Post on 02-Jul-2015
VARISES
DEFINISI
Varises terdiri atas vena yang mengembang dan berkelok, telangiektasia, atau
vena retikuler yang halus.
PEMBAGIAN
Varises dapat dibagikan kepada dua, yaitu primer atau sekunder. Varises
primer disebabkan oleh kelainan intrinsik dinding vena pada sistem vena superfisial,
sedangkan varises sekunder berhubungan dengan insufisiensi vena pada sistem vena
profunda.
ETIOLOGI
Varises sekunder disebabkan oleh insufisiensi vena profunda, vena
perforantes yang tidak kompeten, atau oklusi vena profunda.
GEJALA
Pasien dengan varises dapat mengeluh nyeri pada tungkai bawah, terutama di
daerah betis. Nyeri tersebut bersifat tumpul, seperti dipukul; rasa nyeri itu tidak
berhubungan dengan besarnya varises, malah lebih berat sewaktu stadium awal. Nyeri
yang dirasakan bertambah setelah pasien berdiri untuk jangka waktu yang panjang
dan berkurang bila berbaring sambil tungkai ditinggikan. Selain itu, pasien juga
mengadu tungkai terasa berat, pegal atau gatal. Namun begitu, pasien mungkin tidak
bergejala tetapi mengeluh penampilan kosmetik yang buruk, terutama di kalangan
wanita.
1
TANDA
Varises yang dibentuk dari kedua vena safena magna (greater saphenous vein,
GSV) dan parva (lesser saphenous vein, LSV), serta cabang-cabangnya adalah besar
(berdiameter 5–15 mm) dan biasanya mulai pada daerah betis. Kemudian, varises dari
vena safena magna dapat timbul pada daerah paha. Vena agak kecil (1–3 mm) yang
berjalan benar-benar di bawah kulit dapat menjadi varises yang kecil, disebut sebagai
varises retikuler. Selain itu, varises yang lebih kecil dari itu juga dapat terbentuk dari
pembuluh darah kapiler (±0,5 mm) yang dipanggil sebagai telangiektasia. Sering kali
terdapatnya edema ringan pada pergelangan kaki pada pasien dengan varises. Bila
varises tidak segera diatasi, maka penyulit akan terjadi berupa tromboflebitis,
hiperpigmentasi, lipodermatosklerosis, ulserasi dan perdarahan, yaitu tanda-tanda
varises yang berat.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan varises terdiri atas 4 cara yang dapat dilakukan secara
tersendiri atau bersamaan tergantung pada besar dan derajat varises serta gejala-gejala
yang disebabkannya, yaitu:
o Penjaminan (reassurance).
o Pemakaian kaos kaki kompresi elastik.
o Pemberian suntikan skleroterapi.
o Perawatan bedah.
Gejala-gejala yang disebabkan oleh varises dapat dikurangi dengan pemakaian
kaos kaki elastik. Kaos kaki tersebut bisa didapatkan dalam 3 derajat penekanan, yaitu
kelas 1–3. Pemakaian kaos kaki elastik dapat membantu dalam mengurangi gejala
pada stadium awal varises tetapi tidak mencegah munculnya lebih banyak varises atau
mengakibatkan hilangnya varises. Kaos kaki tersebut bertujuan untuk memberikan
penekanan yang merata dalam membantu aliran balik vena. Bila pasien juga banyak
berjalan, maka hasil akan bertambah baik.
2
Pemberian suntikan skleroterapi melibatkan administrasi larutan iritan berupa
natrium tetradesil (sodium tetradecyl, STD). Skleroterapi dilakukan bila varises masih
sedikit dan berdiameter <1 mm, atau pasien tidak mau dioperasi. Jika STD disuntik ke
dalam vena yang kosong dan kemudian vena itu ditekan, maka lapisan endotel akan
terobliterasi. Jika vena tidak dikompresi dan kemudian vena itu terisi darah, maka
trombosis setempat akan timbul lalu menghasilkan tromboflebitis dengan rekanalisasi
dan rekurensi. Walaupun pemberian suntikan skleroterapi telah digunakan secara
meluas, cara ini masih berhubungan dengan angka kekambuhan yang lebih besar,
terutama sekiranya ada inkompetensi pada percabangan (junctional incompetence).
Terdapat beberapa varian skleroterapi, seperti cara Tessari yang memakai busa untuk
mengosongkan vena dan ekoskleroterapi yang menggunakan ultrasonografi Duplex.
Prinsip utama dalam perawatan bedah adalah ligasi sumber refluks vena,
biasanya percabangan safenofemoral (saphenofemoral junction, SFJ) atau
safenopopliteal (saphenopopliteal junction, SPJ), dan penyingkiran pembuluh vena
safena yang inkompeten, dengan varises yang terkait. Ligasi SFJ atau SPJ saja
berhubungan dengan angka kekambuhan varises yang tinggi karena pembentukan
semula refluks dari GSV atau LSV pada hubungan-hubungan dengan sistem vena
profunda sehingga GSV atau LSV harus disingkirkan (stripping).
PENYULIT
Kadang kala penyulit varises dapat terjadi jika gangguan hemodinamik vena
superfisial tidak segera diatasi, antaranya:
o Tromboflebitis superfisial.
o Trombosis vena profunda.
o Perdarahan.
o Hiperpigmentasi vena.
o Dermatitis vena.
o Lipodermatosklerosis.
o Ulkus varikosum.
3
Tromboflebitis superfisial adalah trombosis yang biasanya tetap di dalam
vena-vena superfisial; kelainan ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman. Terkadang
trombosis meluas ke dalam sistem vena profunda lalu mengakibatkan trombosis vena
profunda; namun begitu, kelainan tersebut jarang muncul. Perdarahan hebat dapat
timbul bila varises yang besar mengalami cedera.
Hiperpigmentasi sering ditemukan pada pergelangan kaki akibat pengendapan
pigmen hemosiderin pada kulit. Pigmen hemosiderin hasil dari pemecahan eritrosit
yang terekstravasasi juga menyebabkan terjadinya dermatitis. Lipodermatosklerosis
adalah perubahan kulit berupa pigmentasi dan indurasi di sekitar pergelangan kaki
akibat reaksi peradangan; kelainan ini diduga sebagai suatu lesi pra-ulkus sesuai
dengan letaknya yang bersamaan dengan lokasi ulkus varikosum.
4