Post on 04-Aug-2015
A. Pendahuluan
I. Standar Kompetensi Dokter Bab IV
1. Area Kompetensi Komunikasi Efektif
1.1. Kompetensi Inti
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan
pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi
lain.
1.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya
1.1. Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya
Memberikan salam
Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien
Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya
Mendengarkan dengan aktif (penuh perhatian dan memberi
waktu yang cukup pada pasien untuk menyampaikan
keluhannya dan menggali permasalahan pasien)
Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekhawatiran,
maupun harapannya
Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang
bersifat pribadi, dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu
Memperlakukan pasien sebagai mitra sejajar dan meminta
persetujuannya dalam memutuskan suatu terapi dan tindakan
1.2. Mengumpulkan Informasi
Mampu menggunakan open-ended maupun closed question
dalam menggali informasi (move from open to closed question
properly)
Meminta penjelasan pada pasien pada pernyataan yang
kurang di mengerti
1
Menggunakan penalaran klinik dalam penggalian riwayat
penyakit pasien sekarang, riwayat keluarga, atau riwayat
kesehatan masa lalu
Melakukan penggalian data secara runtut dan efisien
Tidak memberikan nasehat maupun penjelasan yang
premature saat masih mengumpulkan data
1.3. Memahami Prespektif Pasien
Menghargai kepercayaan pasien terhadap segala sesuatu yang
menyangkut penyakitnya
Melakukan eksplorasi terhadap kepentingan pasien,
kekhawatirannya, dan harapannya
Melakukan fasilitasi secara professional terhadap ungkapan
emosi pasien (marah, takut, malu, sedih, bingung, eforia,
maupun pasien dengan hambatan komunikasi misalnya bisu-
tuli, gangguan psikis)
Mampu merespon verbal maupun bahasa non-verbal dari
pasien secara professional
Memperhatikan factor biopsikososiobudaya dan norma-
norma setempat untuk menetapkan dan mempertahankan
terapi paripurna dan hubungan dokter-pasien yang
professional
Menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti oleh
pasien (termasuk bahasa daerah setempat) sesuai dengan
umur, tingkat pendidikan ketika menyampaikan pertanyaan,
meringkas informasi, menjelaskan hasil diagnosis, pilihan
penanganan serta prognosis
1.4. Memberi Penjelasan dan Informasi
Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
2
Memberi tahu adanya sakit atau tidak nyaman yang mungkin
timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya
Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur
tentang tujuan , keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostic dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis,
rujukan) sebelum dikerjakan
Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau
menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit
Memberikan edukasi dan promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-
pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat
persetujuan
Menyampaikan berita buruk secara professional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan
disepakati
2. Berkomunikasi dengan Sejawat
Memberi informasi yang tepat kepada sejawat tentang kondisi
pasien baik secara lisan, tertulis atau elektronik pada saat
yang diperlukan demi kepentingan pasien maupun ilmu
kedokteran
Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan
benar, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran
Melakukan presentasi laporan kasus secara efektif dan jelas,
demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran
3. Berkomunikasi dengan Masyarakat
3
Menggunakan bahasa yang di pahami oleh masyarakat
Menggali masalah kesehatan menurut presepsi masyarakat
Menggunakan teknik komunikasi langsung yang efektif agar
masyarakat memahami kesehatan sebagai kebutuhan
Memanfaatkan media dan kegiatan kemasyarakatan secara
efektif ketika melakukan promosi kesehatan
Melibatkan tokoh masyarakat dalam mempromosikan
kesehatan secara professional
4. Berkomunikasi dengan Profesi Lain
Mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberi waktu
cukup kepada profesi lain untuk menyampaikan pendapatnya
Memberi informasi yang tepat waktu dan sesuai kondisi yang
sebenarnya ke perusahaan jasa asuransi kesehatan untuk
pemrosesan klaim
Memberikan informasi yang relevan kepada penegak hukum
atau sebagai saksi ahli di pengadilan (jika diperlukan)
Melakukan negosiasi dengan pihak terkait dalam rangka
pemecahan masalah kesehatan masyarakat
2. Area Keterampilan Klinis
2.1. Kompetensi Inti
Melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai
kewenangannya
2.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang
pasien dan keluarganya
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan
(bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga,
social serta riwayat lain yang relevan
4
Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan
masalah pasien
Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan
pasien dan kewenangannya
Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal
mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada
pasien
Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah
pasien
Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis
dengan jelas dan benar
Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai
Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar
Membuat permintaan pemeriksaan
II. Pentingnya Keterampilan Komunikasi
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan oleh seorang komunikator kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa
berupa gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Agar
komunikasi secara tepat mengena pada sasaran yang hendak dicapainya, maka
suatu komunikasi harus dilakukan secara efektif. Menurut Gordon I. Zimmerman,
komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang
kita perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan
pertukaran informasi mengenai bagaiman hubungan kita dengan orang lain.
Sedangkan menurut Rudolph F. Verderber, komunikasi mempunyai dua fungsi,
yang pertama fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan
ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi
pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak
5
melakukan sesuatu pada suatu saat tertentu. Dalam berkomunikasi kita sering
mengalami kendala-kandala sehingga informasi yang kita sampaikan atau terima
tidak jelas atau informasi yang sering berubah arti. Keterampilan komunikasi
sangat diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dalam mengartikan
informasi.
6
B. DASAR TEORI
VITAL SIGN
Tanda-tanda vital adalah pengukuran fungsi tubuh yang paling dasar, meliputi empat
tanda vital utama yaitu :
a. Temperatur tubuh
Suhu tubuh normal seseorang bervariasi tergantung pada jenis kelamin, aktifitas
terbaru, makanan dan konsumsi cairan, waktu hari, dan, pada wanita, tahap siklus
menstruasi. Suhu tubuh normal dapat berkisar dari 97,8 ° F (atau Fahrenheit, setara
dengan 36,5 ° C, atau Celsius) sampai 99 ° F (37,2 ° C) untuk orang dewasa yang
sehat. Suhu tubuh seseorang dapat diambil dalam salah satu cara berikut :
- Melalui Mulut
Suhu dapat diambil melalui mulut menggunakan thermometer kaca klasik atau
thermometer digital yang lebih modern untuk mengukur suhu tubuh.
- Melalui Rektal
Suhu diukur pada dubur (menggunakan thermometer kaca atau digital)
cenderung 0,5-0,7o F lebih tinggi daripada ketika di ambil melalui mulut.
- Melalui Ketiak
Suhu dapat diambil di bawah lengan dengan menggunakan gelas atau
termometer digital. Suhu yang diambil oleh rute ini cenderung 0,3 dan 0,4 ° F
lebih rendah daripada suhu yang diambil oleh mulut.
- Melalui Telinga
Sebuah termometer khusus dengan cepat dapat mengukur suhu gendang
telinga, yang mencerminkan suhu inti tubuh (suhu dari organ internal).
- Melalui Kulit
Sebuah termometer khusus dengan cepat dapat mengukur suhu kulit di dahi
b. Denyut nadi
Denyut nadi adalah pengukuran denyut jantung atau berapa kali denyut jantung per
menit. Nadi normal untuk orang dewasa yang sehat berkisar antara 60 sampai 100
denyut per menit. Denyut nadi dapat berfluktuasi dan meningkat dengan olahraga,
7
penyakit, cedera, dan emosi. Wanita pada umumnya, cenderung memiliki detak
jantung lebih cepat daripada laki-laki
c. Laju pernafasan
Laju pernafasan adalah jumlah pengambilan nafas seseorang per menit. Laju
pernafasan biasanya di ukur ketika seseorang beristirahat dan hanya menghitung
selama satu menit. Laju pernafasan dapat meningkat jika seseorang mengalami
demam, sakit dan kondisi medis lainnya. Respirasi normal pada orang dewasa di
kisaran 15-20 kali (ekspirasi-inspirasi) per menit. Pada pria, frekuensi pernafasan
lebih kecil daripada frekuensi pernafasan wanita. Cepat lambatnya pernafasan
manusia dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh maupun
aktivitas tubuh.
d. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah kekuatan darah mendorong terhadap dinding arteri, diukur
dengan manset tekanan darah dan stetoskop oleh perawat atau penyedia layanan
kesehatan lainnya. Setiap kali jantung berdetak, jantung memompa darah ke dalam
arteri dan menghasilkan tekanan darah tertinggi karena jantung berkontraksi. Dua
nomor dicatat ketika mengukur tekanan darah. Jumlah yang lebih tinggi, atau
tekanan sistolik, mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung berkontraksi
dan memompa darah ke seluruh tubuh. Jumlah yang lebih rendah, atau tekanan
diastolik, mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung beristirahat dan
mengisi dengan darah. Baik sistolik dan diastolik tekanan dicatat sebagai "mm Hg"
(milimeter air raksa). Pedoman NHLBI sekarang mendefinisikan tekanan darah
normal sebagai berikut :
- Kurang dari 120 mmHg tekanan sistolik
- Kurang dari 80 mmHg tekanan diastolic
(http://www.medicalcenter.osu.edu)
http://www.bloodpressureuk.org
8
Tanda-tanda vital berguna dalam mendeteksi atau pemantauan masalah medis. Tanda-
tanda vital dapat diukur dalam pengaturan medis, di rumah, di lokasi darurat medis,
atau di tempat lain.
KETERAMPILAN KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN
Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh
kedua pihak, pasien dan dokter. Sebenarnya bila dokter dapat membangun hubungan
komunikasi yang efektif dengan pasiennya, banyak hal-hal negatif dapat dihindari.
Dokter dapat mengetahui dengan baik kondisi pasien dan keluarganya dan pasien pun
percaya sepenuhnya kepada dokter. Kondisi ini amat berpengaruh pada proses
penyembuhan pasien selanjutnya. Pasien merasa tenang dan aman ditangani oleh
dokter sehingga akan patuh menjalankan petunjuk dan nasihat dokter karena yakin
bahwa semua yang dilakukan adalah untuk kepentingan dirinya. Pasien percaya bahwa
dokter tersebut dapat membantu menyelesaikan masalah kesehatannya. Selain itu,
komunikasi yang baik memudahkan dokter untuk menggali informasi dan
menyampaikan hasil pemeriksaannya kepada pasien. (Van Thiel, 2000) Manfaat
komunikasi efektif dokter-pasien di antaranya:
1. Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari dokter atau
institusi pelayanan medis.
2. Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter yang merupakan dasar hubungan
dokter-pasien yang baik.
3. Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis.
4. Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase terminal dalam
menghadapi penyakitnya. (Konsil Kedokteran Indonesia, 2006)
9
C. HASIL
I. Deskripsi Lokasi
Lokasi yang di tentukan untuk melakukan pemeriksaan vital signs :
1. Kampus Universitas Kristen Duta Wacana, Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo 5-
25 Yogyakarta 55224
Di kampus UKDW terdapat beberapa gedung, diantaranya ; Gedung Agape,
Gedung Biblos, Gedung C, Gedung Didaktos, Gedung E, Gedung F, Gedung
Gnosis, Gedung H, Gedung Iama dan Gedung Koinonia. Kami banyak
melakukan pemeriksaan vital sign di Gedung Agape dan Gedung Gnosis.
Lokasi ini banyak di temukan orang-orang dengan berbagai macam
pekerjaan. Di Gedung Agape misalnya, terdapat toko buku, kantor dosen,
dan kafetaria. Sedangkan di Gedung Gnosis terdapat bank yaitu Bank Negara
Indonesia (BNI).
2. Jalan Diponegoro Salatiga, Jawa Tengah
Lokasi ini adalah nadi kota Salatiga dimana banyak terdapat rumah makan,
sentra penjualan berbagai barang dan gereja-gereja di sepanjang jalan ini.
Sehingga banyak sekali orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat.
II. Karakterisik Probandus
1. Sdri. Evi (17 tahun)
Pekerjaan Evi sehari-hari membantu Ibunya berjualan minuman di kafetaria
UKDW. Gadis berambut panjang dan memiliki tinggi sekitar 150 cm ini ramah
dan terlihat pemalu.
2. Heri Sambudi (32 tahun)
Tubuh besar dan kekar menjadi salah satu ciri khas satpam yang bertugas di
kampus UKDW ini. Pak Heri memiliki pribadi yang humoris dan tidak sungkan
untuk selalu bertanya.
3. Al Henri Indriyanto (42 tahun)
10
Pimpinan di salah satu cabang bank BNI ini adalah pribadi yang santai dan
ramah pada pegawai-pegawainya. Tak heran sewaktu kami meminta beliau
untuk menjadi probandus kami, beliau tak segan mempromosikan
pegawainya untuk sekalian ikut menjadi probandus kami.
4. Dian (23 tahun)
Muda, good looking, berkulit putih dan memiliki senyum menawan. Hal itu
adalah yang umum di pikirkan saat bertemu dengan salah satu pegawai bank
BNI ini. Selain menarik, beliau juga ramah dan murah senyum.
5. Nyoman Suwitri (67 tahun)
Wanita lanjut usia ini masih aktif di masa tuanya. Beliau senang berkebun
dan jalan-jalan. Tidak heran jika hasil pemeriksaannya masih baik dan tidak
memiliki masalah kesehatan yang lain.
6. Jumarni (57 tahun)
Bu Mar (begitu beliau disapa) adalah nenek dari dua orang cucu yang masih
terlihat bersemangat di masa tuanya. Walaupun sudah di usia lanjut, namun
Bu Mar tak sedikitpun terlihat rambut putih dan tubuhnya masih tegap.
7. Dwikorina Dewanti (47 tahun)
Beliau merupakan seorang dokter yang bekerja di Poliklinik sebuah
universitas swasta di Salatiga. Ramah dan berkarakter sejuk adalah gambaran
untuk wanita ini.
8. Yusak Budi (45 tahun)
Seorang dosen fakutas Theologia ini berperawakan tinggi, besar dan berkulit
putih. Beliau orang yang humoris dan menyenangkan.
9. Devi (21 tahun)
Seorang mahasiswi universitas swasta semester 7 yang memiliki tinggi 158
cm dan memiliki gaya bicara yang medok khas Jawa Timur.
10. Wiwied (36 tahun)
11
Wanita asli Jepara ini sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Ibu
Wiwied adalah wanita karir , walaupun sibuk namun terlihat betul bahwa
beliau tetap menjaga kesehatannya. Beliau adalah vegetarian.
III. Analisis Hasil
No Nama/Umur/Pekerjaan Data Vital Signs(TD, suhu, nadi, nafas)
1. Evi/17/Penjual minuman 120/80, 36.7, 56/menit, 20/menit
2. Heri Sambudi/32/Satpam 120/70, 36.75, 52/menit, 24/menit
3 Al Henri/42/Pimpinan
bank
140/90, 36.6, 54/menit, 20/menit
4. Dian/23/Pegawai bank 100/70, 35.9, 60/menit, 18/menit
5. Nyoman Suwitri/67/Ibu
rumah tangga
110/80, 36.5, 62/menit, 24/menit
6. Jumarni/57/Ibu rumah
tangga
140/100, 36.65, 71/menit, 20/menit
7. Dwikorina/47/Pegawai
swasta
110/70, 36.5, 64/menit, 22/menit
8. Yusak/45/Pegawai swasta 110/80, 36.8, 58/menit, 24/menit
9 Devi/21/Mahasiswa 100/70, 36.2, 52/menit, 18/menit
10. Wiwied/36/Pegawai
swasta
110/70, 36,55, 60/menit, 20/menit
Dari hasil pemeriksaan vital signs meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi
pernafasan dan tekanan darah, setiap probandus memiliki angka yang berbeda.
Berbagai factor berikut ikut berperan juga sebagai penentu data tersebut,
misalnya aktivitas atau kegiatan tubuh, posisi tubuh, keadaan lingkungan sekitar,
kondisi kesehatan, jenis kelamin maupun usia. Pada pemeriksaan suhu tubuh,
rata-rata probandus memiliki nilai yang berkisar antara 36-37o C. Pemeriksaan
denyut nadi pada setiap probandus di kisaran 50-60an kali per menit, pada
12
probandus wanita justru lebih tinggi di bandingkan probandus pria. Pada
pemeriksaan frekuensi pernafasan di kisaran 18-24 kali per menit. Pemeriksaan
yang paling beragam adalah pemeriksaan tekanan darah, aktivitas tubuh dan
kondisi kesehatan nampaknya sangat berpengaruh pada tekanan darah.
IV. Percakapan yang Baik
Jovial : Selamat pagi Mbak, apakah Mbak sedang sibuk?
Evi : Pagi juga, Mbak. Wah kebetulan enggak nih. Ada apa ya, Mbak?
Jovial : Oh begitu, nama saya Jovial, Mbak. Saya dari Fakuktas Kedokteran
UKDW. Saya mendapatkan tugas untuk melakukan pemeriksaan vital signs pada
sepuluh orang, apakah Mbak bersedia menjadi salah satunya?
Evi : Wah vital sign itu apa ya Mbak?
Jovial : Pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan vital seperti tekanan darah,
suhu, frekuensi pernafasan dan denyut nadi, Mbak.
Evi : Oh begitu. Ya Mbak saya mau mau saja, hehe
Jovial : Oh iya Mbak, maaf Mbak, sebelumnya nama Mbak siapa?
Evi : Evi Mbak.
Jovial : Oke Mbak Evi, apa sebelumnya Mbak pernah di periksa tekanan
darahnya?
Evi : Wah belum e Mbak hehehe
Jovial : Baiklah Mbak, mumpung belum pernah, sekalian biar tau ya Mbak hehe.
Untuk mengukur tekanan darahnya saya pasang alatnya di lengan kanannya ya
Mbak. Nanti saya pompa dan akan agak sedikit menekan tidak apa-apa ya Mbak.
Selagi saya periksa tekanan darahnya, saya pasang pengukur suhunya ya Mbak,
maaf di ketiak bagian tengah ya Mbak.
Evi : Iya Mbak, saya manut Mbaknya saja hehe
Jovial : Tekanan darahnya normal Mbak, 120/80
Evi : Oh berarti engga ada apa-apa ya Mbak? Saya nggak usah minum obat
to?
13
Jovial : Wah ya tidak usah Mbak hehe. Sudah baik kok. Selagi menunggu
pengukur suhu, saya periksa nadinya ya Mbak.
Evi : Oke Mbak.
Jovial : Frekuensi nadi Mbak juga baik kok Mbak, 56 kali per menit. Coba saya
lihat pengukur suhunya ya Mbak. Suhu Mbak Evi 36,7o C Mbak.
Evi : Normalnya berapa Mbak suhunya?
Jovial : Suhu normal berkisar kurang lebih 37 o C Mbak, Mbak Evi masih dalam
rentang suhu normal kok.
Evi : Iya Mbak, terimakasih lho sudah di periksa. Gratis lagi hehehe
Jovial : Sama-sama Mbak, saya juga mengucapkan terimakasih lho Mbak sudah
bersedia saya periksa.
Evi : Oh ya saya malah senang Mbak.
V. Percakapan yang Buruk
Jovial : Pemisi Pak saya akan memeriksa tekanan darah, suhu, frekuensi nadi
dan frekuensi pernafasan Bapak. Bapak mau atau tidak?
Heri : Ya boleh-boleh saja.
Jovial : Lengannya di singsingkan ya Pak. Sekalian thermometer ini di letakkan
di ketiak bapak.
Heri : Ya, boleh.
Jovial : Tekanan darah bapak 120/70. Suhunya 36,75.
Heri : Normal apa tidak Mbak?
Jovial : Iya Bapak.
Heri : Kalau suhunya saya panas banget ya Mbak?
Jovial : Oh ngga terlalu kok Pak. Saya hitung frekuensi nadi ya Pak.
Heri : Silakan Mbak.
Jovial : Oh baik Pak, 52 kali per menit. Baik Pak terimakasih untuk
ketersediannya ya Pak.
Heri : Sama-sama Mbak.
14
D. Hambatan dalam Pelaksanaan
Hambatan yang saya alami selama proses pemeriksaan vital signs adalah :
1. Mengkomunikasikan tujuan pemeriksaan vital sign
Ada beberapa probandus yang belum paham mengapa di adakan
pemeriksaan vital signs dan apa itu pemeriksaan vital sign.
2. Mencari probandus yang bersedia di periksa
Beberapa orang yang ditemui menolak untuk diperiksa karena mungkin
belum paham apa itu pemeriksaan vital signs dan belum mau mengetahui
tentang vital signs.
E. Kesimpulan dan Pembelajaran
Kesimpulan dari pembelajaran yang saya dapatkan adalah :
1. Pentingnya keterampilan komunikasi yang efektif
Keterampilan komunikasi yang efektif sangat dibutuhkan oleh semua tenaga
kesehatan untuk mengkomunikasikan tujuan tindakan secara efektif dan
mudah dimengerti oleh pasien. Selain itu komunikasi yang baik adalah terapi
pertama dalam proses pemulihan karena membangun kepercayaan pasien
kepada dokter atau tenaga kesehatan yang lain dalam penanganan tindakan
pemulihan.
2. Memberikan situasi yang nyaman
Keterampilan ini sangat dibutuhkan agar pasien merasa aman dan
mempercayakan tenaga medis untuk membantu memeriksa maupun
melakukan tindakan medis.
3. Melakukan penggalian data yang runtut dan efisien
Untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pengambilan data, maka
tenaga medis harus melakukan penggalian data secara runtut dan efisien.
Contohnya pada pengambilan suhu dengan thermometer tubuh yang
memerlukan waktu kurang lebih lima menit, maka pengambilan data
15
sebaiknya dilakukan di awal penggalian atau bisa di sertakan saat mengambil
data yang lain agar diperoleh hasil yang tepat.
4. Memberikan informasi secara terbuka menyangkut hasil pemeriksaan
Pentingnya melaporkan hasil pemeriksaan secara terbuka membuat pasien
merasa di hargai dan memiliki hak untuk mengetahui kondisi tubuhnya.
Keterbukaan ini juga menjadi salah satu factor terciptanya konsultasi yang
harmonis antara dokter dan pasien.
16
Daftar Pustaka
http://www.medicalcenter.osu.edu
http://www.bloodpressureuk.org
Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Standar Kompetensi Dokter. Penerbit : Jakarta
17