Post on 27-Apr-2018
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Manajemen
Menurut James A.F. Stoner (2006, p7), manajemen adalah suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari
anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Mulayu S.P. Hasibuan (2000, p2), manajemen adalah ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan.
Menurut Stephen P. Robins (2009, p8), manajemen adalah proses
pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut
terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Menurut Richard L. Daft (2007, p8), manajemen adalah pencapaian sasaran-
sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya organisasi.
6
7
2.1.2 Pengertian Manajemen Operasi
Menurut Richard L. Daft (2007, p216), manajemen operasi adalah bidang
manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat-alat
dan teknik-teknik khusus untuk memecahkan masalah-masalah produksi.
Menurut Soentoro Ali Idris (2004, p1), manajemen operasi adalah proses
transformasi dari input menjadi output yang mempunyai nilai lebih tinggi
dibandingkan inputnya.
Menurut Subagyo (2002, p1), manajemen operasi adalah kegiatan untuk
mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari
suatu barang atau jasa.
2.1.3 Pengertian Efisiensi
Menurut Mulyamah (2004, p3), efisiensi adalah suatu ukuran dalam
membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang
direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang sebenarnya.
Menurut SP.Hasibuan (2003, p233), efisiensi adalah perbandingan yang
terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-
sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan
penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah
diselesaikan.
Menurut Wikipedia, efisiensi digunakan untuk merujuk pada sejumlah
konsep yang terkait pada kegunaan pemaksimalan serta pemanfaatan seluruh sumber
8
daya dalam proses produksi barang dan jasa. Sebuah sistem ekonomi dapat disebut
efisien bila memenuhi kriteria berikut:
1. Tidak ada yang bisa dibuat menjadi lebih makmur tanpa adanya pengorbanan.
2. Tidak ada keluaran yang dapat diperoleh tanpa adanya peningkatkan jumlah
masukan.
3. Tidak ada produksi bila tanpa adanya biaya yang rendah dalam satuan unit.
2.1.4 Pengertian Biaya
Menurut Charles T. Horngren dan George Forter (2004, p21), biaya sebagai
sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu.
Menurut Supriyono (2006, p16), biaya adalah harga perolehan yang
dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue
yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
Menurut Henry Simamora (2004, p36), biaya adalah kas atau nilai setara kas
yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada
saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.
Menurut Mulyadi (2003, p8), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
9
2.1.5 Pengertian Distribusi
Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen
kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis,
jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Dengan kata lain, proses distribusi
merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:
1. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang
dapat merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan
kepemilikan.
2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik
dan non-fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan
yang terjadi di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam
proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus
kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran,
arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus pemesanan.
Menurut Kotler dan Keller (2010, p49), saluran distribusi adalah organisasi-
organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk
atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.
Menurut Alma (2007, p49), saluran distribusi merupakan lembaga yang
saling terkait untuk menjadi produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi.
Menurut Tjiptono (2008, p285), saluran distribusi dapat diartikan sebagai
kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian
barang dan jasa
10
dari produsen kekonsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang
diperluas (jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan).
Menurut Daniel (2003, p8), saluran distribusi adalah serangkaian dari
organisasi yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan kepemilikan
sebagaimana produk-produk bergerak dari produsen ke pengguna atau pelanggan.
Sedangkan menurut Kotler (2010, p106) saluran pemasaran adalah
sekelompok orgnaisasi yang saling begantung dan terlibat dalam proses pembuatan
produk atau jasa yang disediakan untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran
pemasaran merupakan seprangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi,
berakhir dalam pembelian dan digunakan oleh pengguna akhir.
2.1.6 Tingkatan Saluran Distribusi
Menurut Kotler (2010, p113), mengemukakan tentang saluran pemasaran
yaitu untuk menyalurkan produk dari perusahaan dapat memilih cara penyaluran
barang/jasa baik secara langsung maupun tidak langsung mengharuskan perusahaan
untuk menjual produknya kepada konsumen akhir (misalnya dengan cara mengirim
tenaga penjual atau membuka toko untuk menjual produk dari perusahaannya).
Sedangkan penyaluran secara tidak langsung menghendaki adanya perantara yaitu
para pedagang besar, agen, atau pengecer.
Dalam proses penyaluran barang-barang dari produsen ke konsumen akhir
atau pemakai, perusahaan harus dapat menentukan pilihan yang tepat di dalam
memilih tingkatan saluran pemasaran yang digunakan. Berikut ini merupakan bentuk
dari saluran pemasaran untuk barang konsumsi.
11
a. Saluran tingkat nol (zero level channel)
Saluran ini sering disebut juga saluran langsung karena dalam proses penyalurannya
dilakukan tanpa melalui perantara. Jadi, penyalurannya dilakukan langsung dari
produsen ke konsumen. Ada tiga cara dalam melakukan saluran langsung ini yaitu :
penjualn dari rumah ke rumah, penjualan lewat pos, dan penjualan lewat toko atau
koperasi.
b. Saluran tingkat satu (one level channel)
Dalam saluran ini terdapat satu perantara penjualan. Dimana dalam pasar konsumen
perantara sekaligus merupakan pengecer. Dalam pasar industri, pengecer seringkali
bertindak sebagai agen penjual atau makelar.
c. Saluran tingkat dua (two level channel)
Dalam saluran ini terdapat dua perantara penjualan. Dalam pasar konsumen mereka
merupakan grosir atau pedagang besar sekaligus pengecer. Sedangkan dalam pasar
industri merupakan penyalur tunggal dan penyalur industri.
d. Saluran tingkat tiga (three level channel)
Dalam saluran ini terdapat tiga perantara penjualan yaitu : agen, pedagang besar, dan
pengecer. Saluran ini adalah saluran terpanjang dari keempat tingkatan saluran
pemasaran, karena produsen menggunakan tiga perantara untuk mencapai ke
konsumen akhir.
12
Perusahaan memakai 2 jenis distribusi yaitu saluran langsung dan tidak langsung
1) Saluran langsung
Orang/produsen yang memproduksi barang dan jasa berinteraksi secara
langsung dengan pelanggan,saluran ini digunakan pada perusahaan yang
membentuk sebuah saluran distribusi luar negeri.
2) Saluran tidak langsung
Saluran ini digunakan pada sebuah perusahaan lokal yang memasarkan
produknya melalui perusahaan lokal lainnya yang bertindak sebagai
perantara penjualan.
2.1.7 Permodelan Transportasi
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005, p391), permodelan transportasi
adalah suatu prosedur berulang untuk memecahkan permasalahan meminimasi biaya
pengiriman produk dari beberapa sumber ke beberapa tujuan.
Jadi pengertian transportasi adalah pemindahan barang dan atau jasa dari
beberapa tempat asal (sumber) ke beberapa tempat tujuan dengan memecahkan
permasalahn biaya transportasi agar biaya tersebut optimum.
Masalah transportasi berhubungan dengan distribusi barang dari beberapa
titik supply ke sejumlah titik permintaan. Biasanya telah diberikan kapasitas barang
di setiap sumber dan permintaan barang di setiap tujuan.
Masalah transportasi juga dapat digunakan ketika perusahaan mencoba untuk
mengambil keputusan dimana akan dibuka fasilitas baru, sebelum membuka gudang,
13
perusahaan atau kantor pemasaran, sangat baik sekali untuk mendapatkan sejumlah
tempat alternatif. Keputusan keuangan yang baik berhubungan dengan lokasi juga
dapat meminimalisasi biaya transportasi dan produksi secara keseluruhan.
Masalah transportasi berhubungan dengan pendistribusian barang-barang dari
beberapa sumber (sources) ke beberapa tujuan (destination). Biasanya memiliki
sejumlah kapasitas barang dari masing-masing sumber dan sejumlah kapasitas
kebutuhan barang dari masing-masing daerah tujuan.
Sasaran transportasi adalah mengalokasikan produk yang ada pada sumber
asal sedemikian rupa hingga terpenuhi semua kebutuhan pada tempat tujuan.
Sedangkan tujuan utama dari persoalan transportasi adalah untuk mencapai biaya
yang serendah-rendahnya (minimum) atau mencapai jumlah laba yang sebesar-
besarnya (maksimal). Persoalan transportasi terdapat pada pemilihan rute dalam
jaringan distribusi produk antara pusat industri dan distribusi gudang atau antara
distribusi gudang regional dan distribusi pengeluaran lokal. Dalam menggunakan
metode transportasi, pihak manajemen mencari rute distribusi yang akan
mengoptimalkan tujuan tertentu, misalnya tujuan meminimumkan total biaya
transportasi, memaksimalkan laba, atau meminimumkan waktu yang digunakan.
2.1.8 Jenis-jenis Metode Transportasi
Metode untuk memdahkan perusahaan dalam menentukan pengalokasian
produk adlah menggunakan metode transportasi. Metode transportasi dapat
dijabarkan sebagai berikut:
14
1. Metode Noth West Corner
Menurut Siswanto (2006, p274), “Metode Sudut Barat Laut (North West
Corner Method) adalah sebuah metode untuk menyusun tabel awal dengan
cara mengalokasikan distribusi mulai dari sel yang terletak pada sudut kiri
atas. Itulah sebabnya dinamakan Metode Barat Laut”.
Menurut Mulyono, Sri (2007, p117), “Metode Noth West Corner adalah
metode paling sederhana diantara ketiga metode yang telah disebutkan
untuk mencari solusi awal. Langkah-langkahnya dapat diringkas sebagai
berikut:
1) Mulai pada pojok barat laut tabel dan dialokasikan sebanyak mungkin
pada tabel bagian sudut kiri atas tanpa menyimpang dari kendala
penawaran atau permintaan (artinya X11 ditetapkan sama dengan yang
terkecil diantara nilai S1 dan D1)
2) Ini akan menghabiskan penawaran pada sumber 1 dan atau permintaan
pada tujuan 1. Akibatnya, tak ada lagi barang yang dapat dialokasikan
ke kolom atau baris yang telah dihabiskan dan kemudian baris atau
kolom itu dihilangkan. Kemudian alokasikan sebanyak mungkin ke
kotak di dekatnya pada baris atau kolom yang tak dihilangkan. Jika
kolom maupun baris telah dihabiskan, pindahlah secara diagonal ke
kotak berikutnya.
15
3) Lanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran telah
dihabiskan dan keperluan permintaan telah dipenuhi.
Kelebihan dan kekurangan metode Noth West Corner
Kelebihan :
Adalah metode paling mudah, tapi tidak mempertimbangkan biaya
Kelemahan :
metode ini tidak mengalokasikan produk sebanyak mungkin pada kotak sel
yang memiliki biaya transportasi terkecil. Dengan kata lain,setiap alokasi
produktidak memperhatikan besarnya biaya perunit.Metode ini hanya
mengalokasikan produk berdasarkan kriteria sudut kiri atas dan sudut
kanan bawah yang merupakan sel basis.Oleh karena tidak memperhatikan
biaya per unit, metode Northwest-Corner ini kurang efisien dan merupakan
metode terpanjang dalam mencari tabel optimum
2. Metode Least Cost
Menurut Render dan Heizer (2005, p634), “Metode Least Cost adalah
metode yang membuat alokasi berdasarkan kepada biaya yang terendah.
Metode ini merupakan sebuah pendekatan yang sederhana, yang
menggunakan langkah-langkah berikut:
1) Identifikasi sel dengan biaya yang paling rendah. Pilih salah satu jika
terdapat biaya yang sama.
16
2) Alokasikan unit sebanyak mungkin untuk sel tersebut tanpa melebihi
pasokan atau permintaan. Kemudian coret kolom atau baris itu (atau
keduanya) yang sudah penuh terisi.
3) Dapatkan sel dengan biaya yang paling rendah dari sisa sel (yang
belum dicoret).
4) Ulangi langkah ke 2 dan 3 sampai semua unit habis dialokasikan.
Menurut Siswanto (2006, p271), Metode Least Cost adalah sebuah metode
untuk menyusun tabel awal dengan cara pengalokasian distribusi barang
dari sumber ke tujuan mulai dari sel yang memiliki biaya distribusi kecil.
Kelebihan :
mencari dan memenuhi yang biayanya terkecil dulu. Lebih efisien
dibanding metode NWC.
lebih mudah dipahamin sehingga lebih disukai oleh orang awam
Kelemahan :
Pada kasus tertentu, ada kemungkinan diperolehnya solusi dengan biaya
yang ekstra mahal.
pada metode Least Cost terletak pada penentuan alokasi produk ke dalam
sel atau kotak yang memiliki biaya terendah, dimana biaya tersebut
mempunyai lebih dari satu sel atau kotak
3. Metode Vogel’s Approximation (VAM)
Menurut Siswanto (2006, p279), langkah-langkah metode VAM dapat
diringkas sebagai berikut:
17
1) Buatlah matrik yang menunjukkan kebutuhan masing-masing sumber
dan biaya tranportasi per unit.
2) Carilah selisih antara dua biaya terkecil di masing-masing kolom baris.
3) Pilih selisih paling besar di antara selisih-selisih yang telah di hitung
pada langkah pertama.
4) Sesuaikan penawaran dan permintaan untuk menunjukan alokasi yang
sudah dilakukan, hilangkan semua baris dan kolom di mana penawaran
dan permintaan telah habis.
5) jika semua penawaran dan permintaan belum di penuhi, kembali ke
langkah satu, jika semua penawaran dan permintaan solusi awal
terperoleh.
Tujuan dari jalur ini adalah untuk mempertahankan kendala penawaran dari
permintaan sambil dilakukan alokasi ulang barang ke suatu kotak kosong, semua
variable non basis (kotak kosong) dievaluasi dengan cara yang sama untuk
menentukan apakah mereka akan menurunkan biaya dan arena itu jadi calon entering
variable, jika semua kotak kosong memiliki perubahan biaya positif, berarti solusi
telah optimum.
Kelebihan :
metode yang lebih mudah dan lebih cepat untuk mengatur alokasi (dalam
hal ini adalah biaya transportasi) dari beberapa sumber ke daerah tujuan
hasil analisa dari metode ini sudah sangat optimal dibanding dengan
metode – metode lainnya
18
Kelemahan :
proses iterasi lebih rumit
pada metode VAM (Vogel’s Approximation Method) adalah setelah semua
produk telah dialokasikan, harus menguji sel bukan basis-nya apakah
sudah memiliki nilai = 0. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin bahwa
total biaya benar- benar minimum
2.1.9 Langkah-langkah Metode Transportasi
Menurut Siswanto (2006, p268), “model transportasi pada saat dikenali
pertama kali diselesaikan secara manual dengan menggunakan algoritma yang
dikenal sebagai alogaritma transportasi, alogaritma ini cukup di kenal dan masih
sering di ajarkan hingga tahun 90-an. Flow chart alogaritma transportasi ini bisa
dilihat pada gambar 2.1
Pertama, diagnosis masalah dimulai dengan pengenalan sumber, tujuan,
parameter, dan variable.
Kedua, seluruh informasi tersebut kemudian di tuangkan kedalam matriks
transportasi dalam hal ini,
1) Bila kapasitas seluruh sumber lebih besar dari permintaan seluruh tujuan
maka sebuah kolom semu (dummy) perlu di tambahkan untuk menampung
kelebihan kapasitas itu.
2) Bila kapasitas seluruh sumber lebih kecil dari seluruh permintaan tujuan
maka sebuah baris semu perlu di tambahkan untuk menyediakan kapasitas
19
semu yang akan memenuhi permintaan itu, jelas sekali bahwa kelebihan
permintaan itu tidak bisa dipenuhi.
Ketiga, setelah matrik transportasi terbentuk kemudian dimulai menyusun
table awal. Alogritma transportasi mengenal tiga macam metode untuk
menyusun table awal, yaitu:
1) Metode Biaya Terkecil atau Least Cost Method
2) Metode Sudut Barat Laut atau North West Corner Method
3) VAM atau Vogell’s Approximation Method
Ketiga metode diatas masing-masing berfungsi untuk menentukan alokasi
distribusi awal yang akan membuat seluruh kapasitas sumber teralokasi ke
seluruh tujuan.
Keempat, setelah penyusunan table awal selesai maka sebagai langkah
selanjutnya adalah pengujian optimalitas table untuk mengetahui apakah
biaya distribusi total telah minimum dilihat dari iterasi, di mana iterasi adalah
suatu proses atau metode yang digunakan secara berulang-ulang
(pengulangan) dalam menyelesaikan permasalahan metode transportasi untuk
hasil yang diinginkan manjadi lebih optimal. Secara matematis, pengujian ini
dilakukan untuk menjamin bahwa nilai fungsi tujuan minimum telah tercapai,
ada dua macam pengujian optimalitas alogaritma transportasi.
1) Stepping Stone Method
2) MODI atau Modifield Distribution Method
20
Kelima, atau langkah terakhir adalah revisi table bila dalam langkah keempat
terbukti bahwa table belum optimal atau biaya distribusi total masih mungkin
diturunkan lagi. Dengan demikian jelas sekali langkah kelima ini tidak akan
dilakukan apabila pada langkah keempat telah membuktikan bahwa table
telah optimal.
Sumber: Siswanto (2006)
Flow Chart Alogaritma Transportasi
Gambar 2.1 Flow Chart alogaritma Transportasi
1.Biaya terkecil
2.Sudut barat laut
3.VAM
Awal
Matriks
Transportasi
1.Stepping stone
2.M.O.D.I
Tabel
Revisi
Test
Stop
21
2.1.10 Masalah Dalam Model Transpotrasi
Dalam transportasi, terdapat beberapa masalah yang dihadapi apabila terdapat
kesalahan dalam pengalokasi maupun dalam jumlah kapasitas pemasok dan kapasitas
permintaan. Masalah khusus yang di hadapai dalam transportasi adalah sebagai
berikut:
1. Penawaran lebih besar dari permintaan
2. Permintaan lebih besar dari penawaran
3. Masalah degeneracy atau kemerosotan.
4. Maksimal keuntungan
5. Masalah prioritas.
6. Masalah multi commodity
7. Masalah pemblokiran.
8. Masalah transipmen.
Penawaran lebih besar dari permintaan
Apabila terjadi penawaran lebih besar dari permintaan atau unbalance, maka
diperlukan tambahan tempat tujuan semu atau sering disebut Dummy.
Tambahan tempat tujuan diperlukan agar penawaran sama dengan
permintaan, sehingga table awal yang fleksibel dapat dibentuk. Biaya
transportasi untuk setiap sel dummy sama dengan nol.
22
Permintaan lebih besar dari penawaran
Seperti halnya pada masalah pertama,apabila terjadi permintaan lebih besar
dari penawaran, maka diperlukan tambahan tempat asal semu dengan biaya
transportasi sama dengan nol. Tambahan tempat asal semu diperlukan agar
tabel awal yang fleksibel dapat dibentuk.
Masalah degeneracy
Dalam setiap tabel transportasi, jumlah sel basis harus sama dengan m+ n-1.
Apabila sel basis memiliki jumlah kurang dari ketentuan tersebut, berarti
degeneracy terjadi. Jika hal ini dibiarkan ada kemungkinan terjadi kesulitan
dalam membuat closed path, dengan kata lain terputusnya hubungan setiap
sel. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan sel dummy dengan nilai nol.
Maksimalisi keuntungan
Sasaran pokok yang hendak di capai dari model transportasi adalah
mengalokasikan produk yang tersedia ditempat asal ketempat tujuan agar
diperoleh total biaya minimum. Namun apabila orientasi berubah menjadi
keuntungan maksimum maka diperlukan konversi terhadap tujuan dari
minimisasi biaya ke maksimalisasi keuntungan.
Masalah prioritas
Tujuan yang hendak dicapai dalam permasalahan transportasi adalah mencari
alokasi dengan total biaya minimum, oleh karena itu biaya persatuan barang
terkecil merupakan dasar alokasi.
23
Masalah pemblokiran
Sebagai lawan dari prioritas adalah pemblokiran, dimana perusahaan
menetapkan untuk tidak mengalokasikan produk ke suatu daerah tertentu.
Masalah multi commodity
Masalahnya adalah pengalokasiannya barang terdiri dari berbagai jenis
produk, persoalannya bagaimana mengatur alokasi produk dari beberapa
pabrik ke daerah pemasaran dengan biaya total transportasi minimum.
Masalah transipmen
Masalah mulai muncul karena pengiriman barang tidak semuanya dapat
dilakukan secara langsung dari tempat asal ketempat tujuan. Sebagian besar
harus melalui perantara dalam hal ini disebut transipmen.
2.1.11 Permutasi
Menurut Sofjan Assauri (2010, p37), permutasi adalah penyusunan obyek-
obyek yang ada ke dalam suatu urutan tertentu untuk menentukan banyaknya
alternatif yang dapat dimungkinkan dalam pengambilan keputusan.
Menurut Wikipedia, permutasi adalah penyusunan kembali suatu objek dalam
urutan yang berbeda dari urutan yang semula.
Permutasi berguna untuk dapat menentukan banyaknya ruang sampel pada
suatu kejadian tertentu. Kemudian untuk memodelkan masalah- masalah nyata yang
dihadapi memerlukan pengetahuan ini, terutama untuk memodelkan masalah tersebut
secara matematis untuk kemudian ditentukan penyelesaiannya.Di dalam aplikasinya
kita bisa membuat aplikasi atau menganalisis suatu peluang/kesempatan
24
2.1.12 Langkah-langkah Permutasi
Untuk memulai perhitungan permutasi dimulai dari langkah-langkah berikut :
Cari dua kolom dengan biaya kecil yang bisa saling menggantikan alokasi
barang yang akan di pindahkan.
Pindahkan alokasi barang dari biaya yang besar ke kecil.
Kemudian tentukan kolom biaya kecil lain yang bisa menggantikan alokasi
barang yang telah dipindahkan.
Lalu kolom yang mau dipindahkan dikurangi dengan kolom tujuan
perpindahan.
Setelah didapat hasil dari pengurangan tersebut, kemudian kedua hasil
tersebut dijumlahkan.
Bila penjumlahan kedua hitungan tersebut bernilai positif maka pemutasi
diterima.
25
2.1.13 Literatur Reviews
2.1 Tabel Literatur Reviews
Subject Jurnal Pengarang Keterangan
Transportasi Buletin Ekonomi,
Vol 9, no 2
Total biaya
distribusi minimum
dengan pendekatan
metode transportasi
Lim Sanny Total biaya
distribusi
menggunakan
Metode VAM
adalah yang paling
rendah.
Transportasi Library.binus.ac.id
Analisis Efisiensi
Biaya Dengan
Menerapkan
Metode
Transportasi Pada
Pengiriman Barang
PT. MEGAH
LESTARI
PACKINDO
Indra Haryono;
Irvan Coaroles
Hasil dari Metode
Transportasi
(NWC, Least Cost,
VAM) lebih murah
dibandingkan biaya
sedang berjalan
26
2.2 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Biaya transportasi pengiriman
Efisiensi Biaya pengiriman
Metode VAMMetode Northwest
Corner
Metode Least Cost
Analisis transportasi
Jumlah produk jumlah pesanan
27
Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis sebelumnya,untuk menghasilkan biaya
transportasi produk harus diawali dengan kesepakatan antara perusahaan dengan
para pelanggan, agar perusahaan dapat mengirimkan produk mereka ke tempat
pelanggan tersebut. Dari pendistribusian yang dilakukan oleh perusahaan tersebut
untuk analisis transportasi pendistribusian agar memperoleh biaya pengiriman yang
minimal bagi perusahaan.