internetweb159.files.wordpress.com file · Web viewDalam belajar matematika tidak hanya...

60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu bangsa erat sekali hubungannya denga masalah-masalah pendidikan. Pendidikan merupakan wadah kegiatan sebagai pencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar peningkatan pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatkan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat. Marsigit menyatakan ahli-ahli kependidikan telah menyadari bahwa mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru dan praktek pembelajarannya, sehingga peningkatan pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional (Sutama, 2000:1).

Transcript of internetweb159.files.wordpress.com file · Web viewDalam belajar matematika tidak hanya...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan suatu bangsa erat sekali hubungannya denga masalah-

masalah pendidikan. Pendidikan merupakan wadah kegiatan sebagai pencetak

sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas

pembelajaran merupakan salah satu dasar peningkatan pendidikan secara

keseluruhan. Upaya peningkatkan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu

dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan,

kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat. Marsigit

menyatakan ahli-ahli kependidikan telah menyadari bahwa mutu pendidikan

sangat tergantung kepada kualitas guru dan praktek pembelajarannya,

sehingga peningkatan pembelajaran merupakan isu mendasar bagi

peningkatan mutu pendidikan secara nasional (Sutama, 2000:1).

Guru manyadari bahwa matematika sering dipandang sebagai mata

pelajaran yang sulit sehingga kurang menikmati dan dihindari oleh sebagian

besar siswa. Siswa seharusnya sadar bahwa kemampuan berpikir secara logis,

rasional, cermat dan efisien yang menjadi ciri utama matematika.

Banyak siswa yang merasa kurang mampu dalam mempelajari

matematika karena dianggap sulit, menakutkan bahkan ada sebagian dari

mereka yang membenci sehingga matematika dianggap sebagai momok oleh

mereka. Hal ini menyebabkan siswa malas dan tidak banyak melakukan

aktivitas dalam belajar matematika. Kurangnya aktivitas dalam belajar maka

akan sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

Ketakutan yang muncul dari diri siswa tidak hanya disebabkan oleh

siswa itu sendiri, tetapi juga didukung oleh ketidakmampuan guru

menciptakan situasi yang dapat membawa siswa tertarik terhadap matematika.

Belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi

kepada siswa apalagi untuk belajar matematika sangat diperlukan aktivitas

fisik maupun mental siswa karena siswa yang belajar harus aktif sendiri, tanpa

ada aktivitas maka proses belajar tidak akan berlangsung dengan baik.

Dalam pengajaran matematika diharapkan siswa benar-benar aktif.

Dengan belajar aktif diharapkan memiliki dampak positif pada siswa tentang

apa yang dipelajari akan lebih lama bertahan dalam benak siswa. Siswa berani

mengajukan pertanyaan kepada guru merupakan suatu tindakan bahwa siswa

tersebut aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Keaktifan

siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan belajar siswa. Walaupun siswa termasuk dalam kategori

mempunyai kemampuan yang pandai, namun aktivitas dalam belajarnya

rendah maka prestasi belajar metematika siswa tersebut tidak akan sebagus

siswa yang lebih dalam belajar (Noviana, 2005:5).

Keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar hampir tidak

nampak. Siswa jarang sekali mengajukan pertanyaan walaupun guru

memancing dengan pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya siswa belum jelas.

Guru sering memberikan umpan kepada siswa supaya siswa aktif dalam

proses belajar mengajar. Suatu kelompok siswa dikatakan belajar secara aktif

bila ada mobilitas, misalnya nampak dari interaksi yang terjadi antara guru

dan siswa dan antara siswa sendiri, komunikasi yang terjadi tidak hanya satu

arah dari guru ke siswa tetapi banyak arah. Aktivitas didalam kelas tidak

hanya dari siswa saja tetapi juga memerlukan aktivitas dari guru. Kurang

aktifnya guru dalam mendekati siswa serta membimbing siswa pada saat

pelajaran berlangsung juga mempemharuhi aktivitas siswa. Guru jarang

mendekati dan membimbing siswa baik secara individu maupun kelompok

pada saat pembelajaran berlangsung. Sehingga siswa cenderung diam, pasif,

serta tidak berani mengajukan pertanyaan ataupun ide-ide siswa pada saat

pelajaran berlangsung. Hal ini menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat

partisipasi aktif (aktivitas) siswa dalam pembelajaran matematika.

Dalam belajar matematika tidak hanya mendengarkan guru di depan

kelas saja, tetapi memerlukan banyak latihan-latihan, berani mengemukakan

ide dan berani bertanya, berani mengerjakan soal-soal di depan kelas. Sebagai

alternatif pembelajaran yang dapay meningkatkan aktivitas belajar siswa

adalah dengan metode Missory Mathematics Projecrt (MMP) yaitu salah satu

metode yang terstruktur dengan pengembangan ide dan perluasan konsep

matematika.

Bertolak dari latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk

meneliti tentang bagaimana cara yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas

belajar siswa melalui metode Misouri Mathematics Project (MMP) yang

penulis tuangkan dalam suatu penelitian “Peningkatan Aktivitas Siswa dalam

Pembelajaran Matematika Melalui Metode Missori Matematics Project

(MMP)”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,

maka dikemukakan rumusan permasalahan yang diangkat penulis adalah

1. Adakah peningkatan aktivitas siswa setelah dilakukan pembelajaran

matematika melalui Missouri Matematics Project(MMP) pada sub pokok

pembahasan Kubus dan Balok?

2. Adakah peningkatan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP setelah

dilakukan pembelajaran matematika melalui Metode Missouri Matematics

Project(MMP)?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan unutk mendiskusikan proses

pembelajaran matematika melalui Metode Missouri Matematics Project

(MMP) yang dilakukan untuk mengetahui tindakan-tindakan yang dilakukan

guru pada proses pembelajaran dalam meningkatkan aktivitas siswa. Secara

khusus penelitian bertujuan untuk :

1. Meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajang matematika melalui

metode Missouri Matematics Project (MMP)

2. Meningkatkan kemampuan matematika siswa dalam proses pembelajaran

matematika melalui metide Missouri Matematics Project (MMP)

D. Manfaat Penelitian

Sebagai penelitian tindakan kelas, penelitian ini memberikan manfaat

konseptual utamanya terhadap pembelajaran matematika, disamping itu juga

terdapat peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.

1. Manfaat Teoritis

Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis

mampu memberikan sumbangan terhadap pembelajaran matematika,

terutama pada peningkatan aktivitas siswa melalui metode Missouri

Matematics Project (MMP) dalam proses pembelajaran matematika.

Mengingat pentingnya metode Missouri Matematics Project

(MMP) dan peranannya yang cukup besar bagi siswa dalam hal kecakapan

untuk menemukan sendiri pengetahuan dalam bidang matematika. Selain

itu penelitian ini memperkaya proses pembelajaran matematika melalui

metode Missouri Matematics Project (MMP).

2. Manfaat Praktis

Pada tatanan praktis, penelitian ini memberikan sumbangan bagi

guru matematika dan siswa.

a. Bagi guru matematika, metode Missouri Matematics Project (MMP)

dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang inovatif

dan kreatif.

b. Bagi siswa, proses pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan

dasar dalam bidang matematika.

c. Bagi sekolahan, penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka

perbaikan metode pembelajaran matematika

d. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam

penerapan pembelajaran melalui model pembelajaran Missouri

Matematics Project (MMP)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dikemukakan mengenai Tinjauan Pustaka, tinjauan

teori, kerangka, kerangka pemikiran dan hipotesis. Tinjauan pustaka berisi tentang

hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, sedangkan

kajian teori berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian. Pada penelitian ini yang akan dibahas adalah aktivitas belajar siswa

dalam pembelajaran matematika. Kerangka pemikiran adalah konsep dasar untuk

menjawab permasalahan yang dianggat dari kajian pustaka dan kajian teori.

Pengajuan hipotesis merupakan rumusan tentang permasalahan yang diteliti atas

dasar kerangka berpikir yang telah dikemukakan.

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian-penelitian relevan yang akan dibahas sebagai tinjauan

adalah penelitian yang akan dilakukan oleh :

Berdasarkan penelitian Danik Haryanti (2005) menghasilkan

kesimpulan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika

mengalami peningkatan yaitu siswa yang aktif mengemukakan ide meningkat

67,5%, siswa yang aktif mengerjakan soal-soal yang diberikan guru

meningkat 77,5%, siswa yang aktif mengerjakan PR yang diberikan guru

meningkat 90%.

Berdasarkan penelitian Novita Hardani (2006) menghasilkan

kesimpulan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika

mengalami peningkatan yaitu siswa yang aktif mengemukakan ide meningkat

sebesar 80%, siswa yang aktif mengerjakan soal-soal yang diberikan guru

meningkat sebesar 84%, dan gangguan kelas mengalami penurunan sebesar

12%.

Berdasarkan penelitian Dwi Maria Astuti (2006) menghasilkan

kesimpulan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika

mengalami peningkatan yaitu siswa yang aktif mengemukakan pendapat

meningkat sebesar 45,95%. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan dari guru

meningkat sebesar 48,65%. Aktivitas mengerjakan soal latihan yang diberikan

guru meningkat sebesar 32,43%.

Hasil penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas dalam

pembelajaran matematika perlu ditinggkatkan dengan melibatkan siswa secara

langsung karena dalam pembelajaran matematika banyak kegiatan yang

menuntut kreatifitas. Pada penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan

aktivitas pembelajaran matematika hanya melalui pendekatan missoury

mathematics project (MMP).

B. Kajian Teori

Kajian teori ini yang akan dibahas adalah teori-teori yang berkaitan

dengan variabel-variabel penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Pendekatan Pembelajaran Matematika

a. Pembelajaran

Kata pembelajaran adalah terjemahan dari “instruction”, yang

berarti proses membuat orang belajar. Menurut Wina Sanjaya (2006 :

107) pembelajaran adalah proses berpikir bahwa dalam belajar belajar

berpikir menekankan pada proses pencarian dan menemukan

pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan.

Dalam hal ini tidak hanya menekankan pada pengetahuan materi

pelajaran tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk

memperoleh pengetahuannya sendiri.

Pembelajaran merupakan proses yang bukan hanya

memindahkan pengetahuan dari guru pada siswa, melainkan suatu

aktivitas yang memungkinkan siswa dapat membangun sendiri

pengetahuannya.

b. Pengertian Matematika

Menurut Johnson dan Mykelebus (Abdurrahman, 2003 : 252)

Matematika adalah bahasa simbolik yang fungsi praktisnya untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan kekurangan,

sedangkan fungsi teorisnya adalah untuk memudahkan berpikir.

Menurut Paling (Abdurrahman, 2003:252) Matematika adalah

suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi

manusia : suatu cara menggunakan informasi, menggunakan

pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan

tentang menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam

dunia manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-

hubungan.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

matematika adalah cabang ilmu pengetahuan simbolis, hubungan

kuantitatif, kekurangan dan memudahkan cara berpikir didalam dunia.

2. Pembelajaran Matematika Melalui Missoury Mathematics Project (MMP)

a. Metode Missouri Mathematics Project (MMP)

Salah satu model pembelajaran yang secara empiris melalui

penelitian model yang dikembangkan dalam Missouri Mathematics

Project (MMP). Missouri Mathematics Project (MMP) merupakan

salah satu model pembelajaran yang terstruktur seperti halnya struktur

pengajaran matematika (SPM). Antara MMP dan Struktur Pengajaran

Matematika (SPM) hampir sama. Secara sederhana tahapan kegiatan

dalam struktur pengajaran matematika yaitu : 1) Pendahuluan :

apresiasi, motivasi, introduksi; 2) Pengambangan : pembelajaran

konsep atau prinsip; 3) Penerapan : penggunaan konsep atau prinsip,

pengambangan skill atau ketrampilan, dan evaluasi; 4) Penutup :

penyusunan rangkuman atau penugasan.

Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)

yang secara empiris melalui penelitian dikemas dalam struktur yang

hampir sama dengan struktur pengajaran Matematika dengan urutan

langkah sebagai berikut :

a. Pendahuluan atau mereview

Guru dan siswa meninjau ulang apa yang telah tercakup pada

pelajaran yang lalu. Yang ditinjau adalah : PR, mencongak, atau

membuat prakiraan.

b. Pengembangan

Guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep matematika

tredahulu. Siswa diberi tahu tujuan pelajaran yang memiliki

“antisipasi” tentang sasaran pelajaran. Penjelasan dan diskusi

intraktif antara guru dan siswa harus disajikan termasuk

demonstrasi kongkrit yang sifatnya piktorial atau simbolik. Guru

merekomendasikan 50% waktu pelajaran untuk pengembangan.

Pengembangan akan lebih bijaksana bila dikombinasikan dengan

kontrol latihan untuk meyakinkan bahwa siswa mengikuti

penyajian materi baru itu.

c. Latihan dengan Bimbingan Guru

Siswa diminta merespon satu rangkaian soal sambil guru

mengamati kalau-kalau terjadi miskonsepsi. Pada latihan terkontrol

ini respon setiap siswa sangat menguntungkan bagi guru dan siswa.

Pengembangan dan latihan terkontrol dapat saling mengisi dengan

total waktu 20 menit. Guru harus memasukkan rincian khusus

tanggung jawab kelompok dan ganjaran individual berdasarkan

pencapaian materi yang dipelajari. Siswa bekerja sendiri atau

dalam kelomok belajar kooperatif.

d. Kerja Mandiri

Untuk latihan/ perluasan mempelajari konsep yang disajikan guru

pada langkah 2 (pengembangan)

e. Penutup

Siswa membuat rangkuman pelajaran, membuat renungan

tentang hal-hal baik yang sudah dilakukan serta hal-hal kurang

baik yang harus dihilangkan dan guru memberikan PR.

Kelebihan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP,

antara lain :

- Banyaknya materi yang bisa disampaikan kepada siswa karena

tidak terlalu memakan banyak waktu. Artinya penggunaan waktu

dapat diatur relatif ketat.

- Banyaknya latihan sehingga siswa mudah terampil dengan

beragam soal.

Sedangkan kekurangan atau kelemahan model pembelajaran Missouri

Mathematics Project (MMP, yaitu :

- Kurang menempatkan siswa pada posisi yang aktif

- Mungkin siswa cepat bosan karena lebih banyak mendengarkan.

b. Contoh Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)

Materi Pokok : Kubus dan Balok

Kelas / Semester : VIII / 2

Langkah-Langkah

1) Mereview

- Mengingatkan kembali bentuk kubus

A B

CD

E F

GH

- Mengajak siswa untuk mengamati benda-benda di sekitar

ruangan kelas yang berbentuk kubus dan balok

2) Pengembangan

- Mendefinisikan dan menyabutkan unsur-unsur kubus

Kubus adalah sebuah bangun ruang yang semua sisinya

berbentuk persegi dan semua rusuknya sama panjang.

- Menyebutkan unsur-unsur kubus

a) Rusuk adalah bidang pada suatu kubus yang tertentu pada

suatu garis, yaitu AB, BC, CD, AD, AE, EF, FB, DH, HG,

CG, EH, FG

b) Kubus mempunyai bidang yang membatasi bagian dalam

dan bagian luar yang disebut sisi, yaitu ABCD, ABFE,

DCGH, EHGF, ADHE, BCGF

c) Kubus mempunyai 2 diagonal yaitu diagonal sisi dan

diagonal ruang. Diagonal sisi : AC, BD, AH, DE, BG, FC,

EG, HF, AF, DG, CH. Diagonal ruang : AG, BH, CE, FD.

d) Menghitung diagonal pada kubus

Misalkan AC Diagonal Bidang jadi panjang AC adalah ….

Diketahui sisi kubus :

Jadi panjang AC2 = AB2 + BC2

= s2 + s2

AC = √25+25

= √50=5√2

Misalkan AG diagonal ruang untuk menghitung AG adalah

AG2 = AC2 + CG2

= (AB2 + BC2) + CG2

= (S2 + S2) + S2

= (25 + 25) + 25

AG = √75 = 5√3

Guru mengamati kegiatan siswa dan membantu

apabila siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal

tersebut.

Siswa mengerjakan sendiri soal-soal seperti pada

latihan kemudian ditambah soal-soal dengan variasi dan

bobot kesulitan yang ditingkatkan. Setelah itu memberikan

tugas atau pekerjaan rumah untuk latihan siswa di rumah.

3. Aktivitas Siswa

Kata aktivitas berasal dari Bahasa Inggris “Activity” yang berarti

kegiatan atau kesibukan. Didalam belajar diperlukan aktivitas sebab pada

prinsipnya belajar adalah berbuat, yaitu berbuat untuk mengubah tingkah

laku. Dalam hal ini sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia yang

menyatakan aktivitas adalah keaktifan, kegiatan, kesibukan.

Dari perngertian diatas, maka yang dinamakan aktivitas belajar

adalah kegiatan atau kesibukan siswa yang dilakukan untuk mencapai

perubahan tingkah laku. Perubahan inilah yang merupakan hasil dari

proses belajar. Belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik maupun

mental (psikis). Kedua aktivitas ini berkaitan antara satu dengan yang lain,

karena apabila tidak, maka akan terjadi ketidakserasian antara aktivitas

fisik dan aktivitas mental.

Aktivitas fisik adalah peserta didi giat-aktif dengan anggota badan,

membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja. Sedangkan aktivitas mental

(psikis) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak

berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan

dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan

hasil pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran

secara aktif : ia mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat,

menguraikan dan sebagainya.

Kegiatan atau keaktifan jasmani fisik sebagai kegiatan yang

tampak, yaitu saat siswa melakukan percobaan, membuat konstruksi

model dan lain-lain. Sedangkan kegiatan fisik tampak bila siswa sedang

mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, dan mengambil

keputusan.

Aktivitas siswa dalam belajar matematika meliputi kegiatan

bertanya, mengemukakan ide, mendengarkan penjelasan guru, mencatat,

mengerjakan soal dan mempelajari kembali catatan matematika. Aktivitas

belajar ini merupakan sebagian dari macam-macam aktivitas belajar yang

disusun oleh B. Diedrich yang diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Visual activities, seperti : membaca, melihat gambar, demonstrasi

percobaan, mengamati pekerjaan lain.

b. Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

interupsi.

c. Listening activities, seperti : mendengarkan uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

d. Writing activities, seperti : menulis cerita, karnagan, laporan angket,

menyalin.

e. Drawing activities, seperti : menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

f. Motor activities, seperti : melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model mereparasi, bermain berkebun, beternak.

g. Mental activities, seperti : menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

h. Emosional activities, seperti : menaruh munat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

4. Prestasi Belajar Matematika

Proses belajar mengajar ditujukan untuk memperoleh perubahan

pada diri siswa yang sedang belajar yang ditunjukkan dengan suatu

kemampuan yang disebut prestasi.

Menurut Oemar hamalik (2001 : 5), prestasi belajar merupakan

perubahan tingkah laku dan sikap yang lebih berkualitas. Prestasi individu

yaitu hal-hal yang telah dicapai seseorang yang disebut prestasi belajar.

Jadi prestasi belajar adalah sikap atau perubahan tingkah laku yang

dinyatakan dalam bentuk kemampuan sebagai pencerminan hasil belajar

yang telah dicapai oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu. Maka

prestasi belajar matematika adalah keberhasilan yang telah dicapai oleh

siswa setelah melalui suatu proses belajar matematika yang ditunjukkan

kecakapan (kemampuan) dalam menguasai materi pelajaran matematika.

5. Materi yang berkaitan dengan metode Missoury mathematics Project

(MMP)

a. Pengertian Kubus dan Balok

Sebuah bangun ruang yang semua sisinya berbentuk persegi

dan semua rusuknya sama panjang disebut kubus dan sebuah bangunan

ruang yang tiga pasang sisi berhadapan yang sama bentuk dan

ukurannya dimana setiap sisinya berbentuk persegi panjang dinamakan

Balok.

b. Unsur-Unsur pada Kubus dan Balok

Gb. 1 Gb. 2

Rusuk adalah bidang-bidang suatu kubus atau balok berpotongan atau

bertemu pada suatu garis. Cintoh AB, BC, CD.

Kubus dan balok memiliki bidang yang membatasi bagian dalam dan

bagian luar yang disebut bidang sisi yang selanjutnya disebut bidang.

Bidang-bidang suatu balok berbentuk persegi panjang dan bidang-

bidang suatu kubus berbentuk persegi.

Dalam sebuah balok dan kubus terdapat diagonal bidang dan diagonal

ruang. Perhatikan gambar 1, jika dibuat garis AC atau BE maka

masing-masing tersebut akan menghubungkan dua titik sudut. Garis

AC dan BE disebut diagonal. Karena garis AC dan BE terletak pada

bidang kubus maka AC dan BE disebut diagonal Bidang.

Segitiga ABE siku-sikU di A, maka :

BE2 = AB2 + AE2 …….. Teorema Phytagoras

= P2 + t2

BE = √ p2+t2

Perhatikan gambar 3. Jika dibuat garis yang menghubungkan titik H

dan B, maka garis tersebut yaitu HB, menghubungkan dua titik sudut

Gb. 3

sehingga disebut diagonal, karena diagonal HB terletak dalam ruang

balok, maka diagonal HB disebut diagonal ruang.

Panjang diagonal HB adalah.

HB2 = HD2 + DB2 ……… Theorema Phytagoras

= HD2 + (AB2 + AD2) ……. DB2 = AD2 + AD2

= t2 + (p2 + l2)

= p2 + l2 + t2

HB = √ p2+l2+ t2

Contoh : sebuah balok berukuran panjang 12 cm, lebar 5cm, dan

tinggi 6 cm. Hitunglah panjang salah satu diagonal ruang.

Jawab

Panjang : 12 cm, maka p : 12

Lebar : 5 cm, maka l : 5

Tinggi : 6 cm, maka t : 6

Salah satu diagonal ruang balok adalah HB.

HB2 : √ p2+l2+ t2

: √122+52+62

: √144+25+36

: √205

Jadi, panjang diagonal ruang balok itu adalah √205cm

c. Luas Permukaan Kubus dan Balok

1) Luas permukaan kubus

Kubus dengan panjang rusuk = s, dan kubus memiliki enam buah

bidang dan tiap bidang berbentu persegi, maka

Luas permukaan kubus = 6 x Luas persegi

= 6 x (s x s)

= 6 x s2

Luas permukaan kubus = 6 s2

2) Luas permukaan balok

Balok dengan panjang = p, lebar = l dan tinggi t, maka

Luas permukaan balok = 2 pl + 2 pt + 2 lt

= 2 (pl + pt + lt)

C. Kerangka Pemikiran

Prosedur penelitian tindakan kelas ini merupakan siklus dan

dilaksanakan sesuai perencanaan tindakan atau perbaikan dari perencanaan

lp

ss

s

t

tindakan terdahulu. Penelitian ini diperlukan evaluasi awal untuk mengetahui

penyebab rendahnya aktivitas siswa dan observasi awal sebagai upaya untuk

menemukan fakta-fakta yang dapat digunakan untuk melengkapi kajian teori

yang ada dan untuk menyusun perencanaan tindakan yang tepat dalam upaya

meningkatkan aktivitas siswa.

Tindakan kelas dilaksanakan berupa pengajaran di kelas secara

sistematis dengan tindakan pengelolaan kelas melalui strategi, pendekatan,

metode dan teknik pengajaran yang tepat dengan penerapan kondisional yang

mengacu pada perencanaan tindakan yang telah tersusun sebelumnya. Dan

teknik pengajaran yang digunakan adalah dengan menggunakan metode

pengajaran Missouri Matematics Project (MMP), karena dengan metode

Missouri Matematics Project (MMP) diharapkan siswa akan lebih kreatif

dalam proses belajar mengajar. Dalam penelitian peningkatan aktivitas siswa

dalam pembelajaran matematika melalui Metode Missouri Matematics Project

(MMP), peneliti akan mengamati reaksi setiap siswa dalam setiap tindakan

pengajaran yang dilakukan di depan kelas. Dalam sekali tindakan biasanya

permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian sehingga

siklus tersebut harus terus berulang sampai permasalahan tersebut teratasi.

Uraian-uraian di atas dapat digambarkan pada siklus sebagai berikut:

Kondisi awalMasalah aktivitas siswa :

1. Siswa yang aktif belajar matematika sebanyak 25%

2. Siswa yang tuntas dalam prestasi matematika pokok bahasan sistem kubus dan balok sebanyak 25%

Tindakan

Pembelajaran matematika melalui metode Missouri Mathematics Project : 1. Menyiapkan siswa secara tepat dan

menetapkan karakteristik siswa yang mengalami kesulitan belajar.

2. Membangun hubungan baik antara guru dan siswa

3. Melibatkan siswa secara aktif dalam pelaksanaan pembelajaran melalui metode Missouri Mathematics Project

4. Mendorong dan membimbing siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan

5. Memberikan tugas dengan memberi petunjuk penyelesaian secara jelas

6. Memotivasi siswa untuk aktif mengerjakan soal dan maju kedepan

7. Memberi balikan setiap tugas yang diberikan kepada siswa

Kondisi AkhirPenyelesaian masalah aktivitas siswa meningkat:1. Siswa yang aktif dalam pembelajaran

matematika meningkat sebanyak 75%2. Siswa yang tuntas dalam prestasi

matematika pada bahasan kubus dan balok meningkat sebanyak 75%.

D. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan diatas,

maka diperoleh hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :

1. Jika dalam pembelajaran matematika guru menggunakan metode Missouri

Matematics Project (MMP), maka aktivitas siswa di kelas akan

meningkat.

2. Jika Pembelajaran matematika melalui pendekatan Missouri Matematics

Project (MMP) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

Classroom Action Research (CAR). Penelitian kelas merupakan kegiatan

pemecahan masalah yang dimulai dari : a) perencanaan (planning), b)

pelaksanaan (action), c) pengumpulan data (observing), d) menganalisis data

atau informasi untuk memutuskan sejauh mana kelebihan atau kelemahan

tindakan tersebut (reflecting). PTK bercirikan perbaikan terus menerus

sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak ukur berhasilnya (berhentinya)

siklus-siklus tersebut.

Setelah dilakukan refleksi yang mencakup analisa, sintesa dan

penelitian terhadap hasil pengamatan serta hasil tindakan, biasanya muncul

permasalahan yang perlu mendapat perhatian sehingga pada gilirannya perlu

dilakukan perencanaan ulang.

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara kepala sekolah, guru

tetap dan peneliti. Kegiatan perencanaan awal dimulai dari melakukan studi

pendahuluan. Pada kegiatan ini juga mendiskusikan cara melakukan tindakan

pembelajaran dan bagaimana cara melakukan pengamatannya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan sebagai penelitian mengenai peningkatan

aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan

Missoury Mathematics Project (MMP) di SMP Muhammadiyah 2

Surakarta. Sekolah ini merupakan Sekolah Menengah Pertama yang

termasuk kategori “Menengah”. Bukan merupakan Sekolah “Unggulan”

dan bukan pula sekolah yang “Jelek”. Peneliti mengadakan penelitian ini

dengan pertimbangan sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian

dengan judul yang sama dengan peneliti.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada semester II, bulan

Februari 2009 sampai dengan Juni 2009 dengan rincian sebagai berukut:

a. Tahap Persiapan : Bulan Februari sampai Maret 2009

b. Tahap Pelaksanaan : Bulan April 2009

c. Tahap Penyelesaian : Bulan Mei sampai Juni 2009

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 2

Surakarta tahun ajaran 2008/2009 dengan jumlah siswa 38 orang. Dalam

penelitian ini guru matematika kelas VIII sebagai subyek penelitian yang

membantu dalam perencanaan dan pengumpulan data. Sedangkan peneliti

sebagai subyek penelitian yang melakukan tindakan kelas. Semua siswa kelas

VIII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2008/2009 sebagai

subyek yang menerima tindakan.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan berbasis kelas kolaboratif. Suatu penelitian

yang bersifat praktis, situasional dan konteksual berdasarkan permasalahan

yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di SMP

Muhammadiyah 2 Surakarta. Kepala sekolah, guru dan peneliti senantiasa

berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang

efektif sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan

revisi untuk meningkatkan aktivitas siswa. Penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar matematika serta perolehan

manfaat yang lebih baik.

Langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus perlakuan

pembelajaran matematika diilustrasikan dalam siklus sebaga berikut:

Pengertian dan pemahaman

Tindakan IIPerencanaan terevisi

Refleksi

Pengertian dan pemahaman

Evaluasi

Seterusnya sesuai dengan alokasi waktu harapan tindakan yang direncanakan

Dialog Awal

Perencanaan Tindakan I

Evaluasi Observasi dan monitoring

Obvervasi Awal

Refleksi

Gambar 3.1

Observasi dan monitoring

Putaran I

Putaran II

Proses Penelitian Tindakan

Sumber: Modifikasi Kemmis dan MC Taggart (Sutama, 2000: 92)

1. Dialog awal

Dialog awal dilakukan peneliti, guru matematika dan kepala sekolah

untuk melakukan pengenalan, penyatuan ide dan berdiskusi untuk

membahas masalah yang muncul. Serta cara-cara peningkatan aktivitas

siswa dalam pembelajaran matematika yang terfokus pada interaksi antara

guru dan siswa. Peserta dialog juga membicarakan model dan alternatif

pembelajaran yang akan dipraktekkan dan dikembangkan. Dialog ini

nantinya akan menyepakati penanganan masalah peningkatan aktivitas

siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan Missouri

Mathematics Project.

2. Perencanaan Tindakan

Langkah-langkah persiapan yang dilakukan untuk mengadakan

tindakan terdiri dari:

a. Memperbaiki kompetensi material guru dalam bidang matematika

Setiap guru pasti menemui berbagai masalah dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga akan lebih baik jika

guru mengajukan masalah kemudian peneliti memberi bantuan. Hal ini

yang dapat dilakukan peneliti adalah melihat guru dalam

pembelajaran melakukan suatu kemudian memberi masukan.

b. Identifkasi Masalah dan Penyebabnya

Peneliti merumuskan permasalahan siswa sebagai upaya

meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar matematika melalui

pendekatan Missouri Mathematics Project. Tindakan yang ditawarkan

pada identifikasi masalah antara lain diskusi antara peneliti dengan

guru kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta.

c. Perencanaan Solusi Masalah

Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah peningkatan

aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika adalah dengan

menerapkan pembelajaran aktif dengan pendekatan Missouri

Mathematics Project.

d. Persiapan Tindakan

Langkah-langkah persiapan tindakan dengan menerapkan Missoury

Mathematics Project dari:

1) Guru mata pelajaran matematika bersama peneliti menyiapakan

bahan ajar yang harus dipelajari secara mandiri.

2) Siswa melaksanakan tugas sebagi berikut:

a) Mempelajari materi yang ditugaskam guru secara mandiri,

selanjutnya merangkum/meringkas materi tersebut.

b) Membuat pertanyan/soal yang berkaitan dengan materi yang

diringkasnya. Siswa harus menjawab pertanyaan tersebut.

Pertanyaan ini mampu mengungkap penguasan atas materi yang

bersangkutan.

3) Guru matematika bersama peneliti mengoreksi hasil pekerjaan

siswa, selanjutnya mencatat sejumlah siswa yng benar.

4) Guru bersama peneliti menyuruh siswa sebagai wakil kelompoknya

untuk menjelaskan/menyajikan hasil temuannya di depan kelas.

5) Dengan metode Tanya jawab, guru mengungkapakan kembali

pengembangan soal tersebut untuk melihat pemahaman siswa yang

lain.

6) Guru bersama peneliti memberikan tugas soal latihan secara

individu, termasuk memberikan soal yang mengacu pada

kemampuan siswa dalam memprediksi kemampuan pengembangan

materi tersebut.

Guru bersama peneliti perlu segera melakuakn orientasi diri/refleksi

untuk mengamati keberhasilan pembelajaran melalui pendekatan

Missoury Mathematics Project.

3. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan, namun tindakan

tidak mutlak dikendalikan oleh rencana suatu tindakan yang diputuskan

mengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata, oleh karena itu

rencana tindakan harus bersifat tentative dan sementara, fleksibel dan

siap diubah sesuai dengan kondisi yang ada sebagai usaha kearah

perbaikan. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan selama dua minggu terbagi

dalam tiga putaran.

Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru yang akan observasi

karena guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan

perencanaan yang telah dibuat, guru melaksanakan tindakan

pembelajaran melalui pendekatan Missoury Mathematics Project.

4. Observasi dan Monitoring

Observasi berperan dalam upaya perbaikan praktek profesional

melalui pemahaman yang lebih baik dan perencanaan tindakan yang lebih

kritis.

Kegiatan ini dilakukan oleh rekan sesama peneliti dengan dibekali

lembar pengamatan menurut aspek-aspek identifikasi, waktu

pelaksanaan, pendekatan, metode dan tindakan yang dilakukan peneliti,

tingkah laku siswa serta kelemahan dan kelebihan yang ditemukan.

5. Refleksi

Dalam pengambilan keputusan secara efektif perlu dilakukan

refleksi yaitu merenungkan apa yang telah terjadi dan tidak terjadi.

Mengapa segala sesuatu terjadi dan atau tidak terjadi pada observasi

implementasi tindakan serta mencari solusi atau jalan alternatif lainnya

yang perlu ditempuh pada perencanaan tindakan selanjutnya.

Hasil refleksi itu digunakan untuk menetapkan langsung lebih

lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian. Kegiatan refleksi ini

dilakukan setiap akhir pembelajaran matematika, tetapi secara informal

dapat dilakukan dialog menangani masalah yang muncul.

6. Evaluasi

Kegiatan ini sebagai proses pengumpulan data, mengolah data dan

menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan

tindakan. Evaluasi diarahkan pada penemuan dari bukti-bukti dari

peningkatan aktivitas siswa belajar matematika yang terjadi setelah suatu

tindakan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam

pembelajaran matematika dan berupa data tindakan belajar atau perilaku

belajar yang dihasilkan dari tindakan yang mengajar. Pengambilan data

dilakukan dengan:

1. Metode Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis (Arikunto, 2002:28).

Pengumpulan data melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti pada

kelas yang dijadikan sample untuk mendapatkan gambaran secara

langsung kegiatan belajar siswa dikelas.

2. Metode Tes

Arikunto (2002:139) menyatakan “Metode tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok”. Selain itu Budiono (dalam Ika, 1998

: 39) mendefinisikan metode tes sabagai metode pengumpulan data yang

menghadapkan sejumlah pertanyaan atau suruhan kepada subyek

penelitian. Metode tes digunakan sebagai instrumen penelitian dalam

pengumpulan data untuk mengetahui siswa yang mau mengerjakan soal

dan yang tidak mengerjakan soal. Bentuk tes berupa uraian, karena

dengan tes uraian akan terlihat kemampuan siswa dalam

mempresentasikan setiap soal yang diberikan disamping melihat langkah-

langkah pengerjaan dari soal.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama

pembelajaran yang diperoleh peneliti yang tidak teramati dalam lembar

observasi bentuk temuan ini berupa aktivitas siswa dan permasalahan

yang dihadapi selama pembelajaran.

4. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau

mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan

yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah

dan nama siswa kelas VIII serta foto rekaman proses tindakan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

1. Definisi Operasional Istilah

a. Pembelajaran Matematika Melalui Missouri Matematics Project

(MMP)

Missori Mathematics Project merupakan salah satu model yang

memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan

belajar mandiri dan peserta didik mampu menjelaskan temuannya

kepada pihak lain. Yang diharapkan selain tujuan agar pembelajaran

tersebut tercapai maka kemampuan siswa dalam belajar mandiri juga

dapat ditingkatkan.

Model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas

siswa yang diwujudkan dengan kemampuannya dalam

mengkomunikasikan materi yang dipelajari baik secara lisan maupun

tulisan.

Langkah-langkah dalam pembelajaran melalui metode Missouri

Matematics Project (MMP) adalah sebagai berikut:

1) Pendahuluan atau review

Membahas PR

Meninjau ulang pelajaran yang lalu, terutama yang berkaitan

dengan materi baru

Membangkitkan motivasi

2) Pengembangan

Penyajian ide baru sebagai perluasan konsep matematika terlebih

dahulu

Penjelasan, diskusi demontrasi dengan contoh konkret sifatnya

simbolik

3) Latihan dengan bimbingan guru

Siswa merespon soal

Guru mengamati

Belajar kooperatif

4) Kerja mandiri

Siswa bekerja sendiri untuk latihan atau perluasan konsep

5) Penutup

Siswa membuat rangkuman pelajaran, membuat renungan tentang

hal-hal baik yang dilakukan sarta hal-hal yang kurang baik harus

dihilangkan

Memberi tugas PR

b. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa adalah keaktifan siswa dalam memproses mengolah

perolehan belajarnya baik secara fisik, intelektual dan emosional.

Aktivitas dalam proses pembelajaran ini meliputi aktivitas untuk

mengikuti pelajaran, mendengarkan penjelasan dari guru, mencatat,

mengerjakan soal-soal latihan, mengerjakan PR dan aktivitas untuk

mengemukakan ide serta berani mengajukan pertanyaan.

c. Prestasi belajar matematika

Prestasi belajar adalah sikap atau perubahan tingkah laku yang

dinyatakan dalam bentuk kemampuan sebagai pencerminan hasil

belajar yang telah dicapai oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu.

Maka prestasi belajar matematika adalah keberhasilan yang telah

dicapai oleh siswa setelah melalui suatu proses belajar matematika yang

ditunjukkan kecakapan (kemampuan) dalam menguasai materi

pelajaran matematika

2. Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti bersama mitra

guru matematika, dengan menjaga validitas isi. Berdasarkan cara

pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini menggunakan observasi. Dalam

melakukan observasi, menggunakan pedoman observasi (terlampir).

Pedoman ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

a. Observasi tindak mengajar,

b. Observasi tindak belajar yang beraitan dengan keaktifan siswa dalam

pembelajaran matematika,

c. Keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar

maupun tindak belajar yang belum tercapai.

Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu

alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang

diamati. Dalam pengumpulan data digunakan beberapa instrumen

sebagai berikut:

1) Catatan lapangan

2) Test

3) Observasi

3. Validitas Isi Instrumen

Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang

dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian, maka dipilih dan ditentukan

cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang

diperolehnya. Dalam penelitian ini akan digunakan teknik triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

Penelitian ini menggunakan triangulasi penyelidikan dengan jalan

memanfaatkan peneliti atau penguatan untuk pengecekan kembali

derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamatan lainnya dalam hal

ini adalah guru matematika kelas VIII, rekan sesama peneliti dan kepala

sekolah itu sendiri dapat membantu mengulangi kemenangan dalam

pengumpulan data.

G. Teknik Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, data dianalisis sejak tindakan

pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai

proses penyusunan laporan. Untuk kesinambungan dan kedalaman dalam

pengajaran data dalam penelitian ini digunakan analisis interaktif. Data yang

dianalisis secara diskriptif kualitatif dengan analisis interaktif yang terdiri dari

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dilakukan dalam

bentuk interaktif dengan pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-

bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, memilih mana yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2007:88).

Menurut Miles (1992 : 20) proses analisis interaktif dapat

digambarkan dalam skema berikut:

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data Penarikan Kesimpulan

Gambar 3.2 Proses Analisis Interaktif

Reduksi data adalah kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data serta

transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan. Penyajian data berupa

sekumpulan informasi dalam bentuk tes naratif yang disusun, diatur dan

diringkas sehingga mudah dipahami, dilakukan secara bertahap dari kesimpulan

sementara kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara diskusi bersama mitra

kolaborasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak-anak Berkesulitan Belajar. Bandung: Rineka Cipta.

Cipta, Sardiman, a.m. 2001. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar . Bandung:Remaja Rosdakarya.

Craft, Anna. 2003. Membangun Kreativitas Anak. Ininslasi Press : Depok.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Haryati, Danik. 2005. Upaya peningkatan Aktivitas Siswa melalui pendekatan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasabn Pecahan Kelas IV Semester II SD N 108 Soropandan Surakarta. Skripsi: UMS(tidak diterbitkan).

Kismanto, AL. 2003. “Beberapa Teknik Model dan Strategi dalam Pembelajaran Matematika”. Http://matematika/download/sma/strategi pembelajaran matematika.

Maria, Astuti Dwi. 2006. Peningkatan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa SMP Dengan Penguatan Kemampuan Dasar Melalui Pendekatan Kontruktivisme. Skripsi : UMS(Tidak Diterbitkan).

Novita, Hardani, W. 2006.Peningkatan Aktivitas Belajar Dalam Pembelajaran Matematika melalui Immplementasi Accelerated Learning. Skripsi: UMS(Tidak Diterbitkan).

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolan Pengajaran. Jakarta. Rineka Cipta.

Sugiyono. 2003: Metode Penelitian Administrasi. Bandung:Alfabeta.

Susilo. 2007. PenelitianTindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book.

Sutama.2000. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Pembenahan Gaya Mengajar di SLTP N 18 Surakarta. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UNY.(Tidak Di Terbitkan)

Widdiharto, Rahmadi. 2004. ”Model-Model Pembelajaran Matematika SMP”. Http://members.lycos.co.uk/linkmatematika/silabus/modelpembelajaran.pdf.similarpages.