Post on 01-May-2019
UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER
DENGAN PETA KONSEP
(PTK Pembelajaran Matematika di SMP Negeri 5 Sukoharjo Kelas VII H Semester
GenapTahun Ajaran 2011/2012)
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikaan Matematika
YULIANA SITI AMINAH
A 410 080 203
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER
DENGAN PETA KONSEP
(PTK Pembelajaran Matematika di SMP Negeri 5 Sukoharjo Kelas VII H Semester
GenapTahun Ajaran 2011/2012)
Oleh
Yuliana Siti Aminah1, Idris Harta
2, dan Rita P Khotimah
3
1Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, yulianaaminah@yahoo.co.id
2Staf Pengajar UMS Surakarta, idrisharta@yahoo.com
3Staf Pengajar UMS Surakarta, rpramujiyanti@yahoo.com
ABSTRACT
The purpose of this study is to examine and describe the use of methods Advane
Organizer with concept maps to enhance the independence of class VII students of
SMP Negeri 5 H Sukoharjo. This research approach is qualitative research design
Classroom Action Research (PTK). Research subjects in this study were all students
in grade VII H SMP Negeri 5 Sukoharjo who are 32 students. Implementation of
class actions implemented during the three rounds. Data collection methods used are
observation, field notes and documentation. To ensure the validity of the data used
investigator triangulation techniques. Data analysis technique used was the method
comprising the flow of data reduction, data presentation, and verification data. Based
on the research results can be concluded that the application of learning methods
Advance Organizer to a concept map can improve the independence of class VII
students of SMP Negeri 5 H Sukoharjo. This can be seen from the indicators of the
number of students who: 1) discuss the exercise of control, than before the action
becomes 53.12% 37.50% by the end of the action, 2) answer questions from the
teacher, 25.00% from the prior acts to 56, 25% at the end of the action, 3) do the
practice questions independently, from before the action becomes 75.00% 34.37% by
the end of the action.
Key words: independence of students, methods of Advance Organizer, a concept map.
PENDAHULUAN
Keunikan manusia dibandingkan dengan berbagai makhluk ciptaan Tuhan
lainnya adalah manusia merupakan makhluk pembelajar. Menjadi pembelajar
merupakan tugas, tanggung jawab dan panggilan pertama seorang manusia.
Pembelajaran yang bermakna dan bisa mengaktifkan siswa adalah
pembelajaran yang berdasarkan pengalaman belajar yang mengesankan. Dalam
pembelajaran matematika siswa harus dilibatkan penuh secara aktif dalam proses
belajarnya. Kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa bersosialisasi dengan
menghargai perbedaan (pendapat, sikap, kemampuan prestasi) dan berlatih untuk
bekerja sama mengkomunikasikan gagasan, hasil kreasi, dan temuannya kepada
guru dan siswa lain. Dibutuhkan kemandirian siswa dalam belajar baik sendiri
maupun bersama teman-temannya untuk mengembangkan potensinya masing-
masing dalam belajar matematika.
Belajar mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia. Belajar mandiri
sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah maupun sekolah
dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran, kemandirian sangat penting karena
kemandirian merupakan sikap pribadi yang sangat diperlukan oleh setiap
individu. Siswa cenderung belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi,
dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu secara efisien, akan
mampu mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan
bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain secara emosional dengan
adanya kemandirian. Siswa yang mempunyai kemandirian belajar mampu
menganalisis permasalahan yang kompleks, mampu bekerja secara individual
maupun bekerja sama dengan kelompok, dan berani mengemukakan gagasan.
Kebanyakan pada pembelajaran sekarang ini masih didominasi guru,
pengorganisasian siswa cenderung searah dan klasikal, serta guru jarang
berkeliling mendekati siswa dan membantunya. Pengelolaan materi ajar dari
contoh yang dibahas sampai soal-soal yang diberikan sebagai latihan kurang
bervariatif dan tidak mencakup semua permasalahan pokok bahasan. Pemberian
tugas tidak pernah diikuti dengan bantuan atau bimbingan cara penyelesaiannya.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut yang berkelanjutan maka perlu
dicarikan model pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan
kemandirian siswa dalam pembelajaran matematika. Para guru harus berusaha
menyusun dan menerapkan sebagai model yang variasi agar siswa tertarik dan
bersemangat dalam belajar matematika. Salah satu cara yaitu dengan menerapkan
model pembelajaran matematika Advance Organizer dengan peta konsep.
Model pembelajaran Advance Organizer dengan peta konsep adalah
suatu model pembelajaran yang pada prinsipnya siswa dapat menyerap,
mencerna, dan mengingat pelajaran dengan baik dengan menyertai konsep-
konsep yang berupa bentuk, warna, ukuran serta fungsi tertentu.
Model pembelajaran Advance Organizer dengan peta konsep tepat
diterapkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep. Ciri menonjol dari model pembelajaran Advance Organizer terletak pada
pengorganisasian materi pembelajaran yang memungkinkan siswa memahami dan
menguasai konsep-konsep yang diajarkan.
Memperhatikan uraian di atas, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
mendeskripsikan peningkatkan kemandirian siswa melalui metode Advance
Organizer dengan peta konsep.
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain
penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara kepala
sekolah, guru, dan peneliti dalam meningkatkan kemandirian siswa dengan
model pembelajaran Advance Organizer dengan peta konsep. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai
dari a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) mengumpulkan data (observasi), d)
menganalisis data atau informasi untuk memusatkan sejauh mana kelebihan atau
kelemahan tindakan tersebut (Arikunto, 2007:20).
Sebelum merencanakan tindakan kelas diadakan dialog awal yang
dilakukan dengan pengenalan, penyatuan ide, dan berdiskusi membahas masalah
yang terdi di kelas. Ditemukan beberapa masalah diantaranya kurangnya
kemandirian siswa dalam proses pembelajaran matematika.
Perencanaan dan penyusunan yang dilakukan untuk mengadakan tindakan
adalah mengidentifikasi masalah dan siswa yang diharapkan dapat digunakan untuk
merumuskan permasalahan siswa terutama yang berhubungan dengan kemandirian
siswa selama pembelajaran. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan berdasarkan pada
perencanaan. Selanjutnya, dari perencanaan yang ada diimplemetasikan melalui
penerapan metode Advance Organizer dengan peta konsep.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain: 1) Metode observasi untuk mengetahui adanya perubahan perilaku tindak
belajar siswa, peneliti mengamati proses pembelajaran dan penyimpulan data
mengenai segala sesuatu yang terjadi saat proses pembelajaran, baik yang terjadi pada
guru, siswa maupun situasi sekolah, 2) Catatan lapangan digunakan untuk mencatat
kejadian – kejadian penting yang muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung,
model catatan lapangan yang digunakan adalah catatan pengamatan , catatan
pengamatan merupakan catatan tentang siapa, apa, bagaimana suatu kegiatan
manusia, 3) Metode dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh data sekolah,
nama siswa, dan foto proses tindakan penelitian, dokumentasi dalam penelitian ini
berupa RPP, buku-buku, buku presensi. Selanjutnya metode Advance Organizer
dengan peta konsep diaplikasikan pada pembelajaran matematika tentang segiempat
pada siswa kelas VII H SMP Negeri 5 Sukoharjo dengan melibatkan guru pelajaran
matematika.
Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti bersama guru matematika,
untuk menguji validitas data pada penelitian ini digunakan teknik triangulasi
penyidik. Teknik triangulasi penyidik ini dilakukan dengan memanfaatkan
pengamatan lain untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data
Analisis data dilakukan sejak tindakan pembelajaran dilakukan dan
dikembangkan selama proses refleksu sampai proses penyusunan laporan. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian in adalah metode alur yang terdiri dari
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Peneliti hanya bergerak
dianta ketiga komponen analisis ini, sesudah pengumpulan data selesai pada setiap
unitnya dengan menggunakan waktu yang masih tersisa dalam penelitian ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan metode Advance Organizer dengan peta konsep mendapat
tanggapan yang positif dari guru matematika, hal ini terbukti dari adanya peningkatan
indikator-indikator kemandirian siswa dalam pembelajaran matematika yang meliputi
siswa mendiskusikan soal latihan terkontrol, siswa menjawab pertanyaan dari guru,
siswa mengerjakan latihan sendiri tanpa bantuan orang lain.
Hasil penelitiaan tindakan kelas yang dilakukan dapat dituliskan pada tabel 1
berikut ini:
Tabel 1
Kemandirian Siswa Kelas VII H SMP Negeri 5 Sukoharjo
Sebelum dan Sesudah Penelitian
No. Aspek yang diamati Sebelum
Tindakan
Sesudah Tindakan
Putaran I Putaran II
Putaran
III
1. Mendiskusikan soal latihan
terkontrol
12siswa
( 37,50% )
13 siswa
( 40,62% )
14 siswa
( 43,75% )
17 siswa
( 53,12% )
2. Menjawab pertanyaan dari guru 8 siswa
( 25,00% )
9 siswa
( 28,12% )
11 siswa
( 34,37% )
18 siswa
( 56,25% )
3. Mengerjakan soal latihan mandiri
tanpa bantuan orang lain
11 siswa
( 34,37% )
14 siswa
( 43,75% )
18 siswa
( 56,25% )
24 siswa
( 75,00% )
Gambar dibawah ini menunjukkan grafik peningkatan kemandirian siswa
dalam pembelajaran matematika.
Gambar 1 Peningkatan Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika
0
5
10
15
20
25
30
sebelumtindakan
putaran I putaran II putaran III
jum
lah
sis
wa
pelaksanaan tindakan
Grafik Peningkatan Kemandirian Siswa melalui Model
Pembelajaran Advance Organizer dengan peta konsep
Mendiskusikan soalkemampuan
Menjawab pertanyaandari guru
Mengerjakan soaltanpa bantuan oranglain
Hasil penelitian dari 32 siswa dalam pembelajaran matematika tentang
segiempat menunjukkan bahwa semua indikator kemandirian siswa mengalami
peningkatan. Hal ini terbukti dari gambar 1 indikator siswa yang mendiskusikan soal
latihan terkontrol, indikator berani dalam menjawab pertanyaan dari guru secara
individu mengalami peningkatan, indikator mengerjakan soal latihan sendiri tanpa
bantuan orang lain juga mengalami peningkatan.
Pengamatan yang dilakukan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran
menunjukkan bahwa siswa lebih mandiri dalam pembelajaran matematika. Proses
pembelajaran melalui penerapan metode Advance Organizer dengan peta konsep
merupakan upaya untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam pembelajaran
matematika. Penerapan metode Advance Organizer dengan peta konsep dalam
pembelajaran matematika dapat menumbuhkan kemandirian siswa. Penelitian
tindakan kelas telah dilakukan dengan penerapan metode Advance Organizer dengan
peta konsep dalam pembelajaran matematika di kelas VII H SMP Negeri 5 Sukoharjo
diperoleh bahwa kemandirian siswa dalam pembelajaran matematika meningkat.
Tindak mengajar yang telah dilakukan oleh guru matematika kelas VII H di
SMP Negeri 5 Sukoharjo adalah selalu memberikan bimbingan, dan motivasi kepada
siswa agar kemandirian dalam mendiskusikan soal latihan terkotrol, menjawab
pertanyaan dari guru, dan mengerjakan soal latihan mandiri dapat meningkat.
Perubahan tindak belajar yang berkaitan dengan kemandirian siswa dalam
pembelajaran matematika dilaksanakan selama tiga putaran tindakan kelas.
Tanggapan guru kelas setelah penelitian selesai dilaksanakan juga mendukung
hipotesis ini. Guru kelas yang terlibat dalam penelitian mengatakan bahwa
kemandirian siswa dalam pembelajaran matematika meningkat setelah dilakukan
tindakan. Hal ini berarti bahwa hipotesis tindakan yang diajukan dapat diterima
dengan didukung hasil penelitian yang relevan.
Menurut Yuliani (2007:4), ciri menonjol dari model pembelajaran Advance
Organizer terletak pada pengorganisasian materi pembelajaran yang memungkinkan
siswa memahami dan menguasai konsep-konsep yang diajarkan.
Model Advance Organizer diartikan sebagai suatu model pembelajaran
yang pada prinsipnya siswa dapat menyerap, mencerna, dan mengingat bahan
pelajaran dengan baik dalam kegiatannya siswa dapat menjelaskan kembali materi
tersebut. Advance Organizer berupa kerangka-kerangka dasar materi yang akan
dipresentasikan. Isinya berupa penjelasan, integrasi dan interelasi konsep-konsep
dasar dengan struktur organisasi tertinggi dan umum dari materi yang akan diajarkan
(Retnanto,2003:17).
Sedangkan peta konsep adalah suatu cara memperlihatkan konsep-konsep
dan proposisi suatu bidang studi, diantaranya bidang studi fisika, matematika,
biologi, kimia, ekonomi, dan lain-lain. Yang menyertai konsep-konsep dapat
berupa bentuk, warna, ukuran serta fungsi. Mengemukakan konsep-konsep
merupakan dasar berfikir untuk belajar aturan dan untuk memecahkan masalah
(Anwarholil, 2008:2).
Paryanto (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa dalam
pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran Advance
Organizer dengan peta konsep dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Adapun persamaan dengan penelitian ini adalah metode yang digunakan yaitu
Advance Organizer dengan peta konsep. Sedangkan perbedaannya terletak pada
variabel yang ditingkatkan, dalam penelitian ini variabel yang ditingkatkan adalah
kemandirian siswa sedangkan dalam penelitian Paryanto variabel yang ditingkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam penelitian yang telah dilakukan
peneliti, berarti peneliti memperkuat penelitian-penelitian terdahulu dan memperkuat
pendapat para ahli. Penerapan metode Advance Organizer dengan peta konsep telah
meningkatkan kemandirian siswa kelas VII H SMP Negeri 5 Sukoharjo. Hal ini
mendukung diterimanya hipotesis penelitian tindakan kelas yaitu jika pada
pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran Advance Organizer
dengan peta konsep maka kemandirian siswa dalam belajar matematika akan
meningkat. Hal ini dapat memberikan kontribusi yang penting dalam siswa dan
mampu meningkatkan kemandirian siswa dalam pembelajaran matematika.
SIMPULAN
Proses pembelajaran dalam upaya peningkatan kemandirian belajar siswa
dalam pembelajaran metematika melalui model pembelajaran Advance Organizer
dengan peta konsep pada materi menggunakan rumus keliling dan luas segiempat
dalam pemecahan masalah dilakukan dengan cara guru menyajikan pertanyaan yang
sifatnya menuntun dan mengamati sehingga terjadi proses berfikir yang mengaitkan
pengetahuan siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang
dipelajari. Siswa mengkonstruksi konsep, prinsip, aturan menjadi pengetahuan baru.
Kemandirian belajar siswa meningkat dengan adanya tindakan yang telah
dilaksanakan. Peningkatan kemandirian siswa dalam pembelajaran matematika
melalui model pembelajaran Advance Organizer dengan peta konsep dapat dilihat
dari peningkatan beberapa aspek yaitu kemandirian siswa dalam mendiskusikan soal
latihan terkontrol, menjawab pertanyaan dari guru, dan mengerjakan soal latihan
mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Anwarholil. 2008. Peta Konsep Untuk Menpermudah Konsep Sulit Dalam
Pembelajaran. http://aryes-hidayat.blogspot.com/2008/01/model-pembelajaran-
advenceorganizer.html. diakses 5 Maret 2012.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
Haris Mudjiman. (2009). Belajar Mandiri. Surakarta: UNS Press.
Ikapi. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Nuansa Aulia.
Paryanto. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Peta
Konsep Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Matematika. Skripsi: UMS (tidak diterbitkan).
Retnanto, Agus. 2003. Pengaruh Penggunaan Advance Organizer Pada Bahan
Ajar IPS dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS_Sejarah
Siswa SLTP Negeri Rembang. TESIS. Surakarta : Program Pasca Sarjana
UNS. (Tidak diterbitkan)
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALPHABET.
Sanjaya, Yeni. 2009. Model Pembelajaran Advance Organizer dengan peta konsep
untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Matematika di Kelas VII SM
Muhammadiyah 2 Surakarta . Skripsi: UMS (tidak diterbitkan).
Setyawan, Agung. 2010. Pembelajaran Model Advance Organizer dengan peta
konsep untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Skripsi: UMS (tidak
diterbitkan).