repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH...

154
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI ZAKAT PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Pendidikan DISUSUN OLEH : Muhammad NIM : 109011000252 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH...

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA

TENTANG MATERI ZAKAT PADA MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor

Tahun Ajaran 2015/2016)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Pendidikan

DISUSUN OLEH :

Muhammad

NIM : 109011000252

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

i

ABSTRAK

MUHAMMAD (109011000252), “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Tingkat Pemahaman Siswa Tentang Materi Zakat pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam”. Skripsi Jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Juni 2016.

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi Zakat. Penelitian ini dilakukan di SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016. Metode

penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomized Control Group Only Pascatest Design, yang melibatkan 60 siswa

sebagai sampel. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sample. Pengambilan data menggunakan instrumen berupa tes berbentuk pilihan ganda. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa metode Jigsaw berpengaruh terhadap

tingkat pemahaman siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil tes tingkat pemahaman siswa tentang materi Zakat yang diajar dengan metode Jigsaw

berdasarkan indikator pembelajaran sebesar 69,59% sedangkan rata-rata hasil tes tingkat pemahaman siswa tentang materi Zakat yang diajar dengan metode konvensional sebesar 60,37% (Z = 0,0051 dan α = 0,05). Kesimpulan hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa metode Jigsaw berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi Zakat pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam. Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Materi Zakat, Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

ii

ABSTRACT

MUHAMMAD (109011000252), "The Effect of Cooperative Learning Model Jigsaw On The Level Understanding Students About Material Subject

Zakat in Islamic Education". Thesis Department of Islamic Religious Education, Faculty of Tarbiya and Teachers Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, June 2016.

The purpose of this study to analyze the effects of cooperative learning model Jigsaw on the level of students' understanding of the material Zakat. This

research was conducted in SMP Sulthan Bogor, for Academic Year 2015/2016. The method used is a quasi-experimental research design Randomized Control Group Only Pascatest Design, which involves 60 students in the sample.

Determination of the sample using purposive sampling technique. Retrieving data using the instrument in the form of multiple choice tests. Research results

revealed that the method Jigsaw affect the level of student understanding. It can be seen from the average value of the test results of studenst' understanding of the material level Zakat taught by Jigsaw method based on the indicators of learning

by 69.59% while the average results of tests students' understanding of the material level Zakat taught by the conventional method amounted to 60, 37% (Z =

0.0051 and α = 0.05). Conclusion the results of this study indicate that the method Jigsaw affect the level of students' understanding of the subject matter of Zakat in Islamic Education.

Keywords: Jigsaw Cooperative Learning Model, Material Zakat, Islamic

Education Subjects

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

iii

KATA PENGANTAR

بسماهللالرحمنالرحيم

Alhamdulillah segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

nikmat ihsan, nikmat iman, dan nikmat islam, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik. Salawat serta salam senantiasa dicurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para

pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak

sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat doa, perjuangan,

kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari berbagai

pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam dan Marhamah Saleh, MA selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Agama Islam.

3. Desmaliza, M.Si., M.Ed. sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktu untuk membimbing dengan penuh semangat dalam membimbing

penulis selama ini. Semoga Ibu selalu berada dalam rahman dan rahim Allah

SWT.

4. Drs. H. Masan AF, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik. Terimakasih

atas bimbingan dan motivasi yang Bapak berikan selama ini mulai dari awal

kuliah hingga sampai saat ini. Semoga Bapak selalu mendapat keberkahan

dari Allah SWT.

5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan serta bimbingan

kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak

dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

iv

6. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan

Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi

kemudahan dalam melengkapi persyaratan administrasi.

7. Pimpinan dan staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur

yang dibutuhkan.

8. Najib, S.Sos. selaku Guru Pendidikan Agama Islam SMP Sulthan Bogor yang

telah membimbing penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

9. Ayahanda tercinta Nasan dan Ibunda tercinta Amah beserta seluruh keluarga

besar yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan

memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis.

10. Teristimewa Sylvia Amanda yang selalu mendampingi, membantu

menghilangkan stres, dan memberikan motivasi penuh selama proses

penyusunan skripsi. Terimakasih atas kesediaannya dalam memberikan

dukungan, serta perhatian selama ini.

11. Anggota Nyogi Community, Saughie, Fata, Mudhar, Masruri, dan Ari.

Terima kasih atas canda tawa dan kebersamaan kalian selama ini.

12. Sahabat-sahabatku di jurusan PAI kelas F angkatan 2009. Terima kasih atas

kesediaannya dalam membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata

semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca

pada umumnya.

Jakarta, 6 Juni 2016

Penulis

Muhammad

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK.......................................................................................................... i

ABSTRACT ........................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL.............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 8

C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 9

D. Perumusan Masalah.......................................................................... 9

E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 9

F. Kegunaan Penelitian......................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORITIS ............................................................................ 11

A. Deskripsi Teoretik ............................................................................ 11

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ............................. 11

a. Konsep Metode Jigsaw ......................................................... 11

b. Karakteristik Metode Jigsaw ................................................. 15

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Jigsaw .......................... 16

d. Prosedur Penerapan Metode Jigsaw ...................................... 17

2. Konsep Pemahaman dalam Belajar ............................................. 18

3. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ................................... 20

a. Pendidikan Agama Islam di Sekolah.................................... 20

b. Materi Zakat di Sekolah ....................................................... 23

c. Pembelajaran Zakat di SMP ................................................. 23

B. Penelitian Yang Relevan .................................................................. 24

C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 26

D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 27

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 28

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 28

B. Metode dan Desain Penelitian .......................................................... 28

C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 29

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 30

E. Instrumen Penelitian......................................................................... 30

1. Validitas....................................................................................... 32

2. Reliabilitas ................................................................................... 33

3. Taraf Kesukaran .......................................................................... 34

4. Daya Pembeda Soal ..................................................................... 35

F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 37

1. Uji Prasyarat Analisis .................................................................. 38

a. Uji Normalitas......................................................................... 38

b. Uji Homogenitas ..................................................................... 38

2. Uji Hipotesis ................................................................................ 39

G. Hipotesis Statistik............................................................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 42

A. Deskripsi Data ................................................................................. 42

1. Kondisi Objektif SMP Sulthan .................................................... 43

a. Sejarah Singkat...................................................................... 43

b. Profil SMP Sulthan................................................................ 44

c. Visi dan Misi SMP Sulthan ................................................... 44

d. Guru SMP Sulthan ................................................................ 45

e. Sarana dan Prasarana............................................................. 46

2. Data Tingkat Pemahaman Siswa Tentang Materi Zakat Kelas

Eksperimen .................................................................................. 46

3. Data Tingkat Pemahaman Siswa Tentang Materi Zakat Kelas

Kontrol......................................................................................... 49

B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis .................... 53

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

vii

1. Uji Normalitas Tes Tingkat Pemahaman Siswa Tentang Materi

Zakat ............................................................................................ 53

2. Uji Homogenitas Tes Tingkat Pemahaman Siswa Tentang Materi

Zakat ............................................................................................ 53

3. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 54

C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 56

1. Analisis Tingkat Pemahaman Siswa Tentang Materi Zakat ....... 56

2. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....... 60

D. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 64

A. Kesimpulan....................................................................................... 64

B. Implikasi ........................................................................................... 64

C. Saran ................................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................ 67

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian . ............................................................. 28

Tabel 3.2 Rancangan Desain Penelitian ............................................................ 29

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep Materi Zakat............. 31

Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Reliabilitas........................................................... 34

Tabel 3.5 Klasifikasi Tingkat Kesukaran .......................................................... 35

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................ 36

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Analisis Instrumen.......................... 36

Tabel 4.1 Hasil Posttest Kelas Eksperimen....................................................... 46

Tabel 4.2 Deskripsi Data Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator

Pembelajaran Materi Zakat ............................................................... 48

Tabel 4.3 Hasil Posttest Kelas Kontrol ............................................................. 50

Tabel 4.4 Deskripsi Data Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Pembelajaran

Materi Zakat ..................................................................................... 51

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 53

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........... 54

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Mann Whitney...................... 55

Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Tes Kelas Eksperimen dan Kontrol ................... 56

Tabel 4.9 Perbandingan Tingkat Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol Tentang Materi Zakat Berdasarkan Indikator ............ 58

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Illustrasi Kelompok Jigsaw ......................................................... 18

Gambar 4.1 Kurva Hasil Posttest Kelas Eksperimen...................................... 47

Gambar 4.2 Diagram Batang Indikator Tingkat Pemahaman Siswa Kelas

Eksperimen .................................................................................. 49

Gambar 4.3 Kurva Hasil Posttest Kelas Kontrol ............................................ 51

Gambar 4.4 Diagram Batang Indikator Tingkat Pemahaman Siswa Kelas

Kontrol......................................................................................... 52

Gambar 4.5 Kurva Perbandingan Nilai Siswa Pada Kelas Eksperimen dan

Kontrol......................................................................................... 58

Gambar 4.6 Perbandingan Presentase Indikator Tingkat Pemahaman Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.......................................... 59

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen..... 67

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol ........... 72

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................................ 76

Lampiran 4 Soal Uji Coba Instrumen ............................................................ 85

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas ..................................................................... 92

Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................. 102

Lampiran 7 Hasil Uji Taraf Kesukaran.......................................................... 104

Lampiran 8 Hasil Uji Daya Beda................................................................... 105

Lampiran 9 Tes Pemahaman Tentang Materi Zakat...................................... 106

Lampiran 10 Kunci Jawaban Tes Pemahaman Tentang Materi Zakat ............ 111

Lampiran 11 Hasil Tes Pemahaman Siswa Tentang Materi Zakat Kelompok

Eksperimen ................................................................................. 112

Lampiran 12 Hasil Tes Pemahaman Siswa Tentang Materi Zakat Kelompok

Kontrol ....................................................................................... 113

Lampiran 13 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi, Mean, Median,

Modus, Varians, Simpangan Baku, Kemiringan dan Kurtosis

Kelompok Eksperimen ............................................................... 114

Lampiran 14 Perhitungan Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Tentang

Materi Zakat Berdasarkan Indikator Pada Kelas Eksperimen ... 118

Lampiran 15 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi, Mean, Median,

Modus, Varians, Simpangan Baku, Kemiringan dan Kurtosis

Kelompok Kontrol...................................................................... 119

Lampiran 16 Perhitungan Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Tentang

Materi Zakat Berdasarkan Indikator Pada Kelas Kontrol .......... 123

Lampiran 17 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen.................. 124

Lampiran 18 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Kontrol ........................ 126

Lampiran 19 Perhitungan Uji Homogenitas .................................................... 128

Lampiran 20 Perhitungan Uji Hipotesis Statistik ............................................ 129

Lampiran 21 Tabel Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment Pearson ... 132

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

xi

Lampiran 22 Tabel Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Chi Square) ............ 123

Lampiran 23 Tabel Nilai Kritis Distribusi F.................................................... 135

Lampiran 24 Tabel Nilai Kritis Distribusi t..................................................... 137

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dianggap sebagai komponen yang sangat penting oleh berbagai

negara, tak terkecuali negara Indonesia. Salah satu alasannya karena pendidikan

memiliki pengaruh yang besar bagi kualitas kehidupan sebuah bangsa. Apabila

sebuah bangsa memiliki kualitas hidup yang baik, tentu saja akan memberikan

manfaat yang besar bagi negaranya. Negara tersebut dapat berkembang dengan

cepat dan dapat bersaing dengan negara-negara lainnya, terutama dalam hal ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Pengaruh pendidikan yang besar bagi sebuah bangsa menjadikannya aspek

yang sangat penting dalam menunjang kemajuan negara di masa yang akan

datang. Karena melalui pendidikan, sebuah bangsa dapat dibimbing dan

dikembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Begitu besar pengaruhnya,

sehingga pemerintah Indonesia pun memberi perhatian yang sangat besar bagi

dunia pendidikan. Hal ini tergambarkan dalam Undang-undang No. 20 Tahun

2003 Pasal 3, yang menyatakan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”1

Tujuan pendidikan setiap negara tentu berbeda-beda. Perbedaan ini

berdampak kepada rancangan kurikulum yang dibuat. Untuk memenuhi tujuan

yang telah ditetapkan, setiap negara pasti akan merumuskan kurikulum yang

sesuai dengan tujuan tersebut agar dapat mencapai tujuannya. Hal ini dapat kita

1 M. Sukardja dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep & Aplikasinya ,

(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), h. 14.

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

2

lihat pada beberapa negara yang ada di sekitar Indonesia yang memiliki

kurikulum berbeda-beda antara satu negara dengan negara lainnya.

Kurikulum merupakan roda penggerah bagi proses pendidikan disekolah,

oleh karena itu kurikulum menjadi bagian yang sangat penting bagi dunia

pendidikan. Setiap proses yang dilakukan di dalam kegiatan pendidikan tercakup

dalam sebuah kurikulum. Maka sebagai pedoman dalam proses pendidikan,

kurikulum memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap hasil yang akan dicapai.

Pentingnya rancangan kurikulum dapat terlihat dalam komponen-

komponen yang membentuk kurikulum. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-

undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN)

disebutkan bahwa, “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu”.2

Jika diperhatikan, komponen-komponen yang tercakup di dalam

kurikulum adalah komponen-komponen yang digunakan di dalam kegiatan belajar

mengajar di sekolah. Berdasarkan hal ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa

kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan inti dalam proses

pendidikan. Oleh sebab itu, keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan

sangat ditentukan oleh kegiatan belajar mengajar tersebut. Terlaksananya kegiatan

belajar mengajar yang baik, tentu akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian

tujuan yang ditentukan.

Kegiatan belajar mengajar sebagai sebuah sarana harus disesuaikan

dengan kebutuhan yang ada. Dalam tujuan pendidikan nasional dijelaskan bahwa

pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik. Berkaitan

dengan tujuan nasional tersebut, maka kegiatan belajar mengajar yang

diselenggarakan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sehingga

kegiatan belajar mengajar sebagai sebuah sarana harus disesuaikan dengan objek

pendidikan, yaitu siswa sebagai individu yang akan dikembangkan potensinya.

2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Bab I Pasal 1.

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

3

Dalam pembelajaran, kondisi fisik dan emosi saling berkaitan dan tidak

dapat dipisahkan. Untuk bisa mencapai hasil pembelajaran secara maksimal,

kedua kondisi ini (fisik dan emosi) harus benar-benar diperhatikan.3 Sehingga

pengembangan potensi siswa melalui proses pembelajaran di sekolah

membutuhkan proses yang membuat mereka merasa senang dan nyaman agar

potensi mereka dapat berkembang dengan optimal. Oleh karena itu, proses belajar

mengajar perlu diatur agar kebutuhan siswa untuk merasa senang dan nyaman

dapat terpenuhi. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu melalui

penyelenggaraan pembelajaran yang menyenangkan.

Menurut Marselus, pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning)

adalah pembelajaran yang membuat siswa merasa betah dan bebas dari situasi

tertekan, takut, terancam, dan membawa siswa kepada suatu lingkungan belajar

yang ramah terhadap anak (friendly classroom).4 Keadaan kelas seperti ini akan

merangsang motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Sehingga

potensi-potensi siswa dapat dikembangkan secara optimal dan tujuan yang

ditentukan dapat tercapai. Bahkan pencapaian siswa dapat melebihi ekspektasi

sekolah.

Kenyataannya, para siswa seringkali tidak mampu mencapai tujuan

belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagaimana yang

diharapkan.5 Selain itu, masih ditemukan beberapa fenomena terkait dengan

perilaku guru di sekolah yang dapat membuat pembelajaran berjalan dengan tidak

baik. Selama ini masih ada sebagian guru yang tidak hadir ke sekolah pada jam

pelajaran, hadir ke sekolah tetapi tidak tepat waktu, hadir ke sekolah namun tidak

masuk kelas, dan masuk kelas namun tidak mampu melaksanakan proses

pembelajaran yang baik.6 Penyebabnya ada beberapa faktor seperti dijelaskan oleh

3 Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy, Petunjuk Praktis untuk Menerapkan

Accelerated Learning, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 10. 4 Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru (Konsep Dasar, Problematika, dan

Implementasinya), (Jakarta: PT. Indeks, 2011), h. 35. 5 Afid Burhanuddin, Masalah Belajar dan Solusinya , 2014, (https://afidburhanuddin.

wordpress.com/2014/05/19/masalah-belajar-dan-solusinya/). 6 Danang Parsetyo, Hari Ini, Hari Guru Nasional Momentum untuk Merefleksi dan

Mengevaluasi Diri, 2016, (http://www.pontianakpost.com/hari-ini-hari-guru-nasional-momentum-

untuk-merefleksi-dan-mengevaluasi-diri).

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

4

Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, di antaranya adalah faktor-faktor dalam diri

individu yang mencakup aspek jasmaniah dan rohaniah individu serta faktor-

faktor lingkungan yang mencakup lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.7

Selain gangguan yang telah disebutkan di atas, gagguan lainnya dalam

kegiatan belajar mengajar akan banyak ditemui oleh guru sebagai pendidik

maupun siswa sebagai peserta didik. Terutama dari kondisi belajar yang

cenderung berubah-ubah. Hal ini menjadi indikasi bahwa seorang guru dituntut

untuk menguasai keahlian mengendalikan kondisi kelas. Hal ini sering terlupakan

oleh para guru sebagai fasilitator di dalam kelas. Murid yang mungkin belum

mampu mengetahui alur proses pembelajaran yang harus dilakukan sangat

membutuhkan bimbingan dari guru. Sedangkan seorang guru tidak mampu

memaksakan kondisi siswa untuk selalu berada pada kondisi terbaiknya dan siap

untuk mengikuti pembelajaran. Di sini, peran guru sebagai pembimbing menjadi

sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagaimana dijelaskan oleh

Oemar Hamalik, guru sebagai pembimbing perlu memiliki keterampilan cara

mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa.8

Penjelasan di atas menunjukkan kepada kita bahwa guru sebagai fasilitator

di kelas dituntut untuk kreatif dalam membimbing siswa. Kreatifitas guru dalam

menyiapkan berbagai macam cara untuk membimbing siswa dalam proses

pembelajaran akan menunjang proses pembelajaran menjadi lebih baik. Kreatifitas

guru akan sangat berguna dalam menangani kondisi siswa yang sedang

mengalami penurunan. Oleh sebab itu, persiapan guru sebelum mengajar menjadi

sangat penting. Terutama persiapan dalam metode pembelajaran yang akan

digunakan dalam mengajarkan sebuah materi. Meskipun demikian, persiapan

yang telah dilakukan guru dalam menentukan metode pembelajaran yang akan

digunakan tidak menjadi jaminan akan menjadikan proses pembelajaran berjalan

dengan baik. Sebagaimana dijelaskan oleh KH. Hasan Abdullah Sahal, bahwa

metode memang lebih penting dari materi (at-thariqah ahammu mina-l-maddah),

7 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan , (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2007), h. 162-163. 8 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru (Berdasarkan Pendekatan Kompetensi) , (Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2009), h. 49.

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

5

tetapi guru jauh lebih penting dari sekadar metode (dalam bahasa Arab: al-

mudarris ahammu minat thariqah). Tetapi bukan sekadar guru, namun seseorang

yang memiliki „jiwa seorang guru‟ itu yang sebenarnya lebih penting (dalam

bahasa Arab: ruhu-l-mudarris ahammu min kulli syai) dari keduanya (metode dan

guru).9

Prof. Dr. H. Mahmud Yunus menjelaskan tentang pentingnya membuat

rencana pengajaran, dia berpendapat bahwa rencana pengajaran adalah jalan untuk

melaksanakan tujuan sekolah dan meletakkan tiap-tiap mata-pelajaran di tempat

yang sewajarnya, sehingga dapat dididik tiap-tiap murid dengan pendidikan yang

sesuai dengan bakat dan alam sekitarnya.10

Masalah yang sering ditemukan pada masa kini yaitu sebagian guru tidak

membuat rencana pembelajaran dan kurang menguasai metode-metode

pembelajaran yang ada. Guru sudah merasa cukup hanya dengan membawa buku

pegangan dan absen siswa.11 Sehingga pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

dan menyenangkan tidak dapat tercapai. Bahkan, terkadang guru tidak hadir di

kelas ketika pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Siswa hanya diminta untuk

mencatat materi, kemudian guru menyimpulkan materi sebelum waktu pelajaran

selesai. Dengan demikian, pengalaman yang melekat dalam memori mereka

menjadi sangat lemah. Mereka tidak mendapatkan pengalaman proses

pembelajaran yang mampu menguatkan pemahaman terhadap materi. Proses

pembelajaran seperti ini, tentu sangat diragukan untuk mampu mencapai tujuan

pendidikan.

Padahal Pendidikan Agama Islam yang siswa dapatkan sangat penting

sebagai bekal bagi hidup mereka. Terlebih lagi perkembangan zaman saat ini

seringkali bertentangan dengan nilai-nilai moral yang baik. Hasan Muhammad wa

Awladih menjelaskan pentingnya pendidikan bagi generasi muda, dia berpendapat

bahwa agama adalah perisai yang waspada dan tangguh untuk melindungi

9 Binhadjid, Interpretasi Makna “At-Thariqah Ahammu Mina-l-Maddah”, 2013,

(http://www.gontor.ac.id/berita/interpretasi-makna-at-toriqoh-ahammu-min-al-maddah). 10

Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran , (Jakarta: PT. Hidakarya

Agung), h. 34. 11

Danang Parsetyo. loc. cit.

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

6

pemuda-pemuda kita dari bahaya yang bersifat kejiwaan dan kemasyarakatan

yang diarahkan kepada mereka.12 Bahaya-bahaya yang dihadapi remaja tersebut

dijelaskan secara detail oleh Muhaimin dalam bukunya yang menyatakan bahwa

saat ini remaja banyak dihadapkan pada lingkungan dan budaya yang bernuansa

pragmatisme, yang mengajarkan bahwa yang benar dan baik ialah yang berguna,

dan yang berguna itu biasanya lebih bernuansa fisik. Demikian pula mereka

diliputi oleh hedonisme, yang mengajarkan bahwa yang benar ialah sesuatu yang

menghasilkan kenikmatan, tugas manusia adalah menikmati hidup ini sebanyak

dan seintensif mungkin.13

Oleh karena itu, menurut Masykur seorang guru tidak hanya perlu

menguasai materi yang akan diajarkan. Ia juga harus menguasai berbagai metode

pembelajaran yang akan diterapkan di kelas. Selain itu, ia pun mesti memahami

motivasi dan kompetensi belajar murid. Semuanya ini menjadi syarat utama

baginya agar mengajar tidak monoton.14

Hal ini menggambarkan bahwa persiapan yang dilakukan sebelum proses

pembelajaran yang akan dilaksanakan menjadi kunci penting keberhasilan dari

proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Jika guru tidak mempunyai ilmu

yang cukup baik untuk membuat suatu perencanaan pembelajaran, maka sangat

besar kemungkinan pembelajaran yang akan berlangsung menjadi sangat

monoton; murid menjadi pembelajar yang pasif dan aktifitas pembelajaran hanya

terpusat kepada guru. Murid hanya menjadi pendengar ketika proses pembelajaran

berlangsung. Padahal pengalaman nyata yang dialami siswa ketika proses

pembelajaran berlangsung, dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi

yang sedang dipelajari. Materi yang dipelajari dapat tertanam kuat di dalam

memori siswa, karena proses pembelajaran yang dilakukan menyertakan sebagian

besar panca indra. Sehingga otak dengan cepat menangkap materi yang diajarkan.

Sebagaimana dijelaskan oleh Adi, bahwa “Otak akan berkembang dengan

12 Hasan Muhammad wa Awladih, Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam,

(Jakarta:1985), h. 56. 13

Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam (Mengurai Benang Kusut Dunia

Pendidikan), (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), h. 166. 14

Masykur Arif Rahman, Kesalahan-kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru

dalam Kegiatan Belajar-Mengajar, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), h. 55.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

7

maksimal dalam lingkungan yang kaya akan stimulus multi sensori dan tantangan

berpikir, lingkungan demikian akan menghasilkan jumlah koneksi yang lebih

besar di antara sel-sel otak”.15

Pada saat ini, metode pembelajaran semakin variatif sehingga sangat

memudahkan para guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang

menyenangkan. Guru dapat memilih berbagai macam metode yang dapat

disesuaikan dengan materi ajar. Pembelajaran menjadi tidak monoton yang hanya

terpaku kepada guru sebagai pemberi materi. Beberapa metode bahkan memberi

kebebasan kepada siswa untuk mencari informasi yang berhubungan dengan

materi yang akan dipelajari. Melalui berbagai macam informasi yang didapatkan,

siswa dapat langsung menyimpulkan pokok materi yang dipelajari. Guru hanya

menjadi fasilitator yang membimbing murid agar tidak keluar dari koridor materi

yang dipelajari. E. Mulyasa menjelaskan bahwa:

Penggunaan metode yang tepat akan sangat menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah

dan metode-metode lain yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi dengan perserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan

sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar di sekolah harus fleksibel dan tidak kaku, serta perlu menekankan kepada kreatifitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan ke

arah kedewasaan.16

Saat ini dapat kita temukan ada berbagai macam model pembelajaran yang

dapat digunakan untuk merangsang siswa agar aktif dalam proses pembelajaran.

Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Seperti dijelaskan Sugandi,

bahwa pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem

pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama

dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur. Pembelajaran kooperatif

dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih

dari belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada

struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan

15 Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy, Petunjuk Praktis untuk Menerapkan

Accelerated Learning, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 9. 16

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008), h. 107.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

8

terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi

efektif di antara anggota kelompok.17

Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu dari berbagai model

pembelajaran yang ada. Model pembelajaran kooperatif atau pembelajaran dengan

cara berkelompok merupakan pembelajaran yang sangat mengutamakan

kerjasama tim. Melalui kerjasama tim, siswa dapat diarahkan untuk aktif dalam

proses pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif terbagi menjadi beberapa metode di dalam

aplikasinya, seperti STAD (Student Teams Achievement Division), Group

Invertigation, TGT (Teams Games Tournament), Make a Match, dan Jigsaw.18

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode Jigsaw. Melalui

metode Jigsaw, peserta dapat dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.

Karena siswa diminta untuk menyumbangkan pendapat, informasi, dan

pengalaman yang dimilikinya.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis sangat tertarik untuk mengangkat

permasalahan tersebut dalam sebuah studi akhir penelitian yang berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap

Pemahaman Siswa Tentang Materi Zakat pada Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut:

1. Proses belajar mengajar sebagai sarana pengembangan potensi siswa masih

monoton atau tidak menggunakan metode pembelajaran aktif.

2. Perencanaan pembelajaran masih dianggap kurang penting oleh sebagian

guru.

3. Masih ada guru yang tidak hadir di kelas pada saat kegiatan pembelajaran.

17 Tukiran Taniredja dkk., Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (Bandung:

Alfabeta, 2013), h. 55-56. 18

Rusman, Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru) ,

(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), h. 213.

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

9

4. Sebagian siswa belum mampu memahami proses pembelajaran yang

bermakna.

5. Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran kurang

menarik dan kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat secara

aktif.

6. Metode pembelajaran yang digunakan tidak disesuaikan dengan materi yang

dipelajari.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah pada penelitian ini

dibatasi pada:

1. Metode pembelajaran yang akan diterapkan adalah metode Jigsaw.

2. Penelitian ini dilakukan di SMP Sulthan pada kelas VIII tahun 2015/2016.

3. Materi PAI yang disampaikan yaitu tentang Zakat (Fiqh).

4. Pemahaman siswa yang diteliti hanya pemahaman yang berhubungan dengan

sisi kognitif siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah yang

diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap

tingkat pemahaman siswa tentang materi Zakat?

2. Apakah terdapat perbedaan tingkat pemahaman antara siswa yang

pembelajarannya menggunakan metode Jigsaw dengan siswa yang

pembelajarannya menggunakan metode konvensional?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan tingkat pemahaman siswa yang pembelajarannya

menggunakan metode Jigsaw.

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

10

2. Mengetahui apakah ada perbedaan tingkat pemahaman siswa antara yang

menggunakan metode pembelajaran Jigsaw dengan metode konvensional.

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Aspek teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan dalam bidang

pendidikan, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Sehingga dapat menjadi bahan acuan dalam pengembangan keilmuan di

bidang pendidikan.

2. Aspek praktis

a. Bagi guru, diharapkan dapat dijadikan salah satu alternatif dalam

meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran materi Pendidikan

Agama Islam, khususnya yang menggunakan metode Jigsaw.

b. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan gagasan

baru bagi sekolah untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses

pembelajaran di kelas.

c. Bagi praktisi pendidikan, diharapkan dapat menambah pengetahuan

tentang metode pembelajaran yang efektif ketika digunakan dalam proses

pembelajaran.

d. Bagi peneliti, dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah khususnya materi

Zakat dengan menggunakan metode Jigsaw.

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

11

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik

Berikut ini akan dibahas terlebih dahulu beberapa kajian teoritis untuk

penunjang relevansi antara teori dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

Kajian teori-teori ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan metode Jigsaw dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam, khususnya materi Zakat. Untuk

memahami lebih lanjut mengenai teori-teori tersebut maka akan dijelaskan dalam

pembahasan berikut ini.

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

a. Konsep Metode Jigsaw

Metode Jigsaw pada awalnya dikembangkan dan diuji oleh Elliot

Arronson di universitas Texas kemudian diadaptasi oleh Slavin di universitas John

Hopkin.1 Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang

menyebutnya dengan istilah puzzle, yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan

gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini mengambil pola cara bekerja

sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara

bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.2 Teknik yang

dipakai dalam metode ini memiliki kesamaan dengan teknik pertukaran dari

kelompok ke kelompok (group to group) dengan suatu perbedaan penting, setiap

peserta didik mengerjakan sesuatu. Setiap peserta didik mempelajari sesuatu yang

dikombinasi dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain, yang

membuat sebuah kumpulan pengetahuan yang berlainan. Dengan demikian setiap

1 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik Konsep,

Landasan Teoritis—praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 56. 2 Rusman, Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru) ,

(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), h. 217.

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

12

siswa memiliki sumbangsih untuk memahami materi yang dipelajari secara utuh.3

Metode ini termasuk ke dalam model pembelajaran kooperaif. Pemahaman

metode Jigsaw tidak dapat dipisahkan dari pemahaman pembelajaran kooperatif.

Karena pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mendasari

metode Jigsaw.

Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori

konstruktivisme.4 Teori ini dikembangkan oleh Piaget dengan nama individual

cognitive constructivist theory dan dikembangkan juga oleh Vygotsky dalam

teorinya yang disebut socialcultural constructivist theory. Teori konstruktivisme

dikembangkan dari teori tentang pertumbuhan intelektual yang melibatkan tiga

proses fundamental; asimilasi, akomodasi dan equilibration (penyeimbangan).

Asimilasi melibatkan penggabungan pengetahuan baru dengan struktur

pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Akomodasi berarti perubahan struktur

pengetahuan yang sudah ada sebelumnya untuk mengakomodasi hadirnya

informasi baru. Penyatuan dua proses asimilasi dan akomodasi inilah yang

membuat anak dapat membentuk schema. Equilibration adalah keseimbangan

antara pribadi seseorang dengan lingkungannya atau antara asimilasi dan

akomodasi.5

Dalam pembelajaran, paham ini mengartikan pengetahuan sebagai sesuatu

yang tidak dapat ditransfer oleh guru kepada orang lain karena setiap orang

mempunyai skema masing-masing tentang apa yang diketahuinya. Secara singkat,

paham ini menjelaskan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi (bentukan)

dari orang yang mengenal sesuatu (skemata). Sehingga dapat diartikan bahwa

seseorang yang belajar berarti membentuk pengertian atau pengetahuan secara

aktif dan terus menerus.6

3 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung:

Nusamedia dan Nuansa, 2006), h. 160. 4 Rusman, op.cit., h. 201.

5 Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran , (Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group, 2013), h. 41. 6 Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, Pengembangan

Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional , (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2012), h. 107.

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

13

Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar adalah

pendekatan di mana siswa harus secara individual menemukan dan

mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan

aturan yang ada dan merevisinya bila perlu.7 Paham ini memiliki pandangan

bahwa kegiatan aktif siswa merupakan inti dari proses pembelajaran. Karena

proses belajar merupakan suatu proses organik, di mana seseorang menemukan

sesuatu (pengetahuan, konsep, dan kesimpulan), bukan proses mekanik yang

sekedar mengumpulkan fakta.8

Hal ini sejalan dengan bentuk pembelajaran kooperatif (cooperative

learning) yang banyak memberi kesempatan kepada anak didik untuk aktif di

dalam pembelajaran melalui kerja sama antar siswa dalam tugas-tugas yang

terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal juga dengan pembelajaran secara

berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau

kerja kelompok.9 Setidaknya ada lima unsur yang membedakan pembelajaran

kooperatif dengan kerja kelompok biasa, yaitu; a) saling ketergantungan positif, b)

tanggung jawab perseorangan, c) tatap muka, d) komunikasi antaranggota, dan e)

evaluasi proses kelompok.10

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode

pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam

kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling

mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka

kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Apabila diatur dengan baik, siswa-siswa dalam kelompok kooperatif akan belajar

satu sama lain untuk memastikan bahwa tiap orang dalam kelompok telah

menguasai konsep-konsep yang telah dipikirkan. Keberhasilan setiap kelompok

7 Rusman, op.cit., h. 201.

8 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 19.

9 Tukiran Taniredja, Efi Miftah Faridli, dan Sri Harmianto, Model-model Pembelajaran

Inovatif dan Efektif, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 56. 10

Anita Lie, Mempraktikkan Cooperative Learning , (Jakarta: PT Grasindo, 2014), h. 31.

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

14

tergantung pada kemampuan mereka untuk memastikan bahwa semua orang

sudah memegang ide kuncinya.11

Proses pembelajaran dengan menggunakan model ini tidak akan mampu

mencapai tujuan yang diinginkan jika siswa tidak berperan aktif dalam prosesnya.

Setiap tahapan dalam model pembelajaran kooperatif membutuhkan kecerdasan

siswa dalam berkomunikasi dan mencari informasi. Pemahaman siswa akan

terbangun melalui komunikasi yang dilakukan dengan siswa lainnya. Dalam

model pembelajaran ini, siswa dituntut untuk memahami informasi yang bersifat

kompleks. Bahkan siswa diminta untuk menganalisa informasi yang

didapatkannya.

Menurut Slavin sebagaimana dikutip oleh Rusman, pembelajaran

kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam

kelompok. Ini membolehkan siswa untuk melakukan pertukaran ide dan

pemeriksaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan

falsafah konstruktivisme.12 Pertukaran ide di antara siswa akan meningkatkan

kualitas pemahaman siswa. Tingkat analisis siswa pun dapat meningkat dengan

adanya pertukaran ide. Siswa akan mendapatkan sudut pandang yang berbeda

terhadap suatu masalah ketika berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil.

Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-

kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen

(dalam hal kemampuan, jenis kelamin, suku/ras) dan satu sama lain saling

membantu.13 Kelompok siswa yang bersifat heterogen akan memberikan

kesempatan bagi setiap siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran.

11

Robert E. Slavin, Cooperative Learning. Teori, Riset, dan Praktik , Terj. dari

Cooperative Learning: theory, research and practice oleh Narulita Yusron, (Bandung: Nusa

Media, 2015), Cet. 15, h. 4. 12

Rusman, op.cit., h. 201. 13

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) , (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2009), h. 56.

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

15

b. Karakteristik Metode Jigsaw

Metode Jigsaw merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif.

Sehingga karakteristiknya adalah turunan dari karakteristik pembelajaran

kooperatif. Adapun karakteristik metode Jigsaw yang diturunkan dari model

pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut.

1) Pembelajaran secara tim

Metode Jigsaw dalam praktiknya di dalam kelas dilakukan secara

tim. Tim inilah yang akan menjadi sarana bagi setiap siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, setiap tim harus

mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus

saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2) Kemauan untuk bekerja sama

Keberhasilan metode ini sangat ditentukan oleh keberhasilan secara

kelompok. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran

menggunakan metode ini tidak akan mencapai hasil yang optimal.

3) Keterampilan bekerja sama

Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam

kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian,

siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan

berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. 14

4) Tanggung jawab individual

Setiap siswa memiliki tanggung jawab masing-masing dalam

mempelajari suatu materi. Karena setiap siswa akan mempelajari

tentang suatu materi pada saat berada di dalam tim ahli kemudian

mengajarkan teman-temannya pada saat berada di dalam tim induk.

Jika ada salah satu siswa di dalam tim induk yang kurang

menguasai materi, maka anggota kelompok lainnya akan kesulitan

dalam memahami materi yang dipelajari. Ini akan berakibat fatal

bagi tim induk tersebut.

14

Rusman, op.cit., h. 207.

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

16

5) Spesialisasi tugas

Setiap anggota tim induk akan memiliki tugas yang berbeda-beda.

Sehingga setiap anggota memiliki peran penting dalam

membangun pemahaman siswa lainnya dalam tim induk.15

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Jigsaw

Sebagai bagian dari model pembelajaran kooperatif, metode Jigsaw

memiliki kemiripan dengan kelebihan yang dimilikinya. Berikut ini adalah

kelebihan dari metode Jigsaw yang tidak terlepas dari kelebihan dalam model

pembelajaran kooperatif.

1) Memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan dan

membahas suatu pandangan, pengalaman yang diperoleh siswa saat

belajar secara bekerja sama dalam merumuskan ke arah satu

pandangan kelompok.

2) Melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan

berpikir (thinking skill) maupun keterampilan sosial (social skill).

3) Siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar karena didorong

dan didukung oleh rekan sebaya.

4) Siswa memiliki peluang yang besar untuk meningkatkan

kemampuan akademik dan dapat meraih keberhasilan dalam

belajar.

5) Belajar secara berkelompok akan menimbulkan persahabatan yang

akrab di antara siswa.

6) Saling ketergantungan positif.16

7) Siswa tidak terlalu bergantung kepada guru.

8) Dapat membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam

belajar.

9) Dapat menguji ide dan pemahamannya sendiri serta dapat

menerima umpan balik dari siswa lainnya.17

15

Robert E. Slavin, op.cit., h. 28. 16

Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, op.cit., h. 291.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

17

Selanjutnya, ada beberapa hal yang menjadi kekurangan dari metode

Jigsaw. Berikut ini adalah kekurangan dari metode Jigsaw yang sangat berkaitan

dengan kekurangan dalam pembelajaran kooperatif.

1) Proses pembelajaran memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran,

dan waktu.

2) Membutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup

memadai.

3) Saat diskusi berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan

yang dibahas meluas. Sehingga waktu yang digunakan tidak efektif

untuk menggali masalah yang seharusnya dipelajari.

4) Saat berdiskusi di kelas, terkadang didominasi oleh sebagian

anggota kelompok saja. Hal ini mengakibatkan siswa yang lain

menjadi pasif.18

d. Prosedur Penerapan Metode Jigsaw

Penerapan metode Jigsaw memerlukan beberapa persiapan dan langkah-

langkah dalam pelaksanaannya. Langkah-langkahnya sebagai berikut.

1) Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang;

2) Setiap orang dalam tim diberikan materi dan tugas yang berbeda;

3) Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama

membentuk kelompok baru (kelompok ahli);

4) Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke

kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang

subbab yang mereka kuasai;

5) Setiap tim ahli mempresentasikan diskusi;

6) Pembahasan;

7) Penutup.19

17

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan ,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 249-250. 18

Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, op.cit., h. 292. 19

Rusman, op.cit., h. 218.

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

18

Gambar 2.1

Illustrasi Kelompok Jigsaw

Illustrasi gambar di atas menggambarkan cara pembagian tim induk dan

tim ahli. Langkah pertama, membuat tim induk dengan cara membagi siswa ke

dalam beberapa kelompok. Langkah kedua, membagikan materi yang berbeda-

beda kepada setiap siswa dalam tim induk sehingga setiap siswa di dalam tim

induk mendapatkan materi yang berbeda-beda (dalam illustrasi pembagian materi

digambarkan dengan angka 1-4, artinya ada siswa yang mendapatkan materi

nomor 1, nomor 2, nomor 3, dan nomor 4). Langkah ketiga, membuat tim ahli

dengan cara mengumpulkan setiap siswa yang memiliki nomor materi yang sama

ke dalam satu kelompok (dalam illustrasi pada bagian tim ahli ada kelompok yang

seluruh anggotanya mendapatkan materi nomor 1, nomor 2, nomor 3, dan nomor

4). Langkah keempat, setelah setiap siswa berdiskusi di dalam tim ahli untuk

memahami materinya masing-masing, kemudian setiap siswa di dalam tim ahli

kembali ke dalam tim induk yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Konsep Pemahaman dalam Belajar

Aspek penting dalam proses belajar mengajar adalah untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu tujuan dari proses belajar mengajar yaitu

agar siswa dapat memahami sesuatu berkat proses belajar yang dilaksanakan.

1 2

3 4

1 2

3 4

1 2

3 4

1 2

3 4

1 1

1 1

4 4

4 4

3 3

3 3

2 2

2 2

Tim Induk

Tim Ahli

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

19

Harjanto menjelaskan bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap

pengertian dari sesuatu, sehingga dapat ditunjukkan dalam bentuk menerjemahkan

sesuatu.20

Proses belajar mengajar yang baik adalah proses belajar mengajar yang

memperhatikan tingkat pemahaman materi yang diajarkan. Jika siswa memahami

materi dengan baik, maka dia akan dengan mudah mengaplikasikan ilmu

pengetahuannya di dalam kehidupan sehingga kehidupannya dapat berkembang

menjadi lebih baik.

Menurut Dewi, seseorang dikatakan memahami sesuatu ketika ia mampu

membentuk arti dari sebuah pesan pembelajaran, baik berupa lisan, tulisan, grafis

atau gambar. Dengan rincian mampu menjelaskan, membandingkan, meramalkan,

meringkas, mengelompokkan, dan membuat contoh.21 Hal ini berarti, seseorang

yang memahami sesuatu cenderung dapat menjelaskannya kembali. Bahkan dia

dapat mengembangkannya dengan membandingkan pemahamannya tentang

sesuatu dengan hal-hal lainnya atau memberikan contoh yang baru berkaitan

dengan konsep yang dipahami.

Edgar menyatakan bahwa memahami atau comprehend itu sendiri berarti

memahami teks, konteks, jamak, tunggal, maupun bagian-bagiannya yang lain

secara intelektual.22 Penjelasan Edgar memberikan gambaran bahwa pemahaman

bukanlah hanya sekedar mengetahui sesuatu, melainkan suatu kemampuan

seseorang untuk menafsirkan dan menginterpretasikan sesuatu.

Menurut Nana Sudjana, pemahaman dapat dikategorikan ke dalam tiga

kategori, yaitu:

a. Pemahaman terjemahan. Pemahaman tingkat terjemahan merupakan

tingkat terendah, yaitu terjemahan dalam arti yang sebenarnya.

b. Pemahaman penafsiran. Pemahaman penafsiran merupakan tingkat

kedua, yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan bagian

20

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 60 21

Dewi Salma Prawidilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kecana, 2008), h. 95. 22

Edgar Morin, Tujuh Materi Penting bagi Dunia Pendidikan, (Yogyakarta: Kansius,

2009), h. 104.

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

20

yang berikutnya atau membedakan yang pokok dengan yang bukan

pokok.

c. Pemahaman ekstrapolasi. Pemahaman ekstrapolasi merupakan tingkat

tertinggi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat

sesuatu dibalik yang tersirat, membuat ramalan tentang konsekuensi

atau dapat memperluas persepsinya dalam arti waktu, dimensi, kasus,

dan masalahnya.23

3. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

a. Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa

dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengenalkan agama Islam melalui

kegiatan bimbingan, pengarahan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan

untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama

dalam masyarakat untuk mewujudkan kesatuan nasional.24

Abd. Halim Soebahar berpendapat bahwa Pendidikan Agama Islam dapat

dipahami juga sebagai pendidikan yang islami. Karakteristik yang sangat

menonjol dari Pendidikan Agama Islam adalah prinsip pokoknya: “prinsip

tauhid”, yaitu prinsip di mana segalanya berasal dan berakhir. Sehingga prinsip ini

menjadi dasar bagi pengembangan teori dan praktik pendidikan Islam secara

formal, informal, dan nonformal.25

Pendidikan Agama Islam di sekolah dapat dipahami sebagai suatu

program pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Islam melalui proses

pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas yang dikemas dalam bentuk

mata pelajaran. Mata pelajaran ini ditujukan untuk menghasilkan para siswa dan

mahasiswa yang memiliki jiwa agama dan taat menjalankan perintah agamanya.26

23

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2010), h. 24. 24

Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 19. 25

Abd. Halim Soebahar, Kebijakan Pendidikan Islam: dari Ordonansi Guru sampai UU

SISDIKNAS, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 1. 26

Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM Dalam

Pembelajaran Agama Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 8.

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

21

Definisi-definisi yang telah disebutkan di atas sejalan dengan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 pasal 1 ayat 1 dan 2

menjelaskan tentang definisi pendidikan agama dan keagamaan secara umum

yang berbunyi:

1) Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanaya, yang dilaksanakan sekurang-

kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.

2) Pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli

ilmu agama dan mengamalkan ajaran agamanya.27

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah salah satu mata

pelajaran yang wajib diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Hal ini berdasarkan

Undang-undang SISDIKNAS tahun 2003 pasal 37 ayat 1 menjelaskan bahwa

“pendidikan agama harus dilaksanakan mulai tingkat sekolah dasar sampai

menengah”. Kemudian ayat 2 pada pasal ini menjelaskan bahwa “pendidikan

agama juga harus dilaksanakan pada tingkat pendidikan tinggi”.28

Peraturan tentang kewajiban menyelenggarakan pendidikan agama

dijelaskan juga dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun

2007 pasal 3 ayat 1 yang berbunyi; “Setiap satuan pendidikan pada semua jalur,

jenjang, dan jenis pendidikan wajib menyelenggarakan pendidikan agama.”29

Adapun fungsi dari pendidikan dalam UU SISDIKNAS Tahun 2003 Pasal

30, Ayat 2 berbunyi, “Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta

didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai

ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.”30 Hal ini juga dijelaskan

dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 pasal 2

27

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan

Agama dan Pendidikan Keagamaan Pasal 1, Ayat 1 dan 2. 28

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 31 Ayat 1. 29

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan

Agama dan Pendidikan Keagamaan, Pasal 3 Ayat 1. 30

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, h. 11.

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

22

ayat 1 tentang fungsi Pendidikan Agama yang berbunyi, “Pendidikan agama

berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan

kerukunan hubungan inter dan atarumat beragama.” 31

Tujuan diwajibkannnya pendidikan agama dijelaskan dalam Peraturan

Pemerintah RI tahun 2007 pasal 2 ayat 2 yang berbunyi, “Pendidikan agama

bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami,

menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan

penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.” 32

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi

tujuh unsur pokok, yaitu:

1) Keimanan

2) Ibadah

3) Al-Qur’an

4) Akhlaq

5) Muamalah

6) Syari’ah

7) Tarikh33

Ruang lingkup pengajaran agama di sekolah menengah pertama (SMP)

meliputi:

1) Keimanan (itikad)

2) Ibadah (fiqh)

3) Akhlak

4) Sejarah Islam

5) Ayat-ayat al-Qur’an dan Hadis

6) Islam dan kemasyarakatan.34

31

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan

Agama dan Pendidikan Keagamaan, Pasal 2 Ayat 1. 32

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan

Agama dan Pendidikan Keagamaan, Pasal 2 Ayat 2. 33

Vitria Alviani, “Pengaruh Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (CTL)

Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (Study Kasus di SMPN 2 Tangerang Selatan)”,

Skripsi pada Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta, Jakarta, 2010, h. 31, tidak dipublikasikan.

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

23

b. Materi Zakat di Sekolah

Materi zakat adalah bagian dari materi fiqh. Materi fiqh termasuk ke dalam

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Materi zakat mulai dipelajari di tingkat

Sekolah Dasar (SD) pada kelas VI. Pada tingkat tersebut, siswa mempelajari

tentang macam-macam zakat. Kemudian pembahasannya lebih dititik beratkan

tentang zakat fitrah, khususnya tentang ketentuan-ketentuan di dalam zakat

fitrah.35

Materi zakat kembali dipelajari pada tingkat Sekolah Menengah Pertama

(SMP) di kelas VIII. Pada tingkat ini, pembelajaran tentang zakat lebih

diperdalam lagi. Pembehasan tidak hanya berkisar tentang zakat fitrah yang

sebelumnya sudah dipelajari di kelas VI SD. Pembahasan mulai meluas sampai

pada ketentuan-ketentuan zakat mal dan perbedaan antara zakat fitrah dan zakat

mal.36

Pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) materi zakat kembali

dipelajari. Materi ini dipelajari siswa kelas X. Pada tingkat ini, siswa mempelajari

tentang undang-undang yang berhubungan dengan zakat, haji, dan wakaf. Siswa

mempelajari cara mengelola zakat, haji, dan wakaf berdasarkan undang-undang

negara Republik Indonesia.

c. Pembelajaran Zakat di SMP

Sebagaimana telah dijelaskan pada subbab sebelumnya, bahwa

pembelajaran materi zakat di SMP membahas tentang ketentuan-ketentuan di

dalam zakat fitrah dan zakat mal. Materi ini diawalai dengan mempelajari tentang

kedudukan zakat di dalam Islam dan pengertian zakat. Kemudian dilanjutkan

dengan mempelajari ketentuan-ketentuan dalam zakat fitrah. Ketentuan-ketentuan

dalam zakat fitrah ini berkenaan dengan hukum, jenis, kadar, waktu pemberian,

34

Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakrta: PT Hidakarya Agung,

1992), h. 71. 35

Zaenal Mustopa dan Nandang, Koswara, Pendidikan Agama Islam untuk SD Kelas VI,

(Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011), h. 113-122. 36

Arkanuddin dan Septi Muslimah, Pendidikan Agama Islam untuk SMP Kelas VIII,

(Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011), h. 81-94.

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

24

dan orang-orang yang berhak menerima zakat fitrah serta manfaat dari zakat fitrah

tersebut.37

Setelah mempelajari tentang zakat fitrah. Pembahasan dilanjutkan dengan

mempelajari materi tentang zakat mal. Pambahasan tentang zakat mal berkaitan

dengan pengertian, hukum, dan syarat wajib zakat mal serta harta yang wajib

dizakati. Selain itu, siswa juga mempelajari ketentuan tentag orang-orang yang

berhak menerima zakat. Setelah itu siswa diminta untuk membedakan antara zakat

fitrah dan zakat mal.38

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelusuran peneliti, ditemukan beberapa penelitian

sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian yang relevan

tersebut di antaranya sebagai berikut.

Aship pada tahun 2014 melakukan penelitian yang berjudul Penerapan

Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI terhadap siswa kelas VIII di SMP

Muhammaddiyah 8 Jakarta. Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 siswa, terdiri

dari 16 siswa putra dan 14 siswa putri. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode penelitian korelasional.39 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

penerapan metode Jigsaw dalam proses belajar mengajar dalam pembelajaran PAI

sudah baik atau mendekati sangat baik. Hal ini berdasarkan jawaban responden

yang sangat setuju sebanyak 256 (42,67%), responden yang setuju sebanyak 236

(39,33%), responden yang tidak setuju sebanyak 81 (13,50%), dan jawaban

responden yang sangat tidak setuju sebanyak 8 (1,33%).40

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Cici pada tahun 2014 dengan

judul Efektifitas Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Learning pada Bidang Studi Aqidah Akhlak di MTs. Ibnu Hajar Bogor. Penelitian

37

Ibid. 38

Husni Thoyar, Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Pusat

Kurikulum dan Perbukuan, 2011), h. 184-199. 39

Muhammad Aship, “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 8

Jakarta”, Skripsi pada Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta, Jakarta, h. 30, tidak dipublikasikan. 40

Ibid., h. 54.

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

25

ini dilakukan terhadap siswa kelas IX dengan jumlah sampel 41 siswa. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode pre-experimen dengan desain one group

pretest-postest.41 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode Jigsaw

Learning cukup efektif atau memiliki pengaruh positif terhadap prestasi siswa di

kelas. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian para siswa yang mengalami

peningkatan. Sebelum diterapkan metode Jigsaw rata-rata nilai siswa adalah

85,97, sedangkan setelah diterapkan metode Jigsaw rata-rata siswa meningkat

menjadi 88,90.42

Penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dewi

pada tahun 2015 dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar PAI melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Learning Siswa Kelas X SMAN 90 Jakarta.

Metode penelitian yang digunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

dengan sampel siswa kelas X SMAN 90 Jakarta dengan jumlah 33 orang siswa,

terdiri dari 13 orang siswa putra dan 20 orang putri.43 Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan metode Jigsaw Learning

terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar PAI siswa. Artinya metode ini

terbukti memiliki pengaruh yang besar berdasarkan peningkatan prestasi belajar

siswa setelah menggunakan metode tersebut.44

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah ada tersebut, terdapat

persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun

persamaan yang ditemukan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan, yaitu metode Jigsaw.

2. Mata pelajaran yang digunakan sebagai sarana penelitian, yaitu

Pendidikan Agama Islam.

Sedangkan perbedaan antara penelitian-penelitian sebelumnya dengan

penelitian yang akan dilaksanakan dapat dijelaskan sebagai berikut:

41

Cici Rina Yuningsih, “Efektifitas Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperatif Tipe

Jigsaw Learning pada Bidang Studi Aqidah Akhlak di MTs. Ibnu Hajar”, Skripsi pada Pendidikan

Agama Islam UIN Jakarta, Jakarta, h. 33-34, tidak dipublikasikan. 42

Ibid., h. 59. 43

Dewi Puspasari, “Peningkatan Prestasi Belajar PAI melalui Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw Siswa Kelas X SMAN 90 Jakarta”, Skripsi pada Pendidikan Agama Islam UIN

Jakarta, Jakarta, 2015, h. 34-38, tidak dipublikasikan. 44

Ibid., h. 69.

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

26

1. Jumlah sampel yang digunakan. Pada penelitian Aship menggunakan

sampel sebanyak 30 siswa, penelitian Cici menggunakan sampel

sebanyak 41 siswa, dan penelitian Dewi menggunakan sampel

sebanyak 33 siswa. Sedangkan pada penelitian yang akan dilaksanakan

menggunakan sampel sebanyak 60 siswa.

2. Metode penelitian yang digunakan. Pada peneltian Aship

menggunakan metode penelitian korelasional, penelitian Cici

menggunakan metode pre-experiment dengan desain one group

pretest-posttest, dan penelitian Dewi menggunakan metode PTK

(Penelitian Tindakan Kelas). Sedangkan pada penelitian yang akan

dilaksanakan menggunakan metode penelitian Kuasi Eksperimen

dengan desain one group pascatest only.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan proses yang sengaja

dirancang untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan. Proses pembelajaran

ini dirancang dengan memperhatikan berbagai macam aspek agar pembelajaran

dapat berjalan dengan baik. Sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan

pada akhirnya memotivasi siswa untuk turut aktif dalam pembelajaran.

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran akan menentukan tingkat

pemahaman yang akan didapatkan siswa. Siswa yang aktif selama proses

pembelajaran akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dibandingkan

siswa yang tidak berpartisipasi aktif di dalamnya. Untuk menumbuhkan semangat

siswa agar mau berpartisipasi aktif tidak hanya dibutuhkan sarana dan prasarana

yang memadai. Hal yang paling penting adalah peran guru dalam menyampaikan

materi atau bagaimana cara materi tersebut dipelajari oleh siswa. Hal ini sangat

berkaitan dengan metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.

Metode yang tepat dapat secara efektif menggiring siswa untuk berperan aktif

dalam pembelajaran.

Metode Jigsaw merupakan metode yang dapat mendorong peserta didik

untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dalam metode Jigsaw didapatkan adanya

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

27

proses kebersamaan dalam memahami materi yang dipelajari. Materi Pendidikan

Agama Islam yang memiliki beberapa subbab di setiap materinya akan

dimudahkan dengan metode ini, karena setiap subbab tersebut akan menjadi

bahan diskusi yang menarik di setiap kelompok. Interaksi antar siswa dengan

mudah dapat terjalin melalui metode ini.

Selain itu, metode ini menuntut siswa untuk memahami konsep yang

dipelajari saat mereka berada di tim ahli. Kemudian mereka harus berbagi

informasi yang telah didapatkan saat berada di dalam kelompok tim ahli kepada

anggota kelompok asalnya. Proses pertukaran informasi inilah yang menjadi

keunggulan metode Jigsaw karena dapat memotivasi siswa untuk berperan aktif

dan memahami sebuah konsep secara mendalam dengan berdiskusi bersama

kelompoknya.

Berdasarkan uraian di atas, diduga terdapat pengaruh positif antara model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap pemahaman siswa tentang materi

Zakat pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sehingga metode tersebut

dapat dijadikan sebuah solusi untuk meningkatkan pemahaman dan keaktifan

siswa dalam pembelajaran.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis yang diajukan

adalah sebagai berikut:

: Metode Jigsaw tidak memiliki pengaruh positif terhadap tingkat

pemahaman siswa.

: Metode Jigsaw memiliki pengaruh positif terhadap tingkat

pemahaman siswa.

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Sulthan Jl. Raya Tonjong No. 18 Tajur

Halang, Kabupaten Bogor pada kelas VIII. Penelitian ini dilakukan selama 3

bulan, yaitu dimulai dari bulan Maret-Mei pada semester genap tahun ajaran

2015-2016. Adapun agenda pelaksanaan kegiatan penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

Kegiatan

Pelaksanaan Kegiatan

2016

Maret April Mei

Persiapan dan Perencanaan

Observasi

Kegiatan Penelitian

Pengolahan Data

Laporan Penelitian

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

semu (quasi experimental),1 yaitu metode penelitian yang tidak memungkinkan

peneliti melakukan pengontrolan secara penuh terhadap kondisi kelas dan

lingkungan belajar kelas eksperimen. Peneliti akan menguji pengaruh metode

Jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Pendidikan

Agama Islam dengan cara membandingkan tingkat pemahaman siswa yang

menggunakan metode pembelajaran Jigsaw (kelompok eksperimen) dengan siswa

yang menggunakan metode konvensional (kelompok kontrol).

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan , (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2012), h. 59.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

29

Desain yang digunakan dalam penelitan ini adalah Randomized Control

Group Only Pascatest Design. Desain ini menentukan pengaruh pelakuan dengan

hanya membandingkan rata-rata pascates antara kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol atau kelompok pembanding.2 Rancangan penelitian tersebut

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Rancangan Desain Penelitian

Kelompok Pengambilan Perlakuan Pascatest

Eksperimen R X1 O

Kontrol R X2 O

Keterangan :

X1 = Perlakuan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

Jigsaw

X2 = Perlakuan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

konvensional

R = Pemilihan sampel secara random/acak

O = Tes akhir pada kelompok eksperimen dan kontrol

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Populasi pada penelitian

ini adalah seluruh siswa SMP Sulthan pada semester Genap tahun 2015/2016.

Jumlah siswa pada kelas VII berjumlah 75, pada kelas VIII berjumlah 60, dan

pada kelas IX berjumlah 60. Maka total populasi pada penelitian ini berjumlah

190 siswa.

Penempatan siswa pada SMP Sulthan dilakukan secara acak oleh pihak

sekolah tanpa didasarkan atas peringkat dan nilai. Siswa tidak dikelompokkan

2 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2013), h. 104. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2010), h. 173.

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

30

dengan beberapa kriteria dan kurikulum yang diberikan pun sama. Dengan

demikian, diasumsikan bahwa setiap kelas pada SMP Sulthan ini memiliki

karakteristik siswa yang cukup heterogen, artinya ada siswa yang memiliki

kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sample yaitu cara

mengambil sampel bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi

didasarkan atas adanya tujuan tertentu.5 Penelitian ini menggunakan teknik

purposive sample karena dalam penelitian ini membutuhkan sampel yang

mempelajari materi Zakat, karena materi tersebut digunakan sebagai sarana dalam

penelitian ini. Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa

SMP Sulthan kelas VIII yang berjumlah 2 kelas dan setiap kelasnya berisi 30

siswa. Sampel ini diambil karena mewakili materi yang akan diteliti yaitu materi

Zakat.

Kemudian dari 2 kelas tersebut diundi kelas mana yang dijadikan sebagai

kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah diundi, diperoleh kelas VIII A

sebagai kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan metode Jigsaw

dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan

metode konvensional.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dari hasil tes kedua kelompok sampel dengan pemberian

tes yang sama. Tes ini dilakukan pada akhir pokok bahasan materi yang telah

dipelajari dan disusun berdasarkan silabus. Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan teknik tes, yaitu tes yang menguji pemahaman siswa tentang materi

yang sudah dipelajari. Tes ini diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu kelas

VIII A yang dalam pembelajarannya diterapkan metode Jigsaw dan kelompok

kontrol yaitu kelas VIII B yang dalam pembelajarannya diterapkan pendekatan

metode konvensional.

4 Ibid., h. 174.

5 Ibid., h. 183.

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

31

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pemahaman

siswa terhadap materi Pendidikan Agama Islam tentang Zakat. Soal tes untuk

mengukur tingkat pemahaman siswa tersebut disusun dalam bentuk pilihan ganda

yang terdiri dari 40 buah soal. Pemberian tes dilakukan untuk memperoleh data

tentang tingkat pemahaman materi Pendidikan Agama Islam yang dipelajari

menggunakan metode Jigsaw dan metode konvensional.

Adapun indikator yang akan diukur melalui tes tersebut akan dijelaskan

pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep Materi Zakat

Indikator

Pemahaman Konsep

Indikator soal Nomor

Soal

Jumlah

Soal

1. Menjelaskan

Pengertian Zakat

Fitrah dan Zakat

Mal

- Menyebutkan pengertian

zakat fitrah dan zakat mal

- Menyebutkan macam-macam

zakat

1, 2, 3, 6,

12, 21, 22,

23

38

9

1

2. Membedakan

antara Zakat

Fitrah dan Zakat

Mal

- Menjelaskan perbedaan

pengertian zakat fitrah dan

mal

- Menyebutkan ketentuan-

ketentuan zakat fitrah dan

mal

- Menjelaskan perbedaan

ketentuan zakat fitrah dan

14

5, 7, 8, 9,

10, 11, 15,

17, 19, 20,

24, 35, 37,

39, 40

18 dan 27

1

15

2

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

32

mal

3. Menjelaskan

Orang yang

Berhak Menerima

Zakat Fitrah dan

Zakat Mal

- Membaca dan mengartikan

dalil naqli tentang orang-

orang yang berhak menerima

zakat

- Menyebutkan orang-orang

yang berhak menerima zakat

fitrah dan zakat mal

4

32 dan 36

1

2

4. Mempraktikkan

Pelaksanaan

Zakat Fitrah dan

Zakat Mal

- Mempraktikkan zakat fitrah

dan zakat mal

13, 16, 25,

26, 28, 29,

30, 31, 33,

34

10

Sebuah tes terlebih dahulu diujicobakan sebelum digunakan sehingga

memenuhi kriteria instrumen yang baik. Ujicoba ini dimaksudkan untuk

memperoleh validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas

instrumen. Dikatakan baik sebagai alat pengukur jika memenuhi persyaratan

berikut:

1. Validitas

Validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran

menggambarkan segi atau aspek yang diukur.6 Uji validitas yang digunakan pada

instrumen tes menggunakan validitas butir soal. Validitas dihitung dengan

menggunakan rumus product moment dari Pearson. Perhitungan validitas yang

digunakan adalah rumus korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu:7

6 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), h. 228. 7 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan , (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2011), h. 170.

})(}{)({

))((

2222 yynxxn

yxxynrxy

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

33

Keterangan:

: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N : Jumlah responden

X : skor butir soal

Y : skor total

Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan

dengan pada taraf signifikansi 5%, dengan terlebih dahulu menetapkan

degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu dk = n-2. Soal dikatakan valid

jika nilai , sebaliknya soal dikatakan tidak valid jika nilai

.

Setelah dilakukan ujicoba soal dengan taraf signifikansi 5% dan dengan

nilai 0,361, dari 40 soal yang diujicoba dalam penelitian ini didapati 30 soal

valid dan 10 soal tidak valid.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes.

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.8 Adapun rumus yang digunakan

untuk mencari reabilitas tes adalah rumus Spearman-Brown dengan pembelahan

ganjil-genap, yaitu9:

Keterangan :

⁄ = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

= koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan

8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan , edisi 2, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2012), h. 100. 9 Anas Sudijono, op.cit., h. 216.

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

34

Klasifikasi interpretasi reliabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria koefisien reliabilitas:

Interval Kriteria

0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,70 ≤ r < 0,80 Tinggi

0,40 ≤ r < 0,70 Sedang

0,20 ≤ r < 0,40 Rendah

r ≤ 0,20 Sangat rendah (tidak valid)

Hasil uji reliabilitas tes pada penelitian ini adalah 0, 86. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa tes ujicoba dalam penelitian ini memiliki taraf kepercayaan

yang sangat tinggi.

3. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran ditentukan dengan cara membandingkan antara nilai P

(proporsi) dengan indeks kesukaran. Nilai P dapat diperoleh dengan rumus: 10

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = skor siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering

diklasifikasikan sebagai berikut:11

10

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan , edisi 2, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2012), h. 223. 11

Anas Sudijono, op.cit., h. 372.

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

35

Tabel 3.5

Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Nilai P Tingkat Kesukaran

0,0- 0,30 Sukar

0,31-0,70 Sedang

0,71-1,00 Mudah

Tingkat kesukaran soal yang telah diujicoba adalah sebagai berikut:

a. Soal sukar berjumlah 4 soal

b. Soal sedang berjumlah 19 soal

c. Soal mudah berjumlah 17 soal

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah.12 Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:13

DP =

Keterangan:

DP = Daya pembeda soal

JBA = Jumlah nilai kelompok atas yang menjawab benar

JBB = Jumlah nilai kelompok bawah yang menjawab benar

JSA = Jumlah peserta kelompok atas x jumlah skor maksimal butir soal

JSB = Jumlah peserta kelompok bawah x jumlah skor maksimal butir soal

PA = = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Adapun klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel berikut:

12

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan , edisi 2, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2012), h. 226. 13

Anas Sudijono, op.cit., h. 389.

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

36

Tabel 3.6

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai D Daya Pembeda

0,00- 0,20 Jelek (poor)

0,21- 0,40 Cukup ( satisfactory)

0,41-0,70 Baik (good)

0,71-1,00 Baik sekali (excellent)

< 0,00 (negatif) Tidak baik (dibuang saja)

Adapun hasil daya pembeda soal yang telah diujicoba adalah sebagai

berikut:

a. Soal dengan daya pembeda jelek berjumlah 7 soal

b. Soal dengan daya pembeda cukup berjumlah 19 soal

c. Soal dengan daya pembeda baik berjumlah 11 soal

d. Soal dengan daya pembeda baik sekali berjumlah 3 soal

Tabel 3.7

Rekapitulasi Data Hasil Uji Instrumen

No. Soal Validitas Taraf

Kesukaran

Daya

Pembeda Keterangan

1 Valid Mudah Cukup Digunakan

2 Valid Mudah Cukup Digunakan

3 Valid Mudah Cukup Digunakan

4 Valid Mudah Cukup Digunakan

5 Valid Mudah Cukup Digunakan

6 Valid Mudah Cukup Digunakan

7 Valid Mudah Cukup Digunakan

8 Valid Mudah Cukup Digunakan

9 Valid Mudah Jelek Diperbaiki

10 Tidak valid Mudah Cukup Tidak Digunakan

11 Tidak valid Mudah Jelek Tidak Digunakan

12 Valid Mudah Cukup Digunakan

13 Valid Sedang Baik Digunakan

14 Valid Sedang Cukup Digunakan

15 Valid Sukar Baik Digunakan

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

37

16 Tidak valid Sedang Jelek Tidak Digunakan

17 Tidak valid Sedang Jelek Tidak Digunakan

18 Valid Sedang Baik Digunakan

19 Valid Mudah Baik Digunakan

20 Tidak valid Sedang Baik Tidak Digunakan

21 Valid Mudah Cukup Digunakan

22 Valid Mudah Baik Digunakan

23 Valid Mudah Cukup Digunakan

24 Valid Sedang Baik Sekali Digunakan

25 Tidak valid Sukar Jelek Tidak Digunakan

26 Tidak valid Sukar Jelek Tidak Digunakan

27 Valid Sedang Cukup Digunakan

28 Valid Sedang Baik Sekali Digunakan

29 Valid Sukar Baik Digunakan

30 Tidak valid Sedang Jelek Tidak Digunakan

31 Valid Sedang Baik Digunakan

32 Valid Sedang Baik Digunakan

33 Valid Sedang Cukup Digunakan

34 Valid Sedang Baik Sekali Digunakan

35 Tidak valid Sedang Cukup Tidak Digunakan

36 Valid Sedang Baik Digunakan

37 Valid Sedang Cukup Digunakan

38 Valid Sedang Cukup Digunakan

39 Valid Sedang Baik Digunakan

40 Tidak valid Mudah Cukup Tidak Digunakan

Derajat Reliabilitas 0.86

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji

hipotesis, untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak menggunakan uji

perbedaan dua rata-rata. Uji yang digunakan adalah uji-t. Namun sebelum

dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t, maka perlu dilakukan uji prasyarat

analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji normalitas

dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan sampel sebagai prasyarat dapat

dilakukan analisis data.

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

38

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk menguji apakah sebaran data berdistribusi normal

atau tidak.14 Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan Chi-

Square, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Perumusan hipotesis

Ho: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha: sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2) Menentukan rata-rata dan standar deviasi

3) Data dikelompokkan ke dalam distribusi frekuensi. Dengan membuat

daftar frekuensi observasi (fo) dan frekuensi ekspektasi (fe)

4) Menghitung nilai 2 hitung melalui rumus sbb:

E

EO

f

ff 2

2 )(

5) Menentukan 2 tabel pada derajat bebas (db) = k – 3, dimana k banyaknya

kelompok. Dengan taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikan α = 5%

6) Kriteria pengujian

Jika 2 hitung ≤ 2 tabel maka H0 diterima

Jika 2 hitung>2 tabel maka H0 ditolak

7) Kesimpulan

2 hitung ≤ 2 tabel : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

2 hitung>

2 tabel : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kesamaan (homogenitas)

beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang

diambil dari populasi yang sama.15 Uji homogenitas varians dua buah variabel

14

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2010), h. 356-357. 15

Ibid., h. 363-364.

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

39

independen dapat dilakukan dengan Uji F, adapun langkah-langkah statistik uji F

yang dimaksud diekspresikan sebagai berikut:

1) Perumusan Hipotesis

Ho : σ12 = σ2

2

Distribusi sampel kedua kelompok mempunyai varians yang sama

Ha : σ12 σ2

2

Distribusi sampel kedua kelompok mempunyai varians yang tidak sama

2) Menghitung nilai F dengan rumus Fisher:

2

2

k

b

S

SF

Keterangan:

2

bS = varians terbesar

2

kS = varians terkecil

3) Menentukan taraf signifikan α = 5 %

4) Menentukan Ftabel pada derajat bebas db1 = (n1 – 1) untuk pembilang dan

db2 = (n2 – 1) untuk penyebut, dimana n adalah banyaknya anggota

kelompok

5) Kriteria pengujian

Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima

Jika Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak

6) Kesimpulan

Fhit ≤ Ftab : Distribusi populasi mempunyai varians yang sama homogen

Fhit> Ftab : Distribusi populasi mempunyai varians yang tidak homogen

2. Uji Hipotesis

Apabila asumsi untuk uji-t telah terpenuhi, maka untuk menguji hipotesis

digunakan uji-t yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

antara dua variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Rumus yang digunakan

adalah :

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

40

a. Jika varian populasi homogen, maka16:

Stotal2 =

thitung = , dk = (n1 + n2 – 2)

b. Jika varian populasi heterogen17:

thitung = , dk =

keterangan:

= jumlah sampel pada kelompok eksperimen

= jumlah sampel pada kelompok kontrol

= rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen

= rata-rata hasil belajar kelompok kontrol

varians kelompok eksperimen

= varians kelompok kontrol

Jika uji prasyarat analisis tidak terpenuhi, yaitu apabila pada uji normalitas

pada kelompok eksperimen dan atau kelompok kontrol tidak berasal dari populasi

berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji statistik non

parametrik. Adapun jenis statistik non parametrik yang digunakan pada penelitian

ini adalah uji Mann Whitney (Uji ”U”) untuk sampel besar dengan taraf signifikan

α = 0,05.18

Rumus Uji Mann Whitney yang digunakan yaitu:

dengan dan

16

Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 239. 17

Ibid., h. 241. 18

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan Perhitungan

Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 294-295.

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

41

Keterangan:

: nilai rata-rata

: nilai simpangan baku

: banyak anggota kelompok 1

: banyak anggota kelompok 2

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis yang diajukan dalam pengujian pada penelitian ini adalah:

Ho : 21

H1 : 21

Keterangan:

1 = rata-rata hasil tes pemahaman siswa tentang materi Zakat pada

kelas eksperimen

2 = rata-rata hasil tes pemahaman siswa tentang materi Zakat pada

kelas kontrol

Tingkat signifikasi yang diambil dalam penelitian ini adalah derajat

kepercayaan 95% dan = 5%. Dengan Kriteria pengujian:

Jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima Ha ditolak

Jikathitung > ttabel, maka Ho ditolak Ha diterima

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian yang dilaksanakan di SMP Sulthan Bogor ini bertujuan untuk

melihat pengaruh pembelajaran menggunakan metode Jigsaw terhadap

pemahaman siswa tentang materi Zakat dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam dengan mengambil dua kelompok untuk dijadikan sampel penelitian.

Sampel yang digunakan sebanyak 60 siswa yaitu kelas VIII A sebagai kelompok

eksperimen yang terdiri dari 30 orang siswa kelompok eksperimen ini diajarkan

dengan menggunakan metode Jigsaw. Sedangkan kelas VIII B sebagai kelompok

kontrol yang terdiri dari 30 orang siswa yang diajarkan dengan metode

pembelajaran konvensional.

Untuk mengetahui tingkat pemahaman kedua kelompok, setelah diberikan

perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

kemudian kedua kelompok pada akhir pembelajaran diberikan posttes berupa tes

pilihan ganda yang terdiri dari 30 butir soal. Tes yang dugunakan tersebut telah

diujicobakan di kelas IX A SMP Sulthan Bogor, dan telah dilakukan pengujian

berupa uji validitas, uji realibilitas, uji taraf kesukaran dan uji daya pembeda soal.

Sebelum diberikan tes, pada kelas eksperimen diberikan perlakuan yaitu

pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw dan pada kelas kontrol

diberikan pembelajaran menggunakan metode konvensional.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tes tingkat

pemahaman siswa tentang materi Zakat yang telah dipelajari. Setelah kedua

kelompok sampel diberikan tes dan hasil dari kedua kelompok tersebut telah

diperoleh, kemudian dilakukan perhitungan pengujian prasyarat analisis dan

pengajuan hipotesis. Adapun hasil tes tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

43

1. Kondisi Objektif SMP Sulthan

a. Sejarah Singkat

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sulthan berada di bawah naungan

yayasan Nurussyamsi. Yayasan Nurussyamsi berdiri sejak tahun 1988, berdirinya

yayasan ini dipelopori oleh H. Kastubi, BA. Yayasan ini didirikan didasari oleh

beberapa hal, yaitu:

1) Firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 71 yang artinya:

“Orang mu’min laki-laki dan perempuan sebagaian mereka menjadi

pemimpin sebagian yang lain, menyeru kepada kebaikan dan

mencegah kepada kemunkaran”. Berdasarkan firman Allah SWT

dalam surat ini dijelaskan bahwa berbuat kebajikan serta

memperhatikan nasib generasi penerus pada hakikatnya merupakan

tuntunan yang wajib dilakukan oleh setiap muslim. Oleh karena itu

perlu adanya upaya untuk merealisasikan terwujudnya tuntunan

tersebut yang didorong oleh rasa kemanusiaan dan tanggung jawab.

2) Kurangnya sarana keagamaan yang memadai khususnya di kecamatan

Pancoranmas, Depok pada waktu itu. Sehingga sulit untuk

berkoordinasi dengan masyarakan demi menyelenggarakan berbagai

kegiatan keagamaan. Akibatnya masyarakat menjadi tertinggal (awam)

dalam hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan agama.

3) Memperbaiki mutu pendidikan masyarakat perkotaan merupakan tugas

dan kewajiban umat Islam dalam rangka mengisi kemerdekaan dengan

amal kebaikan, memberantas kebodohan, kekufuran, dan kekafiran.

4) Telah banyak putra dan putri masyarakat Depok yang mencari ilmu ke

luar daerah, baik di pesantren maupun kuliah di perguruan tinggi.

Setelah mereka menyelesaikan pendidikannya, mereka kembali ke

masyarakat untuk mengamalkan berbagai disiplin ilmu yang mereka

dapat. Aset ini memerlukan wadah untuk dikoordinir dengan baik.

5) Semakin derasnya tantangan dari luar, baik melalui media massa

maupun pergaulan sehari-hari. Di masyarakat sedang terjadi penetrasi

budaya atau cultural shock yang dapat menggoyahkan nilai-nilai

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

44

aqidah. Seharusnya masyarakat dibekali pengetahuan agama agar

dapat merealisasikan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari dan

sekaligus akan menjadi filter yng dapat menyaring bahkan menolak

budaya-budaya yang bertentangan dengan norma-norma agama.

Agama dapat mengarahkan manusia ke jalan yang lurus dan benar.1

Sedangkan SMP Sulthan berdiri pada tahun 2010 atas prakarsa para insan

pendidikan yang sangat ingin memajukan daerah Kecamatan Tajur Halang,

Bogor. Para penggagas sekolah ini di antaranya adalah H. Kastubi, BA, H. Ahmad

Subekti, SE, Drs. Moh. Isnaeni, Jabal Thoriq, M.Pd., Ir. Sho’ari A.S. Setelah

mereka semua sepakat untuk mendirikan sekolah ini, kemudian SMP Sulthan

didirikan di atas lahan seluas + 10 Hektar. Di area ini tidak hanya dibangun SMP

Sulthan, bersamaan dengan didirikannya SMP Sulthan didirikan juga SMK

Saradan dan SMK At-Taajir. Seluruh sekolah ini berada di bawah naungan

yayasan Nurussyamsi Depok.2

b. Profil SMP Sulthan

Nama Sekolah : Sulthan

NSS/NDS : 20202023 7535

Profinsi : Jawa Barat

Kota : Bogor

Kecamatan : Tajur Halang

Alamat : Jl. Raya Tonjong No. 18

Telepon : (0251) 885112

c. Visi dan Misi SMP Sulthan

Adapun Visi SMP Sulthan yaitu, “Menjadi lembaga pendidikan dan

pelatihan yang bermutu dan berwawasan nasional sejalan dengan tuntunan ilmu

pengetahuan dan teknologi”.3

1 http://pakwin-tkj.blogspot.co.id/2012/11/sejarah-nurussyamsi.html

2 http://smp-sulthan.blogspot.co.id/2012/07/visi-dan-misi-smp-sulthan.html

3 Ibid.

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

45

Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan, maka SMP Sulthan memiliki

misi sebagai berikut:

1) Memiliki tamatan yang memiliki ketaqwaan yang tinggi

kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki kesadaran yang

tinggi terhadap keharmonisan lingkungannya.

2) Menghasilkan tamatan yang memiliki kompetensi tinggi,

mampu bersaing.

3) Menghasilkan tamatan yang mampu memenuhi tuntutan ilmu

pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk

mengembangkan dirinya.

4) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang

teknologi bagi masyarakat.4

d. Guru SMP Sulthan

Guru selaku pendidik di SMP Sulthan adalah sebagai berikut5:

NO. NAMA GURU MATA PELAJARAN

1 Najiburrahman, S.Sos.I PAI

2 Dra. Nursima PKN

3 Binti Rosidah, S.Pd B. Indonesia

4 Poniman, S.Pd IPA

Yeni Wahyuni, S.Sos IPS

5 Dedi Juharsa, SE SBK

6 Garindra, S.Kom. TIK

7 Yulianti, S.Pd Matematika

8 Nurhana ND, S.Pd.I PLH

9 Irvan, S.Pd B. Inggris

10 Esih Sukaesih, SE B. Sunda

11 Taufik, S.Pd Olahraga

4 Ibid.

5 Ibid.

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

46

e. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang tersedia di SMP Sulthan di antaranya sebagai

berikut6:

1) Ruang kelas

2) Ruang guru

3) Tempat parkir

4) Lapangan basket

5) Lapangan upacara

6) Lapangan futsal

7) Toilet putra dan putri

8) Laboratorium komputer

2. Data Tingkat Pemahaman Siswa Tentang Materi Zakat Kelas

Eksperimen

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes tingkat pemahaman siswa

tentang materi Zakat yang diberikan kepada 30 siswa pada kelas eksperimen dapat

diketahui bahwa nilai tertinggi yang ditemukan adalah 80 dan nilai terendah

adalah 40. Keseluruhan data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Posttest Kelas Eksperimen

Statistik Kelompok

Eksperimen

Banyak sampel 30

Nilai terendah 40

Nilai tertinggi 80

Mean 64,7

Median 66,5

6 Ibid.

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

47

0

2

4

6

8

10

12

0 20 40 60 80 100

Frek

uens

i

Nilai

Kelas Eksperimen

Modus 72,9

Varians 24779,2

Simpangan Baku 157,41

Kemiringan -0,05

Ketajaman/Kurtosis 0,303

Berdasarkan data tabel 4.1, terlihat bahwa banyak sampel pada kelas

eksperimen yaitu sebanyak 30 siswa. Nilai terendah hasil posttest kelas

eksperimen yaitu 40 sedangkan nilai tertinggi yaitu 80. Berdasarkan hasil

perhitungan diperoleh nilai rata-rata ( 64,7, median (Me) sebesar 66,5, modus

(Mo) sebesar 72,9, varians ( sebesar 24779,2, simpangan baku ( sebesar

157,41. Tingkat kemiringan di kelas eksperimen sebesar -0,05 dan memiliki

ketajaman 0,303.

Berdasarkan nilai KKM pada tempat penelitian yaitu sebesar 70 untuk mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam, maka sebanyak 14 siswa kelompok

eksperimen mendapat nilai di atas KKM. Sedangkan sebanyak 16 siswa lainnya

mendapatkan nilai di bawah KKM.

Secara visual penyebaran data hasil tes tingkat pemahaman siswa tentang

materi Zakat di kelas eksperimen dengan menggunakan metode Jigsaw dapat

dilihat pada kurva dibawah ini:

Gambar 4.1

Kurva Hasil Posttest Kelas Eksperimen

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

48

Kurva di atas, memiliki koefisien -0,05 (negatif), artinya kurva di atas

memiliki model negatif yaitu ekor memanjang ke kiri. Hal ini menggambarkan

bahwa data menyebar pada nilai-nilai di atas rata-rata. Sehingga siswa yang

memperoleh nilai di atas rata-rata lebih banyak dibanding siswa yang memperoleh

nilai di bawah rata-rata. Sedangkan ketajaman atau kurtosis sebesar 0,303, artinya

nilai tersebut lebih dari 0,263 yang menyatakan bahwa kurva berbentuk runcing

atau leptokurtis dengan distribusi data cenderung mengelompok di atas rata-rata.

Tingkat pemahaman siswa kelas eksperimen ditinjau dari indikator

pembelajaran diperoleh rata-rata secara keseluruhan sebesar 69,59%. Deskripsi

data tersebut disajikan pada tabel 4.2:

Tabel 4.2

Deskripsi Data Kelas Eksperimen

Berdasarkan Indikator Pembelajaran Materi Zakat

No Indikator Persentase (%)

1. Menyebutkan pengertian zakat fitrah dan zakat mal

85,24

2. Menyebutkan macam-macam zakat

100

3. Menjelaskan perbedaan pengertian zakat fitrah dan mal

100

4. Menyebutkan ketentuan-ketentuan zakat fitrah dan mal

67

5. Menjelaskan perbedaan ketentuan zakat fitrah dan

mal 55

6. Membaca dan mengartikan dalil naqli tentang orang-

orang yang berhak menerima zakat 50

7. Menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat fitrah dan mal

66,67

8. Mempraktikkan pembagian zakat fitrah dan zakat mal

32,78

Rata-rata

69,59

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat 8 indikator pembelajaran yang

diukur. Pada tabel tersebut dapat diketahui persentase tertinggi ada pada indikator

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

49

nomor 2 dan 3 yaitu sebesar 100%. Sedangkan persentase terendah terdapat pada

indikator nomor 8 yaitu 32,78%. Berikut ini akan disajikan diagram batang

indikator tingkat pemahaman siswa tentang materi Zakat pada kelas eksperimen:

Gambar 4.2

Diagram Batang Indikator Tingkat Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen

Dari gambar 4.2, terlihat bahwa siswa dapat mencapai nilai yang sangat baik

pada indikator nomor 1, 2, dan 3. Artinya siswa memiliki pemahaman yang sangat

baik tentang pengertian dan macam-macam zakat serta dapat membedakan antara

pengertian zakat fitrah dan zakat mal.

3. Data Tingkat Pemahaman Siswa Tentang Materi Zakat Kelas

Kontrol

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes tingkat pemahaman siswa

tetnang materi Zakat yang diberikan kepada 30 siswa pada kelas kontrol dapat

diketahui bahwa nilai tertinggi yang ditemukan adalah 80 dan nilai terendah

adalah 40. Keseluruhan data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

1 2 3 4 5 6 7 8

Pre

sen

tase

Nomor Urut Indikator

Perbedaan Indikator Tingkat Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

50

Tabel 4.3

Hasil Posttest Kelas Kontrol

STATISTIK Kelompok Kontrol

Banyak sampel 30

Nilai terendah 40

Nilai tertinggi 80

Mean 58,3

Median 57,5

Modus 56,5

Varians 17875,92

Simpangan Baku 133,70

Kemiringan 0,01

Ketajaman/Kurtosis 0,236

Berdasarkan data tabel 4.3, terlihat bahwa banyak sampel pada kelas kontrol

yaitu sebanyak 30 siswa. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata

( 58,3, median (Me) sebesar 57,5, modus (Mo) sebesar 56,5, varians (

sebesar 17875,92, simpangan baku ( sebesar 133,70. Tingkat kemiringan di

kelas eksperimen sebesar 0,01 dan memiliki ketajaman 0,236.

Berdasarkan nilai KKM pada tempat penelitian yaitu sebesar 70 untuk mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam, maka sebanyak 3 siswa kelompok kontrol

mendapat nilai di atas KKM. Sedangkan sebanyak 27 siswa lainnya mendapat

nilai di bawah KKM.

Secara visual penyebaran data hasil tes tingkat pemahaman siswa tentang

materi Zakat pada siswa di kelas kontrol dengan menggunakan metode

konvensional dapat dilihat pada gambar 4.3 sebagai berikut:

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

51

0123456789

10

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Frek

uens

i

Nilai

Kelas Kontrol

Gambar 4.3

Kurva Hasil Posttest Kelas Kontrol

Dari kurva di atas, terlihat bahwa kurva hampir seimbang. Mean terletak

memiliki nilai lebih besar dari median dan modus, median berada diantara modus

dan mean, sedangkan modus memiliki nilai lebih rendah dari rata-rata dan

median. Ini menunjukan bahwa Mo < Me < X . Kurva di atas memiliki koefisien

0,01 (positif), artinya kurva di atas memiliki model positif yaitu ekor memanjang

ke kanan. Hal ini menggambarkan bahwa data menyebar pada nilai-nilai di bawah

rata-rata. Sehingga siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata lebih banyak

dibanding siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata. Sedangkan ketajaman

atau kurtosis sebesar 0,236.

Tingkat pemahaman siswa kelas kontrol ditinjau dari indikator

pembelajaran diperoleh rata-rata secara keseluruhan sebesar 60,37. Deskripsi data

tersebut disajikan pada tabel 4.4:

Tabel 4.4

Deskripsi Data Kelas Kontrol

Berdasarkan Indikator Pembelajaran materi Zakat

No Indikator Persentase (%)

1. Menyebutkan pengertian zakat fitrah dan zakat mal

84,29

2. Menyebutkan macam-macam zakat

96,67

3. Menjelaskan perbedaan pengertian zakat fitrah dan mal

83,33

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

52

4. Menyebutkan ketentuan-ketentuan zakat fitrah dan mal

62

5. Menjelaskan perbedaan ketentuan zakat fitrah dan

mal 45

6. Membaca dan mengartikan dalil naqli tentang orang-

orang yang berhak menerima zakat 26,67

7. Menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat fitrah dan mal

63,33

8. Mempraktikkan pembagian zakat fitrah dan zakat mal

21,67

Rata-rata

60,37

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat 8 indikator pembelajaran yang

diukur. Untuk kelas kontrol, persentase tertinggi terdapat pada indikator nomor 2

yaitu 96,67%. Sedangkan persentase terendah terdapat pada indikator nomor 8

yaitu 21,67%. Berikut ini akan disajikan diagram batang indikator tingkat

pemahaman siswa tentang materi Zakat pada kelas kontrol:

Gambar 4.4

Diagram Batang Indikator Tingkat Pemahaman Siswa Kelas Kontrol

Dari gambar 4.4, terlihat bahwa siswa memiliki pencapaian nilai tertinggi

pada indikator nomor 2 dibandingkan pencapaian nilai siswa pada indikator-

indikator lainnya.

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

1 2 3 4 5 6 7 8

Pre

sen

tase

Nomor Urut Indikator

Perbedaan Indikator Tingkat Pemahaman Siswa Kelas Kontrol

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

53

B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis

Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan terdahulu uji

prasyarat analisis yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Jika uji

normalitas dan uji homogenitas telah dilaksanakan, maka pengujian hipotesis

dapat dilakukan. Berikut ini akan dijabarkan pengujian prasyarat analisis:

1. Uji Normalitas Tes Tingkat Pemahaman Siswa Tentang Materi

Zakat

Sebelum melakukan pengolahan data lebih lanjut dilakukan pengujian

prasyarat penelitian yaitu uji normalitas, uji normalitas didapat dengan

menggunakan uji Kai Kuadrat (Chi Square) pada taraf signifikan (α) = 0,05. Uji

normalitas diperoleh dari hasil data posttest kedua kelompok penelitian. Hasil

pengujian normalitas posttest untuk kelas eksperimen diperoleh nilai 2hitung =

335,64 dan untuk kelas kontrol diperoleh nilai 2hitung = 299,03. Dari tabel nilai

kritis uji chi-square diperoleh nilai 2tabel untuk n=30 pada taraf signifikan α =

0,05 adalah 43,773. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil posttest kedua

kelompok tersebut berdistribusi tidak normal karena 2hitung ≥ 2

tabel.

Hasil uji normalitas posttest kedua kelompok dapat dilihat pada table 4.5

berikut ini :

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas

Statistik Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

N 30 30

X 64,7 58,3

S 157,41 133,70

2hitung 335,64 299,03

2tabel 9,488 9,488

Kesimpulan Tidak normal Tidak normal

2. Uji Homogenitas Tes Tingkat Pemahaman Siswa Tentang Materi

Zakat

Setelah dilakukan uji normalitas terhadap kedua kelompok sampel, maka

selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians kedua sampel tersebut

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

54

menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah

kedua varians sampel homogen. Hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung = 1,39

dan Ftabel = 1,86 pada taraf signifikansi 05,0 dengan derajat kebebasan

pembilang 29 dan derajat kebebasan penyebut 29.

Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada

tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Kelas Jumlah

Sampel

Varians

(s2) Fhitung

Ftabel

(α=0,05) Kesimpulan

Eksperimen 30 24779,2 1,39 1,86 Terima H0

Kontrol 30 17875,92

Karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel (1,39 ≤ 1,86) maka H0 diterima, artinya

kedua varians sampel homogen.

3. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji persyaratan analisis, ternyata sampel penelitian

berdistribusi tidak normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian

hipotesis. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil tes tingkat

pemahaman siswa kelompok eksperiman yang menggunakan metode Jigsaw lebih

tinggi secara signifikan dibandingkan dengan hasil tes tingkat pemahaman siswa

kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Karena

sampel berdistribusi tidak normal, maka pengujian menggunakan uji Mann

Whitney untuk sampel besar. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai

berikut:

Ho : E ≤ K

H1 : E > K

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

55

Keterangan :

E : rata-rata tingkat pemahaman siswa kelompok eksperimen tentang materi

zakat

K : rata-rata tingkat pemahaman siswa kelompok kontrol tentang materi

zakat

Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan uji Mann Whitney

sampel besar, maka diperoleh Zhitung= -2,59. Nilai tersebut kemudian dicocokkan

dengan tabel Z untuk menemukan nilai p (probabilitas). Jika nilai p lebih besar

dari nilai taraf nyata (α) maka Ho diterima. Sedangkan jika nilai p lebih

kecil/sama dengan nilai α maka Ho ditolak. Berikut ini kriteria pengujian

statistiknya:

Ho : p > α

H1 : p ≤ α

Keterangan :

p : nilai prababilitas

α : nilai taraf nyata

Untuk mendapatkan nilai p maka digunakan tabel Z berdasarkan nilai yang

diperoleh dari Zhitung= -2,59, maka diperoleh nilai p= 0,0048.

Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel 4.7

berikut :

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Mann Whitney

STATISTIK KELAS

EKSPERIMEN

KELAS

KONTROL

Rangking 1089 741

U hitung 276

Rata-rata N 450

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

56

Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa p lebih kecil dari α (0,0048 < 0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti tingkat

pemahaman siswa tentang materi Zakat yang pembelajarannya menggunakan

metode Jigsaw lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pemahaman siswa yang

menggunakan metode konvensional dalam pembelajarannya. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran yang menggunakan metode Jigsaw berpengaruh

positif terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi Zakat.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Peneliti akan membahas tingkat pemahaman siswa tentang materi Zakat

pada kelas eksperimen yang menggunakan metode Jigsaw dan kelas kontrol yang

menggunakan metode konvensional dalam proses pembelajarannya. Peneliti juga

akan menjelaskan proses pelaksanaan pembelajaran di kedua kelas tersebut.

1. Analisis Tingkat Pemahaman Siswa Tentang Materi Zakat

Berdasarkan hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat

adanya perbedaan nilai rata-rata, median, modus, varians, simpangan baku,

tingkat kemiringan dan ketajaman. Deskripsi data perbedaan hasil tes siswa

tersebut disajikan pada tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8

Perbandingan Hasil Tes Kelas Eksperimen dan Kontrol

Statistik Kelompok

Eksperimen

Kelompok

Kontrol

Banyak sampel 30 30

Simpangan Baku 67,29

Z hitung -2,59

Probabilitas 0,0048

Taraf Nyata (α) 0,05

Kesimpulan Tolak Ho

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

57

Nilai terendah 40 40

Nilai tertinggi 80 80

Mean 64,7 58,3

Median 66,5 57,5

Modus 72,9 56,5

Varians 24779,2 17875,92

Simpangan Baku 157,41 133,70

Kemiringan -0,05 0,01

Ketajaman/Kurtosis 0,303 0,236

Tabel 4.8 menunjukkan perbandingan tingkat pemahaman siswa antara

kelas eksperimen dengan kelas kontrol, yaitu perolehan nilai rata-rata siswa kelas

eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata siswa kelas kontrol. Rata-

rata kedua kelompok memiliki selisih 6,4, artinya rata-rata nilai kelas eksperimen

lebih baik daripada kelas kontrol. Begitupun perbandingan median dan modus

antara kedua kelompok tersebut, kelompok eksperimen memiliki nilai yang lebih

besar daripada kelompok kontrol. Ini menandakan siswa dalam kelompok

eksperiman memiliki pencapaian nilai yang lebih baik dibandingkan dengan

pencapaian nilai siswa dalam kelompok kontrol. Hal ini diperkuat dengan tingkat

kemiringan kelompok eksperimen yaitu -0,05 (berharga negatif) yang

menunjukkan bahwa kelompok eksperimen memiliki kecenderungan data

mengumpul di atas nilai rata-rata. Sedangkan pada kelompok kontrol memperoleh

kemiringan 0,01 (berharga positif) yang menunjukkan bahwa kelompok kontrol

memiliki kecenderungan data mengumpul di bawah rata-rata.

Secara visual perbedaan penyebaran data di kedua kelompok yaitu

kelompok eksperimen yang menggunakan metode Jigsaw dengan kelas kontrol

yang menggunakan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada gambar berikut

ini:

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

58

0

2

4

6

8

10

12

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Freku

ensi

Nilai

Kela s Eksperimen

Kela s Kontrol

Gambar 4.5

Kurva Perbandingan Nilai Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol

Dilihat dari gambar 4.6, terlihat bahwa penyebaran data kurva pada kelas

eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol, karena kurva di kelas

eksperimen memiliki kurva landai ke kiri yaitu ekor kiri lebih panjang dari ekor

kanan yang menunjukkan bahwa data dari nilai tes pada kelas eksperimen

mengelompok di atas rata-rata. Sedangkan kurva pada kelas kontrol lebih landai

ke kanan yaitu ekor kanan lebih panjang dari ekor kiri, artinya data yang diperoleh

dari nilai tes pada kelas kontrol mengumpul di bawah rata-rata.

Sedangkan perbedaan tingkat pemahaman siswa tentang materi Zakat

berdasarkan indikatornya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Perbandingan Tingkat Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol Tentang Materi Zakat Berdasarkan Indikator

No Indikator Eksperimen (%) Kontrol (%)

1. Menyebutkan pengertian zakat fitrah dan zakat mal

85,24 84,29

2. Menyebutkan macam-macam zakat 100 96,67

3. Menjelaskan perbedaan pengertian zakat fitrah dan mal

100 83,33

4. Menyebutkan ketentuan-ketentuan zakat fitrah dan mal

67 62

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

59

5. Menjelaskan perbedaan ketentuan

zakat fitrah dan mal 55 45

6.

Membaca dan mengartikan dalil naqli

tentang orang-orang yang berhak menerima zakat

50 26,67

7. Menyebutkan orang-orang yang

berhak menerima zakat fitrah dan mal 66,67 63,33

8. Mempraktikkan pembagian zakat fitrah dan zakat mal

32,78 21,67

Rata-rata

69,59 60,37

Tabel 4.9 memperlihatkan bahwa pencapaian nilai siswa pada kelas

eksperimen lebih unggul daripada kelas kontrol di setiap indikator pembelajaran.

Jika diakumulasi pada masing-masing kelompok diperoleh rata-rata persentase

kelas eksperimen sebesar 69,59% sedangkan rata-rata kelas kontrol sebesar

60,37% dengan selisih 9,22%. Presentase rata-rata indikator tingkat pemahaman

siswa tentang materi zakat pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

dengan rata-rata kelas kontrol. Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa

hasil jawaban siswa pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas

kontrol.

Perbandingan persentase indikator kelas eksperimen dan kelas kontrol

disajikan dalam grafik berikut ini :

Gambar 4.6

Perbandingan Presentase Indikator Tingkat Pemahaman Siswa

Kelas Eksperimen dan Kontrol

0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8

Pros

enta

se

Nomor Urut Indikator

Perbandingan Indikator Mean Kelas Eksperimen dan Kontrol

Eksperimen

Kontrol

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

60

Dari gambar 4.7, dapat diketahui bahwa indikator nomor 8 yang paling

rendah. Indikator nomor 8 adalah tentang “Mempraktikkan pembagian zakat fitrah

dan zakat mal”. Masalah yang terjadi pada saat siswa menyelesaikan soal yaitu

masih banyak siswa yang kesulitan mengingat ketentuan-ketentuan dalam

pembagian zakat seperti nisab (batasan jumlah) dan haul (batasan waktu) harta

yang wajib dizakati. Sehingga banyak siswa yang tidak dapat melakukan

perhitungan zakat dengan benar. Dan juga terlihat pada indikator nomor 3 yaitu

tentang “Menjelaskan perbedaan pengertian zakat fitrah dan mal” menunjukkan

perbedaan yang cukup signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Kelas eksperimen memiliki presentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan

kelas kontrol. Hal ini disebabkan oleh metode Jigsaw yang memberikan

kemudahan bagi siswa di kelas eksperimen untuk berdiskusi dengan siswa

lainnya, ini membuat siswa lebih mudah untuk memahami pembelajaran karena

lebih mudah untuk bertanya kepada siswa lainnya jika ada bagian yang belum

dipahami sehingga siswa di kelas eksperimen dapat memahami materi yang

dipelajari dengan lebih baik. Sedangkan siswa di kelas kontrol hanya menjadi

peserta pasif karena hanya menjadi pendengar atas penjelasan-penjelasan yang

disampaikan oleh guru, sehingga siswa kurang termotivasi untuk berpartisipasi

aktif dalam pembelajaran.

2. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dengan rincian 2 kali

pertemuan untuk memberikan perlakuan dan 1 kali pertemuan untuk posttest.

Peneliti menggunakan dua kelas untuk dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu

kelas VIII A terpilih sebagai kelompok eksperimen yang pembelajarannya

menggunakan metode Jigsaw. Sedangkan kelas VIII B sebagai kelompok kontrol

yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional.

Adapun langkah pembelajaran yang menggunakan metode Jigsaw di kelas

eksperimen yaitu, pada setiap pertemuan masing-masing siswa berkumpul dengan

tim induk yang telah ditentukan secara acak. Kemudian setiap siswa diberikan

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

61

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang di dalamnya berisi pertanyaan-pertanyaan yang

harus mereka jawab dengan cara berdiskusi bersama tim ahli. Setiap anggota di

dalam tim induk mendapatkan topik materi LKS yang berbeda-beda. Tim ahli

dibentuk dengan cara membuat kelompok baru berdasarkan topik materi di dalam

LKS yang setiap siswa dapatkan. Setelah siswa membentuk tim ahli, setiap tim

ahli diminta untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di

dalam LKS dengan cara berdiskusi dengan anggota di dalam tim ahli. Pada

awalnya, terlihat sebagian siswa mendominasi diskusi kelompok dan sebagian

lainnya hanya menjadi pendengar. Tetapi karena setiap siswa mempunyai LKS

yang harus dijawab, maka siswa yang sebelumnya kurang aktif dapat

mengimbangi siswa yang sebelumnya mendominasi. Sehingga terjadi komunikasi

yang aktif secara merata antara setiap anggota tim.

Pembelajaran dengan metode Jigsaw menjadikan siswa lebih antusias dan

tertantang untuk menyampaikan ide jawaban. Walaupun masih ditemukan

beberapa siswa yang belum terbiasa untuk berbicara di depan teman-temannya

sehingga terlihat canggung dan sulit untuk menjelaskan ide-ide yang ingin

disampaikan. Karena siswa belum terbiasa dengan metode seperti ini pada

pembelajaran-pembelajaran sebelumnya. Pada pertemuan selanjutnya, siswa

sudah mulai terbiasa dengan metode Jigsaw sehingga interaksi antar siswa dapat

terbangun dengan baik.

Setelah siswa berdiskusi dengan anggota tim ahli, langkah selanjutnya yaitu

setiap siswa kembali ke tim induk. Di dalam tim induk, setiap siswa memiliki

pemahaman tentang topik materi yang berbeda-beda. Karena setiap tim ahli

mendiskusikan topik materi yang berbeda-beda. Maka di dalam tim induk, setiap

anggota dituntut untuk menjelaskan materi yang telah mereka diskusikan

sebelumnya dengan tim ahli. Setiap anggota tim induk mewakili satu topik materi,

sehingga setiap anggota kelompok bergantung dengan anggota kelompok lainnya

untuk memahami materi secara menyeluruh. Dengan demikian, setiap siswa

dituntut berperan aktif untuk memastikan setiap anggota di dalam tim induk dapat

memahami materi yang dijelaskannya. Hal ini mendorong setiap siswa untuk

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran terlihat setiap siswa

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

62

berusaha untuk menjelaskan materi dengan sebaik mungkin kepada anggota

kelompoknya berdasarkan apa yang telah mereka pahami dan menggunakan gaya

penjelasan yang beragam.

Setelah seluruh proses pembelajaran yang berlangsung sebanyak 2 kali

pertemuan, terjadi perubahan perilaku pada siswa. Pada pertemuan pertama masih

banyak siswa yang tampak bingung saat berdiskusi di dalam tim ahli, karena pada

pembelajaran-pembelajaran sebelumnya mereka belum terbiasa memahami materi

pelajaran secara mandiri. Pembelajaran-pembelajaran sebelumnya lebih bersifat

pasif, siswa hanya mendengarkan guru dan mencatat apa yang disampaikan guru.

Dalam pembelajaran itu kurang adanya interaksi antar siswa sehingga mereka

belum terbiasa untuk menyampaikan pendapat ataupun bertanya jika ada

penjelasan yang belum dipahami. Pada pertemuan selanjutnya siswa mulai

antusias mengikuti pembelajaran. Mereka lebih aktif dalam proses pembelajaran,

mulai berani mengemukakan ide dan gagasan ketika diskusi berlangsung.

Pada kelas kontrol, pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan metode

konvensional. Metode konvensional yang digunakan adalah metode ceramah dan

tanya jawab. Pertama-tama guru menjelaskan materi yang dipelajari, kemudian

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya setelah guru selesai

menjelaskan keseluruhan materi. Keterlibatan siswa hanya sebatas mendengarkan

dan mencatat materi yang dijelaskan oleh guru.

Dalam proses pembelajaran yang dilakukan di kelas kontrol ini siswa tidak

terlibat secara optimal dan cenderung pasif. Siswa tidak diberikan kesempatan

untuk bertukar pendapat dengan temannya dalam mengungkapkan ide dan

gagasannya di dalam kelas. Dengan demikian, pembelajaran yang diikuti oleh

siswa lebih bersifat hafalan. Tetapi kelebihan dari kelas kontrol ini yaitu siswa

dapat mempelajari materi secara menyeluruh sesuai dengan urutannya. Meskipun

hal tersebut tidak menjamin siswa bisa lebih memahami materi yang dipelajari

secara menyeluruh.

Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa perlakuan yang berbeda

menyebabkan hasil akhir yang berbeda antara kelas eksperimen yang diajarkan

menggunakan metode Jigsaw dan kelas kontrol yang diajarkan menggunakan

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

63

metode konvensional. Hal ini dibuktikan dengan analisis data hasil penelitian, ada

perbedaan yang signifikan pada tingkat pemahaman siswa tentang materi Zakat

yang dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Jigsaw

dan metode konvensional.

D. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya

telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang

optimal. Meskipun demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan

sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan sebagaimana

dijelaskan berikut ini:

1. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam khususnya pada materi Zakat, sehingga belum bisa

digeneralisasikan pada materi-materi lainnya.

2. Siswa belum terbiasa dengan proses pembelajaran yang menggunakan

metode Jigsaw, sehingga peneliti harus memberikan penjelasan ulang

atau bimbingan secara langsung kepada setiap kelompok agar proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

3. Pembelajaran dengan metode Jigsaw membutuhkan waktu yang cukup

banyak sedangkan waktu yang tersedia terbatas, sehingga butuh

persiapan dan pengaturan kelas yang baik.

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

64

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelititian yang dilaksanakan mengenai pembelajaran

materi Zakat menggunakan metode Jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa

tentang materi yang dipelajari di SMP Sulthan Bogor diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh antara penggunaan metode Jigsaw dalam

pembelajaran yang dilaksanaan terhadap tingkat pemahaman siswa

tentang materi Zakat. Hal ini terlihat dari perbandingan antara

persentasee rata-rata seluruh indikator kelas eksperimen dengan kelas

kontrol. Kelas eksperimen memiliki rata-rata 69,59% sedangkan kelas

kontrol memiliki rata-rata 60,37%.

2. Siswa yang pembelajarannya menggunakan metode Jigsaw memiliki

tingkat pemahaman yang berbeda terhadap materi yang dipelajari

dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan

metode konvensional. Hal ini terbukti dengan pengujian hipotesis yang

menunjukkan nilai p= 0,0048 dan nilai α= 0,05 sehingga p= 0,0048 <

α= 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode Jigsaw

memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pemahaman siswa tentang

materi Zakat. Sehingga siswa yang pembelajarannya menggunakan

metode Jigsaw memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan

metode konvensional.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, menyatakan bahwa siswa yang

diajarkan menggunakan metode Jigsaw memiliki tingkat pemahaman terhadap

materi yang lebih baik dibandingkan siswa yang diajarkan menggunakan metode

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

65

konvensional. Dengan demikian, diharapkan agar para guru lebih memperhatikan

kesesuaian antara materi yang akan dipelajari dengan metode yang digunakan.

Peran aktif siswa harus menjadi salah satu prioritas dalam pembelajaran,

karena seharusnya proses belajar tidak menjadi suatu paksaan melainkan suatu

kebutuhan. Hal ini dapat didorong dengan cara melaksanakan pembelajaran yang

aktif dan menyenangkan. Sebagaimana temuan di dalam penelitian ini, siswa

menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran yang

menggunakan metode Jigsaw.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat

memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Metode Jigsaw sebaiknya lebih sering digunakan dalam proses

pembelajaran terutama pada materi Zakat dan materi-materi lainnya

yang sesuai dengan kriteria metode Jigsaw, sehingga siswa terbiasa

dengan proses pembelajaran yang menggunakan metode Jigsaw dan

dengan menggunakan metode tersebut siswa bisa lebih memahami

materi yang diajarkan.

2. Guru yang hendak menggunakan metode Jigsaw dalam pembelajaran di

kelas diharapkan melakukan persiapan dan pengaturan kelas sebelum

menggunakan metode tersebut. Karena tanpa adanya persiapan dan

pengaturan kelas, pembelajaran menggunakan metode Jigsaw akan

memakan waktu yang cukup banyak.

3. Karena terdapat beberapa keterbatasan dalam melaksanakan penelitian

ini, sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan yang meneliti tentang

metode Jigsaw pada materi-materi lainnya dan pada jenjang

sekolah/kelas yang berbeda.

4. Dalam penelitian selanjutnya, sebaiknya data yang diperoleh dilengkapi

dengan hasil wawancara dan angket.

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

66

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2010.

-------. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. edisi 2. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.

Arkanuddin. dan Muslimah, Septi. Pendidikan Agama Islam untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011.

Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2012.

Awladih, Hasan Muhammad wa. Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: t.p., 1985.

Cici Rina Yuningsih, “Efektifitas Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperatif Tipe Jigsaw Learning pada Bidang Studi Aqidah Akhlak di MTs. Ibnu Hajar”, Skripsi pada Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta, Jakarta, h. 33-

34, tidak dipublikasikan.

Dewi Puspasari, “Peningkatan Prestasi Belajar PAI melalui Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas X SMAN 90 Jakarta”, Skripsi pada Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta: 2015. tidak dipublikasikan.

Gunawan, Adi W. Genius Learning Strategy, Petunjuk Praktis untuk Menerapkan

Accelerated Learning. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007.

Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru (Berdasarkan Pendekatan Kompetensi).

Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.

Hawi, Akmal. Kompetensi Guru PAI. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013.

Lie, Anita. Mempraktikkan Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo, 2014.

Muhaimin. Nuansa Baru Pendidikan Islam (Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan). Jakarta: Raja Grafindo, 2006.

Muhammad Aship, “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta”, Skripsi pada Pendidikan Agama Islam

UIN Jakarta, Jakarta, h. 30, tidak dipublikasikan.

Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008.

Mustopa, Zaenal. dan Koswara, Nandang. Pendidikan Agama Islam untuk SD Kelas VI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011.

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

67

Parsetyo, Danang. “Hari Ini, Hari Guru Nasional Momentum untuk Merefleksi dan Mengevaluasi Diri”, www.pontianakpost.com, 29 April 2016.

Payong, Marselus R. Sertifikasi Profesi Guru (Konsep Dasar, Problematika, dan

Implementasinya). Jakarta: PT. Indeks, 2011.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan

Agama dan Pendidikan Keagamaan.

Rahman, Masykur Arif. Kesalahan-kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru dalam Kegiatan Belajar-Mengajar. Jogjakarta: Diva Press, 2011.

Remiswal. dan Amelia, Rezki. Format Pengembangan Strategi PAIKEM Dalam Pembelajaran Agama Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Rusman. Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010.

Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2013.

-------. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2008.

Silberman, Melvin L. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia dan Nuansa, 2006.

Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana, 2014.

Slavin, Robert E. Cooperative Learning. Teori, Riset, dan Praktik , Terj. dari Cooperative Learning: theory, research and practice oleh Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media, 2015.

Soebahar, Abd. Halim. Kebijakan Pendidikan Islam: dari Ordonansi Guru sampai UU SISDIKNAS. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.

Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005.

Sukardja, M. dan Komarudin, Ukim. Landasan Pendidikan Konsep & Aplikasinya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

68

-------. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.

Taniredja, Tukiran. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta, 2013.

Thobroni, Muhammad. dan Mustofa, Arif. Belajar dan Pembelajaran, Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan

Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Thoyar, Husni. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.

-------. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik Konsep, Landasan Teoritis—praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka,

2007.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Vitria Alviani, “Pengaruh Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (CTL) Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (Study Kasus di

SMPN 2 Tangerang Selatan)”, Skripsi pada Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta: 2010. tidak dipublikasikan.

Yaumi, Muhammad. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013.

Yunus, Mahmud. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakrta: PT Hidakarya

Agung, 1992.

-------. Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta: PT. Hidakarya Agung,

t.t.

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

67

Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelas Eksperimen

Pendidikan Agama Islam

Kelas 8 - Semester II - 2015/2016

Pertemuan 1

SK, KD, Indikator, Taksonomi Bloom

Standar kompetensi:

8. Memahami Zakat Kompetensi Dasar:

8.1 Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat mal 8.2 Membedakan antara zakat fitrah dan zakat mal

8.3 Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat dan zakat mal Indikator:

8.1.1 Menyebutkan pengertian zakat fitrah 8.1.2 Menyebutkan pengertian zakat mal

8.1.3 Menyebutkan macam-macam zakat 8.2.1 Menjelaskan perbedaan antara pengertian zakat fitrah dan zakat mal

Tahapan Proses Pembelajaran Siswa

Durasi: 2 jam pelajaran (80 menit)

A. Pendahuluan: (10 menit)

1. Memberi salam 2. Mengkondisikan kelas dengan memerhatikan sikap dan tempat duduk

siswa serta menanyakan kabar 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa serta manfaatnya jika

siswa mampu menguasai materi B. Kegiatan Inti: (60 menit)

Model Pembelajaran Interaktif: Metode Jigsaw 1. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok dengan anggota 6 orang siswa

pada setiap kelompoknya (membentuk tim induk). 2. Guru memberikan 3 lembar soal yang berbeda kepada setiap kelompok

untuk dibagikan ke setiap siswa dalam kelompok tersebut (dalam satu

kelompok ada dua orang yang mendapatkan materi yang sama). Materi-materi tersebut adalah tentang:

a. Pengertian zakat fitrah dan zakat mal b. Macam-macam zakat c. Perbedaan zakat fitrah dengan zakat mal

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

68

Memeriksa dan Menyetujui Bogor, 25 April 2016

Kepala Sekolah SMP Sulthan Guru Mata Pelajaran Agama Islam Kelas 8

H. Ahmad Subekti, SE Muhammad

3. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan materi yang didapatkan (membentuk tim ahli) sehingga terbentuk kelompok baru sebanyak 6 kelompok.

4. Guru meminta siswa membaca dan memahami materi yang dibagikan. 5. Guru meminta setiap siswa untuk mendiskusikan materi yang mereka

dapatkan dengan anggota kelompok (tim ahli) kemudian menjawab setiap soal yang telah dibagikan sebelumnya.

6. Guru meminta siswa pada kelompok ahli untuk kembali ke kelompok

awal (tim induk) dan menjelaskan materi yang sudah didiskusikan sebelumnya kepada setiap anggota kelompok di tim induk.

C. Penutup/Closing: (10 menit)

Kesimpulan:

1. Guru meminta setiap kelompok untuk memberikan kesimpulan secara bergantian.

2. Guru memberikan soal kuis individu. 3. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi terhadap materi yang telah

dipelajari.

4. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.

Penilaian Hasil Belajar Siswa Sumber Belajar dan Alat

Bantu Mengajar

D. Jenis penilaian:

Observasi Sistematik:

Kehadiran

Respek

Ketertiban

Kerapian

Atensi

Sumber Belajar:

Buku paket Agama

Islam, penerbit yudistira

Alat Bantu Mengajar:

Spidol

Whiteboard

Worksheet

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

69

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelas Eksperimen

Pendidikan Agama Islam

Kelas 8 - Semester II - 2015/2016

Pertemuan 2

SK, KD, Indikator, Taksonomi Bloom

Standar kompetensi:

8. Memahami Zakat

Kompetensi Dasar:

8.2 Membedakan antara zakat fitrah dan zakat mal

8.3 Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat dan zakat mal

8.4 Menjelaskan perbedaan hadas dan najis

Indikator:

8.2.2 Menyebutkan ketentuan-ketentuan zakat fitrah

8.2.3 Menyebutkan ketentuan-ketentuan zakat mal

8.2.4 Menjelaskan perbedaan antara ketentuan zakat fitrah dan zakat mal

8.3.1 Membaca dan mengartikan dalil naqli tentang orang-orang yang berhak

menerima zakat

8.3.2 Menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat mal dan zakat

fitrah

8.4.1 Menjelaskan tata cara praktik zakat fitrah

8.4.2 Menjelaskan tata cara praktik zakat mal

Tahapan Proses Pembelajaran Siswa Interaktif

Durasi: 2 jam pelajaran (80 menit)

A. Pendahuluan: (10 menit)

4. Memberi salam

5. Mengkondisikan kelas dengan memerhatikan sikap dan tempat duduk

siswa serta menanyakan kabar

6. Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa serta manfaatnya jika

siswa mampu menguasai materi

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

70

B. Kegiatan Inti: (60 menit)

Model Pembelajaran Interaktif: Metode Jigsaw

7. Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok dengan anggota 5 orang

siswa pada setiap kelompoknya (membentuk tim induk).

8. Guru memberikan 5 lembar soal yang berbeda kepada setiap kelompok

untuk dibagikan ke setiap siswa dalam kelompok tersebut. Materi-materi

tersebut adalah tentang:

d. Ketentuan-ketentuan zakat fitrah

e. Ketentuan-ketentuan zakat mal

f. Perbedaan antara ketentuan-ketentuan zakat fitrah dengan zakat mal

g. Dalil naqli tentang orang-orang yang berhak menerima zakat

h. Menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat fitrah dan

zakat mal

9. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan materi yang didapatkan

(membentuk tim ahli) sehingga terbentuk kelompok baru sebanyak 5

kelompok.

10. Guru meminta siswa membaca dan memahami materi yang dibagikan.

11. Guru meminta setiap siswa untuk mendiskusikan materi yang mereka

dapatkan dengan anggota kelompok (tim ahli) kemudian menjawab

setiap soal yang telah dibagikan sebelumnya.

12. Guru meminta siswa pada kelompok ahli untuk kembali ke kelompok

awal (tim induk).

13. Guru meminta siswa menjelaskan materi yang sudah didiskusikan

sebelumnya kepada setiap anggota kelompok di tim induk.

14. Guru meminta siswa mengerjakan soal tentang pelaksanaan zakat fitrah

dan zakat mal.

C. Penutup/Closing: (10 menit)

Kesimpulan:

5. Guru meminta setiap kelompok untuk menjelaskan jawaban dari soal

tentang pelaksanaan zakat di depan kelas secara bergantian.

6. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi terhadap materi yang

telah dipelajari.

7. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

71

Memeriksa dan Menyetujui Bogor, 25 April 2016

Kepala Sekolah SMP Sulthan Guru Mata Pelajaran

Agama Islam

Kelas 8

H. Ahmad Subekti, SE Muhammad

Penilaian Hasil Belajar Siswa Sumber Belajar dan Alat

Bantu Mengajar

D. Jenis penilaian:

Observasi Sistematik:

Kehadiran

Respek

Ketertiban

Kerapian

Atensi

Sumber Belajar:

Buku paket Agama

Islam, penerbit yudistira

Ensiklopedi untuk

pelajar

Ensiklopedi Islam.

Alat Bantu Mengajar:

Spidol

Whiteboard

Worksheet

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

72

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelas Kontrol

Pendidikan Agama Islam

Kelas 8 - Semester II - 2015/2016

Pertemuan 1

SK, KD, Indikator, Taksonomi Bloom

Standar kompetensi:

8. Memahami Zakat

Kompetensi Dasar:

8.1 Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat mal

8.2 Membedakan antara zakat fitrah dan zakat mal 8.3 Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat dan zakat mal

Indikator:

8.1.1 Menyebutkan pengertian zakat fitrah

8.1.2 Menyebutkan pengertian zakat mal 8.1.3 Menyebutkan macam-macam zakat 8.2.1 Menjelaskan perbedaan antara pengertian zakat fitrah dan zakat mal

Tahapan Proses Pembelajaran Siswa

Durasi: 2 jam pelajaran (80 menit) A. Pendahuluan: (10 menit)

7. Memberi salam 8. Mengkondisikan kelas dengan memerhatikan sikap dan tempat duduk

siswa serta menanyakan kabar

9. Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa serta manfaatnya jika siswa mampu menguasai materi

B. Kegiatan Inti: (60 menit)

Model Pembelajaran Interaktif: -

15. Guru menjelaskan materi tentang: i. Pengertian zakat fitrah dan zakat mal

j. Macam-macam zakat k. Perbedaan zakat fitrah dengan zakat mal

16. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

73

materi yang belum dipahami.

C. Penutup/Closing: (10 menit)

Kesimpulan:

8. Guru meminta beberapa siswa untuk memberikan kesimpulan secara bergantian.

9. Guru memberikan soal kuis individu. 10. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi terhadap materi yang

telah dipelajari.

11. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.

Penilaian Hasil Belajar Siswa Sumber Belajar dan Alat Bantu

Mengajar

D. Jenis penilaian:

Observasi Sistematik:

Kehadiran

Respek

Ketertiban

Kerapian

Atensi

Sumber Belajar:

Buku paket Agama Islam, penerbit yudistira

Alat Bantu Mengajar:

Spidol

Whiteboard

Worksheet

Memeriksa dan Menyetujui Bogor, 25 April 2016

Kepala Sekolah SMP Sulthan Guru Mata Pelajaran

Agama Islam

Kelas 8

H. Ahmad Subekti, SE Muhammad

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

74

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelas Kontrol

Pendidikan Agama Islam

Kelas 8 - Semester II - 2015/2016

Pertemuan 2

SK, KD, Indikator, Taksonomi Bloom

Standar kompetensi:

8. Memahami Zakat

Kompetensi Dasar:

8.2 Membedakan antara zakat fitrah dan zakat mal

8.3 Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat dan zakat mal 8.4 Menjelaskan perbedaan hadas dan najis

Indikator:

8.2.2 Menyebutkan ketentuan-ketentuan zakat fitrah

8.2.3 Menyebutkan ketentuan-ketentuan zakat mal 8.2.4 Menjelaskan perbedaan antara ketentuan zakat fitrah dan zakat mal 8.3.1 Membaca dan mengartikan dalil naqli tentang orang-orang yang berhak

menerima zakat 8.3.2 Menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat mal dan zakat

fitrah

8.4.1 Menjelaskan tata cara praktik zakat fitrah 8.4.2 Menjelaskan tata cara praktik zakat mal

Tahapan Proses Pembelajaran Siswa Interaktif

Durasi: 2 jam pelajaran (80 menit) A. Pendahuluan: (10 menit)

10. Memberi salam

11. Mengkondisikan kelas dengan memerhatikan sikap dan tempat duduk siswa serta menanyakan kabar

12. Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa serta manfaatnya jika siswa mampu menguasai materi

B. Kegiatan Inti: (60 menit)

Model Pembelajaran Interaktif: -

17. Guru menjelaskan materi tentang: l. Ketentuan-ketentuan zakat fitrah m. Ketentuan-ketentuan zakat mal

n. Perbedaan antara ketentuan-ketentuan zakat fitrah dengan zakat mal

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

75

o. Dalil naqli tentang orang-orang yang berhak menerima zakat

p. Menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat fitrah dan zakat mal

18. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada materi yang belum dipahami.

C. Penutup/Closing: (10 menit)

Kesimpulan:

12. Guru meminta beberapa siswa untuk memberikan kesimpulan secara bergantian.

13. Guru memberikan soal kuis individu. 14. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi terhadap materi yang

telah dipelajari.

15. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.

Penilaian Hasil Belajar Siswa Sumber Belajar dan Alat Bantu

Mengajar

D. Jenis penilaian:

Observasi Sistematik:

Kehadiran

Respek

Ketertiban

Kerapian

Atensi

Sumber Belajar:

Buku paket Agama Islam, penerbit

yudistira

Ensiklopedi untuk pelajar

Ensiklopedi Islam.

Alat Bantu Mengajar:

Spidol

Whiteboard

Worksheet

Memeriksa dan Menyetujui Bogor, 25 April 2016

Kepala Sekolah SMP Sulthan Guru Mata Pelajaran

Agama Islam

Kelas 8

H. Ahmad Subekti, SE Muhammad

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

76

Lampiran 3

KELOMPOK AHLI 1

Topik Diskusi: Pengertian Zakat Fitrah dan Zakat Mal

Nama Siswa : …………………………………… Kelas/Kelompok : ……………………………………

Pertanyaan: 1. Jelaskan pengertian zakat fitrah!

2. Jelaskan Pengertian Zakat Mal

Jawaban:

Jawaban:

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

77

KELOMPOK AHLI 2

Topik Diskusi: Macam-macam Zakat

Nama Siswa : …………………………………… Kelas/Kelompok : ……………………………………

Pertanyaan: 1. Sebutkan macam-macam zakat yang kamu ketahui!

Jawaban:

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

78

KELOMPOK AHLI 3

Topik Diskusi: Perbedaan antara Zakat Fitah dengan Zakat Mal

Nama Siswa : …………………………………… Kelas/Kelompok : ……………………………………

Pertanyaan: 1. Sebutkan perbedaan antara zakat fitrah dengan zakat mal!

Jawaban:

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

79

KELOMPOK AHLI 1

Topik Diskusi: Ketentuan-ketentuan Zakat Fitrah

Nama Siswa : …………………………………… Kelas/Kelompok : ……………………………………

Pertanyaan: 1. Sebutkan ketentuan-ketentuan di dalam zakat fitrah!

Jawaban:

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

80

KELOMPOK AHLI 2

Topik Diskusi: Ketentuan-ketentuan Zakat Mal

Nama Siswa : …………………………………… Kelas/Kelompok : ……………………………………

Pertanyaan: 1. Sebutkan ketentuan-ketentuan di dalam zakat mal!

Jawaban:

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

81

KELOMPOK AHLI 3

Topik Diskusi: Perbedaan Ketentuan-ketentuan Zakat Fitrah dengan Zakat

Mal

Nama Siswa : ……………………………………

Kelas/Kelompok : …………………………………… Pertanyaan:

1. Sebutkan perbedaan ketentuan-ketentuan zakat fitrah dengan zakat mal!

Jawaban:

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

82

KELOMPOK AHLI 4

Topik Diskusi: Dalil Naqli Tentang Mustahik Zakat

Nama Siswa : …………………………………… Kelas/Kelompok : ……………………………………

Pertanyaan: 1. Sebutkan dalil naqli tentang mustahik zakat beserta artinya!

Jawaban:

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

83

KELOMPOK AHLI 5

Topik Diskusi: Mustahik Zakat

Nama Siswa : …………………………………… Kelas/Kelompok : ……………………………………

Pertanyaan: 1. Sebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat!

Jawaban:

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

84

SOAL LATIHAN PEMBELAJARAN MATERI ZAKAT

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELAS VIII

Nama : ...................................

Kelas : ...................................

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar!

1. Bagaimanakah pelaksanaan zakat dalam masyarakat di sekitar kamu pada

bulan Ramadhan? Jelaskan secara singkat!

2. Hitunglah jumlah anggota keluargamu serta orang-orang yang berada

dalam tanggungan keluargamu!

3. Hitunglah zakat fitrah yang harus kamu keluarkan untuk seluruh anggota

keluarga kalian tersebut!

4. Tentukan jenis makanan pokok yang akan kalian keluarkan!

5. Perhatikan harta yang dimiliki oleh orang-orang di sekitarmu! Sebutkan

harta orang-orang tersebut yang wajib dizakati!

6. Buatlah perkiraan jumlah harta yang dimiliki oleh orang-orang tersebut!

Buatlah perhitungan zakat yang wajib dikeluarkan oleh orang-orang itu!

7. Sebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat tersebut!

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

85

Lampiran 4

KUESIONER

SMP Sulthan Tahun Ajaran 2015/2016

Kelas IX

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Salah satu pengertian zakat menurut bahasa adalah . . . .

a. menukarkan

b. menambahkan

c. menyisihkan harta

d. mensucikan

2. Zakat yang dikeluarkan untuk membersihakan jiwa seseorang disebut

zakat . . . .

a. harta

b. profesi

c. fitrah

d. mal

3. Orang yang harus mengeluarkan zakat dalam istilah syara’ disebut . . . .

a. muzaki

b. mustahik

c. nishab

d. haul

4. Surat at-Taubah ayat 60 menjelaskan tentang . . . .

a. orang-orang yang wajib mengeluarkan zakat

b. orang-orang yang berhak menerima zakat

c. ketentuan-ketentuan orang yang mengeluarkan zakat

d. ketentuan-ketentuan dalam mengeluarkan zakat barang temuan

5. Hukum mengeluarkan zakat mal bagi yang sudah memenuhi syarat wajib

adalah . . . .

a. wajib

b. mubah

c. sunnah

d. makruh

6. Pengertian mustahik zakat adalah . . . .

a. orang yang mampu untuk mengeluarkan zakat

b. orang yang berkewajiban untuk melaksanakan zakat

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

86

c. orang yang berhak untuk menerima zakat

d. zakat yang harus dibayarkan kepada yang berhak menerimanya

7. Zakat mal hanya dibayarkan setelah . . . .

a. seseorang merasa siap untuk membayar zakat

b. seseorang merasa mampu

c. memenuhi nisab dan haulnya

d. semua urusan dunianya terpenuhi

8. Berikut ini adalah harta yang tidak wajib untuk dizakati adalah harta . . . .

a. barang dagangan

b. hasil curian

c. hasil pertanian

d. hasil temuan

9. Zakat yang dikeluarkan khusus pada bulan Ramadhan adalah zakat . . . .

a. mal

b. fitrah

c. profesi

d. perniagaan/perdagangan

10. Zakat fitrah dikeluarkan oleh setiap jiwa sebesar . . . .

a. 2,5 persen

b. 2,5 liter

c. 2,5 Kg

d. 2,5 Ons

11. Hukum mengeluarkan zakat fitrah adalah . . . .

a. sunnah

b. wajib

c. haram

d. makruh

12. Zakat yang bertujuan membersihkan harta adalah zakat . . . .

a. mal

b. fitrah

c. profesi

d. rikaz

13. Keluarga Khalid terdiri dari 10 orang, zakat fitrah yang wajib dikeluarkan

sebanyak . . . liter

a. 10

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

87

b. 20

c. 30

d. 31

14. Perbedaan antara zakat fitrah dengan zakat mal yaitu . . . .

a. zakat fitrah dikeluarkan jika ada kelebihan harta, sedangkan zakat mal

harus selalu dikeluarkan setiap tahunnya

b. zakat fitrah dikeluarkan saat bulan Ramadhan, sedangkan zakat mal

dikeluarkan jika sudah mencapai nisab dan haul/waktu panen untuk

zakat pertanian

c. zakat fitrah harus diberikan kepada orang yang berhak menerima,

sedangkan zakat mal boleh diberikan kepada siapa saja

d. zakat fitrah harus diberikan oleh semua orang, sedangkan zakat mal

hanya diberikan oleh orang yang sudah berkeluarga

15. Nisab untuk zakat yang berupa emas adalah . . . gram

a. 93,1

b. 100,9

c. 96

d. 91,2

16. Pak Ahmad memiliki sebuah peternakan kambing yang berjumlah 100

ekor, maka Pak Ahmad wajib mengeluarkan zakat sebesar . . . .

a. 2 ekor kambing betina umur 2 tahun

b. 2 ekor domba betina umur 2 tahun

c. 1 ekor kambing betina umur 2 tahun

d. 1 ekor domba betina umur 2 tahun

17. Nisab hasil pertanian yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu . . . .

a. 653 Kg

b. 555 Kg

c. 453 Kg

d. 456 Kg

18. Di bawah ini adalah syarat wajib zakat fitrah, kecuali . . . .

a. orang Islam

b. diberikan saat masa panen

c. masih hidup saat terbenamnya matahari pada akhir bulan ramadhan

d. mempunyai kelebihan makanan pada malam hari raya idul fitri

19. Rukun zakat fitrah terdiri dari . . . .

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

88

a. beragama Islam, baligh, kaya, dan berakal sehat

b. niat, muzakki, mustahik, dan ada makanan pokok

c. beragama Islam, hidup di malam hari raya, mustahik

d. niat, beragama Islam, berakal, dan baligh

20. Waktu sunnah mengeluarkan zakat fitrah adalah . . . .

a. selama bulan Ramadhan

b. setelah subuh sebelum shalat idul fitri

c. malam hari raya idul fitri

d. setelah shalat idul fitri

21. Berikut ini yang bukan manfaat zakat fitrah adalah . . . .

a. membuat gembira orang yang lemah dan tidak mampu pada saat hari

raya

b. dapat mengurangi harta yang kita miliki

c. mencegah orang-orang miskin melakukan kejahatan

d. hubungan kasih sayang antara pemberi dan penerima zakat akan

terjalin

22. Nilai minimal suatu harta yang wajib dikeluarkan zakatnya disebut . . . .

a. muzakki

b. mustahik

c. haul

d. nisab

23. Orang muslim yang mampu melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan

dengan urusan zakat yaitu tugas yang berkaitan proses penghimpunan,

penjagaan, pemeliharaan, pendistribusian, dan laporan keuangan dana

zakat disebut . . . .

a. fakir

b. miskin

c. amil

d. gharim

24. Besar zakat barang temuan (rikaz) adalah . . . .

a. 2,5 %

b. 5 %

c. 10 %

d. 20 %

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

89

25. Bila seseorang memiliki 10 ekor unta, berapa zakat yang harus dikeluarkan

. . . .

a. 1 ekor kambing

b. 2 ekor kambing

c. 1 ekor anak unta

d. 2 ekor anak unta

26. Seseorang harus mengeluarkan zakat 1 ekor kambing berumur 2 tahun jika

ia memiliki kambing sebanyak . . . .

a. 20-39 ekor kambing

b. 40-120 ekor kambing

c. 121-200 ekor kambing

d. 201-399 ekor kambing

27. Waktu menunaikan zakat pertanian adalah . . . .

a. setiap bulan Ramadhan

b. setiap tahun

c. setiap bulan

d. setiap panen

28. Seorang petani memiliki sawah tadah hujan yang ditanami padi. Hasil

panennya mencapai 30 Kwintal gabah, maka zakat yang harus dikeluarkan

adalah . . . .

a. 10 Kwintal

b. 5 Kwintal

c. 3 Kwintal

d. 1,5 Kwintal

29. Jika seseorang memiliki tabungan sebesar Rp. 50.000.000 dan telah genap

satu tahun maka besar zakat yang wajib dikeluarkan adalah . . . .

a. Rp. 1.250.000

b. Rp. 2.500.000

c. Rp. 5.000.000

d. Rp. 7.500.000

30. Seorang pedagang mendapatkan laba bersih hasil niaganya selama satu

tahun sebesar Rp. 30.000.000, berapa zakat yang wajib dikeluarkan . . . .

a. Rp. 1.250.000

b. Rp. 1.000.000

c. Rp. 750.000

d. Rp. 500.000

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

90

31. Seorang profesional muda bekerja selama satu tahun dan mendapatkan

penghasilan bersih sebesar Rp. 60.000.000, maka zakat yang harus

dikeluarkan adalah . . . .

a. Rp. 1.250.000

b. Rp. 1.500.000

c. Rp. 2.000.000

d. Rp. 2.500.000

32. Seorang muallaf termasuk golongan yang berhak menerima zakat karena .

. . .

a. masih banyak musuhnya

b. pengetahuan kesilamannya masih rendah

c. ibadahnya belum ikhlas

d. imannya masih lemah

33. Jika satu keluarga terddiri dari 2 orang dewasa, 2 remaja, dan 1 bayi. Maka

zakat fitrah yang harus dikeluarkan sebanyak . . . .

a. 7,5 Kg

b. 10 Kg

c. 12,5 Kg

d. 15 Kg

34. Fulanah memiliki 100 gram emas tak terpakai. Harga emas saat itu adalah

Rp. 300.000. Setelah genap satu tahun, jika ia ingin membayar zakatnya

dengan uang maka jumlah yang harus dibayarkan adalah . . . .

a. Rp. 300.000

b. Rp. 750.000

c. Rp. 1.000.000

d. Rp. 3.000.000

35. Berikut ini syarat-syarat harta yang wajib dizakati, kecuali . . . .

a. menjadi milik sempurna

b. milik bersama

c. sudah mencapai nisab

d. mencapai haul

36. Berikut ini golongan yang berhak menerima zakat, kecuali . . . .

a. amil

b. yatim

c. fakir

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

91

d. gharim

37. Berikut ini adalah harta yang wajib dizakati, kecuali . . . .

a. emas yang digunakan

b. perak

c. hewan ternak

d. hasil pertanian

38. Zakat terbagi ke dalam dua bagian, yaitu . . . .

a. zakat fitrah dan zakat mal

b. zakat harta dan zakat tenaga

c. zakat profesi dan zakat jasa

d. zakat fitrah dan zakat uang

39. Yang termasuk ke dalam zakat mal adalah . . . .

a. uang pinjaman

b. harta gadaian

c. hewan ternak

d. tumbuhan

40. Seseorang boleh mengeluarkan zakat fitrah sejak . . . .

a. terbit matahari di bulan Ramadhan sampai terbenam matahari

b. awal bulan Ramadhan sampai akhir bulan ramadhan

c. pertengahan bulan Ramadhan sampai akhir bulan Ramadhan

d. memasuki akhir minggu pada bulan Ramadhan

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

92

Lampiran 5

Hasil Uji Validitas

No. Nama Butir Soal

1 2 3 4 5

1 A 1 1 1 1 1

2 B 1 1 1 1 1

3 C 0 1 1 1 1

4 D 1 1 1 1 1

5 E 1 1 1 1 1

6 V 1 1 1 0 0

7 G 1 1 1 1 1

8 H 1 1 1 1 1

9 I 1 0 0 1 1

10 J 1 1 1 1 1

11 K 1 1 1 1 1

12 L 0 1 1 1 1

13 M 1 1 1 1 1

14 N 1 1 1 1 1

15 O 1 1 1 1 1

16 P 1 1 1 1 1

17 Q 1 1 1 1 1

18 R 1 1 1 1 1

19 S 1 0 1 1 1

20 T 1 1 1 1 0

21 U 1 1 1 1 1

22 V 1 1 1 1 1

23 W 1 1 1 1 0

24 X 0 1 1 0 1

25 Y 1 1 1 1 0

26 Z 1 1 1 1 0

27 AA 1 1 1 1 1

28 BB 1 0 0 0 0

29 CC 1 1 1 1 1

30 DD 1 1 0 0 1

∑ 28 29 30 30 29

R hitung 0.425 0.406 0.406 0.462 0.404

R tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361

Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

93

No. Nama Butir Soal

6 7 8 9 10

1 A 1 1 1 1 1

2 B 1 0 1 1 1

3 C 0 1 1 1 0

4 D 1 1 1 1 1

5 E 1 1 1 1 1

6 V 0 1 1 0 1

7 G 1 1 1 1 1

8 H 1 1 1 1 1

9 I 1 1 1 1 1

10 J 0 0 1 0 1

11 K 1 1 1 1 1

12 L 0 1 1 1 1

13 M 1 1 1 1 1

14 N 0 1 1 1 0

15 O 1 1 1 1 1

16 P 1 1 1 1 1

17 Q 1 1 1 1 1

18 R 1 0 1 0 1

19 S 0 1 1 1 0

20 T 1 1 1 0 0

21 U 1 0 1 1 0

22 V 1 1 1 1 1

23 W 1 1 0 0 1

24 X 1 1 0 0 1

25 Y 0 1 1 1 0

26 Z 1 0 0 1 1

27 AA 1 1 1 1 1

28 BB 1 0 1 1 1

29 CC 1 1 1 1 1

30 DD 1 0 0 1 1

∑ 29 30 34 33 34

R hitung 0.374 0.374 0.413 0.404 0.252

R tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361

Kriteria Valid Valid Valid Valid Tdk Valid

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

94

No. Nam

a

Butir Soal

11 12 13 14 15

1 A 1 1 1 1 0

2 B 1 1 1 0 1

3 C 1 0 1 0 0

4 D 1 1 1 1 1

5 E 1 0 0 1 1

6 V 1 0 1 0 1

7 G 1 1 0 0 1

8 H 1 1 1 0 1

9 I 0 0 0 1 0

10 J 1 0 1 0 1

11 K 1 1 1 1 0

12 L 1 0 0 0 0

13 M 1 1 0 0 0

14 N 1 1 1 1 0

15 O 1 1 1 0 0

16 P 1 1 1 1 0

17 Q 1 1 1 1 1

18 R 1 0 0 0 0

19 S 1 1 0 1 0

20 T 1 0 1 0 0

21 U 1 1 1 0 0

22 V 1 1 1 1 0

23 W 1 1 1 1 0

24 X 1 1 0 0 0

25 Y 1 1 0 0 0

26 Z 1 1 0 0 0

27 AA 1 1 1 1 1

28 BB 1 1 0 0 0

29 CC 1 1 1 1 0

30 DD 1 1 0 1 0

∑ 40 34 31 28 24

R hitung 0.1959812

29 0.3753912

19 0.3904683

79 0.412079

58 0.4006351

65

R tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361

Kriteria Tdk Valid Valid Valid Valid Valid

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

95

No. Nam

a

Butir Soal

16 17 18 19 20

1 A 1 0 1 0 0

2 B 0 0 1 1 0

3 C 0 0 0 1 0

4 D 0 0 1 1 0

5 E 1 1 1 1 0

6 V 1 1 1 1 0

7 G 1 0 0 1 1

8 H 1 0 0 1 0

9 I 1 0 1 1 0

10 J 0 1 0 0 1

11 K 0 0 1 1 0

12 L 0 0 0 0 0

13 M 0 0 1 1 1

14 N 0 1 1 1 0

15 O 0 0 1 1 1

16 P 1 0 1 1 1

17 Q 0 1 1 1 1

18 R 0 0 1 1 0

19 S 1 1 1 1 0

20 T 0 0 1 1 1

21 U 0 0 1 1 0

22 V 0 0 0 1 0

23 W 0 0 1 1 1

24 X 0 1 1 1 0

25 Y 0 0 1 1 0

26 Z 1 1 0 0 0

27 AA 0 1 1 1 1

28 BB 1 0 0 0 0

29 CC 0 1 1 1 1

30 DD 0 0 0 0 0

∑ 26 27 39 43 30

R hitung 0.0699632

1 0.0932842

86 0.3670489

83 0.4177590

23 0.3731371

42

R tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361

Kriteria Tdk Valid Tdk Valid Valid Valid Valid

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

96

No. Nam

a

Butir Soal

21 22 23 24 25

1 A 1 1 1 1 0

2 B 1 1 1 0 0

3 C 1 1 0 0 0

4 D 1 0 1 1 1

5 E 1 1 1 1 1

6 V 1 0 1 1 0

7 G 1 1 1 1 0

8 H 1 1 1 0 1

9 I 0 0 1 0 0

10 J 1 0 1 0 0

11 K 1 1 1 0 0

12 L 1 0 1 0 1

13 M 1 1 1 0 0

14 N 1 1 1 1 0

15 O 1 1 1 1 0

16 P 1 1 1 0 0

17 Q 1 1 1 1 1

18 R 1 1 1 0 0

19 S 0 1 1 0 0

20 T 1 0 1 0 0

21 U 1 1 1 0 0

22 V 1 1 1 1 0

23 W 1 1 1 0 1

24 X 1 0 0 0 0

25 Y 1 1 1 1 0

26 Z 1 0 0 0 0

27 AA 1 1 1 1 0

28 BB 1 1 1 0 1

29 CC 1 1 1 0 0

30 DD 1 1 1 0 0

∑ 49 44 50 35 32

R hitung 0.3041015

08 0.4996929

47 0.4250881

28 0.5543660

52 0.119566

19

R tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361

Kriteria Tdk Valid Valid Valid Valid Tdk Valid

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

97

No. Nam

a

Butir Soal

26 27 28 29 30

1 A 1 0 1 0 1

2 B 1 0 1 1 1

3 C 0 1 0 0 1

4 D 0 1 1 0 1

5 E 1 1 0 1 1

6 V 0 0 0 0 0

7 G 0 0 1 0 1

8 H 0 0 1 1 0

9 I 1 1 0 0 0

10 J 0 0 0 1 1

11 K 1 1 1 1 0

12 L 1 0 0 0 0

13 M 0 1 1 1 0

14 N 0 1 1 1 0

15 O 0 1 1 0 1

16 P 0 1 1 1 0

17 Q 1 1 0 0 1

18 R 0 0 1 0 0

19 S 1 0 0 0 0

20 T 0 0 1 0 1

21 U 0 1 1 0 1

22 V 0 1 1 0 1

23 W 0 0 0 0 0

24 X 1 1 0 0 0

25 Y 0 1 1 0 0

26 Z 0 0 0 0 1

27 AA 0 1 1 0 0

28 BB 0 0 0 0 1

29 CC 0 1 1 1 0

30 DD 0 1 0 0 0

∑ 35 44 45 38 44

R hitung 0.0527782

85 0.4015558

29 0.5790390

68 0.4726055

53 0.1256071

45

R tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361

Kriteria Tdk Valid Valid Valid Valid Tdk Valid

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

98

No. Nam

a

Butir Soal

31 32 33 34 35

1 A 0 1 1 0 0

2 B 1 1 1 0 1

3 C 0 1 0 1 0

4 D 0 0 1 0 0

5 E 1 1 1 1 1

6 V 0 1 0 0 0

7 G 0 1 1 1 1

8 H 0 1 1 0 1

9 I 0 1 0 0 0

10 J 0 1 0 1 1

11 K 0 1 1 1 1

12 L 0 1 0 0 1

13 M 1 1 0 1 1

14 N 0 1 0 0 1

15 O 1 0 1 1 0

16 P 1 0 0 1 1

17 Q 1 1 1 1 1

18 R 1 1 0 1 1

19 S 0 0 0 0 0

20 T 0 0 0 1 1

21 U 1 0 1 1 0

22 V 1 1 1 0 0

23 W 0 0 1 1 0

24 X 0 0 1 0 0

25 Y 1 1 1 1 1

26 Z 1 0 1 0 1

27 AA 1 1 1 1 0

28 BB 0 0 1 0 1

29 CC 1 1 1 1 1

30 DD 0 0 1 0 1

∑ 44 51 52 50 53

R hitung 0.5302311

77 0.3923907

85 0.3923907

85 0.3702105

31 0.177281

62

R tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361

Kriteria Valid Valid Valid Valid Tdk Valid

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

99

No. Nama Butir Soal

y y^2 36 37 38 39 40

1 A 1 1 1 1 1 30 900

2 B 0 0 1 1 1 29 841

3 C 1 0 0 0 0 17 289

4 D 1 1 1 0 1 29 841

5 E 1 1 1 1 1 36 1296

6 V 1 1 0 0 1 20 400

7 G 1 1 1 0 1 30 900

8 H 1 0 1 1 1 29 841

9 I 1 1 0 0 1 19 361

10 J 1 0 0 0 1 21 441

11 K 0 0 1 0 1 29 841

12 L 0 1 1 0 1 18 324

13 M 1 1 1 1 1 30 900

14 N 1 1 1 1 1 29 841

15 O 1 1 1 0 1 30 900

16 P 0 1 1 1 1 31 961

17 Q 1 1 0 1 1 36 1296

18 R 1 0 1 0 1 22 484

19 S 0 1 0 0 0 18 324

20 T 0 0 0 1 1 20 400

21 U 0 1 0 0 1 24 576

22 V 1 1 1 1 1 30 900

23 W 0 0 1 0 1 22 484

24 X 0 1 0 1 1 18 324

25 Y 1 1 0 1 1 26 676

26 Z 0 0 1 0 1 18 324

27 AA 0 1 1 0 1 32 1024

28 BB 0 0 1 0 1 17 289

29 CC 1 1 1 1 1 34 1156

30 DD 0 0 1 1 1 18 324

∑ 53 56 58 53 68 762 20458

R hitung 0.401 0.426 0.408 0.445 0.348

R tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361

Kriteria Valid Valid Valid Valid Tdk Valid

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

100

Langkah-langkah Perhitungan Uji Validitas Tes Uraian

Contoh tabel validitas nomor 1:

Siswa X1 Y X1^2 Y^2 X1*Y

A 1 30 1 900 30

B 1 29 1 841 29

C 0 17 0 289 0

D 1 29 1 841 29

E 1 36 1 1296 36

V 1 20 1 400 20

G 1 30 1 900 30

H 1 29 1 841 29

I 1 19 1 361 19

J 1 21 1 441 21

K 1 29 1 841 29

L 0 18 0 324 0

M 1 30 1 900 30

N 1 29 1 841 29

O 1 30 1 900 30

P 1 31 1 961 31

Q 1 36 1 1296 36

R 1 22 1 484 22

S 1 18 1 324 18

T 1 20 1 400 20

U 1 24 1 576 24

V 1 30 1 900 30

W 1 22 1 484 22

X 0 18 0 324 0

Y 1 26 1 676 26

Z 1 18 1 324 18

AA 1 32 1 1024 32

BB 1 17 1 289 17

CC 1 34 1 1156 34

DD 1 18 1 324 18

∑ 27 762 27 20458 709

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

101

Contoh mencari validasi nomor 1

Menentukan nilai X = Jumlah skor soal no.1

= 27

Menentukan nilai Y = Jumlah skor total

= 762

Menentukan nilai 2X = Jumlah kuadrat skor no.1

= 27

Menentukan nilai 2Y = Jumlah kuadrat skor total

= 20458

Menentukan nilai XY = Jumlah hasil kali skor no.1 dengan skor

total = 709

Menentukan nilai

2222 )(.)(

))(()(

YYNXXN

YXXYNrxy

425,0

)762()20458(3027)27(30.

)762(27)709(30

22

xyr

Mencari nilai rtabel, dengan dk = n – 2 = 30 – 2 = 28 dan tingkat

signifikansi sebesar 0,05 diperoleh nilai rtabel = 0,361

Setelah diperoleh nilai rxy = 0,425 lalu dikonsultasikan dengan nilai

rtabel = 0,361 Karena rxy > rtabel (0,361 > 0,361), maka soal No.1

valid

Untuk soal selanjutnya menggunakan langkah seperti soal no.1

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

102

Lampiran 6

Hasil Uji Reliabilitas

No. Subyek Skor

Ganjil

Skor

Genap Total

1 A 12 18 30

2 B 15 14 29

3 C 9 8 17

4 D 15 14 29

5 E 19 17 36

6 F 11 9 20

7 G 13 17 30

8 H 16 13 29

9 I 8 11 19

10 J 11 10 21

11 K 14 15 29

12 L 10 8 18

13 M 15 15 30

14 N 16 13 29

15 O 14 16 30

16 P 15 16 31

17 Q 19 17 36

18 R 9 13 22

19 S 9 9 18

20 T 10 10 20

21 U 13 11 24

22 V 15 15 30

23 W 10 12 22

24 X 11 7 18

25 Y 14 12 26

26 Z 9 9 18

27 AA 16 16 32

28 BB 8 9 17

29 CC 18 16 34

30 DD 10 8 18

Reliabilitas 0.857963

Kesimpulan: Sangat Tinggi (0.80 ≤ r ≤ 1.00)

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

103

Langkah-langkah Perhitungan Uji Reliabilitas Tes Pilihan Ganda

Rumus uji Reliabilitas tes pilihan ganda menggunakan rumus belah dua

seperti berikut ini:

= 0,86

Berdasarkan kriteria reliabilitas r11 = 0,86 berada di antara kisaran nilai

0,80 ≤ r ≤ 1,00, maka tes bentuk uraian tersebut memiliki reliabilitas yang

sangat tinggi.

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

104

Lampiran 7

Hasil Uji Taraf Kesukaran

Langkah-langkah Perhitungan Uji Reliabilitas Tes Pilihan Ganda:

Menentukan B = Jumlah skor butir i yang dijawab oleh peserta tes dengan

benar.

Menentukan JS = Jumlah skor maksimal seluruh soal.

Misal, untuk no.1 perhitungan tingkat kesukarannya sebagai berikut:

B = 30, JS = 40

Menetukan Tingkat Kesukaran:

JS

BP

= 30

27 = 0,9

Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran, P = 0,9 berada kisaran nilai 0,71-

1,00 maka soal nomor 1 tersebut memiliki tingkat kesukaran mudah.

Untuk nomor 2 dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukarannya sama

dengan perhitungan tingkat kesukaran soal nomor 1.

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

105

Lampiran 8

Hasil Uji Daya Pembeda Soal

Langkah – langkah Perhitungan Daya Beda Soal

Menentukan jumlah kelompok atas dan bawah dengan cara:

Jumlah kelompok = 27% x Jumlah siswa = 27% x 30 = 8

Nilai siswa diurutkan dari yang terbesar, sehingga 8 siswa dengan nilai

tertinggi menempati kelompok A dan 8 siswa dengan nilai terendah

menempati kelompok B

Menentukan JBA = Jumlah skor benar kelompok atas pada soal yang diolah

Menentukan JBB = Jumlah skor benar kelompok bawah pada soal yang diolah

JSA = skor maksimal kelompok atas pada soal yang diolah

JSB = skor maksimal kelompok bawah pada soal yang diolah

Misal, untuk soal no.1, perhitungan daya bedanya adalah sebagai berikut :

JBA = 8, JBB = 5, JSA = 8, JSB = 8

Menentukan DP = Daya Pembeda

= 375,08

3

8

58

8

5

8

8

Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai DP = 0,375 berada diantara

kisaran nilai 0,21 < D < 0,40, maka soal nomor 1 tersebut memiliki daya

pembeda cukup.

Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan daya pembedanya sama

dengan perhitungan daya pembeda soal nomor 1.

JSB

JBB

JSA

JBADP

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

106

Lampiran 9

KUESIONER

SMP Sulthan Tahun Ajaran 2015/2016

Kelas VIII

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Salah satu pengertian zakat menurut bahasa adalah . . . . e. menukarkan

f. menambahkan g. menyisihkan harta

h. mensucikan

2. Zakat yang dikeluarkan untuk membersihakan jiwa seseorang disebut

zakat . . . . e. harta

f. profesi g. fitrah h. mal

3. Orang yang harus mengeluarkan zakat dalam istilah syara’ disebut . . . .

e. muzaki f. mustahik g. nishab

h. haul

4. Surat at-Taubah ayat 60 menjelaskan tentang . . . . a. orang-orang yang wajib mengeluarkan zakat b. orang-orang yang berhak menerima zakat

c. ketentuan-ketentuan orang yang mengeluarkan zakat d. ketentuan-ketentuan dalam mengeluarkan zakat barang temuan

5. Hukum mengeluarkan zakat mal bagi yang sudah memenuhi syarat wajib

adalah . . . .

e. wajib f. mubah

g. sunnah h. makruh

6. Pengertian mustahik zakat adalah . . . .

e. orang yang mampu untuk mengeluarkan zakat f. orang yang berkewajiban untuk melaksanakan zakat g. orang yang berhak untuk menerima zakat

h. zakat yang harus dibayarkan kepada yang berhak menerimanya

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

107

7. Zakat mal hanya dibayarkan setelah . . . .

e. seseorang merasa siap untuk membayar zakat f. seseorang merasa mampu g. memenuhi nisab dan haulnya

h. semua urusan dunianya terpenuhi 8. Berikut ini adalah harta yang tidak wajib untuk dizakati adalah harta . . . .

e. barang dagangan f. hasil curian g. hasil pertanian

h. hasil temuan

9. Zakat yang dikeluarkan khusus pada bulan Ramadhan adalah zakat . . . . e. mal f. fitrah

g. profesi h. perniagaan/perdagangan

10. Zakat yang bertujuan membersihkan harta adalah zakat . . . .

a. mal

b. fitrah c. profesi

d. rikaz

11. Keluarga Khalid terdiri dari 10 orang, zakat fitrah yang wajib dikeluarkan

sebanyak . . . liter a. 10

b. 20 c. 30 d. 31

12. Perbedaan antara zakat fitrah dengan zakat mal yaitu . . . .

a. zakat fitrah dikeluarkan jika ada kelebihan harta, sedangkan zakat mal harus selalu dikeluarkan setiap tahunnya

b. zakat fitrah dikeluarkan saat bulan Ramadhan, sedangkan zakat mal

dikeluarkan jika sudah mencapai nisab dan haul/waktu panen untuk zakat pertanian

c. zakat fitrah harus diberikan kepada orang yang berhak menerima, sedangkan zakat mal boleh diberikan kepada siapa saja

d. zakat fitrah harus diberikan oleh semua orang, sedangkan zakat mal

hanya diberikan oleh orang yang sudah berkeluarga

13. Nisab untuk zakat yang berupa emas adalah . . . gram a. 93,1 b. 100,9

c. 96 d. 91,2

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

108

14. Di bawah ini adalah syarat wajib zakat fitrah, kecuali . . . . a. orang Islam b. diberikan saat masa panen

c. masih hidup saat terbenamnya matahari pada akhir bulan ramadhan d. mempunyai kelebihan makanan pada malam hari raya idul fitri

15. Rukun zakat fitrah terdiri dari . . . .

a. beragama Islam, baligh, kaya, dan berakal sehat

b. niat, muzakki, mustahik, dan ada makanan pokok c. beragama Islam, hidup di malam hari raya, mustahik

d. niat, beragama Islam, berakal, dan baligh

16. Berikut ini yang bukan manfaat zakat fitrah adalah . . . .

a. membuat gembira orang yang lemah dan tidak mampu pada saat hari raya

b. dapat mengurangi harta yang kita miliki c. mencegah orang-orang miskin melakukan kejahatan d. hubungan kasih sayang antara pemberi dan penerima zakat akan

terjalin

17. Nilai minimal suatu harta yang wajib dikeluarkan zakatnya disebut . . . . a. muzakki b. mustahik

c. haul d. nisab

18. Orang muslim yang mampu melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan

dengan urusan zakat yaitu tugas yang berkaitan proses penghimpunan,

penjagaan, pemeliharaan, pendistribusian, dan laporan keuangan dana zakat disebut . . . .

a. fakir b. miskin c. amil

d. gharim

19. Besar zakat barang temuan (rikaz) adalah . . . . a. 2,5 % b. 5 %

c. 10 % d. 20 %

20. Waktu menunaikan zakat pertanian adalah . . . .

a. setiap bulan Ramadhan

b. setiap tahun c. setiap bulan

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

109

d. setiap panen

21. Seorang petani memiliki sawah tadah hujan yang ditanami padi. Hasil

panennya mencapai 30 Kwintal gabah, maka zakat yang harus dikeluarkan

adalah . . . . a. 10 Kwintal

b. 5 Kwintal c. 3 Kwintal d. 1,5 Kwintal

22. Jika seseorang memiliki tabungan sebesar Rp. 50.000.000 dan telah genap

satu tahun maka besar zakat yang wajib dikeluarkan adalah . . . . a. Rp. 1.250.000 b. Rp. 2.500.000

c. Rp. 5.000.000 d. Rp. 7.500.000

23. Seorang profesional muda bekerja selama satu tahun dan mendapatkan

penghasilan bersih sebesar Rp. 60.000.000, maka zakat yang harus

dikeluarkan adalah . . . . a. Rp. 1.250.000

b. Rp. 1.500.000 c. Rp. 2.000.000 d. Rp. 2.500.000

24. Seorang muallaf termasuk golongan yang berhak menerima zakat karena .

. . . a. masih banyak musuhnya b. pengetahuan kesilamannya masih rendah

c. ibadahnya belum ikhlas d. imannya masih lemah

25. Jika satu keluarga terddiri dari 2 orang dewasa, 2 remaja, dan 1 bayi. Maka

zakat fitrah yang harus dikeluarkan sebanyak . . . .

a. 7,5 Kg b. 10 Kg

c. 12,5 Kg d. 15 Kg

26. Fulanah memiliki 100 gram emas tak terpakai. Harga emas saat itu adalah Rp. 300.000. Setelah genap satu tahun, jika ia ingin membayar zakatnya

dengan uang maka jumlah yang harus dibayarkan adalah . . . . a. Rp. 300.000 b. Rp. 750.000

c. Rp. 1.000.000 d. Rp. 3.000.000

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

110

27. Berikut ini golongan yang berhak menerima zakat, kecuali . . . . a. amil b. yatim

c. fakir d. gharim

28. Berikut ini adalah harta yang wajib dizakati, kecuali . . . .

a. emas yang digunakan

b. perak c. hewan ternak

d. hasil pertanian

29. Zakat terbagi ke dalam dua bagian, yaitu . . . .

a. zakat fitrah dan zakat mal b. zakat harta dan zakat tenaga

c. zakat profesi dan zakat jasa d. zakat fitrah dan zakat uang

30. Yang termasuk ke dalam zakat mal adalah . . . . a. uang pinjaman

b. harta gadaian c. hewan ternak d. tumbuhan

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

111

Lampiran 10

Kunci Jawaban Instrumen Tes

No. Kunci Jawaban No. Kunci Jawaban

1 D

16 B

2 C

17 D

3 A

18 C

4 B

19 D

5 A

20 D

6 C

21 C

7 C

22 A

8 B

23 B

9 B

24 D

10 A

25 C

11 C

26 B

12 B

27 B

13 C

28 A

14 B

29 A

15 D

30 C

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

112

Lampiran 11

HASIL TES PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI ZAKAT

KELOMPOK EKSPERIMEN

NO NAMA SISWA NILAI

NO NAMA SISWA NILAI

1 E1 56.7

16 E16 80

2 E2 73.3

17 E17 70

3 E3 80

18 E18 60

4 E4 60

19 E19 76.7

5 E5 46.7

20 E20 70

6 E6 56.7

21 E21 56.7

7 E7 56.7

22 E22 50

8 E8 63.3

23 E23 50

9 E9 66.7

24 E24 73.3

10 E10 63.3

25 E25 73.3

11 E11 40

26 E26 73.3

12 E12 63.3

27 E27 70

13 E13 73.3

28 E28 70

14 E14 70

29 E29 66.7

15 E15 80

30 E30 63.3

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

Lampiran 12

HASIL TES PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI ZAKAT

KELOMPOK KONTROL

NO NAMA SISWA NILAI

NO NAMA SISWA NILAI

1 E1 63.3

16 E16 76.7

2 E2 56.7

17 E17 70

3 E3 50

18 E18 46.7

4 E4 50

19 E19 43.3

5 E5 63.3

20 E20 63.3

6 E6 66.7

21 E21 53.3

7 E7 63.3

22 E22 60

8 E8 66.7

23 E23 66.7

9 E9 56.7

24 E24 66.7

10 E10 56.7

25 E25 80

11 E11 60

26 E26 60

12 E12 53.3

27 E27 56.7

13 E13 60

28 E28 56.7

14 E14 53.3

29 E29 53.3

15 E15 50

30 E30 40

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

114

Lampiran 13

PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN,

MODUS, VARIANS, SIMPANGAN BAKU, KEMIRINGAN DAN

KURTOSIS KELOMPOK EKSPERIMEN

A. Distribusi Frekuensi

40 46,7 50 50 56,7

56,8 56,9 56,10 60 60

63,3 63,3 63,4 63,5 66,7

66,7 70 70 70 70

70 73,3 73,4 73,5 73,6

73,7 76,7 80 80 80

Banyak data (n) = 30

Perhitungan Rentang

R = Xmaks - Xmin

= 80 – 40

= 40

Perhitungan Banyak Kelas

K = 1 + 3,3 log (n)

= 1 + 3,3 log 30

= 5,87

6

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

115

Perhitungan Panjang Kelas

7

8,6

7

40

P

P

P

K

RP

No. Interval Batas Bawah

Batas Atas

Frekuensi FK (Xi) Xi 2 fiXi fiXi 2

(fi) f(%)

1 40 - 45 39.5 45.5 1 3.333333333 1 42.5 1806.25 42.5 1806.25

2 46 - 51 45.5 51.5 3 10 4 48.5 2352.25 145.5 21170.25

3 52 - 57 51.5 57.5 4 13.33333333 8 54.5 2970.25 218 47524

4 58 - 63 57.5 63.5 6 20 14 60.5 3660.25 363 131769

5 64 - 69 63.5 69.5 2 6.666666667 16 66.5 4422.25 133 17689

6 70 - 75 69.5 75.5 10 33.33333333 26 72.5 5256.25 725 525625

7 76 - 81 75.5 81.5 4 13.33333333 30 78.5 6162.25 314 98596

Jumlah 30 100 1941 844179.5

B. Perhitungan Mean

7,64

30

1941

i

ii

f

XfX

C. Perhitungan Median

5,66

35,63

2

141565,63

2

Me

bef

Fn

PBM

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

116

D. Perhitungan Modus

9,72

4,35,69

16

665,69

ba

a

boff

fPBM

E. Perhitungan Quartil

75,56

25,55,51

4

45,765,51

41

f

Fn

pbQ

4,73

9,35,69

10

165,2265,69

4

3

3

f

Fn

pbQ

F. Perhitungan Persentil

5,49

45,45

3

1365,45

100

10

10

f

Fn

pbP

77

5,15,75

4

262765,75

100

90

90

f

Fn

pbP

G. Perhitungan Varians

2,24779

870

21557904

13030

3767481844179,530

1

22

2

nn

XfXfns

iiii

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

117

H. Perhitungan simpangan baku

4,157

2,24779

s

I. Perhitungan Kemiringan

05,0

4,157

9,727,64

3

s

MX o

Karena berharga negatif, maka distribusi data miring negatif atau landai kiri.

Dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di atas rata-rata.

J. Perhitungan Ketajaman/Kurtosis

303,0

5,27

325,8

5,4977

56,75-73,42

1

2

1

1090

13

4

PP

QQ

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

118

Lampiran 14

PERHITUNGAN PERSENTASE TINGKAT PEMAHAMAN SISWA

TENTANG MATERI ZAKAT BERDASARKAN INDIKATOR PADA

KELAS EKSPERIMEN

NO INDIKATOR PRESENTASE

1 Menyebutkan pengertian zakat fitrah dan zakat mal

85.24

2 Menyebutkan macam-macam zakat 100

3 Menjelaskan perbedaan pengertian zakat fitrah dan mal

100

4 Menyebutkan ketentuan-ketentuan

zakat fitrah dan mal 67

5 Menjelaskan perbedaan ketentuan zakat fitrah dan mal

55

6

Membaca dan mengartikan dalil naqli

tentang orang-orang yang berhak menerima zakat

50

7 Menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat fitrah dan zakat mal

66.67

8 Mempraktikkan zakat fitrah dan zakat mal

32.78

RATA-RATA 69.59

Persentase =

Misal Persentase indikator nomor 1=

=

Untuk menghitung persentase indikator lainnya dengan menggunakan cara

seperti indicator nomor 1.

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

119

Lampiran 15

PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN,

MODUS, VARIANS, SIMPANGAN BAKU, KEMIRINGAN DAN

KURTOSIS KELOMPOK KONTROL

A. Distribusi Frekuensi

40 43.3 46.7 50 50

50 53.3 53.3 53.3 53.3

56.7 56.7 56.7 56.7 56.7

60 60 60 60 63.3

63.3 63.3 63.3 66.7 66.7

66.7 66.7 70 76.7 80

Banyak data (n) = 30

Perhitungan Rentang

R = Xmaks - Xmin

= 80 – 40

= 40

Perhitungan Banyak Kelas

K = 1 + 3,3 log (n)

= 1 + 3,3 log 30

= 6,14

6

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

120

Perhitungan Panjang Kelas

10

83,9

6

59

P

P

P

K

RP

B. Perhitungan Mean

3,58

30

1749

i

ii

f

XfX

C. Perhitungan Median

5,57

65,51

9

61565,51

2

Me

bef

Fn

PBM

No. Interval Batas Bawah

Batas Atas

Frekuensi FK (Xi) Xi 2 fiXi fiXi 2

(fi) f(%)

1 40 - 45 39.5 45.5 2 6.66 2 42.5 1806.25 85 7225

2 46 - 51 45.5 51.5 4 13.33 6 48.5 2352.25 194 37636

3 52 - 57 51.5 57.5 9 30 15 54.5 2970.25 490.5 240590.3

4 58 - 63 57.5 63.5 8 26.66 23 60.5 3660.25 484 234256

5 64 - 69 63.5 69.5 4 13.33 27 66.5 4422.25 266 70756

6 70 - 75 69.5 75.5 1 3.33 28 72.5 5256.25 72.5 5256.25

7 76 - 81 75.5 81.5 2 6.66 30 78.5 6162.25 157 24649

Jumlah 30 100 1749 620368.5

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

121

D. Perhitungan Modus

5,56

55,51

15

565,51

ba

abo

ff

fPBM

E. Perhitungan Quartil

5,52

15,51

9

65,765,51

41

f

Fn

pbQ

13,63

63,55,57

8

155,2265,57

4

3

3

f

Fn

pbQ

F. Perhitungan Persentil

47

5,15,45

4

2365,45

100

10

10

f

Fn

pbP

5,99

65,63

4

232765,63

100

90

90

f

Fn

pbP

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

122

G. Perhitungan Varians

92,17875

870

15552054

13030

3059001620368,530

1

22

2

nn

XfXfns

iiii

H. Perhitungan simpangan baku

70,133

92,17875

s

I. Perhitungan Kemiringan

01,0

70,133

5,563,58

3

s

MX o

Karena berharga positif, maka distribusi data miring positif atau landai kanan.

Dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di bawah rata-rata.

J. Perhitungan Ketajaman/Kurtosis

2361,0

5,22

3125,5

475,69

52,5-63,132

1

2

1

1090

13

4

PP

QQ

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

123

Lampiran 16

PERHITUNGAN PERSENTASE TINGKAT PEMAHAMAN SISWA

TENTANG MATERI ZAKAT BERDASARKAN INDIKATOR PADA

KELAS EKSPERIMEN

NO INDIKATOR PRESENTASE

1 Menyebutkan pengertian zakat fitrah dan

zakat mal 84.29

2 Menyebutkan macam-macam zakat 96.67

3 Menjelaskan perbedaan pengertian zakat fitrah dan mal

83.33

4 Menyebutkan ketentuan-ketentuan zakat

fitrah dan mal 62

5 Menjelaskan perbedaan ketentuan zakat fitrah dan mal

45

6

Membaca dan mengartikan dalil naqli

tentang orang-orang yang berhak menerima zakat

26.67

7 Menyebutkan orang-orang yang berhak

menerima zakat fitrah dan zakat mal 63.33

8 Mempraktikkan zakat fitrah dan zakat mal

21.67

RATA-RATA 60.37

Persentase =

Misal Persentase indikator nomor 1=

=

Untuk menghitung persentase indikator lainnya dengan menggunakan cara

seperti indicator nomor 1.

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

124

Lampiran 17

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELOMPOK EKSPERIMEN

1. Hipotesis :

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

2. Menentukan 2 tabel

Dari tabel kai kuadrat untuk jumlah sampel 30 pada tarif signifikansi

dan dk = K 3 = 4, diperoleh 2 table = 9,488

3. Menentukan 2 hitung

No. Kelas

Interval Batas Kelas

z F(z)

Luas

Kelas Interval

Fe Fo (Fo-

Fe)^2/Fe

39.5 -0.160087 0.44

1 40 - 45 0.0158 0.474 1 0.583704641

45.5 -0.121971 0.45

2 46 - 51 0.0159 0.477 3 13.34492453

51.5 -0.083855 0.47

3 52 - 57 0.012 0.36 4 36.80444444

57.5 -0.045739 0.48

4 58 - 63 0.0159 0.477 6 63.94869811

63.5 -0.007623 0.5

5 64 - 69 0.016 0.48 2 4.813333333

69.5 0.0304928 0.51

6 70 - 75 0.0159 0.477 10 190.1206059

75.5 0.0686088 0.53

7 76 - 81 0.0159 0.477 4 26.01997694

81.5 0.1067249 0.54

Rata-rata 64.7

Simpangan Baku 157.4141036

x^2 Hitung 335.636

x^2 Tabel (0.05)(4) 9.488

Kesimpulan: Tolak Ho

Data Berasal dari Populasi yang Berdistribusi Tidak Normal

Page 142: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

125

636,335

2

2

fe

fefohitung

Keterangan:

2 = harga chi square

fo = frekuensi observasi

fe = frekensi ekspetasi

4. Kriteria pengujian

Jika 2 hitung < 2 table , maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika 2 hitung

2 table , maka H0 ditolak dan H1 diterima

5. Membandingkan 2 table dan

2 hitung

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh :

2 hitung < 2 table (335,636 > 9,488)

6. Kesimpulan

Karena 2 hitung >

2 table , maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

Page 143: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

126

Lampiran 18

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELOMPOK KONTROL

1. Hipotesis :

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

2. Menentukan 2 table

Dari tabel kai kuadrat untuk jumlah sampel 36 pada tarif signifikansi

dan dk = K 3 = 5, diperoleh 2 table = 9,488

3. Menentukan 2 hitung

No. Kelas Interva

l

Bata

s Kela

s

z F(z)

Luas

Kelas Interva

l

Fe Fo (Fo-

Fe)^2/Fe

39.5 -0.141 0.44

1 40 - 45 0.0159 0.477 2

4.86274

4

45.5 -0.096 0.46

2 46 - 51 0.0199 0.597 4

19.39767

51.5 -0.051 0.48

3 52 - 57 0.0159 0.477 9

152.2883

57.5 -0.006 0.5

4 58 - 63 0.02 0.6 8

91.26667

63.5 0.0389 0.52

5 64 - 69 0.0159 0.477 4

26.01998

69.5 0.0838 0.53

6 70 - 75 0.0198 0.594 1

0.277502

75.5 0.1286 0.55

7 76 - 81 0.0158 0.474 2

4.91281

9

81.5 0.1735 0.57

Page 144: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

127

Rata-rata 58.3

Simpangan Baku 133.700

9

x^2 Hitung 299.026

x^2 Tabel (0.05)(4) 9.488

Kesimpulan: Tolak Ho

Data Berasal dari Populasi yang Berdistribusi Tidak Normal

026,299

2

2

fe

fefohitung

Keterangan:

2 = harga chi square

fo = frekuensi observasi

fe = frekensi ekspetasi

4. Kriteria pengujian

Jika 2 hitung <

2 table , maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika 2 hitung

2 table , maka H0 ditolak dan H1 diterima

5. Membandingkan 2 table dan

2 hitung

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh :

2 hitung < 2 table (299,026 > 9,488)

6. Kesimpulan

Karena 2 hitung <

2 table , maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

Page 145: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

128

Lampiran 19

PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS

A. Menentukan Hipotesis Statistik

H0 : 2

2

2

1

H1 : 2

2

2

1

B. Menentukan Ftabel

Dari tabel F untuk jumlah sampel 36 pada taraf signifikasi ( ) 5% dan

pada taraf signifikansi =0,05 untuk dk penyebut (varian terbesar) 29 dan dk

pembilang (varian terkecil ) 29, diperoleh Ftabel = 1,86.

C. Menentukan Fhitung

39,1

92,17875

2,24779

terkecilVarians

terbesarVariansFhitung

D. Membandingkan Ftabel dengan Fhitung

Dari hasil perhitungan diperoleh,

Fhitung ≤ Ftabel 1,39 ≤ 1,86

E. Kriteria Pengujian

Kriteria pengujian untuk uji homogenitas sebagai berikut :

Jika Fhitung < Ftabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika Fhitung ≥ Ftabel , maka H0 ditolak dan H1 diterima

F. Kesimpulan

Dari pengujian homogenitas dengan uji Fisher diperoleh Fhitung ≤ Ftabel

maka H0 diterima, artinya kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang

homogen.

Page 146: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

129

Lampiran 20

PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS STATISTIK

A. Menentukan Hipotesis Statistik

H0 : 21

H1 : 21

Keterangan:

1μ : Rata-rata tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada kelompok

eksperimen

2μ : Rata-rata tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada kelompok

kontrol

H0 : Rata-rata tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada kelompok

eksperimen lebih kecil/sama dengan tingkat pemahaman siswa tentang

materi zakat pada kelompok kontrol

H1 : Rata-rata tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada kelompok

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata tingkat pemahaman siswa tentang

materi zakat pada kelompok kontrol

B. Data dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal, maka pengujian

hipotesis dilakukan dengan uji Mann Whitney sebagaimana dijelaskan berikut

ini.

No. Nilai Kelas

A Jenjang No.

Nilai Kelas

B Jenjang

1 40 1.5 1 40 1.5

2 46.7 4.5 2 43.3 3

3 50 8 3 46.7 4.5

4 50 8 4 50 8

5 56.7 19 5 50 8

6 56.7 19 6 50 8

7 56.7 19 7 53.3 12.5

8 56.7 19 8 53.3 12.5

9 60 26.5 9 53.3 12.5

10 60 26.5 10 53.3 12.5

11 63.3 33.5 11 56.7 19

12 63.3 33.5 12 56.7 19

13 63.3 33.5 13 56.7 19

14 63.3 33.5 14 56.7 19

15 66.7 40.5 15 56.7 19

16 66.7 40.5 16 60 26.5

Page 147: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

130

17 70 46.5 17 60 26.5

18 70 46.5 18 60 26.5

19 70 46.5 19 60 26.5

20 70 46.5 20 63.3 33.5

21 70 46.5 21 63.3 33.5

22 73.3 52 22 63.3 33.5

23 73.3 52 23 63.3 33.5

24 73.3 52 24 66.7 40.5

25 73.3 52 25 66.7 40.5

26 73.3 52 26 66.7 40.5

27 76.6 55 27 66.7 40.5

28 80 58.5 28 70 46.5

29 80 58.5 29 76.7 56

30 80 58.5 30 80 58.5

JUMLAH 1089 JUMLAH 741

C. Menentukan U

U’ = 624

/2 = 450

= 276

D. Menentukan Mean

= 30

= 30

=

= 450

E. Menentukan Standar Deviasi

Page 148: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

131

F. Menentukan Z

=

= -2,57

Berdasarkan nilai Zhitung sebesar -2,57 maka didapatkan nilai Ztabel sebesar

0,0051

G. Membandingkan nilai Z dengan nilai α

Dari hasil perhitungan diperoleh,

Z > α 0,0051 > 0,05

H. Kriteria Pengujian

Kriteria pengujian untuk uji hipotesis statistik sebagai berikut:

Jika Z ≥ α , maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika Z ≤ α, maka H0 ditolak dan H1 diterima

I. Kesimpulan

Dari pengujian hipotesis dengan uji Mann Whitney diperoleh Z ≤ α

maka H0 ditolak dan H1 diterima atau dengan kata lain rata-rata tingkat

pemahaman siswa tentang materi Zakat pada kelompok eksperimen lebih

tinggi dari rata-rata tingkat pemahaman siswa pada kelompok kontrol.

Page 149: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

132

Lampiran 21

Page 150: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

133

Lampiran 22

Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Chi Square)

Page 151: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

134

Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Lanjutan)

Page 152: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

135

Lampiran 23

Nilai Kritis Distribusi F

f0,05 (v1, v2)

Page 153: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

136

Nilai Kritis Distribusi F (Lanjutan)

Page 154: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31909/3/... · PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG

137

Lampiran 24

Nilai Persentil Untuk Distribusi T

υ t0,995 t0,99 t0,975 t0,95 t0,90 t0,80 t0,75 t0,70 t0,60 t0,55

1

2 3 4

63,66

9,92 5,84 4,60

31,82

6,96 4,54 3,75

12,71

4,30 3,18 2,78

6,31

2,92 2,35 2,13

3,08

1,89 1,64 1,53

1,376

1,961 0,978 0,941

1,000

0,816 0,765 0,741

0,727

0,617 0,584 0,569

0,325

0,289 0,277 0,271

0,158

0,142 0,137 0,134

5 6 7 8

9

4,03 3,71 3,50 3,36

3,25

3,36 2,14 3,00 2,90

2,82

2,57 2,45 2,36 2,31

2,26

2,02 1,94 1,90 1,86

1,83

1,48 1,44 1,42 1,40

1,38

0,920 0,906 0,896 0,889

0,883

0,727 0,718 0,711 0,706

0,703

0,559 0,553 0,549 0,546

0,543

0,267 0,265 0,263 0,262

0,261

0,132 0,131 0,130 0,130

0,129

10

11 12 13 14

3,17

3,11 3,06 3,01 2,98

2,76

2,72 2,68 2,65 2,62

2,23

2,20 2,18 2,16 2,14

1,81

1,80 1,78 1,77 1,76

1,37

1,36 1,36 1,35 1,34

0,879

0,876 0,873 0,870 0,868

0,700

0,697 0,695 0,694 0,692

0,542

0,540 0,539 0,538 0,537

0,260

0,260 0,259 0,259 0,258

0,129

0,129 0,128 0,128 0,128

15 16 17

18 19

2,95 2,92 2,90

2,88 2,86

2,60 2,58 2,57

2,55 2,54

2,13 2,12 2,11

2,10 2,09

1,75 1,75 1,74

1,73 1,73

1,34 1,34 1,33

1,33 1,33

0,866 0,865 0,864

0,862 0,861

0,691 0,690 0,689

0,688 0,688

0,536 0,535 0,534

0,534 0,533

0,258 0,258 0,257

0,257 0,257

0,128 0,128 0,128

0,127 0,127

20

21 22 23 24

2,84

2,83 2,82 2,81 2,80

2,53

2,52 2,51 2,50 2,49

2,09

2,08 2,07 2,07 2,06

1,72

1,72 1,72 1,71 1,71

1,32

1,32 1,32 1,32 1,32

0,860

0,859 0,858 0,858 0,857

0,687

0,686 0,686 0,685 0,685

0,533

0,532 0,532 0,532 0,531

0,257

0,257 0,256 0,256 0,256

0,127

0,127 0,127 0,127 0,127

25 26

27 28 29

2,79 2,78

2,77 2,76 2,76

2,48 2,48

2,47 2,47 2,46

2,06 2,06

2,05 2,05 2,04

1,71 1,71

1,70 1,70 1,70

1,32 1,32

1,31 1,31 1,31

0,856 0,856

0,855 0,855 0,854

0,684 0,684

0,684 0,683 0,683

0,531 0,531

0,531 0,530 0,530

0,256 0,256

0,256 0,256 0,256

0,127 0,127

0,127 0,127 0,127

30 40 60

120

2,75 2,70 2,66 2,62

2,58

2,46 2,42 2,39 2,36

2,33

2,04 2,02 2,00 1,98

1,96

1,70 1,68 1,67 1,66

1,645

1,31 1,30 1,30 1,29

1,28

0,854 0,853 0,848 0,845

0,842

0,683 0,681 0,679 0,677

0,674

0,530 0,529 0,527 0,526

0,524

0,256 0,255 0,254 0,254

0,253

0,127 0,126 0,126 0,126

0,126

Sumber: Statistical Tables for Biological, Agricultural and Medical Research, Fisher, R. A. dan Yates, F

Table III, Oliver & Boyd Ltd, Edinburgh.

Nilai Persentil

Untuk Distribusi t υ = dk (Bilangan Dalam Badan Daftar

Menyatakan tp)