Post on 27-Jul-2015
description
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
1
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
2
l
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
3
Judul : Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan
Akibat Meninggalkannya (Jihad)
Penulis : Abu Muhammad Jibriel AR.
Tata Letak : syauQi sYaHadah
Cover Design : 'asyiqul huur
Email : majelisilmu.arroyyan@yahoo.com
Cet. Pertama : Januari 2009
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Diterbitkan oleh:
Salurkan Infak dan Shadaqah melalui Rekening
Bank Muamalat Cab. Fatmawati 304.16525.22
An. Syarifuddin QQ Majelis Ilmu Ar Royyan
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
4
DAFTAR ISI
Daftar Isi … Daftar Isi … Daftar Isi … Daftar Isi … 4444
Muqaddimah … Muqaddimah … Muqaddimah … Muqaddimah … 5555
SyubhatSyubhatSyubhatSyubhat----syubhat seputar jihadsyubhat seputar jihadsyubhat seputar jihadsyubhat seputar jihad … … … … 8888
� Syubhat 1Syubhat 1Syubhat 1Syubhat 1 … … … … 9999
� Syubhat 2 … Syubhat 2 … Syubhat 2 … Syubhat 2 … 9999
� Syubhat 3 … Syubhat 3 … Syubhat 3 … Syubhat 3 … 9999
� Syubhat 4 … Syubhat 4 … Syubhat 4 … Syubhat 4 … 9999
� Syubhat 5 … Syubhat 5 … Syubhat 5 … Syubhat 5 … 9999
� Syubhat Syubhat Syubhat Syubhat 6666 … … … … 9999
Jawaban tuntas syubhat 1 Jawaban tuntas syubhat 1 Jawaban tuntas syubhat 1 Jawaban tuntas syubhat 1 –––– 6666 … … … … 10101010
� Syubhat 1Syubhat 1Syubhat 1Syubhat 1,,,, Kedudukan orang yang anti dan menolak JihadKedudukan orang yang anti dan menolak JihadKedudukan orang yang anti dan menolak JihadKedudukan orang yang anti dan menolak Jihad … 1… 1… 1… 10000
- Mereka adalah Pendusta … 10
- Manusia bertabiat Anjing … 11
- Mereka adalah orang-orang Munafiq dan tidak beriman dengan iman yang benar … 12
- Mereka adalah orang-orang fasik dan orang yang Najis hatinya … 13
� Orang-orang yang diizinkan untuk tidak Berjihad … 14
� Syubhat 2Syubhat 2Syubhat 2Syubhat 2………… 14141414
� Pemrintahan Dalam Islam
o Penguasa atau Pemerintahan Muslim yang Adil … 15
o Penguasa dan Pememrintah Muslim yang Zalim dan Fasiq … 16
o Penguasa atau Pemerintah Muslim yang Mengajak pada Bid’ah … 17
o Penguasa atau Pemerintah Kafir … 18
� Syubhat 3Syubhat 3Syubhat 3Syubhat 3,,,, Benarkah sebesarBenarkah sebesarBenarkah sebesarBenarkah sebesar----besar jihad adalah jihad melawan hawa Nafsubesar jihad adalah jihad melawan hawa Nafsubesar jihad adalah jihad melawan hawa Nafsubesar jihad adalah jihad melawan hawa Nafsu ? … ? … ? … ? … 20202020
� Syubhat 4Syubhat 4Syubhat 4Syubhat 4, Islam rahmatan lil 'alamin?, Islam rahmatan lil 'alamin?, Islam rahmatan lil 'alamin?, Islam rahmatan lil 'alamin? … … … … 22222222
� Syubhat 5Syubhat 5Syubhat 5Syubhat 5, Periode Makkah , Periode Makkah , Periode Makkah , Periode Makkah dandandandan Periode M Periode M Periode M Periode Madinah, Jihad?adinah, Jihad?adinah, Jihad?adinah, Jihad? … … … … 25252525
� Syubhat Syubhat Syubhat Syubhat 6,6,6,6, Syubhat dalam memahami firman Allah QS. At Taubah 9: 122Syubhat dalam memahami firman Allah QS. At Taubah 9: 122Syubhat dalam memahami firman Allah QS. At Taubah 9: 122Syubhat dalam memahami firman Allah QS. At Taubah 9: 122………… 26262626
Ancaman TAncaman TAncaman TAncaman Terhadap erhadap erhadap erhadap OOOOrangrangrangrang----orang yang Meninggalkan Jihadorang yang Meninggalkan Jihadorang yang Meninggalkan Jihadorang yang Meninggalkan Jihad ………… 29292929
Keutamaan Jihad di Jalan AllahKeutamaan Jihad di Jalan AllahKeutamaan Jihad di Jalan AllahKeutamaan Jihad di Jalan Allah ………… 31313131
Penutup … Penutup … Penutup … Penutup … 37373737
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
5
m MUQADDIMAH
�� ��� �� � , ������ � ��� �� , ������ ��� � �� � !"�� , �#�$%��� &���"%��� ��'(� �� �')� *+� � � � , -� � � � � � � � �, �� � � � � , , � , �, . , � , , , � � � � � , � � ,, �� �, � � � � � � � �� � � , �/+ &�+ / *� �01� , &� 23 4 �� 5678 �� , &� 57�- � � � , � -� �� � � � � , � �, �� �� , �� � � , � ��9 *� �01�� , &� :8� / ��;� ��� � � - � �� �� � � , � , �, � �� � �&�!��� ��<� ��'� , � � ,� � � -� =�>
�{�`�_�̂ �]�\�[�Z�Y�X�W�V�U�Tz
�{�W�V�U�T�S�RQ�P�O�N�M�L�K�J�I�H�G�F�E�D�C�B�A
�_�̂ �]�\�[�Z�YXz
�{�«�ª�©�¨�§�¦�¥¤�£�¢�¡� �����������������������®�¬z
�"� ��� , - � :@�� ��'9 2�4 2�A� BC� , ��� D %E F8�)� G�H� *I � � �- , �� � � � � , ,, , � �� � � , � � , � -� � JE 8+� K!L%�� M'6E K#"�� NO���� �- � � � �� - � �� �� � �� -��� P M��Q 5E� , M��Q M��� 5E� , M��� MO�9 5E *@� ,�!�R� � O�9�� I I I �� - � - -� � � � �� � � � , � �� � �S S � - � �, , � �� � � � � �>�
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, meminta tolong kepada-Nya, memohon
ampun kepada-Nya, dan kita berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa-jiwa kita, dan
amal-amal kita. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk maka tidak ada siapapun yang
menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan maka tidak siapapun yang
menunjukkannya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah kecuali Allah, tidak
ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama
Islam." (Ali Imran (3): 102)
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya
Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
Mengawasi kamu." (An Nisa' (4): 1)
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah
perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan
mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka
Sesungguhnya ia Telah mendapat kemenangan yang besar." (Al Ahzaab (33): 70-71)
Adapun sesudah itu, maka sebaik-baik ucapan adalah kitab Allah, dan sebaik-baik
petunjuk adalah petunjuk Nabi �, dan sekuat-kuat tali ikatan ialah kalimat taqwa, dan
berhati-hatilah kamu dengan perkara-perkara yang baru, karena setiap perkara yang baru
(dalam agama) adalah bid'ah, dan setiap bid'ah itu sesat, dan setiap kesesatan berada
dalam neraka.
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
6
Setelah runtuhnya Pemerintah Islam (Khilafatul Muslimin 'Ala Minhajin Nubuwah),
sebagian kaum Muslimin dalam memandang dan memahami syari'ah Jihad didalam Islam
telah salah dan keliru/rancu (syubhat), yang semestinya tidak perlu terjadi. Mereka telah
banyak terpengaruh oleh pandangan sesat orang-orang kafir, orang-orang munafiq dan
ahli-ahli bid'ah,yang menganggap jihad Islam itu sebagai simbol kekerasan dan keganasan,
lalu dengan sewenang-sewenangnya melabelkan jihad itu sebagai terorisme dan
pelakunya adalah teroris.
Padahal yang sebenarnya, jihad merupakan amalan mulia dan paling tinggi
derajatnya berbanding dengan amalan-amalan lain, bahkan jihad fie sabilillah merupakan
satu-satunya amal shalih yang menjadi benteng dan penyelamat seluruh ajaran Islam, dan
kedudukannya tidak bisa digantikan dengan amal shalih yang lain. Andainya sebagian
kaum Muslimin yang masih rancu persepsinya tentang Jihad ini jujur dan ikhlas dalam
imannya, sudah pasti dia akan menemukan bahwa perintah jihad itu sama dengan
perintah Allah yang lainnya, seperti shalat, puasa, zakat, umrah dan haji. Coba perhatikan
beberapa ayat berikut:
1. Perintah mendirikan Shalat. Allah berfirman,
�m������������������������l
"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'." (QS. Al Baqarah 2:43)
2. Perintah Berpuasa. Allah berfirman,
�m��a��`��_���^��]��\��[�������Z����Y��X��W�������V��U��T��Sl
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al Baqarah 2:183)
3. Perintah Menyempurnakan haji dan umrah karena Allah. Firman Allah,
�m¥��¤��£��¢¦…�l
"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. …" (QS. Al Baqarah 2:196)
4. Perintah berperang Fie sabilillah. Allah berfirman,
�m��C��B��AF����������E���DGN��M��L��K���J��I��H��OV���U��T��S��R��Q��P��W��X���
��]��\�����[��Z��Yl
"Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu
benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah 2:216)
Semua ayat diatas merupakan perintah yang hukumnya wajib ditaati, tidak boleh
menbedakan salah satu diantara yang lain, apakah perintah itu terasa ringan dan
menyenangkan, maupun berat dan menyusahkan, itulah kosekwensi iman yang benar.
Namun apa yang berlaku ditengah kehidupan sebagian kaum Muslimin, bahwa perintah
shalat, puasa dan haji responnya baik dan positif, akan tetapi respon kepada kewajiban
berjihad (berperang) cenderung kepada respon negatif, ada apa gerangan?
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
7
Perkara penting seperti ini harus dijelaskan secara mendetail. Justru itu didalam
beberapa hadits Rasulullah �, beliau menggandengkan antara Islam yang berasaskan
Tauhid, dengan shalat dan jihad. Seakan-akan sebuah bangunan kokoh terdiri dari bagian
pondasi, tiang dan atap. Tauhid sebagai asas pondasi, shalat sebagai tiangnya dan jihad
sebagai atapnya. Sebuah bangunan lengkap dan sempurna jika ketiga bagian tersebut
berpadu saling menguatkan, kekurangan salah satu bagian akan menjadikan bagian
lainnya tidak berfungsi secara optimal. Rasulullah � bersabda kepada Muadz bin Jabal �,
/�� � TUC�� � � , � V�#�� , � � #�R�� , � &6E� . � �3!'��� � � � � W�� �� �� �, X6Y ? &� ���� , � � � � :[�� � 8� \!��� � � �� > \ Y� � :V��� , � #�R�� , � �3!'�� , ]��^�� � �� � ,� � � W�� � , W�_��� �� � -, � � &� ���� � � 3 0`�� � �>
“Sukakah aku khabarkan kepada engkau kepala segala urusan, tiangnya dan puncak
ketinggiannya?” Saya (Muadz) berkata: “Pastilah wahai Rasulullah!” Jawab Rasulullah:
“Kepala segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncak ketinggiannya
adalah Jihad.”
Dalam riwayat lain Rasulullah � bersabda,
V��� , � �a4� � #�R�� , � ,]��^�� ,� � ��, �� J6��� ,� � ,J6�� �� �3!'��� � �� � ,W�_��� � - W�� �� � �, � &� ���� � � ,3 0`�� � � , /� &� ��8� �� /+- � J067��, � � � , �> "Kepala urusan ini adalah Islam dan sesiapa yang memeluk Islam maka dia akan
selamat, dan tiangnya adalah shalat dan puncaknya ketinggiannya adalah Jihad, tidaklah
(sesiapa) mencapainya kecuali yang paling utama.”
Demikianlah posisi jihad di dalam Islam sebagai benteng penyelamat, penjaga dan
pemelihara seluruh ajarannya. Diriwayatkan dari Nu'man bin Basyir Al Anshari, dia
berkata: "Suatu ketika aku berada dimimbar Rasulullah � bersama sejumlah sahabat. Lalu
seorang di antara mereka berkata: 'Aku tidak peduli untuk tidak mengerjakan suatu amal
perbuatan karena Allah setelah aku masuk Islam, aku hanya akan memberi minum orang-
orang yang melakukan haji.' Seorang yang lain berkata: 'Bukan hal itu, akan tetapi
memakmurkan masjidil haram.'
Seorang yang lain berkata: 'Bukanlah demikian, akan tetapi berjihad dijalan Allah
lebih baik dari apa yang kalian katakan.' Maka Umar bin Khattab membentak mereka dan
berkata:'janganlah kalian meninggikan suara di dekat mimbar Rasulullah �, dan hari ini
adalah hari jum'at, jika kamu sudah melaksanakan shalat jum'at maka temuilah
Reasulullah dan tanyakanlah tentang apa yang kalian perselisihkan, lalu mereka
melakukan anjuran itu, kemudian Allah menurunkan ayat ini,
m�ª��©��¨��§��¦���¥��¤��³��²��±��°��� ��®��¬��«����� � �´��¸��¶�����¹º����������������������Æ��Å��Ä��Ã��Â��Á��À��¿���¾��½��¼��»��)*���+��,��-��.����L��K��J��I���H��G��F��E��D��C��B��A
N�����MO��U��T���S��R��Q��P��l
"Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji
dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada
Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? mereka tidak sama di sisi Allah; dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. Orang-orang yang beriman dan
berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
8
Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan
mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padanya, keridhaan dan
surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal, Mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. At Taubah 9: 19-
22)
Amal jihad yang mulia ini telah mengangkat posisi mujahid (orang yang berjihad
dijalan Allah) kepada kedudukan yang paling tinggi, sebagaimana firman Allah,
�mN���M��L��K��J����I��H��G��F��E��D��C��B��AO������S��R��Q��P��
W��V��U��TX\��[��Z��Y��]���h����g��f��e��d��c���b��a���`���_��^��
ij��o��n��m��l��k��l
"Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak
mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka
dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas
orang-orang yang duduk satu derajat. kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan
pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang
duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta
rahmat. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An Nisa’ 4: 95-96)
Motivasi dan janji seperti inilah yang telah membangkitkan semangat para mukmin-
mujahidin untuk berjihad berjuang menegakkan kalimah Allah dimana saja mereka
diperlukan, sehingga kemenangan dan kejayaan telah mereka raih serta kekalahan dan
kehancuran bagi pasukan kuffar yang menentang dan memerangi kaum Muslimin.
Subhanallah, setiap kali jihad ditegakkan, kemenangan diraih oleh kaum Muslimin,
sehingga menjadikan kaum kuffar merasa gentar dan takut setiap kali mendengar kalimat
jihad atau qital.
Rasulullah � telah memimpin jihad tidak kurang dari 70 kali selama 10 tahun
berada di Madinah, dan hampir keseluruhan dari peperangan itu dimenangkan oleh beliau
dan para sahabatnya walaupn dalam beberapa peperangan pada awalnya menghadapi
kekalahan. Maka tidak heranlah jika kaum kuffar sangat takut dan benci menghadapi jihad
Islam dan amat tidak suka mendengan kalimat jihad.
Oleh karenanya berbagai usaha dan cara telah diusahakan oleh musuh-musuh Islam
untuk menggeser kedudukan itu dengan cara menyelipkan atau memasukkan
pemahaman-pemahaman keliru dan sesat dikalangan kaum Muslimin agar semangat jihad
mereka hilang dan sirna, akhirnya mereka meninggalkan amalan jihad ini bahkan kaum
Muslimin sendiri yang diperalat untuk melawan dan menentang jihad yang benar.
SYUBHAT-syubhat SEPUTAR JIHAD
Dengan metode yang sangat halus melalui tulisan atau lisan para orientalis atau
melalui kader-kader kaum munafiqin, penyelewengan dan penyesatan itu telah diterima
oleh sebagian ulama kaum Muslimin, apakah disadari atau tidak, realitas memperlihatkan
keadaan seperti itu, sehingga sampai kepada satu peringkat, pengikut-pengikutnya
memahami ajaran Jihad Islam itu sebagai sesat dan menyesatkan. Akibatnya muncullah
beberapa pandangan sesat dan menyesatkan yang bernada menolak dan menafikan jihad
dengan beberapa dalih dan alasan.ِِ Diantara beberapa syubhat itu ialah:
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
9
Syubhat 1. Telah beredar di kalangan kaum muslimin satu ungkapan yang
berbunyi “zaman ini bukanlah zaman jihad”. Jihad kita sekarang bukan jihad perang
tetapi jihad ekonomi, jihad pendidikan jihad siyasah dan lain-lain lagi. Mereka juga
berkata: jihad itu bukan saja berperang, akan tetapi jihad memiliki arti yang lebih
luas dari perang bahkan semulia-mulia jihad adalah perang melawan hawa nafsu.
Sebagian ungkapan bernada tidak menolak kewujudan jihad, akan tetapi
tersirat maksud menunda pelaksanaan jihad, mereka juga berkata “tidak ada jihad
sebelum tegaknya khilafah” atau dengan kalimat lain yang senada. Jika khilafah
belum ada siapa yang akan memimpin jihad? Ada lagi ungkapan bahwa jihad tidak
sah sebelum tarbiyah imaniyah sempurna yang terealisir dalam bentuk amal nyata
atau dengan kalimat lain yang semakna dengan Jihad Prematur.
Kalimat-kalimat seperti inilah yang telah membingungkan sebahagian umat sehingga
sebahagian mereka menjadi salah faham terhadap jihad, lalu muncullah kelompok muslim
yang menentang jihad dalam arti yang sebenarnya, yaitu:
&6�<� P 5'"��� , &� 3��"%�/�� , ��� M'6E b��^ � �c�� \ %Y� � � � �� �, � � � � , �� �� � , �� � , � , �� �� �� , � - �> "Memerangi orang-orang kafir (kafir harbi) untuk meninggikan kalimat Allah (di
muka bumi), mengadakan persiapan untuknya dan bekerja pada jalan-Nya."1
Syubhat 2. Mereka berkata: Orang yang berjihad menegakkan syari'ah
dinegara yang dipimpin oleh Muslimin dianggap sebagai pemberontak dan
khawarij, karena mereka menganggap bahwa kepemimpinan Negara sekuler yang
dipegang oleh mayoritas Muslim sekarang adalah sama dengan pemerintahan
khilafah dahulu. pemahaman inilah muncul kelompok muslimin yang kesibukanya
mencerca golongan Mujahid sebagai khawarij dan pemberontak kepada amirul
mukminin. Benarkah demikian?
Syubhat 3. Syubhat berikutnya ialah mendustakan Nabi �, dengan menyitir
perkataan dusta yang sesat dan menyesatkan. Perkataan itu berbunyi "Kita telah
kembali dari jihad kecil menuju kepada jihad besar". Apakah jihad besar itu.? Jihad
besar itu ialah jihad melawan hawa nafsu. Benarkah?
Syubhat 4. Mereka berkata: Islam itu Rahmatan lil 'aalamin. Penuh kasih
sayang dan memelihara kedamaian. Maka apakah jihad dan perang yang dilakukan
oleh segelintir Muslimin itu sesuai dengan ajaran yang suci. Sembari mereka
menyebutkan beberapa jama'ah yang dianggap radikal seperti: MMI, FPI, HTI dan
lain-lain. Benarkah?
Syubhat 5. Mereka berkata: Jihad itu diperaktikkan oleh Rasulullah � dan para
sahabatnya dalam periode Madinah. Adapun kami sekarang ini masih dalam tahap
periode Makkah, kami sedang memfokuskan (memusatkan perhatian) kepada
pelajaran tauhid. Jadi kita belum bisa bersama-sama karena manhaj kita berbeda ?
Syubhat 6. Syubhat dalam memahami firman Allah QS. At Taubah 9: 122.
Inilah diantara beberapa syubhat atau musykilatul umat yang harus diluruskan agar
tidak terus menerus menimbulkan kebingungan dan anggapan salah dikalangan kaum
Muslimin. Semoga Allah memandaikan dan membimbing kita kepada hidayah-Nya, dan
memberi manfaat kepada kaum Muslimin.
1. Al Jihad Sabiluna, hal. 13.
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
10
JAWABAN TUNTAS SYUBHAT 1-6
Syubhat – 1
Kedudukan orang yang anti dan menolak Jihad.
Setelah meneliti hujjah-hujjah Al Qur'an dan Al Hadits, mengenai orang-orang yang
anti dan menolak jihad secara sengaja, maka didapati:
1. Mereka adalah Pendusta.
Dengan kajian yang cermat dan seksama, kita akan mendapati perkara seperti ini
pernah berlaku ke atas orang-orang yang enggan mengamalkan jihad di zaman permulaan
Islam. Dan perkara seperti ini akan terus berlaku sepanjang masa selama masih ada orang-
orang kafir yang wajib diperangi.
Sebuah riwayat, telah diterima dari Salamah bin Nufail al Kindi, dia berkata: Ketika
aku sedang duduk di dekat Rasulullah �, tiba-tiba ada seorang lelaki bertanya: “Wahai
Rasulullah, orang-orang sudah tidak lagi mengurus kuda mereka dan meletakkan senjata
mereka, dan mereka mengatakan: Tak ada lagi jihad, perang telah usai!. Rasulullah �
menghadapkan wajahnya dan berkata,
%L�� b d *e� , *e� , �!�aE� � , � � , �� � � � - � J0Yf#8� ]�!Y� D!6Y JA ��� g8h8� N)� [� *!6i L8 M�� j%�� � \�h8 /� , \ , , S , � - -� � � � � , , � � , � , � �� , � , � � =� � �� � �� � � � �� � � � . � � � �
k+ Bl� 0�H�!� P 3�� N"� 5�l�� , ��� ��� mn8 o%;� , M� ��� ]!Li o%; J0,��� � � , � - � ,� � , � S , , , � � � � � � � , � �, , � �� � � - � -� � � , �� , �M� �L�� ]!8 � �� � , �, �> "Mereka dusta!. Sekarang telah datang masa perang, dan akan senantiasa ada di
antara umatku sekelompok orang yang berperang membela kebenaran, dan Allah
memalingkan hati banyak kaum pada mereka dan memberi rizki mereka dari (harta musuh)
mereka hingga hari kiamat tiba, sehingga janji Allah datang. Kuda itu tertambat pada ubun-
ubunnya kebaikan hingga hari kiamat."2
Dalam sebuah riwayat yang menggambarkan tentang keindahan jihad yang selalu
manis dan tidak akan berhenti manisnya jihad itu selama langit menurunkan air hujan,
Rasulullah � meramalkan akan terjadinya situasi bahwa tokoh-tokoh agama atau ulama
suatu kaum akan berkata kepada pengikutnya, satu perkataan yang sesat dan
menyesatkan, satu ucapan yang menafikan dan menolak adanya Jihad fie Sabilillah. Sabda
Rasulullah �, J0,�� b�#Y &�� \!L8 * �f V -��� [� mn��� b���� � #pL�� #pY � �qC �!6; 3 0`� \�h8 /, - � � � - � � �� , , � , � � � = � � � �� � � � �� � S , � � = ,� , , � �� � �� � � , � � � : * �h� �a4 r��� � � � � � � , �
"�� * �h�� :� T�3� '� 3 0d, , , �� � I� � � �� � �- � � � � �!� Y , 3 0`� * �h�� J� � , �� � � �- : :� \!L8 �;� �� ��� \!�� 8� � � �� �, � , , �S � � � � : \ Y� � : &��"� � , J"�� � , �� � , � *!"s� V -���� Mct�u�� ���� � �,, � � � �� , � � � � >
"Jihad itu akan senantiasa manis dan segar selama hujan turun dari langit. Akan
datang suatu zaman pada manusia yang pada zaman itu ada ulama di antara mereka yang
mengatakan: "Sekarang ini bukan zaman jihad lagi. Sesiapa yang mengalami zaman
tersebut, maka sebaik-baik zaman adalah jihad." Mereka (para sahabat) bertanya: Wahai
Rasulullah adakah orang yang berkata seperti itu? "Beliau � menjawab: Ya, iaitu orang
yang dilaknat oleh Allah, malaikat dan manusia seluruhnya."3
2. Thaifatul Manshurah :Abu Basyir,Sunan an Nasa’ie – no: 3333. 3. HR Said bin Mansur di dalam Syifaa-ush Shuduur. Lihat Masyaari ‘ul Asywaaq ila Mashaari ‘il ‘Usysyaq, 1/110.
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
11
Didalam kitab Allah �, dijumpai bahwa golongan orang-orang yang dilaknat dan
dikutuk oleh Allah, para malaikat dan seluruh makhluk yang mempunyai kemampuan
mengutuk adalah golongan orang-orang yang menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang
murah. Mereka sanggup menggadaikan ayat-ayat Allah dengan menyembunyikan
kebenaran dan mengambil ayat-ayat Allah yang sesuai dengan keinginan mareka. Firman
Allah �,
�m¤��£��¢��¡���������������������� ¥��¬��«��ª��©���¨��§��¦��
��¾��½��¼���»��º��¹��¸��¶�����´��³���²��±��°��$��®À��¿Á��Ã���Â����Æ��Å��Äl
"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah,
yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya
tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan
berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka
siksa yang amat pedih. Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk
dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka!"4
2. Manusia bertabiat Anjing.
Sebagian manusia mengaku Muslim, tetapi menolak sebagaian ayat-ayat Allah
karena inginkan kemewahan dunia. Al Qur'an memberitakan keadaan yang serupa yang
telah berlaku jauh sebelum al-Qur’an diturunkan, para ulama bani Israil yang dikaruniakan
Allah pemahaman dan ilmu yang mendalam tentang agama Allah, tetaapi mereka
menyembunyikan ayat-ayat itu disebabkan mengikuti kehendak hawa nafsu mereka yang
rendah. Allah memerintahkan agar menceriterakan kisah mereka itu agar menjadi i’tibar
bagi umat yang datang kemudian. Firman Allah � dalam surah al-A’raaf (7) ayat 175-177,
m�������������������������� ��������� ����� ��� �����
£��¢��¡���� ��������������¤���®����¬��«��ª��©��¨��§��¦���¥��
$°¶���� � � � �'��´��³��²��±��¸���Á��À��¿��¾��½��¼��»��º���¹��
��6��Æ�������������Å��Ä��Ã��Âl
"Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya
ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada
ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk
orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan
(derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan
hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu
menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan
lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. Amat
buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri
mereka sendirilah mereka berbuat zalim."5
4. QS al Baqarah, 2: 174-175. 5. QS al-A’raaf, 7: 175-177.
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
12
3. Mereka adalah orang-orang Munafiq dan tidak beriman dengan iman yang
benar.
Al Qur'an, kitab Allah � menjelaskan bahwa orang yang mencari-cari alasan untuk
mengelak dari kewajiban jihad dengan mengajukan hujjah-hujjah dan dalil-dalil tertentu
serta secara langsung meminta izin untuk tidak berangkat berjihad, maka mereka itu
dimasukkan dalam kelompok orang-orang munafik.
Allah � berfirman,
�m��������������~��}��|���{��z��y���� ������������������������������������������������������������ !����¨��§��¦��¥���¤��£��¢��¡��*��+��,��-���.��/��0¹��¸��¶��4��� �´��³��²��±��°��:��®�� � � �¬��«��ª��©º��»��
���¾��½��¼��O��N��M���L��K��J���I����H��G��F��E��D��C��B��AX��W��V��U��T��S��R���Q��PY]�����\��[��Z��^��a��`��_��
��c���bl
"Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, tidak akan meminta izin
kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. dan Allah mengetahui
orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari Kemudian, dan hati mereka ragu-
ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya. Dan jika mereka mau
berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah
tidak menyukai keberangkatan mereka, Maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan
dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu." Jika
mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari
kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu,
untuk Mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang
yang Amat suka mendengarkan Perkataan mereka. dan Allah mengetahui orang-orang yang
zalim. Sesungguhnya dari dahulupun mereka telah mencari-cari kekacauan dan mereka
mengatur pelbagai macam tipu daya untuk (merusakkan)mu, hingga datanglah kebenaran
(pertolongan Allah) dan menanglah agama Allah, Padahal mereka tidak menyukainya. Di
antara mereka ada orang yang berkata: "Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan
janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah." ketahuilah bahwa mereka telah
terjerumus ke dalam fitnah dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-
orang yang kafir. "6
Dan firman-Nya lagi,
�m���������������������������������� �������������������
������L��K���J����I��H��G��F��E��D��C��B��Al
6. QS at Taubah, 9: 44-49.
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
13
"Dan apabila diturunkan suatu surat (yang memerintahkan kepada orang munafik
itu): "Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya", niscaya orang-
orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad) dan
mereka berkata: "Biarkanlah Kami berada bersama orang-orang yang duduk. Mereka rela
berada bersama orang-orang yang tidak berperang, dan hati mereka telah dikunci mati
Maka mereka tidak mengetahui (kebahagiaan beriman dan berjihad)" (QS. At Taubah 9:
86-87)
Dan firman-Nya lagi,
�mF��E��D��C��B��AGN��M��L��K���J��I��H��O���T��S��R��Q��P��[��Z��Y��X��W����V��U\��_���^��]��l
"Dan orang-orang yang beriman berkata: "Mengapa tiada diturunkan suatu surat?"
Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas Maksudnya dan disebutkan di dalamnya
(perintah) perang, kamu Lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya
memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan
kecelakaanlah bagi mereka." (QS Muhammad 47:20)
4. Mereka adalah orang-rang fasik dan orang yang Najis hatinya.
Allah berfirman,
�mE��D��C��B��AFQ��P��O��N��M��L��K���J��I��H��G��R��T����S����c�� �b��a��`��� � � � � � � � � � � � � � �_��^��]��\���� � �[��Z��Y��X��W��V��U
i��h��g��f��e��djl����k��mo��n��p��v���u���t��s��r��q��{���z��y��x��w|��>������?���@��A��B��C��D��E��F��~����}��l
"Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan 'uzurnya kepadamu, apabila kamu
telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah: "Janganlah kamu
mengemukakan 'uzur; Kami tidak percaya lagi kepadamu, (karena) Sesungguhnya Allah
telah memberitahukan kepada Kami beritamu yang sebenarnya. dan Allah serta Rasul-Nya
akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada yang mengetahui yang
ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Kelak mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah, apabila kamu kembali
kepada mereka, supaya kamu berpaling dari mereka. Maka berpalinglah dari mereka;
karena Sesungguhnya mereka itu adalah najis dan tempat mereka Jahannam; sebagai
Balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. Mereka akan bersumpah kepadamu, agar
kamu ridha kepada mereka. tetapi jika Sekiranya kamu ridha kepada mereka, Sesungguhnya
Allah tidak ridha kepada orang-orang yang Fasik itu." (QS. At Taubah 9:94-96)
Itulah ayat-ayat yang sesuai untuk orang-orang yang menyembunyikan sebagian ayat
Allah, yang tidak sesuai dengan keinginan mereka dan mengambil ayat-ayat Allah menurut
keinginan hawa nafsu mereka. Sedangkan sifat dan watak manusia yang seperti ini
menjadi sifat yang diberikan kepada orang-orang Yahudi. Al-Qur’an menyindir sifat jelek
mereka dengan satu pertanyaan,
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
14
m…�l���k��j��i��hm��w��v���u����� �t��s��r��q��p��o��n��xy���~���}��|��{��z���������������������� ���l
"…apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap
sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu,
melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan
kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat."7
Demikianlah keadaan sebahagian umat Islam yang menolak eksistensi jihad didalam
Islam. Mereka menyelewengkan pemahaman ayat-ayat jihad sedemikian rupa, yang
membawa akibat sebahagian umat Islam murtad dari agamanya. Mereka keluar daripada
aqidah yang sebenarnya, keluar dari syari’at yang benar dan jauh daripada akhlaq yang
mulia yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Orang-orang yang diizinkan untuk tidak Berjihad,
�mw��v�� � � � � � � � � � � � � �u��t��s��r��q��p��o��n���mx��|��{��z��y���������� ��!��"��#����$��� � �%��&��� �'��(��)��*��+��,��-��.����~��}
1��234��5��6��7��8���9�:��;��<���=��>��?��@����¥��¤��£��¢��¡���¶��G��´��³��²��±����°��M��®��¬��«��ª��©��¨���§��¦l
"Dan datang (kepada Nabi) orang-orang yang mengemukakan 'uzur, Yaitu orang-
orang Arab Baswi agar diberi izin bagi mereka (untuk tidak berjihad), sedang orang-orang
yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, duduk berdiam diri saja. kelak orang-orang yang
kafir di antara mereka itu akan ditimpa azab yang pedih. Tiada dosa (lantaran tidak pergi
berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang
tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka Berlaku ikhlas kepada
Allah dan Rasul-Nya. tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang
berbuat baik. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Dan tiada (pula) berdosa
atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka
kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu." lalu
mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran
mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan." (QS. At Taubah 9:90-92)
�mk�����j��i���h��g����f��e���d��c�����b��a���`l��u��t��s��r��q��p��o��n��m���vw��}��|��{��z��y��x���l
"Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang
yang sakit (apabila tidak ikut berperang). dan Barangsiapa yang taat kepada Allah dan
Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang
pedih." (QS. Al Fatah 48:17)
Syubhat – 2
7. QS al Baqarah, 2: 85.
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
15
Orang yang berjihad menegakkan syari'ah dinegara yang dipimpin oleh Muslimin
dianggap pemberontak dan khawarij, karena memberontak kepada amirul
mukminin. Mereka menyamakan pemerintahan Islam Khilafah 'Alaa Minhajin
Nubuwwah dengan Negara tgoghut yang tegak sekarang.Inilah anggapan sebagian
kaum Muslimin yang anggap dirinya ahli sunnah wal jamaah yang paling salafiy.
Benarkah ?
Untuk menjawab syubhat ini perlu kiranya memahami sistem pemrintahan dalam
Islam terlebih dahulu.
1. Penguasa atau Pemerintahan Muslim yang Adil
Yaitu penguasa yang sah menurut syariat Islam ditinjau dari segala seginya baik dari
segi persyaratan maupun sistem pembuatannya (pelantikannya), dan dalam menjalankan
roda pemerintahannya, menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
ketentuan syariat serta menerapkan hukum Allah pada negeri dan rakyatnya diseluruh
wilayah pemerintahannya.
Rakyat wajib memberikan wala' (loyalitas)nya secara utuh pada penguasa bentuk ini,
termasuk mendengar dan taat (kecuali dalam hal maksiat) dan dilarang memberontaknya.
Allah Ta'ala berfirman,
�m������������������������������ ���������������������������������������������������
����������������������� ��l
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri
di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya." (QS. An Nisa 4: 59)
Penjelasan � dalam ayat ini maksudnya v��wu� � (di antara orang-orang
beriman). Jadi, ulil amri yang diperintahkan Allah Ta'ala untuk di taati adalah ulil amri
yang beriman bukan yang kafir. (Majmu' al Fatawa 28/97 atau 28/170)
Diriwayatkan dari Junadah bin Abu Umayyah � dia berkata: kami masuk pada
tempat Ubaidah bin Ash Shamit ketika beliau sedang sakit lalu kami katakana
"Sampaikanlah hadits kepada kami –ashlahakallah- satu hadits yang Allah akan
memberikan manfaat dengannya yang engkau dengar dari Rasulullah � maka ia pun
berkata:
x3���� �� ���\!���� H ���� [� �6���&�� ���6-J�� �<�8 �",��� �� ,�c�* �� ����� �C�a�� �6����� �*,� �8 �"���� �[���� -',y�� �p��-� �M�P � �pz,�� � � �� W#O�� �{8� �{�� �4#c��� �I � , , � �� � � �� � ,6����� , ���/ *�� ���f �|�R� ��,#�� �64�&�Y ,�\ � :����� �� ��� � ����� �������� �������� ������� � ����
�� ��!} "Rasulullah � memanggil kami, lalu membai'at kami. Maka di antara bai'atnya adalah
agar kami berbai'at untuk mendengar dan taat di saat kami suka ataupun tidak suka, di saat
dalam kemudahan ataupun dalam kesusahan, dan disaat kami diperlakukan secara tidak
adil. Dan agar kami tidak mencabut urusan (kepemimpinan dari orang yang berhak). Beliau
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
16
berkata: kecuali jika kalian melihat kekufuran yang nyata yang kalian memiliki dalil
padanya dari Allah." (HR. Imam Muslim dalam shahihnya 42-1709)
Penjelasan: Sabda beliau ;�!� �#�E, maknanya jelas menunjukkan atas kekufuran,
artinya perbuatan yang di lakukan penguasa itu merupakan dosa yang mengkafirkan
pelakunya. Dan sabdanya, maknanya ada dalil yang syar'i yang jelas bahwa perbuatan
yang dilakukan penguasa itu adalah mukaffir (dosa yang mengkafirkan). (lihat Al-Jami'
fie tholabil ilmisy syarif 8/31).
Dan Al Imam Syaukani berkata: "Sabda Rasulullah �, �����E�� J����� � �&��� �4#�* S maknanya
ada nash dari al-Qur'an atau pun hadits yang jelas tidak mengandug takwil dan
tuntutannya bahwasanya tidak boleh keluar memberontak mereka (penguasa) selama
perbuatannya mengandung takwil. (lihat Nailul Authar 7/361)
Dalil selebihnya lihat Shahih Al-Bukhari no. 7137, 7144 dan sebagainya, serta shahih
muslim no. 31-1834, 32-1835, 33-1835, 35-1836, 36-1837, 37-1838, 41-1709 dan lain
sebagainya.
2. Penguasa dan Pememrintah Muslim yang Zalim dan Fasiq
Yaitu penguasa yang tidak adil, banyak melakukan dosa dan penyelewengan serta
kezaliman, tetapi kesalahan yang dilakukan bukan kekufuran yang nyata atau dosa yang
mengkafirkan. Tetap menegakkan ad-dien di atas landasannya, maknanya berhukum
dengan syariat Allah dan mengatur rakyat dan negerinya dengan syariat-Nya meskipun
banyak terjadi penyelewengan.
Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri berkata: “Mereka mengurusi lima urusan kita: (shalat)
jum’at, (shalat) jama’ah, I’ed (hari raya), perbatasan (negeri Islam dan negeri kafir-pen),
hukum had (hukum pidana dan syari’at Islam-pen). Demi Allah, agama ini tidak akan
tegak kecuali dengan mereka, walaupun mereka itu zalim dan curang. Demi Allah, sungguh
apa yang Allah perbaiki dengan mereka lebih banyak dari apa yang mereka rusak.
(Mu’amalatul Hukkam hal 7-8). Dikutip dari majalah Asy-Syariah Vol. No. 05/Pebruari
2004/ Dzulhijjah 1424 H hal 21 dengan sedikit tambahan dalam kurung, perbatasan
dan hukum had.
Dalam menghadapi penguasa bentuk ini,pada mulanya ada perselisihan di kalangan
Ahlus Sunnah tentang boleh dan tidaknya untuk memberontak kepadanya.
a. Sebagian mengatakan boleh, berdasarkan keumuman dalil amar ma’ruf dan nahi
mungkar, pemberontakan jenis inilah yang banyak terjadi pada masa sahabat yang
dilakukan oleh Ahlus Sunnah seperti pemberontakan yang dilakukan Mu’awiyyah bin Abu
Sufyan dan para pengikutnya terhadap kepemimpinan Khalifah Rasyid bin Abi Thalib,
demikian juga yang dilakukan Umul Mu’minin Aisyah, Thalhah dan Zubair terhadapnya.
Pemberontakan Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib terhadap Khalifah Yazid bin Mu’awiyah
(61 H), demikian pula yang dilakukan Abdullah bin Handhalah terhadapnya (63 H) dan
lain sebagainya masih banyak lagi pemberontakan seperti ini yang dilakukan mereka ~� v"s� J0�� ��–
b. Dan sebagian yang lain berpendapat tidak boleh memberontak penguasa bentuk
ini berdasarkan dalil yang khusus yang menyuruh bersabar seperti sabda Rasulullah �:
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
17
M�64 d M%�� � � /+ �!'�� �U1 M��`� G� �8 �;� r�� &�@� U_�6� &4#c� ��1 �B�� � K�� �= = � � , � � � � �- � � � � � , � , � � , , ,� � � S -� � � � �� �� � = , � � , � �- � ,� � �� =� � � �� � � � �> F8�;� , ��
�0,�� �-�� ~� V <� ��� �� - � ,� �� � I >6�� � 2� �<�� &d#C�� , � �� � � � �� � ,, ��0�(�(H P J� �� , � , �� �> “Barangsiapa yang melihat sesuatu yang tidak ia sukai dari penguasanya maka
bersabarlah, karena barangsiapa yang memisahkan diri dari jama’ah sejengkal saja, maka
dia akan mati dalam keadaan jahiliyyah.” (Hadits Ibnu Abbas � dikeluarkan oleh Al-
Bukhari dan Muslim dalam Shahihnya)
Dan setelah terjadi perselisihan yang lama mengenai boleh dan tidaknya
memberontak penguasa yang zalim dan fasiq akhinya Ahlus Sunnah wal Jama’ah
bersepakat tidak boleh memberontak. (Syarah An-Nawawi Li Shahih Muslim 12/229 dan
Minhajus Sunnah Ibnu Taimiyyah 2/241)
Ibnu Hajar berkata: “Ibnu Attin telah menukil dari Ad-Dawudi ia berkata: Bahwa
pegangan para ulama dalam masalah para penguasa yang zalim jika mampu mencopotnya
tanpa fitnah dan kezaliman wajib dilakukan, jika tidak mampu maka wajib bersabar. Dan
sebagian ulama berpendapat tidak boleh memilih atau memberikan kepemimpinan
kepada orang fasiq (sejak semula). Maka jika terjadi kezaliman sesudah dia adil, mereka
berselisih pendapat dalam masalah boleh dan tidaknya memberontak-nya. Yang benar
adalah dilarang memberontak kecuali kalau dia kufur maka wajib memberontaknya.”
(Fathul Bari juz 13/7-8)
3. Penguasa atau Pemerintah Muslim yang Mengajak pada Bid’ah
Bentuk penguasa ini termasuk kategori zalim dan fasik selagi bid’ah yang
dilakukannya dan diserukannya tidak sampai mengantarkan dirinya pada kekufuran yang
jelas. Sengaja diletakkan pada nomor tersendiri agar mendapat perhatian.
Kasus penguasa muslim yang menyeru kepada bid’ah ini terjadi pada masa khalifah
Abbasiyah era pemerintahan Al-Makmun, Al-Mu’tashim dan Al-Watsiq. Mereka menyeru
kepada I’tiqad bahwa Al-Qur’an adalah makhluk, sedang yang benar menurut As-Sunnah
dan menjadi pegangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah Al-Qur’an adalah kalamullah, bukan
makhluk.
Menurut Imam Ahmad bin Hambal bahwa orang yang mengatakan Al-Qur’an
makhluk dia telah kufur. Tetapi beliau tidak mengkafirkan tiga khalifah tersebut dan tidak
keluar dari kepemimpinan mereka dan tidak mengajak rakyat untuk memberontak
padahal beliau menghadapi bermacam-macam siksaan. Dan pada saat itu tiada seorang
pun ulama yang mewajibkan untuk memberontak kepada para khalifah tersebut. Tentu
disebalik itu ada rahasia dan hikmahnya. Antara lain:
• Pengkafiran Imam Ahmad terhadap orang yang mengatakan Al-Qur’an makhluk
adalah pengkafiran secara mutlaq artinya yang dikafirkan adalah ucapan tersebut bukan
pengkafiran secara ta’yin artinya bukan mengkafirkan setiap orang yang mengatakannya.
• Imam Ahmad tidak mengkafirkan para khalifah tersebut meskipun mereka
mengatakan kata-kata kufur bahkan beri’tiqad kufur karena pada diri mereka terdapat
penghalang pengkafiran yaitu salah takwil. Menganggap bahwa I’tiqad Al-Qur’an sebagai
makhluk adalah kebenaran yang datang dari Allah dan Rasul-Nya yang wajib dipegangi
dan dipertahankan dan I’tiqad (keyakinan) selainnya harus diperangi dan dienyahkan.
Maka sewaktu mereka menyiksa Imam Ahmad ucapan yang sering keluar dari lisan
mereka antara lain: Hai musuh Allah! Bertobatlah. Sebab mereka menyakini bahwa
mereka berada di pihak yang benar yang menolong Allah dan agama-Nya. Nah, salah ta’wil
seperti inilah yang bisa menghalangi pelaku suatu kekufuran dari pengkafirannya.
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
18
Sebagian ahlul ilmi menyebut dengan sebutan ta’wil saaigh (ta’wil yang boleh), jadi bukan
sembarang ta’wil dan tidak setiap ta’wil dapat menghalangi pengkafiran terhadap pelaku
pengkufuran.
• Kenapa para ulama’ saat itu tidak memberontak dan tidak keluar dari
kepemimpinan mereka? Sebabnya antara lain karena para khalifah tersebut tetap
menegakkan ad-dien di atas dasar-dasarnya dan keadaan mereka persis dengan ucapan
Imam Hasan Al-Bashri di atas, bahkan mereka terjun langsung ke medan jihad dan
memimpin pertempuran melawan pasukan kuffar salibis dan sebagainya.
Namu sayang, pada hari ini ada sebagian manusia yang mengaku diri paling
berilmu dan palig ahli sunnah waljamaah menyamakan kedudukan penguasa-
penguasa sekuler yang (mengaku) beragama Islam pada masa kini dengan para
khalifah tersebut, katanya mereka sama-sama melakukan kekufuran, maka tidak
boleh mengkafirkan mereka sebagaimana Imam Ahmad tidak mengkafirkan Al-
Makmun, Al-Mu’tashim dan Al-Watsiq.
Subhanallah (Maha Suci Allah) Dzat Yang Membagi Kecerdasan otak manusia,
mengapa masih ada manusia yang tidak cerdas kemudian menyamakan pemerintahan
yang berada dalam sistem khalifah dengan Pemerintahan thagut-Sekuler yang menolak
hukum Allah dan menggantikannya dengan hukum jahiliyah ? Bagaimana bisa disamakan
antara mujrimin dan muslimin [QS. Al-Qalam (68): 35-36].
Penguasa yang kini melakukan aneka kekufuran karena menentang Allah dan
menyepelekan syari’at dan agama-Nya, sedangkan para khalifah dulu itu melakukan satu
kekufuran tanpa niat melakukan kekufuran dan tidak mengetahui bahwa yang dilakukan
adalah kekufuran, dan melakukannya bukan karena menentang Allah dan memusuhi
agama-Nya meskipun keliru dan salah. -Allahu a’lam-
(Mengenai penguasa yang menyeru kepada bid’ah bisa dilihat sebagian
keterangannya dalam Fathul Bari “Kitabul Ahkam” 13/166 Cet. Daaru Mishr Liththiba’ah
dan Shahih Muslim bisyarhi Nawawi “Kitabul Imarah” 12/2316-2317 Cet. Darul
Aqidah).
4. Penguasa atau Pemerintah Kafir
Yaitu penguasa beragama selain Islam (non muslim) seperti Yahudi, Nasrani, Hindu,
Budha dan sebagainya, atau penguasa murtad yang tadinya muslim lalu melakukan
kekafiran yang jelas sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits Ubadah bin Ash-
Shamit di atas.
Dalam menghadapi penguasa bentuk ini wajib atas kaum muslimin -berdasarkan
nash dan ijma’- untuk keluar memberontak demi melengserkannya dan menggantinya
dengan penguasa muslim yang adil, yang mengatur Negara dan rakyatnya dengan Islam
dan syari’atnya.
Ibnu Hajar berkata: Ringkasnya menurut ijma’ bahwasanya penguasa dimakzulkan
(dilengserkan) karena melakukan kekafiran, maka wajib atas setiap muslim ikut andil
dalam hal itu, maka barangsiapa yang kuat melakukannya meraih pahala dan barangsiapa
yang bermudahanah (cari muka dan menjilat) mendapat dosa, dan barangsiapa yang
lemah wajib berhijrah dari negeri itu. [Fathu Bari 13/176 dan selebihnya bisa dibaca pada
13/8-13 Cet. Daaru Mishr Liththiba’ah]
Imam An-Nawawi berkata: Qadhi ‘Iyadh berkata: para ulama’ telah berijma’
(sepakat) bahwa imamah tidak dilantikkan kepada orang kafir, dan bila imam terbukti
melakukan kekafiran harus dilengserkan. Qadhi ‘Iyadh juga berkata, “Begitu pula bila
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
19
imam tidak menegakkan shalat dan tidak menyeru untuk shalat.” (Shahih Muslim bi
Syarhi Nawawi “Kitabul Imarah” 12/2316 Cet. Darul Aqidah).
Perkataan Qadhi ‘Iyadh, “Begitu pula bila imam tidak menegakkan shalat dan tidak
menyeru untuk shalat.” Merupakan isyarat sabda Nabi � dalam Shahih Muslim 62-1854:
“Nanti akan muncul pemimpin, kalian mengenalinya dan mengingkarinya. Maka
barangsiapa menjumpainya (dan tidak mengikutinya) sungguh ia telah terlepas (dari
dosanya), dan barang siapa yang mengingkarinya maka dia selamat. Namun dosa dan
kecelakaan bagi yang meridhainya dan mengikutinya. Para sahabat bertanya: Apakah kita
tidak memeranginya? Rasulullah � menjawab: “Tidak, selama mereka masih shalat.”
Dalam riwayat Muslim yang lain 65-1855 dan 66-1855: “Tidak, selama mereka masih
menegakkan shalat pada kalian.”
Kesimpulan dari hadits ini, penguasa atau pemimpin yang kedapatan meninggalkan
shalat dan tidak menyeru rakyatnya untuk shalat maka dia telah kafir, karena
meninggalkan shalat termasuk kekafiran, maka rakyat wajib keluar memberontaknya
untuk melengserkannya. Dan kalaupun penguasa tetap menegakkan shalat tetapi melaku-
kan kekafiran yang lain (seperti) menolak berlakunya syari'at Allah, maka rakyatpun wajib
melengserkannya karena telah kafir dari segi lain bahkan dari segi meninggalkan shalat,
berdasarkan hadits Ubadah bin Ash-Shamit tersebut di atas.
Qadhi ‘Iyadh juga berkata: seandainya (penguasa atau pemimpin) terbukti
melakukan dan merubah syari’at atau membuat bid’ah, dia keluar dari wilayah
kepemimpinannya, dan gugur ketaatan kepadanya, dan wajib atas kaum muslimin
memberontaknya dan melengserkannya serta mengangkat imam yang adil jika
memungkinkan, maka jika hal itu tidak terjadi melainkan bagi suatu kelompok maka wajib
atas kelompok itu memberontak untuk mencopot penguasa kafir itu. Dan tidak wajib
terhadap penguasa mubtadi’ (yang membuat bid’ah) kecuali jika mereka yakin mampu
melakukannya, maka jika terbukti lemah tidak wajib melakukannya, dan seorang muslim
hendaklah berhijrah dari negerinya ke negeri lainnya, dan lari untuk menyelamatkan
agamanya. (idem 12/2316-2317). -Selesai ucapan Qadhi Iyad-.
Menurut Asy-Syaikh Abdul Mun’im Musthafa Halimah dalam bukunya Fashul
Kalam fi Mas’alatil Khuruj ‘Alal Hukkam, bahwa pada kondisi seperti ini kaum muslimin
harus melakukan tiga tindakan:
� Pertama: Mempersiapkan kekuatan, materi maupun mental, sampai memiliki
kemampuan untuk keluar memberontaknya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala (QS.
Al-Anfal (8):60). Sayyid Quthub dalam tafsirnya Fii Zhilalil Qur’an 3/1543 berkata,
“Maka melakukan persiapan dengan maksimal kemampuan adalah kewajiban yang
menyertai kewajiban jihad, dan nash memerintahkan I’dadul Quwwah (mempersiapkan
kekuatan) dengan berbagai macamnya, jenis-jenisnya, dan sebab-sebabnya.” Kondisi
lemah untuk keluar dari pemimpin kafir tidak kemudian diperbolehkan duduk santai
meninggalkan persiapan mengumpulkan kekuatan.
Namun harus tetap berusaha sesuai kemampuan. Masalah ini dikembalikan pada
firman Allah Ta’ala (QS. Ath-Taghabun (64): 16) “Maka bertaqwalah kamu kepada Allah
menurut kesanggupan.” Ibnu Taimiyyah berkata dalam fatwanya 28/259: “Dan
sebagaimana wajibnya mempersiapkan kekuatan untuk berjihad dengan persiapan
kekuatan dan menambat kuda di kala kondisi kalah karena lemah, maka sesungguhnya
sesuatu yang tidak bisa sempurna kecuali dengannya maka sesuatu itu menjadi wajib."
� Kedua: Meninggalkannya dan tidak bekerja bersamanya atau dengannya, yaitu
meninggalkan seluruh aktifitas yang dapat memperkuat pemerintahannya. Rasulullah �
bersabda: “Dengarlah apakah kalian telah mendengar nanti setelahku akan muncul
pemimpin yang siapa saja bekerja sama dengannya, membenarkan kedustaan mereka,
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
20
membantu kezaliman mereka maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan termasuk
golongannya. Dan tidak akan mendapati telaga haudh. Dan siapa saja yang tidak
menyertainya, tidak membantu atas kezalimannya dan tidak membenarkan kedustaannya
maka dia berada pada golonganku dan aku bersamanya. Dia akan mendapati telaga haudh.”
Serta hadits-hadits lain yang memerintah untuk menghindari dan menjauhi bekerja sama
dengan para penguasa thoghut.
� Ketiga: Tidak menghormati dan menaruh simpati pada mereka. Rasulullah �
bersabda: “Jangan mengatakan pada munafik, tuan kami, karena jika dia menjadi tuan
kalian maka Rabb telah murka pada kalian.” Dalam riwayat lain, “Jika seseorang berkata
pada munafik, wahai tuan kami artinya Rabb dia Yang Maha Suci telah murka.”
Hal itu terhadap munafik yang menampakkan keislaman, lalu bagaimana dengan
kaum muslimin yang meninggalkan jihad sehingga memberikan kesempatan bagi orang
kafir untuk memerintah dan menjadi tuan bagi mereka…? Tak diragukan lagi, sungguh
mereka lebih berhak untuk dimurkai Allah Ta’ala. Bila perkataan seseorang kepada
munafik: wahai tuanku, dapat menimbulkan kemurkaan Allah yang Maha Suci lalu apa
jadinya bila perkataan itu ditujukan kepada para thaghut dan orang kafir yang sering
terjadi pada mayoritas manusia dengan berbagai ungkapan pengagungan, peninggian,
pujian dan loyalitas..? Allahua’lam- (Majalah media Islam An-Najah edisi 06/Th. 1
Muharram 1427 H/Februari 2006 dalam rubrik Tsaqafah dengan judul “Negara dalam
Tinjauan Syar’I, Prespektif Seorang Muslim dalam bernegara hal: 19)
Setelah kita mengenal bentuk pemerintahan dari persepektif Syari'ah Islam,
maka ada satu pertanyaan penting bagi kita: Termasuk bentuk manakah system
pemerintahan Indonesia yang sekarang ini? Silakan masing-masing menjawsab
sendiri.
Syubhat – 3
Benarkah sebesar-besar jihad adalah jihad melawan hawa Nafsu ?
Memang banyak disinyalir bahwa jihad memerangi musuh agama adalah termasuk
jihad kecil (jihad asghar). Sedang yang dikatakan sebagai jihad besar (jihad akbar), adalah
memerangi hawa nafsu.
Bagaimana Kedudukan Hadits tersebut sebenarnya? Dan benarkah Hadits tersebut
perkataan dari seorang tabi’in yang bernama Ibrahim bin Ablah?
Pendapat tersebut didasarkan pada sebuah riwayat:
UER� 3 0`� k+ #$HR� 3 0`� � ��"d�� � �� �, � �� � �� , � � , �, ,� � � � "Kita semua baru kembali dari jihad asghar menuju jihad akbar." Para sahabat
bertanya: "Apakah jihad akbar itu wahai Rasulullah?" Baginda menjawab: "Jihad melawan
hawa nafsu."
Redaksi Hadits tersebut tertulis dalam kitab ihya’ ulumuddin, karangan Imam
Ghazali. Dan beliau tidak menyebutkan dari mana Hadits tersebut berasal.
Sedangkan Hadits yang sebenarnya mempunyai lafadz,
#� d � \ Y : J6�� &�6� �� [H o<-��� \ L� W�h� ]!Y J6�� &�6� �� [H o<-��� [� ]�Y� S . �� �� � � � �� � �� , � � : ]�L� BC J%��YI � �, �� , , ,� � �
�!� Y , UER� 3 0`� k+ #$HR� 3 0`� �, � , � �� � , ,� � �� , � �� � �� � � � : \ Y ? ��� \!�� 8 UER� 3 0`� ��� �� ,, � � � �� � � � �, � � : ��!4 �<"�� W�4 �� � , �� �� , � � � �>
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
21
"Dari Jabir, telah datang kepada Nabi sekelompok pasukan perang, lalu Nabi
bersabda: “Kamu sekalian telah kembali kepada sebaik-baik tempat kembali dari jihad
asghar (jihad yang lebih kecil) menuju kepada jihad akbar (jihad yang lebih besar). Para
sahabat bertanya: “Apa jihad akbar itu wahai Rasulullah?” Baginda menjawab: “Jihadnya
seseorang melawan nafsunya.” (HR. Al Baihaqi dalam kitab beliau Kitabul Zuhud)
Imam Hasan Al Banna berkata:
"Sebagian umat Islam berupaya mengalihkan pandangan umat Islam terhadap
pentingnya jihad, mempersiapkan diri, berniat melaksanakan dan mengamalkannya.
Tetapi pada kenyataannya, dalil yang digunakan tersebut bukanlah sebuah hadits,
demikian kata Ibnu Hajar al-'Asqolany di dalam Tasdiidul Qaus. Tetapi yang benar adalah
perkataan Ibrahim bin 'Ablah. Memang ungkapan tersebut sangat populer di kalangan
umat Islam, sehingga tampak sebagai hadits. (Risalah Jihad: Hasan Al).8
Al-‘Iraqy di dalam Takhriju Ahaaditsil Ihyaa’ mengatakan:
“Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dengan sanad yang dha’if dari Jabir
�. (Risalah Jihad: Hasan Al). 9
Al-Hakim: “Haditsnya ini dha’if” karena di dalam sanadnya ada perawi yang bernama
Khalaf bin Muhammad bin Ismail al Khiyam. Dan kata Abu Ya’la al-Khalili: Ia banyak
mencampuradukkan dan ia sangat lemah, meriwayatkan hadits yang tidak dikenal”. (Lihat
Masyaari’ul Asywaaq ila Mashori’il ‘Usy-syaaq li Ibni an Nuhaas, 1/31) 10
Al-Hakim dan Ibnu Abi Zur’ah mengatakan:
"Kami banyak menulis keterangan dari Khalaf bin Muhammad bin Ismail hanyalah
untuk i’tibar, dan kami berlepas diri dari mempertanggung jawabkannya."11
Al Imam Ibnu Taimiyah mengatakan:
T!<i W�h� P \ Y &�� J07"� &8�#8 2a�� F8�)� ���� � � � , � � �� -� � � �, �� � �� -� � ,� �, , � - : &� 5H� �� UER� 3 0`� k+ #$HR� 3 0`� � ��"d�� , � , � � , �� � , ,� � � , ,� � �� �, � �� � �� � � �
j<-��� \�!Yn� M�#"u� 54� � �;� ��#8 ��. ,� �� � , , � � �, � � , �� � � �� � , � �S � ,�&� "��� � � � �, � |!pi � 57�� !4 5� , \��R� J��� � � �c�� 3 0d� , � - � � , � � �� , � -� � �� , , ,� , ,� �� � � � � � � �
* ��^� &�� � , � �, �>
“Adapun hadits yang diriwayatkan oleh sebagian orang bahwa Nabi � bersabda
setelah perang Tabuk: “Kita kembali dari jihad asghar menuju kepada jihad akbar, adalah
hadits yang tidak ada asalnya, tidak ada seorang pun dari kalangan pakar ilmu hadits yang
meriwayatkannya. Dan jihad menghadapi kaum kuffar adalah amal yang paling agung,
bahkan ia adalah perbuatan paling utama yang dilakukan manusia.” (AI-Furqon baina
Auliyaa-ir Rahman wa Auliyaa-isy Syaitan, hal 44-45)
Menurut Imam Munawi dalam kitab Faidhul Qadir disebutkan hadits tersebut
diriwayatkan oleh Atha’ dari sahabat Jabir. Siapakah Atha’ ini ? Kata Imam Munawi yang
8. Risalah Jihad, Hasan al-Banna. 9. Risalah Jihad, Hasan al-Banna. 10. Tarikh al-Baghdadi, 13/493. 11. Lihat Miizaanul I’tidaal, 1/662.
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
22
dimaksud dengan Atha’ ini adalah Washil bin Atha’, yang lahir kurang lebih th.100 H.
Sedangkan Jabir wafat sekitar th. 78 H. Jadi hadits ini sanadnya terputus.
Namun keterangan Imam Munawi ini keliru. Karena Atha’ yang dimaksud dalam
sanad hadits riwayat Baihaqi itu adalah Atha’ bin Abi Rabah, seorang tabi’in yang
kepercayaan.
Selain diriwayatkan Imam Baihaqi juga diriwayatkan oleh Imam al-Khatib al-Bagdadi
dalam kitab Tarikhul Bagdad dalam sanadnya ada rawi bernama Yahya bin Abil ‘Ala’. Rawi
ini dikenal pendusta. Maka hadits riwayat Imam al-Khatib ini palsu. Adapun hadits jihad
ashghar dan jihad akbar yang diriwayatkan Imam Baihaqi tidak melalui Yahya bin Abil
‘Ala’, tetapi melalui Yahya bin Ya’la. Orang ini seorang rawi kepercayaan, namun terkadang
keliru dalam meriwayatkan hadits. Karena itu, Imam Baihaqy sendiri menyatakan hadits
ini dhaif (lemah).
Ada yang menyatakan hadits tersebut disabdakan oleh Rasulullah � sepulang beliau
dari peperangan seperti disebutkan dalam riwayat Khathib al-Bagdadi. Karena ini palsu,
maka tidak bisa dijadikan dasar. Yang pulang dari suatu peperangan tersebut, bukan Nabi
�, tetapi sejumlah sahabat dari pasukan perang.
Adapun pernyataan salah seorang ulama ahli hadits Syekh al-Bani, bahwa hadits
jihad ashghar dan akbar semuanya dianggap palsu jelas salah, disebabkan kesalahan
beliau dalam entifikasi rawi-rawi hadits riwayat Imam Baihaqi, yaitu:
2. Isa bin Ibrahim, Yahya bin Abi Ya’la dan Raits bin Abi Sulaim, dikatakan dha’if,
padahal ketiga orang itu rawi tsiqat (kepercayaan).
3. Ia katakan hadits ini ucapan Ibrahim bin Ablah, padahal dalam sanad Imam Baihaqi
yang ada dalam sanad khatib ada rawi bernama Isa bin Ibrahim.
4. Ia samakan rawi bernama Yahya bin Ya’la dangan Yahya bin Abil A’la, padahal yang
pertama rawi kepercayaan, sedang yang kedua pendusta.
5. Ia tidak membedakan antara riwayat Imam Baihaqi dengan riwayat al-Khatib, lalu
menyimpul hadits tersebut semuanya mungkar (dianggap palsu).
Tegasnya:
1. Hadits dengan lafadz: “Kami kembali dari jihad yang lebih kecil ke jihad yang
lebih besar” yang ada dalam kitab Yahya karangan Imam Ghazali adalah palsu.
2. Hadits dengan lafadz: “Kalian datang ketempat terbaik, datang dari jihad lebih
kecil ke jihad lebih besar” riwayat Baihaqi adalah lemah, tetapi riwayat al-
Khatib adalah palsu.
Karena itu jihad yang besar bukan jihad melawan hawa nafsu, tetapi memerangi
golongan kafir yang memerangi umat Islam. Wallahu A'lam.
Syubhat – 4
Islam itu (maksudnya Rasulullah �), adalah Rahmatan Lil 'aalamin. Maka apakah
jihad dan perang yang dilakukan oleh segelintir Muslimin itu sesuai dengan ajaran
yang suci. Sembari menuding beberapa jama'ah yang dianggap radikal dan keras
seperti: MMI, FPI, HTI dan lain-lain. Renungkanlah telaah berikut.
Allah � berfirman:
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
23
�m������������������������������l
"Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam." (QS. Al Anbiya' 21:107)
Benar, Islam adalah Rahmatan lil alamin (rahmat bagi semesta alam) bagi siapa saja
yang beriman kepada Nya ,kemudian memeluknya memahami dan mengamalkan ajaran
nya sesuai dengan petunjuk Rasul Nya.
Ketahuilah bahwa selurah ajaran Islam itu Rahmatan lil 'alamin, jika diimani,
diamalkan didakwahkan dan diperjuangkan sesuai petunjuk Rasulullah. Shalat, puasa
zakat, haji dan umrah bila dikerjakan sesuai ilmu maka pelakunya akan mendapat rahmat
Allah. Begitu juga jihad dan perang jika diamalkan akan menurunkan rahmat yang sangat
besar. Tidak ada didalam ajaran itu sebagiannya lembut dan sebagiannya lagi keras, semua
ajaran Islam itu lurus dan benar, hanya nafsu sajalah yang berkata ini lembut dan ini
keras.
Mari sejenak telusuri sirah perjalanan dakwah Rasulullah �. Sebelum beliau diutus
menjadi Nabi dan Rasul Allah, hampir seluruh kaumnya (Quraisy) menghormatinya dan
memandangnya sebagai orang yang paling amanah dan terpercaya, sehingga diberi gelar
Al Amien. Namun setelah beliau menjadi utusan Allah dan mulai berdakwah kepada
Tauhid, maka sebagian dari kaumnya beriman dan sebagian lagi menolak dan menentang,
Rasulullah � dimusuhi, dicerca, diberi gelar-gelar yang buruk seperti penyair, penyihir
dan orang gila kemudian para pengikutnya disiksa bahkan ada yang dibunuh dengan
kejam.
Menghadapi penentangan dan permusuhan ini Rasulullah � diperintah untuk
meningkatkan ibadahnya dan bersabar atas kejahatan kaumnya. Allah berfirman,
�m��������������~��}��|��{��z���y��x���w��v����������������������������
������l
"Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan
memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah
pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa
senang." (QS. Tohaa 20:130)
Hari demi hari kejahatan mereka (kaum Musyrikin) bertambah, penentangan kepada
beliau meningkat, kekejaman kepada sahabat-sahabat beliau sangat biadab, bahkan diri
beliau pribadi sendiri di siksa, maka beliau diizinkan untuk memerangi mereka yang
memerangi. Allah berfirman,
�mE��D��C��B��AF��L��K���J��I��H��G��l
"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena Sesungguhnya
mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka
itu." (QS. Al Hajj 22: 39)
Selanjutnya beliau diperintahkan untuk memerangi orang-orang kafir yang
memerangi. Allah berfirman,
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
24
�m�������� � � �Æ��Å��Ä��Ã��Â��Á��������� ��������� ������C��B��A
G��F��E��DHL��K��J�������I��MU�����T��S����R��Q��P��O��N��VY��X��W��Z����������[��
�d����c��b��a�������`��_��^��]��\��e�l
"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah
kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah
mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar
bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil haram,
kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. jika mereka memerangi kamu (di
tempat itu), Maka bunuhlah mereka. Demikanlah Balasan bagi orang-orang kafir. Kemudian
jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (QS. Al Baqarah 2: 190-192)
Kemudian beliau diperintah untuk memerangi orang kafir dan Musyrikin yang
memerangi beliau dan ummatnya secara keseluruhan dimana saja mereka berada. Allah
berfirman,
�m¦��¥��¤��£���¢��¡������������������ � ������§��°�����®��¬�����«��ª��©��¨±���¶�����´��³���²��l
"Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, Maka bunuhlah orang-orang musyrikin
itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan
intailah ditempat pengintaian. jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan
menunaikan zakat, Maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. At Taubah 9: 5)
m…�¸��¶�������������´��³��²¹���¿��¾��½��¼��»��º��l
"…Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi
kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."
(QS. At Taubah 9: 36)
Dan selanjutnya Nabi � dan orang-orang beriman diperintah untuk berjihad dan
bersikap keras kepada orang-orang kafir dsan munafiq.
Allah � berfirman,
�mG��F��E��D��C��B��AHJ��I���K��N��M��L��l
"Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan
bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka ialah Jahannam. dan itu adalah tempat
kembali yang seburuk-buruknya." (QS. At Taubah 9:73)
�mK��J��I�����H��G��F��E��D��C��B��AL���R��Q��P��O��N��M��l
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
25
"Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu
itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya
Allah bersama orang-orang yang bertaqwa." (QS. At Taubah 9 : 123)
Rasulullah � telah melaksanakan semua yang diperintahkan oleh Allah � itu, dan
dengan izin Allah beliau mendapatkan kemenagan di setiap medan pertempuran, akhirnya
tegaklah Daulah Islamiyah Madinah. Allah melimpahkan rahmat kepada Nabi-Nya,
sahabat-sahabatnya dan seluruh pengikutnya yang setia kepada sunnahnya, dan
menghancurkan serta menghinakan kaum kafir yang menentang serta memeranginya.
Inilah yang dimaksud rahmatan lil 'alamin. Rahmat bagi yang menerima Syari'ah yang
dibawa oleh Nabi Muhammad �, dan laknat serta kebinasaan bagi yang menentang dan
memerangi beliau.
Syubhat – 5
Mereka berkata: Jihad itu diperaktikkan oleh Rasulullah � dan para sahabatnya
dalam periode Madinah. Adapun sekarang ini masih dalam periode Makkah, kami
sedang memfokuskan (memusatkan perhatian) kepada pelajaran tauhid. Dengan ini
mereka mencari-cari hujjah untuk lari dari berjihad dijalan Allah �.
Inilah syubhat yang sangat sesat. Bagaikan virus yang menyerang otak dan syaraf
manusia kemudian orang itu mengalami stroke dan mati. Dari mana hayalan ini datang
dan pendapat serta fikiran tersebut muncul. Bukankah periode Makkah dan Madinah
hanya dizaman Nabi dan para sahabatnya, dan hanya mereka yang diwajibkan hijrah dari
Makkah ke Madinah?
Kenapakah orang-orang ini tidak memahami karakteristik syari'ah yang diturunkan
Allah secara bertahap. Seperti syahadat dan shalat diturunkan dalam periode Makkah,
sedangkan puasa, zakat, umrah dan haji dan jihad dan lain-lain diturunkan di Madinah. Jika
mereka kosekuen dengan pendapatnya bahwa masa sekarang adalah periode Makkah,
mengapa mereka mengejakan puasa, zakat, umrah dan haji padahal semua itu
diperintahkan di madinah?.
Dan ada sebagian mereka menolak kewajiban shalat sedangkan mereka sangat keras
dalam pungutan zakat, jika tidak bayar zakat tahun ini karena tidak mampu, maka
dianggap hutang yang wajib dibayar tahun depan. Wahai kaum Muslimin yang
dibelenggu oleh pikiran jumud, statis dan syubhat ini, ingatlah Islam ini sudah
sempurna, tidak boleh ditambah dan dikurangi. Amalkan seluruh ajaran Islam
sebagaiman perintah Allah didalam kitab Nya.
�m¨��§��¦��¥��¤����£��¢���¡��������©�����®��¬��«����ª���l
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu." (QS. Al Baqarah 2:208)
Jika Allah dan Rasulnya memerintahkan shalat, puasa, zakat, haji dan perang maka
lakukanlah sekuat kemampuan. Jangan sampai kalian merubah syari'ah karena kalian
membencinya. Renungkan hadits berikut :
/�4 ��,#�W�� �",����� �%,��� �� �c�,d �0�3 S� �� .�-MS� �+ � ��� �,%��,��#,i�J,��#�� � � � , �
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
26
"Tidak ada hijrah setelah penaklukan kota Makkah, akan tetepi yang tetap ada adalah
jihad dan niat. Dan jika kalian dipanggil untuk berangkat perang, maka berangkatlah kalian
berperang." (HR. Bukhari dan Muslim)
Berhati-hatilah kalian dengan mengkotak-kotakkan ayat-ayat Allah dan hadits
Rasulullah �. Ayat dan hadits yang sesuai dengan nafsu kalian dilaksanakan, sedang yang
tidak sesuai kalian musuhi. Tradisi memilah dan memilah ayat-ayat Allah adalah tradisi
kaum yahudi, yang sesuai nafsu, mereka imani yang tidak sesuai nafsu, mereka hapuskan
dan ingkari. Jika berlaku demikian maka bersiap-siaplah menerima adzab Allah yang
menghinakan. Firman Allah,
m…�� �i��hl���k��jm��w��v���u����� �t��s��r��q��p��o��n��xy���~���}��|��{��z���������������������� ���l
"…apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap
sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu,
melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan
kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat."12
Syubhat – 6
Syubhat dalam memahami firman Allah QS. At Taubah 9: 122, yang berbunyi:
�m¸¹��½���¼��»������ �� �� � �º��¾������������Æ��Å��Ä��Ã������ �� � ��Â��Á��À��¿���������������������������l
"Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya." (QS.
Taubah 9: 122)
Berkata Imam Ibnu Katshir dalam kitab tafsirnya Qur'anil adzim: 'Inilah penjelasan
dari Allah � yang menganjurkan semua orang harus berangkat berperang didalam
peperangan tabuk bersama Rasulullah. Ada segolongan ulama' salaf yang berpendapat
bahwa setiap orang muslim harus ikut berangkat berperang jika Rasulullah berangkat,
oleh karena itu Allah � berfirman,
�mI��H��G����F��E��D��C��B��AJ��P������ � � � � � � � � �O��N��M��L��K�����Ql
"Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat, dan
berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih
baik bagimu, jika kamu mengetahui." (QS. Taubah 9: 41)
Kemudian Allah berfirman,
12. QS al Baqarah, 2: 85.
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
27
�m|��{��� � �z��y��x��w��v��u��t��s��r��q�� �p��o��n���m��l��k}��~����/��0��1�������2��3��4��5��6��7��8��9��:���;��<��=��>��?����@
A��B�����C���D�������E��F��G��H��IJ���¢��¡���M��N��O��P��Q��l
"Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang
berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut
(pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri rasul. yang
demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada
jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-
orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah
bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-
nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik." (QS. Taubah 9: 120)
Imam Ibnu Katshir melanjutkan: 'bahwa ayat ini menjelaskan supaya semua
penduduk kampung berangkat berperang, atau sekelompok saja dari tiap-tiap kafilah jika
mereka tidak bisa keluar semuanya. Dengan demikian ada dua tugas yang menyertai
pasukan Rasulullah, yaitu pasukan penjaga garis depan yang berperang dengan senjata
dan pasukan yang menjaga garis belakang yang bertugas mendalami wahyu yang
diturunkan kepada Rasulullah �.'
Telah berkata As Syahid Said Quthub dalam kitab tafsirnya Fi zilalil Qur'an.
'Menurut pandangan kami pendapat yang sesuai dalam menafsirkan ayat ini adalah para
Mu'minin itu tidak semuanya diharuskan keluar berperang pada satu waktu yang sama,
akan tetapi dalam setiap kelompok dari mereka (kaum Muslimin) hendaklah ada satu
kelompok (dari tiap-tiap suku atau golongan -pent), secara bergiliran, bergantian antara
yang berangkat berperang dan yang belum berangkat.
Yang belum berangkat ini bertugas mendalami ilmu pengetauan syar'i (agama),
melalui kegiatan-kegiatan diluar berperang, seperti dakwah kepada tauhid yang lurus dan
memberi semangat kepada para mukminin untuk berperang pada saatnya nanti.
Pendapat yang kami pilih ini berdasarkan takwilan dari ulama' tafsir sepert Ibnu
Abbas �, Iman Hasan Al Basri, Imam Ibnu Jarir, Imam Ibnu Katshir, yaitu Dienul
Islam ini berdasarkan sistem haraki (pergerakan, dakwah dan jihad -pent) yang tidak
akan dapat difahami melainkan oleh orang yang terjun didalam gerakan dakwah dan jihad
ini. Orang yang tidak ikut terlibat jihad (perang) perlu menerima pelajaran dari orang yang
berjihad, karena mereka tidak melihat apa yang dilihat oleh mujahid yang keluar
berperang, terutama apabila mereka keluar berjihad bersama Rasulullah �.
Pendapat ini mungkin bertentangan dengan pandangan yang mengatakan bahwa
orang yang tidak pergi berjihad mempunyai kesempatan lebih banyak untuk
memperdalam pengetahuan agama. Tetapi pandangan ini salah, justeru orang yang pergi
berjihad inilah yang Allah berikan pemahaman yang benar untuk menegakkan agama ini
ditengah kehidupan jahiliyah, lalu diberikan kemenangan untuk mengalahkan realitas
jahiliyah.'
Telah berkata Prof. Dr. Hamka dalam kitabnya Tafsir Al Azhar: 'Didalam ayat ini
Allah telah mengajukan pembagian tugas, seluruh orang beriman diwajibkan ber-jihad dan
diwajibkan pergi berperang menurut kesanggupan masing-masing, baik secara ringan
maupun secara berat (lihat firman Allah QS. At Taubah 9: 41). Maka dengan ayat ini (QS. 9:
122) Allah menuntun supaya jihad itu dibagi kepada jihad bersenjata dan jihad
memperdalam ilmu pengetahuan (fiqih).
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
28
Yang berjihad dengan senjata maju kemedan perang bertarung nyawa dengan
musuh, maka yang tinggal digaris belakang bertugas memperdalam fiqih/pengetahuan
tentang agama, sebab jihad yang mereka hadapi tidak kalah pentingnya. Ilmu syar'i
(agama) wajib diperdalam dan tidak semua orang sanggup mempelajari seluruh ajaran
agama secara ilmiyah. Ada pahlawan dimedan perang dengan pedang ditangan dan ada
pula pahlawan digaris belakang merenungi al-Kitab (al-Qur'an).
Keduanya penting dan keduanya saling menyem-purnakan. Tegasnya bahwa semua
golongan mu'min itu harus berihad kemedan jihad. Tetapi Rasulullah-lah (komandan
perang -pent) kelak yang akan membagi tugas mereka masing-masing, ada yang berjihad
digaris depan dan ada yang digaris belakang.
Oleh sebab itu kelompok kecil yang memperdalam pengetahuan agamanya (digaris
belakang) adalah sebagian daripada mujahid dan jihad fie sabilillah itu juga. Tidak
ditemukan dalam syari'ah, pemisahan antara ulama saja atau mujahid saja, satu ketika dia
menjadi pahlawan dimedan perang, dan pada ketika yang lain dia menjadi ulama'. Tentang
hal ini terdapat hadits yang menerangkan bahwa kedudukan seorang alim dalam hal
agama sama tinggi/setingkat dari orang yang berjihad (perang) fie sabilillah.
Rasulullah � bersabda,
54� �� � 5�#�� &� �b d � [� V -��� �!��� J6"�� 54� �� 3 0`� � J6"�� 54� W� !<���� Md�3 � V -��� D#Y�� � � � �� � � � � �- � � � � - � �� � � � � - � � � , � �� � � � � �� , � � � � ,� ��3 0`�� � � 5�#�� &� �b d � [� J0� �� � ���4 �� � � � � � , ,� �� �, � � �� � � � �� �
"Manusia yang paling dekat kepada derajat Nubuwwat ialah ali ilmu (ulama') dan ahli
jihad (mujahid). Adapun ahli ilmu, merekalah yang menunjukkan kepada manusia apa yang
dibawa oleh Rasul-rasul. Dan adapun ahli jihad, maka merekalah yang berjuang denagn
pedang-pedang mereka, membawa apa yang dibawa oleh Rasul-rasul itu." (HR. Abu Na'im
dari Ibnu Abbas)
Sabdanya lagi:
8�!,f�*�8 �!,]�L�� ���� �M�� ���3��"�� �6���b�� ���]�z�� �0�����b "Ditimbang dihari kiamat tinta orang-orang yang alim dengan darah orang-orang
yang mati syahid." (HR. Ibnu Abdil Bar dari Abu Darda)
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ayat 122 (QS 9:122) ini
menjelaskan makna yang sebenarnya: 'Semua golongan itu harus turut berjihad,
akan tetapi setelah sampai dimedan perang komandan akan membagi tugas
masing-masing mereka, ada yang berjihad digaris depan dan ada yang berjihad
digaris belakang. Pasukan yang berada pada garis depan bertugas berperang
melawan musuh, sedang pasukan yang berada pada garis belakang bertugas
memperdalam pengetahuan agama (bersama Rasulullah), jika berangkat berperang
bersama Rasulullah. Dan oleh karena itu mereka semua termasuk didalam barisan
jihad dan mujahid juga. Tidak seperti syubhat yang beredar dikalangan kaum
Muslimin sekarang, bahwa Mujahid sajalah yang berangkat bertarung nyawa
dimedan perang sedang para ulama duduk-duduk saja dirumah, tidak mau ikut
berperang membela Islam dan kaum Muslimin. Terhadap mereka ini Allah
mengajukan pertanyaan,
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
29
�mr��q���p��o��n��m��l��k��j��i��h��g��f���e��ds��v��u��t��
x��wy����������������� ���������� ��~��}��|��{��z�� �
&��'��(��)���*��+,��-��.���/��0��1��2��l
"Hai orang-orang yang beriman, Apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah
(untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah
kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan
hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak
berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan
digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi
kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS At
Taubah 9: 38-39)
Wallahua'lam bis showab…
Ancaman terhadap Orang-orang yang Meninggalkan Jihad
Kaum Muslimin yang mengabaikan dan tidak memperdulikan jihad dan tidak
mengadakan persiapan untuk berjihad, maka mereka akan menerima sangsi. Antara lain:
1. Mereka akan disiksa dengan adzab yang pedih. Firman Allah �,
“Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu:
“Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di
tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di
akhirat? padahal keni’matan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat
hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu
dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak
akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” (QS at-Taubah, 9: 38-39)
2. Mereka akan ditimpa kehinaan yang sangat parah, dan kehinaan itu tidak akan
hilang sehingga mereka kembali berjihad.
Dari Ibnu Umar � berkata, Aku mendengar Rasulullah � bersabda:
h,�8 / / Jc�6� ��� �6� , 3 0`� J%E#i� , |�h� � J%�Q�� , #L<�� D � � JiaC�� , M���"� � J%"8 <i � +� �� , � � � � � � � , � �� � � - , ,� � , � , , �, � , � , , � , ,� � -� � � � � � � �, � � �� � �� � � � o%; &�- � � �Jc�83 k+ �!"d#i, ,� � � � � � � � >
“Bila kamu berjual-beli dengan ‘inah (dengan cara riba dan penipuan), mengikuti
ekor-ekor sapi, menyukai bercocok tanam, dan kamu meninggalkan jihad, Allah akan
menimpakan kehinaan ke atas kamu yang tidak akan dicabut sehingga kamu kembali
kepada agamamu.” (HR Ahmad – no: 4765, 5304; Abu Dawud 3003)
3. Mereka akan ditimpa dedngan azab yang merata dimana-mana dan kehinaan yang
parah. Abu Bakar as-Shiddiq � berkata:
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
30
��� \!�� X"'� �+ V -��� �� , , �� � � �� � , �. � � � �� \!L8 !4� U,�u� �a4 [� #0z�� �a4 P \�� ] � , � � � , -� , � �� � �� � , �� � � � - � � : 5�<� P 3 0`� ]!Y T#i �� , � � ,� � , S � �� � , � � �D L"� ��� J0'� /+ #c,�u� � j0-���� ��#"u � #�R� ]!Y T#i �� ��� JA � /+ ���I �� �, �, � �� �� �� - � � , S � � �� , � , , , �� �- -� �� � � � � � - � >
"Wahai manusia sesungguhnya pada tahun pertama di dalam bulan seperti bulan ini
aku telah mendengar Rasulullah berbicara di atas mimbar: “Tidaklah suatu kaum
meninggalkan jihad fie sabilillah melainkan Allah hinakan mereka, dan tidaklah suatu kaum
meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar melainkan Allah ratakan azab atas mereka.”
(HR Said bin Mansur di dalam Syifaa’ ash Shuduur)
4. Allah akan menimpakan kefakiran kepada suatu kaum yang meninggalkan jihad.
Dari Mujalid, dari Sya’bi ia berkata:
�� y8!� u� � -� &�� \ Y� F8�)� #Ea� U,�u� �"H N8�_�� #c� !� � � �, � , � � , . � ,� � � , � � ,� � � �� � . I , :#L�� � �� J�� /+ ��� 5�<� P 3 0`� ]!Y |�8 /� , � , �, - �� �� � � � , S� � � � , � � , � �� � � >
“Ketika Abu Bakar as-Shiddiq naik mimbar, beliau menyebutkan hadits dan di dalam
hadits itu beliau mengatakan: “Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad fie sabilillah,
melainkan Allah timpakan kefakiran terhadap mereka.” (HR Ibn ‘Asakir)
Kefakiran yang dimaksud bukanlah kefakiran dalam harta benda semata tetapi fakir
jiwa, sehingga mereka sangat takut dan khawatir berhadapan dan menentang musuh-
musuh Allah ? dan musuh-musuh mereka.
Rasulullah � menerangkan definisi kaya.
r�-��� o��� o��$�� c�� �#"�� W#�E � o��$�� r��� , ,� � � � �, � , , �- � � , � ,� � � � � > “Bukanlah kaya itu dengan banyakknya harta benda, tetapi kaya yang sebenar adalah
jiwa yang kaya.” (HR Bukhari – no: 5965; Muslim – no: 1741)
5. Orang yang mengatakan bahwa sekarang bukanlah zaman jihad, dilaknat oleh
Allah, malaikat dan semua manusia. Sabda Rasulullah �:
qC �!6; 3 0`� \�h8 /� � = � � � �, � �� , � J0,�� b�#Y &�� \!L8 * �f V -��� [� mn��� b���� � #pL�� #pY � �, - � � � - � � �� , , � , � � �� � � �� � S , � � =� ,� �� � � , � : * �h� �a4 r��� � � � � � � , � �!� Y , 3 0`� * �h�� J"�� * �h�� :� T�3� '� 3 0d� � , � � � � �� � , , , �� � � � � �- -� � I� � � � :\!L8 �;� �� ��� \!�� 8� �, � , �� S � � � � \ Y ? :� � � �� � : &��"� � , J"�� � , �� � , �
*!"s� V -���� Mct�u�� ���� � �,, � � � �� , � � � � > “Sesungguhnya Rasulullah � bersabda: “Jihad itu akan senantiasa manis dan segar
selama hujan turun dari langit. Akan datang suatu zaman pada manusia yang pada zaman
itu ada ulama di antara mereka yang mengatakan: “Sekarang ini bukan zaman jihad lagi.
Sesiapa yang mengalami zaman tersebut, maka sebaik-baik zaman adalah jihad.” Mereka
(para sahabat) berkata: Wahai Rasulullah adakah orang yang berkata macam itu? “Beliau n
menjawab: Ya, iaitu orang yang dilaknat oleh Allah, malaikat dan manusia semuanya.” (HR.
Said bin Mansur di dalam Syifaa’ ash Shuduur.)
Lihat as Sunan al Waaridah fi al Fitan – Abu ‘Amr Utsman bin Sa’iid al Muqri ad Daani
3/751.
6. Orang yang mati sedangkan ia belum pernah berperang dan tidak pernah tergerak
hatinya untuk berperang, ia mati pada satu cabang kemunafikan.
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
31
Dari Abu Hurairah �, Rasulullah � berabda:
�.��� � M<"1 [� � � �h$� � &��� ��� �� h$8 �� � � �� , , , � �� � , � � � � ,� I � � � , � �� �� � � �� � ,� � . � , ,G � > “Sesiapa yang mati sedangkan belum pernah berperang dan tidak pernah hatinya
untuk berperang maka ia mati pada satu cabang kemunaifikan.” (HR Muslim – no: 3533;
Ahmad – no: 8510; Abu Dawud – no: 2141; Nasa’ie – no: 3046)
7. Orang yang tidak berperang atau tidak membantu perlengkapan orang yang
berperang atau tidak menjaga keluarga orang yang berperang dengan baik, ia akan
ditimpa kegoncangan sebelum hari kiamat.
Dari Abu Umamah, dari Nabi �, beliau bersabda:
�� 8f � h0� �� h$8 � �, = . , � ,� �� � ,, � �� , � � M�� L� ��� &� H� B�� &64� P 8f � �6,� I �� �� �� � �� � � =� �I , � � , � � , � > &�8�; P &�� �<� � �8h8 \ Y� � � � �� . , � , �� � � � � � � : ]!8 5<Y� , � ,� �M� �L��� �� � , >
“Sesiapa yang tidak berperang atau tidak membantu persiapan orang yang
berperang, atau tidak menjaga keluarga orang yang berperang dengan baik, niscaya Allah
timpakan kepadanya kegoncangan.” Yazid bin Abdu Rabbihi berkata: “Didalam hadith yang
diriwayatkannya ada perkataaan “sebelum hari qiamat.” (HR Abu Dawud – no: 2142;
Ibnu Majah – no: 2752; ad-Daarimi – no: 2311)
Demikian secara ringkas ayat-ayat dan hadits-hadits soheh yang menjelaskan celaan
dan acaman bgi orang-orang yang tidak mau berjihad dengan sengaja atau karena
pemahaman yang syubhat.
KEUTAMAAN JIHAD DI JALAN ALLAH.
1. Jihad di jalan Allah adalah amalan yang tertinggi martabatnya dalam Islam
Rasulullah � bersabda kepada Muadz bin Jabal radiallahu ‘anhu:
/�� � TUC�� � � , � V�#�� , � � #�R�� , � &6E� . � �3!'��� � � � � W�� �� �� �, X6Y ? &� ���� , � � � � :[�� � 8� \!��� � � �� > \ Y� � :V��� , � #�R�� , � ]��^�� ,� ��3!'�� , � � �� � W�� � , W�_��� �� � -, � � &� ���� � � 3 0`�� � �>
“Sukakah aku khabarkan kepada engkau kepala segala urusan, tiangnya dan puncak
ketinggiannya?” Saya (Muadz) berkata: “Pastilah wahai Rasulullah!” Jawab Rasulullah:
“Kepala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncak ketinggiannya adalah
Jihad.” (Sahih Sunan al-Tirmizi – no: 2616)
Dalam sebuah hadis yang lain diriwayatkan bahawa Rasulullah � bersabda:
V��� , � �a4� � #�R�� , � ,]��^�� ,� � ��, �� J6��� ,� � ,J6�� �� �3!'��� � �� � ,W�_��� � - ��W�� � � , � &� ���� � � ,3 0`�� � � , /� &� ��8� �� /+- � J067��, � � � , �> “Kepala urusan ini adalah Islam dan sesiapa yang memeluk Islam maka dia akan
selamat, dan tiangnya adalah shalat dan puncaknya ketinggiannya adalah Jihad, tidaklah
(sesiapa) mencapainya kecuali yang paling utama.” (Majma al-Zawa‘id (Bughyat al-Ra’id
fi tahqiq Majma az-Zawa‘id) – no: 2167.)
Kedua-dua hadis di atas jelas menerangkan puncak ketinggian Jihad dalam Islam. Ia
juga adalah satu amalan yang menjanjikan kemuliaan kepada hamba yang
mengamalkannya. Dengan Jihad Islam dan umatnya akan menjadi tinggi lagi mulia di
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
32
hadapan seluruh umat yang lain di bumi ini sedangkan tanpa Jihad Islam dan umatnya
akan menjadi hina lagi diperlecehkan.
2. Jihad di jalan Allah adalah jalan utama bagi tegaknya Daulah Islamiyah
Allah Tabaraka wa Ta‘ala berfirman:
�m��¦��¥��¤��£��¢��¡���������������� ���������l
"Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah, dan (sehingga) menjadilah
agama itu semata-mata untuk Allah. Kemudian jika mereka berhenti maka tidaklah ada
permusuhan lagi melainkan terhadap orang-orang yang zalim." (QS. al-Baqarah 2: 193)
�mÆ��Å��Ä����� �Ã��Â��Á���� � � � � � � � � � �À��¿��¾��½��¼��»��º��¹������������������������
������������������������������ ��!��"��#��$��l
"Kamu juga akan dapati golongan-golongan yang lain (yang pura-pura Islam) supaya
mereka mendapatkan ke amanan dari pihak kamu, dan (sebaliknya mereka melahirkan
kekufurannya) supaya mereka beroleh aman dari pihak kaumnya (yang masih kafir). Tiap-
tiap kali mereka diajak kepada fitnah (pemberontakan), mereka segera terjerumus ke
dalamnya. Oleh itu, jika mereka tidak membiarkan kamu (dan terus mengganggu atau
berpihak kepada musuh), dan (tidak pula) menawarkan perdamaian kepada kamu dan juga
(tidak) menahan tangan mereka (daripada memerangi kamu), maka hendaklah kamu
bertindak menawan mereka dan membunuh mereka di mana saja kamu menemuinya;
kerana merekalah orang-orang yang Kami jadikan bagi kamu alasan yang terang nyata
untuk bertindak terhadapnya." (QS. al-Nisaa’ 4: 91)
3 . Jihad di jalan Allah menjamin seseorang itu Syurga, diampun segala dosa
dan diberi kemenangan Dunia dan Akhirat
Allah Subhanahu wa Ta‘ala berfirman:
�m¤��������£��¢��¡������������������������� ������������������������������������¥�����¦����������������ª���©��¨�����§¼��»��º��¹������¸�������¶��#��´��³��²��±��°��)���®���¬��«��½�����À������¿��¾��Ã��Â��ÁÄ5��6��7��Æ�����Å��:��;��<�����=��l
"Wahai orang-orang yang beriman! Maukah Aku tunjukkan sesuatu perniagaan yang
dapat menyelamatkan kamu dari azab siksa yang sangat pedih? Iaitu, kamu beriman kepada
Allah dan RasulNya, serta kamu berjihad membela dan menegakkan agama Allah dengan
harta benda dan diri kamu; yang demikian itulah yang lebih baik bagi kamu, jika kamu
mengetahui (hakikat yang sebenarnya). (Dengan iman dan jihad itu) Allah akan
mengampunkan dosa-dosa kamu, dan memasukkan kamu ke dalam taman-taman sorga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, serta tempat-tempat tinggal yang baik dalam
Syurga “And”. Itulah kemenangan yang besar. Dan ada lagi limpah kurnia yang kamu sukai,
iaitu pertolongan dari Allah dan kemenangan yang cepat (masa berlakunya). Dan
sampaikanlah berita yang mengembirakan itu kepada orang-orang yang beriman." (QS. al-
Shaff 61: 10-13)
Rasulullah � bersabda:
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
33
D�%��� � � , ��� u, �� �#C� � � P� �<�� �&6� � /� &d#,�� � � � /+- � *�8+S � � �� N8�_i�S � , �� ��#�� � � � *�, � &"d��� � � , � ��� � \ �� � �, � #d�I , � ��, � M'���I �� � ��, � &6C3�� ,� � � M-�`�� ,� !��, �� /� *�, � N1�- � � [�� � j%��� - � �� ��"Y� , � � �6C� , � M8�I - � � �33!��� , � �� � ��. � 5%Y�� � , � P� 5�<�� � � ��� JO- � �;�� , � JO- � 5%Y�� � , � JO- � �;�� , � JO- � 5%Y�� � , �>
“Allah menjamin bagi orang yang keluar di jalan Allah (fi sabilillah), (di mana) tidak
dia keluar melainkan kerana iman kepada-Nya dan membenarkan Rasul-Nya, bahawasanya
Dia akan mengembalikannya (kerumahnya) dengan mendapat pahala dari Allah atau
membawa harta rampasan perang atau Dia memasukkannya ke dalam Syurga. Dan jika
tidak memberatkan umaku, niscaya aku tidak akan ketinggalan menyertai ekspedisi perang.
Sesungguhnya aku sangat ingin terbunuh di jalan Allah lalu dihidupkan lagi kemudian
terbunuh dan dihidupkan lagi lalu terbunuh lagi.” (HR. Sahih al-Bukhari – no: 36)
4. Jihad di Jalan Allah adalah amal yang paling utama yang tiada tandingannya
Abu Hurairah radiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah � ditanya:
�� \�"8� � , � 3 0`�� � � , P� 5�<�� � � ��� h�- � 5d�- � � ? \ Y� �: /� &�!"�p%�i� �� � �� ,> \ Y� �: ��3 �n�� � � � &�6�� , � � vi#�� , - �� ��, � O�O= ��> 5E� � :� � � � \!L8� � �: /� &�!"�p%�i� �� � �� ,> \ Y�� � � P� M�� ���� �� -: 5��� � � �4 �u�� � � �, P� <�� �5�� ��� 5�'E� � � � Jt _��� � - Jt L��� � � , X� L��� � � , � 8��� � � ��� /� ���8� , � �, � ] �HI � � /�� �
W�HI � � o%;- � yd#8� �� , �4 �u�� � � �, P� 5�<�� � � ��� k "i� � �> “Apakah yang dapat menyamai Jihad di jalan Allah ‘Azza wa Jalla ?” Baginda
menjawab: “Kamu tidak akan mampu melakukannya.”Pertanyaan itu diulang dua atau tiga
kali dan setiap kali pertanyaan. baginda menjawab: “Kamu tidak akan mampu
melakukannya.” Pada kali ketiga baginda menjawab: “Perumpamaan seseorang Mujahid di
jalan Allah adalah seumpama berpuasa, mendirikan shalat – berdiri membaca ayat-ayat
Allah, dia tidak berhenti daripada puasa dan shalat tersebut sehingga kembalinya mujahid
di jalan Allah Ta‘ala tersebut.” (HR. Sahih Muslim – no: 1878)
Abu Hurairah radiallahu ‘anhu juga melaporkan bahawa salah seorang sahabat
Rasulullah � berjalan-jalan di satu lembah, ternampak olehnya sebuah mata air yang
indah sehingga mengkagumkan dia. Dia berkata: “Andainya saya mengasingkan diri dari
manusia (uzlah) dan tinggal di lembah ini, akan tetapi saya tidak akan melakukannya
melainkan setelah meminta izin daripada Rasulullah �.”
Maka hal ini dikhabarkan kepada Rasulullah lalu baginda menjawab:
/� 5"�i, � , � *@�- �� ] L�� �� JE�;�, � � � � P� 5�<�� � � ��� 57��� � , � �, � &i�H� � � � P� &%��� � , � v"<�� � , � � �= �> /�� � *!<�� � � � *�, � #�$8� � , � ��� Jc�, � � Jc6C�8�, � � � , � � M-�`�� ,� ? �h��� , P� 5�<�� � � ��� �, � 5i Y� � � P� 5�<�� � � ��� G�!�� �� MY �I � � X<d�, � � � &�� � M-�`�� ,�>
“Jangan melakukannya kerana sesungguhnya kedudukan seseorang kamu di (medan
Jihad) di jalan Allah adalah lebih utama daripada melakukan shalat dalam rumahnya
selama 70 tahun. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunkan bagi kamu dan
memasukkan kamu ke dalam Syurga ? Berperanglah di jalan Allah, barangsiapa yang
berperang di jalan Allah selama tempoh memerah susu unta maka wajib ke atasnya Syurga.”
(HR. Sahih Sunan Tirmizi – no: 1650)
5. Amalan Jihad di Jalan Allah dan berada di medan Jihad diberikan ganjaran
berlipat ganda
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
34
Ganjaran yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta‘ala kepada para Mujahid tidak
terbatas kepada berperang saja. Apa saja yang berkaitan dan berhubungan dengan Jihad di
Jalan Allah akan diberikan ganjaran dan keutamaan yang berlipat kali ganda. Allah
berfirman:
�m|��{������ �z��y��x��w��v���u����t��s��r��q��p��o��n��m}��~��������������
����������������l
"Perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, ialah
sama seperti sebiji benih yang tumbuh mengeluarkan tujuh tangkai; tiap-tiap tangkai
seratus biji. Dan (ingatlah), Allah akan melipatgandakan pahala bagi sesiapa yang
dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (rahmat) kurnia-Nya, lagi Meliputi ilmu
pengetahuan-Nya." (QS. al-Baqarah 2: 261)
Seorang yang mengulurkan bantuan kepada orang-orang yang pergi berjihad di Jalan
Allah, dia akan diberikan ganjaran yang berlipat ganda. Bantuan yang diberikan bisa
berupa wang, peralatan, makanan dan minuman, pakaian, perobatan, pengangkutan dan
berbagai lagi.
Khuraim bin Fatik radiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah � telah menjanjikan:
�, � N���� � , � ML��= � � � P� <�� �5�� ��� X<%E, � � � &�� � y<��� , � � Mt �� �� �"QI , �> “Sesiapa yang menafkahkan satu perbelanjaan untuk Jihad di Jalan Allah maka ditulis
baginya tujuh ratus ganda ganjaran.” (Sahih Sunan al-Tirmizi – no: 1625)
6. Medan jihad adalah destinasi perlancongan umat Islam
Abi Umamah radiallahu ‘anhu melaporkan, bahawa seorang lelaki bertanya:
8� \!��� � � ��� *at�, � , �� P� M; ����� � � . ? \ Y� � j<-���� � [H- � �-�� &�6�� , � � J6��� �- �: *+- � M; ��� � � � j%��� - � 3 0`�� � � , P� 5�<�� � � ��� k "i� � �> “Wahai Rasulullah ! Izinkan aku untuk pergi melancong.” Nabi sallallahu ‘alaihi
wasallam menjawab: “Sesungguhnya perlancongan untuk umat aku adalah Berjihad di Jalan
Allah ‘Azza wa Jalla.” (Sahih Sunan Abu Daud – no: 2486)
7. Kematian adalah satu kepastian dan sebaik-baik tempat kematian adalah di
medan Jihad di Jalan Allah
Allah Subhanahu wa Ta‘ala berfirman:
�mp��o��n��mq��u��t��s��r��l
"Tiap-tiap diri (sudah tetap) akan merasai mati, kemudian kamu akan dikembalikan
kepada Kami (untuk menerima balasan)." (QS. al-Ankabut 29: 57)
�m������������������������������� ����������������������������������§��¦��¥����¤��£��¢����¡�������� �����!��"��#��$l
"Dan jangan sekali-kali engkau menyangka orang-orang yang terbunuh (yang gugur
Syahid) pada jalan Allah itu mati, (mereka tidak mati) bahkan mereka adalah hidup (secara
istimewa) di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki; (Dan juga) mereka bersukacita
dengan kurniaan Allah (balasan mati Syahid) yang telah dilimpahkan kepada mereka, dan
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
35
mereka bergembira dengan berita baik mengenai (saudara-saudaranya) orang-orang
(Islam yang sedang berjuang), yang masih tinggal di belakang, yang belum (mati dan belum)
sampai kepada mereka, (iaitu) bahwa tidak ada kekhawatiran (dari berlakunya kejadian
yang tidak baik) terhadap mereka, dan mereka pula tidak akan berdukacita." (QS. Ali
‘Imran 3: 169-170)
Imam Muslim bin Hajjaj dalam kitab Sahih-nya telah meriwayatkan sebuah kisah
benar tentang seseorang sahabat Rasulullah � yang sangat-sangat menginginkan
kehidupan yang bahagia di Hari Akhirat, di dalam Syurga Allah. Kisah ini berlaku di saat
Perang Badar, apabila Rasulullah memberi perintah kepada tentera Islam untuk maju ke
barisan terdepan:
�!�!Y� � k+� � M-�dI � 0Q#�� � �, ��!'���� � � - ��R��� , � �> \ Y� �: \!L8� � � B'�� , � � �� , ]�)�� � � , R��2� _�� �� ,: 8� \!��� � � ��� M-�dS � 0Q#�� � �, ��!'���� � � - ��R��� , � � ? \ Y� �: J"�, � �> \ Y� �: ��I � ��I � ! \ L�� � � \!��� � � ��� [H- � �-�� &�6�� , � � J6��� �- �: �� :6'�� � � , � [�� � :�!Y� � , � ��I � ��I �
? \ Y� �: /�� ����� 8� \!��� � � ��� /+- � d�� �Wb � � *�, � *!E�� � � �, � 064�� � , � ? \ Y� �: :�@�� - � � �, � 064�� � , �> �#Cn�� � , � � ��#�I � � � �, � &�#Y� � � � 5"��� � � � 5En8� � , � 0,��- � � JO- � \ Y� �: ��, � � ��� � X��;� � � o%;- � 5E � � m�#�� � � � �a4� � � ¡+� - � W �)S � � � M68!¢S �� �> \ Y� � o�#�� � � ��� � * E� � "�� �&� �, � #'%��� , - JO- � J06i Y, � � � � o%;- � 5%Y� � �>
“Bangkitlah ke arah Syurga yang seluas langit dan bumi !” Berkata ‘Umair bin al-
Hammam al-Ansari: “Wahai Rasulullah ! Syurga yang seluas langit dan bumi ?”Baginda
menjawab: “
Ya”Berkata Umair: “ Bakhin!bakhin !Beruntunglah ! Beruntunglah !”
Bersabda baginda: “Mengapa engkau berkata Bakhin ! bakhin ! Beruntunglah !
Beruntunglah ! ?”
Berkata Umair: “Tidak mengapa, Demi Allah wahai Rasulullah, aku hanya ingin
menjadi salah seorang daripada penghuninya.”
Rasulullah bersabda: “Maka sesungguhnya engkau termasuk ahlinya.”
Lalu Umair mengeluarkan beberapa biji kurma dari tempat simpanan dan
memakannya, kemudian berkata: “Jika saja aku hidup untuk makan kurma ini pasti ia
adalah kehidupan yang lama.”Maka dibuangnya kurma tersebut kemudian terus ke medan
peperangan sehinggalah dia terbunuh.” (HR. Sahih Muslim – no: 1901)
Demikianlah kesungguhan seseorang untuk mengejar Syurga Allah yang seluas langit
dan bumi, memakan beberapa biji kurma terasa sebagai satu tempo waktu yang amat
lama dan panjang untuk disia-siakan.
8. Medan Jihad adalah tempat menyaksikan mukjizat Allah
Lazimnya mukjizat Allah hanya dikurniakan kepada para Rasul-Nya dan hanya dapat
disaksikan oleh umat yang hidup sezaman dengan Rasul tersebut. Namun ada segolongan
lagi umat yang layak untuk melihat mukjizat-mukjizat Allah, iaitu mereka yang turun ke
medan Jihad memerangi kaum kufar demi menegakkan kalimah Allah.
Mukjizat Allah adalah segala keistimewaan dan keajaiban yang berlaku di luar
kebiasaan kehidupan. Salah satu daripada kemukjizatan ini adalah sebagaimana khabar
Allah ‘Azza wa Jala:
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
36
�mE��D��C��B��AFM��L��K���J��I��H��G��NS��R���Q��P��O��T���
��Y��X��W��V��Ul
"Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah
yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi
Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk
memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik.
Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui." (QS. al-Anfal 8: 17)
Dalam peristiwa perang Badar, diterangkan bahawa apabila para Mujahid mengayun
pedang ke arah musuh, banyak tentera musuh yang gugur sekalipun mereka itu berada di
luar jarak jangkaun pedang. Apabila tentera Muslim melempar tombak dan panah, banyak
tentera musuh yang gugur sekalipun yang dilempar hanyalah satu tombak atau satu anak
panah. Kerana itu para Mujahid yang sedikit berjaya mengalahkan tentera kafir banyak
jumlahnya. Semua kemukjizatan ini adalah kerana bantuan Allah kepada orang-orang yang
membantu agama-Nya, sebagaimana janji Allah:
�m�����®��¬��«��ª��©��¨��§���¦��¥l
"Wahai orang-orang yang beriman, kalau kamu membela (agama) Allah nescaya Allah
membela kamu (untuk mencapai kemenangan) dan meneguhkan tapak pendirian kamu."
(QS. Muhammad 47: 7)
Bantuan Allah Subhanahu wa Ta‘ala boleh wujud dalam pelbagai cara yang sukar
digambarkan dengan perkataan. Akan tetapi Allah Ta‘ala telah sedia mengkhabarkan
sebahagian daripadanya di dalam al-Qur’an. Antaranya diturunkan pasukan tentera
daripada kalangan malaikat:
m…��L��K��J��I���H��G��F�l
“… Sesungguhnya Aku (Allah) akan membantu kamu dengan seribu (bala tentera) dari
malaikat yang datang berturut-turut.” (QS. Al-Anfal 8: 9)
�mij�p��o��n��m��l��k����{��z��y���x��w��v��u��t��s��r��q���
������������~������}��|������������ ��!��"��#���$����%��l
"Bahkan jika kamu bersabar dan bertaqwa, dan mereka (musuh) datang menyerang
kamu dengan serta-merta, nescaya Allah membantu kamu dengan lima ribu malaikat yang
bertanda. Dan Allah tidak menjadikan bantuan tentera malaikat itu melainkan kerana
memberi khabar gembira kepada kamu, dan supaya kamu tenteram dengan bantuan itu.
Dan (ingatlah bahwa) pertolongan yang membawa kemenangan itu hanya dari Allah Yang
Maha kuasa, lagi Maha Bijaksana." (QS. Ali ‘Imran 3: 125-126)
Wallahua'lam…
S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D
37
PENUTUP
Demikianlah penjelasan ini kami sampaikan, semoga Allah membukakan mata hati
kita untuk menerima ajaran Islam ini secara keseluruhan sesuai dengan firman-Nya yang
memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar masuk kedalam Islam secara
keseluruhan dan tidak mengikuti langkah-langkah thaghut yang menggoda dengan
menyebarkan syubhat-syubhat yang fasiq sehingga bisa menyebabkan seseorang itu kufur
bahkan murtad dari agama ini, Al Islam.
Firman-Nya,
�m¨��§��¦��¥��¤����£��¢�� �¡��������©��¬��«��� �ª�� �
�����®l
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu." (QS. Al Baqarah 2:208)
Hanya kepada Allah-lah kami memohon pertolongan, dan hanya kepada-Nya jugalah
kami memohon ampunan. Ya Allah saksikanlah, kami sudah menyampaikan…
Wallahu'alam bis showab…
�