ikarahma90.files.wordpress.com · Web viewBagaimanakah proses pembuatan alat peraga Monkey Count?...
Transcript of ikarahma90.files.wordpress.com · Web viewBagaimanakah proses pembuatan alat peraga Monkey Count?...
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Belajar pada hakikatnya merupakan hasil dari proses interaksi antara individu dan
lingkungan sekitarnya karena “ Belajar tidak semata-mata sebagai suatu upaya dalam
merespon suatu stimulus, tetapi lebih dari itu belajar dilakukan melalui berbagai kegiatan
seperti mengalami, mengerjakan dan memahami, disebut belajar melalui proses”
(Mohammad Ali, 1983 : 18).
Peranan guru dalam proses belajar-mengajar sangat dibutuhkan. Salah satu tugas
utama guru adalah menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Untuk menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran yang efektif, seorang guru membutuhkan berbagai pengetahuan
antara lain, pengetahuan tentang hakikat belajar, dasar-dasar pengembangan kurikulum,
motivasi belajar, pendekatan dalam pembelajaran, evaluasi serta memahami masalah-
masalah siswa pada saat pembelajaran, serta menerapkan model pembelajaran yang
menuntut siswa aktif.
Belajar-mengajar sesungguhnya dapat dicapai melalui proses yang bersifat aktif.
Dalam hal ini siswa menggunakan seluruh kemampuan dasar yang dimilikinya sebagai
dasar untuk melakukan berbagai kegiatan agar memperoleh hasil belajar. Dengan
demikian siswa dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran sehingga materi yang
disampaikan oleh guru sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh siswa.
Akan tetapi hal ini tidak terjadi pada siswa-siswa sekolah dasar. Kami mengambil
sampel siswa SD Muhammadiyah 16 Surakarta kelas 3. Menurut guru kelas VI di SD
tersebut yang bernama Feri, S. Pd siswa cenderung tidak paham terhadap materi
pelajaran matematika yang disampaikan oleh guru, terutama masalah tentang operasi
bilangan bulat positif maupun negatif. Sehingga prestasi belajar mereka cenderung tidak
memuaskan.
Adanya masalah terhadap siswa-siswa tersebut diperlukan pengenalan alat peraga
yang difungsikan untuk membantu para siswa untuk menyelesaikan masalah operasi
bilangan bulat pada mata pelajaran matematika. Berdasarkan uraian diatas peneliti
memilih judul : “Monkey Count”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah disampaikan di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah alat peraga diperlukan dalam pembelajaran matematika di sekolah?
2. Bagaimanakah proses pembuatan alat peraga Monkey Count?
3. Bagaimanakah cara penggunaan alat peraga Monkey Count?
C. TUJUAN PEMBUATAN ALAT PERAGA
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang ingin dicapai pada pembuatan alat
peraga ini adalah :
1. Membuat pelajaran matematika menjadi menyenangkan.
2. Membantu siswa mempelajari materi perhitungan bilangan bulat dengan mudah.
3. Mendeskripsikan proses pembuatan alat peraga Monkey Count.
4. Mendeskripsikan cara penggunaan alat peraga Monkey Count.
D. MANFAAT PROGRAM ALAT PERAGA
Manfaat yang diharapkan dari pembuatan alat peraga adalah :
1. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi tentang materi
perhitungan bilangan bulat yang disampaikan oleh guru .
b. Bagi guru matematika
Membantu mengembangkan bentuk alat peraga yang cepat dalam
mengajarkan matematika sehingga siswa akan lebih mudah memahami konsep
matematika yang disampaikan guru.
c. Bagi sekolah
Melengkapi media pembelajaran matematika yang dimiliki laboratorium
matematika sekolah.
2. Manfaat Teoritis
a. Alat peraga Monkey Count ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan
pemahaman siswa tentang materi perhitungan bilangan bulat.
b. Dapat menunjukkan siswa secara jelas tentang materi perhitungan bilangan bulat.
c. Sebagai media untuk menunjukkan hubungan antara konsep matematika dengan
dunia di sekitar kita serta aplikasi konsep dalam kehidupan nyata.
d. Menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran matematika.
e. Merangsang siswa untuk lebih menyukai pelajaran matematika.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PEMBAHASAN TEORI
Bilangan bulat merupakan gabungan dari bilangan bulat negative:{…,-4,-3,-2,-1}
,bilangan nol atau netral: {0}, bilangan bulat positif: {1,2,3,4,…}. Sehingga bilangan
bulat :{…,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,…}. Di sekolah dasar kita telah mempelajari bilangan dan
sifat-sifatnya. Di antaranya adalah bagaimana membilang banyak benda. Banyak benda
tersebut kemudian dinyatakan dengan bilangan 0, 1, 2, 3, dan seterusnya sesuai dengan
banyak bendanya. Karena itu, bilangan 0, 1, 2, 3, ... disebut bilangan cacah. Namun tidak
semua situasi dapat dilambangkan dengan bilangan cacah, contohnya letak atau posisi
benda dan ketinggian daerah. Hal tersebut dapat dibilangkan dalam bilangan bulat.
Seperti posisi 3 meter dibawah permukaan laut dapat dilambangkan dengan -3.
Dalam perhitungan bilangan bulat dapat menggunakan alat bantu maupun tanpa
alat bantu. Alat bantu yang sering digunakan adalah garis bilangan. Bilangan yang
dijumlahkan digambarkan dengan anak panah dengan arah sesuai dengan bilangan
tersebut. Apabila bilangan positif, anak panah menunjuk ke arah kanan. Sebaliknya,
apabila bilangan negatif, anak panah menunjuk ke arah kiri. Namun, penggunakan alat
bantu hanya dapat dilakukan untuk perhitungan bilangan-bilangan yang bernilai kecil.
Sedangkan perhitungan tanpa alat bantu dapat digunakan untuk perhitungan bilangan-
bilangan yang bernilai besar.
a) Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat
- Kedua bilangan bertanda sama
Jika kedua bilangan bertanda sama (keduanya bilangan positif atau
keduanya bilangan negatif), jumlahkan kedua bilangan tersebut. Hasilnya berilah
tanda sama dengan tanda kedua bilangan.
- Kedua bilangan berlawanan tanda
Jika kedua bilangan berlawanan tanda (bilangan positif dan bilangan
negatif), ubah bilangan yang lebih besar menjadi jumlah dari bilangan yang lebih
kecil dan selisih kedua bilangan tersebut kemudian dijumlahkan. Karena
berlawanan tanda dan bernilai sama maka hasilnya adalah nol (0). Hasilnya adalah
selisih dari kedua bilangan tersebut dengan tanda sesuai dengan bilangan yang
bernilai lebih besar.
Contoh :
i. 3 + 6 = 9
ii. 2 + (-7) = 2 + (-2) + (-5) = 0 + (-5) = -5
iii. -3 + 9 = -3 + 3 + 6 = 0 + 6 = 6
iv. -4 + (-3) = - (4 + 3) = -7
b) Operasi Pengurangan Bilangan Bulat
Mengingat bahwa pengurangan merupakan lawan dari operasi penjumlahan, maka
setiap operasi pengurangan dapat dilakukan sebagai operasi penjumlahan
Contoh :
i. 3 – 9 = 3 + (-9) = 3 + (-3) + (-6) = 0 + (-6) = 6
ii. 4 – (-6) = 4 + (-(-6)) = 4 + 6 = 10
iii. -2 – 8 = -2 + (-8) = -10
iv. -8 – (-5) = -8 + (-(-5)) = -8 + 5 = -3 + (-5) + 5 = -3 + 0 = -3
B. PENERAPAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Pada alat peraga Monkey Count ini, terdapat komponen-komponen yang perlu
dijelaskan terlebih dahulu, yaitu:
1. Boneka monyet sebagai bilangan bulat positif.
2. Boneka pisang sebagai bilangan bulat negative.
3. Papan bergambar pohon sebagai media perhitungan.
Contoh soal 1
-1 + 2 = + = +
= = 1
1 pisang warna kuning = -1, 2 monyet = 2
Dalam penjelasannya pada siswa,boneka pisang yang berjumlah satu dimakan
salah satu boneka monyet. Dan sisanya tinggal satu monyet. Boneka monyet adalah
bilangan bulat positif, jadi hasil akhir adalah 1.
Contoh soal 2
2 – (-1) = 2 + (-(-1)) = 2 + 1 = +
= = 3
Dalam penelasannya pada siswa, kita menjelaskan konsep tentang operasi
pengurangan merupakan lawan dari operasi penjumlahan. Jadi (-(-1)) menjadi 1 yaitu
boneka monyet. Dua monyet ditambah satu monyet sama dengan tiga monyet, hasil akhir
adalah 3.
Contoh soal 3 :
-2 – 1 = -2 + (-1) = + = = 3
Dalam penejelasan pada siswa kita menjelaskan konsep tentang operasi
pengurangan merupakan lawan dari operasi penjumlahan. Jadi -2 -1 menjadi -2 + (-1)
yaitu 2 boneka pisang ditambah 1 boneka pisang maka hasil akhir adalah 3 boneka
pisang = -3
B. ALAT DAN BAHAN
Berikut merupakan alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam
pembuatan alat peraga Monkey Count, yaitu sebagai berikut :
Alat :
1. Paku
2. Kuas
3. Jarum
4. Benang
5. Amplas
Bahan :
1. Kain flanel warna coklat dan
kuning (@ 1 m x 1 m)
2. Cat kayu hijau dan coklat
3. Papan triplek tebal (75 x 75 x
1)cm
4. Lem
5. Perekat kain
6. Kain perca
7. Manik-manik
8. Kayu (300 x 2 x 2)cm
C. ESTIMASI DANA
Estimasi dana yang digunakan untuk pembuatan alat peraga Monkey Count
adalah sebagai berikut :
1. Kain flanel coklat dan kuning (@ Rp 20.000,00) = Rp 40.000,00
2. Cat kayu hijau dan coklat (@ Rp 7.500,00) = Rp 15.000,00
3. Papan triplek = Rp 50.000,00
4. Lem = Rp 5.000,00
5. Perekat kain = Rp 2.000,00
6. Kain perca = Rp 2.000,00
7. Manik-manik = Rp 2.000,00
8. Kayu = Rp 5.000,00
9. Paku = Rp 2.000,00
10. Kuas = Rp 5.000,00
11. Jarum = Rp 2.000,00
12. Benang = Rp 2.000,00
13. Amplas = Rp 2.000,00 +
= Rp 134.000,00
D. CARA PEMBUATAN ALAT PERAGA
Cara pembuatan alat peraga Monkey Count sebagai berikut :
1. Pembuatan papan media perhitungan
Langkah pertama dengan membuat sketsa gambar pohon pada media papan
kemudian diwarnai dengan menggunakan cat kayu sesuai dengan desain gambar.
Kedua, menempelkan perekat pada gambar batang pohon yang posisinya horisontal.
2. Pembuatan boneka monyet dan pisang
Pertama yang dilakukan adalah pembuatan pola gambar monyet dan pisang pada kain
fanel kemudian dipotong, dijahit sesuai pola dan didalamnya diisi kain perca.
Langkah kedua, pemberian aksesoris pada gambar, semisal mata dan mulut pada
boneka monyet. Terakhir, pemberian perekat pada bagian belakang boneka monyet
dan pisang.
E. PENGGUNAAN SECARA TERPERINCI
Cara penggunaan alat peraga Monkey count ini, pertama kita harus mengetahui
konsep dasar penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang telah dijelaskan di bab 2
sebelumnya. Kedua, kita harus mengetahui tentang fungsi dari masing-masing komponen
ke dalam nilai bilangan. Ketiga, setelah kita mengetahui komponen-komponen tersebut
yaitu boneka monyet sebagai bilangan bulat positif, dan boneka pisang sebagai bilangan
bulat negative maka selanjutnya kita mengubah nilai bilangan bulat tersebut ke dalam
boneka-boneka yang telah disiapkan sebelumnya. Keempat, apabila sudah diketahui dari
soal yang telah disediakan selanjutnya kita menaruh boneka pisang di atas pohon, disisi
lain boneka-boneka monyet tersebut diceritakan memanjat ke pohon dan memakan
pisangnya (ketentuannya : tiap monyet hanya boleh memakan 1 pisang ). Kelima, dari
hasil proses memakan pisang tadi kita harus mengamati dan mendatanya kembali boneka
apa yang tersisa dan boneka apa yang tidak mendapat jatah makanannya. Langkah
terakhir yaitu kita mengubahnya kembali ke dalam nilai bulat.
Penggunaan dalam soal, contoh : (-2) + 1
Langkah pertama, mengubah bilangan ke boneka monyet dan atau pisang. -2
diubah menjadi dua boneka pisang, sedangkan 1 diubah menjadi monyet. Selanjutnya,
letakkan dua boneka pisang pada pohon seperti pada gambar 1.2. Kemudian dijelaskan
ke siswa monyet datang dan naik ke pohon (gambar 1.3).
Gambar 1.2 Gambar 1.3
Langkah kedua adalah proses perhitungan bilangan. bilangan yang berlawanan
tanda dan bernilai sama akan menghasilkan nilai nol diilustrasikan dengan boneka
monyet memakan pisang, kemudian monyet turun dari pohon (gambar 1.4).
Gambar 1.4 Gambar 1.5
Terakhir, kita mengamati kembali keadaan diatas pohon. Apakah ada boneka
monyet dan atau pisang dipohon dan berapakah jumlahnya? Yang tersisa diatas pohon
adalah satu pisang (gambar 1.5), kemudian kita mengubahnya menjadi bilangan. Satu
pisang bernilai -1, jadi jawaban akhir adalah -1.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjabaran bab-bab yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik beberapa
kesimpulan dari penrcobaan alat peraga Monkey Count, diantaranya sebagai berkut :
1. Alat peraga Monkey Count merupakan alat peraga yang dibuat se-simple mungkin,
agar siswa mudah memahami materi operasi bilangan bulat yang disampaikan.
2. Siswa sekolah dasar adalah masa kanak-kanak, dengan alat peraga yang dibuat
menarik, membuat siswa sekolah dasar lebih mengembangkan ketrampilan dan
kekreatifan mereka dalam mempelajari operasi bilangan bulat.
3. Variasi dalam penyampaian materi sangat diperlukan untuk meningkatkan
pemahaman konsep maupun operasi bilangan bulat para siswa.
B. SARAN
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka kami dapat mengajukan saran-saran
sebagai berikut :
1. Guru harus berani untuk mengadakan variasi dalam menyampaikan materi
pelajaran, sehingga siswa terhindar dari kejenuhan saat proses pembelajaran
dilaksanakan.
2. Bagi guru yang belum pernah menerapkan alat peraga Monkey Count dapat
menerapkan metode alat peraga tersebut untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
dan keaktifan siswa.
3. Guru lebih baik memberikan kesempatan pada siswa untuk mencoba menggunakan
alat peraga Monkey Count agar lebih memahami cara kerja dari alat peraga.
DAFTAR PUSTAKA
Bukhori. 2005. Jenius Matematika 1. Semarang : Aneka Ilmu.
A Wagiyo, dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 1: untuk SMP/MTS kelas VII. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Depdiknas.
Nuharini Dewi, Wahyuni Tri. 2008. Matematika 1: Konsep dan Aplikasinya: untuk Kelas VII
SMP/MTs 1. Jakarta: pusat perbukuan, Depdiknas.
Wintarti Atik, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika: SMP/MTs kelas
VII Edisi 4. Jakarta: pusat perbukuan, Depdiknas.
http://www.clker.com
http://www.freeclipartof.com
http://www.google.com