dosen Politeknik dinilaikurang sesuai bila mengikuti polarekrutmen dosen yang ada. Itu

Rembuk nasional melihat pentingnya peningkatan kemampuanTenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan di bidang KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

MK: Gaji GuruMasuk APBNJAKARTA - Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan permo-honan bahwa Pasal 49 ayat (1) Undang-Undang (UU) Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) bertentan-gan dengan Pasa 31 ayat (4) UUD 1945, seprti dilaporkan Antara. Berarti, komponen gaji pendidikan dimasukkan ke dalam Ang-garan Pendapatan Belanja Negara (APBN)/Daerah (APBD). Sedangkan permohonan pengujian UU Nomor 18/2006 ten-tang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2007, tidakdapat diterima oleh majelis hakim konstitusi. Hal tersebut terungkap dalam putusan persidangan pengujianUndang-Undang (UU) Nomor 20/2003 tentang Sisdiknas danUU Nomor 18/2006 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Nega-ra (APBN) 2007 di Jakarta, kemarin. Uji materi diajukan Rahmatiah Abbas (guru) dan Prof DrBadryah Rifai (Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasa-nuddin) dengan kuasa hukumnya, Elza Syarief SH. Majelis Hakim Konstitusi MK yang dipimpin Jimly Asshid-diqie, berpendapat dalil para pemohon sepanjang menyangkutfrasa “gaji pendidik” dan dalam ketentuan Pasal 49 ayat (1) UUSisdiknas bertentangan dengan Pasal 31 ayat (4) UUD 1945,adalah, beralasan sehingga gaji pendidik harus secara penuhdiperhitungkan dalam penyusunan anggaran pendidikan. “Bahwa dengan dimasukkannya komponen gaji pendidikdalam perhitungan anggaran pendidikan, menjadi lebih mudahbagi pemerintah bersama DPR untuk melaksanakan kewajibanmemenuhi anggaran pendidikan 20 persen dalam APBN,” ka-tanya. Majelis hakim menambahkan jika komponen gaji pendi-dik dikeluarkan, anggaran pendidikan dalam APBN hanya sebe-sar 11,8 persen, sedangkan dengan memasukkan komponen

gaji pendidik, anggaran pen-didikan dalam APBN 2007mencapai 18 persen. Karena itu, dengan ada-nya putusan ini, tidak bolehlagi ada alasan untuk meng-hindar atau menunda-nundapemenuhan ketentuan ang-garan sekurang-kurangan-nya 20 persen untuk pendi-dikan baik dalam APBNmaupun APBD. “Dengan demikiandalam penyusunan anggaranpendidikan, gaji pendidik se-bagai bagian dari komponengaji pendidikan dimasukkandalam penyusunan APBN/APBD,” katanya. Apabila, kata dia, gaji pen-didik tidak dimasukkandalam anggaran pendidikdalam penyusunan APBN/APBD dan anggaran pendi-dikan tersebut kurang dari20 persen APBN/APBD,maka UU dan peraturanyang menyangkut anggaranpendapatan dan belanja di-maksud bertentangan den-gan Pasal 31 ayat (4) UUD1945.

Berkait dengan dalil para pemohon terhadap UU APBN 2007,mahkamah berpendapat, UU APBN mempunyai karakter yangberbeda dengan UU pada umumnya di antaranya bersifat “een-malig” yang berlaku hanya untuk satu tahun dan sudah berakhir. “Oleh karena itu, dalil para pemohon sepanjang menyangkutUU APBN 2007 tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut,” katanya. Ketua Dewan Direktur Center for Indonesian and NationalPolicy Studies (Cinaps), Prof Dr Soedijarto MA, yang menga-takan sebenarnya gaji gutu itu sudah tertuang dalam UUGuru.”Jadi tidak perlu dimasukkan dalam APBN, bagaimanauntuk mencerdaskan bangsa jika anggaran yang ada masih min-im,” katanya. (edk/antara)

Kesejahteraan dalam Pendidikan

“Dengandimasukkannyakomponen gajipendidikdalamperhitungananggaranpendidikan,menjadi lebihmudah bagipemerintahbersama DPRuntukmelaksanakankewajibanmemenuhianggaranpendidikan 20persen.”Jimly AsshiddiqieMajelis Hakim Konstitusi MKPendidik PMPTK

Ciptakan TerobosanKebijakan Pendidikan

Rembuk Nasional Pendidikan 2008

sebabnya perlu ada penghargaanpada portofolio kompetensi (serti-fikasi profesi untuk dosen).

Hibah kompetensi dibutuhkanuntuk menghasilkan Paten, JurnalInternasional, Teknologi Tepat Guna ,Rekayasa Sosial, Kebijakan Publik,Metodologi, Karya Seni dan Buku Ajar.Bidang kajian yang diajukan olehPerguruan Tinggi sebaiknya ber-dasarkan kepada unggulan/spesifikdaerah dan kepakaran masing-ma-sing Perguruan Tinggi.

Peningkatan Mutu PendidikDi bidang ini, membuat road map

guru berdasarkan masing-masingdaerah perlu dilakukan guna meng-hitung kebutuhan guru berdasarkankondisi geografis dan demografisyang komprehensif.

Perlunya insentif dari pemerintahyang layak dan sesuai bagi guru-gurudengan mempertimbangkan jarakgeografis sehingga ada keadilan.Memberdayakan peranan LPMP se-bagai institusi fasilitasi sumber dayapendidik (pendidik dan tenagakependidikan di tingkat provinsi).Rembuk nasional melihat penting-nya peningkatan kemampuan Tena-ga Pendidik dan Tenaga Kependidik-an di bidang Kurikulum Tingkat Satu-an Pendidikan (KTSP). Untuk itulah,perlu dilibatkan perguruan tinggidan lembaga peningkatan mutupendidik dan tenaga kependidikandalam rangka percepatan pemenu-han kompetensi.

Yang tak kalah penting adalah isuoptimalisasi Pemanfaatan TeknologiInformasi dan Komunikasi dalamPenyelenggaraan Pendidikan. Semuapeserta sepakat, teknologi informasimenjadi titik kunci kemajuan danpercepatan penedidikan menuju ke-bangkitan di Indonesia. Pembangu-nan perpustakaan, laboratorium,workshop, dan pusat sumber belajarberbasis TIK di SMA/SMK

Untuk itu semua, perlu dilakukan

MoU dan Blockgrant pengadaanperalatan dan ruangan dengan PEM-DA setempat. Percepatanpengem-bangan pembelajaran harus segeradirealisasikan sehingga pemerataanbahan belajar bermutu dapat segeradinikmati oleh siswa dari berbagaiwilayah di Indonesia

Koordinasi antara Biro Kepegawa-ian dengan BKN dan Kantor Menpanuntuk merancang kebijakan dan pro-gram rekrutmen guru TIK di sekolah(daerah), mengacu pada UU Guru danDosen (UU 14/2003) juga menjadiperhatian semua pihak sehinggaharus dilakukan segera.

Ujian NasionalTerkait dengan ujian nasional, rem-

buk nasional pendidikan merekomen-dasikan pengangkatan dan pendistri-busian guru sesuai dengan kebutuhandaerah dan sekolah, khususnya daerahyang hasil UN-nya rendah. Tim pendam-ping dan pelaksana pendampingandiperlukan dalam memanfaatkan hasilUN untuk meningkatkan kualitas pem-belajaran di sekolah. Tidak ada penola-kan terhadap pelaksanaan ujian nasional.Semua sepakat ujian nasional diperlu-kan mesksi di masyarakat banyak me-nuai kritik.

Pemerintah dan pemerintah daerahdiminta melakuklan koordinasi ter-hadap kegiatan sosialisasi KTSP. Sosial-isasi dan pelatihan KTSP perlu diopti-malkan dan lebih terkoordinasi danmerata di seluruh Indonesia yang meli-batkan seluruh unit utama di Depdik-nas, LPTK, LPMP, P4TK serta dinas pendid-ikan Propinsi dan dinas pendidikanKabupaten/kota sebagai ujung tombaksosialisasi dan pelatihan sampai kesekolah-sekolah.

Sedangkan BSNP disarankan agarmelakukan koordinasi dan sinkronisasidengan Badan Nasional Sertifikasi Pro-fesi (BNSP), khususnya yang menyangkuttentang sertifikasi pendidik dan tenagakependidikan nonformal. (hb*sumber: diknas)

Para guru menjadi ujung tombak tercapainya sebuah proses belajar mengajar. Oleh sebab itu gurudituntut lebih berkualitas guna menghasilkan lulusan yang berkualitas pula. Seminar dan diklatmerupakan salah satu sarana guru untuk bisa lebih baik.

foto: Bowolee

Page 4: 02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses informasi mereka ini tidak diim-bangi dengan peningkatan kualitas gurunya. Mungkin

Sembilan Terobosan Kebijakan Pendidikan

mencerdaskan kehidupan bangsa04 EDUUTAMA

Target WajarDikdas TercapaiPemerintah menargetkan program wajib belajar pendidikan dasar(Wajar Dikdas) 9 Tahun tuntas pada tahun ini. Target tersebut bakaltercapai karena angka partisipasi kasar (APK) pada jenjang sekolahmenengah pertama (SMP) hampir mencapai 95 persen.

1. Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun.2. Pemberantasan buta aksara.3. Peningkatan akses SLTA Dan perimbangan jumlah siswa SMA:SMK.4. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan tinggi, terutama melalui

peningkatan kapasitas perluasan politeknik.5. Redistribusi guru dan antisipasi kekurangan guru dalam waktu

lima tahun ke depan.6. Evaluasi pelaksanaan ujian nasional, kurikulum tingkat satuan

pendidikan, e-administrasi, e-pembelajaran, akreditasi sekolah/madrasah dan perguruan tinggi, Bantuan Operasional Sekolah(BOS) dan BOS buku, rehabilitasi sarana/prasarana sekolah,peningkatan kualifikasi dan sertifikasi guru/dosen, dan pendidikankecakapan hidup.

7. Evaluasi pelaksanaan otonomi pendidikan, satuan pendidikan, danperan serta masyarakat.

1 Pendanaan Pendidikan.2 Peningkatan Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi Guru dan Dosen.3 Penerapan TIK untuk e-pembelajaran dan e-administrasi.4 Pembangunan prasarana dan sarana pendidikan.5 Rehabilitasi prasarana dan sarana pendidikan.6 Reformasi perbukuan.7 Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan

secara komprehensif.8 Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik

pendidikan secara komprehensif.9 Pendidikan Non Formal dan Informal untuk menggapai

yang tak terjangkau (reaching the unreached).

MENTERI PendidikanNasional (Mendiknas)Bambang Sudibyomengemukakan optimis-menya bahwa Wajar Dik-das 9 Tahun akan tuntaspada tahun ini. “Sekarangsudah 92,52 persen. Kalaukita ukur pada Agustus2008 bisa mencapai 95 per-sen, Wajar Dikdas tuntas 9tahun pada tingkat nasio-nal,” kata Bambang usaimembuka Rembuk Nasional Pendidikandi Pusdiklat Pegawai Sawangan, Bogor,Jawa Barat, seperti dilaporkan panitiarembuknasional dalam situsnya.

Menurut Mendiknas, secara na-sional sebetulnya cukup optimis tar-get Wajar Dikdas 9 Tahun akan terca-pai. Bahkan, ada provinsi yang sudahmelampaui, seperti Provinsi DKI Jakar-ta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, JawaTimur, Bali, dan Sumatera Barat.

Direktur Jenderal Manajemen Pen-didikan Dasar dan Menengah (DirjenMandikdasmen) Depdiknas Suyan-to menyatakan, Wajar Dikdas 9Tahun sudah tinggal sedikit lagiakan tuntas pada tahun ini karenasudah mencapai 92,52. “Kita hanyamempunyai pekerjaan rumahpenuntasan 2,48 persen,” ujar Suyan-to dalam konferensi pers di Media

Center Rembuk Na-sional Pendidikan.

Suyanto menjelas-kan, pada 2007 angkapartisipasi kasar (APK)jenjang SMP yangmencapai 95 persen se-banyak 187 kabupatendan 11 provinsi. Kemu-dian yang masuk kate-gori tuntas utama 90hingga 95 persen se-banyak 56 kabupaten

dan 4 provinsi. Sementara yangmasih berjuang masuk kategorimadya pratama karena APK-nyamasih kurang dari 80 persen tahun2007 masih ada 111 kabupaten/kotadan ada 7 provinsi.

Menurut Suyanto, kantong-kan-tong Wajar Dikdas itu harus ditun-taskan. “Walaupun tinggal menun-taskan 2,48 %, itu justru yang palingsusah karena anak-anak itu memili-ki kendala yang luar biasa dilihat dariaspek kultural sosiologis, geografis,maupun ekonomi,” ujar Suyanto.

Upaya untuk mengejar sisa pe-menuhan target APK SMP sebanyak2,42 persen dilakukan melalui ad-vokasi, asistensi, dan penjelasan ke-pada masyarakat. Advokasi denganmenggunakan sarjana masuk kedesa dalam bentuk program kuliah

kerja nyata (KKN). Selain itu, meman-faatkan darma wanita, PKK, dan or-ganisasi sosial kemasyarakatan.

Suyanto menegaskan, programWajar Dikdas 9 Tahun tuntas tahunini. Apalagi, beberapa pemerintahdaerah merespon luar biasa WajarDikdas 9 Tahun. Lima provinsi den-gan APK tertinggi adalah DKI Jakar-ta, DI Yogyakarta, Bali , Jawa Timur,dan Nanggroe Aceh Darussalam. Se-mentara lima provinsi dengan APKterendah adalah NTT, Papua, PapuaBarat, Sulawesi Tengah, dan Kaliman-tan Barat.

Kabupaten atau kota ini yang pal-ing tinggi APK-nya adalah Kota Yo-gyakarta; Kota Surakarta, Kota Salati-ga, Kota Magelang (Jawa Tengah);Kota Cilegon (Banten), Kota Palopo(Sulawesi Selatan), Kota Jakarta Se-latan, Kota Palangkaraya (Kaliman-tan Tengah), Kota Bukittinggi(Sumatera Barat), Kota Padang Si-dempuan (Sumatera Utara).

Sementara 10 kabupaten/kotayang terendah APK-nya adalahKabupaten Kabupaten Kapuas (Kal-imantan Tengah); Kabupaten Sum-ba Barat (NTT); Kabupaten Dongga-la (Sulawesi Tengah); Teluk Bintuni,Kabupaten Pegunungan Bintang,Kabupaten Tolikara, KabupatenYahukimo (Papua); Kabupaten Kaim-

MendiknasBambang Sudibyo

foto

: do

k/ed

uka

si

Tujuh Isu Pendidikan Nasional

ana, Kabupaten Mappi (Papua Bar-at), Kab Raja Ampat (Papua Barat).

Beberapa peserta Rembuk Na-sional Pendidikan memberikan pen-galaman di daerahnya dalammenyukseskan Wajar Dikdas 9Tahun. Rasiyo, Kepala Dinas Pendi-dikan Provinsi Jawa Timur, menjelas-kan APK SMP di Jawa Timur sudahmencapai 99,74 persen. Pada 2008Jawa Timur merintis Wajar Dikdas 12tahun. “Wajar Dikdas 12 Tahun ditu-jukan khususnya untuk keluargamiskin terlebih dahulu. Target dari

Wajar Dikdas selama sepuluh tahunhingga 2018,” kata Rasiyo.

Samsuri, Kepala Dinas PendidikanKota Yogyakarta mengemukakanWajar Dikdas 9 tahun sudah terca-pai. “Pendidikan menjadi prioritasbagi Yogyakarta ,” kata Samsuri. Se-lain anggaran yang besar, pemerin-tah daerah Kota Yogyakarta berusa-ha meningkatkan jumlah perpusta-kaan dari 110 hingga 560 atau set-iap RT akan memiliki perpustakansendiri.(***)

TESTIMONY

ANGKA 20 persen mendadak istimewa.Untuk pertama kalinya kata-kata ”mencer-daskan bangsa” berupaya diterjemahkansecara nyata, setidaknya dari segi anggaran.Amandemen Undang-Undang Dasar 1945mengamanatkan anggaran pendidikan 20persen dari APBN dan APBD.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional mene-gaskan hal serupa.

Sejak itu bolak-balik angka 20 persen diper-soalkan. Aktivis pendidikan tak bosan-bosanmenagih janji pemenuhan persentase itu.Pemerintah dan DPR pun mulai ”tawar-menawar” agar pemenuhan 20 persen terse-but dapat dilakukan secara bertahap.

Hasilnya? kenaikan anggaran pendidikandisepakati bertahap hingga tercapai persen-tase tersebut pada tahun 2009.

Pada 19 Mei 2004, pemerintah dan DPR sepa-kat penahapan pencapaian dana pendidikansebesar 20 persen dari APBN di luar gaji pen-didik dan biaya pendidikan kedinasan.

Dalam periode 2004-2009 disepakati ang-garan pendidikan berturut-turut mencapai6,6 persen, 9,29 persen, 12,01 persen, 14,68persen, 17,40 persen, dan 20,10 persen. Ko-mitmen itu dikuatkan pada 4 Juli 2005.

Sudah tawar-menawar pun ternyata tar-get kenaikan anggaran pendidikan pertahun lagi-lagi meleset. Anggaran pendidik-an tahun 2008 misalnya, baru sekitar 12 per-sen. Para hakim konstitusi di Mahkamah

Konstitusi pun ikut sibuk menghadapi per-mohonan pengujian Undang-Undang APBNyang jumlah anggaran pendidikannyamasih jauh di bawah amanat.

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia danPengurus Besar Persatuan Guru Re-publik Indonesia (PGRI) menga-jukan permohonan pengujianke MK terhadap UU No 13/2005 tentang AnggaranPendapatan dan BelanjaNegara (APBN) Tahun Ang-garan 2006. Pernah pula di-lakukan pengujian UU No18/2006 tentang APBN TahunAnggaran 2007 dengan alasanyang sama oleh pemohon ProfDR H Mohamad Surya.

Keputusan mengejut-kan

Kini dunia pendidikan dikejut-kan oleh keputusan MahkamahKonstitusi soal dimasukkannyagaji guru dalam perhitungananggaran pendidikan. Keputu-san itu berawal dari gugatan se-orang guru dan seorang dosenyang berpandangan, seharusn-ya gaji pendidik masuk dalamperhitungan anggaran 20 persen.Alhasil, anggaran pendidikan2007 yang semula dihitung-hi-

tung hanya 11 persen siuuuttt...melonjakmenjadi 18 persen!

Pengamat dan pemerhati pendidikan pundengan sedih berkomentar betapa keputu-san itu merupakan kemunduran, kehancur-

an, bahkan lonceng kematianbagi dunia pendidikan. Ko-

mentar suram itu tak lep-as dari pengalaman se-lama ini betapa sulit-nya membuat pendid-ikan menjadi prioritasdalam anggaran.

Pendidikan diper-lakukan layaknya da-gangan. ”Tawar-mena-war” anggaran pendidi-kan mencerminkan be-tapa pendidikan dipan-dang sebagai biaya danbeban. Bukan sebagaipemenuhan pelayananhak dasar warga negara.

Ketua Umum IkatanSarjana Pendidikan In-donesia Soedijarto sem-pat berkomentar, beta-pa mirisnya kondisipendidikan saat ini.Mengutip UNDP dalamterbitannya bersamaBadan Perencanaan danPembangunan Nasional

(BPPN) dan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun2004, pada tahun 2001 anggaran pendidik-an Indonesia sekitar 10 persen dari APBN(atau 1,5 persen dari Produk Domestik Bru-to). Adapun pada tahun yang sama, Thai-land mencapai 30 persen dari anggarannegara, Myanmar 18 persen, dan Butan 16persen dari anggaran negara. Dalam pub-likasi The Economics of Democracy 2004, In-donesia mendapat gelar ”poor performanceby international standart”.

Masih menyedihkanDunia pendidikan Indonesia masih

menyedihkan. Untuk akses pendidikan dasarmisalnya, daerah yang Angka PartisipasiKasar atau APK level SMP masih kurang dari80 persen sebanyak 111 kabupaten/kota dantujuh provinsi hingga akhir 2007. Masih ter-dapat daerah yang APK SMP di bawah 50persen seperti Kabupaten Teluk Bintuni diPapua Barat dengan APK SMP sederajat baru46,92 persen dan Kabupaten Yahukimo diPapua yang baru mencapai 48,32 persen.

Jumlah guru yang berkualifikasi di bawahS-1 dan D-4 masih tinggi, yakni 1.457.000orang atau sekitar 58,3 persen.

Pendidikan bermutu membutuhkan bi-aya yang sangat besar. Sayangnya, sampaisaat ini pendidikan baru menjadi katalogjualan indah untuk kampanye politik. Be-gitu terpilih, yahhhh barangnya tidak seper-ti diharapkan! (*/kompas)

Anggaran Pendidikan Siasat Angka 20 Persen

Page 5: 02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses informasi mereka ini tidak diim-bangi dengan peningkatan kualitas gurunya. Mungkin

Apa kata Prof Dr Arief Rahman MPd tentang Rembuk Nasional Pendidikan 2008

Jangan AbaikanPendidikan Akhlak

05mencerdaskan kehidupan bangsaEDUUTAMA

SELAMA tiga hari, Senin-Rabu (4-6/2) bertempat di PusatPendidikan dan Latihan (Pusdiklat) DepartemenPendidikan Nasional di Sawangan Depok Jawa Baratdigelar ‘Rembuk Nasional Pendidikan 2008‘. Dalam acarayang mengambil tema ‘Pemantapan Target Renstra 2005-2009‘ tersebut dipaparkan berbagai keberhasilan yangtelah dicapai bidang pendidikan terutama sejumlahprestasi yang dicapai sejumlah siswa cerdas Indonesiadi berbagai kesempatan.

Namun, pakar pendidikan Prof Dr Arief Rahman MPdmengaku ada yang kurang yang belum diembuskandalam acara tersebut, terutama soal moral. “Ada satu halyang saya pikir harusnya dihembuskan di dalampembukaan Rembuk Nasional Pendidikan 2008 ini yaitutujuan Undang-Undang kita bahwa membentuk anakdidik yang berakhlak mulia dan berbudi luhur. Itu tidakkeluar sama sekali,” tegas Arief.

Berikut ini, pandangannya tentang pentingnyapendidikan moral bagi anak didik Indonesia:

Apa yang Anda tangkap dari acara pembukaan RembukNasional Pendidikan yang baru saja berakhir?

Ada satu hal yang saya pikir harusnya diembuskan didalam pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan 2008yaitu tujuan Undang-undang kita bahwa membentukanak didik yang berakhlak mulia dan berbudi luhur tidakkeluar sama sekali. Semua memperhatikan hal-hal yangstandarnya internasional. ISO dan Olimpiade Interna-sional. Sebenarnya, standar internasional itu tidak men-yapa ketakwaan, tidak menyapa tatakrama, tidak men-yapa budi pekerti. Dan itu sebetulnya harus ditekankan.

Kenapa ini bisa terjadi?Karena yang terukur itu yang rangking, nilai. tetapi

yang tidak terukur adalah akhlak. Kalau saya perhatikansaya sebetulnya menginginkan di dalam program pen-didikan ini tekanan kepada akhlak, tekanan kepada budipekerti, tekanan kepada rasa kebangsaan, nasionalismeharus lebih kuat. Terutama di dalam menghadapi eraglobalisasi seperti sekarang ini. Mendikmas sendiri men-gatakan yang kurang harus diselesaikan.

Penekanan terhadap akhlak ini apa faedahnya?Akhlak itu, kalau umpamanya tata kelola, pencapaian

akademis, tapi tidak dilakukan oleh orang yang ber-akhlak. Yang cerdas itu koruptor juga cerdas. Koruptor-koruptor itu ternyata orang cerdas bukan orang bodoh.Tetapi, yang penting sebetulnya akhlak, budi pekerti,tatakrama. Itu juga penting dan menurut saya harusditekankan. jangan sampai terabaikan.

Anda memandang betapa sangat penting soalpendidikan moral, ya?

Dalam pendidikan, itu harus menjadi nyawa. Rohnyaharus di situ. Jadi, kesimpulannya, konsistensi terhadaptujuan pendidikan yang telah ditetapkan di dalam Un-dang Undang Pendidikan Nomor 20 bahwa pendidikanitu tujuannya untuk membina akhlak anak yang ber-akhlak mulia, budi pekerti luhur, bertanggung jawab,cerdas, demokratis, itu harus semua muncul ke permu-kaan. Rembug Nasional Pendidikan harus menyadarkankembali.

Dan saya tidak melihat aksentuasi itu keluar. tetapi pen-capaian-pencapaian yang tadi di dalam target Renstra2005-2009 Mendiknas sangat cerdas dan pandai, bagus,berhasil, untuk menunjukkan pencapaian-pencapaiannya.Saya hanya khawatir kalau kita tidak mengingat-ingatkembali kepada Bangsa dan Negara ini bahwa nasional-isme penting, bahwa rasa persatuan dan persaudaraanitu penting. nanti kita menjadi pekerja-pekerja yang takbermoral. Bermoral itu harus dikembangkannya melaluipendidikan.

Jadi, Rembuk Nasional ini melihat dari semua yangmemang kita rencanakan. Dan pencapaian itu menurut

saya berhasil dengan baik. Mendiknas sendiri mengakuimasih banyak kelemahan. Tetapi, yang saya pikir yangsangat penting adanya sentuhan kepentingan bahwaakhlak mulia harus ditonjolkan juga. Kultur sekolah yangberakhlak dan berbudi pekerti luhur harus menjadi tar-get utama dari semua kinerja kita di dalam pendidikan.Sedangkan yang sifatnya akademis, hal-hal yang sifat-nya memakai standar ISO sifatnya sangat baik untuk di-capai. Sebab itu menimbulkan gairah kita juga di dalamproses pendidikan. tetapi yang saya menganggap lebihpenting adalah tekanan-tekanan pada hal-hal yang si-fatnya moral dan agama.

Program lainnya bagaimana?Kecuali soal moral dan akhlak, sekarang kita harus

berpikir, program-program untuk anak miskin yangtidak mempunyai prestasi akademis tinggi, ini siapa yangmenangani. Sebab biasanya yang saya perhatikan se-cara kasat mata di luar, anak-anak yang tidak berpresta-si tinggi di dalam akademis dan miskin, dia biasasanyaberada di sekolah-sekolah yang tidak baik. Lalu sekolah-sekolah yang tidak baik pun adanya pada kebanyakansekolah-sekolah yang tidak ditangani oleh pemerintahsecara llangsung. Saya tidak menyebut sekolah swastatapi sekolah negeri juga ada.

Kalau yang negeri yang bukan sekolah unggulan, akantetap menjadi sekolah yang bukan unggulan. Sebabanak-anak di situ di saring sebagai anak-anak yangmemang bukan unggulan. Jadi, akan tetap menjadisekolah yang bukan unggulan. Dan akan selamanyamenjadi sekolah yang tidak unggulan. Ini sebetulnyamelanggar azas keadilan.

Bagaimana cara memecahkannya?Harus ada strategi, kebijakan keadilan di dalam penge-

lolaan dan penyegaran anak yang pandai dan anak yangmiskin di seluruh sekolah secara merata. (sumber: Republika On-

line)

Koruptor-koruptor ituternyata orang cerdas bukan

orang bodoh. Tetapi, yangpenting sebetulnya akhlak,budi pekerti, tatakrama. Itujuga penting dan menurut

saya harus ditekankan.jangan sampai terabaikan.

foto: dok/edukasiProf Arief RahmanPakar Pendidikan

Naik, AnggaranPendidikan Nonformal

MENTERI Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo,mengatakan anggaran untuk pendidikan dasar nonformal terusmeningkat dari tahun ke tahun, bahkan tahun 2008 pemerintah te-lah menyiapkan dana Rp2,5 triliun.

“Pada tahun 2005 anggaran sektor ini hanya Rp1,4 triliun, lalu naikdi tahun 2006 jadi Rp2,1 triliun, dan tahun 2007 Rp2,4 triliun,” kataBambang usai rapat di Kantor Menteri Koordinasi KesejahteraanRakyat (Menko Kesra).

Dalam kesempatan yang sama, Mendiknas juga menjelaskan pro-gram-program pendidikan dasar non-formal bertujuan menjangkaukawasan terpencil yang banyak memiliki angka putus sekolah, dandiharapkan lewat program ini kemiskinan bisa dikurangi.

“Pendidikan dasar nonformal terdiri atas pendidikan keaksaraandan pendidikan kesetaraan,” ujar Bambang dan menambahkan, “Kedu-anya mengajarkan baca-tulis dan pelatihan keterampilan kecakapanhidup serta bantuan sedikit dana modal usaha.”

Ia menegaskan, target utama program ini adalah mereka yangputus sekolah dan hidup di pedesaan terpencil atau sulit mendapatakses ke kota.

“Dengan dana Rp2,5 triliun, kami perkirakan program bisa dinik-mati oleh sekitar 12 juta orang di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Menurut data Departemen Pendidikan Nasional, program pendid-ikan nonformal telah mencatatkan keberhasilan yang signifikan dalamhal penurunan angka buta huruf dan pengangguran.

“Sekitar 80 persen peserta didik program keaksaraan berhasil mem-bentuk Kelompok Belajar Usaha (KBU), dan mereka mandiri walau-pun tetap butuh bantuan modal,” tambahnya.

Sejak program ini digulirkan pada tahun 2004 di enam kabupatendi Indonesia, lanjut Bambang, sekitar 82 persen peserta program sudahbisa mandiri dengan bidang usaha yang ditekuni.

Bank Dunia pun berniat memberikan hibah 143 juta dolar Amerikadan pinjaman lunak 100 juta dolar untuk mendukung program ini,ujar Mendiknas.

Angka buta aksara di Indonesia terus menunjukkan penurunan,pada Oktober 2007 tercatat tinggal 11 juta orang atau 7,2 persenpopulasi berusia di atas 15 tahun yang tidak bisa baca tulis. Angka itujauh lebih rendah daripada data tahun 2004 yang 10,2 persen.

“Keberhasilan program keaksaraan di Indonesia ini sangat diapre-siasi UNESCO, bahkan dijadikan percontohan buat negara-negaralain,” kata Bambang. (antara)

Lintas Edukasi

PEMERINTAH mencanangkan program Getuk Nasional untuk pel-ajar SMA dan mahasiswa. Getuk Nasional? Apa itu?

GETUK adalah makanan terbuat dari ketela masak yang ditumbukhalus. Tapi, program Getuk Nasional ini bukan program makanan lho.Getuk Nasional adalah Gerakan Tunas Kewirausahaan Nasional.

Ini merupakan gerakan penanaman jiwa kewirausahaan secara dinikepada siswa-siswa kita khususnya dan masyarakat pemula yang akanmelakukan kegiatan wirausaha, kata Menkop dan UKM, SuryadharmaAli, di Jakarta, bulan lalu.

Suryadarma mengatakan lewat program ini siswa-siswa SMA diseluruh Indonesia akan diberi kesempatan untuk mengikuti pelatih-an kewirausahaan. Selesai pelatihan, mereka mendapat kesempatanmagang di perusahaan-perusahaan besar. Menurut Menteri, pena-naman jiwa kewirausahaan kepada para siswa SMA amat penting.Maksudnya agar setelah tamat sekolah nanti mereka mampu men-ciptakan lapangan kerja atau ready to use dalam dunia kerja.

Selama ini saya melihat cenderung ada gap antara dunia pendi-dikan dengan dunia kerja sehingga ketika siswa lulus sekolah mere-ka seperti dilepaskan di hutan rimba kebingungan mencari kerja,kata Suryadarma.

Untuk program magang, sejumlah perusahaan besar akan digan-deng untuk mendukung program ini. Pak Menteri melihat ada pen-ingkatan permintaan tenaga kerja di waktu-waktu tertentu yangbersifat musiman dalam satu tahun. Misalnya, selama puasa danmenjelang Lebaran banyak pegawai mengambil cuti, banyak peru-sahaan memerlukan tenaga kerja tambahan yang bersifat musiman.

Waktu-waktu itu juga bertepatan dengan masa-masa libur siswasekolah, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan seperti ini.Jadi, disamping ada unsur pendidikan mereka juga terlatih untukmelakukan kegiatan produktif pada saat hari libur, kata Pak Menteri.Agar taka mengganggu jam belajar di sekolah, program magang takakan melampaui 48 jam dalam seminggu. Kita akan terapkan mulailibur panjang sekolah 2008, kata Menteri. (ant)

Getuk Nasionaluntuk Siswa SMA

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Page 6: 02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses informasi mereka ini tidak diim-bangi dengan peningkatan kualitas gurunya. Mungkin

mencerdaskan kehidupan bangsa06 EDUKLINIK

Ketua Tim Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi Guru Independen Ahmad Rizali

“Lulus Sertifikasi kokDinilai Teman Sendiri”

KINERJA Tim Monev dinanti banyak pihak,baik pemerintah, LPTK, asesor, dan para gurudi Indonesia. Banyak keluhan dari gurutentang berbagai kecurangan. Bagaimana TimMonev merespon itu semua. Simak wawancarareporter edukasi dengan Ketua Tim MonevIndependen Ahmad Rizali berikut ini.

Kerja Tim Monev tak terdengar nyaring, apa-kah memang Tim Monev tak bisa melakukaneksekusi bila melihat kesalahan?

Kami memang membatasi diri. Kami tidakmelakukan eksekusi apa pun selama melak-sanakan monitoring dan evaluasi sertifikasiguru ini. Setelah terbentuk Tim Monev, kamikemudian menyusun mem-break down tugasdan kewenangan dan apa saja yang harus di-lakukan. Ibaratnya, kami hanya memasangmata dan telinga saja. Kami mencatat apa yangkami temukan di lapangan dan setelah itumenyerahkan rekomendasinya kepada pemer-intah—Dedpiknas.

Artinya, setelah sekian bulan, kerja Tim Mon-ev tidak ada hasilnya?

Ada. Kami banyak menemukan hal-hal yangperlu dicatat selama pelaksanaan sertifikasiguru. Catatan-catatan ini penting sebagai ruju-kan bagi pemerintah untuk melaksanakan ter-masuk melakukan eksekusi di lapangan. LPTKmana saja yang melanggar, apa saja kelemah-an dan kesalahannya, pemerintah punya kua-sa dan kewenangan mengeksekusinya.

Bagaimana kalau pemerintah hanya meletak-kan seluruh rekomendasi Tim Monev di bawahmeja. Artinya, rekomendasi itu hanya sekadarrekomendasi dan tidak ada tindak lanjutnya.Yang salah tetap melakukan kesalahannyadan yang buruk tetap tidak pernah ditegurdan tidak memperbaikinya. Pemerintah diamsaja. Apa yang Anda lakukan?

Tentu saja kami tidak diam. Kami melakukankritik lagi di luar semampu kami. Kami sudah bek-erja maksimal dan menyerahkan laporan temuandi lapangan. Tanggung jawab itu ada di pemerin-tah karena merekalah yang memiliki kewenan-gan mengeksekusi. Tinggal apakah pemerintahmau memberi sanksi kepada setiap kesalahan

ataukah tidak. Pemerintah juga punya kewajibanmenghapus kesalahan-kesalahan yang pernahdilakukan selama proses sertifikasi ini.

Temuan apa yang paling fenomenal selamaproses sertifikasi berjalan?

Ada banyak hal yang fenomenal. Banyak gurudi daerah yang tidak lulusan S-1 atau D-4. aki-batnya, kuota daerah yang ditetapkan pemerin-tah tak pernah terisi habis. Kunci sertifikasi adadi LPTK. LPTK yang baik bisa melaksanakan ser-tifikasi dengan tertib, tidak ada kesalahan pros-es, pemberkasan dan sebagainya. LPTK indukjuga rakus dengan uang karena tampak memo-nopoli tugas asesmen portofolio. LPTK mitratidak lagi menjadi mitra tetapi lebih tepat sub-ordinate. Tujuannya jelas agar LPTK induk lebihbanyak menerima anggaran dari pemerintahsedangkan LPTK mitra tidak banyak kebagian.

Anggaran kan sudah diberikan secara kese-luruhan ke LPTK induk, meskipun yang di-asesmen hanya separo. Artinya ada sisa ang-garan di LPTK dan rawan dikorupsi atau di-manipulasi?

Kami belum sampai memantu dari sisi ang-garannya. Pernah kami tanyakan. KebanyakanLPTK mengaku kekurangan duit selama pro-ses sertifikasi. Anehnya, mereka selalu mem-berikan gratifikasi kepada Tim Monev. Kamipernah diberi hadiah seperti itu tetapi kamimenolaknya. Anehnya, justru LPTK itu heran.Sebab, selama ini, pemberian seperti itu tidakpernah ada yang menolak. Kami coba diskusi-kan dengan anggota Tim Monev (Dr. Moham-mad Abduhzen mewakili Institute for Educa-tion Reform (IER)-Universitas Paramadina-Jakarta; Ahmad Rizali M.Sc. mewakili The Cen-tre for The Betterment of Education sebuahCSO di Jakarta; Dr.rer.nat. Bambang Heru Iswan-to, mewakili Ikatan Sarjana Pendidikan Indo-nesia (ISPI); Dr. Ivan Hanafi, mewakili Aptekin-do; Marcell Marcellino Ph.D. mewakili Universi-tas Katolik Atmajaya dan Dr. Unifah Rosyidimewakili Persatuan Guru Republik Indonesia(PGRI).). Sayangnya anggota banyak yang diamdan tidak membahasnya lebih detail.

Bagaimana dengan kecurangan selama pros-es sertifikasi?

Ada banyak temuantentang kecurangan dankesalahan selama proses seleksi portofolio.Banyak juga ketidaklulusan sertifikasi karenaguru tidak mengerti menyusun portofolio. Jadi,bukan gurunya yang tidak pintar atau tidakaktif di kegiatan. Betul-betul hanya masalahtidak bisa menyusun portofolio seperti yangdipersyaratkan. Anehnya, ketika dilakukan pe-latihan selama 90 jam, baik yang punya nilaiterendah sampai tertinggi, sama-sama harusmengulangi lagi dari nol. Guru yang salah satudengan yang salah sembilan, misalnya, tetapharus mengikuti pelatihan selama 90 jam non-stop dan dilakukan ujian kembali. Aneh me-mang. Seharusnya kan tidak begitu.

Bagaimana pelatihan bagi guru yang tak lulusuji portofolio itu dilakukan?

Ini temuan yang tak masuk akal. Ada guru-guru yang tak lolos sertifikasi diikutkan dalampelatihan selama 90 jam dalam waktu hanya 5hari. Artinya, dalam sehari para guru itu digem-bleng selama 15 jam lebih. Saya lihat kondisi mere-ka loyo semua. Ini tak masuk akal dan memangtampak akal-akalan saja. Apa mungkin pelatihanini bisa meningkatkan mutu guru. Saya tak yakin.

Artinya pelatihan itu cuma akal-akalan agarmemenuhi syarat untuk lulus sertifikasi?

Saya yakin mereka akan diluluskan semua.Saya coba cek bagaimana sistem penilaian-nya. Ternyata yang menilai juga teman-teman-nya sendiri. Kerapihan baju juga bisa menen-tukan kelulusan pelatihan itu. Jadi, memangbanyak kelemahan.

Tim Monev tidak menegur dan meminta agarpelatihan diulang kembali?

Kami mencatat saja. Itulah tugas kami. Kamiakan melaporkan berbagai temuan ini ke pe-merintah. Seharusnya pemerintah yang berg-erak untuk membatalkan atau mengulangpelatihan semacam itu.

Kapan masa kerja Tim Monev berakhir?Belum tahu. Akhir tahun kami diminta mem-

buat laporan dan kami sudah melakukannya.Tugas kami selanjutnya kemungkinan ber-gantung anggaran. Kalau anggarannya adaya kami akan melanjutkannya. (***)

Ada banyak temuantentang kecurangan dan kesalahan selama proses seleksi portofolio. Banyak jugaketidaklulusan sertifikasi karena guru tidak mengerti menyusun portofolio. Jadi, bukan gurunya yang

tidak pintar atau tidak aktif di kegiatan.

Proses rekrutmen guru dalam porttofolio harus diawasi denganketat oleh kepsek, pengawas, dinas kab/kota.Depdiknas mendesak depkeu untuk mencairkan anggaranyang sudah disetujui, semisal tunjangan profesi dan kegiatan sertifikasi.Waktu yang diberikan harus longgar dan masuk akal untukpencapaian tujuan sertifikasi.Depdiknas, pemprov, pem kab./kota dianjurkan meningkatkan danasosialisasi sertifikasi guru; dianjurkan untuk menggunakan berbagaimetoda untuk sosialisasi.Depdiknas dianjurkan untuk membuat surat himbauan kepada kab/kotakepada DPRD-nya untuk menganggarkan biaya bagi portofolio.Kebijakan depdiknas harus cukup jelas meskipun cukup longgaruntuk membuat perkecualian.

Saran dan Rekomendasi Temuan Lapangan Tim MonevIndependen Sertifikasi Guru1

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Data hasil temuan lapangan dari Tim Monev Sertifikasi Guru di dikelompokkanberdasar enam tahapan pelaksaan sertifikasi guru sesuai dengan buku panduan.Temuan yang di dapat berasal dari berbagai hasil kunjungan ke berbagai provinsiyang dikunjungi; data bersifat kumulatif dimana anggota tim dari provinsi lainmenambahkan apa yang berbeda/belum ada dari yang sudah disebutkan oleh TimMonev sebelumnya. Diknas Provinsi punya anggaran untuk sosialisasi dan diberikandalam enam kali kesempatan kepada guru yang membagi enam wilayahJawa Timur di tahun 2007.Beberapa dinas pendidikan mendapatkan anggaran untuk sosialisasi dankegiatan sertifikasi (Kota Malang dan Kab Pasuruan), namun ada yangtidak dapat anggaran (Kota Surabaya dan Kab Sumenep).Beberapa guru juga mendapat informasi melalui seminar(20 ribu – 350 ribu); beberapa asesor di Unesa dan UM jugamengakui terlibat memberikan sosialisasi. Kerumitan geografis di Kab Sumenep sebagai daerah kepulauanmenyulitkan akses mendapat informasi secara langsung sehinggadigunakan media lain.

Tim Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi GuruIndependen, menemukan beberapa fakta menarik diwilayah Jawa Timur, antara lain:

Dicurigai, ada transaksi di bawah tangan oleh oknum tertentu, untuk mendapat kelulusan dalam sertfikasi portofolio.

foto

ilu

stra

si:

bo

wo

lee

Page 7: 02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses informasi mereka ini tidak diim-bangi dengan peningkatan kualitas gurunya. Mungkin

07mencerdaskan kehidupan bangsaEDUKLINIK

Tunjangan Bisa buatBayar HutangKeberhasilan dalam sertifikasi berbuah perolehantunjangan yang cukup signifikan bagi kelangsungan hidupguru. Salah satunya pengalaman Drs. Abdul Muin, MM, SMANegeri 3 Lamongan yang dituturkan kepada Edukasi.

Sudah menjadi guru sejak kapan?Sejak tahun 1978. Waktu itu saya cuma

lulusan SPG. Itu setingkat SMA kalau sekarang.

Bagaimana ceritanya kok bisa lulus sertifikasi?Saya sih nggak tahu persis kenapa.

Penilaiannya kan begitu banyak. Tapi mungkinkarena saya sudah lama jadi guru. Selain itu,saya punya beberapa sertifikat. Tapi heran juga.Saya lulus dengan poin sampai 1000.

Sering ikut pelatihan pendidikan?Malah tidak. Zaman segitu mana ada

pelatihan. Kalaupun ada, itu sudah lama sekali.Sertifikat kalau tidak rusak ya hilang. Hanyabeberapa saja yang saya punya.

Lalu sertifikat yang dimiliki sertifikat apa?Saya malah punya banyak sertifikat yang

non pendidikan. Ya kayak pelantikan P4, yahsemacam itu lah. Nggak berhubunganlangsung dengan pendidikan. Saya kan guruzaman orde baru (sambil tertawa). Tapi kenapasaya lulus sertifikasi, mungkin karena sayabanyak aktif di berbagai organisasikemasyarakatan semacam Badan PerwakilanDesa (BPD), Bravo Kawula Muda (BKM)—

walaupun saya dulu sudah nggak muda,Palang Merah Indonesia (PMI) dan lainsebagainya. Itu kan juga menjadi salah satupoin.

Aktivitas bapak di organisasi tersebut apakahbermanfaat untuk siswa?

Oh iya. Jangan salah. Saya di situ kan banyakbertemu anak-anak muda. Jadi ketikaberinteraksi dengan siswa, saya tidakcanggung. Apalagi saya guru SMA Istilahnya,tahu dunia mereka. Kadang-kadang, merekasaya ajak ke sana. Daripada trek-trekan di jalankan mending belajar penanggulanganbencana di PMI.

Selain itu, yang membuat lulus?Mungkin karena faktor pengabdian. Saya

kan sudah lama jadi guru. Selain itu, saya jugasudah mengantongi ijazah S2. Di samping itu,saya pernah membuat buku pegangan untuksiswa. Saya sendiri lulus S2 itu juga sudah sejakdulu. Sejak pemerintah belum rasan-rasan soalsertifikasi.

Bagaimana Rasanya Lulus Sertifikasi?Ya senang sekali. Kan bisa buat bayar hutang.

Hahaha...

Rasanya menjadi guru sekarang dan dulu?Kalau dulu jadi guru itu ya pokoknya ngajar.

Terus kalau agak siang masih ada waktu, carisekolah lainnya. Ya, nambah pemasukan. Kalaunggak gitu nggak bisa hidup. Berapa sih gajiguru waktu itu. Pasti nggak cukup. Padahal istrisaya pun jadi guru. Sering kita malah dikasihberas, ikan, dan lain-lain sama orangtua siswa.Mereka mungkin kasihan juga melihat gurunyayang melas. Kalau sekarang nggak bisa sepertiitu. Guru harus lulus S1. Tapi kadang-kadangsama juga. Guru sekarang banyak juga yang

ngajar di lebih dari satu sekolah. Saya sih nggakmenyalahkan. Saya dulu juga kayak gitu.

Kesulitan apa yang dialami saat penyusunanportofolio?

Portofolio itu kan mengharuskan kontribusiyang pernah dilakukan guru dibuktikan dalambentuk fisik. Misalnya piagam atau sertifikat.Persoalannya, tidak semuanya bisa dibuktikandalam bentuk fisik. Bahkan lama waktupengabdian pada sekolah swasta tidakdianggap. Padahal, saya lama mengajar di swastasaat itu. Sempat bingung juga. Lalu

pendampingan-pendampingan yang sayasering lakukan pada siswa juga nggak ada buktifisiknya. Masak mau mendampingi ke universi-tas pakai surat segala. Saya dulu nggak sempatkepikiran. Pokoknya saat itu ya apa yang palingbaik buat siswa saja.

Pendapat soal sertifikasi?Kenapa nggak dari dulu aja. Biar guru banyak

yang berkualitas. Jadi kualitas mereka terukur.Tapi ya tu, penghargaan terhadap profesi harusditingkatkan. Kesejahteraan juga dipikirkan.

Nama: Drs. Abdul Muin, MMTempat, tanggal lahir: Sidoarjo, 30 Juli 1955Pendidikan:SD Jabaran, Balongbendo, 1969SMP Negeri 1 Mojokerto, 1974SPG Wachid Hasyim, 1977IKIP PGRI Tuban (Sarjana Muda) 1981IKIP PGRI Tuban (Sarjana strata 1) 1988STIE Mitra Yogyakarta (Pasca Sarjana) 1999

Pengalaman Mengajar:Guru di SD Labuhan, Brondong,Lamongan 1978

Kepala SD Sedayulawas 4, Brondong,Lamongan, 1989

SMA Negeri 3 Lamongan, 2002

B i o g r a f i

SOSOK Abdul Muin adalah tipe guru sejati.Perjuangannya dalam medidik murid-muridn-ya diimbangi dengan terus belajar. Hasilnya ber-bagai sertifikat pelatihan dan seminar pendidi-kan yang telah dikantonginya telah memper-mudah jalan dalam proses sertifikasi tahun lalu.

Pengalaman dan pengetahuannya telahmeloloskan alumnus IKIP PGRI Tuban ini un-tuk meraih nilai di atas 1000, sehingga secaraotomatis diapun berhak memperoleh tunjan-gan tambahan dari pemerintah. Apa danbagaimana Abdul Muin berikut petikanwawacaranya. foto: Agung

Bantuan Tunai Cegah Anak Putus SekolahSAAT ini banyak anak Indonesia tak bisa mengenyam pen-

didikan karena kemiskinan. Mereka putus sekolah karenaketiadaan biaya. Kondisi ini sangat memprihatinkan. Karenan-ya kepedulian dari berbagai pihak untuk membantu anak-anak Indonesia yang kekurangan biaya pendidikan mutlakdiperlukan. Itu karena pemerintah tak mungkin bisa menye-lesaikan secara tuntas tanpa peran sektor swasta.

Bagai hendak menjadi pendorong sektor swasta, pemerin-tah sendiri telah menggulirkan sejumlah program untuk men-dukung sukses pendidikan, khususnya di kalangan rumahtangga sangat miskin (RTSM). Salah satu yang mendapat tang-gapan positif rakyat adalah Program Keluarga Harapan (PKH).

PKH merupakan program bantuan tunai dari PemerintahPusat kepada RTSM guna mendorong semangat para kelu-arga miskin untuk kembali menyekolahkan anak-anaknyadan mendapat akses layanan kesehatan.

Karenanya dalam PKH, keluarga miskin yang akan menda-pat bantuan uang tunai itu harus memenuhi ketentuan; (1)memiliki anak usia sekolah 6-15 th atau kurang dari 18 thnamun belum menyelesaikan pendidikan dasar, (2) memili-ki anak usia 0-6 th, (3) terdapat ibu yang sedang hamil.

PKH digulirkan pemerintah pertengahan 2007 dengansemangat mencari formulasi pengentasan kemiskinan yangpaling ideal. Itu mendesak dilakukan karena Badan PusatStatistik (BPS) mencatat, hingga menjelang berakhirnya 2007ini, jumlah penduduk miskin di Indonesia sekurangnya masihmencapai 37,17 juta (16,58%) jiwa.

Selama uji coba secara nasional, PKH mensasar 500.000RTSM di tujuh propinsi, DKI Jakarta (Jakarta Utara), Jawa Ba-rat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, SulawesiUtara dan Sumatera Barat. Daerah itu terpilih karena be-sarnya persentase kemiskinannya, kesediaan Pemdanyamenjalani uji coba dan kesiapan penyediaan pelayanankesehatan dan pendidikan.

PKH memang mensyaratkan pesertanya harus kembalimenyekolahkan anaknya dan rajin untuk datang ke layan-an kesehatan. Bila hal itu tak terpenuhi, maka bantuan akandicabut. Inilah program pengentasan kemiskinan yang ide-al. Ada pinaltinya kalau penerima tak mau mendoronganaknya sekolah dan tak mau ke layanan kesehatan.

Bantuan tunai yang mereka terima bervariasi antara Rp 600ribu hingga Rp 1 juta pertahun. Diterimakan setiap tiga bulan.Jumlah ini berdasarkan 15-25% pendapatan RTSM per tahunnya.Distribusi dana melalui Wesel dan diambil di Kantor Pos setem-pat. Karena harus menjadi motivator, maka pemerintah menyedi-akan tenaga pendamping yang diberi honor pemerintah pusat.Beruntung mereka menerima dana PKH, hingga kini anak-anakmereka kembali bersekolah dan keluarga ini kembali akrab de-ngan layanan kesehatan seperti Puskesmas maupun Posyandu.

Seribu KebaikanPT Unilever Indonesia lewat produk es krim Wall’s Vien-

netta juga mengadakan program kepedulian untuk anak-anak kurang mampu. Program yang bernama Wall’s Berba-

gi 1.000 Kebaikan Bersama Viennetta ini membantu pen-didikan seribu anak kurang mampu di Indonesia.

Sejak diluncurkan September 2007 total hasil sumbang-an yang didapatkan dari penjualan setiap kotak es krimWall’s Viennetta mencapai lebih dari Rp 1,5 miliar. Dana sum-bangan tersebut telah didistribusikan secara merata olehDompet Dhuafa Republika.

Direktur Es Krim Wall’s PT Unilever Indonesia Tbk, SuryaDharma Mandala, dalam siaran persnya mengungkapkan,pihaknya merasa sangat berbahagia dengan program Wall’sBerbagi 1.000 kebaikan Bersama Vienetta ini. Berkat dukun-gan konsumen dan masyarakat Indonesia, kita bersama-sama dapat berbagi untuk membantu dana pendidikananak-anak Indonesia yang tidak mampu.

‘’Demi menjaga transparansi dan kepercayaan darimasyarakat, setiap bulan Wall’s selalu mengumumkan jum-lah sumbangan yang terkumpul beserta tujuan pemberiansumbangan tersebut sampai dengan program ini berakhirpada Desember 2007 lalu,’’ kata Surya.

Sumbangan untuk 1.000 anak Indonesia ini, lanjutnya, telahdisalurkan dalam beberapa tahap. Sumbangan tahap perta-ma yang diberikan 26 September berjumlah Rp 500 juta. Padatahap kedua disalurkan sumbangan sebesar Rp 650 juta.

Presiden Direktur Dompet Dhuafa Republika, Rahmad Ri-yadi menjelaskan, hingga 14 Desember 2007 sudah ada seri-bu anak dari 33 provinsi yang mendapatkan bantuan. Iniberarti obyektif program sudah tercapai. (republika)

Pengalaman Drs. Abdul Muin, MM Lulus Sertifikasi Portofolio

Page 8: 02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses informasi mereka ini tidak diim-bangi dengan peningkatan kualitas gurunya. Mungkin

mencerdaskan kehidupan bangsa08 EDUSIANA

Prof Dr. Muchlas Samani, MPd

SEKITAR 200 anggota Klub Guruturut berpartisipasi dalam DiklatPenulisan untuk Media I. Acara initerselenggara berkat kerja sama ant-ara Klub Guru, Indosat, dan Harian Surya.Dalam kesempatan tersebut, hadir se-bagai pembicara adalah Dimam AbrorDjuraid (Pemimpin Redaksi Harian Surya)dan Dra Sirikit Syah (Lembaga Kon-sumen Media Award yang juga ketuaKlub Guru). Setelah memperoleh pelati-han menulis, para guru kemudian dap-at mengirim karya tulisnya untuk dipub-likasikan di Harian Surya. (*)

Diklat Penulisanuntuk Media (I)

MENTERI Infokom RI, Prof Dr. Ir Mohammad Nuh DEA hadir memberi pencerahan kepa-da para guru, dalam seminar nasional “Pengembangan Teknologi Informasi dan Komuni-kasi (TIK) dan Pengaruhnya pada Masa Depan Pendidikan” (17/2). Hadir pula sebagaipembicara antara lain Prof Dr Ir Djunaidy MSc (Pembantu Rektor I ITS), dan Moh. Syamsul-hadi Sucahyo (Head Of Malang Branch PT. Indosat).

Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman(MOU) antara Klub Guru, Indosat, dan Harian Surya untuk memberi pelatihan khususkepada para guru. Menurut Ahmad Rusdilfahmi, Indosat sangat mendukung programyang dicanangkan Klub Guru tersebut, karena sepaham dengan program coorporateso-cial responsibility bernama Indonesia Belajar. (*)

Seminar Nasional Pengembangan TIK

Page 9: 02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses informasi mereka ini tidak diim-bangi dengan peningkatan kualitas gurunya. Mungkin

09mencerdaskan kehidupan bangsaEDUSIANA

LaunchingKlub Guru

BERMULA dari program peningkatan kualitas guruyang digagas para alumnus Unesa, lahirlah sebuah or-ganisasi keguruan bernama KLUB GURU (KG). Secararesmi KG dilaunching di Gedung Aula PDAM Surabaya(8/12) dan menempatkan Dra Sirikit Syah MA sebagaiketuanya.

Dalam launching tersebut juga diselenggarakan sem-inar “Menjadi Guru Profesional” dengan pembicaraAchmad Dasuki (Direktur Profesi Pendidik, DirektoratPeningkatan Mutu Pendidikan dan tenaga Kependidi-kan), Prof Dr Muchlas Samani, Prof Dr Budi Darma, danPerwakilan dari Diknas Provinsi Jawa Timur. (*)

Kresnayana Yahya

KG Bojonegoro Dilaunching, Kota Lain MengantreSETELAH sempat tertunda karena bencara

banjir, Launching Klub Guru Bojonegoro akhirnyaterlaksana (20/1). Bertempat di Graha WiyataDinas Pendidikan Bojonegoro, Jl. RajekwesiBojonegoro, Klub Guru Bojonegoro diresmikanoleh Ketua Klub Guru Pusat, Dr. Sirikit Syah.

Dalam kesempatan itu, secara aklamasi, lebihdari 600 guru asal Bojonegoro dan wilayahsekitarnya (Lamongan dan Tuban) menetapkanDrs. Puji Harsono sebagai Ketua Klub Guru

Bojonegoro. Turut hadir juga dalam acaratersebut, Mohammad Ihsan (Sekjen Klub Guru)dan Satria Dharma (Tim Ahli Klub Guru).

Acara launching Klub Guru Bojonegoro lalu jugadiisi dengan kegiatan Seminar “Peranan Guru DiMasa Depan” dan dilanjutkan dengan Workshop“Pembuatan Media Pembelajaran”. Acara terebutterselenggara atas kerja sama Klub Guru danKonsorsium Pendidikan Islam (KPI). (*)

PAKAR statistika ITS, Drs Kresnayana Yahya MScmemberi wawasan pengetahuan kepada paraguru anggota KG dalam seminar regional “TrendPendidikan pada Masa Depan”. Seminar yang dis-elenggarakan oleh Klub Guru di Auditorium MIPAUnesa (12/1), Kresnayana yang ternyata jugaalumnus Unesa (IKIP Surabaya) itu banyak

menyoroti masalah kebijakan pemerintahdalam pendidikan. Salah satunya adalah

mengenai KTSP yang diplesetkannyamenjadi Kurikulum Tidak Siap Pakai.

Menurut Kresnayana, Penerapan KTSPsungguh membebani siswa. Karena dalam

KTSP siswa tidak diajari protes, malah 85%hanya teori kelas. Padahal, seharusnya bukan

menambah jam mengajar namun menambahwawasan siswa. (*)

“Trend Pendidikanpada Masa Depan”

Prof Dr Budi Darma

Page 10: 02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses informasi mereka ini tidak diim-bangi dengan peningkatan kualitas gurunya. Mungkin

mencerdaskan kehidupan bangsa10 EDUWARTA

Perlu Kejujurandalam Sertifikasi

KTSP: KurikulumTidak Siap Pakai

MARAKNYA aksi sebagian oknum guru yang bertindak curang ketika menyu-sun dokumen portofolio disesalkan oleh banyak pihak pemerhati pendidikan.Prof Dr. Muchlas Samani, M Pd yang ditemui di pelatihan sertifikasi guru yangdigelar Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya, (6/1) mengaku kecewadengan tindakan “guru nakal” yang mencoreng dunia pendidikan dengan tidakmelampirkan data yang sebenarnya. Selain itu banyak laporan dari asesor yangmenemukan beberapa karya penulisan yang mirip.

Muchlas menambahkan, pentingnya kejujuaran dalam menyusun dokumenportofolio. Apalagi bila seseorang guru yang melakukan ketidakjujuran tapilulus sertifikasi otomatis akan memberi memakan uang haram kepada istridan anak-anaknya. Padahal ”guru nakal” akan menghidupi keluarganya de-ngan uang haram hingga berusia 60 tahun, sesuai peraturan menteri yangmemberi tunjangan profesi hingga usia 60 tahun.

Padahal, lanjut direktur ketenagakerjaan Dirjen Dikti ini, bila guru tidak lulusdalam sertifikasi akan mendapat pelatihan selama 90 jam. ”Praktis selamapelatihan para guru akan ”disekolahkan” sebab mendapat tambahan ilmu dibidang kependidikan mutakhir. Misalnya saja pelatihan penelitian tindakan kelas,evaluasi belajar, metode pengajaran. Belum lagi fasilitas menginap dan diberimakan pula,” ujarnya.

Pembantu Rektor IV Unesa ini mengingatkan, jangan salahkan para muridketika ujian menyontek. ”Wong gurunya saja juga berlaku tidak terpuji ketikamenyusun portofolio. Sehinggatidak perlu lagi tindakan tipumenipu untuk mendapat tun-jangan profesi dua kali gajipokok dengan cara memalu-kan. Kerjakan sesuatu secaraobyektif,” pesannya.

Di Singapura, bila seorangsiswa ketahuan menyontek, pi-hak sekolah akan memanggil or-ang tua. Di sana orang tua yangdipanggil ke sekolah akibat siswamenyontek sungguh merasamalu. Nantinya anak yangmenyontek tersebut tidak bisakuliah di perguruan tinggi negeri.Selain itu anak nakal itu tidak ber-hak menyandang gelar PNS.

Guru seyogyanya memberi te-ladan dalam hal kejujuran dan in-tegritas moral kepada muridnya.Muchlas mengakui tidak mu-ngkin mengubah moral dan per-ilaku yang buruk secara instan.Perlu dukungan dari lingkungan,mulai dari sekolah yang rapi danbersih tanpa sampah berserakan.Atan cara represif yang mem-beri hukuman seperti yang di-lakukan negeri Singa yang men-ghukum orang yang meludah ditempat umum. (kho)

KEPUTUSAN pemerintah menerapkan KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sebagaipengganti KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)merupakan tindakan keliru dan konyol. Padahalpenerapan KTSP di sekolah berarti kemunduran.Sejatinya KBK lebih beri ruang untuk guru. Apala-gi ada penerapan 85% diisi teori di kelas. Demiki-an pemaparan Drs Kresnayana Yahya, MSc terkaitpenggantian kurikulum, (12/1), di Seminar TrendPendidikan di Masa Depan yang digelar oleh KlubGuru Jatim.

Menurutnya, setiap kebijakan yang dibuatoleh pemerintah kebanyakan tanpa diawalioleh riset yang mendalam. Belum lagi kan-dungan lokal dari setiap daerah tidak dima-sukkan. ”Masak orang dari Jombang disama-kan dengan orang dari Gresik yang berbedabudaya dan latar belakangnya. Belum lagi se-mua daerah harus tunduk dengan sebuahbuku yang sama,” ujarnya.

Seharusnya, lanjut pakar statistika dari ITS ini,pemerintah memberi kepercayaan penuh kepa-da guru yang berada di daerah untuk membuatbuku sendiri. Tentunya buku yang disusun pa-ling sesuai dengan kondisi di lapangan. Bukanorang di Papua disuruh mempelajari mata pela-jaran IPS tentang dokar. Padahal di Papua tidakkenal dengan alat transportasi dokar.

Lama kelamaan pengajaran kita tidak konteks-tual. Dampaknya, menurut Kresna, bangsa kita akankehilangan jati diri. ”Pemerintah mendrop uang ketiap sekolah untuk menentukan mana yang co-cok dengan dipelajari oleh siswanya. Lucu sekalibila sebuah daerah yang penghasil kelautan malahdiajari cara bercocok tanam padi. Pemerintah sela-ma ini tidak mempercayai sekolah,” ungkapnya.

Dampak buruk ”pemaksaan kehendak” ter-kait penggunaan KTSP sebagai pengganti KBKmengakibatkan anak didik tidak menjadi ma-tang. ”Seyogyanya pendidikan menghasilkansiswa yang mampu belajar, menghasilkanuang sendiri, dan hidup mandiri. Berartisekolah tidak hanya mendidik anak mengua-sai matematika saja, tetapi mengajari tentangdunia bisnis dengan terjun langsung ke lapa-ngan. Juga sekolah mengajari siswa materi lifeskill,” kata Kresna kepada Edukasi.

Apalagi, lanjut Kresna, pembuat kurikulumtidak pernah turun ke lapangan dan sebagianmateri yang dimasa depan tidak dipakai laginamun masih diajarkan. Misalnya kurikulummatematika dibuat oleh orang yang tidak per-nah mengajar. Porsinya 70% kurikulum dibuatoleh akdemisi yang buta tentang dunia kerja.Seharusnya praktisi dilibatkan dalam membuatkurikulum.

Penerapan KTSP sungguh membebani siswa.Dalam KTSP siswa tidak diajari proses. Malah KTSPberniat 85% teori di kelas. Seharusnya bukan me-nambah jam mengajar namun menambah wa-wasan siswa. Menurut Kresna ke-giatan belajarmengajar 30% teori dan 70% praktik yang berisikegiatan di luar kelas se-perti berkunjung ke Ke-bun Binatang observasi binatang. Bisa juga bela-jar ekonomi di pasar tradisional dengan memintasiswa belanja.

Maka dari itu, dirinya mendukung kiprahKlub Guru yang berniat memberdayakan gurumelalui training berkisanambungan. Selama iniPGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia),menurut Kresna, hanya berperan sebagai ke-lompok politis. (kho)

Kresnayana Yahya (Kanan) saat menyampaikan paparannya dalam seminar Klub Guru beberapa waktu lalu. Sebagaipemakalah lain adalah Satria Darma (kiri), dibantu sekjan Klub Guru Mohammad Ihsan sebagai moderator (tengah).

Prof Dr. Muchlas Samani, M Pd

50 Persen Lebih, Guru Surabaya Tidak Lulus SertifikasiSUNGGUH memprihatinkan kondisi kompe-

tensi guru Surabaya. Dari total 1091 guru yangmengikuti sertifikasi kuota 2007 tahap dua,hanya 450 guru dinyatakan lulus atau 41,25%.597 guru atau 54,72% diminta mengikutidiklat. Sebanyak 36 guru diminta melengkapi,5 guru diminta klarifikasi data ulang, dan tigaguru yang ikut sertifikasi dibatalkan. Demiki-an pemaparan Plh Kepala Diknas Kota Sura-baya, Drs Ruddy Winarko, MM, MBA, kepadaEDUKASI beberapa waktu lalu.

Guru asal Surabaya yang mengikuti serti-fakasi kuota 2007 tahap dua ini berasal darijenjang SMP, SMA, SMK, dan SLB. Rinciannyadari jenjang SMP diikuti 459 guru dari 511kuota yang disediakan. SMA mengirim 375guru dari 395 kuota yang tersedia. 224 guru

SMK yang ikut sertifikasi tahap dua dari 226kuota yang disediakan. Dari SLB mengirim33 guru dari 53 jatah kuota yang disediakan.

Ruddy mengatakan kegagalan 54,72%guru yang diminta mengikuti sertifikasi aki-bat guru enggan mengikuti pelatihan mau-pun workshop yang banyak digelar di kotaPahlawan. “Padahal diknas sering memang-gil guru untuk mengikuti pelatihan. Danapelatihan diambilkan dari APBN, APBDProvinsi, dan APBD Kota,” ujarnya ketika dite-mui di ruang kerjanya.

Selain pelatihan dan workshop, Ruddy melan-jutkan, diknas kota Surabaya juga menggelarpenyetaraan dan mismatch untuk guru. Mak-sudnya, guru yang tidak sesuai dengan latarbelakang pendidikan namun mengajar mata

pelajaran tertentu. Misalnya guru yang meng-ajar TI di kelas tapi tidak memiliki basic ilmu TIakan dikuliahkan oleh diknas.

Hasil keseluruhan hasil sertifikasi kuota2007 tahap dua telah diumumkan oleh Lem-baga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan(LPTK) Universitas Negeri Surabaya (Unesa).Tapi Unesa hanya mengumumkan hasil ser-tifikasi delapan daerah dari 14 kabupaten/kota yang berkas portofolionya mereka nilai.

Delapan daerah yang telah dinilai oleh ase-sor yaitu, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamong-an, Nganjuk, Jombang, Pamekasan, dan Sume-nep. Sementara enam daerah lainnya - KotaMojokerto, Kab Mojokerto, Tuban, Bangkalan,Sampang, dan Bojonegoro- berkas portofoli-onya dikembalikan karena ada dokumen yang

keliru dan harus diverifikasi ulang.Dari 5.920 berkas portolio kouta 2007 tahap

dua, yang diumumkan tahap pertama seba-nyak 5.065. Dari jumlah tersebut, yang dinya-takan lulus 3.061 (60,4 persen), melengkapi 125(2,47 persen), tidak lulus alias diklat 1.822 (36persen), klarifikasi 54 (1,07 persen), dan dibatal-kan 3 orang. Peserta sertifikasinya sendiri, guruTK 1.480 orang, SD 1.052, SMP 1.406, SMA 966,dan SMK 715 orang

Hasil tersebut lebih baik dibandingkan hasiluji portofolio sebelumnya. Untuk kuota 2006, dari2.244 peserta, yang lolos uji portofolio 1.387 (61,8persen), sementara yang gagal 857 (38,2 persen).Sementara kuota 2007 tahap pertama, dari 3.791peserta, yang lulus 1.906 (50,28 persen) dan 1.763guru (46,5 persen) dinyatakan gagal. (kho)

foto: bowolee

Page 11: 02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses informasi mereka ini tidak diim-bangi dengan peningkatan kualitas gurunya. Mungkin

11mencerdaskan kehidupan bangsaEDUWARTA

MENCIPTAKAN PEMBELAJARANKREATIF DAN MENYENANGKAN

PEMBELAJARAN merupakansuatu proses yang kompleks dan meli-batkan berbagai aspek yang salingberkaitan. Dalam pembelajaran , guruberhadapan dengan sejumlah peser-ta didik dengan berbagai macam la-tar belakang, sikap, dan potensi, yangkesemuanya itu berpengaruh ter-hadap kebiasaannya dalam mengiku-ti pembelajaran. Misalnya masih ba-nyak peserta didik kurang bernafsuuntuk belajar dan membolos teruta-ma pada mata pelajaran, dan guruyang menurut mereka sulit ataumenyulitkan. Untuk kepentingantersebut guru dituntut membangkit-kan motivasi belajar peserta didik.Karena motivasi merupakan salahsatu faktor yang dapat meningkat-kan kualitas pembelajaran. Pesertadidik yang memiliki motivasi belajaryang tinggi akan belajar dengansungguh-sungguh.

Untuk membangkitkan motivasibelajar peserta didik, setiap guru se-baiknya memiliki rasa ingin tahu,mengapa dan bagaimana anak be-lajar dan menyesuaikan dirinya de-ngan kondisi-kondisi belajar dalamlingkungannya. Guru juga sebaiknyamampu untuk menciptakan pem-belajaran yang kreatif dan menye-nangkan.

Tulisan ini bermaksud untukmemaparkan bagaimana mencip-takan suatu pembelajaran yang kre-atif dan menyenangkan, sehinggapeserta didik termotivasi untukmengikuti pelajaran di kelas.

Untuk menciptakan pembelajaranyang kreatif dan menyenangkandiperlukan berbagai keterampilan,diantaranya keterampilan mengajar.Keterampilan mengajar yang sangatberperan dan menentukan kualitaspembelajaran, yaitu keterampilanbertanya, memberi penguatan, men-gadakan variasi, menjelaskan, mem-buka dan menutup pelajaran, mem-bimbing diskusi kelompok kecil,mengelola kelas, serta mengajarkelompok kecil dan perorangan.

Setiap keterampilan mengajarmemiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar tersendiri. Keteram-pilan mengajar tersebut dan caramenggunakannya agar terciptapembelajaran yang kreatif danmenyenangkan adalah sebagaiberikut:

A. Menggunakanketerampilanbertanya

Keterampilan bertanya sangat per-lu untuk dikuasai oleh guru, karenahampir dalam setiap tahap pembela-jaran guru dituntut untuk mengaju-kan pertanyaan, dan kualitas pertanya-an yang diajukan guru akan menentu-kan kualitas jawaban peserta didik.

Keterampilan bertanya yang per-lu dikuasai oleh guru meliputi kete-rampilan bertanya dasar dan kete-

rampilan bertanya lanjutan.

1. Keterampilan bertanyadasar mencakup;a. Pertanyaan yang jelas dan singkat,b. Pemberian acuan yaitu sebelum

mengajukan pertanyaan guruperlu memberikan acuan berupapenjelasan singkat yang berisi in-formasi yang sesuai dengan jawa-ban yang diharapkan,

c. Memusatkan perhatian; pertanyaanjuga dapat digunakan untuk me-musatkan perhatian peserta didik,

d. Memberi giliran dan menyebar-kan pertanyaan; guru hendaknyaberusaha agar semua peserta di-dik mendapat giliran dalam men-jawab pertanyaan, dan yang leb-ih penting adalah memberikankesempatan berpikir kepada pe-serta didik sebelum menjawabpertanyaan yang diajukan.

2. Keterampilan bertanyalanjutan meliputi:

a. Pengubahan tuntunan tingkatkognitif yaitu guru hendaknyamampu mengubah pertanyaandari hanya sekadar mengingatfakta menuju pertanyaan aspekkognitif lain seperti penerapan,analisis, sintesis dan evaluasi,

b. Pengaturan urutan pertanyaanyaitu pertanyaan yang diajukanhendaknya mulai dari yang seder-hana menuju yang paling kom-pleks secara berurutan,

c. Peningkatan terjadinya interaksiyaitu guru hendaknya menjadidinding pemantul. Jika ada peser-ta didik yang bertanya, guru tidakmenjawab secara langsung, teta-pi dilontarkan kembali ke seluruhpeserta didik untuk didiskusikan.

B. Memberipenguatan Penguatan merupakan responsterhadap suatu perilaku yang dapatmenimbulkan kemungkinan teru-langnya kembali perilaku tersebut.Penguatan dapat dilakukan secaraverbal berupa kata-kata dan kalimatpujian dan secara non verbal yangdilakukan dengan gerakan mende-kati peserta didik dan kegiatan yangmenyenangkan. Penguatan bertu-juan untuk meningkatkan perhatianpeserta didik terhadap pembelajar-an, merangsang dan meningkatkanmotivasi belajar dan membina peri-laku yang produktif.

C. Mengadakanvariasi

Mengadakan variasi merupakanketerampilan yang harus dikuasaiguru dalam pembelajaran untukmengatasi kebosanan peserta didik,agar selalu antusias, tekun , danpenuh partisipasi. Variasi dalamkegiatan pembelajaran meliputi;

1. Variasi dalam gaya mengajar misal-nya variasi suara, gerakan badandan mimik, mengubah posisi, danmengadakan kontak pandangdengan peserta didik.

2. Variasi dalam penggunaan mediadan sumber belajar misalnya vari-asi alat dan bahan yang dapat dili-hat, penggunaan sumber belajaryang ada di lingkungan sekitar.

3.Variasi dalam pola interaksi misal-nya dalam mengelompokkan pe-serta didik, tempat kegiatan pem-belajaran, dan dalam pengorgani-sasian pesan ( deduktif dan induk-tif ).

D. MenjelaskanPenggunaan penjelasan dalam

pembelajaran memiliki beberapakomponen yang harus diperhatikan,yaitu:1. Perencanaan meliputi isi pesan

yang akan disampaikan harussistematis dan mudah dipahamioleh peserta didik dan dalammemberikan penjelasan harusmempertimbangkan kemam-puan dan pengetahuan dasaryang dimiliki oleh peserta didik.

2. Penyajian dapat menggunakanpola induktif yaitu memberikancontoh terlebih dahulu kemudi-an menarik kesimpulan umumdan pola deduktif yaitu hukumatau rumus dikemukakan lebihdahulu lalu diberi contoh untukmemperjelas rumus dan hukumyang telah dikemukakan.

E. Membuka danmenutup pelajaran

Membuka dan menutup pelajaranyang dilakukan secara profesionalakan memberikan pengaruh positifterhadap kegiatan pembelajaran.Membuka pelajaran merupakansuatu kegiatan yang dilakukan guruuntuk menciptakan kesiapan men-tal dan menarik perhatian pesertadidik secara optimal, agar merekamemusatkan diri sepenuhnya padapelajaran yang akan disajikan. Up-aya yang dapat dilakukan untukmencapai hal tersebut adalah:1. Menghubungkan materi yang te-

lah dipelajari dengan materi yangakan disajikan.

2. Menyampaikan tujuan (kompe-tensi dasar) yang akan dicapai.

3. Menyampaikan langkah-langkahkegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus diselesaikan un-tuk mencapai tujuan pembelajaran.

4. Mendayagunakan media dansumber belajar yang sesuai de-ngan materi yang akan disajikan.

5. Mengajukan pertanyaan, baik un-tuk mengetahui pemahaman pe-serta didik terhadap pelajaranyang telah lalu maupun untukmenjajaki kemampuan awal ber-kaitan dengan bahan yang akandipelajari.

Menutup pelajaran merupakansuatu kegiatan yang dilakukan un-tuk mengetahui pencapai tujuan danpemahaman peserta didik terhadapmateri yang dipelajari serta menga-khiri kegiatan pembelajaran. Untukmenutup pelajaran kegiatan-kegia-tan yang dapat dilakukan adalah:1. Menarik kesimpulan mengenai

materi yang telah dipelajari(kesimpulan bisa dilakukan olehguru, oleh peserta didik, atau per-mintaan guru, atau oleh pesertadidik bersama guru).

2. Mengajukan beberapa pertanyaanuntuk mengukur tingkat penca-paian tujuan dan keefektifan pem-belajaran yang telah dilaksanakan.

3. Menyampaikan bahan-bahan pen-dalaman yang harus dipelajari dantugas-tugas yang harus dikerjakan(baik tugas individu maupun tu-gas kelompok) sesuai denganmateri yang telah dipelajari.

4. Memberikan post tes baik secaralisan, tulisan, maupun perbuatan.

F. Membimbingdiskusi kelompok kecil

Hal-hal yang perlu dipersiapkanguru agar diskusi kelompok kecildapat digunakan secara efektifdalam pembelajaran adalah:1. Pembentukan kelompok

secara tepat2. Memberikan topik yang sesuai3. Pengaturan tempat duduk yang

memungkinkan semua peserta di-dik dapat berpartisipasi secara aktif.

G. Mengelola kelasPengelolaan kelas merupakan ket-

erampilan guru untuk menciptakaniklim pembelajaran yang kondusif, danmengendalikannya jika terjadi gang-guan dalam pembelajaran. Beberapaprinsip yang harus diperhatikan dalampengelolaan kelas adalah; kehangatandan keantusiasan, tantangan, bervari-asi, luwes, penekanan pada hal-hal posi-tif, dan penanaman disiplin diri.

Keterampilan mengelola kelas me-miliki komponen sebagai berikut:

1. Penciptaan dan pemeliharaaniklim pembelajaran yang optimala. Menunjukkan sikap tanggap den-

gan cara; memandang secara sek-sama, mendekati, memberikanpernyataan dan memberi reaksiterhadap gangguan di kelas.

b. Memberi petunjuk yang jelas.c. Memberi teguran secara

bijaksana.d. Memberi penguatan ketika

diperlukan.

2. Keterampilan yang berhubungandengan pengendalian kondisi bela-jar yang optimala. Modifikasi perilaku yaitu mengajar-

kan perilaku yang baru dengancontoh dan pembiasaan, mening—katkan perilaku yang baik denganpenguatan, dan mengurangi per-ilaku buruk dengan hukuman.

b. Pengelolaan kelompok dengan cara;peningkatan kerja sama dan keter-

libatan, menangani konflik danmemperkecil masalah yang timbul.

c. Menemukan dan mengatasi per-ilaku yang menimbulkan masalah,misalnya mengawasi secara ke—tat, mendorong peserta didik un-tuk mengungkapkan perasaan-nya, menjauhkan benda-bendayang dapat mengganggu konsen-trasi, dan menghilangkan kete-gangan dengan humor.

H. Mengajarkelompok kecil danperorangan

Pengajaran kelompok kecil danperorangan merupakan suatu ben-tuk pembelajaran yang memu-ngkinkan guru memberikan per-hatian terhadap setiap peserta di—dik, dan menjalin hubungan yanglebih akrab antara guru dengan pe-serta didik maupun antara pesertadidik dengan peserta didik.Keterampilan mengajar kelompokkecil dan perorangan dapat dilaku-kan dengan:1. Mengembangkan keterampilan

dalam pengorganisasian, denganmemberikan motivasi dan membuatvariasi dalam pemberian tugas.

2. Membimbing dan memudahkanbelajar, yang mencakup pengua-tan, proses awal, supervisi, dan in-teraksi pembelajaran.

3. Pemberain tugas yang jelas,menantang dan menarik.

Untuk melakukan pembelajaranperorangan perlu diperhatikan ke-mampuan dan kematangan berpikirpeserta didik agar apa yang disam-paikan bisa diserap dan diterima olehpeserta didik.Selain beberapa komponen keter-ampilan mengajar yang harus dimi-liki oleh seorang guru untuk men-ciptakan pembelajaran yang kreatifdan menyenangkan, guru jugaharus kreatif, profesional, dan me—nyenangkan dengan memposisikandiri sebagai berikut;1. Orang tua yang penuh kasih say-

ang pada peserta didiknya.2. Teman, tempat mengadu, dan

mengutarakan perasaan bagi parapeserta didik.

3. Fasilitator yang selalu siap mem-berikan kemudahan, dan mela—yani peserta didik sesuai denganminat, kemampuan, dan bakatnya.

4. Pemberi sumbangan pemikirankepada orang tua untuk dapatmengetahui permasalahan yangdihadapi anak dan memberikansaran pemecahannya.

5. Memupuk rasa percaya diri, beranidan bertanggung jawab kepadapeserta didik.

6. Membiasakan peserta didik untuksaling bersilaturrahmi denganorang lain.

7. Mengembangkan kreativitas pe-serta didik.

Dengan memiliki beberapa kete—rampilan mengajar yang telah diurai-kan di atas diharapkan guru tidak lagimenjadi figur yang menakutkan bagipeserta didiknya, sehingga peserta di—dik akan senantiasa memiliki perasaanyang nyaman jika berada dalam pro—ses pembelajaran dan akan senantiasamemiliki motivasi yang tinggi untukmengikuti pembelajaran. (*)

Guru dituntut membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Karenamotivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkankualitas pembelajaran. Peserta didik yang memiliki motivasi belajaryang tinggi akan belajar dengan sungguh-sungguh.

Oleh: Rosmini

Page 12: 02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses informasi mereka ini tidak diim-bangi dengan peningkatan kualitas gurunya. Mungkin

mencerdaskan kehidupan bangsa12 EDUWARA

Tips Belajar EfektifMUSIM liburan sudah berlalu. Sekarang waktunya balik lagi

ke sekolah. Ada baiknya Anda membuat persiapan yang baikbuat satu semester ke depan. Tak ubahnya para peserta diriyang dituntut mempersiapkan segala keperluan, seperti bukupelajaran, buku tulis atau baju seragam.

Selain itu, ada beberapa hal penting yang perlu Andaperhatikan, Pertama, tentukan target Anda di semester ini apa.Kemudian buat jadwal harian yang isinya langkah-langkahmenuju target tersebut. Supaya target belajar goal-nya lebihcepat, berikut ada beberapa tips bagaimana cara belajar yangefektif, yang telah teruji oleh beberapa negera maju. Tips ini bisaAnda jalankan sendiri, atau ditularkan kepada peserta didik Anda.

1. Seorang teman dari Amerika memberi saran belajar yang diadapat dari ayahnya. Hari pertama sekolah, ulang kembalipelajaran yang telah didapat. Setelah itu baca singkat duahalaman materi berikutnya buat cari kerangkanya saja. Begitupelajaran tersebut diterangkan guru esoknya, Anda sudahpunya gambaran atau dasarnya, tinggal menambahkan sajaapa yang belum Anda tahu. Jadi begitu pulang sekolah, tinggalmengulang saja untuk mencari kesimpulan atau ringkasan.

2. Usahakan selalu konsentrasi penuh waktu mendengarkanpelajaran yang disampaikan guru atau totor. Materi yang Andadengar bakal mudah dipanggil lagi begitu Anda menghapalulang pelajaran tersebut.

3. Beberapa teman juga merekomendasikan untuk mengetikulang catatan pelajaran ke dalam komputer. Logikanya,dengan mengetik ulang catatan berarti sama saja denganmembaca ulang pelajaran yang baru saja didapat dari sekolah.Materi yang diulang tadi bisa tersimpan di memori otak buatjangka waktu yang lama. Lebih bagus lagi kalo membacanyakembali atau mempelajari catatan tersebut setelah diketik.

4. Cara lain adalah dengan membaca ulang catatan pelajarankemudian buat kesimpulan dengan kalimat sendiri. Supayadapat terpatri lama di memori, tulis kesimpulan tadi di secarikkertas kecil seukuran kartu nama. Kartu-kartu tersebut efektifuntuk mengulang dan membaca singkat kala senggang.

5. Teman lainnya menyarankan untuk selalu menggunakan bukucatatan yang berbeda pada setiap mata pelajaran. Cara ini dinilailebih teratur sehingga pada waktu ingin mengulang suatupelajaran kita tidak perlu lagi harus membuka semua buku.

6. Mengulang pelajaran tidak selamanya harus dengan membacaatau menulis. Mengajari teman lain tentang materi yang barudiulang bisa membuatmu selalu ingat akan materi tersebut.Bagusnya lagi, Anda menjadi lebih paham akan materi tersebut.

7. Belajar mendadak menjelang tes memang tidak efektif. Palingtidak sebulan sebelum ulangan adalah masa ideal buatmengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah.Caranya: selalu buat ringkasan atau kesimpulan pada setiappelajaran, kalau perlu pakai tabel atau gambar ilustrasi supayamudah diingat.

8. Ada beberapa teman di Australia yang menyukai waktu belajarpada siang hari. Maklum, badan masih segar setelah tidurcukup di malam hari, jadi semangat masih tinggi. Kondisi yangbagus tersebut tidak mereka sia-siakan begitu saja. Pagimereka konsentrasi penuh pada pelajaran di kelas dansiangnya konsentrasi untuk mengulang kembali. Malam harihanya mereka gunakan untuk mengerjakan aktivitas ringanatau pekerjaan rumah. Jadi tidak pernah ada kata begadang.

9. Kalau badan capek, bakal susah buat konsentrasinya. Beberapateman menyarankan untuk libur dulu dari acara olah ragaatau kegiatan fisik lainnya sehari menjelang ulangan umum.

10. Belajar sambil mendengarkan musik memang asyik. Pilih musikyang tenang tapi menggugah. Musik klasik macam Beethovenato Mozart bisa dicoba. Musik tipe ini cocok banget buatmenemani kamu selama mengerjakan tugas yangjawabannya sudah pasti, seperti matematika, ilmu alam ataubahasa asing. Dijamin stamina belajar Anda akan selalu berisidan penuh semangat.

Memang bingung ya kalau semua orang saling memberi tahuapa yang harus dikerjakan. Paling penting adalah utamakanprioritas Anda. Karena biasanya kita menilai diri sendiri dari apayang dirasakan, sedang orang lain hanya melihat dari apa yangtelah kita hasilkan. Sementara apa yang bisa kita hasilkan hanyakita sendiri yang tahu. Jadi, buat target yang kamu percayamampu meraihnya bukan apa yang dipikirkan orang lain. Begitujuga dengan cara belajar efektif, pilih cara baik mana yang pa-ling pas dengan kondisi Anda. Selamat mencoba!Sumber: Study Tips from Students, www.adprima.com

Hak Cipta DibeliRp 175 Juta per Buku

Guru Ditantang Buat Naskah Buku Ajar

GUNA memudahkan akses pemilikan buku pelajaran bagisiswa SD-SLTA, pemerintah menantang para guru untukmengajukan naskah buku teks pelajaran. Naskah yangdinyatakan lolos Badan Standar Nasional Pendidikan akandibeli Depdiknas Rp 100 juta-Rp 175 juta per buku.

”Pembelian hak cipta buku teks pelajaran tersebut meliputihak untuk mengumumkan dan memperbanyak melaluimedia, antara lain wujud cetak, fotokopi, elektronik, dan optikselama 15 tahun yang berlaku di seluruh Indonesia.Kebijakan ini dapat mengurangi harga buku menjadisepertiga dari harga eceran yang berlaku saat ini,” ujarSugijanto, Kepala Pusat Perbukuan Depdiknas, (15/2).

Didampingi anggota Badan Standar Nasional Pendidikan(BSNP) Djaali dan Ketua Tim Pengembang Naskah Buku TeksPelajaran Asmawi Zainul, Sugijanto tampil di depan sekitar200 guru dan dosen di Sulawesi Selatan dalam rangkasosialisasi penilaian buku teks pelajaran dan pembelian hakcipta buku teks pelajaran tahun 2008.

Tahun keduaProgram tersebut kali ini menginjak tahun kedua setelah

tahun 2007 Pusat Perbukuan membeli 37 judul buku untukjenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK. Buku-bukutersebut meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia,Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA.

Menurut Sugijanto, tahun ini akan dibeli sebanyak 21judul buku mata pelajaran, antara lain Bahasa Indonesia,Matematika, IPA, IPS, Pendidikan Kewarganegaraan, BahasaInggris, Pendidikan Seni, Pendidikan Jasmani, Olahraga,Kesehatan, serta Teknologi Informasi dan Komunikasi

Sebelum dilakukan pembelian hak cipta, buku-buku tersebutakan dinilai kelayakannya oleh BSNP. Penilaian dijadwalkandua periode, yakni 13-16 Mei 2008 dan 23-26 September 2008.

Setelah hak cipta dibeli, materi akan dimasukkan dalambentuk disket, cakram, dan dalam format buku elektronik(e-book) di internet. Naskah dapat diakses, diunduh, ataudicetak dengan gratis karena sudah menjadi milik negara,sepanjang tidak untuk kepentingan komersial.

Dengan dibelinya hak cipta buku, kata Sugijanto, kelaksiswa tidak lagi terbebani biaya yang mahal untukmemenuhi kebutuhan akan buku pelajaran. Sebab, denganmemasyarakatnya internet, siswa bisa mengunduh bukupelajaran yang dinyatakan lolos penilaian melalui JaringanPendidikan Nasional.

”Tantangan sekarang adalah bagaimana mempermudahakses internet hingga ke pelosok-pelosok Tanah Air dengankecepatan akses yang memadai,” papar Sugijanto.

Ketersediaan buku pelajaran merupakan salah satu darisembilan masalah strategis yang ditekankan MendiknasBambang Sudibyo. (kom/hb)

Kiprah Yayasan Beasiswa Tunas Bangsa

Bantu Anak Tidak MampuLanjutkan Sekolah

SARKIN (40), seorang bapakyang tidak bisa melunasi biayaSPP ketiga anaknya. Ketigaanaknya telah menunggak SPPselama tiga bulan. Akibat tidakmampu melunasi SPP untuk Nar-toko (kelas 3 SMA), Herdiansyah(kelas 3 SMP), dan Desi (kelas 6SD), Sarkin memutuskan menga-khiri hidupnya dengan bunuh diri.

Mayatnya tergelantung di seutastali blandar di samping rumahnya.Padahal pekerja di sebuah perceta-kan di Jl Patemon ini meninggalkantujuh anak hasil perkawinannya de-ngan Mira, 40 tahun. Siapa yangtidak terenyuh membaca kisah Sar-kin yang dinukil dari Jawa Pos 5 Juli2003 ini?

Maka dari itu, perlu ada lemba-ga yang membantu membiayaiSPP anak dari keluarga tidak mam-pu. Sejatinya keinginan memban-tu untuk meringankan biaya pen-didikan tanpa melihat latar bela-kang agama dan suku. Yang ter-penting lembaga tersebut benar-benar mampu memberikan bantu-an tepat sasaran.

Yayasan beasiswa Tunas Bang-sa hadir dengan tujuan memberibantuan beasiswa kepada anak-anak dari golongan ekonomi sulit.Seperti diungkapkan oleh Yatimun,ketua harian Yayasan beasiswaTunas Bangsa mengatakan, ba-nyak anak-anak yang tidak mam-

pu membayar SPP padahal siswatersebut memiliki prestasi cemer-lang di bangku sekolah.

Maka dari itu, yayasan yangmemiliki akte notaris 31 Mei 2005ini berniat membantu siswa darikeluarga tidak mampu untuk ter-us sekolah. Kegiatan membantusiswa tidak mampu ini sesuai jar-gon yang dimiliki yaitu beramaluntuk membangun bangsa.

Tak lupa yayasan ini memiliki misiuntuk membangun kualitas sumberdaya manusia dengan menumbuh-kan kesadaran saling membantu di-antara anak bangsa dengan meng-harap ridho Tuhan YME.

Sebagai lembaga yang pedulipada dunia pendidikan, yayasan iniingin berperan meningkatkanprestasi siswa melalui pemberianbeasiswa. Urusan skill juga diper-hatikan oleh yayasan yang didiri-kan oleh Prof Dr Warsono ini mela-lui pemberian bantuan keteram-pilan teknologi.

Selain meningkatkan prestasidan skill siswa, tak lupa yayasanyang didirikan oleh pemerhati du-nia pendidikan ini juga berupayameningkatkan keimanan siswadengan pembinaan kerohanian.

Juga yayasan yang telah memili-ki cabang di sepuluh kota ini berniatmenumbuhkan rasa empati siswakepada teman sebaya dengan pro-gram teman asuh. Sehingga siswa

yang mendapat jatah uang saku lebihdari orang tua dapat menyumbang-kan uangnya membiayai siswa tidakmampu.

Saat ini yayasan beasiswa tunasbangsa memiliki cabang di sepu-luh kota. Rinciannya, Surabaya,Gresik, Sidoarjo, Lamongan, Bo-jonegoro, Blitar, Tangerang, Jakar-ta, Ponorogo, dan Balikpapan.

Yatimun menambahkan, pihakn-ya akan meneliti kondisi siswa se-benarnya terlebih dahulu sebelummengucurkan dana beasiswa.Harapannya, pemberian dari do-natur tepat sasaran dan hanyasiswa yang membutuhkan bantu-an yang akan dibantu.

Misalnya sebuah SMP swasta dikawasan Wonokromo memintabantuan beasiswa untuk duasiswanya. Langsung, departemensurvei dan penyaluran bea siswaakan menerjunkan tim ke rumahsiswa calon penerima beasiswa.Apakah siswa tersebut pantas me-nerima bantuan beasiswa atau tidak.

Donatur yang berniat mendonasi-kan bantuan, menurut Yatimun, da-pat transfer ke rekening atas namayayasan beasiswa tunas bangsamelalui Bank Mandiri Surabaya Pe-muda No 142.000.455.84.24 danBank Muamalat Raya Darmo Sura-baya No rek 701.0053.315. Bisajuga menghubungi 081330182924.(kho)

Sebagai lembaga yang peduli pada dunia pendidikan, yayasan ini inginberperan meningkatkan prestasi siswa melalui pemberian beasiswa.Urusan skill juga diperhatikan oleh yayasan yang didirikan olehProf Dr Warsono ini melalui pemberian bantuan keterampilan teknologi.

Page 13: 02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses informasi mereka ini tidak diim-bangi dengan peningkatan kualitas gurunya. Mungkin

13mencerdaskan kehidupan bangsaEDUWARA

Mengatasi TraumaBerbahasa Inggris

TRAUMA berasal dari kata Yunani“tramatos” yang berarti luka darisumber luar. Pada dasarnya traumaadalah luka emosi, rohani dan fisikyang disebabkan oleh keadaan yangmengancam diri kita. Trauma adalahluka batin yang tersimpan sehing-ga berpotensi menggerogoti selu-ruh diri kita.

Tidak bisa dipungkiri bahwa be-lajar bahasa Inggris berpotensi men-imbulkan trauma—dalam artiantakut atau was-was untuk practice.Tanpa bermaksud berprasangka,trauma ini disebabkan oleh masalalu pembelajaran bahasa yang set-iap hari berhadapan dengan guruyang berkiblat “to be-isme”. Di siniguru justru berperan sebagai peng-abar ideologi tentang grammar cor-rectness yang tidak bisa ditawardalam berbahasa Inggris. Guru cen-derung berperan sebagai “hakimagung” yang setiap saat siap sedia“menghukum” muridnya denganaturan-aturan kaku manakala mu-rid tersebut mencoba berekspresiatau berujar dalam bahasa Inggrisdengan grammar yang tidak tepat.Murid kemudian di cekoki dengan

to be yang berpengaruh pada imejbahwa bahasa Inggris itu sulit di-pelajari, dipahami, dan dikuasai.

Sebagai orang Indonesia yang rata-rata mengawali pembelajaran bahasaInggris ketika SMP, maka berhadapanlangsung dengan to be seringkalimerupakan suatu ketakutan. Bagaim-ana tidak, ketika kita sebagai pemiliksah bahasa ibu (mother’s tongue) bu-kan bahasa Inggris, saat berhadapanpertama kali dengan bahasa Inggrisitu sendiri pada waktu pertama kali,yang disuguhkan adalah hamparanperaturan berbahasa.

Barangkali hari ini masih banyakditemukan guru yang menerapkanpola yang sama; mengutamakangrammar dibanding memotivasisiswa untuk menggunakan bahasainggris itu sendiri. Hari T. Kisdi meng-istilahkan pembelajaran seperti inidengan knowledge oriented. Kitadisuguhkan pengetahuan tentangbagaimana cara berbahasa, alih-alihskill oriented yang berupa keter-ampilan berbahasa.

Bisa kita bayangkan dan rasakanbagaimana suasana yang kita hada-pi dan dapati ketika kita belajar ba-

hasa Inggris untuk tahap awal, kitadiharuskan memiliki pengetahuanberbahasa. Kita diharuskan memaha-mi grammar dalam artian pola-polaformal dan terbatas yang digunakandalam berujar bahasa Inggris. BahasaInggris, lanjut Hari T. Kisdi adalah se-buah keterampilan (skill). Ia merupa-kan suatu pembelajaran untuk me-makai bukan mengetahui.

Akibat trauma berbahasa di masalalu, maka ketika mereka belajar ba-hasa inggris di usia dewasa, merekamengalami kesulitan. Banyak kasusditemukan bahwa pembelajar ba-hasa Inggris dewasa pada batasan-batasan tertentu, bisa memahami or-ang lain yang berbicara bahasa Ing-gris. Tapi ketika diminta merespon,mereka mengalami kesulitan. Justrupersoalannya bukan karena merekatidak tahu jawabannya, tapi merekatakut salah dalam meresponnya.

Di kelas-kelas bahasa Inggris yangpernah saya tangani, model pem-belajar seperti ini biasanya memilihmenjawab dengan bahasa Indone-sia, padahal saya bertanya dalambahasa Inggris. Ini membuktikanbahwa mereka mengerti tentang

apa yang saya katakan dalam ba-hasa Inggris, tetapi mereka kesulit-an untuk meresponnya dalam ba-hasa Inggris. Pada situasi tertentu,mereka justru memilih diam ataumengatakan “no comment.”

Ini adalah bentuk trauma yang di-alami oleh pembelajar bahasa Ing-gris di usia dewasa, yang dipicu oleh“to be” oriented di usia sekolah. Trau-ma ini seyogyanya bisa diatasi de-ngan mengubah paradigma pem-belajarnya. Paradigma ini bisa dirubahdengan cara memahami fungsi ba-hasa sebagai alat komunikasi.

Ketika pembelajar yang mengalamitrauma tersebut memahamai konsepini, maka mereka lantas akan menya-dari bahwa bahasa Inggris—sebagai-mana bahasa-bahasa lain—adalah se-buah alat untuk bisa saling berkomu-nikasi dan saling memahami satu samalain, alih-alih show off tentang tataba-hasa antara satu dengan yang lain.

Dalam berbahasa Inggris misal-nya, orang yang menggunakan ba-hasa Inggris sebagai alat komuni-kasi (English speaking people) keti-ka berkomunikasi dengan orangyang bahasa ibunya bukan bahasaInggris (non-native speaker) cen-derung lebih pada keinginan untukmemahami apa yang dikatakan la-wan bicaranya, alih-alih berupayamemperbaiki English grammar nya.

Contoh sederhana ini meniscaya-kan bahwa tobe-isme bukanlah sya-rat mutlak yang mesti dianut dalamberbahasa Inggris. Metode to be orien-ted yang diaplikasikan oleh guru-gurudi tingkat sekolah menengah teruta-ma, ternyata dalam prakteknya justrumenyulitkan para pembelajar bahasaInggris tersebut. Lebih jauh, pengajarbahasa inggris menciptakan traumaberbahasa Inggris ketimbang men-dorong (encourage) para pembelajaruntuk berbahasa Inggris. (*)

Oleh: Condra Antoni(Dosen Bahasa Inggris FT Teknik UMRAH/PoliteknikBatam, Koordinator Polybatam Language Centre)

TARIF IKLAN TABLOID EDUKASI

Iklan Kuping(depan/pojok kanan) 70mm x 60mm Rp. 4.000.000,-Banner cover 5 kol x 50mm Rp. 7.500.000,-1 Hal advertorial 5 kol x 393mm Rp. 17.685.000,-½ Hal advertorial 5 kol x 194mm Rp. 8.730.000,-¼ Hal advertorial 128mm x 194 mm Rp. 4.365.000,-

Katagori Ukuran Harga

Harga per mmk - Rp. 6.000,-/mmkCover belakang - Rp.15.000,-/mmkAdvertorial Rp. 9.000,-/mmkHalaman dalam1 Halaman (5 klm)261mm x 393 mm Rp 11.790.000,-½ Halaman (horizontal) (5 klm)261mm x 194 mm Rp. 5.820.000,-½ Halaman (vertikal) 128mm x 393 mm Rp. 5.895.000,-¼ Halaman 128mm x 194 mm Rp. 2.910.000,-

Katagori Ukuran Harga

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Belajar dariPara Jenius

BAGAIMANA cara orang jenius berpikir danberusaha? Ternyata ada beberapa hal positif yangdapat kita petik dan terapkan dalam pola belajarsehari-hari. Anda juga perlu menularkannyakepada para peserta didik, agar mereka termotifasidalam belajar pelajaran apa pun.

Pertama, lihatlah persoalan dari berbagai cara.Jangan pernah puas dengan cara yang telahbiasa. Terus berusaha untuk mencari cara baru.Apa yang bakal kita dapat kadang merupakancara yang lebih praktis dan efisien.

Kedua, pergunakan visualisasi dan metafora.Kemampuan untuk memvisualisasikan suatupersoalan adalah salah satu ukuran kejeniusanseseorang. Kenapa? Karena dengan demikian iamampu menerjemahkan hal-hal yang sulit kedalam bentuk yang lebih sederhana.

Ketiga, jangan pernah berhenti. Orang gagalakan berhenti dan bertanya, “Mengapa sayagagal?” Sebaliknya, orang yang berpikiran jeniusakan balik bertanya ke diri sendiri, “Apa yang telahsaya lakukan?” Jadi tidak perlu buang waktuuntuk meratapi kegagalan. Gunakan waktuseefisien mungkin untuk bangkit kembali darikegagalan. Caranya? Tidak berhenti berusaha,melihat kembali, menganalisa dan mengevaluasiapa yang telah dilakukan. (kompas)

Bisa Tekan Tingkat FertilitasPeningkatan Status Pendidikan Perempuan

PENINGKATAN status sosial kaum wani-ta melalui pendidikan, dinilai dapat men-jadi faktor kunci bagi upaya pencegahanterjadinya ledakan penduduk, yang bisaberujung pada peningkatan kemiskinan.

“Berdasarkan kelaminnya, wanita adalahfaktor utama terjadinya kelahiran. Wanitadengan pendidikan tinggi, otomatis akanfokus bekerja. Dengan demikian, kesempat-an untuk memiliki banyak anak menipis,” tan-das Pengamat Masalah Sosial dari Departe-men Sosiologi Universitas Indonesia Imam B.Prasodjo, yang disampaikan dalam diskusibertajuk KB dan Kemiskinan, di Jakarta, (14/2).

Dipaparkan, apabila wanita memilikipendidikan yang tinggi, maka setelah lu-lus, umumnya mereka akan memutuskanuntuk bekerja. Setelah duduk dalam dun-ia kerja, maka wanita akan terfokus padakarir. Disisi lain, secara medis, tingkat ke-suburan perempuan untuk memiliki anakberkisar pada usia 25 hingga 35 tahun.

Dengan demikian, semakin tinggi wani-ta dalam status sosial, semakin sibuk mere-ka, maka kesempatan memperoleh anaksecara banyak juga semakin tipis. Di sisilain, kalaupun mereka memiliki banyakanak, hal tersebut akan menjadi bebanberat bagi yang bersangkutan. Pasalnya,selain bertangggungjawab mengurus

anak, mereka juga bertangungjawab padadunia kerja mereka.

“Namun, peningkatan status sosial(wanita) ini tentunya tidak mudah. Karenaakan terbentur pada budaya patriaki.Kadang suaminya tidak setuju, kalau pe-rempuan lebih maju dari dirinya.”

Imam juga berpendapat, untuk menekanupaya ledakan penduduk yang berdamp-ak apada peningkatan kemiskinan. Pemer-intah mutlak harus turut campur. Salah satu-nya, pemerintah harus berani gencarmelakukan promosi kondom dan programKeluarga Berencana (KB). Intervensi lain daripemerintah bisa juga dilakukan dalam ben-tuk pemberian insentif.

“Dalam bentuk jaminan sosial, misalnya,kalau anak lebih dari dua, maka anak ke-tigatidak akan ditanggung penuh oleh negara,”cetus Imam menyodorkan alternatif.

Terkait dengan pengurangan kemiskinandimasa depan, Imam menilai, tidak cukuphanya dengan pengendalian penduduk.Tetapi juga harus disertai dengan peningka-tan taraf ekonomi yang membaik. Walauroda ekonomian meningkat, kalau hasilnyatergerus oleh korupsi, maka hasilnya tentutidak maksimal. Oleh karena itu, pemerin-tahan yang bersih bisa menjadi faktor pen-ting dalam pengurangan kemiskinan.

Hal lain yang perlu dilakukan adalah pe-manfaatan sumber daya alam. Sayangnya,walau bumi Indonesia kaya dengan sum-ber alam, namun karena tidak diolah, makanilai jual atau pemanfaatan (value added) nyasangat rendah.

Dengan demikian Imam menyimpulkan,berdasarkan penuturan diatas, BadanKoordinasi Keluarga Berencana (BKKBN)harus berkoordinasi lintas departemen.

Pada kesempatan yang sama, KepalaBKKBN Sugiri Syarif menuturkan, diband-ingkan dengan keluarga miskin. Keluargayang dinilai mampu, memiliki tngkat kela-hiran (fertilitas) yang lebih rendah diban-ding orang miskin.

“Hampir 90 persen kelahiran baru, ba-nyak terjadi pada keluarga dengan tingkatekonomi pas-pasan,” terang Sugiri.

Ditngkat dunia, secara kuantitas pen-duduk Indonesia merupakan yang terbe-sar keempat setelah China, India danAmerika Serikat. “Jika Indonesia dapatmempertahankan tingkat kelahiran padaposisi saat ini, sebanyak 1,35 persen pertahun, maka, pada tahun 2050, posisi jum-lah penduduk Indonesia akan tetap padanomor empat. Bila lebih, amaka pada tahunitu, jumlah penduduk Indonesia akan le-bih dari AS.” (mi)

Page 14: 02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses informasi mereka ini tidak diim-bangi dengan peningkatan kualitas gurunya. Mungkin

mencerdaskan kehidupan bangsa14 EDUALUMNI

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

BANYAKNYA musibah bencana alam yang menimpa saudara kitadi beberapa daerah di Jawa Timur ternyata mengtuk pintu hati 190siswa kelas 5 SD Al Hikmah Surabaya. Cara yang ditempuh oleh siswadari salah satu SD terkemuka di kota Pahlawan ini cukup unik.

Para siswa yang tahun depan akan menempuh ujian ini menanam anekabunga yang telah mereka rawat selama lima bulan. Program ini termasukmateri gardening yang menumbuhkan minat mananam bunga sedari kecil.

Setelah dirawat oleh tangan-tangan mungil itu kemudian mereka menjualbunga yang tengah digandrungi masyarakat di samping lokasi Children’sGarden (sebuah kebun seluas 10 x 8 meter yang memang disediakan sekolahuntuk tempat berkebun siswa), berdiri lapak tanaman hias.

Bunga yang mereka jual yaitu adenium, euphorbia, aglonema, jugaarabicum. Jumlahnya sekitar 165 pot plastik. Amran Ali Saiboo, salahseorang siswa yang bertugas menjaga stand, tampak sibuk melayanipembeli. “Ayo beli, murah-murah. Dapat pahala lagi,” katanya. Hargayang dibandrol cukup murah mulai Rp 10 ribu sampai Rp 200-an ribu.

Kevin Nizam, siswa kelas 5B, membeli sebuah adenium cantikberbonggol mirip binatang. “Saya ingin membuat kejutan buat mamananti sepulang sekolah nanti. Mama kan suka bunga,” katanya. Diamengaku punya uang dari jatah uang saku selama beberapa hari. Siswalainnya, Tyan Ramadhan, kelas 5 A’ lebih suka membeli arabicum. ”Saya

suka tanaman. Kebetulan di rumah belum punya arabicum sepertiini. Apalagi ini untuk menyumbang korban bencana. Jadi Saya pengenbeli sekalian nyumbang gitu”. Beberapa guru dan orang tua juga adayang nimbrung belanja. Menurut Taufiqurrahman, guru penanggungjawab program gardening, kegiatan

ini diniatkan untuk menumbuhkan empati anak-anak, melatih jiwakewirausahaan, sekaligus sebagai media penididikan lingkungan.“Kami tinggal menghubungkan dengan pelajaran di kelas, terutamaIPS dan matematika. Yang penting anak-anak belajar dengan gembira,”kata alumnus IAIN Sunan Ampel Surabaya ini.

Kegiatan yang bertema Be friend with flora, save the earth inisebenarnya menurut Drs. Gatot Sulanjono, kepala SD Al Hikmahbertujuan melengkapi kegiatan peduli korban bencana di sekolah AlHikmah. Mulai pekan lalu seluruh siswa, dari KB sampai SMA,mengadakan penggalangan dana terkumpul Rp 119.554.000,-. Danatersebut disalurkan kepada beberapa sekolah korban banjir di Gresik,Lamongan, Bojonegoro dan Ngawi.

“Sengaja kami menyalurkan ke sekolah-sekolah. Biar nyambung,dari siswa ke siswa. Kami juga ingin menyemangati anak-anak korbanbanjir, agar tetap giat belajar,” katanya. (kho)

Cara SD Al HikmahAjarkan Peduli Sesama Brigadir Jenderal Rumiah

Unesa boleh berbangga, sebab salah satu alumnusnya ada yang berhasilmenjadi pioner di jajaran lembaga tinggi negara. Perannya pun sangatvital di bidang keamanan, yaitu kepolisian. Dialah Komisaris BesarRumiah, yang beberapa bulan lalu dinobatkan sebagai Kapolda Banten.

SEBAGAI lembaga pendidikanyang didirikan khusus untuk men-ciptakan tenaga pendidik profesion-al atau guru, Universitas Negeri Sura-baya (Unesa) –dahulu IKIP Sura-baya—ternyata banyak melahirkanpakar di luar bidang aslinya. Tera-khir, yang begitu membanggakansegenap almamater Unesa adalahdilantiknya Kombespol Rumiah se-bagai Kapolda wanita pertama diIndonesia, dengan pangkat terbaruBrigadir Jenderal.

Perempuan lulusan IKIP Surabayatahun 1975 itu telah dilantik olehKepala Polri Jenderal Sutanto se-bagai orang nomor satu di jajaranKepolisian Daerah (Polda) Banten.Kemampuan dan usaha kerasnyamenekuni karier di Kepolisian telahmengantarkannya meraih jabatanprestisius di jajarannya.

Sebelumnya mungkin banyak o-rang beranggapan bahwa lulusanIKIP hanya akan menjadi guru. Tetapifakta baru telah ditunjukkan olehRumiah. Wanita kelahiran 19 Maret1953 ini telah membuka setiappasang mata alumnus Unesa; meskiseorang wanita, bila memiliki nyalikuat dan senantiasa berusaha mak-simal, pasti akan terbuka jalan walausebenarnya pengetahuan dasarnyaakademik pun kurang sesuai denganprofesi yang kini digelutinya.

Rumiah yang kelahiran Tulung-agung Jawa Timur mengawali karier-nya dari jalur perwira. Setelah lulusdari IKIP 32 tahun lalu, dia masuksekolah Pendidikan Militer Sukarela-wan Wanita. Lulus tahun 1978, pen-yandang pangkat Brigadir wanitapertama di jajaran Kepolisian RI itulangsung bekerja di jajaran Polri.

Ia pun sempat mengikuti pendi-dikan Sekolah Staf Komando Angka-tan Darat tahun 1995, jenjang yangmembuka pintu kariernya lebih be-sar. Bekalnya makin lengkap ketikaia menyelesaikan pendidikan padaStaf dan Pimpinan AdministrasiTingkat Tinggi (Sespati) tahun 2003(angkatan kelima).

Jenjang KarierDalam perjalan kariernya, bebera-

pa pos penting di jajaran Polri telahdidudukinya. Antara lain KepalaSekolah Polwan, Kasubdit Produksidan Dokumentasi Divisi Humas Pol-ri, dan terakhir menjabat sebagaiSekretaris Lembaga Pendidikan danPelatihan (Lemdiklat) Polri.

Setelah cukup lama Polri tak memi-liki polwan bintang satu, Rumiah, ibudua anak itu mengisi kekosongantersebut. Bahkan ia menempati posisistrategis, yaitu sebagai Kapolda.

Dipilihnya Rumiah sebagai Kapol-da Banten, menurut Inspektur Jen-deral Bambang Hadiyono, DeputiSumber Daya Manusia Kapolri, me-mang sesuai kriteria dan kemampuansang personel. “Pria atau wanita, jikamemang memenuhi persyaratan ja-batan, ya, berhak. Kami juga melihataspek moralnya. Dari semua aspek itu,Rumiah sudah teruji,” tegas Bambang.

Memang harapan atas Rumiahmasih harus diuji sejalan dengan ber-gulirnya waktu. Kehadirannya pun di-sambut hangat oleh Gubernur Provin-si Banten yang juga perempuan, RatuAtut Chosiah.

Masih menurut Bambang, Rumiahjuga telah melalui prosedur resmi. Ru-miah terpilih setelah Dewan Jabatan danKepangkatan (Wanjak) Polri menyelek-si lebih dari lima calon, polisi pria danwanita. Yang dipertimbangkan meliputisegi profesionalisme dan moral. Lalu as-

Brigadir Jenderal Rumiah saat serah terima jabatan Kapolda Banten, yang secara resmi diserahterimakan oleh Kapolri Jenderal Sutanto .

Alumnus Unesa jadi Kapolda Wanita Pertama

Nama : RumiahTempat, Tgl. Lahir :

Tulungagung, 19 Maret 1952Anak:

Yulistiyanto Surya Dwi Adji Gemilang

Pendidikan: SMA (1971) Institut Keguruan IlmuPendidikan (IKIP) Surabaya(1975)

Sekolah Perwira MiliterSukarelawan (1978)

Sekolah Lanjutan Perwira(1990)

Sekolah Staf KomandoAngkatan Darat (1995)

Sekolah Staf Perwira TinggiPolri (2003)

Karier & Prestasi: Atlet nasional soft ballempat kali ikut SEA Games

Sekretaris LembagaPendidikan dan Latihan Polri

Kepala Kors Siswa SekolahPolisi Wanita (1997)

Perwira Madya II StafPersonel Polri (1998)

Wakil Kepala Sekolah PolisiWanita (1999)

Kepala Sepolwan (1999)Kepala Bidang Produk DivisiHubungan Masyarakat Polri2006

BIODATA

pek gender mainstream coba dimuncul-kan, dikorelasikan dengan paradigmapolisi sipil. Dan itu semua dipunyai olehKombes Rumiah. Ditambahkan olehBambang, Rumiah adalah perempuanpertama yang sekolah Sespati.

Itulah sepenggal kisah suksesalumni Unesa yang mampu menga-ngkat harkat diri dan almamaternya.Semoga, masih banyak teladan muliayang dimiliki oleh Unesa, sehinggatak ada kesia-siaan setiap tahun Une-sa melahirkan ribuan sarjana baru.Dan, kemudian akan terus bermun-culan alumnus-alumnus yang mam-pu memgembangkan prestasi dibidang masing-masing. (*hb/gatra/dll)

Rumiah tetapramah danakrabdenganwarga biasa.Sama sekalitidak adaperubahansifat pada diriKapoldaBanten, yanglulusan IkIPSurabaya ini.

Be Friend with Flora, Save the Earth

ARTIS kenamaan Hj Neno Warismanmenyindir mahalnya pendidikan tinggi,saat membacakan puisi “Afala Ta`qilun”dalam “Halal Bi Halal” Keluarga Besar ITSSurabaya, beberapa waktu lalu.

“Isu pendidikan selalu laris dijual paracalon presiden, tapi anak-anak marjinaltetap kesulitan. Karena biaya pendidikantinggi semakin tak terjangkau,” katanyadalam salah satu bait puisinya.

Puisi religi yang dibaca dengan penuhpenghayatan itu, juga menyentil makna

“Halal Bi Halal” yang sering disalahgunakan para pejabat.“Tak hilang rasa marahku dengan `Open House` (Halal Bi Halal),

sampai (kesejahteraan) rakyat terjamin. Apalagi `Open House` merekaitu dibiayai rakyat miskin,” katanya.

Di hadapan rektor ITS, Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD dan guru besarUniversitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Dr AhmadSatori Ismail selaku penceramah, artis kelahiran Banyuwangi, Jatim itupun menyindir mahasiswa. “Saya bertanya kepada mahasiswa dariuniversitas-universitas ternama tentang siapakah ibu pertiwi,” katamantan pelantun tembang “Nada Kasih” bersama Fariz RM itu.

Tapi, katanya, jawaban para mahasiswa dari universitas-universitasandalan itu umumnya menyamakan ibu pertiwi dengan bangsa, negara,dan Tanah Air. “Padahal, ibu pertiwi adalah rakyat, rakyat miskin, bukannegara, bangsa, atau Tanah Air. Rakyat miskin yang selama ini takmenikmati kemerdekaan dan pembangunan,” katanya menegaskan.

Dalam puisi panjang dalam kurun 20 menit itu, Neno juga mengajakpara hadirin untuk merenungkan pentingnya memanfaatkan ilmuuntuk kemaslahatan bangsa. “Alangkah luhurnya bila ilmu yang telahkita serap selama belajar di sebuah universitas ternama bisamembantu kesejahteraan masyarakat banyak. Tak akan sia-sia ilmuitu akhirnya,” katanya memaparkan. (antara)

Sindir MahalnyaPendidikan Tinggi

Neno Warisman

Neno Warisman

Page 15: 02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses informasi mereka ini tidak diim-bangi dengan peningkatan kualitas gurunya. Mungkin

15mencerdaskan kehidupan bangsaEDUALUMNI

Dosen BerprestasiCiptakan Logo Unesa

NAMA Martadi seakan melekatdengan dunia pendidikan. Bahkangelar master yang diraihnya padatahun 2002 juga berkat tesis yangmengangkat tema pembelajaran.Saat itu, pria kelahiran Ngawi inimenempuh Magister Desain di Ins—titut Teknologi Bandung (ITB). Dalampenelitiannya, dia mengetengahkantesis dengan tema media pembela-jaran matematika untuk anak-anakyang dimiliki sekolah namun tidakdimanfaatkan siswa.

Memang, banyak kasus ter-bengkalainya sarana dan prasarana disekolah yang tidak terpakai, oleh kare-na media pembelajaran untuk anak-anak dibuat tidak menggunakanpendekatan calon pemimpin bangsadi masa depan. “Sehingga murid tidaknyaman dan sulit menggunakan pi-ranti pembelajaran tersebut. Seharus-nya media pembelajaran disesuaikandengan pola pikir anak-anak. Sertapembuatan alat penunjang belajarmemakai pendekatan anak-anak,”ungkapnya.

Untuk meraih gelar master, dosenJurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan

Seni (FBS) Unesa ini membuat mediapembelajaran sesuai kurikulum yangberlaku saat itu yaitu Kurikulum Ber-basis Kompetensi (KBK). Serta dosendengan seabrek pengalaman peneli-tian ini membuat karya terintegrasidengan pendekatan terpola denganmenggunakan tematik dan joyful learn-ing. Siswa yang dijadikan sampel pene-litian adalah siswa kelas 1-3 SD.

Pada waktu itu, Martadi membuatpuzzle yang bertujuan untuk pembela-jaran matematika dan bahasa Inggris.Dengan alat media tersebut, siswakelas usia bawah setiap kali meny-usun puzzle, selain bermain juga sekali-gus belajar berhitung dan mengenalkosakata bahasa Inggris. Tentunyapencipta logo Sekolah Alam InsanMulia (SAIM) Surabaya ini membuatpuzzle yang eye catching, nyamandalam genggaman tangan anak-anak.Berkat penelitian ini Martadi menjadipemenang pertama tingkat nasionalLomba Penelitian Penerapan IPTEK.

Guru Sama dengan PriyayiMartadi sejak kecil memang ber-

niat menjadi guru kesenian. Menja-

di guru menurut pandangan orangNgawi merupakan pekerjaan mulia.Wajar bila guru menjadi kaum ter-hormat sejajar dengan kaum priyayi.Figur guru begitu terhormat bahkanuntuk menyebut guru yang sudahberanjak tua dengan nama eyangguru. Maka tak heran Martadi kecilbercita-cita menjadi guru. SelepasSMP dia melanjutkan ke SPG(Sekolah Pendidikan Guru). Bakat dibidang seni rupanya membuat Mar-tadi memutuskan mengambil juru-san kesenian.

Selepas SPG, Martadi pernahmengajar di SD, SMP, dan SMA hing-ga akhirnya menjadi dosen SeniRupa Unesa. Padahal dalam keluar-ga besarnya tidak ada yang menja-di guru. Almarhum ayahnya adalahveteran tentara yang meninggal ke-tika Martadi masih kecil. Untung ibu-nya adalah wanita tangguh yangberusaha mengantarkan kedelapananaknya menjadi manusia yang be-rarti. Berkat kerja keras seorang ibu,kini Martadi dan ketujuh saudaran-ya telah menjadi orang. Mulai men-jadi guru, dosen, dan bagian admi-

Drs Martadi, M.Sn

MARTADI memiliki keahlian membuat desain logo.Tercatat ada delapan logo yang berhasil di buat olehdirinya. Mulai dari logo Unesa, Sekolah Alam Insan Mulia(SAIM), Politeknik Madiun, dan Festival Kreativitas Anakse-Jatim. Desain-desain logo tersebut semuanya dibuatberdasarkan visi dan misi lembaga secara filosofis. “Bah-kan semakin simbolis sebuah logo berarti semakin ba-gus. Banyak perusahaan mengganti logo untuk men-ingkatkan kinerja kepada konsumen,” tambahnya.

Martadi menyebut sederet nama perusahaan besar yangtelah berubah jauh lebih baik setelah mengganti logo. Mulaidari logo Pertamina, Bank Mandiri, Bank BNI, Garuda Indo-nesia , Mandala, dan Telkom. Telkom menurut dosen KKR itu,dulu sering dikomplain masyarakat akibat buruknya pe-layanan. Kini pelayanan Telkom jauh meningkat diban-dingkan era 1990-an, setelah berganti logo baru.

Begitu juga perubahan logo IKIP Surabaya menjadiUniversitas Negeri Surabaya (Unesa) di tahun 1999. Mar-tadi mengingatkan, saat itu semua logo IKIP negeri diseluruh Indonesia memiliki kesamaan. Yang membeda-

kan hanyalah penambahan nama kota saja dimana IKIPtersebut berada. Kini logo kampus eks IKIP telah berbe-da jauh dengan logo lamanya.

Lalu bagaimana latarbelakang terbentuknya logo Une-sa yang sekarang? Diterangkan oleh dosen teladan Unesa2007 itu, bahwa setahun setelah masa reformasi, SK pe-rubahan status Unesa turun dari Mendiknas. Tak lamasetelah itu rektorat menyelenggarakan lomba cipta de-sain Unesa. Martadi turut serta dan berhasil menjadi jua-ra pertama. Martadi membuat logo Unesa yang tidakjauh berbeda dengan logo IKIP Surabaya waktu itu. Hara-pannya masyarakat menilai Unesa tidak jauh berbedadengan IKIP yang menitikberatkan pada kependidikan.

Oleh sebab itu, dalam logonya, Martadi tetap memper-tahankan perisai segi lima, dua sayap dan teratai dari logoIKIP Surabaya. Kemudian untuk memberikan nuansa Sura-baya , wisudawan terbaik tahun 1991 ini menambahkantugu pahlawan. “Bila dihitung tugu pahlawan dan jumlahsayap pada logo menggambarkan kelahiran Unesa yaitu1999,” katanya. (lid)

Spesialis Desain Logo

nistrasi, serta ada juga yang di dinaspengairan, dan menjadi petani.

Tidak Setuju SertifikasiMengenai peningkatan profe-

sionalisme dan pemberian tunjang-an profesi untuk guru melalui serti-fikasi portofolio, Martadi mengakutidak setuju. Alasannya, dalam porto-folio guru yang dikirimkan ke LPTK(Lembaga Pendidikan dan TenagaKependidikan) induk tidak bisa me-lihat kinerja guru secara langsung.

Selain itu, faktor kejujuran ketikamenyusun portofolio perlu diperta-nyakan. Banyak ditemui kasus gurumemalsu sertifikat dan mencuri ha-sil karya tulisan biar lulus sertifikasi.Martadi lebih condong mengarah-kan guru mengikuti pendidikanprofesi daripada mengumpulkanportofolio.

Martadi juga menyoroti rendah-nya animo guru melakukan peneli-tian karya ilmiah. Banyak guru darigolongan 4B dan 4C tidak bisa naikmenjadi golongan 4D. Sehinggaperlu dilakukan pelatihan menuliskarya ilmiah untuk guru. Misalnya

melatih guru membuat PenelitianTindakan Kelas (PTK). Guru tiap harimenemui para siswa dengan berba-gai karakter tingkat penyerapanmateri pelajaran. Dari situ guru bisamelakukan riset apa penyebab mu-rid kesulitan di pelajaran matemati-ka dan bagaimana solusinya.

Martadi menambahkan, guru bisamelakukan PTK dengan banyak cara.Bisa melalui catatan harian menga-jar. Bagaimana kondisi kegiatan be-lajar mengajar hari ini. Apa saja yangterjadi selama pembelajaran ber-langsung? Bisa juga guru mengajarkemudian melakukan penelitian. Tin-dakan ini lebih sistematika danmenggunakan logika belajar.

Atau menerapkan lesson study. Keti-ka guru mengajar di depan kelas adaseorang yang mengobservasi kegiat-an belajar mengajar. Langkah ini le-bih objektif, guru tahu kelemahan di-rinya sendiri dari komentar temansejawat. “Namun permasalahannyaadalah guru tidak terbiasa mengajarditunggui seseorang. Malah mem-buat grogi bagi sebagian besar gurubila mengajar,” katanya.(kho)

SBI Dinilai GagalPROGRAM peningkatan mutu pendidikan di Indonesia de-

ngan membuat Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) perlu ditin-jau ulang. Pasalnya SBI yang jumlahnya sekitar 300 sekolahternyata menjadi program amburadul yang dibuat oleh pe-merintah. Sehingga di tahun 2008 tidak ada keinginan dari pe-merintah untuk menambah sekolah yang berlabel SBI. Malahprogram ini harus dievaluasi. Demikian pemaparan Satria Dhar-ma staf ahli Klub Guru yang sering menjadi narasumber SBI.

Menurutnya, konsep SBI belum matang. Belum lagi dari manamendapatkan guru yang berkualitas. Ketiadaan guru yang berkua-litas karena tidak ada persiapan penunjang. ”Apakah mentang-mentang sudah meminta pengajar memakai bahasa Inggris keti-ka menyampaikan materi pelajaran sudah dianggap pantasmenyandang SBI. Berarti semua sekolah di AS berkualitas karenamenggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Padahaltidak semua sekolah di AS berkualitas,” ujarnya.

Malahan, lanjut alumni pendidikan bahasa Inggris Unesa inimengatakan, tidak ada riset terlebih dulu tentang pembentukanSBI. ”SBI kok langsung tiba-tiba keluar di setiap daerah. Apakahbila menerapkan ujian Cambridge bisa dianggap SBI. Belum lagitidak semua sekolah SBI mendapat kucuran dana untuk menun-

jang fasilitas sekolah seperti yang dijanjikan pemerintah. Seharus-nya kualitas SBI lebih baik dari sekolah biasa sebab mendapatdana lebih meningkatkan fasilitas sekolah,” terangnya.

Selama ini SBI di lapangan, kata Satria, hanya mementingkanpengajaran core subject atau mata pelajaran umum yang diajar-kan menggunakan bahasa Inggris. Padahal SBI tidak hanyamengajarkan core subject, tapi diminta mengajarkan life skills,wawasan dunia global, dan IT (Information Technology).

Belum lagi dari tiga dirjen yang mengurusi SBI masih berbedapendapat mengenai arah SBI sendiri. Ketiga dirjen tersebut adalahPMPTK (Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan), Dik-dasmen (Pendidikan Dasar dan Menengah), dan Litbang (Penelitiandan Pengembangan). Ketiga dirjen mengheluarkan konsep yang ber-beda terkait SBI. Berarti konsep SBI di Indonesia gagal. AlasannyaDepartemen Pendidikan terkesan buru-buru dan konsep belum ma-tang. Belum lagi sekolah di daerah hanya pasrah menunggu juklak

Terus solusinya bagaimana? Menurut Satria, pemerintah se-belum berencana membuat sesuatu harus didahului riset yangbaik. Selanjutnya Satria mengkritisi program pemerintah bany-ak yang gagal. Lihat saja BOS (Bantuan Operasional Sekolah)dan SBI kenyataan di lapangan memprihatinkan. (kho)

Drs. Satria Dharma dalam sebuah acara seminar pendidikan. Ide dan gagasannyabanyak memberi sumbangsih terhadap pengembangan pendidikan nasional.

Drs Martadi, M.Sn tak pernah kering ide cemerlang. Utamanya gagasan yang berkaitan denganpengembangan metode pendidikan. Dia juga membawa perubahan berarti pada Unesa berkat karyalogonya yang brilian.

Page 16: 02 03 hal - harlanws.files.wordpress.com · ping buku pelajaran di sekolah. Namun, kece-patan akses informasi mereka ini tidak diim-bangi dengan peningkatan kualitas gurunya. Mungkin