Post on 10-Mar-2019
UPAYA KEPALA SEKOLAH DAN GURU PAI DALAM
MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK DI
SMAN 12 KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan Islam
Oleh
KOMARIYAH
109011000261
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAHJAKARTA
2014
KATA PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, Subhanallah penulis ucapkan kepada Engkau Ya Rabb yang
Maha Rahman Maha Rahim, karena atas Engkaulah penulis di beri kelancaran
dalam menyelesaikan tugas akhir penulis.
Ku persembahkan jerih payahku ini untuk orang-orang yang sangat aku cintai
untuk kedua orangtua, adik-adik ku serta sahabat-sahabat yang selalu memberiku
motivasi, dukungan, nasehat-nasehat sehingga aku dapat menyelesaikan tugas
akhir ku ini.
Semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik untuk kita semua. Amin Ya
Robbal’alamin.
i
ABSTRAK
Komariyah (109011000261). Upaya Kepala Seekolah dan Guru PAI Dalam
Membentuk Karakter Peserta Didik di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan.
Kata kunci : Upaya Sekolah Dalam Mengembangkan Karakter Anak Didik
Karakter bangsa merupakan sebuah keniscayaan untuk segera dilaksanakan.
Ia menjadi pilar penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karakter
bangsa ibarant kemudi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Walaupun
begitu penting, ternyata keajegan perhatian terhadap pembangunan karakter
bangsa belum terjaga dengan baik, sehingga hasilnya belum optimal.
Padahal karakter bangsa merupakan amanat pendiri Negara dan telah dimulai
sejak awal kemerdekaan. Dalam sebuah pidatonya pendiri Negara pernah
berpesan bahwa tugas bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaannya adalah
mengutamakan pelaksanaan nation and character building.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kepala sekolah dan guru
pendidikan agama islam yang melakukan pengembangan karakter telah berhasil
terbentuk pada diri siswa atau siswi SMAN 12 Kota Tangerang Selatan.
Untuk memperoleh hasil tersebut penulis menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dan
pengamatan/ observasi langsung. Penulis melakukan observasi langsung di
SMAN 12 Kota Tangerang Selatan.
ii
ABSTRAC
Komariyah (109011000261). Efforts Principal and Teacher In Shaping
Character PAI Students at SMAN 12 South Tangerang City.
Keywords: School Efforts In Developing Character in Students The
character of a nation is a necessity to begin immediately. The character of the
nation ibarant steering in national life. Although it is so important, it turns
constancy of attention to the development of national character has not been
properly maintained, so the results are not optimal.
Though the character of a nation is the mandate of the founders of the
State and has started since the beginning of independence. In a speech Founding
Fathers never told that the task of filling in the independence of Indonesia is
prioritizing the implementation of nation and character building.
This study aims to determine whether principals and teachers of Islamic
religious education is to develop the character has been formed on the student or
students of SMAN 12 South Tangerang City.
To obtain these results the author uses descriptive qualitative method of
data collection was conducted interviews and observation / direct observation.
The author conducted a direct observation at SMAN 12 South Tangerang City.
Based on the results obtained that information and observations about
character formation of students is already well under way by means of
habituation in everyday life in the school environment and also pointed out that
well to the students of the teachers.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam kami curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, sebagai utusannya yang telah membawa manusia dari jalan
yang sesat hingga menuju jalan yang lurus.
Tujuan penulisan skripsi ini dibuat sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Program Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif HidyatullahJakarta. Sebagai bahan penulisan diambil
berdasarkan hasil penelitian (eksperimen), observasi dan beberapa sumber literatur
yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan
dorongan dari semua pihak, maka penulisan skripsi ini tidak akan lancer. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Nurlena Rifa’i,MA. Ph.D
2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag
3. Ucapan terima kasih kepada sekertariat Jurusan Ibu Marhamah Saleh, Lc. M.A
4. Abdul Ghofur M.A yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
membimbing skripsi ini sampai selesai.
5. Seluruh dosen – dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
6. Bapak H.M. Syamsudin, H.S, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 12 Kota
Tangerang Selatan.
7. Siswa dan Siswi khususnya kelas XII IPA dan IPS SMA Negeri 12 Kota
Tangerang Selatan.
8. Orang tua tercinta Salawi dan Nursiyah dan adik-adikku yang telah memberikan
dukungan moral maupun spritual.
iv
9. Teman-teman mahasiswa PAI kelas G dan FIQIH A Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Sahabat-sahabat setia yang selalu memberikan semangat
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga
terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca yang berminat pada umumnya.
Jakarta, 02 Mei 2014
Komariyah
v
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL SKRIPSI
LEMBAR PERSEMBAHAN
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ........................................................................................ i
ABSTRAC ........................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ......................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ....................................................... 5
D. Perumusan Masalah ......................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. KARAKTER ................................................................... 8
1. Pengertian Karakter ................................................ 9
2. Karakter yang Dikembangkan Kemendiknas .......... 11
3. Tujuan Pendidikan Karakter .................................... 19
4. Komponen Pendukung dalam Pendidikan Karakter . 22
vi
B. KEPALA SEKOLAH DAN GURU ................................ 25
1. Pengertian Kepala Sekolah ...................................... 25
a. Keriteria Kepala Sekolah ................................... 25
b. Peran Kepala Sekolah ....................................... 25
2. Pengertian Guru ...................................................... 29
C. PESERTA DIDIK ........................................................... 29
1. Pengertian Peserta Didik ........................................ 29
2. Pandangan Tentang Peserta Didik ........................... 30
3. Hal-hal yang Perlu Dikenal dari Peserta Didik ........ 31
4. Karakter yang Harus Dimiliki Peserta Didik ........... 32
5. Etika Murid ............................................................ 33
6. Disiplin Pesera Didik .............................................. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 37
B. Metodologi Penelitian .................................................. 37
C. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 38
D. Sumber Data ................................................................... 43
E. Keabsahan Data .............................................................. 44
F. Metode Analisis Data .................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Sekolah .......................................................... 46
1. Sejarah Sekolah ..................................................... 46
2. Visi dan Misi Sekolah ............................................ 47
B. Deskripsi Data ............................................................ 47
C. Pembahasan ................................................................. 49
1. Karakter yang Dibentuk Kepala Sekolah dan Guru PAI
Kepada Peserta Didik .............................................. 49
a. Kedisiplinan Siswa ........................................... 49
a) Masuk Sekolah Tepat Pada Waktunya ......... 49
vii
b) Memakai Atribut Lengkap ......................... 50
c) Memakai Seragam yang Telah Ditentukan
Sekolah ...................................................... 51
d) Absensi Siswa ........................................... 51
b. Nilai Keagamaan ............................................. 50
a) Pengajian Jumat .......................................... 52
b) Istigosah ..................................................... 52
c) Sholat Berjamaah ........................................ 53
d) Sholat Duhha ............................................. 53
e) Kegiatan Eskul Rohis .................................. 53
f) Salam, Sopan, Santun, Sapa, Senyum .......... 54
c. Kejujuran .......................................................... 54
d. Kreativitas ........................................................ 55
e. Peduli Lingkungan ............................................ 56
2. Larangan yang Berlaku Disekolah ........................... 56
a. Kehadiran siswa .............................................. 57
b. Pakaian ............................................................ 58
c. Kepribadian ....................................................... 59
d. Ketertiban ...................................................... 60
e. Merokok .......................................................... 62
f. Bacaan Porno ................................................... 62
g. Tawuran .......................................................... 63
h. Ancaman Dengan Kekerasan ............................ 64
i. Perjudian/ Miras/ Narkoba ................................. 64
j. Senjata Tajam .................................................. 65
3. Upaya yang Dilakukan Sekolah dalam Membentuk
Karater Peserta Didik .............................................. 66
viii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 67
B. Saran .............................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 69
SURAT KETERANGAN IZIN PENELITIAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar. Halaman
1. Gambar 4. 1 Struktur Organisasi SMA Negeri 12 Kota Tangsel .................. 113
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel 3.1 Instrumen wawancara Siswa .......................................................... 39
2. Tabel 3.2 Instrumen wawancara kepala sekolah dan guru .............................. 40
3. Tabel 4.7 Kehadiran ...................................................................................... 57
4. Tabel 4.8 Pakaian .......................................................................................... 58
5. Tabel 4.9 Kepribadian ................................................................................... 59
6. Tabel 4.10 Ketertiban .................................................................................... 61
7. Tabel 4.11 Merokok ...................................................................................... 62
8. Tabel 4.12 Bacaan Porno............................................................................... 63
9. Tabel 4.13 Tawuran ...................................................................................... 63
10. Tabel 4.14 Ancaman dengan Kekerasan ........................................................ 64
11. Tabel 4.15 Perjudian/Minuman Keras/Narkoba ............................................. 65
12. Tabel 4.16 Senjata Tajam .............................................................................. 65
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran. Halaman
1. Lampiran 1: Instrumen wawancara siswa .................................................. 71
2. Lampiran 2: Instrumen wawancara guru .................................................... 73
3. Lampiran 3: Hasil Wawancara Wakil Bidang Kesiswaan .......................... 75
4. Lampiran 4: Hasil Wawancara Wakil bidang Kurikulum ............................ 80
5. Lampiran 5: Hasil Wawancara Siswa XII IPA 1 ......................................... 84
6. Lampiran 6: Hasil Wawancara Siswa XII IPS 1 .......................................... 86
7. Lampiran 7: Hasil Wawancara siswa XII IPS 2 ......................................... 88
8. Lampiran 8: Hasil Wawancara Siswa XII IPS 2 ......................................... 91
9. Lampiran 9: Catatan Lapangan 1 ................................................................ 93
10. Lampiran 10: Catatan Lapangan 2 .............................................................. 94
11. Lampiran 11: Catatan Lapangan 3 .............................................................. 97
12. Lampiran 12: Catatan Lapangan 4 .............................................................. 98
13. Lampiran 13: Catatan Lampiran 5 .............................................................. 100
14. Lampiran 14: Catatan Lapangan 6 .............................................................. 101
15. Lampiran 15: Catatan Lapangan 7 .............................................................. 102
16. Lampiran 16: Catatan Lapangan 8 .............................................................. 103
17. Lampiran 17: Catatan Lapangan 9 .............................................................. 104
18. Lampiran 18: Catatan Lampiran 10 ............................................................ 106
19. Lampiran 19: Catatan Lapangan 11 ............................................................ 107
20. Lampiran 20: Catatan Lapangan 12 ............................................................ 108
21. Lampiran 21: Catatan Lapangan 13 ............................................................ 109
22. Lampiran 22: Hasil Wawancara Guru PAI ................................................ 110
23. Lampiran 24: Struktur Organisasi Sekolah ................................................ 113
24. Lampiran 23: Daftar Siswa Yang Mengikuti Kegiatan ROHIS ................... 120
25. Lampiran 23:Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karakter bangsa sebuah keniscayaan untuk segera dilaksanakan. Ia menjadi
pilar penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karakter bangsa ibarat
kemudi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Walaupun begitu penting,
ternyata keajegan perhatian terhadap pembangunan karakter bangsa belum terjaga
dengan baik, sehingga hasilnya belum optimal.
Karakter bangsa merupakan salah satu amanat pendiri Negara dan telah
dimulai sejak awal kemerdekaan. Dalam sebuah pidatonya, pendiri Negara pernah
berpesan bahwa tugas bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaannya adalah
mengutamakan pelaksanaan nation and character building. Bahkan beliau telah
wanti-wanti “ jika pembangunan karakter bangsa tidak berhasil, maka bangsa
Indonesia akan menjadi bangsa kuli”.1
Terkait dengan penyalah gunaan narkotika, Badan Narkotika Nasional pada
tahun 2009 mencatat adanya 3,6 juta pengguna narkoba di Indonesia, dan 41%
diantara mereka pertama kali mencoba narkoba di usia 16-18 tahun, yakni usia
remaja SMP dan SMA, Persoalan yang cukup meresahkan juga antara lain
maraknya tawuran antar pelajar, dan lebih memprihatinkan lagi ketika korupsi
sudah menjadi budaya. Data tentang korupsi pejabat, misalnya, dari hasil riset
yang di lakukan Transparency International Corruption Perceptions Indeks 2009
masih menempatkan Indonesia pada peringkat yang sangat memperihatinkan.
Melihat penomena seperti ini, wajar jika pemerintah menjadikan pendidikan
karakter sebagai program unggulan. Ini artinya pemerintah serius menangani
persoalan bangsa. Tidak ingin bangsa ini menjadi bangsa kuli. Tidak ingin bangsa
ini terpuruk nilai-nilai moral yang berakibat rusaknya sendi-sendi tatanan bangsa.2
Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu mencapai
perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, dan melalui
1NajibSulhan, Pengembangan Karater dan Budaya Bangsa, (Surabaya: PT. JePe Media
Utama, 2011) hal. 2
2Ibid.,h. 4
2
pendidikan dapat diwujudkan generasi muda yang berkualitas baik dalam bidang
akademis, religious maupun moral. Hal ini erat kaitanya dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini menjadi penting
untuk diperhatikan bahwa pembentukan karakter siswa jauh lebih penting dari
pada menyehatkan badannya, mengisi otaknya dan membuatnya menjadi manusia
yang cakap.3
Jika sejak masa kanak-kanaknya, anak tumbuh berkembang dengan berpijak
pada landasan iman kepada Allah dan terdidik untuk selalu takut, ingat, bersandar,
meminta pertolongan dan respon secara instingtif di dalam menerima setiap
keutamaan dan kemuliaan, di samping terbiasa melakukan akhlak mulia. Sebab,
benteng pertahanan religious yang berakar pada hati sanubarinya, kebiasaan
mengingat Allah yang telah di hayati dalam dirinya dan introspeksi diri yang telah
menguasai seluruh pikiran dan perasaannya, telah memisahkan anak dari sifat-
sifat negative, kebiasaan-kebiasaan dosa dan tradisi-tardisi jahiliyah yang rusak.
Bahkan penerimaannya setiap pada kebaikan akan menjadi salah satu
kebiasaannya dan kesenangannya terhadap keutamaan, dan kemuliaan akan
menjadi sifat yang menonjol.
Hal ini telah dibuktikan oleh berhasilnya eksperimen secara praktis yang di
lakukan oleh kebnyakan orang tua beragama bersama anak-anaknya, dan
kebanyakan pendidik bersama murid-muridnya. eksperimen ini telah di kenal di
dalam perjalanan hidup kaum salaf, seperti telah di uraikan dalam sikap
Muhammad bin Siwar terhadap Putra saudara dari wanitanya At-Tusturi, ketika ia
mendidik dengan landasan iman dan memperbaiki diri dari tabiatnya. Kita telah
mengetahui bahwa diri At-Tusturi menjadi baik karena pamannya telah mendidik
atas dasar selalu ingat dan takut kepada Allah, yaitu memerintahkannya untuk
3Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3
selalu mengulang kata-kata “Allah selalu bersamaku, Allah melihatku, Allah
menyaksikanku”.
Jika pendidikan anak jauh dari akidah Islam, terlepas dari arahan religious
dan tidak berhubungan dengan Allah, maka tidak di ragukan lagi bahwa anak akan
tumbuh dewasa diatas dasar kefasikan, penyimpangan, kesesatan dan kekafiran.
Bahkan ia akan mengikuti hawa nafsu dan bergerak dengan motoh nafsu negatif
dan bisikan-bisikan setan sesuai dengan tabiat, fisik, keinginan dan tuntutannya
yang rendah.4 Tugas kita sebagai pendidik adalah meluruskan kekeliruan itu
dengan menerapkan pendidikan karakter di lembaga sekolah, agar anak tumbuh
menjadi manusia yang berguna bagi Nusa, Bangsa dan Agama serta orang tua
mereka.
Sekolah sebagai institusi pendidikan yang merupakan wadah tempat peroses
pendidikan dilakukan, memiliki system yang kompleks dan dinamis. Dalam
kegiatan sekolah bukan hanya sekedar tempat berkumpul guru dan murid, tetapi
sekolah berada dalam satu tatanan system yang rumit dan saling berkaitan. Oleh
karena itu sekolah di pandang sebagai suatu organisasi yang membutuhkan
pengelolaan. Kegiatan sekolah ini adalah mengelola sumber daya manusia yang di
harapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi dengan tuntunan
kebutuhan masyarakat bangsa perlu di kelola,di atur, di catat dan di berdayakan
agar dapak menghailkan prodek atau hasil secara optimal.5
Begitu besar peran seorang guru dalam menghadapi satu perubahan.
Masyarakat bahkan Negara sangat menaruh harapan terhadap guru. Guru tidak
lagi sebagai pengajar di kelas untuk mencerdaskan anak didik dengan muatan
materi akademik. Di pundak guru ada tanggung jawab untuk mengubah kondisi
masyarakat yang carut marut. Guru kini berperan sebagai agen perubahan.
Dengan demikian seorang guru di tuntut memiliki jiwa hijrah. Guru harus selalu
melakukan perubahan-perubahan. Tentunya perubahan kearah positif.6
4Abdullah Nashih „Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, (Asy-Syifa:
Semarang, 1981). hal. 174 5 Toni D. Widiastono, pendidikan manusia Indonesia, (Jakarta: PT. Kompas Media
Nusantara, 2004), Hal. 253
6Sulhan, op. cit., h. 198
4
Untuk menjadi agen perubahan, maka guru di tuntut untuk mampu
memaknai fungsi dan tujuan pendidikan. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan dalam bab II, pasal 3:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak yang mulia, sehat, berilmu, cakep, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.7
Guru dalam hal ini tidak hanya mentrasfer ilmu kepada anak didik. Guru
menyiapkan anak-anak untuk persiapan kedepan. Persiapan menghadapi
tantangan dan perubahan yang terus menerus. Fungsi dan tujuan pendidikan yang
di amanatkan lewat Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional cukup berat,
tetapi itu sangat mulia. Hanya orang-orang yang memiliki jiwa yang tulus dan
bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi pendidikan yang mampu
menghasilakan generasi yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Guru yang menyadari tentang tanggung jawabnya sebagai agen perubahan
tidak akan berhenti untuk berbenah diri. Guru yang menjadi agen perubahan
menyadari bahwa hakikatnya yang abadi adalah adalah perubahan. Jika tidak mau
menyadari tentang perubahan maka akan di gilas dengan perubahan. Amanat
undang-undang ini sangat jelas bahwa kemampuan anak, watak anak di bangun
lewat pendidikan. Begitu juga peradaban bangsa yang bermartabat, semua itu juga
di bangun lewat pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Itulah
fungsi yang di jalankan oleh pendidikan. Jika itu semua tidak bisa di laksanakan,
maka fungsi pendidikan gagal.
Begitu juga tujuan yang di harapkan di dalam pendidikan. Potensi peserta
didik di kembangkan agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, beakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.8
7Ibid., h. 199
8 Ibid., h. 198
5
Seseorang di anggap memiliki akhlak mulia apabila ia mempunyai
pengetahuan yang mendalam tentang potensi dirinya serta mampu mewujudkan
potensi itu dalam sikap dean tingkah lakunya. Adapun ciri yang dapat di cermati
pada seseorang yang mampu memanfaatkan potensi dirinya adalah terpupuknya
sikap terpuji, seperti penuh reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis,
kreatif-inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar,
berhati-hati, rela berkorban, berani, dapat di percaya, jujur, menepati janji, adil,
rendah hati, malu berbuat salah, dll.9
Berdasarkan latar belakang masalah ini penulis mengangkat permasalahan
ini dalam penulisan skripsi yang berjudul “Upaya Kepala Sekolah dan Guru
PAI Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik di SMA Negeri 12 Kota
Tangsel”
B. Identifikasi Masalah
1. Masih banyak siswa yang tidak jujur kepada orangtuanya
2. Masih banyak siswa yang tidak di siplin di sekolah
3. Pendidikan anak jauh dari akidah Islam
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, untuk menghindari kekeliruan dan
ketidaklarasan antara pembahasan dengan pokok masalah, maka dari judul ini
penulis membatasi masalahnya sebagai berikut:
1. Upaya- upaya yang di lakukan kepala sekolah dn guru pai dalam
membangun karakter peserta didik adalah kedisiplinan para murid dari
mulai masuk kelingkungan sekolah, cara berpakaian, menjaga kebersihan
lingkungan sekolah, tanggung jawab, membiasakan salam saat bertemu
guru, senyum, menyapa dan menegur.
2. Karakter yang di maksud disini adalah karakter yang di kembangkan
Kemendiknas. Adapun karakter yang termasuk di dalamnya yaitu: religius,
9 Nurla Isna Aunillah, Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: Laksana,
2011) Hal. 20
6
jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, menghargai prestasi,
bersahabat, komunikatif dll.
3. Peserta didik yang di maksud disini adalah seluruh peserta didik SMAN 12
kelas XII.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses yang di capai dalam membentuk karakter peserta
didik di SMA Negeri 12 Tangsel?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menanamkan karakter
pada peserta didik?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan identifikasi dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan
penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui upaya kepala sekolahdan guru PAI dalam
membentuk karakter peserta didik di SMAN 12 Kota Tangerang
Selatan.
b. Untuk menegethui faktor pendukung dan penghambat dalam
membentuk karakter peserta didik di SMAN 12 Kota Tangerang
Selatan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:
a. Sekolah
Dapat digunakan sebagai acuan atau masukan untuk meningkatkan
upaya-upaya yang harus dilakukan dalam pengembangan karakter
pada siswa di SMA Negeri 12 Tangsel khususnya dan bagi
pendidikan pada umumnya.
7
b. Peneliti
Menambah pengetahuan penulis tentang uapaya sekolah dalam
menjalankan dan mengembangkan karakteristik peserta didik.
c. Masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat agar supaya dapat
menanamkan karakter sedini mungkin dan agar dapat terus
mengembangkan karakter yang dimiliki oleh anak-anak di sekitarnya.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Karakter
Karakter memberikan gambaran tentang suatu bangsa, sebagai penanda,
penciri sekaligus pembeda suatu bangsa dengan bangsa lainnya. Karakter
meberikan arahan tentang bagaimana bangsa itu menapaki dan melewati suatu
jaman dan mengantarkannya pada suatu drajat tertentu. Bangsa yang besar adalah
bangsa yang memiliki karakter yang mampu membangun sebuah peradaban besar
yang kemudian mempengaruhi perkembangan dunia. Demikian yang pernah
terjadi dalam sebuah perjanan sejarah.1
Nabi Muhammad SAW sebagai manusia sempurna yang pernah hidup dimuka
bumi telah memberikan contoh keteladanan bagaimana membangun sebuah
karakter bangsa yang mempengaruhi dunia. Sehingga Michael H. Hart penulis
buku 100 tokor berpengaruh di dunia menempatkan nabi Muhammad sebagai
manusia paling berpengaruh sepanjang sejarah kemanusiaan, karena mampu
mengubah sebuah sebuah wajah karakter masyarakat dari realitas masyarakat
yang sangat tidak beradab, suka menyembah patung suatu produk manusia yang
disembahnya sendiri, suka berjudi, suka membunuh anak perempuannya karena
dianggap melemahkan citra diri keluarga besar, member penghargaan atas wanita
dengan cara yang sangat murah dan keji, memperjual belikan manusia dengan
system perbudakan dengan menjadi peradaban dan bermoral. Semua realitas itu
kemudian diubah dengan cara yang sangat indah dan cerdas melalui keteladanan
dan dibangun karakter masyarakatnya, kemudian mampu mempengaruhi karakter
bangsanya sehingga dapat diakui dalam persatuan sebuah kawasan bahkan hingga
mampu mengubah sejarah perjalanan dunia.2
Peran sekolah sangat penting dalam usaha pembentukan karakter. Dalam
konteks tersebut, pendidikan karakter adalah usaha sekolah yang dilakukan
1Muwafik Shaleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani (Pendidikan Karakter Untuk
Generasi Bangsa), (Jakarta: Erlangga, 2012). h. 2
2Muwafik Shaleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani (Pendidikan Karakter Untuk
Generasi Bangsa)… h. 2
9
bersama dengan guru, pemimpin sekolah dan seluruh warga sekolah, meliputi
semua kegiatan sekolah untuk membentuk akhlak, watak atau kepribadian peserta
didik melalui berbagai kebaikan yang terdapat dalam ajaran agama. Bagi yang
beragama islam, mereka senantiasa menjadikan al-Quran dan Sunnah sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.3
1. Pengertian Karakter
Karakter menurut kamus besar indonesia di artikan sebagai sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang
lain. Karakter juga bisa di artikan tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang
selalu di lakukan atau kebiasaan. Karakter juga di artikan watak, yaitu sifat
batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku atau
kepribadian.4
Karakter adalah atribut atau cirri-ciri yang membentuk dan membedakan
cirri pribadi, cirri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang, suatu klompok
atau bangsa. Sementara itu The Free Dictionary dalam situs Onlinenya yang
dapat di unduh secara bebas mendefinisikan karakter sebagai suatu kombinasi
kualitas atau cirri-ciri yang membedakan seseorang atau kelompok atau suatu
benda dengan yang lain. Karakter juga didefinisikan sebagai suatu deskripsi
dan atribut, cirri-ciri atau kemampuan seseorang.5
Rumusan dari kementrian pendidikan nasional, khususnya direktorat
pendidikan tinggi menjelaskan bahwa secara umum arti karakter adalah
karakter mendemonstrasikan etika atau sistem nilai personal yang ideal (bai
dan penting) untuk eksistensi diri dan berhubungan dengan orang lain.
Pengertian secara khusus karakter adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai
kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik
terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam prilaku.6
3Annas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter (pendidikan berbasis agama
dan budaya), (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 45
4Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan, (Surabaya: JePe Press Media Utama, 2011), h. 201
5Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 42
6Annas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter (pendidikan berbasis agama
dan budaya)…h. 42
10
Karakter adalah menejmen untuk membangun prilaku yang mulia, bukan
bersifat normatif dan basa-basi. Karakter adalah pengawalan untuk
membangun kebiasaan agar tau nilai-nilai kebenaran, dan terbiasa untuk selalu
mengamalkan kebenaran yang diyakini.7
Kemendiknas (2010) menjelaskan bahwa karakter adalah “watak, tabiat,
akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi
barbagai kebijakan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara
pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebijakan terdiri atas sejumlah
nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan
hormat kepada orang lain”. Interaksi seseorang dengan orang lain
menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa.8
Pengertian karakter menurut pusat bahasa Depdiknas bawaan, hati, jiwa,
kepribadian, budi pekerti, prilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan
watak. Lain halnya dengan pendapat Tadzkiroatun Musfiroh, menurutnya
“karakter mengacu pada serangkaian sikap (attitudes), prilaku (behaviors),
motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Maka katakter itu sendiri
berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai atau
memfokuskan pada aplikasi nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
tingkahlaku, sihingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus, dan berprilaku
jelek di katakana sebagai orang yang memiliki karakter jelek. Sebaliknya
orang yang berprilaku sesuai dengan kaidah moral dinamakan berkarakter
mulia”.9
Seorang filsuf Yunani kuno bernama Aristoteles mendefinisikan karakter
yang baik sehingga melakukan dengan tindakan-tindakan yang benar
sehubung dengan diri seseorang dan orang lain. Aristoteles mengingatkan
kepada kita tentang cnderung apa yang kita lupakan dimasa sekarang ini. .
kehidupan yang berbudi luhur termasuk kebaikan yang berorientasi pada diri
7Ibid., h. 21
8 Syamsu Yusuf & Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik(Jakarta: Rajawali Pres,
2011), Hal. 32
9Nurla Isna Aunillah, menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: Laksana,
2011) Hal. 19
11
sendiri (seperti control diri dan moderasi) sebagaimana halnya dengan
kebaikan yang berorientasi pada hal lainya (seperti kemurahan hati dan belas
kasihan), dan kedua jenis kebaikan ini berhubungan.10
Karakter bangsa sebuah keniscayaan untuk segera di laksanakan. Ia
menjadi pilar penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Walaupun
begitu penting, ternyata keajegan perhatian terhadap pembangunan karakter
bangsa belum terjaga dengan baik, sehingga hasilnya belum optimal.
Karakter bangsa merupakan salah satu amanat pendiri Negara dan telah di
mulai sejak awal kemerdekaan. Dalam sebuah pidatonya, pendiri Negara
pernah berpesan bahwa tugas bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan
adalah mengutamakan pelaksanaan nation and character building. Bahkan
beliau telah wanti-wanti, ”jika pembangunan karakter bangsa tidak berhasil,
maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli.”11
2. Karakter yang di Kembangkan Kemendiknas (2010)
Jems Fowler (Santrock, 1999a: 235) menyatakan bahwa setiap tahap
perkembangan manusia akan menentukan karaktristik terhadap perkembangan
keagamaan seseorang. Menurut James Fowler (dalam dacey&lenon, 1998) ada
enam tahap perkembangan keagamaan yaitu: (1) intuitive-projective faith
(iman intuitif-proyektif), (2) mythical-literal faith (3) poetic-conventional
faith, (4)individuating-reflective faith, (5) paradoxical-consolidation faith, (6)
universalizing faith. Dengan mengetahui tahap perkembangannya, akan
diketahui bagaimana memberikan langkah strategi pendidikan keagamaan
secara tepat terhadap individu. Selain itu motif-motif keagamaan seringkali
dijadikan dasar penentu sikap, pemikiran maupun prilaku seseorang.12
Kemendiknas 2010 menyatakan bahwa nilai-nilai yang di kembangkan
dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa di identifikasikan dari sumber-
sumber berikut:
10Thomas Lickona, Educating For Character (Mendidik Untuk Membentu Karakter), (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2012), h. 81
11 Najib Sulhan, Pengembangan Karakter dan Budaya Bangsa Sinergi Sekolah dan
Rumah,(Surabaya:JePe Press Media Utama) h. 1-2
12
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama,(Bandung: PT. Refika
Aditama, 2007), Cet. 1, h. 13
12
a. Agama
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragama. Oleh
karena itu, kehidupan individu masyarakat dan bangsa selalu di dasari
pada ajaran agama dan kepercayaan.
b. Pancasila
Negara kesatuan Republik indonesi ditegakan atas prinsip-prinsip
kehidupan bangsa dan kenegaraan yang di sebut pancasila. Artinya
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi nilai-nilai yang
mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya
dan seni.
Pancasila yang dimaksud yang dimaksud disini adalah pancasila
yang dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan
permusyawaratan/ perwakilan
5) Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Pacasila adalah falsafah yang identic dengan pandangan hidup
bangsa Indonesia juga sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
Sebagai falsafah Bangsa Idonesia Pancasila merupakan sumber
kehidupan bernegara. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia berisikan ajaran yang mengandung nilai-nilai luhur yang
terkristalisasi dalam sila-silanya.13
c. Budaya
Sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup
bermasyarakat yang tidak di dasari oleh nilai-nilai budaya yang di akui
oleh masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu di jadikan dasar dalam
pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi
antar anggota masyarakat itu.
13
d. Tujuan pendidikan Nasional
Sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga Negara
Indonesia, di kembangkan oleh berbagai suatu pendidikan di berbagai
jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai
kemanusiaan yang harus dimiliki warga Negara.14
Berdasarkan keempat sumber nilai diatas, teridentifikasi sejumlah nilai
untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut:15
1) Religius
Sikap dan perilaku yang patut dalam melaksanakan ajaran
agama yang di anutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah lain,
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Keterlibatan dan kepekaan social dapat menjadi sarana untuk
mengembangkan sikap religiusitas. Melihat keprihatinan dan
penderitaan hadup manusia, ajaran agama manapun akan mengajak
dan mendesak penganutmya untuk bertindak baik. Kegiatan social
kemanusiaan menjadi tempat untuk mewujudkan religiusitas anak
secara bersama dari berbagai macam agama dan kepercayaan yang
ada. Kepekaan dan keterlibatan untuk membantu orang yang
menderita merupakan panggilan bersama umat beragama.
Perwujudan dari ajaran agama akan menjadi nayat dalam
tindakan yang juga menyatukan semua orang dalam keprihatinan
yang sama. Perbuatan baik semacam ini merupakan amal baik
sesama yang juga menjadi ajaran dan tuntutan semua agama untuk
dilaksanakan oleh para pemeluk dan penganutnya.16
14Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2011), h. 33
15
Ibid., h. 34
16 Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Persepektif Perubahan, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2011), cet. 3, h. 56
14
2) Jujur
prilaku yang di dasarkan pada upaya yang menjadikan dirinya
sebagai seorang yang selalu dapat di percaya dalam perkataan,
tindakan dan pekerjaan.17
Banyaknya persoalan yang terjadi dinegara kita saat ini antara
lain disebabkan oleh semakin menipisnya kejujuran. Bahkan, dapat
dikatakan bahwa kejujuran termasuk salah satu sendi utama yang
bias menopang tegaknya sendi-sendi kehidupan. Sebagai contoh,
pejabat yang tidak jujur membuat ia berbuat korupsi, pelajar yang
tidak jujur menyebabkan ia mencontek.18
Mengingat kejujuran merupakan salah satu sikap yang penting
dimiliki oleh semua lapisan masyarakat, maka perlu bagi sekolah
untuk menanamkan sikap ini kepada para peserta didik agar mereka
memahami pentingnya bersikap jujur sejak dini.19
Dalam membentuk karakter jujur pada peserta didik tidak dapat
dilakukan dengan cara yang instan. Sebab di lakukan proses yang
panjang dan konsisten agar bisa menanamkan sikap jujur sehingga
karakter tersebut mampu benar-benar menjadi karakter setiap
peserta didik.
3) Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
4) Disiplin
Tindakan yang menunjukan prilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.20
Tidak sedikit guru yang merasa
kewalahan dalam menghadapi peserta didik yang sulit diatur,
17 Yusuf dan Sugandhi. Loc. Cit.
18
Nurla Isna Aunillah, Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: Laksana,
2011), hal. 47
19
Ibid., h. 48
20
Yusuf dan Sugandhi. Loc.cit.
15
cenderung membantah saat dinasehati, dan sering kali melakukan
pelanggaran. Menghadapi keadaan semacam ini, maka tidak
heran jika ada diantara guru yang menggunakan jalan kekerasan
untuk menanamkan sikap disiplin pada peserta didiknya.
Menipisnya bahkan menghilangnya sikap disiplin pada peserta
didik merupakan masalah serius yang dihadapi oleh dunia
pendidikan. Dengan tiadanya sikap disiplin tentu saja proses
pembelajaran tidak akan tercapai secara maksimal, sehingga keadaan
itu akan menghambat tercapainya cita-cita pendidikan.
Akibat lain yang akan timbul oleh peserta didik yang karakter
disiplinya kurang terbangun dengan baik adalah terpuruknya
kebiasaan dan kecendrungan untuk berani melakukan berbagai
pelanggaran, baik di sekolah maupun diluar sekolah. Hal ini tentu
saja dapat mendatangkan masalah tersendiri bagi peserta didik yang
bersangkutan.21
5) Kerja keras
Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan
tugas dengan sebaik-baiknya.
6) Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.22
Sebagai mana yang
tertera dalam UU RI No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pada hakikatnya pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan sekaligus membentuk watak
dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, serta bertujuan mengembangkan tujuan potensi
peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Ynag Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
21 Isna Aunillah, op. cit., h. 55
22
Yusuf dan Sugandhi, op. cit., h. 34
16
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab. Jika dilihat atau di cermati dari undang-undang
tersebut, tampak jelas bahwa salah satu fungsi pendidikan adalah
membentuk manusia agar memiliki karakter kreatif.
Apabila pendidikan bertujuan membentuk karakter kreatif,
tentunya setiap peserta didik dengan segala potensinya dapat dilatih
untuk menggagas ide-ide kreatif berdasarkan pengalaman
hidupnya.23
7) Mandiri
Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas. Memiliki peserta didik yang
mandiri merupakan hal yang di dambakan para guru, sebab, dengan
sikap itu, proses yang dijalani oleh peserta didik akan menjadi lancar
sehingga guru juga dapat menikmati tugas mengajarnya. Peserta
didik yang mandiri bisa melayani kebutuhannya sendiri sekaligus
beranggug jawab terhadap dirinya sendiri.
Untuk mengetahui kemandirian siswa dapat dilihat melalui
kegiatan akskul. Bukan Karena faktor kegiatan itu tidak diawasi dan
dinilai oleh guru secara cermat, tetapi lebih kepada factor keberanian
siswa mengambil pilihan kegiatan, kemampuan mengorganisasi
waktu pribadi, pengenalan kemampuan diri, dan kemauan untuk
setia pada pilihan. Proses ini akan membawa iswa pada penggalian
potensi kemandirian berdasarkan sikap pribadi secara optimal.24
8) Demokratis
Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang lain. Kasus keributan yang sering
terjadi di lembaga DPR dan DPRD berkaitan dengan pembukaan
sidang maupun pembahasan terhadap suatu aturan atau perundang-
undangan yang terjadi pada akhir-akhir ini, yang bisa di lihat secara
23 Isna Aunillah, op. cit., h. 87
24
Zuriah, op. cit., h. 59
17
kasat mata dan transparan melalui media masa, baik TV, radio,
maupun koran menjadi sebuah contoh yang menarik dan cocok
untuk di perkenalkan kepada siswa akan makna sebuah demokrasi
dan tidak mudahnya mewujudkan nilai demokrasi yang
sesungguhnya. Siswa dibuka pikiran dan kesadarannya bahwa
perbedaan yang mendasar antar demokrasi dalam teori ilmiah
dengan demokrasi dalam realita kehidupan sehari-hari. Dari berbagai
kasus penyimpangan dan contoh yang tidak benar tersebut, dapat
menjadi wahana yang tepat untuk membimbing anak mengenal
demokrasi yang sesungguhnya.25
Melalui pembahasan kasus-kasus yang muncul anak juga di latih
untuk mengkritisi kenyataan yang ada dan diajak untuk menentukan
sikap dalam kehidu[pan mereka. Melalui diskusi-diskusi semacam
ini, anak juga dipersiapkan agar tidak terprosok pada kesalahan yang
sama, yang dilakukan para pendahulunya. Demokrasi tidak hanya
sekedar suara yang banyak atau suara yang keras, namun demokrasi
menuju pada kebenaran yang dapat di pertanggung jawabkan untuk
mencapai kebaikan dan kesejahteraan bersama.
9) Rasa ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan di
dengar.
10) Semangat kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11) Cinta tanah air
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, social, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
25Zuriah, op. cit., h. 58
18
12) Mengahgai prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13) Bersahabat/komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul
dan bekerjasama dengan orang lain.
14) Cinta damai
Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan nyaman atas kehadiran dirinya.
15) Gemar membaca
Kebiasaan myendikan waktu untuk membanca berbagai bacaan
yang memberikan kebijakan bagi dirinya.26
16) Peduli
Sikap peduli pada orang lain merupakan sikap yang sangat di
butuhkan oleh bangsa Indonesia, terutama saat bangsa ini
mengalami musibah dan bencana. Namun untuk membangun rasa
kepedulian, kita tidak perlu menunggu bencana terjadi. Sebab,
setiap saat selalu ada banyak hal yang meminta kepedulian kita.
Kepedulian merupakan sikap yang tidak bisa tumbuh dengan
sendirinya, sebab, diperlukan latihan, pengenalan, dan penanaman
yang intens, sehingga nilai-nilai kepedulian tersebut akan tumbuh
dan berakar kuat pada diri seseorang..
Mengingat sedemikian pentingnya rasa kepedulian tersebut,
maka sudah seharusnya gur maupun orang tua menanamkan nilai-
nilai kepedulian pada peserta didik sejak ia masih dini.27
17) Tanggung jawab
Sikap dan prilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
26 Yusuf dan Sugandhi, op. cit., h. 35
27
Isna Aunillah, op. cit., h. 65
19
masyarakat, lingkungan (alam, social dan budaya), Negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.28
Rasa tanggung jawab merupakan pelajaran yang tidak hanya
perlu diperkenalkan dan diajarkan, namun juga perlu ditanamkan
kepada peserta didik, baik pada masa prasekolah maupun sekolah.
Peserta didik yang terlatih atau dalam dirinya sudah tertanam nilai-
nilai tanggung jawab, kelak ia akan tumbuh menjadi pribadi yang
bersungguh-sungguh dalam menjalankan berbagai aktifitasnya.
Kesungguhan dan tanggung jawab inilah yang akhirnya dapat
mengantarkannya dalam mencapai keberhasilan seperti yang
diinginkan.
Khusus di sekolah nilai tanggung jawab merupakan hal yang
perlu ditanamkan oleh guru, gurulah yang bertugas mengarahkan
peserta didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab.29
3. Tujuan Pendidikan Karakter
Adapun tujuan pendidikan karakter/budi pekerti sejalan dengan
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 3 (3): “pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta kahlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dirumuskan dalam pasal 3: “Pendidikan nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan komitmen tersebut dirumuskan tujuan pendidikan
karakter/budi pekerti secara umum adalah untuk membangun dan
mengembangkan karakter/budi pekerti peserta didik pada setiap jalur, jenis
28Yusuf dan Sugandhi. loc. cit.
29
Isna Aunillah, op. cit., h. 83
20
dan jenjang pendidikan agar dapat menghayati dan mengamalkan nilai-
nilai luhur menurut ajaran agama dan nilai-nilai luhur dari setiap butir-
butir sila dari Pancasila. Secara khusus bertujuan mengembangkan potensi
anak didik agar berhati baik, berpikiran baik, berkelakuan baik, memiliki
sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negara, dan mencintai sesama
umat manusia.30
Ada beberapa pandangan mengenai tujuan pendidikan karakter,
diatranya pandangan menurut pemerintah dan menurut para pengamat,
yaitu:
a. Pemerintah
Pendidikan memiliki tujuan yang sangat mulia bagi kehidupan
manusia. Dan, berkaitan dengan pentingnya diselenggarakan
pendidikan karakter lembaga pendidikan formal, maka menurut
presiden Republik Indonesia, sedikitnya ada lima hal dasar yang
menjadi tujuan dari perlunya menyelenggarakan pendidikan karakter.
Kelima tujuan tersebut adalah:31
1) Membentuk manusia yang bermoral
Persoalan moral adalah masalah serius yang menimpa bangsa
Indonesia. Setiap saat, masyarakat dihadapkan pada kenyataan
merebaknya dekadensi moral yang menimpa kaum remaja, pelajar,
masyarakat pada umumnya, bahkan para pejabat pemerintah.
2) Membentuk manusia yang cerdas dan rasional
Pendidikan karakter tidak hanya bertujuan membentuk manusia
yang bermoral, beretika, dan berakhlak, melainkan juga
membentuk manusia yang cerdas dan rasiona. Seseorang disebut
mempunyai kepribadian atau karakter apabila ia mampu berpikir
rasional, mengambil keputusan yang tepat, serta cerdas dalam
memanfaatkan potensi yang dimilikinya.
30Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: Baduose Media
Jakarta, 2011), Hal. 36
31 Isna Aunillah, op. cit., h. 97
21
3) Membentuk manusia yang inovatif dan suka bekerja keras
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang
diselenggarakan untuk menanamkan semangat bekerja keras,
disiplin, kreatif, inovatif pada diri peserta didik, yang diharapkan
akan mengakar menjadi karkater dan kepribadiannya. Oleh karena
itu pendidikan karakter bertujuan mencetak generasi bangsa agar
tumbuh menjadi pribadi yang inovatif dan mau bekerja keras.
4) Membentuk manusia yang optimis dan percaya diri
Sikap optimis dan percaya diri merupakan sikap yang harus
ditanamkan kepada peserta didik sejak dini. Kurangnya sikap
optimis dan percaya diri menjadikan faktor yang menjadikan
bangsa Indonesia kehilangan semangat untuk dapat bersaing
menciptakan kemajuan di segala bidang.
5) Membentuk manusia yang berjiwa patriot
Salah satu fungsi yang dimiliki oleh konsep pendidikan
karakter adalah terbinanya sikap cinta tanah air. Hal yang paling
inti dari sikap ini adalah kerelaan untuk berjuang dan berkorban,
serta kesiapan diri dalam memberikan bantuan kepada pihak-pihak
yang membutuhkan.
6) Pengamat
Sahrudin dan sari iriani berpendapat bahwa pendidikan karakter
bertujuan membentuk masyarakat yang tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, serta berorientasi ilmu pengetahuan dan
tekhnologi, yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa sekaligus berdasarkan pancasila.32
Selain itu menurut sahrudin , pendidikan karakter memiliki fungsi-
fungsi sebagai berikut:
32Ibid., h. 105
22
1) Mengembangkan potensi dasar peserta didik agar ia tumbuh
menjadi sosok yang berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku
baik.
2) Memperkuat dan membangun prilaku manusia yang multikultur
3) Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan
dunia.
4. Komponen Pendukung dalam Pendidikan Karakter
Sebagaimana halnya dunia pendidikan pada umumnya, pendidikan
karakter merupakan pendidikan yang mensyaratkan keterlibatan banyak
pihak di dalamnya. Kita tidak bisa menyerahkan tugas pengajaran,
terutama dalam rangka mengembangkan karakter peserta didik, hanya
semata-mata kepada guru. Sebab, setiap peserta didik memiliki latar
belakang yang berbeda, yang ikut menentukan kepribadian dan
karakternya. Oleh karena itu guru, orangtua maupun masyarakat
seharusnya memiliki keterlibatan, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam prosen ini.
Selain itu ada beberapa komponen yang harus di perhatikan dalam
rangka menjalankan pendidikan karakter. Diantaranya adalah sebagai
berikut:33
a. Partisipasi Masyarakat
Dalam hal ini masyarakat meliputi tenaga pendidik, orangutan,
anggota masyarakat dan peserta didik itu sendiri. Semua komponen
tersebut hendaknya dapat bekerja sama dan saling membantu
memberikan masukan, terutama mengenai langkah-langkah
penanaman karakter bagi peserta didik.
Oleh sebab itu setiap sekolah yang akan menerapkan pendidikan
karakter bagi peserta didiknya harus memiliki badan khusus yang di
bentuk sebagai sarana komunikasi antara peserta didik, tenaga
pendidik, orangtua dan masyarakat. Badan ini bertugas membicarakan
33Ibid., h. 109
23
konsep dan nilai-nilai yang di perlukan untuk mendidik karakter
peserta didik.
b. Kebijakan Pendidikan
Meskipun pendidikan karakter lebih mengedepankan aspek moral
dan tingkahlaku, namun bukan berarti sama sekali tidak menetapkan
kebijakan-kebijakan, sebagaimana dalam dunia pendidikan formal
pada umumnya.
Sekolah tetap menetapkan landasan filosofi yang tepat dalam
membuat pendidikan karakter, serta menentukan dan menetapkan
tujuan, visi dan misi maupun beberapa kebijakan lainnya. Hal ini bisa
di lakukan dengan mengadopsi dari iebijakan pendidikan formal atau
kebijakan baru.
c. Kesepakatan
Betapapun penting dan mendesaknya lembaga pendidikan
menerapkan pendidikan karakter sebagai tambahan kurikulum di
dalamnya, namun bukan berarti kebijakan itu di tetapkan secara
sepihak. Sekolah harus mengadakan pertemuan dengan orantua
peserta didik terlebih dahulu dengan melibatkan tenaga guru dan
perwakilan masyarakat guna mencari kesepakatan-kesepakatan
diantara mereka. Pertemuan itu bertujuan memperoleh kesepakatan
pemahaman tentang definisi pendidikan karakter, fungsi dan
manfaatnya, serta cara mewujudkannya.
d. Kurikulum Terpadu
Agar tujuan penerapan pendidikan karakter dapat berjalan dengan
maksimal sekolah perlu membuat kurikulum terpadu di semua
tingkatan kelas. Mengapa demikian? Sebab, setiap peserta didik
memiliki hak yang sama untuk mendapatkan materi mengenai
pengembangan karakter.34
34Ibid., h. 110
24
Oleh karena itu meskipun pendidikan karakter harus di
perkenalkan sejak dini, namun bukan berarti tidak berlaku untuk
peserta didik yang sudah dewasa.
e. Bantuan Orangtua
Untuk mendukung keberhasilan, pihak sekolah hendaknya
meminta orangtua peserta didik untuk ikut terlibat dalam memberikan
pengajaran karakter ketika peserta didik berada di rumah. Bahkan
sekolah perlu memberikan gambaran umum tentang prinsip-prinsip
yang di terapkan di sekolah dan dirumah. Seperti aspek kejujuran,
kerjasama dan lain sebagainya.
Tanpa melibatkan peran orang tua dirumah, berarti sekolah akan
tetap kesulitan menerapkan pendidikan karakter terhadap peserta didik.
Sebab, interaksinya justru lebih banyak di habiskan dirumah bersama
keluarga.
f. Pengembangan Staf
Perlu di sediakan waktu pelatihan dan pengembangan bagi para
staf di sekolah sehingga mereka dapat membuat dan melaksanakan
pendidikan karakter secara berkelanjutan. Hal itu termasuk waktu
untuk diskusi dan pemahaman dari proses dan pemahaman dari proses
dan program, serta demi menciptakan rencana pelajaran dan kurikulum
selanjutnya. Perlu di ingat bahwa semua pihak di sekolah merupakan
sarana yang perlu di manfaatkan untuk membantu menjalankan
pendidikan karakter.35
g. Program
Program pendidikan karakter harus di pertahankan dan di
perbaharui melalui pelaksanaan dengan perhatian khusus pada tingkat
komitmen yang tinggi dari atas, dana yang memadai, dukungan utuk
koordinasi distrik staf yang berkualitas tinggi, pengembangan
professional berkelanjutan dan jaringan, serta dukungan system bagi
guru yang melaksanakan program tersebut.
35Ibid., h. 111
25
B. Kepala Sekolah dan Guru
1. Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah guru yang diberikan tugas tambahan untuk
memimpin suatu sekolah ayng diselenggarakan proses belajar mengajar
atau tempat terjadi interaksi antar guru yang member pelajaran dan murid
yang menerima pelajaran.
Secara etimologi kepala sekolah merupakan padanan dari school
principal yang tugas kesehariannya menjalankan principalship atau
kekepala sekolahan. Istilah kekepala sekolahan mengandung makna
sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi
sebagai kepala sekolah. Penjelasan ini dipandang penting, karena terdapat
beberapa istilah untuk menyebut jabatan kepala sekolah, seperti
administrasi kepala sekolah, pimpinan sekolah, manajer sekolah, dan
sebagainya.
a. Kriteria Kepala Sekolah
Seorang guru harus memiliki kreteria atau kualifikasi umum untuk
menjadi seorang kepala sekolah, yaitu:
1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana, diploma, kependidikan atau
non kependidikan pada perguruan tinggi yang sudah terakreditasi.
2) Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-
tingginya 56 tahun.
3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun
menurut jenjang sekolah masing-masing.
4) Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi PNS dan Non
PNS disertakan dengan kepengangkatan yang dikeluarkan oleh
yayasan atau lembaga yang berwewenang.
b. Peran Kepala Sekolah
Berdasarkan kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006),
terdapat tujuh peran kepala sekolah yaitu educator (pendidik), manajer,
administrator, supervisor, leader (pemimpin), pencipta iklim kerja, dan
wirausahawan.
26
1) Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)
Pendidik adalah orang yang mendidik, sedangkan mendidik
diartikan memberikan latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak
dan kecerdasan pikiran sehingga pendidikan dapat diartikan proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan latihan.
2) Kepala sekolah sebagai manajer
Seorang manajer atau kepala sekolah hakikatnya adalah
seorang perencana, organisator, pemimpin, dan seorang
pengendali. Menurut Stoner ada delapan macam fungsi seorang
manajer yang perlu dilaksanakan dalam suatu organsisi dan
merupakan fungsi kepala sekolah juga yaitu:
Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain (work
with and through other people), Kepala sekolah bertanggung jawab
dan mempertanggung jawabkan (responsible and
accountable)Dengan waktu dan sumber yang terbatas, seorang
kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan
(managers balance competing goals and set priorities), Kepala
sekolah harus berpikir secara analistik dan konsepsional (must
think analytically and conceptionally), Kepala sekolah sebagai juru
penengah (mediators), Kepala sekolah sebagai politisi (politicians),
Kepala sekolah adalah seorang diplomat, Kepala sekolah berfungsi
sebagai pengmbil keputusan yang sulit (make difficult decisions).
3) Kepala sekolah sebagai pemimpin
Kata “memimpin” memberikan arti memberikan bimbingan,
menuntun, mengarahkan dan berjalan didepan (precede).
Pemimpin berperilaku untuk membantu organisasi dengan
kemampuan maksimal dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan
adalah satu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab
itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk
27
menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan
adalah kepengikutan (followership), kemauan orang lain atau
bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin. Maka dengan kata
lain pemimpin tidak akan terbentuk tanpa bawahan.
4) Kepala sekolah sebagai administrator
Menurut Gorton (Sagala, 2009) bagi kepala sekolah ada tiga
alasan penting untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam
memberikan pelayanan pendidikan yaitu kepala sekolah dapat
mengembangkan rencana yang belum memiliki pola organisasi,
mengevaluasi dan memperbaiki struktur organisasi, dan membuat
rekomendasi dan mengevaluasi rencana struktur yang diusulkan.
Semua prinsip dan program pelayanan diorganisasikan sehingga
semua aktivitas dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien
dengan tujuan akhir membantu mencapai tujuan sekolah. Sebagai
administrator juga kepala sekolah hendaknya dapat
mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan
kompetensi guru yaitu dengan menghargai setiap guru yang
berprestasi.
5) Kepala sekolah sebagai supervisor
Secara specifik program supervise menurut Sestina (sagala
2009) meliputi: membantu guru secara individual dan secara
kelompok dalam memecahkan masalah pengajaran;
mengkoordinasikan seluruh usaha pengajaran menjadi perilaku
edukatif yang terintegrasi dengan baik, menyelenggarakan program
latihan berkesinambungan bagi guru-guru, mengusahakan alat-alat
yang bermutu dan mencukupi bagi pembelajaran, membangkitkan
dan memotivasi kegairahan guru yang kuat untuk mencapai
prestasi kerja yang maksimal, membangun hubungan yang baik
dan kerjasama antara sekolah, lembaga sosial dan instansi terkait
serta masyarakat.
28
6) Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja
Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan
setiap guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara
unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya.
Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja
yang kondusif, kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut : (1) para guru akan bekerja lebih giat
apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan,
(2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan
diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui
tujuan dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam
penyusunan tujuan tersebut, (3) para guru harus selalu diberitahu
tentang dari setiap pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik
dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan,
(5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru,
sehingga memperoleh kepuasan (modifikasi dari pemikiran E.
Mulayasa tentang Kepala Sekolah sebagai Motivator, E. Mulyasa,
2003).
7) Kepala sekolah sebagai wirausahaan
Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan
dengan peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah
seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan
komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah
dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan
perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk
perubahan dalam hal-hal yang berhubungan dengan proses
pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.
29
2. Pengertian Guru
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini
jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.36
Guru adalah semua orang yang berwewenang dan bertanggung jawab
terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun secara
klasikal, baik di sekolah maupun diluar sekolah.37
Pendapat lain guru
adalah semua orang yang berwewenang dan bertanggung jawab untuk
membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun
klasikal di sekolah maupun diluar sekolah.38
C. Peseta Didik
1. Pengertian Pesera Didik
Dalam bahasa Indonesia, makna siswa, murid, pelajar dan peserta
didik merupakan sinonim. Semuanya bermakna anak yang sedang berguru
(belajar, bersekolah), anak yang sedang memperoleh pendidikan dasar dari
suatu lembaga pendidikan. Keempat kata tersebut biasanya dipergunakan
untuk tingkat TK sampai SMU, sedangkan pada perguruan tinggi biasanya
disebut mahasiswa.
Dalam bahasa arab term peserta didik diungkapkan pada kata tilmidz
(jamaknya dari kata talamidz dan talamidzah) dan thalib (jamaknya
Thullab), yang berarti mencari sesuatu dengan sungguh-sungguh. Kedua
istilah tersebut digunakan untuk menunjukan pelajar secara umum.39
Peserta didik adalah salah satu komponen dalam pengajaran, di
samping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran. Sebagai salah satu
komponen maka dapat di katakana bahwa peserta didik adalah komponen
terpenting diantara komponen lainnya. Pada dasarnya “ia” adalah unsur
penentu dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya peserta didik,
36 id.m.wikipedia.org/wiki/guru
37
Sudirman, Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar, (Jakarta: Rajawali, 2001)
38 Djamarah, S.B, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994)
39
Abuddin Nata & Fauzan, Pendidikan dalam Persepektif Hadits, (Ciputat: UIN Jakarta Press,
2005), Hal.248
30
sesungguhnya tidak akan terjadi proses pengajaran. Sebabnya ialah karena
peserta didiklah yang membutuhkan pengajaran dan bukan guru, guru
hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada pada peserta didik. 40
Dalam literatur lain dikatakan bahwa anak didik atau peserta didik itu
adalah anak yang akan diproses untuk menjadi dewasa, menjadi manusia
yang memiliki kepribadian dan watak bangsa yang diharapkan, yaitu
bangsa Indonesia yang memiliki kepribadian dan akhlak mulia, seperti
yang tercantum dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas.
Agar berhasil membawa anak kearah kedewasaan, tentunya pendidik atau
orang tua yang harus memahami karaktristik anak, seperti berikut ini:
a. Anak itu makhluk individu yang memiliki dunia tersendiri yang tidak
boleh disamakan dengan dunia orang dewasa.
b. Anak memiliki potensi yang berkembang.
c. Anak memiliki minat dan bakat yang berbeda dengan yang lain.41
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpukan, bahwa anak didik
merupakan semua orang yang belajar, baik pada lembaga pendidikan
formal maupun lembaga pendidikan non-formal.
2. Pandangan Tentang Peserta Didik Sebagai Anak
Setidak-tidaknya terdapat 3 jenis pandangan tentang anak, yaitu:42
a. Pandangan lama, menyebutkan bahwa anak adalah oarng dewasa yang
kecil. Karena itu segala sesuatu perlu dipersamakan seperti halnya
orang dewasa. Anak perlu di beri pakaian dewasa dalam bentuk yang
kecil. Sebagai anak ia di pandang masih bersih dan oarang dewasalah
yang menentukan akan di jadikan apa anak itu.
b. Anak adalah sebagai anak. Anaka tidak bisa dan tidak mungkin di
persamakan sebagai oarang dewasa. Ia memiliki ciri-ciri tersendiri.
40Depertemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Wawasan Tugas Guru
dan Tenaga Kependidikan, Jakarta:2005. Hal. 46
41Mohamad Surya, Abdul Hasim & Rus Bambang Suwarno,Landasan Pendidikan Menjadi
Guru yang Baik, (Bogor: Ghalia Indonesia: 2010), Hal. 25
42
Depertemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Wawasan Tugas Guru
dan Tenaga Kependidikan, .... 47
31
Perlakuan terhadap anak tidak boleh dipersamakan dengan perlakuan
orang dewasa. Setiap anak berbeda pada tahap sedang berkembang, ia
memiliki banyak potensi-potensi yang dimilki, oleh anak itulah
perbuatan pendidikan yang dilakukan.
c. Anak adalah hidup dalam masyarakat dan di persiapkan untuk hidup di
dalam masyarakatnya. Sebagai calon anggota masyarakat maka ia
harus di persiapkan sesuai dengan masyarakat setempat. Pandangan ini
di kenal dengan istilah Child in his society.
3. Hal-hal yang perlu dikenal tentang peserta didik
Banyak aspek dan pribadi peserta didik yang perlu dikenal, yaitu:43
a. Latar Belakang Masyarakat
Kultur masyarakat dimana peserta didik tinggal, besar pengaruhnya
terhadap sikap peserta didik. Latar belakang kultur ini meneybabkan
para peserta didik memiliki sikap yang berbeda-beda tentang agama,
politik, masyarakat lain, dan cara bertingkah lakunya. Pengalaman
anak di luar sekolah yang hidup di masyarakat kota sangat berbeda
dengan pengalaman-pengalaman peserta didik yang tinggal di
pedesaan, demikian pula kesempatan berkreasi, pembinaan kesehatan,
fasilitas pendidikan yang ada di dalam masyarakat sangat berpengaruh
terhadap pandangan peserta didik, motivasinya, minatnya dan sikapnya
terhadap berbagai aspek kehidupan. Tiap masyarakat memberi
pengaruh yang berlainan terhadap peserta didik sehingga setiap peserta
didik, memiliki pribadinya sendiri-sendiri pula.
b. Latar Belakang Keluarga
Situasi di dalam keluarga besar pengaruhnya terhadap emosi,
penyesuaian sosial, minat, sikap, tujuan, disiplin dan perbuatan peserta
didik di sekolah. Apabila dirumah peserta didik sering mengalami
tekanan, merasa tak aman, frustasi maka ia juga akan mengalami
43Depertemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Wawasan Tugas Guru
dan Tenaga Kependidikan,... Hal. 49
32
perasaan asing di sekolah. Apa yang menarik minatnya dirumah akan
kelihatan pula apa yang menjadi minatnya di sekolah. Kalau dirumah
ia di tolah maka di sekolahpun ia akan merasa tidak diterima, dan
menunjukan gejala-gejala maladjustment. Jabatan orang tua, keadaan
ekonomi, status sosial orang tua di masyarakat, kultur keluarga yang
rendah, norma agama, dan lainya akan mempengaruhi sikap, tujuan
dan tingkah laku peserta didik di sekolah. Sehingga guru sering
mengalami kesulitan untuk memahaminya.
Guru perlu mengenal situasi, kondisi dalam keluarga peserta didik.
Agar dapat merencanakan kegiatan-kegiatan yang serasi, kendatipun
pengaruh keluarga ini tidak mutlak menentukan berhasilnya seorang
peserta didik, karena pada kenyataannya sering juga terjadi dimana
anak mengalami maladjustment sebagai akibat lingkungan sekolah.
c. Sifat-Sifat Kepribadian
Guru perlu mengenal sifat-sifat kepribadian peserta didik agar guru
mudah mengadakan pendekatan pribadi dengan mereka. Dengan
demikian, hubungan pribadi menjadi lebih dekat dan akan mendorong
pengajaran lebih efektif. Selain dari itu guru dapat pula menyediakan
kegiatan-kegiatan yang serasi dengan kepribadian merekadan
memelihara sifat-sifat yang baik serta sedapat mungkin mengurangi
sifat-sifat yang jelek.
4. Karakter Yang Harus Dimiliki Peserta didik.
Secara fitrah, anak memerlukan bimbingan dari orang yang lebih
dewasa. Hal ini dapat dipahami dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang
dimiliki oleh seriap orang yang baru lahir. Allah SWT berfirman:44
44Abuddin Nata & Fauzan, Pendidikan dalam Persepektif Hadits, …h. 249
33
“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui suatupun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan
hati agar kamu bersyukur”.
Berdasarkan ayat tersebut, maka dalam persepektif hadits , peaserta didik
mempunya karaktristik sebagai berikut:
a. Peserta didik menjadikan Allah sebagai motivator utama dalam
menuntut ilmu.
b. Senantiasa mendalami pelajaran secara maksimal, yang di tunjang
dengan persiapan dan kekuatan mental, ekonomi, fisik dan psikis.
c. Senantiasa mengadakan perjalanan dan melakukan riset dalam rangka
menuntut ilmu karena ilmu itu tidak hanya pada satu majlis ta‟lim,
tetapi dapat dilakukan di tempat dan majlis-majlis lainnya.
d. Memilikitanggung jawab
e. Ilmu yang dimiliki dapat di manfaatkan.
Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa
yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan
berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki.
5. Etika Murid
Ada beberapa macam etika yang harus dimiliki peserta didik dalam
perspektif hadits, yaitu:45
a. Etika murid terhadap dirinya
1) Berniat ikhlas karena Allah semata
Sebelum memulai pelajaran, siswa harus terlebih dahulu
membersihkan dirinya dari segala sifat buruk karena belajar itu
termasuk ibadah, dan ibadah yang di terima Allah adalah ibadah
yang dilakukan dengan tulus ikhlas. Oleh karena itu, belajar yang
diniatkan bukan karena Allah akan sia-sia. Nabi SAW bersabda:
“sesungguhnya amal perbuatan itu di landasi dengan niat…”.
45Ibid., h. 259
34
2) Hendaknya tujuan pendidikan itu karena takut kepada Allah dan
untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Rasulullah bersabda yang artinya:
“pelajarilah ilmu karena sesungguhnya mempelajarinya karena
Allah adalah sebentuk takut kepada-Nya”
3) Jangan meninggalkan suatu mata pelajaran sebelum benar-benar
menguasainya
4) Bersungguh-sungguh dan tekun belajar, siang dan malam, dengan
terlebih dahulu mencari ilmu yang lebih penting.
5) Tawadhu’, iffah, sabar dan tabah, wara’, dan tawakal.
6) Disiplin dan selektif memilih lingkungan (pendidikan).
Islam sangat mengutamakan kedisiplinan, terutama penggunaan
waktu, bahkan Allah bersumpah demi masa (waktu), sebagaimana
firman-Nya dalam Q.S. al-„Ashr: 1-3:
Artinya:
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menepati kesabaran”
Kemudian murid hendaknya juga selektif dalam menentukan
lingkungan pergaulan, karena lingkungan turut membentuk corak
pendidikan, prilaku, dan pola piker seseorang. Seperti sabda Nabi SAW:
“perumpamaan sahabat yang baik dan sahabat yang buruk itu
bagaikan pembawa misik (kasturi) dan penyulut api. Pembawa kasturi
terkadang memberi kepadamu atau kau membeli darinya, atau (paling
tidak) kau mencium bau harumnya. Adapun penyulut api, kalau tidak
membakar pakaianmu, maka kau mendapat bau baranya”.
35
Dalam hal ini rasulullah menciptakan lingkungan pendidikan yang
kondusif bagi sahabatnya, dengan cara mengumpulkan mereka di masjid,
kemudian memberikan pelajaran langsung di bawah bimbingannya.
b. Etika murid terhadap gurunya46
1) Hendaklah murid menghormati guru, memuliakan serta mengagung
kannya karena Allah, dan berdaya upaya pula menyenangkan hati guru
dengan cara yang baik.
2) Bersikap sopan di hadapan guru, serta mencintai guru karena Allah.
3) Selektif dalam bertanya dan berbicara kecuali setelah mendapat izin
dari guru.
Namun, jika kita ditanya mengenai suatu hal masalah yang kita tahu
jawabannya, hendaklah di jawab sesuai dengan pengetahuan kita
karena jawaban kita itu bisa jadi menambah informasi (pengetahuan)
bagi teman yang lain.
4) Mengikuti anjuran dan nasehat guru
5) Bila berbeda pendapat dengan guru, berdiskusi, atau berdebat,
lakukanlah dengan cara yang baik.
6) Jika melakukan kesalahan, segera mengakuinya dan meminta maaf
kepada guru.
6. Disiplin Peserta Didik
Disiplin sangat penting artinya bagi peserta didik. Karena itu, ia harus
ditanamkan secara terus menerus kepada peserta didik. Jika disiplin
ditenamkan secara terus-menerus maka disiplin tersebut akan menjadi
kebiasaan bagi peserta didik. Orang-orang yang berhasil dalam bidangnya
masing-masing umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi.
Sebaliknya orang yang gagal, umumnya tidak disiplin.
Apa yang dimaksud dengan disiplin? Banyak para ahli memberikan
pengertian sesuai dengan sudut pandang mereka. The Liang Gie (1972)
memberikan pengertian disiplin sebagai berikut.
46Ibid., h. 261
36
“disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang
tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang
telah ada dengan rasa senang hati”.
Good‟s (1959) dalam Dictionary Of Education mengartikan disiplin
sebagai berikut:
a. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan
atau kepentingan guna mencapai maksud atau untuk mencapai
tindakan yang lebih efektif.
b. Mencari tindakan terpilih dengan ulet, aktif dan diarahkan sendiri,
meskipun menghadapi rintangan.
c. Pengendalian perilaku secara langsung dan otoriter dengan hokum atau
hadiah.
d. Pengekangan dorongan dengan cara yang tak nayaman dan bahkan
menyakitkan.
Webster‟s New World Dictionary (1959) memberiakan batasan
disiplin sebagai latihan untuk mengendalikan diri, karakter dan keadaan
secara tertib dan efisien.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut kiranya jelas, bahwa di
siplin adalah suatu keadaan dimana sesuatu itu berada dalam keadaan
tartib, teratur dan semastinya, serta tidak ada suatu pelanggaran
pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun pengertian disiplin peserta didik adalah suatu keadaan tertib
yang teratur yg di miliki oleh peserta didik disekolah, tanpa ada
pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap peserta didik sendiri dan terhadap sekolah secara
keseluran.47
47Ali Imron, Manajmen Peserta Didik Berbasis Sekolah,(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), h.
172-173
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 12 KOTA TANGSEL, yang
berlokasi jl.cilenggang I serpong-tangerang selatan
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, mulai bulan januari sampai
maret. Peneliti terjun langsung kelapang guna untuk mencari sumber-
sumber melalui pengamatan/observasi, wawancara serta dokumentasi-
dokumentasi yang di butuhkan.
B. Pendekatan atau Metode Penelitian
Metode penelitian kualitatif adalah sebuah penelitian yang berusaha
mengungkap keadaan yang bersifat alamiah secala holistik. Penelitian
kualitatif bukan hanya mengambarkan variabel-variabel tunggal melainkan
dapat mengungkap hubungan antata satu variabel dengan variabel yang lain.
Bahkan Moleong (1998) menegaskan bahwa penelitian kualitatif dapat
melihat hubungan sebab akibat. Hanya saja menjadi titik tekan ialah suatu
keadaan secara alamiyah (apa adanya).1
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang bertujuan meneliti
suatu maslah dengan cara merumuskan permasalahan lalu meneliti dengan
cara mendalam, yaitu pengamatan, pencatatn, wawancara dan terlibat dalam
proses penelitian guna menemukan penjelasan pola-pola, deskripsi dan
menyusun indikator.2
1Ali H.M. Sayuthi, Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Teori dan Praktek, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2002), h. 58
2Nuraida & Halid Alkaf, Metodologi Penelitain Pendidika, (Tangerang: Islamic Research
Pulishing, 2009), h. 35
38
C. Teknik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.3
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang
dilakukan cara untuk mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-
gejala yang di selidiki.4
Ada beberapa alasan mengapa teknik observasi atau pengamatan
digunakan dalam penelitian ini. pertama, pengamatan dilakukan atas dasar
pengalaman secara langsung. kedua, pengamatan memungkinkan peneliti
untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat dan kejadian
yang sebagaimana terjadi pada keadaan sebenarnya.
b. Wawancara/interview
Tekhnik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data
dalam suatu penelitian. Karena menyangkut data, maka wawancara
merupakan salah satu elemen penting dalam proses penelitian. Wawancara
atau interview dapat diartikan sebagai cara yang di pergunakan untuk
mendapatkan informasi (data) dari responden dengan cara bertanya
langsung secara bertatap muka (face to face). Namun demikian, tekhnik
wawancara ini dalam perkembangannya tidak harus dilakukan secara
berhadapan langsung (face to face), melankan dapat saja dengan
memanfaatkan sarana komunikasi lain, misalnya telepon dan internet.5
3Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, (Bandung: Alfabate, 2008),
H. 308
4Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004),
h. 70
5Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005),h. 69
39
Berikut isnstrumen wawancara:
Table 3.1
Instrument Wawancara Siswa
No Dimensi Instrument Wawancara No.item
1 Religius Adakah kegiatan religius yang telah di
lakukan sekolah agar dapat
mengembangkan karakter anda? Apakah
anda mengikutinya? Jika ada kegiatan apa
saja yang anda ikuti?
Apakah dengan mengikuti kegiatan
tersebut anda memproleh hasil yang
positif?
1,2
3 Disiplin Apakah Anda selalu datang kesekolah
tepat waktu? Biasa nya jam berapa anda
sudah berada di sekolah
Pernahkah anda melalukan pelanggaran di
sekolah? Apa upaya/hukuman yang
diberikan sekolah kepada siswa yang
melanggar peraturan?
Apakah anda selalu mengikuti tata tertib
yang di berikan sekolah? Apakah anda
pernah melanggar tata tertib tersebut? Jika
pernah apa yang anda langgar?
6,7,8
4 Kerja keras Apakah jika di berikan tugas oleh guru
anda selalu mengerjakan tepat waktu?
Apakah suka tidak mengerjakan tugas
tepat pada waktunya anda mendapat
hukuman? Hukuman apa yang di berikan
guru kepada anda karena tidak
mengerjakan tugas?
8,10
40
5 Peduli
lingkungan
Apakah pernah pihak sekolah
mengadakan semacam bakti sosial atau
gotong royong? jika pernah dalam rangka
apa kegiatan itu dilaksanakan?
11
6 Kreatif Penahkah anda memberikan konstribusi
kepada sekola? Jika pernah konstribusi
apa yang anda berikan kepada sekolah?
Apakah pernah anda mendapat
penghargaan dari hasil kreatifitas anda?
Jika pernah apa yang telah anda lakukan
sehingga mendapat penghargaan tersebut?
12, 13
7 Bersahabat Pernahkah anda melakukan tindak
kekerasan terhadap teman anda?
Bagaimana pandangan anda terhadap
guru-guru di sekitar sekolah? Apakah
bersahabat atau sebaliknya acuh tak acuh
atau tidak memperdulikan?
14, 15
Table 3.2
Instrumen Wawancara Guru
No Dimensi Instrument wawancara No. item
1 Karakter Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai
pendidikan karakter? Apakah penting
pendidikan karakter bagi siswa siswi
SMAN 12 TANGSEL?
Nilai-nilai karakter apa saja yang telah
diterapkan di SMAN 12 TANGSEL?
Apakah nilai-nilai karakter yang di
kembangkan tersebut telah tertanam
pada siswa siswi SMAN 12
1,2,3
41
TANGSEL?
2 Religius Apasajakah nilai-nilai religius yang
telah berjalan disekolah ini? Apakah
kegiatan religious tersebut dapat
mengembangkan karakter siswa siswi
di SMAN 12 TANGSEL?
4
3 Jujur Program apa yang bapak/ibu terapkan
di sekolah sehingga membuat siswa
siswi SMAN 12 TANGSEL selalu
jujur?
Bagaimana tindakan bapak/ibu jika
mengetahui siswa siswi SMAN 12
TANGSEL tidak melakukan kejujuran?
5,6
4 Disiplin Bagaimana pandangan bapak/ibu
tentang kedisiplinan siswa di SMAN 12
TANGSEL? Apakah siswa siswi disini
telah mengikuti peraturan yang telah
ada? Atau sebaliknya selalu melanggar
peraturan yang telah dibuat, sehingga
membuat siswa siswi di SMAN 12
TANGSEL ini tidak disiplin?
Biasanya apa yang membuat
siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL
ini melanggar peraturan atau peraturan
apa yang sering mereka langgar?
Adakah tindak lanjut yang diberikan
sekolah? Tindak lanjut seperti apa yang
di berikan sekolah?
Apakah setelah di berlakukannya
hukuman tersebut siswa siswi SMAN
8,9,10
42
12 TANGSEL menjadi siswa siswi
yang disiplin?
5 Kerja keras Program apasajakah yang bapak/ibu
lakukan dalam megembangkan karakter
kepada anak didik?
Apakah usaha yang bapak/ibu lakukan
telah berhasil?
Apakah dari usaha bapak/ibu siswa
siswi tersebut telah memberikan
konstribusi? Seperti sebuah
penghargaan atau yang lainnya?
11,12,13
6 Kreatif Apakah program yang bapak/ibu
lakukan untuk menanam/
menumbuhkan karakter kereatif pada
siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL?
Apakah siswa siswi SMAN 12
TANGSEL telah menunjukan
kekereatifannya kepada bapak/ibu?
Contohnya seperti apa?
14, 15
7 Peduli
lingkungan
Apakah bapak/ibu selalu mengingatkan
kepada siswa siswi agar peduli terhadap
lingkungan sekitar? Contohnya seperti
apa?
16
8 Bersahabat Apakah bapak/ibu selalu terbuka
terhadap keluhan-keluhan yang di
sampaikan dari murid?
Bagaimana bapak/ibu menanamkan
atau mengembangkan siswa siswi
tersebut agar selalu bersahabat?
Pernahkah siswa siswi tersebut
17, 18,19
43
melakukan tindak kekerasan kepada
kawannya? Atau kawan dari sekolah
lain?
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu suatu metode penelitian yang mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.
Metode ini penulis gunakan untuk memproleh data berupa: sejarah
berdirinya SMA Negeri 12 Tangsel, data tentang guru dan staf-staf, data
siswa dan fasilitas yang digunakan, struktur organisasi, program
pengembangan penanaman nilai-nilai karakter, serta dokumentasi lain
yang relavan.
D. Sumber Data
1. Sumber Primer
Sumber primer yang dimaksud disini adalah sumber yang berasal dari
seseorang atau lebih untuk mendapatkan informasi-informasi yang
berkaitan dengan karakteristik peserta didik. Adapun sumber-sumber
tersebut peneliti dapatkan dari:
a. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
b. Wakil kepala sekolah bidang bimbingan konseling
c. Wali kelas XII IPA/IPS
d. Perwakilan guru
e. Siswa kelas XII IPA/IPS
2. Sumber Sekunder
Sumber sekunder yang digunakan adalah buku-buku yang berkaitan
dengan pengembangan karakteristik anak didik, buku-buku yang berkaitan
dengan penelitian kualitatif serta buku pedoman skripsi fakultas ilmu
tarbiyah dan keguruan.
44
E. Keabsahan Data
Untuk memperoleh keabsahan data penulis menggunakan tekhnik
triangulasi. Dalam bahasa sehari-hari triangulasi di kenal dengan istilah cek
dan ricek yaitu penegecekan data menggunakan beragam sumber, teknik dan
waktu. Beragam sumber maksudnya di gunakan lebih dari satu sumber untuk
memastikan apakah datanya benar atau tidak. Beragam teknik berarti
penggunaan berbagai cara secara berdampingan untuk memastikan apakah
datanya memang benar. Cara yang digunakan adalah wawancara, pengamatan
da analisis dokumen. Beragam waktu berarti memeriksa keterangan dari
sumber yang sama pada waktu yang berbeda pagi, siang, sore, atau malam.
Juga berarti membandingkan penjelasan sumber ketika ia diajak ngobrol
berdua dengan peneliti dan saat ia berbicara didepan public tentang topik yang
sama.6
F. Metode Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam
catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan
sebagainya. Data tersebut banyak sekali, setelah dibaca, dipelajari, di telaah
maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan
dengan jalan membuat abstraksi. Abtraksi merupakan usaha membuat
rangkuman yang inti, proses dan pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijaga
sehingga tetap berada didalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya
dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikatagorisasikan pada
langkah berikutnya. Katagori-katagori itu dilakukan sambil membuat koding.
Tahapan terakhir dari analisis data adalah mengadakan pemeriksaan
keabsahan data.7 Setelah data di kumpulkan, maka langkah selanjutnya data di
deskripsikan, dianalisis, di tafsirkan, dan disimpulkan. Maka hasilnya
merupakan data konkrit, yaitu sebuah data kualitatif.
6Nusa Putera, Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Indeks Permata Puri
Media, 2011), h. 189
7http:// ardhana 12. Wordpress. com/2008/02/08/teknik-analisis-data-dalam-penelitian/
45
Dalam mengelola data kualitatif, yaitu dengan cara menguraikan data
kedalam bahasa yang mudah di pahami. Data-data yang telah di dapat
dilapangan akan di klasifikasikan, diolah dan dianalisis secara deskriptif
kualitatif yaitu suatu proses pemecahan masalah yang menggambarkan objek
yang diteliti berdasarkan data yang diperoleh pada saat meneliti yang
kemudian hasilnya diambil dan dijadikan sebuah kesimpulan.
46
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Sekolah
1. Sejarah Sekolah
Berdasarkan SK Pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui Dinas
pendidikan menetapkan SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan berdiri
dibawah bimbingan dan pembinaan SMA Negeri 12 Kota Tangerang
Selatan sebagai sekolah induk yang di tunjuk. Ditunjuknya SMA Negeri
12 Kota Tangerang Selatan sebagai induk SMA Negeri 12 Kota Tangerang
Selatan dengan otomatis kepala sekolahnya pun ditunjuk dari SMA Negeri
tersebut. Kepala Sekolah yang diberi kepercayaan oleh Dinas Pendidikan
Kota Tangerang Selatan yaitu Bapak Dra. H.P. Sopandy, M.Pd dengan
pelaksana Harian yaitu Bapak H.M. Syamsudin,HS,S.Pd dari SMA Negeri
12 Kota Tangerang Selatan yang dulu sama-sama sekolah binaan SMA
Negeri 12 Tangerang Selatan.
Sekolah yang mempersiapkan insan yang bertaqwa, mandiri,
berinovasi, kreatif, dan berjiwa entrepreneur dengan tetap memegang
teguh karakter bangsa, melalui kegiatan akademik dan non akademik yang
berbasis IPTEK dan bakat serta budi pekerti luhur sebagai perwujudan
nilai-nilai agama. Mendidik, menyalurkan, dan mengembangkan ilmu,
bakat/talenta sesuai dengan kemampuan peserta didik. Mendidik dan
mendorong tumbuhnya jiwa entrepreneurship dan kemandirian peserta
didik dalam hidup bermasyarakat, tanpa meninggalkan kemampuan akal
dan logik dalam berpikir.
Mendidik dan mendorong peserta didik dan berwawasan luas ke
depan, gigih, kreatif dan inovatif. Menyiapkan peserta didik menjadi
bagian dari masyarakat yang berbudi luhur dan berakhlak mulia.
Membentuk peserta didik menjadi insan yang berpikir maju dan modern
tanpa melepas karakter asli bangsa.
47
2. Visi dan Misi Sekolah
VISI : Sekolah yang mempersiapkan insan yang bertaqwa, mandiri,
berinovasi, kreatif, dan berjiwa entrepreneur dengan tetap memegang
teguh karakter bangsa, melalui kegiatan akademik dan non akademik yang
berbasis IPTEK dan bakat serta budi pekerti luhur sebagai perwujudan
nilai-nilai agama.
MISI : Mendidik, menyalurkan, dan mengembangkan ilmu,
bakat/talenta sesuai dengan kemampuan peserta didik. Mendidik dan
mendorong tumbuhnya jiwa entrepreneurship dan kemandirian peserta
didik dalam hidup bermasyarakat, tanpa meninggalkan kemampuan akal
dan logik dalam berpikir. Mendidik dan mendorong peserta didik dan
berwawasan luas ke depan, gigih, kreatif dan inovatif. Menyiapkan peserta
didik menjadi bagian dari masyarakat yang berbudi luhur dan berakhlak
mulia. Membentuk peserta didik menjadi insan yang berpikir maju dan
modern tanpa melepas karakter asli bangsa.
3. Struktur Organisasi dan Fungsi
Struktur organisasi merupakan syarat utama yang mutlak harus
dimiliki oleh suatu perusahaan karena struktur organisasi alat manajemen
yang dibutuhkan agar segala wewenang dan tanggung jawab pribadi yang
terlibat didalamnya dapat dipertanggung jawabkan.
Struktur organisasi menunjukkan fungsi dan kegiatan setiap staff
guru yang terkait didalamnya serta menggambarkan hubungan antar staff
guru. Dengan adanya struktur organisasi maka setiap pribaqdi
mendapatkan ruang lingkup pekerjaan yang jelas sehingga terjalin suatu
kerjasama yang baik sesama rekan kerja dalam pencapaian suatu tujuan.
B. Deskripsi Data
Pada deskripsi data ini penulis melakukan dengan beberapa teknik,
diantara teknik tersebut adalah: studi dokumentasi, observasi dan wawancara.
Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk melengkapi
48
informasi-informasi atau hasil penelitian penulis, seperti berupa foto,
pengambilan data dari arsip sekolah tentang sejarah berdirinya SMA Negeri 12
Tangsel, visi misi sekolah, struktur organisasi sekolah, keadaan pendidik dan
karyawan, keadaan peserta didik, dan sarana prasarana sekolah.
Kegiatan awal penulis adalah menyerahkan surat izin untuk melakukan
penelitian atau pengamatan di SMAN 12 Kota Tangsel dan meminta arsip atau
dokumen-dokumen tentang sejarah sekolah, visi misi, data tenaga
kependidikan, data siswa, sarana dan prasarana sekolah.
Kegiatan selanjutnya adalah menyusun langkah-langkah observasi yang
akan dilakukan oleh penulis. Di buatnya langkah-langkah ini adalah agar
penelitian ini terfokus kepada judul yang penulis tulis yaitu tentang Upaya
Sekolah dalam Mengembangkan Karakteristik Peserta Didik di SMAN 12 Kota
Tangserang Selatan.
Selanjutnya penulis mulai melakukan observasi atau pengamatan dari
mulai kedisiplinan siswa siswi SMAN 12 Kota Tangsel. Yang penulis lakukan
atau amatia adalah tentang kehadiran siswa siswi di sekolah yaitu dengan
sumber absensi siswa yang mana penulis masuk ruangan kelas dan mengcek
absensi siswa dan ini penulis lakukan selama 1 minggu.
Langkah selanjutnya adalah kedisiplinan siswa tentang ketepatan waktu
masuk kesekolah serta mengamati hukuman yang diberikan guru kepada siswa
yang terlambat datang kesekolah.
Langkah selanjutnya penus ingin mengamati tentang kereligiusan siswa
siswi SMAN 12 Tangsel, yang penulis amati adalah kegiatan-kegiatan yang
dilakukan sekolah untung mengembangkan karakteristik anak didik yaitu dari
mulai kegiatan pengajian rutin hari jumat, dan kegiatan keagamaan lainnya.
Langkah selanjutnya adalah penulis akan mengamati tentang kerja keras
yang dilakukan seswa sehari-hari, kekereatifan siswa dalam mengembangkan
bakatnya dan penulis juga mengamati tentang rasa sosial yang tertanam
didalam diri siswa.
49
C. Pembahasan
Dari deskripsi data diatas maka penulis akan membahas secara ricti
tentang deskripsi diatas. Adapun yang akan peneliti bahas adalah hasil
wawancara yang penulis dapat serta penguatan dari hasil observasi yang
penulis dapatkan tentang bagaimana pengembangan karakteristik anak didik di
SMAN 12 Tangsel, langkah-langkah yang di berikan pihak sekolah dalam
mengembangan karateristik peserta didik, karakteristik yang di terapkan
sekolah kepada anak didik serta larangan yang tidak boleh dilakukan peserta
didik dan hukuman yang akan di berikan pihak sekolah.
Berikut data yang diproleh dari hasil wawancara dan pengamatan yang
dianalisis dan di interprestasikan sebagai berikut:
A. Karakteristik yang di Kembangkan Sekolah Kepada Anak Didik
1. Kedisiplinan Siswa
Sekolah merupakan tempat untuk mencari ilmu, dimana di dalamnya
terdapat objek atau orang-orang yang seharusnya ada di sekolah yaitu
seperti pendidik, siswa, staf tata usaha, office boy, dll. Untuk menjadikan
sekolah yang baik maka sekolah harus memiliki tata tertib yang harus di
lakukan oleh siswa siswi, disini yang akan di bahas yaitu mengenai
kedisiplinan siswa SMAN 12 Tangsel. Dari hasil wawancara dan
pengamatan yang penulis lakukan maka dapat di analisis bahwa
kedisiplinan siswa dan siswi SMAN 12 Tangsel ini berjalan lancar
meskipin masih ada siswa dan siswi yang melakukan pelanggaran. Adapun
kedisplinan siswa yang di terapkan pada sekolah ini adalah sebagai
berikut:
a. Masuk Sekolah Tepat Waktu
Untuk waktu masuk kesekolah harus tepat pada waktunya mungkin
semua sekolah menerapkan peraturan tersebut, diadakannya peraturan
tersebut adalah agar para siswa dan siswi serempak atau kompak untuk
50
mengikuti pelajaran jam pertama serta menanamkan kedisiplinan
siswa.
Jika di lihat atau di hitung dari absen atau agenda sehari-hari 95%
siswa datang tepat waktu dan yang 5% terlambat datang kesekolah.
Dan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, dapat
dianalisis bahwa siswa yang masuk sekolah tepat pada waktunya akan
di berikan sebuah penghargaan karena kedisiplinannya dan siswa yang
sering terlambat datang kesekolah akan di berikan sebuah hukuman,
dan hukuman ini bertahap dari mulai di beri peringatan, hukuman
hormat bendera, ngepel lantai sekolah dan jika masih banyak siswa
yang melanggar dan jika yang melanggar adalah masih orang tersebut
maka akan di panggil oleh staf tata usaha bagian kesiswaan dan
diberikan surat panggilan orang tua.1
b. Atribut Sekolah
Atribut sekolah adalah perlengkapan yang harus digunakan setiap
siswa atau siswi sebagai ciri khas bahwa ia adalah seorang murid yang
disiplin, rapih dan selalu mengikuti tata tertib sekolah.
Dari hasil wawancara yang di dapat untuk pemakaian atribut
sekolah masih banyak anak yang melanggar, adapun atribut yang harus
di pakai oleh siswa adalah papan nama, tanda lokasi, topi, dasi, kaos
kaki, dan sepatu berwarna hitam. Setiap sebelum masuk kedalam kelas
semua siswa dan siswi di periksa di tempat piket, jika siswa siswi ini
tidak memakai salah satu atribut sekolah maka akan di berikan
hukuman, contohnya tidak memakai papan nama, maka bajunya di
coret. Tidak memakai sepatu yang telah ditetapkan sekolah maka
masuk kedalam kelas tidak boleh memakai sepatu dan dapat
mengambil sepatunya di ruang bimbingan konseling pada saat jam
pelajaran berakhir.2
1Wawancara wakil bidang kurikulum 26-03-2014
2 Wawancara wakil bidang kesiswaan
51
c. Memakai Pakaian atau Seragam yang Telah di Tentukan Sekolah
Seragam merupakan pakaian yang dikenakan siswa, di dalam
lembaga sekolah pasti setiap siswa di wajibkan untuk memakai
seragam yang telah di tentukan oleh sekolah. Di SMAN 12 Tangsel ini
masih banyak siswa yang melanggar tentang tata tertib berseragam
contoh di setiap hari rabu sekolah menetapkan siswa siswi untuk
berseragam pramuka tetapi masih ada siswa yang memakai seragam
putih abu, alasan yang mereka buat adalah karena lupa jadwal.3
d. Absensi Siswa
Absensi siswa ini adalah daftar hadir atau tidak hadirnya siswa.
Untuk setiap kelas pasti memiliki absen atau agenda untuk mencatat
siswa yang masuk dan tidak masuk (alpa, izin, sakit), untuk arsip
sekolah biasanya setiap bulan di rekap agenda dari setiap masing-
masing kelas dan hasilnya akan di berikan kepada orangtua murid,
sebagai bukti bahwa siswa atau siswi ini benar mengikuti pelajaran dan
juga tidak mengikuti pelajaran.4 Agar dapat tindak lanjut dari sekolah
maupun orangtua/ wali murid.
2. Nilai Keagamaan
Nilai religius adalah suatu nilai keagaamaan yang mana harus telah di
tanamkan sedini mungkin kepada anak atau peserta didik, agar kelak
menjadi pribadi yang baik dan memiliki akhlakul karimah. Nilai utama
yang paling penting yang harus dimiliki anak didik adalah keagamaan
karena itu untuk menentukan bagaimana pribadinya. Pribadi seseorang
atau akhlak seseorang dapat dilihat dari bagaiman ia bertingkahlaku,
berkata sopan.
Jika dianalisis dari hasil wawancara nilai keagaaman yang di tanamkan
atau dikembangkan pada siswa siswi SMAN 12 Tangsel ini berupa
3 Hasil observasi 28-01-2014
4 rekap agenda 1 Minggu
52
kegiatan pengajian yang di laksanakan pada hari jum’at, istigosah bagi
kelas XII, shalat berjamaah, sholat sunnahh duhha. membiasakan salam
jika bertemu guru, berkata sopan dengan guru dan teman sejawatnya. Jika
dianalisis dari hasil wawancara itu semua telah berjalan dengan baik.
Siswa atau siswi SMAN 12 Tangsel mengikuti rangkaian kegiatan yang
telah di terapkan di sekolah serta menjalankan kebudayaan itu dengan
sungguh-sungguh sehingga dapat tertanam di dirinya nilai-nilai
keagamaan.5
a. Pengajian Jum’at
Pengajian rutin hari jum’at adalah suatu keharusan yang di laksanakan
pada hari jum’at dan itu telah menjadi suatu agenda rutin. Adapun
rangkaian kegiatannya adalah membaca surah Yasiin, membaca surah
Yasiin secara bersama-sama yang dipimpin oleh perwakilan guru,
membaca surah Yasiin ini dapat membuat siswa yang sebelumnya masih
belum lancar membaca al-Quran maka sedikit demi sedikit menjadi lancar
dalam membaca al-Quran, yang biasanya setiap malam atau hari jumat
tidak membaca al-quran makan jadi membaca di sekolah.6 membaca ayat
suci al-Quran yang dibacakan oleh siswa yang memiliki khas suara yang
merdu, tausiah agama yang di sampaikan oleh murid, tausiah agama yang
di sampaikan oleh murid ini merupakan cara sekolah dalah menerapkan
karakter pada jiwa anak didik ini agar memiliki sikap percaya diri, berani,
serta lebih menanamkan nilai keagamaan kepada peserta didik. Dan
terakhir tausiah agama dari guru.
b. Istigosah
Istigosah adalah membaca dzikir-dzikir yang di tunjukan bagi yang
memiliki hajat, istigosah ini di khususkan untuk murid kelas XII, mereka
memanjatkan doa-doa agar di beri kelancara serta kemudahan dalam
5 Wawancara wakil bidang kesiswaan
6 Wawancara siswa kelas XII IPS 2 rabu/ 26- 03-2014
53
melaksanakan Ujian Akhir, akan tetapi untuk kelas XI dan X boleh
mengikuti rangkaian acara istighosah ini, istigosah ini di pimpin oleh
guru.7
c. Sholat Berjamaah
Sholat adalah suatu kewajiban yang harus di tunaikan oleh setiap
muslim yang beragama islam. Karena sholat adalah suatu kewajiban dan
harus dilaksanakan tepat pada waktunya maka SMAN 12 membuat agenda
sholat berjamaah. Jika adzan telah berkumandang maka siswa dan siswi
bersiap-siap untuk melaksanakan sholat. Untuk yang rombel pagi atau
yang sekolahnya masuk pagi yaitu kelas XI dan XII maka yang
dilaksanakan di sekolah atau melaksanakan sholat berjamaah yaitu pada
waktu dzuhur. Untuk yang rombel siang atau sekolah siang maka yang di
lakukan sholat berjamaah ashar dan di laksanakan pada saat istirahat
berlangsung.
d. Sholat Duhha
Sholat duhha adalah sholat sunah yang dilakukan di pagi hari setelah
matahari terbit, sholat duhha dilakukan oleh siswa siswi serta guru-guru,
biasanya siswa siswi melakukan sholat duhha pada saat istirahat
berlangsung. Akan tetapi sholat duhha yang berlangsung sekarang di
dominasi oleh kelas XII, persiapan menjelang Ujian Nasional
mendekatkan diri kepada Allah agar diberi kemudahan dalam menjawab
soal-soal yang di berikan pemerintah.8
e. Rohis
Rohis adalah suatu kegiatan ekstrakulikuler yang di laksanakan di
sekolah, di dalam rohis ini sekolah bertujuan untuk mengembangkan
pribadi siswa agar menjadi siswa yang baik, di dalam kegiatan rohis juga
banyak kegiatan-kegiatan lainnya antara lain: MTQ, Marawis, Qosidah,
7Observasi penulis 07-02-2014
8Wawancara siswa IPA 26-03-2014
54
dan kegiatan sharing masalah agama. Adapun untuk siswa yang mengikuti
kegiatan rohis ini mereka dapat mengaflikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari atau dapat mengembangkannya dalam kegiatan-kegiatan yang
diadakan di sekolah. Contohnya MTQ, marawis, qosidah di dalam
kegiatan sekolah pasti tidak jauh di dalam susunan acara terdapat kegiatan
tersebut MTQ pasti ada di dalam kegiatan-kegiatan yang di adakan
sekolah.9 Jadi kegiatan rohis ini sangat bermanfaat untuk siswa maupun
untuk sekolah SMAN 12 Tangsel.
f. Salam, Sopan, Santun, Senyum, dan Sapa
Merupakan rangkaian kebudayaan yang ditanamkan di sekolah kepada
siswa, agar siswa memiliki akhlak kepada sesamanya khususnya pada
dewan guru, masuk kelingkungan sekolah bila bertemu dengan guru maka
memberikan salam, menyapa dan senyum. Dan jika berkata, berkata
dengan sopan. Para siswa harus mengerti tugasnya sebagai siswa dan
harus tau bangaimana sikap siswa kepada guru, sikap siswa kepada siswa
yang lain.
3. Kejujuran
Kejujuran merupakan suatu sikap yang sangat penting yang harus
tertanam dalam jiwa seseorang. Sikap jujur di lingkungan sekolah sangat
penting di terapkan kepada siswa siswi, karena dengan menanamkan sikap
jujur makan akan tertanam kepada diri siswa siswi untuk tidak melakukan
kecurangan. Di SMAN 12 Tangsel akan di adakan atau di terapkan kantin
kejujuran yang dimana para siswa dapat membeli keperluan belajar atau
makan pada waktu istirahat tanpa di awasi oleh penjaga koperasinya.10
Disini siswa atau siswi dilatih untuk berbuat jujur dalam hal keuangan.
Selain itu juga jujur dalam hal tidak mencontek pada saat ulangan harian
atau ulangan semesteran. Di dalam buku tata tertib sekolah di terapkan
9 Dokumentasi daftar nama siswa yang mengikuti kegiatan rohis
10
Wawancara wakil bidang kesiswaan
55
Dua Belas Budaya Malu, di dalam poin tersebut ada kata-kata “malu bila
mencontek pada saat ulangan”.11
Maka disini penulis membuktikan
dengan pengamatan penulis dan mencari tahu kebenaran para siswa atau
siswi dalam melakukan kejujuran dalam hal keuangan maupun mencontek.
Dan yang penulis amati siswa stau siswi SMAN 12 Tangsel ini
menjalankan sikap jujur dengan sebaiknya dalam hal keuangan, contohnya
saja pada saat membeli keperluan sekolah jika tidak ada penjaga koperasi
maka siswa tersebut menaru uang di tempat yang telah di sediakan.
Selanjutnya dalam hal mencontek, mencontek mungkin sudah menjadi
budaya bagi siswa atau siswi yang menyepelekan mata pelajaran yang
tidak disukainya. Biasanya ada siswa yng sangat menyukai pelajaran-
pelajaran yang di berikan guru ada pula siswa atau siswi yang
menyepelekan pelajaran yang di sampaikan guru maka dari itu pada saat
ulangan berlangsung siswa terbebut tidak dapat menjawab ulangannya
bahkan ada yang menjawab tetapi dengan semaunya sendiri tanpa melihat
soal yang telah di berikan, bahkan ada lagi yang hanya menunggu jawaban
dari temannya atau lihat kanan kiri untuk mencuri jawaban temannya.
Maka dari itu sikap kejujuran sangat penting di tanamkan atau di
kembangkan kepada siswa siswi SMAN 12 Tangsel.
4. Kereatifitas
Kreatifitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan
sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun sebuah karya. Contohnya
dalam memecahkan suatu permasalahan yang ada di sekelilingnya siswa
dapat memecahkan masalah dengan tidak menggunakan kekerasan. Untuk
melakukan sebuah karya biasanya seseorang memiliki keunggulan masing-
masing. Untuk siswa siswi SMAN 12 Tangsel ini memiliki kreativitas
yang di ciptakan sendiri contohnya membuat film pendek, mengumpulkan
sampah-sampah yang dapat di manfaatkan kembali oleh mereka atau
11 Buku Tata Tertib Siswa hal. 11
56
mendaur ulang sampah tersebut menjadi sesuatu yang berguna lagi.12
Contohnya membuat tas dari plastik-plastik makanan, membuat tempat
pinsil dari kaleng-kaleng yang sudah tidak terpakai atau dari botol aqua
atau minuman yang sudah tidak terpakai. Itulah kekereativan yang
dimiliki siswa akan tetapi menurut hasil wawancara yang di dapat
kereatifitas siswa masih belum ada tindak lanjutnya dari sekolah.
5. Peduli Terhadap Sesama atau Lingkungan
Untuk setiap sekolah pasti menanamkan sikap peduli terhadap sesama
juga terhadap lingkungan di sekitar. Kepedulian siswa terhadap sesama
juga terhadap lingkungan telah di jalankan oleh siswa siswi SMAN 12
Tangsel dengan melalui kegiatan-kegiatan bakti sosial contohnya
mengadakan bantuan donor darah, bantuan sosial untuk korban bencana
alam, bantuan takjiah untuk orang yang meninggal dunia, serta biasanya
siswa atau siswi mengadakan kebersihan lingkungan yang diadakan oleh
kelurahan setempat untuk membersihakn lingkungan sekitar bersama
dengan para warga siswa siswi SMAN 12 Tangsel ini mengikuti rangkaian
kegiatan tersebut tanpa memandang siapa mereka, karena kekeluargaan
yang terjadin antara sekolah dengan masyarakat sekitar sangat baik.13
B. Larangan yang Berlaku di Sekolah
Setiap sekolah pasti memiliki peraturan-peraturan yang harus di jalankan
oleh siswa-siswi atau kode etik siswa atau tata tertib yang harus di jalankan
oleh siswa siswi baik berbentuk perintah maupun larangan. Yang akan penulis
bahas disini yaitu mengenai larangan-larangan yang tidak boleh di langgar
oleh siswa- siswi SMAN 12 Tangsel. Adapun larangan-larangan tersebut
adalah:
12 Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan/ kamis/ 27-04-2014
13 Wawancara siswa kelas XII IPA/ Kamis/ 27-03-2014
57
1. Kehadiran
Dalam peruses belajar mengajar atau KBM sangat kehadiran sangat
penting, karena jika tidak ada siswa maka proses belajar mengajar tidak
akan berjalan efektif. Maka dari itu sekolah SMAN 12 Tangsel membuat
peraturan tentang kehadiran. Berikut adalah pelanggaran yang tidak boleh
di lakukan siswa dan jika di lakukan akan mendapatkan poin sesuai
dengan pelanggaran yang di perbuat:
Tabel 4.7
kehadiran
No Jenis Pelanggaran Poin
1 Masuk ruang kelas setelah guru masuk tanpa alasan yang jelas 2
2 Pemberitahuan terlambat dari orang tua/wali, tentang ketidak
hadiran siswa
3
3 Tidak mengikuti upacara bendera tanpa keterangan 5
4 Tidak masuk sekolah tanpa keterangan 5
5 Membolos/ kabur pada saat KBM 15
6 Tidak masuk sekolah dengan membuat surat keterangan palsu 20
Jika dilihat dari poin-poin diatas dan dari pengamatan peneliti masih
banyak siswa yang melanggar peraturan-peraturan diatas. Hampir setiap kelas
perharinya melakukan pelanggaran tersebut. Akan tetapi pelanggaran di atas
aka nada perhitungannya seperti tidak mengikuti upacara bendera maka
setelah upacara bendera selesai siswa atau siwi tersebut akan di panggil
kelapangan untuk di berikan penjelasan, jika penjelasan masuk akal maka
hukuman yang di berikan hanya memutar lapangan sebanyak 5 kali akan tetapi
jika tidak mengikuti upacara karena factor sengaja maka hukumanya lebih
banyak lari keliling lapangan sebanyak 10 kali.
58
2. Pakaian
Pakaian atau seragam merupakan salah satu identitas bagi pelajar.
Dalam hal berpakaian sekolah juga memiliki peraturan. Adapun peraturan
yang di laksanakan di sekolah adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Pakaian
No Jenis pelanggaran Poin
1 Tidak memakai singlet (baju dalam) 2
2 Tidak memakai ikat pinggang sesuai ketentuan 2
3 Tidak memakai ikat pinggang 2
4 Tidak memakai kaos kaki 2
5 Memakai kaos kaki tidak putih polos 2
6 Tidak memakai topi saat upacara 2
7 Tidak menggunakan tanda pelengkapan seragam 2
8 Memakai topi,tapi bukan topi sekolh di lingkungan sekolah 2
9 Memakai celana terbelah atau terinjak bagian bawahnya 2
10 Memakai jaket di lingkungan sekolah 2
11 Tidak memakai seragam OR pada waktu mengikuti KBM
penjaskes
2
12 Praktikum di LAB tidak makai jas lab 2
13 Siswa putri tidak memakai krudung putih pada pelajaran
agama (bagi yang muslim)
2
14 Tidak memasukan baju kedalam rok atau celana dan ikat
pinggang tidak keliatan
2
15 Memakai seragam yang tidak sesuai jadwal 2
16 Memakai sepatu tidak berwarna hitam atau tali warna warni 5
17 Memakai sepatu dengan menginjak bagian belakangnya 5
18 Memakai sepatu sandal/sandal 10
19 Memakai seragam yang tidak sesuai dengan ketentuan (terlalu
ketat dan kebesaran)
10
59
20 Mencorat-coret tas sekolah 10
21 Mencorat –coret dan mengotori pakaian seragam sekolah 15
Dari pengamatan yang peneliti dapatkan dari poin-poin diatas adalah
masih banyak siswa atau siswi yang melanggar poin-poin diatas. Tetapi
keseringan yang di langgar oleh anak didik ini berupa kerapihan pakaian
(tidak memasukan baju kedalam rok/celana). Semua pelanggaran yang
dilakukan oleh siswa atau siswi pasti akan di berikan perhitungan berupa
hukuman. Adapun hukuman yang di berikan berupa teguran-teguran jika
masih melanggar maka akan di beri sangsi.
3. Kepribadian
Kepribadian merupakan cara individu beraksi dan berinteraksi dengan
individu yang lain atau sering di sebut dengan sikap atau tingkahlaku
seseorang. Jadi larangan siswa siswi yang akan di bahas disini adalah
mengenai nilai-nilai kpribadian para siswa siswi tersebut adapun larangan
yang harus dijalankan oleh siswa siswi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Kepribadian
No Jenis pelanggaran Poin
1 Merubah warna rambut (dicat) selain warna hitam 2
2 Menggunakan perhiasan/berhias berlebihan 2
3 Model rambut siswi tidak wajar 4
4 Model rambut siswa tidak sesuai ketentuan 4
5 Siswa putra menggunakan gelang, kalung, anting, tindik 5
6 Mengucapkan kata-kata yang tidak sopan (kotor) sesama siswa 5
7 Berlaku tidak sopan 5
8 Melakukan kecurangan pada saat ulangan harian 5
9 Membuang sampah bukan pada tempatnya 5
10 Tidak melaksanakan tugas yang diberikan oleh sekolah 5
60
11 Tidak mengikuti ulangan dengan al;asan yang tidak dapat di
pertanggung jawabkan
5
12 Mengotori atau corat- coret buku tata tertib 10
13 Tidak meminta tanda tangan orangtua/wali bila ada hal yang
harus di tanda tangani
10
14 Melakukan penundaan pembayaran uang sekolahyang sudah
diberikan oleh orangtua/wali
10
15 Melakukan kecurangan pada saat tes atau ujian 15
16 Mengucapakan kata-kata tidak sopan kepada orangtua, kepala
sekolah, guru, karyawan
15
17 Mencemarkan nama baik kepala sekolah, guru, atau karyawan 25
18 Memalsukan tanda tangan orang lain 25
19 Melakukan tindakan asusila11 100
20 Bertato/ rajah 100
21 Diketahui sudah menikah atau hamil 100
Untuk poin-poin diatas dan dari hasil pengamatan peneliti maka dapat
di simpulkan bahwa siswa atau siswi jarang melakukan penggaran untuk
poin-poin diatas, hanya saja mungkin beberapa dari poin diatas di langgar
oleh siswa siswi slah satunya dalah mencontek pada saat ulangan harian
atau ulangan semesteran.
4. Ketertiban
Pada setiap sekolah pasti memiliki tata tertib yang di dalam tata tertib
tersebut memuat larangan-larangan yang harus di laksanakan siswa agar
menjadi siswa yang disiplin. Adapun ketertiban yang harus di jalankan
siswa di lingkungan sekolah adalah sebagai berikut:
61
Table 4.10
Ketertiban
No Jenis pelanggaran Poin
1 Tidak membawa buku tatib 10
2 Membawa permen karet 3
3 Berada diluar sekolah pada jam KBM atau istirahat tanpa izin
piket
5
4 Bermusahan dengan teman di dalam atau di luar kelas 10
5 Mencorat coret prasarana sekolah 10
6 Menghilangkan atau merusak buku sekolah 10
7 Tidak mengumpulkan raport sesuai jadwal, tanpa alas an yang
dapat di pertanggung jawabkan
10
8 Melompat pagar atau benteng sekolah 10
9 Membawa motor kesekolah tanpa SIM dan STNK dan
kelengkapan kendaraan
10
10 Petugas piket kelas tidak melaksanakan piket 10
11 Meninggalkan buku tatib di sembarang tempat 15
12 Membawa buku, barang atau alat yang tidak berhubungan
dengan sekolah
20
13 Mengaktifkan hp di dalam kelas 20
14 Menghilangkan buku tatib 25
15 Membawa mobil kesekolah (walapun di parkir di luar sekolah) 25
16 Berpacaran dilingkungan sekolah 25
17 Merusak benda milik guru, sekolah dan taman 25
18 Melakukan tindakan pencurian 60
Menurut pengamatan yang peneliti dapatkan masih banyak siswa
yang melanggar peratutan diatas, akan tetapi masih kurang ada tindak
lanjut dari sekolah. Jadi siswa siswi tersebut melakukan pelanggaran
berulang-ulangpun tidak menjadi masalah untuk mereka.
62
5. Merokok
Merokok merupakan sesuatu yang sering di lakukan oleh masyarakat
baik di Indonesia maupun di manca Negara. Merokok biasanya dilakukan
oleh kebanyakan orang laki-laki tapi tak jarang juga perempuan. Karena
merokok merupakan suatu kebudayaan yang sering dilakukan maka tak
jarang juga siswa yang berseragam pun melakukan hal tersebut. Di dalam
sekolah mempunyai peraturan dalam hal merokok, jika berada di
lingkungan sekolah para siswa yang membawa, menyalakan dan
menghisap rokok akan di berikan hukuman. Di SMAN 12 Tangsel ini di
dalam buku tartib di tuliskan larangan merokok sebagai berikut:
Tabel 4.11
Merokok
No Jenis Pelanggaran Poin
1 Membawa rokok kedalam lingkungan sekolah 25
2 Menghisap rokok di dalam atau di sekitar lingkungan 25
Menurut pengamatan yang peneliti dapatkan bahwa tidak ada siswa
yang membawa rokok kedalam lingkungan sekolah walaupun banyak
siswa yang merokok, akan tetapi mereka merokok di luar lingkungan
sekolah saja.
6. Bacaan Porno
Bacaan merupakan kegiatan yang sangat baik kita terapkan dalam
hidup kita, akan tetapi jika bacaan tersebut mengandung unsur negative
maka kan tidak baik di lakukan. Apalagi untuk para siswa atau siswi yang
masih berseragam putih abu-abu. Di SMAN 12 Tangsel menerapkan tata
tertib tentang siswa atau siswi dilarang untuk mambaca bacaan yang
bersifat negative (bacaan porno). Adapun yang di terapkan sekolah agar
menjadikan peserta didik memiliki karakter atau akhlak yang baik dengan
menerapkan di siplin melarang siswa membawa bacaan porno kesekolah
maupun diluar sekolah. Adapun larangannya adalah sebagai berikut:
63
Tabel 4. 12
Bacaan Porno
No Jenis Pelanggaran Poin
1 Membawa buku, majalah, setensilan, kaset CD, DVD, foto
porno dan katagori sejenisnya.
25
2 Melihat foto, gambar, VCD porno dan sejenisnya 25
3 Memperjual belikan buku, majalah, stensilan, kaset CD,
VCD, foto porno dan sejenisnya
25
Dari hasil pengamatan yang peneliti dapatkan tidak ada siswa atau
siswi yang berani membawa bacaan porno, majalan dan sejenisnya
kedalam lingkungan sekolah.
7. Tawuran
Tawuran merupakan perkelahian antar kelompok satu dengan
kelompok yang lainnya. Tawuran biasanya terjadi karena ketidak sukaan
individu satu dengan individu lainnya. Agar tidak terjadinya tawuran di
sekolah maka sekolah melakukan atau membuat peraturan yang harus di
jalankan siswa. Dibawah ini akan di perlihatkan kepada siswa tentang poin
tawuran dan ancaman yang akan di berikan pihak sekolah jika melanggar
peraturan tersebut:
Table 4. 13
Tawuran
No Jenis Pelanggaran Poin
1 Terlibat tawuran dengan lingkungan intern sekolah 50
2 Terlibat tawuran dengan sekolah lain 75
3 Berperan sebagai propokator perkelahian 75
Menurut pengamatan peneliti untuk masalah tawuran siswa siswi
SMAN 12 Tangsel ini tidak pernah melakukan pelanggaran yang telah di
tetapkan oleh sekolah untuk di lingkungan sekolah.
64
8. Ancama dengan Kekerasan
Di zaman sekarang ancaman dengan menggunakan kekerasan sering
terjadi dikalangan orang dewasa maupun anak-anak bankan siswa atau
siswi juga ada yang masih suka melakukan ancama kekerasan kepada
teman sejawatnya maupun adik kelasnya berupa memalak dengan
mengncam sesuatu kepada lawannya yang akan membuat lawannya
menjadi takur karena ancamanya. Di sekolah di terapkan peraturan bagi
siswa yang suka mengancam dengan kekerasan dan akan di perhitungkan
atas tindakanya tersebut:
Tabel 4. 14
Ancaman dengan Kekerasan
No Jenis pelanggaran Poin
1 Mengintimidasi/mengancam sesama siswa seperti:
(mengompas, memalak)
50
2 Menganiaya teman atau sesama siswa 75
3 Mengancam kepala sekolah, guru, karyawan 75
4 Menganiaya kepala sekolah, guru, karyawan 100
Menurut pengamatan peneliti masih ada siswa yang suka memalak
atau menganiaya teman sejawatnya tetapi tidak sampai mngancam dan
mengintimidasi kawanya tersebut, hanya sebatas canda gurau yang mereka
lakukan contonya seperti siswa yang sedang berulang tahunmaka teman
sejawatnya memberikan kejutan berupa sesuatu yang sifatnya menganiaya.
9. Perjudian/ Minuman Keras/ Narkoba
Perjudian, munuman keras, narkoba merupakan kegiatan yang sangat
dilarang oleh agama. Akan tetapi masih banyak orang-orang di sekeliling
kita yang melakukan hal tersebut khawatir akan merusak masa depan anak
pelajar sekarang maka di sekolah menerapkan tentang larangan untuk
melakukan hal-hal tersebut dan jika ada siswa atau siswi yang melanggar
65
hal tersebut maka akan di berikan poin yang telah di tetapkan oleh
sekolah:
Table 4. 15
Perjudian/ minuman keras/ narkoba
No Jenis pelanggaran Poin
1 Melakukan perjudian 50
2 Membawa minuman kerar/narkoba dilingkungan sekolah 100
3 Mabuk/ teller/ sakaw di sekolah 100
4 Menggunakan atau memperjual belikan minuman keras/
narkoba di lingkungan sekolah
100
Menurut pengamatan yang peneliti dapatkan untuk dilingkungan
sekolah tidak ada siswa atau siswi yang melakukan pelanggaran-
pelanggaran diatas. Jikapun ada hanya sebatas kumpul dengan teman-
teman sejawatnya untuk canda gurau.
10. Senjata Tajam
Senjata tajam merupakan alat-alat yang biasa di gunakan untuk
melakukan sesuatu seperti pisau untuk memotong sayuran dll. Akan tetapi
senjata tajam yang di maksud disini adalah untuk disalah gunakan dan
dapat membahayakan orang lain. Maka di sekolah di terapkan jika ada
siswa atau siswi membawa senjata tajam akan di berikan sangsi atau poin
pada buku tartibnya. Adapun yang tidak boleh dilanggar oleh anak didik
tentang senjata tajam ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.16
Senjata Tajam
No Jenis pelanggaran Poin
1 Membawa senjata tajam/ api dan sejenisnya tanpa izin 50
2 Memperjual belikan senjata tajam/api dan sejenisnya 75
3 Menggunakan senjata tajam/api dan sejenisnya 100
66
Menurut pengamatan yang peneliti dapatkan tidak ada siswa yang
melanggar pelanggaran diatas atau poin-poin diatas, karena pelanggaran
tersebut sangat fatal bila di laukan oleh siswa atau siswi.
C. Upaya yang Dilakukan Kepala Sekolah dan Guru PAI dalam
Membentuk Karakter Siswa
Adapun upaya yang dilakukan kepala sekolah dan guru PAI dalam
membentuk karakter bagi peserta didik adalah sebgai berikut:
1. Pembiasaan
Pembiasaan yang dimaksud disini adalah pembiasaan yang diajarkan
oleh guru kepada siswa siswi agar tertanam didalam diri siswa siswi
tersebut. Karena dengan menggunakan pembiasaan maka siswa akan
terbiasa. Maka hal yang paling di utmakan oleh guru-guru di sekolah
adalah pembiasaan yang di tanamkan kepada siswa siswi di sekolah.
2. Keteladanan
Teladan adalah merupakan contoh, adapun contoh yang di maksud
disini yaitu contoh-contoh yang baik yang di berikan pada peserta didik
agar peserta didik itu menjadi manusia yang memiliki karakter yang baik
dan memiliki akhlak yang baik pula.
3. Buku Tata Tertib
Selain dari kedua yang diatas sekolah juga dalam membentuk karakter
anak melalui buku tata tertib sekolah, yang didalamnya tertulis tentang
peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh siswa dan juga larangan yang
harus dijalankan oleh siswa.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian yang penulis lakukan dengan judul “Upaya Kepala Sekolah
dan Guru PAI Dalam Membentuk Karater Peserta Didik (Siswa Kelas XII)
di SMAN 12 Tangerang Selatan”. Berdasarkan hasil analisa dari bab
sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Upaya yang dilakukan kepala sekolah dan guru PAI dalam membentuk
karakter peserta didik (sisiwa kelas XII) di SMAN 12 Kota Tangerang
Selatan tersebut yaitu dengan menanamkan dan membiasakan dengan
kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada siswa siswi dalam kehidupan
sehari-hari, memberikan contoh yang baik kepada siswa siswi, serta
menetapkan peraturan-peraturan kepada siswa siswi yang termuat dalam
buku tata tertib sekolah.
2. Faktor pendukung dalam pembentukan karakter kepada peserta didik ini
adalah kerja sama dari antar guru dan juga orangtua siswauntuk lebih
memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik ini di
lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Sedangkan faktor
penghambat dalam upaya pembentukan karakter ini bersumber dari
peserta didik itu sendiri yang kurang mematuhi peraturan atau tata tertib
di sekolah.
B. Saran
1. Siswa hendaknya lebih memperhatikan peraturan-peraturan yang telah di
terapkan di sekolah agar menjadi manusia atau pribadi yang memiliki
karakter baik juga akhlak yang baik.
2. Kepala sekolah sebagai administrator dan pemimpin sekolah, hendaknya
secara intensif memberikan motivasi dan bimbingan kepada guru untuk
selalu disiplin, baik melalui teguran, reward atau penghargaan dan
sebagainya.
68
3. Pihak sekolah diharapkan harus lebih meningkatkan peraturan-peraturan
yang telah di berikan kepada siswa, agar kelak siswa menjadi lebih baik
dimasa sekarang maupun masa depanya kelak.
69
DAFTAR PUSTAKA
Aunillah, Nurla Isna, Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, Jogjakarta:
Laksana, 2011
Azhari, Akyas, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: PT. Mizan
Republika, 2004
Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, Bandung:
PT. Refika Aditama, 2007
Depertemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Wawasan
Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, Jakarta:2005
http:// ardhana 12. Wordpress. com/2008/02/08/teknik-analisis-data-dalam-
penelitian/
Imron, Ali, Manajmen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2011
Lickona, Thomas, Educating for Character (Memdidik untuk Membentuk
Karakter), Jakarta: Bumi Aksara, 2013
Muhammad Amin, Maswardi, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, Jakarta:
Baduose Media Jakarta, 2011
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2004
Nashih ‘Ulwan, Abdullah, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Asy-Syifa:
Semarang, 1981
Nata, Abuddin & Fauzan, Pendidikan dalam Persepektif Hadits, Ciputat: UIN
Jakarta Press, 2005
Putera, Nusa, Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi, Jakarta: PT. Indeks
Permata Puri Media, 2011
Samani, Muchlas dan Harianto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011
Shaleh, Muwafik, Membangun Karakter dengan Hati Nurani Pendidikan
Karakter Untuk Generasi Bangsa, Jakarta: Erlangga, 2012
70
Salahudin, Anas danAlkrienciehie, Irwanto, Pendidikan Karakter Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, Bandung: Pustaka Setia, 2013
Sayuthi, Ali H.M., Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Teori dan Praktek,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002
Sulhan, Najib, Karakter Guru Masa Depan, Surabaya: PT. JePe Press, 2011
_____, Pengembangan Karater dan Budaya Bangsa, Surabaya: PT. JePe Media
Utama, 2011
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Bandung:
Alfabate, 2008
Surya, Mohamad, Hasyim, Abdul dan Bambang, Rus, Landasan Pendidikan
Menjadi Guru yang Baik, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010
Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005
Widiastono, Toni D,pendidikan manusia Indonesia, Jakarta: PT. Kompas Media
Nusantara, 2004
Yudhawati, Ratna dan Haryanto, Dani, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan,
Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2011
Yusuf , Syamsu & Sugandhi, Nani M., Perkembangan Peserta Didik, Jakarta:
Rajawali Pres, 2011
Zuriah, Nurul, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Persepektif Perubahan,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011
71
Lampiran 1
Instrument Wawancara Untuk Siswa atau Siswi
1. Adakah kegiatan religius yang telah di lakukan sekolah agar dapat
mengembangkan karakter anda? Apakah anda mengikutinya? Jika ada
kegiatan apa saja yang anda ikuti?
2. Apakah dengan mengikuti kegiatan tersebut anda memproleh hasil yang
positif?
3. Apakah Anda selalu datang kesekolah tepat waktu? Biasa nya jam berapa anda
sudah berada di sekolah?
4. Pernahkah anda melalukan pelanggaran di sekolah? Apa upaya/hukuman yang
diberikan sekolah kepada siswa yang melanggar peraturan?
5. Apakah anda selalu mengikuti tata tertib yang di berikan sekolah? Apakah
anda pernah melanggar tata tertib tersebut? Jika pernah apa yang anda
langgar?
6. Apakah Anda selalu datang kesekolah tepat waktu? Biasa nya jam berapa anda
sudah berada di sekolah?
7. Pernahkah anda melalukan pelanggaran di sekolah? Apa upaya/hukuman yang
diberikan sekolah kepada siswa yang melanggar peraturan?
8. Apakah jika di berikan tugas oleh guru anda selalu mengerjakan tepat waktu?
9. Apakah suka tidak mengerjakan tugas tepat pada waktunya anda mendapat
hukuman? Hukuman apa yang di berikan guru kepada anda karena tidak
mengerjakan tugas?
10. Apakah pernah pihak sekolah mengadakan semacam bakti sosial atau gotong
royong? Jika pernah dalam rangka apa kegiatan itu dilaksanakan?
11. Penahkah anda memberikan konstribusi kepada sekola? Jika pernah
konstribusi apa yang anda berikan kepada sekolah?
12. Apakah pernah anda mendapat penghargaan dari hasil kreatifitas anda? Jika
pernah apa yang telah anda lakukan sehingga mendapat penghargaan tersebut?
72
13. Pernahkah anda melakukan tindak kekerasan terhadap teman anda?
14. Bagaimana pandangan anda terhadap guru-guru di sekitar sekolah?
Apakah bersahabat atau sebaliknya acuh tak acuh atau tidak
memperdulikan?
73
Lampiran 2
Instrumen Wawancara Kepala Sekolah dan Guru
1. Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai pendidikan karakter? Apakah penting
pendidikan karakter bagi siswa siswi SMAN 12 TANGSEL?
2. Nilai-nilai karakter apa saja yang telah diterapkan di SMAN 12 TANGSEL?
3. Apakah nilai-nilai karakter yang di kembangkan tersebut telah tertanam pada
siswa siswi SMAN 12 TANGSEL?
4. Apasajakah nilai-nilai religius yang telah berjalan disekolah ini? Apakah
kegiatan religious tersebut dapat mengembangkan karakter siswa siswi di
SMAN 12 TANGSEL?
5. Program apa yang bapak/ibu terapkan di sekolah sehingga membuat siswa
siswi SMAN 12 TANGSEL selalu jujur?
6. Bagaimana tindakan bapak/ibu jika mengetahui siswa siswi SMAN 12
TANGSEL tidak melakukan kejujuran?
7. Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang kedisiplinan siswa di SMAN 12
TANGSEL? Apakah siswa siswi disini telah mengikuti peraturan yang telah
ada? Atau sebaliknya selalu melanggar peraturan yang telah dibuat, sehingga
membuat siswa siswi di SMAN 12 TANGSEL ini tidak disiplin?
8. Biasanya apa yang membuat siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL ini
melanggar peraturan atau peraturan apa yang sering mereka langgar?
9. Adakah tindak lanjut yang diberikan sekolah? Tindak lanjut seperti apa yang
di berikan sekolah?
10. Apakah setelah di berlakukannya hukuman tersebut siswa siswi SMAN 12
TANGSEL menjadi siswa siswi yang disiplin?
11. Program apasajakah yang bapak/ibu lakukan dalam megembangkan karakter
kepada anak didik?
12. Apakah usaha yang bapak/ibu lakukan telah berhasil?
74
13. Apakah dari usaha bapak/ibu siswa siswi tersebut telah memberikan
konstribusi? Seperti sebuah penghargaan atau yang lainnya?
14. Apakah program yang bapak/ibu lakukan untuk menanam/ menumbuhkan
karakter kereatif pada siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL?
15. Apakah siswa siswi SMAN 12 TANGSEL telah menunjukan kekereatifannya
kepada bapak/ibu? Contohnya seperti apa?
16. Apakah bapak/ibu selalu mengingatkan kepada siswa siswi agar peduli
terhadap lingkungan sekitar? Contohnya seperti apa?
17. Apakah bapak/ibu selalu terbuka terhadap keluhan-keluhan yang di sampaikan
dari murid?
18. Bagaimana bapak/ibu menanamkan atau mengembangkan siswa siswi tersebut
agar selalu bersahabat?
19. Pernahkah siswa siswi tersebut melakukan tindak kekerasan kepada
kawannya? Atau kawan dari sekolah lain?
75
Lampiran 3
Wawancara Guru
Informa : Syamsudin Noor, S. H
Bidang : Wakil Bidang Kesiswaan
Hari/ tanggal : Kamis/ 27 Maret 2014
Jam : 09.25
1. Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai pendidikan karakter? Apakah penting
pendidikan karakter bagi siswa siswi SMAN 12 TANGSEL?
Jawab: karakter itukan sebuah yang tertanam pada diri seseorang seperti
tingkahlaku orang tersebut, akhlak, sifat. Jadi itulah karakter. Apakah orang
tersebut baik atau tidaknya maka terlihatlah dari tingkahlakunya atau
akhlaknya. Iya sangat penting sekali menanamkan atau mengembangkan
karakter pada anak siswa disini, karena kita tidak ingin anak-anak kita
terjerumus kepada hal-hal yang negative.
2. Nilai-nilai karakter apa saja yang telah diterapkan di SMAN 12 TANGSEL?
Jawab: nilai karakter yang dikembangkan oleh SMAN 12 TANGSEL
diantaranya menjadikan anak didik religious, berkultural seperti salam, sapa,
senyum, sopan, santun. Itu yang di tanamkan kepada anak dengan cara
pembiasaan diri.
3. Apakah nilai-nilai karakter yang di kembangkan tersebut telah tertanam pada
siswa siswi SMAN 12 TANGSEL?
Jawab: nah yang tadi disebutkan diatas itu, menjadikan anak siswa itu jika
bertemu guru memberi salam, sopan pada guru, berkata santun, nilai kultur itu
yang telah tertanam pada siswa
4. Apasajakah nilai-nilai religius yang telah berjalan disekolah ini? Apakah
kegiatan religious tersebut dapat mengembangkan karakter siswa siswi di
SMAN 12 TANGSEL?
76
Jawab: kegiatan religius yang berjalan ya seperti pengajian jumat, peringatan
hari besar islam (maulid nabi, peringatan 1 muharam, isra mi’raj), sholat
berjamaah bagi yang sekolah pagi sholat berjamaah dzuhur dan yang sekolah
siang sholat berjamaah ashar, di tambah dengan sholat duhha yang sekarang
ini lebih di dominasi oleh kelas XII melakukan sholat duhha. Iya
mengembangkan karakter siswa seperti mereka mengembangkan melalui
ceramah agama, marawis, qosidah.
5. Program apa yang bapak/ibu terapkan di sekolah sehingga membuat siswa
siswi SMAN 12 TANGSEL selalu jujur?
Jawab: iya ada salah satunya yang telah berjalan yaitu koprasi kejujuran, jadi
jika penjaga koperasi sedang tidak ada di koperasi para siswa atau siswi yang
membeli keperluan belajarnya menaruh uangnya di kotak uang, atau kalau
tidak mereka ngambil terlebih dahulu tapi nanti di bayar jika penjaga
koperasinya sudah ada. Tapi ada juga siswa yang masih tidak jujur, contohnya
kaya mengambil jajanan bilangnya ngutang, tapi pas di suruh bayar bilangnya
sudah bayar padahal belum bayar.
6. Bagaimana tindakan bapak/ibu jika mengetahui siswa siswi SMAN 12
TANGSEL tidak melakukan kejujuran?
Jawab: pemberlakuan pertama pasti dikasih peringatan, tetapi jika sudah
keseringan dipanggil orangtuanya untuk dibicarakan tentang kelakuan
anaknya.
7. Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang kedisiplinan siswa di SMAN 12
TANGSEL? Apakah siswa siswi disini telah mengikuti peraturan yang telah
ada? Atau sebaliknya selalu melanggar peraturan yang telah dibuat, sehingga
membuat siswa siswi di SMAN 12 TANGSEL ini tidak disiplin?
Jawab: kedisiplinan adalah salah satu program yang di terapkan disekolah
yang dapat merubah karakter siswa atau siswi yang ada di sekolah SMAN 12
Tangsel agar hisup para siswa atau siswi ini teratur. Contohnya membiasakan
masuk sekolah tepat pada waktunya, memberikan hukuman bagi siswa yang
terlambat dan memberikan penghargaan bagi siswa yang selalu tepat waktu
77
datang kesekolah. Pakaian seragam yang telah ditetapkan oleh sekolah
dengan kesepakatan siswa siswi, untuk sangsi seragam ini masih kurang
diperhatikan, mungkin karena keseringan dibilangin. Dan biasanya yang
dilanggar oleh anak didik disini itu semacam telat kesekolah, berpakaian tidak
sesuai jadwal, atributnya kurang lengkap, rambutnya panjang bagi yang putra,
memakai cat kuku yang tidak seharusnya dipakai oleh seorang pelajar bagi
yang perempuan.
8. Biasanya apa yang membuat siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL ini
melanggar peraturan atau peraturan apa yang sering mereka langgar?
Jawab: peraturang yang mereka langgar hanya sebatas bolos-bolos yang
paling ekstrim, kalau pelanggarn kekerasan tidak pernah terjadi, dan paling
sering dilanggar biasanya keterlambatan masuk sekolah.
9. Adakah tindak lanjut yang diberikan sekolah? Tindak lanjut seperti apa yang
di berikan sekolah?
Jawab: iya ada, jadi untuk membentu kedisiplinan siswa itu disetiap kelas
dibentuk SATGAS (satuan tugas penegak disiplin kelas), nah ini di
programkan kepada osis untu menjalankan SATGAS ini, nah dari osis ini
kemudian di tetapkan di setiap kelas untuk mengontrol teman kelasnya agar
disiplin, dari teman kelasnya itu lalu di laporkan kepada ketua OSIS. Untuk
laporan kepada sekolah biasanya dilakukan 1 bulan sekali baik dalam bentuk
tulisan maupun lisan.
10. Apakah setelah di berlakukannya hukuman tersebut siswa siswi SMAN 12
TANGSEL menjadi siswa siswi yang disiplin?
Jawab: biasanya mereka kapok ketika telah melanggar peraturan dan di
hukum, tetapi ada juga siswa atau siswi yang menyepelekan hukuman.
11. Program apasajakah yang bapak/ibu lakukan dalam megembangkan karakter
kepada anak didik?
Jawab: dengan pembiasaan-pembiasaan diri, dan mencontohkan yang baik
kepada anak didik dimulai dari gurunya.
78
12. Apakah usaha yang bapak/ibu lakukan telah berhasil?
Jawab: untuk urusan berhasil atau tidaknya itu nanti evaluasi akhir tentang
bagai mana kita benar-benar mendidik anak dengan baik apakah berhasil atau
tidak.
13. Apakah dari usaha bapak/ibu siswa siswi tersebut telah memberikan
konstribusi? Seperti sebuah penghargaan atau yang lainnya?
Jawab:iya memberikan kontribusi berupa penghargaan-penghargaan yang di
raih oleh murid-murid dalam mengikuti kegiatan-kegiatan.
14. Apakah program yang bapak/ibu lakukan untuk menanam/ menumbuhkan
karakter kereatif pada siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL?
Jawab: berbagai macam guru berbeda-beda dalam memberikan program agar
siswa atau siswi itu menjadi anak yang kreatif, contohnya seperti mengajarkan
siswa atau siswi membuat film pendek pada pelajaran bahasa Indonesia.
15. Apakah siswa siswi SMAN 12 TANGSEL telah menunjukan kekereatifannya
kepada bapak/ibu? Contohnya seperti apa?
Jawab: iya contohnya seperti membuat daur ulang, menyelesaikan masalah-
masalah kegiatan dengan baik.
16. Apakah bapak/ibu selalu mengingatkan kepada siswa siswi agar peduli
terhadap lingkungan sekitar? Contohnya seperti apa?
Jawab: iya selalu mngingatkan untuk peduli terhadap lingkungan sekitar
contohnya seperti memberikan tugas piket kepada siswa siswi pada setiap
kelas dan membersihkan lingkungan sekolah bersama-sama.
17. Apakah bapak/ibu selalu terbuka terhadap keluhan-keluhan yang di sampaikan
dari murid?
Jawab: iya kami sangat terbuka atas keluhan-keluhan yang di ucapkan oleh
para murid, dan kami pihak sekolah biasanya langsung menanggapi keluah-
keluhan tersebut, contohnya saja seperti permintaan laboratorium untuk siswa
kelas IPA.
79
18. Bagaimana bapak/ibu menanamkan atau mengembangkan siswa siswi tersebut
agar selalu bersahabat?
Jawab: mengajarkan kepada siswa atau siswi untuk tidak bermusuhan kepada
teman sebayanya dan biasanya guru dikelas memberikan tugas-tugas
kelompok agar mereka mengenal satu sama lain.
19. Pernahkah siswa siswi tersebut melakukan tindak kekerasan kepada
kawannya? Atau kawan dari sekolah lain?
Jawab: selama ini tidak ada siswa atau siswi yang melakukan tindak
kekerasan kepada sesamanya dan juga sekolah lain. Karena kami pihak
sekolah mengajarkan kepada anak didik agar selalu menjadi anak yang baik
dan berakhlak baik pula.
Tangerang, 27 Maret 2014
Informa
Pewawancara Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah
Komariyah Syamsudin Noor, S. Pd
80
Lampiran 4
Informan : Bapak Maulana Panuju, S. Pd
Jabatan : Wakil Bidang Kurikulum
Hari/ Tanggal : Kamis/ 3 April 2014
Jam : 14.00
1. Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai pendidikan karakter? Apakah penting
pendidikan karakter bagi siswa siswi SMAN 12 TANGSEL?
Jawab: karakter secara umum itu adalah sebuah tingkahlaku individu yang
tertanam pada diri individu itu berupa akhlak yang baik, bertingkahlaku yang
baik, dapat berkata sopan.
2. Nilai-nilai karakter apa saja yang telah diterapkan di SMAN 12 TANGSEL?
Jawab: kita mengikuti pedoman nilai karakter yang di kembangkan oleh
kemendiknas akan tetapi di sekolah ini lebih menekankan pada keagamaanya
karena tujuannya yaitu untuk menjadikan siswa siswi yang berakhlakul
karimah atau memiliki akhlak yang baik
3. Apakah nilai-nilai karakter yang di kembangkan tersebut telah tertanam pada
siswa siswi SMAN 12 TANGSEL?
Jawab: banyak sekali ya, contohnya seperti kereligiusan siswa dan sekolah
mengembangkan nilai kereligiusan siswa dari kegiatan-kegiatan keagamaan di
sekolah contohnya seperti pengajian rutin hari jumat. Dengan adanya pngajian
rutin ini membuat siswa atau siswi ini membiasakan dirinya mengaji.
4. Apasajakah nilai-nilai religius yang telah berjalan disekolah ini? Apakah
kegiatan religious tersebut dapat mengembangkan karakter siswa siswi di
SMAN 12 TANGSEL?
Jawab: banyak kegiatan religious yang ada di sekolah ini diantaranya:
pengajian jumat, istigosah, sholat jamaah, maulid nabi dan kegiatan-kegiatan
agama lainnya.
81
5. Program apa yang bapak/ibu terapkan di sekolah sehingga membuat siswa
siswi SMAN 12 TANGSEL selalu jujur?
Jawab: program yang di lakukan sekolah agar anak bias jujur yaitu dengan
cara membiasakan kepada siswa siswi dengan hal yang kecil seperti guru
mengadakan ulangan dan siswa siswinya tidak mencontek pada saat ulangan
harian.
6. Bagaimana tindakan bapak/ibu jika mengetahui siswa siswi SMAN 12
TANGSEL tidak melakukan kejujuran?
Jawab: jika mengetahui siswa yang tidak jujur maka akan di berikan
hukuman yang sesuai dengan apa yang telah di perbuatnya,
7. Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang kedisiplinan siswa di SMAN 12
TANGSEL? Apakah siswa siswi disini telah mengikuti peraturan yang telah
ada? Atau sebaliknya selalu melanggar peraturan yang telah dibuat, sehingga
membuat siswa siswi di SMAN 12 TANGSEL ini tidak disiplin?
Jawab: kedisiplinan siswa siswi SMAN 12 Tangsel ini sudah lumayan baik
yaah, mulai dari keterlambtan masuk sekolah semakin hari semakin sedikit
berkurang khusu yang kelas xii nya. Iya mengikuti peraturan pastinya, tetapi
ada juga yang melanggar seperti pelanggaran seragam sekolah yang tidak
sesuai dengan yang telah ditentukan.
8. Biasanya apa yang membuat siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL ini
melanggar peraturan atau peraturan apa yang sering mereka langgar?
Jawab: biasanya yang sering mereka langgar adalah peraturan masuk sekolah
tidak tepat pada waktunya, memakai atribut sekolah yang tidak lengkap,
memakai seragam sekolah yang tidak lengkap, bolos pada saat jam pelajaran
berlangsung, biasanya alasan ke wc tetapi malah kekantin.
9. Adakah tindak lanjut yang diberikan sekolah? Tindak lanjut seperti apa yang
di berikan sekolah?
Jawab: ya tentu ada tindak lanjut yang diberikan oleh sekolah pada siswa
yang suka melanggar peraturan.
82
10. Apakah setelah di berlakukannya hukuman tersebut siswa siswi SMAN 12
TANGSEL menjadi siswa siswi yang disiplin?
Jawab: ya ada yang langsung menjadi disiplin ada juga yang cuek aja.
11. Program apasajakah yang bapak/ibu lakukan dalam megembangkan karakter
kepada anak didik?
Jawab: tentunya program-program yang selalu berkaitan dengan kekereatifan
siswa dengan cara selalu menggali potensi-potensi yang dimilikinya.
12. Apakah usaha yang bapak/ibu lakukan telah berhasil?
Jawab: untuk keberhasilan akan di ukur melalui evaluasi-evaluasi yang akan
dilakukan oleh guru-guru dan yang lebih penting dari wali kelas-wali kelas.
13. Apakah dari usaha bapak/ibu siswa siswi tersebut telah memberikan
konstribusi? Seperti sebuah penghargaan atau yang lainnya?
Jawab: ya, member penghargaan dari hasil kerja keras dan usaha yang
mereka lakukan contohnya membuat suatu acara atau event-event di sekolah
dan itu semua berhasil, serta kegiatan-kegiatan lomba yang di laksanakan oleh
sekolah-sekolah lain dan sekolah SMAN 12 ini menjadi juara, walaupun tidak
mendapat juara 1.
14. Apakah program yang bapak/ibu lakukan untuk menanam/ menumbuhkan
karakter kereatif pada siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL?
Jawab: tentunya program-program yang selalu berkaitan dengan kekereatifan
siswa dengan cara selalu menggali potensi-potensi yang dimilikinya.
15. Apakah siswa siswi SMAN 12 TANGSEL telah menunjukan kekereatifannya
kepada bapak/ibu? Contohnya seperti apa?
Jawab: iya sudah, contohnya membuat madding dengan ide-ide kereatif
mereka.
16. Apakah bapak/ibu selalu mengingatkan kepada siswa siswi agar peduli
terhadap lingkungan sekitar? Contohnya seperti apa?
Jawab: iya, kami selalu mengajarkan kepada anak didik untuk peduli terhadap
lingkungan, contohnya lingkungan sekolah membersihkan kelas serta sampah-
sampah yang ada di sekeliling sekolah dan menyediakan tempat sampah di
setiap depan kelas.
83
17. Apakah bapak/ibu selalu terbuka terhadap keluhan-keluhan yang di sampaikan
dari murid?
Jawab: iya tentunya kami sangat terbuka untuk member masukan-masukan
kepada siswa siswi yang memiliki masalah.
18. Bagaimana bapak/ibu menanamkan atau mengembangkan siswa siswi tersebut
agar selalu bersahabat?
Jawab: menanamkan karakter agar siswa jadi bersahabat yaitu dengan
memberikan tugas-tugas yang membuat mereka bekerja sama dan saling
mengenal satu dengan yang lainnya.
19. Pernahkah siswa siswi tersebut melakukan tindak kekerasan kepada
kawannya? Atau kawan dari sekolah lain?
Jawab: sejauh ini belum pernah ada siswa atau siswi yang melakukan tindak
kekersan, hanya saja hamper terjadi akan tetapi langsung di tindaklanjuti oleh
guru.
Tangerang, 03 April 2014
Informa
Pewawancara Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah
Komariyah Bapak Maulana Panuju, S. Pd
84
Lampiran 5
Wawancara Murid
Informa : ANDREA NARATAMA
Kelas : XII IPA 1
1. Adakah kegiatan religious yang telah dilakukan sekolah agar dapat
mengembangkan karakter anda? Jika ada kegiatan apa saja yang anda ikuti?
Apakah anda selalu mengikutinya?
Jawab: ada yaitu eskul marawis bias membangun karakter anak, iya saya
mengikutinya dan saya mengikuti kegiatan marawis.
2. Apakah dengan kegiatan tersebut anda mendapatkan hasil yang positif?
Jawab: iya, tetntu saja karena dapat menambah keimanan saya dan tentang
pengetahuan agama islam.
3. Apakah anda selalu datang sekolah tepat pada waktunya? Ada atau gak sih
hukuman-hukuman bagi siswa yang terlambat datang kesekolah?
Jawab: ya saya selalu tepat waktu datang kesekolah, yaitu pada pukul 06.30
4. Pernahkah anda melakukan pelanggaran di sekolah? Jika pernah ada
hukumannya gak?
Jawab: pernah, menghukum sesuai dengan apa yang dilanggar siswa. Jika
siswa itu telat kesekolah dan tidak dapat mengikuti mata pelajaran pertama
maka akan dihukum hormat kepada bendera selama 5 menit.
5. Apkah anda selalu mengikuti tata tertib yang di berikan sekolah? Apakah anda
pernah melanggar tata tertib sekolah? Jika pernah apa?
Jawab: iya, saya selalu mengikuti tata tertib ynag di berikan sekolah, saya
pernah melanggar yaitu pada waktu itu saya tidak memakai atribut dengan
lengkap.
6. Apakah jika diberikan tugas oleh guru anda mengerjakan tepat pada
waktunya?
Jawab: kadang-kadang tepat waktu
85
7. Apakah jika tidak mengerjakan tugas tepat pada waktunya anda di beri
hukuman?
Jawab: iya tentu saja mendapat hukuman, hukumannya berdiri di depan kelas
sampai pelajaran selesai
8. Apakah pihak sekolah pernah mengadakan bakti sosial atau gotong royong?
Jika pernah dalam rangka apa kegiatan tersebut dilakukan?
Jawab: pernah dalam rangka Masa Orientasi Peserta Didik dan maulid nabi
9. Pernahkah anda berkonstribusi kepada sekolah? Jika pernah konstribusi apa
yang anda berikan kepada sekolah
Jawab: pernah yaitu menjadi OSIS menjalankan program Osis agar sekolah
menjadi maju.
10. Apakah anda pernah mendapatkan penghargaan dari kreativitas yang anda
miliki? Jika pernah apa?
Jawab: tidak pernah
11. Pernahkah anda melakukan tindak kekerasa kepada teman anda?
Jawab: pernah
12. Bagaiman pandangan anda terhadap guru-guru di sekitar sekolah? Apakah
gurunya bersahabat atau malah sebaliknya tidak bersahabat (acuh tak acuh)?
Jawab: gurunya sangat peduli dengan siswa SMAN 12, ada yang bersahabat
ada juga yang acuh tak acuh.
Tangerang, 03 April 2014
Informa
Pewawancara Siswa
Komariyah Andrea Naratama
86
Lampiran 6
Informa : DIMAS WICAKSONO
Kelas : XII IPS 1
1. Adakah kegiatan religious yang telah dilakukan sekolah agar dapat
mengembangkan karakter anda? Jika ada kegiatan apa saja yang anda ikuti?
Apakah anda selalu mengikutinya?
Jawab: iya .. yaa.. ada seperti pengajian jum’at, mauled nabi, isra mi’raj dll.
Disini kami khususnya saya sangat tertarik dengan membiasakan kegiatan-
kegiatan tersebut membuat kami semua menjadi pribadi yang baik bias
mngetahui cara membaca al-quran, lancara membaca al-quran, mengetahui
peristiwa-pristiwa jaman Nabi.
2. Apakah dengan kegiatan tersebut anda mendapatkan hasil yang positif?
Jawab: ya, Alhamdulillah saya mendapatkan hal-hal yang positif dari
kegiatan-kegiatan tersebut
3. Apakah anda selalu datang sekolah tepat pada waktunya? Ada atau gak sih
hukuman-hukuman bagi siswa yang terlambat datang kesekolah?
Jawab: tidak, saya suka datang kesekolah telat biasanya jam 06.30 atau paling
telat saya datang kesekolah jam 07.00, tentunya ada hukuman yang di berikan
kepada kami yang telat datang kesekolah. Jika baru pertama kali telat biasanya
hanya diberi peringatan oleh-guru piket. Tapi jika keseringan akan di
berlakukan hukuman seperti lari lapangan, ngpel lantai sekolah dll.
4. Pernahkah anda melakukan pelanggaran di sekolah? Jika pernah ada
hukumannya gak?
Jawab:gak pernah melanggar peratuan sekolah
5. Apkah anda selalu mengikuti tata tertib yang di berikan sekolah? Apakah anda
pernah melanggar tata tertib sekolah? Jika pernah apa?
87
Jawab: ya, saya selalu mengikuti tata tertib yang di berikan sekolah, iya saya
juga pernah melanggar tetapi melanggarnya tidak sangat fatal hanya sebatas
telat datang kesekolah saja
6. Apakah jika diberikan tugas oleh guru anda mengerjakan tepat pada
waktunya?
Jawab: kadang-kadang tepat waktu tergantung gurunya juga sih, kalau
gurunya enjoy ya saya juga enjoy
7. Apakah jika tidak mengerjakan tugas tepat pada waktunya anda di beri
hukuman?
Jawab: guru jarang yang memberikan hukuman, ya paling jika tidak
mengerjakan hanya pengurangan nilai dan nilai hariannya kosong
8. Apakah pihak sekolah pernah mengadakan bakti sosial atau gotong royong?
Jika pernah dalam rangka apa kegiatan tersebut dilakukan?
Jawab: pernah, saya pernah menjadi ketua organisasi siswa intra sekolah
(OSIS) yang bertugas menjalankan program/ event-event tertentu dan
membantu mengaplikasikan tata tertib sekolah kepada siswa/siswi.
9. Pernahkah anda berkonstribusi kepada sekolah? Jika pernah konstribusi apa
yang anda berikan kepada sekolah
Jawab: ya pernah, berupa ikut serta dalam kegiatan-kegiatan seminar, acara-
acara yng di laksanaka di sekolah, dan lain-lain
10. Apakah anda pernah mendapatkan penghargaan dari kreativitas yang anda
miliki? Jika pernah apa?
Jawab: pernah, penghargaan dari hasil seminar-seminar, LDKS, dan lain-lain
11. Pernahkah anda melakukan tindak kekerasa kepada teman anda?
Jawab: tidak pernah, karena menurut saya itu adalah suatu tindakan yang ga
baik buat dilakukan
12. Bagaiman pandangan anda terhadap guru-guru di sekitar sekolah? Apakah
gurunya bersahabat atau malah sebaliknya tidak bersahabat (acuh tak acuh)?
Jawab: guru-guru relative baik dan bersahabat dengan anak muridnya, namun
ada juga guru yang mungkin tegas dan tidak bersahabat atau cuek
88
Lampiran 7
Informa : BUDI. H
Kelas : XII IPS 2
1. Adakah kegiatan religious yang telah dilakukan sekolah agar dapat
mengembangkan karakter anda? Jika ada kegiatan apa saja yang anda ikuti?
Apakah anda selalu mengikutinya?
Jawab: ada kegiatan religious yang diadakan di sekolah seperti pengajian
jum’at, siraman rohani dari guru, maulid nabi, perayaan 1 muharam. Kalau
ditanya masalah mengikutinya saya jawab kadang-kadang, jadi kalau mood
saya ikut kalau unmood saya ga ikut .
2. Apakah dengan kegiatan tersebut anda mendapatkan hasil yang positif?
Jawab: pastinya saya memproleh hasil yang positif banget, contohnya yang
tadinya baca yasiin atau al-qur’annya masih tebata-bata jadi agak sedikit
lancar.
3. Apakah anda selalu datang sekolah tepat pada waktunya? Ada atau gak sih
hukuman-hukuman bagi siswa yang terlambat datang kesekolah?
Jawab: saya datang kesekolah selalu tepat waktu, 06.45saya sudah di sekolah.
Walaupun saya gak pernah telat datng kesekolah, tapi buat siswa atau siswi
yang terbambat ada hukumannya contohnya kaya lari muter lapangan selama
15 menit, ngepel lantai, kalau sudah keseringan biasanya di panggil BP.
4. Pernahkah anda melakukan pelanggaran di sekolah? Juka pernah ada hukunya
gak?
Jawab: iya saya pernah melakukan pelanggaran contohnya kaya gak pake
kaos kaki, baju dikeluarin jadi ga rapih, yaa. Paling itu aja yang saya langgar.
Iya awal-awal dikasih peringatan, tapi kalu sudah keseringan yaa..bisa sampai
pemanggilan orantua tapi saya gak pernah kalau sampai orangtua saya
dipanggil
89
5. Apkah anda selalu mengikuti tata tertib yang di berikan sekolah? Apakah anda
pernah melanggar tata tertib sekolah? Jika pernah apa?
Jawab: saya selalu dong ikutin tata tertib, karena melalui tata tertib itu saya
jadi tertib dalam menjalani hidup, hususnya di sekolah ini. Teruss kalau
maslah melangar, ya saya pernah melanggar tapi pelanggaran yang kecil-kecil
aja sih jadi ga terlalu fatal.
6. Apakah jika diberikan tugas oleh guru anda mengerjakan tepat pada
waktunya?
Jawab: gak selalu tepat waktu, karena suka ada yang belum paham pas mau
dikerjain
7. Apakah jika tidak mengerjakan tugas tepat pada waktunya anda di beri
hukuman?
Jawab: iya hukuman tetap ada dan diberikan pada siswa atau siswi yang ga
ngerjain tugas tepat pada waktunya termasuk saya sendiri, lalu kalau berbicara
tentang hukumannya apa aja, hukumannya itu kaya ngerjaik tuga di luar kelas,
hormat bendera atau di jemur dilapangan.
8. Apakah pihak sekolah pernah mengadakan bakti sosial atau gotong royong?
Jika pernah dalam rangka apa kegiatan tersebut dilakukan?
Jawab: pernah ada kegiatan bakti sosial tapi saya ga tau yang ngadain itu
sekolah atau OSIS. Contoh kegiatan sosialnya pernah membersihkan pasar
serpong bersama-sama, pernah gotong royong baren masyarakat sekitar
cilenggang, pernah ngasih sembako.
9. Pernahkah anda berkonstribusi kepada sekolah? Jika pernah konstribusi apa
yang anda berikan kepada sekolah/
Jawab: pernah ikut-ikutan lomba tapi ga menang
10. Apakah anda pernah mendapatkan penghargaan dari kreativitas yang anda
miliki? Jika pernah apa?
Jawab: iya pernah, waktu itu dikasih penghargaan dari LP3I karena bias
menjawab pertanyaan..hehehe
90
11. Pernahkah anda melakukan tindak kekerasa kepada teman anda?
Jawab: iya pernah, tapi ga yang fatal banger si, waktu itu ada teman yang
ulang tahun trus kita (aya dan teman-teman) nyeburin ke empang itu aja
paling yang pernah saya lakuin.
12. Bagaiman pandangan anda terhadap guru-guru di sekitar sekolah? Apakah
gurunya bersahabat atau malah sebaliknya tidak bersahabat (acuh tak acuh)?
Jawab: guru disini asik-asik ko, kalo di Tanya bersahabat atau ga pasti ada
yang bersahabat ada juga yang ga. Kalau guru yang bersahabat itu yaa.. masih
suka gabung bercanda-bercanda bareng muridnya ga sombong lah, gak beda-
bedain antara guru sama murid, ya tapi tetap kita memangdangnya sebagai
guru, suka memberikan toleransi jika kita melakukan kesalah. Kan ada guru
kalau muridnya melakukan kesalahan keseringa dia udah masa bodo aja, jadi
di biarin deh muridnya mengulangi kesalahan lagi.
Tangerang, 03 April 2014
Informa
Pewawancara Siswa
Komariyah Budi H
91
Lampiran 8
Informa : SAVIERA
Kelas : XII IPS 2
1. Adakah kegiatan religious yang telah dilakukan sekolah agar dapat
mengembangkan karakter anda? Jika ada kegiatan apa saja yang anda ikuti?
Jawab: ada kegiatan religious yang diadakan di sekolah seperti pengajian
jum’at dan rohis, dari situ semua sehingga kita dapat mengembangkan diri kita
dengan cara membuat kekereativitasan kita, seperti mengikuti marawis,
qosidah, ceramah agama. Iya saya mengikutinya.
2. Apakah dengan kegiatan tersebut anda mendapatkan hasil yang positif?
Jawab: iya dapet banget itukan suatu kegiatan yang memang kegiatan positif,
ya walaupun dalam mengikuti kegiatan tersebut saya masih suka ngobrol
dengan teman, tapi itu sangat positif.
3. Apakah anda selalu datang sekolah tepat pada waktunya?
Jawab: iya saya selalu datang sekolah sebelum bel di bunyikan. Kan masuk
sekolah itu jam 06.45 nah… saya datang kesekolah jam 6.40 jadi saya ga
pernah telat.
4. Pernahkah anda melakukan pelanggaran di sekolah?
Jawab: gak pernah, saya kan anak yang disiplin jadi saya gak pernah
melanggar
5. Apkah anda selalu mengikuti tata tertib yang di berikan sekolah? Apakah anda
pernah melanggar tata tertib sekolah? Jika pernah apa?
Jawab: iya dong saya selalu ikutin tata tertib yang di berikan disekolah,
karena saya ga mau kena hukuman di sekolah. Berarti saya gak pernah
melanggarnya. Tapi kalau sebagian dari teman saya ada mungkin mereka
hanya melanggar seperti tidak memakai kaos kaki, seragam di keluarin,
atributnya gak lengkap.
6. Apakah jika diberikan tugas oleh guru anda mengerjakan tepat pada
waktunya?
92
Jawab: gak selalu tepat waktu, soalnya kadang-kadang suka malas
7. Apakah jika tidak mengerjakan tugas tepat pada waktunya anda di beri
hukuman?
Jawab: walaupun ga ngumpulin tugas tepat waktu ga di hokum, tapi
tergantung gurunya juga siih, kadang suka ada guru yang member hukuman
contonya seperti mengerjakan tugas di luar kelas.
8. Apakah pihak sekolah pernah mengadakan bakti sosial atau gotong royong?
Jika pernah dalam rangka apa kegiatan tersebut dilakukan?
Jawab: bakti sosial pernah tapi bukan diadakan sama pihak sekolah diadakan
dari OSIS.
9. Pernahkah anda berkonstribusi kepada sekolah? Jika pernah konstribusi apa
yang anda berikan kepada sekolah/
Jawab: mmm… saya pernah ikut semacam perlombaan tapi gak menang,
waktu itu hanya dapat juara 3 jadi gak dapat apa-apa deh .
10. Apakah anda pernah mendapatkan penghargaan dari kreativitas yang anda
miliki? Jika pernah apa?
Jawab: ga pernah kayaknya dehh. Kalaupun pernah itupun teman saya bukan
saya, contohnya kaya tari saman dll.
11. Pernahkah anda melakukan tindak kekerasa kepada teman anda?
Jawab: ga pernah juga, karena sayakan anak baik-baik disekolah, saya ga
suka mendapatkan hukuman, apalagi kalau sampai orangtua dipanggil
kesekolah
12. Bagaiman pandangan anda terhadap guru-guru di sekitar sekolah? Apakah
gurunya bersahabat atau malah sebaliknya tidak bersahabat (acuh tak acuh)?
Jawab: kalau bicara tentang guru pastinya ada yang enakin ada juga yang
enggak, ada yang bersahabat ada juga yang acuh. Contohnya ada guru yang
sangat bersahabat, kalu kita ada masalah kita suka sharing dan guru itupun
member masukan kepada kita. Kalau yang acuh atau cuek ada juga sih, yaaa
contohnya kaya pengen dihargain banget, jadi istilahnya gue gue lo lo.
93
Lampiran 9
Catatan Lapangan 1
Metode Pengumpulan Data : Observasi dan Dokumentasi
Hari/ tanggal : Selasa/ 07 Januari 2014
Jam : 09.30
Lokasi : SMA Negeri 12 Tangsel/ ruang tata usaha
Sumber data : Vinsensia Chandra, S. Pd
Catatan:
Menyerahkan surat izin penelitian untuk membuat skripsi kepada ibu Dena di
ruang tata usaha sma negeri 12 tangsel, kemudian dilanjutkan dengan
pengambilan data dari arsip sekolah tentang sejarah berdirinya SMA Negeri 12
Tangsel, visi misi sekolah, struktur organisasi sekolah, keadaan pendidik dan
karyawan, keadaan peserta didik, dan sarana prasarana sekolah.
94
Lampiran 10
Catatan Lapangan ke-2
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 10 Januari 2014
Tempat : SMAN 12 Kota Tangerang Selatan
Catatan:
Pada hari asabtu 25 januari 2014 penulis melakukan langkah-langkah observasi
yang akan dilakukan oleh penulis. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
Observasi 1: penulis akan mengobservasi tentang kedisiplinan siswa dalam hal
kehadiran siswa di sekolah yaitu dengan cara merekap absen siswa, observasi
kedisiplinan tentang kehadiran ini penulis lakukan selama 1 minggu untuk
membandingkan apakah setiap harinya kehadirang siswa semakin meningkat atau
malah sebaliknya.
Observasi 2: penulis akan mengamati siswa atau siswi yang telat datang
kesekolah tepat pada waktunya dan yang terlambat serta tindak lanjut dari guru
yang bersangkutan (guru piket).
Observasi 3: penulis akan mengamati tentang kegiatan-kegiatan keagamaan yang
dilakukan sekolah guna menjadikan anak didiknya itu berakhlak baik. Adapun
kegiatan-kegiatan yang akan penulis amati adalah sebagai berikut:
1. Pengajian jumat
2. Istigosah
3. Sholat jamaah
4. Solat duhha
5. Rohis dan rangkaian kegian yang terdapat di rohis
6. Dan keiatan keagamaan lainnya.
95
Observasi 4:penulis mengamati tentang kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan
siswa SMAN 12 Tangsel.
Observasi 5: penulis meleti tentang kegiatan-kegiatan yang menjadikan siswa
atau siswi itu menjadi kreatif.
96
Metode Pengumpulan Data : Observasi/ pengamatan
Hari/ Tanggal :15 Januari 2014
Jam :07.00
Lokasi :SMAN 12 Tangsel
Catatan:
Sekolah SMAN 12 Tangsel mengadakan suatu kegiatan acara keagamaan yaitu
Maulid Nabi Muhammad SAW, begitu antusias murid-murid mengikuti rangkaian
kegiatan mauled tersebut. Dengan diadakannya kegiatan rutin keagamaan tersebut
maka akan menanamkan pada diri siswa karakter keagamaan.
97
Lampiran 11
Catatan Lapangan ke-3
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari/ Tanggal :Senin 29 Januari 2014
Jam :09.25
Lokasi :Ruang kelas XII IPA dan IPS
Sumber Data : Absensi Kelas
Catatan:
Pengamatan pertama ini dilakukan di kelas XII IPA 2 untuk mengamati
tentang kedisiplinan siswa dalam hal absensi, dari 40 orang siswa yang tidak
masuk hanya 3 siswa yang keterangannya adalah sakit.
Catatan:
Pengamatan hari ini dilakukan juga di lakukan di kelas XII IPS 1 masih hal
yang sama seperti di IPA 2 yaitu pengamatan dalam hal kedisiplinan, dan
kedisiplinan disini masih dalam hal absensi siswa, untuk di kelas IPS ini dari 40
siswa yang tidak masuk hanya 2 orang saja dengan alas an tanpa keterangan dan
sakit.
Catatan:
Pada pengamatan hari pertama ini penulis masih membahas maslah absensi
siswa, pengamatan kali ini pindah ke kelas XII IPS 2. Untuk XII IPS 2 ini dari
kurang lebih 40 siswa yang tidak masuk 8 orang siswa dengan alas an tanpa
keterangan, dan 2 orang siswa terlambat masuk kelas dengan alasan kesiangan.
98
Lampiran 12
Catatan Lapangan ke-4
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari/tanggal : Selasa/ 28 Januari 2014
Jam : 09.25
Lokasi : Ruang Kelas
Sumber Data :Absensi Siswa
Catatan:
Masih observasi yang sama yaitu masuk ruang kelas untuk melakukan
pengamatan tentang kehadiran siswa atau siswi di sekolah. Objek pertama adalah
kelas XII IPAS 1 dari kurang lebih 40 orang siswa pada hari ini hanya 2 siswa
yang tidak masuk yaitu dengan alas an tanpa keterangan dan sakit.
Catatan:
Pindah kekelas selanjutnya yaitu kelas XII IPS 2 masih dalam hal yang sama
yaitu mengamati siswa siswi yang tidak masuk sekolah. Untuk di kelas XII IPS ini
ada 9 orang yang tidak masuk sekolah dengan alasan 5 orang tanpa keterangan
dan 4 orang sakit.
99
Catatan:
Masuk keruang atas yaitu kelas XII IPA 1, untuk kehadiran di IPA 1 hanya
ada 1 orang yang tidak masuk sekolah dengan alasan sakit.
Catatan:
Memasuki ruang selanjutnya yaitu kelas XII IPA 2, untuk kelas XII IPA 2 ini
ada 4 orang siswa yang tidak mengikuti pelajara atau tidak masuk sekolah dengan
keterangan sakit.
100
Lampiran 13
Catatan Lapangan ke-5
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari/Tanggal : Rabu/ 29 Januari 2014
Jam : 9.25
Lokasi : Ruang kelas
Suber Data : Absensi Siswa
Catatan:
Hari ketiga melakukan pengamatan di dalam kelas untuk mengetahui siswa
siswi yang tidak hadir pada hari rabu, dan di mulai dari kelas bawah yaitu kelas
XII IPS 1, untuk di XII IPS 1 ini ada 3 siswa yang tidak hadir di kelas atau
disekolah dengan alasan tanpa keterangan, izin dan sakit.
Selanjutnya memasuki ruangan IPS 2 ada 2 orang yang tidak masuk sekolah yaitu
dengan alasan tanpa keterangan dan sakit.
Memasuki ruangan atas yaitu kelas XII IPA 2 ada 3 orang yang tidak masuk
sekolah yaitu dengan alasan sakit dan tanpa keterangan.
101
Lampiran 14
Catatan Lapangan ke-6
Metode Pengumpulan Data : Pengamatan/ Observasi
Hari/Tanggal : Kamis/ 30 Januari 2014
Jam :9.25
Lokasi :Ruang Kelas
Suber Data : Absensi Siswa
Catatan:
Hari ke 4 melakukan pengamatan atau observasi tentang kedisiplinan siswa
tentang absensi siswa, memasuki ruang kelas XII IPA 1 untuk mengamati siswa
siswi yang tidak masuk sekolah di kelas IPA 1 hanya ada 1 orang siswa yang
tidak hadir di kelas yaitu dengan alasan tanpa keterangan. Memasuki ruang
selanjutnya yaitu ruang XII IPA 2 untuk di kelas ini ada 5 orang siswa yang tidak
mengikuti kegiatan belajar mengajar yaitu dengan alasan 3 orang sakit dan 2 oranf
izin. Selanjutnya memasuki ruang kelas yang dibawah yaitu ruang kelas XII IPS 1
ada 3 orang siswa yang tidak hadir di kelas IPS 1 ini yaitu dengan keterangan
sakit, izin dan tanpa keterangan. Selanjutnya memasuki ruang yang terakhir yaitu
kelas XII IPS 2, ada 2 orang siswa yang tidak hadir di kelas ini yaitu dengan
alasan tanpa keterangan dan sakit.
102
Lampiran 15
Catatan Lapangan ke-7
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari/tanggal :Sabtu/ 01 Februari 2014
Jam :9.25
Lokasi :Ruang Kelas
Sumber data : Absensi Siswa
Catatan:
Hari teraksir melakukan observasi kedisiplinan dari absensi kelas siswa, mulai
memasuki ruang kelas XII IPS 2 melihat kondisi di dalam kelas banyak siswa
yang tidak hadir di sekolah dan melihat ke absensi ternya memang banyak siswa
yang tidak masuk sekolah dari kurang lebih 40 siswa yang tidak masuk ada 16
orang siswa dengan keterangan 3 orang sakit dan 13 orang tidak ada keterangan.
Selanjutnya masuk kelas XII IPS 1 ada 9 orang siswa yang tidak masuk sekolah
dengan keterangan 2 orang izin, 2 orang sakit dan 5 orang tanpa keterangan.
Selanjutnya memasuki ruangan atas yaitu ruang XII IPA 2, di kelas ini ada 6
orang yang tidak hadir atau tidak masuk sekolah yaiu dengan keterangan 4 orang
sakit dan 2 orang izin.
103
Lampiran 16
Catatan Lapangan ke- 8
Metode Pengumpulan Data : Pengamatan/ Observasi
Hari/Tanggal :Selasa/ 28 Januari 2014
Lokasi :Tempat Piket
Sumber data : Pengamatan langsung
Catatan:
Pengamatan kali ini akan membahas tentang kedisiplinan siswa tentang
keterlamabtan siswa datang kesekolah. Dimulai dengan kelas XII IPA 1 pada hari
selasa tanggal 28 januari 2014 ada 3 orang siswa yang terlambat masuk kelas
dengan alasan kesiangan datang pada pukul 07.00 terlambat 15 menit masuk
kesekolah, dan ada hukuman yang harus dijalankan siswa yaitu dengan mengepel
lantai sekolah hingga bersih.
Selanjutnya kelas XII IPS 2 ada 7 orang siswa yang terlambat masuk sekolah
dengan alasan yang sama yaitu kesiangan
104
Lampiran 17
Catatan Lapangan ke- 9
Metode pengumpulan data :Observasi
Hati/Tanggal :Jumat/ 10 januari 20114
Jam :7.00 s/d 12. 10
Lokasi :Halaman Sekollah
Sumber data :Peneliti
Catatan:
Peneliti ingin mengetahui tentang ke religiusan siswa siswi yang sekolah di
SMA Negeri 12 Tangsel, setelah di teliti ke religiusan di sekolah ini sangat baik
contohnya seperti wajib mengikuti pengajian rutin hari jumat untuk murid yang
beragama islam, mengikuti kegiatan istigosah, sholat berjamaah setiap dzuhur,
melaksanakan ibadah duhha, mengikuti eskul rohis, bersemangat dalam
melaksanakan hari besar islam contohnya mengadakan 1 Muharram, maulid Nabi
Muhammad SAW.
Hasil observasi:
Siswa atau siswi mengikuti pengajian duduk di tengah lapangan yang di
sinari matahari dan beralaskan tikar para siswa siswi ini mengikuti acara dengan
tertib. Adapun acara yang di tampilkan pada pengajian jumat itu diantaranya:
pembacaan surah yaasiin, pembacaan ayat suci al-Qur’an dari murid, ceramah
agama dari guru, tausiah agama dari murid (di adakannya tausiah murid ini adalah
untuk mengetahui karakter kereligiusan siswa yang ada di sekolah), kreasi seni
dari murid, pembacaan do’a.
105
Pada saat diadakannya atau merayakan hari besar islam seperti 1 muharram
dan maulid Nabi Muhammad SAW, para siswa khususnya panitia dari osis sangat
bersemangat untuk menyelenggarakan atau merayakan hari kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Hampir semua siswa siswi muslim bahkan guru ikut
berpartisipasi dalam menyelenggarakan acara tersebut.
Di sekolah telah di terapkan tentang sholat berjamaah, akan tetapi masih
banyak siswa yang tidak mengikuti peraturan tersebut. Banyak siswa yang
melalaikan ibadah sholat, tidak sesuai dengan yang diinginkan sekolah. Dan
sholat sunah duhha juga sering dilakukan oleh siswa siswi kelas XII.
Kegiatan keagamaan selanjutnya yaitu rohis, sekolah mengembangkan
karakter murid dari kegiatan rohis. Di dalam kegiatan rohis terdapat kegiatan-
kegiatan yang menjadikan siswa siswi itu memiliki karakter keagamaan dan
kekereatifan contohnya seperti kegiatan marawis, marawis adalah suatu seni islam
yang telah lama berkembang, selain marawis juga ada qosidah dan pembacaan
seni al-Quran seperti murotal al-Quran.
106
Lampiran 18
Catatan Lapangan ke-10
Metode pengumpulan data :Observasi
Hari/Tanggal:Mulai Rabu 15 januari hingga Jumat 17 Januari 2014
Lokasi :Halaman Sekolah
Sumber data :Peneliti
Catatan:
Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui kerja keras para siswa siswi
SMA Negeri 12 Tangsel dalam melakukan atau melaksanakan tata tertib sekolah
diantaranya menjaga kebersihan lingkungan sekolah, mengerjakan tugas sekolah,
memanggil guru untuk mengisi pelajaran di kelas, mengikuti pelajaran dengan
baik.
Hasil Observasi:
Peneliti mendapatkan hasil dari penelitian observasi tentang kerja keras
siswa, yang pertama, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, di setiap sudut
kelas terdapat tempat sampah jadi setiap selesai makan mereka langsung
membuang sampah pada tempatnya, dan di setiap kelas juga memiliki jadwal
piket atau bersih bersih kelas, sebelum memulai pelajaran mereka membersihkan
kelas dan 5 menit sebelum bel pulang para siswa siswi juga membersihkan kelas.
Yang kedua tentang mengerjakan tugas sekolah baik tugas kelompok
maupun tugas individu, setelah bel pulang sekolah sebagian siswa atau bias di
katakana 50% tidak langsung pulang kerumah akan tetapi mengerjakan tugas
sekolah atau PR yang di berikan guru di area sekolah.
107
Lampiran 19
Catatan Lapangan ke-11
Metode pengumpulan data :Observasi
Hari/ Tanggal : Senin/ 13 Januari 2014
Lokasi :SMAN 12 Tangsel
Jenis Kegiatan : Bakti Sosial (Donor Darah dan baksos
untuk para korban bencana)
Sumber data :Peneliti
Catatan:
Pada tanggal 13 januari 2014 tepat di adakannya kegiatan sosial di SMA
Negeri 12 Tangsel, yaitu adanya kegiatan donor darah, bakti sosial untuk para
korban bencana yang terjadi awal-awal tahun 2014 dari mulai kebanjiran,
kebakaran, meletusnya gunung.
Hasil Observasi:
Antusias siswa siswi dalam menyumbangkan darahnya untuk pasien-pasien
yang membutuhkan adalah perbuatan yang sangat baik, siswa siswi banyak yang
ikut berpartisipasi dalam kegitan ini tidak hanya siswa tetapi gurupun ikut serta
dalam menyumbangkan darahnya tampa perduli jarum suntik yang menusuk.
Antusias siswa siswi juga di tujukan pada saat banyak bencana-bencana
yang terjadi di awal tahun 2014 lalu, mereka menyumbangkan pakaian layak
pakai, makanan, serta uang jajan di sisihkan untuk membantu para korban benca
tersebut.
108
Lampiran 20
Catatan Lapangan ke-12
Metode pengumpulan data :Observasi
Hari/Tanggal :Senin/ 3 Februari 2014
Lokasi :SMAN 12 Tangsel
Kegiatan : Bulan Bahasa
Sumber data :Peneliti
Catatan:
Di sekolah SMA Negeri 12 Tangsel ini pada setiap setahun sekali di
adakannya kegiatan bulan bahasa, yaitu perlombaan dari berbagai macam bahasa
yaitu bahasa Indonesia, arab, ingris, dan jepang. Adapun perlombaan tersebut
yaitu: pidato bahasa, repoter tv dan mengarang. Di adakannya bulan bahasa ini
adalah untuk mengukur kreativitas siswa dalam bidang nalar, dan mengetahui rasa
percaya diri siswa yang mengikuti perlombaan tersebut.
Perwakilan pada setiap kelas untuk mengikuti kegiatan ini, menunjukan
kreativitas siswa siswi tersebut. Siswa siswi lainnya ikut menyemangati teman
kelasnya yang menjadi perwakilan setiap kelas. Begitu semangat anak siswa siswi
mengikuti kegiatan perlombaan bulan bahasa ini. Jika dikaitkan dengan
perkembangan karakter dalam kegiatan ini dapat dilihat bahwa dapat
menumbuhkan rasa percaya diri siswa, berani, kerja keras juga.
109
Lampiran 21
Catatan Lapangan ke-13
Metode pengumpulan data :Observasi
Hari/ Tanggal :Jumat/ 17 Januari 2014
Jam :07.00
Lokasi :Lapangan Sekolah
Kegiatan : Istigosah
Sumber data :Peneliti
Catatan:
Menjelang ujian akhir sekolah dan ujian akhir nasional kelas XII, sekolah
mengadakan istigosah untuk memohon kelancaran pada saat menghadapi ujian
sekolah dan ujian akhir nasional.
Siswa siswi kelas XII semangat atau sangat khusuk mengikuti istigosah
yang di gelar oleh sekolah, di bawah terik matahari dan beralaskan tikar terpal
mereka khusuk membaca bacaan istigosah. Memohon kepada Allah agar di
mudahkan dalam melaksanakan ujian sekolah maupun ujian tes masuk perguruan
tinggi.
110
Lampiran 22
Informa : Supylah, S. Pdi
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam
Hari/ Tanggal : Rabu/ 07Mei 2014
Jam : 14.00
1. Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai pendidikan karakter? Apakah penting
pendidikan karakter bagi siswa siswi SMAN 12 TANGSEL?
Jawab: Pendidikan yang mengarahkan kepada sikap atau prilaku manusia
atau kalau di sekolah dikenal sebagai siswa
2. Nilai-nilai karakter apa saja yang telah diterapkan di SMAN 12 TANGSEL?
Jawab: Nilai-nilai keagamaan
3. Apakah nilai-nilai karakter yang di kembangkan tersebut telah tertanam pada
siswa siswi SMAN 12 TANGSEL?
Jawab: belum sepenuhnya karena masih ada siswa yang sikap dan prilakunya
masih sedikit kurang mematuhi peraturan yang ada.
4. Apasajakah nilai-nilai religius yang telah berjalan disekolah ini? Apakah
kegiatan religious tersebut dapat mengembangkan karakter siswa siswi di
SMAN 12 TANGSEL?
Jawab: Rohis, pengajian jumat, iya karena secara tidak langsung kegiatan
tersebut bias mengarahkan siswa kearah yang lebih baik.
5. Program apa yang bapak/ibu terapkan di sekolah sehingga membuat siswa
siswi SMAN 12 TANGSEL selalu jujur?
Jawab: member nasehat kepada siswa siswi SMA 12 Tangsel.
6. Bagaimana tindakan bapak/ibu jika mengetahui siswa siswi SMAN 12
TANGSEL tidak melakukan kejujuran?
Jawab: Lebih di nasehati lagi agar ia sadar akan kelakuannya.
7. Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang kedisiplinan siswa di SMAN 12
TANGSEL? Apakah siswa siswi disini telah mengikuti peraturan yang telah
111
ada? Atau sebaliknya selalu melanggar peraturan yang telah dibuat, sehingga
membuat siswa siswi di SMAN 12 TANGSEL ini tidak disiplin?
Jawab: Ada beberapa siswa yang mentaati dan juga ada siswa yang masih
suka melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Masih ada beberapa siswa
yang tidak disiplin contohny seperti telat masuk sekolah.
8. Biasanya apa yang membuat siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL ini
melanggar peraturan atau peraturan apa yang sering mereka langgar?
Jawab: Terlambat dating kesekolah
9. Adakah tindak lanjut yang diberikan sekolah? Tindak lanjut seperti apa yang
di berikan sekolah?
Jawab: Ada, biasanya di suruh keliling lapangan, di jemur dan jika sudah
telalu keseringan maka di buatkan surat panggilan dari sekolah/ surat
pemanggilan orangtua.
10. Apakah setelah di berlakukannya hukuman tersebut siswa siswi SMAN 12
TANGSEL menjadi siswa siswi yang disiplin?
Jawab: Belum tentu, karena masih ada saja yang suka melanggar peraturan
yang telah ada
11. Program apasajakah yang bapak/ibu lakukan dalam megembangkan karakter
kepada anak didik?
Jawab: Memberi nasehat
12. Apakah usaha yang bapak/ibu lakukan telah berhasil?
Jawab: Belum 100% berhasil, karena masih ada siswa yang suka melanggar
peraturan
13. Apakah dari usaha bapak/ibu siswa siswi tersebut telah memberikan
konstribusi? Seperti sebuah penghargaan atau yang lainnya?
Jawab: Memberi konstribusi berupa penghargaan-penghargaan yang diraih
dari perlombaan-perlombaan yang diikuti.
14. Apakah program yang bapak/ibu lakukan untuk menanam/ menumbuhkan
karakter kereatif pada siswa/siswi di SMAN 12 TANGSEL?
Jawab:Memberi pelajaran yang menarik di kelas, agar siswa termotivasi
untuk berkreatifitas.
112
15. Apakah siswa siswi SMAN 12 TANGSEL telah menunjukan kekereatifannya
kepada bapak/ibu? Contohnya seperti apa?
Jawab: Sudah sedikit lebih smart dan aktif, contohnya seperti membuat
madding sekolah dengan tampilan yang menarik.
16. Apakah bapak/ibu selalu mengingatkan kepada siswa siswi agar peduli
terhadap lingkungan sekitar? Contohnya seperti apa?
Jawab:Selalu mengingatkan, seperti harus membuang sampah pada
tempatnya, menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih.
17. Apakah bapak/ibu selalu terbuka terhadap keluhan-keluhan yang di sampaikan
dari murid?
Jawab:Ya, tentu sangat terbuka atas keluhan-keluhan para siswa atau siswi
18. Bagaimana bapak/ibu menanamkan atau mengembangkan siswa siswi tersebut
agar selalu bersahabat?
Jawab:Selalu berkomunikasi dengan baik pada peserta didik
19. Pernahkah siswa siswi tersebut melakukan tindak kekerasan kepada
kawannya? Atau kawan dari sekolah lain?
Jawab: Siswa-siswi tidak pernah melakukan tindakan kekerasan kepada
kawannya
Tangerang, 03 April 2014
Informa
Pewawancara Guru PAI
Komariyah Supylah, S.Pdi
113
Lampiran 23
Gambar 4.3
Struktur Organisasi SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan
Berikut stuktur organisasi SMA NEGERI 12 Kota Tangerang Selatan adalah
sebagai berikut :
1. Kepala sekolah
Bertugas Melakukan pembaharuan di bidang KBM, BK, Ekstrakurikuler
2. Komite sekolah
Pengembang dan Penyalur aspirasi dalam sekolah
3. Tata Laksana
Pendukung Proses belajar pada khususnya pada Tata Usaha
114
4. Wakasek Kurikulum
Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan
5. Wakasek Kesiswaan
Menyusun Program pembinaan kesiswaan
6. Wakasek Sarana Prasarana
Memelihara Sarana dan prasarana sekolah
7. Wakasek Humas
Mengatur dan menyelanggarakan hubungan antara sekolah dan orang tuasiswa
8. Staf Pengajaran, Evaluasi, Akademik, Perpustakaan
Melakukan pengajaran akademik dan mengevaluasi kegiatan KBM
9. Staf Ektrakulikuler, OSIS, IMTAQ
Organisasi yang melakukan kegiatan intern pada sekolah
10. Staf Sarana
Mengkoordinir Sarana dan prasarana sekolah
11. Wali Kelas
Bertanggung jawab penuh terhadap siswa satu kelas
12. Divisi ICT
Menjalankan ketentuan dan berkoordinasi dari penanggung jawaborganisasi
Induk.
1. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Daftar data pendidik dan tenaga kependidikan SMAN 12 Kota
Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
Tabel Lam.4
Data Guru SMAN 12 TANGSEL
No Nama Gol Pendidikan Guru Mapel
1 H.M. Syamsudin H.S., S. Pd IV.b S1 Bahasa Inggris
2 Syamsudin Noor, S.H IV. a S1 PPKN
115
3 Koesmiati Roebyo, S. Pd IV.a S1 BK
4 Drs. Ujan IV.a S1 Sosiologi
5 Maulana Panuju, S. Pd III.c S1 Bahasa Inggris
6 Drs. Ade Sumarna III.b S1 Sejarah
7 Rahayu Prihatiningsih, S.
Pd
III.b S1 Biologi
8 Dra. Hj Yuniartina, S. Pd III.b S1 Sosiologi
9 Naijan, S. Pd IV.a S1 Sejarah
10 Evi Sofiati I, S. Pd III.b S1 Ekonomi
11 Ana Mukarromah, S.si. III.b S1 Kimia
12 Sulandari, M.Pd. III.b S2 Matematika
13 Vinsencia Chandra HM, S.
Pd
III.a S1 Pajak
14 Drs. Syahrudin Syah, M. Pd III.d S2 Pendidikan
Agama Islam
15 Nurhayati, S. Pd III.c S1 PPKN
16 Sabar Darmawan, S. Pd III.b S1 Bahasa Jepang
17 Supendi, S. Pd. IV.a S1 SBK
18 Gerry ON, S.Pd III.a S1 Olahraga
19 Sujana, S.Pd III.c S1 Olahraga
116
20 Yulius Ramadhona, S. Pd. S1 Olahraga
21 R. Erti Samsiati, S. Pd III.b S1 Bhs. Indonesia
22 Eka Dermawan, S. Pd S1 TIK
23 Septyana Atik W, S. Pd S1 Bahasa Inggris
24 Intan Febriana. S. Pd. S1 Bhs. Indonesia
25 Wardatul Aulia, S. Pd S1 Matematika
26 Utami, S. Si, MM. Pd S1 Matematika
27 Ulan Syafitri, S. Pd S1 Geografi
28 Fitrah Mulyana, S.sos. S1 SBK
29 Bayu Agung H, Amd. S1 Fisika
30 Febriana Cahya, S. Pd S1 BK
31 Aswindri K, S.Pd. S1 Biologi
32 Saeful Bahri, S.Kom. S1 TIK
33 Dra. Mulyati III.b S1 Pendidikan
Agama Islam
34 M. Yunus, S.Pd.I. S1 Bahasa Arab
35 Syifah Nadlifah, S. Psi. S1 BP
36 M. Angga Permana. Fisika
37 Komariyah Pendidikan
Agama Islam
117
38 Supylah Pendidikan
Agama Islam
39 Siti Nurmilasari Ekonomi
40 Anindita Chairilina Bahasa Indonesia
41 Eko Wahyu Aprilianto, S.
Pd
Bahasa Inggris
42 Andrian M. Yusuf Kimia
2. Data Siswa dalam Tiga Tahun Terakhir
Daftar data siswa yang terdapat di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan
dalam tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Tabel Lam.5
Rekapitulasi Data Siswa pertahun
Tahun
Ajaran
Kelas X Kelas XI Kelas XII
Jml.
Siswa
Jml.
Rombel
Jml.
Siswa
Jml.
Rombel
Jml.
Siswa
Jml.
Rombel
2011/2012 154 4 _ _ _ _
2012/2013 166 4 154 4 _ _
2013/2014 261 7 167 4 155 4
3. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Dalam kegiatan belajar mengajar di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan
, terbagi menjadi dua, yaitu:
b. Kegiatan Intrakurikuler
Kegiatan Intrakurikuler dilaksanakan siang mulai pukul 12.30 s/d 17.30
sementara mengacu pada kurikulum.
118
c. Kegiatan Extrakurikuler
i. Pramuka
ii. Marching band
iii. Pencak silat
iv. Takhassus
v. Paskibra
d. Prestasi yang dicapai (Prestasi Belajar dan Kegiatan Sekolah)
1. Juara terbaik I Putra se-Kec.Taruma Jaya (Pramuka)
2. Juara terbaik II Putri se-Kec.Taruma Jaya (Pramuka)
7. Sarana dan Prasarana SMAN 12 Kota Tangerang Selatan
Daftar sarana dan prasarana yang terdapat di SMAN 12 Kota Tangerang
Selatan, seperti tabel berikut:
Tabel Lam.6
Sarana dan Prasarana
Jenis
Prasarana
Jumlah
Ruang
Ruang Kelas 9
Perpustakaan 1
R. Lab. IPA 1
R. Lab. Biologi -
R. Lab Fisika -
R. Lab. Kimia -
R. Lab. Komputer 1
R. Lab. Bahasa -
R. Pimpinan 1
R. Guru 1
R. Tata Usaha 1
R. Konseling 1
Tempat Beribadah 1
119
R. UKS 1
Toilet 5
Gudang 1
Tempat Olahraga 1
R. OSIS 1
120
Lampiran 23
Daftar siswa yang mengikuti eskul rohis
NO NAMA JENIS KEGIATAN
MARAWIS QASIDAH SENI
BACA AL-
QUR’AN
1 INDA MAULIDA
2 FEBRIANTI HABIBAH
3 SARWATI
4 REGITHA N
5 ADELINA SHAFIRA A
6 LATHIFAH YULIANTI
7 DHEA NADIA
8 IRFAN RAMADHAN
9 MAFTUH AHNAN
10 NUR ROBI
11 MUHAMMAD
NABAWI
12 YULI ERLINA b
13 NIKE SYAFIA TR
14 MUTIA NURFITRIANI
15 IQBAL NUR A
16 INDAH NUR Y
17 IRZAN ALDI A
18 DINAR ADNA ROUSA
19 RUDIYANA
20 DZIKRI M ANWAR
21 RIDHO MULYA M
22 JODY A
23 M. FACHRI
FADILLAH
24 SAHID ANWAR
25 RIBBIALIF LF
26 RAVEN VERDIORY
27 M. RAFLI
RAMADHAN
28 USWATUN
121
HASANAH
29 SYARIFAH
HASANAH
30 LATHIFAH YULIANTI
31 DINAR ADNARAUSA
32 VIDIA INDRIAWATI
I;
UJI REFERENSI
No Referensi Keterangan Paraf
No.
footnote
BAB Halaman
I Abdullah Nasih 'Ulwano
Pedoman Pendidikan
Anak dalam Islam,
Semarang: Asy-Syifa,
1981
4 I J
2 Abuddin Nata & Fauzan,
Pendidikan dalam
Persepektif Hadits,
Ciputat: Uin Press, 2005
43,48,49,
50
il 30,34,35,
36,37
J Akyas Azhari, P siknlogi
Umum dan
P e r ke m b an g an, J akarta:
PT. Mizan Republika,
2004
39,47 il 28,29
\'
4 Ali H.M. Sayuti,
Metodologi Penelitian
Agama: Pendekatan Teori
dan Praktek, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada,
2002
I m 39
5 Ali Imron, Manajmen
Peserta Didik Berbasis
5 l il 38
I
:
Sekolah, Jakarta: PT.
Bumi Aksara,20ll IIII
6 Annas Salahudin &
Irwanto Alkrienciehie,
Pendidikan Karakter
(pendidikan berbasis
agama dan budaya,
Bandung: Pustaka Setia,
20t3
3 , 6 ,7 n 11
7 Bagong Suyanto &
Sutinah, Metode
Penelitian Sosial:
Berbagai Alternatif
Pendekatan, Jakarta:
Kencana Prenada Medi
Group,2005
5 ilI 4Q
Itr8 Cholid Narbuko & Abu
Ahmadi, Metodologi
Penelitian, Jakarta: PT.
Bumi Aksara,2004
4 ru 39
9 Departemen Agama
Direktorat Jendral
Kelembagaan Agama
Islam, Wawancara Tugar
Guru dqnTenaga
Kependidikan Islam,
44,46,47 II 31,32
r
Jakarta,2005
l10 http:llardhana 12.
Wordpress. coml2008/ 02/0
8/ teknik-analisis data-
dalam-penelitian/
7 m 46
l l Maswardi Muhammad
Amin, Pendidikan
Karakter Anak Bangsa,
Jakarta: Baduose Media
Jakarta,20lI
30 I 22
t2 Mohamad Surya, Abdul
Hasyim & Rus Bambang,
Landasan Pendidikan
Menjadi Guruyang Baik,
Bogor: Ghalia Indonesia,
2010
45 I 31
\ .
13 Muchlas Samani &
Harianto, Konsep dan
Model Pendidkan
Karakter, Bandung; PT.
Remaja Rosdakarya,20ll
5 II 7
I 4 Muwafik Shaleh,
Membangun Karakter
dengan Hati Nurani
(Pendidikan Karakter
r ,2 il 9
I
i
Untuk Generas i B angsa),
J akarta: Erlangga, 20 12
15 Najib Sulhan, Karakter
Guru Masa Depan,
Surabaya: PT. JePe Press,
20rl
4 II 10
I6 Najib Sulhan,
Pengembangan Karakter
dan Budaya
Bangsa,Surabaya: PT.
JePe Press, 201 1
1 r 4 1 6 , 7 ,
8, 11 ,
I
il
1 , 2 , 4 0 6
t2
t7 Nuraida & Halid Alkafl
Metodologi Penelitain
Pendidika, Tangerang:
Islamic Research
Pulishing,2009
2 n 39
lPl 8 Nurla Isna Aunillah,
Menerapkan Pendidikan
Karakter di Sekolah,
Jogjakarta: Laksana, 201 1
9, 18, 19,
2r ,23,27,
29,31,32,
33,34,35
I
II
5
12, 16,17,
20,21,22,
23,24,26,
27
19 Nurul Zuriah, P endidikan
Moral dan Budi Pekerti
16,24,25 il 15,18 ,19
'r
dalam Persepektif
P erub ahsn, Jakarta: PT.
Prestasi Pusta Karya, 2011I
20 Nusa Putera. P enelitian
Kualitatif: Proses dsn
Aplikasi, Jakarta: PT.
Indeks Permata Puri
Media,201l
6 m 46
2 l Ratna Yudhawati & Dani
Haryanto, Teori-Teori
Dasar Psikologi
P endidikan Jakarta: PT.
Prestasi Pustakarya, 201 I
a 1J I il 27
/
I
Iit
22 Syamsu Yusuf & Nani M
Sughandi, P erkemb angan
P es erta Didik, Jakarta:
Rajawali Press, 2011
8, 14, 15,
17,20,22,
26,28,38,
40,42
I 11,14 ,15 ,
16,17,20,
29 ,30
23 Thomas Lichona,
E duc at ing for C haract er
(Mendidik untuk
Membentuk Karakter),
Jakarta: Bumi Aksara,
2013
10, II t2
24 Toni D. Widiastono,
Pendidikan Mqnusia
5 I 4
Indone s i a, Jakarta: PT.
Kompas Media
Nusantara,2004
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. BIODATA
NIM : 109011000261
Nama Lengkap : Komariyah
Tempat dan Tanggal Lahir : Tangerang, 24 Desember 1991
Alamat Lengkap : Kp. Ciater I Lk.Wetan RT: 02/06 Serpong-Tangsel
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. 1996-2003 – MI Nurul Falah Lengkong Gudang
2. 2003-2006 – MTs. Al-Mukhlisin Ciseeng - Bogor
3. 2006-2009 – SMA Al-Mukhlisin Ciseeng- Bogor
Jakarta, 22 April 2014
Saya yang bersangkutan
Komariyah