ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang...
Transcript of ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang...
1
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
PENGARUH PERPUTARAN TOTAL ASET, PERPUTARAN MODAL KERJA,
PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP
LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BEI PERIODE TAHUN 2011 – 2014
RATNA DEWI
110462201048
Fakultas Ekonomi – Jurusan Akuntansi
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, 2016
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Perputaran total aset, Perputaran
modal kerja, Perputaran piutang dan Perputaran persediaan terhadap Likuiditas pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun
2011-2014. Purposive sampling, berdasarkan kriteria yang ada maka didapat 13 perusahaan
2011-2014. Metode analisis data menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas,
multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Pengujian hipotesis menggunakan
analisis regresi berganda, uji f dan uji t.
Hasil dari penelitian ini adalah perputaran total aset, perputaran modal kerja,
perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap likuiditas. Secara parsial hanya perputaran piutang dan perputaran persediaan saja
yang berpengaruh terhadap likuiditas sedangkan perputaran total aset dan perputaran modal
kerja tidak berpengaruh terhadap likuiditas.
Kata Kunci : Likuiditas, Perputaran Total Aset, Perputaran Modal Kerja, Perputaran
Piutang, Dan Perputaran Persediaan.
2
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
LATAR BELAKANG MASALAH
Dunia bisnis pada saat ini sedang memasuki era globalisasi yang mengakibatkan
persaingan semakin tajam, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa
berproduksi secara efektif dan efisien bila ingin tetap bertahan dan memiliki keunggulan
daya saing yang tinggi. Perusahaan merupakan suatu entitas yang beroperasi dengan
menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada
pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan
perusahaan agar tetap bertahan dalam jangka waktu yang panjang dan juga untuk
memberikan kemakmuran kepada pemiliknya, dalam hal ini perusahaan harus menyusun
rencana - rencana strategis dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan (silfia,
2015). Khususnya pada perusahaan makanan dan minuman dituntut untuk meningkatkan
keunggulan produk yang dimiliki perusahaan yang dapat meningkatkan daya saing
perusahaan.
Perputaran piutang yang tinggi maka kondisi modal yang ada akan semakin tinggi dan
perusahaan dikatakan liquid. Apabila perputaran piutang rendah, maka kondisi modal yang
ada juga akan rendah sehingga dikatakan illiquid atau tidak liquid. Jadwal jatuh tempo akan
mengarahkan perusahaan pada kondisi likuiditas perusahaan yang baik. Perusahaan harus
benar-benar teliti didalam menginvestasikan dana perusahaan dengan tujuan untuk menjaga
kualitas perusahaan (Rahmat, 2008 dalam Astuti & Maelona, 2013).
Sejauh ini banyak dilakukan penelitian mengenai likuiditas seperti penelitian yang
dilakukan oleh Agustina (2014) dengan hasil penelitian menunjukan bahwa Arus kas
operasional perusahaan setiap tahunnya bernilai positif yang berarti penerimaan dari
kegiatan operasional perusahaan masih mampu untuk membiayai pengeluaran operasional
perusahaan. Hal ini mempengaruhi likuiditas perusahaan yang pada tahun 2009 karena
jumlah aset lancar yang terlalu sedikit jika dibandingkan dengan kewajiban lancar
perusahaan. Untuk arus kas dari aktivitas investasi setiap tahunnya bernilai negatif karena
pengeluaran perusahaan untuk perolehan aset tetap lebih besar setiap tahunnya dan Arus
kas dari aktivitas pendanaan cukup baik kecuali pada tahun 2009 dan 2011 yang
mengalami penurunan yang cukup besar dari tahun sebelumnya.
3
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
Penilitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Ezwita (2014) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan
perputaran piutang, perputaran persediaan, return on assets dan rasio utang berpengaruh
signifikan terhadap likuiditas. Secara parsial perputaran persediaan dan rasio hutang berpengaruh
terhadap likuiditas sedangkan perputaran piutang dan return on asset tidak berpengaruh terhadap
likuiditas. Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini
terdapat tiga variabel tambahan yaitu variabel perputaran total aktiva, perputaran modal kerja dan
arus kas operasi. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Perputaran Total Aset, Perputaran Modal Kerja, Perputaran
Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Makanan
Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bei Periode Tahun 2011 – 2014.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Likuiditas
Menurut Fahmi (2012) likuiditas merupakan gambaran kemampuan suatu perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara lancar dan tepat waktu sehingga
likuiditas sering disebut short term liquity. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera di penuhi secara
tepat waktu atau dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih.
Menurut Martono & Harjito (2008) suatu perusahaan yang ingin mempertahankan
kelansungan kegiatan usahanya harus memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban –
kewajiban finansial yang segera dilunasi, dengan demikian likuiditas merupakan indikator
kemampuan perusahaan untuk membayar atau melunasi kewajiban – kewajiban
finansialnya pada saat jatuh tempo dengan mempergunakan aset lancar yang tersedia.
Menurut Martono & Harjito (2008) rasio likuiditas terbagi dua yaitu current ratio dan
quick ratio. Current ratio merupakan perbandingan antara aset lancar (current asset)
dengan hutang lancar (current liabilities). Sedangkan quick ratio atau sering juga disebut
acid test ratio merupakan alat ukur yang lebih akurat untuk mengukur tingkat likuiditas
4
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
perusahaan, rasio ini merupakan perimbangan antara jumlah aset lancar dikurangi
persediaan dengan jumlah hutang lancar.
Pengertian Perputaran Total Aset
Perputaran total aset merupakan alat ukur dengan istilah perputaran unsur – unsur
aset yang dihubungkan dengan penjualan. Yang mana rasio aktivitas ini merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang
dimilikinya, termasuk untuk mengukur tingkat efesiensi perusahaan dalam memanfaatkan
sumber daya yang ada dan rasio ini juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
untuk melaksanakan aktivitas sehari – hari (Hery, 2015). Berdasarkan hasil pengukuran
rasio tersebut dapat diambil kesimpulan apakah suatu perusahaan telah mampu
memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya secara efesien dan efektif.
Menurut Hery (2015) perputaran total aset merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan
atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan setiap
rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Perputaran total aset disebut juga dengan total
assets turnover rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa jumlah
penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah yang tertanam dalam total aset (Hery,
2015).
Sumber : (Martono & Harjito, 2008)
Pengertian Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk mencari
rasio aktivitas, Menurut Manullang & Sinaga (2005) pengertian modal kerja dan modal
berbeda dalam pandangan pedagang, ahli ekonomi, dan ahli hukum. RD Kennedy dan SY
Mc Mullen memberi pengertian modal kerja sebagai berikut :
1. Working capital is the current asset over current liabilities, the amount of current asset
that has been supplied by long term creditors and the stockholdess. In other words,
working capital represents the amount of current asset that have not been supplied by
TATO = Penjualan Bersih
Total aset
5
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
WCT = Sales
(current asset – current liabilitis)
current, short term creditors. This definition is qualitative of current, short term
creditors. This definition is qualitative of current asset in excess of the current
liabilities.
2. Working capital is the amount of the current asset. This interpretation is qualitative in
characters, since it represents the total amount of funds used for current operating
purposes.
Menurut Hery (2015) perputaran modal kerja (Working capital turnover) merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan modal kerja (aset lancar) yang dimiliki
perusahaan dan menghasilkan penjualan. Berdasarkan metode perputaran modal kerja ini
maka besarnya kebutuhan modal kerja ditentukan oleh perputaran dari komponen –
komponen (elemen – elemen) model kerjanya yaitu perputaran kas, perputaran piutang dan
perputaran persediaan.
Sumber : (Sugiono & Christiawan, 2013)
Pengertian Perputaran Piutang
Pengertian piutang antara lain adalah semua tuntutan terhadap pelanggan, baik
berbentuk perkiraan uang, barang maupun jasa, serta segala hal yang berbentuk perkiraan
seperti transaksi (Manullang & Sinaga, 2005). Selanjutnya piutang bisa diartikan sebagai
kewajiban pelanggan yang disepakati dan mereka mengharapkan pembayaran itu dapat
diselesaikan dengan tanda terima yang sah.
Menurut Hery (2015) istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan
diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat
penyerahan barang dan jasa secara kredit (untuk piutang pelanggan yang terjadi atas
piutang usaha, memunginkan piutang wesel), memberikan pinjaman (untuk piutang
karyawan, piutang debitor yang biasanya lansung dalam bentuk piutang wesel, dan piutang
bunga), maupun sebagai akibat kelebihan pembayaran kas kepada pihak lain (untuk piutang
pajak). Sebagian besar piutang timbul dari penyerahan barang dan jasa secara kredit kepada
pelanggan. Tidak dapat dipungkari bahwa pada umumnya pelanggan akan menjadi lebih
6
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
tertarik untuk membeli sebuah produk yang ditawarkan secara kredit oleh perusahaan
(penjual) dan hal ini rupanya juga menjadi salah satu trik bagi perusahaan untuk
meningkatkan besarnya omset penjualan yang akan tampak dalam laporan laba ruginya.
Piutang yang timbul dari penjualan atau penyerahan barang dan jasa secara kredit ini
diklafikasikan sebagai piutang usaha, yang kemudian tidak tertutup kemungkinan akan
berganti menjadi piutang wesel (Hery, 2015).
Dalam pengendalian piutang secara efektif dapat dilaksanakan dengan mengatur
kebijaan mengenai pemberian kredit, syarat – syarat penjualan, ditetapkannya kredit
maksimum bagi para pembeli dan cara penagihan dan pengurusan kredit secara efisien
dapat menghasilkan perputaran piutang yang tinggi (Tunggal, 2000). Suatu perputaran
yang tinggi harus disertai dengan penagihan piutang yang relatif cepat juga, karena
perputaran piutang dapat ditingkatkan dengan jalan menjual piutang (Assignment) dan
perputaran piutang merupakan salah satu alat ukur untuk melihat rasio aktivitas pada suatu
perusahaan.
Sumber : kasmir (2013)
Pengertian Perputaran Persediaan
Persediaan dalam proses atau persediaan dalam perpindahan, yaitu persediaan
antara berbagai tahap produksi atau penyimpanan dan pengelolaan persediaan ini secara
baik memungkinkan penggunaan sumber daya dan penjadwalan produksi secara efisien
(Martono & Harjito, 2008). Perusahaan harus memelihara persediaan barang dalam proses
untuk dalam jumlah tertentu selama proses produksi. persediaan bahan mentah dan
persediaan barang jadi tidak harus ditentukan secara tepat apabila perusahaan dapat
bertindak fleksibel, sehingga semua level manajer akan terlibat dalam pengelolaan
persediaan untuk menjaga besarnya persediaan guna mencapai tujuan perushaan secara
efektif dan efesien. Menurut Martono & Harjito (2008) kebijakan persediaan perlu
dilakukan oleh manajer agar :
Perputaran piutang = penjualan kredit
rata – rata piutang
7
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
H1
H2
H3
H4
H5
1 Dapat menjamin kelancaran proses produksi
2 Dapat dijangkau oleh dana yang tersedia
3 Dapat mencapai jumlah pembeliaan optimal
Makin banyak kali suatu persediaan dijual dan diganti kembali (perputaran persediaan)
maka makin kecil modal kerja yang diperlukan, pengendalian persediaan yang efektif
diperlukan untuk memelihara jumlah, jenis dan kualitas barang yang sesuai dan untuk
mengatur investasi dalam persediaan (Tunggal, 2000). Tunggal (2000) juga menjelaskan
suatu program persediaan dan pembelian yang efisien akan menyebabkan suatu perputaran
persediaan yag lebih cepat, lebih cepat persediaan berputar maka lebih sedikit resiko
kerugian dan perputaran persediaan juga merupakan salah satu alat ukur untuk mengukur
rasio aktivitas dalam suatu perusahaan.
Sumber : (Martono & Harjito, 2008)
Kerangka Pemikiran
Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan
rata – rata persediaan
Perputaran modal (X2)
Perputaran total aset (X1)
Perputaran piutang (X3)
Perputaran persediaan (X4)
Likuiditas (Y)
8
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
Pengembangan Hipotesis
Perputaran Total Aset Terhadap Likuiditas
Menurut Santoso (2011) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa aspek likuiditas
merupakan suatu tingkat kemampuan yang bersifat relatif. Karena itu apabila perusahaan
berada dalam keadaan kurang likuid, ada kemungkinan perusahaan tidak bisa
memanfaatkan kesempatan potongan (pembelian, tunai) yang ditawarkan oleh para
leveransiernya. Sebagai akibatnya perusahaan terpaksa beroperasi pada tingkat biaya yang
tinggi, sehingga mengurangi kesempatan untuk meraih laba yang lebih besar. Menurut hasil
penelitian yang dilakukan Ezwita (2014) menyimpulkan bahwa variabel perputaran total
aset berpengaruh terhadap likuiditas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat
diambil hipotesis pertama penelitian ini sebagai berikut:
H1 : Perputaran total aset berpengaruh terhadap likuiditas
Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas
Menurut Djarwanto (2004) dalam Sugiono & Christiawan (2013) perusahaan
dikatakan mempunyai posisi likuiditas yang kuat apabila mampu memelihara modal kerja
yang cukup untuk mendanai operasi perusahaan yang normal. Dari teori di atas dapat
diketahui bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan.
Semakin cepat perputaran modal kerja, semakin baik tingkat likuiditas perusahaan karena
tersedia aset lancar untuk membayar hutang lancar tepat pada waktunya. Menurut hasil
penelitian yang dilakukan Sugiono dan Christiawan (2013) menyimpulkan bahwa variabel
perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut maka dapat diambil hipotesis kedua penelitian ini sebagai berikut:
H2 : Perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas
Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas
Menurut Astuti & Maelona (2013) perputaran piutang adalah rasio yang
memperlihatkan lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas perusahaan
menginginkan agar piutang yang dikelola itu baik sehingga akan bisa memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Ezwita (2014) menyimpulkan
9
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
bahwa variabel perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut maka dapat diambil hipotesis ketiga penelitian ini sebagai berikut:
H3 : Perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas
Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas
Menurut Kasmir (2011) yang menyatakan bahwa apabila perputaran persediaan yang
diperoleh tinggi, maka menunjukkan bahwa perusahaan bekerja secara efisien dan likuid
perusahaan semakin baik. Menurut Ezwita (2014) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa
Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana
yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode. Berdasarkan argumentasi
tersebut maka hipotesis keempat variabel dirumuskan sebagai berikut :
H4 : Perputaran persediaan berpengaruh terhadap likuiditas
Perputaran Total Aset, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang Dan
Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas
Berdasarkan penelitian sebelumnya menurut Ezwita (2014) dalam penelitiannya
menjelaskan Secara simultan perputaran piutang, perputaran persediaan, berpengaruh
signifikan terhadap likuiditas. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sugiono &
Christiawan (2013) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa perputaran modal kerja
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas.
H5 : Perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang dan perputaran
persediaan berpengaruh terhadap likuiditas.
METODOLOGI PENELITIAN
Objek Penelitian Dan Ruang Lingkup Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur pada subsektor perusahaan
makanan dan minumanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011– 2014.
Metode Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Paradigma kuantitatif adalah data
yang berbentuk angka. Data tersebut adalah laporan keuangan perusahaan makanan dan
minumanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesa periode 2011 – 2014. Sumber data dalam
penelitian ini adalah skunder. Data skunder merupakan sumber yang tidak lansung
10
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen
(Sugiyono, 2006).
Teknik Pengumpulan Populasi Dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode pengamatan mulai tahun 2011 sampai tahun 2014, yaitu sebanyak 15 perusahaan
makanan dan minuman.
Sampel adalah bagian dari jumlah karekteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling,
yaitu pengambilan sampel yang ditentukan dengan kriteria – kriteria atau pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2006). Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
yaitu :
1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode tahun 2011 – 2014.
2. Perusahaan makanan dan minumanyang melaporkan laporan keuangannya secara
berturut – turut di BEI pada periode tahun 2011– 2014.
3. Perusahaan makanan dan minumanyang menggunakan satuan rupiah dalam melaporkan
laporan keuangan periode tahun 2011 – 2014.
Metode Analisis Data
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan agar dapat memberikan gambaran tentang suatu data
yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata – rata (mean), standar deviasi, Dan
memberikan gambaran terhadap variabel – variabel yang digunakan dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokolerasi.
11
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. seperti diketahui bahwa uji F dan t
mengasumsi bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. kalau asumsi ini dilanggar
maka uji statistik tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik histogram dan
probability plot atau p-plot dan uji statistikkolmogrov – smirnov(Ghozali, 2013). Hipotesis
pengujiannya yaitu Hipotesis nol (Ho) = > 0,05 data terdistribusi secara normal dan
Hipotesis alternatif (Ha) = < 0,05 data tidak berdistribusi secara normal.
Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (independen), model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen, namun jika variabel independen saling berkorelasi
maka variabel – variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah
sebagai berikut :
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi
secara individual variabel – variabel independen banyak yang tidak signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
2. Menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen. Jika antar variabel
independen ada korelasi yang cukup tinggi, maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar varibel independen tidak
berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya
efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
3. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance
inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen
manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
12
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
independen lainnya. Nilai cutoffyang umum dipakai untuk menunjukkan tidak terjadi
multikolonieritas adalah nilai Tolerance >0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10
(Ghozali, 2013).
Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaa
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan
jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokesdatisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas, kebanyakan data crossection mengandung situasi
heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,
sedang dan besar) (Ghozali, 2013).
Dalam penelitian ini cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
adalah dengan Melihat grafit plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu
ZPERED dengan residualnya (independen) yaitu SRESID. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah
tejadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dan menggunakan
uji statistik yaitu uji park dengan asumsi apabila koefisien parameter beta dari persamaan
regresi tersebut signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model
empiris yang estimasi terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika parameter beta tidak
signifikan secara statistik maka data dalam model empiris yang estimasi tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada
kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
atau sebelumnya. Jika terjadi kolerasi maka dinamakan ada problem autokolerasi.
13
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
Autokolerasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya. masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time
series). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokolerasi. Untuk
mendeteksi masalah autokolerasi diantaranya dengan uji Durbin – Watson (DW) hipotesis
yang akan diuji adalah jika H0 diterima = tidak ada autokorelasi dan jika HA diterima =
adanya autokorelasi (Ghozali, 2013).
Adapun kriteria pengambilan keputusan ada atau tidak adanya autokorelasi adalah sebagai
berikut :
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl < d < du
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 – du < d < 4 - dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak
ditolak Du << 4 – du
Sumber : (Ghozali, 2013)
Persamaan Regresi Linear Berganda
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear
berganda. Menurut Sugiyono(2006) analisis regresi linear berganda dapat digunakan
peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan keadaan (naik turunnya) variabel dependen,
bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor atau teknik statistik yang
digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan atau pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen, baik secara parsial maupun secara simultan. Bentuk rumusan
persamaan matematis dari analisi regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan :
Y = Likuiditas
a = konstanta atau intercept
X1 = perputaran total aktiva
14
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
X2 = perputaran modal kerja
X3 = perputaran piutang
X4 = perputaran persediaan
b1–b5 = koefisien regeresi masing – masing variabel bebas
e = faktor gangguan pada observasi
sumber : (Sugiyono, 2006)
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara parsial (uji t)
dan penyajian secara simultan (uji F).
Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
2013). Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama
dengan nol, atau :
Ho : bi = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatif (HA) parameter suatu variabel
tidak sama dengan nol, atau HA : bi 0Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).
Pengambilan keputusan jika probabilitas > 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak dan jika
probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak. adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila thitung< ttabel, Artinya variabel bebas secara parsial
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila thitung > ttabel, Artinya variabel bebas secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama
15
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
terhadap variabel dependen / terikat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua
arah dengan hipotesis sebagai berikut:
1) Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari
variabel bebas secara bersama-sama.
2) HA : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel
bebas secara bersama-sama.
Adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung < F tabel, Artinya variabel bebas secara
bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung > F tabel, Artinya variabel bebas secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali (2013) koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel –
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien
determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar
antara masing – masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series)
biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur pada subsektor perusahaan
makanan dan minumanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 – 2014.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif statistik digunakan untuk mengetahui nilai minimum, maksimum,
rata-rata (mean), standar deviasi, dan memberikan gambaran terhadap variabel-variabel
16
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
yang digunakan. Dalam penelitian ini varebel independennya yaitu perputaran total aset,
perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan dan satu variabel
dependen yaitu likuiditas. Deskrtiptif variabel atas data penelitian yang dilakukan selama
empat tahun, sehingga jumah data keselurhan yang diamati adalah 13 sampel untuk seluruh
perushaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) pada tahun
2011-2014. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan program spss versi 20.0
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1
Hasil Pengujian Deskrtiptif Statistik Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Cr 51 1,00 6,01 2,0701 1,06554
x1 51 ,128 2,958 1,19437 ,550621
x2 51 -881,409 97,394 -6,21290 126,276356
x3 51 2,710 20,374 8,58453 3,752509
x4 51 1,434 33,498 7,05067 7,010997
Valid N (listwise) 51
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0
Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan
uji statistik. Hasil pengujian dengan menggunakan analisis grafik histogram dan p-p plot
dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini :
17
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
Sumber : data skunder diolah versi SPSS 20.0
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Histogram dan P-Plot
Namun untuk memperkuat pengujian normalitas, maka dapat dilakukan dengan
menggunakan uji analisis statistik yaitu uji one- sampel kolmogorov-smirnov. Dasar
pengambilan keputusan untuk penguji one-sampel kolmogorov-smirnov adalah jika nilai
perputran total aset untuk residual lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian one-sampel
kolmogorov-smirnov pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 51
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation ,92581217
Most Extreme Differences
Absolute ,133
Positive ,133
Negative -,079
Kolmogorov-Smirnov Z ,947
Asymp. Sig. (2-tailed) ,331
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : data sekunder yang diolah versi SPSS 20.0
Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji one-sampel kolmogorov-smirnov,
terlihat bahwa nilai kolmogorov–smirnov untuk variabel residual sebesar 0,947 dan
signifikan pada 0,331>0,05. Hal ini menunjukan bahwa data residual berdistribusi normal
dan memperkuat hasil pengujian dengan menggunakan grafik histogram dan p-p plot.
18
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
Hasil Uji Multikolinieritas
Untuk mengetahui apakah terjadi multikolonieritas atau tidak dapat dilihat dari nilai
VIF dan Tolerance, apabila nilai VIF < 10 maka antara variabel independen yaitu
perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputran piutang, perputaran persediaan
tidak terjadi multikolinieritas dan apabila nilai Tolerance >0,10 maka diantra variabel
independen tidak terjadi multikolinieritas. Berikut ini adalah hasil uji multikolinieritas :
Tabel 4.3
uji multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
x1 ,745 1,342
x2 ,990 1,010
x3 ,729 1,372
x4 ,959 1,043
a. Dependent Variable: cr
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa nilai variance inflation factor
(VIF) dari perputaran total aset sebesar 1,342, perputaran modal kerja sebesar 1,010,
perputaran piutang sebesar 1,372, dan perputaran persediaan sebesar 1,043. Nilai VIF
untuk semua variabel independen lebih kecil dari 10 (VIF<10), maka dapat dismpulkan
bahwa kelima variabel independen pada penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas. Dan
dapat dilihat juga bahwa nilai Tolerance dari perputaran total aset sebesar 0,745,
perputaran modal kerja sebesar 0,990, dan perputaran piutang sebesar 0,729, dan
perputaran persediaan sebesar 0,959. NilaiTolernce untuk semua variabel independen lebih
besar dari 0,10 (tolerance > 0,10), maka dapat disimpulkan bahwa keempat variabel
independen pada penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan lain.
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik Park. Model
19
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
regresi tidak mendukung heteroskedastisitas apabila nilai signifikan koefisien parameter
beta dari persamaan regresi tersebut tidak signifikansecara statistik yaitu 0,05. Berikut hasil
pengujiannya :
Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,389 1,098 ,355 ,724
x1 -,804 ,801 -,160 -1,004 ,321
x2 ,001 ,003 ,058 ,421 ,675
x3 -,080 ,119 -,108 -,672 ,505
x4 -,105 ,055 -,266 -1,897 ,064
a. Dependent Variable: ui
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai perputaran total aset variabel
perputaran total aset (TATO) sebesar 0,321, perputaran modal kerja sebesar 0,675,
perputaran piutang sebesar 0,505, dan perputaran persediaan sebesar 0,064. Sehingga nilai
perputaran total aset untuk semua variabel lebih besar dari 0,05. Dengan ini dapat
disimpulkan bahwa tidak ditemukan heteroskedasisitas pada model regresi. Dan pada uji
scatterplot dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0
20
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
Berdasarkan gambar 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa pada hasil pengujian
grafik scatterplot menunjukan bahwa data tersebut terlihat tidak terdapat pola yang jelas
serta titik – titik menyebar diatas dan dibahwa angka nol pada sumbu Y, hal ini
menunjukan bahwa tidak terjadi heteroskedasitisitas pada model regresi.
Hasil Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi adanya data autokoreasi pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji Durbin – Watson (DW). Hasil pengujian sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,495a ,245 ,179 ,96523 1,971
a. Predictors: (Constant), x4, x1, x2, x3
b. Dependent Variable: cr
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0
Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa dari hasil uji autokolelasi tersebut
dapat diketahui DW sebesar 1,971dari jumlah sampel sebanyak 51 dengan jumlah variabel
berjumlah 5 (n=51k=5), maka batas dl= 1,3855 du=1,7218. Dapat disimpulkan bahwa DW
sebesar 1,971 lebih besar dari batas atas (du) 1,7218 dan kurang dari 2,2782 (4-du adalah
4-1,72718). Nilai tersebut memenuhi syarat Durbin-Watson yaitu du<d<4-du, sehingga
dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini tidak terjadi autokorelasi positif maupun negatif
atau HO tidak dapat ditolak.
Hasil Uji Regresi Berganda
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel
independen yaitu perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan
perputaran persediaan terhadap likuinditas. Dengan menggunakn program SPSS 20.0
pengolahan data dapat dilakukan untuk mengetahui ada atau tidanya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil regresi linier berganda.
21
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Berganda Coefficients
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3,327 ,393 8,457 ,000
x1 -,122 ,287 -,063 -,425 ,673
x2 ,001 ,001 ,120 ,930 ,357
x3 -,094 ,043 -,332 -2,212 ,032
x4 -,042 ,020 -,276 -2,113 ,040
a. Dependent Variable: cr
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0
Berdasarkan tabel 4.6 diatas uji regresi berganda dapat diperoleh persamaan regresi
berganda sebagai berikut :
Y = a + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e
CR = 3,327 – 0,122 TATO + 0,001WCT – 0,094 PIU – 0,042 PERS
Berdasarkan persamaan regresi, nilai konstanta sebesar 3,327 artinya jika TATO
bernilai nol, perputaran modal kerja bernilai nol, perputaran piutang bernilai nol, dan
perputaran persediaan bernilai nol, maka likuiditas pada suatu perusahaan adalah sebesar
3,327.
Koefisien regresi variabel perputaran total aset (TAT0) adalah sebesar 0,122 yang
menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 kali pengembalian investasi (TAT0) dengan asumsi
bahwa nilai variabel lainnya tetap atau konstanta maka akan mengakibatkan penurunan
likuiditas (CR) sebesar 0,122. Namun sebaiknya jika pengembalian investasi (TATO) turun
1 kali dengan asumsi bahwa variabel lainnya tetap maka akan mengakibatkan peningkatan
likuiditas (CR) sebesar 0,122.
Perputaran modal kerja memiliki nilai regresi sebesar 0,001 yang menyatakanbahwa
setiap kenaikan sebesar 1 kali perputaran modal kerjadengan asumsi bahwa nilai variabel
lainnya tetap atau kontanta maka akan mengakibatkan penurunan likuiditas (CR) sebesar
22
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
0,001. Namun sebaliknya jika perputaran modal kerja turun 1 kali dengan asumsi bahwa
nilai variabel lainnya tetap maka akan mengakibatkan peningkatan likuiditas (CR) sebesar
0,001.
Perputaran piutang memilki nilai regresi sebesar 0,094 yang menyatakan bahwa
setiap kenaikan sebesar 1 kali perputaran piutang dengan asumsi bahwa nilai variabel
lainya tetap atau konstanta maka akan mengakibatkan peningkatan likuiditas (CR) sebesar
0,094. Namun sebaiknya jika perputaran piutang turun 1 kali dengan asumsi bahwa nilai
variabel lainnya tetap maka akan mengakibatkan peningkatan likuiditas (CR) sebesar
0,094.
Perputaran persediaan memiliki niali regresi sebesar 0,042 yang menyatakan bahwa
setiap kenaikan sebesar 1 kali perputaran persediaan dengan asumsi bahwa nilai variabel
lainnya tetap atau konstanta maka akan mengakibatkan peningkatan likuiditas (CR) sebesar
0,042. Namun sebaiknya jika perputaran persediaan turun 1 kali dengan asumsi bahwa nilai
variabel lainya tetap maka akan mengakibatkan penurunan likuiditas (CR) sebesar 0,042.
Pengujian Hipoteisis
Pengujian Hipotesis Secara Parsial (t)
Pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengetahui
pengaruh dan signifikan dari masing-masing variabel independen yaitu perputaran total
aset (TATO), perputaran modal kerja (WCT), perputaran piutang (PIU), dan perputaran
persediaan (PERS) terhadap variabel dependen yaitu likuiditas. Pengujian ini dilakuakan
dengan menggunakan besarnya nilai perputaran total aset ( p-value ) masing-masing
koefisen regresi variabel independen dibandingkan dengan tingkat signifikan 0,05. Dengan
nilai df (n-k-1), dimana n merupakan jumlah observasi dan nilai k adalah jumlah variabel
independen. Dasar kriteria yang digunakan adalah apabila perputaran > 0,05 maka Ho
diterima dan Ha ditolak sedangkan apabila pserputaran total aset< 0,05 maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Berikut ini adalah hasil pengujian secara parsial :
23
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
Tabel 4.7
Hasil Uji statistik Parsial Coefficients
a
Model Unstandrdized Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3,327 ,393 8,457 ,000
x1 -,122 ,287 -,063 -,425 ,673
x2 ,001 ,001 ,120 ,930 ,357
x3 -,094 ,043 -,332 -2,212 ,032
x4 -,042 ,020 -,276 ,032 ,040
a. Dependent Variable: cr
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0
Berdasarkan hasil uji stastistik t pada tabel 4.7, terlihat bahwa variabel TATO
memiliki nilai t hitung sebesar -0,425 dengan nilai t tabel 1,67943sebesar dengan nilai df
=(51-4-1=46) sehingga nilai thitung< ttabel dengan nilai signifikan untuk variabel TATO
sebesar 0,673 dimana nilai ini lebih besar dari pada tingkat signifikan 0,05. Dapat
disimpulkan bahwa perputaran total aset tidak berpengaruh terhadap likuiditas, maka Ho
diterma dan Ha ditolak. Artinya secara parsal perputaran total aset tidak mempengaruhi
nilai likuiditas perusahaan. Hal ini dapat mungkin disebabkan karena proporsi aset tetap
yang dimiliki perusahan jauh lebih besar dibandingkan aset lancar sehingga perputarn total
aset secara keseluruhan yang lebih banyak disebabkan oleh perubahan aset tidak
lancarsehingga nilai perputaran total aset tidak mempengaruhi likuiditas yang dipenelitian
ini diwakli oleh CR.
Hasil uji stastistik t menunjukan bahwa variabel perputaran modal kerja memiliki
nilai t hitung sebesar 0,930 dan nilai t tabel sebesar 1,67303 dengan nilai df = (51-4-1=46)
sehingga nilai thitung< ttabel dengan nilai signifikan variabel perputaran modal kerja sebesar
0,357 dimana nilai ini lebih besar dari pada tingkat signifikan 0,05. Dapat disimpulkan
bahwa perputaran modal kerja secara persal tidak berpengaruh terhadap likuiditas, maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya secara parsal perputaran modal kerja tidak
mempengaruhi nilai likuiditas perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena korelasi
perputaran modal kerja CR yang sangat rendah yaitu 0,084 dan terbukti tidak signifikan.
24
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
Hal ini dapat disebabkan ukuran sampel yang relatif kecil sehingga tidak dapat mewakili
populasi.
Hasil uji stastistik t menunjukan bahwa variabel perputaran piutang memiliki nilai t
hitung sebesar -2,212 dan nilai signifikan variabel perputaran piutang sebesar 0,032 dimana
nilai ini lebih besar dari pada tingkat signifikan 0,05. Berdasarkan nilai tersebut maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsal perputaran piutang mempengaruhi nilai
likuiditas perusahaan secara negatif. Hal ini dapat disebabkan perputaran piutang memang
mempengaruhi CR tetapi pengaruh dengan arah negatif disebabkan walupun perputaran
piutang cepat tetapi nilai piutang yang terjadi kecil sehingga nilai CR semakin besar
walupun nilai perputaran piutang cepat.
Hasil uji statistik t menunjukan bahwa variabel perputaran persediaan memiliki
nilai t hitung sebesar 0,032 dengan nilai t tabel 1,67866sebesar dengan nilai df = (51-4-
1=46) sehingga nilai thitung< ttabel dengan signifikan untuk variabel perputaran persediaan
sebesar 0,040 dimana nilai lebih besar dari pada tingkat signifikan 0,05. Dapat disimpulkan
bahwa perputaran persediaan berpengaruh terhadap likuiditas. Berdasarkan nilai tersebut
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya secara parsial perputaran persediaan
mempengaruhi nilai likuiditas perusahaan secara negatif. Hal ini dapat disebabkan
perputaran persediaan memang mempengaruhi CR tetapi pengaruh dengan arah negatif
disebabkan walupun perputaran persediaan cepat tetapi perusahaan banyak menungak nilai
pembelian yang menjadi hutang sehingga semakin cepat perputaran maka hutang yang
ditimbulkan semakin besar.
Pengujian Hipotesis Secara Simultan (F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yaitu
perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran
persediaan yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruhi secara simultan terhadap
variabel terikat atau dependen yaitu likuiditas. Dengan kriteria yang digunakan adalah
apabila perputaran total aset > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berikut ini adalah
hasil pengujian secara simultan :
25
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
Tabel 4.8
Hasil Uji Secara Simultan ANOVA
a
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 13,912 4 3,478 3,733 ,010b
Residual 42,856 46 ,932
Total 56,769 50 a. Dependent Variable: cr
b. Predictors: (Constant), x4, x1, x2, x3
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0
Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji ANOVA atau F test diatas nilai Fhitung sebesar 3,733
dan nilai Ftabel sebesar 2,42pada tingkat signifikan 0,05. Dengan nilai df = (n-k) : (k-1),
jumlah sampel (n) sebanyak 51, k =5 yaitu seluruh variabel penelitian, maka df = ( 51-5 =
46) : (5-1=5), sehingga nilai fhitung>ftabel dengan niali signifikan 0,010 nilai ini lebih kecil
dengan tingkat signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan
perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran
persediaan memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas, maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi berguna untuk
mengetahui seberapa besar peran variabel perputaran total aset, perputaran modal kerja,
perputaran piutang dan perputaran persediaan bersama-sama menjelaskan perubahan yang
terjadi terhadap variabel dependen yaitu likuiditas. Berikut hasil pengujiannya :
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,495a ,245 ,179 ,96523
a. Predictors: (Constant), x4, x1, x2, x3 b. Dependent Variable: cr
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0
26
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar
0,179 atau sebesar 17,9% Hal ini menunjukan bahwa persentase pengaruh variabel
independen perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan
perputaran persediaan terhadap likuiditas sebagai variabel dependen sebesar 17,9%. Variasi
variabel independen (likuiditas). Sedangkan sisanya 82% di pengaruhi oleh faktor lain
diluar model penelitian ini.
Pembahasan Penelitian
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa variabel perputaran total aset (TATO) secara
parsial tidak memiliki pengaruh terhadap likuiditas, TATO yang memiliki nilai t hitung
sebesar-0,425 dengan nilai t tabel 1,67866sehingga nilai thitung<ttabel dengan nilai signifikan
untuk variabel TATO sebesar 0,673 dimana nilai ini lebih besar dari pada tingkat signifikan
0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini dapat mungkin disebabkan karena proporsi
aset tetap yang dimiliki perusahaan jauh lebih besar dibanding aset lancar sehingga
perputaran aset secara keseluruhan yang lebih banyak disebabkan oleh perubahan aset tidak
lancar sehingga nilai perputaran aset tidak mempengaruhi likuiditas yang dipenelitian ini
diwakili oleh CR. Sementara penelitian initidak sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ezwita (2014) dan Ritonga (2012). Perputaran modal kerja secara parsial
tidak memiliki pengaruhi terhadap likuiditas yang dapat dilihat perputaran modal kerja
memiliki nilai thitung sebesar 0,930dan nilai t tabel sebesar 1,67866sehingga nilai thitung <
ttabel dengan nilai signifikan variabel perputaran modal kerja sebesar 0,357 dimana nilai ini
lebih besar dari pada tingkat signifikan 0,05, signifikan maka Ho diterima dan Ho diterima
dan Ha ditolak. Hasil penelitian in tidak sesuai dengan hasil penelitian Sugiono &
Christiawan (2013), Astuti & Maelona (2013), Ritonga (2013). Hal ini dapat disebabkan
karena korelasi perputaran modal kerja dengan CR yang sangat rendah dan terbukti tidak
signifikan. Hal ini dapat disebabkan ukuran sampel yang relatif kecil sehingga tidak dapat
mewakili populasi.
Perputaran piutang hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ezwita (2014),
Astuti & Maelona (2013), Ritonga (2012). Hal iniPerputaran piutang secara parsal
memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas yang dapat dilihat perputaran piutang
27
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
memiliki nilai thitung sebesar -2,212 dan nilai ttabel sebesar 1,67866sehingga nilai thitung> ttabel
dengan signifikan variabel perputaran piutang sebesar 0,032 dimana nilai ini lebih kecil
dari pada tingkat signifikan 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat
disebabkan perputaran piutang memang mempengaruhi CR tetapi pengaruh dengan arah
negatif disebabkan walaupun perputaran piutang cepat tetapi nilai piutang yang terjadi kecil
sehingga nilai CR semakin besar walaupun nilai perputaran piutang cepat.
Perputaran persediaan secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas
yang dapat dilihat perputaran persediaan memilki nilai thitung>t tabel dengan nilai signifikan
variabel perputaran persediaan sebesar 0,032 dan nilai t tabel sebesar 1,67866 sehingga
nilai thitung>ttabel dengan nilai signifikan variabel variabel perputaran sebesar 0.040 dimana
nilai ini lebih kecil dari pada tingkat signifikan 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.Hal
ini dapat disebabkan perputaran persediaan memang mempengaruhi CR tetapi pengaruh
dengan arah negatif disebabkan walaupun perputaran persediaan cepat tetapi perusahaan
banyak menunggak nilai pembelian yang menjadi hutang sehingga semakin cepat
perputaran maka hutang yang ditimbulkan semkain besar. Penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ezwita (2014) yang menyatakan perputaran persedian
berpengaruh terhadap CR.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisis data yang telah dikemukan pada bab sebelumnya maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Perputaran total aset (TATO) tidak berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Perputaran persediaan berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
28
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
5. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen (perputaran total aset,
perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan) terhadap
variabel dependen (likuiditas) secara simultan atau secara bersama-sama pada
perusahaan makanan dan minuman.
Kerterbatasan Penelitian
Terdapat beberpa keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian yaitu:
1 Dalam penelitian ini sampel perusahaan yang diambil hanya terbatas pada perusahaan
– perusahaan makanan dan minuman saja yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode tahun 2011 -2014, sehingga sangat besar kemungkinan tidak mampu
mempersentasikan populasi dengan baik.Kecilnya ukuran sampel merupakan salah
satunya kelemahan dalam penelitian ini.
2 Penelitian ini menjelaskan bahwa pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen sebesar 17,9% atau variabel independen dalam penelitian ini hanya
menjelaskan sebesar 17,9% artinya 82% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel–
variabel lainnya,yang berada diluar model penelitian ini.
Saran
Dengan melihat keterbatasan yang dikemukakan diatas, penulis menyadari bahwa
penelitian ini sangat jauh dari sempurna baik dari segi faktor – faktor yang diteliti maupun
jumlah data yang digunakan. Untuk itu beberapa saran dapat dikemukam sebagai berikut :
1 Penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas penelitian dengan cara memperpanjang
periode penelitian dengan menambah tahun dan juga memperbanyak jumlah sampel.
2 Beberapa variabel yang tidak terbukti pada penelitian ini sebanyak pada penelitian
selanjutnya digunakan proxy yang lain dari variabel tersebut, sehingga diharapkan
dapat mencerminkan variabel yang digunakan.
3 Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah jumlah variabel atau mengunakan
variabel independen lain yang mempengaruhi likuiditas seperti ukuran perusahaan,
kesempatan bertumbuh, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan dari niali determinasi (R2)
hanya mampu dijelaskan sebesar 17,9% atau dengan kata lain 82% likuiditas
dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
29
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
DAFTAR PUSTAKA Agustina, D. (2014). Analisis Arus kas terhadap likuiditas Pada Pt. Hotel Mandarine
regency Tbk tahun 2008 - 2012. Jurnal akuntansi, 1-20.
Astuti, W. A., & Maelona, R. (2013). Pengaruh modal kerja dan perputaran piutang
terhadap likuiditas. Jurnal akuntansi, 1 - 18.
Ezwita, Y. (2014). Pengaruh Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Return on Assets
dan Rasio Utang terhadap Likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia
yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013. Jurnal akuntansi, 1-22.
Fahmi, I. (2012). Analisis laporan keuangan. Lampulo: ALFABETA.
Gozali, I. (2013). Analisis muktivariate dengan program spss. Semarang: UNDIP.
Hery. (2015). Analisis laporan keuangan pendekatan rasio keuangan . Yogyakarta: CAPS.
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Manullang, M., & Sinaga, D. (2005). Pengantar manajemen keuangan. Yogyakarta: ANDI.
Martono, & Harjito, A. (2008). Manajemen keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
Ritonga, R. A. (2012). Analisis faktor - faktor yang mempengaruhi likuiditas pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Akuntansi, 1 - 11.
Santoso, Y. A. (2011). Analisis faktor yang mempengaruhi likuiditas pada perusahaan
manufaktur yang listed di BEI periode 2007 - 2009. Skripsi, 1 - 49.
Silfia, S. (2015). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, Pajak
dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Keputusan Pendanaan Pada Perusahaan Real
Estate And Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011 –
2013. Jurnal akuntansi, 1-28.
Sugiono, L. P., & Christiawan, Y. (2013). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
likuiditas pada perusahaan ritel yang terdaftar di BEI tahun 2007 - 2012. Jurnal
akuntansi vol 1 no.2, 298 - 305.
Tunggal, A. W. (2000). Dasar - dasar analisis laporan keuangan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
www.idx.co.id