repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36507/1/PATRIA... ·...
Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36507/1/PATRIA... ·...
i
ABSTRACT
This study aims to examine the Bank health between State-Owned bank compared to
National Private banks in Indonesia Stock Exchange (IDX) the period of 2011-2016.
Using descriptive quantitative approach, this research explored four indicators: Risk
Profile, Good Corporate Governance, Earnings, and Capital. Method of sample
selection was done by purposive sampling, the samples obtained from government
banks such as BRI, Mandiri, and Sharia BNI Bank , while from private banks such as
CIMB Niaga Bank, Danamon Bank and Sharia Panin Bank. Data analysis method
used in the research hypothesis is mann whitney Test. Financial perfomance
indicators measured by RGEC consists of the following ratios : LDR, FDR, NPL,
NPF, ROA, NIM and CAR. The result of the study shows that there is no difference
between the financial perfomance State-Owned bank and National Private banks in
LDR, FDR, CAR, NPL and NPF. However, if viewed from NIM and ROA Ratio,it
turns out there are differences between the financial perfomance of State-Owned bank
and National Private banks. This study is expected to provide additional reference for
planning, strategy development, and decision-making to improve the perfomance of
both State-Owned bank and National Private banks towards more effective and
efficient banks in the face of stringer competition.
Keywords: State-Owned Bank, National Private Bank, financial Perfomance, RGEC,
LDR, FDR, NPL, NPF, ROA, NIM and CAR
ii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kesehatan Bank Dunia antara bank BUMN
dengan bank swasta nasional di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2016.
Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, penelitian ini mengeksplorasi
empat indikator: Profil Risiko, Good Corporate Governance, Laba, dan Modal.
Metode pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling, sampel diperoleh dari
bank pemerintah seperti BRI, Mandiri, dan Bank BNI Syariah, sedangkan dari bank
swasta seperti Bank CIMB Niaga, Bank Danamon dan Bank Panin Syariah. Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mann Whitney Test. Indikator
kinerja keuangan yang diukur oleh RGEC terdiri dari rasio berikut: LDR, FDR, NPL,
NPF, ROA, NIM dan CAR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
antara kinerja keuangan bank BUMN dan bank swasta nasional di LDR, FDR, CAR,
NPL dan NPF. Namun, jika dilihat dari NIM dan ROA Ratio, ternyata ada perbedaan
antara kinerja keuangan bank BUMN dan bank swasta nasional. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan rujukan tambahan untuk perencanaan, pengembangan
strategi, dan pengambilan keputusan untuk memperbaiki kinerja bank Milik Negara
dan Bank Swasta Nasional terhadap bank yang lebih efektif dan efisien dalam
menghadapi persaingan stringer.
Kata kunci: Bank Milik Negara, Bank Swasta Nasional, Perfomance keuangan, RGEC,
LDR, FDR, NPL, NPF, ROA, NIM dan CAR
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan
penulis kesehatan dan keselamatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
dengan judul “Analisis Perbedaan Tingkat Kesehatan Bank Pada Bank BUMN
Dan BUSN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Menggunakan Metode
RGEC Tahun 2011-2016” Profil risiko, Kebijakan Pemerintah, Rentabilitas, dan
Permodalan. sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program
Pascasarjana (S2) Jurusan Magister Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam sebagai pembawa risalah, penyampai amanah, dan pemberi nasihat
kepada umat manusia serta para sahabat, keluarga, dan orang-orang sholeh
maupun sholehah yang diridhoi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dalam penyusunan tesis ini banyak pihak yang memberi bantuan, motivasi,
dan do’a kepada penulis. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada banyak pihak. Yang paling utama penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada kedua orangtua penulis yaitu Juwita, Wisnu Hendro (Alm), Drs. Bonang
Irawan dan Mulyanah, orangtua paling luar biasa yang telah membimbing
penulis dengan penuh kasih sayang yang tulus. Keluarga kecil saya yang
menyemangati yaitu istri belahan jiwa saya Desy Irma Stia Indriyanty dan anak
saya Farzana Arsyila Yudha, Keluarga yang penulis cintai dan sayangi kakanda
Erik Irawan Spd, Eva Devita, Dita Refiana, Ira Puspita Sari SE, Abd Afu ST,
Dede setiawan, Edi Mulyadi ST, Edi Surya Atmaja SPd, Mimi Rahmawati, Lutfi
Febrianti ST dan Adik saya yaitu Turisna Wulandari SIP yang telah memberi
semangat dan do’a kepada penulis.
Dalam Kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
iv
1. Bapak Prof. Dr. Sam Azzam Jassin,M.B.A. Dosen Pembimbing Tesis I yang
dengan kerendahan hatinya bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
pengarahan, ilmu yang bermanfaat seta masukan yang sangat berarti selama
mengerjakan tesis ini.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
dengan kerendahan hatinya bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
pengarahan, ilmu yang bermanfaat .
3. Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., BKP selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik,
Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., MH selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, MA selaku Wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan yang telah memberikan masukan kepada
penulis dalam mengerjakan tesis ini.
4. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE., MM selaku Ketua Prodi Magister Perbankan Syariah
dan Bapak Ade Suherlan, SE, MM., MBA selaku Sekretaris Prodi Magister
Perbankan Syariah.
5. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, MM. Hah. selaku Dosen Penguji
Proposal yang dengan kerendahan hatinya bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan pengarahan dan ilmu yang bermanfaat serta masukan yang sangat
berarti selama mengerjakan tesis ini.
6. Terimakasih kepada teman-teman satu Pondok “Riadhul Ilmi”, yang telah
memberi Semangat kepada penulis
v
7. Terimakasih kepada Teman-teman Satu angkatan, Bang Kuntum, Elman, Bang
sandi, Bu Afifah, Ka risna, yudhi, rahayu, Said Ahmad , Yudnina, Sabrina, Afandi,
Andi, Dio, Arya, Yana, Fikri dll
8. Terimakasih kepada jajaran manajemen di Bank BRI Fatmawati Bpk Inal Rojid
Sihotang, Ibu Titin Rustini, Bpk Fery Irawan, Ibu Fefy yang selalu mendukung
dan memberi masukan dalam pengerjaan thesis.
9. Terimakasih juga Rekan- rekan kerja Chaerul Ikbal, Mia Indrianti, Maya
Ludiasari, Meza Syahputra, Mofi Adrian Prawono, Ma’ruf, Rahmat Hidayat,
Idrus Sardi, Mas Fedricus Satrio, Magretha Lusiana, Ratih Farahdina, Ahmad
Zukarna, M. Wildan Marzani, Mas Gofur, Mas Yafan, Mas Agus dan Mas Andi
serta seluruh teman-teman yang tidak henti-hentinya mengomentari dan
memberikan dukungan.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak
kekurangan karena keterbatasan waktu, penyajian serta kelemahan penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Akhirnya, semoga tesis ini dapat bermanfaat khususnya bagi pihak-pihak yang
membutuhkan demi penelitian selanjutnya.
Jakarta, Agustus 2017
Patria Yudha
vi
DAFTAR ISI
COVER
PERSETUJUAN
PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRACT…………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….….iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………... iv
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….v
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………...vii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………........ix
BAB
I. PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang dan Identifikasi Masalah ........................................................1
B. Pembatasan Masalah………………….............................................................6
C. Rumusan Masalah…………………………………………………………….6
D. Tujuan dan Manfaat Penilitian.........................................................................7
1. Tujuan Penelitian………………………………………………………..7
2. Manfaat Penelitian………………………………………………………8
E. Keterbatasan Penelitian....................................................................................8
II. TINJAUAN PUSTAKA ....... .......................................................................9
A. Tinjauan Teori dan Telaah Hasil Penelitian.....................................................9
B. Kerangka Analisis...........................................................................................24
vii
C. Perumusan Hipotesis.......................................................................................26
III. METODOLOGI........................................................................................... 34
A. Objek Penelitian……………………………………………………………..34
B. Pemilihan Metode Penelitian..........................................................................34
C. Populasi dan Sampel.......................................................................................35
D. Variabel Penelitian…......................................................................................36
1. Independent Variabel………………………………………………….36
2. Dependent Variabel……………………………………………………41
E. Metode Analisi Data………………………………………………………..50
1. Analisis Deskriptif……………………………………………………..50
2. Uji Perbedaan………………………………………………………….52
IV. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .................................................... 54
A. Pembahasan dan Penelitian ....................................................................... 54
Analisis Kinerja Keuangan .................................................................... 54
a. Net Performing Loan (NPL), Net Performing Finance (NPF) …….….55
b. Long Debt Ratio (LDR), Finance Debt Ratio (FDR) ....................... 55
c. Return On Assets (ROA) ................................................................... 57
d. Net Interest Margin (NIM) ................................................................ 58
e. Capital Adequate Ratio (CAR) ......................................................... 59
B. Statistik Deskriptif ..................................................................................... 60
C. Analisis dan Hasil Intreprestasi ................................................................. 61
1. Analisis Data ......................................................................................... 61
a. Analisis Risk Profile (Profil Resiko) ................................................ 61
b. Analisis Good Corporate Governance (GCG) ................................. 62
c. Analisis Earnings (Rentabilitas) ....................................................... 63
d. Analisa Capital ................................................................................. 64
2. Uji Statistik ............................................................................................ 64
viii
a. Uji Normalitas Data (Uji Kolmogorov-Smirnov) ............................. 64
b. Uji Mann Whitney Test ..................................................................... 65
1. Analisis Pengujian Hipotesis # H1 (Risk Profile) ............................... 66
a. Non Performing Loan (NPL) ......................................................... 66
b. Loan to Deposit Ratio (LDR) ......................................................... 67
2. Analisis Pengujian Hipotesis # H2 (Earnings) .................................... 68
a. Return On Assets (ROA) ................................................................ 69
b. Net Interest Margin (NIM) ............................................................ 70
3. Analisis Pengujian Hipotesis # H3 (Capital) ....................................... 71
a. Capital Adequate Ratio (CAR)…………………………………………..71
D. Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ........................................................ 73
1. Analisis Risk Profile (Profil Resiko) ................................................................ 73
2. Earnings (Rentabilitas) .................................................................................... 73
3. Capital (Modal) ................................................................................................ 74
V. KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................…..76
A. Kesimpulan...................................................................................................76
B. Implikasi ……………..................................................................................78
C. Saran…………………………….................................................................80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
3.1 Sampel Bank...........................................………………………..................35
3.2 Definisi Operasional Variabel...........………………………….....…….......38
3.3 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen ResikoKredit…………..42
3.4 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Resiko Likuiditas……...43
3.5 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen GCG…...........................43
3.6 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat KomponenRentabiltas(ROA)………45
3.7 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat KomponenRentabiltas(NIM)……....47
3.8 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Faktor Permodalan............................48
4.1 Total aset masing-masing sampel Bank BUMN ….......................................54
4.2 Total aset masing-masing sampel Bank BUSN ............................................54
4.3 Kinerja NPL, NPF Bank BUMN dan BUSN................................................55
4.4 Kinerja LDR, FDR Bank BUMN dan BUSN................................................56
4.5 Kinerja ROA Bank BUMN dan BUSN.........................................................57
4.6 Kinerja NIM Bank BUMN dan BUSN..........................................................58
4.7 Kinerja CAR Bank BUMN dan BUSN.........................................................58
4.8 Perbandingan Kinerja Bank BUMN dan Bank BUSN .................................60
x
4.9 Hasil Uji Normalitas Data ............................................................................65
4.10 Hasil Mann Uji Whitney U Test NPL, NPF...........................…....................66
4.11 Hasil Mann Uji Whitney U Test LDR, FDR.........................….............……67
4.12 Hasil Mann Uji Whitney U Test ROA..................................…..................69
4.13 Hasil Mann Uji Whitney U Test NIM......................................…............ ….70
4.14 Hasil Mann Uji Whitney U Test CAR….................................…..................72
xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
1.1 Perubahan CAMEL Menuju RGEC........……………………………………5
2.1 Kerangka Analisis….........................……………………………………….24
2.2 Penelitian Terdahulu.........................……………………………………….26
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1 Total Asset Bank BUMN Dan Bank BUSN Periode 2011-2015………… L-1
2 Kinerja Keuangan Bank BUMN dan Bank BUSN…………… ………….L-2
3 Descriptive Statistics………………………………....................................L-3
4 Hasil Uji Normalitas Data……………………………................................L-4
5 Hasil Uji Whitney U -test…………………………….…............................L-5
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Identifikasi
Didalam Era digitalisasi perkembangan teknologi memang tidak bisa dielakan
ataupun dihambat, dan mau tidak mau para pelaku industri harus segera
menyesuaikan diri, agar nasabah tidak berpindah kelain hati atau kebank lain, atau
sering disebut digital banking. perbankan sangat berperan aktif dalam kegiatan dan
bahkan kemajuan perekonomian satu Negara. kelangsungan usaha bank merupakan
tanggung jawab sepenuhnya dari manajemen bank. Profesor Oliver Hart dan Bengt
Holmstrom mendapatkan penghargaan Nobel dibidang Ekonomi pada tahun 2016
yang mengajar di havard sedangkan Bengt Holmstrom yang berusia 67 tahun
merupakan Profesor Mass Chuset Institute Of Technology (MIT) penghargaan nobel
ini diberikan oleh Royal Academy of Sciences di Stockholm swedia. Kedua professor
ini meraih penghargaaan Nobel berkat kontribusinya pada teori kontrak baik sektor
bisnis keuangan maupun kebijakan Publik. Holmstrom meneliti bahwa teori kontrak
dunia kerja termasuk diantaranya melibatkan CEO dan Pemegang Saham sementara
Hart lebih mengulik tentang layanan publik seperti sekolah, Rumah sakit, penjara dan
Kebijakan keuangan.
Bank atau perbankan merupakan pilar dalam membangun sistem
perekonomian dan keuangan Indonesia karena perbankan memiliki peran yang sangat
penting sebagai intermediary institution yaitu lembaga keuangan yang yang
2
menghubungkan dana-dana yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada
unit-unit ekonomi yang membutuhkan bantuan dana (deficit). Bank merupakan
industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat. Pada
prinsipnya tingkat kesehatan, pengelolaan bank, dan Definisi bank menurut undang –
undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 dalam Kasmir (2005:
23). “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Terdapatnya jenis bank yang ada di Indonesia, Bank Umum Milik Negara, lebih
banyak diminati oleh masyarakat sebagai tempat untuk menginvestasikan dana yang
mereka miliki karena dianggap lebih tepat dan aman dimana Bank BUMN dimiliki
oleh Negara. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan. Agar
dapat selalu dipercaya oleh masyarakat, maka pengukuran tingkat kesehatan juga
perlu dilakukan oleh Bank BUMN meskipun Bank BUMN merupakan lembaga
keuangan yang sebagian atau seluruh sahamnnya dimiliki oleh negara. Terdapatnya
beberapa daftar Bank BUMN yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri dan
Bank, Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS). Penilaian tingkat kesehatan bank
digunakan untuk mengetahui apakah bank tersebut dalam kondisi yang sangat sehat,
sehat, cukup sehat, kurang sehat, atau tidak sehat. Dari hasil penilaian tingkat
kesehatan tersebut, dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil kebijakan yang
berhubungan dengan kinerja bank di masa datang.
Salah satu faktor yang dijadikan sebagai dasar penilaian kesehatan adalah
3
laporan keuangan yang bersangkutan. Menurut Veithzal, et al., (213:375) Laporan
keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip – prinsip
akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, asosiasi,
atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca,laporan laba rugi, dan pelaporan
perubahan equitas pemilik. Tujuan laporan keuangan harus menyajikan informasi
yang factual, akurat, objektif, dan informative yang cukup untuk melakukan
penafsiran tentang transaksi-transaksi bisnis yang berguna untuk memprediksi,
membandingkan earning power tersebut. Perlu diketahui bahwa informasi yang
diperlukan untuk penafsiran dan prediksi tersebut kadang kala bersifat subjektif, oleh
Karen aitu, asumsi-asumsi yang digunakan yang mendasari evaluasi dan prediksi
tersebut harus diungkapkan, pengguna laporan keuangan tersebut dalam pembuatan
keputusan ekonomi.
Kesehatan Bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi
semua kewajibannya dengan baik dan sesuai dengan peraturan perbankan yang
berlaku. Manajemen bank perlu memperhatikan prinsip-prinsip umum berikut ini
sebagai landasan dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank (Surat Edaran Bank
Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 yaitu Berorientasi untuk
mengukur tingkat suku bunga, nilai tukar yang beredar dan untuk mengukur
sensitivitas asset dan liabilitas terhadap suku bunga.
Sejalan dengan kebutuhan didalam Kebijakan penilaian tingkat kesehatan
bank kembali diperbarui oleh Bank Indonesia pada tanggal 25 Oktober 2011 dengan
4
mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011. Peraturan baru ini
merupakan penyempurnaan dari metode CAMELS yang sebelumnya digunakan.
Metode baru yang ditetapkan oleh Bank Indonesia merupakan metode dengan
pendekatan risiko yakni Risk-based Bank Rating.
Metode Risk-based Bank Rating atau RBBR merupakan metode yang terdiri
dari empat faktor penilaian yakni Risk Profile, Good Corporate Governance,
Earning, dan Capital. SE BI No 13/24/DPNP menjelaskan bahwa “profil risiko
merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen
risiko yang mencakup 8 jenis risiko yaitu, risiko pasar, risiko kredit, risiko likuiditas,
risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko
reputasi”. Faktor kedua yang menjadi dasar penilaian adalah Good Corporate
Governance (GCG). Penilaian terhadap faktor GCG mencakup kedalam tiga aspek
utama yakni, governance structure, governance process, dan governance output.
5
Rentabilitas (earning) merupakan salah satu faktor yang digunakan dalam
pengukuran tingkat kesehatan bank. Penilaian terhadap faktor ini mencakup atas
kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan (suistainability)
rentabilitas, dan manajemen rentabilitas. SE BI No 13/24/DPNP menerangkan kinerja
rentabilitas dapat dinilai dengan menggunakan rasio keuangan yakni Return on Asset
(ROA), Net Interest Margin (NIM) dan Net Operational Margin (NOM). Faktor
permodalan (Capital) dapat dinilai dengan menggunakan rasio keuangan yakni
Capital Adequecy Ratio (CAR). Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi
kecukupan modal dan pengelolaan modal tersebut dibandingkan dengan jumlah
aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Berdasarkan SE BI No. 26/2/BPPP
mengatur bahwa rasio kecukupan modal minimum atau CAR dari persentase tertentu
Gambar 1.1 Periode Perubahan
CAMEL menuju CAMELS menuju RGEC
6
terhadap ATMR adalah sebesar 8 %.
Berdasarkan latar belakang ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
penilaian kesehatan bank terkait pengaruhnya terhadap market discipline, sehingga
penelitian ini berjudul :“ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN BANK
PADA BANK BUMN DAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA MENGGUNAKAN METODE RISK
PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNING, CAPITAL TAHUN
2011-2016”.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di
atas, maka penelitian ini akan menganalisis tingkat kesehatan bank antara bank
BUMN dan BUSN dengan metode RGEC. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 3
(Tiga) buah Bank BUMN dan 3 (Tiga) buah Bank BUSN.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah yang akan diuji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Perbedaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada Bank BUMN
dan BUSN ditinjau dari Risk Profile?
2. Bagaimana Perbedaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada Bank BUMN
dan BUSN ditinjau dari Good Coorporate Governance?
3. Bagaimana Perbedaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada Bank BUMN
7
dan BUSN ditinjau dari Earning?
4. Bagaimana Perbedaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada Bank BUMN
dan BUSN ditinjau dari Capital Dinilai dengan CAR ?
5. Bagaimana Perbedaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada Bank BUMN
dan BUSN ditinjau dari aspek Risk Profile, Good Corporate Governance,
Earnings, dan Capital ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbedaan tingkat kesehatan
Bank BUMN dan BUSN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2016
Yaitu :
1. Bagaimana Perbedaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada Bank
BUMN dan BUSN ditinjau dari Risk Profile?
2. Bagaimana Perbedaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada Bank
BUMN dan BUSN ditinjau dari Good Coorporate Governance?
3. Bagaimana Perbedaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada Bank
BUMN dan BUSN ditinjau dari Earning?
4. Bagaimana Perbedaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada Bank
BUMN dan BUSN ditinjau dari Capital Dinilai dengan CAR ?
5. Bagaimana Perbedaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada Bank
BUMN dan BUS dengan metode Risk Profile, Good Corporate
Governance, Earning, Capital .
8
2. Manfaat Peneletian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, diharapkan akan memberikan manfaat
berupa:
a. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai bukti
empiris di bidang perbankan yang dapat dijadikan referensi penelitian di
masa yang akan datang.
b. Manfaat Teoritis
Bagi pihak perbankan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan informasi bagi pihak manajemen dalam menetapkan
kebijakan terutama menyangkut keuangan dan kebijakan lain.
E. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah pertama, dimensi dan item
pengukuran mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh. Selain itu, penelitian
ini sangat bergantung pada data dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh bank
yang akan diteliti dan Direktori Perbankan Indonesia (DPI) sehingga keakuratan hasil
penelitian ini juga tergantung pada keakuratan data laporan keuangan yang
diterbitkan oleh bank yang bersangkutan dan DPI. Oleh karena itu, penelitian
dikemudian hari diharapkan dapat melakukan studi lebih lanjut untuk mengatasi
keterbatasan yang ada dalam penelitian ini.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori dan Telaah Hasil Penelitian
1. Tinjauan Umum Perbankan
Menurut David C. Colander lembaga keuangan adalah bisnis yang kegiatan
utamanya adalah membeli, menjual atau memiliki aset keuangan, sebagai contoh
beberapa lembaga-lembaga keuangan (lembaga penyimpanan dan perantara investasi)
jual janji untuk membayar dimasa depan, dan Menurut keputusan menteri keuangan
Republik dan Indonesia Nomor 792 Tahun 1990, lembaga keuangan diberikan
batasan sebagai semua badan yang kegiatannya bidang keuangan, melakukan
penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai
investasi perusahaan. Meski dalam peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan
untuk membiayai investasi perusahaan, namun peraturan tersebut tidak berarti
membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan hanya untuk investasi
perusahaan. Bank dan lembaga keuangan bukan bank pada dasarnya berfungsi
mentransfer dana-dana (loanable funds) dari penabung atau unit surplus (lenders)
kepada peminjam (borrowers) atau unit defisit. Dana tersebut dialokasikan dengan
negosiasi antara pemilik dana dengan pemakai dana melalui pasar uang dan pasar
modal.
10
a. Definisi Bank
Menurut Undang–Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, “
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarkat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit. dan atau bentuk–bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.” Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar
Akuntansi Keuangan No. 31 (2007) menyatakan bahwa : “ Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.” Berdasarkan beberapa uraian dari definisi bank dapat
diambil kesimpulan bahwa bank adalah suatu badan hukum yang
kegiatannya menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kepada
masyarakat yang membutuhkan dana.
b. Fungsi Bank
Menurut Budisantoso dan Nuritomo (2014: 9) fungsi utama bank
adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali
kepada masyarakat untuk berbagai tujuan 12 atau sebagai financial
intermediary. Secara spesifik bank dapat berfungsi sebagai :
1) Agent of trust, Dasar utama kegiatan perbankan adalah
kepercayaan. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank
karena adanya kepercayaan. Pihak bank juga akan menyalurkan
dananya kepada debitur karena adanya unsur kepercayaan
11
2) Agent of development, Kegiatan bank yang berupa menghimpun dan
menyalurkan dana memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan
investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan
jasa. Kelancaran kegiatan investasi–distribusi–konsumsi adalah
kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
3) Agent of services, Bank memberikan penawaran jasa perbankan lain,
seperti jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian
jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.
c. Peran Bank
Menurut Santoso dan Nuritomo (2014: 11-12) peran bank adalah
sebagai berikut :
1) Pengalihan aset (asset transmutation)
Bank akan memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuh
dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Sumber
dana pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana yaitu unit
surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan pemilik
dana. Dalam hal ini bank telah berperan sebagai pengalih aset yang
likuid dari unit surplus (lenders) keapada unit defisit (borrowers).
2) Transaksi ( Transaction)
Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi
untuk melakukan transaksi barang dan jasa dengan mengeluarkan
produk–produk yang dapat memudahkan kegiatan transaksi
12
diantaranya giro, tabungan, deposito, saham dan sebagainya.
3) Likuiditas (Liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam
bentuk produk–produk berupa giro, tabungan, deposito dan
sebagainya. Untuk kepentingan likuiditas para pemilik dana dapat
menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingannya karena produk–produk tersebut mempunyai tingkat
likuiditas yang berbeda–beda.
4) Efisiensi (Efficiency)
Adanya informasi yang tidak simetris antara peminjam dan
investor menimbulkan masalah insentif, sehingga menimbulkan
ketidakefisienan dan menambah biaya. Dengan adanya bank
sebagai broker makamasalah tersebut dapat teratasi.
d. Karakteristik Bank
Menurut Taswan (2008: 2), lembaga perbankan mudah dikenali
karena memiliki karakteristik umum sebagai berikut :
1) Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara pihak-pihak
yang memiliki kelebihan dana dengan pihak–pihak yang
membutuhkan dana, serta berfungsi untuk memperlancar lalu lintas
pembayaran dengan berpijak pada falsafah kepercayaan.
2) Sebagai lembaga kepercayaan, bank harus selalu menjaga
likuiditasnya sehingga mampu memenuhi kewajiban yang harus
13
segera dibayar.
3) Bank selalu dihadapkan pada dilema antara pemeliharaan likuiditas
atau peningkatan earning power. Kedua hal ini berlawanan dalam
mengelola dana perbankan. Yang artinya jika menginginkan
likuiditas tinggi maka earning atau rentabilitas rendah dan
sebaliknya.
4) Bank sebagai lembaga kepercayaan mempunyai kedudukan yang
strategis untuk menunjang pembangunan nasional.
e. Jenis Bank di Indonesia
Berikut di bawah ini adalah jenis bank yang ada di Indonesia
beserta arti definisi atau pengertian masing-masing bank. Menurut
Santoso dan Nuritomo (2014: 109-111) bank dibagi menjadi dua yaitu :
1) Bank Berdasarkan Tujuan Operasi
Berdasarkan tujuan operasi bank dapat dibagi menjadi 2 yaitu bank
komersial dan bank sentral.Bank komersial bertujuanmemperoleh
laba sedangkan Bank Sental bertujuan untuk menjaga stabilitas
perekonomian makro. Bank komersial di Indonesia dapat dibagi 2
berdasarkan cakupan operasionalnya yaitu Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR).
i. Bank Sentral
Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-
undang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur
14
peredaran uang, mengatur pengerahan dana–dana, mengatur
perbankan, mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang,
mengajukan pencetakan / penambahan mata uang rupiah dan lain
sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh
bank yang ada di Indonesia.
ii. Bank Umum
Bank umum adalah lembaga keuangan uang menawarkan berbagai
layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi
seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam
berbagai bentuk, member kredit pinjaman kepada masyarakat
yang membutuhkan, jual beli valuta asing/valas, menjual jasa
asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga,
dan lain sebagainya.
iii. Bank Perkreditan Rakyat / BPR
Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan Kegiatan
Usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas
pula seperti memberikankredit pinjaman dengan jumlah yang
terbatas, menerima simpanan masyarakat umum, menyediakan
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan dana
dalam SBI/ Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka,
15
sertifikat / surat berharga, tabungan, dan lain sebagainya.
2) Bank Berdasarkan Kepemilikan
i. Bank Milik Pemerintah
Bank milik pemerintah merupakan bank yang akte pendirian
danmodal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh
pemerintah.
ii. Bank Milik Swasta
Bank milik swasta merupakan bank yang seluruh atau sebagian
besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional.
iii. Bank Milik Koperasi
Bank milik koperasi merupakan bank yang kepemilikan
sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum
koperasi.
iv. Bank Milik Asing
Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada diluar
negeri, baik milik/ swasta asing maupun pemerintah asing.
v. Bank Milik Campuran
Bank milik Campuran merupakan bank yang kepemilikannya
sahamnya campuran antara pihak asing dan pihak swasta
nasional.
3) Bank Berdasarkan Kegiatan Usaha / Status
16
i. Bank Devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan
transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata
uang asing secara menyeluruh.
ii. Bank non Devisa
Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai
izin untukmelaksanakan transaksi sebagai bank devisa,
sehingga tidak dapat melaksankan transaksi seperti halnya
bank devisa.
2. Tingkat Kesehatan Bank
a. Kesehatan Keuangan Bank
Tingkat kesehatan bank adalah kondisi keuangan dan manajemen bank diukur
melalui rasio-rasio hitung. Kesehatan bank merupakan kemampuan bank untuk
melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi
kewajiban dengan baik dan dengan cara-cara yang sesuai peraturan perbankan yang
berlaku (Kasmir.2008 : 41). Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor :
6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, penilaian tingkat kesehatan bank merupakan
penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau
kinerja suatu bank melalui penilaian aspek permodalan, kualitas aset, manajemen,
rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap resiko pasar. Penilaian terhadap
faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif setelah
17
mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas meterialitas dan
signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti
kondisi industri perbankan dan perekonomian Nasional. Dengan semakin
meningkatnya kompleksitas usaha dan profil resiko, bank perlu mengindentifikasikan
permasalahan yang mungkin timbul dari operasional bank. Bagi perbankan, hasil
akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana
dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang sedangkan bagi Bank
Indonesia antara lain dapat digunakan sebagai sarana penetapan dan implementasi
strategi pengawasan bank oleh Bank Indonesia. Penggolongan tingkat kesehatan bank
dibagi dalam empat kategori yaitu : sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat,
namun sistem pemberian nilai dalam menetapkan tingkat kesehatan bank didasarkan
pada “reward system” dengan nilai kredit antara 0 sampai dengan 100.
3. Pendekatan Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, Capital
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia telah menetapkan sistem penilaian
Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko menggantikan penilaian CAMELS yang
dulunya diatur dalam PBI No.6/10/PBI/2004. Pedoman perhitungan selengkapnya
diatur dalam Surat Edaran (SE) Bank Indonesia No/13/24/DPNP tanggal 25 Oktober
2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Tahap- tahap penilaian
dalam metode RGEC boleh disebut model penilaian kesehatan bank dengan sarat
manajemen risiko. Apabila CAMELS adalah penilaian terhadap Capital, Asset
Quality, Management, Earning, Liquidity & Sensitivity to Market Risk, dalam
18
penilaian pendekatan RGEC menurut Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011
Pasal 7 faktor-faktor penilaiannya adalah :
a. Risk Profile (Profil Risiko)
Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Pasal 7 ayat 1 penilaian
terhadap faktor profil risiko sebagaimana dimaksud dalam pasal 6
merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan
manajemen risiko dalam operasional Bank yang dilakukan terhadap 8
(delapan) risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko reputasi.
Penelitian ini mengukur faktor Risk Profile dengan menggunakan 2
indikator yaitu faktor risiko kredit dengan menggunakan rumus Non
Performing Loan (NPL) Untuk Konvesional, rumus Non Performing
Financing (NPF) untuk Bank Syariah dan perhitungan menggunakan risiko
likuiditas Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk Konvensional, untuk syariah
Financing Debt Ratio (FDR) .
NPL/NPF = %100Kredit Total
BermasalahKredit x
Sumber: Taswan (2010)
Dan perhitungan menggunakan risiko likuiditas Loan to Deposit Ratio
(LDR), Financing Debt Ratio (FDR) dengan:
19
LDR/FDR= %100KetigaPihak Dana
Kredit Totalx
Sumber: Taswan (2010)
Hal tersebut dikarenakan pada risiko diatas peneliti dapat memperoleh data
kuantitatif yang tidak dapat diperoleh pada faktor risiko pasar, risiko
operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko
reputasi.
b. Good Corporate Governance (GCG)
Penilaian terhadap faktor GCG dalam pendekatan RGEC didasarkan ke
dalam tiga aspek utama yaitu, governance structure, governance process,
dan governance output. Berdasarkan ketetapan Bank Indonesia yang
disajikan dalam Laporan Pengawasan Bank (2012:36):“governance
structure mencakup pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris dan Dewan Direksi serta kelengkapan dan pelaksanaan tugas
komite. Governance process mencakup fungsi kepatuhan bank,
penanganan benturan kepentingan, penerapan fungsi audit intern dan
ekstern, penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern,
penyediaan dana kepada pihak terkait dan dana besar, serta rencana
strategis bank. Aspek terakhir governance output mencakup transaparansi
kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG yang
memenuhi prinsip Transparancy, Accountability, Responsibility,
Indepedency, dan Fairness (TARIF)”.
20
c. Earnings (Rentabilitas)
Analisis rasio rentabilitas adalah alat untuk menganalisis atau mengukur
tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan (Margaretha, 2009:61).
Tujuan analisis rasio earnings menurut Kasmir (2008:197), yaitu:
i. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode tertentu.
ii. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
iii. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
iv. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri.
v. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan
oleh perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Earnings (Rentabilitas) dihitung dengan menggunakann rasio Return on
Assets ( ROA) yang dimana nilai diambil dari dari data yang tertera
dalam laporan keuangan Bank yang sudah dipublikasikan dan/ atau di
Direktori Perbankan Indonesia (DPI) dalam bagian perhitungan rasio
keuangan. Penilaian terhadap faktor earnings didasarkan ada dua rasio
yaitu:
a) Return on Asset (ROA)
21
Rasio laba sebelum pajak terhadap rata-rata total aset. ROA
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperolehkeuntungan secara keseluruhan. Laba setelah pajak
adalah laba bersih dari kegiatan operasional setelah dikurangi pajak.
Rata-rata total aktiva adalah rata-rata aktiva yang dimiliki bank.
ROA = 100Aset Total rata-Rata
Pajak Sebelum Labax %
Sumber: Taswan (2010)
Bank Indonesia menetapkan ROA minimum suatu bank untuk dapat
dikatakan dalam keadaan sehat adalah minimum 1,5%. Semakin
besar ROA, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil.
b) Net Interest Margin (NIM)/ Net Operational Margin (NOM)
Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio pendapatan bunga
bersih terhadap rata-rata total aset. Informasi keuangan yang
dibutuhkan untuk menghitung rasio ini adalah Pendapatan Bunga
Bersih dan Rata-Rata Total Aktiva Produktif. Pendapatan bunga
bersih adalah pendapatan bunga setelah dikurangi beban bunga.
Sedangkan aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva
22
NOM %100 Produktif Aktiva Rata-Rata
BO-DBH)-(POx
produktif yang menghasilkan bunga (interest bearing asset), yaitu
aktiva produktif yang diklasifikasikan Lancar dan Dalam Perhatian
Khusus
NIM= %100aset totalrata -Rata
Bersih Bunga Pendapatanx
Sumber: Taswan,(2010)
Sumber: Sesuai SE No.9/24/DPbs/2007
c) Capital (Permodalan)
Dalam aspek ini yang dinilai adalah permodalan yang dimiliki oleh
bank yang didasarkan pada kewajiban penyediaan modal minimum
bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR yang
telahditetapkan oleh Bank Indonesia. perbandingan rasio CAR
adalah rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko
(ATMR). Sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia, maka perbankan harus mempunyai CAR minimal 8%
(PBI No. 10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1). Menurut Peraturan
BankIndonesia (2001), bagi bank yang memiliki CAR dibawah 8%,
maka bank tersebut dalam pengawasan khusus Bank Indonesia.
CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal
23
yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
menghasilkan risiko (Kasmir, 2009:198). Rasio ini dirumuskan
sebagai berikut:
CAR= %100 TertimbangAktivat
Modalx
Sumber: Taswan,(2010)
B. Kerangka Analisis
Penilaian kesehatan bank sangat penting karena untuk membentuk
kepercayaan masyarakat dan untuk melaksanakan prinsip kehati–hatian dalam dunia
perbankan, serta diharapkan hanya bank–bank yang benar–benar sehat yang dapat
beroperasi dan berhubungan dengan masyarakat. Keseahatansuatu bank umum perlu
diketahui karena untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat diperlukan bank
yang sehat.
Penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
penilaian kesehatan bank umum ditentukan dalam Surat Edaran No. 13/24/DPNP
tanggal 25 Oktober 2011 menyatakan bahwa penilaiantingkat kesehatan bank dinilai
dengan analisis RGEC yang terdiri dari : Risiko (Risk), Manajemen yang baik (Good
Corporate Governance), Rentabilitas (Earning) dan Permodalan (Capital). Penilaian
tingkat kesehatan bank melalui RGEC ini merupakan salah satu indikator manajemen
yang baik dalam mengelola perbankan dengan adanya pencapaian tingkat peringkat
24
METODE
RGEC
kesehatan bank dengan peringkat komposit 1 dan peringkat komposit
Gambar 2.1 Kerangka Analisis
Sumber: digambar Oleh Peneliti (2017)
C. Perumusan Hipotesis
Pengembangan hipotesis adalah suatu pernyataan yang belum terbukti mengenai
hubungan antara dua variabel atau lebih yang dibuat berdasarkan kerangka teori atau
model analisis. Sebagaimana disinggung di atas, penulisan ini menyajikan tentang
analisis tingkat kesehatan bank menggunakan metode RGEC pada bank BUMN dan
Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2011-
2016.
Dampak dari krisis global bagi perbankan Indonesia adalah dengan adanya
ASPEK
RISK
PROFILE
ASPEK
GCG
ASPEK
EARNINGS
ASPEK
CAPITAL
ANALISIS
PERBEDAAN
TINGKAT
KESEHATAN
BANK
Intreprestasi hasil
Uji
Kesimpulan,
Implikasi dan
saran
Penilaian
Kinerja Kolmogorof-
Smirnov
Mann Whitney
Test
25
penarikan dana oleh investor luar negeri di berbagai perusahaan Indonesa
mengakibatkan bank mengalami krisis likuiditas, penurunan nilai aktiva produktif
(earning assets) dalam bentuk kredit dan surat berharga yang dibeli bank, penurunan
kecukupan modal (CAR) terutama karena kerugian berasal dari pencadangan atas
penurunan kualitas aktiva produktif dan gagal bayar bunga kredit.
26
Gambar 2.2
PENELITI (TAHUN) JUDUL PENELITIAN METODOLOGI HASIL TEMUAN PERSAMAAN PERBEDAAN
Adinda Putri Ramadhani,
suhada, zahro za ( 2015)
Analisis Perbandingan
Tingkat Kesehatan Bank
Berdasarkan Risk Profile,
Good Corporate
Governance, Earnings Dan
Capital (RGEC) Pada Bank
Konvensional BUMN Dan
Swasta (Study Pada Bank
Umum Milik Negara dan
Bank Swasta Nasional
Devisa Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia
Periode 2011 - 2013)
Teknik Analisis
RGEC
Selama Periode 2011-2013, bank
BUMN memiliki predikat komposit
secara umum 'sangat baik' .pada bank
swasta nasional devisa memiliki
predikat komposit secara umum 'baik'
dan mencerminkan kondisi bank yang
secara umum 'sehat'. Selama periode
2011-2013, tingkat kesehatan yang
dimiliki bank BUMN lebih baik dari
pada bank swasta nasional devisa, hal
ini dikarenakan nilai rata-rata ROA,
NIM, dan CAR yang dimiliki bank
BUMN lebih besar diabandingkan
dengan bank swasta nasional Devisa.
penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya
terdapat pada tujuan
penelitian yaitu untuk
mengetahui tingkat
kesehatan bank.
Persamaan juga
terdapat pada metode
pendekatan yang
digunakan yaitu
pendekatan peringkat
komposit.
penelitian sebelumnya
menggunakan analisis
RGEC dengan data
2011-2013, sedangkan
penelitian ini
menggunakan analisis
RGEC Dengan data
2011-2016.
Santi Budi Utami (2015) Perbandingan Analisis
CAMELS Dan RGEC
Dalam Menilai Tingkat
Kesehatan Bank Pada Unit
Usaha Syariah Milik
Pemerintah (Studi Kasus: PT
Bank Negara Indonesia,
TBK Tahun 2012-2013)
metode CAMELS
dan RGEC
hasil penelitian yang telah dilakukan
pada PT Bank Negara Indonesia
Syariah dengan mengguanakan
metode CAMELS dan RGEC ini
menunjukkan predikat kesehatan bank
tersebut sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia,
untuk periode Maret 2012 sampai
dengan Desember 2013 rata-rata Bank
Negara Indonesia Syariah
memperoleh predikat SEHAT,
sehingga kinerja Bank Negara
Indonesia Syariah harus dipertahankan
dengan cara menjaga tingkat
kesehatan bank. Bank Negara
Indonesia Syariah dapat meningkatkan
kemampuan aset, pengelolaan modal,
serta pendapatan operasional,
sehingga kualitas laba bank dapat
Persamaan juga terdapat
pada metode RGEC dan
pendekatan yang
digunakan yaitu
pendekatan nilai
peringkat komposit
Sampel dan populasi
dalam penelitian
menggunakan sampel
yang banyak
27
dipertahankan bahkan ditingkatkan.
Firda Maulidiah Agustina
(2015)
Analisis Rasio Indikator
Tingkat Kesehatan Bank
Dengan menggunakan
RGEC Pada PT Bank
Tabungan Negara (BTN)
Tbk
Metode RGEC hasil penelitian yang telah dilakukan
pada PT Bank Tabungan Negara
dengan menggunakan metode RGEC
ini menunjukkan predikat kesehatan
bank tersebut sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia, untuk periode Maret 2012
sampai dengan Desember 2013 rata-
rata Bank Bank Tabungan Negara
memperoleh predikat SEHAT,
sehingga kinerja Bank Tabungan
Negara harus dipertahankan dengan
cara menjaga tingkat kesehatan bank.
Bank Tabungan Negara dapat
meningkatkan kemampuan aset,
pengelolaan modal, serta pendapatan
operasional, sehingga kualitas laba
bank dapat dipertahankan bahkan
ditingkatkan.
Persamaan penelitian ini
dengan penelitian
sebelumnya terdapat
pada tujuan penelitian
yaitu untuk mengetahui
tingkat kesehatan bank.
Persamaan juga terdapat
pada metode pendekatan
yang digunakan yaitu
pendekatan
Menggunakan RGEC
Dalam penelitian ini
menggunakan sampel
yang satu perusahaan,
sedangkan penelitian
yang akan di teliti
hanya melibatkan
beberapa perusahaan
perbankan.
Yener Altunbas, Santiago
Carbo,
Edward P.M. Gardener and
Examining the Relationships
between
Capital, Risk and Efficiency
Modelling
farmwork
Bukti empiris ditemukan
menunjukkan
Hubungan positif antara risiko pada
Permodalan (Capital)
berpengaruh secara
signifikan tentang
Dalam penelitian ini
hanya membahas
tentang capital
28
Philip Molyneux (2007) in
European Banking
tingkat modal dan likuiditas.
Kami juga menemukan bukti bahwa
kekuatan finansial sektor korporasi
memiliki pengaruh positif dalam
mengurangi pengambilan risiko bank
dan tingkat permodalan.
.
kecukupan modal (permodalan)
sedangkan penelitian
yang akan saya lakukan
adalah pengaruhnya
RGEC terhadap Kinerja
Bella Puspita Sugari,
Bambang Sunarko dan
Yayat Giyatno (2015)
Analisis perbandingan
tingkat kesehatan perbankan
syariah dan konvensional
dengan menggunakan
Metode RGEC (Risk Profile,
Good Corporate
Governance, Earnings, Dan
Capital) 2012-2014
Mann Whitney Test
dan pendekatan
RGEC
penelitian ini adalah bank Umum
Konvensional dan Bank Umum
Syariah yang ada diindonesia
berjumlah 83 bank, sesuai dengan
daftar kantor pusat Bank Umum
Konvensional dan Bank Umum
syariah yang disediakan oleh Otoritas
Jasa Keuangan, Berdasarkan alat itung
dengan menggunakan alat hitung Uji
Mann – Whitney Test maka mendapat
kesimpulan yaitu: tidak terdapat
perbedaan signifikan dalam analisis
tingkat kesehatan bank syariah dan
bank konvensional dinilai dengan
metode RGEC,
Menggunakan Metode
RGEC dan Pengujian
Mann Whitney Test
Dalam penelitian ini
menggunakan sampel
yang 83 Bank,
sedangkan penelitian
yang akan di teliti
hanya melibatkan 6
perusahaan perbankan.
Jean Trifena Patty (2015) Analisis Perbedaan Tingkat
Kesehatan Bank Pada Bank
BUMN dan Bank Umum
Swasta Nasional Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Menggunakan
Metode RGEC Tahun 2011-
2014
Independent
sample T Test, dan
pendekatan RGEC
Berdasarkan alat itung dengan
menggunakan alat hitung Uji
Perbedaan Independent Sample T-
Test maka mendapat kesimpulan
yaitu: Selama periode 2011-2014 ,
Bank BUMN memiliki predikat
komposit secara umum 'sangat baik'
dan mencerminkan kondisi bank yang
secara umum 'sangat sehat'. Pada
Bank BUSN mencerminkan kondisi
bank secara umum 'sehat'. Selama
periode 2011-2014, tingkat kesehatan
yang dimiliki Bank BUMN lebih baik
Analsisis Bank BUMN
dan BUSN
Dalam penelitian ini
menggunakan sampel
yang 10 Bank
menggunakan uji
perbedaan independent
sample T Test,
sedangkan penelitian
yang akan di teliti
hanya melibatkan 6
perusahaan perbankan
menggunakan uji
perbedaan Mann
Whitney Test
29
daripada Bank BUSN, hal ini
dikarenakan nilai rata- rata ROA, NIM
dan CAR yang di miliki bank BUMN
lebih besar dibandingkan dengan Bank
BUSN. Nilai rata-rata ROA, NIM dan
CAR Bank BUMN yang lebih besar
menunjukkan bahwa bank yang
dimiliki pemerintah berusaha menjaga
perolehan laba, pendapatan serta
kecukupan modal yang dimiliki
sedangkan dari rasio NPL dan LDR
yang lebih besar menunjukkan bahwa
Bank BUSN cenderung menjaga
resiko kredit dan likuiditasnya agar
tetap rendah.
Yener Altunbas,Santiago
Carbo
Edward P.M. Gardener, and
Philip Molyneux (2007)
Examining the Relationships
between
Capital, Risk and Efficiency
in
European Banking
Pendekatan
capital, risk,
efficiency, credit
Bisa jadi kasus bank yang memiliki
karakteristik kepemilikan berbeda
berbeda dalam sikap mereka terhadap
pengelolaan modal, biaya dan juga
risiko Tujuannya di sini adalah untuk
melihat apakah hubungan berbeda jika
kita hanya melihat biaya yang relatif
efisien atau bank tidak efisienTabel 1
menunjukkan bahwa untuk sampel
penuh ada hubungan positif antara
modal tingkat dan risiko bank. Yakni,
bank dengan cadangan kerugian
pinjaman yang lebih tinggi juga
cenderung memiliki tingkat modal
yang lebih tinggi Ini adalah kasus
untuk bank komersial dan tabungan
sekalipun nampaknya ada hubungan
yang berlawanan dengan bank
koperasi. Juga final kolom
menunjukkan bahwa untuk bank
Permodalan Sangat
penting didalam
pengelolaan
perusahaan dalam
menilai kinerja
keuangan.
Penelitian Capital
(Permodalan)
Penelitian ini
menggunakan metode
pendekatan efesiensi
dan pendekatan
resiko kredit
Sedangkan peneletian
yang akan diteliti
adalah Risk Profile,
GCG, Earnings, dan
Capital
Sampel yang diteliti
adalah perbankan
eropa sedangkan
penelitian yang akan
dilakukan adalah
sampel Bank BUMN
dan BUSN
30
dengan biaya paling efisien, ada
hubungan terbalik antara modal dan
risiko, mungkin regulator / peraturan
memungkinkan bank dengan biaya
lebih efisien untuk melakukan tradeoff
modal dan pengambilan risiko,
dibandingkan dengan bank yang tidak
efisien. Bisa jadi modal itu
pembatasan kurang mengikat bagi
bank yang lebih efisien sehingga
mereka memiliki fleksibilitas yang
lebih besar dalam perdagangan modal
dan risiko, dan opsi ini kurang tersedia
bagi operator yang tidak efisien. Baris
kedua dari tabel tersebut lagi
menegaskan bahwa ada banyak bukti
Vincent Aebi , Gabriele
Sabato , Markus Schmid
(2011)
Risk management, corporate
governance, and bank
performance
in the financial crisis
Pendekatan
memperbaiki
pengukuran dan
pengelolaan risiko
spesifik seperti
risiko likuiditas,
risiko kredit, dan
risiko pasar.
Bukti empiris ditemukan
menunjukkan positif hubungan antara
risiko pada tingkat modal (dan
likuiditas), mungkin menunjukkan
preferensi regulator untuk modal
sebagai alat untuk membatasi aktivitas
pengambilan risiko. Kami juga
menemukan bukti bahwa kekuatan
finansial sektor korporasi memiliki
pengaruh positif dalam mengurangi
pengambilan risiko bank dan tingkat
permodalan. Tidak ada perbedaan
besar dalam hubungan antara modal,
risiko dan efisiensi bagi bank
komersial dan tabungan meski ada
bank koperasi. Dalam kasus bank
koperasi kita temukan bahwa tingkat
modal berbanding terbalik dengan
Mengukur kinerja
keuangan didalam
perbankan
Sampel yang diteliti
adalah perbankan
eropa sedangkan
penelitian yang akan
dilakukan adalah
sampel Bank BUMN
dan BUSN
31
risiko dan kami mendapati bahwa
bank-bank yang tidak efisien terus
bertahan tingkat modal yang lebih
rendah. Beberapa hubungan ini juga
bervariasi tergantung pada apakah
bank adalah salah satu operator paling
efisien.
Sherty Junita (2015) Pengaruh KAP, BOPO dan
FDR Terhadap Net
Operating Margin (NOM)
Perbankan Sysariah 2010-
2014
Regresi Linear
Berganda
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik
dan hasil analisis regresi linear
berganda yang telah dilakukan pada
bab sebelumnya, maka peneliti dapat
menyimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Berdasarkan hasil uji F
(simultan) dapat dilihat bahwa
semua variabel independen yang
digunakan pada penelitian ini
berpengaruh signifikan Secara
bersama-sama (simultan)
terhadap variabel dependen,
yaitu KAP, BOPO, dan FDR
berpengaruh signifikan secara
simultan terhadap NOM
perbankan syariah. Ini
dikarenakan hasil nilai sig pada
tabel ANOVA dengan tarif
signifikansi (α) yang digunakan
peneliti lebih kecil yaitu 0.001 <
0,05. Dan Berdasarkan uji
koefisien determinasi (Adjusted
R Square) dapat dilihat bahwa
Koefisien determinasi yang
disesuaikan 96 sebesar 0.262
atau sebesar 26,2%. Hal ini
Penelitian ini
menggunakan laporan
keuangan untuk
memperoleh presentasi
nilai kinerja keuangan
Penelitian ini sampel
nya hanya berupa
bank syariah
sedangkan penelitian
yang akan diteliti
ialah gabungan antara
bank konvesional dan
bank syariah atau
disebut BUMN dan
BUSN.
Penelitian ini mencari
laporan keuangan
gabungan perbankan
syariah yang terdapat
dalam kolom
Publikasi Laporan
Statistik Perbankan
Indonesia di situs
www.bi.go.id atau
www.ojk.go.id
sedangkan penelitian
yang akan diteliti
adalah laporan
keuangan yang
dipublikasi di
www.idx.co.oid
32
menunjukkan bahwa KAP,
BOPO, FDR dan NPF
berkontribusi sebesar 26,2%
terhadap NOM. Sedangkan
sisanya sebesar 73,8%
dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Rendahnya nilai
koefisien determinasi yang
disesuaikan (Adjusted R Square)
dikarenakan NOM bukan hanya
dipengaruhi oleh Kualitas Aset
(KAP), Efisiensi Operasional
(BOPO), dan komposisi jumlah
pembiayaan yang diberikan serta
resiko kredit (FDR), namun juga
faktor internal dan faktor
eksternal lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
2. Berdasarkan hasil uji t (parsial)
yang berujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen
secara parsial terhadap variabel
dependen, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
a.Kualitas Aktiva Produktif
(KAP) secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap
variabel NOM dan memiliki
hubungan berbanding terbalik
(negatif) terhadap variabel NOM.
Nilai koefisien KAP sebesar (-
)0.042 dengan tingkat
signifikansi 0.475.
b.Beban Operasional
33
Pendapatan Operasional (BOPO)
secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel
NOM dan memiliki hubungan
berbanding terbalik (negatif)
terhadap variabel NOM. Nilai
koefisien BOPO sebesar (-)0.036
dengan tingkat signifikansi
0.002.
c. Financing to Deposit Ratio
(FDR) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
variabel NOM dan memiliki
hubungan searah 97 (positif)
terhadap variabel NOM. Nilai
koefisien FDR sebesar (+) 0.007
dengan tingkat signifikansi
0.037.
34
BAB III
METODOLOGI
A. Objek Penelitian
Penelitian ini merupakan peneltian kuantitatif dengan metode deskriptif, yaitu
dengan menganalisis dan mendeskripsikan data-data laporan keuangan untuk
menentukan kategori kesehatan bank dengan metode RGEC yang meliputi penilaian
terhadap faktor profil resiko (Risk Profile), GCG (Good Corparate Governance),
rentabilitas (Earnings), dan permodalan (Capital) selama periode tahun 2011-2016.
B. Pemilihan Metode Penelitian
Dalam klasifikasi pengumpulan, jenis data penelitian ini adalah data time
series dan data cross section, yaitu data yang dikumpulkan dari beberapa tahapan
waktu (kronologis) dan data yang dikumpulkan dari perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bank Indonesia (BI). Penggabungan kedua data tersebut tersebut dikenal
dengan sebutan nama yang lebih popular panel data atau pooling data. Data yang
digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numeric
(angka) dan menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh
lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data
sekunder berupa laporan keuangan tahunan kepada masyarakat dari Bank BUMN dan
Bank BUSN pada periode tahun 2011-2016 yang terdaftar di Direktori Perbankan
Indonesia (DPI).
35
C. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah bank pemerintah dan bank swasta yang
listing di BEI. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan purposive sampling, yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan yang
digunakan :
1. Bank BUMN dan Bank BUSN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2011-2016
2. Bank BUMN dan Bank BUSN yang mempublikasikan Laporan Tahunan-nya
di www.idx.co.id periode 2011 – 2016 secara berturut – turut selama periode
tahun 2011-2016.
3. Bank BUMN dan Bank BUSN yang diambil berdasarkan rata-rata total aset
bank pemerintah di periode tahun 2011-2016.
Berdasarkan kriteria diatas maka diperoleh 3 (Tigat) bank BUMN yaitu Bank
Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, dan Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS),
dan 3 (Tiga) BUSN yaitu Bank CIMB Niaga, Bank Danamon, dan Bank Panin
Syariah, bank yang telah diseleksi berdasarkan konsistensi dan ketersediaan data
berupa laporan tahunan periode 2011 – 2016. Adapun daftar sampel bank terpilih
yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1 Sampel Bank
Bank Pemerintah
1. Bank BRI
36
2. Bank Mandiri
3. Bank BNI Syariah
Bank Usaha Swasta Nasional
1. Bank CIMB Niaga
2. Bank Danamon
3. Bank Panin Syariah
Sumber : data diolah (2017)
D. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian tingkat
kesehatan bank dengan metode RGEC berdasarkan rumus dan kriteria yang telah
ditetapkan sesuai Surat Edaran Bank Indonesia 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011
Perihal Tingkat Kesehatan Bank Umum sebagai berikut :
1. Independent Variable (Variabel Bebas)
Variabel bebas penelitian ini adalah rasio-rasio keuangan dari kelima aspek
model RGEC . Variabel Bebas tersebut adalah :
a. Risk Profile
Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Pasal 7 ayat 1 penilaian
terhadap faktor profil risiko sebagaimana dimaksud dalam pasal 6
merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan
manajemen risiko dalam operasional Bank yang dilakukan terhadap 8
(delapan) risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko
37
reputasi. Penelitian ini mengukur factor Risk Profile dengan
menggunakan 2 indikator yaitu factor risiko kredit dengan
menggunakan rumus Non Performing Loan (NPL)/ Non Performing
Finance (NPF) dan perhitungan menggunakan risiko likuiditas Loan to
Deposit Ratio (LDR)/ Financing To Debt Ratio (FDR).
b. Good Corporate Governance (GCG)
Penilaian terhadap faktor GCG dalam pendekatan RGEC didasarkan ke
dalam tiga aspek utama yaitu, governance structure, governance
process, dan governance output. Berdasarkan ketetapan Bank Indonesia
yang disajikan dalam Laporan Pengawasan Bank (2012:36): governance
structure mencakup pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris dan Dewan Direksi serta kelengkapan dan pelaksanaan tugas
komite. Governance process mencakup fungsi kepatuhan bank,
penanganan benturan kepentingan, penerapan fungsi audit intern dan
ekstern, penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian
intern, penyediaan dana kepada pihak terkait dan dana besar, serta
rencana strategis bank. Aspek terakhir governance output mencakup
transaparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan
GCG yang memenuhi prinsip Transparancy, Accountability,
Responsibility, Indepedency, dan Fairness (TARIF)”.
c. Earnings (Rentabilitas)
Analisis rasio rentabilitas adalah alat untuk menganalisis atau mengukur
38
tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan (Margaretha, 2009:61).Dihitung dengan menggunakann
rasio Return on Assets ( ROA) yang dimana nilai diambil dari dari data
yang tertera dalam laporan keuangan Bank yang sudah dipublikasikan
dan/atau di Direktori Perbankan Indonesia (DPI) dalam bagian
perhitungan rasio keuangan.
d. Capital (Permodalan)
Peraturan bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Pasal 7 ayat 2 sebagaimana
dimaksud dalam pasal 6 huruf d meliputi penilaian terhadap tingkat
kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan. CAR adalah rasio
kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank
untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko
(Kasmir, 2009:198).
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Indikator Rasio
Risk Profile
Aktiva produktif adalah
semua aktiva yang dimiliki
oleh bank dengan maksud
untuk dapat memperoleh
NPL/NPF =
%100Kredit Total
BermasalahKredit x
39
penghasilan sesuai dengan
fungsinya. NPL merupakan
salah satu indikator
kesehatan kualitas aset
bank.
Rasio LDR menggambarkan
kemampuan bank membayar
kembali penarikan yang
dilakukan nasabah dengan
mengandalkan kredit yang
diberikan sebagai sumber
likuiditasnya.
%100KetigaPihak Dana
Kredit Total/ xFDRLDR
GCG Peraturan Bank Indonesia
No 13/1/2011 yang
mewajibkan bank-bank di
Indonesia memasukkan
faktor Good Corporate
Governance ke dalam salah
satu penilaian tingkat
kesehatan bank, maka
perusahaan dirasa sangat
perlu untuk memiliki
Indikator penilaian GCG
yaitu menggunakan bobot
penilaian berdasarkan nilai
komposit dari ketetapan
Bank Indonesia menurut
PBI No. 13/1/PBI/2011
Tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum.
40
tanggung jawab yang besar
dalam menjaga stabilitas
sistem perbankannya
sehingga dapat
memperoleh predikat
penerapan tata kelola
perusahaan yang sehat
(Good Corporate
Governance)
Earnings
Earnings (Rentabilitas)
yaitu kemampuan bank
dalam menciptakan laba
dengan menggunakan rasio
Return on Assets (ROA)
dan Net Interest Margin
(NIM)
100Aset Total rata-Rata
Pajak Sebelum LabaxROA
%100aset totalrata -Rata
Bersih Bunga PendapatanxNIM
Capital
Penilaian terhadap faktor
permodalan
meliputievaluasi terhadap
kecukupan permodalan
dankecukupan pengelolaan
%100 TertimbangAktivat
ModalxCAR
41
permodalan.
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.9/12/DPNP/2011
2. Dependent Variable (Variabel Tidak Bebas)
Variabel tidak bebas yang digunakkan dalam penelitian ini adalah tingkat
kesehatan kinerja keuangan bank yang merupakan variabel kategori untuk Bank BUMN
dan Bank Umum Swasta lainnya. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia
No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia
telah menetapkan sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko
menggantikan penilaian CAMELS yang dulunya diatur dalam PBI
No.6/10/PBI/2004. Pedoman perhitungan selengkapnya diatur dalam Surat Edaran
(SE) Bank Indonesia No/13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum. Tahap- tahap penilaian dalam metode RGEC boleh
disebut model penilaian kesehatan bank dengan sarat manajemen risiko. Apabila
CAMELS adalah penilaian terhadap Capital, Asset Quality, Management, Earning,
Liquidity & Sensitivity to Market Risk, dalam penilaian pendekatan RGEC menurut
Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 Pasal 7 faktor-faktor penilaiannya
adalah :
a. Risk Profile (Profil Risiko)
Penelitian ini mengukur faktor Risk Profile dengan menggunakan 2 indikator
yaitu faktor risiko kredit dengan menggunakan rumus Non Performing Loan
(NPL) dan perhitungan menggunakan risiko likuiditas Loan to Deposit Ratio
42
(LDR).
Tabel 3.3
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Risiko Kredit
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011
Kualitas Aktiva Produktif diproksikan dengan NPL. Rasio NPL menunjukkan
bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang
diberikan oleh bank. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL, maka
semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. NPL diperoleh
dengan rumus :
NPL/NPF = %100Kredit Total
BermasalahKredit x
Sumber: Jumingan,(2011:245)
Likuiditas diproksikan dengan LDR (Loan to Deposit Ratio). LDR merupakan
rasio kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga, yang dimaksudkan untuk
mengukur kemampuan bank dalam memenuhi pembayaran kembali deposito yang
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat <2%
2 Sehat 2%-3,5%
3 CukupSehat 3,5%-5%
4 Kurang Sehat 5%-8%
5 Tidak Sehat >8%
43
telah jatuh tempo kepada deposannya serta dapat memenuhi permohonan
kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan.
LDR/FDR= %100KetigaPihak Dana
Kredit Totalx
Sumber: Irmayanto dkk,(2009:90)
Tabel 3.4
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Risiko Likuiditas
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011
b. Good Corporate Governance (GCG)
Penilaian terhadap faktor GCG dalam pendekatan RGEC didasarkan ke
dalam tiga aspek utama yaitu, governance structure, governance process,
dan governance output.
Tabel 3.5
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen GCG
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat 70%-<85%
2 Sehat 60%-<70%
3 CukupSehat 85%-< 100%
4 Kurang Sehat 100%-120%
5 Tidak Sehat >120%-<60%
44
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.9/12/DPNP/2011
Berdasarkan ketetapan Bank Indonesia yang disajikan dalam Laporan
Pengawasan Bank (2012:36): “governance structure mencakup pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi serta kelengkapan dan
pelaksanaan tugas komite. Governance process mencakup fungsi kepatuhan bank,
penanganan benturan kepentingan, penerapan fungsi audit intern dan ekstern,
penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern, penyediaan dana
kepada pihak terkait dan dana besar, serta rencana strategis bank. Aspek terakhir
No. Aspek Yang Dinilai
1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
4 Penanganan Benturan Kepentingan
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
6 Penerapan Fungsi Audit Intern
7 Penerapan Fungsi Audit Extern
8 Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern
9 Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan
debitur besar (Large Exposure)
10 Transaparasi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank,
Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal
11 Rencana Strategis Bank
45
governance output mencakuptransaparansi kondisi keuangan dan non keuangan,
laporan pelaksanaan GCG yang memenuhi prinsip Transparancy, Accountability,
Responsibility, Indepedency, dan Fairness (TARIF)”.
1. Earnings (Rentabilitas)
Analisis rasio rentabilitas adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat
efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan
(Margaretha, 2009:61).
Penilaian terhadap faktor earnings didasarkan ada dua rasio yaitu:
ROA = 100Aset Total rata-Rata
Pajak Sebelum Labax %
Sumber: Siamat, (2005:213)
Aspek Earning diproksikan dengan ROA (Retun On Assets). ROA digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan total aset
(kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya
untuk mendanai aset tersebut.Semakin tinggi ROA, semakin besar pula
kemampuan tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan
suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Tabel 3.6
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Rentabilitas (ROA)
Peringkat Keterangan Kriteria
46
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011
Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio pendapatan bunga bersih
terhadap rata-rata total aset. Informasi keuangan yang dibutuhkan untuk
menghitung rasio ini adalah Pendapatan Bunga Bersih dan Rata-Rata Total
Aktiva Produktif. Pendapatan bunga bersih adalah pendapatan bunga setelah
dikurangi beban bunga.
NIM= %100aset totalrata -Rata
Bersih Bunga Pendapatanx
Sumber: Taswan,(2010:559)
1 Sangat Sehat Perolehan laba sangat tinggi (rasio ROA
diatas 2%)
2 Sehat Perolehan laba tinggi(rasio ROA
berkisarantara 1,26% sampai dengan 2%)
3 CukupSehat Perolehan laba cukup tinggi (rasio ROA
berkisar antara 0,51% sampai dengan
1,25%)
4 Kurang Sehat Perolehan laba rendah atau cenderung
mengalami kerugian (ROA mengarah
negatif, rasio berkisar 0% sampai dengan
0,5%)
5 Tidak Sehat Bank mengalami kerugian yang besar
(ROA negatif,
rasio dibawah 0%)
47
Sedangkan aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif yang
menghasilkan bunga (interest bearing asset), yaitu aktiva produktif yang
diklasifikasikan Lancar dan Dalam Perhatian Khusus.
Tabel 3.7
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Rentabiitas (NIM)
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011
2. Capital (Permodalan)
Dalam aspek ini yang dinilai adalah permodalan yang dimiliki oleh bank
yang didasarkan pada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian
tersebut didasarkan kepada CAR yang telahditetapkan oleh Bank Indonesia.
Perbandingan rasio CAR adalah rasio modal terhadap aktiva tertimbang
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat Margin bunga sangat tinggi (rasio diatas 5%)
2 Sehat Margin bunga bersih tinggi (rasio NIM berkisar
antara 2,01% sampai dengan 5%)
3 CukupSehat Margin bunga bersih cukup tinggi (rasio NIM
berkisar antara 1,5% sampai dengan
2%)
4 Kurang Sehat Margin bunga bersih rendah mengarah negatif
(rasio NIM berkisar 0% sampai dengan 1,49%)
5 Tidak Sehat Margin bunga bersih sangat rendah atau negatif
(rasio NIM dibawah 0%)
48
menurut risiko (ATMR). Sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia, maka perbankanharus mempunyai CAR minimal 8% (PBI No.
10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1). Menurut Peraturan BankIndonesia (2001),
bagi bank yang memiliki CAR dibawah 8%, maka bank tersebut dalam
pengawasan khusus Bank Indonesia. CAR adalah rasio kinerja bank untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko (Kasmir, 2009:198). Rasio ini
dirumuskan sebagai berikut:
CAR= %100 Tertimbang Aktiva
Modalx
Sumber: Taswan,(2010:540)
Tabel 3.8
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Faktor Permodalan
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat Rasio KPMM lebih tinggi sangat signifikan
dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan
dalam ketentuan (KPMM > 15%).
2 Sehat Rasio KPMM lebih tinggi cukup signifikan
dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan
dalam ketentuan (9%< KPMM ≤15%).
49
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011
Adapun predikat tingkat kesehatan Bank yang disesuaikan dengan
ketentuan dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini sebagai berikut:
1) Peringkat Komposit 1 (PK-1), mencerminkan kondisi bank yang secara
umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari kondisi bisnis dan faktor eksternal
lainnya.
2) Peringkat Komposit 2 (PK-2), mencerminkan kondisi bank yang secara
umum sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh
negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor
eksternal lainnya.
3) Peringkat Komposit 3 (PK-3), mencerminkan kondisi bank yang secara
3 CukupSehat Rasio KPMM lebih tinggi secara marjinal
dibandingkan dengan rasio
KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan (8% <
KPMM ≤ 9%).
4 Kurang
Sehat
Rasio KPMM di bawah ketentuan
yangberlaku (KPMM ≤ 8%).
5 Tidak Sehat Rasio KPMM dibawah ketentuan
yang berlaku dan bank cenderung
menjadi tidak solvable (KPMM
≤8%).
50
umum cukup sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan
faktor eksternal lainnya.
4) Peringkat Komposit 4 (PK-4), mencerminkan kondisi bank yang secara
umum kurang sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan
faktor eksternal lainnya.
5) Peringkat Komposit 5 (PK-5), mencerminkan kondisi bank yang secara
umum tidak sehat sehingga dinilai sangat tidak mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan
faktor internal lainnya.
E. Metode Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
a. Statistik Deskriptif mengambarkan tentang ringkasan data-data penelitian
seperti mean, standar deviasi, varian, modus, dan lainnya. Analisis ini
dilakukan untuk menghitung kinerja keuangan pada Bank BUMN ( Badan
Usaha Milik Negara) dan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN). Analisis
ini digunakan untuk memberi gambaran tentang komponen rasio
profil risiko (NPL/NPF, LDR/FDR), GCG, rasio rentabilitas (ROA,NIM/
NOM), dan rasio permodalan (CAR).
b. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S Test)
51
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk
mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis
menggunakan metode parametric, maka persyaratan normalitas harus
terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak
berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah
nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah statistik non
parametrik. Penilitian ini akan menggunakan uji Kolmogorove-Smirnov
karena uji ini digunakan untuk Mengetahui apakah data mengikuti
distribusi normal untuk masing – masing lima model RGEC. Uji
Kolmogrov-Smirnov dilakukan dengan membuat hipotesis:
Ho: Data normal
H1: Data tidak normal
(Priyanto, 2010)
Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikan > 0,05 (Priyanto,
2010). K-S test. Digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk
mengukur data berskala ordinal, interval ataupun rasio. Jika analisis
menggunakan metode parametric, maka persyaratan normalitas harus
terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak
berdistribusi normal, maka metode alternative yang bisa digunakan adalah
52
statistic non parametric. Yulius (2010) mengatakan bahwa K-S test
bertujuan untuk mengetahui kesesuaian data dengan distribusi normal atau
tidak. Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 maka normalitas data terpenuhi, dan
jika nilai Sig (2-tailed) < 0,05 maka normalitas data tidak terpenuhi. Jika
data berdistribusi Normal tahap selanjutnya akan dilakukan metode
Parametric Independent Sample T-Test. Sedangkan jika data tidak
berdistribusi normal tahap selanjutnya menggunakan metode non
Parametric Mann Whitney Test.
2. Uji Perbedaan (Difference)
a. Independent Sample T-Test
Metode parametric Independent Sample t-test merupakan metode statisctic
yang diterapkann pada data yang berdistribusi normal. Independent Sample t-test
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok
sampel yang tidak berhubungan dimana jika signifikasi > 0,05 maka Ho gagal ditolak
dan jika signifikasi < 0,05 maka Ho ditolak (Priyatno,2010). Menurut Priyatno
(2010), sebelum dilakukan Independent Sample t-test sebelumnya dilakukan uji
kesamaan varian (homogenitas) dengan uji F atau F test (Levene’s Test), artinya jika
varian sama , maka uji t atau Independent Sample t-test menggunakan Equal V.
Ariances Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda mengunakan
Equal Variances Not Assumed (diasumsikan varian berbeda).
b. Mann- Whitney-Test
Metode non-parametric Mann- Whitney-Test merupakan pengganti uji t dan
53
diterapkan pada data yang tidak berdistribusi normal. Uji merupakan uji untuk
mengetahui apakah ada perbedaan dari mean 2 (dua) variabel yang diuji dimana jika
probabilitas > 0,05 maka Ho gagal ditolak dan dimana jika probabilitas < 0,05 Ho
ditolak (Yulius,2010)
54
BAB IV
PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Pembahasan dan Peneletian
Didalam pemilihan Sampel penelitian ini adalah beberapa perbankan yaitu
sebanyak 3 (tiga) Bank BUMN terdiri dari 2 bank BUMN Konvensional (BRI,
Mandiri) dan satu Bank BUMN Syariah (BNIS) dan 3 (tiga) bank BUSN terdiri dari
2 Bank BUSN konvesional (CIMB NIAGA, Danamon) dan Bank BUSN Syariah
(Panin Syariah) tercatat di Bank Indonesia.
Tabel 4.1
Total aset masing-masing sampel Bank BUMN di BEI (Dalam jutaan rupiah)
Sumber : hasil penelitian 2017
Tabel 4.2
Total aset masing-masing sampel Bank Swasta di BEI (Dalam jutaan rupiah)
No Bank
Aset
Total Assets
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 BANK RAKYAT INDONESIA 469,899 551,337 626,101 801,985 878,426 1,003,644
4,331,392
2 BANK MANDIRI 551,891 635,618 733,099 855,039 910,063 1,038,708
4,724,418
3 BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH 8,466 10,645 14,708 19,492 23,017 28,314
104,642
No Bank Aset
Total Assets
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 CIMB NIAGA
166,801 197,412 218,866 233,162 238,849 241,571 1,296,661
2 DANAMON
142,292 155,791 184,338 195,821 188.057 174,086 852,516
55
Sumber : hasil penelitian 2017
Analisis Kinerja Keuangan
Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penilitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Net Perfoming Loan (NPL)/ Net Performing Financing (NPF) Tabel 4.3
Kinerja NPL Bank BUMN dan Bank BUSN
Periode 2011-2016
Sumber : data diolah(lampiran)
Nilai NPL pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 Bank BUMN dan
Bank BUSN mengalami fluktuasi. Secara umum kedua bank tersebut berada
pada posisi ideal, yaitu dibawah 5% yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan resiko kredit Bank BUMN
dan Bank BUSN dengan komposit nilai berada pada peringkat 1 (Sangat
Sehat).
b. Long Debt Ratio (LDR)
Bahwa rata-rata nilai LDR pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 Bank
3 PANIN Syariah
1,016 2,140 4,052 6,206 7,134.00 8,757 29,305
Bank
Tahun (%)
Rata-rata
2011 2012 2013 2014
2015
2016
Rata-rata BUMN 0.8225 0.5425 0.465 0.4675 0.645 1.0275 0.88222
Nilai Komposit 1 1 1 1 1 1 1
Rata-rata BUSN 0.38 0.25 0.57 0.588333 0.635 0.68666 1.036666
Nilai Komposit 1 1 1 1 1 1 1
56
BUMN mempunyai nilai LDR lebih kecil dibandingkan dengan Bank BUSN.
Tabel 4.4
Kinerja LDR Bank BUMN dan Bank BUSN
Periode 2011-2016
Sumber : data diolah 2017
Data diatas menunjukkan bahwa tingkat kemampuan Bank BUMN dalam
memenuhi kewajiban keuangannya harus segera dipenuhi lebih besar
dibandingkan dengan BUSN. Kewajiban tersebut berupa call money yang
harus dipenuhi pada saat adanya kewajiban kliring, dimana pemenuhannya
dilakukan dari aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan hasil
perhitungan diatas menunjukkan Resiko Likuiditas Bank BUMN dan Bank
BUSN berada pada peringkat 3 sehingga dapat diartikan bahwa kemungkinan
kerugian yang dihadapi Bank dari Resiko Likuiditas tergolong Cukup tinggi
selama periode waktu tertentu di masa datang.
Bank
Tahun (%)
Rata-rata
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rata-rata BUMN 56.6125 60.625 67.3425 64.075 66.4675 64.55 84.371
Nilai Komposit 3 3 3 3 3 3 3
Rata-rata BUSN 59.28 53.27 46.665 32.01 46.985 47.08 95.096
Nilai Komposit 3 3 3 3 3 3 3
57
c. Return On Assets (ROA)
Tabel 4.5
Kinerja ROA Bank BUMN dan Bank BUSN
Periode 2011-2016
Sumber : data diolah 2017
Nilai ROA pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 secara umum
Bank BUMN mengalami peningkatan setiap tahunnya. Semakin besar
nilai ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat
kembalian (return) semakin besar dan hal ini berarti profitabilitas
perusahaan meningkat,sehingga dampak akhirnya adalah profitabilitas
yang dinikmati oleh pemegang saham. Berdasarkan hasil perhitungan
diatas menunjukkan faktor rentabilitas untuk indikator ROA Bank BUMN
berada pada peringkat 1. Sedangkan Bank BUSN berada pada peringkat 2
.
Bank
Tahun (%)
Rata-rata
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rata-rata BUMN 2.3975 2.545 2.515 2.395 2.1925 1.8075 3.0783
Nilai Komposit 1 1 1 1 1 1 1
Rata-rata BUSN 1.2 1.528333 1.0483 0.7866 0.468333 0.61 1.8805
Nilai Komposit 1 1 1 1 1 1 1
58
d. Net Interest Margin (NIM)
Tabel 4.6
Kinerja NIM Bank BUMN dan Bank BUSN
Periode 2011-2016
Sumber : data diolah 2017
Pada Tabel di atas menunjukkan secara keseluruhan kinerja keuangan dari
segi kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya-biaya (NIM)
Bank BUMN dan Bank BUSN selama tahun 2011-2016 dikatakan baik,
karena nilainya diatas 2%. Namun, dilihat pada tabel di atas kinerja NIM
pada Bank BUMN lebih baik dibandingkan Bank BUSN. Berdasarkan
hasil perhitungan diatas menunjukkan faktor rentabilitas untuk indikator
NIM Bank BUMN dan Bank BUSN berada pada peringkat 1 yang
mencerminkan bahwa rentabilitas sangat memadai, laba melebihi target
dan mendukung permodalan baik.
d. Capital Adequate Ratio (CAR)
Tabel 4.7
Kinerja CAR Bank BUMN dan Bank BUSN
Bank
Tahun (%) Rata-
rata 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rata-rata BUMN 5.735 6.2575 5.935 5.65 5.57 5.72 7.7483
Nilai Komposit 1 1 1 1 1 1
Rata-rata BUSN 3.755 3.773333 3.2 3.02333 2.888333 3.263333 6.6344
Nilai Komposit 1 1 1 1 1 1
59
Periode 2011-2016
Sumber : data diolah 2017
Nilai CAR pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 secara umum
Bank BUMN mempunyai nilai CAR yang lebih tinggi dibandingkan
dengan Bank BUSN. Hal ini berarti kemampuan Bank BUMN semakin
baik untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang
berisiko dan mampu membiayai kegiatan operasional lebih besar dan
dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan faktor permodalan
Bank BUMN dan Bank BUSN berada pada peringkat 1 yang
mencerminkan bahwa bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan
yang sangat memadai terhadap profil risikonya, yang disertai dengan
pengelolaan permodalan yang sangat kuat sesuai dengan karakterikstik,
skala usaha bank.
Bank
Tahun (%)
Rata-rata
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rata-rata BUMN 12.7425 12.875 12.0375 13.335 13.6675 14.7975 17.656666
Nilai Komposit 1 1 1 1 1 1 1
Rata-rata BUSN 15.4566 11.04333 9.015 9.83 9.38 9.616667 21.447222
Nilai Komposit 1 1 1 1 1 1 1
60
B. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif mengambarkan tentang ringkasan data-data penelitian
seperti mean, standar deviasi, varian, modus, dan lainnya. Analisis ini dilakukan
untuk menghitung kinerja keuangan pada Bank BUMN ( Badan Usaha Milik Negara)
dan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN). Analisis ini digunakan untuk memberi
gambaran tentang komponen rasio profil risiko (NPL/NPF,LDR/FDR), GCG, rasio
rentabilitas (ROA,NIM/NOM), dan rasio permodalan (CAR). Berikut ini merupakan
tabel yang menunjukan hasil perbandingan nilai rata-rata antara Bank BUMN dan
Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) di tahun 2011-2016.
Tabel 4.8
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank BUMN dengan BUSN
Variabel
Rata-rata
(Mean) Bank BUMN
Rata-rata
(Mean) Bank BUSN
Keterangan
Risk Profile
0.8822
1.0367
Lebih bagus BUMN
Non Performing Loan
(NPL), Non Performing
Financing (NPF)
Loan to Deposit Ratio
(LDR), Finance to
Deposit Ratio (FDR)
84.372
95.097
Lebih bagus BUSN
Earnings
Return on Assets ( ROA) 3.0783
1.8806
Lebih bagus BUMN
Net Interest Margin
Lebih bagus BUMN
61
(NIM), Net Operational
Margin (NOM)
7.748
3.317
Capital
17.657
21.447
Lebih bagus BUSN Capital Adequate Ratio
(CAR)
Sumber : data diolah 2017
C. Analisis Hasil dan Interprestasi
1. Analisis Data
a. Analisis Risk Profile (Profil Resiko)
Dari aspek Risk Profil yang diukur oleh dua rasio, yaitu Kinerja
Keuangan Berdasarkan Non Performing Loan (NPL) dan Kinerja Keuangan
Berdasarkan Rata – rata Loan to Deposit Ratio kinerja keuangan menggunakan
rasio Non Performing Loan (NPL) pada bank pemerintah dan bank swasta
selama enam tahun dari 2011-2016. Untuk bank pemerintah memiliki NPL
sebesar 0,8822 sedangkan pada bank swasta sebesar 1,0367. Tampak bahwa
kinerja bank pada bank BUMN lebih baik dibandingkan pada bank BUSN. Dan
Kinerja Keuangan Berdasarkan Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk konvensional
dan Finance To Deposit Ratio (FDR) untuk Bank Syariah Rata-rata kinerja
keuangan bank menggunakan rasio ini pada bank BUMN dan bank swasta
selama enam tahun dari 2011-2016. Untuk bank BUMN memiliki LDR/ FDR
sebesar 84,372 sedangkan bank swasta memiliki LDR /FDR sebesar 95,096.
Tampak bahwa kinerja bank pada bank swasta lebih baik dibandingkan pada
62
bank BUMN.
b. Analisis Good Corporate Governance (GCG)
Berdasarkan faktor Good Corporate Governance (GCG), PT Bank Rakyat
Indonesia, Tbk pada tahun 2011 sampai dengan 2013 sudah memiliki dan
menerapkan tata kelola perusahaan dengan sangat baik. BRI telah menetapkan
dan mengaplikasikan aspek-aspek penilaian terhadap faktor GCG dengan sangat
baik dalam setiap kegiatan perseroan. Pelakanaan Good Corporate Governance
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan ketetapan Bank Indonesia serta
berjalan sangat efektif dan efisien. Penerapan Good Corporate Governance
secara konsisten telah memandu BRI dalam menjalankan operasional usaha
sehingga mampu meningkatkan kepercayaan stakeholders, corporate value dan
menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan. Hasil analisis self assessment Bank
BRI menunjukkan bahwa selama tahun 2011-2013 mendapat peringkat satu
dengan penerapan GCG secara umum sangat baik, Bank Mandiri mengalami
fluktuatif dalam penerapan GCG tahun 2011 dan 2013 mendapat predikat sangat
baik serta tahun 2012 Bank Mandiri mendapat predikat baik. GCG bank BTN
tahun 2011 dan 2012 mendapat predikat sangat baik dan ditahun berikutnya
mendapat predikat cukup baik, sedangkan Bank BNI tahun 2012 mendapat
peringkat satu dengan predikat sangat baik, dan tahun 2013 mendapat predikat
baik.
Berdasarkan hasil perhitungan GCG pada BUSN Devisa periode 2011-
2015 dari keenam bank berada dalam kondisi kinerja yang baik. Hal ini dapat
63
dibuktikan dari rata-rata peringkat GCG yang diperoleh pada periode 2011-2015
dari keenam BUSN Devisa tersebut berada pada peringkat pertama. Hal ini dapat
diindikasikan bahwa manajemen dan tata kelola dari kesembilan bank tersebut
memiliki kinerja yang baik dan diharapkan untuk terus melakukan perbaikan
secara berkelanjutan. Dari keenam bank tersebut yang memiliki kinerja terbaik
dalam periode 2011-2016 pada aspek GCG diperoleh Bank CIMB Niaga dan
kedua terbaik diperoleh Bank BCA.
c. Analisis Earnings (Rentabilitas)
Dari aspek Earnings yang diukur oleh dua rasio, yaitu Kinerja keuangan
berdasarkan rasio Return on Assets (ROA) Rata – rata kinerja keuangan
menggunakan rasio Return on Assets (ROA) pada bank pemerintah dan bank
swasta selama lima tahun dari 2011-2016. Untuk bank BUMN memiliki ROA
sebesar 3,078 sedangkan pada bank swasta sebesar 1,8805. Tampak bahwa kinerja
bank pada bank pemerintah lebih baik dibandingkan pada bank swasta. Dan
Kinerja keuangan berdasarkan rasio Net Interest Margin (NIM) Rata–rata Net
Interest Margin (NIM) pada bank pemerintah dan bank swasta selama Enam
tahun dari tahun 2011-2016. Dapat dilihat bahwa bank BUMN sebesar 7,74
sedangkan bank swasta hanya sebesar 6,634. Tampak bahwa kinerja bank
pemerintah lebih baik dibandingkan pada bank swasta. Hal ini terjadi karena
semakin besar rasio Net Interest Margin ( NIM) suatu bank, maka semakin besar
pula pendapatan bunga yang diterima oleh bank tersebut.
64
d. Analisa Capital (Permodalan)
Dari aspek Capital yang diukur oleh dua rasio, yaitu Kinerja keuangan
berdasarkan rasio Capital Adequate Ratio (CAR) Rata–rata Capital Adequate
Ratio (CAR) pada bank pemerintah dan bank swasta selama enam tahun dari
tahun 2011-2016. Dapat dilihat bahwa bank pemerintah sebesar 17,656
sedangkan bank swasta hanya sebesar 21,447. Tampak bahwa kinerja bank
swasta lebih baik dibandingkan pada bank BUMN. Hal ini terjadi karena
semakin besar rasio Capital Adequate Ratio (CAR) suatu bank, maka semakin
kuat juga pemodalan bank tersebut.
2. Uji Statistik
a. Uji Normalitas Data (Uji Kolmogorov-Smirnov)
Sebelum dilakukan uji beda terlebih dahulu dilakukan pengujian Kolmogorov-
Smirnov test yang bertujuan untuk mengetahui keselarasan/kesesuaian data dengan
distribusi normal atau tidak. Jika nilai Asymp Sig. (2-tailed) > 0,05 maka normalitas
data terpenuhi, dan jika nilai Asymp Sig. (2-tailed) < 0,05 maka normalitas data tidak
tepenuhi. Jika data berdistribusi normal, tahap selanjutnya akan dilakukan metode
parametric Indepedent Sample t-test. Sedangkan jika data tidak berdistribusi normal,
tahap selanjutnya menggunakan metode non parametric Mann Whitney test. Berikut
ini merupakan tabel yang menunjukkan hasil uji normalitas data (Uji Kolmogorov-
Smirnov).
65
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas data (Uji K-S)
Variabel Bank Signifikasi Uji-K S Keterangan
Non Performing Loan (NPL) BANK BUMN 0,008 Tidak Normal
BANK BUSN 0,160 Normal
Loan to Deposit Ratio (LDR) BANK BUMN 0,200 Normal
BANK BUSN 0,000 Tidak Normal
Return on Assets ( ROA) BANK BUMN 0,059 Normal
BANK BUSN 0,081 Normal
Net Interest Margin (NIM) BANK BUMN 0,005 Tidak Normal
BANK BUSN 0,054 Normal
Capital Adequate Ratio (CAR) BANK BUMN 0,200 Normal
BANK BUSN 0,000 Tidak Normal
Sumber : data diolah 2017
Berdasarkan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil uji normalitas data
dengan Kolmogorov Smirnov untuk kelima variabel diatas ada beberapa variabel yang
tidak normal, atau tidak memenuhi persyaratan uji normalitas.
b. Uji Mann Whitney Test
Berdasarkan hasil uji normalitas data (Uji Kolomogrov-Smirnov), pada kelima
variabel data tersebut ada beberapa variabel berdistribusi tidak normal sehingga untuk
tahap selanjutnya akan dilakukan uji Mann Whitney Test untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan
dimana signifikasi > 0,05 maka Ho diterima dan jika signifikasi <0,05 maka Ho
66
ditolak.
1. Analisis Pengujian Hipotesis (Risk Profile)
Ho = Tidak terdapat pengaruh signifikan antara perbedaan tingkat
kesehatan Bank BUMN dan Bank BUSN dalam aspek Risk Profile H1=
Terdapat pengaruh signifikan antara perbedaan tingkat kesehatan Bank
BUMN dan Bank BUSN dalam aspek Risk Profile
a. Non Performing Loan (NPL)
Bank BUMN mempunyai rata-rata (mean) rasio NPL/NPF sebesar
0,882%, lebih kecil dibandingkan mean rasio NPL Bank BUSN yang
sebesar 1,036 % Hal ini menunjukkan bahwa selama periode 2011-
2016 Bank BUMN dan Bank BUSN sama-sama mempunyai NPL/
NPF yang baik, karena jika mengacu pada ketentuan BI yang
menyatakan bahwa standar terbaik NPL adalah dibawah 5%, maka
Bank BUMN dan Bank BUSN masih berada pada kondisi ideal
karena memiliki nilai NPL dibawah ketentuan BI
Tabel 4.10
Hasil Uji Mann Whitney Test
JENIS BANK N Mean Rank Sum of Ranks
NPL BUMN 18 17.92 322.50
BUSN 18 19.08 343.50
Total 50
67
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
NPL 36 . 9594 . 66710 0.00 2.42
NPL
Mann-Whitney U 151.500
Wilcoxon W 322.500
Z -.332
Asymp. Sig. (2-tailed) .740
Sumber : data diolah 2017
Dari tabel diatas, terlihat bahwa Nilai U NPL adalah 151.500 dengan
probabilitas 0,740. Oleh karena probabilitas > 0,05, bahwa
dinyatakan Ho Diterima, atau dapat dikatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank BUMN dengan
kinerja Bank BUSN.
b. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Tabel 4.11
Hasil Uji Witney Test
JENIS BANK N
Mean
Rank Sum of Ranks
LDR BUMN 18 10.53 189.50
BUSN 18 26.47 476.50
Total 36
68
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
LDR 36 92.3572 15.23085 71.65 162.97
LDR
Mann-Whitney U 19.500
Wilcoxon W 190.500
Z -4.5090
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Sumber : data diolah 2017
Bank BUMN mempunyai rata-rata (mean) rasio LDR/ FDR sebesar
84,371%, lebih kecil dibandingkan mean rasio LDR Bank BUSN
yang sebesar 95,096%. Selain itu, jika mengacu pada ketentuan BI
yang menyatakan bahwa standart terbaik LDR adalah 85%-110%,
maka Bank BUSN dan Bank BUMN berada pada kondisi ideal.
Disamping itu, terlihat bahwa nilai U hitung untuk LDR adalah
19.500 dengan probabilitas 0,000. Oleh karena probabilitas < 0,05,
dapat dinyatakan bahwa, maka Ho ditolak atau dapat dikatakan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan
Bank BUMN dengan Bank BUSN
2. Analisis Pengujian Hipotesis (Earnings)
Ho = Tidak terdapat pengaruh signifikan antara perbedaan tingkat
kesehatan Bank BUMN dan Bank BUSN dalam aspek Earnings
H1= Terdapat pengaruh signifikan antara perbedaan tingkat kesehatan
69
Bank BUMN dan Bank BUSN dalam aspek Earnings
a. Return On Assets (ROA)
Bank BUMN mempunyai rata-rata (mean) rasio ROA sebesar
3,078%, lebih besar dibandingkan mean rasio ROA Bank BUSN
yang sebesar 1,880 %. Hal ini berarti bahwa selama periode 2011-
2016 Bank BUMN mempunyai ROA lebih baik dibanding dengan
Bank BUSN, karena semakin tinggi nilai ROA maka semakin bagus
kualitas bank tersebut.
Tabel 4.12
Hasil Uji Mann Whitney Test
JENIS BANK N
Mean
Rank Sum of Ranks
ROA BUMN 18 23.39 421.00
BUSN 18 13.61 245.00
Total 36
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
ROA 36 2.4794 1.32195 .47 5.15
ROA
Mann-Whitney U 74.000
Wilcoxon W 245.000
Z -2.784
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
70
Sumber : data diolah 2017
Disamping itu, terlihat bahwa Nilai U untuk ROA adalah
74.000 dengan probabilitas 0.005. Oleh karena probabilitas < 0.05,
maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara kinerja Bank BUMN dengan kinerja Bank
BUSN.
b. Net Interest Margin (NIM)
Berdasarkan statistik deskriptif dan pengujian nilai rata-rata
atau uji beda menunjukkan bahwa, nilai NIM dari Bank BUSN
menunjukkan nilai sebesar 7,748 sedangkan NIM Bank BUMN
menunjukkan nilai 6,634 , sehingga hasil ini menunjukkan bahwa
NIM Bank BUSN memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan
dengan NIM Bank BUMN .
Tabel 4.13
Hasil Uji Mann Whitney Test
JENIS BANK N
Mean
Rank Sum of Ranks
NIM BUMN 18 21.39 385.00
BUSN 18 15.61 281.00
Total 36
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
71
NIM 36 7.1914 1.90404 3.82 11.03
NIM
Mann-Whitney U 110.000
Wilcoxon W 281.000
Z -1.645
Asymp. Sig. (2-tailed) . 100
Sumber : data diolah 2017
Perbedaan nilai ini akan dikonfirmasi dengan melakukan pengujian
perbedaan. Berdasarkan uji beda, uji Mann Whitney U
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.100 yang berarti dapat
disimpulkan bahwa uji perbedaan nilai rata-rata menunjukkan hasil
tidak signifikan (> 5%) dengan nilai signifikansi sebesar 0.100, dan
dapat disimpulkan bahwa, perbedaan nilai NIM antara Bank BUMN
dan Bank BUSN adalah tidak terdapat perbedaan secara signifikan
(dalam hal ini Ho diterima).
3. Analisis Pengujian Hipotesis (Capital)
Ho = Tidak terdapat pengaruh signifikan antara perbedaan tingkat
kesehatan Bank BUMN dan Bank BUSN dalam aspek Capital
H1= Terdapat pengaruh signifikan antara perbedaan tingkat kesehatan
Bank BUMN dan Bank BUSN dalam aspek Capital
a. Capital Adequate Ratio (CAR)
Bank BUMN mempunyai rata-rata (mean) rasio CAR sebesar
72
17,659%, lebih kecil dibandingkan mean rasio CAR Bank BUSN
yang sebesar 21,227%.. Hal ini berarti bahwa selama periode 2011-
2016 Bank BUSN mempunyai CAR lebih baik dibanding dengan
Bank BUMN, karena semakin tinggi nilai CAR maka semakin
bagus kualitas bank tersebut
Tabel 4.14
Hasil Uji Mann Whitney Test
JENIS BANK N
Mean
Rank Sum of Ranks
CAR BUMN 18 16.50 297.00
BUSN 18 20.50 369.00
Total 36
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
CAR 36 19.5519 8.08860 13.16 61.98
CAR
Mann-Whitney U 126.000
Wilcoxon W 297.000
Z -1.139
Asymp. Sig. (2-tailed) . 255
Sumber : data diolah (2017)
Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan
bahwa standar terbaik CAR adalah 8%, maka Bank BUSN masih
73
berada pada kondisi ideal karena memiliki nilai CAR diatas
ketentuan BI. Dari tabel diatas, terlihatbahwa nilai hitung adalah
126.000 dengan probabilitas 0,255. Oleh karena probabilitas > 0,05,
maka Ho diterima atau dapat dikatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank BUMN dengan
kinerja Bank BUSN.
D. Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
1. Analisis Risk Profile (Profil Resiko)
Pengujian hipotesis 1 dan 2 dengan uji beda Mann Whitney Test
terhadap variabel profil resiko yaitu dengan indikator NPL/NPF dan
LDR/FDR dinyatakan tidak ada perbedaan signifikan kinerja keuangan kedua
bank ini, artinya H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak adanya perbedaan
signifikan ini menjelaskan baik Bank BUMN maupun Bank BUSN. yang
menunjukkan NPL tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
kesehatan bank tetapi LDR mempengaruhi secara signifikan.
2. Earnings (Rentabilitas)
Pengujian hipotesis 3 dengan uji beda Mann Whitney test terhadap
variabel rentabilitas yaitu dengan indikator ROA dan NIM. Pengujian pada
indikator NIM dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara
kinerja keuangan Bank BUMN dan Bank BUSN periode 2011-2015, artinya
H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak adanya perbedaan yang signifikan ini
menunjukkan bahwa kedua bank ini dapat mengelola secara efektif dan efisien
74
modal dan aset yang dimilikinya sehingga berpengaruh baik dalam perolehan
laba bersih. Hal ini sejalan dengan penelitian (Ramadhany ,Suhadak .Zahroh
Z.A,2015)" Analisis perbandingan penilaian tingkat kesehatan bank milik
pemerintah (BUMN) dan bank milik swasta (BUSN) dengan menggunakan
metode RGEC periode tahun 2011-2013" , hasil penelitian NIM berada pada
peringkat 1. Pengujian pada indikator ROA bahwa ada perbedaan signifikan
antara kinerja keuangan Bank BUMN dan Bank BUSN periode 2011-2015,
artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan ini
selaras dengan penelitian (Citra Hindayani, 2014) ROA yang memiliki
perbedaan signifikan antara bank devisa dan bank non devisa pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat kesehatan bank.
3. Capital (Modal)
Pengujian hipotesis 4 dengan uji beda Mann Whitney test terhadap
variabel modal yaitu CAR dinyatakan tidak ada perbedaan signifikan kinerja
keuangan kedua bank ini, artinya H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak adanya
perbedaan signifikan ini menjelaskan baik Bank BUMN maupun Bank BUSN
yang merupakan bank dalam kategori BUKU 4, sama-sama memiliki
kemampuan yang baik dalam menanggung risiko (kredit, pasar dan
operasional) yang ada dengan tetap menjaga kecukupan modal (CAR) pada
tingkat yang Sehat sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Bank Indonesia.
Hal ini juga dapat dibuktikan berdasarkan rata-rata rasio CAR periode
2011-2016, Bank BUMN ada diperingkat 1 (SEHAT) dengan nilai sebesar
75
17,656 %, dan rasio CAR Bank BUSN juga ada di peringkat 1 (SEHAT)
dengan nilai sebesar 21,447 %. Hasil penelitian ini sejalan dengan ini selaras
dengan penelitian Titik Aryati dan Shirin Balafif (2007) yang menunjukkan
CAR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesehatan
bank
76
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
a. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah :
1. Dari aspek Risk Profil yang diukur oleh dua rasio, yaitu Kinerja Keuangan
Berdasarkan Non Performing Loan (NPL)/ Non Performing Financing
(NPF) dan Rasio Loan Debt To Ratio (LDR) dan Finance Debt To Ratio
(FDR) Rata – rata kinerja keuangan menggunakan rasio Non Performing
Loan (NPL) pada bank BUMN dan bank BUSN selama enam tahun dari
2011-2016. Untuk bank BUMN memiliki NPL sebesar 0,882 sedangkan
pada bank BUSN sebesar 1,0367 Tampak bahwa kinerja bank pada bank
BUMN lebih baik dibandingkan pada bank Swasta, Untuk perhitungan
dengan rasio LDR/FDR bank BUMN memiliki LDR/ FDR sebesar 84,371
sedangkan bank swasta memiliki LDR /FDR sebesar 95,096, tampak bahwa
kinerja bank pada bank swasta lebih baik dibandingkan pada bank BUMN.
2. Berdasarkan faktor Good Corporate Governance (GCG), Tampak bahwa
kinerja bank pada bank swasta lebih baik dibandingkan pada bank
pemerintah. Berdasarkan hasil perhitungan GCG pada BUSN Devisa periode
2011-2016 dari keenam bank berada dalam kondisi kinerja yang baik. Hal ini
dapat dibuktikan dari rata-rata peringkat GCG yang diperoleh pada periode
2011-2016 dari ketiga BUSN Devisa tersebut berada pada peringkat
77
pertama. Hal ini dapat diindikasikan bahwa manajemen dan tata kelola dari
kesembilan bank tersebut memiliki kinerja yang baik dan diharapkan untuk
terus melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Dari ketiga bank tersebut
yang memiliki kinerja terbaik dalam periode 2011-2016 pada aspek GCG
diperoleh Bank CIMB Niaga dan kedua terbaik diperoleh Bank BCA.
3. Dari aspek Earnings yang diukur oleh dua rasio, yaitu Kinerja keuangan
berdasarkan rasio Return on Assets (ROA) Rata – rata kinerja keuangan
menggunakan rasio Return on Assets (ROA) pada bank BUMN dan bank
BUSN selama enam tahun dari 2011-2016. Untuk bank pemerintah memiliki
ROA sebesar 3,078 sedangkan pada bank swasta sebesar 1,880. Tampak
bahwa kinerja bank pada bank BUMN lebih baik dibandingkan pada bank
BUSN. Dan Kinerja keuangan berdasarkan rasio Net Interest Margin (NIM)
Rata–rata Net Interest Margin (NIM) pada bank BUMN dan bank BUSN
selama enam tahun dari tahun 2011-2016. Dapat dilihat bahwa bank BUMN
sebesar 7,748 sedangkan bank BUSN hanya sebesar 6,634. Tampak bahwa
kinerja bank BUMN lebih baik dibandingkan pada bank BUSN. Hal ini
terjadi karena semakin besar rasio Net Interest Margin ( NIM) suatu bank,
maka semakin besar pula pendapatan bunga yang diterima oleh bank
tersebut.
4. Dari aspek Capital yang diukur oleh rasio Capital Adequate Ratio (CAR)
Rata–rata Capital Adequate Ratio (CAR) pada bank BUMN dan bank BUSN
78
selama tahun dari tahun 2011-2016. Dapat dilihat bahwa bank BUMN
sebesar 17,656 sedangkan bank BUSN hanya sebesar 21,447. Tampak bahwa
kinerja bank BUMN lebih baik dibandingkan pada bank swasta. Hal ini
terjadi karena semakin besar rasio Capital Adequate Ratio (CAR) suatu
bank, maka semakin kuat juga pemodalan bank tersebut.
5. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada Bank BUMN dan BUSN ditinjau
dari dari aspek RGEC pada tahun 2011-2016, Selama periode 2011-2016 ,
Bank BUMN memiliki predikat komposit secara umum 'sangat baik' dan
mencerminkan kondisi bank yang secara umum 'sangat sehat'. Pada Bank
BUSN mencerminkan kondisi bank secara umum 'sehat'. Tingkat kesehatan
yang dimiliki Bank BUMN lebih baik daripada Bank BUSN, hal ini
dikarenakan nilai rata- rata ROA, NPL dan NIM yang di miliki bank BUMN
lebih baik dibandingkan dengan Bank BUSN. BUMN berusaha menjaga
perolehan laba dan pendapatan Menjaga Resiko Kredit. Sedangkan dari rasio
LDR, CAR yang lebih besar menunjukkan bahwa Bank BUSN cenderung
Menjaga likuiditasnya agar tetap rendah serta kecukupan modal yang
dimiliki.
B. Implikasi
1. Bagi Perbankan
a. Risk Profile
Rasio NPL dan LDR yang lebih besar menunjukkan bahwa BUSN
79
cenderung menjaga risiko kredit dan likuiditasnya agar tetap rendah . Bank
BUMN dapat meningkatkan nilai LDR yang dimiliki dengan melakukan
ekspansi kredit atau menjalani fungsi intermediasi kredit. Sedangkan Bank
BUSN diharapkan untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan LDR
yang sudah dimiliki.
b. Good Corporate Governance
Bagi perusahaan perbankan diharapkan dapat mengungkapkan GCG di
dalam perusahaannya dan bagi perusahaan yang sudah mengungkapkan
GCG diharapkan mengungkapkan GCG tersebut sesuai dengan tujuan
dikeluarkann GCG yaitu agar terciptanya perusahaan yang sehat dan bersih.
c. Earnings
Bank BUSN dapan meningkatkan nilai ROA dengan melakukan peningkatan
pendapatan nasional dan non operasional sehingga dapat meningkatkan laba.
Sedangkan untuk Bank BUMN, diharapkan dapat terus mempertahankan
laba yang sudah miliki.
d. Capital
Bank BUMN dapat meningkatkan nilai CAR dengan mengalokasikan
modalnya kesektor-sektor yang lebih menghasilkan pendapatan sehingga
dapat meningkatkan komponen permodalan. Sedangkan Bank BUSN
diharapkan mampu untuk terus mempertahankan dan meningkatkan CAR
yang sudah di miliki.
80
2. Bagi Investor
Untuk menarik minat nasabah dalam menabung di bank BUMN, maka
manajemen bank Pemerintah hendaknya meningkatkan kinerja keuangan
mereka agar calon nasabah tertarik untuk menggunakan jasa bank BUMN.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan di atas, maka dapat diberikan saran
sebagai berikut:
1. Pemilihan sampel penelitian sebaiknya dilakukan terhadap seluruh
perusahaan perbankan,sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan.
2. Perlu diupayakan peningkatan kinerja pada bank-bank swasta agar lebih
meningkatkan kinerjanya melalui peningkatan tabungan masyarakat.
3. Penelitian selanjutnya hendaknya mencoba meneliti berdasarkan Peraturan
Bank Indonesia Nomor: 13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan
bank umum metode baru melaksanakan penilaian tingkat kesehatan dengan
pendekatan metode Risk-based Bank Rating/ RBBR mulai 1 Juli 2011.
DAFTAR PUSTAKA
Adinda Putri Ramadhani, suhada, zahro za ( 2015), Analisis Perbandingan Tingkat
Kesehatan Bank Berdasarkan Risk Profile, Good Corporate Governance,
Earnings Dan Capital (RGEC) Pada Bank Konvensional BUMN Dan
Swasta (Study Pada Bank Umum Milik Negara dan Bank Swasta Nasional
Devisa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 - 2013)
Bella Puspita Sugari, Bambang Sunarko dan Yayat Giyatno (2015). Analisis
perbandingan tingkat kesehatan perbankan syariah dan konvensional dengan
menggunakan Metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance,
Earnings, Dan Capital) 2012-2014.
Heidy Arrvida Lasta, Zainul Arifin,dan Nila Firdausi Nuzula. (2014). "Analisis
Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC
(RiskProfile, Good Corporate Governance, Earnings,Capital). Studi pada
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Periode 2011-2013."Jurnal Administrasi
Bisnis. Vol. 13 No. 2 Agustus 2014. Universitas Brawijaya.
Jayanti Mandasari, 2015. " Analisis Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan Metode
RGEC Pada Bank BUMN Periode 2012-2013". E- Journal
IlmuAdministrasiBisnis,2015,3(2).363-374ISSN2355-5408, FISIP –
UNMUL.
Jean Trifena Patty, 2015. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada Bank BUMN Dan
BUMSN Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dengan Menggunakan
Metode RGEC Tahun 2011-2014”, Universitas Trisakti
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol.23 No.1 Juni 2015. Administrasi bisnis.
studentjournal.ub.ac.id
Kasmir, 2012.Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Khisti Minarrohmah, Fransisca Yaningwati, dan Nila Firdausi Nuzula. (2014).
"Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunkan Pendekatan RGEC
(Risk profile, Earnings, Good Corporate Governance, dan Capital)
(Studi pada PT. Bank Central Asia, Tbk Periode 2010-2012)." Jurnal
Administrasi Bisnis. Vol. 17 No. 1 Desember 2014. Universitas Brawijaya
Margareta, Farah.2014 Dasar-dasar Manajemen Keuangan. PT. Dian Rakyat, Jakarta
Merry Yuanita,2015 " Analisis Kinerja Bank Dengan Penerapan Metode Risk Based
Rating (Studi Pada Perbankan Swasta Yang Listing di BEI) ", Vol 3,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.
Packer Frank , Nikola Tarashev Rating methodologies for banks (2011) BIS Quarterly
Review, JEL classification: G21, G24, G28.
Peraturan Bank Indonesia. (2011). Peraturan Bank Indonesia No. 13/PBI/2011,
tentang tata cara penilaian kesehatan bank umum.
Ramadhany Putri, Suhadak, Zahroh Z.A "Analisis perbandingan penilaian tingkat
kesehatan bank milik pemerintah (BUMN) dan bank milik swasta(BUMS)
dengan menggunakan metode RGEC periode tahun 2011-2013. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB),Vol.23.No.1 Juni 2015
Santi Budi Utami (2015), Perbandingan Analisis CAMELS Dan RGEC Dalam
Menilai Tingkat Kesehatan Bank Pada Unit Usaha Syariah Milik
Pemerintah (Studi Kasus: PT Bank Negara Indonesia, TBK Tahun
2012-2013), Universitas Negeri Yogyakarta.
Sherty Junita (2015), Pengaruh KAP, BOPO dan FDR Terhadap Net Operating
Margin (NOM) Perbankan Sysariah 2010-2014. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Perihal: Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum. Jakarta: Bank Indonesia.
Surat Edaran Bank Indonesia. (2011). Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP
tanggal 25 Oktober 2011, tentang Matriks Perhitungan Analisis
Komponen Faktor Analisis RGEC untuk Bank Umum..
Sri Pujiyanti, Dr Ir. E. Susi Suhendra,MS,2009 "Analisis Kinerja Keungan Mengenai
Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel"(Studi
Kasus Pada PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank
Bukopin Tbk Periode 2006-2008) Vol.3 No,5 Universitas Gunadarma
Taswan. 2010. Manajemen Perbankan Konsep, Teknik & Aplikasi. Edisi II. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN
Titik, Aryati dan Shirin Balafif (2007) " Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kesehatan Bank Dengan Regresi Logit ". Jurnal The Winners, 08 (2).111-125
ISSN 1412
Toto dan Nuritomo. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba
Empat
Undang-undang. (1998). Undang-undang No. 10 Tahun 1998, tentang Perbankan.
Vincent Aebi, Gabriele Sabato, Markus Schmid (2011) Risk management, corporate
governance, and bank performance in the financial crisis. J. Bank Finance
(2011), doi:10.1016/j.jbankfin.2011.10.020
Www.idx.co.id
Yener Altunbas,Santiago Carbo, Edward P.M. Gardener, and Philip Molyneux (2007),
Examining the Relationships between Capital, Risk and Efficiency in
European Banking, J. Bank Finance (2011), European Financial
Management, Vol. 13, No. 1, 2007, 49–70.
Lampiran 1
Total Asset Bank BUMN Dan Bank BUSN Periode 2011-2016
Bank BUMN
(Dalam Milliaran Rupiah)
Bank BUSN
(Dalam Milliaran Rupiah)
No Bank
Assets
Total Assets Rata-Rata
(Mean) 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 BRI 469,899 551,337 626,101 801,985 878,426 1,003,644 4,331,392 721,899
2 MANDIRI 551,891 635,618 733,099 855,039 910,063 1,038,708 4,724,418 787,403
3 BNI Syariah 8,466 10,645 14,708 19,492 23,017 28,314 104,642 17,440
No Bank
Assets
Total Assets Rata-Rata
(Mean) 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 CIMB NIAGA 166,801 197,412 218,866 233,162 238,849 241,571 1,296,661 216,110
2 DANAMON 142,292 155,791 184,338 195,821 188.057 174,086 852,516 142,086
3 PANIN Syariah 1,016 2,140 4,052 6,206 7,134.00 8,757 29,305 4,884
L-1
Lampiran 2
Kinerja Keuangan Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) periode 2011-2016
Kinerja Keuangan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) periode 2011-2016
No BUMN Tahun NPL
(%)
LDR
(%)
ROA
(%)
NIM(
%)
CAR
(%)
1
BRI
2011 0.42 76.2 4.93 9.58 14.96
2012 0.38 79.85 5.15 8.42 16.95
2013 0.36 88.54 5.03 8.55 16.99
2014 0.39 81.68 4.74 8.51 18.31
2015 0.52 86.88 4.19 8.13 20.59
2016 1.09 87.77 3.84 8.27 22.91
2
MANDIRI
2011 0.45 71.65 3.37 5.29 15.34
2012 0.37 77.66 3.55 5.58 15.48
2013 0.37 82.97 3.66 5.68 14.93
2014 0.44 82.02 3.57 5.94 16.6
2015 0.6 87.05 3.15 5.9 18.6
2016 1.38 85.86 1.95 6.29 21.36
3
BNI syariah
2011 2.42 78.6 1.29 8.07 20.67
2012 1.42 84.99 1.48 11.03 19.07
2013 1.13 97.86 1.37 9.51 16.23
2014 1.04 92.6 1.27 8.15 18.43
2015 1.46 91.94 1.43 8.25 15.48
2016 1.64 84.57 1.44 8.32 14.92
No BUSN Tahun
NPL
(%)
LDR
(%)
ROA
(%)
NIM(%
)
CAR
(%)
1
CIMB NIAGA
2011 1.46 94.41 2.85 5.63 13.16
2012 1.11 95.04 3.18 5.87 15.16
2013 1.55 94.49 2.76 5.34 15.36
2014 1.94 99.46 1.33 5.36 15.58
2015 1.59 97.98 0.47 5.21 16.28
2016 2.16 98.38 1.09 5.64 17.96
L-2
2
DANAMON
2011 0 98.3 2.6 9.9 17.6
2012 0.2 100.7 2.7 10.1 18.9
2013 1.1 95.1 2.5 9.6 17.9
2014 1.3 92.6 1.4 8.4 17.8
2015 1.92 87.5 1.2 8.3 19.7
2016 1.96 91.01 1.45 8.9 21.5
3
PANIN Syariah
2011 0.82 162.97 1.75 7 61.98
2012 0.19 123.88 3.29 6.67 32.2
2013 0.77 90.4 1.03 4.26 20.83
2014 0.29 94,43 1.99 4.38 25.6
2015 0.3 96.43 1.14 3.82 20.3
2016 0 93.09 1.12 5.04 18.24
L-2
Lampiran 3
Descriptive Statistics
BANK BUMN
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic
NPL 18 2.06 .36 2.42 .8822 .14047 .59597 .355
LDR 18 26.21 71.65 97.86 84.3717 1.50610 6.38982 40.830
ROA 18 3.88 1.27 5.15 3.0783 .34116 1.44741 2.095
NIM 18 5.74 5.29 11.03 7.7483 .37919 1.60878 2.588
CAR 18 7.99 14.92 22.91 17.6567 .58311 2.47391 6.120
JENIS BANK 18 0 1 1 1.00 .000 .000 .000
Valid N (listwise) 18
BANK BUSN
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic
NPL 18 2.16 .00 2.16 1.0367 .17455 .74054 .548
LDR 18 75.47 87.50 162.97 100.3428 4.09426 17.37047 301.733
ROA 18 2.82 .47 3.29 1.8806 .20322 .86220 .743
NIM 18 6.28 3.82 10.10 6.6344 .48413 2.05401 4.219
CAR 18 48.82 13.16 61.98 21.4472 2.59243 10.99875 120.973
Valid N (listwise) 18
L-3
Lampiran 4
BUMN
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NPL LDR ROA NIM CAR
N 18 18 18 18 18
Normal Parametersa,b
Mean .8822 84.3717 3.0783 7.7483 17.6567
Std. Deviation .59597 6.38982 1.44741 1.60878 2.47391
Most Extreme Differences Absolute .238 .090 .199 .246 .162
Positive .238 .090 .199 .151 .162
Negative -.190 -.068 -.135 -.246 -.134
Test Statistic .238 .090 .199 .246 .162
Asymp. Sig. (2-tailed) .008c .200
c,d .059
c .005
c .200
c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
BUSN
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NPL LDR ROA NIM CAR
N 18 18 18 18 18
Normal Parametersa,b
Mean 1.0367 619.7078 1.8806 6.6344 21.4472
Std. Deviation .74054 2202.07146 .86220 2.05401 10.99875
Most Extreme Differences Absolute .173 .527 .191 .201 .331
Positive .173 .527 .191 .201 .331
Negative -.106 -.405 -.153 -.125 -.228
Test Statistic .173 .527 .191 .201 .331
Asymp. Sig. (2-tailed) .160c .000
c .081
c .054
c .000
c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
L-4
Lampiran 5
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
NPL 36 .9594 .66710 .00 2.42
LDR 36 92.3572 15.23085 71.65 162.97
ROA 36 2.4794 1.32195 .47 5.15
NIM 36 7.1914 1.90404 3.82 11.03
CAR 36 19.5519 8.08860 13.16 61.98
JENIS BANK 36 1.50 .507 1 2
Test Statisticsa
NPL LDR ROA NIM CAR
Mann-Whitney U 151.500 19.500 74.000 110.000 126.000
Wilcoxon W 322.500 190.500 245.000 281.000 297.000
Z -.332 -4.509 -2.784 -1.645 -1.139
Asymp. Sig. (2-tailed) .740 .000 .005 .100 .255
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .743b .000
b .005
b .104
b .265
b
a. Grouping Variable: JENIS BANK
b. Not corrected for ties.
Ranks
JENIS BANK N Mean Rank Sum of Ranks
NPL BUMN 18 17.92 322.50
BUSN 18 19.08 343.50
Total 36
LDR BUMN 18 10.53 189.50
BUSN 18 26.47 476.50
Total 36
ROA BUMN 18 23.39 421.00
BUSN 18 13.61 245.00
Total 36
NIM BUMN 18 21.39 385.00
BUSN 18 15.61 281.00
Total 36
CAR BUMN 18 16.50 297.00
BUSN 18 20.50 369.00
Total 36
L-5
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NPL LDR ROA NIM CAR
N 18 18 18 18 18
Normal Parametersa,b
Mean .8822 84.3717 3.0783 7.7483 17.6567
Std. Deviation .59597 6.38982 1.44741 1.60878 2.47391
Most Extreme Differences Absolute .238 .090 .199 .246 .162
Positive .238 .090 .199 .151 .162
Negative -.190 -.068 -.135 -.246 -.134
Test Statistic .238 .090 .199 .246 .162
Asymp. Sig. (2-tailed) .008c .200
c,d .059
c .005
c .200
c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NPL LDR ROA NIM CAR
N 18 18 18 18 18
Normal Parametersa,b
Mean 1.0367 619.7078 1.8806 6.6344 21.4472
Std. Deviation .74054 2202.07146 .86220 2.05401 10.99875
Most Extreme Differences Absolute .173 .527 .191 .201 .331
Positive .173 .527 .191 .201 .331
Negative -.106 -.405 -.153 -.125 -.228
Test Statistic .173 .527 .191 .201 .331
Asymp. Sig. (2-tailed) .160c .000
c .081
c .054
c .000
c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Ranks
JENIS BANK N Mean Rank Sum of Ranks
NPL BUMN 18 17.92 322.50
BUSN 18 19.08 343.50
Total 36
LDR BUMN 18 10.53 189.50
BUSN 18 26.47 476.50
Total 36
ROA BUMN 18 23.39 421.00
BUSN 18 13.61 245.00
Total 36
NIM BUMN 18 21.39 385.00
BUSN 18 15.61 281.00
Total 36
CAR BUMN 18 16.50 297.00
BUSN 18 20.50 369.00
Total 36
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
NPL 36 .9594 .66710 .00 2.42
LDR 36 92.3572 15.23085 71.65 162.97
ROA 36 2.4794 1.32195 .47 5.15
NIM 36 7.1914 1.90404 3.82 11.03
CAR 36 19.5519 8.08860 13.16 61.98
JENIS BANK 36 1.50 .507 1 2
Test Statisticsa
NPL LDR ROA NIM CAR
Mann-Whitney U 151.500 19.500 74.000 110.000 126.000
Wilcoxon W 322.500 190.500 245.000 281.000 297.000
Z -.332 -4.509 -2.784 -1.645 -1.139
Asymp. Sig. (2-tailed) .740 .000 .005 .100 .255
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .743b .000
b .005
b .104
b .265
b
a. Grouping Variable: JENIS BANK
b. Not corrected for ties.