Post on 06-Feb-2018
28
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas. Alasan pemilihan metode, tersebut karena Penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu bentuk penelitian dengan melakukan tindakan-tindakan yang
dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dengan subjek yang diteliti untuk
memecahkan masalah dengan tujuan adanya perubahan, perbaikan, dan
peningkatan pada proses belajar mengajar.
Metode penelitian merupakan cara untuk memecahkan suatu permasalahan
yang dihadapi, dilakukan secara ilmiah, sistematis, logis dan faktual. Terkait
dengan hal itu, maka setiap penelitian dalam operasionalnya tentu menggunakan
metode yang dianggap relevan dengan tingkat perkembangan siswa serta relevan
dengan tujuan penelitian. Masalah utama dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
Model Inkuiri dapat Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada pelajaran IPS di
Kelas VIII-A SMP PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung”
Berdasarkan karakteristik masalah tersebut, maka metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas . Alasan pemilihan metode,
tersebut karena Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk penelitian
dengan melakukan tindakan-tindakan yang dilaksanakan secara kolaboratif antara
peneliti dengan subjek yang diteliti untuk memecahkan masalah dengan tujuan
adanya perubahan, perbaikan, dan peningkatan pada proses belajar mengajar. Hal
29
tersebut sesuai dengan pendapat Rapport dan Elliot dalam Kanda (2001: 46-47)
yang menyatakan bahwa:
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan untuk memberikan konstribusi praktis kepada mereka yang memberikan persoalan yang membutuhkan penyelesaian segera dan untuk mencapai sasaran pendidikan dengan kolaborasi dan kerja sama di dalam kerangka etis yang diterima.
Menurut Kasbollah (1998:13) Penelitian Tindakan Kelas merupakan ”suatu
upaya guru atau praktisi dalam berbagai bentuk kegiatan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.” Dari definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kajian dalam bidang
pendidikan yang bersifat reflektif untuk memperdalam pemahaman tentang
tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran, sehingga dapat
meningkatkan mutu pembelajaran.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa guru merasakan adanya
masalah dalam mengelola pembelajaran, namun tidak mengetahui bagaimana
seharusnya mencari solusi alternatif dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya. Dengan dipilihnya bentuk penelitian sebagaimana diuraikan di atas,
diharapkan guru dapat terfasilitasi dalam menentukan jalan keluar dari masalah
yang timbul dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran.
Dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas guru mempunyai peran
ganda, yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti. Selain itu, Penelitian
Tindakan Kelas sedapat mungkin dilakukan dengan menjaga konsistensi dalam
hal: (a) bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan profesional
30
dalam proses pembelajaran, (b) bersifat reflektif inkuiri, dan (c) dilaksanakan
secara kolaboratif.
Desain penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas atau dalam
bahasa Inggrisnnya adalah Classroom Action Reseach. Penelitian ini
menggunakan tiga siklus. Dengan tiap siklus terdiri dari 4 (empat) kegiatan yaitu:
(1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi; dan (4) refleksi. Prosedur
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Spiral (Kasbollah
dalam Permana, 2006:15) yang dapat dilihat bawah ini:
Identifikasi Masalah
Penyusunan Rencana Tindakan
31
Gambar 3.1Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral
Penelitian Tindakan Model Spiral (Kemmis & Taggart,1993)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam pelaksanaannya dimulai dengan
penyusunan rencana tindakan, yang kemudian guru/peneliti melaksanakan
tindakan di kelas, sementara observer atau guru mitra melakukan observasi
terhadap aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Setelah
Pelaksanaan Tindakan
Observasi
Refleksi
Penyusunan Rencana Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Observasi
Refleksi
Penyusunan Rencana Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Observasi
Refleksi
32
proses pembelajaran selesai dilaksanakan, kegiatan selanjutnya adalah
guru/peneliti bersama dengan observer melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung. Kegiatan refleksi ini dilakukan untuk
melakukan perbaikan-perbaikan dalam menyusun rencana dan pelaksanaan
tindakan selanjutnya. Selanjutnya kalau hasil dari refleksi siklus pertama hasilnya
kurang memuaskan, maka dibuat rencana tindakan kedua dan seterusnya sampai
peneliti/guru menyimpulkan hasil pembelajaran memuaskan.
Pendekatan pada Penelitian Tindakan Kelas adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan ini dipilih atas pertimbangan bahwa dalam setiap tindakan yang telah
dirancang, peneliti berupaya menelaah secara seksama masalah yang menjadi
fokus penelitian dan dalam waktu yang bersamaan, peneliti juga harus
menganalisis dan merefleksikan permasalahan yang ada sebagai dasar melakukan
perbaikan terhadap rancangan tindakan selanjutnya.
Sebelum melaksanakan penelitian, penulis juga memperhatikan alur
penelitian. Yang dimaksud dengan alur penelitian ini adalah jalannya penelitian
supaya peneliti tidak menyimpang dari apa yang sudah direncanakan. Alur
penelitian ini dapat dilihat pada bagan alur di bawah ini,
33
Gambar 3.2Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas
3.2. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di VIII A di SMP PGRI Cicalengka Kabupaten
Bandung semester II tahun pelajaran 2009-2010 sebanyak 38 orang yaitu
perempuan 21 orang dan laki-laki 17 orang.
Pusat kegiatan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah aktivitas siswa
selama proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan berbagai
pertimbangan peneliti menentukan subjek dan objek penelitian ini, dalam rangka
Observasi AwalStudi pustaka mengenai
pendekatan inkuiri
Identifikasi Masalah
Pelaksanaan pembelajaran dengan implementasi
pendekatan inkuiriPenyusunan InstrumenMembuat Rencana
Tindakan
Tindakan IRefleksi I
Tindakan IIRefleksi II
Tindakan IIIHasil
34
efisiensi dan efektifitas baik biaya maupun waktu, mengingat kemampuan peneliti
terbatas.
Tenaga pendidik yang ada di SMP PGRI Cicalengka 43 orang , yang terdiri
dari satu orang Kepala Sekolah, dan 42 guru serta seorang penjaga sekolah.
Melihat jumlah guru yang berada di SMP PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung
tersebut di atas, merupakan potensi bagi pengembangan pendidikan dengan
menggunakan metode dan pendekatan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
3.3. Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
model siklus (cycle). Pada setiap siklus terdiri dari 3 tindakan. Pelaksanaannya
setiap siklus disesuaikan dengan perubahan yang ingin dicapai sebagaimana
dalam desain yang telah dibuat tentang faktor yang diselidiki. Hal ini sesuai
dengan pendapat Kemmiss dan Mc. Taggart (1992: 11-15) bahwa: ”Tahapan
penelitian tindakan kelas terdiri atas: (1) Perencanaan (planning); (2) Pelaksanaan
tindakan (action); (3) observasi (observation); dan (4) refleksi (reflection) dalam
setiap siklus, dengan berpatokan pada refleksi awal”.
Tahapan-tahapan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
3.3.1. Perencanaan (Penyusunan Rencana Tindakan)
Yaitu kegiatan yang dilakukan dalam menyusun rencana tindakan yang
hendak dilaksanakan di kelas. Rencana disusun secara fleksibel, karena untuk
mengakomodir berbagai kemungkinan yang dapat saja terjadi ketika tindakan
dilaksanakan. Perencanaan disusun secara partisipatif, kolaboratif, dan reflektif
35
antara peneliti dengan guru mitra, agar tindakan dapat lebih terarah pada sasaran
yang hendak dicapai, dengan didasari pada pertimbangan apakah tindakan yang
akan dilaksanakan tersebut mungkin untuk dapat dilaksanakan secara efektif
dalam berbagai situasi kelas.
3.3.2. Pelaksanaan Tindakan
Yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan rencana yang
telah disepakati sebelumnya antara peneliti dengan guru mitra. Tindakan ini
dilakukan untuk memperbaiki keadaan atau proses pembelajaran dan hasil belajar
siswa.
3.3.3. Observasi Pelaksanaan Tindakan
Yaitu kegiatan mengamati, mengenali sambil mendokumentasikan
(mencatat dan merekam) terhadap proses, hasil, pengaruh dan masalah baru yang
mungkin saja muncul selama tindakan dilakukan. Hasil observasi ini akan
dijadikan bahan analisis dan dasar refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan
dan bagi penyusunan rencana tindakan selanjutnya.
3.3.4. Refleksi
Yaitu merenungkan sambil mengevaluasi tentang apa-apa saja rencana dan
tindakan yang sudah tercapai dan apa yang belum dapat dan sempat dilakukan
pada suatu siklus. Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan
guru mitra. Berangkat dari hasil refleksi ini, peneliti bersama guru mitra
merumuskan kembali rencana pembelajaran untuk ditindaklanjuti pada siklus
berikutnya. Dilihat dari proses dan waktu pelaksanaannya, refkleksi dilakukan
pada tahap orientasi, proses, dan akhir program tindakan, yaitu :
36
1) Refleksi awal, yaitu dilakukan pada saat orientasi terhadap permasalahan-
permasalahan maupun faktor-faktor pendukung dan penghambat rencana
penerapan model. Hal ini bertujuan untuk merumuskan proposisi awal
terhadap situasi sosial dalam penerapan model yang akan dilakukan,
kemudian hal tersebut dituangkan ke dalam suatu rencana awal rencana
program tindakan yang akan dilakukan.
2) Refleksi proses, yaitu refleksi yang dilakukan pada saat pelaksanaan
program tindakan yang dimaksudkan untuk mengkaji proses dan hasil
serta implikasi dari program tindakan yang dilakukan terhadap perolehan
hasil belajar siswa, unjuk kerja guru dan siswa dalam pembelajaran, serta
implikasi-implikasi lain yang berkembang selama pelaksanaan tindakan.
Hal ini juga dilakukan untuk melakukan revisi terhadap rencana yang telah
disusun dan sebagai dasar dalam merancang program tindakan selanjutnya.
3) Refleksi hasil, yaitu refleksi yang dilakukan pada akhir pelaksanaan
program tindakan sesuai dengan rencana program tindakan yang telah
ditetapkan dan fokus permasalahan serta tujuan pelaksanaan program
tindakan. Artinya bahwa program pelaksanaan telah dipandang berhasil
dan mendukung ketercapaian tujuan dari program tindakan yaitu setelah
terjadinya peningkatan situasi belajar mengajar yang berorientasi pada
upaya peningkatan proses dan hasil belajar siswa, baik dilihat dari
penguasaan materi, sikap dan keterampilan-keterampilan sosial, unjuk
kerja guru, dan proses belajar mengajar dalam pembelajaran IPS di SMP.
37
Dalam penelitian tindakan kelas ini direncanakan sebanyak tiga siklus
dengan setiap siklus dilakukan dua kali tindakan. Dari ketiga siklus tersebut
dilaksanakan secara berkesinambungan, mulai dari Siklus I sampai dengan Siklus
III. Langkah-langkah kegiatan pelaksanaannya dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
Langkah-langkah kegiatan dalam penelitian yang dilakukan peneliti terbagi
ke dalam tiga tahap, yaitu:
1) Tahap Persiapan Penelitian, meliputi:
(1) Mengidentifikasi masalah penelitian.
(2) Mempersiapkan media, alat peraga, dan sumber belajar yang akan
digunakan dalam pembelajaran IPS dengan pendekatan pembelajaran
inkuiri.
(3) Menyusun instrumen penelitian berupa: soal-soal tes untuk setiap siklus
tindakan sesuai dengan indikator yang terdapat dalam RPP, pedoman
observasi, dan pedoman wawancara.
Pelaksanaan Siklus I, yaitu menyusun perencanaan pembelajaran yaitu
menyusun RPP kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan yang
dilakukan oleh guru, sedangkan observasi dilaksanakan oleh observer, dan yang
terakhir adalah melakukan refleksi tindakan Siklus I yang dilakukan oleh
guru/peneliti dan observer. Berdasarkan hasil refleksi Siklus I, dilanjutkan dengan
menyusun rencana dan pelaksanaan pembelajaran Siklus II. Pada Siklus II juga
dilakukan seperti halnya pada Siklus I, namun pelaksanaan pembelajaran dengan
melakukan beberapa perbaikan, agar hasil yang diperoleh baik dari proses-proses
38
siswa dan keterampilan bertanya siswa meningkat. Selanjutnya berdasarkan
refleksi pada Siklus II, dilanjutkan dengan menyusun rencana dan pelaksanaan
Siklus III, sama seperti yang dilakukan pada Siklus I dan II. Perbaikan yang
dilakukan pada pembelajaran Siklus III adalah hasil dari kegiatan refleksi Siklus
II. Setelah selesai pembelajaran Siklus III, maka dilanjutkan dengan melakukan
refleksi terhadap pembelajaran Siklus III.
Jika pada akhir suatu Siklus penulis merasa cukup puas dengan hasil yang
di dapat siswa, dalam arti siswa memperoleh nilai dan prestasi yang baik pada
saat pembelajaran dan juga keterampilan bertanya siswa meningkat. Sebelumya
penulis merencanakan bahwa refleksi Siklus II merupakan refleksi akhir dari
keseluruhan tindakan penelitian yang dilaksanakan.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data adalah dengan membuat
alat pengumpulan data, yaitu instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Penyusunan
instrumen disesuaikan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian.
Dengan demikian data yang diperoleh akan benar dan akurat. Untuk itu,
instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain:
3.4.1. Lembar Observasi
Lembar Observasi adalah merupakan suatu alat pengumpul data berupa lembar
penilaian yang digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam bertanya
39
dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada saat kegiatan proses
pembelajaran.
Pelaksanaan observasi pada penelitian ini dilakukan terhadap aktivitas siswa dan
aktivitas guru. Aktivitas guru yang diobservasi adalah terhadap RPP atau Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan guru/peneliti. Sedangkan observasi terhadap siswa dilakukan terhadap
prestasi belajar dan keterampilan bertanya siswa.
3.4.2. Catatan Lapangan
Catatan Lapangan adalah catatan yang berisikan tentang kejadian-kejadian atau
temuan-temuan penting yang dialami ketika proses pembelajaran sedang
berlangsung pada saat tindakan. Hasil catatan tersebut merupakan bahan untuk
didiskusikan antara peneliti dan observer, dan hasilnya dijadikan sebab dasar
dalam refleksi tindakan.
3.4.3. Evaluasi
Evaluasi adalah alat untuk memperoleh data yang dilakukan pada akhir proses
pembelajaran pada setiap tindakan. Evaluasi ini berupa tes tertulis yang berbentuk
soal-soal tes atau pertanyaan-pertanyaan. Dengan evaluasi ini akan diperoleh data
dan diketahui ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa, sesuai dengan yang
diharapkan dalam rencana pembelajaran.
3.4.4. Kamera Photo
Dilakukan untuk memperjelas kegiatan yang dilakukan dalam memperoleh data
yang diperlukan didokumentasikan dalam bentuk foto yang diambil sewaktu
aktivitas pembelajaran sedang berlangsung.
40
3.5. Teknik Pengolahan Data
Nilai yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah
kualitatif dan kuantitatif. Data-data yang diperoleh melalui kegiatan pengisian
lembar observasi, catatan lapangan, dan hasil evaluasi tentang aktivitas siswa dan
guru dalam kegiatan pembelajaran tentang Kegiatan Rengasdengklok dan
peristiwa penyusunan teks proklamasi. dengan menggunakan pendekatan inkuiri.
Untuk mengetahui keterampilan bertanya siswa dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran data yang terkumpul dan tersusun dalam lembar observasi,
kemudian dianalisis dan diolah dengan cara:
Untuk data nilai pengamatan keterampilan siswa dalam bertanya dibagi
dalam dua kategori, yaitu kategori ”Kuantitas Pertanyaan” dan pada kategori
”Kualitas Pertanyaan”. Pada kuantitas pertanyaan dengan menggunakan skala: (1)
= tidak pernah, (2) = jarang, dan (3) = sering. Sedangkan pada kategori kualitas
pertanyaan dengan menggunakan skala: (1) = kurang, (2) = cukup, dan (3) = baik.
Untuk pengolahan data hasil evaluasi, nilai dari masing-masing siswa
diolah dan dijumlahkan untuk diambil nilai rata-rata seluruh siswa, dengan rumus:
X =
fN X = nilai rata-rata f = skor siswa N = jumlah siswa
Untuk nilai tiap siswa, selanjutnya juga dimasukan ke dalam skala penilaian: 00 –
59 = kurang; 60 – 79 = cukup; dan 80 – 100 = baik.
Hal ini dilakukan untuk setiap siklus yang dilaksanakan. Dari nilai tersebut
di atas, dapat diambil kesimpulan tentang keberhasilan atau tingkat keterampilan
siswa dalam bertanya dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan
41
mengimplementasikan pendekatan inkuiri dengan materi Mendeskripsikan
bentuk-bentuk hubungan sosial
3.6. Validasi Data
Dalam proses pengolahan data agar data yang diperoleh akurasi dan
obyektif maka dilakukan validasi data. Merujuk pada Wiriaatmadja,(2005:168-
171) langkah – langkah validasi diantaranya:
3.6.1. Member Check
Member check yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan sumber data
untuk dapat mengklarifikasikan apakah data tersebut sesuai atau tidak dengan
yang dimaksudoleh informan. Dalam proses ini, data yang diperoleh
dikonfirmasikan dengan guru kelas melalui kegiatan diskusi balikan pada setiap
akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir seluruh pelaksanaan tindakan.
Dalam pelakasanaan tindakan penerapan media teka – teki silang dalam
pembelajaran sejarah, kegiatan member check ini dilakukan bersama dengan
kolaborator sebagai mitra peneliti. Data – data yang berhasil dikumpulkan akan
dibawa dan dibahas bersama dengan mitra yang telah peneliti ajak untuk
berkolaborasi. Kebenaran dari data dikonfirmasikan melalui diskusi balikan pada
setiap tindakan penelitian di kelas.
3.6.2. Triangulasi
Triangulasi yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan data pelaksanaan
tindakan dengan mengkonfirmasikan data yang diperoleh dengan sumber
lain(guru dan siswa). Informasi yang didapatkan dari guru melalui wawancara
42
dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari data yang bersumber dari siswa
berupa jurnal kesan serta angket.
Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakaukan melalui kegiatan
pengkonfirmasian data kepada guru mata pelajaran sejarah yang bersangkutan,
juga siswa yang diwawancarai. Selanjutnya data tersebut dibandingkan dengan
data yang terkumpul dari hasil observasi awal dan obsevasi di dalam kelas, serta
kegiatan dokumentasi selama penerapan pembelajaran sejarah dengan
menggunakan media teka – teki silang berlangsung.
3.6.3. Expert Opinion
Expert opinion yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan
penelitian kepada para pakar yang profesional dibidangnya, seperti dikemukakan
oleh Nasution (Hanifah, 2003:96) yang mengatakan bahwa expert opinion
dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan peneliti dengan para ahli.
Dalam kegiatan ini, peneliti mengkonsultasikan hasil temuan penelitian dengan
pembimbing skripsi, pakar atau penghalusan, berdasarkan arahan/opini, pakar
atau pembimbing selanjutnya akan mengevaluasi, konstruk dan kategori dan pada
tahap selanjutnya analisis yang dilakukan oleh peneliti sehingga derajat
kepercayaan akan meningkat.