alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewalinahrowi4.files.wordpress.com ... 1. 6
-
Upload
truongtram -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewalinahrowi4.files.wordpress.com ... 1. 6
TAHRIJ AL-HADIS
(Dalam Kitab Sunan Abi Dawud)
MAKALAH
Dibuat dalam rangka memenuhi Tugas Ujian Ahir Semester
Mata Kuliah Ulumul Hadis Semester III Tahun Akademik 2014-2015
Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Dosen
Robit Fuadi, M. Thi
Oleh
Ali nahrowi : 13220214
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat-Nya lah Penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tahrij
Al-Hadist dalam Kitab Sunan Abu Dawud.
Makalah ini diajukan guna memenuhi Tugas Ujian Ahir Semester
Mata Kuliah Ulumul Hadis, dengan dosen pembimbing Bapak Muhammad
Robit Fuadi, M. Th.i. Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan
bermanfaat untuk pengembanngan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Malang, 05 Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................4
A. Penelitian Sanad..................................................................................4
1. Takhrij al-Hadits berdasarkan penggalan lafadz hadits...................4
2. Letak Hadits pada kitab Hadits (al-Kutub al-Tis’ah)......................4
3. Biografi Para Perowi........................................................................6
4. Nilai kedhabitan dan keadilan perawi............................................25
5. Ranji Sanad Hadits (Silsilatu Rawat al-Hadits).............................27
5. Natijah (kesimpulan) tentang nilai Sanad Hadits..............................27
B. Penelitian Matan................................................................................28
1. Korelasi hadis dengan ayat Al-Quran ...........................................28
2. Korelasi hadis yang diteliti dengan hadis yang sahih atau lebih
sahih......................................................................................................29
3. Korelasinya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan rasio.. 30
4. natijah tentang nilai matan hadis (sahih atau dha’if).....................30
C. Pemahaman Hadits............................................................................31
BAB III KESIMPULAN..............................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................33
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadits menempati posisi yang sangat penting dalam setiap proses
pengambilan hukum (istinbath) umat Islam, karena merupakan dasar tasyri’
ke-2 setelah Al-Qur’an. Kajian hadits hampir meliputi seluruh ruang
lingkup kehidupan seorang muslim. Oleh karena itu kewajiban untuk
mengikuti hadits adalah seperti kewajiban untuk mengikuti Al-Qur’an.
Mengingat begitu pentingnya kedudukan Hadits, maka kajian hadits
semakin meningkat dari waktu ke waktu dimulai dari masa sahabat. Hal ini
sebagai upaya untuk menjaga keotentikan hadits itu sendiri. Karena ternyata
pasca khilafah khulafaur rasyidin tepatnya pada masa khilafah dinasti
Umayyah (setelah terbunuhnya khalifah Usman bin Affan), umat Islam
terpecah menjadi beberapa golongan yaitu Syi’ah, Khawarij dan Jumhur.
Dimana masing-masing golongan ingin menduduki jabatan khalifah karena
menganggap kelompok mereka adalah yang paling benar dan kelompok lain
sesat. Untuk memperkuat pendapat masing-masing, maka mereka membuat
hadits-hadits palsu. Orang yang mula-mula membuat hadits palsu adalah
dari golongan syi’ah kemudian khawarij dan jumhur.
Pemalsuan hadits ini semakin meluas pada abad kedua yaitu dengan
munculnya propaganda-proaganda politik untuk menumbangkan rezim Bani
Umayyah. Sebagai imbangan muncul pula dari pihak muawiyyah ahli-ahli
hadits palsu untuk membendung arus propaganda yang dilakukan oleh
golongan oposisi.1
Berangkat dari carut marutnya pemalsuan hadits pada saat itu,
akhirnya muncullah ulama-ulama ahli hadits yang rela menghabiskan waktu
untuk mencari hadits dan mengoreksi kesahihannya. Mereka tidak segan-
segan untuk melakukan studi yang panjang walaupun hanya untuk
mendapatkan satu hadits.
1 Saeful Hadi, Ulumul Hadits Panduan Ilmu Memahami Hadits secara Komprehensif, (Yogyakarta: Sabda Media, 2008), hlm. 7
Dalam proses studi hadits, sanad termasuk komponen penting yang
tidak bisa dinafikan selain dua komponen lain yaitu matan dan rowi. Hal ini
dikarenakan sanad merupakan rantai yang menghubungkan antara pesan
hadits sampai kepada Rasusullah. Dapat dibayangkan apabila salah satu
mata rantai itu ada yang bermasalah maka keabsahan hadits pun tentunya
dipertanyakan.
Dari hadits-hadits yang dikumpulkan tersebut tidak semua bisa
diterima begitu saja, karena tidak semua hadits mencapai derajat shahih. Hal
ini disebakan karena masa hadist semakin jauh dari Rasulullah sehingga
memungkinkan banyaknya orang-orang yang berani berbuat kebohongan
dan memalsukan hadits Nabi.
Untuk mengetahui apakah suatu hadits layak dijadikan hujjah atau
tidak, maka umat Islam sebaiknya melakukan penelitian terhadap hadits-
hadits sehingga tidak salah menggunakan hadits sebagai hujjah.
Berangkat dari pemaparan di atas, maka dalam makalah ini
penyusun mengambil sebuah hadits dari kitab Sunan Abi Daud untuk men-
takhrij hadits tersebut. Adapun hadis yang dimaksud adalah :
ه ق��ال : ��د الل حدثنا مسدد ق��ال: ح��دثنا يحيى عن عبيأ نحن ا نتوض�� ه بن عم��ر ق��ال كن ��د الل ��افع عن عب ح��دثنى نه -صلى الله عليه وسلم- من ساء على عهد رسول الل والن
2.إناء واحد ندلى فيه أيدينا
B. Rumusan Masalah
1. Selain dalam kitab sunan Abi Daud, terdapat dalam kitab apa saja
hadis tersebut?
2. Bagaimana biografi para perowi hadits tersebut?
3. Bagaimana runtutan atau skema sanad hadits tersebut?
2 Sulaiman bin AL’ass, sunan Abu dawud ,. Baitul afkar . no hadis 80.
2
C. Tujuan
Tujuan utama dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas ujian akhir semester (UAS) mata kuliah Ulum al-Hadits. Selain itu,
juga bertujuan untuk mengetahui beberapa hal sebagai berikut:
1. Terdapat dalam kitab apa saja hadis berikut:
ه ��د الل دد ق��ال: ح��دثنا يحيى عن عبي ح��دثنا مس��ا ه بن عم��ر ق��ال كن قال : حدثنى نافع عن عبد الله -ص��لى ساء على عهد رسول الل نتوضأ نحن والن
3.الله عليه وسلم- من إناء واحد ندلى فيه أيدينا
2. Biografi para perowi hadits tersebut.
3. Runtutan atau skema sanad hadits tersebut.
3 Abu dawud no hadis 80.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penelitian Sanad
1. Takhrij al-Hadits berdasarkan penggalan lafadz hadits
Hadis berikut merupakan hadis yang diambil dari kitab Sunan Abi
Daud, yang menjadi bahan dalam peneliian atau kritik hadis yang akan saya
bahas selanjutnya yakni hadis nomor 80 dari bab keistimewaan wudhunya
wanita sebagai berikut.
ه ق��ال : ��د الل حدثنا مسدد ق��ال: ح��دثنا يحيى عن عبيأ نحن ا نتوض�� ه بن عم��ر ق��ال كن ��د الل ��افع عن عب ح��دثنى نه -صلى الله عليه وسلم- من ساء على عهد رسول الل والن
4.إناء واحد ندلى فيه أيدينا
Artinya: " telah berkata kepada kami musaddad telah berkata
kepada kami dari Yahya dari ubaidillah berkata : telah berkata kepada
kami nafi’ dari Abdillah bin amar beliau berkata, "Adalah kami dan kaum
wanita di masa Rasulullah SAW berwudhu dari satu bejana, dengan cara
menjulurkan tangan ke dalamnya. "
Selanjutnya saya temukan hadis terbut Dalam Mu’jam al-Mufahras li Alfadz
al-Hadits al-Nabawy Hadist di atas terdapat pada Kitab Sunan Abu Dawud,
(Thaharah, 39)5
2. Letak Hadits pada kitab Hadits (al-Kutub al-Tis’ah)
Hadis di bawah ini adalah hadis yang diambil dari kitab Sunan Abi
Daud, yakni dengan nomor hadis 80 :
4 Sulaiman bin AL’ass, sunan Abu dawud ,. Baitul afkar . no hadis 80.5 Aji bening, mu’jam al-mufahras Il-alfadil hadis na-nabawi juz 7 hlm.
4
ه ق��ال : ��د الل حدثنا مسدد ق��ال: ح��دثنا يحيى عن عبيأ نحن ا نتوض�� ه بن عم��ر ق��ال كن ��د الل ��افع عن عب ح��دثنى نه -صلى الله عليه وسلم- من ساء على عهد رسول الل والن
6.إناء واحد ندلى فيه أيدينا
Artinya: " telah berkata kepada kami musaddad telah berkata
kepada kami dari Yahya dari ubaidillah berkata : telah berkata kepada
kami nafi’ dari Abdillah bin amar beliau berkata, "Adalah kami dan kaum
wanita di masa Rasulullah SAW berwudhu dari satu bejana, dengan cara
menjulurkan tangan ke dalamnya. "
Setelah dicari dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras li Alfadz al-
Hadits al-Nabawi dengan menggunakan penggalan lafadz نتوضأ, pada juz
7 halaman 237 berhasil ditemukan bahwa hadits tersebut juga terdapat
pada:
Sunan Abu Daud, kitab ,bab الطهارة بفضل الوضوء باب : hadis nomer 80 dengan redaksi sebagai berikut وضوء المرأة
ه ق��ال : ��د الل حدثنا مسدد ق��ال: ح��دثنا يحيى عن عبيأ نحن ا نتوض�� ه بن عم��ر ق��ال كن ��د الل ��افع عن عب ح��دثنى نه -صلى الله عليه وسلم- من ساء على عهد رسول الل والن
7.إناء واحد ندلى فيه أيدينا
6 Sulaiman bin AL’ass, sunan Abu dawud ,. Baitul afkar . no hadis 80.7 Sulaiman bin AL’ass, sunan Abu dawud ,. Baitul afkar . no hadis 80.
5
3. Biografi Para Perowi8
8 yusuf Al-mizzi. 1998. Tahdzibul kamal fil asma’ ar-rijal. Baitul afkar.
6
7
A. Musaddad
Nama Lengkap مسدد بن مسرهد بن مسربل بن مستورد
Nama Guru روى عن وأمية بن,إسماعيل ابن علية خ د
وبشر بن المفضل خ د , وأبي,خالد د ,وكيع الجراح بن مليح الرؤاسي د ت
,وجعفر بن سليمان الضبعي د والحارث بن, وجويرية بن أسماء خ
وحصين بن نمير خ د, وحماد,عبيد د وأبي األسود حميد بن,بن زيد ح د
األسود د وخالد بن الحارث د وخالد بن عبد الله الواسطي خ د عس
ودرست بن زياد د وربعي بن عبد الله بن الجارود د وروح بن عبادة
وسفيان بن عيينة د وأبي األحوص سالم بن سليم خ د وسالم بن أبي
مطيع وعباد بن عباد المهلبي خ وعبد الله بن داود الخريبي خ د وعبد الله
بن يحيى بن أبي كثير خ مد وعبد العزيز بن عبد الصمد العمي وعبد
العزيز بن المختار خ د وعبد الواحد بن زياد خ د عس وعبد الوارث بن سعيد خ د س وعبد الوهاب الثقفي
وعمر بن عبيد الطنافسي وعيسى بنيونس خ د وفضيل بن عياش بخ د
وقران بن تمام األسدي د وأبي شهاب محمد بن إبراهيم الكناني
ومحمد بن جابر السحيمي د وأبي معاوية محمد بن خازم الضرير خ د
ومحمد بن عبيد الطنافسي د ومحمد بن أبي عدي ومرثد بن عامر الهنائي
ومرحوم بن عبد العزيز العطار خ د ومسلمة بن محمد الثقفي د ومعتمر
بن سليمان خ د س ومهدي بن ميمون د ومالزم بن عمرو الحنفي د
وهشيم بن بشير د وأبي عوانة الوضاح بن عبد الله خ د ووكيع بن
ويحيى بن سعيدالجراح د خ د ويزيد بن زريع خ دالقطان
ويوسف بن يعقوب بن الماجشون خويونس بن القاسم اليمامي بخ
Nama Murid البخاري وأبو داود وإبراهيم بن
4. Nilai kedhabitan dan keadilan perawi
a. Musaddad
Nama lengkapnya adalah musaddad bin musrohad bin musrabal bin
mustaurid. , mempunyai kunyah abul asan , tidak ditemukan data yang
berkenaan dengan kelahiranya, beliau wafat di basah tahun 228 H. dan
beliau mempunyai 48 orang guru diantaranya adalah Yahya bin Said .
Sedangkan murid beliau berjumlah 20 orang. Mengenai periwayatan
hadisnya mayoritas ulama menilai Tsiqoh.
b. Yahya
Nama lengkapnya adalah Yahya bin Said bin furukh , mempunyai
kunyah abu Said , beliau lahir pada 120 H, beliau wafat tahun 198 H. dan
beliau mempunyai 97 orang guru diantaranya adalah abdullah bin amar .
Sedangkan murid beliau berjumlah 68 orang diantaranya adalah musaddad
bin masyrohad . Mengenai periwayatan hadisnya mayoritas ulama menilai
Tsiqoh.
8
أ نحن والنساء على عهد رسول الله -صلى الله كنا نتوضعليه وسلم- من إناء واحد ندلى فيه أيدينا
c. Ubaidillah
Nama lengkapnya adalah ubaidillah bin amar bin has bin ‘asim bin
Umar bin khatab, mempunyai kunyah abu Usman , mengenai tahun lahir
beliau bidak ada ulama’ yang meriwayatkannya, beliau wafat tahun 163 H.
dan beliau mempunyai 40 orang guru diantaranya adalah nafi’ Sedangkan
murid beliau berjumlah 82 orang diantaranya adalah Yahya bin Said.
Mengenai periwayatan hadisnya mayoritas ulama menilai Tsiqoh.
d. Nafi’
Nama lengkapnya adalah nafi’ dan nama masyhur beliau adalah
nafi’ mawali bin amar , mempunyai kunyah abu Abdillah , mengenai tahun
lahir beliau bidak ada ulama’ yang meriwayatkannya, beliau wafat tahun
116 H. dan beliau mempunyai 28 orang guru diantaranya adalah Abdullah
bin Umar Sedangkan murid beliau berjumlah 139 orang diantaranya adalah
ubaidillah . Mengenai periwayatan hadisnya mayoritas ulama menilai
Tsiqoh.
e. Abdillah bin amar
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Umar bin khatab bin nafi ,
mempunyai kunyah abu Abu abdi rahman , kunyah beliau adalah Ibnu Umar
mengenai tahun lahir beliau bidak ada ulama’ yang meriwayatkannya,
beliau wafat tahun 73 H. dan beliau mempunyai 18 orang guru diantaranya
adalah Rasulullah SAW.Sedangkan murid beliau berjumlah 230 orang
diantaranya adalah nafi’ . Mengenai periwayatan hadisnya mayoritas ulama
menilai Tsiqoh.
5. Ranji Sanad Hadits (Silsilatu Rawat al-Hadits)
9
عن
عبد الله بن عمرنافع
عبيد الله
يحيى
مسدد
أبو داوود
5. Natijah (kesimpulan) tentang nilai Sanad Hadits.
Kesimpulan kualitas hadist yang diteliti melihat dari segi sanadnya
adalah termasuk hadist shahih, karena antar perawi yang satu dengan yang
lain terbukti pernah berguru dan belajar hadist dengan perawi sesudahnya
yang berarti sanadnya mutasil. Disimpulkan pula, semua perawi tersebut
telah dianggap tsiqah oleh para ulama’.
B. Penelitian Matan
1. Korelasi hadis dengan ayat Al-Quran .
Dalam hal hadis yang menerangkan tentang kebolehan memasukkan
tangan laki aki dengan perempuan dalam satu wadah dalam berwudhu
penulis tidak menemukan dalam ayat al-qura secara tekstual, kara
pembahasan itu merupakan hal furu’ yang penjelasannya terdapat pada
substansi Uma dari salah satu ayat Al-quran surah Al baqarah ayat 222 yang
berbunyi :
اء� ف�ي� س�� و�يسألونك� ع�ن ا�لمح�يض� ق�ل� ه�و أذى� ف�ا�ع�تز�لو�ا� ا�لن�ى� يط�هر�ن ف���إذ�ا� تط�هر�ن ف���أتوه�ن ا�لمح�يض� و�ال تق�ربوه�ن� حت�و�ابي�ن� و�يحب� من حي�ث أم����ر�ك�م� ا�لل�����ه إن ا�لل�����ه يح�ب ا�ل�ت
ا�لمت�طه�رين�. Artinya :Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu
adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri
dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka,
sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah
mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang
yang menyucikan diri. (al-baqarah ayat 222)9
الة فاغسلوا يا أيها الذين آمنوا إذا قمتم إلى الص وجوهكم وأيديكم إلى المرافق وامسحوا
9 Al-quran al Karim surat al baqarah ayat 222
10
حدثني
عن
حدثنا
حدثنا
عن
برءوسكم وأرجلكم إلى الكعبين وإن كنتم جنباروا وإن كنتم مرضى أو على سفر أو جاء فاطه
أحد منكم من الغائط أو المستم النساء فلمموا صعيدا طيبا فامسحوا تجدوا ماء فتيم
بوجوهكم وأيديكم منه ما يريد الله ليجعل عليكمركم وليتم نعمته عليكم من حرج ولكن يريد ليطه
.لعلكم تشكرون
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak
melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke
siku, dan usaplah kepalamu dan (basuh kedua) kakimu sampai ke dua mata
kaki. Jika kamu junub maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
(menyetubuhi) wanita, lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayammumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan
tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia
hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Ma’idah: 6).10
Dari substansi ayat diatas mengandung penjelasan tentang anjuran
untuk selalu bersuci artiya di sini tidak dipermasalahkan mengenai
caranya tapi menjaga dam memelihara kesucian dalam jasmani maupun
rohani itulah unsur utama dalam ayat ini.
2. Korelasi hadis yang diteliti dengan hadis yang sahih atau
lebih sahih.
Masih dalam kitab sunan abu Daud yakni pada hadis ke 79 juga
diterangkan tentang kebolehan berwudu dengan memasukkan tangan ke
dalam wadah antara laki-laki dengan perempuan. Karena didukung dengan
hadis yang sahih itu maka sudah jelaslah tentang kebolehan berwudhunya
10 Al-quran al-karim surat al maidah ayat 6.
11
laki-laki dengan perempuan memasukkan ke dalam wadah yang sama.
Bunyi dari hadis tersebut yakni :
ول عمر قال ساء يتوضئون في زمان رس�� جال والن كان الر��اء الواح��د دد من اإلن م ق��ال مس�� ل ه عليه وس�� ه صلى الل الل
جميعا79. Dari Ibnu Umar RA dia berkata: "Kaum laki-laki dan perempuan pada masa Rasulullah SAW berwudhu bersama dari satu bejana". {Shahih}, Tanpa kalimat..."Minal inaail waahid (dari satu bejana)".
3. Korelasinya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
rasio.
Dalam hal ini jika air yang ada dalam wadah lebih dari 2 qolah ,
maka pastilah air tersebut bisa digunakan wudu dengan cara mencelupkan
langsung anggota wudu ke dalam wadah.
4. natijah tentang nilai matan hadis (sahih atau dha’if)
maka dari berbagai sumber yang mendukung dalam penelitian hadis :
ه ق��ال : ��د الل حدثنا مسدد ق��ال: ح��دثنا يحيى عن عبيأ نحن ا نتوض�� ه بن عم��ر ق��ال كن ��د الل ��افع عن عب ح��دثنى نه -صلى الله عليه وسلم- من ساء على عهد رسول الل والن
11.إناء واحد ندلى فيه أيدينا
Artinya: " telah berkata kepada kami musaddad telah berkata
kepada kami dari Yahya dari ubaidillah berkata : telah berkata kepada
kami nafi’ dari Abdillah bin amar beliau berkata, "Adalah kami dan kaum
wanita di masa Rasulullah SAW berwudhu dari satu bejana, dengan cara
menjulurkan tangan ke dalamnya. "
11 Sulaiman bin AL’ass, sunan Abu dawud ,. Baitul afkar . no hadis 80.
12
Dan dari berbagai pemahaman dan didukung dengan hadis lain yang
sahih. Maka dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut sahih baik dar segi
Sand dan matannya.
C. Pemahaman Hadits
Dari hadis ini yang penulis teliti dari kitab sunan abu Daud yakni
hadis on 80 dari bab keistimewaan wudhunya wanita , yang berbunyi :
ه ق��ال : ��د الل حدثنا مسدد ق��ال: ح��دثنا يحيى عن عبيأ نحن ا نتوض�� ه بن عم��ر ق��ال كن ��د الل ��افع عن عب ح��دثنى نه -صلى الله عليه وسلم- من ساء على عهد رسول الل والن
12.إناء واحد ندلى فيه أيدينا
Artinya: " telah berkata kepada kami musaddad telah berkata
kepada kami dari Yahya dari ubaidillah berkata : telah berkata kepada
kami nafi’ dari Abdillah bin amar beliau berkata, "Adalah kami dan kaum
wanita di masa Rasulullah SAW berwudhu dari satu bejana, dengan cara
menjulurkan tangan ke dalamnya. "
Sari hadis diatas setelah penulis lihat dalam kitab arah dari kitab
sunan abu Daud penulis mendapatkan intisari dari hadis yang dimaksud
adalah bahwa hadis ini mengandung pemahaman bahwa diperbolehkannya
antara laki-laki dan perempuan berwudhu dalam satu bejana, dengan cara
mencelupkan atau mengambil air langsung dengan tangan ke dalam bejana
secara bersama-sama13.
Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa air dalam wadah yang
dimaksud adalah air yang jumlahnya lebih dari dua qolah, maka jelslah
kebolehannya melakukan wdhu dengan cara memasukkan tangan antara
laki-laki dengan perempuan sidalamnya.
12Sulaiman bin AL’ass, sunan Abu dawud ,. Baitul afkar . no hadis 80.. 13 Syarf ibnu amir, aunul makbud ala sunani abu dawud, baitul afkar ad-dauliyah, hal 230
13
BAB III
KESIMPULAN
Dari penelitian terhadap hadis:
ه ق��ال : ��د الل حدثنا مسدد ق��ال: ح��دثنا يحيى عن عبيأ نحن ا نتوض�� ه بن عم��ر ق��ال كن ��د الل ��افع عن عب ح��دثنى نه -صلى الله عليه وسلم- من ساء على عهد رسول الل والن
14.إناء واحد ندلى فيه أيدينا
Artinya: " telah berkata kepada kami musaddad telah berkata
kepada kami dari Yahya dari ubaidillah berkata : telah berkata kepada
kami nafi’ dari Abdillah bin amar beliau berkata, "Adalah kami dan kaum
wanita di masa Rasulullah SAW berwudhu dari satu bejana, dengan cara
menjulurkan tangan ke dalamnya. "
Baik dari segi Sand dan matannya, maka penulis menyimpulkan
bahwa hadis tersebut sohih dari segi Sand dan matannya, serta hadis
tersebut menerangkan tentang kebolehan melakukan wudu antara aki-laki
dengan perempuan dengan cara memasukkan tangan mereka dalam satu
wadah atau bejana yang sama.
14 Sulaiman bin AL’ass, sunan Abu dawud ,. Baitul afkar . no hadis 80.
14
DAFTAR PUSTAKA
Al-mizzi, yusuf. 1998. Tahdzibul kamal fil asma’ ar-rijal. Baitul
afkar.
Al-Quran al-karim.
Ibnu amir, syarf, 1998, aunul makbud ala sunani abu dawud. Baitul
afkar ad-dauliyah.
wensing, Aje.mu’jam al-mufahras Il-alfadil hadis na-nabawi juz 7.
Fii madinah liiden.
Ibnu ass, sulaiman. 1998. Sunan abi dawud, baitul afkar.
15