digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Saya yang bertanda tangan di bawah...
-
Upload
hoangthuan -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Saya yang bertanda tangan di bawah...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGGUNAAN METODE PERMAINAN
PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
SISWA KELAS V SD NEGERI 3 TAMANWINANGUN
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
AHMAD SAEFUDIN
X7210005
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
November 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Ahmad Saefudin
NIM : X 7210005
Jurusan/Program Studi : S1 PGSD
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGGUNAAN METODE
PERMAINAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA
KELAS V SD NEGERI 3 TAMANWINANGUN TAHUN AJARAN
2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu,
sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, November 2012
Yang membuat pernyataan
Ahmad Saefudin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGGUNAAN METODE PERMAINAN
PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
SISWA KELAS V SD NEGERI 3 TAMANWINANGUN
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
AHMAD SAEFUDIN
X7210005
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
November 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, November 2012
Pembimbing I
Drs. Suhartono, M.Pd.
NIP 19620520 198803 1 003
Pembimbing II
Kartika Chrysti S, M.Si.
NIP 19770401 200604 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Kamis
Tanggal : 29 November 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama terang Tanda tangan
Ketua : Drs. Imam Suyanto, M.Pd. ……………….
Sekretaris : Drs. Suripto, M.Pd. ……………….
Anggota I : Drs. Suhartono, M.Pd. ……………….
Anggota II : Kartika Chrysti S, M.Si. ……………….
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Ahmad Saefudin. PENGGUNAAN METODE PERMAINAN PADA
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SD NEGERI 3
TAMANWINANGUN TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskipsikan langkah-langkah
penggunaan metode permainan pada pembelajaran Bahasa Inggris siswa kelas V
SD Negeri 3 Tamanwinangun tahun ajaran 2011/2012 dan meningkatkan
pembelajaran Bahasa Inggris siswa kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun tahun
ajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan setiap siklus terdiri perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa
kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun yang berjumlah 37 siswa. Sumber data
berasal dari siswa, teman sejawat, kepala sekolah, peneliti dan, dokumen. Teknik
pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara dan tes. Validitas data
menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik pengumpulan data.
Analisis data menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan analisis data
kualitatif, meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan atau
verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan metode
permainan dapat meningkatkan pembelajaran dan hasil belajar Bahasa Inggris
siswa kelas V.
Simpulan penelitian ini (1) langkah-langkah penggunaan metode
permainan pada pembelajaran Bahasa Inggris siswa kelas V SD Negeri 3
Tamanwinangun tahun ajaran 2011/2012 adalah a) menentukan topik/materi
permainan, b) menyiapkan alat dan bahan permainan, c) menyusun petunjuk atau
langkah permainan, d) menjelaskan maksud dan tujuan permainan, e) membagi
siswa dalam individu atau kelompok, f) pelaksanaan kegiatan permainan, g)
melaporkan hasil permainan, h) memberikan kesimpulan mengenai konsep dalam
tujuan pembelajaran, (2) penggunaan metode permainan dapat meningkatkan
proses pembelajaran dan hasil belajar Bahasa Inggris, penggunaan metode
permainan dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar Bahasa
Inggris siswa kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun tahun ajaran 2011/2012.
Dibuktikan dengan adanya peningkatan pada pelaksanaan tindakan siklus I sampai
siklus III hingga indikator kinerja penelitian dapat tercapai.
Kata kunci: metode, permainan, pembelajaran Bahasa Inggris
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Ahmad Saefudin. THE USING OF GAME METHOD AT ENGLISH
LEARNING OF V GRADE STUDENT TAMANWINANGUN 3 STATE
ELEMENTARY SCHOOL IN ACADEMIC YEAR 2011/2012. Skripsi, Faculty
of Education and Teacher Training Of Sebelas Maret Unversity. 2012.
The purpose of this research is to improve study of English of V grade
student Tamanwinangun 3 state elementary school in academic year 2011/2012
and describe usage of game method at study of English of V grade student
Tamanwinangun 3.
This research represent research of classroom action research (CAR).
Research executed in three cycle, with each cycle compose planning, action,
observation, and reflection. Research subject is V grade student Tamanwinangun
3 state elementary school amounting to 37 student. Source of data come from
student, coleage, headmaster, and researcher, document. Technique data
collecting is with observation, and interview of tes. Data validity use data
technique triangulation. Data analysis use technique analyse quantitative data
and data analysis qualitative, presentation of data, and verification.
Result of research indicate that the usage of game method can improve
result and English learning at V grade student.
This Research node (1) steps usage of game method at study of English of
V grade student Tamanwinangun 3 in academy year 2011 / 2012 is a) determine
topic/game items, b) prepare game materials and appliance, c) compile game step
or guide, d) explain game purposes and objectives, e) divide student in individual
or group of people, f) execution of activity of game, g) report result of game, h)
give conclusion concerning concept in target of study, (2) usage of game method
can improve study process and result learn English, usage of game method can
improve study process and result learn English class student of V SD Country 3
Tamanwinangun school year 2011 / 2012. Proved with existence of the execution
of cycle action of I until cycle of III till research performance indicator can reach.
Keyword: method, game, English learning
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
# Aku Bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah, dan Aku Bersaksi bahwa Nabi
Muhammad adalah Utusan Allah
# Insya Allah orang yang bersabar akan dicukupkan nikmatnya dengan tiada
henti-hentinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Sebuah bentuk kerja keras yang penuh dengan doa semoga apa yang
dihasilkan bermanfaat dunia akhirat. Semua ini kupersembahkan untuk:
1. Kedua orangtuaku. Orang yang telah dipercaya oleh Allah untuk
membimbingku di kehidupan dunia ini menuju kehidupan di akhirat kelak.
2. Semua teman-teman yang telah membantu.
3. Semua orang yang telah berjasa dalam hidupku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, isnpirasi, dan kemuliaan. Atas kehendakNya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGGUNAAN METODE
PERMAINAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA
KELAS V SD NEGERI 3 TAMANWINANGUN TAHUN AJARAN
2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu
Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta;
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta;
3. Ketua Program S1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret;
4. Sekretaris Program S1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret;
5. Koordinator Pelaksana Program PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen;
6. Sekretaris Pelaksana Program S1 PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen;
7. Drs. Suhartono, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana serta memberikan
dorongan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini;
8. Kartika Chrysti Suryandari, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana, mulai
dari penyusunan proposal hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
9. Hj. Sholikhatun, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri 3 Tamanwinangun, yang
telah membantu pelaksanaan penelitian;
10. Kedua Orang Tua yang telah memberikan doa dan dukungan yang terus
mengalir tiada henti;
11. Endang Sri Redjeki, S.Pd.SD selaku Guru kelas V SD Negeri 3
Tamanwinangun yang telah membantu pelaksanaan penelitian;
12. Dewan guru SD Negeri 3 Tamanwinangun yang telah mendukung
pelaksanaan penelitian;
13. Semua pihak yang turut membantu dan memberikan masukan dalam
penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun
diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga
dunia pendidikan.
Surakarta, November 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka .......................................................................... 5
1. Peningkatan Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas V SD ... 5
2. Penggunaan Metode Permainan ........................................ 17
B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 24
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 25
D. Hipotesis Tindakan................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 27
1. Tempat Penelitian .............................................................. 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
2. Waktu Penelitian ............................................................... 28
B. Subjek Penelitian ..................................................................... 30
C. Data dan Sumber Data ............................................................ 30
1. Siswa ....................................................................... ......... 30
2. Teman Sejawat atau guru .................................................. 30
3. Kepala Sekolah .................................................................. 30
4. Peneliti ............................................................................... 30
5. Dokumen ........................................................................... 31
D. Pengumpulan Data .................................................................. 31
1. Teknik Pengumpulan Data .................................. ............. 31
2. Alat Pengumpulan Data .......................................... .......... 32
E. Uji Validitas Data ..................................................................... 36
F. Analisis Data ........................................................................... 37
1. Reduksi Data ..................................................................... 37
2. Penyajian Data .................................................................. 37
3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi .............................. 38
G. Indikator Kinerja Penelitian .................................................... 38
H. Prosedur Penelitian .................................................................. 39
1. Siklus I .............................................................................. 40
2. Siklus II ............................................................................. 41
3. Siklus III ............................................................................ 43
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan ............................................................. 44
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I ..................................... 45
2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II .................................... 101
3. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus III ................................... 150
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus .............................. 197
D. Pembahasan ............................................................................. 201
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................. 207
B. Implikasi .................................................................................. 207
C. Saran ........................................................................................ 208
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 211
LAMPIRAN .................................................................................................... 213
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Alur Kerangka Berpikir .......................................................................... 26
3.1. Rincian Waktu Penelitian ..................................................................... 29
3.2. Tahapan Pelaksanaan dalam Penelitian Tindakan Kelas ....................... 40
4.1. Histogram Perbandingan Persentase Penilaian Proses ........................... 199
4.2. Grafik Rata-rata Kelas Hasil Belajar ...................................................... 200
4.3. Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar ............................. 201
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Kisi-kisi Penyusunan Lembar Observasi Guru ..................................... 33
3.2. Kisi-kisi Penyusunan Lembar Observasi Siswa .................................... 34
3.3. Kisi-kisi Penyusunan Lembar Wawancara terhadap Observer .............. 34
3.4. Kisi-kisi Penyusunan Lembar Wawancara terhadap Siswa ................... 35
3.5. Kisi-kisi Penyusunan Lembar Penilaian Proses .................................... 36
3.6. Kisi-kisi Penyusunan Lembar Tes ......................................................... 36
4.1. Distribusi Frekuensi Data Kondisi Awal ............................................... 44
4.2. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang Dilakukan
Guru pada Pertemuan Pertama Siklus I ................................................. 48
4.3. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan yang
Dilakukan Guru pada Pertemuan Pertama Siklus I ............................... 50
4.4. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan Pertama Siklus I ................................................................... 53
4.5. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Metode
Permainan Pertemuan Pertama Siklus I .................................................. 55
4.6. Hasil Persentase Penilaian Proses Pertemuan Pertama Siklus I ............ 58
4.7. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang Dilakukan
Guru pada Pertemuan Kedua Siklus I .................................................... 67
4.8. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan yang
Dilakukan Guru pada Pertemuan Kedua Siklus I .................................. 69
4.9. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan Kedua Siklus I ..................................................................... 71
4.10. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Metode
Permainan Pertemuan Kedua Siklus I .................................................... 73
4.11. Hasil Persentase Penilaian Proses Pertemuan Kedua Siklus I ............... 75
4.12. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang Dilakukan
Guru pada Pertemuan Ketiga Siklus I ................................................... 85
4.13. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan yang
Dilakukan Guru pada Pertemuan Ketiga Siklus I .................................. 86
4.14. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan Ketiga Siklus I ..................................................................... 89
4.15. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Metode
Permainan Pertemuan Ketiga Siklus I .................................................... 91
4.16. Hasil Persentase Penilaian Proses Pertemuan Ketiga Siklus I............... 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
4.17. Persentase Ketuntasan dan rata-rata Kelas pada Siklus I ....................... 95
4.18. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang Dilakukan
Guru pada Pertemuan Pertama Siklus II ................................................. 105
4.19. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan yang
Dilakukan Guru pada Pertemuan Pertama Siklus II .............................. 106
4.20. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan Pertama Siklus II .................................................................. 109
4.21. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Metode
Permainan Pertemuan Pertama Siklus II ................................................ 111
4.22. Hasil Persentase Penilaian Proses Pertemuan Pertama Siklus II ........... 113
4.23. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang Dilakukan
Guru pada Pertemuan Kedua Siklus II ................................................... 122
4.24. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan yang
Dilakukan Guru pada Pertemuan Kedua Siklus II ................................. 123
4.25. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan Kedua Siklus II ..................................................................... 125
4.26. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Metode
Permainan Pertemuan Kedua Siklus II ................................................... 127
4.27. Hasil Persentase Penilaian Proses Pertemuan Kedua Siklus II ............. 129
4.28. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang Dilakukan
Guru pada Pertemuan Ketiga Siklus II ................................................... 137
4.29. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan yang
Dilakukan Guru pada Pertemuan Ketiga Siklus II ................................ 138
4.30. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan Ketiga Siklus II ..................................................................... 140
4.31. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Metode
Permainan Pertemuan Ketiga Siklus II ................................................... 142
4.32. Hasil Persentase Penilaian Proses Pertemuan Ketiga Siklus II ............. 144
4.33. Persentase Ketuntasan dan rata-rata Kelas pada Siklus II ...................... 145
4.34. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang Dilakukan
Guru pada Pertemuan Pertama Siklus III ............................................... 153
4.35. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan yang
Dilakukan Guru pada Pertemuan Pertama Siklus III .............................. 154
4.36. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan Pertama Siklus III ................................................................. 157
4.37. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Metode
Permainan Pertemuan Pertama Siklus III ............................................... 159
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
4.38. Hasil Persentase Penilaian Proses Pertemuan Pertama Siklus III ......... 161
4.39. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang Dilakukan
Guru pada Pertemuan Kedua Siklus III .................................................. 168
4.40. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan yang
Dilakukan Guru pada Pertemuan Kedua Siklus III ................................ 169
4.41. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan Kedua Siklus III .................................................................... 172
4.42. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Metode
Permainan Pertemuan Kedua Siklus III .................................................. 174
4.43. Hasil Persentase Penilaian Proses Pertemuan Kedua Siklus III ........... 176
4.44. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang Dilakukan
Guru pada Pertemuan Ketiga Siklus III .................................................. 183
4.45. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan yang
Dilakukan Guru pada Pertemuan Ketiga Siklus III ................................ 184
4.46. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan Ketiga Siklus III.................................................................... 187
4.47. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Metode
Permainan Pertemuan Ketiga Siklus III ................................................. 189
4.48. Hasil Persentase Penilaian Proses Pertemuan Ketiga Siklus III ............ 191
4.49. Persentase Ketuntasan dan rata-rata Kelas pada Siklus III ..................... 192
4.50. Perbandingan Persentase Penilaian Proses ............................................. 198
4.51. Perbandingan Rata-rata Kelas Hasil Belajar .......................................... 199
4.52. Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar ........................................ 200
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Pembelajaran .............................................................................. 213
2. Lembar Observasi Pengamatan Guru Siklus I, II, dan III ...................... 217
3. Deskriptor Penilaian Lembar Observasi Pengamatan Guru .................. 218
4. Lembar Observasi Pengamatan Siswa Siklus I, II, dan III ..................... 223
5. Deskriptor Penilaian Lembar Observasi Pengamatan Siswa .................. 224
6. Lembar Wawancara Terhadap Observer ............................................... 228
7. Lembar Wawancara Terhadap Siswa .................................................... 229
8. Skenario Pembelajaran .......................................................................... 232
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I, II, dan III ....................... 257
10. Rekapitulasi Daftar Hadir Siswa Siklus I, II, dan III .............................. 313
11. Rekapitulasi Hasil Penilaian Proses Siklus I, II, dan III ......................... 315
12. Rekapitulasi Penilaian Hasil Kondisi Awal, Siklus I, II, dan III ............ 320
13. Rekapitulasi Hasil Observasi Pengamatan Guru ................................... 321
14. Rekapitulasi Hasil Observasi Pengamatan Siswa ................................... 324
15. Contoh Hasil Observasi Pengamatan Guru ............................................ 327
16. Contoh Hasil Observasi Pengamatan Siswa ........................................... 328
17. Contoh Hasil Wawancara terhadap Observer ......................................... 329
18. Contoh Hasil Wawancara terhadap Siswa .............................................. 330
19. Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa ......................................................... 333
20. Contoh Hasil Evaluasi Siswa .................................................................. 334
21. Foto Pembelajaran pada Pratindakan...................................................... 335
22. Foto Pembelajaran pada Siklus I ............................................................ 336
23. Foto Pembelajaran pada Siklus II ........................................................... 337
24. Foto Pembelajaran pada Siklus III .......................................................... 338
25. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ................................ 339
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan penting
terutama dalam pengungkapan pikiran seseorang atau merupakan sarana untuk
berfikir, menalar dan menghayati kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari tidak
ada seorangpun yang dapat meninggalkan bahasa karena selain sebagai sarana
berpikir bahasa juga digunakan sebagai alat komunikasi.
Kemampuan berkomunikasi seseorang dalam berbahasa meliputi 4 aspek
yaitu aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Untuk dapat
melakukan kegiatan komunikasi tersebut diperlukan penguasaan kosakata dalam
jumlah yang cukup. Kosakata merupakan alat utama yang harus dimiliki
seseorang yang akan belajar bahasa, sebab kosakata berfungsi untuk membentuk
kalimat dan mengutarakan isi pikiran serta perasaan dengan sempurna baik secara
lisan maupun tulisan.
Kosakata memegang peranan yang sangat penting bagi siswa dalam
mempelajari bahasa Inggris. Kelancaran siswa dalam mempelajari bahasa Inggris
tergantung dari penguasaan kosakata atau banyaknya kosakata yang mereka
miliki. Kosakata yang cukup dapat dijadikan modal bagi siswa dalam memahami
bahasa Inggris. Penguasaan kosakata bahasa Inggris pada usia sekolah dasar
sangatlah penting dan merupakan dasar yang kuat untuk penguasaan kosakata
pada usia selanjutnya.
Bagi anak seusia kelas V SD kosakata bahasa Inggris yang dimiliki
belum cukup untuk berkomunikasi secara lancar. Mereka masih perlu belajar
banyak dan menghafal kosakata dalam jumlah yang banyak pula. Oleh karena
itulah mereka harus belajar dari guru mereka tentang kosakata dan cara
pengucapannya.
Secara umum yang terjadi di sekitar kita sebagian pendidik lebih memilih
menggunakan metode konvensional daripada menggunakan berbagai macam
metode pembelajaran yang lain dengan alasan lebih mudah untuk dilaksanakan
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dan fokus terhadap materi sehingga ketika anak membutuhkan suasana baru
dalam penyampaian materi guru enggan menggunakan metode pembelajaran yang
berbeda dengan yang biasa digunakan oleh guru.
Berdasarkan pengamatan di SD Negeri 3 Tamanwinangun, guru mata
pelajaran Bahasa Inggris secara umum sudah menggunakan berbagai metode
dalam pembelajaran. Guru sudah menggunakan metode ceramah, tanya-jawab,
latihan, kuis, dan permainan. Namun dalam hal ini penggunaan metode permainan
dalam pembelajaran masih jarang dilakukan.
Menurut hasil ulangan kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun semester II
yang pertama dengan jumlah 37 siswa diketahui 40,54% siswa nilainya tidak
dapat memenuhi KKM yang besarnya adalah 65. Hal ini menjadi salah satu
indikator bahwa penguasaan anak terhadap kosakata bahasa Inggris belum
maksimal. Jika dilihat dari kondisi ulangan siswa secara umum hal ini wajar
karena siswa yang belum tuntas dalam mata pelajaran Bahasa Inggris kebetulan
juga mengalami hal yang sama pada mata pelajaran lain. Namun jika dilihat dari
segi kemudahan tentunya pelajaran Bahasa Inggris seharusnya lebih mudah dari
mata pelajaran yang lain, karena pada jenjang sekolah dasar penekanan mata
pelajaran Bahasa Inggris hanya pada penguasaan kosakata dan pengucapan
kosakata yang benar.
Seorang guru terutama dalam hal ini adalah guru Bahasa Inggris dituntut
untuk menyelenggarakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan
dengan menggunakan berbagai metode yang menarik dalam pembelajaran dengan
harapan siswa tidak merasa terbebani dengan banyaknya materi yang harus
mereka hafalkan dan siswa merasa terus tertarik dengan materi yang disampaikan
guru.
Untuk dapat mewujudkan pembelajaran Bahasa Inggris seperti yang
digambarkan di atas salah satunya adalah dengan menggunakan metode
permainan. Permainan adalah salah satu metode pembelajaran yang menyajikan
hal-hal yang konkret dan melatih anak dalam penguasaan kosakata lewat
permainan yang dimainkannya. Melihat kondisi di lapangan bahwa anak usia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
sekolah dasar suka sekali dengan permainan, maka metode permainan ini perlu
untuk diterapkan.
Berdasarkan kenyataan dan permasalahan sebagaimana di atas, maka
peneliti mencoba mengadakan penelitian tindakan kelas yang setidaknya mampu
meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa dalam berbahasa Inggris melalui
peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Inggris yang maksimal dengan
menggunakan metode permainan. Oleh karena itu peneliti mengajukan penelitian
tindakan kelas dengan judul "Penggunaan Metode Permainan pada Pembelajaran
Bahasa Inggris Siswa Kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun Tahun Ajaran
2011/2012".
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana langkah-langkah penggunaan metode permainan yang dapat
meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V SD Negeri 3
Tamanwinangun tahun ajaran 2011/2012?
2. Apakah metode permainan dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris
siswa kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun tahun ajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskipsikan langkah-langkah penggunaan metode permainan yang dapat
meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V SD Negeri 3
Tamanwinangun tahun ajaran 2011/2012.
2. Meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V SD Negeri 3
Tamanwinangun tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut.
1. Manfaat Teoretis
Temuan-temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat dalam hal pengembangan ilmu yang berkaitan dengan pembelajaran
Bahasa Inggris dengan menggunakan metode permainan. Hasil penelitian ini
dapat dijadikan salah satu referensi bagi siapa saja yang akan melakukan
penelitian yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam hal meningkatkan
pemahaman tentang penggunaan metode permainan dalam pembelajaran
Bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan peneliti mempunyai kesempatan khusus
untuk mempraktikkan dan meneliti sendiri penggunaan metode permainan.
b. Bagi Guru
Dapat dipergunakan sebagai acuan dan masukan tentang metode permainan
sebagai salah satu metode pembelajaran inovatif yang mampu mengaktifkan
siswa secara maksimal karena metode permainan sangat menarik minat dan
motivasi siswa.
c. Bagi Siswa
Dapat menambah motivasi dan mengaktifan mereka dalam pembelajaran
Bahasa Inggris sehingga diharapkan pembelajaran yang diperoleh dapat
lebih bermakna dari biasanya. Hal ini dikarenakan siswa mendapat suasana
baru yang menyenangkan dalam pembelajaran dari yang biasanya mereka
dapatkan dan siswa berperan aktif dalam kegiatan permainan tersebut.
d. Bagi Lembaga Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran yaitu dengan menerapkan metode
permainan dalam pembelajaran Bahasa Inggris, karena dengan metode
permainan siswa dapat lebih termotivasi dan lebih aktif secara langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Peningkatan Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas V SD
a. Karakteristik Anak Kelas V SD
Anak usia SD memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-
anak yang usianya lebih muda atau lebih tua. Sumantri dan Permana
(mengutip pendapat Bassett, Jacka, dan Logan) karakteristik anak usia
sekolah dasar adalah secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan
tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri, senang
bermain dan lebih suka bergembira riang, suka mengatur dirinya untuk
menangani berbagai hal, suka mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan
usaha-usaha baru, suka tergetar perasaannya untuk berprestasi sebagaimana
mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan-
kegagalan, mereka belajar efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi
yang terjadi, dan mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi,
berinisiatif, dan mengajar anak-anak lainnya (2001: 11).
Pada usia sekolah perkembangan motorik anak lebih halus, lebih
sempurna dan terkoordinasi dengan baik seiring dengan bertambahnya berat
dan kekuatan badan anak. Pada saat berusia sekitar 10-12 tahun, anak
lazimnya sudah mampu melakukan berbagai jenis kegiatan olahraga. Dalam
keterampilan motorik kasar yang melibatkan aktivitas otot besar, anak laki-
laki memiliki kemampuan yang lebih baik daripada anak perempuan, karena
jumlah sel otot anak laki-laki lebih banyak daripada sel otot anak
perempuan.
Untuk memperhalus ketrampilan motorik mereka, anak-anak terus
melakukan berbagai aktivitas fisik yang kadang-kadang dalam bentuk
permainan yang informal, permainan yang diatur sendiri oleh anak. Anak
usia sekolah mengembangkan kemampuan untuk melakukan game dengan
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
peraturan, sebab mereka sudah dapat memahami dan menaati aturan dari
suatu permainan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa usia
kelas V mempunyai karakteristik suka bermain, suka mengeksplorasi suatu
situasi dan mencoba usaha-usaha baru, berusaha untuk berprestasi, mampu
memahami dan menaati aturan dari suatu permainan, dan mereka belajar
dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif, serta mengajar anak-anak
lainnya. Oleh karena itu, peneliti memanfaatkan metode permainan dengan
menyajikan berbagai jenis permainan sebagai sarana dalam membantu siswa
dalam belajar Bahasa Inggris sehingga pembelajaran lebih bermakna.
b. Pembelajaran Bahasa Inggris
1) Pembelajaran
Pembelajaran secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses
kegiatan balajar mengajar yang dilakukan secara formal maupun non
formal. Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan apabila ada dua faktor
yaitu pembelajar dan si pebelajar. Pembelajaran menurut Winataputra
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi,
dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik
(2008: 1.18). Masih menurut Winataputra (mengutip pendapat Gagne,
Briggs, dan Wager) pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Instruction is a set of events that affect learners in such a way that
learning is facilitated (2008: 1.19). Menurut Dimyati dan Mudjiono
pembelajaran merupakan kegiatan yang di dalamnya terdapat partisipasi
guru dalam menentukan proses kegiatan belajar mengajar yang akhirnya
dapat memperoleh hasil belajar dengan baik (2009: 3).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah suatu rangkaian kegiatan yang dirancang untuk menginisiasi dan
memfasilitasi serta dapat memungkinkan terjadinya proses belajar pada
siswa yang di dalamnya terdapat partisipasi guru dalam menentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
proses kegiatan belajar mengajar yang akhirnya dapat memperoleh hasil
belajar dengan baik.
2) Belajar
Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah
dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Dimyati dan Mudjiono
(mengutip pendapat Skinner) berpandangan belajar adalah suatu perilaku
2009: 9). Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi naik tetapi
sebaliknya apabila ia tidak belajar maka responnya menurun. Sumantri
dan Permana (mengutip pendapat Morgan, dkk) mengungkapkan belajar
sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relative tetap dan terjadi
sebagai hasil latihan dan pengalaman (2001: 13). Winataputra, dkk
(mengutip pendapat Bell-Gredler) menyatakan bahwa belajar adalah
proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam
kemampuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh secara bertahap dan
berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian
proses belajar yang panjang sepanjang hayat (2008: 1.5).
Dari berbagai pendapat tentang belajar yang diuraikan di atas
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perilaku atau kegiatan
yang kompleks yang terjadi secara bertahap dan berkelanjutan sepanjang
hayat melalui langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh untuk
memperoleh aneka ragam kemampuan, keterampilan, pengetahuan,
sikap, dan nilai sebagai hasil dari latihan dan pengalaman.
3) Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono hasil belajar merupakan hasil
proses belajar yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari
sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan
mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.
Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor (2009: 250). Sedangkan dari sisi guru,
hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Sumantri dan Permana (mengutip pendapat Gagne)
mengemukakan lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil
belajar sehingga pada gilirannya membutuhkan sekian macam kondisi
belajar untuk pencapaiannya (2001: 14). Kelima macam kemampuan
hasil belajar tersebut adalah:
a) Keterampilan intelektual, sejumlah pengetahuan mulai dari tertulis,
hitung sampai kepada pemikiran yang rumit. Kemampuan intelektual
tergantung kepada kapasitas intelektual kecerdasan seseorang dan
pada kesempatan belajar yang tersedia;
b) Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berpikir seseorang di
dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan
masalah;
c) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
Kemampuan ini pada umumnya dikenai dan tidak jarang;
d) Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain
keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan
sebagainya;
e) Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional
yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari
kecenderungan bertingkah laku terhadap orang, barang, atau kejadian.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom, Dimyati dan Mudjiono
mengemukakan hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga
kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor (2009: 201).
Perinciannya adalah sebagai berikut.
a) Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
jenjang/tingkatan, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan penilaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b) Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,
organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
c) Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar yang terwujud pada jenis-jenis
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor jika dipandang dari sisi siswa dan
terselesaikannya bahan pelajaran jika dipandang dari sisi guru.
Hasil belajar yang diharapkan sekaligus akan diukur dalam
penelitian ini meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif,
psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang dapat diketahui melalui tes. Ranah afektif berkenaan dengan sikap
dan nilai selama pembelajaran berlangsung, sedangkan ranah psikomotor
berkenaan dengan praktik, dalam hal ini adalah praktik berbahasa Inggris
langsung.
Berdasarkan uraian yang telah dibahas sebelumnya mengenai
pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Inggris
Kelas V SD adalah suatu rangkaian kegiatan yang dirancang untuk
menginisiasi, memfasilitasi serta dapat memungkinkan terjadinya proses
belajar pada siswa untuk meningkatkan intensitas dan kualitas belajar
siswa kelas V pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
Fokus utama dalam pengajaran bahasa Inggris ialah penguasaan
kosakata. Dengan menguasai kosakata yang banyak maka para siswa
dapat dengan mudah menguasai keterampilan yaitu mendengarkan
(listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis
(writing).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
a) Mendengarkan
Suharso dan Retnoningsih menyatakan bahwa mendengarkan adalah
menangkap suara, bunyi dan sebagainya dengan telinga (2011: 120).
Jadi keterampilan mendengarkan adalah keterampilan dalam
mendengarkan suatu suara atau bahasa tertentu untuk dipahami artinya
b) Berbicara
Ratnawati (mengutip pendapat Brown G&G Yule) menyatakan bahwa
berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengungkapkan bunyi-
bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran,
gagasan, atau perasaan secara lisan (2010: 11).
c) Membaca
Suharso dan Retnoningsih menyatakan bahwa membaca adalah
mengeja atau melafalkan apa yang tertulis (2011: 64). Jadi dapat
disimpulka bahwa kemampuan keterampilan membaca adalah
keterampilan dalam mengeja, melafalkan, atau membaca suatu tulisan
untuk dipahami artinya.
d) Menulis
Permana (mengutip pendapat H.G. Tarigan) menyatakan bahwa
menulis ialah “... menurunkan atau melukiskan lambing grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga
orang lain dapat membaca lambang – lambang grafik tersebut kalau
mereka memahami bahasa dan gambar grafik tersebut” (2009). Jadi
keterampilan menulis adalah keterampilan menurunkan atau
melukiskan lambang bahasa untuk dapat dipahami oleh orang lain.
Trisno mengemukakan bahwa tujuan umum pembelajaran
Bahasa Inggris sesuai dengan standar isi pada Permendiknas no 22 tahun
2006 adalah sebagai berikut (2008).
a) Menumbuhkan rasa senang terhadap Bahasa Inggris.
b) Menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam menggunakan bahasa
Inggris secara lisan maupun tertulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c) Meningkatkan kompetensi komunikasi siswa dalam bahasa lisan
maupun tertulis melalui pengembangan ke empat keterampilan
berbahasa, listening, speaking, reading, dan writing secara terpadu.
d) Membuat siswa menyadari bahwa bahasa Inggris adalah alat
komunikasi.
Kosakata memegang pernanan yang sangat penting dalam
berbahasa. Penguasaan kosakata memberikan kontribusi yang positif
antara penguasaan dengan kualitas ketrampilan berbahasa seseorang.
Semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang maka semakin cepat
dan lancar pula ia dalam berbahasa.
Pengertian kosakata dalam Wikipedia adalah himpunan kata
yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian
dari suatu bahasa tertentu. Penambahan kosakata seseorang secara umum
dianggap sebagai bagian penting, baik dari proses pembelajaran suatu
bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu
bahasa yang sudah dikuasai (2011).
Sejumlah kosakata yang dimiliki siswa, belum tentu siswa yang
bersangkutan benar-benar terampil dalam berbahasa. Belum tentu semua
kata-kata yang dimiliki benar-benar dipahami maknanya, sehingga
mampu menerapkannya dalam kegiatan berbahasa, baik lisan maupun
tulisan dengan tepat. Agar siswa terampil, diperlukan pemahaman dalam
penggunaan kosakata yang baik. Kualitas ketrampilan berbahasa
seseorang jelas tergantung pada kualitas kosakata yang dimilikinya.
Semakin kaya seseorang akan kosakata yang dimilikinya, semakin besar
pula kemungkinan terampil dalam berbahasa.
Menurut Anissa ada beberapa pendekatan yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran Bahasa Inggris pada jenjang pendidikan SD (2011).
a) Pendekatan Whole Language
Menurut Anissa Whole language adalah pendekatan
pengajaran bahasa secara utuh tidak terpisah-pisah (2011). Pendekatan
Whole language didasari oleh paham kontruktifisme yang menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
bahwa anak dapat mengkonstruksikan sendiri struktur kognitifnya
berdasarkan pengalaman yang didapatkannya melalui peran aktif
dalam belajar secara utuh (whole) dan (integrated) terpadu. Awalnya
pembelajaran Bahasa Inggris di negara asalnya sendiri yaitu Inggris
dan beberapa negara pengguna Bahasa Inggris sebagai bahasa
nasionalnya seperti Australia, New Zaeland, Kanada dan Amerika
Serikat mengajarkan bahasa secara terpisah-pisah. Sejak sekitar tahun
1980-an negara-negara tersebut mulai menerapkan pendekatan Whole
language pada pembelajaran bahasa.
Menurut Annisa beberapa komponen Whole language adalah
sebagai berikut (2011).
(1) Reading alloud, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan guru
kepada siswanya.
(2) Jurnal writing, yaitu suatu kegiatan menulis jurnal yang
memberikan siswa mencurahkan perasaannya tentang kegiatan
belajar dan hal ikwal yang ada hubungannya dengan pembelajaran
serta sekolah dalam bentuk tulisan.
(3) Sustained silent reading, yaitu kegiatan membaca dalam hati.
(4) Guided reading, yaitu kegiatan membaca terbimbing
(5) Guided writing, yaitu kegiatan pembelajaran menulis terbimbing.
(6) Independen reading, yaitu kegiatan membaca bebas sesuai bacaan
yang siswa gemari.
(7) Independent writing, yaitu kegiatan menulis bebas sehingga siswa
dapat berpikir kritis dalam menganalisa obyek atau hal yang ia
tulis.
Kelas yang menerapkan pembelajaran berbasiskan Whole
language adalah merupakan kelas yang kaya akan barang cetak,
seperti buku, majalah, koran, dan buku petunjuk. Di samping itu kelas
Whole language dilengkapi dengan sudut-sudut yang memungkinkan
siswa melakukan kegiatan secara mandiri. Strategi penilaian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
guru dapat lakukan dalam hal ini adalah melalui penilaian proses dan
portofolio.
b) Pendekatan Komunikatif
Menurut Anissa pendekatan komunikatif berdasarkan teori
bahasa adalah suatu sistem untuk mengekspresikan suatu makna, yang
menekankan fasa dimensi semantik dan komunikatif daripada ciri-ciri
gramatikal bahasa (2011). Oleh karena itu yang perlu ditonjolkan
adalah interaksi dan komunikasi bahasa, bukan pengetahuan tentang
bahasa.
Teori belajar yang cocok untuk pendekatan ini adalah teori
pemerolehan bahasa ke dua secara alamiah. Teori ini beranggapan
bahwa proses belajar lebih efektif apabila bahasa diajarkan secara
alamiah sehingga proses belajar bahasa lebih efektif dilakukan melalui
komunikasi langsung dalam bahasa yang dipelajari. Kebutuhan siswa
yang utama dalam belajar bahasa berkaitan dengan kebutuhan
berkomunikasi maka tujuan umum pembelajaran bahasa adalah untuk
mengembangkan siswa untuk berkomunikasi. Dalam pembelajaran
Bahasa Inggris dengan pendekatan komunikatif siswa dihadapkan
pada situasi komunikasi nyata, seperti tukar menukar informasi,
negoisasi makna atau kegiatan lain yang sifatnya riil.
Dalam pendekatan komunikatif peran guru hanya bersifat
memfasilitasi proses komunikasi, partisipan tugas dan teks,
menganalisa kebutuhan, konselor dan manajer pembelajaran.
Sementara siswa berposisi pada pemberi dan penerima, negosiator,
dan interaktor sehingga siswa tidak hanya menguasai bentuk-bentuk
bahasa, tetapi bentuk dan maknanya dalam kaitannya dengan konteks
pemakaian. Materi yang disajikan dalam peranan sebagai pendukung
usaha meningkatkan kemahiran berbahasa dalam tindak komunikasi
nyata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Menurut Annisa dalam pendekatan komunikatif metode yang
tepat diterapkan adalah metode komunikatif itu sendiri dengan uraian
teknik seperti berikut (2011).
(1) Teknik pelajaran menyimak,
(2) Teknik pembelajaran berbicara,
(3) Teknik pembelajaran membaca,
(4) Teknik pembelajaran menulis.
c) Pendekatan Ketrampilan Proses
Pendekatan yang lain yang sering dianjurkan untuk
diterapkan adalah pendekatan ketrampilan proses. Menurut Anissa
pendekatan ketrampilan proses diidentifikasi sebagai pendekatan yang
memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat
secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan bahasa (2011).
d) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Inggris Kelas V
Berdasarkan silabus mata pelajaran Bahasa Inggris SD Negeri 3
Tamanwinangun Standar Kompentensi Bahasa Inggris kelas V adalah 1
(Mendengarkan) Memahami instruksi sangat sederhana dengan tindakan
dalam konteks sekolah, 2 (Berbicara) Mengungkapkan instruksi dan
informasi sangat sederhana dalam konteks sekolah, 3 (Membaca)
Memahami tulisan bahasa Inggris sangat sederhana dalam konteks
sekolah, 4 (Menulis) Mengeja dan menyalin kalimat sangat sederhana
dalam konteks sekolah.
Pada penelitian tindakan kelas ini, standar kompetensi yang
diambil adalah 1 (Mendengarkan) Memahami instruksi sangat sederhana
dengan tindakan dalam konteks sekolah, 2 (Berbicara) Mengungkapkan
instruksi dan informasi sangat sederhana dalam konteks sekolah, 3
(Membaca) Memahami tulisan bahasa Inggris sangat sederhana dalam
konteks sekolah, dan 4 (Menulis) Mengeja dan menyalin kalimat sangat
sederhana dalam konteks sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Inggris kelas V yaitu:
a) Mendengarkan
(1) Merespon instruksi sangat sederhana dengan tindakan secara
berterima dalam konteks kelas dan sekolah.
(2) Merespon instruksi sangat sederhana secara verbal.
b) Berbicara
(1) Bercakap-cakap untuk menyertai tindakan secara berterima yang
melibatkan tindak tutur: memberi contoh, melakukan sesuatu,
memberi aba-aba, dan memberi petunjuk.
(2) Bercakap-cakap untuk meminta/memberi jasa/barang secara
berterima yang melibatkan tindak tutur: meminta bantuan, memberi
barang, meminta barang dan memberi barang.
(3) Bercakap-cakap untuk meminta/memberi informasi secara
berterima yang melibatkan tindak tutur: memberi informasi,
memberi pendapat, dan memimta kejelasan.
(4) Mengungkapkan kesantunan secara berterima yang melibatkan
ungkapan Do you mind . . . dan Shall we . . . .
c) Membaca
(1) Membaca nyaring dengan ucapan, tekanan, dan intonasi secara
tepat dan berterima yang melibatkan kata, frasa, dan kalimat sangat
sederhana.
(2) Memahami kalimat, pesan tertulis dan teks deskriptif bergambar
sangat sederhana secara tepat dan berterima.
d) Menulis
(1) Mengeja kalimat sangat sederhana secara tepat dan berterima.
(2) Menyalin dan menulis kalimat sangat sederhana secara tepat dan
berterima dengan tanda baca yang tepat: seperti ucapan selamat,
ucapan terima kasih, dan ucapan simpati.
Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil kompetensi
dasar mendengarkan (merespon instruksi sangat sederhana dengan
tindakan secara berterima dalam konteks kelas dan sekolah, merespon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
instruksi sangat sederhana secara verbal), berbicara (bercakap-cakap
untuk meminta/memberi informasi secara berterima yang melibatkan
tindak tutur: memberi informasi, memberi pendapat, dan meminta
kejelasan), membaca (membaca nyaring dengan ucapan, tekanan, dan
intonasi secara tepat dan berterima yang melibatkan kata, frasa, dan
kalimat sangat sederhana), dan menulis (menyalin dan menulis kalimat
sangat sederhana secara tepat dan berterima dengan tanda baca yang
tepat: seperti ucapan selamat, ucapan terima kasih, dan ucapan simpati).
e. Materi Pokok Penelitian
Materi pokok mata pelajaran Bahasa Inggris kelas V yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Transportation, Shapes dan
Occupation.
1) Transportation
(a) Land Transportation
(1) Bicycle (4) Truck
(2) Pedicab (5) Bus
(3) Motorcycle (6) Car, ect
(b) Air Transportation
(1) Hot air ballon (3) Plane
(2) Helycopter (4) Apollo, ect
(c) Water Transportation
(1) Ship (3) Raft’
(2) Tanker (4) Sailing boat, ect
2) Shapes
(a) Circle (f) Pentagon
(b) Triangle (g) Square
(c) Oval (h) Rectangle
(d) Cylinder (i) Sphere
(e) Pyramid (j) Cube
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3) Occupation
(a) Teacher (h) Civil servant
(b) Police (i) Driver
(c) Pilot (j) Sailor
(d) Soldier (k) Bisnisman
(e) Mechanik (l) Singer
(f) Musician (m) Comedian
(g) Seller (n) Fisherman ect
2. Penggunaan Metode Permainan
a. Pengertian Metode Permainan
Padmono menyatakan bahwa “metode permainan adalah suatu
cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk permainan” (2011:
141). Metode permainan dapat digunakan untuk memberikan pengalaman
menarik bagi siswa dalam memahami suatu konsep, menguatkan konsep
yang telah dipahami, atau memecahkan masalah. Metode ini bermanfaat
karena dapat mengembangkan motivasi instrinsik, berlatih mengambil
keputusan dan mengembangkan pengendalian emosi bila menang atau
kalah. Kegiatan ini menarik sehingga siswa mudah memahami bahan
pelajaran yang disajikan. Maryanti mendefinsikan “metode permainan
adalah cara mengajar yang dilaksanakan dalam untuk permainan” (2010).
Arisnawati mendefinisikan “metode permainan adalah cara yang digunakan
oleh guru dalam menyajikan pelajaran dengan menciptakan suasana yang
menyenangkan, serius tapi santai, dengan tidak mengabaikan tujuan
pelajaran yang hendak dicapai (2009: 13).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode
permainan adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran atau cara mengajar
yang dilaksanakan melalui berbagai macam bentuk permainan guna
menciptakan suasana yang menyenangkan, serius tapi santai, dengan tidak
mengabaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. Tujuan dan Manfaat Metode Permainan
Menurut Anda metode permainan mempunyai tujuan ganda, yaitu
untuk memperoleh kegembiraan sebagai fungsi bermain, dan untuk
menyampaikan materi pelajaran (2012). Jadi tujuan dari metode permainan
adalah agar siswa memperoleh kegembiraan dan dapat menerima materi
pembelajaran dengan baik.
Padmono menyatakan bahwa manfaat metode permainan adalah
dapat mengembangkan motivasi intrinsik, berlatih mengambil keputusan,
dan mengembangkan motivasi emosi bila menang atau kalah. Selain itu
metode permainan dapat digunakan untuk memberikan pengalaman menarik
bagi siswa dalam memahami suatu konsep, menguatkan konsep yang telah
dipahami, atau memecahkan masalah (2011: 142).
c. Kelebihan Metode Permainan
Kelebihan dari metode permainan menurut Padmono adalah dapat
digunakan untuk memberikan pengalaman menarik bagi siswa dalam
memahami suatu konsep, dapat menguatkan konsep yang telah dipahami,
atau memecahkan masalah, dapat mengembangkan motivasi intrinsik, dapat
melatih siswa untuk mengambil keputusan, dan dapat mengembangkan
motivasi emosi bila menang atau kalah (2011: 142).
d. Kelemahan Metode Permainan
Kekurangan dari metode permainan menurut Fandy adalah
membutuhkan waktu yang lama (2011). Metode ini cukup menyita waktu
sehingga kreativitas guru dalam mengatur rencana pembelajaran harus
benar-benar matang agar selama proses pembelajaran tidak keluar dari
rencana yang telah ditetapkan. Kondisi kelas juga kadang sulit untuk
dikendalikan, karena kecenderungan anak apabila sudah bermain sulit untuk
dikembalikan ke kondisi semula, mereka akan asyik sendiri atau bersama
temannya apalagi bila permainan itu dirasa menyenangkan dan menarik
minat siswa. Oleh karena itu ketegasan guru dalam memberi arahan,
petunjuk, perintah selama proses pembelajaran harus jelas dan luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Kelemahan yang lain adalah anak akan menjadi terfokus pada permainan
dan cenderung melupakan materi yang sebenarnya.
e. Jenis Permainan dalam pembelajaran Bahasa Inggris Siswa Kelas V
Metode permainan pada pembelajaran Bahasa Inggris dapat
memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran dan membuat siswa merasa senang terhadap Bahasa Inggris.
Kegiatan yang menyenangkan melalui games merupakan keniscayaan dalam
pengajaran bahasa Inggris untuk anak, namun perlu diperhatikan jangan
sampai kita terjebak dalam kondisi “yang penting anak senang dan rame”.
Selalu perhatikan proses pembelajaran dan pemerolehan bahasa yang bisa
dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan tersebut, salah satunya dengan
cara membuat lesson plan yang direncanakan secara matang dengan
memperhatikan latar belakang dan kondisi siswa.
Berikut jenis-jenis permainan dalam pembelajaran Bahasa Inggris
menurut Fandy dan sekaligus akan digunakan dalam penelitian ini (2011).
1) Concentration Game
Pada permainan ini siswa mengikuti petunjuk yang diberikan
guru dan melakukan apa yang diminta guru. Dengan selingan terkadang
guru sengaja mengecoh konsentrasi siswa dengan memberi petunjuk
yang kurang tepat. Game ini digunakan untuk melatih konsentrasi siswa.
2) What’s missing?
Permainan ini dapat digunakan untuk menghapalkan kosakata
yang baru saja dipelajari namun tidak dengan “menghapal tradisional”.
Pada permainan ini anak diminta untuk melihat dan menghapal gambar
yang ditampilkan dengan bantuan alat elektronik atau ditempelkan pada
papan tulis lalu menyebutkan satu gambar yang telah dihilangkan dari
tampilan gambar tersebut.
3) Miming
Pada permainan ini seorang anak memperagakan seekor
binatang, pekerjaan, atau apa saja yang dia pilih, teman-teman lain harus
menerka apa yang sedang mereka peragakan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
4) Whisper race
Pesan berantai adalah istilah lain untuk jenis permainan ini.
Anak akan menyampaikan informasi yang diterimanya kepada anak lain
secara berantai dimulai dari anak pertama sampai pada anak terakhir
dalam anggota kelompoknya.
5) Bingo
Permainan Bingo sudah sangat dikenal anak-anak khususnya
pada pembelajaran bahasa Inggris di level elementary. Permainan Bingo
sangat efektif sebagai cara memperkaya vocabulary siswa. Permainan ini
dapat dilakukan guru saat mereview materi pembelajaran. Cara
bermainnya pun sangat mudah.
f. Langkah-langkah Penggunaan Metode Permainan
Langkah-langkah penggunaan metode permainan secara umum
menurut Fandy yaitu pada tahap awal guru menentukan topik/materi yang
akan diajarkan selama pembelajaran, yang berisi harapan-harapan yang
ingin dicapai setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, guru menyiapkan alat dan bahan
permainan yang dibutuhkan untuk menunjang suksesnya pembelajaran.
Setelah alat dan bahan yang dibutuhkan sudah tersedia, kemudian guru
melangkah menyusun petunjuk atau langkah-langkah pelaksanaan
permainan. Setelah tahap persiapan matang, tahap berikutnya yaitu tahap
pelaksanaan, di sini guru menjelaskan kepada siswa maksud dan tujuan serta
proses permainan, agar siswa tidak bingung selama proses pembelajaran
yang mungkin dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran.
Selanjutnya siswa dibagi atas individu atau kelompok dan diberi
kesempatan untuk melaksanakan kegiatan permainan. Usai tahap
pelaksanaan, siswa berhenti melakukan permainan kemudian melaporkan
hasil dari permainan. Setelah tahap pelaksanaan selesai, masuk ke tahap
terakhir yaitu penutup. Pada tahap ini guru memberikan kesimpulan
mengenai pengertian atau konsep yang dimaksud dalam tujuan
pembelajaran (2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Menyederhanakan langkah-langkah penggunaan metode permainan
di atas, langkah-langkah dari penggunaan metode permainan pada
pembelajaran Bahasa Inggris siswa kelas V yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah 1) menentukan topik/materi permainan, 2) menyiapkan
alat dan bahan permainan, 3) menyusun petunjuk atau langkah permainan,
4) menjelaskan maksud dan tujuan permainan, 5) membagi siswa dalam
individu atau kelompok, 6) pelaksanaan kegiatan permainan, 7) melaporkan
hasil permainan, 8) memberikan kesimpulan mengenai konsep dalam tujuan
pembelajaran.
Berikut adalah langkah-langkah dari berbagai permainan yang akan
digunakan dalam penelitian ini menurut Fandy (2011).
1) Concentration Game
Pada permainan ini siswa mengikuti petunjuk yang diberikan
guru dan melakukan apa yang diminta guru. Misalnya pada awalnya
siswa diberi beberapa gambar tentang jenis-jenis pekerjaan kemudian
guru meminta siswa untuk menunjukkan salah satu gambar yang
diucapkan dan ditunjukkan oleh guru. Pada pertengahan permainan guru
sengaja mengecoh konsentrasi siswa dengan memberi petunjuk yang
kurang tepat. Misal guru meminta siswa menunjukkan gambar pekerjaan
“guru” yang dipegang masing-masing siswa tapi guru tersebut justru
memberi contoh yang salah yaitu menunjukkan gambar “petani” kepada
siswa. Pada kegiatan akhir siswa melaporkan hasil pencatatan kesalahan
siswa dalam menunjukkan gambar.
2) What’s missing?
Guru menayangkan beberapa gambar dengan menggunakan
LCD. Siswa diminta untuk melihat gambar-gambar tersebut dan berusaha
mengingatnya kemudian minta mereka menutup mata sementara itu
hilangkan beberapa gambar. Kemudian siswa diminta untuk membuka
mata kembali dan mencatat apa yang hilang. Tanyakan “What‟s
missing?” Siswa melaporkan gambar apa yang hilang dan guru memberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
pertanyaan tanggapan“Is he or she right?”. Setiap kali siswa menjawab
dengan benar maka akan mendapat poin.
3) Miming
Guru awalnya membagi siswa menjadi kelompok kecil. Seorang
anak dari salah satu kelompok kecil diminta untuk memperagakan sebuah
pekerjaan. Teman-teman dari kelompok lain harus menerka apa yang
sedang mereka peragakan tersebut dengan menggunakan kalimat “Are
you a ….?”. Secara bergantian kelompok yang lain juga melakukan hal
sama.
4) Whisper race
Anak-anak dibagi ke dalam beberapa tim. Salah satu anak dari
setiap tim diberi daftar kata-kata yang harus mereka hapalkan kemudian
whisper (berbisik) pada teman di belakangnya dalam satu kelompok
tentang isi kata-kata tersebut. Kemudian anak berikutnya harus
melakukan hal yang sama sampai pada anak terakhir dalam kelompok.
Selanjutnya anak yang terakhir dalam kelompok tadi melaporkan secara
lisan kepada guru tentang isi kata-kata tersebut dan guru memperlihatkan
daftar aslinya dan membandingkan apa saja yang hilang atau berubah.
5) Bingo
Mintalah anak-anak untuk menggambar 3 deret kotak ke
samping dan 3 deret ke bawah sehingga jumlahnya menjadi 9 kotak.
Tulislah kotak-kotak tersebut dengan nama-nama yang sudah ditentukan
guru secara acak, misanya tema: Occupation. Mintalah anak untuk
mendengarkan dengan seksama nama yang diucapkan guru. Misal guru
mengucapkan teacher, anak harus memberi tanda silang pada kotak yang
bertuliskan teacher, Selanjutnya guru mengucapkan driver anak
menyilang kotak bertuliskan driver, dan seterusnya. Pemenang dari
permainan ini adalah anak yang berhasil memberi silang pada seluruh
kotak atau yang paling banyak memberi silang pada kotak. Ketika anak
berhasil memberi silang pada seluruh kotak atau yang paling banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
memberi silang pada kotak dialah yang menjadi pemenangnya dan
teriakkanlah “Bingo!”
Berikut adalah langkah-langkah dari permainan yang akan
digunakan dalam penelitian ini.
1) Concentration Game
a) Siswa diberi beberapa gambar misal tentang jenis-jenis pekerjaan
kemudian guru meminta siswa untuk menunjukkan salah satu gambar
yang diucapkan dan ditunjukkan oleh guru.
b) Pada pertengahan permainan guru sengaja mengecoh konsentrasi
siswa dengan memberi petunjuk yang kurang tepat. Misal guru
meminta siswa menunjukkan gambar pekerjaan “guru” yang dipegang
masing-masing siswa tapi guru tersebut justru memberi contoh yang
salah yaitu menunjukkan gambar “petani” kepada siswa.
c) Pada kegiatan akhir siswa melaporkan hasil pencatatan kesalahan
siswa dalam menunjukkan gambar dan guru mengonfirmasi hasil
permainan.
2) What’s missing?
a) Siswa diminta untuk melihat gambar-gambar yang ditayangkan oleh
guru melalui LCD dan berusaha mengingatnya.
b) Siswa diminta untuk mencatat salah satu gambar yang dihilangkan
oleh guru. Guru menanyakan “What‟s missing?”
c) Siswa melaporkan gambar apa yang hilang dan guru memberi
pertanyaan tanggapan“Is he or she right?” serta guru mengonfirmasi
hasil permainan.
3) Miming
a) Siswa dibagi menjadi kelompok kecil oleh guru.
b) Seorang anak dari salah satu kelompok kecil diminta untuk guru untuk
memperagakan sebuah pekerjaan.
c) Teman-teman dari kelompok lain harus menerka apa yang sedang
mereka peragakan tersebut menggunakan kalimat “Are you a ?”.
d) Secara bergantian kelompok yang lain juga melakukan hal sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
4) Whisper race
a) Siswa dibagi ke dalam beberapa tim. Salah satu siswa dari setiap tim
diberi daftar kata-kata yang harus mereka hapalkan kemudian whisper
(berbisik) pada teman di belakangnya dalam satu kelompok tentang isi
kata-kata tersebut sampai pada anak terakhir dalam kelompok.
b) Selanjutnya anak yang terakhir dalam kelompok tadi melaporkan
secara lisan kepada guru tentang isi kata-kata tersebut dan guru
memperlihatkan daftar aslinya dan membandingkan apa saja yang
hilang atau berubah.
5) Bingo
a) Siswa menggambar 3 deret kotak ke samping dan 3 deret ke bawah
sehingga jumlahnya menjadi 9 kotak.
b) Siswa menulis kotak-kotak tersebut dengan nama-nama yang sudah
ditentukan guru secara acak, misanya tema: Occupation.
c) Siswa mendengarkan dengan seksama nama yang diucapkan guru.
Misal guru mengucapkan teacher, anak harus memberi tanda silang
pada kotak yang bertuliskan teacher, Selanjutnya guru mengucapkan
driver anak menyilang kotak bertuliskan driver, dan seterusnya.
d) Siswa yang berhasil memberi silang pada seluruh kotak atau yang
paling banyak memberi silang pada kotak dialah yang menjadi
pemenangnya dan teriakkanlah “Bingo!”
B. Penelitian yang Relevan
Trisno dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Metode Bermain
dalam Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa SDN Kebon Jeruk 16
Pagi” menyatakan bahwa penerapan metode bermain dapat meningkatkan
motivasi siswa kelas V dalam mengikuti pembelajaran serta dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dari rata-rata kelas 5,8 menjadi 6,6 dan 7,5 (2008).
Rofiq dalam penelitian yang berjudul “Peningkatan Kosakata Bahasa
Inggris Siswa SMP Negeri 2 Jember melalui Teknik Permainan Kata Berbantuan
Komputer” menyatakan bahwa penggunaan teknik permainan kata berbantuan
komputer dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
meningkatkan keantusiasan siswa dalam pembelajaran, serta dapat meningkatkan
hasil belajar dimana rata-rata nilai siswa pada setiap pertemuan selalu lebih dari
75. Meskipun penelitian ini dilakukan pada jenjang SMP dan dengan
menggunakan bantuan komputer namun dapat disimpulkan bahwa penggunaan
metode bermain dapat meningkatkan movivasi dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Bahasa Inggris (2009).
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti mempunyai
persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisno (2008) dan Rofiq
(2009), yaitu sama-sama menerapkan metode permainan dalam pembelajaran
bahasa Inggris. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan
subjek penelitian kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun, Kecamatan Kebumen
dan lebih menekankan kepada proses dalam pembelajaran yang akhirnya juga
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.
C. Kerangka Berpikir
Seorang guru hendaknya selalu mengupayakan agar pembelajaran yang
disampaikan menarik, mudah dipahami, dan menyenangkan sehingga pada
akhirnya siswa memperoleh hasil belajar yang optimal. Pembelajaran bahasa
adalah pembelajaran yang memerlukan praktik langsung dan pembiasaan dalam
menanamkan konsep yang diajarkan. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa
Inggris hendaknya tidak hanya memberikan konsep-konsep dan pengetahuan saja,
melainkan lebih kepada pengalaman langsung agar siswa dapat mengembangkan
dan memahami materi yang disampaikan guru.
Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah penggunaan
metode yang dapat memberikan pengalaman langsung dan menarik dalam
pembelajaran, dalam hal ini peneliti menggunakan metode permainan. Metode
permainan adalah adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai
bentuk permainan. Melalui rancangan pembelajaran dengan menyajikan berbagai
macam permainan, dapat membuat perhatian siswa meningkat, siswa tertarik dan
termotivasi untuk belajar, serta aktif dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Inggirs.
Metode permainan menciptakan lingkungan belajar yang efektif dengan cara
menerapkan praktik berbahasa langsung serta menanamkan pembiasaan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
siswa melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas, sehingga pembelajaran dapat
menyenangkan dan bermakna. Hal ini akan mempengaruhi penguasaan materi
pembelajaran Bahasa Inggris oleh siswa yang akhirnya dapat meningkatkan
proses dan hasil belajar secara optimal.
Alur kerangka berpikir dapat terlihat pada bagan sebagai berikut.
Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
a. Langkah-langkah penggunaan metode permainan yang dapat meningkatkan
hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun tahun
ajaran 2011/2012 yaitu a) menentukan topik/materi permainan, b) menyiapkan
alat dan bahan permainan, c) menyusun petunjuk atau langkah permainan, d)
menjelaskan maksud dan tujuan permainan, e) membagi siswa dalam individu
atau kelompok, f) pelaksanaan kegiatan permainan, g) melaporkan hasil
permainan, h) memberikan kesimpulan mengenai konsep dalam
tujuan pembelajaran.
b. Jika metode permainan dilaksanakan dengan menggunakan langkah-langkah
yang tepat maka hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V SDN 3
Tamanwinangun tahun ajaran 2011/2012 meningkat.
Menciptakan
lingkungan belajar
yang efektif
Pembelajaran dan hasil
belajar siswa meningkat
Penggunaan Metode
Permainan
Pembelajaran menarik dan
menyenangkan.
Menerapkan praktik berbahasa
langsung
Menanamkan pembiasaan
kepada siswa melalui interaksi
yang terjadi di dalam kelas
Hasil belajar siswa masih rendah
dan pembelajaran Bahasa Inggris
belum disampaikan secara menarik,
bermakna, dan menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 3
Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Kejayan nomor 38 Kelurahan
Tamanwinangun, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Sebuah SD
yang berada di tepi jalan utama menuju ke kota Kebumen jika dari arah pesisir
selatan. Di satu sisi letak SD ini memang sangat strategis yaitu berada di tepi
jalan utama, namun di sisi lain situasi lingkungan SD harus sedikit bising
dengan lalu-lalang kendaraaan yang sering melintas di sepanjang jalan Kejayan
di depan SD.
SD Negeri 3 Tamanwinangun adalah salah satu sekolah dasar negeri
yang mendapat akreditasi B pada tahun 2009 dan berlaku sampai dengan
sekarang. SDN 3 Tamanwinangun merupakan SD inti dari gugus yang
bernama Tamansari. SD Negeri 3 Tamanwinangun mempunyai 11 tenaga
pendidik dan yang terdiri dari seorang Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 4 guru
bidang studi, dan 1 tenaga kependidikan yaitu penjaga sekolah. Kepala Sekolah
selain bertugas menjadi pemimpin juga mengajar mata pelajaran PKn mulai
dari kelas IV sampai kelas VI. Setiap kelas mempunyai guru kelas masing-
masing dari kelas I sampai VI. Sedangkan untuk guru bidang studi yaitu guru
Penjaskes, guru Pendidikan Agama Islam, guru Bahasa Inggris, dan guru Seni
Budaya dan Keterampilan.
SD Negeri 3 Tamanwinangun pada awal tahun ajaran 2011/2012
mempunyai 218 siswa yang terdiri dari 109 siswa putra dan 109 siswa putri di
mana siswanya berasal dari berbagai desa, diantaranya desa Tamanwinangun,
Kedungwinangun, Muktisari, dan Adikarso. SDN 3 Tamanwinangun cukup
berprestasi terbukti dengan adanya deretan piala yang terpajang di lemari kaca
ruang kantor. Piala tersebut diperoleh dari berbagai lomba baik di tingkat
kecamatan maupun tingkat kabupaten.
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
SD Negeri 3 Tamanwinangun memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1
ruang kepala sekolah, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan yang sekaligus sebagai
ruang kegiatan, 1 ruang UKS sekaligus ruang BP, 1 ruang dapur, 4 kamar
MCK siswa, dan 1 MCK guru. SD Negeri 3 Tamanwinangun memiliki
beberapa sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran seperti
alat rebana, alat musik, peralatan praktek olahraga, peralatan praktek IPA, dll.
Secara umum kondisi bangunan SD Negeri 3 Tamanwinangun masih kokoh
hanya saja ada beberapa sarana dan prasarana yang memerlukan perbaikan dan
pergantian seperti meja dan kursi siswa serta beberapa papan tulis.
Secara lebih khusus penelitian ini akan dilakukan di ruang kelas V.
Ruang kelas V merupakan 1 deret dengan ruang kelas IV dan ruang kelas VI,
dimana ruang kelas V berada ditengah-tengahnya. Ruang kelas V kurang lebih
mempunyai ukuran panjang 7 meter dan lebar 8 meter. secara fisik kondisi
kelas V terlihat bagus dan masih berdiri kokoh. Beberapa gambar pahlawan
dan peta serta berbagai hasil karya siswa menjadi hiasan pelengkap dalam
kelas ini. Kondisi bangku secara umum masih bagus dan masih kuat meski ada
beberapa yang memerlukan perbaikan dan pergantian.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
pada semester II tahun ajaran 2011/2012 tepatnya dari bulan Oktober 2011
sampai dengan November 2012. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada
kalender akademik sekolah, karena penelitian ini memerlukan beberapa siklus
yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.
Penelitian diawali dengan proses observasi terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan penyusunan prosposal penelitian dengan bimbingan dosen.
Selanjutnya peneliti mengajukan proposal penelitian melalui seminar proposal
dan setelah disetujui peneliti segera melakukan penelitian tindakan kelas dan
menyusun laporan penelitian.
Adapun rincian waktu penelitian terdapat pada gambar 3.1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
No Kegiatan
Penelitian
Bulan
Okt
2011
Nov
2011
Des
2011
Jan
2012
Feb
2012
Mar
2012
Apr
2012
Mei
2012
Jun
2012
Jul
2012
Ags
2012
Sep
2012
Okt
2012
Nov
2012
1
Persiapan
a. Observasi
b. Penyusunan
Proposal
c. Seminar
Proposal
d. Revisi dan
Pengiriman
2
Pelaksanaan
Siklus I
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
Siklus II
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
Siklus III
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
3 Penyusunan
laporan
Penyusunan
laporan
Ujian Skripsi
Revisi
Penggandaan
Pengiriman
Gambar 3.1. Rincian Waktu Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah semua siswa kelas V SD
Negeri 3 Tamanwinangun Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen tahun
ajaran 2011/2012 dengan jumlah 37 siswa yang terdiri dari 15 siswa putra dan 22
siswa putri.
C. Data dan Sumber Data
Dalam hal ini peneliti mencari data yang dibutuhkan dalam penelitian
tindakan kelas, yang memang benar-benar dibutuhkan untuk penelitian ini.
Arikunto menyatakan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data
diperoleh (1998: 114). Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi
siswa, teman sejawat, kepala sekolah, peneliti dan, dokumen.
1. Siswa
Dalam penelitian ini sumber data berasal dari seluruh siswa kelas V
SD Negeri 3 Tamanwinangun tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 37 siswa
yaitu terdiri dari 15 siswa putra dan 22 siswa putri. Data diperoleh mulai dari
proses identifikasi atau observasi, proses pelaksanaan tindakan atau
pelaksanaan pembelajaran, sampai setelah siswa melaksanakan tes pada setiap
kegiatan akhir pembelajaran.
2. Teman Sejawat atau Guru
Dalam penelitian ini diperlukan juga sumber data dari teman sejawat
yang tidak lain adalah guru kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun yang berlaku
sebagai observer/pengamat kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti.
3. Kepala Sekolah
Kepala sekolah bertindak sebagai penanggung jawab dan pemantau
jalannya kegiatan penelitian tindakan kelas ini dan sebagai sumber segala
informasi mengenai SD Negeri 3 Tamanwinangun, baik informasi umum
maupun informasi khusus tentang keadaan di kelas V.
4. Peneliti
Selain menjadi pelaksana dalam penelitian, peneliti juga merupakan
sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini. Data yag diperoleh dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
peneliti berupa data-data tentang pelaksanaan dari penggunaan metode
permainan pada pembelajaran Bahasa Ingggris Siswa kelas V SD Negeri 3
Tamanwinangun, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen.
5. Dokumen
Sumber data dari dokumen berupa buku daftar kelas V dan buku
daftar nilai. Keberadaan dokumen sangat diperlukan untuk mengetahui
identitas siswa kelas V dan nilai akademis masing-masing siswa terutama
dalam mata pelajaran Bahasa Inggris.
D. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini adalah
dengan observasi, wawancara dan tes.
a. Observasi
Arikunto mengemukakan bahwa observasi atau yang disebut pula
dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu
objek dengan menggunakan seluruh indra (1998: 146). Teknik observasi
digunakan untuk menggambarkan seberapa jauh tindakan yang telah
mencapai sasaran dan untuk mengetahui seberapa efektif keberhasilan
dalam penggunaan metode permainan dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
Hal-hal yang diobservasi dalam penelitian ini, yaitu proses pembelajaran
dengan menggunakan metode permainan baik guru maupun siswa.
b. Wawancara
Sugiyono (mengutip pendapat Esterberg) menyatakan bahwa
wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu (2009: 231). Teknik wawancara digunakan untuk mencari
data-data kelas V. Selain itu juga digunakan untuk mencari adanya
kesenjangan atau tidak mengenai semua aspek dalam teori tentang metode
permainan pada pembelajaran Bahasa Inggris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
c. Tes
Arikunto mengemukakan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok (1998: 139). Tes digunakan untuk mengukur hasil
dari penguasaan suatu materi pelajaran dari pembelajaran yang sudah
berlangsung. Dalam penelitian ini digunakan tes untuk mengukur dan
membandingkan hasil belajar Bahasa Inggris sebelum menggunakan metode
permainan dengan sesudah menggunakan metode permainan pada siswa
kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun.
2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpul data dalam observasi adalah lembar observasi guru
dan lembar observasi siswa yang digunakan untuk pengamatan pada siklus I,
II, dan III. Alat pengumpul data dalam teknik wawancara adalah lembar
wawancara. Sedangkan alat pengumpul data yang digunakan dalam teknik tes
adalah instrumen tes dengan soal-soal yang berhubungan dengan materi yang
disampaikan.
a. Penggunaan Metode Permainan
1) Definisi Konsep
Metode permainan adalah suatu cara penyajian/cara bahan
pelajaran yang dilaksanakan melalui berbagai macam bentuk permainan
yang menyenangkan, serius tapi santai, dengan tidak mengabaikan tujuan
pelajaran yang hendak dicapai.
2) Definisi Operasional
Metode permainan adalah skor-skor yang menunjukkan
pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode permainan yang didapat
dari observasi dan wawancara.
Kisi-kisi penyusunan lembar observasi guru, lembar observasi
siswa, dan lembar wawancara adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel 3.1. Kisi-kisi Penyusunan Lembar Observasi Guru
Variabel Indikator Nomor
Instrumen
Penggunaan
Metode
Permainan
Pelaksanaan Pembelajaran
Keterampilan guru membuka pelajaran 1
Penggunaan metode pembelajaran 2
Penggunaan media pembelajaran 3
Penyajian materi pembelajaran 4
Pengaktifan siswa dalam pembelajaran 5
Pemberian motivasi/penguatan 6
Penampilan
(ekspresi, gerak, lisan dan tertulis)
7
Pelaksanaan pembelajaran 8
Pelaksanaan penilaian/evaluasi 9
Keterampilan menutup pelajaran 10
Langkah-langkah Penggunaan Metode Permainan
Menentukan topik/materi permainan 1
Menyiapkan alat dan bahan permainan 2
Menyusun petunjuk atau langkah permainan 3
Menjelaskan maksud dan tujuan permainan 4
Membagi siswa dalam individu atau
kelompok 5
Pelaksanaan kegiatan permainan 6
Melaporkan hasil permainan 7
Memberikan kesimpulan mengenai konsep
dalam tujuan pembelajaran 8
Jumlah 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel 3.2. Kisi-kisi Penyusunan Lembar Observasi Siswa
Variabel Indikator Nomor
Instrumen
Penggunaan
Metode
Permainan
Pelaksanaan Pembelajaran
Siswa antusias terhadap pembelajaran yang
disajikan
1
Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik 2
Siswa senang dengan pembelajaran yang
disajikan
Siswa menguasai keterampilan berbahasa
aspek mendengarkan
Siswa menguasai keterampilan berbahasa
aspek berbicara
Siswa menguasai keterampilan berbahasa
aspek membaca
Siswa menguasai keterampilan berbahasa
aspek menulis
3
4
5
6
7
Langkah-langkah Penggunaan Metode Permainan
Menentukan topik/materi permainan 1
Menyiapkan alat dan bahan permainan 2
Menyusun petunjuk atau langkah permainan 3
Menjelaskan maksud dan tujuan permainan 4
Membagi siswa dalam individu atau
kelompok
5
Pelaksanaan kegiatan permainan 6
Melaporkan hasil permainan 7
Memberikan kesimpulan mengenai konsep
dalam tujuan pembelajaran
8
Jumlah 15
Tabel 3.3. Kisi-kisi Penyusunan Lembar Wawancara terhadap Observer
Variabel Indikator Nomor
Instrumen
Penggunaan
Metode
Permainan
Mengetahui kesesuaian antara skenario dengan
pelaksanaan pembelajaran menggunakan
metode permainan
1
Mengetahui pendapat responden tentang
pembelajaran yang dilakukan peneliti 2
Mengetahui apakah metode permainan
meningkatkan minat dan keaktifan siswa 3
Mengetahui kelebihan dan kelemahan
pembelajaran menggunakan metode permainan 4
Jumlah 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tabel 3.4. Kisi-kisi Penyusunan Lembar Wawancara terhadap Siswa
Variabel Indikator Nomor
Instrumen
Penggunaan
Metode
Permainan
Pelaksanaan Pembelajaran
Siswa senang dengan pembelajaran yang
disajikan
1
Siswa aktif dalam pembelajaran 2
Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan
baik
Siswa menguasai keterampilan berbahasa
aspek mendengarkan
Siswa menguasai keterampilan berbahasa
aspek berbicara
Siswa menguasai keterampilan berbahasa
aspek membaca
Siswa menguasai keterampilan berbahasa
aspek menulis
3
4
5
6
7
Langkah-langkah Penggunaan Metode Permainan
Menentukan topik/materi permainan 1
Menyiapkan alat dan bahan permainan 2
Menyusun petunjuk atau langkah permainan 3
Menjelaskan maksud dan tujuan permainan 4
Membagi siswa dalam individu atau kelompok 5
Pelaksanaan kegiatan permainan 6
Melaporkan hasil permainan 7
Memberikan kesimpulan mengenai konsep
dalam tujuan pembelajaran
8
Jumlah 15
b. Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas V
1) Definisi Konsep
Pembelajaran bahasa Inggris Kelas V SD adalah suatu rangkaian
kegiatan yang dirancang untuk menginisiasi, memfasilitasi serta dapat
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa untuk meningkatkan
intensitas dan kualitas belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Bahasa
Inggris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2) Definisi Operasional
Pembelajaran Bahasa Inggris yaitu skor-skor yang menunjukkan
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris yang diperoleh
dari penilaian proses dan tes akhir.
Kisi-kisi penyusunan lembar penilaian proses dan tes akhir
adalah sebagai berikut.
Tabel 3.5. Kisi-kisi Penyusunan Lembar Penilaian Proses
Variabel Indikator Skala
Pembelajaran
Bahasa Inggris
Keaktifan
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
≤ 74 – 99
Tabel 3.6. Kisi-kisi Penyusunan Lembar Tes
Variabel
Penelitian Indikator Jumlah Ket.
Materi
Tranportation
Siklus I
Menyebutkan kosakata
Melengkapi kalimat berdasar
Gambar
10
5
Pilihan ganda
Esai
Materi Shape
Siklus II
Menyebutkan kosakata
Melengkapi kalimat berdasar
gambar
10
5
Pilihan ganda
Esai
Materi
Occupation
Siklus III
Menyebutkan kosakata
Melengkapi kalimat berdasar
gambar
10
5
Pilihan ganda
Esai
E. Uji Validitas Data
Arikunto menjelaskan bahwa validasi adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau kesohehan suatu instrumen. Suatu instrumen
dikatakan valid apabila mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara
tepat (1998: 160).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Untuk validasi data, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Tenik
triangulasi yang digunakan peneliti adalah triangulasi sumber dan triangulasi
data. Triangulasi sumber dalam penelitian ini adalah siswa, teman sejawat/guru,
kepala sekolah, peneliti, dan dokumen. Triangulasi alat dalam penelitian ini
adalah lembar observasi, lembar wawancara, dan lembar tes.
F. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
deskriptif yang meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif
diperoleh dari hasil belajar siswa dengan cara mancari nilai siswa dari hasil tes,
kemudian hasil tes tersebut dikategorikan ke dalam klasifikasi ketuntasan, yaitu
tuntas dan belum tuntas sesuai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan.
Sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil observasi.
Menurut Miles dan Huberman analisis data kualitatif terdiri dari tiga
alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi (2009: 16).
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara yang sedemikian
rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dalam
penelitian ini kegiatan reduksi data dilakukan dengan memilih dan
memusatkan data yang benar-benar diperlukan yang diperoleh dari pengamatan
dan catatan-catatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan
metode permainan sehingga pada akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan
untuk disajikan.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang disusun dan
dapat memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan kesimpulan
dan pengambilan tindakan yang tepat. Dengan melihat penyajian-penyajian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
data, kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus
dilakukan selanjutnya. Dalam penelitian ini data hasil pengamatan disajikan
dalam bentuk tabel, grafik, dan histogram.
3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Pada data penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan dilakukan secara
terus-menerus sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak awal mengadakan
penelitian dan selam proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk
menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan untuk mencari
pola tema, hubungan persamaan, dan hipotesis yang untuk selanjutnya
dituangkan dalam bentuk kesimpulan awal. Dari data yang telah direduksi dan
kesimpulan awal yang diperoleh, untuk selanjutnya menuju kesimpulan akhir
yang mampu menjawab permasalahan yang ada.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Sebagai dasar untuk mengetahui keefektifan dan keberhasilan tindakan,
serta pedoman analisis data perlu adanya indikator kinerja. Adapun indikator
kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Guru melaksanakan pembelajaran menggunakan metode permainan dengan
menggunakan berbagai jenis permainan yang diukur melalui pengamatan
dalam setiap siklusnya.
2. 85% siswa mendapat nilai tes akhir lebih atau sama dengan 70 yang diukur
melalui hasil evaluasi siswa. Nilai 70 adalah sebagai batas tuntas belajar.
3. 80% siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran yang diukur melalui lembar
pengamatan dalam penilaian proses.
4. 80% siswa menguasai keterampilan berbahasa aspek mendengarkan yang
diukur melalui lembar pengamatan dalam penilaian proses.
5. 80% siswa menguasai keterampilan berbahasa aspek berbicara yang diukur
melalui pengamatan dalam kegiatan tanya jawab.
6. 80% siswa menguasai keterampilan berbahasa aspek membaca yang diukur
melalui pengamatan dalam kegiatan membaca kosakata.
7. 80% siswa menguasai keterampilan berbahasa aspek menulis yang diukur
melalui hasil siswa dalam mengerjakan LKS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan oleh peneliti sekaligus sebagai guru kelas yang menggunakan
rancangan penelitian model siklus. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) menurut Kunandar (mengutip pendapat Elliott, 1991) merupakan kajian
dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki
kualitas situasi sosial tersebut (2008: 43). Tujuannya ialah untuk memecahkan
masalah yang ada dan memperbaiki proses belajar mengajar yang kurang tepat,
serta meningkatkan kompetensi belajar siswa khususnya dan untuk meningkatkan
mutu pendidikan pada umumnya.
Arikunto mengemukakan bahwa terdapat empat tahap yang digunakan
dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
observasi/pengamatan, dan (4) refleksi. Tahap perencanaan adalah tahap di mana
peneliti menentukan dan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan (2009: 16).
Tahap kedua, yaitu tahap tindakan di mana tahap tindakan merupakan
tahap implementasi atau penerapan isi rancangan/perencanaan mengenai tindakan
di kelas. Selanjutnya tahap ketiga, yaitu observasi/pengamatan yang dilakukan
oleh pengamat. Pengamatan biasanya dilakukan ketika tindakan sedang
berlangsung. Pengamat sedikit demi sedikit mencatat apa yang terjadi agar
memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
Tahap yang terakhir, yaitu tahap refleksi yang merupakan kegiatan
mengungkapkan kembali apa yang sudah dilakukan. Peneliti mengevaluasi diri
dengan berdasarkan hal-hal yang telah dicacat oleh pengamat/observer, kemudian
apabila ada hal-hal yang kurang pas dengan rencana, maka diperlukan perbaikan
untuk siklus selanjutnya.
Berikut adalah gambaran tahapan pelaksanaan dalam penelitian tindakan
kelas yang dilakukan peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Gambar 3.2. Tahapan Pelaksanaan dalam Penelitian Tindakan Kelas
Berikut penjelasan tahapan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun rencana tindakan yang
didasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan. Adapun
perencanaan tindakan pada siklus ini meliputi:
a) Mempelajari kurikulum atau silabus untuk mengetahui kompetensi
dasar dan materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran.
b) Menentukan waktu penelitian.
c) Menyusun RPP pelaksanaan tindakan sesuai langkah-langkah dalam
permainan.
d) Menyiapkan media apa saja yang akan digunakan dalam pembelajaran.
e) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar tes, lembar
observasi dan lembar wawancara serta menentukan observer.
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Perencanaan
SIKLUS III
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
HASIL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
b. Pelaksanaan
1) Guru menerapkan rencana pembelajaran menggunakan metode
permainan pada pembelajaran Bahasa Inggris materi Transportation yang
dilaksanakan dalam 3 pertemuan dengan rincian: pertemuan 1 guru
menjelaskan tentang Land Transportation menggunakan permainan
Bingo; pertemuan 2 guru menjelaskan tentang Water Transportation
menggunakan permainan What Missing; dan pertemuan 3 guru
menjelaskan tentang Air Transportation menggunakan permainan
Whisper race.
2) Siswa belajar Bahasa Inggris materi Transportation yang dilaksanakan
dalam 3 pertemuan dengan rincian: pertemuan 1 siswa belajar tentang
Land Transportation menggunakan permainan Bingo; pertemuan 2 siswa
belajar tentang Water Transportation menggunakan permainan What
missing; dan pertemuan 3 siswa belajar tentang Air Transportation
menggunakan permainan Whisper race.
c. Observasi
Pada tahap observasi atau pengamatan memiliki fungsi untuk
mengamati berbagai pengaruh tindakan pembelajaran menggunakan metode
permainan dalam pembelajaran Bahasa Inggris yang dilaksanakan pada
siklus I. Pengamatan berorientasi ke masa yang akan datang, artinya
observasi dimaksudkan untuk memperoleh berbagai keterangan yang
digunakan untuk langkah-langkah/merencanakan tindakan pada siklus II.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi siklus I, peneliti mengadakan analisis,
pemaknaan, dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan
pada siklus I dan juga berdasarkan hasil observasi. sil refleksi pada siklus I
ini kemudian digunakan sebagai dasar pemikiran tindakan siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada dasarnya perencanaan tindakan pada siklus II sama dengan
perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I. Hanya pada siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
lebih ditekankan pada perbaikan dan pemecahan masalah-masalah yang
muncul pada siklus I.
b. Pelaksanaan
1) Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan metode
permainan pada pembelajaran Bahasa Inggris materi Shape yang
dilaksanakan dalam 3 pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
pertemuan 1 guru menjelaskan tentang pokok bahasan Shape (macam-
macam bentuk) menggunakan jenis permainan Bingo; pertemuan 2 guru
menjelaskan tentang pokok bahasan Shape (bentuk-bentuk benda di
sekitar) menggunakan jenis permainan What Missing; dan pertemuan 3
guru membahas tentang teks bacaan mengenai Shape menggunakan jenis
permainan Concentration game.
2) Siswa belajar Bahasa Inggris materi Transportation yang dilaksanakan
dalam 3 pertemuan dengan rincian sebagai berikut: pertemuan 1 siswa
belajar tentang Shape (macam-macam bentuk) menggunakan permainan
Bingo; pertemuan 2 siswa belajar tentang Shape (bentuk-bentuk benda di
sekitar) menggunakan permainan What Missing; dan pertemuan 3 siswa
belajar tentang teks bacaan mengenai Shape menggunakan permainan
Concentration game.
c. Observasi
Pada tahap observasi atau pengamatan memiliki fungsi untuk
mengamati berbagai pengaruh tindakan pembelajaran menggunakan metode
permainan dalam pembelajaran Bahasa Inggris yang dilaksanakan pada
siklus II. Pengamatan dimaksudkan untuk memperoleh berbagai keterangan
yang digunakan untuk merencanakan tindakan pada siklus III.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi peneliti mengadakan analisis, pemaknaan, dan
penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II
berdasarkan hasil observasi. Hasil refleksi pada siklus II ini kemudian
digunakan sebagai dasar pemikiran untuk menyusun rencana tindakan siklus
III karena hasil siklus II belum sesuai indikator kinerja penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3. Siklus III
a. Perencanaan
Pada dasarnya perencanaan tindakan pada siklus III sama dengan
perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I dan II.
b. Pelaksanaan
1) Guru menerapkan rencana pembelajaran menggunakan metode
permainan pada pembelajaran Bahasa Inggris materi Occupation yang
dilaksanakan dalam 3 pertemuan dengan rincian: pertemuan 1 guru
menjelaskan tentang Occupation yang dimulai huruf A–D menggunakan
permainan Bingo; pertemuan 2 guru menjelaskan tentang Occupation
yang dimulai huruf F–P menggunakan permainan What Missing; dan
pertemuan 3 guru menjelaskan tentang Occupation yang dimulai huruf
S–T menggunakan permainan Miming.
2) Siswa belajar Bahasa Inggris materi Transportation yang dilaksanakan
dalam 3 pertemuan dengan rincian: pertemuan 1 siswa belajar tentang
Occupation yang dimulai huruf A–D menggunakan permainan Bingo;
pertemuan 2 siswa belajar tentang Occupation yang dimulai huruf F–P
menggunakan permainan What missing; dan pertemuan 3 siswa belajar
tentang Occupation dimulai huruf S–T menggunakan permainan Miming.
c. Observasi
Pada tahap observasi atau pengamatan memiliki fungsi untuk
mengamati berbagai pengaruh tindakan pembelajaran menggunakan metode
permainan dalam pembelajaran Bahasa Inggris yang dilaksanakan pada
siklus III.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi siklus III peneliti mengadakan analisis,
pemaknaan, dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan
pada siklus secara keseluruhan berdasarkan hasil observasi. Hasil refleksi
pada siklus III ini kemudian digunakan sebagai dasar pemikiran untuk
menyimpulkan hasil penelitian tindakan kelas ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum kegiatan penelitian menggunakan metode permainan
dilaksanakan, peneliti menggunakan data dokumentasi nilai ulangan harian
Bahasa Inggris siswa kelas V semester II yang pertama sebagai kondisi awal. Dari
data kondisi awal ini diketahui bahwa 40,54% siswa mendapat nilai kurang dari
KKM. Selain itu, berdasarkan hasil observasi peneliti sebelum melaksanakan
tindakan yang dilakukan selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung
banyak siswa yang kurang aktif dan kurang berminat mengikuti kegiatan
pembelajaran. Hal ini menumbuhkan minat peneliti untuk melakukan tindakan
terhadap siswa kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun terutama dalam mata
pelajaran Bahasa Inggris. Berikut peneliti sajikan data kondisi awal nilai ulangan
harian siswa kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun semester II yang pertama pada
mata pelajaran Bahasa Inggris yang dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Data Kondisi Awal
Interval Nilai F % Relatif Keterangan
5 40-44 1 2,70 Belum tuntas
5 45-49 1 2,70 Belum tuntas
5 50-54 1 2,70 Belum tuntas
5 55-59 0 0 Belum tuntas
5 60-64 12 32,43 Belum tuntas
5 65-69 0 0 Tuntas
5 70-74 7 18,92 Tuntas
5 75-79 5 13,51 Tuntas
5 80-84 3 8,11 Tuntas
5 85-89 7 18,92 Tuntas
Jumlah 37 100
Tertinggi 85
Terendah 40
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui dari 37 siswa kelas V hanya 22 siswa
atau 59,46% siswa yang tuntas atau mencapai KKM yang telah ditentukan guru
bidang studi Bahasa Inggris sebesar 65. Rata-rata nilai pada kondisi awal adalah
69,86.
Dari kondisi awal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa nilai siswa
masih rendah. Hal ini mungkin dikarenakan siswa masih merasa terbebani dan
merasa sulit dalam belajar Bahasa Inggris. Siswa merasa berat harus menghafal
kosakata, sehingga siswa membutuhkan suasana baru yang dapat menimbulkan
semangat dalam belajar Bahasa Inggris di sekolah dan diperlukan suatu metode
yang sesuai agar pembelajaran yang dilaksanakan berhasil sesuai dengan harapan.
Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas ini.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I
Sesuai dengan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu
menggunakan desain penelitian siklus, maka peneliti memulai penelitian
tindakan kelas ini dengan siklus I. Siklus I terdiri dari 3 pertemuan. Masing-
masing pertemuan dilaksanakan melalui empat langkah, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum merencanakan kegiatan,
peneliti meminta izin dahulu kepada Kepala SD Negeri 3 Tamanwinangun
untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas, kemudian peneliti menghubungi
observer yang akan mengamati jalannya kegiatan pembelajaran. Adapun
penjelasan dari langkah-langkah pada siklus I dijelaskan sebagai berikut.
a. Pertemuan Pertama
1) Perencanaan
Sebelum pertemuan pertama siklus I dilaksanakan, peneliti
melakukan beberapa perencanaan sesuai prosedur penelitian yang
dimaksudkan agar pelaksanaan siklus dapat terlaksana dengan baik dan
terprogram. Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu menyusun RPP materi
Land Transportation sesuai langkah-langkah dalam metode permainan,
menentukan topik/materi permainan, menyiapkan alat dan bahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
permainan, menyusun petunjuk atau langkah permainan, menyiapkan
media apa saja yang akan digunakan dalam pembelajaran, dan
mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan pertemuan pertama
siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 2 Maret 2012 pada pukul 09.35-
10.45 WIB. Kegiatan pembelajaran diikuti oleh 28 siswa dari seluruh
siswa kelas V yang berjumlah 37. Pelaksanaan tindakan pertemuan
pertama ada dua orang observer. Adapun uraian pelaksanaan kegiatan
secara singkat sebagai berikut.
a) Kegiatan Awal (+ 10 menit)
Seperti halnya dengan pembelajaran pada umumnya kegiatan
awal pembelajaran menggunakan metode permainan pada pertemuan
pertama siklus I diawali dengan guru mengucapkan salam, kemudian
memimpin siswa berdoa, mengabsen siswa, dan melakukan apersepsi
kepada siswa dengan menyanyikan lagu “Kring-kring there is Cycle”,
serta menyampaikan acuan.
b) Kegiatan Inti (+ 50 menit)
Kegiatan inti dilaksanakan sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Siswa terlebih
dahulu memperhatikan penjelasan guru tentang Land Transportation,
kemudian siswa menyebutkan kosakata bahasa Inggris yang
diketahuinya sesuai tema tersebut. Selanjutnya siswa mendengarkan
demonstrasi guru tentang cara membaca kosakata tersebut dan
menirukan cara membacanya. Setelah itu siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang menanyakan alat transportasi yang ingin
digunakan seseorang dan secara berpasangan mendemonstrasikan
percakapan sederhana tentang materi tersebut. Setelah selesai siswa
mendengarkan penjelasan guru tentang permainan Bingo beserta
peraturannya yang bertemakan Land Transportation dan siswa
melakukan permainan Bingo tersebut dipimpin oleh guru. Kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
setelah permainan selesai siswa melaporkan hasil permainan tersebut
dan guru menanggapi, mengonfirmasi hasil permainan, serta
memberikan penghargaan kepada siswa yang berhasil.
c) Kegiatan Akhir (+ 10 menit)
Pada akhir kegiatan pembelajaran, siswa diberi kesempatan
menanyakan hal-hal yang belum jelas tentang materi pembelajaran.
Kemudian siswa bersama guru mengambil kesimpulan akhir sebagai
penguatan dan siswa mencatat hal-hal yang penting. Pada pertemuan
pertama tidak diadakan evaluasi karena evaluasi diadakan pada
pertemuan ketiga. Hal ini dilakukan supaya lebih efisien karena materi
yang diajarkan masih berhubungan. Selanjutnya guru memberi
nasehat kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya, yaitu
Water Transportation. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan
salam.
3) Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan oleh dua orang yang berasal
dari guru SD Negeri 3 Tamanwinangun. Kegiatan observasi dilakukan
pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun objek yang
diobservasi adalah bagaimana guru melaksanakan kegiatan pembelajaran,
bagaimana guru melaksanakan metode permainan, bagaimana kondisi
siswa saat pembelajaran dan saat siswa melakukan permainan. Berikut
ini hasil observasi yang telah dilakukan observer.
a) Observasi terhadap Guru selama Pembelajaran
Peneliti dalam hal ini adalah sebagai guru selama
pelaksanaan pembelajaran sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Mulai dari kegiatan awal,
kegiatan inti sampai kegiatan akhir pembelajaran secara umum sudah
dilaksanakan dengan baik. Berikut hasil observasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 4.2. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang
Dilakukan Guru pada Pertemuan Pertama Siklus I
No Aspek yang Dinilai
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Keterampilan guru membuka
pelajaran
4,00 4,00 4,00
2 Penggunaan metode pembelajaran 4,00 4,00 4,00
3 Penggunaan media pembelajaran 4,00 4,00 4,00
4 Penyajian materi pembelajaran 3,00 3,00 3,00
5
Pengaktifan siswa dalam
pembelajaran
3,00 4,00 3,50
6 Pemberian motivasi/penguatan 3,00 3,00 3,00
7 Penampilan
(ekspresi, gerak, lisan dan tertulis)
3,00 3,00 3,00
8 Pelaksanaan pembelajaran 3,00 3,00 3,00
9 Pelaksanaan penilaian/evaluasi 2,00 2,00 2,00
10 Keterampilan menutup pelajaran 3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,20 3,30 3,25
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui guru sudah mampu membuka
kegiatan pelajaran dengan baik yang meliputi mempersiapkan siswa,
mengecek kehadiran siswa, menyampaikan acuan, dan melaksanakan
apersepsi. Guru sudah menggunakan berbagai macam metode dengan
baik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, kebutuhan dan
kemampuan siswa, media pembelajaran, walaupun guru tetap berpusat
pada pengunaaan metode permainan. Guru juga sudah menggunakan
berbagai macam media pembelajaran dengan baik pula tentu saja yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran, kebutuhan dan kemampuan siswa,
serta sesuai dengan metode yang digunakan. Selanjutnya dalam hal
penyajian materi guru sudah menyampaikannya dengan baik, suara
jelas, keras, dan sudah menuliskan pokok materi di papan tulis hanya
saja guru masih terkadang belum bisa menggunakan bahasa yang baik
dan benar. Guru sudah mampu mengaktifkan siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
pembelajaran baik secara individu atau kelompok, mengaktifkan siswa
dengan cara menawarkan maupun menunjuk, hanya saja belum
seluruh siswa aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Guru juga
memberikan motivasi/penguatan dengan baik, yaitu menggunakan
kata-kata yang baik, tepuk tangan, dan menggunakan media bintang
sebagai reward dan namun untuk penguatan dengan sentuhan guru
belum melakukannya.
Selanjutnya dalam hal penampilan, gerakan sudah luwes,
tulisan rapi, ekspresi baik, hanya saja guru masih terkadang belum
bisa menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dalam pelaksanaan
pembelajaran, guru sudah menyajikan kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan indikator, tujuan, metode, dan media pembelajaran,
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan langkah pembelajaran, serta
berjalan secara multiarah antara siswa dan guru, namun pembelajaran
belum dilaksanakan sesuai alokasi waktu, hal ini dikarenakan kegiatan
permainan berjalan lebih cepat dari waktu yang diperkirakan. Guru
sudah melaksanakan evaluasi proses dengan baik. Guru juga sudah
mampu menutup kegiatan pembelajaran dengan baik mulai dari
menyimpulkan materi pembelajaran, memberi kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal yang belum jelas, memberi pesan, tugas
atau PR, namun guru belum bisa menutup kegiatan pembelajaran
sesuai dengan alokasi waku yang direncanakan, guru masih
mempunyai sisa waktu sekitar 5 menit. Secara umum dapat dikatakan
guru sudah baik dalam pembelajaran dan mendapat rata-rata skor
3,25.
Observasi juga dilakukan terhadap pelaksanaan metode
permainan yang dilakukan guru pada pertemuan pertama siklus I.
Hasil observasi terlihat pada tabel 4.3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 4.3. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan
yang Dilakukan Guru pada Pertemuan Pertama Siklus I
No Langkah
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
3,00 3,00 3,00
2
Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4,00 4,00 4,00
3
Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4,00 4,00 4,00
4
Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4,00 4,00 4,00
5
Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4,00 4,00 4,00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 2,00 2,00 2,00
7 Melaporkan hasil permainan 3,00 3,00 3,00
8
Memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran
3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,38 3,38 3,38
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa dalam pelaksanaan
metode permainan langkah pertama yaitu menentukan topik/materi
permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan
guru belum mampu menentukan topik/materi permainan sesuai
dengan materi yang disampaikan, hal ini dikarenakan walaupun
penentuan jenis permainan sesuai dengan topik/materi dan guru sudah
menyampaikan topik/materi permainan kepada siswa namun guru
belum bisa sepenuhnya memperhitungkan antara materi permainan
dengan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan permainan
tersebut.
Langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan permainan,
guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan guru sudah
mampu menyiapkan alat dan bahan permainan yang sesuai dengan
jenis permainan yang disajikan dan digunakan dengan baik oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Langkah ketiga yaitu menyusun petunjuk/langkah-langkah
permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan
guru sudah mampu menyusun petunjuk/langkah-langkah permainan
dengan baik menggunakan bahasa yang jelas, sesuai dengan langkah-
langkah permainan, dan dijelaskan dengan baik pula sebelum
permainan tersebut dimulai.
Kemudian langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan
tujuan permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan guru sudah mampu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan dengan suara jelas, keras, bahasa yang baik, dan siswa
mengerti dengan penjelasan guru.
Selanjutnya langkah kelima yaitu membagi siswa dalam
individu/kelompok, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan guru sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan
tersebut.
Langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 2,00 dan dapat dikatakan guru belum
mampu melaksanakan kegiatan permainan dengan baik, meskipun
guru sudah berhasil menyertakan seluruh siswa untuk aktif dalam
permainan yang disajikan tersebut, namun guru belum melaksanakan
permainan sesuai dengan alokasi waktu permainan, dan guru belum
mampu memimpin kegiatan permainan tersebut dengan baik dan
mampu menjadi kunci jalannya permainan karena masih ada beberapa
siswa yang terlihat bermain dengan temannya saat permainan
berlangsung.
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan guru belum
berhasil, walaupun guru sudah mengarahkan siswa untuk melaporkan
hasil permainan tersebut dengan baik, guru mengonfirmasi hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
laporan siswa dengan baik pula, dan sekaligus mengevaluasi jalannya
permainan, namun untuk pemberian penghargaan kepada siswa yang
berhasil dinilai masih kurang, yaitu guru belum memberikan
penghargaan secara fisik atau sentuhan kepada siswa.
Langkah kedelapan yaitu memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran, guru mendapatkan rata-rata skor
3,00 dan dapat dikatakan guru belum berhasil, karena guru belum
melibatkan siswa untuk ikut menyimpulkan kegiatan pembelajaran
tersebut, namun guru sudah menegaskan kembali kesimpulan
pembelajaran tersebut, penyampaian kesimpulan juga sesuai dengan
pokok materi, dan penyampaian kesimpulan menggunakan bahasa
yang baik pula.
Secara keseluruhan hasil dari observasi yang dilakukan oleh
dua observer terhadap guru memperoleh nilai rata-rata 3,38 dan dapat
dikatakan bahwa guru sudah baik dalam kegiatan pembelajaran
menggunakan metode permainan meskipun masih ditemui berbagai
kekurangan seperti yang telah dijelaskan di atas.
b) Observasi terhadap Siswa selama Pembelajaran
Observasi pada siswa juga dilakukan dan bertujuan untuk
mengetahui perilaku siswa selama proses pembelajaran Bahasa
Inggris. Berikut hasil observasi terhadap siswa selama pembelajaran
pertemuan pertama siklus I yang tersaji dalam tabel 4.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 4.4. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Pertemuan Pertama Siklus I
No Aspek yang Dinilai
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Siswa antusias terhadap
pembelajaran yang disajikan
3,00 3,00 3,00
2
Siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik
3,00 3,00 3,00
3
Siswa senang dengan
pembelajaran yang disajikan
3,00 3,00 3,00
4
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek mendengarkan
3,00 3,00 3,00
5
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek berbicara
2,00 3,00 3,00
6
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek membaca
2,00 3,00 2,50
7
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek menulis
3,00 3,00 3,00
Rata-rata 2,71 3,00 2,86
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui dalam pertemuan pertama
siklus I siswa sudah cukup antusias terhadap pembelajaran yang
disajikan terbukti dengan mendapat rata-rata skor 3,00. Siswa tampak
semangat dalam pembelajaran maupun saat permainan berlangsung,
tidak ada siswa yang mengantuk di kelas, siswa mampu merespon
perintah guru dengan baik walaupun masih ada beberapa siswa yang
kadang bermain dengan temannya.
Siswa dapat dikatakan sudah dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik, semua siswa mengikuti kegiatan pembelajaran mulai dari
kegiatan awal, kegiatan inti, sampai kegiatan akhir pembelajaran,
termasuk dalam kegiatan evaluasi yang dilaksanakan pada pertemuan
ketiga. Hal ini terbukti dengan mendapat rata-rata skor 3,00.
Walaupun sudah dapat dikatakan baik namun masih ada beberapa
siswa yang kadang bermain dengan temannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Secara umum siswa terlihat senang dengan pembelajaran
yang disajikan dan mendapat rata-rata skor 3,00. Meskipun tidak ada
siswa yang terlihat cemberut di kelas, siswa mengikuti pembelajaran
dengan ceria, namun ada beberapa siswa yang terlihat bosan sehingga
pada akhirnya bermain dengan teman yang lainnya.
Pertemuan pertama ini masih ada beberapa siswa yang belum
menguasai keterampilan berbahasa aspek mendengarkan dan
mendapat rata-rata skor 3,00. Masih ada beberapa siswa yang belum
bisa mendengarkan kosakata Bahasa Inggris yang disampaikan guru
dengan baik, belum memahami arti kosakata Bahasa Inggris yang
disampaikan guru, masih ada beberapa siswa yang belum mampu
merespon instruksi secara verbal, dan masih ada beberapa siswa yang
belum mampu merespon instruksi dengan tindakan yang tepat.
Siswa juga masih ada beberapa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek berbicara dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 2,50. Hal ini terlihat dari masih ada beberapa siswa yang
belum mampu memberi contoh dengan tepat, belum mampu
menyebutkan sesuatu dengan tepat, belum mampu memberi barang
dengan tepat, dan belum mampu memberi informasi dengan benar.
Selain itu masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek membaca dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 2,50. Masih ada terdapat cukup banyak siswa yang
belum mampu membaca kosakata Bahasa Inggris dengan ucapan yang
tepat, dengan tekanan yang tepat, dengan intonasi yang tepat, dan
masih ada beberapa siswa yang belum lancar dalam membaca
kosakata bahasa Inggris.
Selanjutnya masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek menulis dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 3,00. Dalam mengejakan LKS masih ada beberapa siswa
yang belum mampu menulis kosakata Bahasa Inggris dengan ejaan
yang benar, dengan tanda baca yang tepat, dengan tulisan yang rapi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
dan masih ada beberapa siswa yang belum lancar dalam menulis
kosakata Bahasa Inggris. Secara umum pelaksanaan pembelajaran
pertemuan pertama siklus I mendapat rata-rata skor 2,86 dan dapat
dikategorikan cukup baik.
Observasi juga dilakukan terhadap pelaksanaan metode
permainan. Berikut hasil observasi oleh dua observer.
Tabel 4.5. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan Metode
Permainan Pertemuan Pertama Siklus I
No Langkah
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
3,00 3,00 3,00
2 Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4,00 4,00 4,00
3 Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4,00 4,00 4,00
4 Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4,00 4,00 4,00
5 Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4,00 4,00 4,00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 3,00 3,00 3,00
7 Melaporkan hasil permainan 3,00 3,00 3,00
8 Memberikan kesimpulan
mengenai konsep dalam tujuan
pembelajaran
3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,50 3,50 3,50
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui dalam pelaksanaan metode
permainan langkah pertama yaitu menentukkan topik/materi
permainan memperoleh rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan belum
berhasil, meskipun siswa sudah mampu memahami topik/materi
permainan yang ditentukan guru dengan terlebih dahulu siswa
dijelaskan topik/materi permainan, siswa merasa jenis permainan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
sesuai dengan topik/materi, dan siswa memperhatikan guru dalam
menyampaikan topik/materi permainan, namun untuk topik/materi
permainan belum sesuai dengan alokasi waktu permainan.
Selanjutnya langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan
permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik. Siswa dapat menggunakan alat dan bahan permainan dengan
baik, dan siswa merasa tertarik dengan alat dan bahan permainan.
Langkah ketiga yaitu menyusun petunjuk atau langkah
permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik. Siswa terlebih dahulu dijelaskan tentang petunjuk permainan,
dan siswa dapat memahami petunjuk atau langkah permainan dengan
baik yang dijelaskan oleh guru sebelum permainan tersebut dimulai,
serta siswa memperhatikan penjelasan guru tentang petunjuk
permainan dengan baik pula.
Kemudian langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan
tujuan permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan
sudah baik. Siswa dijelaskan dengan suara yang jelas, keras, bahasa
baik, dan siswa juga sudah dapat memahami tentang maksud dan
tujuan permainan yang dijelaskan guru.
Langkah kelima yaitu membagi siswa dalam individu atau
kelompok memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik siswa juga sudah dibagi dalam individu/kelompok, dibagi secara
adil, dan pembagian sesuai dengan jenis permainan yang dimainkan,
sehingga semua siswa ikut serta dalam kegiatan permainan.
Langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan permainan
memperoleh rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan belum berhasil,
meskipun siswa sudah dipimpin oleh guru dalam melakukan
permainan, siswa dapat mengikuti jalannya permainan dengan baik,
semua siswa ikut aktif dalam permainan tersebut, dan dapat mengikuti
permainan dengan baik dari awal hingga akhir permainan, namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
siswa belum bisa melaksanakan permainan sesuai dengan alokasi
waktu permainan.
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan
memperoleh rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan belum berhasil
meskipun siswa sudah dapat melaporkan hasil permainan dengan baik,
siswa mendengarkan guru mengonfirmasi hasil laporan siswa, siswa
mendengarkan guru mengevaluasi jalannya permainan dan siswa
merasa senang dengan penghargaan yang diterima namun siswa belum
menerima pemberian penghargaan dengan sentuhan atau tindakan.
Terakhir yaitu langkah kedelapan, memberikan kesimpulan
mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran memperoleh rata-rata
skor 3,00 dan dapat dikatakan belum berhasil, meskipun siswa belum
memberikan kesimpulan mengenai materi pembelajaran dengan baik
karena masih didominasi oleh guru dalam mengambil kesimpulan,
namun siswa sudah mampu mendengarkan guru dalam menegaskan
kembali kesimpulan mengenai konsep materi, dan terlihat sebagian
besar siswa dapat memahami kesimpulan materi walaupun belum
semua siswa.
Secara keseluruhan hasil dari observasi terhadap siswa ketika
mengikuti kegiatan belajar mengajar menggunakan metode permainan
memperoleh nilai 3,50 yang termasuk ke dalam kategori baik
meskipun ada beberapa hal yang menjadi catatan dan harus diperbaiki.
c) Hasil Penilaian Proses
Dalam pelaksanaan pertemuan pertama siklus I peneliti
mengadakan penilaian proses terhadap siswa guna mengukur tingkat
keberhasilan pembelajaran. Dalam penilaian proses ada beberapa
aspek yang dinilai, yaitu mengenai perilaku siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran yang meliputi aspek keaktifan, dan mengetahui
penguasaan siswa dalam keterampilan berbahasa aspek
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Adapun hasil dari
penilaian proses secara ringkas disajikan dalam tabel 4.6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel 4.6. Persentase Penilaian Proses Pertemuan Pertama Siklus I
No Aspek yang Dinilai Persentase Kategori
1. Keaktifan 67,68% Kurang
2. Mendengarkan 67,68% Kurang
3. Berbicara 57,14% Kurang
4. Membaca 60,71% Kurang
5. Menulis 60,71% Kurang
Keterangan:
Nilai < 69 = kurang Nilai 80-89 = baik
Nilai 70<79 = cukup Nilai > 90 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui secara umum hasil dari
penilaian proses dapat dikatakan belum dapat memenuhi indikator
keberhasilan yaitu indikator keberhasilan masing-masing aspek
penilaian proses adalah 80%. Hal ini dikarenakan hasil penilaian
proses pada pertemuan pertama siklus I ini diketahui hanya 67,68%
siswa yang aktif dalam pembelajaran secara keseluruhan. Selain itu
siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek
mendengarkan hanya mencapai 67,68%, siswa yang menguasai
keterampilan berbahasa untuk aspek berbicara hanya 57,14%, siswa
yang menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek membaca hanya
60,71%, dan siswa menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek
menulis hanya 60,71%.
d) Hasil Wawancara
(1) Wawancara terhadap Observer
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
observer diketahui bahwa guru sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik. Pembelajaran sudah dilaksanakan
dengan skenario dan rencana kegiatan yang ada dalam RPP..
Guru juga sudah menggunakan metode permainan dengan
baik sesuai rencana. Secara umum, keseluruhan pembelajaran
sudah berjalan baik dan lancar, namun masih ada kekurangan
dalam pertemuan pertama ini. Walaupun guru sudah memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
motivasi kepada siswa berupa ucapan, gerakan tangan dan tepuk
tangan, serta guru sudah memberikan penghargaan yang baik
berupa “Bintang”, namun dirasa masih kurang, terutama motivasi
yang berupa sentuhan kepada anak.
Siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran yang
disajikan secara menarik. Siswa terlihat bersemangat saat
permainan disajikan. Sebagian besar siswa sudah terlihat aktif
dalam pembelajaran walaupun belum seluruhnya.
Hasil catatan wawancara diketahui kelebihan dari
pembelajaran menggunakan metode permainan adalah memberikan
suasana baru, atau sebagai penyegar dan penyemangat bagi siswa.
Semua siswa terlihat aktif mengikuti permainan. Tidak ada siswa
yang hanya diam saja saat permainan berlangsung. Kekurangan
dari metode permainan adalah guru juga sulit menentukan waktu
yang dibutuhkan secara pasti untuk melakukan kegiatan permainan
tersebut.
(2) Wawancara terhadap Siswa
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
beberapa siswa diketahui bahwa siswa merasa senang dengan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, sebagian siswa sudah
aktif dalam pembelajaran, namun ada beberapa siswa yang bermain
dengan temannya di waktu pelajaran. Guru sudah menyampaikan
topik/materi permainan kepada siswa, dan guru sudah menyiapkan
dan menggunakan alat dan bahan permainan dengan baik. Guru
sudah menyampaikan petunjuk atau langkah permainan dan guru
sudah menjelaskan maksud dan tujuan permainan, serta guru sudah
membagi siswa dalam individu atau kelompok sesuai dengan jenis
permainan. Semua ikut melakukan pemainan yang disajikan guru,
dan siswa sudah melaporkan hasil permainan kepada guru, namun
siswa belum dapat memberikan kesimpulan mengenai konsep
dalam tujuan pembelajaran. Siswa merasa senang dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
permainan yang dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara juga
diketahui masih terdapat cukup banyak siswa yang belum
menguasai keterampilan berbahasa baik aspek mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis.
4) Refleksi
Peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang telah
dilaksanakan pada pertemuan pertama siklus I untuk memperbaiki
masalah-masalah yang muncul guna penyempurnaan tindakan
selanjutnya, yaitu tindakan pertemuan kedua siklus I. Hasil refleksi
berupa ide atau gagasan untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya
terutama dalam hal proses kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa
karena hal tersebut menjadi tolok ukur keberhasilan penggunaan metode
permainan pada pembelajaran Bahasa Inggris.
Beberapa kekurangan yang ada pada pertemuan pertama siklus
I adalah dalam penyajian materi guru terkadang belum bisa
menggunakan bahasa yang baik dan benar selama pembelajaran hal ini
dikarenakan guru kurang memperhatikan tata bahasa yang digunakan.
Hal ini akan diperbaiki dengan lebih maksimal lagi yaitu dengan lebih
serius dalam memperhatikan bahasa yang digunakan selama
pembelajaran.
Guru juga belum melakukan penguatan secara fisik yaitu berupa
sentuhan hal ini dikarenakan guru menganggap penguatan berupa ucapan
dan tepuk tangan sudah cukup. Hal ini akan diperbaiki dengan pemberian
penguatan kepada siswa yang berhasil disertai dengan sentuhan, bisa
berupa jabat tangan atau mengusap kepala siswa.
Selain itu guru belum bisa memperhitungkan dan mengatur
waktu pembelajaran secara maksimal terutama dalam pelaksanaan
metode permainan pertemuan pertama siklus I guru belum bisa
sepenuhnya memperhitungkan antara materi permainan dengan alokasi
waktu hal ini terjadi karena permainan berjalan lebih cepat dari waktu
yang direncanakan. Peneliti akan memperbaikinya dengan lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
memperhitungkan masalah waktu dan akan mempergunakannya dengan
sebaik-baiknya. Dalam pertemuan pertama siklus I guru melaksanakan
pembelajaran menggunakan metode pemainan hanya dengan
menggunakan satu jenis permainan saja yaitu Bingo.
Selanjutnya dari segi guru dan siswa ketika menggunakan
metode permainan dapat diuraikan sebagai berikut.
a) Menentukan topik/materi permainan
Guru dapat dikatakan belum mampu menentukan topik/materi
permainan sesuai dengan materi yang disampaikan, hal ini
dikarenakan walaupun penentuan jenis permainan sesuai dengan
topik/materi dan guru sudah menyampaikan topik/materi permainan
kepada siswa namun guru belum bisa sepenuhnya memperhitungkan
antara materi permainan dengan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan permainan tersebut. Untuk pertemuan selanjutnya, guru
akan lebih memperhitungkan masalah waktu dan akan
mempergunakannya dengan sebaik-baiknya.
b) Menyiapkan alat dan bahan permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menyiapkan alat dan bahan
permainan yang sesuai dengan jenis permainan yang disajikan dan
digunakan dengan baik oleh guru.
c) Menyusun petunjuk/langkah-langkah permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menyusun petunjuk/langkah-
langkah permainan dengan baik menggunakan bahasa yang jelas,
sesuai dengan langkah-langkah permainan, dan dijelaskan dengan baik
pula sebelum permainan tersebut dimulai.
d) Menjelaskan maksud dan tujuan permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan dengan suara jelas, keras, bahasa yang baik, dan siswa
mengerti dengan penjelasan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
e) Membagi siswa dalam individu/kelompok
Guru dapat dikatakan sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan.
f) Pelaksanaan kegiatan permainan,
Guru dapat dikatakan belum mampu melaksanakan kegiatan
permainan dengan baik, hal ini dikarenakan meskipun guru sudah
berhasil menyertakan seluruh siswa untuk aktif dalam permainan yang
disajikan tersebut, namun guru belum melaksanakan permainan sesuai
dengan alokasi waktu permainan, dan guru juga belum mampu
memimpin dan belum mampu menjadi kunci jalannya permainan
karena masih ada beberapa siswa yang terlihat bermain dengan
temannya saat permainan berlangsung. Untuk pertemuan selanjutnya,
guru akan lebih tegas dalam memberi arahan, petunjuk, perintah
selama proses pembelajaran sehingga diharapkan akan lebih mampu
memimpin jalannya permainan.
g) Melaporkan hasil permainan
Guru dapat dikatakan belum berhasil, walaupun guru sudah
mengarahkan siswa untuk melaporkan hasil permainan tersebut
dengan baik, guru mengonfirmasi hasil laporan siswa dengan baik
pula, dan sekaligus mengevaluasi jalannya permainan, namun untuk
pemberian penghargaan kepada siswa yang berhasil dinilai masih
kurang, yaitu guru belum memberikan penghargaan secara fisik atau
sentuhan kepada siswa. Untuk pertemuan selanjutnya, guru akan
memperbaiki dengan melakukan pemberian penguatan kepada siswa
yang berhasil disertai dengan sentuhan, bisa berupa jabat tangan atau
mengusap kepala siswa.
h) Memberikan kesimpulan mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran
Guru dapat dikatakan belum berhasil, meskipun guru sudah
menegaskan kembali kesimpulan pembelajaran tersebut, penyampaian
kesimpulan juga sesuai dengan pokok materi, dan penyampaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
kesimpulan menggunakan bahasa yang baik pula, namun guru belum
melibatkan siswa untuk ikut menyimpulkan kegiatan pembelajaran
tersebut hal ini terjadi karena siswa masih enggan untuk
menyampaikan kesimpulannya. Untuk pertemuan selanjutnya, guru
akan lebih memotivasi dan mengarahkan siswa untuk dapat
menyampaikan kesimpulannya sendiri.
Berdasarkan data hasil petemuan pertama siklus I diketahui
persentase keaktifan siswa baru mencapai 67,86% dan belum mencapai
indikator kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena masih
terdapat siswa yang belum aktif dalam pembelajaran. Untuk pertemuan
kedua guru akan lebih memotivasi siswa dan meminta siswa untuk lebih
aktif lagi.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek mendengarkan baru mencapai 67,86% dan belum mencapai
indikator kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena masih
terdapat siswa beberapa siswa yang berbicara sendiri saat guru memberi
penjelasan. Peneliti akan memperbaiki dengan memberi perhatian lebih
terhadap beberapa anak yang melakukan hal tersebut.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek berbicara baru mencapai 57,14% dan belum mencapai indikator
kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena masih terdapat
beberapa siswa belum dapat menyebutkan kosakata bahasa Inggris
dengan ucapan yang benar. Hal ini akan diperbaiki dengan melakukan
lebih banyak kegiatan latihan mengucapkan kosakata pada saat kegiatan
permainan.
Selanjutnya persentase siswa yang menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek membaca baru mencapai 60,71% dan belum
mencapai indikator kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena
masih terdapat beberapa siswa belum dapat membaca kosakata bahasa
Inggris dengan ucapan yang benar. Hal ini juga akan diperbaiki dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
melakukan lebih banyak kegiatan latihan membaca kosakata pada saat
kegiatan permainan di pertemuan kedua.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek menulis baru mencapai 60,71%. Hal ini terjadi karena selama
pembelajaran siswa belum banyak melakukan kegiatan latihan mengeja
kosakata. Untuk siklus selanjutnya, guru akan melakukan perbaikan
dengan lebih banyak melakukan kegiatan mengeja kosakata pada saat
pemainan berlangsung. Hal ini dilakukan guna peningkatan hasil yang
lebih baik dalam pertemuan kedua agar mencapai indikator penelitian
yang diharapkan.
b. Pertemuan Kedua
1) Perencanaan
Sebelum pertemuan kedua siklus I dilaksanakan, peneliti
melakukan beberapa perencanaan sesuai prosedur penelitian yang
dimaksudkan agar pelaksanaan siklus dapat terlaksana dengan baik dan
terprogram. Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu menyusun RPP materi
Water Transportation sesuai langkah-langkah dalam metode permainan,
menentukan topik/materi permainan, menyiapkan alat dan bahan
permainan, menyusun petunjuk atau langkah permainan, menyiapkan
media apa saja yang akan digunakan dalam pembelajaran, dan
mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
Peneliti juga merencanakan perbaikan kekurangan-kekurangan
pada pertemuan pertama yaitu guru akan lebih memperhatikan
penggunaan bahasa yang beik dan benar dalam pembelajaran, melakukan
pemberian penguatan kepada siswa yang berhasil disertai dengan
sentuhan, bisa berupa jabat tangan atau mengusap kepala siswa. Untuk
mengatasi beberapa siswa yang berbicara sendiri saat guru memberi
penjelasan, peneliti akan memperbaiki dengan memberi perhatian lebih
terhadap beberapa anak yang melakukan hal tersebut. Guru akan lebih
memperhitungkan masalah waktu dan akan mempergunakan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
sebaik-baiknya, guru akan lebih serius dalam mempimpin jalannya
permainan. Selanjutnya guru juga akan melibatkan siswa dalam
pengambilan kesimpulan.
Untuk mencapai indikator keberhasilan 80% siswa kelas V aktif
dalam pembelajaran seluruhnya guru akan guru akan lebih memotivasi
siswa dan meminta siswa untuk lebih aktif lagi. Sedangkan untuk
mencapai indikator keberhasilan 80% siswa menguasai keterampilan
bahasa aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis peneliti
akan mencoba untuk melakukan lebih banyak latihan keterampilan
berbahasa siswa yaitu melakukan latihan mengucapkan, membaca dan
mengeja kosakata pada saat pemainan berlangsung. Hal ini dilakukan
guna peningkatan hasil yang lebih baik dalam pertemuan kedua agar
mencapai indikator penelitian yang ditetapkan oleh peneliti.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan pertemuan kedua
siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 10 Maret 2012 pada pukul 07.00-
08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran diikuti oleh 35 siswa dari 37 siswa
kelas V. Kemudian dalam pelaksanaan tindakan ini juga ada dua orang
observer. Adapun uraian pelaksanaan kegiatan secara singkat sebagai
berikut.
a) Kegiatan Awal (+ 10 menit)
Kegiatan awal pembelajaran menggunakan metode
permainan pada pertemuan kedua siklus I ini diawali dengan guru
mengucapkan salam, kemudian memimpin siswa berdoa, mengabsen
siswa, dan melakukan apersepsi kepada siswa dengan menyanyikan
lagu “Toot toot there is a Ship”, serta menyampaikan acuan.
b) Kegiatan Inti (+ 50 menit)
Pertemuan kedua membahas tentang Water Transportation.
Siswa terlebih dahulu memperhatikan penjelasan guru tentang Water
Transportation kemudian siswa menyebutkan kosakata bahasa Inggris
yang diketahuinya sesuai tema tersebut. Setelah itu siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
mendengarkan demonstrasi guru tentang cara membaca kosakata
tersebut dan menirukan cara membacanya. Kemudian siswa
memperhatikan penjelasan guru tentang menanyakan alat transportasi
yang akan digunakan seseorang untuk bepergian dan siswa secara
berpasangan mendemonstrasikan dialog sederhana tentang materi
tersebut. Selanjutnya siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
permainan What’s Missing? yang bertemakan Water Transpostation
dan siswa melakukan permainan What’s Missing? tersebut dipimpin
oleh guru. Siswa kemudian melaporkan hasil permainan dan guru
menanggapi, mengonfirmasi hasil permainan, serta memberikan
penghargaan kepada siswa yang berhasil.
c) Kegiatan Akhir (+ 10 menit)
Pada akhir kegiatan pembelajaran, siswa diberi kesempatan
menanyakan hal-hal yang belum jelas tentang materi pembelajaran.
Kemudian siswa bersama guru mengambil kesimpulan akhir sebagai
penguatan dan siswa mencatat hal-hal yang penting. Guru kemudian
memberi nasehat kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya,
yaitu tentang Air Transportation dan guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan salam.
3) Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan oleh dua orang yang berasal
dari guru SD Negeri 3 Tamanwinangun. Kegiatan observasi dilakukan
pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun objek yang
diobservasi adalah bagaimana guru melaksanakan kegiatan pembelajaran,
bagaimana guru melaksanakan metode permainan, bagaimana kondisi
siswa saat pembelajaran dan saat siswa melakukan permainan. Berikut
ini hasil observasi yang telah dilakukan observer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
a) Observasi terhadap Guru selama Pembelajaran
Peneliti dalam hal ini adalah sebagai guru selama
pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua siklus I sudah
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
dibuat. Mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir
pembelajaran secara umum sudah dilaksanakan dengan baik. Berikut
hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
guru pada pertemuan kedua siklus I.
Tabel 4.7. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang
Dilakukan Guru pada Pertemuan Kedua Siklus I
No Aspek yang Dinilai
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Keterampilan guru membuka
pelajaran
4,00 4,00 4,00
2 Penggunaan metode pembelajaran 4,00 4,00 4,00
3 Penggunaan media pembelajaran 4,00 4,00 4,00
4 Penyajian materi pembelajaran 3,00 3,00 3,00
5
Pengaktifan siswa dalam
pembelajaran
4,00 4,00 4,00
6 Pemberian motivasi/penguatan 3,00 3,00 3,00
7 Penampilan
(ekspresi, gerak, lisan dan tertulis)
3,00 3,00 3,00
8 Pelaksanaan pembelajaran 3,00 3,00 3,00
9 Pelaksanaan penilaian/evaluasi 2,00 2,00 2,00
10 Keterampilan menutup pelajaran 3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,30 3,30 3,30
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui guru sudah mampu membuka
kegiatan pelajaran dengan baik. Guru sudah menggunakan berbagai
macam metode dengan baik. Guru juga sudah menggunakan berbagai
macam media pembelajaran dengan baik pula. Selanjutnya dalam hal
penyajian materi guru sudah menyampaikannya dengan baik namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
kadang guru masih menggunakan bahasa yang tidak baku selama
pembelajaran. Guru sudah mampu mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran baik secara individu atau kelompok dan untuk
pengaktifan siswa dalam pertemuan kedua ini lebih baik daripada
pertemuan pertama. Guru juga memberikan motivasi/penguatan
dengan baik namun untuk penguatan dengan sentuhan guru masih
belum melakukannya.
Selanjutnya dalam hal penampilan juga sudah baik namun
masih belum maksimal yaitu kadang masih menggunakan bahasa yang
tidak baku selama pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran
sudah baik namun masih belum sesuai dengan alokai waktu yang
direncanakan. Pada pertemuan kedua guru hanya melaksanakan
evaluasi proses saja dan sudah dilaksanakan dengan baik. Guru juga
sudah mampu menutup kegiatan pembelajaran dengan baik mulai dari
menyimpulkan materi pembelajaran, memberi kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal yang belum jelas, memberi pesan,
namun guru masih belum bisa menutup kegiatan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waku yang direncanakan, guru masih mempunyai
kelebihan waktu sekitar 5 menit sama seperti pada pertemuan pertama.
Secara umum dapat dikatakan guru sudah baik dalam pembelajaran
dan mendapat rata-rata skor 3,00.
Observasi juga dilakukan terhadap pelaksanaan metode
permainan yang dilakukan guru pada pertemuan kedua siklus I. Hasil
observasi terlihat pada tabel 4.8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 4.8. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan
yang Dilakukan Guru pada Pertemuan Kedua Siklus I
No Langkah
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
3,00 3,00 3,00
2
Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4,00 4,00 4,00
3
Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4,00 4,00 4,00
4
Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4,00 4,00 4,00
5
Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4,00 4,00 4,00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 3,00 3,00 3,00
7 Melaporkan hasil permainan 3,00 3,00 3,00
8
Memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran
3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,50 3,50 3,50
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa dalam pelaksanaan
metode permainan langkah pertama yaitu menentukan topik/materi
permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan
guru masih belum mampu menentukan topik/materi permainan sesuai
dengan materi yang disampaikan, hal ini dikarenakan guru juga masih
belum bisa sepenuhnya memperhitungkan antara materi permainan
dengan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan permainan
tersebut.
Langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan permainan,
guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan guru sudah
mampu menyiapkan alat dan bahan permainan yang sesuai dengan
jenis permainan yang disajikan dan digunakan dengan baik oleh guru.
Langkah ketiga yaitu menyusun petunjuk/langkah-langkah
permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
guru sudah mampu menyusun petunjuk/langkah-langkah permainan
dengan baik menggunakan bahasa yang jelas, sesuai dengan langkah-
langkah permainan, dan dijelaskan dengan baik pula sebelum
permainan tersebut dimulai.
Kemudian langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan
tujuan permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan guru sudah mampu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan dengan suara jelas, keras, bahasa yang baik, dan siswa
mengerti dengan penjelasan guru.
Selanjutnya langkah kelima yaitu membagi siswa dalam
individu/kelompok, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan guru sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan
tersebut.
Langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan guru masih
belum mampu melaksanakan kegiatan permainan dengan baik. Guru
masih belum melaksanakan permainan sesuai dengan alokasi waktu
permainan, dan guru masih belum mampu memimpin kegiatan
permainan tersebut dengan baik dan mampu menjadi kunci jalannya
permainan karena masih ada beberapa siswa yang terlihat bermain
dengan temannya saat permainan berlangsung.
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan guru belum
berhasil. Guru masih belum memberikan penghargaan secara fisik
atau sentuhan kepada siswa.
Langkah kedelapan yaitu memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran, guru mendapatkan rata-rata skor
3,00 dan dapat dikatakan guru masih belum berhasil. Guru masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
belum melibatkan siswa untuk ikut menyimpulkan kegiatan
pembelajaran tersebut.
Secara keseluruhan hasil dari observasi yang dilakukan oleh
dua observer terhadap guru memperoleh nilai rata-rata 3,50 dan dapat
dikatakan bahwa guru sudah baik dalam kegiatan pembelajaran
menggunakan metode permainan, meskipun masih ditemui berbagai
kekurangan.
b) Observasi terhadap Siswa selama Pembelajaran
Observasi pada siswa juga dilakukan dan bertujuan untuk
mengetahui perilaku siswa selama proses pembelajaran Bahasa
Inggris. Berikut hasil observasi terhadap siswa dalam pembelajaran
pertemuan kedua siklus I yang tersaji dalam tabel 4.9.
Tabel 4.9. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Pertemuan Kedua Siklus I
No Aspek yang Dinilai
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Siswa antusias terhadap
pembelajaran yang disajikan
3,00 3,00 3,00
2
Siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik
3,00 3,00 3,00
3
Siswa senang dengan
pembelajaran yang disajikan
3,00 3,00 3,00
4
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek mendengarkan
3,00 3,00 3,00
5
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek berbicara
3,00 3,00 3,00
6
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek membaca
3,00 3,00 3,00
7
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek menulis
3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,00 3,00 3,00
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui dalam pertemuan kedua
siklus I siswa sudah cukup antusias terhadap pembelajaran yang
disajikan terbukti dengan mendapat rata-rata skor 3,00. Walaupun
dikatakan baik namun masih ada beberapa siswa yang kadang bermain
dengan temannya.
Siswa juga dapat dikatakan sudah dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik, Hal ini terbukti dengan mendapat rata-rata
skor 3,00. Walaupun sudah dapat dikatakan baik namun masih ada
beberapa siswa yang kadang bermain dengan temannya.
Secara umum siswa terlihat senang dengan pembelajaran
yang disajikan dan mendapat rata-rata skor 3,00. Pada pertemuan
kedua masih ada beberapa siswa yang terlihat bosan sehingga pada
akhirnya bermain dengan teman yang lainnya.
Selanjtnya masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek mendengarkan dan mendapat rata-rata
skor 3,00. Terlihat masih ada beberapa siswa yang belum bisa
mendengarkan kosakata Bahasa Inggris yang disampaikan guru
dengan baik, belum memahami arti kosakata Bahasa Inggris yang
disampaikan guru, belum mampu merespon instruksi secara verbal,
dan masih ada beberapa siswa yang belum mampu merespon instruksi
dengan tindakan yang tepat.
Siswa juga masih ada beberapa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek berbicara dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 3,00. Hal ini terlihat dari masih ada beberapa siswa yang
belum mampu memberi contoh dengan tepat, belum mampu
menyebutkan sesuatu dengan tepat, belum mampu memberi barang
dengan tepat, dan belum mampu memberi informasi dengan benar.
Selain itu masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek membaca dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 3,00. Masih ada beberapa siswa yang belum mampu
membaca kosakata Bahasa Inggris dengan ucapan yang tepat, dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
tekanan yang tepat, dengan intonasi yang tepat, dan masih ada
beberapa siswa belum lancar dalam membaca kosakata bahasa Inggris.
Selanjutnya dalam pertemuan kedua siklus I ada beberapa
siswa yang belum menguasai keterampilan berbahasa aspek menulis
dan dalam hal ini mendapat rata-rata skor 3,00. Dalam mengejakan
LKS masih ada beberapa siswa yang belum mampu menulis kosakata
Bahasa Inggris dengan ejaan yang benar, dengan tanda baca yang
tepat, dengan tulisan yang rapi, dan masih ada beberapa siswa yang
belum lancar dalam menulis kosakata Bahasa Inggris. Secara umum
pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua siklus I mendapat rata-
rata skor 3,00 dan dapat dikategorikan baik.
Observasi juga dilakukan terhadap pelaksanaan metode
permainan. Berikut hasil observasi oleh dua observer.
Tabel 4.10. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan
Metode Permainan pada Pertemuan Kedua Siklus I
No Langkah
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
3,00 3,00 3,00
2 Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4,00 4,00 4,00
3 Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4,00 4,00 4,00
4 Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4,00 4,00 4,00
5 Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4,00 4,00 4,00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 3,00 3,00 3,00
7 Melaporkan hasil permainan 3,00 3,00 3,00
8 Memberikan kesimpulan
mengenai konsep dalam tujuan
pembelajaran
3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,50 3,50 3,50
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui dalam pelaksanaan metode
permainan langkah pertama yaitu menentukkan topik/materi
permainan memperoleh rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan belum
berhasil. Hal ini karena siswa masih belum bisa melaksanakan
topik/materi permainan yang sesuai dengan alokasi waktu permainan.
Selanjutnya langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan
permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik. Siswa dapat menggunakan alat dan bahan permainan dengan
baik, dan siswa merasa tertarik dengan alat dan bahan permainan.
Langkah ketiga yaitu menyusun petunjuk atau langkah
permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik. Siswa dapat memahami petunjuk atau langkah permainan
dengan baik yang dijelaskan oleh guru sebelum permainan tersebut
dimulai, serta siswa memperhatikan penjelasan guru tentang petunjuk
permainan dengan baik pula.
Kemudian langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan
tujuan permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan
sudah baik. Siswa dijelaskan dengan suara yang jelas, keras, bahasa
baik, dan siswa juga sudah dapat memahami tentang maksud dan
tujuan permainan yang dijelaskan guru.
Langkah kelima yaitu membagi siswa dalam individu atau
kelompok memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik siswa juga sudah dibagi dalam individu/kelompok, dibagi secara
adil, dan pembagian sesuai dengan jenis permainan yang dimainkan,
sehingga semua siswa ikut serta dalam kegiatan permainan.
Langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan permainan
memperoleh rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan belum berhasil.
Hal ini karena siswa belum bisa melaksanakan permainan sesuai
dengan alokasi waktu permainan.
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan
memperoleh rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan belum berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Hal ini karena siswa masih belum menerima pemberian penghargaan
dengan sentuhan atau tindakan.
Terakhir yaitu langkah kedelapan, memberikan kesimpulan
mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran memperoleh rata-rata
skor 3,00 dan dapat dikatakan belum berhasil. Hal ini karena siswa
belum memberikan kesimpulan mengenai materi pembelajaran dengan
baik karena masih didominasi oleh guru dalam mengambil
kesimpulan, dan terlihat sebagian besar siswa dapat memahami
kesimpulan materi walaupun belum semua siswa.
Secara keseluruhan hasil dari observasi terhadap siswa ketika
mengikuti kegiatan belajar mengajar menggunakan metode permainan
memperoleh nilai 3,50 yang termasuk ke dalam kategori baik
meskipun ada beberapa hal yang menjadi catatan dan harus diperbaiki.
c) Hasil Penilaian Proses
Dalam pelaksanaan pertemuan kedua siklus I peneliti
mengadakan penilaian proses terhadap siswa guna mengukur tingkat
keberhasilan pembelajaran. Dalam penilaian proses ada beberapa
aspek yang dinilai, yaitu mengenai perilaku siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran yang meliputi aspek keaktifan, dan mengetahui
penguasaan siswa dalam keterampilan berbahasa aspek
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Adapun hasil dari
penilaian proses secara ringkas disajikan dalam tabel 4.11.
Tabel 4.11. Persentase Penilaian Proses Pertemuan Kedua Siklus I
No Aspek yang Dinilai Persentase Kategori
1. Keaktifan 75,68% Cukup
2. Mendengarkan 67,57% Kurang
3. Berbicara 64,86% Kurang
4. Membaca 62,16% Kurang
5. Menulis 72,97% Cukup
Keterangan:
Nilai < 69 = kurang Nilai 80-89 = baik
Nilai 70<79 = cukup Nilai > 90 = sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui secara umum hasil dari
penilaian proses dapat dikatakan belum dapat memenuhi indikator
keberhasilan yaitu indikator keberhasilan masing-masing aspek
penilaian proses adalah 80%. Hal ini dikarenakan hasil penilaian
proses pada pertemuan kedua siklus I ini diketahui hanya 75,68%
siswa yang aktif dalam pembelajaran secara keseluruhan. Selain itu
siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek
mendengarkan hanya mencapai 67,57%, siswa yang menguasai
keterampilan berbahasa untuk aspek berbicara hanya 64,86%, siswa
yang menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek membaca hanya
62,16%, dan siswa menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek
menulis hanya 72,97%.
d) Hasil Wawancara
(1) Wawancara terhadap Observer
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
observer diketahui guru sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik. Pembelajaran sudah dilaksanakan
dengan skenario dan rencana kegiatan yang ada dalam RPP.
Guru sudah melaksanakan pembelajaran menggunakan
metode permainan dengan baik sesuai rencana. Secara umum,
keseluruhan pembelajaran sudah berjalan baik dan lancar. Namun
dalam hal ini masih ada kekurangan, yaitu guru masih belum
memberikan motivasi berupa sentuhan kepada anak sama seperti
pada pertemuan pertama.
Sebagian besar siswa sudah terlihat aktif dalam
pembelajaran. Siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran yang
disajikan secara menarik. Metode permainan terlihat dapat
meningkatkan minat siswa.
Hasil catatan wawancara diketahui kelebihan dari
pembelajaran menggunakan metode permainan dapat digunakan
sebagai sarana evaluasi proses pembelajaran. Kekurangan dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
metode permainan adalah kalau permainannya membosankan
mungkin tidak semua siswa akan senang mengikuti pembelajaran
tersebut.
(2) Wawancara terhadap Siswa
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
beberapa siswa diketahui bahwa siswa merasa senang dengan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa merasa
senang dengan permainan yang dilakukan. Sebagian besar siswa
sudah aktif dalam pembelajaran, namun ada beberapa siswa yang
bermain dengan temannya di waktu pelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui masih
terdapat cukup banyak siswa yang belum menguasai keterampilan
berbahasa baik aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis.
Mengenai langkah pelaksanaan metode permainan guru
sudah menyampaikan topik/materi permainan kepada siswa, dan
guru sudah menyiapkan dan menggunakan alat dan bahan
permainan dengan baik. Guru sudah menyampaikan petunjuk atau
langkah permainan dan guru sudah menjelaskan maksud dan tujuan
permainan, serta guru membagi siswa dalam individu atau
kelompok sesuai dengan jenis permainan. Semua ikut melakukan
pemainan yang disajikan guru, dan siswa sudah melaporkan hasil
permainan kepada guru, namun siswa belum dapat memberikan
kesimpulan mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran,
4) Refleksi
Peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang telah
dilaksanakan pada pertemuan kedua siklus I untuk memperbaiki
masalah-masalah yang muncul guna penyempurnaan tindakan
selanjutnya, yaitu tindakan pertemuan ketiga siklus I. Hasil refleksi
berupa ide atau gagasan untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Beberapa kekurangan yang ada pada pertemuan kedua siklus I
adalah guru masih menggunakan bahasa yang tidak baku selama
pembelajaran hal ini dikarenakan guru masih kurang memperhatikan tata
bahasa yang digunakan. Hal ini akan diperbaiki dengan lebih maksimal
lagi yaitu dengan lebih serius dalam memperhatikan bahasa yang
digunakan selama pembelajaran.
Guru juga masih belum melakukan penguatan secara fisik yaitu
berupa sentuhan hal ini dikarenakan guru lupa untuk melakukannya. Hal
ini akan diperbaiki dengan pemberian penguatan kepada siswa yang
berhasil disertai dengan sentuhan, bisa berupa jabat tangan atau
mengusap kepala siswa.
Selain itu guru masih belum bisa memperhitungkan dan
mengatur waktu pembelajaran secara maksimal terutama dalam
pelaksanaan metode permainan guru belum bisa sepenuhnya
memperhitungkan antara materi permainan dengan alokasi waktu. Hal ini
terjadi karena permainan berjalan lebih cepat dari waktu yang
direncanakan. Peneliti akan memperbaikinya dengan lebih
memperhitungkan masalah waktu dan akan mempergunakannya dengan
sebaik-baiknya. Dalam pertemuan kedua ini guru melaksanakan
pembelajaran menggunakan metode pemainan yang berbeda dengan
pertemuan pertama yaitu menggunakan jenis permainan What Missing.
Selanjutnya dari segi guru dan siswa ketika menggunakan
metode permainan dapat diuraikan sebagai berikut.
a) Menentukan topik/materi permainan
Guru dapat dikatakan masih belum mampu menentukan topik/materi
permainan sesuai dengan materi yang disampaikan, hal ini
dikarenakan walaupun penentuan jenis permainan sesuai dengan
topik/materi dan guru sudah menyampaikan topik/materi permainan
kepada siswa namun guru belum bisa sepenuhnya memperhitungkan
antara materi permainan dengan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan permainan tersebut. Untuk pertemuan selanjutnya, guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
akan lebih memperhitungkan masalah waktu dan akan
mempergunakannya dengan sebaik-baiknya.
b) Menyiapkan alat dan bahan permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menyiapkan alat dan bahan
permainan yang sesuai dengan jenis permainan yang disajikan dan
digunakan dengan baik oleh guru.
c) Menyusun petunjuk/langkah-langkah permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menyusun petunjuk/langkah-
langkah permainan dengan baik menggunakan bahasa yang jelas,
sesuai dengan langkah-langkah permainan, dan dijelaskan dengan baik
pula sebelum permainan tersebut dimulai.
d) Menjelaskan maksud dan tujuan permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan dengan suara jelas, keras, bahasa yang baik, dan siswa
mengerti dengan penjelasan guru.
e) Membagi siswa dalam individu/kelompok
Guru dapat dikatakan sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan.
f) Pelaksanaan kegiatan permainan,
Guru dapat dikatakan masih belum mampu melaksanakan kegiatan
permainan dengan baik, hal ini dikarenakan meskipun guru sudah
berhasil menyertakan seluruh siswa untuk aktif dalam permainan yang
disajikan tersebut, namun guru belum melaksanakan permainan sesuai
dengan alokasi waktu permainan, dan guru juga belum mampu
memimpin dan belum mampu menjadi kunci jalannya permainan
karena masih ada beberapa siswa yang terlihat bermain dengan
temannya saat permainan berlangsung. Untuk pertemuan selanjutnya,
guru akan lebih tegas dalam memberi arahan, petunjuk, perintah
selama proses pembelajaran sehingga diharapkan akan lebih mampu
memimpin jalannya permainan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
g) Melaporkan hasil permainan
Guru dapat dikatakan masih belum berhasil, walaupun guru sudah
mengarahkan siswa untuk melaporkan hasil permainan tersebut
dengan baik, guru mengonfirmasi hasil laporan siswa dengan baik
pula, dan sekaligus mengevaluasi jalannya permainan, namun untuk
pemberian penghargaan kepada siswa yang berhasil dinilai masih
kurang, yaitu guru masih belum memberikan penghargaan secara fisik
atau sentuhan kepada siswa. Untuk pertemuan selanjutnya, guru akan
memperbaiki dengan melakukan pemberian penguatan kepada siswa
yang berhasil disertai dengan sentuhan, bisa berupa jabat tangan atau
mengusap kepala siswa.
h) Memberikan kesimpulan mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran
Guru dapat dikatakan belum berhasil, meskipun guru sudah
menegaskan kembali kesimpulan pembelajaran tersebut, penyampaian
kesimpulan juga sesuai dengan pokok materi, dan penyampaian
kesimpulan menggunakan bahasa yang baik pula, namun guru belum
melibatkan siswa untuk ikut menyimpulkan kegiatan pembelajaran
tersebut hal ini terjadi karena siswa masih enggan untuk
menyampaikan kesimpulannya. Untuk pertemuan selanjutnya, guru
akan lebih memotivasi dan mengarahkan siswa untuk dapat
menyampaikan kesimpulannya sendiri.
Berdasarkan data hasil pertemuan kedua siklus I diketahui
persentase keaktifan siswa baru mencapai 74,29% dan belum mencapai
indikator kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena masih
terdapat siswa yang belum aktif dalam pembelajaran. Untuk pertemuan
ketiga guru akan lebih memotivasi siswa dan meminta siswa untuk lebih
aktif lagi.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek mendengarkan baru mencapai 68,57% dan belum mencapai indikator
kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena masih terdapat siswa
beberapa siswa yang berbicara sendiri saat guru memberi penjelasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Peneliti akan memperbaiki dengan memberi perhatian lebih terhadap
beberapa anak yang melakukan hal tersebut.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek berbicara baru mencapai 65,71% dan belum mencapai indikator
kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena masih terdapat
beberapa siswa belum dapat menyebutkan kosakata bahasa Inggris dengan
ucapan yang benar. Hal ini akan diperbaiki dengan melakukan lebih banyak
kegiatan latihan mengucapkan kosakata pada saat kegiatan permainan.
Selanjutnya persentase siswa yang menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek membaca baru mencapai 68,57% dan belum
mencapai indikator kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena
masih terdapat beberapa siswa belum dapat membaca kosakata bahasa
Inggris dengan ucapan yang benar. Hal ini juga akan diperbaiki dengan
melakukan lebih banyak kegiatan latihan membaca kosakata pada saat
kegiatan permainan di pertemuan ketiga.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek menulis baru mencapai 71,43% dan belum mencapai indikator kinerja
penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena selama pembelajaran siswa
belum banyak melakukan kegiatan latihan mengeja kosakata. Untuk
pertemuan selanjutnya, guru akan melakukan perbaikan dengan lebih
banyak melakukan kegiatan mengeja kosakata saat pemainan berlangsung.
Hal ini dilakukan guna peningkatan hasil yang lebih baik dalam pertemuan
ketiga agar mencapai indikator penelitian yang diharapkan.
c. Pertemuan Ketiga
1) Perencanaan
Sebelum pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan, peneliti
melakukan beberapa perencanaan sesuai prosedur penelitian yang
dimaksudkan agar pelaksanaan siklus dapat terlaksana dengan baik dan
terprogram. Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu menyusun RPP materi
Air Transportation sesuai langkah-langkah dalam metode permainan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
menentukan topik/materi permainan, menyiapkan alat dan bahan
permainan, menyusun petunjuk atau langkah permainan, menyiapkan
media apa saja yang akan digunakan dalam pembelajaran, dan
mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
Peneliti juga merencanakan perbaikan kekurangan-kekurangan
pada pertemuan pertama yaitu guru akan lebih memperhatikan
penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam pembelajaran, melakukan
pemberian penguatan kepada siswa yang berhasil disertai dengan
sentuhan, bisa berupa jabat tangan atau mengusap kepala siswa. Untuk
mengatasi beberapa siswa yang berbicara sendiri saat guru memberi
penjelasan, peneliti akan memperbaiki dengan memberi perhatian lebih
terhadap beberapa anak yang melakukan hal tersebut. Guru akan lebih
memperhitungkan masalah waktu dan akan mempergunakan dengan
sebaik-baiknya, guru akan lebih serius dalam mempimpin jalannya
permainan, dan memantau siswa saat mengerjakan LKS. Selanjutnya
guru juga akan melibatkan siswa dalam pengambilan kesimpulan.
Untuk mencapai indikator keberhasilan 80% siswa kelas V aktif
dalam pembelajaran seluruhnya guru akan guru akan lebih memotivasi
siswa dan meminta siswa untuk lebih aktif lagi. Sedangkan untuk
mencapai indikator keberhasilan 80% siswa menguasai keterampilan
bahasa aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis peneliti
akan mencoba untuk melakukan lebih banyak latihan keterampilan
berbahasa siswa yaitu melakukan latihan mengucapkan, membaca dan
mengeja kosakata pada saat pemainan berlangsung. Hal ini dilakukan
guna peningkatan hasil yang lebih baik dalam pertemuan ketiga ini agar
mencapai indikator penelitian yang ditetapkan oleh peneliti.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga siklus I
dilaksanakan pada hari Jumat, 16 Maret 2012 pada pukul 09.35-10.45
WIB. Kegiatan pembelajaran diikuti oleh 36 siswa dari 37 siswa kelas V.
Kemudian dalam pelaksanaan tindakan ini juga ada dua orang observer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
a) Kegiatan Awal (+ 10 menit)
Kegiatan awal pembelajaran menggunakan metode
permainan pada pertemuan ketiga siklus I diawali dengan guru
mengucapkan salam, kemudian memimpin siswa berdoa, mengabsen
siswa, dan melakukan apersepsi kepada siswa dengan menyanyikan
lagu “Ngung ngung there is a Plane”, serta menyampaikan acuan.
b) Kegiatan Inti (+ 40 menit)
Pertemuan ketiga membahas tentang Air Transportation.
Siswa terlebih dahulu memperhatikan penjelasan guru tentang Air
Transportation kemudian siswa menyebutkan kosakata bahasa Inggris
yang diketahuinya. Selanjutnya siswa mendengarkan demonstrasi
guru tentang cara membaca kosakata tersebut dan menirukannya.
Setelah itu siswa mendengarkan demonstrasi guru tentang membaca
teks bacaan yang bertemakan Air Transportation dan siswa
menirukannya. Kemudian siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang mengartikan teks bacaan tersebut disertai tanya jawab dengan
siswa. Setelah kegiatan membahas teks bacaan selesai siswa
mendengarkan penjelasan guru tentang permainan Whisper Race, lalu
guru membagi siswa dalam empat kelompok dan siswa melakukan
permainan tersebut dengan dipimpin oleh guru. Setelah selesai guru
menanggapi, mengonfirmasi hasil permainan, dan memberikan
penghargaan kepada siswa yang berhasil.
c) Kegiatan Akhir (+ 20 menit)
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memberi kesempatan
siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas sebelum
melaksanakan kegiatan evaluasi. Kemudian siswa bersama guru
mengambil kesimpulan akhir sebagai penguatan dan siswa mencatat
hal-hal yang penting. Pada pertemuan ketiga peneliti mengadakan
evaluasi secara keseluruhan, mulai dari materi pada pertemuan
pertama sampai materi pertemuan ketiga. Setelah itu guru memberi
nasehat untuk mempelajari materi yang telah dipalajari semua di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
rumah nanti dan memotivasi siswa agar tetap belajar supaya
berprestasi. Kemudian guru menutup kegiatan pembelajaran dengan
salam.
3) Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan oleh dua orang yang berasal
dari guru SD Negeri 3 Tamanwinangun. Kegiatan observasi dilakukan
pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun objek yang
diobservasi adalah bagaimana guru melaksanakan kegiatan pembelajaran,
bagaimana guru melaksanakan metode permainan, bagaimana kondisi
siswa saat pembelajaran dan saat siswa melakukan permainan. Berikut
ini hasil observasi yang telah dilakukan observer.
a) Observasi terhadap Guru selama Pembelajaran
Peneliti dalam hal ini adalah sebagai guru selama
pelaksanaan pembelajaran sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Mulai dari kegiatan awal,
kegiatan inti sampai kegiatan akhir pembelajaran secara umum sudah
dilaksanakan dengan baik.
Berikut hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan guru pada pertemuan ketiga siklus I yang tersaji dalam
tabel 4.12.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Tabel 4.12. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang
Dilakukan Guru pada Pertemuan Ketiga Siklus I
No Aspek yang Dinilai
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Keterampilan guru membuka
pelajaran
4,00 4,00 4,00
2 Penggunaan metode pembelajaran 4,00 4,00 4,00
3 Penggunaan media pembelajaran 4,00 4,00 4,00
4 Penyajian materi pembelajaran 3,00 3,00 3,00
5
Pengaktifan siswa dalam
pembelajaran
4,00 4,00 4,00
6 Pemberian motivasi/penguatan 3,00 3,00 3,00
7 Penampilan
(ekspresi, gerak, lisan dan tertulis)
3,00 3,00 3,00
8 Pelaksanaan pembelajaran 3,00 3,00 3,00
9 Pelaksanaan penilaian/evaluasi 4,00 4,00 4,00
10 Keterampilan menutup pelajaran 3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,50 3,50 3,50
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui guru sudah mampu
membuka kegiatan pelajaran dengan baik. Guru sudah menggunakan
berbagai macam metode dengan baik. Guru juga sudah menggunakan
berbagai macam media pembelajaran dengan baik pula. Selanjutnya
dalam hal penyajian materi guru sudah menyampaikannya dengan
baik namun kadang guru masih menggunakan bahasa yang tidak baku
selama pembelajaran. Guru sudah mampu mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran baik secara individu atau kelompok dan untuk
pengaktifan siswa dalam pertemuan ketiga ini lebih baik daripada
pertemuan pertama dan kedua. Guru juga memberikan
motivasi/penguatan dengan baik namun untuk penguatan dengan
sentuhan guru masih belum melakukannya.
Selanjutnya dalam hal penampilan juga sudah baik namun
dinilai masih belum maksimal yaitu kadang masih menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
bahasa yang tidak baku selama pembelajaran. Dalam pelaksanaan
pembelajaran sudah baik namun masih belum sesuai dengan alokai
waktu yang direncanakan. Guru sudah melaksanakan evaluasi proses
dan evaluasi hasil dilaksanakan dengan baik. Guru juga sudah mampu
menutup kegiatan pembelajaran dengan baik mulai dari
menyimpulkan materi pembelajaran, memberi kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal yang belum jelas, memberi pesan,
namun guru masih belum bisa menutup kegiatan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waku yang direncanakan, guru masih mempunyai sisa
waktu sekitar 5 menit. Secara umum dapat dikatakan guru sudah baik
dalam pembelajaran dan mendapat rata-rata skor 3,50.
Observasi juga dilakukan terhadap pelaksanaan metode
permainan yang dilakukan guru pada pertemuan ketiga siklus I. Hasil
observasi terlihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan
yang Dilakukan Guru pada Pertemuan Ketiga Siklus I
No Langkah
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
3,00 3,00 3,00
2
Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4,00 4,00 4,00
3
Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4,00 4,00 4,00
4
Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4,00 4,00 4,00
5
Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4,00 4,00 4,00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 3,00 3,00 300
7 Melaporkan hasil permainan 3,00 3,00 3,00
8
Memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran
3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,50 3,50 3,50
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa dalam pelaksanaan
metode permainan langkah pertama yaitu menentukan topik/materi
permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan
guru belum mampu menentukan topik/materi permainan sesuai
dengan materi yang disampaikan, hal ini dikarenakan walaupun
penentuan jenis permainan sesuai dengan topik/materi dan guru sudah
menyampaikan topik/materi permainan kepada siswa namun guru
belum bisa sepenuhnya memperhitungkan antara materi permainan
dengan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan permainan
tersebut.
Langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan permainan,
guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan guru sudah
mampu menyiapkan alat dan bahan permainan yang sesuai dengan
jenis permainan yang disajikan dan digunakan dengan baik oleh guru.
Langkah ketiga yaitu menyusun petunjuk/langkah-langkah
permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan
guru sudah mampu menyusun petunjuk/langkah-langkah permainan
dengan baik menggunakan bahasa yang jelas, sesuai dengan langkah-
langkah permainan, dan dijelaskan dengan baik pula sebelum
permainan tersebut dimulai.
Kemudian langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan
tujuan permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan guru sudah mampu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan dengan suara jelas, keras, bahasa yang baik, dan siswa
mengerti dengan penjelasan guru.
Selanjutnya langkah kelima yaitu membagi siswa dalam
individu/kelompok, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan guru sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan guru belum
mampu melaksanakan kegiatan permainan dengan baik, meskipun
guru sudah berhasil menyertakan seluruh siswa untuk aktif dalam
permainan yang disajikan tersebut, namun guru belum melaksanakan
permainan sesuai dengan alokasi waktu permainan, dan guru belum
mampu memimpin kegiatan permainan tersebut dengan baik dan
mampu menjadi kunci jalannya permainan karena masih ada beberapa
siswa yang terlihat bermain dengan temannya saat permainan
berlangsung.
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan guru belum
berhasil, walaupun guru sudah mengarahkan siswa untuk melaporkan
hasil permainan tersebut dengan baik, guru mengonfirmasi hasil
laporan siswa dengan baik pula, dan sekaligus mengevaluasi jalannya
permainan, namun untuk pemberian penghargaan kepada siswa yang
berhasil dinilai masih kurang, yaitu guru belum memberikan
penghargaan secara fisik atau sentuhan kepada siswa.
Langkah kedelapan yaitu memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran, guru mendapatkan rata-rata skor
3,00 dan dapat dikatakan guru belum berhasil, karena guru belum
melibatkan siswa untuk ikut menyimpulkan kegiatan pembelajaran
tersebut, namun guru sudah menegaskan kembali kesimpulan
pembelajaran tersebut, penyampaian kesimpulan juga sesuai dengan
pokok materi, dan penyampaian kesimpulan menggunakan bahasa
yang baik pula.
Secara keseluruhan hasil dari observasi yang dilakukan oleh
dua observer terhadap guru memperoleh nilai rata-rata 3,50 dan dapat
dikatakan bahwa guru sudah baik dalam kegiatan pembelajaran
menggunakan metode permainan, meskipun masih ditemui beberapa
kekurangan seperti yang telah dijelaskan di atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
b) Observasi terhadap Siswa selama Pembelajaran
Observasi pada siswa juga dilakukan dan bertujuan untuk
mengetahui perilaku siswa selama proses pembelajaran Bahasa
Inggris. Berikut hasil observasi terhadap siswa dalam pembelajaran.
Tabel 4.14. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Pertemuan Ketiga Siklus I
No Aspek yang Dinilai
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Siswa antusias terhadap
pembelajaran yang disajikan
3,00 3,00 3,00
2
Siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik
3,00 3,00 3,00
3
Siswa senang dengan
pembelajaran yang disajikan
3,00 3,00 3,00
4
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek mendengarkan
3,00 3,00 3,00
5
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek berbicara
3,00 3,00 3,00
6
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek membaca
3,00 3,00 3,00
7
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek menulis
3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,00 3,00 3,00
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui dalam pertemuan ketiga
siklus I siswa sudah cukup antusias terhadap pembelajaran yang
disajikan terbukti dengan mendapat rata-rata skor 3,00. Siswa tampak
semangat dalam pembelajaran maupun saat permainan berlangsung,
tidak ada siswa yang mengantuk di kelas, siswa mampu merespon
perintah guru dengan baik walaupun masih ada beberapa siswa yang
kadang bermain dengan temannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Siswa dapat dikatakan sudah dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik, semua siswa mengikuti kegiatan pembelajaran mulai dari
kegiatan awal, kegiatan inti, sampai kegiatan akhir pembelajaran,
termasuk dalam kegiatan evaluasi yang dilaksanakan pada pertemuan
ketiga. Hal ini terbukti dengan mendapat rata-rata skor 3,00.
Walaupun sudah dapat dikatakan baik namun masih ada beberapa
siswa yang kadang bermain dengan temannya.
Secara umum siswa terlihat senang dengan pembelajaran
yang disajikan dan mendapat rata-rata skor 3,00. Meskipun tidak ada
siswa yang terlihat cemberut di kelas, siswa mengikuti pembelajaran
dengan ceria, namun ada beberapa siswa yang terlihat bosan sehingga
pada akhirnya bermain dengan teman yang lainnya.
Pada pertemuan ketiga siklus I masih ada beberapa siswa
yang belum menguasai keterampilan berbahasa aspek mendengarkan
dan mendapat rata-rata skor 3,00. Terlihat masih ada beberapa siswa
yang belum bisa mendengarkan kosakata Bahasa Inggris yang
disampaikan guru dengan baik, masih ada beberapa siswa yang belum
memahami arti kosakata Bahasa Inggris yang disampaikan guru,
masih ada beberapa siswa yang belum mampu merespon instruksi
secara verbal, dan masih ada beberapa siswa yang belum mampu
merespon instruksi dengan tindakan yang tepat.
Siswa juga masih ada beberapa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek berbicara dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 3,00. Hal ini terlihat dari masih ada beberapa siswa yang
belum mampu memberi contoh dengan tepat, belum mampu
menyebutkan sesuatu dengan tepat, belum mampu memberi barang
dengan tepat, dan belum mampu memberi informasi dengan benar.
Selain itu masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek membaca dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 3,00. Masih ada beberapa siswa yang belum mampu
membaca kosakata Bahasa Inggris dengan ucapan yang tepat, dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
tekanan yang tepat, dengan intonasi yang tepat, dan masih ada
beberapa siswa yang belum lancar dalam membaca kosakata bahasa
Inggris.
Selanjutnya masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek menulis dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 3,00. Dalam mengejakan LKS masih ada beberapa siswa
yang belum mampu menulis kosakata Bahasa Inggris dengan ejaan
yang benar, dengan tanda baca yang tepat, dengan tulisan yang rapi,
dan masih ada beberapa siswa yang belum lancar dalam menulis
kosakata Bahasa Inggris. Secara umum pelaksanaan pembelajaran
mendapat rata-rata skor 3,00 dan dapat dikategorikan baik.
Observasi juga dilakukan terhadap pelaksanaan metode
permainan. Berikut hasil observasi oleh dua observer.
Tabel 4.15. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan
Metode Permainan Pertemuan Ketiga Siklus I
No Langkah
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
3,00 3,00 3,00
2 Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4,00 4,00 4,00
3 Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4,00 4,00 4,00
4 Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4,00 4,00 4,00
5 Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4,00 4,00 4,00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 3,00 4,00 3,50
7 Melaporkan hasil permainan 3,00 3,00 3,00
8 Memberikan kesimpulan
mengenai konsep dalam tujuan
pembelajaran
3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,50 3,63 3,57
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Berdasarkan tabel 4.15 diketahui dalam pelaksanaan metode
permainan langkah pertama yaitu menentukkan topik/materi
permainan memperoleh rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan belum
berhasil, meskipun siswa sudah mampu memahami topik/materi
permainan yang ditentukan guru dengan terlebih dahulu siswa
dijelaskan topik/materi permainan, siswa merasa jenis permainan
sesuai dengan topik/materi, dan siswa memperhatikan guru dalam
menyampaikan topik/materi permainan, namun untuk topik/materi
permainan belum sesuai dengan alokasi waktu permainan.
Selanjutnya langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan
permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik. Siswa dapat menggunakan alat dan bahan permainan dengan
baik, dan siswa merasa tertarik dengan alat dan bahan permainan.
Langkah ketiga yaitu menyusun petunjuk atau langkah
permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik. Siswa terlebih dahulu dijelaskan tentang petunjuk permainan,
dan siswa dapat memahami petunjuk atau langkah permainan dengan
baik yang dijelaskan oleh guru sebelum permainan tersebut dimulai,
serta siswa memperhatikan penjelasan guru tentang petunjuk
permainan dengan baik pula.
Kemudian langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan
tujuan permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan
sudah baik. Siswa dijelaskan dengan suara yang jelas, keras, bahasa
baik, dan siswa juga sudah dapat memahami tentang maksud dan
tujuan permainan yang dijelaskan guru.
Langkah kelima yaitu membagi siswa dalam individu atau
kelompok memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik siswa juga sudah dibagi dalam individu/kelompok, dibagi secara
adil, dan pembagian sesuai dengan jenis permainan yang dimainkan,
sehingga semua siswa ikut serta dalam kegiatan permainan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan permainan
memperoleh rata-rata skor 3,50 dan dapat dikatakan belum berhasil,
meskipun siswa sudah dipimpin oleh guru dalam melakukan
permainan, siswa dapat mengikuti jalannya permainan dengan baik,
semua siswa ikut aktif dalam permainan tersebut, dan dapat mengikuti
permainan dengan baik dari awal hingga akhir permainan, namun
siswa belum bisa melaksanakan permainan sesuai dengan alokasi
waktu permainan.
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan
memperoleh rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan belum berhasil
meskipun siswa sudah dapat melaporkan hasil permainan dengan baik,
siswa mendengarkan guru mengonfirmasi hasil laporan siswa, siswa
mendengarkan guru mengevaluasi jalannya permainan dan siswa
merasa senang dengan penghargaan yang diterima namun siswa belum
menerima pemberian penghargaan dengan sentuhan atau tindakan.
Terakhir yaitu langkah kedelapan, memberikan kesimpulan
mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran memperoleh rata-rata
skor 3,00 dan dapat dikatakan belum berhasil, meskipun siswa belum
memberikan kesimpulan mengenai materi pembelajaran dengan baik
karena masih didominasi oleh guru dalam mengambil kesimpulan,
namun siswa sudah mampu mendengarkan guru dalam menegaskan
kembali kesimpulan mengenai konsep materi, dan terlihat sebagian
besar siswa dapat memahami kesimpulan materi walaupun belum
semua siswa.
Secara keseluruhan hasil dari observasi terhadap siswa ketika
mengikuti kegiatan belajar mengajar menggunakan metode permainan
memperoleh nilai 3,57 yang termasuk ke dalam kategori baik
meskipun ada beberapa hal yang menjadi catatan dan harus diperbaiki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
c) Hasil Penilaian
(1) Penilaian Proses
Peneliti mengadakan penilaian proses terhadap siswa guna
mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. Dalam penilaian
proses ada beberapa aspek yang dinilai, yaitu mengenai perilaku
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang meliputi aspek
keaktifan, dan mengetahui penguasaan siswa dalam keterampilan
berbahasa aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Adapun hasil dari penilaian proses secara ringkas disajikan dalam
tabel 4.16.
Tabel 4.16. Persentase Penilaian Proses Pertemuan Ketiga Siklus I
No Aspek yang Dinilai Persentase Kategori
1. Keaktifan 75,00% Cukup
2. Mendengarkan 72,22% Cukup
3. Berbicara 66,67% Kurang
4. Membaca 69,44% Kurang
5. Menulis 66,67% Kurang
Keterangan:
Nilai < 69 = kurang Nilai 80-89 = baik
Nilai 70<79 = cukup Nilai > 90 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.16 diketahui secara umum hasil dari
penilaian proses dapat dikatakan belum dapat memenuhi indikator
keberhasilan yaitu indikator keberhasilan masing-masing aspek
penilaian proses adalah 80%. Hal ini dikarenakan hasil penilaian
proses pada pertemuan ketiga siklus I ini diketahui hanya 75,00%
siswa yang aktif dalam pembel jaran secara keseluruhan. Selain itu
siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek
mendengarkan hanya mencapai 72,22%, siswa yang menguasai
keterampilan berbahasa untuk aspek berbicara hanya 66,67%,
siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
membaca hanya 69,44%, dan siswa menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek menulis hanya 66,67%.
(2) Penilaian Hasil
Penilaian hasil digunakan untuk mengukur sejauh mana
siswa mampu menyerap materi yang diajarkan oleh guru dalam
pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan metode permainan.
Berikut peneliti sajikan tabel persentase ketuntasan dan rata-rata
kelas pada siklus I secara ringkas dalam tabel 4.17.
Tabel 4.17. Persentase Ketuntasan dan Rata-rata Kelas Siklus I
Kondisi
Tes Awal Siklus I
Persentase
Ketuntasan 59,46% 91,67%
Rata-rata
Kelas 69,86 83,61
Berdasarkan tabel 4.17 diketahui persentase siswa yang
tuntas jika dibandingkan dengan kondisi awal, siklus I mengalami
peningkatan yaitu dari kondisi awal yang hanya sebesar 59,46%
menjadi 91,67%. Rata-rata kelas pada siklus I yaitu sebesar 83,61
lebih baik jika dibandingkan dengan rata-rata kelas pada kondisi
awal yang hanya sebesar 69,86.
d) Hasil Wawancara
(1) Wawancara terhadap Observer
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
observer diketahui bahwa guru sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik. Pembelajaran sudah dilaksanakan
dengan skenario dan rencana kegiatan yang ada dalam RPP.
Secara umum, keseluruhan pembelajaran sudah berjalan
baik dan lancar. Guru juga sudah menggunakan metode permainan
dengan baik sesuai rencana. Namun dalam hal ini masih ada sedikit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
kekurangan, yaitu guru belum bisa memberikan motivasi berupa
sentuhan kepada anak.
Sebagian besar siswa sudah terlihat lebih aktif dalam
pembelajaran. Siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran yang
disajikan secara menarik. Siswa terlihat bersemangat saat
permainan disajikan.
Hasil catatan wawancara diketahui kelebihan dari
pembelajaran menggunakan metode permainan adalah dapat
meningkatkan minat siswa. Terlihat hampir semua siswa senang
saat akan mengikuti permainan dan ketika permainan itu dilakukan.
Kekurangan dari metode permainan adalah siswa sedikit sulit untuk
bisa dikendalikan dalam pelaksanaan permainan karena mereka
asyik sendiri dengan permainan itu dan kurang memperhatikan
guru.
(2) Wawancara terhadap Siswa
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
beberapa siswa diketahui bahwa siswa merasa senang dengan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa merasa
senang dengan permainan yang dilakukan. Sebagian besar siswa
sudah aktif dalam pembelajaran, namun ada beberapa siswa yang
bermain dengan temannya di waktu pelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui masih
terdapat cukup banyak siswa yang belum menguasai keterampilan
berbahasa baik aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis.
Mengenai langkah pelaksanaan metode permainan guru
sudah menyampaikan topik/materi permainan kepada siswa, dan
guru sudah menyiapkan dan menggunakan alat dan bahan
permainan dengan baik. Guru sudah menyampaikan petunjuk atau
langkah permainan dan guru sudah menjelaskan maksud dan tujuan
permainan, serta guru membagi siswa dalam individu atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
kelompok sesuai dengan jenis permainan. Semua ikut melakukan
pemainan yang disajikan guru, dan siswa sudah melaporkan hasil
permainan kepada guru, namun siswa belum dapat memberikan
kesimpulan mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran.
4) Refleksi
Peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang telah
dilaksanakan pada pertemuan ketiga siklus I untuk memperbaiki
masalah-masalah yang muncul guna penyempurnaan tindakan
selanjutnya, yaitu tindakan siklus II. Hasil refleksi berupa ide atau
gagasan untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya terutama dalam
hal proses kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa karena hal
tersebut menjadi tolok ukur keberhasilan penggunaan metode permainan
pada pembelajaran Bahasa Inggris.
Beberapa kekurangan yang ada pada pertemuan ketiga siklus I
adalah guru masih belum bisa sepenuhnya menggunakan bahasa yang
baik dan benar selama pembelajaran hal ini dikarenakan guru masih
kurang memperhatikan tata bahasa yang digunakan. Hal ini akan
diperbaiki dengan lebih maksimal lagi yaitu dengan lebih serius dalam
memperhatikan bahasa yang digunakan selama pembelajaran.
Guru juga masih belum melakukan penguatan secara fisik yaitu
berupa sentuhan hal ini dikarenakan guru lupa untuk melakukannya. Hal
ini akan diperbaiki dengan pemberian penguatan kepada siswa yang
berhasil disertai dengan sentuhan, bisa berupa jabat tangan atau
mengusap kepala siswa.
Selain itu guru masih belum bisa memperhitungkan dan
mengatur waktu pembelajaran secara maksimal terutama dalam
pelaksanaan metode permainan guru belum bisa sepenuhnya
memperhitungkan antara materi permainan dengan alokasi waktu. Hal ini
terjadi karena permainan berjalan lebih cepat dari waktu yang
direncanakan. Peneliti akan memperbaikinya dengan lebih
memperhitungkan masalah waktu dan akan mempergunakannya dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
sebaik-baiknya. Dalam pertemuan ketiga ini guru melaksanakan
pembelajaran menggunakan metode pemainan yang berbeda dengan
pertemuan pertama dan kedua yaitu menggunakan jenis permainan
Whisper race.
Selanjutnya dari segi guru dan siswa ketika menggunakan
metode permainan dapat diuraikan sebagai berikut.
a) Menentukan topik/materi permainan
Guru dapat dikatakan belum mampu menentukan topik/materi
permainan sesuai dengan materi yang disampaikan, hal ini
dikarenakan walaupun penentuan jenis permainan sesuai dengan
topik/materi dan guru sudah menyampaikan topik/materi permainan
kepada siswa namun guru belum bisa sepenuhnya memperhitungkan
antara materi permainan dengan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan permainan tersebut. Untuk siklus selanjutnya, guru akan
lebih memperhitungkan masalah waktu dan akan mempergunakannya
dengan sebaik-baiknya.
b) Menyiapkan alat dan bahan permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menyiapkan alat dan bahan
permainan yang sesuai dengan jenis permainan yang disajikan dan
digunakan dengan baik oleh guru.
c) Menyusun petunjuk/langkah-langkah permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menyusun petunjuk/langkah-
langkah permainan dengan baik menggunakan bahasa yang jelas,
sesuai dengan langkah-langkah permainan, dan dijelaskan dengan baik
pula sebelum permainan tersebut dimulai.
d) Menjelaskan maksud dan tujuan permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan dengan suara jelas, keras, bahasa yang baik, dan siswa
mengerti dengan penjelasan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
e) Membagi siswa dalam individu/kelompok
Guru dapat dikatakan sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan.
f) Pelaksanaan kegiatan permainan,
Guru dapat dikatakan belum mampu melaksanakan kegiatan
permainan dengan baik, hal ini dikarenakan meskipun guru sudah
berhasil menyertakan seluruh siswa untuk aktif dalam permainan yang
disajikan tersebut, namun guru belum melaksanakan permainan sesuai
dengan alokasi waktu permainan, dan guru juga belum mampu
memimpin dan belum mampu menjadi kunci jalannya permainan
karena masih ada beberapa siswa yang terlihat bermain dengan
temannya saat permainan berlangsung. Untuk siklus selanjutnya, guru
akan lebih tegas dalam memberi arahan, petunjuk, perintah selama
proses pembelajaran sehingga diharapkan akan lebih mampu
memimpin jalannya permainan.
g) Melaporkan hasil permainan
Guru dapat dikatakan belum berhasil, walaupun guru sudah
mengarahkan siswa untuk melaporkan hasil permainan tersebut
dengan baik, guru mengonfirmasi hasil laporan siswa dengan baik
pula, dan sekaligus mengevaluasi jalannya permainan, namun untuk
pemberian penghargaan kepada siswa yang berhasil dinilai masih
kurang, yaitu guru belum memberikan penghargaan secara fisik atau
sentuhan kepada siswa. Untuk siklus selanjutnya, guru akan
memperbaiki dengan melakukan pemberian penguatan kepada siswa
yang berhasil disertai dengan sentuhan, bisa berupa jabat tangan atau
mengusap kepala siswa.
h) Memberikan kesimpulan mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran
Guru dapat dikatakan belum berhasil, meskipun guru sudah
menegaskan kembali kesimpulan pembelajaran tersebut, penyampaian
kesimpulan juga sesuai dengan pokok materi, dan penyampaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
kesimpulan menggunakan bahasa yang baik pula, namun guru belum
melibatkan siswa untuk ikut menyimpulkan kegiatan pembelajaran
tersebut hal ini terjadi karena siswa masih enggan untuk
menyampaikan kesimpulannya. Untuk siklus selanjutnya, guru akan
lebih memotivasi dan mengarahkan siswa untuk dapat menyampaikan
kesimpulannya sendiri.
Berdasarkan data hasil siklus I diketahui 91,67% siswa tuntas
dalam penilaian hasil meningkat dari kondisi awal yang hanya sebesar
59,46%. Hal ini berarti indikator kinerja penelitian sebesar 85% siswa
tuntas sudah tercapai.
Persentase keaktifan siswa baru mencapai 75,00% dan belum
mencapai indikator kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena
masih terdapat siswa yang belum aktif dalam pembelajaran. Untuk siklus
II guru akan lebih memotivasi siswa dan meminta siswa untuk lebih aktif
lagi.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek mendengarkan baru mencapai 72,22% dan belum mencapai
indikator kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena masih
terdapat siswa beberapa siswa yang berbicara sendiri saat guru memberi
penjelasan. Peneliti akan memperbaiki dengan memberi perhatian lebih
terhadap beberapa anak yang melakukan hal tersebut.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek berbicara baru mencapai 66,67% dan belum mencapai indikator
kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena masih terdapat
beberapa siswa belum dapat menyebutkan kosakata bahasa Inggris
dengan ucapan yang benar. Hal ini akan diperbaiki dengan melakukan
lebih banyak kegiatan latihan mengucapkan kosakata pada saat kegiatan
permainan.
Selanjutnya persentase siswa yang menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek membaca baru mencapai 69,44% dan belum
mencapai indikator kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
masih terdapat beberapa siswa belum dapat membaca kosakata bahasa
Inggris dengan ucapan yang benar. Hal ini juga akan diperbaiki dengan
melakukan lebih banyak kegiatan latihan membaca kosakata pada saat
kegiatan permainan di siklus II.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek menulis baru mencapai 66,67%. Hal ini terjadi karena selama
pembelajaran siswa belum banyak melakukan kegiatan latihan mengeja
kosakata. Untuk siklus selanjutnya, guru akan melakukan perbaikan
dengan lebih banyak melakukan kegiatan mengeja kosakata pada saat
pemainan berlangsung. Hal ini dilakukan guna peningkatan hasil yang
lebih baik dalam siklus II agar mencapai indikator penelitian yang
diharapkan.
Dalam siklus I dua indikator kinerja penelitian yaitu guru
melaksanakan pembelajaran menggunakan metode permainan dengan
menggunakan berbagai jenis permainan dan 85% siswa tuntas dalam
penilaian hasil sudah tercapai, namun penelitian ini belum dapat
dikatakan berhasil karena indikator kinerja penelitian sebesar 80% untuk
aspek keaktifan siswa dalam pembelajaran, penguasaan siswa dalam
keterampilan bahasa aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis untuk materi pada siklus I belum tercapai, sehingga peneliti
perlu melaksanakan tindakan siklus II.
2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan tindakan siklus I,
ternyata masih ada yang belum sesuai dengan hasil yang diharapkan. Oleh
karena itu, peneliti merencanakan perbaikan dengan mengadakan tindakan
siklus II guna memperbaiki kekurangan pada siklus I. Siklus II terdiri dari 3
pertemuan. Masing-masing pertemuan dilaksanakan melalui langkah-langkah
yang sama dengan tindakan pada siklus I yang dijabarkan sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
a. Pertemuan Pertama
1) Perencanaan
Perencanaan pada pertemuan pertama siklus II ini sama dengan
perencanaan pada siklus I, yaitu peneliti masih menggunakan metode
permainan. Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu menyusun RPP materi
Shape yaitu tentang macam-macam bentuk bangun sesuai langkah-
langkah dalam permainan, menentukan topik/materi permainan,
menyiapkan alat dan bahan permainan, menyusun petunjuk atau langkah
permainan, menyiapkan media apa saja yang akan digunakan dalam
pembelajaran, dan mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan.
Peneliti melakukan perencanaan untuk melakukan perbaikan
terhadap kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. Peneliti akan
lebih memperhatikan penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam
pembelajaran, melakukan pemberian penguatan kepada siswa yang
berhasil disertai dengan sentuhan, bisa berupa jabat tangan atau
mengusap kepala siswa. Untuk mengatasi beberapa siswa yang berbicara
sendiri saat guru memberi penjelasan, peneliti akan memperbaiki dengan
memberi perhatian lebih terhadap beberapa anak yang melakukan hal
tersebut. Guru akan lebih memperhitungkan masalah waktu dan akan
mempergunakan dengan sebaik-baiknya, guru akan lebih serius dalam
mempimpin jalannya permainan, dan memantau siswa saat mengerjakan
LKS. Selanjutnya guru juga akan melibatkan siswa dalam pengambilan
kesimpulan.
Untuk mencapai indikator keberhasilan 80% siswa kelas V aktif
dalam pembelajaran seluruhnya guru akan guru akan lebih memotivasi
siswa dan meminta siswa untuk lebih aktif lagi. Sedangkan untuk
mencapai indikator keberhasilan 80% siswa menguasai keterampilan
bahasa aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis peneliti
akan mencoba untuk melakukan lebih banyak latihan keterampilan
berbahasa siswa yaitu melakukan latihan mengucapkan, membaca dan
mengeja kosakata pada saat pemainan berlangsung. Hal ini dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
guna peningkatan hasil yang lebih baik dalam pertemuan ketiga ini agar
mencapai indikator penelitian yang ditetapkan oleh peneliti.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus II dilaksanakan
pada hari Sabtu, 24 Maret 2012 pada pukul 07.00-08.10 WIB dengan
membahas materi tentang Shape yaitu macam-macam bentuk bangun.
Kemudian dalam pelaksanaan tindakan pertemuan kedua siklus II juga
ada dua orang observer. Kegiatan pembelajaran diikuti oleh 35 siswa dari
37seluruh siswa kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun. Pelaksanaan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Berikut
secara singkat pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
pertama siklus II.
a) Kegiatan Awal (+10 menit)
Kegiatan awal pembelajaran menggunakan metode
permainan pada pertemuan pertama siklus II diawali dengan guru
mengucapkan salam, kemudian memimpin siswa berdoa, mengabsen
siswa, dan melakukan apersepsi kepada siswa dengan menyanyikan
lagu “My Balloons”, serta menyampaikan acuan.
b) Kegiatan Inti (+ 50 menit)
Pada kegiatan inti pertemuan pertama ini guru melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP. Pada awal pembelajaran
siswa terlebih dahulu memperhatikan penjelasan guru tentang Shape
yaitu macam-macam bentuk bangun kemudian siswa menyebutkan
kosakata bahasa Inggris tentang materi tersebut. Selanjutnya siswa
mendengarkan demonstrasi guru tentang cara membaca kosakata
tersebut dan mempraktekkannya. Setelah selesai siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang menanyakan suatu gambar dan siswa secara
berpasangan mendemonstrasikan percakapan sederhana tentang materi
tersebut. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
permainan Bingo dan melakukan permainan Bingo tersebut dengan
dipimpin oleh guru. Setelah permainan selesai siswa melaporkan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
permainan dan guru menanggapi, mengonfirmasi hasil permainan
serta memberikan penghargaan kepada siswa yang berhasil.
c) Kegiatan Akhir (+ 10 menit)
Adapun kegiatan akhir pembelajaran sama dengan siklus I.
Pada akhir kegiatan, siswa diberi kesempatan menanyakan hal-hal
yang belum jelas mengenai materi. Kemudian siswa bersama guru
mengambil kesimpulan akhir sebagai penguatan dan siswa mencatat
hal-hal yang penting. Pertemuan pertama, guru tidak mengadakan
evaluasi dan evaluasi dikerjakan pada pertemuan ketiga. Sebelum
menutup kegiatan pembelajaran, guru berpesan untuk mempelajari
materi selanjutnya. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan
salam.
3) Observasi
Seperti halnya pada siklus I, pelaksanaan observasi pada
pertemuan pertama siklus II dilakukan oleh dua orang yang berasal dari
guru SD Negeri 3 Tamanwinangun. Kegiatan observasi dilakukan pada
saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Berikut ini hasil observasi yang
telah dilakukan observer.
a) Observasi terhadap Guru selama Pembelajaran
Peneliti dalam hal ini adalah sebagai guru secara umum
selama pelaksanaan pembelajaran sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat, mulai dari
kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir pembelajaran.
Berikut hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan guru yang tersaji dalam tabel 4.18.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Tabel 4.18. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang
Dilakukan Guru pada Pertemuan Pertama Siklus II
No Aspek yang Dinilai
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Keterampilan guru membuka
pelajaran
4,00 4,00 4,00
2 Penggunaan metode pembelajaran 4,00 4,00 4,00
3 Penggunaan media pembelajaran 4,00 4,00 4,00
4 Penyajian materi pembelajaran 3,00 3,00 3,00
5
Pengaktifan siswa dalam
pembelajaran
4,00 4,00 4,00
6 Pemberian motivasi/penguatan 3,00 3,00 3,00
7 Penampilan
(ekspresi, gerak, lisan dan tertulis)
3,00 3,00 3,00
8 Pelaksanaan pembelajaran 3,00 3,00 3,00
9 Pelaksanaan penilaian/evaluasi 2,00 2,00 2,00
10 Keterampilan menutup pelajaran 3,00 3,00 4,00
Rata-rata 3,30 3,30 3,30
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.18 diketahui guru sudah mampu
membuka kegiatan pelajaran dengan baik, menggunakan berbagai
macam metode yang sesuai, dan menggunakan media pembelajaran
yang sesuai. Selanjutnya dalam hal penyajian materi guru sudah
menyampaikannya dengan baik, suara jelas, keras, menggunakan
bahasa yang baik. Guru sudah mampu mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran baik secara individu atau kelompok, guru juga sudah
mulai terlihat dapat memberikan motivasi/penguatan dengan baik
menggunakan tindakan/sentuhan walaupun haya satu kali. Selanjutnya
dalam hal penampilan dinilai masih belum maksimal yaitu guru masih
belum bisa mengunakan bahasa yang baik dan benar sepenuhnya.
Guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik dan sesuai
dengan perencanaan langkah pembelajaran, dan guru juga sudah
melaksanakan evaluasi proses dengan baik. Guru juga sudah mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
menutup kegiatan pembelajaran dengan baik meskipun belum
sepenuhnya sesuai dengan alokasi waku yang direncanakan yaitu
masih mempunyai sisa waktu 5 menit. Pertemuan pertama siklus II
guru mendapatkan rata-rata skor 3,30 dan dapat dikatakan sudah baik
dalam pelaksanaan pembelajaran.
Observasi juga dilakukan terhadap pelaksanaan metode
permainan yang dilakukan guru. Hasil observasi terlihat pada tabel
4.19.
Tabel 4.19. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan
yang Dilakukan Guru pada Pertemuan Pertama Siklus II
No Langkah
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
3,00 3,00 3,00
2
Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4,00 4,00 4,00
3
Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4,00 4,00 4,00
4
Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4,00 4,00 4,00
5
Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4,00 4,00 4,00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 2,00 3,00 2,50
7 Melaporkan hasil permainan 3,00 3,00 3,00
8
Memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran
3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,38 3,50 3,44
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Dari tabel 4.19 diketahui bahwa dalam pelaksanaan metode
permainan langkah pertama yaitu menentukan topik/materi
permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan
guru masih belum mampu menentukan topik/materi permainan sesuai
dengan materi yang disampaikan, dan guru masih belum bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
sepenuhnya memperhitungkan antara materi permainan dengan
alokasi waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan permainan
tersebut.
Langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan permainan,
guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan guru sudah
mampu menyiapkan alat dan bahan permainan yang sesuai dengan
jenis permainan yang disajikan dan digunakan dengan baik oleh guru.
Selanjutnya dalam langkah ketiga yaitu menyusun
petunjuk/langkah-langkah permainan, guru mendapatkan rata-rata
skor 4,00 dan dapat dikatakan guru sudah mampu menyusun
petunjuk/langkah-langkah permainan dengan baik.
Langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan
guru sudah mampu menjelaskan maksud dan tujuan permainan dengan
baik yaitu suara jelas, keras, bahasa yang baik, dan siswa mengerti
dengan penjelasan guru.
Kemudian langkah kelima yaitu membagi siswa dalam
individu/kelompok, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan guru sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan
tersebut.
Langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 2,50 dan dapat dikatakan guru masih
belum mampu melaksanakan kegiatan permainan dengan baik karena
meskipun guru sudah mampu memimpin kegiatan permainan tersebut
dengan baik namun guru belum dapat sepenuhnya melaksanakan
permainan sesuai dengan alokasi waktu permainan yang direncanakan
dan masih terdapat beberapa siswa yang kurang terkontrol dalam
pelaksanaan permainan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan guru belum
berhasil, karena belum dapat memberikan penghargaan yang
maksimal kepada siswa yang berhasil.
Langkah kedelapan yaitu memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran, guru mendapatkan rata-rata skor
3,00 dan dapat dikatakan guru masih belum berhasil dalam langkah
kedelapan ini karena guru belum bisa sepenuhnya mengaktifkan siswa
untuk memberikan kesimpulannya sendiri.
Secara keseluruhan hasil dari observasi yang dilakukan oleh
dua observer terhadap guru memperoleh nilai rata-rata 3,44 sehingga
dapat dikatakan bahwa guru dalam kegiatan pembelajaran
menggunakan metode permainan sudah baik. Meskipun sudah baik
namun masih ditemui beberapa kekurangan seperti yang telah
dijelaskan di atas.
b) Observasi terhadap Siswa selama Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi pertemuan pertama siklus II,
siswa sudah mulai terbiasa dengan suasana belajar menggunakan
metode permainan. Siswa secara umum selama pelaksanaan
pembelajaran perrtemuan pertama siklus II mengalami peningkatan.
Berikut ringkasan hasil observasi terhadap siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran yang teringkas dalam tabel 4.20.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Tabel 4.20. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Pertemuan Pertama Siklus II
No Aspek
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Siswa antusias terhadap
pembelajaran yang disajikan
3,00 3,00 3,00
2
Siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik
3,00 3,00 3,00
3
Siswa senang dengan
pembelajaran yang disajikan
3,00 3,00 3,00
4
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek mendengarkan
3,00 3,00 3,00
5
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek berbicara
3,00 3,00 3,00
6
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek membaca
3,00 2,00 2,50
7
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek menulis
3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,00 2,86 2,93
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.20 diketahui dalam pertemuan pertama
siklus II siswa tampak lebih antusias terhadap pembelajaran yang
disajikan terbukti dengan mendapat rata-rata skor 3,00. Siswa tampak
lebih semangat dalam pembelajaran maupun saat permainan
berlangsung, tidak ada siswa yang mengantuk di kelas, siswa mampu
merespon perintah guru dengan baik walaupun masih ada beberapa
siswa yang kadang bermain dengan temannya namun jumlahnya
semakin menurun dibanding siklus I.
Siswa terlihat lebih dapat mengikuti pembelajaran dengan
baik dibandingkan siklus I. Semua siswa mengikuti kegiatan
pembelajaran mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir
pembelajaran, termasuk dalam kegiatan evaluasi proses. Hal ini
terbukti dengan mendapat rata-rata skor 3,00. Walaupun sudah dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
dikatakan baik namun masih ada beberapa siswa yang kadang bermain
dengan temannya.
Secara umum siswa terlihat lebih senang dengan
pembelajaran yang disajikan dan mendapat rata-rata skor 3,00.
Meskipun tidak ada siswa yang terlihat cemberut di kelas, siswa
mengikuti pembelajaran dengan ceria, namun ada beberapa siswa
yang terlihat sedikit bosan sehingga bermain dengan temannya.
Pada pertemuan pertama siklus II ada beberapa siswa yang
belum menguasai keterampilan berbahasa aspek mendengarkan dan
dalam hal ini mendapat rata-rata skor 3,00. Terlihat masih ada
beberapa siswa yang belum mampu mendengarkan kosakata Bahasa
Inggris yang disampaikan guru dengan baik, belum memahami arti
kosakata Bahasa Inggris yang disampaikan guru, belum mampu
merespon instruksi secara verbal, dan masih ada beberapa siswa yang
belum mampu merespon instruksi dengan tindakan yang tepat.
Masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek berbicara dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 3,00. Hal ini terlihat dari masih ada beberapa siswa yang
belum mampu memberi contoh dengan tepat, menyebutkan sesuatu
dengan tepat, memberi barang dengan tepat, dan masih ada beberapa
siswa yang belum mampu memberi informasi dengan benar.
Selain itu juga masih ada beberapa siswa yang belum
menguasai keterampilan berbahasa aspek membaca dan dalam hal ini
mendapat rata-rata skor 2,50. Masih ada beberapa siswa yang belum
mampu membaca kosakata Bahasa Inggris dengan ucapan yang tepat,
dengan tekanan yang tepat, dengan intonasi yang tepat, dan masih ada
beberapa siswa yang belum lancar dalam membaca kosakata Bahasa
Inggris.
Selanjutnya dalam masih ada beberapa siswa yang belum
menguasai keterampilan berbahasa aspek menulis dan dalam hal ini
mendapat rata-rata skor 3,00. Masih terdapat beberapa siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
belum mampu menulis kosakata Bahasa Inggris dengan ejaan yang
benar, dengan tanda baca yang tepat, dengan tulisan yang rapi, dan
masih ada beberapa siswa yang belum lancar dalam menulis kosakata
Bahasa Inggris.
Hasil observasi terhadap siswa dalam pelaksanaan metode
permainan oleh dua observer disajikan secara ringkas dalam tabel
4.21.
Tabel 4.21. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan
Metode Permainan Pertemuan Pertama Siklus II
No Langkah
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
3,00 3,00 3,00
2 Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4,00 4,00 4,00
3 Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4,00 4,00 4,00
4 Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4,00 4,00 4,00
5 Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4,00 4,00 4,00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 3,00 3,00 3,00
7 Melaporkan hasil permainan 3,00 3,00 3,00
8 Memberikan kesimpulan
mengenai konsep dalam tujuan
pembelajaran
3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,50 3,50 3,50
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.21 diketahui dalam pelaksanaan metode
permainan petemuan pertama siklus II langkah pertama yaitu
memahami topik/materi permainan memperoleh rata-rata skor 3,00
dan dapat dikatakan belum berhasil, karena walaupun siswa sudah
mampu memahami topik/materi permainan yang ditentukan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
dengan baik, namun untuk topik/materi permainan masih belum sesuai
dengan alokasi waktu permainan.
Langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan permainan
guru memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah baik.
Siswa dapat menggunakan alat dan bahan permainan dengan baik, dan
siswa merasa tertarik dengan alat dan bahan permainan.
Selanjutnya langkah ketiga yaitu menyusun petunjuk atau
langkah permainan guru memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan sudah baik dan siswa dapat memahami petunjuk atau
langkah permainan dengan baik yang dijelaskan oleh guru.
Langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik. Siswa dijelaskan dengan suara yang jelas, keras, bahasa baik,
dan siswa juga sudah dapat memahami tentang maksud dan tujuan
permainan yang dijelaskan guru.
Kemudian langkah kelima yaitu membagi siswa dalam
individu atau kelompok guru memperoleh rata-rata skor 4,00 dan
dapat dikatakan sudah baik. Siswa juga sudah dibagi dalam individu
maupun kelompok, dibagi secara adil, dan pembagian sesuai dengan
jenis permainan yang dimainkan, sehingga semua siswa ikut serta
dalam kegiatan permainan.
Langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan permainan
memperoleh rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan belum berhasil.
Siswa sudah dapat mengikuti permainan dengan baik dengan dibawah
pimpinan guru, namun siswa belum sepenuhnya bisa melaksanakan
permainan sesuai dengan alokasi waktu permainan.
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan guru
memperoleh rata-rata skor 3,00 dan dapat dikatakan belum berhasil.
Siswa sudah dapat melaporkan hasil permainan dengan baik, dan
siswa merasa senang dengan penghargaan yang diterima hanya saja
guru belum melakukan pemberian penghargaan dengan sentuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Terakhir yaitu langkah kedelapan memberikan kesimpulan
mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran guru memperoleh rata-
rata skor 3,00 dan dapat dikatakan belum berhasil karena siswa belum
sepenuhnya memberikan kesimpulan mengenai materi pembelajaran.
Secara keseluruhan hasil dari observasi terhadap siswa ketika
mengikuti kegiatan belajar mengajar menggunakan metode permainan
memperoleh nilai 3,50 yang termasuk ke dalam kategori baik.
Meskipun ada beberapa hal yang menjadi catatan dan harus diperbaiki
seperti yang telah dijelaskan di atas.
c) Hasil Penilaian Proses
Dalam pelaksanaan pertemuan pertama siklus II, peneliti juga
mengadakan penilaian proses yaitu mengenai perilaku siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran yang meliputi aspek keaktifan,
keterampilan berbahasa siswa dalam aspek mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Adapun hasil dari penilaian proses secara
ringkas disajikan dalam tabel 4.22.
Tabel 4.22. Persentase Penilaian Proses Siklus II
No Aspek yang Dinilai Persentase Kategori
1. Keaktifan 80,00% Baik
2. Mendengarkan 74,29% Cukup
3. Berbicara 71,43% Cukup
4. Membaca 71,43% Cukup
5. Menulis 62,86% Kurang
Keterangan:
Nilai < 69 = kurang Nilai 80-89 = baik
Nilai 70<79 = cukup Nilai > 90 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.22 diketahui secara umum hasil dari
penilaian poses pada pertemuan pertama siklus II mengalami beberapa
peningkatan. Angka keaktifan diketahui mencapai 80,00%, hal ini
berarti indikator penelitian sebesar 80% siswa aktif dalam
pembelajaran sudah tercapai. Angka kemampuan siswa yang
menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek mendengarkan juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
mengalami peningkatan yaitu mencapai 74,29%. Selain itu angka
kemampuan siswa dalam menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek berbicara juga mengalami peningkatan yaitu mencapai 71,43%.
Peningkatan juga terjadi pada angka kemampuan siswa menguasai
keterampilan berbahasa untuk aspek membaca yaitu mencapai
71,43%. Angka kemampuan siswa dalam menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek menulis juga mengalami peningkatan yaitu
mencapai 62,86%.
d) Hasil Wawancara
(1) Wawancara terhadap Observer
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
observer diketahui bahwa guru sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik. Pembelajaran sudah dilaksanakan
dengan skenario dan rencana kegiatan yang ada dalam RPP.
Secara umum, keseluruhan pembelajaran sudah berjalan
baik dan lancar. Namun dalam hal ini masih ada sedikit
kekurangan, yaitu walaupun guru sudah memberikan motivasi
kepada siswa berupa ucapan, gerak tangan dan tepuk tangan, serta
guru sudah memberikan penghargaan yang baik berupa “Bintang”
dan sudah menggunakan sentuhan kepada anak namun dinilai
masih kurang karena hanya sekali dilakukan. Guru juga sudah
menggunakan metode permainan dengan baik sesuai rencana.
Siswa terlihat bersemangat saat permainan disajikan.
Siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran yang disajikan
secara menarik. Sebagian besar siswa sudah terlihat aktif dalam
pembelajaran.
Hasil catatan wawancara diketahui kelebihan dari
pembelajaran menggunakan metode permainan adalah metode
permainan terlihat dapat meningkatkan keaktifan siswa. Semua
siswa terlihat aktif mengikuti permainan. Tidak ada siswa yang
hanya diam saja saat permainan berlangsung. Kekurangan dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
metode permainan adalah siswa akan merasa bosan jika guru hanya
menampilkan satu permainan yang sama setiap kali pertemuan.
(2) Wawancara terhadap Siswa
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
beberapa siswa diketahui bahwa siswa merasa senang dengan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa merasa
senang dengan permainan yang dilakukan. Sebagian besar siswa
sudah aktif dalam pembelajaran, namun ada beberapa siswa yang
bermain dengan temannya di waktu pelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui masih
terdapat cukup banyak siswa yang belum menguasai keterampilan
berbahasa baik aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis.
Mengenai langkah pelaksanaan metode permainan guru
sudah menyampaikan topik/materi permainan kepada siswa, dan
guru sudah menyiapkan dan menggunakan alat dan bahan
permainan dengan baik. Guru sudah menyampaikan petunjuk atau
langkah permainan dan guru sudah menjelaskan maksud dan tujuan
permainan, serta guru membagi siswa dalam individu atau
kelompok sesuai dengan jenis permainan. Semua ikut melakukan
pemainan yang disajikan guru, dan siswa sudah melaporkan hasil
permainan kepada guru, namun siswa belum dapat memberikan
kesimpulan mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran.
4) Refleksi
Peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang telah
dilaksanakan pada pertemuan pertama siklus II untuk memperbaiki
masalah-masalah yang muncul guna penyempurnaan tindakan
selanjutnya yaitu pada pertemuan kedua.
Adapun hal yang masih belum tercapai dan perlu diperbaiki
pada pertemuan pertama siklus II adalah mengenai pemberian
motivasi/penguatan yang belum bisa dilakukan sepenuhnya dalam setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
pembelajaran. Hal ini terjadi karena guru belum melakukan pemberian
motivasi berupa sentuhan kepada siswa. Hal ini akan diperbaiki pada
siklus selanjutnya dengan memberikan motivasi berupa sentuhan bisa
berupa mengusap kepala siswa atau jabat tangan. Selanjutnya dalam hal
penampilan guru dinilai masih belum maksimal yaitu guru belum bisa
sepenuhnya menggunakan bahasa yang baik selama pembelajaran. Hal
ini akan diperbaiki pada siklus selanjutnya dengan lebih memperhatikan
lagi penggunaan bahasa. Guru masih belum bisa sepenuhnya
memperhitungkan dan mengatur waktu permainan secara maksimal. Hal
ini terjadi karena permainan berlangsung lebih cepat. Hal ini akan
diperbaiki dengan guru lebih memperhitungkan lagi alokasi waktu
permainan. Selain itu terdapat beberapa siswa yang berbicara sendiri saat
guru memberi penjelasan, peneliti akan memperbaiki dengan memberi
perhatian lebih terhadap beberapa anak yang melakukan hal tersebut
Guru juga belum bisa sepenuhnya mengaktifkan siswa untuk
memberikan kesimpulannya sendiri. Hal ini terjadi karena siswa kurang
termotivasi untuk menyampaikannya sendiri. Hal ini akan diperbaiki
dengan guru lebih memberikan motivasi agar siswa bersedia untuk
mengungkapkan kesimpulannya sendiri. Dalam pertemuan pertama
siklus II guru melaksanakan pembelajaran menggunakan metode
pemainan dengan menggunakan permainan Bingo.
Selanjutnya dari segi guru dan siswa ketika kegiatan
pembelajaran berlangsung menggunakan metode permainan dapat
diuraikan sebagai berikut.
a) Menentukan topik/materi permainan
Guru dapat dikatakan masih belum mampu menentukan topik/materi
permainan sesuai dengan materi yang disampaikan, hal ini terjadi
karena guru masih belum bisa sepenuhnya memperhitungkan antara
materi permainan dengan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan permainan tersebut. Untuk pertemuan selanjutnya, guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
akan lebih memperhitungkan masalah waktu dan akan
mempergunakan dengan sebaik-baiknya.
b) Menyiapkan alat dan bahan permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menyiapkan alat dan bahan
permainan yang sesuai dengan jenis permainan yang disajikan dan
digunakan dengan baik oleh guru.
c) Menyusun petunjuk/langkah-langkah permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menyusun petunjuk/langkah-
langkah permainan dengan baik menggunakan bahasa yang jelas,
sesuai dengan langkah-langkah permainan, dan dijelaskan dengan baik
pula sebelum permainan tersebut dimulai.
d) Menjelaskan maksud dan tujuan permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan dengan suara jelas, keras, bahasa yang baik, dan siswa
mengerti dengan penjelasan guru.
e) Membagi siswa dalam individu/kelompok
Guru sudah dapat dikatakan sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan
tersebut.
f) Pelaksanaan kegiatan permainan
Guru dapat dikatakan masih belum mampu melaksanakan kegiatan
permainan dengan baik karena meskipun guru sudah mampu
memimpin kegiatan permainan tersebut dengan baik namun guru
belum dapat sepenuhnya melaksanakan permainan sesuai dengan
alokasi waktu permainan yang direncanakan. Untuk pertemuan
selanjutnya, guru akan lebih memperhitungkan lagi masalah waktu
dan akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
g) Melaporkan hasil permainan
Guru dapat dikatakan belum berhasil, karena belum dapat
memberikan penghargaan yang maksimal kepada siswa yang berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
Hal ini terjadi karena guru belum melakukan pemberian motivasi
berupa sentuhan kepada siswa. Untuk pertemuan selanjutnya, guru
akan memperbaiki dengan melakukan pemberian penguatan kepada
siswa yang berhasil secara lebih maksimal disertai dengan sentuhan,
bisa berupa jabat tangan atau mengusap kepala siswa.
h) Memberikan kesimpulan mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran
Dapat dikatakan pada pertemuan pertama siklus II guru masih belum
berhasil dalam langkah kedelapan ini karena guru belum bisa
sepenuhnya mengaktifkan siswa untuk memberikan kesimpulannya
sendiri. Hal ini terjadi karena guru kurang memotivasi siswa. Untuk
pertemuan selanjutnya, guru akan lebih memotivasi dan mengarahkan
siswa untuk dapat menyampaikan kesimpulannya sendiri.
Persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran secara
keseluruhan mencapai 80,00% dan sudah mencapai indikator kinerja
penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena semakin banyak siswa
yang aktif dalam pembelajaran.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek mendengarkan baru mencapai 74,29% dan belum mencapai
indikator kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena masih
terdapat siswa beberapa siswa yang berbicara sendiri saat guru memberi
penjelasan. Peneliti akan memperbaiki dengan memberi perhatian lebih
terhadap beberapa anak yang melakukan hal tersebut.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek berbicara baru mencapai 71,43% dan belum mencapai indikator
kinerja penelitian sebesar 80%. Ini terjadi karena masih kurangnya
kegiatan latihan mengucapkan kosakata. Hal ini akan diperbaiki dengan
melakukan lebih banyak kegiatan latihan mengucapkan kosakata pada
saat kegiatan permainan di pertemuan kedua siklus II.
Selanjutnya persentase siswa yang menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek membaca baru mencapai 71,43% dan belum
mencapai indikator kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
siswa masih kurang dalam kegiatan latihan membaca. Hal ini juga akan
diperbaiki dengan melakukan lebih banyak kegiatan latihan membaca
kosakata pada saat kegiatan permainan dipertemuan kedua.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek menulis baru mencapai 62,86% dan belum mencapai indikator
kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena selama
pembelajaran siswa masih belum banyak melakukan kegiatan latihan
mengeja kosakata. Untuk siklus selanjutnya, guru akan melakukan
perbaikan dengan lebih banyak melakukan kegiatan mengeja kosakata
pada saat pemainan berlangsung.
Meskipun indikator 80% siswa aktif dalam pembelajaran sudah
tercapai, namun penelitian ini belum dapat dikatakan berhasil karena
indikator kinerja penelitian sebesar 80% siswa menguasai keterampilan
bahasa aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis untuk
materi yang ada pada pertemuan pertama belum tercapai. Beberapa
kekurangan atau indikator yang belum tercapai akan diperbaiki pada
pertemuan kedua.
b. Pertemuan Kedua
1) Perencanaan
Perencanaan pada pertemuan kedua ini sama dengan
perencanaan pada pertemuan pertama siklus II, yaitu peneliti masih
menggunakan metode permainan. Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu
menyusun RPP materi Shape tentang bentuk benda-benda di sekitar
sesuai langkah-langkah dalam permainan, menentukan topik/materi
permainan, menyiapkan alat dan bahan permainan, menyusun petunjuk
atau langkah permainan, menyiapkan media apa saja yang digunakan
dalam pembelajaran, dan mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan.
Peneliti melakukan perencanaan untuk melakukan perbaikan
terhadap kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan pertama.
Peneliti akan lebih memperhatikan penggunaan bahasa yang baik dan
benar dalam pembelajaran, melakukan pemberian penguatan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
siswa yang berhasil disertai dengan sentuhan, bisa berupa jabat tangan
atau mengusap kepala siswa. Untuk mengatasi beberapa siswa yang
berbicara sendiri saat guru memberi penjelasan, peneliti akan
memperbaiki dengan memberi perhatian lebih terhadap beberapa anak
yang melakukan hal tersebut. Guru akan lebih memperhitungkan masalah
waktu dan akan mempergunakan dengan sebaik-baiknya, guru akan lebih
serius dalam mempimpin jalannya permainan, dan memantau siswa saat
mengerjakan LKS. Selanjutnya guru juga akan melibatkan siswa dalam
pengambilan kesimpulan.
Untuk mencapai indikator keberhasilan 80% siswa menguasai
keterampilan bahasa aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis peneliti akan melakukan lebih banyak latihan keterampilan
berbahasa siswa yaitu melakukan latihan mengucapkan, membaca dan
mengeja kosakata pada saat pemainan berlangsung. Hal ini dilakukan
guna peningkatan hasil yang lebih baik dalam pertemuan ketiga ini agar
mencapai indikator penelitian yang ditetapkan oleh peneliti.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pertemuan kedua siklus II dilaksanakan
dilaksanakan pada hari Jumat, 30 Maret 2012 pada pukul 09.35-10.45
WIB. Pertemuan kedua masih membahas materi Shape tentang bentuk
benda-benda di sekitar. Kegiatan pembelajaran diikuti oleh seluruh siswa
kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun. Pelaksanaan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Berikut secara
singkat pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua.
a) Kegiatan Awal (+10 menit)
Kegiatan awal pembelajaran menggunakan metode
permainan pada pertemuan kedua ini diawali dengan guru
mengucapkan salam, kemudian memimpin siswa berdoa, mengabsen
siswa, dan melakukan apersepsi kepada siswa dengan menyanyikan
lagu “My Hat is Round”, serta menyampaikan acuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
b) Kegiatan Inti (+ 50 menit)
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
kedua sesuai RPP yang telah dibuat. Pada pertemuan kedua ini masih
membahas tentang Shape dengan materi pokok bentuk benda-benda di
sekitar. Seperti biasa siswa terlebih dahulu memperhatikan penjelasan
guru tentang materi disertai dengan tanya jawab kemudian siswa
mendengarkan demonstrasi guru tentang cara membaca kosakata
tentang materi tersebut dan siswa menirukan cara membacanya.
Selanjutnya siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
menanyakan bentuk suatu benda dan secara berpasangan
mendemonstrasikan percakapan sederhana tentang materi tersebut.
Setelah itu siswa memperhatikan penjelasan guru tentang permainan
What’s missing? dan siswa melakukan permainan tersebut dengan
dipimpin oleh guru. Setelah permainan selesai siswa melaporkan hasil
permainan dan guru menanggapi, mengonfirmasi hasil permainan
serta memberikan penghargaan kepada siswa yang berhasil.
c) Kegiatan Akhir (+ 10 menit)
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memberi kesempatan
siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. Kemudian
siswa bersama guru mengambil kesimpulan akhir sebagai penguatan
dan siswa mencatat hal-hal yang penting. Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan ucapan salam dan tidak lupa guru berpesan
kepada siswa untuk mempelajari lagi materi yang sudah dipelajari di
rumah nanti.
3) Observasi
Seperti halnya pada pertemuan pertama, pelaksanaan observasi
pada pertemuan kedua dilakukan oleh dua orang yang berasal dari guru
SD Negeri 3 Tamanwinangun. Kegiatan observasi dilakukan pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung. Berikut ini hasil observasi yang telah
dilakukan observer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
a) Observasi terhadap Guru selama Pembelajaran
Peneliti dalam hal ini adalah sebagai guru secara umum
selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua siklus II sudah
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
dibuat, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir
pembelajaran. Berikut hasil observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan guru yang tersaji dalam tabel 4.23.
Tabel 4.23. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang
Dilakukan Guru pada Pertemuan Kedua Siklus II
No Aspek yang Dinilai
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Keterampilan guru membuka
pelajaran
4,00 4,00 4,00
2 Penggunaan metode pembelajaran 4,00 4,00 4,00
3 Penggunaan media pembelajaran 4,00 4,00 4,00
4 Penyajian materi pembelajaran 4,00 4,00 4,00
5
Pengaktifan siswa dalam
pembelajaran
4,00 4,00 4,00
6 Pemberian motivasi/penguatan 4,00 4,00 4,00
7 Penampilan
(ekspresi, gerak, lisan dan tertulis)
4,00 4,00 4,00
8 Pelaksanaan pembelajaran 3,00 4,00 3,50
9 Pelaksanaan penilaian/evaluasi 2,00 2,00 2,00
10 Keterampilan menutup pelajaran 4,00 4,00 4,00
Rata-rata 3,70 3,80 3,75
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.23 diketahui guru sudah mampu
membuka kegiatan pelajaran dengan baik, menggunakan berbagai
macam metode yang sesuai, dan menggunakan media pembelajaran
yang sesuai. Selanjutnya dalam hal penyajian materi guru sudah
menyampaikannya dengan baik, suara jelas, keras, dan menggunakan
bahasa yang baik dan benar. Guru sudah mampu mengaktifkan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
dalam pembelajaran baik secara individu atau kelompok, guru juga
sudah mampu memberikan motivasi/penguatan dengan baik
menggunakan tindakan/sentuhan. Selanjutnya dalam hal penampilan
juga baik dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Guru
melaksanakan pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan
perencanaan langkah pembelajaran, dan guru juga sudah
melaksanakan evaluasi proses dengan baik. Guru juga sudah mampu
menutup kegiatan pembelajaran dengan baik dan sudah sesuai dengan
alokasi waku yang direncanakan. Guru mendapatkan rata-rata skor
3,75 dan dapat dikatakan sudah baik dalam pelaksanaan pembelajaran.
Observasi juga dilakukan terhadap pelaksanaan metode
permainan yang dilakukan guru. Hasil observasi terlihat pada tabel
4.24.
Tabel 4.24. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan
yang Dilakukan Guru pada Pertemuan Kedua Siklus II
No Langkah
Nilai Siklus II Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
4,00 4,00 4,00
2
Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4,00 4,00 4,00
3
Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4,00 4,00 4,00
4
Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4,00 4,00 4,00
5
Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4,00 4,00 4,00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 3,00 4,00 3,50
7 Melaporkan hasil permainan 4,00 4,00 4,00
8
Memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran
4,00 4,00 4,00
Rata-rata 3,88 4,00 3,94
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Dari tabel 4.24 diketahui bahwa dalam pelaksanaan metode
permainan langkah pertama yaitu menentukan topik/materi
permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00. Dapat dikatakan
guru sudah mampu menentukan topik/materi permainan sesuai dengan
materi yang disampaikan, dan guru sudah bisa memperhitungkan
antara materi permainan dengan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan permainan tersebut.
Langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan permainan,
guru mendapatkan rata-rata skor 4,00. Dapat dikatakan guru sudah
mampu menyiapkan alat dan bahan permainan yang sesuai dengan
jenis permainan yang disajikan dan digunakan dengan baik oleh guru.
Selanjutnya dalam langkah ketiga yaitu menyusun
petunjuk/langkah-langkah permainan, guru mendapatkan rata-rata
skor 4,00. Dapat dikatakan guru sudah mampu menyusun
petunjuk/langkah-langkah permainan dengan baik.
Langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00. Dapat dikatakan
guru sudah mampu menjelaskan maksud dan tujuan permainan dengan
baik yaitu suara jelas, keras, bahasa yang baik, dan siswa mengerti
dengan penjelasan guru.
Kemudian langkah kelima yaitu membagi siswa dalam
individu/kelompok, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00. Dapat
dikatakan guru sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan
tersebut.
Langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 3,50. Dapat dikatakan guru sudah baik
dalam melaksanakan kegiatan permainan.
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 4,00. Dapat dikatakan guru sudah mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
dalam memberikan penghargaan yang maksimal kepada siswa yang
berhasil.
Langkah kedelapan yaitu memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran, guru mendapatkan rata-rata skor
4,00. Dapat dikatakan guru sudah berhasil dalam langkah kedelapan
ini karena guru sudah mengaktifkan siswa untuk memberikan
kesimpulannya sendiri.
Secara keseluruhan hasil dari observasi yang dilakukan oleh
dua observer terhadap guru memperoleh nilai rata-rata 3,94. Dapat
dikatakan bahwa guru dalam kegiatan pembelajaran menggunakan
metode permainan sudah baik.
b) Observasi terhadap Siswa selama Pembelajaran
Berikut ringkasan hasil observasi terhadap siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran yang teringkas dalam tabel 4.25.
Tabel 4.25. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Pertemuan Kedua Siklus II
No Aspek
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Siswa antusias terhadap
pembelajaran yang disajikan
4,00 4,00 4,00
2
Siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik
4,00 4,00 4,00
3
Siswa senang dengan
pembelajaran yang disajikan
4,00 4,00 4,00
4
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek mendengarkan
3,00 3,00 3,00
5
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek berbicara
3,00 3,00 3,00
6
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek membaca
3,00 3,00 3,00
7
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek menulis
3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,43 3,43 3,43
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
Berdasarkan tabel 4.25 diketahui siswa tampak lebih antusias
terhadap pembelajaran yang disajikan terbukti dengan mendapat rata-
rata skor 4,00. Siswa tampak lebih semangat dalam pembelajaran
maupun saat permainan berlangsung, tidak ada siswa yang mengantuk
di kelas, siswa mampu merespon perintah guru dengan baik dan tidak
ada siswa yang bermain sendiri.
Siswa terlihat dapat mengikuti pembelajaran dengan baik
dibandingkan pertemuan pertama. Semua siswa mengikuti kegiatan
pembelajaran mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, sampai kegiatan
akhir pembelajaran, termasuk dalam kegiatan evaluasi proses. Hal ini
terbukti dengan mendapat rata-rata skor 4,00.
Siswa terlihat senang dengan pembelajaran yang disajikan
dan mendapat rata-rata skor 4,00. Tidak ada siswa yang terlihat
cemberut di kelas, siswa mengikuti pembelajaran dengan ceria, dan
tidak ada siswa yang bermain sendiri.
Pada pertemuan kedua masih ada beberapa siswa yang belum
menguasai keterampilan berbahasa aspek mendengarkan dan dalam
hal ini mendapat rata-rata skor 3,00. Terlihat masih ada beberapa
siswa yang belum mampu mendengarkan kosakata Bahasa Inggris
yang disampaikan guru dengan baik, belum memahami arti kosakata
Bahasa Inggris yang disampaikan guru, belum mampu merespon
instruksi secara verbal, dan masih ada beberapa siswa yang belum
mampu merespon instruksi dengan tindakan yang tepat.
Masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek berbicara dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 3,00. Hal ini terlihat dari masih ada beberapa siswa yang
belum mampu memberi contoh dengan tepat, menyebutkan sesuatu
dengan tepat, memberi barang dengan tepat, dan masih ada beberapa
siswa yang belum mampu memberi informasi dengan benar.
Selain itu masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek membaca dan dalam hal ini mendapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
rata-rata skor 3,00. Masih ada beberapa siswa yang belum mampu
membaca kosakata Bahasa Inggris dengan ucapan yang tepat, dengan
tekanan yang tepat, dengan intonasi yang tepat, dan masih ada
beberapa siswa yang belum lancar dalam membaca kosakata Bahasa
Inggris.
Selanjutnya masih ada beberapa siswa belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek menulis dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 3,00. Masih terdapat beberapa siswa belum mampu
menulis kosakata Bahasa Inggris dengan ejaan yang benar, dengan
tulisan yang rapi, dan belum lancar dalam menulis kosakata.
Hasil observasi terhadap siswa dalam pelaksanaan metode
permainan oleh dua observer disajikan secara ringkas dalam tabel
4.26.
Tabel 4.26. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan
Metode Permainan Pertemuan Kedua Siklus II
No Langkah
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
4,00 4,00 4,00
2 Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4,00 4,00 4,00
3 Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4,00 4,00 4,00
4 Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4,00 4,00 4,00
5 Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4,00 4,00 4,00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 3,00 4,00 3,50
7 Melaporkan hasil permainan 4,00 4,00 4,00
8 Memberikan kesimpulan
mengenai konsep dalam tujuan
pembelajaran
4,00 4,00 4,00
Rata-rata 3,88 4,00 3,94
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Berdasarkan tabel 4.26 diketahui dalam pelaksanaan metode
permainan pertemuan kedua siklus II langkah pertama yaitu
memahami topik/materi permainan memperoleh rata-rata skor 4,00
dan dapat dikatakan sudah berhasil, karena walaupun siswa sudah
mampu melaksanakan topik/materi permainan sesuai dengan alokasi
waktu permainan.
Langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan permainan
memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah baik. Siswa
dapat menggunakan alat dan bahan permainan dengan baik, dan siswa
merasa tertarik dengan alat dan bahan permainan.
Selanjutnya langkah ketiga yaitu menyusun petunjuk atau
langkah permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan sudah baik dan siswa dapat memahami petunjuk atau
langkah permainan dengan baik yang dijelaskan oleh guru.
Langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik. Siswa dijelaskan dengan suara yang jelas, keras, bahasa baik,
dan siswa juga sudah dapat memahami tentang maksud dan tujuan
permainan yang dijelaskan guru.
Kemudian langkah kelima yaitu membagi siswa dalam
individu atau kelompok guru memperoleh rata-rata skor 4,00 dan
dapat dikatakan sudah baik. Siswa juga sudah dibagi dalam individu
maupun kelompok, dibagi secara adil, dan pembagian sesuai dengan
jenis permainan yang dimainkan, sehingga semua siswa ikut serta
dalam kegiatan permainan.
Langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan permainan
memperoleh rata-rata skor 3,50 dan dapat dikatakan sudah baik. Siswa
sudah dapat mengikuti permainan dengan baik dengan dibawah
pimpinan guru.
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan dalam
memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah baik. Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
sudah dapat melaporkan hasil permainan dengan baik, dan siswa
merasa senang dengan penghargaan yang diterima.
Terakhir yaitu langkah kedelapan memberikan kesimpulan
mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran memperoleh rata-rata
skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah berhasil karena siswa sudah a
memberikan kesimpulan mengenai materi pembelajaran.
Secara keseluruhan hasil dari observasi terhadap siswa ketika
mengikuti kegiatan belajar mengajar menggunakan metode permainan
memperoleh nilai 3,94 dan dapat dikatakan sudah baik. Ada beberapa
hal yang menjadi catatan kekurangan dalam pertemuan kedua ini
seperti yang telah dijelaskan di atas dan harus diperbaiki
c) Hasil Penilaian Proses
Dalam pelaksanaan pertemuan kedua siklus II, peneliti juga
mengadakan penilaian proses yaitu mengenai perilaku siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran yang meliputi aspek keaktifan,
keterampilan berbahasa siswa dalam aspek mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Adapun hasil dari penilaian proses secara
ringkas disajikan dalam tabel 4.27.
Tabel 4.27. Persentase Penilaian Proses Pertemuan Kedua Siklus II
No Aspek yang Dinilai Persentase Kategori
1. Keaktifan 81,08% Baik
2. Mendengarkan 78,38% Cukup
3. Berbicara 75,68% Cukup
4. Membaca 75,68% Cukup
5. Menulis 70,27% Cukup
Keterangan:
Nilai < 69 = kurang Nilai 80-89 = baik
Nilai 70<79 = cukup Nilai > 90 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.27 diketahui secara umum hasil dari
penilaian poses pada pertemuan kedua siklus II mengalami beberapa
peningkatan. Dalam hal keaktifan diketahui mencapai 81,08% hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
berarti indikator penelitian sebesar 80% siswa aktif dalam
pembelajaran sudah tercapai. Angka kemampuan siswa yang
menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek mendengarkan juga
mengalami peningkatan yaitu mencapai 78,38%. Selain itu angka
kemampuan siswa dalam menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek berbicara juga mengalami peningkatan yaitu mencapai 75,68%.
Peningkatan juga terjadi pada angka kemampuan siswa menguasai
keterampilan berbahasa untuk aspek membaca yaitu mencapai
75,68%. Angka kemampuan siswa dalam menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek menulis juga mengalami penigkatan dan tetap
pada angka 70,27%. Hasil penilaian proses pertemuan kedua siklus II
menunjukkan bahwa indikator keberhasilan masing-masing aspek
sebesar 80% belum tercapai sepenuhnya karena baru aspek keaktifan
saja yang tercapai.
d) Wawancara
(1) Wawancara terhadap Observer
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
observer diketahui bahwa guru sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik. Pembelajaran sudah dilaksanakan
dengan skenario dan rencana kegiatan yang ada dalam RPP.
Secara umum, keseluruhan pembelajaran sudah berjalan
baik dan lancar. Guru sudah mampu memberikan motivasi kepada
siswa berupa ucapan, gerak tangan dan tepuk tangan, serta guru
sudah memberikan penghargaan yang baik berupa “Bintang” dan
sudah menggunakan sentuhan kepada anak. Guru juga sudah
menggunakan metode permainan dengan baik sesuai rencana.
Siswa terlihat bersemangat saat permainan disajikan.
Siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran yang disajikan
secara menarik. Sebagian besar siswa sudah terlihat aktif dalam
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
Hasil catatan wawancara diketahui kekurangan dari
metode permainan adalah guru harus berusaha keras dalam
memimpin kegiatan permainan. Hal tersebut dilakukan agar
permainan tersebut berjalan lancar.
(2) Wawancara terhadap Siswa
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
beberapa siswa diketahui bahwa siswa merasa senang dengan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa merasa
senang dengan permainan yang dilakukan. Sebagian besar siswa
sudah aktif dalam pembelajaran, namun ada beberapa siswa yang
bermain dengan temannya di waktu pelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui masih
terdapat cukup banyak siswa yang belum menguasai keterampilan
berbahasa baik aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis.
Mengenai langkah pelaksanaan metode permainan guru
sudah menyampaikan topik/materi permainan kepada siswa, dan
guru sudah menyiapkan dan menggunakan alat dan bahan
permainan dengan baik. Guru sudah menyampaikan petunjuk atau
langkah permainan dan guru sudah menjelaskan maksud dan tujuan
permainan, serta guru membagi siswa dalam individu atau
kelompok sesuai dengan jenis permainan. Semua ikut melakukan
pemainan yang disajikan guru, dan siswa sudah melaporkan hasil
permainan kepada guru, namun siswa belum dapat memberikan
kesimpulan mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran.
4) Refleksi
Peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang telah
dilaksanakan pada pertemuan kedua siklus II untuk memperbaiki
masalah-masalah yang muncul guna penyempurnaan tindakan
selanjutnya, yaitu tindakan pertemuan ketiga siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
Dalam pertemuan kedua siklus II guru sudah melaksanakan
pembelajaran menggunakan metode pemainan yang berbeda dengan
pertemuan pertama. Guru menggunakan jenis permainan What Missing.
Selanjutnya dari segi guru dan siswa ketika kegiatan
pembelajaran berlangsung menggunakan metode permainan dapat
diuraikan sebagai berikut.
a) Menentukan topik/materi permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menentukan topik/materi
permainan sesuai dengan materi yang disampaikan, guru sudah
berhasil memperhitungkan antara materi permainan dengan alokasi
waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan permainan tersebut.
b) Menyiapkan alat dan bahan permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menyiapkan alat dan bahan
permainan yang sesuai dengan jenis permainan yang disajikan dan
digunakan dengan baik oleh guru.
c) Menyusun petunjuk/langkah-langkah permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menyusun petunjuk/langkah-
langkah permainan dengan baik menggunakan bahasa yang jelas,
sesuai dengan langkah-langkah permainan, dan dijelaskan dengan baik
pula sebelum permainan tersebut dimulai.
d) Menjelaskan maksud dan tujuan permainan
Guru juga dapat dikatakan sudah mampu menjelaskan maksud dan
tujuan permainan dengan suara jelas, keras, bahasa yang baik, dan
siswa mengerti dengan penjelasan guru.
e) Membagi siswa dalam individu/kelompok
Guru sudah dapat dikatakan sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
f) Pelaksanaan kegiatan permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu melaksanakan kegiatan
permainan dengan baik. Guru sudah mampu memimpin dan menjadi
kunci jalannya permainan.
g) Melaporkan hasil permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu dalam langkah ke tujuh ini, guru
sudah dapat memperbaiki kekurangan pada pertemuan sebelumnya
yaitu dengan memberikan penghargaan yang maksimal kepada siswa
yang berhasil disertai dengan sentuhan berupa jabat tangan atau
mengusap kepala siswa.
h) Memberikan kesimpulan mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran
Guru dapat dikatakan berhasil dalam langkah kedelapan ini, guru
sudah bisa sepenuhnya mengaktifkan siswa untuk memberikan
kesimpulannya sendiri.
Berdasarkan data hasil penilaian proses pertemuan kedua siklus
II diketahui persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran secara
keseluruhan mencapai 81,08% dan sudah mencapai indikator kinerja
penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena semakin banyak siswa
yang aktif dalam pembelajaran.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek mendengarkan baru mencapai 78,38% dan belum mencapai
indikator kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena masih
terdapat siswa beberapa siswa yang berbicara sendiri saat guru memberi
penjelasan. Peneliti akan memperbaiki dengan memberi perhatian lebih
terhadap beberapa anak yang melakukan hal tersebut.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek berbicara baru mencapai 75,68% dan belum mencapai indikator
kinerja penelitian sebesar 80%. Ini terjadi karena masih kurangnya
kegiatan latihan mengucapkan kosakata. Hal ini akan diperbaiki dengan
melakukan lebih banyak kegiatan latihan mengucapkan kosakata pada
saat kegiatan permainan di pertemuan ketiga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Selanjutnya persentase siswa yang menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek membaca baru mencapai 75,68% dan belum
mencapai indikator kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena
siswa masih kurang dalam kegiatan latihan membaca. Hal ini juga akan
diperbaiki dengan melakukan lebih banyak kegiatan latihan membaca
kosakata pada saat kegiatan permainan di pertemuan ketiga.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek menulis baru mencapai 70,27% dan belum mencapai indikator
kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena selama
pembelajaran siswa masih belum banyak melakukan kegiatan latihan
mengeja kosakata. Untuk pertemuan selanjutnya, guru akan melakukan
perbaikan dengan lebih banyak melakukan kegiatan mengeja kosakata
pada saat pemainan berlangsung.
c. Pertemuan Ketiga
1) Perencanaan
Perencanaan pada pertemuan ketiga siklus II ini sama dengan
perencanaan pada pertemuan kedua siklus II, yaitu peneliti masih
menggunakan metode permainan. Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu
menyusun RPP materi teks bacaan tentang Shape sesuai langkah-langkah
dalam permainan, menentukan topik/materi permainan, menyiapkan alat
dan bahan permainan, menyusun petunjuk atau langkah permainan,
menyiapkan media apa saja yang akan digunakan dalam pembelajaran,
dan mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan.
Peneliti melakukan perencanaan untuk melakukan perbaikan
terhadap kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan kedua siklus
II. Perbaikan-perbaikan yang direncanakan antara lain untuk mencapai
indikator keberhasilan 80% siswa kelas V menguasai keterampilan
bahasa aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis peneliti
akan mencoba untuk melakukan lebih banyak latihan keterampilan
berbahasa siswa yaitu melakukan latihan mengucapkan, membaca dan
mengeja kosakata pada saat pemainan berlangsung. Hal ini dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
guna peningkatan hasil yang lebih baik dalam pertemuan ketiga ini agar
mencapai indikator penelitian yang ditetapkan oleh peneliti.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pertemuan ketiga siklus II dilaksanakan
pada hari Jumat, 13 April 2012 pada pukul 09.35-10.45 WIB. Pertemuan
ketiga siklus II membahas masih membahas materi teks bacaan tentang
Shape. Kegiatan pembelajaran ini juga diikuti oleh seluruh siswa kelas V
SD Negeri 3 Tamanwinangun. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah dibuat. Berikut secara singkat pelaksanaan
kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga siklus II.
a) Kegiatan Awal (+10 menit)
Kegiatan awal pembelajaran menggunakan metode
permainan pada pertemuan ketiga siklus II ini diawali dengan guru
mengucapkan salam, kemudian memimpin siswa berdoa, mengabsen
siswa, dan melakukan apersepsi kepada siswa dengan menyanyikan
lagu “My Shape”, serta menyampaikan acuan.
b) Kegiatan Inti (+ 40 menit)
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
ketiga sesuai RPP yang telah dibuat. Pada pertemuan ketiga ini
membahas tentang teks bacaan yang berhubungan denga Shape. Pada
awalnya siswa mendengarkan demonstrasi guru tentang cara membaca
teks bacaan yang bertemakan Shape dan siswa ikut mempraktekkan
membaca teks tersebut. Selanjutnya siswa memperhatikan penjelasan
guru tentang mengartikan teks bacaan tersebut disertai tanya jawab
dengan siswa. Setelah itu siswa mendengarkan penjelasan guru
tentang permainan Concentration Game dan siswa melakukan
permainan tersebut dengan dipimpin oleh guru. Setelah permainan
selesai siswa melaporkan hasil permainan tersebut dan guru
menanggapi, mengonfirmasi hasil permainan serta memberikan
penghargaan kepada siswa yang berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
c) Kegiatan Akhir (+ 20 menit)
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas.
Kemudian siswa bersama guru mengambil kesimpulan akhir sebagai
penguatan dan siswa mencatat hal-hal yang penting. Setelah selesai
guru menutup kegiatan pembelajaran dengan ucapan salam dan tidak
lupa guru berpesan kepada siswa untuk mempelajari materi yang
sudah dipelajari di rumah nanti.
3) Observasi
Seperti halnya pada pertemuan kedua, pelaksanaan observasi
pada petemuan ketiga dilakukan oleh dua orang yang berasal dari guru
SD Negeri 3 Tamanwinangun. Kegiatan observasi dilakukan pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung. Berikut ini hasil observasi yang telah
dilakukan observer.
a) Observasi terhadap Guru selama Pembelajaran
Peneliti dalam hal ini adalah sebagai guru secara umum
selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan ketiga siklus II sudah
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
dibuat, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir
pembelajaran. Berikut hasil observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan guru yang daapt dilihat pada tabel 4.28.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
Tabel 4.28. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang
Dilakukan Guru pada Pertemuan Ketiga Siklus II
No Aspek yang Dinilai
Nilai Siklus II Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Keterampilan guru membuka
pelajaran
4,00 4,00 4,00
2 Penggunaan metode pembelajaran 4,00 4,00 4,00
3 Penggunaan media pembelajaran 4,00 4,00 4,00
4 Penyajian materi pembelajaran 3,00 4,00 3,50
5
Pengaktifan siswa dalam
pembelajaran
4,00 4,00 4,00
6 Pemberian motivasi/penguatan 4,00 4,00 4,00
7 Penampilan
(ekspresi, gerak, lisan dan tertulis)
4,00 4,00 4,00
8 Pelaksanaan pembelajaran 4,00 4,00 4,00
9 Pelaksanaan penilaian/evaluasi 4,00 4,00 4,00
10 Keterampilan menutup pelajaran 4,00 4,00 4,00
Rata-rata 3,90 4,00 3,95
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.28 diketahui guru sudah mampu
membuka kegiatan pelajaran dengan baik, menggunakan berbagai
macam metode yang sesuai, dan menggunakan media pembelajaran
yang sesuai. Selanjutnya dalam hal penyajian materi guru sudah
menyampaikannya dengan baik, suara jelas, keras, menggunakan
bahasa yang baik. Guru sudah mampu mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran baik secara individu atau kelompok, guru juga sudah
mulai terlihat dapat memberikan motivasi/penguatan dengan baik
menggunakan tindakan/sentuhan. Guru sudah melaksanakan
pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan perencanaan langkah
pembelajaran, dan guru juga sudah melaksanakan evaluasi proses
dengan baik. Guru juga sudah mampu menutup kegiatan pembelajaran
dengan baik dan sudah sesuai dengan alokasi waku yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
direncanakan. Guru mendapatkan rata-rata skor 3,95 dan dapat
dikatakan sudah baik dalam pelaksanaan pembelajaran.
Observasi juga dilakukan terhadap pelaksanaan metode
permainan yang dilakukan guru. Hasil observasi terlihat pada tabel
4.29.
Tabel 4.29. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan
yang Dilakukan Guru pada Pertemuan Ketiga Siklus II
No Langkah
Nilai Siklus II Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
4,00 4,00 4,00
2
Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4,00 4,00 4,00
3
Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4,00 4,00 4,00
4
Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4,00 4,00 4,00
5
Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4,00 4,00 4,00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 3,00 4,00 3,50
7 Melaporkan hasil permainan 4,00 4,00 4,00
8
Memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran
4,00 4,00 4,00
Rata-rata 3,88 4,00 3,94
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Dari tabel 4.29 diketahui bahwa dalam pelaksanaan metode
permainan langkah pertama yaitu menentukan topik/materi
permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan
guru masih belum mampu menentukan topik/materi permainan sesuai
dengan materi yang disampaikan, dan guru masih belum bisa
sepenuhnya memperhitungkan antara materi permainan dengan
alokasi waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan permainan
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
Langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan permainan,
guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan guru sudah
mampu menyiapkan alat dan bahan permainan yang sesuai dengan
jenis permainan yang disajikan dan digunakan dengan baik oleh guru.
Selanjutnya dalam langkah ketiga yaitu menyusun
petunjuk/langkah-langkah permainan, guru mendapatkan rata-rata
skor 4,00 dan dapat dikatakan guru sudah mampu menyusun
petunjuk/langkah-langkah permainan dengan baik.
Langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan, dalam guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan guru sudah mampu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan dengan baik yaitu suara jelas, keras, bahasa yang baik, dan
siswa mengerti dengan penjelasan guru.
Kemudian langkah kelima yaitu membagi siswa dalam
individu/kelompok, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan guru sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan
tersebut.
Langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 3,50 dan dapat dikatakan guru sudah
mampu melaksanakan kegiatan permainan dengan baik. Guru juga
sudah dapat melaksanakan permainan sesuai dengan alokasi waktu
permainan yang direncanakan.
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan guru sudah
mampu dalam langkah ini. Guru sudah mampu memberikan
penghargaan yang maksimal kepada siswa yang berhasil selama
pembelajaran.
Langkah kedelapan yaitu memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran, guru mendapatkan rata-rata skor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
4,00 dan dapat dikatakan sdah mampu dan sudah berhasil
mengaktifkan siswa untuk memberikan kesimpulannya sendiri. Secara
keseluruhan hasil dari observasi yang dilakukan oleh dua observer
terhadap guru memperoleh nilai rata-rata 3,94 sehingga dapat
dikatakan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
menggunakan metode permainan sudah baik.
b) Observasi terhadap Siswa selama Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi siswa sudah mulai terbiasa
dengan suasana belajar menggunakan metode permainan. Siswa
secara umum selama pelaksanaan pertemuan ketiga siklus II
mengalami peningkatan. Berikut ringkasan hasil observasi terhadap
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang teringkas dalam
tabel 4.30.
Tabel 4.30. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Pertemuan Ketiga Siklus II
No Aspek
Nilai Siklus II Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Siswa antusias terhadap
pembelajaran yang disajikan
4,00 4,00 4,00
2
Siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik
4,00 4,00 4,00
3
Siswa senang dengan
pembelajaran yang disajikan
4,00 4,00 4,00
4
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek mendengarkan
3,00 3,00 3,00
5
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek berbicara
3,00 3,00 3,00
6
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek membaca
3,00 3,00 3,00
7
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek menulis
3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,43 3,43 3,43
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
Berdasarkan tabel 4.30 diketahui dalam pertemuan ketiga
siklus II siswa tampak lebih antusias terhadap pembelajaran yang
disajikan terbukti dengan mendapat rata-rata skor 4,00. Siswa tampak
lebih semangat dalam pembelajaran maupun saat permainan
berlangsung, tidak ada siswa yang mengantuk di kelas, siswa mampu
merespon perintah guru dengan baik.
Siswa terlihat lebih dapat mengikuti pembelajaran dengan
baik dibandingkan pertemuan kedua. Semua siswa mengikuti kegiatan
pembelajaran mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir
pembelajaran, sampai kegiatan evaluasi. Hal ini terbukti dengan
mendapat rata-rata skor 4,00.
Secara umum siswa terlihat lebih senang dengan
pembelajaran yang disajikan dan mendapat rata-rata skor 4,00. Tidak
ada siswa yang terlihat cemberut di kelas, siswa mengikuti
pembelajaran dengan ceria.
Pada pertemuan ketiga siklus II masih ada beberapa siswa
yang belum menguasai keterampilan berbahasa aspek mendengarkan
dan dalam hal ini mendapat rata-rata skor 3,00. Terlihat masih ada
beberapa siswa yang belum mampu mendengarkan kosakata Bahasa
Inggris yang disampaikan guru dengan baik, belum memahami arti
kosakata Bahasa Inggris yang disampaikan guru, belum mampu
merespon instruksi secara verbal, dan masih ada beberapa siswa yang
belum mampu merespon instruksi dengan tindakan yang tepat.
Masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek berbicara dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 3,00. Hal ini terlihat dari masih ada beberapa siswa yang
belum mampu memberi contoh dengan tepat, menyebutkan sesuatu
dengan tepat, memberi barang dengan tepat, dan masih ada beberapa
siswa yang belum mampu memberi informasi dengan benar.
Selain itu juga masih ada beberapa siswa yang belum
menguasai keterampilan berbahasa aspek membaca dan dalam hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
mendapat rata-rata skor 3,00. Masih ada beberapa siswa yang belum
mampu membaca kosakata Bahasa Inggris dengan ucapan yang tepat,
dengan tekanan yang tepat, dengan intonasi yang tepat, dan masih ada
beberapa siswa yang belum lancar dalam membacanya.
Selanjutnya masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek menulis dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 3,00. Masih terdapat beberapa siswa yang belum
mampu menulis kosakata Bahasa Inggris dengan ejaan yang benar,
dengan tanda baca yang tepat, dengan tulisan yang rapi, dan belum
lancar dalam menulis kosakata Bahasa Inggris.
Hasil observasi terhadap siswa dalam pelaksanaan metode
permainan oleh dua observer disajikan secara ringkas dalam tabel
4.31.
Tabel 4.31. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan
Metode Permainan pada Pertemuan Ketiga Siklus II
No Langkah
Nilai Siklus II Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
4,00 4,00 4,00
2 Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4,00 4,00 4,00
3 Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4,00 4,00 4,00
4 Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4,00 4,00 4,00
5 Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4,00 4,00 4,00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 3,00 4,00 3,50
7 Melaporkan hasil permainan 4,00 4,00 4,00
8 Memberikan kesimpulan
mengenai konsep dalam tujuan
pembelajaran
4,00 4,00 4,00
Rata-rata 3,88 4,00 3,94
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
Berdasarkan tabel 4.31 diketahui dalam pelaksanaan metode
permainan yaitu memahami topik/materi permainan memperoleh rata-
rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah berhasil, karena siswa sudah
mampu memahami topik/materi permainan yang ditentukan guru
dengan baik, dan topik/materi permainan sudah sesuai dengan alokasi
waktu permainan.
Langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan permainan
guru memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah baik.
Siswa dapat menggunakan alat dan bahan permainan dengan baik, dan
siswa merasa tertarik dengan alat dan bahan permainan.
Selanjutnya langkah ketiga yaitu menyusun petunjuk atau
langkah permainan guru memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan sudah baik dan siswa dapat memahami petunjuk atau
langkah permainan dengan baik yang dijelaskan oleh guru.
Langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik. Siswa dijelaskan dengan suara yang jelas, keras, bahasa baik,
dan siswa juga sudah dapat memahami tentang maksud dan tujuan
permainan yang dijelaskan guru.
Kemudian langkah kelima yaitu membagi siswa dalam
individu atau kelompok guru memperoleh rata-rata skor 4,00 dan
dapat dikatakan sudah baik. Siswa juga sudah dibagi dalam individu
maupun kelompok, dibagi secara adil, dan pembagian sesuai dengan
jenis permainan yang dimainkan, sehingga semua siswa ikut serta
dalam kegiatan permainan.
Langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan permainan
memperoleh rata-rata skor 3,50 dan dapat dikatakan sudah baik. Siswa
sudah dapat mengikuti permainan dengan baik dengan dibawah
pimpinan guru, dan siswa sudah melaksanakan permainan sesuai
dengan alokasi waktu permainan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan guru
memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah berhasil.
Siswa sudah dapat melaporkan hasil permainan dengan baik, dan
siswa merasa senang dengan penghargaan yang diterima atas
keberhasilannya.
Terakhir yaitu langkah kedelapan memberikan kesimpulan
mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran guru memperoleh rata-
rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah berhasil, siswa sudah
memberikan kesimpulan sendiri mengenai materi pembelajaran.
Secara keseluruhan hasil dari observasi terhadap siswa ketika
mengikuti kegiatan belajar mengajar menggunakan metode permainan
memperoleh nilai 3,94. Hal ini berarti termasuk ke dalam kategori
baik.
c) Hasil Penilaian
(1) Penilaian Proses
Peneliti mengadakan penilaian proses yaitu mengenai
perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang
meliputi aspek keaktifan, keterampilan berbahasa siswa dalam
aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Adapun
hasil dari penilaian proses secara ringkas disajikan dalam tabel
4.32.
Tabel 4.32. Penilaian Proses Pertemuan Ketiga Siklus II
No Aspek yang Dinilai Persentase Kategori
1. Keaktifan 81,08% Baik
2. Mendengarkan 78,38% Cukup
3. Berbicara 78,38% Cukup
4. Membaca 78,38% Cukup
5. Menulis 75,68% Cukup
Keterangan:
Nilai < 69 = kurang Nilai 80-89 = baik
Nilai 70<79 = cukup Nilai > 90 = sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
Berdasarkan tabel 4.32 diketahui secara umum hasil dari
penilaian poses pada pertemuan ketiga siklus II mengalami
beberapa peningkatan. Dalam hal keaktifan diketahui mencapai
81,08%. Hal ini berarti indikator penelitian sebesar 80% siswa aktif
dalam pembelajaran sudah tercapai.
Angka kemampuan siswa yang menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek mendengarkan juga mengalami peningkatan
yaitu mencapai 78,38%. Selain itu angka kemampuan siswa dalam
menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek berbicara juga
mengalami peningkatan yaitu mencapai 78,38%. Peningkatan juga
terjadi pada angka kemampuan siswa menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek membaca yaitu mencapai 78,38%. Angka
kemampuan siswa dalam menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek menulis juga mengalami penigkatan yaitu mencapai 75,68%.
Hasil penilaian proses pertemuan ketiga siklus II menunjukkan
bahwa indikator keberhasilan masing-masing aspek sebesar 80%
belum tercapai sepenuhnya karena baru aspek keaktifan saja yang
tercapai.
(2) Penilaian Hasil
Selain penilaian proses, peneliti juga mengadakan
penilaian hasil untuk mengukur sejauh mana siswa mampu
menyerap materi yang diajarkan oleh guru dengan menggunakan
metode permainan pada siklus II. Adapun penilaian hasil secara
ringkas terdapat dalam tabel 4.33.
Tabel 4.33. Persentase Ketuntasan dan Rata-rata Kelas pada Siklus
II
Kondisi
Tes Awal Siklus I Siklus II
Persentase
Ketuntasan 59,46% 91,67% 89,19%
Rata-rata
Kelas 69,86 83,61 83,11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
Berdasarkan tabel 4.33 diketahui penilaian hasil siklus II,
persentase siswa yang tuntas jika dibandingkan dengan siklus I,
pada siklus II ini mengalami penurunan yaitu dari dari 91,67%
menjadi 89,19%. Nilai rata-rata kelas pada siklus II yaitu sebesar
83,11 menunjukkan penurunan dibandingkan nilai rata-rata kelas
pada siklus I yaitu sebesar 83,61. Jika dibandingkan dengan hasil
pada siklus I, siklus II mengalami penurunan. Hal tersebut
dikarenakan materi pada siklus II lebih sulit dibandingkan materi
pada siklus I. Meskipun hasil dari siklus II mengalami penurunan
bukan berarti peneliti mengalami kegagalan karena indikator
kinerja penelitian 85% siswa tuntas dalam penilaian hasil tetap
dapat tercapai.
(3) Hasil Wawancara
(a) Wancara terhadap Observer
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
observer diketahui bahwa guru sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik. Pembelajaran sudah dilaksanakan
dengan skenario dan rencana kegiatan yang ada dalam RPP.
Secara umum, keseluruhan pembelajaran sudah
berjalan baik dan lancar. Guru sudah mampu memberikan
motivasi kepada siswa berupa ucapan, gerak tangan dan tepuk
tangan, serta guru sudah memberikan penghargaan yang baik
berupa “Bintang” dan sudah menggunakan sentuhan kepada
anak. Guru juga sudah menggunakan metode permainan dengan
baik sesuai rencana.
Siswa terlihat bersemangat saat permainan disajikan.
Siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran yang disajikan
secara menarik. Sebagian besar siswa sudah terlihat aktif dalam
pembelajaran. Untuk kelebihan dan kekurangan metode
permainan hasil jawaban sama dengan wawancara sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
(b) Wawancara terhadap Siswa
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
beberapa siswa diketahui bahwa siswa merasa senang dengan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa merasa
senang dengan permainan yang dilakukan. Sebagian besar siswa
sudah aktif dalam pembelajaran, dan dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara juga
diketahui masih terdapat siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa baik aspek mendengarkan, berbicara,
membaca dan menulis.
Mengenai langkah pelaksanaan metode permainan guru
sudah menyampaikan topik/materi permainan kepada siswa, dan
guru sudah menyiapkan dan menggunakan alat dan bahan
permainan dengan baik. Guru sudah menyampaikan petunjuk
atau langkah permainan dan guru sudah menjelaskan maksud
dan tujuan permainan, serta guru membagi siswa dalam individu
atau kelompok sesuai dengan jenis permainan. Semua ikut
melakukan pemainan yang disajikan guru, dan siswa sudah
melaporkan hasil permainan kepada guru, namun siswa belum
dapat memberikan kesimpulan mengenai konsep dalam tujuan
pembelajaran.
4) Refleksi
Peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang telah
dilaksanakan pada pertemuan ketiga siklus II untuk memperbaiki
masalah-masalah yang muncul guna penyempurnaan tindakan
selanjutnya, yaitu tindakan siklus III.
Dari segi guru dan siswa ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung menggunakan metode permainan dapat diuraikan sebagai
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
a) Menentukan topik/materi permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menentukan topik/materi
permainan sesuai dengan materi yang disampaikan, guru sudah
berhasil memperhitungkan antara materi permainan dengan alokasi
waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan permainan tersebut.
b) Menyiapkan alat dan bahan permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menyiapkan alat dan bahan
permainan yang sesuai dengan jenis permainan yang disajikan dan
digunakan dengan baik oleh guru.
c) Menyusun petunjuk/langkah-langkah permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menyusun petunjuk/langkah-
langkah permainan dengan baik menggunakan bahasa yang jelas,
sesuai dengan langkah-langkah permainan, dan dijelaskan dengan baik
pula sebelum permainan tersebut dimulai.
d) Menjelaskan maksud dan tujuan permainan
Guru juga dapat dikatakan sudah mampu menjelaskan maksud dan
tujuan permainan dengan suara jelas, keras, bahasa yang baik, dan
siswa mengerti dengan penjelasan guru.
e) Membagi siswa dalam individu/kelompok
Guru sudah dapat dikatakan sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan
tersebut.
f) Pelaksanaan kegiatan permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu melaksanakan kegiatan
permainan dengan baik. Guru sudah mampu memimpin dan menjadi
kunci jalannya permainan.
g) Melaporkan hasil permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu dalam langkah ke tujuh ini, guru
sudah dapat memberikan penghargaan yang maksimal kepada siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
yang berhasil disertai dengan sentuhan berupa jabat tangan atau
mengusap kepala siswa.
h) Memberikan kesimpulan mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran
Guru dapat dikatakan berhasil dalam langkah kedelapan ini, guru
sudah bisa sepenuhnya mengaktifkan siswa untuk memberikan
kesimpulannya sendiri.
Dalam siklus II diketahui guru melaksanakan pembelajaran
menggunakan metode permainan dengan menggunakan jenis permainan
yang berbeda dalam setiap pertemuannya. Berdasarkan data hasil siklus
II 89,19% siswa tuntas dalam penilaian hasil dan kembali dapat mencapai
indikator kinerja penelitian sebesar 85%, meskipun siklus II ini
mengalami penurunan dari siklus I yang dapat mencapai 91,67%.
Penurunan terjadi karena materi pada siklus II lebih sulit dibandingkan
materi pada siklus I. Hal ini berarti indikator kinerja penelitian sebesar
85% siswa tuntas sudah tercapai.
Persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran secara
keseluruhan mencapai 81,08% dan sudah mencapai indikator kinerja
penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena semakin banyak siswa
yang aktif dalam pembelajaran.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek mendengarkan baru mencapai 78,38% dan belum mencapai
indikator kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena masih
terdapat siswa beberapa siswa yang berbicara sendiri saat guru memberi
penjelasan. Peneliti akan memperbaiki dengan memberi perhatian lebih
terhadap beberapa anak yang melakukan hal tersebut.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek berbicara baru mencapai 78,38% dan belum mencapai indikator
kinerja penelitian sebesar 80%. Ini terjadi karena masih kurangnya
kegiatan latihan mengucapkan kosakata. Hal ini akan diperbaiki dengan
melakukan lebih banyak kegiatan latihan mengucapkan kosakata pada
saat kegiatan permainan di siklus III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
Selanjutnya persentase siswa yang menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek membaca baru mencapai 78,38% dan belum
mencapai indikator kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena
siswa masih kurang dalam kegiatan latihan membaca. Hal ini juga akan
diperbaiki dengan melakukan lebih banyak kegiatan latihan membaca
kosakata pada saat kegiatan permainan di siklus III.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek menulis baru mencapai 75,68% dan belum mencapai indikator
kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena selama
pembelajaran siswa masih belum banyak melakukan kegiatan latihan
mengeja kosakata. Untuk siklus selanjutnya, guru akan melakukan
perbaikan dengan lebih banyak melakukan kegiatan mengeja kosakata
pada saat pemainan berlangsung.
Meskipun tiga indikator penelitian yaitu guru melaksanakan
pembelajaran menggunakan metode permainan dengan menggunakan
berbagai jenis permainan, 85% siswa tuntas dalam penilaian hasil, dan
80% siswa aktif dalam pembelajaran sudah tercapai, namun penelitian ini
belum dapat dikatakan berhasil karena indikator kinerja penelitian
sebesar 80% siswa menguasai keterampilan bahasa aspek mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis untuk materi yang ada pada siklus II
belum tercapai. Beberapa kekurangan atau indikator yang belum tercapai
pada siklus II akan diperbaiki pada siklus III. Hal ini dilakukan guna
peningkatan hasil yang lebih baik dalam siklus III agar mencapai
indikator kinerja penelitian yang diharapkan.
3. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus III
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus II, ternyata ada
peningkatan yang bagus. Hal ini menunjukkan semakin mendekati
keberhasilan kegiatan pembelajaran menggunakan metode permainan jika
dibandingkan dengan kondisi awal dan siklus I meskipun belum semua
indikator penelitian tercapai. Hal tersebut terjadi karena masih ada kekurangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
dalam siklus II, sehingga peneliti mengadakan tindakan siklus III guna
memperoleh hasil yang maksimal. Sama halnya dengan siklus I dan II, siklus
III juga terdiri dari 3 pertemuan. Masing-masing pertemuan menggunakan
langkah-langkah sebagai yang akan dijelaskan berikut ini.
a. Pertemuan Pertama
1) Perencanaan
Tahap perencanaan padapertemuan pertama siklus III sama
dengan tahap perencanaan pada siklus I dan II, yaitu pada tahap ini
peneliti terlebih dahulu menyusun RPP dengan materi Occupation yaitu
nama-nama pekerjaan yang diawali dengan huruf A sampai D sesuai
langkah-langkah dalam permainan, menentukan topik/materi permainan,
menyiapkan alat dan bahan permainan, menyusun petunjuk atau langkah
permainan, menyiapkan media apa saja yang akan digunakan dalam
pembelajaran, dan mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
Peneliti akan lebih banyak meminta siswa untuk melakukan
kegiatan mengeja kosakata dan membaca kosakata bahasa Inggris sesuai
dengan materi yang disampaikan pada saat permainan berlangsung. Hal
inilah yang akan dilakukan peneliti guna peningkatan hasil yang lebih
baik dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus III.
2) Pelaksanaan
Pertemuan pertama siklus III dilaksanakan pada hari Jumat, 27
April 2012 pada pukul 09.35-10.45 WIB. Kegiatan pembelajaran ini juga
diikuti oleh seluruh siswa kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun dan
dilaksanakan sesuai dengan RPP yang dibuat. Berikut penjabaran
pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus III.
a) Kegiatan Awal (+ 10 menit)
Kegiatan awal pembelajaran menggunakan metode
permainan pada pertemuan pertama siklus III diawali dengan guru
mengucapkan salam, kemudian memimpin siswa berdoa, mengabsen
siswa, dan melakukan apersepsi kepada siswa dengan menyanyikan
lagu “I am a Captain”, serta menyampaikan acuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
b) Kegiatan Inti (+ 50 menit)
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai RPP yang
telah dibuat. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus III
ini membahas tentang Occupation yaitu nama-nama pekerjaan yang
diawali dengan huruf A sampai D. Siswa terlebih dahulu
memperhatikan penjelasan guru tentang Occupation kemudian siswa
menyebutkan kosakata bahasa Inggris yang diketahuinya tentang
materi tersebut. Selanjutnya siswa mendengarkan demonstrasi guru
tentang cara membaca kosakata tentang materi tersebut dan siswa
menirukan cara membacanya. Setelah itu siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang menanyakan tempat kerja dan pekerjaan
seseorang dan secara berpasangan siswa mempraktekkan dialog
tentang materi tersebut. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan
guru tentang permainan Bingo dan siswa melakukan permainan Bingo
dengan dipimpin oleh guru. Setelah permainan selesai, siswa
melaporkan hasil permainan dan guru menanggapi, mengonfirmasi
hasil permainan, serta memberikan penghargaan kepada siswa yang
berhasil.
c) Kegiatan Akhir (+ 10 menit)
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memberi kesempatan
siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. Kemudian
siswa bersama guru mengambil kesimpulan akhir sebagai penguatan
dan siswa mencatat hal-hal yang penting. Pertemuan pertama, guru
tidak mengadakan evaluasi karena evaluasi dikerjakan pada pertemuan
ketiga. Sebelum menutup kegiatan pembelajaran, guru berpesan untuk
mempelajari materi selanjutnya. Guru menutup kegiatan pembelajaran
dengan salam.
3) Observasi
Observasi dilakukan oleh dua orang yang berasal dari guru SD
Negeri 3 Tamanwinangun. Kegiatan observasi dilakukan pada saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
kegiatan pembelajaran berlangsung. Berikut hasil observasi pertemuan
pertama siklus III.
a) Observasi terhadap Guru selama Pembelajaran
Peneliti sebagai guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
pada pertemuan pertama siklus III sesuai dengan RPP yang telah
dibuat, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir
pembelajaran.
Berikut hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan guru pada pertemuan pertama siklus III yang tersaji
dalam tabel 4.34.
Tabel 4.34. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang
Dilakukan Guru pada Pertemuan Pertama Siklus III
No Aspek yang Dinilai
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Keterampilan guru membuka
pelajaran 4,00 4,00 4,00
2 Penggunaan metode pembelajaran 4,00 4,00 4,00
3 Penggunaan media pembelajaran 4,00 4,00 4,00
4 Penyajian materi pembelajaran 4,00 4,00 4,00
5
Pengaktifan siswa dalam
pembelajaran 4,00 4,00 4,00
6 Pemberian motivasi/penguatan 4,00 4,00 4,00
7 Penampilan
(ekspresi, gerak, lisan dan tertulis) 3,00 4,00 3,50
8 Pelaksanaan pembelajaran 4,00 4,00 4,00
9 Pelaksanaan penilaian/evaluasi 2,00 2,00 2,00
10 Keterampilan menutup pelajaran 4,00 4,00 4,00
Rata-rata 3,70 3,80 3,75
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.34 diketahui guru sudah mampu
membuka kegiatan pelajaran dengan baik, menggunakan berbagai
macam metode yang sesuai, dan menggunakan media pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
yang sesuai. Selanjutnya dalam hal penyajian materi guru sudah
menyampaikannya dengan baik, suara jelas, keras, menggunakan
bahasa yang baik. Guru sudah mampu mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran baik secara individu atau kelompok, guru sudah dapat
memberikan motivasi/penguatan dengan baik menggunakan
tindakan/sentuhan. Guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan
baik dan sesuai dengan perencanaan langkah pembelajaran, dan guru
sudah melaksanakan evaluasi proses dengan baik. Guru sudah mampu
menutup kegiatan pembelajaran dengan baik dan sudah sesuai dengan
alokasi waku yang direncanakan. Secara umum dalam pertemuan
pertama siklus III guru sudah baik dan mendapat rata-rata skor 3,75.
Observasi juga dilakukan terhadap pelaksanaan metode
permainan yang dilakukan guru pada pertemuan pertama siklus III,
terlihat pada tabel 4.35.
Tabel 4.35. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan
yang Dilakukan Guru pada Pertemuan Pertama Siklus III
No Langkah
Nilai Rata-rata
Nilai, Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
4,00 4,00 4,00
2
Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4,00 4,00 4,00
3
Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4,00 4,00 4,00
4
Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4,00 4,00 4,00
5
Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4,00 4,00 4,00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 3,00 4,00 3,50
7 Melaporkan hasil permainan 4,00 4,00 4,00
8
Memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran
4,00 4,00 4,00
Rata-rata 3,88 4,00 3,94
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
Dari tabel 4.35 diketahui bahwa dalam pelaksanaan metode
permainan langkah pertama yaitu menentukan topik/materi
permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan
guru sudah mampu menentukan topik/materi permainan sesuai dengan
materi yang disampaikan, dan guru sudah bisa memperhitungkan
antara materi permainan dengan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan permainan tersebut.
Langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan permainan,
guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan guru sudah
mampu menyiapkan alat dan bahan permainan yang sesuai dengan
jenis permainan yang disajikan dan digunakan dengan baik oleh guru.
Langkah ketiga yaitu menyusun petunjuk/langkah-langkah
permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan
guru sudah mampu menyusun petunjuk/langkah-langkah permainan
dengan baik menggunakan bahasa yang jelas, sesuai dengan langkah-
langkah permainan, dan dijelaskan dengan baik pula sebelum
permainan tersebut dimulai.
Selanjutnya langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan
tujuan permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan guru sudah mampu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan dengan suara jelas, keras, bahasa yang baik, dan siswa
mengerti dengan penjelasan guru.
Langkah kelima yaitu membagi siswa dalam
individu/kelompok, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan guru sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan
tersebut.
Langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 3,50 dan dapat dikatakan guru sudah
mampu melaksanakan kegiatan permainan dengan baik dan sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
mampu melaksanakan kegiatan permainan yang sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan.
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan guru sudah
berhasil, dalam hal ini guru sudah mengarahkan siswa untuk
melaporkan hasil permainan tersebut dengan baik, guru
mengonfirmasi hasil laporan siswa dengan baik pula, dan sekaligus
mengevaluasi jalannya permainan, dan guru sudah maksimal dalam
pemberian penghargaan kepada siswa yang berhasil, yaitu guru sudah
memberikan penghargaan secara tindakan/sentuhan kepada siswa.
Langkah kedelapan yaitu memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran, guru mendapatkan rata-rata skor
4,00 dan dapat dikatakan guru sudah berhasil. Guru sudah berhasil
melibatkan siswa untuk ikut menyimpulkan kegiatan pembelajaran
tersebut.
Secara keseluruhan hasil dari observasi yang dilakukan oleh
dua observer terhadap guru memperoleh nilai rata-rata 3,94. Dapat
dikatakan bahwa guru dalam kegiatan pembelajaran menggunakan
metode permainan pada pertemuan pertama siklus III sudah baik.
b) Observasi terhadap Siswa selama Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi siswa sudah mulai terbiasa
dengan suasana belajar menggunakan metode permainan dan
menunjukkan peningkatan.
Berikut hasil observasi terhadap siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran yang disajikan dalam tabel 4.36.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
Tabel 4.36. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Pertemuan Pertama Siklus III
No Aspek yang Dinilai
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Siswa antusias terhadap
pembelajaran yang disajikan
4,00 4,00 4,00
2
Siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik
4,00 4,00 4,00
3
Siswa senang dengan
pembelajaran yang disajikan
4,00 4,00 4,00
4
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek mendengarkan
3,00 3,00 3,00
5
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek berbicara
3,00 3,00 3,00
6
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek membaca
3,00 3,00 3,00
7
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek menulis
3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,43 3,43 3,43
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.36 diketahui dalam pertemuan pertama
siklus III siswa tampak antusias terhadap pembelajaran yang disajikan
terbukti dengan mendapat rata-rata skor 4,00. Siswa tampak semangat
dalam pembelajaran maupun saat permainan berlangsung, tidak ada
siswa yang mengantuk di kelas, siswa mampu merespon perintah guru
dengan baik dan sudah tidak terlihat siswa yang bermain dengan
temannya.
Siswa terlihat dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Semua siswa mengikuti kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan
awal, kegiatan inti, sampai kegiatan akhir pembelajaran, termasuk
dalam kegiatan evaluasi yang dilaksanakan pada pertemuan ketiga.
Hal ini terbukti dengan mendapat rata-rata skor 4,00 dan sudah tidak
terlihat siswa yang bermain dengan temannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
Secara umum siswa terlihat senang dengan pembelajaran
yang disajikan dan mendapat rata-rata skor 4,00 .Tidak ada siswa yang
terlihat cemberut di kelas, siswa mengikuti pembelajaran dengan
ceria, dan sudah tidak terlihat siswa yang bermain dengan temannya.
Masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek mendengarkan dan dalam hal ini
mendapat rata-rata skor 3,00. Terlihat masih ada beberapa siswa yang
belum mampu mendengarkan kosakata Bahasa Inggris yang
disampaikan guru dengan baik, belum memahami arti kosakata
Bahasa Inggris yang disampaikan guru, belum mampu merespon
instruksi secara verbal, dan masih ada beberapa siswa yang belum
mampu merespon instruksi dengan tindakan yang tepat.
Masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek berbicara dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 3,00. Hal ini terlihat dari masih ada beberapa siswa yang
belum mampu memberi contoh dengan tepat, menyebutkan sesuatu
dengan tepat, memberi barang dengan tepat, dan masih ada beberapa
siswa yang belum mampu memberi informasi dengan benar.
Selain itu juga masih ada beberapa siswa yang belum
menguasai keterampilan berbahasa aspek membaca dan dalam hal ini
mendapat rata-rata skor 3,00. Masih ada beberapa siswa yang belum
mampu membaca kosakata Bahasa Inggris dengan ucapan yang tepat,
dengan tekanan yang tepat, dengan intonasi yang tepat, dan masih ada
beberapa siswa yang belum lancar dalam membaca kosakata Bahasa
Inggris.
Selanjutnya masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek menulis dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 3,00. Masih terdapat beberapa siswa yang belum mampu
menulis kosakata Bahasa Inggris dengan ejaan yang benar, dengan
tanda baca yang tepat, dengan tulisan yang rapi, dan beberapa siswa
yang belum lancar dalam menulis kosakata Bahasa Inggris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
Hasil observasi terhadap siswa dalam pelaksanaan metode
permainan pertemuan pertama siklus III terlihat pada tabel 4.37.
Tabel 4.37. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan
Metode Permainan Pertemuan Pertama Siklus III
No Langkah
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
4,00 4,00 4,00
2 Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4,00 4,00 4,00
3 Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4,00 4,00 4,00
4 Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4,00 4,00 4,00
5 Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4,00 4,00 4,00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 4,00 3,00 3,50
7 Melaporkan hasil permainan 4,00 4,00 4,00
8 Memberikan kesimpulan
mengenai konsep dalam tujuan
pembelajaran
4,00 4,00 4,00
Rata-rata 4,00 3,88 3,94
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.37 diketahui dalam pelaksanaan metode
permainan langkah pertama yaitu memahami topik/materi permainan
memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah baik, siswa
sudah mampu memahami topik/materi permainan yang ditentukan
guru dengan baik, dan topik/materi permainan sudah sesuai dengan
alokasi waktu permainan.
Langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan permainan
memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah baik. Siswa
dapat menggunakan alat dan bahan permainan dengan baik, dan siswa
merasa tertarik dengan alat dan bahan permainan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
Langkah ketiga yaitu menyusun petunjuk atau langkah
permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik. dapat memahami petunjuk atau langkah permainan dengan baik
yang dijelaskan oleh guru sebelum permainan tersebut dimulai.
Selanjutnya langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan
tujuan permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan
sudah baik. Siswa dijelaskan dengan suara yang jelas, keras, bahasa
baik, dan siswa juga sudah dapat memahami tentang maksud dan
tujuan permainan yang dijelaskan guru.
Langkah kelima yaitu membagi siswa dalam individu atau
kelompok memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik. Siswa juga sudah dibagi dalam individu /kelompok secara adil,
dan pembagian sesuai dengan jenis permainan yang dimainkan,
sehingga semua siswa ikut serta dalam kegiatan permainan.
Kemudian langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan
permainan memperoleh rata-rata skor 3,50 dan dapat dikatakan sudah
baik. Siswa dipimpin oleh guru dalam melakukan permainan, siswa
mengikuti jalannya permainan dengan baik walaupun belum maksimal
dalam salah satu jenis permainan di salah satu pertemuan, selain itu
semua siswa ikut aktif dalam permainan tersebut, dan dapat mengikuti
permainan dengan baik dari awal hingga akhir permainan, siswa sudah
bisa melaksanakan permainan sesuai dengan alokasi waktu permainan
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan
memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah baik. Siswa
sudah dapat melaporkan hasil permainan dengan baik, siswa
mendengarkan guru mengonfirmasi hasil laporan siswa, siswa
mendengarkan guru mengevaluasi jalannya permainan dan siswa
merasa senang dengan penghargaan yang diterima dan guru sudah
melakukan pemberian penghargaan dengan tindakan/sentuhan.
Langkah kedelapan yaitu memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran memperoleh rata-rata skor 4,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
dan dapat dikatakan guru sudah berhasil, siswa sudah memberikan
kesimpulan mengenai materi pembelajaran dengan baik dan sesuai
dengan pokok materi, siswa mendengarkan guru dalam menegaskan
kembali kesimpulan mengenai konsep materi, dan terlihat siswa dapat
memahami kesimpulan materi.
Secara keseluruhan hasil dari observasi terhadap siswa ketika
mengikuti kegiatan belajar mengajar menggunakan metode permainan
memperoleh nilai 3,94. Hal ini berarti termasuk ke dalam kategori
baik.
c) Hasil Penilaian Proses
Dalam pelaksanaan pertemun pertama siklus III, peneliti juga
mengadakan penilaian terhadap siswa guna mengukur tingkat
keberhasilan pembelajaran. Dalam penilaian proses ada beberapa
aspek yang dinilai, yaitu mengenai perilaku siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran yang meliputi aspek keaktifan, keterampilan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Adapun hasil dari
penilaian proses sebagai berikut.
Tabel 4.38. Persentase Penilaian Proses Pertemuan Pertama Siklus III
No Aspek yang Dinilai Persentase Kategori
1. Keaktifan 83,78% Baik
2. Mendengarkan 81,08% Baik
3. Berbicara 81,08% Baik
4. Membaca 81,08% Baik
5. Menulis 78,38% Baik
Keterangan:
Nilai > 90 = sangat baik Nilai 70<79 = cukup
Nilai 80-89 = baik Nilai < 69 = kurang
Berdasar tabel 4.38 hasil dari penilaian poses dapat dikatakan
baik. Diketahui persentase siswa yang aktif mencapai 83,78%. Hal ini
berarti indikator kinerja penelitian 80% siswa aktif dalam
pembelajaran sudah tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
Angka persentase siswa yang menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek mendengarkan juga mengalami peningkatan
yaitu mencapai 81,08%. Hal ini berarti indikator kinerja penelitian
sebesar 80% siswa menguasai keterampilan berbahasa aspek
mendengarkan sudah tercapai.
Selain itu angka persentase kemampuan siswa dalam
menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek berbicara juga
mengalami peningkatan yaitu mencapai 81,08%. Hal ini berarti
indikator kinerja penelitian sebesar 80% siswa menguasai
keterampilan berbahasa aspek berbicara sudah tercapai.
Peningkatan juga terjadi pada persentase kemampuan siswa
menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek membaca yaitu
mencapai 81,08%. Hal ini berarti indikator kinerja penelitian sebesar
80% siswa menguasai keterampilan berbahasa aspek membaca sudah
tercapai.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa
aspek menulis juga mengalami peningkatan yaitu mencapai 78,38%.
Hal ini berarti indikator kinerja penelitian sebesar 80% siswa
menguasai keterampilan berbahasa aspek menulis belum tercapai.
d) Hasil Wawancara
(1) Wawancara terhadap Observer
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
observer diketahui bahwa guru sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik. Pembelajaran sudah dilaksanakan
dengan skenario dan rencana kegiatan yang ada dalam RPP.
Secara umum, keseluruhan pembelajaran sudah
berjalan baik. Guru sudah mampu memberikan motivasi kepada
siswa berupa ucapan, gerak tangan dan tepuk tangan, serta guru
sudah memberikan penghargaan yang baik dan sudah
menggunakan sentuhan kepada anak. Guru juga sudah
menggunakan metode permainan dengan baik sesuai rencana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
Siswa terlihat bersemangat saat permainan disajikan.
Siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran yang disajikan
secara menarik. Sebagian besar siswa sudah terlihat aktif dalam
pembelajaran. Untuk kelebihan dan kekurangan metode
permainan hasil jawaban sama dengan wawancara sebelumnya
pada siklus I dan II.
(2) Wawancara terhadap Siswa
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
beberapa siswa diketahui bahwa siswa merasa senang dengan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa merasa
senang dengan permainan yang dilakukan. Sebagian besar siswa
sudah aktif dalam pembelajaran dan dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui masih
terdapat siswa yang belum menguasai keterampilan berbahasa baik
aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
Mengenai langkah pelaksanaan metode permainan guru
sudah menyampaikan topik/materi permainan kepada siswa, dan
guru sudah menyiapkan dan menggunakan alat dan bahan
permainan dengan baik. Guru sudah menyampaikan petunjuk atau
langkah permainan dan guru sudah menjelaskan maksud dan tujuan
permainan, serta guru membagi siswa dalam individu atau
kelompok sesuai dengan jenis permainan. Semua ikut melakukan
pemainan yang disajikan guru, dan siswa sudah melaporkan hasil
permainan kepada guru, namun siswa belum dapat memberikan
kesimpulan mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran.
4) Refleksi
Peneliti mengadakan refleksi atas tindakan yang telah
dilaksanakan pada pertemuan pertama siklus III. Peneliti telah berhasil
melaksanakan pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
metode permaian sesuai dengan perencanaan dan hasil yang diharapkan
pada tujuan indikator keberhasilan dalam penelitian ini.
Selanjutnya dari segi guru dan siswa ketika kegiatan
pembelajaran berlangsung menggunakan metode permainan dapat
diuraikan sebagai berikut.
1) Menentukan topik/materi permainan
Guru dapat dikatakan guru sudah mampu menentukan topik/materi
permainan sesuai dengan materi yang disampaikan, dan guru sudah
bisa memperhitungkan antara materi permainan dengan alokasi waktu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan permainan tersebut, sehingga
dapat disimpulkan guru sudah berhasil dalam langkah pertama ini.
2) Menyiapkan alat dan bahan permainan
Langkah kedua guru juga dapat dikatakan sudah berhasil, karena
sudah mampu menyiapkan alat dan bahan permainan yang sesuai
dengan jenis permainan yang disajikan dan digunakan dengan baik
oleh guru.
3) Menyusun petunjuk/langkah-langkah permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menyusun petunjuk/langkah-
langkah permainan dengan baik menggunakan bahasa yang jelas,
sesuai dengan langkah-langkah permainan, dan dijelaskan dengan baik
pula sebelum permainan tersebut dimulai.
4) Menjelaskan maksud dan tujuan permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan dengan suara jelas, keras, bahasa yang baik, dan siswa
mengerti dengan penjelasan guru.
5) Membagi siswa dalam individu/kelompok
Guru dapat dikatakan sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
6) Pelaksanaan kegiatan permainan
Guru dapat dikatakan sudah baik dalam melaksanakan kegiatan
permainan dan untuk masalah waktu pada siklus III guru sudah
mampu melaksanakan kegiatan permainan sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan.
7) Melaporkan hasil permainan
Guru dapat dikatakan sudah berhasil, dalam hal ini guru sudah
mengarahkan siswa untuk melaporkan hasil permainan tersebut
dengan baik, guru mengonfirmasi hasil laporan siswa dengan baik
pula, dan sekaligus mengevaluasi jalannya permainan, dan guru sudah
maksimal dalam pemberian penghargaan kepada siswa yang berhasil,
yaitu guru sudah memberikan penghargaan secara tindakan/sentuhan
kepada siswa.
8) Memberikan kesimpulan mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran
Guru dapat dikatakan sudah mampu, yaitu guru sudah berhasil
melibatkan siswa untuk ikut menyimpulkan kegiatan pembelajaran
tersebut dengan baik.
Persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran secara
keseluruhan mencapai 83,7 8% dan sudah mencapai indikator kinerja
penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena semakin banyak siswa
yang aktif dalam pembelajaran.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek mendengarkan mencapai 81,08%. Hal ini berarti sudah mencapai
indikator kinerja penelitian sebesar 80%.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek berbicara mencapai 81,08%. Hal ini berarti sudah mencapai
indikator kinerja penelitian sebesar 80%.
Selanjutnya persentase siswa yang menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek membaca mencapai 81,08%. Hal ini berarti sudah
mencapai indikator kinerja penelitian sebesar 80%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek menulis baru mencapai 78,38% dan belum mencapai indikator
kinerja penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena selama
pembelajaran siswa masih belum banyak melakukan kegiatan latihan
mengeja kosakata. Untuk pertemuan selanjutnya, guru akan melakukan
perbaikan dengan lebih banyak melakukan kegiatan mengeja kosakata
pada saat pemainan berlangsung.
b. Pertemuan Kedua
1) Perencanaan
Tahap perencanaan pada pertemuan kedua siklus III sama
dengan tahap perencanaan pada pertemuan pertama, yaitu pada tahap ini
peneliti terlebih dahulu menyusun RPP dengan materi Occupation sesuai
langkah-langkah dalam permainan, menentukan topik/materi permainan,
menyiapkan alat dan bahan permainan, menyusun petunjuk atau langkah
permainan, menyiapkan media apa saja yang akan digunakan dalam
pembelajaran, dan mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
Peneliti akan lebih banyak meminta siswa untuk melakukan
kegiatan mengeja kosakata dan membaca kosakata bahasa Inggris sesuai
dengan materi yang disampaikan pada saat permainan berlangsung untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Hal inilah yang akan
dilakukan peneliti guna peningkatan hasil yang lebih baik dalam kegiatan
pembelajaran pada pertemuan kedua siklus III.
2) Pelaksanaan
Tindakan pertemuan kedua siklus III dilaksanakan pada hari
Jumat, 4 Mei 2012 pada pukul 09.35-10.45 WIB. Kegiatan pembelajaran
ini diikuti oleh 33 siswa kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun dan
dilaksanakan sesuai dengan RPP yang dibuat. Berikut penjabaran
pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua siklus III.
a) Kegiatan Awal (+ 10 menit)
Kegiatan awal pembelajaran menggunakan metode
permainan pada pertemuan kedua siklus III diawali dengan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
mengucapkan salam, kemudian memimpin siswa berdoa, mengabsen
siswa, dan melakukan apersepsi kepada siswa dengan menyanyikan
lagu “A Postman”, serta menyampaikan acuan.
b) Kegiatan Inti (+ 50 menit)
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus III
sesuai RPP yang telah dibuat. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan
kedua siklus III ini membahas tentang Occupation yaitu nama-nama
pekerjaan yang diawali dengan huruf F sampai P. Siswa terlebih
dahulu memperhatikan penjelasan guru tentang Occupation dan siswa
menyebutkan kosakata Bahasa Inggris yang diketahuinya tentang
materi tersebut. Selanjutnya siswa mendengarkan demonstrasi guru
tentang cara membaca kosakata tentang Occupation dan
mempraktekkannya. Kemudian siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang menanyakan apa yang dilakukan seseorang setiap harinya dan
siswa mempraktekkan dialog sederhana tentang materi tersebut.
Setelah itu siswa memperhatikan penjelasan guru tentang permainan
What’s Missing? Dan siswa melakukan permainan What’s Missing?
dengan dipimpin oleh guru. Setelah permainan selesai siswa
melaporkan hasil permainan dan guru menanggapi, mengonfirmasi
hasil permainan, serta memberikan penghargaan kepada siswa yang
berhasil.
c) Kegiatan Akhir (+ 10 menit)
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memberi kesempatan
siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. Kemudian
siswa bersama guru mengambil kesimpulan akhir sebagai penguatan
dan siswa mencatat hal-hal yang penting. Pertemuan kedua, guru tidak
mengadakan evaluasi dan evaluasi dikerjakan pada pertemuan ketiga.
Sebelum menutup kegiatan pembelajaran, guru berpesan untuk
mempelajari materi selanjutnya. Guru menutup kegiatan pembelajaran
dengan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
3) Observasi
Observasi dilakukan oleh dua orang yang berasal dari guru SD
Negeri 3 Tamanwinangun. Kegiatan observasi dilakukan pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung. Berikut hasil observasi pertemuan
kedua siklus III.
a) Observasi terhadap Guru selama Pembelajaran
Peneliti sebagai guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
pada siklus III sesuai dengan RPP yang telah dibuat, mulai dari
kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir pembelajaran.
Berikut hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan guru pada pertemuan kedua siklus III.
Tabel 4.39. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang
Dilakukan Guru pada Pertemuan Kedua Siklus III
No Aspek yang Dinilai
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Keterampilan guru membuka
pelajaran 4,00 4,00 4,00
2 Penggunaan metode pembelajaran 4,00 4,00 4,00
3 Penggunaan media pembelajaran 4,00 4,00 4,00
4 Penyajian materi pembelajaran 4,00 4,00 4,00
5
Pengaktifan siswa dalam
pembelajaran 4,00 4,00 4,00
6 Pemberian motivasi/penguatan 4,00 4,00 4,00
7 Penampilan
(ekspresi, gerak, lisan dan tertulis) 4,00 4,00 4,00
8 Pelaksanaan pembelajaran 4,00 4,00 4,00
9 Pelaksanaan penilaian/evaluasi 2,00 2,00 2,00
10 Keterampilan menutup pelajaran 4,00 4,00 4,00
Rata-rata 3,80 3,80 3,80
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.39 diketahui guru sudah mampu
membuka kegiatan pelajaran dengan baik, menggunakan berbagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
macam metode yang sesuai, dan menggunakan media pembelajaran
yang sesuai. Selanjutnya dalam hal penyajian materi guru sudah
menyampaikannya dengan baik, suara jelas, keras, menggunakan
bahasa yang baik. Guru sudah mampu mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran baik secara individu atau kelompok, guru juga sudah
dapat memberikan motivasi/penguatan dengan baik menggunakan
tindakan/sentuhan. Guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan
baik dan sesuai dengan perencanaan langkah pembelajaran, dan guru
juga sudah melaksanakan evaluasi proses dengan baik. Guru juga
sudah mampu menutup kegiatan pembelajaran dengan baik dan sudah
sesuai dengan alokasi waku yang direncanakan. Secara umum guru
sudah baik dan mendapat rata-rata skor 3,80.
Observasi juga dilakukan terhadap pelaksanaan metode
permainan yang dilakukan guru terlihat pada tabel 4.40.
Tabel 4.40. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan
yang Dilakukan Guru pada Pertemuan Kedua Siklus III
No Langkah
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
4,00 4,00 4,00
2
Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4,00 4,00 4,00
3
Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4,00 4,00 4,00
4
Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4,00 4,00 4,00
5
Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4,00 4,00 4,00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 4,00 3,00 3,50
7 Melaporkan hasil permainan 4,00 4,00 4,00
8
Memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran
4,00 4,00 4,00
Rata-rata 4,00 3,88 3,94
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
Dari tabel 4.40 diketahui bahwa dalam pelaksanaan metode
permainan langkah pertama yaitu menentukan topik/materi
permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan
guru sudah mampu menentukan topik/materi permainan sesuai dengan
materi yang disampaikan, dan guru sudah bisa memperhitungkan
antara materi permainan dengan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan permainan tersebut.
Langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan permainan,
guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan guru sudah
mampu menyiapkan alat dan bahan permainan yang sesuai dengan
jenis permainan yang disajikan dan digunakan dengan baik oleh guru.
Langkah ketiga yaitu menyusun petunjuk/langkah-langkah
permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan
guru sudah mampu menyusun petunjuk/langkah-langkah permainan
dengan baik menggunakan bahasa yang jelas, sesuai dengan langkah-
langkah permainan, dan dijelaskan dengan baik pula sebelum
permainan tersebut dimulai.
Selanjutnya langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan
tujuan permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan guru sudah mampu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan dengan suara jelas, keras, bahasa yang baik, dan siswa
mengerti dengan penjelasan guru.
Langkah kelima yaitu membagi siswa dalam
individu/kelompok, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan guru sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan
tersebut.
Langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 3,50 dan dapat dikatakan guru sudah
mampu melaksanakan kegiatan permainan dengan baik dan sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
mampu melaksanakan kegiatan permainan yang sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan.
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan guru sudah
berhasil, dalam hal ini guru sudah mengarahkan siswa untuk
melaporkan hasil permainan tersebut dengan baik, guru
mengonfirmasi hasil laporan siswa dengan baik pula, dan sekaligus
mengevaluasi jalannya permainan, dan guru sudah maksimal dalam
pemberian penghargaan kepada siswa yang berhasil, yaitu guru sudah
memberikan penghargaan secara tindakan/sentuhan kepada siswa.
Langkah kedelapan yaitu memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran, guru mendapatkan rata-rata skor
4,00 dan dapat dikatakan guru sudah berhasil, yaitu pada siklus III
guru sudah berhasil melibatkan siswa untuk ikut menyimpulkan
kegiatan pembelajaran tersebut.
Secara keseluruhan hasil dari observasi yang dilakukan oleh
dua observer terhadap guru memperoleh nilai rata-rata 3,94 sehingga
dapat dikatakan bahwa guru dalam kegiatan pembelajaran
menggunakan metode permainan sudah baik,
b) Observasi terhadap Siswa selama Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi petemuan kedua siklus III, siswa
sudah mulai terbiasa dengan suasana belajar menggunakan metode
permainan dan .menunjukkan peningkatan. Berikut hasil observasi
terhadap siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang disajikan
dalam tabel 4.41.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
Tabel 4.41. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Pertemuan Kedua Siklus III
No Aspek yang Dinilai
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Siswa antusias terhadap
pembelajaran yang disajikan
4,00 4,00 4,00
2
Siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik
4,00 4,00 4,00
3
Siswa senang dengan
pembelajaran yang disajikan
4,00 4,00 4,00
4
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek mendengarkan
3,00 3,00 3,00
5
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek berbicara
3,00 3,00 3,00
6
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek membaca
3,00 3,00 3,00
7
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek menulis
3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,43 3,43 3,43
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.41 diketahui dalam pertemuan kedua
siklus III siswa tampak antusias terhadap pembelajaran yang disajikan
terbukti dengan mendapat rata-rata skor 4,00. Siswa tampak semangat
dalam pembelajaran maupun saat permainan berlangsung, tidak ada
siswa yang mengantuk di kelas, siswa mampu merespon perintah guru
dengan baik dan sudah tidak terlihat siswa yang bermain dengan
temannya.
Siswa terlihat dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Semua siswa mengikuti kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan
awal, kegiatan inti, sampai kegiatan akhir pembelajaran, termasuk
dalam kegiatan evaluasi yang dilaksanakan pada pertemuan ketiga.
Hal ini terbukti dengan mendapat rata-rata skor 4,00 dan sudah tidak
terlihat siswa yang bermain dengan temannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
Secara umum siswa terlihat senang dengan pembelajaran
yang disajikan dan mendapat rata-rata skor 4,00 .Tidak ada siswa yang
terlihat cemberut di kelas, siswa mengikuti pembelajaran dengan
ceria, dan sudah tidak terlihat siswa yang bermain dengan temannya.
Masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek mendengarkan dan dalam hal ini
mendapat rata-rata skor 3,00. Terlihat masih ada beberapa siswa yang
belum mampu mendengarkan kosakata Bahasa Inggris yang
disampaikan guru dengan baik, belum memahami arti kosakata
Bahasa Inggris yang disampaikan guru, belum mampu merespon
instruksi secara verbal, dan masih ada beberapa siswa yang belum
mampu merespon instruksi dengan tindakan yang tepat.
Masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek berbicara dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 3,00. Hal ini terlihat dari masih ada beberapa siswa yang
belum mampu memberi contoh dengan tepat, menyebutkan sesuatu
dengan tepat, memberi barang dengan tepat, dan masih ada beberapa
siswa yang belum mampu memberi informasi dengan benar.
Selain itu juga masih ada beberapa siswa yang belum
menguasai keterampilan berbahasa aspek membaca dan dalam hal ini
mendapat rata-rata skor 3,00. Masih ada beberapa siswa yang belum
mampu membaca kosakata Bahasa Inggris dengan ucapan yang tepat,
dengan tekanan yang tepat, dengan intonasi yang tepat, dan masih ada
beberapa siswa yang belum lancar dalam membaca kosakata Bahasa
Inggris.
Selanjutnya masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek menulis dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 3,00. Masih terdapat beberapa siswa yang belum mampu
menulis kosakata Bahasa Inggris dengan ejaan yang benar, dengan
tanda baca yang tepat, dengan tulisan yang rapi, dan beberapa siswa
yang belum lancar dalam menulis kosakata Bahasa Inggris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
Hasil observasi terhadap siswa dalam pelaksanaan metode
permainan siklus III terlihat pada tabel 4.42.
Tabel 4.42. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan
Metode Permainan Pertemuan Kedua Siklus III
No Langkah
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
4,00 4,00 4,00
2 Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4,00 4,00 4,00
3 Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4,00 4,00 4,00
4 Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4,00 4,00 4,00
5 Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4,00 4,00 4,00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 4,00 3,00 3,50
7 Melaporkan hasil permainan 4,00 4,00 4,00
8 Memberikan kesimpulan
mengenai konsep dalam tujuan
pembelajaran
4,00 4,00 4,00
Rata-rata 4,00 3,88 3,94
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.42 diketahui dalam pelaksanaan metode
permainan langkah pertama yaitu memahami topik/materi permainan
memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah baik, siswa
sudah mampu memahami topik/materi permainan yang ditentukan
guru dengan baik, dan topik/materi permainan sudah sesuai dengan
alokasi waktu permainan.
Langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan permainan
memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah baik. Siswa
dapat menggunakan alat dan bahan permainan dengan baik, dan siswa
merasa tertarik dengan alat dan bahan permainan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
Langkah ketiga yaitu menyusun petunjuk atau langkah
permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik. dapat memahami petunjuk atau langkah permainan dengan baik
yang dijelaskan oleh guru sebelum permainan tersebut dimulai.
Selanjutnya langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan
tujuan permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan
sudah baik. Siswa dijelaskan dengan suara yang jelas, keras, bahasa
baik, dan siswa juga sudah dapat memahami tentang maksud dan
tujuan permainan yang dijelaskan guru.
Langkah kelima yaitu membagi siswa dalam individu atau
kelompok memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik. Siswa juga sudah dibagi dalam individu /kelompok secara adil,
dan pembagian sesuai dengan jenis permainan yang dimainkan,
sehingga semua siswa ikut serta dalam kegiatan permainan.
Kemudian langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan
permainan memperoleh rata-rata skor 3,50 dan dapat dikatakan sudah
baik. Siswa dipimpin oleh guru dalam melakukan permainan, siswa
mengikuti jalannya permainan dengan baik walaupun belum maksimal
dalam salah satu jenis permainan di salah satu pertemuan, selain itu
semua siswa ikut aktif dalam permainan tersebut, dan dapat mengikuti
permainan dengan baik dari awal hingga akhir permainan, siswa sudah
bisa melaksanakan permainan sesuai dengan alokasi waktu permainan
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan
memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah baik. Siswa
sudah dapat melaporkan hasil permainan dengan baik, siswa
mendengarkan guru mengonfirmasi hasil laporan siswa, siswa
mendengarkan guru mengevaluasi jalannya permainan dan siswa
merasa senang dengan penghargaan yang diterima dan guru sudah
melakukan pemberian penghargaan dengan tindakan/sentuhan.
Langkah kedelapan yaitu memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran memperoleh rata-rata skor 3,33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
dan dapat dikatakan guru belum sepenuhnya berhasil, meskipun siswa
sudah memberikan kesimpulan mengenai materi pembelajaran dengan
baik dan sesuai dengan pokok materi, siswa mendengarkan guru
dalam menegaskan kembali kesimpulan mengenai konsep materi,
namun terlihat belum seluruh siswa dapat memahami kesimpulan
materi. Secara keseluruhan hasil dari observasi terhadap siswa ketika
mengikuti kegiatan belajar mengajar menggunakan metode permainan
memperoleh nilai 3,94 yang termasuk ke dalam kategori baik.
c) Hasil Penilaian Proses
Dalam pelaksanaan pertemuan kedua siklus III, peneliti juga
mengadakan penilaian terhadap siswa guna mengukur tingkat
keberhasilan pembelajaran. Dalam penilaian proses ada beberapa
aspek yang dinilai, yaitu mengenai perilaku siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran yang meliputi aspek keaktifan, keterampilan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Adapun hasil dari
penilaian proses sebagai berikut.
Tabel 4.43. Persentase Penilaian Proses Pertemuan Kedua Siklus III
No Aspek yang Dinilai Persentase Kategori
1. Keaktifan 81,82% Baik
2. Mendengarkan 78,79% Baik
3. Berbicara 78,79% Baik
4. Membaca 81,82% Baik
5. Menulis 81,82% Baik
Keterangan:
Nilai > 90 = sangat baik Nilai 70<79 = cukup
Nilai 80-89 = baik Nilai < 69 = kurang
Berdasar tabel 4.43 hasil dari penilaian poses dapat dikatakan
baik. Diketahui persentase siswa yang aktif mencapai 81,82%. Hal ini
berarti indikator kinerja penelitian 80% siswa aktif dalam
pembelajaran sudah tercapai.
Angka persentase siswa yang menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek mendengarkan juga mengalami peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
177
yaitu mencapai 78,79%. Hal ini berarti indikator kinerja penelitian
sebesar 80% siswa menguasai keterampilan berbahasa aspek
mendengarkan sudah tercapai.
Selain itu angka persentase kemampuan siswa dalam
menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek berbicara juga
mengalami peningkatan yaitu mencapai 78,79%. Hal ini berarti
indikator kinerja penelitian sebesar 80% siswa menguasai
keterampilan berbahasa aspek berbicara sudah tercapai.
Peningkatan juga terjadi pada persentase kemampuan siswa
menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek membaca yaitu
mencapai 81,28%. Hal ini berarti indikator kinerja penelitian sebesar
80% siswa menguasai keterampilan berbahasa aspek membaca sudah
tercapai.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa
aspek menulis juga mengalami peningkatan yaitu mencapai 81,82%.
Hal ini berarti indikator kinerja penelitian sebesar 80% siswa
menguasai keterampilan berbahasa aspek menulis sudah tercapai.
d) Hasil Wawancara
(1) Wawancara terhadap observer
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
observer diketahui bahwa guru sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik. Pembelajaran sudah dilaksanakan
dengan skenario dan rencana kegiatan yang ada dalam RPP.
Secara umum, keseluruhan pembelajaran sudah berjalan
baik dan lancar. Guru sudah mampu memberikan motivasi kepada
siswa berupa ucapan, gerak tangan dan tepuk tangan, serta guru
sudah memberikan penghargaan yang baik dan sudah
menggunakan sentuhan kepada anak. Guru juga sudah
menggunakan metode permainan dengan baik sesuai rencana.
Siswa terlihat bersemangat saat permainan disajikan.
Siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran yang disajikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
178
secara menarik. Sebagian besar siswa sudah terlihat aktif dalam
pembelajaran. Untuk kelebihan dan kekurangan metode permainan
hasil jawaban sama dengan wawancara sebelumnya pada siklus I
dan II.
(2) Wawancara terhadap Siswa
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
beberapa siswa diketahui bahwa siswa merasa senang dengan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa merasa
senang dengan permainan yang dilakukan. Sebagian besar siswa
sudah aktif dalam pembelajaran dan mengikuti pembelajaran
dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui masih
terdapat cukup banyak siswa yang belum menguasai keterampilan
berbahasa baik aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis.
Mengenai langkah pelaksanaan metode permainan guru
sudah menyampaikan topik/materi permainan kepada siswa, dan
guru sudah menyiapkan dan menggunakan alat dan bahan
permainan dengan baik. Guru sudah menyampaikan petunjuk atau
langkah permainan dan guru sudah menjelaskan maksud dan tujuan
permainan, serta guru membagi siswa dalam individu atau
kelompok sesuai dengan jenis permainan. Semua ikut melakukan
pemainan yang disajikan guru, dan siswa sudah melaporkan hasil
permainan kepada guru, namun siswa belum dapat memberikan
kesimpulan mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran.
4) Refleksi
Peneliti mengadakan refleksi atas tindakan yang telah
dilaksanakan pada pertemuan kedua siklus III. Peneliti sudah berhasil
mengatasi kekurangan yang ada padapertemuan sebelumnya. Peneliti
telah berhasil melaksanakan pembelajaran Bahasa Inggris dengan
menggunakan metode permaian sesuai dengan perencanaan dan hasil
yang diharapkan pada tujuan indikator keberhasilan dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
179
Dari segi guru dan siswa ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung menggunakan metode permainan dapat diuraikan sebagai
berikut.
a) Menentukan topik/materi permainan
Guru dapat dikatakan guru sudah mampu menentukan topik/materi
permainan sesuai dengan materi yang disampaikan, dan guru sudah
bisa memperhitungkan antara materi permainan dengan alokasi waktu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan permainan tersebut, sehingga
dapat disimpulkan guru sudah berhasil dalam langkah pertama ini.
b) Menyiapkan alat dan bahan permainan
Langkah kedua guru juga dapat dikatakan sudah berhasil, karena
sudah mampu menyiapkan alat dan bahan permainan yang sesuai
dengan jenis permainan yang disajikan dan digunakan dengan baik
oleh guru.
c) Menyusun petunjuk/langkah-langkah permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menyusun petunjuk/langkah-
langkah permainan dengan baik menggunakan bahasa yang jelas,
sesuai dengan langkah-langkah permainan, dan dijelaskan dengan baik
pula sebelum permainan tersebut dimulai.
d) Menjelaskan maksud dan tujuan permainan
Guru dapat dikatakan sudah berhasil dan sudah mampu menjelaskan
maksud dan tujuan permainan dengan suara jelas, keras, bahasa yang
baik, dan siswa mengerti dengan penjelasan guru.
e) Membagi siswa dalam individu/kelompok
Guru dapat dikatakan sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
180
f) Pelaksanaan kegiatan permainan
Guru dapat dikatakan sudah baik dalam melaksanakan kegiatan
permainan dan guru sudah mampu melaksanakan kegiatan permainan
sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.
g) Melaporkan hasil permainan
Guru dapat dikatakan sudah berhasil, dalam hal ini guru sudah
mengarahkan siswa untuk melaporkan hasil permainan tersebut
dengan baik, guru mengonfirmasi hasil laporan siswa dengan baik
pula, dan sekaligus mengevaluasi jalannya permainan, dan guru sudah
maksimal dalam pemberian penghargaan kepada siswa yang berhasil,
yaitu guru sudah memberikan penghargaan secara tindakan/sentuhan
kepada siswa.
h) Memberikan kesimpulan mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran
Guru dapat dikatakan sudah berhasil, yaitu pada siklus III guru sudah
berhasil melibatkan siswa untuk ikut menyimpulkan kegiatan
pembelajaran tersebut dengan baik.
Pada pertemuan kedua siklus III guru melaksanakan
pembelajaran menggunakan metode permainan dengan menggunakan
jenis permaianan yang berbeda dari pertemuan pertama. Guru
menggunakan jenis permainan What Missing.
Persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran secara
keseluruhan mencapai 81,82% dan sudah mencapai indikator kinerja
penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena semakin banyak siswa
yang aktif dalam pembelajaran.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek mendengarkan mencapai 81,82%. Hal ini berarti sudah mencapai
indikator kinerja penelitian sebesar 80%.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek berbicara baru mencapai 81,82%. Hal ini berarti sudah mencapai
indikator kinerja penelitian sebesar 80%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
181
Selanjutnya persentase siswa yang menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek membaca mencapai 81,82%. Hal ini berarti sudah
mencapai indikator kinerja penelitian sebesar 80%.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek menulis mencapai 81,82%. Hal ini berarti sudah mencapai
indikator kinerja penelitian sebesar 80%.
c. Pertemuan Ketiga
1) Perencanaan
Tahap perencanaan pada pertemuan ketiga siklus III sama
dengan tahap perencanaan pada pertemuan kedua, yaitu pada tahap ini
peneliti terlebih dahulu menyusun RPP dengan materi Occupation yaitu
nama-nama pekerjaan yang diawali dengan huruf R sampai T sesuai
langkah-langkah dalam permainan, menentukan topik/materi permainan,
menyiapkan alat dan bahan permainan, menyusun petunjuk atau langkah
permainan, menyiapkan media apa saja yang akan digunakan dalam
pembelajaran, dan mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
Pada pertemuan ketiga siklus III peneliti akan lebih banyak
meminta siswa untuk melakukan kegiatan mengeja kosakata dan
membaca kosakata bahasa Inggris sesuai dengan materi yang
disampaikan pada saat permainan berlangsung untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa siswa. Hal inilah yang akan dilakukan peneliti
guna peningkatan hasil yang lebih baik dalam kegiatan pembelajaran.
2) Pelaksanaan
Tindakan pertemuan ketiga siklus III dilaksanakan pada hari
Jumat, 11 Mei 2012 pada pukul 09.35-10.45 WIB. Kegiatan
pembelajaran ini juga diikuti oleh 36 siswa kelas V SD Negeri 3
Tamanwinangun dan dilaksanakan sesuai dengan RPP yang dibuat.
Berikut penjabaran pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus III.
a) Kegiatan Awal (+ 10 menit)
Kegiatan awal pembelajaran menggunakan metode permainan pada
pertemuan ketiga siklus III diawali dengan guru mengucapkan salam,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
182
kemudian memimpin siswa berdoa, mengabsen siswa, dan melakukan
apersepsi kepada siswa dengan menyanyikan lagu “The Vegetable
Seller”, serta menyampaikan acuan.
b) Kegiatan Inti (+ 40 menit)
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai RPP yang
telah dibuat. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua siklus III
ini membahas tentang Occupation yaitu nama-nama pekerjaan yang
diawali dengan huruf R sampai T. Siswa terlebih dahulu
memperhatikan penjelasan guru tentang Occupation dan menyebutkan
kosakata bahasa Inggris tentang Occupation yang diawali dengan
huruf R sampai T. Kemudian siswa mendengarkan demonstrasi guru
tentang cara membaca kosakata tentang materi tersebut dan siswa
menirukan cara membacanya. Setelah itu siswa mendengarkan
demonstrasi guru tentang membaca teks bacaan yang bertemakan
Occupation dan siswa menirukan cara membaca teks tersebut.
Selanjutnya siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
mengartikan teks bacaan yang bertemakan Occupation disertai dengan
tanya jawab. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
permainan Miming mengenai Occupation dan siswa melakukan
permainan Miming tersebut. Setelah permainan selesai guru
menanggapi, mengonfirmasi hasil permainan, dan memberikan
penghargaan kepada siswa yang berhasil dalam permainan tersebut.
c) Kegiatan Akhir (+ 20 menit)
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memberi kesempatan
siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. Kemudian
siswa bersama guru mengambil kesimpulan akhir sebagai penguatan
dan siswa mencatat hal-hal yang penting. Selanjutnya siswa
melakukan evaluasi untuk dapat diketahui hasil belajarnya masing-
masing. Setelah selesai guru menutup kegiatan pembelajaran dengan
ucapan salam dan tidak lupa guru berpesan kepada siswa untuk
mempelajari materi yang sudah dipelajari di rumah nanti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
183
3) Observasi
Observasi dilakukan oleh dua orang yang berasal dari guru SD
Negeri 3 Tamanwinangun. Kegiatan observasi dilakukan pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung. Berikut hasil observasi siklus III.
a) Observasi terhadap Guru selama Pembelajaran
Peneliti sebagai guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan RPP yang telah dibuat, mulai dari kegiatan awal,
kegiatan inti sampai kegiatan akhir pembelajaran. Berikut hasil
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru
pada siklus III yang tersaji dalam tabel 4.44.
Tabel 4.44. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Pembelajaran yang
Dilakukan Guru Pertemuan Ketiga pada Siklus III
No Aspek yang Dinilai
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Keterampilan guru membuka
pelajaran 4,00 4,00 4,00
2 Penggunaan metode pembelajaran 4,00 4,00 4,00
3 Penggunaan media pembelajaran 4,00 4,00 4,00
4 Penyajian materi pembelajaran 4,00 4,00 4,00
5
Pengaktifan siswa dalam
pembelajaran 4,00 4,00 4,00
6 Pemberian motivasi/penguatan 4,00 4,00 4,00
7 Penampilan
(ekspresi, gerak, lisan dan tertulis) 4,00 4,00 4,00
8 Pelaksanaan pembelajaran 3,00 4,00 4,00
9 Pelaksanaan penilaian/evaluasi 4,00 4,00 4,00
10 Keterampilan menutup pelajaran 4,00 4,00 4,00
Rata-rata 3,90 4,00 3,95
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.44 diketahui guru guru sudah mampu
membuka kegiatan pelajaran dengan baik, menggunakan berbagai
macam metode yang sesuai, dan menggunakan media pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
184
yang sesuai. Selanjutnya dalam hal penyajian materi guru sudah
menyampaikannya dengan baik, suara jelas, keras, menggunakan
bahasa yang baik. Guru sudah mampu mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran baik secara individu atau kelompok, guru juga sudah
mulai terlihat dapat memberikan motivasi/penguatan dengan baik
menggunakan tindakan/sentuhan. Guru sudah melaksanakan
pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan perencanaan langkah
pembelajaran, dan guru sudah melaksanakan evaluasi dengan baik.
Guru juga sudah mampu menutup kegiatan pembelajaran dengan baik
dan sudah sesuai dengan alokasi waku yang direncanakan. Secara
umum dalam pelaksanaan pertemuan ketiga siklus III guru sudah baik
dan mendapat rata-rata skor 3,95.
Observasi juga dilakukan terhadap pelaksanaan metode
permainan yang dilakukan guru terlihat pada tabel 4.45.
Tabel 4.45. Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Metode Permainan
yang Dilakukan Guru pada Pertemuan Ketiga Siklus III
No Langkah
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
4.00 4.00 4.00
2
Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4.00 4.00 4.00
3
Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4.00 4.00 4.00
4
Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4.00 4.00 4.00
5
Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4.00 4.00 4.00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 3.00 4.00 3.50
7 Melaporkan hasil permainan 4.00 4.00 4.00
8
Memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran
4.00 4.00 4.00
Rata-rata 3,88 4,00 3,94
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
185
Dari tabel 4.45 diketahui bahwa dalam pelaksanaan metode
permainan langkah pertama yaitu menentukan topik/materi
permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan
guru sudah mampu menentukan topik/materi permainan sesuai dengan
materi yang disampaikan, dan guru sudah bisa memperhitungkan
antara materi permainan dengan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan permainan tersebut.
Langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan permainan,
guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan guru sudah
mampu menyiapkan alat dan bahan permainan yang sesuai dengan
jenis permainan yang disajikan dan digunakan dengan baik oleh guru.
Langkah ketiga yaitu menyusun petunjuk/langkah-langkah
permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan
guru sudah mampu menyusun petunjuk/langkah-langkah permainan
dengan baik menggunakan bahasa yang jelas, sesuai dengan langkah-
langkah permainan, dan dijelaskan dengan baik pula sebelum
permainan tersebut dimulai.
Selanjutnya langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan
tujuan permainan, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan guru sudah mampu menjelaskan maksud dan tujuan
permainan dengan suara jelas, keras, bahasa yang baik, dan siswa
mengerti dengan penjelasan guru.
Langkah kelima yaitu membagi siswa dalam
individu/kelompok, guru mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat
dikatakan guru sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan
tersebut.
Langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 3,50 dan dapat dikatakan guru sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
186
mampu melaksanakan kegiatan permainan dengan baik dan sudah
mampu melaksanakan kegiatan permainan yang sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan.
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan, guru
mendapatkan rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan guru sudah
berhasil, dalam hal ini guru sudah mengarahkan siswa untuk
melaporkan hasil permainan tersebut dengan baik, guru
mengonfirmasi hasil laporan siswa dengan baik pula, dan sekaligus
mengevaluasi jalannya permainan, dan guru sudah maksimal dalam
pemberian penghargaan kepada siswa yang berhasil, yaitu guru sudah
memberikan penghargaan secara tindakan/sentuhan kepada siswa.
Langkah kedelapan yaitu memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran, guru mendapatkan rata-rata skor
4,00 dan dapat dikatakan guru sudah berhasil, yaitu guru sudah
berhasil melibatkan siswa untuk ikut menyimpulkan kegiatan
pembelajaran tersebut. Secara keseluruhan hasil dari observasi yang
dilakukan oleh dua observer terhadap guru memperoleh nilai rata-rata
3,94 sehingga dapat dikatakan bahwa guru dalam kegiatan
pembelajaran menggunakan metode permainan sudah baik.
b) Observasi terhadap Siswa selama Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi pertemuan ketiga siklus III
diketahui siswa sudah mulai terbiasa dengan suasana belajar
menggunakan metode permainan dan menunjukkan peningkatan.
Berikut hasil observasi terhadap siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran yang disajikan dalam tabel 4.46.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
187
Tabel 4.46. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Pertemuan Ketiga Siklus III
No Aspek yang Dinilai
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Siswa antusias terhadap
pembelajaran yang disajikan
4,00 4,00 4,00
2
Siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik
4,00 4,00 4,00
3
Siswa senang dengan
pembelajaran yang disajikan
4,00 4,00 4,00
4
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek mendengarkan
3,00 3,00 3,00
5
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek berbicara
3,00 3,00 3,00
6
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek membaca
3,00 3,00 3,00
7
Siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek menulis
3,00 3,00 3,00
Rata-rata 3,43 3,43 3,43
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.46 diketahui dalam pertemuan ketiga
siklus III siswa tampak antusias terhadap pembelajaran yang disajikan
terbukti dengan mendapat rata-rata skor 4,00. Siswa tampak semangat
dalam pembelajaran maupun saat permainan berlangsung, tidak ada
siswa yang mengantuk di kelas, siswa mampu merespon perintah guru
dengan baik dan sudah tidak terlihat siswa yang bermain dengan
temannya.
Siswa terlihat dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Semua siswa mengikuti kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan
awal, kegiatan inti, sampai kegiatan akhir pembelajaran, termasuk
dalam kegiatan evaluasi yang dilaksanakan pada pertemuan ketiga.
Hal ini terbukti dengan mendapat rata-rata skor 4,00 dan sudah tidak
terlihat siswa yang bermain dengan temannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
188
Secara umum siswa terlihat senang dengan pembelajaran
yang disajikan dan mendapat rata-rata skor 4,00 .Tidak ada siswa yang
terlihat cemberut di kelas, siswa mengikuti pembelajaran dengan
ceria, dan sudah tidak terlihat siswa yang bermain dengan temannya.
Masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek mendengarkan dan dalam hal ini
mendapat rata-rata skor 3,00. Terlihat masih ada beberapa siswa yang
belum mampu mendengarkan kosakata Bahasa Inggris yang
disampaikan guru dengan baik, belum memahami arti kosakata
Bahasa Inggris yang disampaikan guru, belum mampu merespon
instruksi secara verbal, dan masih ada beberapa siswa yang belum
mampu merespon instruksi dengan tindakan yang tepat.
Masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek berbicara dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 3,00. Hal ini terlihat dari masih ada beberapa siswa yang
belum mampu memberi contoh dengan tepat, menyebutkan sesuatu
dengan tepat, memberi barang dengan tepat, dan masih ada beberapa
siswa yang belum mampu memberi informasi dengan benar.
Selain itu juga masih ada beberapa siswa yang belum
menguasai keterampilan berbahasa aspek membaca dan dalam hal ini
mendapat rata-rata skor 3,00. Masih ada beberapa siswa yang belum
mampu membaca kosakata Bahasa Inggris dengan ucapan yang tepat,
dengan tekanan yang tepat, dengan intonasi yang tepat, dan masih ada
beberapa siswa yang belum lancar dalam membaca kosakata Bahasa
Inggris.
Selanjutnya masih ada beberapa siswa yang belum menguasai
keterampilan berbahasa aspek menulis dan dalam hal ini mendapat
rata-rata skor 3,00. Masih terdapat beberapa siswa yang belum mampu
menulis kosakata Bahasa Inggris dengan ejaan yang benar, dengan
tanda baca yang tepat, dengan tulisan yang rapi, dan beberapa siswa
yang belum lancar dalam menulis kosakata Bahasa Inggris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
189
Hasil observasi terhadap siswa dalam pelaksanaan metode
permainan pada pertemuan ketiga siklus III terlihat pada tabel 4.47.
Tabel 4.47. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pelaksanaan
Metode Permainan Pertemuan Ketiga Siklus III
No Langkah
Nilai Rata-rata
Nilai Observer
I
Observer
II
1
Menentukan topik/materi
permainan
4,00 4,00 4,00
2 Menyiapkan alat dan bahan
permainan
4,00 4,00 4,00
3 Menyusun petunjuk atau langkah
permainan
4,00 4,00 4,00
4 Menjelaskan maksud dan tujuan
permainan
4,00 4,00 4,00
5 Membagi siswa dalam individu
atau kelompok
4,00 4,00 4,00
6 Pelaksanaan kegiatan permainan 3,00 4,00 3,50
7 Melaporkan hasil permainan 4,00 4,00 4,00
8 Memberikan kesimpulan
mengenai konsep dalam tujuan
pembelajaran
4,00 4,00 4,00
Rata-rata 3,88 4,00 3,94
Keterangan:
Nilai 0,00 – 1,49 = kurang Nilai 3,00 – 3,99 = baik
Nilai 1,50 – 2,99 = cukup Nilai 4,00 = sangat baik
Berdasarkan tabel 4.47 diketahui dalam pelaksanaan metode
permainan langkah pertama yaitu memahami topik/materi permainan
memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah baik, siswa
sudah mampu memahami topik/materi permainan yang ditentukan
guru dengan baik, dan topik/materi permainan sudah sesuai dengan
alokasi waktu permainan.
Langkah kedua yaitu menyiapkan alat dan bahan permainan
memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah baik. Siswa
dapat menggunakan alat dan bahan permainan dengan baik, dan siswa
merasa tertarik dengan alat dan bahan permainan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
190
Langkah ketiga yaitu menyusun petunjuk atau langkah
permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik. dapat memahami petunjuk atau langkah permainan dengan baik
yang dijelaskan oleh guru sebelum permainan tersebut dimulai.
Selanjutnya langkah keempat yaitu menjelaskan maksud dan
tujuan permainan memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan
sudah baik. Siswa dijelaskan dengan suara yang jelas, keras, bahasa
baik, dan siswa juga sudah dapat memahami tentang maksud dan
tujuan permainan yang dijelaskan guru.
Langkah kelima yaitu membagi siswa dalam individu atau
kelompok memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah
baik. Siswa juga sudah dibagi dalam individu /kelompok secara adil,
dan pembagian sesuai dengan jenis permainan yang dimainkan,
sehingga semua siswa ikut serta dalam kegiatan permainan.
Kemudian langkah keenam yaitu pelaksanaan kegiatan
permainan memperoleh rata-rata skor 3,50 dan dapat dikatakan sudah
baik. Siswa dipimpin oleh guru dalam melakukan permainan, siswa
mengikuti jalannya permainan dengan baik walaupun belum maksimal
dalam salah satu jenis permainan di salah satu pertemuan, selain itu
semua siswa ikut aktif dalam permainan tersebut, dan dapat mengikuti
permainan dengan baik dari awal hingga akhir permainan, siswa sudah
bisa melaksanakan permainan sesuai dengan alokasi waktu permainan
Langkah ketujuh yaitu melaporkan hasil permainan
memperoleh rata-rata skor 4,00 dan dapat dikatakan sudah baik. Siswa
sudah dapat melaporkan hasil permainan dengan baik, siswa
mendengarkan guru mengonfirmasi hasil laporan siswa, siswa
mendengarkan guru mengevaluasi jalannya permainan dan siswa
merasa senang dengan penghargaan yang diterima dan guru sudah
melakukan pemberian penghargaan dengan tindakan/sentuhan.
Langkah kedelapan yaitu memberikan kesimpulan mengenai
konsep dalam tujuan pembelajaran memperoleh rata-rata skor 4,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
191
dan dapat dikatakan guru belum sepenuhnya berhasil, meskipun siswa
sudah memberikan kesimpulan mengenai materi pembelajaran dengan
baik dan sesuai dengan pokok materi, siswa mendengarkan guru
dalam menegaskan kembali kesimpulan mengenai konsep materi,
namun terlihat belum seluruh siswa dapat memahami kesimpulan
materi. Secara keseluruhan hasil dari observasi terhadap siswa ketika
mengikuti kegiatan belajar mengajar menggunakan metode permainan
memperoleh nilai 3,94 yang termasuk ke dalam kategori baik.
c) Hasil Penilaian
1) Penilaian Proses
Peneliti juga mengadakan penilaian terhadap siswa guna
mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. Dalam penilaian proses
ada beberapa aspek yang dinilai, yaitu mengenai perilaku siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran yang meliputi aspek keaktifan,
keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Adapun hasil dari penilaian proses sebagai berikut.
Tabel 4.48. Persentase Penilaian Proses Pertemuan Ketiga Siklus III
No Aspek yang Dinilai Persentase Kategori
1. Keaktifan 83,33% Baik
2. Mendengarkan 83,33% Baik
3. Berbicara 83,33% Baik
4. Membaca 86,11% Baik
5. Menulis 80,56% Baik
Keterangan:
Nilai > 90 = sangat baik Nilai 70<79 = cukup
Nilai 80-89 = baik Nilai < 69 = kurang
Berdasar tabel 4.48 hasil dari penilaian poses dapat dikatakan
baik. Diketahui persentase siswa yang aktif mencapai 83,33% , hal ini
berarti indikator kinerja penelitian 80% siswa aktif dalam
pembelajaran sudah tercapai.
Angka persentase siswa yang menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek mendengarkan juga mengalami peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
192
yaitu mencapai 83,33%, hal ini berarti indikator kinerja penelitian
sebesar 80% siswa menguasai keterampilan berbahasa aspek
mendengarkan sudah tercapai.
Selain itu angka persentase kemampuan siswa dalam
menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek berbicara juga
mengalami peningkatan yaitu mencapai 83,33%, hal ini berarti
indikator kinerja penelitian sebesar 80% siswa menguasai
keterampilan berbahasa aspek berbicara sudah tercapai.
Peningkatan juga terjadi pada persentase kemampuan siswa
menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek membaca yaitu
mencapai 86,11%, hal ini berarti indikator kinerja penelitian sebesar
80% siswa menguasai keterampilan berbahasa aspek membaca sudah
tercapai.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa
aspek menulis juga mengalami peningkatan yaitu mencapai 80,56%,
hal ini berarti indikator kinerja penelitian sebesar 80% siswa
menguasai keterampilan berbahasa aspek menulis sudah tercapai.
2) Penilaian Hasil
Peneliti juga mengadakan penilaian hasil untuk mengukur
sejauh mana siswa mampu menyerap materi yang diajarkan oleh guru
dengan menggunakan metode permainan pada siklus III. Adapun
penilaian hasil secara ringkas terdapat dalam tabel 4.49.
Tabel 4.49. Persentase Ketuntasan dan Rata-rata Kelas pada Siklus III
Kondisi
Tes Awal Siklus I Siklus II Siklus III
Persentase
Ketuntasan 59,46% 91,67% 89,19% 91,67%
Rata-rata
Kelas 69,86 83,61 83,11 82,64
Berdasar tabel 4.49 penilaian hasil siklus III diketahui
persentase siswa yang tuntas jika dibandingkan dengan siklus II, pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
193
siklus III ini dapat meningkat yaitu dari 89,19% menjadi 91,67%.
Nilai rata-rata kelas pada siklus III yaitu sebesar 82,64 turun
dibanding nilai rata-rata kelas pada siklus I yaitu sebesar 83,61 dan
83,11 pada siklus II. Penurunan terjadi karena materi yang semakin
sulit dan semakin luas. Meskipun nilai rata-rata kelas mengalami
penurunan dalam setiap siklus bukan berarti peneliti mengalami
kegagalan, karena indikator kinerja penelitian 85% siswa tuntas dalam
penilaian hasil tetap dapat tercapai.
d) Wawancara
(1)Wawancara Terhadap Observer
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
observer diketahui bahwa guru sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik. Pembelajaran sudah dilaksanakan dengan
skenario dan rencana kegiatan yang ada dalam RPP.
Secara umum, keseluruhan pembelajaran sudah berjalan baik
dan lancar. Guru sudah mampu memberikan motivasi kepada siswa
berupa ucapan, gerak tangan dan tepuk tangan, serta guru sudah
memberikan penghargaan yang baik berupa “Bintang” dan sudah
menggunakan sentuhan kepada anak. Guru juga sudah menggunakan
metode permainan dengan baik sesuai rencana.
Siswa terlihat bersemangat saat permainan disajikan. Siswa
terlihat senang mengikuti pembelajaran yang disajikan secara
menarik. Sebagian besar siswa terlihat aktif dalam pembelajaran.
Untuk kelebihan dan kekurangan metode permainan hasil jawaban
sama dengan wawancara sebelumnya pada siklus I dan II.
(2)Wawancara terhadap Siswa
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
beberapa siswa diketahui bahwa siswa merasa senang dengan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa merasa senang
dengan permainan yang dilakukan. Sebagian besar siswa sudah aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
194
dalam pembelajaran, namun ada beberapa siswa yang bermain dengan
temannya di waktu pelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui masih terdapat
cukup banyak siswa yang belum menguasai keterampilan berbahasa
baik aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
Mengenai langkah pelaksanaan metode permainan guru
sudah menyampaikan topik/materi permainan kepada siswa, dan guru
sudah menyiapkan dan menggunakan alat dan bahan permainan
dengan baik. Guru sudah menyampaikan petunjuk atau langkah
permainan dan guru sudah menjelaskan maksud dan tujuan
permainan, serta guru membagi siswa dalam individu atau kelompok
sesuai dengan jenis permainan. Semua ikut melakukan pemainan
yang disajikan guru, dan siswa sudah melaporkan hasil permainan
kepada guru, namun siswa belum dapat memberikan kesimpulan
mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran.
4) Refleksi
Peneliti mengadakan refleksi atas tindakan yang telah
dilaksanakan pada pertemuan ketiga siklus III. Dalam pelaksanaan
tindakan siklu III ini peneliti telah berhasil melaksanakan pembelajaran
Bahasa Inggris dengan menggunakan metode permaian sesuai dengan
perencanaan dan hasil yang diharapkan pada tujuan indikator
keberhasilan dalam penelitian ini.
Selanjutnya dari segi guru dan siswa ketika kegiatan
pembelajaran berlangsung menggunakan metode permainan dapat
diuraikan sebagai berikut.
a) Menentukan topik/materi permainan
Guru dapat dikatakan guru sudah mampu menentukan topik/materi
permainan sesuai dengan materi yang disampaikan, dan guru sudah
bisa memperhitungkan antara materi permainan dengan alokasi waktu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan permainan tersebut, sehingga
dapat disimpulkan guru sudah berhasil dalam langkah pertama ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
195
b) Menyiapkan alat dan bahan permainan
Langkah kedua guru juga dapat dikatakan sudah berhasil, karena
sudah mampu menyiapkan alat dan bahan permainan yang sesuai
dengan jenis permainan yang disajikan dan digunakan dengan baik
oleh guru.
c) Menyusun petunjuk/langkah-langkah permainan
Guru dapat dikatakan sudah mampu menyusun petunjuk/langkah-
langkah permainan dengan baik menggunakan bahasa yang jelas,
sesuai dengan langkah-langkah permainan, dan dijelaskan dengan baik
pula sebelum permainan tersebut dimulai.
d) Menjelaskan maksud dan tujuan permainan
Guru dapat dikatakan sudah berhasil dan sudah mampu menjelaskan
maksud dan tujuan permainan dengan suara jelas, keras, bahasa yang
baik, dan siswa mengerti dengan penjelasan guru.
e) Membagi siswa dalam individu/kelompok
Guru dapat dikatakan sudah mampu membagi siswa dalam
individu/kelompok secara adil sesuai dengan jenis permainan yang
disajikan, dan menyertakan semua siswa dalam kegiatan permainan
tersebut.
f) Pelaksanaan kegiatan permainan
Guru dapat dikatakan sudah baik dalam melaksanakan kegiatan
permainan dan untuk masalah waktu pada siklus III guru sudah
mampu melaksanakan kegiatan permainan sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan.
g) Melaporkan hasil permainan
Guru dapat dikatakan sudah berhasil, dalam hal ini guru sudah
mengarahkan siswa untuk melaporkan hasil permainan tersebut
dengan baik, guru mengonfirmasi hasil laporan siswa dengan baik
pula, dan sekaligus mengevaluasi jalannya permainan, dan guru sudah
maksimal dalam pemberian penghargaan kepada siswa yang berhasil,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
196
yaitu guru sudah memberikan penghargaan secara tindakan/sentuhan
kepada siswa.
h) Memberikan kesimpulan mengenai konsep dalam tujuan pembelajaran
Guru dapat dikatakan sudah berhasil dan guru sudah melibatkan siswa
untuk ikut menyimpulkan kegiatan pembelajaran tersebut dengan
baik.
Dalam siklus III ini persentase siswa yang tuntas dalam penilaian
hasil mencapai 91,67%. Hal ini berarti indikator kinerja penelitian 85%
siswa tuntas dalam penilaian hasil sudah tercapai.
Pada pertemuan ketiga siklus III guru melaksanakan
pembelajaran menggunakan metode permainan dengan menggunakan
jenis permainan yang berbeda dari pertemuan pertama dan kedua. Guru
menggunakan jenis permainan Miming. Hal ini berarti indikator
penelitian guru melaksanakan pembelajaran menggunakan metode
permainan dengan menggunakan berbagai jenis permainan sudah
tercapai.
Persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran secara
keseluruhan mencapai 83,33% dan sudah mencapai indikator kinerja
penelitian sebesar 80%. Hal ini terjadi karena semakin banyak siswa
yang aktif dalam pembelajaran.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek mendengarkan mencapai 83,33%. Hal ini berarti sudah mencapai
indikator kinerja penelitian sebesar 80%.
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek berbicara mencapai 83,33%. Hal ini berarti sudah mencapai
indikator kinerja penelitian sebesar 80%.
Selanjutnya persentase siswa yang menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek membaca mencapai 86,11%. Hal ini berarti sudah
mencapai indikator kinerja penelitian sebesar 80%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
197
Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek menulis baru mencapai 80,56%. Hal ini berarti sudah mencapai
indikator kinerja penelitian sebesar 80%.
Semua indikator kinerja penelitian sudah tercapai dalam siklus III
ini. Hal ini berarti menunjukkan adanya keberhasilan penggunaan metode
permainan dan penggunaan metode permainan dapat meningkatkan
belajar siswa baik secara proses maupun secara hasil sehingga penelitian
ini tidak dilanjutkan lagi.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode
permainan pada pembelajaran Bahasa Inggris siswa kelas V SD Negeri 3
Tamanwinangun didasarkan pada masih banyaknya siswa yang mendapat nilai
rendah atau belum dapat mencapai KKM serta siswa kurang aktif dan kurang
berminat mengikuti kegiatan pembelajaran bahasa Inggris.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan metode
permainan mulai nampak terbukti efektif dalam penyampaian materi pelajaran,
serta dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa dalam menguasai
keterampilan berbahasa, meskipun dalam pelaksanaan siklus I peneliti masih
mempunyai beberapa kekurangan dan belum sepenuhnya berhasil, yaitu peneliti
belum sepenuhnya berhasil melaksanakan metode permainan dengan baik, belum
tercapainya indikator 80% siswa kelas V aktif secara keseluruhan dalam
pembelajaran, menguasai keterampilan bahasa untuk aspek mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Maka peneliti pada siklus II melakukan
perbaikan terhadap kekurangan yang ada pada siklus I dan menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran yang lebih efektif agar peneliti dapat melaksanakan metode
permainan dengan baik, siswa dapat lebih aktif dan menguasai keterampilan
berbahasa. Siklus III juga dilakukan peneliti untuk mengatasi kekurangan-
kekurangan atau belum tercapainya keberhasilan siklus I dan siklus II dalam
penelitian ini hingga mencapai keberhasilan yang diharapkan peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
198
Melalui adanya perbaikan pada proses pembelajaran dalam setiap siklus
tentu akan berimbas positif pada beberapa aspek kualitas belajar siswa terutama
pada hasil penilaian proses dan penilaian hasil siswa kelas V SD Negeri 3
Tamanwinangun dalam pembelajaran bahasa Inggris menggunakan metode
permainan ini. Berikut ini merupakan tabel perbandingan penilaian proses siswa
pada siklus I, siklus II dan siklus III.
Tabel 4.50. Perbandingan Persentase Penilaian Proses
No Aspek yang Dinilai Rata-rata Persentase Penilaian Proses
Siklus I Siklus II Siklus III
1. Keaktifan 72,32% 80,72% 82,98%
2. Mendengarkan 69,49% 77,02% 82,08%
3. Berbicara 63,77% 75,16% 82,08%
4. Membaca 66,24% 75,16% 83,00%
5. Menulis 66,27% 69,60% 80,25%
Berdasar tabel 4.50 hasil persentase penilaian proses pada setiap siklus
secara umum mengalami peningkatan. Dalam hal keaktifan persentase siswa yang
aktif dalam pembelajaran mengalami peningkatan, pada siklus I hanya mencapai
72,32% yang kemudian meningkat menjadi 80,72% pada siklus II dan 82,98%
pada siklus III. Persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek mendengarkan juga mengalami peningkatan yaitu dari 69,49% pada siklus I
yang kemudian meningkat menjadi 77,02% pada siklus II dan 82,08% pada siklus
III. Selain itu angka kemampuan siswa dalam menguasai keterampilan berbahasa
untuk aspek berbicara juga mengalami peningkatan yaitu dari 63,77% pada siklus
I menjadi 75,16% pada siklus II dan 82,08% pada siklus III. Peningkatan juga
terjadi pada angka kemampuan siswa menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek membaca yaitu dari 66,24% pada siklus I menjadi 75,16% pada siklus II
dan 83,00% pada siklus III. Angka kemampuan siswa dalam menguasai
keterampilan berbahasa untuk aspek menulis juga mengalami peningakatan yaitu
dari 66,27% menjadi 69,60% pada siklus II dan 80,25 pada siklus III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
199
Untuk lebih jelasnya dari tabel perbandingan rata-rata penilaian proses di
atas, berikut peneliti sajikan dalam bentuk histogram mulai dari siklus I sampai
siklus III yang disajikan dalam gambar.
Gambar 4.1. Histogram Perbandingan Persentase Penilaian Proses
Perbandingan rata-rata kelas hasil belajar siswa dari kondisi awal, siklus
I, Siklus II sampai dengan siklus III pada pembelajaran bahasa Inggris dengan
menggunakan metode permainan dapat terlihat pada tabel 4.21.
Tabel 4.51. Perbandingan Rata-rata Kelas Hasil Belajar
No Uraian Kegiatan Rata-rata Nilai
1. Kondisi Awal 69,86
2. Siklus I 83,61
3. Siklus II 83,11
4. Siklus III 82,64
Berdasar tabel 4.51 rata-rata nilai pada setiap siklus mengalami
penurunan, namun jika dibandingkan dengan kondisi awal tentu saja mengalami
peningkatan, yaitu dari rata-rata nilai pada kondisi awal yang hanya 69,86 naik
menjadi 83,61 pada siklus I dan turun menjadi 83,11 pada siklus II dan turun lagi
menjadi 82,64 pada siklus III. Penurunan terjadi karena materi yang semakin sulit
dan luas. Meskipun mengalami penurunan dalam setiap siklus bukan berarti
penelitian ini mengalami kegagalan karena indikator kinerja penelitian 85% siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
200
mendapat nilai 70 atau tuntas dalam penilaian hasil tetap dapat tercapai dalam
setiap siklus.
Untuk lebih jelasnya dari tabel perbandingan rata-rata nilai hasil belajar
berikut peneliti sajikan dalam bentuk grafik mulai dari siklus I sampai siklus III.
Gambar 4.2. Grafik Rata-rata Kelas Hasil Belajar
Perbandingan persentase ketuntasan belajar siswa dari kondisi awal,
siklus I, siklus II, siklus II sampai dengan siklus III dapat terlihat pada tabel 4.52.
Tabel 4.52. Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar
No Uraian Kegiatan Persentase Ketuntasan
1. Kondisi Awal 59,46%
2. Siklus I 91,67%
3. Siklus II 89,19%
4. Siklus III 91,67%
Untuk lebih jelasnya dari tabel perbandingan ketuntasan belajar di atas,
berikut peneliti sajikan dalam bentuk grafik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
201
Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar
Berdasarkan tabel 4.52 diketahui persentase siswa yang tuntas jika
dibandingkan dengan kondisi awal, siklus I mengalami peningkatan yaitu dari
59,46% menjadi 91,67%, namun pada siklus II mengalami penurunan menjadi
89,19% dan pada siklus III dapat meningkat menjadi 91,67%. Meskipun sempat
mengalami penurunan pada siklus II namun indikator kinerja penelitian 85%
siswa tuntas dalam setiap siklus tetap dapat tercapai.
D. Pembahasan
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode permainan pada
pembelajaran Bahasa Inggris siswa kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun
dilakukan melalui beberapa langkah. Setelah pelaksanaan tindakan selesai
dilakukan oleh peneliti hingga siklus III diperoleh kesimpulan bahwa
pembelajaran Bahasa Inggris yang dilaksanakan oleh peneliti mulai dari tindakan
siklus I hingga siklus III telah dilakukan menggunakan langkah-langkah yang
telah direncanakan. Langkah-langkah dalam penggunaan metode permainan ini
peneliti peroleh selama pelaksanaan tindakan penelitian dengan menyederhanakan
langkah-langkah penggunaan metode permainan menurut Fandy (2011). Adapun
langkah-langkah tersebut yaitu 1) menentukan topik/materi permainan,
2) menyiapkan alat dan bahan permainan, 3) menyusun petunjuk atau langkah
permainan, 4) menjelaskan maksud dan tujuan permainan, 5) membagi siswa
dalam individu atau kelompok, 6) melaksanaan kegiatan permainan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
202
7) melaporkan hasil permainan, 8) memberikan kesimpulan mengenai konsep
dalam tujuan pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus dan
masing-masing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan melalui
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Peneliti
melaksanakan tindakan dengan melakukan perbaikan demi perbaikan mulai dari
pelaksanaan tindakan siklus I hingga siklus III. Kekurangan-kekurangan yang
terdapat pada pelaksanaan pembelajaran telah diperbaiki pada pembelajaran-
pembelajaran selanjutnya hingga terlaksana kegiatan pembelajaran yang baik dan
maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
Penggunaan metode permainan pada pembelajaran bahasa Inggris
diketahui dapat meningkatkan keantusiasan dan keaktifan siswa dalam
pembelajaran. Siswa terlihat senang, antusias, dan dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik. Selain itu juga diketahui metode permainan dapat meningkatkan
motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
Berdasarkan hasil penilaian proses dalam penelitian ini diketahui dalam
hal keaktifan persentase siswa yang aktif dalam pembelajaran mengalami
peningkatan. Diketahui pada kondisi awal terlihat sebagian besar siswa tidak aktif
selama pembelajaran Bahasa Inggris, namun pada siklus I dapat mengalami
peningkatan. Terlihat sudah mulai banyak siswa yang aktif selama pembelajaran
siklus I walaupun hanya mencapai 72,32% dan belum mencapai indikator kinerja
penelitian sebesar 80%. Pada pelaksanaan tindakan siklus I indikator keberhasilan
sebesar 80% untuk penguasaan siswa dalam keterampilan bahasa aspek
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis untuk materi pada siklus I
belum tercapai. Berdasarkan data siklus I yang dapat dilihat pada tabel 4.50
diketahui persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek
mendengarkan baru mencapai 69,49%. Kemudian persentase siswa yang
menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek berbicara baru mencapai 63,77%.
Selanjutnya persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk
aspek membaca baru mencapai 66,24%, dan persentase siswa yang menguasai
keterampilan berbahasa untuk aspek menulis baru mencapai 66,27%. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
203
terjadi karena selama pembelajaran siswa belum banyak melakukan kegiatan
latihan berbahasa dalam bentuk mengeja, membaca dan menulis. Persentase siswa
yang tuntas mengalami peningkatan yaitu dari kondisi awal 59,46% menjadi
91,67% pada siklus I dan indikator 85% siswa tuntas dapat dikatakan sudah
tercapai angka tersebut dapat dilihat pada tabel 4.52. Nilai rata-rata kelas pada
siklus I adalah 83,61 dan meningkat dari kondisi awal yang hanya mencapai
69,86. Angka tersebut dapat dilihat di tabel 4.51. Dengan demikian dapat
disimpulkan indikator kinerja pada penelitian ini belum semuanya tercapai.
Selain itu berdasarkan observasi serta wawancara yang dilakukan selama
pelaksanaan pembelajaran, peneliti menemukan bahwa pelaksanaan pembelajaran
masih kurang maksimal dan masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan
pembelajaran sehingga peneliti memutuskan untuk mengadakan tindakan
perbaikan siklus II untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat
pada tindakan sebelumnya dan untuk mencapai pelaksanaan pembelajaran yang
maksimal.
Pada pelaksanaan tindakan siklus II terjadi peningkatan. Siswa terlihat
lebih senang, antusias, dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Berdasarkan tabel 4.50 indikator keberhasilan sebesar 80% siswa aktif dalam
pembelajaran sudah tercapai yaitu sebesar 80,72%. Selanjutnya diketahui
persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek
mendengarkan mengalami peningkatan walaupun baru mencapai 77,02%.
Kemudian persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek
berbicara juga meningkat mencapai 75,16%. Selanjutnya persentase siswa yang
menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek membaca juga meningkat
walaupun baru mencapai 75,16%. Persentase siswa yang menguasai keterampilan
berbahasa aspek menulis juga meningkat menjadi 69,60%. Walaupun meningkat
tetapi masih bellum dapat mencapai indikator penelitian 80% siswa menguasai
keterampilan berbahasa aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis
untuk materi pada siklus II. Hal ini terjadi karena selama pembelajaran siswa
belum banyak melakukan kegiatan latihan berbahasa. Persentase siswa yang
tuntas jika dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II ini mengalami penurunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
204
yaitu dari 91,67% menjadi 89,19%, angka tersebut dapat dilihat di tabel 4.52.
Nilai rata-rata kelas juga mengalami penurunan yaitu dari 83,61 menjadi 83,11.
Angka tersebut dapat dilihat di tabel 4.51. Penurunan ini terjadi dikarenakan
materi pada siklus II lebih sulit dibandingkan materi pada siklus I. Meskipun hasil
dari siklus II mengalami penurunan bukan berarti peneliti mengalami kegagalan
pada siklus II karena hasil dari penilaian hasil yang dicapai pada siklus II masih
mencapai indikator yang diharapkan. Selain itu berdasarkan observasi serta
wawancara yang dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran, peneliti masih
menemukan bahwa pelaksanaan pembelajaran juga masih kurang maksimal dan
masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga peneliti
memutuskan untuk mengadakan tindakan perbaikan siklus III untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada tindakan sebelumnya dan untuk
mencapai pelaksanaan pembelajaran yang maksimal.
Pada pelaksanaan tindakan siklus III terjadi peningkatan pembelajaran.
Kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran sebelumnya berhasil diminimalkan
sehingga tercapai pelaksanaan pembelajaran yang maksimal dan terjadi
peningkatan. Siswa terlihat lebih senang, antusias, dan dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik. Berdasarkan data pada tabel 4.50 indikator
keberhasilan sebesar 80% untuk persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran
secara keseluruhan sudah tercapai pada siklus III yaitu mencapai 82,98%.
Selanjutnya diketahui indikator persentase 80% siswa menguasai keterampilan
berbahasa aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis untuk materi
pada siklus III juga sudah tercapai. Persentase siswa yang menguasai keterampilan
berbahasa untuk aspek mendengarkan mencapai 82,08%. Kemudian persentase
siswa yang menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek berbicara mencapai
82,08%. Selanjutnya persentase siswa yang menguasai keterampilan berbahasa
untuk aspek membaca mencapai 83,00%, dan persentase siswa yang menguasai
keterampilan berbahasa untuk aspek menulis mencapai 80,25%. Data penilaian
hasil siklus III pada tabel 4.52 diketahui bahwa persentase siswa yang tuntas jika
dibandingkan dengan siklus II, pada siklus III ini mengalami peningkatan yaitu
dari 89,19% menjadi 91,67%. Untuk nilai rata-rata kelas pada siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
205
mengalami penurunan yaitu dari 83,11 menjadi 82,11 dan daapt dilihat ditabel
4.51. Penurunan terjadi karena materi yang semakin sulit dan luas. Meskipun
mengalami penurunan bukan berarti peneliti mengalami kegagalan karena semua
indikator penelitian dalam siklus III sudah tercapai. Hal ini membuktikan ada
peningkatan pembelajaran menggunakan metode permainan baik secara proses
maupun hasil.
Keberhasilan yang sudah dicapai ini sudah sesuai dengan indikator
penelitian. Dengan demikian peneliti memutuskan tidak melakukan tindakan
perbaikan lagi karena pembelajaran yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang
direncanakan dan hasilnya telah sesuai dengan apa yang diharapkan dimana
semua indikator kinerja telah tercapai atau dengan kata lain, peneliti telah
mencapai keberhasilan dalam penelitian ini.
Melalui permainan yang dilaksanakan oleh siswa dalam setiap pertemuan
dalam ketiga siklus siswa memperoleh pengalaman yang menarik. Siswa lebih
antusias dan lebih termotivasi untuk mempelajari konsep yang diajarkan. Melalui
keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan pembelajaran konsep yang dipelajari
akan lebih membekas dan tertanam kuat dalam pikiran siswa. Hal ini sejalan
dengan teori yang dikemukakan Padmono bahwa kelebihan metode permainan
adalah dapat digunakan untuk memberikan pengalaman menarik bagi siswa dalam
memahami suatu konsep, dapat menguatkan konsep yang telah dipahami, dan
dapat mengembangkan motivasi intrinsik (2011: 142).
Dalam penelitian ini ditemukan metode permainan dapat meningkatkan
keterampilan berbahasa Inggris siswa. Berdasarkan hasil penilaian proses pada
tabel 4.50 dalam penelitian ini diketahui keterampilan berbahasa Inggris siswa
untuk aspek mendengarkan mengalami peningkatan yaitu dari persentase siswa
yang menguasai aspek tersebut yang hanya 69,49% pada siklus I meningkat
menjadi 77,02% pada siklus II dan 82,08% pada siklus III.
Selain itu metode permainan juga dapat meningkatkan keterampilan
berbahasa siswa untuk aspek berbicara. Terbukti dari peningkatan persentase
siswa yang menguasainya yaitu dari 63,77% pada siklus I menjadi 75,16% pada
siklus II dan 82,08% pada siklus III. Angka tersebut dapat dilihat pada tabel 4.50.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
206
Metode permainan juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek membaca. Berdasarkan hasil
penilaian proses pada tabel 4.50 diketahui persentase siswa yang menguasai
keterampilan berbahasa aspek membaca meningkat, yaitu dari 66,24% pada siklus
I menjadi 75,16% pada siklus II dan 83,00% pada siklus III.
Metode permainan juga diketahui dapat meningkatkan keterampilan
berbahasa siswa untuk aspek menulis, berdasarkan tabel 4.50 angka kemampuan
siswa dalam menguasai keterampilan berbahasa untuk aspek menulis meningkat
dari 66,27% pada siklus I menjadi 69,60% pada siklus II dan 80,25% pada siklus
III. Angka tersebut dapat dilihat pada tabel 4.50. Peningkatan yang terjadi dalam
hal kemampuan siswa menguasai keterampilan berbahasa Inggris terjadi
dikarenakan siswa dapat melakukan kegiatan berlatih meningkatkan kemampuan
berbahasanya melalui praktek langsung berbahasa selama pelaksanaan permainan.
Selain itu ditemukan penggunaan metode permainan pada pembelajaran
Bahasa Inggris dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan penilaian
hasil pada tabel 4.52 diketahui persentase siswa yang tuntas mengalami
peningkatan yaitu dari kondisi awal 59,46% menjadi 91,67% pada siklus I,
namun pada siklus II mengalami penurunan menjadi 89,19%, hal ini dikarenakan
materi yang lebih sulit dibandingkan pada siklus I, dan pada siklus III dapat
diperbaiki dengan meningkat lagi menjadi 91,67%. Walaupun sempat mengalami
penurunan namun bukan berarti peneliti mengalami kegagalan, karena indikator
keberhasilan sebesar 85% siswa tuntas dalam pembelajaran sudah tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
207
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas berkenaan dengan
penggunaan metode permainan pada pembelajaran Bahasa Inggris siswa kelas V
SD Negeri 3 Tamanwinangun tahun ajaran 2011/2012 yang telah dilaksanakan
dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Langkah-langkah pengunaan metode permainan yang dapat meningkatkan
hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun tahun
ajaran 2011/2012 adalah a) menentukan topik/materi permainan, b)
menyiapkan alat dan bahan permainan, c) menyusun petunjuk atau langkah
permainan, d) menjelaskan maksud dan tujuan permainan, e) membagi siswa
dalam individu atau kelompok, f) pelaksanaan kegiatan permainan, g)
melaporkan hasil permainan, h) memberikan kesimpulan mengenai konsep
dalam tujuan pembelajaran.
2. Penggunaan metode permainan diketahui dapat meningkatkan hasil belajar
Bahasa Inggris siswa kelas V SD Negeri 3 Tamanwinangun tahun ajaran
2011/2012. Hal ini dibuktikan dengan menigkatnya keterampilan berbahasa
siswa dalam aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis serta
meningkatnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Inggris.
Keaktifan dan keantusiasan siswa dalam pembelajaran juga meningkat. Siswa
terlihat senang dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Selain itu dapat
meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran.
B. Implikasi
1. Teoretis
Upaya peningkatan pembelajaran Bahasa Inggris dengan
menggunakan metode permainan siswa kelas V ini hendaknya dapat menjadi
pedoman bagi guru untuk menentukan metode yang menarik bagi siswa dalam
207
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
208
usaha meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris pada khususnya dan
pada mata pelajaran lain pada umumnya.
Kiranya penelitian ini dapat ditindaklanjuti untuk penelitian maupun
pengembangan keilmuan berikutnya dan dapat menambah referensi metode
yang ada dengan pengembangan guru dan dapat digunakan pada semua mata
pelajaran.
2. Praktis
Pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan metode permainan
merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan dapat dilaksanakan oleh
guru-guru yang lain. Kegiatan pembelajaran yang bermakna dan
menyenangkan akan membuat siswa lebih mudah memahami materi, menjadi
aktif, semangat, dan termotivasi dalam pembelajaran sehingga hasil belajar
siswa pun akan lebih meningkat.
Penggunaan metode permainan dapat digunakan dan meningkatkan
hasil belajar dengan syarat media yang digunakan sesuai dan dalam
pelaksanaannya menggunakan langkah-langkah yang tepat.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris
dengan menggunakan metode permainan pada siswa kelas V yang telah diuraikan
sebelumnya, ada beberapa saran peneliti yang kiranya dapat membangun demi
kemajuan pendidikan di Indonesia pada umumnya dan bagi sekolah dasar
khususnya, antara lain:
1. Bagi Rekan Guru/Teman Sejawat
a. Kiranya rekan guru/teman sejawat dapat menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan dan bermakna, sehingga siswa tidak merasa bosan dan dapat
termotivasi serta menimbulkan minat siswa dalam mempelajari konsep yang
akan diajarkan salah satu caranya adalah menggunakan metode permainan.
b. Bagi rekan guru/teman sejawat yang akan menggunakan metode permainan
rencanakan dengan baik alokasi waktu pembelajaran karena metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
209
permainan cukup menyita waktu dan sulit diprediksi tentang alokasi
waktunya.
c. Guru harus benar-benar mampu memimpin jalannya permainan karena
siswa terkadang asyik sendiri terbawa suasana permainan dan kurang
konsentrasi dalam memperhatikan materi yang disampaikan.
2. Bagi Siswa
a. Hendaknya siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik dan
memiliki motivasi belajar yang tinggi sehingga bisa menikmati
pembelajaran dan pada akhirnya dapat memperoleh hasil yang memuaskan.
b. Siswa diharapkan dapat aktif dalam pembelajaran, terutama saat permainan
berlangsung sehingga tidak hanya aspek kognitifnya saja yang berkembang
tetapi juga afektif dan psikomotornya serta emosionalnya.
c. Siswa diharapkan dapat mengikuti kegiatan permainan dengan baik dan
tidak melakukan hal-hal yang dapat membuat gaduh kelas agar tetap dapat
menyerap materi yang disampaikan tidak hanya sekedar bersenang-senang
dengan permainan yang dilakukan.
3. Bagi Sekolah
a. Guru hendaknya diberikan keleluasaan untuk mengembangkan
pengajarannya.
b. Perlunya diupayakan peningkatan keterampilan guru, terutama dalam
kreatifisme dan kesadaran peran guru dalam pembelajaran. Dari upaya
inilah diharapkan guru dapat mengemas pembelajaran yang lebih efektif,
menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
c. Kiranya pihak sekolah menyarankan pada guru untuk menerapkan
penggunaan metode permainan pada pembelajaran Bahasa Inggris maupun
pada mata pelajaran lain karena dapat meningkatkan motifasi dan keaktifan
siswa.
4. Bagi Peneliti Lain
a. Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai referensi dalam
memberikan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris
menggunakan metode permainan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
210
b. Dapat memberikan motivasi tersendiri bagi peneliti lain untuk dapat
menerapkan pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan metode permainan
guna mengatasi masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran.
c. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memacu peneliti lain untuk
dapat lebih kritis dalam menghadapi problematika yang muncul dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga dapat terselesaikan dengan cara yang
tepat.