00.40.0073 Rina Kartika Dewi
-
Upload
thomas-simpson -
Category
Documents
-
view
66 -
download
7
Transcript of 00.40.0073 Rina Kartika Dewi
-
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KONSEP DIRI
DENGAN KECEMASAN IVIENGTIADAPI UJIAN SKRIPSI
PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI
UNTVERSITAS KATOLTK SL'EGIJAPRANATASEMARANG
SKRIPSI
Oleh :
RINA KARTIKA DEWI00.40.0073
FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG2AA7
-
HUBUNGAN KECBRDASAN EMOSIONAL DAN KONSEP DIRIDBNGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI
PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi[Jnivers itas Kato I ik S oe gij ap r anata S emarangUntuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna
Memperoleh Deraj at Sarj ana Psikologi
RINA KARTIKA DEWI00.40.0073
FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG2007
I
I
-
PERSEMBAHAN
Thuryu geUerlrsns tnr huperrembsbhun bugt orung' orsilg p&ng
ssngst shu ctntni : untult lFsps, frlsms, Susmi lsn lnshhtt
peng gelelu memberthsn gemsngst [an trorongsn untuh Uspst
menyeleguihun tugu$ penuligsn thripsi ini.
i l l
-
MOTTO
"flLLuU shsn meninggihsn orttilg - oreng peilg bertmsn Ui
siltersmu lsn or$ng - orsng pflng Diberi ttmu pengetsllusn
beberspa lerujut"
( @.S. u[ fr[uiuslilsb : 1l)
"$ebsrh - bsihnps tlmu sDstub psng bermsnfu&t"
( gl Thalist)
iv
-
UCAPAN TERIMAKASTH
B ismi I lahh irohman irrohh i m
Alhamdulillah. segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat
dan karuni-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga kesulitan - kesulitan dapat di
atasi.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan rasa
terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. M. Suharsono. MSi., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Soegi iapranata
Ibu Dra. Supanni. MSi.. selaku dosen pernbingbing yang tclah
meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dengan kesabaran dan
ketelitian dari awal hingga terlaksananya penyusunan skripsi ini.
Ibu Dra. Lucia Hernawati. MSi." selaku dosen wali vans te lah
mendampingi penulis selama menimba ilmu di Fakultas Psikologi
Seluruh dosen Fakultas Psikologi tlniversitas Katolik Soegiiapranata
yang telah membimbing penulis selama menuntut i lmu.
Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan kasih sayangnya.
mendoakan dan mendorong penulis setiap waktu. Segala ).ang
diberikan tak mungkin dapat terbalaskan.
2.
3 .
4.
5 .
-
6. Suamiku tercinta yang selalu mendampingi dan memberikan dorongan
hingga terselesaikannya skripsi ini.
7 . Anakku tersayang terima kasih telah menjadi motivator dan
memberikan kekuatan bagi mama untuk dapat menyelesaikan skripsi
in i .
8. Kakak dan adek - adekku terima kasih atas bantuan doanv-a.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih yang sebesar - besarnf it
kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan
rakhmat dan inayah - Nya kepada kita semua.
Semarang. Mei 2007
Penul is
V I
-
DAFTAR ISI
Halaman
F{ALAMAN JIJDUL
HALAMAN PENGESAHAN.
FIALAMAN PtrRStrMBAFlAN. . .
HALAMAN MOTTO.
UCAPAN TERIMAKASIH...
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL... .
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PtrNDAHULUAN.
A. Latar Belakans Masalah..... I
B. Tuiuan Penelitian.... 8
C. Manfaat Penelitian...... 8
a. Manfbat Teorit is.... 9
b. Manfaat Praktis 9
BAB II. TINJAI.JAN PTJSTAKA..... 10
A. Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi. l0
1. Pengertian Kecemasan Menghadapi lJjian Skripsi 10
2. Faktor-f-aktor Yang Mempengaruhi Kecemasan
Menghadapi lJiian Skripsi 13
l l l
lv
v l l
xi
x i i
v i i
-
3. Macam-macam Kecemasan..
4. Gejala-gejala Kecemasan. .
B. Kecerdasan Emosional... .
l. Pengertian Kecerdasan Emosional. 19
2. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional 20
Konsep Diri. 23
1. Pengertian Konsep Diri. 23
2. Aspek-Aspek Konsep Diri. 24
Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Konsep Diri
Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian skripsi... 25
E. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan
Kecemasan Menghadapi Uiian Skripsi. 27
Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecemasan... 3l
Hipotesis. . . . . . 34
METODOLOGI PENELITIAN. 36
Metode Penelitian yang Digunaka............ 36
Identif-rkasi Variabel Penelitian. 36
Def-rnisi Operasional Variabel Penelitian........... 36
l. Kecemasan dalam Menghadapi ujian Skripsi. 37
2. Kecerdasan Emosional.... 37
3. Konsep Diri.... 38
t4
t7
t9
C.
D.
F.
G.
BAB I I I .
A.
B .
C.
v i i i
-
D. Subjek Penelitian.... 39
E,. Metode Pensambilan Data. 39
1. Alat Pengumpulan Data. 39
2. Skala Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Skripsi........ 40
3. Skala Kecerdasan Emosional. 4l
4. Skala Konsep Diri....... 42
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur. 43
1. Val id i tas. . . . . . . . . 44
2. Reliabil i tas. 45
G. Metode Analisi Data.. 46
BAB IV. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. 47
A. Orientasi Kancah Penelitian..... 47
B. Persiapan Penelitian. 49
l. Penyusunan Alat Ukur. 49
2. Perijinan Penelitian... 53
C. Pelaksanaan Penelit ian.......... 54
D. Uji Validitas dan Re1iabilitas......... 55
1. Skala Kecemasan Menghadapi t-Jjian Skripsi. 56
2. Skala Kecerdasan Emosiaonal. 56
3. Skala Konsep Diri....... 57
BAB V. Hasi l Penel i t ian.. . . . 59
ix
I
-
A. Hasil Penelitian
1. t l . i i Asumsi.
2. Uji Hipotesis.. . . . . 60
B. Pembahasan.. 6l
BAB VI. PENUTTJP. 69
A. Kesimpulan.... 69
B. Saran 7 0
DAFTAR PIJSTAKA. 7I
LAMPIRAN.. 75
59
59
-
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I : Rancangan Skala Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi...... 4l
Tabel 2 : Rancansan Skala Kecerdasan Emosional. 42
Tabel 3 : Rancangan Skala Konsep Diri.. 43
Tabel 4 : Sebaran Item Skala Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi.. 5l
Tabel 5 : Sebaran Item Skala Kecerdasan Emosional.. 52
Tabel 6 : Sebaran ltem Skala Konsep Diri....... 53
Tabel l: Sebaran ltem Valid dan Gugur Skala Kecemasan
Menghadapi Ujian Skripsi. 56
Tabel 8: Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Kecerdasan
Emosional. . . . 57
Tabel 9: Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Konsep
Dir i . . 59
XI
-
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
I-AMPrRAN.......... 15
LAMPIMN A. SKALA PENELITIAN. 76
4-1 Skal4 Kecemasan, Skala Kecerdasan Emosional, Skala Konsep
Dir i . . 77
A-2 Pernyataan Responden........... 82
LAMPIRAN B. DATA IJJI COBA.. . . 83
B-1 Skala Kecemasan. 84
B-2 Skala Kecerdasan Emosional. . . . 87
B-3 Skala Konsep Diri. 90
LAMPIRAN C IJJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS 93
C-l Skala Kecemasan...... 94
C-2 Skala Kecerdasan Emosional. . . . 97
C-3 Skala Konsep Diri 100
LAMPIRAN D. DATA PENELITIAN.. I 03
D-l Skala Kecemasan...... 104
D-2 Skala Kecerdasan Emosional.... 107
D-3 Skala Konsep Diri. I 10
LAMPIRAN E. TJJI ASUMSI 1 13
E-l UjiNormalitas.. l l4
x l l
-
F,-2 Uji Linieritas... . 1 19
LAMPIRAN F. HASIL UJI HIPOTESIS 123
LAMPIRAN G. DATA TOTAL 126
LAMPIRAN H. SURAT IJIN PENELITIAN r28
LAMPIRAN I. SURAT BUKTI PENELITIAN r30
x l l l
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia termasuk Negara yang besar karena
mempunyai lebih dari dua ratus juta penduduk dan lebih dari tuiuh
belas ribu pulau serta kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan alam
yang melimpah saat ini ternyata belum dapat membuat rakyat Indonesia
menjadi sejahtera. Dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera
diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu
usaha yang dilakukan agar meniadi manusia berkualitas dalam bidang
pendidikan adalah dengan memperoleh gelar sarjana, yaitu masuk
perguruan tinggi yang ada. Suatu Negara dapat dikatakan sebagai
Negara maJu apabila Negara itu berhasil dalam sektor pendidikan maka
akan menghasilkan ahli- ahli intelektual yang akhirnya dapat
menyumbangkan ilmu pengetahuannya untuk mewujudkan Negara yang
ma.iu.
Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga formal yang memiliki
tugas untuk membantu anak didiknya dalam cara mengembangkan diri
secara optimal. Dalam proses belajar menga-jar diperguruan tinggi. pada
umumnya seorang dosen tidak hanya memberikan teori- teori qqia
kepada mahasiswa, namun seringkali dosen juga memberikan tugas-
-
tugas kepada mahasiswa, antara lain melakukan praktikum beserta
membuat laporan praktikum, membuat paper untuk presentasi, serta
membuat tugas- tugas lain yang harus ditempuh mahasiswa. Setiap
mahasiswa yang akan mengakhiri masa studinya diperguruan tinggi
pada umumnya diwajibkan untuk membuat karya ilmiah yang disebut
skripsi.
Skripsi adalah suatu karya pengetahuan ( science), bukan sekedar
"ilmu" atau "pengetahuar". Oleh karena itu kebenaran ilmiahnya harus
dapat diuji, bukan karya yang sifatnya spekulatif', dan harus memenuhi
persyaratan ilmiah ( Hadikusuma, 1995, h.6). Karya ilmiah tersebut
merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana dihadapan
suatu majelis penguji yang dibentuk oleh pimpinan perguruan tinggi
yang bersangkutan.
Mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi harus
memiliki totalitas yang tinggi, baik dengan melakukan penelitian lewat
pengamatan, wawancara, pengumpulan pendapat, maupun lewat
penelusuran pustaka. Oleh sebab itu, tidak mengherankan bila banyak
mahasiswa yang mengatakan bahwa skripsi adalah beban yang sangat
berat.Hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas yang berkaitan dengan
penyusunan skripsi merupakan suatu hal yang kompleks, mulai dari
mensari dosen pendamping, mencari tema dan menguraikan latar
belakang masalah pada BAB I, mencari referensi yang menunjang
-
3penelitian pada BAB II. merancang metode penelitian pada BAt] III.
persiapan dan pelaksanaan penelit ian pada BAB IV. hasil dan
pembahasan pada BAB V, dan berikutnya kesirnpulan dan saran pada
BAB VI ( Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Psikologi Universitas
Katolik Soegif apranata Semarang. 2000. h.6).
Ketika skripsi telah selesai, mahasisw-a harus menghadapi uiian
skripsi untuk mempertanggung -iawabkan hasil penelitian )'ang telah
dilakukannya dihadapan dewan penguji. Dalam ujian itulah nasib
mahasisr,va mahasiswa ditentukan lulus atau tidaknva.
'l.J-iian skripsi bagi mahasiswa merupakan peristiu'a )'ang
menimbulkan kecemasan. karena dalam uiian skripsi ia harus mampll
mempeftahankan dan memperlanggung jar,vabkan apa yang ia tulis sefta
mampu meniar,vab pertan)'aan yang berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan dihadapan dewan penguji secara ilmiah dan mendalam.
Kecemasan digambarkan sebagai ketakutan, keadaan yang tidak
menentu. bingung. hidup penuh tekanan dan ketidakpastian ( Priest.
1994. h.10-1 1). Atau pendapat lain ( Maramis. 1994) mengemukakan
kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran
)'ang timbul karena dirasakan akan mengalami ke-jadian ),ang tidak
menyenangkan.
Dalam hal ini penelitian yang dilakukan Aswagati pada tahun
2001. l0 orang dari 40 mahasisrva Fakultas Psikologi lJnir,,ersitas
-
4Katolik Soegujapranata menunjukkan kecemasan karena mereka
dibebani oleh bayangan suasana diruang ujian, seperti pertanyaan apa
yang akan diberikan oleh dosen, dan apa yang akan terjadi jika dirinya
tidak dapat menjawab pertanyan yang diajukan, dimana hal ini
menentukan lulus tidaknva mahasiswa tersebut.
l)ari hasil wawancara peneliti dengan beberapa mahasiswa
Fakultas Psikologi yang akan menempuh ujian skripsi, mereka
mengatakan bahwa kecemasan yang mereka alami karena mereka takut
tidak dapat menjawab dengan baik pertanyaan para dosen penguji yang
dapat mengakibatkan mereka tidak lulus dalam ujian skripsi tersebut.
Hal ini mengakibatkan mereka merasa khawatir, sulit berkonsentrasi,
mudah marah, mudah tersinggung, kehilangan rasa percaya diri, tidak
dapat tidur nyenyak, mengalami gangguan pencernaan, jantung berdebar
dan pusing. Dengan berbagai gejala kecemasan yang dialami tersebut
membuat mahasiswa menjadi kurang berkonsentrasi terhadap ujian yang
dihadapi sehingga hal ini dapat mengakibatkan mahasiswa menjadi
kurang optimal dalam ujian skripsinya seperti tidak dapat meniawab
dengan baik pertanyaan dari dosen penguji, bahkan sampai ada yang
menangis diruang ujian karena kecemasan yang terlalu berlebihan.
Kecemasan menghadapi ujian skripsi tergolong dalam dalarn state
araieQ karena reaksi emosi yang muncul dirasakan pada situasi tertentu.
-
5dimana reaksi emosi hanya muncul pada saat akan menempuh ujian
skripsi.
Menurut Goleman (1997, h.l 17) ironi kecemasan saat uiian
adalah bahwa kekhawatiran untuk bisa menempuh ujian dengan baik
yang idealnya dapat memotivasi mahasiswa mempersiapkan diri dengan
belajar lebih keras sehingga sukses menghadapi ujian. Tetapi bagi orang- orang yang terlampau cemas ketakutan menielang ujian mengganggu
kejernihan pikiran dan daya ingat untuk belajar dengan efektit sehingga
hal tersebut mengganggu kejernihan mental yang amat penting untuk
dapat mengatasi ujian. Oleh karena itu diperlukan adanya kecerdasan
emosional. Karena dengan adanya kecerdasan emosional seseorang
lebih dapat mengelola emosi agar dapat berpikir jernih serta dapat
memotivasi diri sendiri.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengatur perasaan
dengan baik, mampu memotivasi diri sendiri, berempati ketika
menghadapi gejolak emosi diri maupun dengan orang lain ( Shapiro,
1999, h.9). Artinya jika seseorang merasa cemas dalam menghadapi
ujian skripsi sebaiknya mampu mengatur emosinya sehingga muncul
adanya keseimbangan dan harmoni antara kecakapan intelektual dan
kecakapan emosionalnya. Selain itu seseorang juga dapat mengontrol
emosi, mengelola dan mengekspresikan emosi secara wajar. sehingga
-
6dapat menenangkan diri, dari kecemasan agar tercipta hubungan yang
baik dengan diri sendiri maupun orang lain.
Sedangkan Patton (1998,, h.l) berpendapat bahwa melalui
kecerdasan emosional seseorang dibekali kompetensi- kompetensi untuk
menghadapi kemalangan dan mempertahankan semangat hidup. Adanya
peran kecerdasan emosional ketika seseorang akan menghadapi ujian
skripsi mampu memotivasi dirinya, bahwa ujian skripsi bukan sesuatu
yang menakutkan, tetapi merupakan awal menuju keberhasilan karena
dengan ujian skripsi maka seorang mahasiswa telah berhasil
menyelesaikan studinya diperguruan tinggi. Oleh karena itu" bagi
mahasiswa yang akan menghadapi ujian skripsi diharapkan memiliki
kecerdasan ernosional yang baik sehingga kecemasan yang dirasakan
akan sedikit berkurang.
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya kecernasan dalarn diri
individu menurut Thallis ( 1992, h.197) adalah persepsi. Konsep diri
adalah persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri, baik karena fisik,
psikis, sosial, maupun moral ( Hardy & Heyes, 1998, h.195). Cawagas (
dalam Pudjiyogyanti, 1998, h.2) mengatakan bahwa konsep diri
mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisik, karakteristik.
kepribadian, motivasi, kelemahan, kepandaian, kegagalan, dan lain
sebagainya. Individu harus mampu mengenal dirinya., merniliki
keyakinan tentang diri sendiri serta mengenal kelemahan yang
-
7dimilikinya sehingga dapat menggali potensi yang dimiliki. Seseorang
dengan konsep diri positif akan terlihat lebih percaya diri dan selalu
bersikap positif terhadap segala sesuatu. Orang dengan konsep diri
positif akan mampu menghargai dirinya sendiri, melihat hal- hal yang
positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan dimasa yang akan
datang. Sebaliknya orang dengan konsep diri negatif cenderung bersikap
pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapi. Ia tidak
melihat tantangan sebagai kesempatan, nalnun lebih sebagai halangan"
dan mudah rnenyerah sebelum berperang.
Dari informasi yang diperoleh peneliti dari beberapa mahasisrva
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang
akan rnenghadapi ujian skripsi, tidak selalu mereka yang memiliki
konsep diri yang positif lebih tenang menghadapi uiian skripsi
dibandingkan mahasiswa yang mamiliki konsep diri negatif. Mahasiswa
yang memiliki konsep diri positif merasa bahwa dirinya selama ini
mampu memperolah nilai yang baik pada setiap mata kuliah. Hal inilah
yang membuat mereka cemas dalam menghadapi ujian skripsi karena
merupakan suatu beban bagi mereka apabila tidak berhasil dalam uj ian
tersebut, atau tidak berhasil mencapai target nilai yang mereka inginkan.
Sebaliknya mahasiswa yang memiliki konsep diri negatit yang selalu
memandang dirinya lemah, lebih tenang menghadapi ujian skripsi
karena mereka cenderung pasrah menerima apapun yang akan terjadi
-
8pada mereka, dan bagi mereka yang penting mereka telah berusaha
sebaik mungkin.
Berdasarkan uraian diatas menimbulkan pertanyaan- pertanyaan
bagi peneliti " Apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dan
konsep diri dengan kecemasan menghadapi ujian skripsi?" Oleh karena
itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan topik " Hubungan
Kecerdasan Emosional dan Konsep Diri dengan Kecemasan
Menghadapi Ujian skripsi pada Mahasiswa fakultas Psikologi
lJniversitas Katolik Soegijapranata Semarang"
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mencari data empiris tentang Hubungan
antara Kecerdasan Emosional dan Konsep Diri dengan Kecemasan
menghadapi ujian skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi lJniversitas
Katolik Soegijapranata Semarang.
C. Manfaat Penelitian
Adapun manfhat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini adalah
sebaqai berikut:
-
l. Manfaat Toritis
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan kepada
perkembangan psikologi, khususnya psikologi pendidikan dan
perkembangan.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini menjadi masukan untuk mengatasi kecemasan
bagi para mahasisrva dalam menghadapi ujian skripsi, berdasarkan
kecerdasan emosional dan konsep diri.
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi
1. Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi
Gunarsa dan Gunarsa ( 1995 , h.27) mengatakan bahwa kecemasan adalah
rasa khawatir, takut, yang tidak jelas sebabnya, Pengaruh kecemasan terhadap
tercapainya kedewasaan merupakan masalah penting dalam perkembangan
kepribadian. Kecemasan merupakan kekuatan besar dalam menggerakkan tingkah
laku individu. Hampir setiap orang mengalami keraguan dan ketidakpastian dalam
menghadapi masa kini yang kompleks.
Daradjat ( dalam Hartanti dan Dwijanti, 1997. hal.150) menjelaskan bahwa
kecemasan merupakan menifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur
aduk yang terjadi ketika seseorang mengalami tekanan perasaan atau fiustrasi dan
pertentangan batin atau konflik. Hal senada disampaikan pula oleh Jersild (1979,
hal.276) bahwa kecemasan terjadi pada saat orang mengalami pertentangan
dengan dirinya sendiri. Ollendick ( dalam de Clerq, 1994, hal.48) menambahkan
bahwa kecemasan secara tradisional diartikan sebagai keadaan emosi yang
menentang atau tidak menyenangkan yang meliputi interpretasi subyektif dan
t0
-
il
arousal atau rangsangan fisiologis ( reaksi badan secara fisiologis. misalnya
bernafas lebih cepat, jantung berdebar, berkeringat).
Johnston ( dalam Hartanti dan Dwijanti, 1997 , hal.1 50) mengartikan
kecemasan sebagai suatu pengalaman emosional yang dirasakan individu sebagai
sesuatu yang tidak menyenangkan, tidak jelas apa yang menyebabkan timbul
karena ada ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam tubuh yang
berlangsung secara terus- menerus, jugu karena frustrasi, ketidakpastian, rasa tidak
aman dan permusuhan.
Mahasiswa dalam Kamus Besar Bahasa lndonesia ( t 990' hal.549)
didefinisikan sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi. Mereka memiliki
tugas utama yakni belajar. Setiap hari mereka harus berangkat kekampus untuk
mengikuti perkuliahan. Mahasiswa minimal akan menempuh masa studi selama 4
tahun dan akan melewati fase akhir studinya penyusunan skripsi. Skripsi adalah
sebuah karya ilmiah yang disusun oleh seorang mahasiswa program sarjana (
program strata satu) dari hasil penelitiannya atas dasar analisis data primer dan
atau analisis data sekunder ( Djarwanto. 1987 . h.l ). Setelah skripsi selesai maka
mahasiswa akan menempuh ujian skripsi. Rahe dan Holmes (1967, dalam
Goffest-eld, 1979, h.331) mengatakan bahwa masa awal dan akhir sekolah dapat
menjadi suatu kejadian dalam kehidupan yang menjadi sumber stress yang dapat
mengaktifkan kecemasan dalam diri seseorang. Masa ujian skripsi adalah masa
-
t2
penentuan kelulusan bagi seorang mahasiswa. Jadi tidak mengherankan jika saat-
saat terakhir ini menimbulkan tekanan- tekanan dalam diri mahasiswa.
Mahasiswa menghadapi suatu ketidakpastian dalam fase terakhir ini. Hal ini
terjadi karena ada perasaan takut gagal atau tidak dapat mempertahankan
skripsinya dihadapan dosen penguji skripsi. Belum lagi ada adanya pendapat
bahwa ujian skripsi merupakan (' ladang pembantaian" sehingga menambah
tekanan- tekanan dan ketegangan yang dihadapi menjelang ujian skripsi-
Ketegangan- ketegangan yang dialami akan diberi makna subyektif oleh
mahasiswa sehingga menimbulkan rasa cemas dalam diri mahasiswa tersebut.
Berdasarkan uraian diatas dapat didefinisikan kecemasan dalam menghadapi
ujian skripsi pada mahasiswa adalah suatu keadaan emosi yang tidak
menyenangkan dan bercampur aduk yang dialami oleh mahasiswa yang akan
menempuh ujian skripsi, yang berasal dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya
yang terjadi ketika adanya ketidakpastian akan hasil ujian skripsi yang akan
dijalaninya dan adanya perasaan takut gagal mempertahankan skripsinya
dihadapan dosen penguji skripsi sehingga menimbulkan ancaman- ancaman dan
pertentangan- pertentangan dalam dirinya.
-
t3
2. Faktor -Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan dalam Menghadapi Ujian
Skripsi.
Faktor - faktor yang mempengaruhi timbulnya kecemasan menurut Thallis (
1992, h.197) adalah :
a. Faktor individu, yaitu terdiri dari rasa kurang percaya diri, masa
depan tanpa tujuan ketidak mampuan kerja, tidak memiliki motivasi,
dan persepsi.
b. Faktor lingkungan, yaitu hubungan dengan orang lain. Perasaan
cemas karena individu merasa tidak dicintai oleh orang lain, tidak
memiliki kasih sayang, tidak memiliki dukungan.
Priest ( I 994, hal. I 1 ) mengemukakan bahwa hal yang mempengaruhi
kecemasan adalah situasi pada diri individu yang dirasakan belum siap untuk
dihadapi seperti pergaulan, kehamilan, menuju usia tua, kesehatan dan masalah
pekerjaan yang pada akhirnya menjadi suatu konflik dalam diri individu
sehingga dapat menimbulkan kecemasan.
Berdasarkan pendapat dua ahli diatas, dapat tl9pulkan bahwa
faktor-
faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah faktor individu seperti rasa
kurang percaya diri, masa depan tanpa tujuan, ketidakmampuan kerja, tidak
memiliki motivasi, dan persepsi, dan faktor lingkungan seperti individu merasa
tidak dicintai oleh orang lain, tidak memiliki kasih sayang, dan tidak memiliki
-
t1
dukungan, masalah kesehatan, masalah pekerjaan dan kepribadian atau situasi
pada diri individu.
Didalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah kecerdasan
emosional dan konsep diri. Kecerdasan emosional dan konsep diri terdapat pada
faktor individu karena seperti diungkapkan oleh Thallis ( 1992 . h. 197) yang
mempengaruhi timbulnya kecemasan adalah individu tidak memiliki motivasi.
Sedangkan individu yang memiliki kecerdasan emosional seharusnya memiliki
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Konsep diri terdapat pada faktor
persepsi, karena konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya
sendiri, baik secara fisik, psikis, sosial, dan moral.
3. lVlacam- Macam Kecemasan.
Menurut Freud ( Suryabrata, 1993, hal.161) ada tiga macam kecemasan
yaitu:
a. Kecemasan Realistis.
Kecemasan realistis adalah ketakutan yang timbul karena adanya suatu
ancaman atau bahava dari luar.J
b. Kecemasan Neurotis.
Kecemasan neurotis yaitu kecemasan dimana insting- insting tidak dapat
dikendalikan dan menyebabkan orang berbuat sesuatu yang dapat dihukum.
-
l 5
Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu
mengira bahwa sesuatu akan terjadi
c. Kecemasan Moralitas.
Kecemasan ini bersumber dari lingkungan, aturan, dan norma yang
ditanam masyarakat serta orang tua atau yang menyertai menyebabkan
superego menjadi lebih kuat sehingga ego menjadi lemah.
Sedangkan Bruno (1989, hal.lO) membagi kecemasan menjadi dua macam
yaitu:
a. Kecemasan Neurotik Neurotic Anxietv\
Kecemasan neurotik adalah akibat konflik mental atau emosional. bukan
akibat keadaan sekitar yang obyektif.
b. Kecemasan realistik (realistic anxiet.v)
Mempunyai arti sama dengan perasaan takut. Pada kecemasan realistik
perasaan bahwa seseorang merasa bahwa dirinya terancam dan mempunyai
sumber yang jelas.
Cattel dan Scheler ( De Clerq, 1994,hal49) meenyebutkan bentuk kecemasan
menjadi:
-
t6
a. State anxieQ
State anxietT; adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi
tcrtentu yang dirasakan sebagai suatu ancaman. State anxieQ beragam dalam hal
intensitas dan waktu.
b. Trait Anxietv
Trait Anxiety menunjukkan ciri atau sifat ssseorang yang cukup stabil
yang mengarahkan seseorang untuk menginterpretasikan suatu keadaan
sebagai ancaman yang disebut dengan anxiery-' proneness ( kecenderungan atau
kecemasan). Orang terssbut cenderung untuk merasakan berbagai macam
keadaan keadaan yang membahayakan atau mengancam dan cenderung untuk
menanggapi dengan reaksi kecemasan.
Menurut Kartono (1981, hal. ll7) kecemasan dapat dibagi menjadi dua macam:
a. Kecemasan Neurotis
Berkaitan erat dengan mekanisme pertahanan diri yang negatif. F aktor
penyebabnya adalah adanya perasaan bersalah dan berdosa, serta mengalarni
konflik- konflik emosional yang serius dan kronis berkesinambungan dan
ketegangan lain.
b.Kecemasan Psikotis.
Kecemasan psikotis dapat terjadi karena adanya faktor- faktor sebagai
berikut, adanya perasaan bahwa hidupnya terancam dan kacau balau, adanya
l -
-
t7
kebingungan yang hebat disebabkan oleh depersonalisasi dan disorganisasi
psikis.
Berdasarkan bentuk atau macam kecemasan yang dikemukakan oleh Freud,
kecemasan menghadapi ujian skripsi tergolong kecemasan realitas karena
seseorang merasa dirinya terancam mempunyai sumber yang jelas. Sedangkan
berdasarkan bentuk kecemasan yang dikemukakan Cattel dan Scheler kecemasan
menghadapi ujian skripsi tergolong dalam state anxiet.v karena dalam state anxiety
reaksi emosi yang muncul pada situasi tertentu dan dirasakan sebagai ancaman.
4. Gejala- Gejala Kecemasan
Menurut Daradjat (1990, hal.29) gejala kecemasan dapatdibagi menjadi dua:
a. Gejala Psikologis
Meliputi perasaan takut, perasaan akan tertimpa bahaya atau kecelakan,
tidak mampu memusatkan perhatian,, tidak berdayao rasa rendah diri, hilangnya
rasa percaya diri dan tidak tentram.
b. Gejala Fisiologis.
Gejala fisiologis meliputi jantung berdebar* debar, meningkatnya denyut
nadi, tekanan darah, keringat berlebih, nafsu makan hilang, sesak napas. dan
sebagainya.
-
l 8
Sedangkan Kartono ( l98l , hal.l 1 7) menyebutkan bahwa kecemasan dapat
diikuti dengan gejala- gejala Seperti jantung berdebar- debar dan keluarnya
keringat dingin, gangguan perut dan rasa mual serta muntah- muntah, mulut
menjadi kering, membesarnya anak mata pupil, perasaan bingung, takut akan
kegagalan, merasa cemas, serta keadaan emosi yang labil.
Priest (1994, hal.l3) membagi gejala kecemasan menjadi dua tingkat yaitu:
a. Tingkat fisiologis.
Kecemasan ini sudah mempengaruhi atau berwujud pada gejala- gejala
fisik, terutama pada fungsi syaraf seperti gemetar, keringat yang berlebihan.
gatal- gatal, selalu ingin buang air kecil tidak seperti biasanya.
b. Tingkat psikologis
Dapat berupa rasa khawatir, sulit untuk berkonsentrasi, ketegangan, dan
sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa gejala- gejala yang menyertai munculnya kecemasan
dapat berupa fisik yaitu jantung berdebar- debar, gemetar, gangguan perut, rasa
mual, dan sebagainya. Sedangkan gejala yang kedua berupa gangguan psikis yaitu
sulit berkonsentrasi, emosi yang labil, rendah diri, hilangnya rasa percaya diri.
Dalam penelitian ini dasar alat ukur yang dipergunakan untuk mengetahui
kecemasan berdasarkan gejala fisik dan psikis.
-
l 9
B. Kecerdasan Emosional.
l. Pengertian Kecerdasan Emilsional
Goleman (1997, hal.45) mengemukakan kecerdasan emosional sebagai
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi,
mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih lebihkan kesenangan, mengatur
suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan
berfikir, berempati dan berdoa.
Sedangkan menurut Shapiro ( 1999' hal.9) kecerdasan emosional adalah
kemampuan mengatur perasaan dengan baik, mampu memotivasi diri sendiri"
berempati ketika menghadapi gejolak emosi diri maupun dari orang lain.
Kecerdasan emosional juga merupakan kemampuan emosional yang dimiliki
individu yang meliputi kemampuan mengontrol diri (self control), memiliki
semangat dan ketekunan (zeal and persistence), kemampuan mengatur suasana
hati (mood) dan kemampuan menunjukkan empati, harapan, dan optimisme.
Reuven Bar -On (dalam Goleman 2000, hal.580) berpendapat bahwa
kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial
yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi
tuntutan dan tekanan lingkungan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
emosional adalah kemampuan mengendalikan perasaan dan emosi, mampu
-
20
bertahan ketika menghadapi frustrasi, mampu memotivasi diri sendiri, serta dapat
mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri maupun orang lain.
2. Aspek- Aspek Kecerdasan Emosional
Salovey dan Mayer (dalam Goleman, 1997, hal.57-59) menyebutkan beberapa
aspek kecerdasan emosional:
a. Mengenali emosi diri
Mengenali emosi diri yaitu kemampuan individu untuk mengenali
perasaan sesuai dengan apa yang terjadi, mampu memantau perasaan dari
waktu ke waktu dan selaras terhadap apa yang dirasakan.
b. Mengelola Emosi
Mengelola emosi yaitu kemampuan untuk menangani perasaan sehingga
perasaan dapat diungkap dengan tepat, kemampuan untuk menenangkan diri
dan melepaskan diri dari kecemasano kemurungan dan kemarahan yang
menjadi- jadi.
c. Memolivasi Diri Sendiri
Memotivasi diri sendiri yaitu kemampuan mengatur emosi sebagai alat
untuk mencapai tujuan, menunda kepuasan dan meregangkan dorongan hati.
-
2 l
d. Mengenali Emosi Orang Lain
Mengenali emosi orang lain yaitu kemampuan mengetahui perasaan orang
lain (kesadaran empatik), menyesuaikan diri terhadap apa yang diinginkan
orang lain.
e. Membina Hubungan dengan Orang Lain
membina hubungan dengan orang lain yaitu kemampuan mengelola
emosi orang lain dan berinteraksi secara mulus dengan orang lain.
Menurut Reuven Bar-On (dalam Ciarrochi dkk,200l, hal.10-12) aspek- aspek
kecerdasan emosional yaitu:
a. Ketrampilan intra pribadi
Meliputi kemampuan untuk mengaktualisasikan diri, memahami emosi
diri dan mengungkap perasaan serta gagasan.
b. Ketrampilan antar Pribadi.
Ketrampilan antar pribadi yaitu kemampuan berempati dan bertanggung
jawab.
c. Adaptabilitas
Kemampuan untuk mengatasi masalah, kemampuan menguji perasaan diri
dan mengukur situasi sesaat secara teliti dengan luwes mengubah perasaan dan
pikiran sehingga dapat memecahkan masalah.
-
')')
d. Strategi Pengelolaan Stress.
Mengendalikan emosi dan kemampuan mengatasi stress.
e. Suasana hati yang Umum.
Kemampuan untuk optimis dan mengekspresikan kebahagiaan.
Aspek- aspek yang diungkapkan para tokoh diatas pada dasarnya sama. Aspek
mengenali emosi diri dari Salovey dan Meyer sama dengan aspek ketrampilan
intra pribadi dari Reuven Bar-On. Aspek mengelola emosi dari Salovey dan Meyer
sama dengan aspek adaptabilitas serta strategi pengelolaan stress dari Reuven Bar-
On. Aspek memotivasi diri sendiri dari Salovey dan Meyer sama dengan aspek
faktor- faktor yang terkait dengan motivasi dan suasana hati dari Reuven Rar-On.
Aspek mengenali emosi orang lain dan membina hubungan dengan orang lain dari
Salovey dan Meyer sama dengan aspek ketrampilan antar pribadi dari Reuven
Bar-On.
Berdasarkan pendapat para tokoh diatas peneliti menggunakan aspek- aspek
kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Salovey dan Meyer sebagai alat
ukur karena aspek- aspek kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Salovey
dan Meyer telah mencakup seluruh aspek yang dikemukakan oleh Reuven Bar-On.
-
23
C.Konsep Diri
l.Pengertian Konsep Diri
Burns (1982, hal.15) mengatakan bahwa konsep diri merupakan gambaran
sikap dan keyakinan tentang diri sendiri. Sedangkan Pudjiyogyanti (1988, hal.Z)
mendefinisikan konsep diri sebagai pandangan dan sikap individu terhadap dirinya
sendiri.Konsep diri adalah penilaian menyeluruh tentang kepribadian seseorang.
Konsep diri berasal dari evaluasi subyektif seseorang tentang perilaku sendiri
( Bruno, 1989,, hal.32).
Ditambahkan oleh Cawagas (dalam Pudjiyogyanti, 1988, hal.2) bahwa konsep
diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisik, karakteristik
kepribadian,, motivasi, kelemahan, kepandaian, kegagalan, dan sebagainya.
Hurlock (1990, hal.5S) mengungkapkan definisi tentang konsep diri sebagai
gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri merupakan gambaran
dan keyakinan yang dimiliki individu tentang diri sendiri, yang meliputi
karakteristik fisik, psikologis, sosial maupun emosional serta aspirasi dan prestasi
yang dimiliki seseorang.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat didefinisikan bahwa konsep
diri adalah keyakinan, pandangan, dan sikap terhadap dirinya sendiri. yang
meliputi fisik, psikologis, motivasi, kepribadian, sosial, maupun emosional.
-
24
2.Aspek- Aspek Konsep Diri.
Pudjiyogyanti (1988, hal.Z') membagi konsep diri menjadi dua aspek:a. Aspek kognitif
aspek kognitif merupakan pengetahuan, cara pandang dan penilaian
individu tentang dirinya sendiri.
b. Aspek afektif
Aspek afektif merupakan penilaian individu terhadap diri. Penilaian
tersebut akan membentuk penerimaan terhadap diri sendiri ( self acceptance),serta harga diri (self esteem) individu.
Berzonsky (1981 ,ha1.375) mengemukakan beberapa aspek konsep diri yaitu:a. Aspek fisik
Penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya, serta bersifat
fisik.
b. Aspek psikis.
Meliputi pemikiran, perasaan, dan sikap individu terhadap dirinya.
c. Aspek sosial
Bagaimana peranan sosial yang diperankan oleh individu dan penilaian
individu terhadap perannya tersebut.
-
25
d. Aspek moral
Meliputi nilai- nilai dan prinsip yang memberikan arti dan arah dalam
kehidupan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep diri terdiri dari
beberapa aspek yaitu aspek fisik, aspek psikis, aspek sosial, dan aspek moral.
D. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Konsep Diri dengan
Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi
Masa ujian skripsi adalah masa penentuan kelulusan bagi seorang
mahasiswa. Jadi tidak mengherankan jika saat - saat terakhir ini menimbulkan
tekanan - tekanan dalam diri mahasiswa.Kecemasan saat menghadapi ujian skripsi
merupakan respon emosional yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu
diperlukan peranan kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional adalah
kemampuan mengatur perasaan dengan baik, mampu memotivasi diri sendiri,
berempati ketika menghadapi gejolak emosi diri maupun dengan orang lain (
Shapiro, 1999, h.9). Artinya jika seseorang merasa cemas dalam menghadapi ujian
skripsi sebaiknya mampu mengatur emosinya sehingga muncul adanya
keseimbangan dan harmoni antara kecakapan intelektual dan kecakapan
emosionalnya. Selain itu seseorang juga dapat mengontrol emosi, mengelola dan
-
26
mengekspresikan emosi secara wajar, sehingga dapat menenangkan diri, dari
kecemasan agar tercipta hubungan yang baik dengan diri sendiri maupun orang
lain. Adanya peran kecerdasan emosional ketika seseorang akan menghadapi ujian
skripsi mampu memotivasi dirinya, bahwa ujian skripsi bukan sesuatu yang
menakutkan, tetapi merupakan awal menuju keberhasilan karena dengan ujian
skripsi maka seorang mahasiswa telah berhasil menyelesaikan studinya
diperguruan tinggi. Oleh karena itu, bagi mahasiswa yang akan menghadapi ujian
skripsi diharapkan memiliki kecerdasan emosional yang baik sehingga kecemasan
yang dirasakan akan sedikit berkurang.
Salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya kecemasan dalam diri
individu menurut Thallis ( 1992, h.197) adalah persepsi. Konsep diri adalah
persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri, baik karena fisik, psikis, sosial,
maupun moral. ( Hardy & Heyes, 1998, h.I95). Cawagas ( dalam Pudjiyogyanti,
1988, h.2) mengatakan bahwa konsep diri mencakup seluruh pandangan individu
akan dimensi fisik, karakteristik, kepribadian, motivasi, kelemahan, kepandaian.
kegagalan, dan lain sebagainya. Individu harus mampu mengenal dirinya,
memiliki keyakinan tentang diri sendiri serta mengenal kelemahan yang
dimilikinya sehingga dapat menggali potensi yang dimiliki.
Seseorang dengan konsep diri positif akan terlihat lebih percaya diri dan
selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu. Orang dengan konsep diri positif
-
27
akan mampu menghargai dirinya sendiri, melihat hal- hal yang positif yang dapat
dilakukan demi keberhasilan dimasa yang akan datang. Sebaliknya Individu yang
memiliki konsep diri negatif mengembangkan perasaan tidak mampu dan rendah
diri. Individu akan merasa ragu dengan kemampuannya sendiri dan kurang
percaya diri. Oleh karena itu mahasiswa yang akan menghadapi ujian skripsi
hendaknya memiliki konsep diri positif agar memiliki keyakinan tentang diri
sendiri bahwa ia pasti bisa melewati ujian skripsi dengan baik,, serta mengenal
kelemahan yang dimiliki dan dapat menggali potensi yang dimiliki sehingga dapat
mengurangi kecemasan yang muncul
E. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kecemasan
Menghadapi Ujian skripsi.
Kecemasan saat menghadapi ujian skripsi merupakan respon emosional yang
tidak dapat dihindari. Kecemasan yang muncul disebabkan karena adanya
perasaan takut gagal atau tidak dapat mempertahankan skripsinya dihadapan dosen
penguji skripsi. Oleh karena itu diperlukan peranan kecerdasan emosional. Patton
(1998, hal.l) berpendapat bahwa melalui kecerdasan emosional seseorang dibekali
kompetensi- kompetensi untuk menghadapi kemalangan hidup dan
mempertahankan semangat hidup. Aspek- aspek kecerdasan emosional yang
meliputi mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri,
-
28
mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain dapat
membantu seseorang untuk mengatasi kecemasan.
Dengan mengenali emosi diri seseorang memiliki kesadaran diri untuk
mengenali perasaan- perasaan dalam dirinya, sehingga ia dapat memantau
perasaannya dari waktu ke waktu. Mahasiswa yang akan menempuh ujian skripsi
harus dapat mengenali perasaanny&, mengetahui apa yang dirasakan dan apa
penyebabnya, sehingga dapat mengendalikan perasaan.
Menurut Gottman (1997, hal.l6) bahwa kecerdasan emosional memerlukan
adanya pengelolaan emosi.
Pengelolaan emosi merupakan kemampuan dalam mengelola emosi secara baik
termasuk didalamnya mengatur keadaan emosi secara imbang, mampu mengelola
emosi saat sedih dan marah, mampu mengendalikan emosi, lebih dapat
memusatkan perhatian pada masalah yang dihadapi dan tidak terpengaruh dengan
emosi dan mampu beradaptasi.Pengelolaan emosi diperlukan pada saat mengalami
kecemasan menghadapi ujian skripsi agar emosi dapat stabil dan tidak menjadi
hambatan untuk berkonsentrasi dan memusatkan perhatian pada saat belajar
menghadapi ujian skripsi.
Memotivasi diri merupakan salah satu aspek kecerdasan emosional. Melalui
kemampuan memotivasi diri seseorang mampu bangkit dari kegagalan. Seseorang
yang mampu memotivasi diri akan mampu mempertahankan semangat hidup,
-
29
untuk selalu optimis terhadap segala sesuatu hal, sehingga kecemasan yang
dirasakan dapat berkurang. Patton ( 1998, hal.72) mengungkapkan bahwa melalui
kecerdasan emosional tentang motivasi diri yaitu dorongan dalam diri dan
kemampuan mengatasi rintangan serta terus maju saat kecemasan dan rasa putus
asa muncul. Mahasiswa yang memiliki motivasi diri yang baik maka akan lebih
dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik menghadapi ujian skripsi.
Mengenali emosi orang lain yaitu kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan orang lain (kesadaran empatik), sehingga dapat tercipta hubungan yang
baik dengan orang lain. Mahasiswa yang akan menghadapi ujian skripsi akan
mengalami kecernasan, dan hal ini juga akan berpengaruh terhadap emosinya.
Tetapi hendaknya mahasiswa tetap dapat mengatur emosinya agar juga dapat
mengenali emosi orang lain , sehingga tetap dapat memahami keadaan orang lain
tanpa memikirkan keadaan diri sendiri.
Selain itu, kemampuan membina hubungan dengan orang lain mungkin
diperlukan ketika seseorang akan menghadapi ujian skripsi. Kemampuan membina
hubungan dengan orang lain dapat berupa interaksi dengan sesama teman-
temannya yang juga akan menghadapi ujian skripsi, saling tukar pendapat dan
pikiran, sehingga secara tidak langsung akan memberi motivasi dan dapat
meredakan kecemasan yang dirasakan. Selain itu membina hubungan baik dengan
dosen juga dapat mengurangi kecemasan yang dirasakan karena dengan membina
-
30
hubungan baik dengan dosen mahasiswa dapat meminta saran- saran apa saja yang
perlu dipersiapkan dalam ujian skripsi, atau bahkan menanyakan apabila ada
materi dalam skripsinya yang kurang ia pahami, sehingga hal ini dapat
mengurangi kecemasan yang dirasakan.
Kecerdasan emosional mencakup kemampuan emosional yang dimiliki
individu yaitu kemampuan mengontrol diri sendiri, semangat dan ketekunan,,
mengatur suasana hati serta kemampuan menunjukkan harapan dan optimisme
(Shapiro. 1999, hal.9).Apabila seseorang memiliki kecerdasan emosional yang
rendah maka kurang memiliki motivasi dan kemauan dalam mengatasi masalah
atau konflik karena mereka tidak memiliki pengelolaan emosi yang baik sehingga
kurang dapat memusatkan perhatian pada masalah yang dihadapi. Selain itu
seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang yang rendah tidak memiliki
kesadaran empatetik yang menyebabkan tidak terciptanya hubungan yang baik
dengan orang lain sehingga ia tidak memiliki tempat untuk saling berbagi,
bertukar pendapat dan pikiran yang secara tidak langsung akan memberi motivasi
dan dapat meredakan kecemasan yang dialaminya.
Oleh karena itu diperlukan peranan kecerdasan emosional, karena dengan
adanya kecerdasan emosional seseorang akan rnemiliki ketrampilan berpikir
secara optimis dan realistik sehingga mengurangi kecemasan yang muncul.
-
3I
F. Hubungan Konsep Diri dengan Kecemasan Menghadapi Ujian skripsi.
Masa ujian skripsi adalah masa penentuan kelulusan bagi seorang mahasiswa.
Jadi tidak mengherankan jika saat- saat terakhir ini menimbulkan tekanan- tekanan
dalam diri mahasiswa. Hal ini terjadi karena ada perasaan takut gagal atau tidak
dapat mempertahankan skripsinya dihadapan dosen penguji skripsi. Belum lagi
adanya pendapat bahwa ujian skripsi merupakan ooladang pembantaian" sehingga
menambah tekanan- tekanan dan ketegangan yang dihadapi menjelang ujian
skripsi. Seseorang yang memiliki konsep diri yang positif akan memiliki
keyakinan dalam mengatasi masatah, sehingga dapat mengurangi kecemasan.
Hamameck (dalam Rakhmat, 1985, hal.105) menyebutkan bahwa seseorang yang
memiliki konsep diri positif akan memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk
mengatasi persoalan, bahkan ketika menghadapi kegagalan atau kemunduran.
Selain itu Hamameck menambahkan bahwa karakteristik seseorang yang
memiliki konsep diri yang positif tidak mencemaskan apa yang terjadi besok, apa
yang telah terjadi waktu lalu dan apa yang terjadi waktu sekarang.
Artinya seseorang yang memiliki konsep diri positif akan mampu berpikir
positif pula. Sebaliknya, seseorang yang memiliki konsep diri negatif cenderung
bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapi. Ia tidak
melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan, dan mudah
menyerah sebelum berperang. lndividu yang memiliki konsep diri negati{'
-
a aJ /
mengembangkan perasaan tidak mampu dan rendah diri. Individu akan merasa
ragu dengan kemampuannya sendiri dan kurang percaya diri. Seperti diungkapkan
oleh Rosenberg (Burns, 1993, hal.334) bahwa kecemasan sebagai suatu akibat
kurang wajar dari perasaan harga diri yang rendah. Burns (1994. h-72)
menjelaskan bahwa suatu konsep diri yang positif dapat disamakan dengan
evaluasi diri yang positif, penghargaan diri yang positif, sedangkan konsep diri
negatif disamakan dengan evaluasi diri yang negati{, membenci diri, perasaan
rendah diri dan tidak adanya perasaan yang menghargai dan penerimaan diri.
Konsep diri seseorang terdiri dari aspek fisik, aspek psikis, aspek sosial, dan aspek
moral.
Aspek fisik merupakan konsep yang dimiliki individu tentang penampilannya,
sehingga individu merasa penampilannya menarik dimata orang lain akan
cenderung memiliki konsep diri yang positif tentang dirinya begitu pula
sebaliknya. Misalnya seorang mahasiswa wanita yang akan menempuh uiian
skripsi telah mengetahui bahwa dosen pengujinya laki- laki, sehingga dia akan
berusaha tampil secantik dan semenarik mungkin karena ia beranggapan dosen
laki- laki yang menyukai penampilannya tidak akan memberikan pertanyaan yang
dapat menjatuhkannya.
-
. , .
J J
Dari aspek psikis apabila seseorang memiliki pemikiran, perasaan dan sikap
terhadap dirinya sendiri secara positif, maka akan mampu mengenal kelebihan dan
kelemahan yang dimiliki.
Oleh karena itu j ika seseorang mengenal kelebihan yang dimilikinya akan
lebih mampu mengembangkan diri dan memiliki penerimaan diri yang baik,
sehingga kecemasan yang dirasakan akan berkurang. Misalnya seorang mahasiswa
yang akan menempuh ujian skripsi merasa kurang mampu menguasai dalam hal
perhitungan data penelitian yang diperoleh, karena ia memasukkannya ke
pengolahan data. Tetapi untuk mengurangi kecemasannya ia berusaha lebih
menguasai seluruh isi materi dalam skripsinya, sehingga ia merasa yakin dapat
memberikan jawaban yang baik.
Aspek sosial merupakan peranan sosial yang diperankan individu dan penilaian
individu terhadap perannya tersebut. Individu yang dapat menjalankan peran
sosialnya secara baik dan memiliki penilaian positif terhadap perannya tersebut
akan memiliki konsep diri yang positif, begitu pula sebaliknya. Misalnya seorang
mahasiswa yang akan menempuh ujian skripsi merasa tenang, karena baginya
ujian skripsi merupakan tahap yang harus dilewati oleh setiap mahasiswa untuk
dapat menyelesaikan studinya di perguruan tinggi, sehingga ia pun harus melewati
tahap tersebut.
-
34
Aspek moral meliputi nilai dan prinsip - prinsip yang memberikan arli
dan arah dalam kehidupan. Misalnya seorang mahasiswa yang akan menempuh
ujian skripsi tidak merasa cemas karena baginya uiian skripsi rnerupakan bukti
bahwa ia telah berhasil menyelesaikan pendidikannya diperguruan tinggi. dan
dengan keberhasilannya mcnuntaskan pendidikann-va diperguruan tinggi ia
dapat maju selangkah lagi yaitu memasuki dunia keria.
Oleh karena itu mahasiswa yang akan meuempuh ujian skripsi
hendaknya memiliki konsep diri yang positif agar dapat mengurangi
kecemasan vang muncul
G. HIPOTESIS
a. Hipotesis Mayor
Ada hubungan antara kecerdasan emosional dan konsep diri dgngan
kecemasan menghadapi ujian skripsi
b. Hipotesis Minor
I . Ada hubungan negatif antara kecerdasan emosional dcngan
kecemasan menghadapi uiian skripsi. Hipotesis tersebut diartikan bahwa
semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin rendah kecemasan
menghadapi u_jian skripsi. begitu juga sebaliknya semakin rendah
kecerdasan emosional maka semakin tinggi kecemasan menghadapi
ujian skripsi.
-
35
2. Ada hubungan negatif antara konsep diri dengatt kccemasan
menghadapi qjian skripsi. Hipotesis ini diartikan bahwa semakin positif
konsep diri maka semakin rendah kecemasan menghadapi ujian skripsi.
begitu juga sebaliknya semakin negative konsap diri maka semakin
tinggi menghadapi qiian skripsi
-
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian yang Digunakan
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Tata cara dari
metode kuantitatif adalah pengambilan keputusan. interpretasi data dan
kesimpulan berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analisis,
baik secara parametrik maupun non parametrik. Alat untuk menjaring data
biasanya menggunakan tes (hasilnya berupa angka) atau kuesioner.
sehingga didapatkan data yang sifatnya rasio, interval, ordinal dan nominal.
B. Indentifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut:
Variabel tergantung : Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Skripsi
Variable bebas : l. Kecerdasan Emosional
2. Konsep Diri
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Untuk menghindari salah pengertian mengenai data yang akan
dikumpulkan serta menghindari kesesatan dalam menentukan alat
36
-
J I
pengumpul data, maka batasan operasional variabel penelitian perlu
dikemukakan. Penelitian ini menggunakan batasan sebagai berikut :
l. Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Skripsi
Kecemasan dalam menghadapi ujian skripsi pada mahasiswa
adalah suatu keadaan emosi yang tidak menyenangkan dan bercampur
aduk yang dialami oleh mahasiswa yang akan menempuh ujian skripsi
yang berasal dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya yang terjadi
karena adanya ketidakpastian akan hasil uj ian skripsi yang akan
dijalaninya dan adanya perasaan takut gagal mempertahankan
skripsinya dihadapan dosen penguji skripsi sehingga menimbulkan
ancaman - ancaman dan pertentangan * pertentangan dalam dirinya.
lJntuk mengungkap kecemasan dalam menghadapi ujian skripsi akan
diukur dengan menggunakan Skala Kecemasan, yang meliputi gejala
psikologis dan gejala fisiologis. Semakin tinggi skor, semakin tinggi
pula kecemasan yang dirasakan. Sebaliknya semakin rendah skor, maka
semakin rendah pula kecemasan dalam menghadapi ujian skripsi.
2. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional sebagai kemampuan unfuk mengendalikan
perasaan dan emosi, mampu bertahan ketika menghadapi frustasi,
-
38
mampu memotivasi diri sendiri serta dapat mengelola emosi dengan
baik pada diri sendiri maupun orang lain. Untuk mengungkap
kecerdasan emosional akan diukur dengan menggunakan Skala
Kecerdasan Emosional berdasarkan aspek-aspek yang meliputi.,
mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri,
mengenali emosi orang lain dan membina hubugan dengan orang lain.
Semakin tinggi skor, maka semakin tinggi kecerdasan emosional
individu. Sebaliknya semakin rendah skor, maka semakin rendah pula
kecerdasan emosional individu.
3. Konsep Diri
Konsep diri adalah keyakinan, pandangan, dan sikap terhadap
dirinya sendiri yang meliputi fisik, psikologis, motivasi, kepribadian,
sosial, maupun emosional. Data mengenai konsep diri diperoleh dengan
menggunakan Skala Konsep Diri yang telah disusun berdasarkan aspek
fisik, aspek psikis, aspek sosial, dan aspek moral. Semakin tinggi skor,
maka semakin positif konsep diri. Semakin rendah skor, maka semakin
negatif konsep diri individu tersebut.
-
39
D. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan studi populasi sehingga
hasil penelitian hanya bias diterapkan pada subiek penelitian.
Ciri-ciri populasi dalam penelitian ini adalah mahastswa dan
mahasiswi Ljniversitas Soegijapranala Semarang yang telah terdaftar
sebagai peserta uiian skripsi periode Januari dan Februari 2007.
E. Metode Pengambilan Data
l. Alat Pengumpul data
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dalam
penelitian ini adalah skala. Menurut Aswar (1998, h.85) metode skala
merupakan suatu metode pengumpulan data yang berbentuk self
report berisi daftar atau kumpulan pernyataan-pernyataan yang harus
dijawab oleh individu.
Sebagai alat ukur, skala psikologi memiliki karakteristik
khusus yang membedakannya dari berb agai bentuk alat pengumpulan
data yang lain seperti angket ( questionnaire ), daftar isian, inventort,
dan lain-lainnya. Istilah skala lebih banyak dipakai untuk menamakan
alat ukur aspek afbktif ( Azwar, 2003,h.3 ) Penulis mengunakan
metode skala karena penyajiannya praktis dan cara pengerlaannya
mudah sehingga dapat dikerjakan subiek dalam waktu relatif siangkat.
-
4U
2. Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Uiian Skripsi
Skala kecemasan dalam menghadapi uiuan skripsi disusun
berdasarkan gejala-gejala kecemasan dalam menghadapi ujian skripsi.
yaitu :
a. Ge.lala psikologis
b. Geiala psiologis
jumlah item dalam skala kecemasan ada 24 item. Skaia
kecemasan dalam menghadapi u.iian skripsi disusun berieniang dari 1
sampai 4. untuk kelompok item .favorahel, skor jawaban bergerak dari
4 sampai I, dimana skor 4 diberikan untuk iawaban sangat serlng
(SS), skor 3 diberikan untuk .jawaban sering (S), skor 2 diberikan
untuk jawaban jarang (J), skor 1 diberikan untuk jawaban tidak pernah
(TP). Sedangkan untuk kelompok item untbvorable, skor .lawaban
bergerak dari I sampai 4, dimana skor 1 untuk .iarvaban sangat sering
(SS), skor 2 diberikan untuk jawaban sering (S), skor 3 diberikan
untuk jawaban jarang (J), skor 4 diberikan untuk jawaban tidak pernah
(TP).
-
4 i
Tabel I
Rancangan Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Skripsi
3. Skala Kecerdasan Ilmosional
Skala Kecerdasan Emosional disusun berdasarkan aspek-aspek
kecerdasan emosional yaitu :
a. Mengenaii emosi dirr
b. Mengelola emosi
c. Motifasi diri sendiri
d. Mengenaii emosi orang lam
e. Membina hubungan dengan orang lain
Jumlah item dalam skala kecerdasan emosional ada 30 item.
Skala kecerdasan emosional disusun berdasarkan mociitrkasi yang
berjenjang dari 1 sampai 4. untuk kelompok item .fbvorable. skor
.iawaban bergerak dari 4 sampai 1, dimana skor 4 diberikan untuk
jawaban sangat sesuai ( SS ), skor 3 diberikan untuk jawaban sesuai
(S)" skor 2 diberikan untuk fawaban tidak sesuai (TS), skor I untuk
iawaban sangat tidak sesuai (STS). Sedangkan untuk kelompok
No Geiala Kecemasan Jumlah ltem TotalFavorable I Lrnf-bl'oreble
1 Geiala Psikologis 6 6 t22 Gejala Fisiologis 6 6 t2
TOTAL 12 t2 24
-
42
item unfavorable, skor jawaban bergerak dari I sampai 4, di mana skor
I untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 2 diberikan untuk iawaban
Sesuai (S), skor 3 diberikan untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor
4 diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS).
Tabel 2Skala Kecerdasan ER
--
I: ?
l5?l5
r t . I
r i s i r i i i it . .
J L i i t i i ^ i
4 Mengenali emosi orang lain a_) J 6Ll-{:tb:::: h',:bi::3::
'['otal 130 I
ancangan ata r\ece n |lm()st0naNo I Aspek Jumlah Item Total
Fuvorahlp ITnfsvnrnhleI I Mensenali emosi diri 3 3 62 | Menselola emosi "'J .,J 6
Sl::1: v '"-^'' -'''
yaitu:
a. z\spek fisik
b. Aspek psikis
c. Aspek sosial
d. Aspek moral
Jumlah item dalam
Diri disusun berdasarkan
Skala Konsep Diri ada 24 item. Skala Konsep
modiflkasi yang berjenjang dari I sampai 4.
- l o : . - - ! - 1:^:t.^
-
.t3
Untuk kelompok item favorable, skor jawaban bergerak dari 4 sampai
l, di mana skor 4 diberikan untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3
diberikan untuk jawaban Sesuai (S), skor 2 diberikan untuk jawaban
Tidak Sesuai (TS)' skor I diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai
(STS). Sedangkan untuk kelompok item unfavorable, skor jawaban
bergerak dari 1 sampai 4. di mana skor 1 untuk jawaban Sangat Sesuai
(SS), skor 2 diberikan untuk jawaban Sesuai (S), skor 3 diberikan untuk
jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 4 diberikan untuk jawaban Sangat
Tidak Sesuai (STS).
Tabel 3Skala Kancangan a ()n rl
No Aspek Jumlah Item TotalFavorable (Infavorable
I Aspek fisik 3 -J 62 Aspek psikis J 1J 63 Aspek sosial aJ nJ 64 Aspek moral 3 aJ 6
Total t2 t2 24
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Validitas dan reliabilitas merupakan dua hal yang saling berkaitan
dan berperan dalam menentukan kualitas alat ukur dan kualitas alat ukur
tersebut menentukan baik atau tidaknya suatu penelitian. Dengan demikian.
alat ukur yang akan digunakan harus diketahui validitas dan reliabilitasnyA,
DiR
-
44
Serta mampu mencenninkan keadaan yang sesungguhnya dari pennasalahan
yang akan diteliti.
l . Val id i tas
Menurut Azrvar ( 2002, h.7). validitas seringkali dikonsepkan sebagai
seiauh mana skala itu mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur.
validitas dalam pengertiannya yang paling umum adalah ketepatan dan
kecermatan skala dalam rnen-jalankan fungsi ukurnl'a. nlenun-jukkan pada
ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukurannva.
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila validitas
item tersebut menjalankan fungsi ukurnya. Jenis validitas dalam penclitian
ini adalah validitas konseptual ( con,;truct t,uliditv) yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat tes mengukur landasan teoritik yang menjadi dasar
penyusunan tes tersebut. Ada dua unsur yang perlu diperhatikan dalam
prinsip validitas vaitu kejituan dan ketepatan atau kecermatan scrta
ketelit ian ( Hadi. 1987, h.102). Validitas item dalam penelit ian ini diuii
dengan menggunakan korelasi antara skor yang diperoleh pada masing -
masing item dengan skor total yaitu dengan menggunakan teknik korelasi
Produc't h(oment. dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor total.
Menurut Ancok (1997 . h.23) koeflsien korelasi )'ang diperoleh dari hasil
perhitungan diatas masih perlu dikoreksi lagi mengingat adanya kelebihan
-
45
bobot pada koefisien tersebut. Kelebihan bobot tersebut teriadi karena skor
butir yang dikorelasikan dengan skor total sehingga menvebabkan koefisien
korelasi menjadi lebih besar. Oleh karena itu untuk mengkoreksi kelebihan
bobot tersebut digunakan Teknik Korelasi Purt Whrile. Uji validitas
dilakukan dengan komputer dengan program Descriptive Corrected ltem
Total Correlation dari SPSS fbr Windows Release 1 1.0.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur dapat memberikan hasil yang konsisten dan dapat dipercaya atau
diandalkan ( Azwar, 1992, h.15). Item item yang dianalisis dalam
reliabilitas adalah item item yang valid saja. oleh karena itu analisis
reliabil i tas dilakukan setelah uii validitas item. Pengujian reliabil i tas itenr
dalam penelitian ini menggunakan tekhnik uji reliabilitas Alpha ('ntnbuch.
Alasan penggunaan tekhnik ini karena koef-isien Alphu akan memberikan
harga yang lebih kecil atau sama besar dengan reliabilitas yang sebenarnl'a.
Jadi kemungkinan reliabilitas tes lebih tinggi daripada koeflsien alpha.
sehingga lebih cermat karena mendeteksi hasil -vang sebenarnva.
Reliabilitas suatu alat ukur dapat dihitung dengan menggunakan teknik
korelasi Alphu yang dikembangkan oleh ('ronbach ( Azwar, 1997, h.5). u.ii
-
46
reliabilitas dilakukan dengan computer program SPSS fbr Windows Release
11 .0 .
G. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis regresi dua prediktor dan prochtc'l
moment.
Analisis regresi dua prediktor digunakan untuk menguji hipotesis mayor.
yaitu korelasi antara kecemasan dalam menghadapi ujian skripsi dengan
kecerdasan emosional dan konsep diri. Metode tersebut digunakan karena
prediktornya lebih dari satu dimana terdapat dua variabel bebas dan satu
variabel tergantung yang akan dikorelasikan jugu karena masing masing
variabel bersifat interval.
Sedangkan teknik korelasi prutduct moment digunakan menguji hipotesis
minor pertama dan kedua dengan alasan mengukur korelasi dua variabcl
yang bersifat interval. Semua penghitungan dilakukan dengan komputer
program SPSS fbr Windows Release I 1.0.
-
BAB IV
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Orientasi Kancah PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
antara kecemasan dalam menghadapi ujian skripsi dengan kecerdasan
emosional dan konsep diri. Adapun tempat untuk melaksanakan penelitian ini
adalah di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Fakultas Psikologi universitas Katolik Soegijapranata Semarang lahir
secara resmi pada tahun akademik 19841 1985 dengan ijin operasional dari
Kopertis Wilayah VI No 927lWl4.l2lKop VI/Vl 1984 tanggal l8 Mei 1984.
Setelah berbenah diri pada tahun operasional ketiga Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Soegijap ranata Semarang mendapatkan status
TERDAFTAR tanggal 4 Agustus 1986. Tanggal 2 April 1992 Fakultas
Psikologi lJniversitas Katolik Soegijapranata memperoleh status DIAKul, lalu
pada tanggal 16 Mei 1995 memperoleh status DISAMAKAN dan telah
TERAKREDITASI pada tanggal 17 November 1997 dengan SK Mendikbud
No.78l0 l0l1997 .
Menurut catatan Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
Universitas Katolik Soegijapranata, pada tahun 2006 total jumlah mahasiswa
yang masih aktif dan terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Psikologi
-
48
Universitas Katolik Soegijapranata sebanyak 1 155 mahasiswa dengan jumlah
dosen sebanyak 40 orang. Pelaksanaan ujian skripsi pada Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Soegijapranata dilaksanakan dalam delapan periode setiap
tahunnya dengan pelaksanaan empat kali dalam tiap semester.
Setiap bulan jumlah mahasiswa yang mengikuti ujian skripsi rata- rata
40 orang. Jumlah kelulusan mahasiswa yang mengikuti ujian skripsi sebesar
99,9oh setiap tahunnya.
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Psikologi [Jniversitas Katolik
Soegijapranata, Jalan Pawiyatan Luhur IV/I Bendan Duwur Semarang dengan
berdasar pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a. Peneliti sudah mengenal dan mengetahui lokasi sehingga memudahkan
dalam mengadakan penelitian.
b. Didapatkan subyek penelitian yang sesuai dengan karakteristik atau ciri-
ciri dari populasi yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata yang akan menempuh ujian skripsi.
c. Penelitian dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang dengan tujuan dapat lebih menghemat waktu,biaya, dan tenaga.
-
49
Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa
baik laki-laki dan perempuan yang sedang menunggu untuk menempuh u.iian
skripsi.
Persiapan Penelitian
Dalam mempersiapkan penelitian ini,, ada beberapa tahap yang telah
dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut :
l. Penyusunan Alat Ukur
Penyusunan alat ukur dimulai dengan menentukan aspek-aspek yang
akan digunakan untuk membuat skala berdasarkan konsep yang telah
dikemukakan dalam teori terdahulu.
Setelah aspek-aspek tersebut ditentukan, peneliti membuat
rancangan skala yang berisi jumlah item variasi pernyataan dan nilai
jawaban, di mana pernyataan dari setiap item dibuat dengan bahasa yang
sederhana agar mudah dipahami serta dimengerti. Dalam penelitian ini
digunakan tiga skala yaitu kecemasan dalam menghadapi ujian skripsi,
kecerdasan emosional, dan konsep diri.
a. Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Skripsi
Peneliti menyusun skala kecemasan berdasarkan pada gejala-
gejala kecemasan dalam menghadapi ujian skripsi, yaitu gejala
-
5 l
Tabel 4aran ltem Skala Kecemasan dalam Nlenehadapi Uiian S
No GejalaKecemasan
Nomor ltem Total
Favorable IlnfavorableI Geiala Psikoloeis | ,5,9,13,17 ,21 3 ,7 , l | , l5 ,19,23 l22 Gejala Fisiologis 2,6,10,14,19,224,8.1 2,16,20,24 t2
Total t2 t2 24
Seb Skala K
b. Skala Kecerdasan Emosional
Skala Kecerdasan Emosional disusun berdasarkan aspek-aspek
kecerdasan emosional yaitu: mengenali emosi diri, mengelola emosi,
memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina
hubungan dengan orang lain. Jumlah item dalam Skala Kecerdasan
Emosional ada 30 item. Skala Kecerdasan Emosional disusun
berdasarkan modifikasi yang berjenjang dari I sampai 4. untuk
kelompok item favorable, skor jawaban bergerak dari 4 sampai l., di
mana skor 4 diberikan untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3
diberikan untuk jawaban Sesuai (S), skor 2 diberikan untuk iawaban
Tidak Sesuai (TS),, skor I diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai
(STS). Sedangkan untuk kelompok item unfavorable, skor jawaban
bergerak dari I sampai 4, di mana skor I untuk jawaban Sangat Sesuai
(SS), skor 2 diberikan untuk jawaban Sesuai (S), skor 3 diberikan untuk
-
52
jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 4 diberikan untuk iawaban Sangat
Tidak Sesuai (STS). Sebaran item pernyataan mengenai kecerdasan
emosional dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:
Tabel 5Sebaran ltem Skala Kecerdasan Emosional
No Aspek Nomor ltem TotalFavorable (Jnfavorsble
I Mengenali emosi diri l , r l ,2 l 6,16,26 62 Mengelola emosi ) t ) ? ?- ) r - t - - 7 ,17 ,27 6J Memotivasi diri sendiri 3,,13,23 8.1 8.28 64 Mengenali emosi orang
lain4,14,24 9,lg,2g 6
5 Membina hubungan 5,15,25 10.20,30 6Total r5 l 5 30
c. Skala Konsep Diri
Skala Konsep Diri disusun berdasarkan aspek-aspek konsep diri
yaitu: aspek hsik, aspek psikis, aspek sosial, dan aspek moral. Jumlah
item dalam Skala Konsep Diri ada 24 item. Skala Konsep Diri disusun
berdasarkan modifikasi yang berjenjang dari 1 sampai 4. IJntuk
kelompok item Jbvorable, skor jawaban bergerak dari 4 sampai I " dimana skor 4 diberikan untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3diberikan untuk jawaban Sesuai (S), skor 2 diberikan untuk jawaban
Tidak Sesuai (TS), skor I diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai(STS). Sedangkan untuk kelompok item unfavorable. skor jawaban
-
53
bergerak dari I sampai 4, di mana skor I untuk jawaban Sangat Sesuai(SS), skor 2 diberikan untuk jawaban Sesuai (S), skor 3 diberikan untukjawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 4 diberikan untuk jawaban SangatTidak Sesuai (STS). Sebaran item pernyataan mengenai konsep diridapat dilihat pada Tabel 6 berikut:
sebaran ,,"Jf#rl xem on WINo Alpgh Jumlah ltem Total
Favorable UnfavorableI Aspek fisik 1 ,9 ,17 5,13,21 62 Aspek psikis 2 ,10 ,19 6,,14,22 63 Aspek sosial 3,1 l , l g 7,15,23 64 Aspek moral 4,12,20 8,16,24 6
Total t2 t2 24
Perijinan Penelitian
Salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melaksanakan
penelitian adalah dengan mendapatkan ijin dari pihak-pihak yang rerkaityaitu [Jniversitas Katolik Soegijapranata Semarang. Sehubungan dengansyarat tersebut dan sesuai dengan prosedur yang ada maka sebelum
mengadakan penelitian, peneliti mengajukan surat ijin secara resmi padaTata [Jsaha Fakultas Psikologi Universitas Katolik SoegijapranataSemarang pada tanggal l6 Januari 2007 . Sebelum dilakukan penelitian.
peneliti mengajukan permohonan surat pengantar dari Dekan FakultasPsikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dan dilanjutkan ke
Di
)
-
54
Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Setelah surat
rekomendasi Rektor tanggal l8 Januari 2007 dikeluarkan dengan nomor
surat 3461R.7 .zlFP lIl2007 maka peneliti segera melakukan penelitian.
C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai, karena jumlah subyek yang
terbatas.Kelebihan try out terpakai ini adalah subyek yang digunakan dalam uji
coba dan penelitian memiliki keadaan yang sama. Sedangkan kelemahannl'a
adalah kejenuhan subyek terhadap jumlah item yang terlalu banyak.
Pengambilan data dilakukan dalam 2 (dua) periode ujian skripsi yaitu
pada tanggal 15-21 Januari 20A7 dan 19-25 Februari 2A07 dengan cara
membagikan skala kepada subyek sesuai dengan ciri-ciri yang telah ditentukan
yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata
Semarangyangakan menempuh ujian skripsi. Skala yang dibagikan sejumlah
36 eksemplar dan semuanya kembali. Kemudian data try out tersebut diuii
reliabilitas dan validitasnyil, selanjutnya berdasarkan item- item yang valid
dilakukan analisis data.
Peneliti dibantu oleh dua orang teman yang sebelumnya sudah
dijelaskan tentang petunjuk cara pengisian skala, membagi skala yang harus
diisi kepada subyek satu per satu. Peneliti mendatangi rumah subyek secara
-
55
door to door sesuai dengan alamat subyek yang terdapat pada daftar
mahasiswa yang rnengikuti ujian skripsi. Peneliti atau asisten akan memberi
petunjuk dan menerangkan cara pengisian skala dan memastikan bahwa
subyek telah mengerti apa yang diinginkan oleh peneliti. Pertama, peneliti
meminta kesediaan subyek untuk mengisi skala. Apabila subyek bersedia maka
peneliti selanjutnya memberikan skala yang berkaitan dengan kecemasan
dalam menghadapi ujian skripsi ditinjau dari kecerdasan emosional dan konsep
diri. Bagi subyek yang memenuhi kriteria tersebut, maka subyek berhak
mengisi skala. Untuk memberikan kesempatan kepada subyek untuk mengisi
skala tersebut peneliti meninggalkan skala tersebut kepada subyek dan akan
diambil kembali setelah L-2 hari. Kendala yang dijumpai peneliti adalah waktu
menunggu adanya pengumuman peserta ujian skripsi dan mencari lokasi
tempat tinggal subyek.
D. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Pengujian validitas dan reliabilitas alat ukur dilakukan dengan
menggunakan alat bantu komputer dengan program Statistical Package Social
Science (SPSS). Penghitungan validitas item Skaia Kecemasan Dalam
Menghadapi Ujian Skripsi, Kecerdasan Emosional, dan Konsep Diri
menggunakan teknik korelasi Product Moment yang kemudian hasilnya
-
56
dikoreksi dengan teknik Part Whole. Pada penelitian ini penghitungan
reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach.
l. Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Skripsi
Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas skala kecemasan
menghadapi ujian skripsi dari 24 item terdapat item yang gugur lima
sehingga yang valid 21 item dengan koefisien korelasi berkisar antara 0.326
- 0,725 dan untuk reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,906.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7Sebaran ltem Valid dan Gugur Skala Kecemasan Dalam Menghadapi
Uiian SkripsiIAN DKTTAspek-aspek Nomor item Jumlah
validFavorable UnfovorablePsikoloeis 1 ,5 ,9* ,13 ,17 ,21 3*,7 , 11*,, 15, 19 ,23 9Fisioloeis 2,6, 10, 1 4, 18,22* 4, 8, 12. 16^ 20.24* 10
Jumlah valid 10 9 t9Keterangan
Tanda...r: Nomor item gugur
2, Skala Kecerdasan Emosional
Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas skala kecerdasan
emosional dari 30 item terdapat item yang gugur tujuh sehingga yang valid
23 item dengan koefisien korelasi berkisar antara 0,300 - 0,690 dan untuk
-
57
reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,885. lJntuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8Sebaran ltem Valid dan Gugur Skala Kecerdasan Emosionalran a n u eceAspek-aspek Nomor item Jumlah
Favorable UnfavorableMengenali emosi diri 1 , 1 I ,21* 6* , 16,26 4
Mengelola Emosr ) 12* .22 7 , 17* .27 4Memotivasi Diri
Sendiri3, 13*., 23 8. 18 .28 5
Mengenali lrmosrorang lain
4, 14,24 9* .19 .29 5
Membina HubunganDengan C)rang lain
5,15 ,25 I 0. 20. 30* 5
Jumlah l 2 l l 23
Keterangan :Tanda...* - Nomor item gugur
3. Skala Konsep Diri
Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas skala konsep diri dari
24 item terdapat item yang gugur tiga sehingga yang valid 2l item dengan
koefisien korelasi berkisar antara 0,313 - 0,756 dan untuk reliabilitas diperoleh
koefisien reliabilitas sebesar 0,905. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
9 berikut.
-
58
Tabel 9Sebaran ltem Valid dan r Skala Konseo Dir I
Aspek-aspek Nomor item JumlahFavorable (Jnfavorable
Aspek trisik 1 ,9 , , 17 5 , l3 * ,21 5Aspek Psikis 2 , 10 , 18 6, 14, 22 6Aspek Sosial 3 ,11 ,19 7* , 15 , 23 5Aspek Moral 4, 12,20* 8, 16,24 5
Jumlah l l 10 2 lKeterangan: Tanda. Item Gugur
-
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
l. Uji Asumsi
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan koputer dengan menggunkan program Statistical
Packages for Social Sciences for Windows I1.0. Semua data yang
masuk rnerupakan data kasar yaitu data respon dari masing- rnasing
subyek terhadap iem- item berdasarkan pilihan. Kemudian dilakukan
analisis data dari data kasar tersebut.
Langkah yang dilakukan sebelum menganalisis data adalah uji
asumsi yang dilakukan meliputi uji normalitas dan uji linieritas.
a. Uji Normalitas
Berdasarkan perhitungan dengan program kornputer
Statistical Packages for Social Science (SPS$ for Windows Release
I 1.0 dengan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov Tesl.
diketahui bahwa :
. Variabel kecemasan berdistribusi normal, dengan nilai K-S Z -
0,974 dan p : 0,299 (p > 0,05).
. Variabel kecerdasan emosional berdistribusi normal, dengan
nilai K-S Z: 0,997 dan p : 0,274 (p > 0,05).59
-
60
o Variabel konsep diri berdistribusi normal, dengan nilai K-S-Z
:A,775 dan p - 0,585 ( p> 0,05)
Data hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada larnpiran
b. Uji Linieritas
Hasil uji linieritas dengan program komputer Statistical Packnges
.for Social Science (SPSS) for Windows Release I I.A menunjukkan
bahwa hubungan antara :kecemasan dengan kecerdasan emosional
bersifat linier dengan Flini", - 21,426 p -= 0,000 (p
-
6 l
kecemasan menghadapi ujian skripsi. Dengan demikian hipotesis mayor
dapat diterima.
b. Penghitungan tJji Hipotesis Minor.
Pengujian hipotesis minor ini menggunakan teknik korelasi
product moment Koefisien korelasi antara kecerdasan emosional dengan
kecemasan (r.r,,) &dalah sebesar -0,622 dengan p: 0,000 (p < 0,01).
Hasil ini memperlihatkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat
signifikan antara kecerdasan emosional dengan kecemasan menghadapi
ujian skripsi.Dengan dernikian hipotesis minor pertama diterima.
Koefisien korelasi antara variabel konsep diri dengan kecemasan
(r,r, ) adalah sebesar -0"476 dengan p : 0.002 (p < 0,01). Hasil ini
memperlihatkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara
konsep diri dengan kecemasan menghadapi ujian skripsi.Dengan
demikian hipotesis minor kedua dapat diterima.
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasii perhitungan R
0,710 dan F signifikan : 16,777, dapat diketahui bahwa ada hubungan
antara kecerdasan emosional dan konsep diri dengan kecemasan
menghadapi ujian skripsi. Semakin tinggi kecerdasan emosional maka
semakin rendah kecemasan ketika menghadapai ujian skripsi, sebaliknya
-
62
semakin rendah kecerdasan emosional maka semakin tinggi kecemasan
ketika akan menghadapi ujian skripsi. Selanjutnya, semakin positif konsep
diri rnaka kecemasan menghadapi ujian skripsi akan semakin rendah. begitu
pula sebaliknya. Hal ini berarti hipotesis mayor dalam penelitian ini dapat
diterima.
Pentingnya peranan kecerdasan emosional dan konsep diri adalah
mampu mengenal kelebihan yang dimiliki, serta mampu merniliki
ketrampilan berpikir secara optimis dan realistik sehingga dapat
mengurangi kecemasan yang muncul ketika akan menghadapi ujian skripsi.
Selain itu dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengatur perasaan
dengan baik, mampu memotivasi diri sendiri, berernpati ketika menghadapi
gejolak emosi dri maupun orang lain ( Shapiro, 1999, h.9). Artinya jika
seseorang merasa cemas dalam menghadapi ujian skripsi sebaiknya mampu
mengatur emosinya sehingga muncul adanya keseirnbangan dan hannoni
antara kecakapan intelektual dan kecakapan emosionalnya. Adanya peran
kecerdasan emosional ketika seseorang akan menghadapi uiian skripsi
mampu memotivasi dirinya, bahwa ujian skripsi bukan sesuatu yang
menakutkan, tetapi merupakan awal keberhasilan, karena dengan ujian
skripsi maka seorang mahasiswa telah berhasil menyelesaikan studinya di
perguruan tinggi. Seseorang yang mampu memotivasi diri akan mampu
mempertahankan semangat hidup, untuk selalu optimis terhadap segala
-
63
sesuatu hal, sehingga kcemasan yang dirasakan dapat berkurang. Selain itu
peranan konsep diri juga penting disaat seseorang menghadapi kecemasan
rnenghadapi ujian skripsi. Individu harus mampu mengenal dirinya,,
memiliki keyakinan tentang diri sendiri serta mengenal kelemahan yang
dimilikinya sehingga dapat menggali potensi yang dimiliki.
Surnbangan relatif (SR) yang diperoleh untuk variabel kecerdasan
emosional adalah sebesar 66,70A , sedangkan untuk variabel konsep diri
sebesar 33,30 . Jumlah sunbangan efektif dari kedua variabel tersebut
adalah sebesar 47 ,4o Hal ini menunjukkan bahwa kecemasan fftenghadapi
ujian skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata dipengaruhi oleh kecerdasan emosional dan konsep diri.
sedangkan sisanya sebesar sumbangan efektif sebesar 52,60 dipengaruhi
oleh factor lain diluar kecerdasan emosional dan konsep diri seperti faktor
lingkungan, kesehatan, kepribadian, atau situasi pada diri individu.
Berdasarkan hipotesis minor pertama diperoleh hasil (r ,,, ) adalah
sebesar -0,622 dengan p - 0,000 (p
-
64
bahwa melalui kecerdasan emosional seseorang mampu memotivasi diri,
yaitu dorongan dalam diri dan kemampuan mengatasi rintangan serta terus
rnaju saat kecemasan dan rasa putus asa muncul. Kecerdasan emosional
mencakup kemampuan emosional yang dimiliki individu yaitu kemampuan
mengontrol diri sendiri, semangat dan ketekunan, mengatur suasana hati
serta kemampuan menunjukkan harapan dan optimisme ( Shapiro, 1999,
hal.9). Apabila seseorang memiliki kecerdasan emosional yang baik maka
memiliki motivasi dan kemauan dalam mengatasi masalah atau konflik
sehingga kecemasan yang dirasakan dapat berkurang.
Seseorang yang cerdas emosinya yaitu mampu mengenali emosi
diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan
mampu membina hubungan baik dengan orang lain serta dapat menilai
dengan baik situasi yang dihadapi sehingga bisa terhindar dari distorsi
kognitif yaitu kecenderungan salah mengerti atau penyimpangan kejadian-
kejadian penting dengan cara negatil'( Neale dan Davidson , 1989, h. 289
)dengan demikian ia dapat mengendalikan kecemasan yaitu perasaan yang
dialami seseorang ketika berpikir bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan
akan terjadi. Sebaliknya seseorang yang kecerdasan emosionalnya rendah
tidak dapat mengenali emosi diri, tidak memahami emosi orang lain, dan
kurang dapat membina hubungan dengan orang lain sehingga tidak dapat
menilai dengan baik situasi yang dihadapi untuk terhindar dari distorsi
kognitif maka akan mengalami tingkat kecemasan tinggi yang
-
65
menghasilkan perasaan bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan akan
terjadi.
Berdasarkan hipotesis minor kedua diperoleh hasil (r ,r, ) adalah
sebesar -0,476 dengan p _ 0,002 (p
-
66
diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu. Orang dengan
konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya sendiri, melihat hal- hal
yang positif yang dapat dilakukan derni keberhasilan dimasa yang akan
datang. Sedangkan seseorang dengan konsep diri yang negatif cenderung
bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapi. Ia
tidak rnelihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan,
dan mudah menyerah sebelum berperang. Individu yang mempunyai
konsep diri negatif akan mengembangkan perasaan tidak mampu dan
rendah diri. Individu akan merasa ragu dan kurang percaya diri.
Burns (1994,h.72) mengatakan bahwa suatu konsep diri yang positif
dapat disamakan dengan evaluasi diri yang positif. penghargaan diri yang
positif. Sedangkan konsep diri yang negatif disarnakan dengan evaluasi diri
yang negatif, perasaan rendah diri dan tidak adanya perasaan yang
menghargai dan penerimaan diri.
Mean Ernpirik (ME) dari variabel kecemasan menghadapi ujian
skripsi adalah sebesar 62,92 dan Mean f{ipotetik (MH) adalah sebesar 47 ,5serta Standart Deviasi hipotetik (SDh) kecemasan adalah sebesar 9.5
diketahui bahwa kecemasan menghadapi ujian skripsi pada subyek pada
taraf yang tinggi. Subyek memiliki kecemasan yang tinggi mungkin
dikarenakan adanya perasaan takut gagal menjawab pertanyaan para dosen
pengdi sehingga hal tersebut menimbulkan kecemasan pada diri subyek.
Mean empirik ( ME ) untuk variabel kecerdasan emosional sebesar 63,92
-
67
dan Mean Hipotetik ( MH) sebesar 57,5 serta Standard Deviasi hipotetik
sebesar 1 I,5 diketahui bahwa kecerdasan emosional subyek memiliki
kecerdasan emosional yang sedang. Hal ini dikarenakan kemampuan
subyek cukup baik dalam mengenali emosi diri, mengelola emosi,
memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain serta kemampuan
membina hubungan dengan orang lain. Mean empirik (ME) untuk variabel
konsep diri sebesar 57,1I dan Mean Hipotetik (MH) sebesar 52.5 serta
Standard Deviasi hipotetik sebesar 10,5 diketahui bahwa subyek memiliki
konsep diri subyek cukup baik. Hal ini dikarenakan subyek cukup rnerniliki
kemarnpuan melihat dirinya secara realistis sehingga terbentuk konsep diri
yang cukup positif pula.
Penelitian ini rnemiliki kelemahan yaitu:
l. Peneliti tidak dapat mengamati secara langsung pada saat subyek
mengisi skala dikarenakan skala dibawa terlebih dahulu oleh subyek
sehingga peneliti tidak mengetahui secara pasti keadaan subyek,
sehingga kemungkinan subyek mengisi secara asal lebih besar terjadi
dan kemungkinan skala diisi oleh orang lain juga dapat teriadi.
2. Studi populasi hanya dilakukan pada mahasiswa Fakultas Psikologi
Unika Soegijapranata sehingga tidak dapat diaplikasikan terhadap
mahasiswa pada umumnya.
3. Penguasaan peneliti terhadap teori kurang
mempengaruhi pada waktu penyusunan alat ukur.
\_
sehingga dapat
-
68
4. Kelemahan teori yang digunakan dimana kecerdasan emosional cian
konsep diri tidak disebutkan secara langsung mempengaruhi kecemasan,
tetapi peneliti menggunakan faktor - faktor lain yang berkaitan dengan
kecerdasan emosional dan konsep diri.
-
')
BAB VI
PENIJTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil
kesimpulan:
1. Ada hubungan antara kecerdasan emosional dan konsep diri dengan
kecemasan menghadapi ujian skripsi.
Ada hubr-rngan negatif antara kecerdasan emosional dengan kecemasan
menghadapi uiian skripsi. Semakin tinggi kecerdasan emosional pada
mahasiswa yang akan ntenempuh ujian skripsi maka kccemasan dalant
menghadapi uiian skripsi semakin rendah. Sebaliknva semakin rendah
kecerdasan emosional pada mahasiswa yang akan menempuh uiian
skripsi maka kecemasan menghadapi uiian skri