Post on 15-Oct-2021
1
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
SKRIPSI
PENGARUH KAMPANYE G21H LIFEBUOY TERHADAP
CITRA LIFEBUOY SEBAGAI SABUN KESEHATAN
Diajukan oleh :
NAMA : YOGA PRAVISTA WIRAHENDIKA
NIM : 2009-41-207
KONSENTRASI : HUBUNGAN MASYARAKAT
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Jakarta
2
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Yoga Pravista Wirahendika
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 2 Oktober 1991
Alamat : Jl. Puring No. 70 RT. 06/07 Cinere Depok
Telp/HP : 083876227420
Status : Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UPDM (B)
NIM : 2009-41-207
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Humas
Dengan ini menyatakan bahwa, Skripsi :
Judul : Pengaruh Kampanye G21H Lifebuoy Terhadap Citra Lifebuoy Sebagai Sabun Kesehatan
Pembimbing I : Mediana Handayani, Dr. M. Si.
Pembimbing II : Drs. Freddy Richardo, M. Si
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya buat merupakan hasil asli (orisinal) dan bukan duplikasi dari skripsi orang lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup untuk dokenakan sanksi akademis sesuai peraturan yang berlaku di FIKOM UPDM (B).
Jakarta Agustus 2013
Yang menyatakan
( Yoga )
3
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................... iii
LAMPIRAN……. ...................................................................................... iv
ABSTRAK……. ....................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ....................................................... 9
C. Perumusan Masalah ......................................................... 9
D. Tujuan Penelitian .............................................................. 10
E. Kegunaan Penelitian ......................................................... 10
BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN KERANGKA TEORI
A. Kajian Pustaka .................................................................. 12
B. Tinjauan Literatur .............................................................. 17
C. Kerangka Teori ................................................................. 41
D. Hipotesis ........................................................................... 49
E. Kerangka Konsep ............................................................. 50
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................. 53
4
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................. 54
C. Populasi ............................................................................ 55
D. Teknik Pengambilan Sampel ............................................ 55
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 57
F. Teknik Analisis Data ......................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................ 65
B. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................. 70
C. Uji Hipotesis ...................................................................... 96
D. Pembahasan .................................................................... 100
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 104
B. Saran ................................................................................ 105
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan aset paling penting dan harus menjadi prioritas yang
utama. Kesehatan itu mahal harganya, selagi sehat, tubuh harus dijaga agar
tetap sehat dan bugar sepanjang masa. Menurut catatan badan kesehatan
dunia World Health Organization (WHO), Diare membunuh 2,5 juta Balita di
dunia setiap tahunnya, ada sekitar 100.000 anak indonesia meninggal akibat
diare setiap tahunnya (sumber: fact sheet) Diare sering disebabkan oleh bibit
penyakit yang terdapat di kotoran manusia yang masuk melalui mulut, yang
disebut penyakit fecal-oral, Sementara angka kejadian diare di sebagian besar
wilayah indonesia hingga saat ini masih tinggi. Berdasarkan indeks
pembangunan kesehatan masyarakat (IPKM) 2010, rata rata angka kejadian
diare sebesar 8,58% dari jumlah penduduk indonesia.
Manusia yang bersih akan menjadikan manusia yang sehat dan produktif.
Tetapi virus dan bakteri tetap berada di sekitar manusia dan memungkinkan
manusia itu terjangkit oleh penyakit. Hal inilah yang cukup membahayakan bagi
kesehatan manusia, karena virus dan bakteri bisa saja ada di dalam makanan,
air, benda-benda yang kita pegang, ataupun kontak langsung dengan orang
lain. penyakit- penyakit umum yang diderita oleh manusia seperti flu, batuk,
6
cacingan, dan diare dapat berasal dari virus ataupun bakteri di lingkungan
sekitar manusia.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti cuci tangan pakai sabun
(CTPS) secara medis telah terbukti efektif mencegah serta membentengi tubuh
dari beragam penyakit seperti diare, cacingan, infeksi saluran pernapasan atas
(ISPA), sampai flu burung dan flu babi (swine flu) berdasarkan studi penelitian
oleh Curtis V. Cairncross mencuci tangan pakai sabun dapat menurunkan
resiko diare hingga 47%. Hasil penelitian di yogyakarta yang dilakukan LSM
Padmaya terhadap program integrated Health Promotion Program (IHPP)
menunjukan edukasi dan sosialisasi cuci tangan pakai sabun berdampak pada
peningkatan perilaku cuci tangan pakai sabun hingga 42% dan membantu
penurunan kasus diare hingga 32%, dan cara cuci tangan pakai sabun yang
benar itu minimal 10 detik untuk menghilangkan kuman yang ada di tangan
kita.( Curtis, 2003:3)
program g21h lifebuoy ini dilaksanakan di 500 sekolah di Indonesia
dengan fokus untuk merubah generasi anak bangsa menjadi lebih baik,
pelaksanaan program G21H Lifebuoy pada tahun 2001 yang dinilai cukup
berhasil dari tahun ketahun hingga tahun 2013 ini secara tidak langsung
berpengaruh pada peningkatan perilaku CTPS di masyarakat, khususnya di
lingkungan sekolah dan keluarga. (www.old-kaskus.blogspot.com)
Tidaklah mahal untuk menjaga kesehatan tubuh ini cuci tangan pakai
sabun adalah sikap dasar dalam berprilaku hidup sehat, memang terlihat
7
mudah namun cuci tangan pakai sabun dapat mencegah timbulnya penyakit
yang akan masuk ke dalam tubuh, kurangnya kesadaran manusia akan hidup
sehat menimbulkan dampak banyaknya penyakit di dalam tubuh manusia,
tanpa disadari virus dan bakteri bisa saja berada didalam makanan, air, bahkan
ditangan. Butuh kesadaran dalam diri kita untuk menerapkan sikap hidup sehat
karena di dalam manusia yang bersih akan menjadikan manusia yang sehat.
Tangan adalah salah satu jalur utama kuman penyakit masuk ke dalam
tubuh. Tangan adalah anggota tubuh yang paling sering bersentuhan dengan
benda di sekitar, contohnya seperti memegang uang, berbagai debu yang
menempel di tangan dan mengandung banyak kuman di dalamnya dan secara
tidak sadar itu semua berhubungan langsung dengan mulut, hidung dan mata,
tanpa di sadari saat terdapat banyak kuman di tangan lalu kita mengucek mata
akan terjadi iritasi terhadap mata, dan memakan makanan melalui tangan yang
terdapat banyak bakteri dan kuman itu akan menimbulkan sakit perut bahkan
diare.
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi setiap individu untuk membentuk
perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini, karena anak yang mendapatkan
pendidikan dan pembinaan sejak dini tentang kesehatan maka saat anak
tersebut beranjak dewasa dia akan dapat lebih bertanggung jawab akan
kesehatannya.
Program kampanye yang di galangkan, yaitu gerakan 21 hari tanamkan
hidup sehat yang dimulai dari mencuci tangan tidak sekedar hanya
8
membersihkan dengan air, membersihkan tangan dengan air saja tidaklah
cukup, karena masih terdapat banyaknya bakteri di dalam tangan kita.
Siswa – siswi SD merupakan bagian masyarakat yang di kemudian hari
memiliki peranan penting dalam menentukan kesehatan bangsa kedepannya.
Fenomena yang terjadi adalah Kurangnya kesadaran siswa-siswi SD dalam
masalah kebersihan menimbulkan banyaknya penyakit yang masuk ke dalam
tubuh kita, ini dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan anak-anak
tentang bahayanya virus dan bakteri yang masuk melalui tangan, anak anak
usia 7-12 tahun membutuhkan komunikasi yang bisa dimengerti oleh mereka
(bahasa anak-anak) , bahasa yang sulit dimengerti oleh mereka menyebabkan
ketidakpahaman tentang virus-virus dan bakteri tersebut, maka dari dibutuhkan
cara berkomunikasi dengan anak-anak dengan bahasa yang mereka pahami
sehingga mereka dapat mengerti makna pesan dan memahami agar mereka
dapat mengikuti perilaku hidup sehat, Maka dengan melakukan hal dasar dari
sikap hidup sehat yaitu dengan melakukan kebiasaan cuci tangan pakai sabun
setidaknya itu akan membantu mengurangi penyakit dan menjadikan keluarga
indonesia menjadi sehat.
Lifebuoy menjalakan sebuah program sosialisasi kesehatan yang
mengangkat kampanye gerakan 21 hari (G21H) untuk membentuk kebiasaan
sehat melalui cuci tangan pakai sabun (CTPS) di 5 saat penting yaitu disaat
mandi menggunakan sabun, cuci tangan pakai sabun sebelum makan, cuci
tangan pakai sabun sebelum makan siang, cuci tangan pakai sabun sebelum
makan malam, dan cuci tangan setelah dari toilet. Kegiatan ini dilakukan
9
selama 21 hari berturut turut tanpa terputus, ini agar perilaku sehat menjadi
suatu kebiasaan hidup. Gerakan 21 hari tersebut merujuk dari berbagai
pendapat dan penelitian pakar perubahan perilaku bahwa untuk membentuk
suatu kebiasaan baru pada seseorang dibutuhkan waktu minimal 21 hari untuk
melakukan kebiasaan baru tersebut secara terus menerus tanpa putus dan
mejadikan kebiasaan yang permanen . teori penelitian mengenai hal tersebut
salah satunya diungkapkan Dr. Maxwell Maltz dalam bukunya yang berjudul
Psyco-Cybernetics.(Maltz, 1969:102)
Kebiasaan hidup sehat harus ditanamkan sejak dini agar bisa terbawa
hingga usia tua.oleh karena itu, murid Sekolah Dasar (SD) cenderung menjadi
target yang tepat untuk dibekali dengan hal yang positif seperti ini untuk hidup
lebih sehat. Dalam usianya yang masih cenderung muda, mereka masih
membutuhkan bantuan dan tuntunan dari orang disekitar lingkungannya yaitu,
orang tua, guru dan teman.pada dasarnya keluarga merupakan unit terkecil
bagi suatu bangsa yang memungkinkan untuk menjadi awal dari proses
pendidikan dan sosialisasi budaya baik. Hidup sehat itu perlu diterapkan dari
dini agar saat dewasa kebiasaan itu akan sulit lepas dan kebiasaan hidup sehat
akan menjadi kebiasaan yang permanen Salah satunya seperti budaya sehat
cuci tangan pakai sabun karena dari mencuci tangan pakai sabun kita sudah
dapat mencegah terjadinya penyakit seperti: Diare, tifus, masalah saluran
pernapasan, radang tenggorokan, disentri, mata merah, iritasi kulit, jerawat,
biang keringat, dan bau badan.
10
PT.Unilever Indonesia Tbk, melalui salah satu brand-nya Lifebuoy yang
dikenal luas sebagai sabun kesehatan keluarga, menjalin kemitraan dengan
dengan kementrian kesehatan republik indonesia dan kementrian pendidikan
nasional indonesia untuk menggelar program revitalisasi dokter kecil. Kerja
sama ini merupakan upaya edukasi dan sosialisai penggerak budaya hidup
sehat (PHBS) di sekolah dasar (SD) . dan didalam program gerakan 21 hari
tanamkan hidup sehat, dokter kecilpun mempunyai peran penting untuk
merubah generasinya menjadi lebih sehat.
Selain orang tua, yang bisa memberikan motivasi dan dorongan hidup
bersih kepada anak adalah teman-teman seumurannya. Karena itu, peran
dokter kecil disekolah menjadi penting. Bisa dibilang, mereka ini merupakan
penggerak kesehatan di lingkungan sekolahnya. Revitalisasi dokter kecil
merupakan program yang sangat implementatif karena terjangkau dan
termonitor secara berkelanjutan dalam institusi sekolah.
Dokter kecil membuat anak sekolah menjadi sadar akan kesehatan,
karena itu, dokter kecil di tingkat sekolah dasar direvitalisasi untuk bisa menjadi
pahlawan kesehatan. Tugas dokter kecil dalam program gerakan 21 hari
tanamkan hidup sehat yaitu memberikan pengetahuan untuk hidup sehat dan
menginformasikan soal gizi di hadapan teman-temannya. Bukan hanya itu para
dokter kecil ini juga menjalani penyuluhan kekantin sekolah dan memberikan
pengetahuan kepada teman-temannya di sekolah mengenai mana jajanan yang
sehat dan yang tidak. Karena anak anak cenderung lebih banyak
berkomunikasi dan menghabiskan waktu bersama guru dan teman temannya di
11
lingkungan sekolah. Dalam hal ini komunitas sekolah memegang peranan
penting dalam penanaman kebiasaan hidup sehat. Program kampanye lifebuoy
ini digalangkan ke seluruh sekolah dasar di indonesia sejak tahun 2001 hingga
saat ini.
Salah satunya SD yang ikut serta dalam pelaksanaan G21H adalah SDN
Pondok Labu 15 Pagi. Di sekolah ini, mereka mengimplementasikan G21H
dengan semangat dan kreatifitas yang tinggi dari guru yang mana guru itu
sebagai agent of change dimana gurulah sebagai contoh untuk anak anak
didiknya, dan tak hanya melakukan cuci tangan pakai sabun mereka juga
memperhatikan kebersihan lingkungan sekolah, dan ini menjadi salah satu
prestasi dengan terpilihnya mereka sebagai sekolah dasar terbersih sejakarta
selatan versi dinas pendidikan ( sumber : Data Prestasi SDN Pondok Labu 15
Pagi Tahun 2009-2011).
lifebuoy membuat suatu program untuk mengkampanyekan gerakan 21 hari
tanamkan hidup sehat, dalam menjalankan program yang digalangkan, lifebuoy
membutuhkan peran humas, yaitu sebagai eksekutor dalam
mengkampanyekan gerakan 21 hari tanamkan hidup sehat.
Menurut Rosady Ruslan (2008) definisi umum tentang humas yaitu seni
(arts) dan gabungan dari disiplin ilmu manajemen, komunikasi, psikologi, sosial
dan marketing, untuk membentuk agar perusahaan atau lembaga, gagasan
atau ide yang ditawarkan, nama dan produknya menjadi disukai dan dapat
dipercaya oleh publiknya. (Ruslan, 2008:6)
12
Peran Public Relation tidak lepas dari fungsi-fungsinya yaitu bertanggung
jawab terhadap citra atau image perusahaan ataupun merek suatu produk dari
perusahaan tertentu, seorang Public Relation atau yang kita kenal humas
diharpkan untuk dibuat program program yang secara sengaja dan terencana
dalam upaya menciptakan, meningkatkan dan memelihara pengertian bersama
atau citra dari suatu organisasi, perorangan ataupun merek yang diwakili.
Seiring dengan banyaknya tekanan yang datang dari dalam maupun luar
lembaga, para praktisi public relation harus terus mengembangkan strategi
untuk dapat menangani datangnya tekanan tersebut. Public Relations
menggunakan strategi, yakni agar organisasi disukai oleh pihak-pihak yang
berhubungan. Pihak yang berhubungan dengan organisasi ini dalam Public
Relations disebut Stakeholders atau mereka yang mempertaruhkan hidupnya
pada dan untuk organisasi. Mereka semua membentuk opini di dalam
masyarakat serta dapat mengangkat atau menjatuhkan citra dan reputasi
organisasi atau perusahaan. Perlu adanya strategi kampanye untuk
mengangkat citra perusahaan menjadi lebih baik dan semakin lebih dikenal,
Sering kali terjadi kerancuan pengertian atau istilah kampanye yang disamakan
dengan propaganda, Propaganda adalah komunikasi persuasif yang diarahkan
pada audiens yang spesifik yang dirancang untuk mempengaruhi opini publik,
dengan membentuk keyakinan dan emosi sedemikian rupa memperoleh suatu
tujuan tertentu, sehingga terjadi perubahan yang direncanakan dalam perilaku
publik. Propaganda terkadang dilakukan oleh media cetak, seseorang sengaja
mempropaganda berbagai isu, demi kepentingan memperoleh kekuasaan atau
13
mengamankan posisi kekuasaan. Sedangkan pengertian kampanye menurut
Ruslan pengertian secara umum tentang istilah kampanye yang dikenal sejak
1940an campaign is generally exemply persuasion in action (kampanye secara
umum menampilkan suatu kegiatan yang bertitik tolak untuk membujuk).
(Ruslan, 2008:23)
Secara operasional keduanya adalah sama-sama melakukan kegiatan
berkomunikasi yang terencana untuk mencapai tujuan tertentu dan juga
berupaya mempengaruhi khalayak atau audience sebagai target sasarannya
dengan mengadakan program kampanye tersebut masyarakat akan lebih
mengenal sabun lifebuoy sebagai sabun kesehatan. Bukan saja orang dewasa
tetapi juga anak-anak sebagai calon konsumen produk Lifebuoy. Maka penulis
tertarik meneliti dengan mengangkat judul untuk skripsi yang akan dibuat yaitu
“Pengaruh Kampanye G21H Lifebuoy Terhadap citra lifebuoy sebagai
sabun kesehatan (Survei pada SDN 15 Pondok Labu)”
B. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang akan di bahas, dimana
permasalahan ini sangat kompleks dan melibatkan banyak aspek, maka penulis
akan melakukan pembatasan Pembatasan masalah di lakukan untuk
mencegah adanya ketidak sesuaian hasil penelitian yang di sebabkan terlalu
luasnya materi yang di bahas dalam penelitian ini. Menurut Husaini Usman,
“Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan-batasan
masalah penelitian yang akan diteliti. Pembatasan ini berguna untuk
14
mengidentifikasikan fakta mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup
masalah penelitian dan faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang
lingkup penelitian.” (Usman, 1995:23).
C.Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat
pertanyaan – pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau
dicarikan jalan pemecahannya”. Berdasarkan latar belakang permasalahan,
maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimana
Pengaruh Kampanye G21H Lifebuoy Terhadap Perilaku citra lifebuoy sebagao
sabun kesehatan ? (survei pada SDN 15 Pondok Labu)
D . Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari latar belakang masalah, maka penelitian ini dilakukan
dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui jalannya program kampanye gerakan 21 hari
tanamkan hidup sehat.
2. Untuk mengetahui citra lifebuoy di mata konsumen.
3. untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari kampanye G21H Lifebuoy
Terhadap Pembentukan citra lifebuoy.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan diharapkan berguna dari dua sisi, yaitu:
15
1. Kegunaan Teoritis
Dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi pada perkembangan Ilmu Komunikasi khususnya Ilmu
Hubungan Masyarakat mengenai Pengaruh Kampanye G21H
Lifebuoy Terhadap citra lifebuoy sebagai sabun kesehatan.
2. Kegunaan praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
bermanfaat bagi PT.Unilever Indonesia Tbk,dengan salah satu brand nya
Lifebuoy yang memproduksi sabun kesehatan lifebuoy dalam meningkatkan
mutu pelayanan jasa pada masa yang akan datang, sehingga dapat
memberikan kepuasan informasi yang maksimal kepada para konsumennya.
F. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 15 Pagi Pondok Labu yang
beralamatkan di Jl. Andara 1 Pondok Labu Jakarta Selatan. Sedangkan
untuk waktu penelitian ini akan di laksanakan pada bulan Juni 2013.
16
BAB II
TINJAUAN LITERATUR DAN KERANGKA TEORI
A. Kajian pustaka
Pada kajian pustaka ini, penelitian sebelumnya yang sejenis dengan
penelitian yang dilakukan yaitu mengenai “Pengaruh Program Halo Polisi
Indosiar Terhadap Citra Polri Dimasyarakat”. Penelitian tersebut diteliti oleh
Mahasiswa Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) yang bernama
Yessika Septyalina, Nim : 2006-41-083, Konsentrasi : Hubungan Masyarakat,
Penelitian ini dilakukan kepada Warga RT.003/RW.016 Perumahan
Pamulang Permai II Tangerang.
Fokus masalah dalam penelitian ini diarahkan pada upaya untuk
mengetahui bagaimana pengaruh Halo Polisi dengan citra polri dengan
mengetahui pendapat masyarakat perumahan pamulang RT. 003 / RW. 016
Tangerang, Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori yang tentunya
terkait dengan masalah penelitian yang akan diteliti oleh penulis, teori tersebut
yaitu S-M-C-R-E Adalah singkatan dari istilah-istilah S yaitu source atau
sumber, M yaitu media, C yaitu channel, R yaitu receiver atau penerima, E
yaitu efek atau akibat.
Teori kedua, Pembentukan Citra yaitu berdasarkan pemahaman tentang
suatu fakta. Pembentukan suatu citra dipengaruhi oleh berbagai unsur yang
diperoleh ketika sebuah fakta terjadi. Untuk lebih memahami bagaimana
17
sebuah citra terbentuk, John S.Nimpoeno menjelaskan dalam teori proses
pembentukan citra berikut ini :
• Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang
dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan.
• Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.
• Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakan respons seperti yang di
inginkan oleh pemberi rangsangan.
• Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa
menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan prilaku, tetapi
merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan cara-cara tertentu.
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif Kuantitatif.
Penelitian eksplanatif adalah untuk menguji hubungan antara variabel yang
dihipotesiskan, dan penelitian ini bersifat koreasional, yaitu mendeteksi sejauh
mana variasi- variasi pada suatu faktor berhubungan dengan variasi-variasi
pada suatu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisiensi korelasinya.
Berdasarkan dari hasil penelitian di lapangan dan hasil dari pengujian
hipotesis yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya maka dapat
diperoleh kesimpulan dari pengujian hipotesis antar indikator variabel X
(Progam”Halo polisi) dan variabel Y (Citra polri dimasyarakat) sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan responden memberikan penilaian yang kurang positif
terhadap program halo polisi indosiar terhadap citra polisi dimasyarakat
18
RT.003/RW 0.16 Perumahan Pamulang Permai II Tangerang dan dari hasil
pengujian koefisien korelasi menunjukan terdapat pengaruh yang rendah
antara variabel x dengan variabel y.
2. Citra dimata masyrakat masih kurang positif, masih adanya keraguan atas
kepercayaan upaya polri dalam keterbukaan serta kejujuran menyampaiakan
informasi dan menangani suatu kasus.
3. Dengan melihat hasil perhitungan koefisien korelasi program halo polisi ini
masih kurang berpengaruh dan masih banyak kekurangan dalam
menginformasikan programnya. Masih banyak hal yang perlu diperbaiki agar
dapat meningkatkan lagi program dan citra polri yang baik dikalangan
masyrakat.
4. Hasil dari analisis uji signifikansi korelasi menunjukan terdapat pengaruh yang
kurang positif dan significant antara pengaruh program “ halo polisi” Indosiar
terhadap Citra Polri dimasyrakat RT.003/RW0.16 Perumahan Pamulang
Permai II Tangerang.
2. Pada kajian pustaka kedua ini, penelitian sebelumnya yang sejenis dengan
penelitian yang dilakukan yaitu mengenai “Strategi Kampanye minum susu
oleh humas PT Tetra pak Indonesia” Penelitian tersebut diteliti oleh
Mahasiswa Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) yang bernama
Yessica Devis, Nim 2007-41-129, Konsentrasi Hubungan Masyarakat. Judul
penelitian ini adalah “strategi Kampanye Minum Susu Oleh Humas PT Tetra
Pak Indonesia.” Pemilihan ini dilihat dari suatu organisasi atau perusahaan,
19
memerlukan adanya strategi kampanye yang merupakan faktor penting dalam
menjalankan suatu program humas. Agar pesan positif yang mau disampaikan
oleh program tersebut dapat mencapai sasaran yang dituju. Dan melihat
kurangnya kesadaran masyrakat akan pentingnya minum susu bagi
kesehatan tubuh sehingga program kampanye minum susu ini perlu diteliti
terutama disini adalah program yang dijalankan oleh PT Tetra Pak Indonesia,
karena perusahaan ini adalah perusahaan yang memproduksi minuman
kemasan dan salah satunya adalah kemasan susu.
Strategi Kampanye yang digunakan oleh Humas PT Tetra Pak
Indonesia ini adalah strategi kampanye yang dikemukakan oleh Ostergaard
yaitu tahap mengidentifikasi masalah,pengelolaan kampanye, dan evaluasi
pada penanggulangan masalah (reduced problem). Fokus masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana strategi kampanye yang digunakan oleh
Humas PT Tetra Pak Indonesia untuk dapat menciptakan kesadaran
masyrakat akan pentingnya menkonsumsi susu.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif : ucapan, tulisa, serta perilaku yang diamati.
Melalui proses pengamatan, wawancara dan data dari perusahaan dan
paradigma penelitiannya adalah konstruksivisme.
Hasil dari penelitian menyimpulkan strategi kampanye yang digunakan
oleh PT Tetra Pak Indonesia dalam mendukung program kampanye minum
susu adalah dengan mengidentifikasikan masalah yang terjadi, PT Tetra Pak
20
Indonesia bekerjasama dengan berbagai pihak melakukan program kampanye
minum susu untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang nilai gizi yang terkandung dalam susu.
Keberhasilan dari kampanye ini juga didukung oleh media dalam
memberitakan setiap kegiatan kampanye yang telah dilakukan oleh Humas PT
Tetra Pak Indonesia, baik media cetak maupun elektronik.
Dalam penyampaian kampanye, adanya partisipasi dari tokoh publik
yang sudah dikenal masyarakat dapat membantu pesan kampanye lebih
cepat diterima oleh masyarakat. Model strategi Ostergaard yang dilakukan
oleh humas PT Tetra Pak Indonesia sudah berjalan dengan baik terbukti dari
tingkat konsumsi susu yang meningkat tiap tahunnya.
Persamaan kedua skripsi tersebut dengan skripsi ini ialah membahas
mengenai citra tentang suatu perusahaan untuk menciptakan nama baik di
masyarakat, dan perbedaannya terdapat pada permasalahan, tujuan, dan
metode penelitiannya.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
no Penelitian A Penelitian B Yoga
1.
Judul Pengaruh Program Halo Polisi Indosiar Terhadap Citra Polri Dimasyarakat
Strategi Kampanye Minum Susu oleh Humas PT Tetra Pak Indonesia
Pengaruh Kampanye G21H Lifebuoy terhadap Citra Lifebuoy Sebagai Sabun Kesehatan
21
2. Permasalahan Bagaimana citra polri dimata masyarakat dengan adanya tayangan halo polisi di indosiar
Bagaimana strategi yang digunakan oleh humas PT Tetra Pak indonesia untuk dapat menciptakan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi susu
Ketidaksadaran masyarakat akan hidup bersih yang akan menimbulkan banyaknya penyakit yang timbul.
3. Tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Halo Polisi dengan citra polri dengan mengetahui pendapat masyarakat perumahan pamulang RT. 003 / RW.
Untuk menciptakan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi susu
Untuk mengetahui keberhasilan dari program gerakan 21 hari tanamkan hidup sehat dan untuk mengetahui citra lifebuoy dimata masyarakat
4. Teori Teori menggunakan -S-M-C-R-E -Pembentukan Citra
Teori menggunakan Model Kampanye Ostergaard
Teori menggunakan -Teori 7c -Pembentukan Citra
5. Metodologi Menggunakan metode penelitian Eksplanatif Kuantitatif
Penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif
Menggunakan metode penelitian Eksplanatif Kuantitatif
6. Hasil Penelitian
terdapat pengaruh yang kurang positif dan significant antara pengaruh program “ halo polisi” Indosiar terhadap Citra Polri dimasyrakat
Model strategi Ostergaard yang dilakukan oleh humas PT Tetra Pak Indonesia sudah berjalan dengan baik terbukti dari tingkat konsumsi susu yang meningkat tiap tahunnya.
-
B. Tinjauan Literatur
1. Pengertian Komunikasi
Istilah Komunikasi atau bahasa inggrisnya Communication, Berasal dari
bahasa latin, yaitu communications dan bersumber dari kata communis yang
berarti “ sama”. Sama disini adalah “ sama makna” (lambang). Sebagai contoh,
jika dua orang saling bercakap atau berbicara, memahami dan mengerti apa
22
yang diperbincangkan tersebut, maka dapat dikatakan komunikatif. Kegiatan
komunikasi tersebut secara sederhana tidak hanya menyampaiakan informasi,
tetapi juga mengandung unsur persuasi, yakni agar orang lain bersedia
menerima suatu pemahaman dan pengaruh, mau melakukan suatu perintah,
bujukan, dan sebagainya. (Ruslan, 2008:17-18)
Komunikasi sangat penting artinya bagi manusia, karena tanpa
komunikasi tidak akan terjadi interaksi dan tidak ada terjadi saling tukar
pengetahuan dan pengalaman. Peradaban dan kebudayaan, perkembangan
masyarakat dan kemajuan teknologi tidak mungkin terjadi tanpa komunikasi
antar manusia, baik dalam lingkungan suatu bangsa maupun antar bangsa.
Proses penyampaian komunikasi berlangsung pada umunya dengan
menggunakan bahasa. Bahasa adalah lambang yang mewakili sesuatu, baik
yang berwujud maupun yang tidak berwujud, dengan kata lain baik yang
konkrit, maupun yang abstrak.
Jika dikatakan di atas bahwa lambang yang digunakan dalam
komunikasi itu pada umunya adalah bahasa, karena pada kenyataannya
dalam situasi tertentu digunakan juga lambang – lambang lain, di antaranya :
Gerak isyarat (gesture) dengan salah satu anggota tubuh, misalnya ; tangan,
mata, bibir, dan sebagainya. Gambar misalnya ; foto, film, lukisan, diagram,
dan sebagainya. Warna misalnya ; kain putih yang tiba – tiba dikibarkan
dalam pertempuran sengit sebagi isyarat sebagai menyerah bagi sepasukan
tentara, dan sebagainya. Jika komunikasi dengan menggunakan bahasa
disebut komunikasi verbal (verbal communication), maka komunikasi dengan
23
menggunakan lambang bukan bahasa dinamakan komunikasi no verbal (non
verbal communication).
Berdasarkan penjelasan di atas, komunikasi adalah proses
penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambang – lambang yang bermakna sama bagi kedua
belah pihak. Dalam situasi tertentu, komunikasi menggunakan media tertentu
untuk mencapai sasaran yang jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.
Dalam situasi tertentu pula komunikasi dimaksudkan atau ditujukan untuk
merubah sikap (attitude), pendapat (opinion) atau tingkah laku (behavior)
seseorang atau sejumlah orang, sehingga ada efek tertentu yang
diharapkan. (Effendy, 1993 : 11 – 14).
Untuk jelasnya komunikasi meliputi lima unsur pokok yang di beri istilah :
1. Komunikator
Komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang
menyampaikan pikiran atau perasaanya kepada orang lain.
Komunikator dapat bertindak secara individual atau secara kolektif
yang melembaga.
2. Pesan
Pesan adalah lambang bermakna (meaningful symbols), yakni
lambang yang membawakan pikiran atau perasaan komunikator.
Komunikasi pada umumnya berlangsung dengan menggunakan
bahasa, karena diantara sekian banyak lambang hanya bahasa yang
mampu membawakan pikiran atau perasaan seseorang, baik
24
mengenai hal yang konkrit maupun yang abstrak, tidak saja tentang
hal atau peristiwa yang terjadi sekarang, melainkan juga yang terjadi
di masa yang silam dan di waktu yang akan datang. Tetapi untuk
efektifnya komunikasi lambang bahasa di tunjang oleh lambang –
lambang lain sehingga merupakan suatu keterpaduan.
3. Komunikan
Komunikan adalah seseorang atau sejumlah orang yang menjadi
sasaran komunikator ketika ia menyampaikan pesannya. Sejumlah
orang yang dijadikan sasaran itu dapat merupakan kelompok kecil
atau kelompok besar, bersifat homogen atau heterogen. Yang
homogen adalah komunikasi yang berdiri dari orang – orang yang
terikat oleh suatu organisasi yang secara relatif mempunyai
kesamaan dalam usia, misalnya pelajar, mahasiswa, bintara, dan
sebagainya. Komunikan yang Heterogen adalah sejumlah orang
yang berbeda usia, pendidikan, status sosial dan lain – lain, misalnya
orang yang sedang mendengarkan pidato politik dalam suatu rapat
raksasa.
4. Media
Media adalah sarana untuk menyalurkan pesan – pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Media digunakan
dalam komunikasi apabila komunikan berada di tempat yang jauh
dari komunikator atau jumlah banyak. Apabila komunikannya hanya
seorang maka digunakan media seperti surat,telepon, dan lain – lain.
25
Jika komunikannya banyak, dipakailah papan pengumuman,
pengeras suara, dan lain – lain. Jika komunikannya jauh dan banyak,
maka digunakanlah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain –
lain.
5. Efek
Efek adalah tanggapan, respons atau reaksi dari komunikan ketika ia
atau mereka menerima pesan dari komunikator. Jadi efek adalah
akibat dari proses komunikasi. Efek di klasifikasikan menjadi efek
kognitif (cognitive effect) jika menyangkut pikiran atau nalar,misalnya
semula tidak tahu menjadi tahu, semula tidak mengerti menjadi
mengerti ; Efek Afektif ( affective effect) bila menyangkut perasaan,
misalnya semula tidak senang menjadi senang, semula menolak
menjadi menerima ; dan Efek Konatif / Behavioral(conative
behavioral effect) apabila berkaitan dengan perilaku, misalnya
semula malas menjadi rajin, semula pembangkang menjadi penurut.
Jika Efek itu diketahui oleh komunikator, dalam arti kata bila
tanggapan komunikan disampaikan olehnya kepada komunikator,
atau merupakan hasil kegiatan komunikator, maka itu dinamakan
umpan balik atau feed back (Effedy, 1993 : 14 – 17).
26
2. Proses Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Ilmu Komunikasi
Teori dan Peraktek”, komunikasi sebagai peroses terbagi menjadi dua tahap
yaitu :
a. Proses komunikasi secara primer
Merupakan proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam
komunikasi bahasa, kial (gesture), isyarat, gambar, warna dan
sebagainya yang secara langsung mampu ‘menerjemahkan’ pikiran
komunikator kepada komunikan. Apakah itu terbentuk ide,
informasi, atau opini baik mengenai hal yang konkret maupun
abstrak.
b. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang pada media pertama dalam melancarkan
komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di
tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. (Effendy, 2007 :
11).
Berdasarkan proses tersebut, dapat bahwa cara penyampaian
komunikasi, komunikator dapat penyampaikan langsung sesuai
27
dengan apa yang ia maksud sebagai media pertama dan dapat
pula menggunakan alat atau media kedua.
Terdapat unsur – unsur dalam proses komunikasi sekunder, antara lain :
a) Sender
b) Encoding
c) Message
d) Media
e) Decoding
f) Receiver
g) Response
h) Feedback
i) Noise
Sender, komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang
atau sejumlah orang.
Encoding, penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam
bentuk lambang.
Message, pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna
yang disampaikan oleh komunikator.
Media, saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator
kepada komunikan.
Decoding, pengwasandian, yaitu proses dimana komunikan
menetapkan makna pada lambang yang disampaikan komunikator
kepadanya.
28
Receiver, komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
Response, tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah
diterpa pesan.
Feedback, umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila
tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
Noise, gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi
sebagai diterimanya pesan lain oleh komunikan yang benar dengan pesan
yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
Proses komunikasi di atas menunjukkan bahwa terdapat banyak
komponen atau unsur – unsur yang dapat menentukan suatu proses
komunikasi efektif atau tidak karena dalam proses tersebut bisa saja terjadi
gangguan atau noise. Komunikator harus tahu khalayak mana yang
dijadikannya sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. Komunikator
harus mengirimkan pesan melalui media yang tepat dalam mencapai
khalayak sasaran.
A. Fungsi komunikasi
Harold Lasswell menyebut tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab
mengapa manusia perlu berkomunikasi :
1) Hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi
manusia dapat mengetahui peluang – peluang yang ada untuk
dimanfaatkan, dipelihara, dan menghindari dari hal – hal yang
mengancam alam sekitarnya. Melalui komunikasi manusia dapat
29
mengetahui suatu kejadian atau peristiwa. Bahkan dalam
berkomunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya,
yakni belajar dari pengalamannya maupun melalui informasi yang
mereka terima dari lingkungan sekitarnya.
2) Peran manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Proses kelanjutan suatu masyarakat sesungguhnya tergantung
bagaimana masyarakat itu bisa dengan lingkungannya. Penyesuaian di
sini bukan saja terletak pada kemampuan manusia tanggapan terhadap
gejala alam seperti banjir, gempa bumi, dan musim yang
mempengaruhi manusia, tetapi juga lingkungan masyarakat tempat
manusia hidup dalam tantangan . dalam lingkungan seperti ini
diperlukan penyesuaian, agar manusia dapat hidup dalam suasana
yang harmonis.
3) Peran untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu
masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka
anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai,
perilaku, dan peranan.
Berdasarkan pernyataan yang telah diuraikan oleh Harold Lasswell di
atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi yang positif
dapat menjadikan manusia dapat lebih maju dan berkembang, menambah
wawasan dan pengetahuan, serta meningkatkan eksistensi diri dalam
bermasyarakat.
30
Kegiatan dan peran komunikasi dapat menimbulkan suatu akibat atau
hasil yang terjadi pada diri penerima yang sesuai dengan keinginan pihak
sumber. Secara umum akibat atau hasil komunikasi ini dapat mencakup iga
aspek sebagai berikut :
1) Aspek kognitif,
2) Aspek afektif,
3) Aspek konatif.
Aspek kognitif, yaitu yang menyangkut kesadaran dan pengetahuan.
Misalnya menjadi sadar atau ingat, menjadi tahu dan kenal.
Aspek afektif, yaitu menyangkut sikap atau perasaan / emosi. Misalnya
sikap setuju atau tidak setuju, perasaan sedih, gembira, perasaan benci, dan
menyukai.
Aspek konatif, yaitu menyangkut perilaku / tindakan. Misalnya berbuat
seperti apa yang disarankan, atau berbuat sesuatu tidak seperti apa yang
disarankan (menentang).
Dari penjelasan tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk
mendapatkan ketiga aspek hasil komunikasi tersebut secara positif, maka
seorang komunikator harus peka terhadap apa yang dibutuhkan khalayak
sebagai komunikan.
31
B. Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi adalah memudahkan, melaksanakan dan
emperlancar jalannya organisasi, menurut Onong Uchjana Effendy, tujuan
komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Mengubah sikap (to change attitude)
Adanya perubahan sikap yang diharapkan oleh komunikator
terhadap pesan yang disampaikan.
2. Mengubah opini atau pendapat (to change the opinion)
Komunikator merubah pendapat, sehingga komunikan dapat
mengerti dan sependapat dengan komunikator sebagai
pemberi pesan.
3. Mengubah perilaku (to change behavior)
Berbeda dengan perubahan sikap,perubahan ini lebih ke arah
tindakan nyata dari komunikan.
4. Mengubah masyarakat (to change the society)
Perubahan ini lebih luas cakupannya, yaitu suatu kelompok
sosial atau disebut masyarakat. Fungsi komunikasi ini, dapat
dilakukan melalui bentukkomunikasi massa (Effendy,
1992:55)
C. Teknik Komunikasi
Teknik berkomunikasi adalah suatu cara atau seni penyampaian suatu
pesan yang dilakukan seorang komunikator, sedemikian rupa sehingga
menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan
32
komunikator adalah pernyataan sebagai panduan pikiran dan perasaan,
berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan,imbauan, anjuran.
Dari pengertian komunikasi sebagaimana diutarakan sebelumnya,
tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, dan
merupakan persyaratan terjadinya komunikasi.
Komponen-Komponen tersebut adalah sebagai berikut:
a. Komunikator : orang yang menyampaikan pesan
b. Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang
c. Media : sarana atau saluran yang mendukung pesan bila
komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya
d. Efek :dampak sebagai pengaruh pesan (sasa,2003:10)
Dikatakan bahwa umumnya bahasa yang dipergunakan untuk menyalurkan
pernyataan. Tetapi ada juga lambang atau simbol yang lain yan digunakan,
seperti dengan menggunakan anggota tubuh, gambar, warna dan sebagainya.
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk
lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide,
informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagainya yang dilakukan
seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tidak
langsung melalui media dengan tujuan mengubah sikap, pandangan, atau
perilaku (Effendy, 1989:60)
Adapun dampak yang ditimbulkan dari komunikasi adalah dapat
memberikan pengetahuan kepada penerimanya sehingg penerima pesan
33
menjadi tahu akan informasi itu, selain itu dapat menggugah kesadaran serta
dapat merubah sikap agar penerima pesan melakukan tindakan yang di
inginkan oleh komunikator.
Bentuk komunikasi secara umum adalah komunikasi antar pribadi,
komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan
proses penyebaran pesan melalui media massa secara luas dan terus menerus
dengan harapan pesan tersebut dapat mempengaruhi khalayak dalam jumlah
besar. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah
khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media massa sehingga
pesan yang sama dapat diterima secara serempak.
Secara umum fungsi media massa dalam masyarakat adalah untuk
menyiarkan (to inform),mendidik (to educate), menghibur (to entertain), dan
mempengaruhi (to influence).media massa memiliki kapasitas dapat melipat
gandakan pesan-pesan komunikasi dalam jumlh yang amat besar, serta
menyebarluaskan dalam waktu yang relatif cepat kepada khalayak.
3.1 Public relation
Public relation atau yang biasa dikenal dengan hubungan masyarakat
(humas) merupakan mediator yang berada antara pimpinan organisasi
dengan publiknya, baik dalam upaya membina hubungan publik internal
maupun eksternal. Sebagai publik mereka berhak mengetahui rencana-
rencana kebijakan, aktifitas, program kerja dan rencana suatu organisasi
berdasarkan keadaan dan sesuai dengan kegiatan publik sasarannya.
34
Kegiatan yang dilakukan oleh seorang humas meupakan sebuah
kegiatan yang bersifat berkesinambungan, atau dalam arti lain sebuah
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus. Secara operasionalnya, selain
humas bertugas untuk menyebarluaskan sebuah informasi, humas juga
berperan aktif untuk menumbuhkan sikap saling pengertian antara organisasi
dengan publik atau khalayaknya, menjaga keharmonisan dari budaya
organisasi yang dibangun.tujuannya adalah untuk mencegah, merdakan dan
menghilangkan konflik.
Adapun sasaran humas terbagi dalam dua kelompok besar yang disebut
khalayak dalam dan khalayak luar. Khalayak dalam (internal public) adalah
khalayak yang bergerak didalam perusahaan yang pada umumnya merupkan
karyawan, sedangkan khalayakluar (external public)adalah mereka yang
berada di luar perusahaan, tetapi ada hubungannya dengan perusahaan
tersebut.
Kegiatan humas tidak hanya mementingkan distribusi informasi, tetapi
juga feedback atau umpan balik dari publiknya. Perlu di ingat bahwa humas
juga merupakan managemen function, yaitu kegiatan yang menjadi bagian
dari pengambilan keputusan manajemen puncak (top management).
Secara operasional, disamping tugas penyebaran informasi dan
pembinaan opini publik, humas juga mempunyai fungsi, tujuan dan peran
untuk menumbuhkan saling pengertian antara organisasi dan perusahaan
dengan publiknya. Tujuan strategisnya ialah untuk mencegah timbunya
35
konflik, meredakan atau menghilangkan konflik itu. Adapun sasaran
strategisnya adalah terbentuknya saling pengertian yang memadai antara
subyek organisasi atau perusahaan dan obyeknya (publik). Oleh sebab itu,
berikut ini adalah penjabaran fungsi, tujuan dan peran humas.
3.2 Fungsi, Tujuan, Dan Peran Humas
Fraser P. Seitel yang dikutip oleh F. Rachmadi dalam bukunya Teori dan
Praktek Aplikasi dalam badan usaha Swasta dan Lembaga Pemerintahan,
mengemukakan fungsi Humas adalah sebagai berikut :
Humas merupakan fungsi manajemen yang membantu menciptakan dan
saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan,serta kerjasama
suatu organisasi dengan publiknya dan ikut terlibat dalam menangani isu-isu
manajemen. Humas membantu manajemen dalam penyampaian informasi dan
tanggap terhadap opini publik.Humas secara efektif membantu manajemen
memantau berbagai perubahan.(Rachmadi, 1996 : 56)
Humas adalah salah satu dari bagian lembaga baik profit dan non
profit. Fungsi utama humas adalah menjembatani hubungan pimpinan dan
organisasi ke publik baik secara internal maupun eksternal. Serta
mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran dan kesuksesan
kegiatan di dalam organisasi. Sementara menurut Cutlip and Center
mengatakan bahwa fungsi PR meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) ”Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan
organisasi.
36
b) Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
menyalurkan opini publik pada perusahaan.
c) Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan
organisasi untuk kepentingan umum.
d) Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan
publik, baik internal maupun eksternal (Kasumantri,2001:23-
24)
Sementara itu, peranan Humas dalam sebuah oranisasi terbagi empat
kategori, yaitu :
1. Expert prescriber
Sebagai praktisi ahli yang berpengalaman, orang humas harus mampu
memberi solusi dalam menyelesaikan masalah hubungan antara
perusahaan dengan publik ( public relatinship). Pihak manajemen
bertindak pasif dalam menerima atau memercayai sesuatu yang
disarankan atau di usulkan humas.
2. Communication Fasilitator
Pihak humas bertindak sebgai komunikator atau mediator dalam
membantu pihak manajemen untuk mendengarkan yang di inginkan atau
diharapkan oleh publiknya. Sekaligus juga harus mampu melaksanakan
keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya.
Komunikasi timbal balik yang diciptakan oleh humas ini dapat
37
menciptakan saling pengertian, memercayai, menghargai dan toleransi
dari kedua belah pihak.
3. Problem solving process fasilitator
Peranan praktisi humas dalam proses pemecahan masalah, merupakan
bagian tim manajemen untuk membantu pimpinan organisasi baik
sebagai penasehat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekutif
(keputusan) dalam mengatasi persoalan kritis yang tengah dihadapi
secara rasional dan profesional.
4. Communication technician
Berbeda dengan ketiga peran humas sebelumnya, dalam communication
technician ini humas berperan sebagai journalist in resident yang hanya
menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode
of communication in organization. (Ruslan, 2001 : 218)
Peranan humas ini diharapkan menjadi “mata” dan “telinga” serta
“corong” bagi top manajemen dari organisasinya. Kegiatan inti humas adalah
komunikasi yang diterapkan adalah dua arah, artinya tidak hanya
mengeluarkan pesan tetapi juga sebaliknya.
4.1 Kampanye Sebagai Proses Komunikasi
Dalam pembicaraan sehari hari terdapat kecenderungan bahwa
kampanye di identikan dengan propaganda, sehingga pengertiannya menjadi
kabur. Kampanye adalah suatu kegiatan yang memuncak dalam suatu jangka
waktu tertentu dalam rangka mempengaruhi suatu pihak.
38
Hubungan kamanye dengan Humas sebagaimana telah disinggung di
awal mengingat akan fungsi dan tujuannya, bahwa komunikasi persuasif
sebagai kegiatan psykologis melakukan persuasif untuk mempengaruhi atau
merubah opini, sikap dan tingkah laku publik yang tidak mudah, sehingga dapat
dikatakan bahwa kampanye sebagai komunikasi yang bersifat persuasif baik
yang dilakukan secara lisan (pidato, ceramah, lobbying, briefing, propaganda).
Secara teoritis Public Relations memiliki fungsi-fungsi komunikasi yaitu
untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati
membangkitkan ketertarikan masyarakat tentang sesuatu atau membuat
masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi. Untuk mencapai semua itu
hanya bisa dilakukan dengan membangun hubungan dengan berbagai publik
dengan cara berkomunikasi, karena itu komunikasi menjadi faktor penentu
terhadapkeberhasilan program public relations. Komunikasi yang dilakukan
termasuk didalamnya yaitu program kampanye public relations.
Secara definitif kampanye adalah “sebagai sebuah tindakan doktrin yang
bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, usha kampanye bisa dilakukan
oleh perorangan atau kelompok orang yang terorganisasi untuk melakukan
pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok,
kampanye bisa juga dilakukan guna mempengaruhi, penghambatan,
pembelokan pencapaian.(http://id.wikipedia.org)
Program kampanye Pubilc Relationsdalam berkomunikasi bertujuan
untuk menciptakan pengetahuan, pengertian, pemahaman, kesadaran, minat
39
dan dukungan dari berbagai pihak untuk memperoleh pengakuan dan
dukungan bagi organisasi yang diwakilinya.
Model program kampanye Public Relations yaitu meliputi enam langkah
tahapan yang sudah diterima oleh para praktisi public relations officer (PRO)
sebagai berikut :
a. Pengenalan situasi
b. Penetapan tujuan
c. Definisi khalayak
d. Pemilihan media dan teknik-teknik humas
e. Perencanaan anggaran
f. Pengukuran hasil “( jefkin,1992:50)
Untuk mencapai misi tersebut Gregory menawarkan enam kunci sukses
Kampanye pencitraan :
a. “ Persepsi adalah segalanya apapun realitasnya positif maupun
negative, yang terpenting adalah persepsi publik mengenai apa yang
mereka percayai sebagai realitas.
b. Arahan yang jels dari puncak pimpinan mengenai kampanye. Lihatlah
perusahaan dari semua segi, jangan dilihat dari kepentingan suatu
bagian saja.
40
c. Kenali diri sendiri terlebih dahulu, pastikan citra yang telah terbentuk
saat ini telusuri terus melalui riset, dan riset juga perlu dilakukan
selama dan sesuai kampanye.
d. Fokuskan perhatian pada khalayak yang jelas, semakin mendalam
pengetahuan kita mengenai khalayak sasaran yang kita ajak untuk
berkomuniksi, maka semakin baiklah kemampuan kita untuk
memengaruhi persepsi mereka tentang perusahaan.
e. Kreativitas pesan kampanye seringkali pesan kampanye yang jitu
setelah kita mempelajari khalayak sasaran secara cermat.
f. Konsistensi tema kampanye dan pemunculan di media. Hal ini terkait
erat dengan kreatifitas pesan kampanye. (khasali, 2005: 142)
Sejalan dengan enam kunci sukses kampanye, Wibur Schramm
memberikan batasan tentang “ the conditions success in communication”
sebgai berikut :
a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedekimian rupa sehingga
dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud.
b. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada
pengalaman yang sama antara komunikator dengan komunikan
sehingga sama-sama dapat dimengerti.
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak komunikan dan
menyarakan beberapa cara untuk mengolah kebutuhan.
41
d. Pesan harus menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan
tadi yang layak bagi situasi kebutuhan tempat komunikan berada
pada saat ia digerakan untuk memberikan tanggapan yang
dikehendaki.
4.2 Persuasi Titik Tolak Kampanye
Michael Pfau dan Rexoe Parrol dalam bukunya persuasif
Communication campaign (massachussets: Allyn and Bacon 1993)
mengungkapkan bahwa “campaign are inherently persuasive
communication activities” bahwa aktifitas kampanye tersebut selalu
melekat dengan kegiatan komunikasi persuasive. Walau pada intinya
kegiatan kampanye tersebut bertitik tolak dengan tindakan komunikasi
persuasive dalam arti yang lebih luas tidak berarti persuasive
untuktujuan perorangan, terdapat 4 aspek komunikasi persuasive dalam
kegiatan kampanye sebagai berikut :
a. Kampanye secara sistematis berupaya menciptakan ruang tertentu
dalam benak pikiran khalayak mengenai tanggapan produk, kandidat dan
atau gagasan program tertentu bagi kepentingan khalayak sasarannya.
b. Kampanye berlangsung melalui beberapa tahapan, yaitu dimulai dari
menarik perhatian, tema kampanye digencarkan, memotivasi dan
mendorong untuk bertindak serta partisipasi khalayak sasaran
melakukan tindakan yang nyata.
42
c. Kampanye harus mampu mendramatisir tema pesan atau gagasan-
gagasan yang di ekspos secara terbuka dan mendorong partisipasi
khalayak sasaran untuk terlibat baik secara simbolis maupun praktis
untuk mencapai tujuan dari tema kampanye tersebut.
d. Keberhasilan atau tidaknya popularitas suatu pelaksanaan
kampanye tersebut melalui kerja sama dengan pihak media massa untuk
menggugah perhatian, kesadaran, dukungan dan mampu mengubah
perilaku atau tindakan yang nyata dari khalayak.
4.3 Model Kampanye
Agar kegiatan kampanye berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka
dalam pelaksanaannya dibutuhkan beberapa media antara lain: poster, brosur,
kalender, iklan surat kabar, iklan majalah, media sosial dan banner
1. Poster: poster itu bisa terlihat dijalan mana saja, di halte bus, stasiun
kereta, dijalan-jalan. Poster dapat menjadi sarana iklan yang efektif,
praktis, dan harga murah.
2. Brosur: Sebuah brosur dapat hanya berupa selembar atau katalog
dengan beberapa halaman. Ini dapat dicetak hitam atau berwarna.
Brosur dapat diposkan didistribusikan sendiri secara langsung, atau
disisipkan dalam majalah. Brosur merupakan salah satu bentuk iklan
yang paling serba guna saat ini.
3. Kalender: Media yang memiliki jangka waktu pemakaian cukup panjang.
43
4. Iklan Surat Kabar: Media komunikasi massa yang menjangkau khalayak
regional, nasional maupun lokal
5. Iklan Majalah: Kualitas reproduksinya menimbulkan pengaruh besar,
pembaca menghendaki adanya iklan, dan dapat digunakan dalam waktu
yang cukup lama.
6. Media Sosial: media sosial yang banyak sekali saat ini seperti facebook,
twitter dan sebagainya dapat memiliki peranan yang cukup besar dalam
mengkapanyekan sesuatu, masyarakat sekarang lebih menggunakan
media sosial itu sebagai sumber komunikasi dan pengetahuan.
Menurut Rosadi Ruslan (1997:31) mengungkapkan, komunikasi secara efektif
adalah:
- Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude)
- Bagaimana mengubah opini (how to change the opinion)
- Bagaimana mengubah perilaku (how to change the behaviour)
4.3 Hakekat Citra
Menurut pendapat Soemirat & Ardianto(1999:35), secara umum
menyebutkan bahwa “citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan
pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau
kenyataan.” Berdasarkan definisi tersebut maka dapat penulis simpulkan
bahwa citra merupakan kesan seorang atau individu tentang sesuatu
yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.
44
Sekarang ini banyak sekali perusahaan atau organisasi yang
memahami sekali perlunya memberi perhatian yang cukup untuk
membangun sebuah citra yang baik, yang menguntungkan bagi suatu
perusahaan atau organisasi.
Citra merupakan tujuan pokok dari sebuah perusahaan atau
organisasi Biasanya landasan citra itu berakar dari nilai-nilai
kepercayaan yang kongkretnya diberikan secara individu-individu. Cepat
atau lambat amanah kepercayaan akan mengalami suatu proses yang
dapat membentuk opini publik yang lebih luas dana abstrak yang
dinamakan citra (image).
Sedangkan Ruslan (2002:74), menyatakan bahwa:
“Citra adalah tujuan utama sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak di capai bagi dunia kehumasan atau Public Relations. Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur secara matematis tapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan, baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran dan masyarakat luas pada umumnya).”
Citra dari suatu organisasi atau perusahaan dapat terbentuk dan
pada dasarnya tidak terlepas dari bentuk kualitas pelayanan yang
diberikan, nilai kepercayaan dari publiknya serta goodwill (kemauan baik)
yang ditampilkan oleh lembaga atau perusahaan yang bersangkutan.
Oleh karena itu untuk mendorong citra positif, maka praktisi
Humas PT.Unilever Tbk dengan salah satu brand nya Lifebuoy harus
memberikan suatu bentuk pelayanan yang baik guna memenuhi
45
kebutuhan para konsumen yaitu masyarakat yang menggunakan.
Sehingga mampu menumbuhkan opini publik yang positif, yang pada
akhirnya dapat menciptakan citra di benak khalayak terhadap
keseluruhan jasa dan pelayanan serta keberadaan Brand Lifebuoy di
lingkungan lingkungan, dan seluruh keluarga yang menjadi segmentasi
pasarnya.
Usaha yang dilakukan oleh Humas untuk menciptakan suatu citra
perusahaan yang positif melalui berbagai kegiatan Kampanye yang
dilakukan,ini bertujuan untuk menarik perhatian, simpati dan menjalin
hubungan yang lebih dekat dengan publik eksternal.
2. Kerangka Teori
Teori menurut Kerlinger (1986) adalah :
“seperangkat konstruk (konsep) yang saling berhubungan, yang
mempunyai definisi dan dalil-dalil, yang dipresentasikan melalui
pandangan sistematika dari fenomena-fenomena spesifikasi yang saling
berhubungan diantara variabel-variabel, dengan maksud menjelaskan
dan memprediksi fenomena atau gejala tersebut.” (Rakhmat, 1998:6)
Menurut Mardakalis, kerangka teori adalah “ kerangka pemikiran
untuk memberi gambaran atau batasan-batasan tentang teori-teori yang
akan dicapai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan, yaitu
teori-teori mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. (mardalis, 1989:
41)
46
Agar setiap permasalahan dapat terselesaikan dengan baik maka
diperlukan suatu teori, dalil dan gagasan agar dapat diterima kebenarnya
oleh masyarakat. Teori berfungsi sebagai alat untuk mencapai satuan
pengetahuan yang sistematis dan untuk bimbingan penelitian.
Untuk dapat menjelaskan dan meralkan gejala dalam penelitian ini
maka penulis menggunakan:
1. Teori effective communication (Wilbur Schramm)
Penulis menggunakan model komunikasi tumpang tindih pengalaman
atau field of experience teori yang dikembangkan oleh Wilbur Schramm
untuk dapat melihat efektifitas suatu komunikasi.
Menurut Wilbur Schramm seperti yang dikutip oleh Onong
Uchjana Effendy, menyatakan bahwa “Komunikasi akan berhasil apabila
pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka
acuan (frame of reference), yaitu paduan pengalaman dan pengertian
(collection of experience and meanings) yang pernah diperoleh oleh
komunikan”.
Bidang pengalaman merupakan faktor penting dalam komunikasi,
semakin tumpang tindih bidang pengalaman (field experience)
komunikator dengan bidang pengalaman komunikan akan semakin
efektif pesan yang dikomunikasikan disini perasaan empati dan simpati
sangat dituntut dalam diri komunikator agar komunikasi yang dilakukan
tidak gagal.
47
“simpati adalah suatu kecenderungan untuk ikut serta merasakan
sesuatu yang sedang dirasakan orang lain”. Sedangkan “Empati adalah
suatu kecenderungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang
lain andaikata dia dalam situasi orang lain tersebut”.(Ahmadi, 1992:10)
Menurut Cott M.Cutlip yang dikutip oleh Rosadi Ruslan ada 7
strategi komunikasi agar suatu pesan memperoleh pemahaman dari
komunikator ke komunikan ketujuh strategi itu adalah sebagai berikut :
1. Credibility (Kredibilitas)
Komunikasi dimulai dengan iklim kepercayaan,iklim ini dibangun dengan kinerja pihak lembaga, yang mencerminkan hasrat sungguh-sungguh untuk melayani stakeholder dan publik. Penerima harus dimiliki kepercayaan pada pengirim dan pandangan yang tinggi terhadap yang tinggi terhadap kompentensi sumber atas subyeknya.
2. Contex (Konteks)
Program komunikasi harus sesuai dengan kenyataan lingkungan . Media massa hanya menambahkan kata dan perbuatan kehidupan sehari-hari. Konteks ini harus menyediakan partisipasi dan payback. Konteks juga harus menegaskan, bukan menyangkal pesan.komunikasi yang efektif memerlukan lingkungan sosial yang mendukung, yang sebagian besar ditetapkan oleh media berita.
3. Content (isi)
Pesan harus memiliki arti luas bagi penerimany, dan sesuai dengan sistem nilainya. Harus ada hubungannya dengan situasi penerima. Secara umum, orang memilih butir informasi yang menjanjikan imbalan terbesar baginya. Isi pesan menetukan khalayak.
4. Clarity (Kejelasan)
Pesan harus berbentuk istilah sederhana. Kata harus sama artinya bagi penerima dan pengirim. Isu yang kompleks harus diringkas dalam bentuk tema, slogan atau streotip yang sederhana pesan itu seharusnya. Organisasi harus bicara dengan satu suara, bukan banyak suara.
5. Continuity and Consistency (Kontinuitas dan konsistensi)
48
Komunikasi merupakan proses tanpa akhir, komunikasi memerlukan pengulangan untuk mencapai penetrasi. Pengulangan dengan variasi memberi kontribusi bagi pembelajaran maupun persuasi, ceritanya harus konsisten.
6. Channels (Saluran)
Saluran Komunikasi yang sudah ada sebaiknya digunakan, yaitu saluran yang digunakan dan dihargai penerima. Menciptakan saluran yang baru mungkin sulit, butuh banyak waktu dan juga mahal. Saluran yang berbeda beda memiliki efek yang berlainan dan melayani tahap difusi berbeda. Saluran yang selektif diperlukan untuk mencapai publik sasaran. Orang menghubungkan nilai yang berbeda-beda dengan banyak saluran komunikasi.
7. Capability of the Audience (Kapabilitas Khalayak)
Komunikasi harus Memperhitungkan kesanggupan khalayak. Komunikasi yang paling efektif adalah yang hanya memerlukan paling sedikit usaha di pihak penerima. Ini melibatkan faktor ketersedian, kebiasaan, kemampuan membaca, dan pengetahuan awal.
Dalam strategi komunikasi ini,proses komunikasi dilakukan secara
terbuka. Artinya setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan
ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam
suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai
kesepakatan dan pengertian bersama. Orang-orang yang menggunakan
komunikasi yang bermakna kesamaan ini (Credibility & Capability of the
Audience), adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi
serta kemampuan membina hubungan baik dengan orang lain, baik dalam
konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. “Credibility & Capability
of the Audience ini lebih memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi,
sebab gaya ini efektif dalam memelihara kerjasama, khususnya dalam situasi
untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang
kompleks.(Ruslan,2003:134)
49
2. Teori Citra
Citra diperoleh berdasarkan pemahaman tentang suatu fakta.
Pembentukan suatu citra dipengaruhi oleh berbagai unsur yang
diperoleh ketika sebuah fakta terjadi.
Orang-orang yang mempunyai citra memiliki beberapa sikap
terhadap suatu obyek, misalnyapersepsi mereka terhadap obyek yang
mempengaruhi tingkah laku mereka menjadi lebih baik atau buruk.
Tingkah laku yang baik ternyata akan mendukung pada tercapainya
tujuan yang di inginkan lembaga atau perusahaan. Oleh karna itu sangat
penting untuk suatu perusahaan, tidak terkecuali divisi humas PT.
Unilever tbk dalam hal ini pembentukan citra yang positif perlu
diupayakan.
Penelitian yang ada mengenai citra lembaga atau perusahaan
telah membuktikan bahwa citra bisa diukur dan diubah, walaupun
perubahan citra tidak dapat terjadi secara langsung dan cepat. Citra
terbentuk berdasarkan informasi yang diterima oleh individu atau
sekelompok orang, apabila muncul citra buruk tentang sebuah lembaga
atau perusahaan dikalangan masyarakat luas, berrti informasi yang
diterima hanya informasi yang berkaitan dengan hal-hal buruk saja.
Permasalahan yang ada didalam citra suatu perusahaan adalah
masalah yang nyata, maka untuk mengatasi permasalahan tersebut
hanya bisa dilakukan oleh tindakan yang nyata juga, ketika tidak ada
konsistensi diantara kinerja yang nyata dengan citra yang
50
dikomunkasikan, maka kenyataanlah yang menang. Citra tidak dapat
dibangun lewat kebohongan, untuk sebuah perusahaan memiliki citra
yang baik maka perusahaan tersebut harus memiliki konsistensi yang
baik. Citra hanya bisa dibangun diatas informasi yang tidak berdasarkan
realita tidak akan membangun citra, hal tersebut dapat membuat citra
yang lebih buruk. Dan apabila citra tidak dapat diketahui, maka dapat
dipastikan terdapat masalah dalam penyampaian komunikasinya. Citra
pada akhirnya akan menjadi baik apabila konsumen memiliki
pengalaman yang baik dalam menggunakan suatu produk hal ini dapat
berdasarkan realita yang ada. Penyampaian realita tersebut dapat
dilakukan melalui berbagai macam jenis penyampaian.
Untuk lebih memahami bagaimana sebuah citra terbentuk,
dijelaskan dalam teori proses pembentukan citra berikut ini :
51
Gambar
Model Pembentukan Citra
Mengenai Stimulus
Stimulus Respon
Rangsang Perilaku
(Sumber
: Soemirat dan Andianto 2004 : 115)
Keterangan :
- “Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsangan berdasarkan pengalamannya mengenai rangsangan”.
- Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.
- Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakan respons seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsangan. Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
- Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan cara-cara tertentu.(Soemirat, 2004: 116)
Kognisi
Persepsi Sikap
Motivasi
52
Stimulus berupaya informasi yang diberikan kepada individu akan
menimbulkan persepsi. Persepsi dihasilkan dari pengamatan terhadap
lingkungan. Apabila cukup kuat, stimulus yang telah diberikan akan
memberikan keyakinan kepada individu yang merupakan awal mula
terciptanya motivasi. Dengan adanya motivasi ini, individu memiliki
dorongan untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan motivasi yang ada,
individu dapat menentukan sikap yang akan diambil, yaitu setuju atau
tidak setuju.
Tahap tahap dalam penelitian ini sangat mengangkat
permasalahan bagaimana citra Brand Lifebuoy dapat dibentuk melalui
program-program yang dilakukan, maka persepsi dalam penelitian ini
adalah melihat bagaimana respon dari audience terhadap citra Lifebuoy
sebagai sabun kesehatan, maka dari penilaian audience tersebut dapat
dilihat seberapa besar citra lifebuoy ini sebagai sabun kesehatan. Maka
setelah memiliki kognisi dan motif hal selanjutanya yang dimiliki khalayak
atau audience yang mengikuti program kampanye lifebuoy adalah
bagaimana sikap itu terbentuk.
Jadi dapat diartikan bahwa PT. Unilever Tbk dengan salah satu
brandnya yaitu Lifebuoy telah menyusun berbagai pesan yang sesuai
dengan kebutuhan khalayak serta konsumennya sehingga mereka dapat
merasa terpenuhi kebutuhannya. Jika program kampanye mendapat
pandangan yang positif maka akan melahirkan citra yang positif pula
bagi produk lifebuoy yaitu sebagai sabun kesehatan.
53
3. Hipotesis
Hipotesis adalah “pernyataan hubungan antara dua konsep atau
lebih yang masih perlu dibuktikan kebenarannya. (Hamidi, 2007: 4).
Menurut Sugiyono “hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah pada penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori
relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
empiris.(sugiono, 2006: 33)
Jadi, Hipotesis dinyatakan penarikan kesimpula yang sifatnya
sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya melalui penelitian
(survey).
1. Hipotesis penelitian
Berdasarkan definisi-definisi diatas hipotesis dalam penelitian ini
adalah terdapat pengaruh program kampanye G21H Lifebuoy
terhadap Citra Lifebuoy sebagai sabun kesehatan.
2. Hipotesis statistik
Ho (rxy=0) : tidak terdapat pengaruh kampanye G21H Lifebuoy
terhadap citra lifebuoy sebagai sabun kesehatan.
54
Ha (rxy ≠ 0) : Terdapat pengaruh kampanye G21H Lifebuoy terhadap
citra Lifebuoy sebagai sabun kesehatan.
3. Kerangka Konsep
Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebah ide abstrak
yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek/hubungan
fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Ingin mengartikan
konsep sebagai generalisasikan dari sekelompok fenomena
tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai
fenomena yang sama. Kerlinger menyebutkan konsep sebagai
abstraksi yang dibentuk dengan generalisasikan hal-hal
khusus.(kriyantono, 2007: 17)
“variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya sudah deberi
nilai-nilai dalam bentuk bilangan, atau konsep yang mempunyai
dua nilai atau lebih pada suatu kontinum. Nilai suatu variabel
dapat dinyatakan dengan angka, atau kata-kata, contoh: umur,
kepadatan penduduk, jeniskelamin, produksi.(hasan, 2002: 17)
55
4. Operasional Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat
Pengaruh Kampanye G21H Lifebuoy Citra Lifebuoy Sebagai Sabun Kesehatan
Dimensi Indikator Dimensi Indikator
1. Credibility
2. Context
3. Content
4. Clarity
5. Continuity
• Menjalin
kepercayaan
• Sabun lifebuoy
teruji secara
klinis
• Lingkungan yang
sehat
• Lifebuoy sebagai
sabun kesehatan
• Kampanye
tanamkan hidup
sehat
• Kampanye
memiliki arti bagi
siswa-siswi
• Tanamkan cuci
tangan 5x sehari
• Tanamkan 5
cara sehat
lifebuoy untuk
kebiasaan sehat
1. Persepsi
2. Kognisi
3. Motivasi
4. Sikap
• Kegiatan
kampanye
berhasil
• Sabun lifebuoy
memberikan
perlindungan
pada tubuh
• Program
lifebuoy
mengajarkan
hidup sehat
• Pesan lifebuoy
mudah diingat
• Menciptakan
hidup sehat
• Mendorong
untuk
menciptakan
citra positif guna
mencapai suatu
tujuan
• Melakukan
gerakan cuci
tangan 5x
sehari
56
dan
Consisten
cy
6. Channels
7. Capability
of the
Audience
• Gerakan 21 hari
untuk mencapai
suatu kebiasaan
yang sehat
• Lifebuoy
menjaga
komunikasi
secara efektif
dengan tujuan
agar konsumen
tidak berpindah
produk
• Media kampanye
sebagai
penghubung
• Program 21 hari
tanamkan hidup
sehat
• Membuat
program
kampanye G21H
Lifebuoy untuk
kebiasaan sehat
• Pengetahuan
tentang program
G21H lifebuoy
• Kecendrungan
berprilaku untuk
menjadikan
suatu kebiasaan
57
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis / Format penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksplanatif. “Dalam penelitian eksplanatif ini dilakukan pengujian
terhadap hubungan variabel yang dihipotesiskan. Dalam penelitian ini
jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya, hipotesis ini
menggambarkan antara dua variabel atau lebih, yang berfungsi
mengetahui apakah suatu variabel disebabkan, dipengaruhi atau tidak
oleh variabel lainnya. (Faisal, 2001: 21)
Menurut metodenya penelitian ini termasuk penelitian survey, yaitu “
Penelitian yang dilakukan pada populasi yang besar maupun kecil, tetapi
data yang diperoleh adalah dari data sampel yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan
hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”.
Penelitian ini bersifat korelasional (correlational research).yaitu
“penelitian untuk meneliti hubungan diantara variabel-variabel dan untuk
mengetahui sejauh mana variasi pada salah satu faktor berkaitan
dengan variasi pada faktor lain”. (Rakhmat, 1999 ; 27)
58
1. Tabulasi : Data diinput kedalam komputer lalu ditabulasikan dalam
bentuk table tunggal.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 15 Pagi Pondok Labu
yang beralamatkan di Jl. Andara 1 Pondok Labu Jakarta Selatan.
Sedangkan untuk waktu penelitian ini akan di laksanakan pada bulan
Juni hingga juli 2013
C. Populasi
Menurut Ardy Kasardi Populasi adalah “ Wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”.(Kasardi, 2005; 44)
Populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak SDN 15pagi kelas
4,5 dan 6 sejumlah 238 siswa-siswi.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Pengertian sampel menurut Jalaludin Rakhmat adalah “sebagian
dari kumpulan objek penelitian (populasi) yang dipelajari dan diamati.
(Rakhmat, 2002; 78). Jadi sampel merupakan Populasi yang dipelajari
dan diamati maka pengambilan sample dalam penelitian ini
menggunakan “Probability Sampling” dengan teknik ‘Simple Random
Sampling’. “Probability Sampling” merupakan teknik pengambilan sampel
59
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”.(Sugiyono, 2007; 92).
Simple random sampling yaitu “Pengambilan anggota sampel dari
populasi, dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi, dengan kata lain setiap unit sampling sebagai unsur
populasi, memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau
untuk mengambil jumlah sample, penulis menggunakan rumus
sederhana yamane’. (Rakhmat, 1991;81)
N n= N(d)² +1
Keterangan:
n= Jumlah sample
N= Jumlah populasi
d= Presisi
N
n =
Nd²+1
238
=
238(0,1)²+1
60
238
=
238 (0,01) + 1
238
= = 70.4 dibulatkan menjadi 70
3,38
Melalui rumus diatas maka dapat dilihat dari populasi 238 orang
dengan selang kepercayaan 90% dan presisi 10% akan diperoleh jumlah
sample sebanyak 70 orang.
Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling.
Untuk menghilangkan kemungkinan bias, diambil sampel random sederhana
atau sampel acak. Pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi.
Hal ini dapat dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen.
E. Teknik pengumpulan Data
Untuk memperoleh data, maka penulis menggunakan teknik-teknik
pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :
1. Kuisioner (Angket)
“Kuisioner merupakan serangkaian pertanyaan yang diserahkan
kepada responden guna di isi. Jawaban pertanyaan tersebut dilakukan
sendiri oleh responden tanpa bantuan dari pihak peneliti” (Sugiono, op
cit; 135). Dalam hal ini angket merupakan suatu daftar pertanyaan
61
berupa kuisioner yang diberikan kepada responden secara langsung
atau dikirim melalui pos atau internet.
Bila penelitian dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas,
maka kuisioner dapat diantarkan langsung dalam waktu yang tidak
terlalu lama, maka pengiriman angket kepada responden tidak perlu
melalui pos. Dengan adanya kontak langsung antara peneliti dengan
responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik sehingga
responden dengan suka rela akan memberikan data objektif dengan
cepat.
Penulis membagikan kuisioner (angket) pada Siswa-siswi Kelas 4,5
dan 6 SDN 15 Pagi yang diketahui cukup mengerti tentang program-
program kampanye Lifebuoy.
F. Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian biasanya peneliti akan melakukan beberapa tahapan
persiapan data untuk memudahkan analisis dan interpretasi hasilnya.
Tahapan tersebut meliputi :
a. Editing yakni proses dimana melakukan klarifikasi,
keterbacaan, konsistensi, dan kelengkapan data yang sudah
terkumpul. Edit terhadap data yang telah dikumpulkan dari
hasil survey dilapangan. Langkah tersebut dilakukan untuk
mengetahui apakah data yang telah terkumpul tersebut baik
62
sehingga segera dapat dipersiapkan untuk tahap analisis
berikutnya.
b. Coding yakni proses perubahan data-data menjadi angka.
c. Tabulating yakni proses pemasukan data ke dalam komputer
dan memproses data tersebut kedalam bentuk tabel
d. Interpretating data yakni kesimpulan dari keseluruhan hasil
data yang telah dianalisa. (Sarwono, 2006; 135-137)
G. Analisis Data
Analisis data adalah “proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data kepada pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat diruuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan data.
(Kriyantono, 2006; 163)
a. Skala Pengukuran
“Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam
alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran
akan menghasilkan data kuantitatif. (sugiyono, op. Cit; 105)
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Skala Likert. Menurut Sugiyono, “Skala Likertdigunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.
63
Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara
spesifik oleh penelitian, yang selanjutnya disebut sebagai variabel
penelitian. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan, menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang
dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap instrumen yang menggunakan Skala Likert
mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif, berupa
kata-kata untuk keperluan analisis kuantitatif, jawaban setiap item diberi
skor :
1. “Sangat setuju / selalu / sangat positif (skor 5)
2. Setuju / sering / positif (skor 4)
3. Ragu-ragu / kadang-kadang / negatif (skor 3)
4. Tidak setuju / hampir tidak pernah / negatif (skor 2)
5. Sangat tidak setuju / tidak pernah / sangat negatif (skor 1)
b. Rumusan statistik pearson’s Correlation (Product Moment)
Rumus yang digunakan untuk menganalisis data- data mengenai
hubungan/korelasi Product Moment Pearson sebagai “rencana analisis
yang digunakan untuk mencari hubungan dan untuk membuktikan
hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk
inteval atau ratio , dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah
sama. ( Sugiyono, Opcit; 213).
64
Untuk membantu penulis dalam mengolah data yang sudah
didapat, dan menghitung hasil penelitian, maka penulis menggunakan
program SPSS(Statistical Package for Social Science).
n . (Σ XY) - (ΣX . ΣY)
r = n ΣX2 – (ΣX) 2 n . ΣY2 _ (ΣY) 2
Dimana ; rxy : Koefisien korelasi
n : Jumlah subyek
X : Skor setiap item
Y : Skor total
(∑X)2 : Kuadrat jumlah skor item
∑X2 : Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 : Jumlah kuadrat skor total
(∑Y)2 : Kuadrat jumlah skor total” (Sugiyono, 2001:62)
Apabila terdapat dua gejala yang berjalan berjajar atau saling
berhubungan, maka korelasi antara dua gejala tersebut disebut korelasi
positif, maka ini berarti bahwa gejala yang satu bertambah atau meluas.
sedangkan korelasi negatif ini bertambah besar atau luasnya suatu
gejala menyebabkan bertambah kecil atau sempitnya gejala lain yang
berkaitan dengannya. Dalam memberikan interpretasikan koefisien
korelasi yang ditemukan besar atau kecil, maka berpedoman pada
ketentuan yang tertera pada tabel berikut :
65
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
c. Uji Signifikansi (t)
Untuk memperoleh keyakinan tentang kebaikan dari model regresi
dalam memprediksi, penulis melakukan uji signifikansi. Untuk pengujian
signifikansi, penulis menggunakan “rumus uji signifikansi, sebagai berikut
:
T = r √η – 2
√1 - r²
Keterangan :
T = Nilai t
R = Koefisien Korelasi product moment
N = Jumlah sample. (Sugiyono, 2004; 184)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah hasil uji
korelasi yang telah ditemukan berlaku untuk aeluruh populasi.
66
d. Koefisiensi Determinasi
Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel independen
terhadap variabel dependen dapat ditentukan dengan rumus koefisien
determinasi (Ridwan, 2005:136) sebagai berikut :
KD = r²x 100%
Dimana : KD – Nilai koefisien Determinasi
R = Nilai koefisiensi korelasi
e. Rumus Uji Pengaruh
Regresi Linear Sederhana
Jika terdapaat data dari dua variabel penelitian yang sudah diketahui
yang mana variabel bebas X dan yang mana variabel terikat y.
Sedangkan nilai-nilai Y lainnya dapat dihitung atau diprediksi
berdasarkan suatu nilai X tertentu.
Rumus : Y = a + bX
Di mana :
Y = Variabel tidak bebas (subjek dalam variabel tidak bebas/dependen
yang di prediksi)
X = Variabel bebas ( subjek pada variabel independen yang memiliki nilai
tertentu)
67
a = Nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X=0
b = Koefisien regresi, yaitu angka peninkatan atau penurunan variabel
dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik,
bila b (-) maka terjadi penurunan.
Nilai a dihitung dengan rumus :
a = ƩY(Ʃ X²) -ƩXƩ XY
η ƩX² - (ƩX²)
Nilai b dihitung dengan rumus :
b = ΗƩXY – ƩX Ʃ XY
Nʃ x – (ƩX)²
Ket :
a = nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X=0
b = Koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan variabel
dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik,
bila b (-) maka terjadi penurunan
n = Jumlah sampel
Ʃ Y = Jumlah perolehan angka dari variabel dependen (terikat)
Ʃ X = Jumlah perolehan angka dari variabel independen (bebas)
68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Profil PT. Unilever
Unilever Indonesia adalah salah satu perusahaan terdepan untuk produk
home and personal care serta foods and ice cream di Indonesia rangkaian
produk Unilever Indonesia mencakup brand-brand ternama yang disukai
didunia seperti lifebuoy, pepsodent, lux, dove, clear, rexona, vaseline, rinso,
molto, sunlight, walls, blue band, bango dan lain-lain.
Tujuan perusahaan ini menciptakan masa depan yang lebih baik setiap
hari, membuat pelanggan merasa nyaman, berpenampilan dan lebih
menikmatikehidupan melalui brand dan jasa yang memberikan manfaat
untuk para konsumen, meninspirasi masyarakat untuk melakukan tindakan
kecil setiap harinya yang bila digabungkan akan membuat perubahan besar
bagi dunia dan senantiasa mengembangkan cara baru dalam setiap
pengembangan produk yang memungkinkan Unilever untuk tumbuh
sekaligus mengurangi dampak lingkungan.
PT. Unilever memiliki dua anak perusahaan yaitu, PT Anugrah Lever
(dalam likuidasi), kepemilikan Perseroan sebesar 100% (sebelumnya adalah
perusahaan patungan untuk pemasaran kecap) yang telah konsolidasi dan
PT Technopia Lever, bergerak di bidang distribusi ekspor, dan impor produk
dengan merek Domestos Nomos.
69
Perseroan memiliki enam pabrik di Kawasan Industri Jababeka,
Cikarang, Bekasi, dan dua pabrik di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya,
Jawa Timur, dengan kantor pusat di Jakarta. Produk-produk Perseroan
berjumlah sekitar 32 brand utama, dipasarkan melalui jaringan yang
melibatkan sekitar 370 distributor independen yang menjangkau ratusan ribu
toko yang tersebar di seluruh Indoneisa. Produk-produk tersebut
didistribusikan melalui pusat distribusi milik sendiri, gudang tambahan, depot
dan fasilitas distribusi lainnya.
Sebagai perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial, Unilever
Indonesia menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang
luas. Keempat pilar program kami adalah Lingkungan, Nutrisi, Higiene dan
Pertanian Berkelanjutan. Program CSR ini juga termasuk antara lain
kampanye Cuci Tangan dengan Sabun (Lifebuoy), program Edukasi
kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent), program Pelestarian Makanan
Tradisional (Bango) serta program Memerangi Kelaparan untuk membantu
anak Indonesia yang kekurangan gizi (Blue Band).
2. Sejarah Sabun Lifebuoy
Lifebuoy dipasarkan pertama kali di Inggris pada tahun 1984 dengan
nama Royal Lifebuoy. Hadirnya sabun disenfektan dengan harga terjangkau
ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk memperbaiki kondisi kesehatan
penduduk Inggris yang sangat buruk di era Revolusi Industri. Karena pada
zaman itu, sebagian besar penduduk Inggis khususnya golongan pekerja
tinggal di daerah miskin khusunya pada bayi.
70
Saat ini, Lifebuoy telah dipasarkan di banyak negara termasuk di wilayah
Asiadan beberapa negara di Afrika. Sabun kesehatan pertama di dunia ini
menjejakkan kaki untuk pertama kali di wilayah Asia pada tahun 1895 melalui
India. Sejak saat itu penjualan Lifebuoy pun terus meningkat,sehingga di
pertengahan tahun 1930an Lifebuoy mulai diproduksi di beberapa pabrik di
India. Selain masuk ke pasar India, sabun Lifebuoy juga dipasarkan ke
beberapa negara Asia Selatan lainnya seperti Sri Lanka, Burma, Bangladesh
dan Pakistan. Di era yang sama, 1890an, Lifebuoy masuk ke wilayah Afrika
dan memulai produksinya secara lokal di Afrika Selatan pada tahun 1911.
Sedangkan untuk wilayah Asia Tenggara, Lifebuoy dipasarkan untuk
pertama kalinya pada tahun 1948 melalui Indonesia, negara yang sebagian
besar populasi penduduknya hidup miskin di daerah pedalaman dengan
kondisi kesehatan yang buruk.(www.unilever.com)
3. Visi Misi sabun Lifebuoy
Visi Lifebuoy Indonesia adalah membantu pemenuhan kebutuhan
kesehatan 230 juta penduduk Indonesia agar hidup lebih sehat. Sedangkan
misinya adalah;
• Menjadi pejuang yang tidak akan kenal lelah dalam menjalankan
kampanye kebersihan dan kesehatan melalui produk-produk yang
unggul.
• Memberikan langkah nyata terhadap kegiatan-kegiatan kesehatan yang
pada akhirnya dapat menciptakan komunitas yang lebih sehat.
71
4. Kampanye Lifebuoy Berbagi Sehat
Kampanye Lifebuoy Berbagi Sehat yang dimulai sejak tahun 2004
adalah kampanye CSR tim regional Lifebuoy yang dilakukan dengan tujuan
mengkampanyekan kebiasaan hidup bersih dan sehat kepada masyarakat
melalui berbagai macam aktivitas sosial seperti; membangun fasilitas
kebersihan, memberikan edukasi tentang hidup bersih dan sehat,
mengedukasi masyarakat tentang manfaat dan cara mencuci tangan dengan
sabun yang baik dan benar dan lain-lain .
Departemen Kesehatan, lembaga pemerintah setempat, Ikatan Dokter
Indonesia (IDI), sekolah-sekolah/ universitas-universitas, Nurani Dunia
Foundation, Padmaya, Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS), Care
International, dan United nations of children’s foundation (UNICEF) adalah
beberapa pihak yang bekerjasama dalam menjalankan program ini.
Hingga saat ini program Lifebuoy Berbagi Sehat sudah dilakukan di
banyak wilayah di Indonesia dengan berbagai aktivitas yang berbeda dan
terus dikembangkan setiap tahunnya. Seperti pada tahun 2004, program
Lifebuoy Berbagi Sehat menyediakan infrastruktur dengan membangun
fasilitas sanitasi dan sistem saluran air. Sedangkan pada tahun 2005,
bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Departemen Kesehatan,
program ini mendatangi beberapa sekolah dan memberikan edukasi cara
mencuci tangan yang benar kepada para guru dan muridnya. Dalam
perkembangannya, Lifebuoy terus memperluas jangkauan program
kampanye Lifebuoy Berbagi Sehat ke berbagai daerah dan bentuk kegiatan
72
seperti mengampanyekan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Kampanye Perilaku Hidup Bersih dan sehat, mengintegrasikan kampanye
Lifebuoy Berbagi Sehat dengan misi sosial yang diusung oleh merek
Unilever lainnya seperti; merevitalisasi peran Dokter Kecil di sekolah-sekolah
dasar untuk mengedukasi dan mempromosikan hidup bersih dan sehat.
ProgramPerilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) yang baru-baru ini
dilakukan adalah mensponsori film Tanah Air Beta dan mengemas faktor
edukasi dan promosi hidup bersih dan sehat kedalam film tersebut.
5. Produk sabun Lifebuoy
Agar dapat terus memberikan perlindungan kesehatan dan pengalaman
mencuci yang tidak hanya menyehatkan tapi juga menyenangkan bagi
konsumennya, Lifebuoy terus menerus melakukan berbagai macam inovasi
produk. Seperti merubah bentuk sabun klasiknya yang menyerupai batu bata
merah ke bentuk baru yang lebih mudah digenggam dan digunakan untuk
mencuci pada tahun 2000.
Di tahun yang sama pula, Lifebuoy mengembangkan sebuah formula
baru yang dapat memberikan perlindungan maksimal terhadap kuman
penyakit serta menghasilkan lebih banyak busa pada saat mencuci. Selain
itu Lifebuoy juga menggantikan aroma sabunnya yang sangat khas
menyerupai obat atau karbol, dengan aroma wewangian baru yang lebih
modern dan menyegarkan. Selain melakukan beberapa inovasi yang telah
disebutkan di atas, Lifebuoy juga terus menerus memperluas rangkaian
kategori produknya. Tidak hanya memasarkan Lifebuoy Bar
73
Soap atau sabun batangan klasik yang dikenal selama ini tetapi juga
beberapa kategori produk seperti Lifebuoy Hand Wash, Lifebuoy Shampoo
dengan 2 pilihan varian Daily Care dan Lifebuoy Anti Dandruff serta Lifebuoy
Bodywash yang memiliki 4 varian yaitu; Actifresh, Mildcare, Nature, Total
Protect. Lifebuoy juga mengeluarkan Lifebuoy Clear Skin untuk mengatasi
masalah kebersihan dan kesehatan kulit wajah para remaja ABG dan
pemuda. Sabun batangan ini diformulasikan dengan teknologi baru dan telah
terbukti klinis mampu mencegah dan mengurangi timbulnya kembali jerawat
sampai dengan 70% dalam waktu 6 minggu dengan pemakaian teratur, dua
kali sehari.
B. Hasil Analisis Data
Data hasil penelitian diperoleh dari kuisioner yang telah diisi oleh
responden sebanyak 70 siswa-siswi SDN 15 Pondok Labu, mengenai
pengaruh kampanye gerakan 21 hari Lifebuoy terhadap Citra lifebuoy
sebagai sabun kesehatan. Hasil analisis data disajikan dalam tabel tunggal
dan dideskripsikan kualitatif dari masing-masing instrument untuk
memberikan gambaran mengenai variabel-variabel yang digunakan.
1. Identitas Responden
Identitas responden yang berhasil terkumpul meliputi jenis
kelamin, usia, dan kelas dari SDN 15 Pagi Pondok Labu.
Tabel 1
Jenis kelamin
N = 70
74
Jenis Kelamin Frekuensi Persen
Laki-laki 30 42.8
Perempuan 40 57.2
Total 70 100
Sumber : SDN 15 Pagi Pondok Labu
Data mengenai jenis kelamin diperoleh sebanyak 30 orang
(42.8%) jenis kelamin laki-laki dan sebanyak 40 orang (57.2%) adalah
perempuan.
Tabel 2
Usia
N=70
Usia Frekuensi Persen
10 Tahun 15 21.4
11 Tahun 34 48.5
12 Tahun 19 27.1
13 Tahun 2 2.8
Sumber : SDN 15 Pagi Pondok Labu
Data mengenai usia responden diperoleh sebanyak 15 orang
berusia 10 tahun (21%), sebanyak 34 orang berusia 11tahun (48.5%),
dan sebanyak 19 orang berusia 12tahun(27.1%), dan sebanyak 2 orang
berusia 13 tahun (2.8%).
75
Tabel 3 Kelas n=70
Kelas Frekuensi Persen
Kelas 4 16 22.8 Kelas 5 32 45.7 Kelas 6 22 31.4
Sumber : SDN 15 Pagi Pondok Labu
Data mengenai Kelas 4 diperoleh sebanyak 16 orang (22.8%),
kelas 5 diperoleh sebanyak 32 orang (45.7%), dan kelas 6 diperoleh
sebanyak 22 orang (31.4%).
Tabel 4
Kampanye Lifebuoy Datang ke Sekolah
N = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 46 65,7 230 4 Setuju 24 34,2 96 3 Ragu-Ragu 0 0 0 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 326
Sumber : pernyataan kuisioner no.5 Mean: 4,6
Pernyataan mengenai kampanye lifebuoy datang ke sekolah
sebagian besar responden setuju meliputi sebanyak 46 orang (65.7%)
menyatakan sangat setuju, sebanyak 24 orang (34.2%) menyatakan
setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,6
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
76
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
Tabel 5
Lifebuoy Dapat Membunuh Kuman Secara Cepat
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 41 58,5 205 4 Setuju 29 41,4 116 3 Ragu-Ragu 0 0 0 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 321
Sumber : pernyataan kuisioner no. 6 Mean: 4,6
Pernyataan mengenai sabun lifebuoy dapat membunuh kuman
secara cepat sebagian besar responden menjawab sangat setuju
sebanyak 41 orang (58.5%), menyatakan Setuju sebanyak 29 orang
(41.4%).
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,6
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,6
77
Garis Kontinum
Tabel 6
Sabun Lifebuoy Menjadikan Lingkungan Lebih Sehat
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 44 62,8 220 4 Setuju 23 32,8 92 3 Ragu-Ragu 3 4,2 9 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 321
Sumber : pernyataan no. 7 Mean: 4,6
Pernyataan mengenai sabun lifebuoy menjadikan lingkungan lebih
sehat sebagian besar responden setuju meliputi sebanyak 44 orang
(62.8%) menyatakan sangat setuju, sebanyak 23 orang (32.8%)
menyatakan setuju, sebanyak 3 orang (4.2%) menyatakan ragu-ragu.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,6
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,6
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,6
78
Tabel 7
Sabun Lifebuoy Merupakan Sabun Kesehatan
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 42 60 210 4 Setuju 28 40 112 3 Ragu-Ragu 0 0 0 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 322
Sumber : pernyataan kuisioner no. 8 Mean: 4,6
Pernyataan mengenai sabun lifebuoy merupakan sabun
kesehatan sebagian responden menyatakan sangat setuju sebanyak 42
orang (60%), dan sebanyak 28 (40%) menyatakan setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,6
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
Tabel 8
Kampanye Gerakan 21 Hari Menjadikan Hidup Lebih Sehat
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 51 73 255 4 Setuju 17 24,2 68 3 Ragu-Ragu 2 2,8 6 2 Tidak Setuju 0 0 0
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,6
79
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 329
Sumber : pernyataan kuisioner no 9 Mean: 4,7
Pernyataan mengenai kampanye gerakan 21 hari menjadikan
hidup lebih sehat sebagian besar responden menyatakan sangat setuju
sebanyak 57 orang (81.4%), dan sebanyak 17 orang (24.2%)
menyatakan setuju, dan sebanyak 2 orang (2.8%) menyatakan ragu-
ragu.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,7
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
Tabel 9
Kampanye 21 Hari Mempengaruhi Sikap Hidup Sehat
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 28 40 140 4 Setuju 35 50 140 3 Ragu-Ragu 4 5,7 12 2 Tidak Setuju 2 2,8 4 1 Sangat Tidak Setuju 1 1,4 1 Total 70 100 297
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,7
80
Sumber : pernyataan kuisioner no 10 Mean : 4,2
Pernyataan mengenai kampanye gerakan 21 hari mempengaruhi
sikap hidup sehat sebagian responden menjawab sangat setuju
sebanyak 28 orang (40%), sebagian menjawab setuju sebanyak 35
orang (50%), sebagian menjawab ragu-ragu sebanyak 4 orang (5.7%),
sebagian menjawab tidak setuju sebanyak 2 orang (2.8%), dan sangat
tidak setuju hanya 1 orang (1.4%).
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,6
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
Tabel 10
Menggunakan Sabun Lifebuoy 5x Sehari Untuk Mencuci Tangan
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 35 50 175 4 Setuju 30 42,8 120 3 Ragu-Ragu 5 7,1 15 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 310
Sumber : pernyataan kuisioner no. 11 Mean : 4,4
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,2
81
Pernyataan mengenai menggunakan sabun 5x sehari untuk
mencuci tangan sebagian besar responden menjawab sangat setuju
sebanyak 50 orang (50%), sebanyak 30 orang (42.8%) menyatakan
setuju, sebanyak 5 orang (7.1%) menyatakan ragu-ragu.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,4
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
Tabel 11
Melakukan Cuci Tangan Menggunakan Sabun Lifebuoy Selama 21 Hari
Berturut-turut
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 44 62,8 220 4 Setuju 22 31,4 88 3 Ragu-Ragu 4 5,7 12 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 320
Sumber : pernyataan kuisioner no. 12 Mean : 4,6
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,4
82
Pernyataan mengenai melakukan cuci tangan menggunakan
sabun lifebuoy selama 21 hari berturut turut sebagian besar responden
menjawab sangat setuju sebanyak 44 orang (62%), sebagian menjawab
setuju sebanyak 22 orang (31.4%), dan sebanyak 4 orang (5.7%)
menjawab ragu-ragu.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,6
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
Tabel 12
Lifebuoy Selalu Memberikan Pembaruan Dalam Setiap Produk
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 30 42,8 150 4 Setuju 39 55,7 156 3 Ragu-Ragu 1 1,4 3 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 309
Sumber : pernyataan kuisioner no. 13 Mean : 4,4
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,6
83
Pernyataan mengenai Lifebuoy selalu memberikan pembaruan
dalam setiap produk sebagian besar responden setuju meliputi sebanyak
30 orang (42.8%) menyatakan sangat setuju, sebanyak 39 orang
(55.7%) menyatakan setuju, sedangkan 1 orang (1.4%) meyatakan ragu-
ragu.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,4
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
Tabel 13
Setelah 21 Hari Tetap Menggunakan Sabun Lifebuoy
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 46 65,7 230 4 Setuju 24 34,2 96 3 Ragu-Ragu 0 0 0 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 326
Sumber : pernyataan kuisioner no. 14 Mean : 4,6
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,4
84
Pernyataan mengenai setelah 21 hari tetap menggunakan sabun
lifebuouy sebagian besar responden menjawab sangat setuju sebanyak
46 orang (65.7%), sedangkan 24 orang (34.2%) menjawab setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,6
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
Tabel 14
Menjadi Lebih Sehat Setelah Kampanye Lifebuoy Kesekolah
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 31 44,2 155 4 Setuju 35 50 140 3 Ragu-Ragu 4 5,7 12 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 307
Sumber : pernyataan kuisioner no.15 Mean : 4,4
Pernyataan mengenai menjadi lebih sehat setelah kampanye
lifebuoy kesekolah sebagian besar responden menjawab sangat setuju
sebanyak 31 orang (44.2%), sebagian menjawab setuju sebanyak 35
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,6
85
orang (50%), dan sebagian menjawab ragu-ragu sebanyak 4 orang
(5.7%).
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,4
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
Tabel 15
Hidup Lebih Teratur setelah Tanamkan Hidup Sehat Selama 21 Hari
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 42 60 210 4 Setuju 27 38,5 108 3 Ragu-Ragu 1 1,4 3 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 321
Sumber : pernyataan kuisioner no. 16 Mean : 4,6
Pernyataan mengenai hidup lebih teratur setelah tanamkan hidup
sehat selama 21 hari sebagian besar responden menjawab sangat
setuju sebanyak 42 orang (60%), sebanyak 27 orang (38.5%) menjawab
setuju, dan 1 orang (1.4%) menjawab ragu-ragu.
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,4
86
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,6
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
Tabel 16
Rutin Mengikuti Kegiatan Tanamkan Hidup Sehat Selama 21 Hari
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 41 58,5 205 4 Setuju 27 38,5 108 3 Ragu-Ragu 2 2,8 6 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 319
Sumber : pernyataan kuisioner no .17 Mean : 4,5
Pernyataan mengenai rutin mengikuti kegiatan tanamkan hidup
sehat selama 21 hari sebagian orang menjawab sangat setuju
sebanayak 41 orang (58.5%), sebagian menjawab setuju sebanyak 27
orang (38.5%), dan sebanyak 2 orang (2.8%) menjawab ragu-ragu.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,5
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,6
87
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
Tabel 17
Menjadikan Kebiasaan Sehat Secara Terus Menerus
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 47 67,1 235 4 Setuju 21 30 84 3 Ragu-Ragu 2 2,8 6 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 325
Sumber : pernyataan kuisioner no, 18 Mean : 4,6
Pernyataan mengenai menjadikan kebiasaan sehat secara terus
menerus, sebagian besar responden menjawab sangat setuju sebanyak
47 orang (67.1%), sebanyak 21 orang (30%) menjawab setuju, dan
sebanyak 2 orang (2.8%) menjawab ragu-ragu.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,6
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,5
88
Garis Kontinum
5. Citra Lifebuoy Sebagai Sabun Kesehatan
Tabel 18
Sabun Lifebuoy Sebagai Sabun Kesehatan Terbaik
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 44 62,8 220 4 Setuju 26 37,2 104 3 Ragu-Ragu 0 0 0 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 324
Sumber : pernyataan kuisioner no 19 Mean : 4,6
Pernyataan mengenai Sabun Lifebuoy sebagai sabun kesehatan
terbaik sebagian besar responden setuju meliputi sebanyak 44 orang
(62.8%) menyatakan sangat setuju, sebanyak 26 orang (37.2%)
menyatakan setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,6
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANAGT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,6
89
Garis Kontinum
Tabel 19
Sabun Lifebuoy Sebagai Sabun Ati Kuman n : 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 40 57,1 200 4 Setuju 30 42,8 120 3 Ragu-Ragu 0 0 0 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 320
Sumber : pernyataan kuisioner no. 20 Mean : 4,6
Pernyataan mengenai Sabun Lifebuoy sebagai sabun anti kuman
sebagian responden setuju meliputi sebanyak 40 orang (57.1%)
menjawab sangat setuju, sebanyak 30 orang (42.8%) menyatakan
setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,6
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANAGT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,6
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,6
90
Tabel 20
Sabun Lifebuoy Mampu Memenuhi Kebutuhan Kesehatan Tubuh
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 38 54,2 190 4 Setuju 30 42,8 120 3 Ragu-Ragu 2 2,8 6 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 316
Sumber : pernyataan uisioner no. 21 Mean : 4,5
Pernyataan mengenai Sabun lifebuoy mampu memenuhi
kebutuhan kesehatan tubuh sebagian besar responden setuju meliputi
sebanyak 38 orang (54.2%) menjawab sangat setuju, sebanyak 30 orang
(42.2%) menyatakan setuju, dan 2 orang (2.8%) menyatakan ragu-ragu
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,5
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANAGT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,5
91
Tabel 21
Sabun Lifebuoy Memberikan Manfaat Bagi Kesehatan
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 40 57,1 200 4 Setuju 29 41,4 116 3 Ragu-Ragu 1 1,4 3 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 319
Sumber : pernyataan kuisioner no 22 Mean : 4,5
Pernyataan mengenai Sabun lifebuoy memberikan manfaat bagi
kesehatan sebagian besar responden setuju meliputi sebanyak 40 orang
(57.1%) menjawab sangat setuju, sebanyak 29 orang (41.4%) menjawab
setuju, dan 1 orang (1.4%) menjawab ragu-ragu.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,5
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,5
92
Tabel 22
Sabun Lifebuoy Selalu Mengkampanyekan Hidup Sehat
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 39 55,7 195 4 Setuju 28 40 112 3 Ragu-Ragu 2 2,8 6 2 Tidak Setuju 1 1,4 2 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 315
Sumber : pernyataan kuisioner no 23 Mean : 4,5
Pernyataan mengenai Sabun Lifebuoy selalu mengkampanyekan
hidup sehat sebagian besar responden setuju meliputi sebanyakan 39
orang (55.7%) menjawab sangat setuju, sebanyak 28 orang (40%)
menjawab setuju, sebanyak 2 orang (2.8%) menjawab ragu-ragu, dan 1
orang (1.4%) menjawab tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,5
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,5
93
Tabel 23
Logo Lifebuoy Mudah Di Ingat
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 42 60 210 4 Setuju 26 37,1 104 3 Ragu-Ragu 1 1,4 3 2 Tidak Setuju 1 1,4 2 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 319
Sumber : pernyataan kuisioner no 24 Mean : 4,5
Pernyataan mengenai Logo lifebuoy mudah di ingat sebagian
besar responden menjawab sangat setuju sebanyak 42 orang (60%),
sebanyak 26 orang (37.1%) menjawab setuju, 1 orang (1.4%) menjawab
ragu-ragu, 1 orang (1.4%) menjawab tidak setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,5
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,5
94
Tabel 24
Lifebuoy Memberikan Efek Kenyamanan Pada Tubuh
n =70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 39 55,7 195 4 Setuju 31 44,2 124 3 Ragu-Ragu 0 0 0 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 319
Sumber : pernyataan kuisioner no. 25 Mean : 4,5
Pernyataan mengenai Lifebuoy memberikan efek kenyamanan
pada tubuh sebagian besar responden menjawab sangat setuju
sebanyak 39 orang (55.7%), sebanyak 31 orang (44.2%) menjawab
setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,5
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANAGT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,5
95
Tabel 25
Program Lifebuoy Mengajarkan Hidup Sehat
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 53 75,7 265 4 Setuju 16 22,8 64 3 Ragu-Ragu 1 1,4 3 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 332
Sumber : pernyataan kuisioner no. 26 Mean : 4,7
Pernyataan mengenai Program Lifebuoy mengajarkan hidup
sehat sebagian besar responden menjawab sangat setuju sebanyak 53
orang (75.7%), sebanyak 16 orang (22.8%) menjawab setuju, 1 orang
(1.4%) menjawab ragu-ragu.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,7
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,7
96
Tabel 26
Sabun Lifebuoy Membuat Hari-hari Lebih Segar
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 44 62,8 220 4 Setuju 24 34,2 96 3 Ragu-Ragu 2 2,8 6 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 322
Sumber : pernyataan kuisioner no. 27 Mean : 4,6
Pernyataan mengenai sabun lifebuoy membuat hari-hari menjadi
lebih segar sebagian responden menjawab sangat setuju sebanyak 44
orang (62.8%), sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak
24 orang (34.2%), sebanyak 2 orang (2.8%) menjawab ragu-ragu.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,6
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANAGT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
Tabel 27
Sabun Lifebuoy Peduli Dengan Kesehatan Keluarga Indonesia
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 49 70 245
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,6
97
4 Setuju 19 27,1 76 3 Ragu-Ragu 2 2,8 6 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 327
Sumber : pernyataan kuisioner no. 28 Mean : 4,7
Pernyataan mengenai sabun lifebuoy peduli dengan kesehatan
keluarga indonesia sebagian besar responden menjawab sangat setuju
sebanyak 49 orang (70%), sebanyak 19 orang (27.1%) menjawab setuju,
2 orang (2.8%) lainnya menjawab ragu-ragu.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,7
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANAGT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
Tabel 28
Sabun Lifebuoy Membentuk Hidup Sehat
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 47 67,1 235 4 Setuju 23 32,8 92 3 Ragu-Ragu 0 0 0 2 Tidak Setuju 0 0 0
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,7
98
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 327
Sumber : pernyataan kuisioner no. 29 Mean : 4,7
Pernyataan mengenai sabun lifebuoy membentuk hidup sehat
sebagian besar responden menjawab sangat setuju sebanyak 47 orang
(67.1%), sebanyak 23 orang (32.8%) menjawab setuju.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,7
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
Tabel 29
Sabun Lifebuoy Sebagai Produk Kesehatan Pertama Di Indonesia
n = 70
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persen Skor 5 Sangat Setuju 36 51,4 180 4 Setuju 32 45,7 128 3 Ragu-Ragu 2 2,8 6 2 Tidak Setuju 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 Total 70 100 314
Sumber : pernyataan kuisioner no. 30 Mean : 4,5
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,7
99
Pernyataan mengenai sabun lifebuoy sebagai produk kesehatan
pertama di indonesia sebagian responden menjawab sangat setuju
sebanyak 36 orang (51.4%), sebanyak 32 orang (45.7%) menjawab
setuju, sebanyak 2 orang (2.8%) menjawab ragu-ragu.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai mean sebesar 4,5
seperti yang tertera pada kontinum di bawah ini yang menunjukkan
bahwa responden menjawab kategori SANGAT SETUJU untuk
pernyataan tersebut.
Garis Kontinum
C. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dillakukan untuk mengetahui pengaruh Kampanye G21H
Lifebuoy terhadap Citra Lifebuoy sebagai sabun kesehatan . Untuk keperluan
analisis kedua variabel digunakan teknik Pearson Produk Moment dengan
SPSS (Stastistical Package for Social Science). Hasil analisis data diperoleh
nilai korelasi, koefisien determinasi, dan persamaan regresi linier sederhana
seperti yang akan dijelaskan pada tabel.
1. Uji Korelasi
Untuk menguji kebenaran hasil dari perhitungan manual, penulis
menggunakan bantuan SPSS yang rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
STS TS RR S SS
4,5
100
Correlations
Kampanye G21H Lifebuoy Citra Lifebuoy
Kampanye G21H Lifebuoy Pearson Correlation 1 .846** Sig. (2-tailed) .000
N 70 70 Citra Lifebuoy Pearson Correlation .846** 1
Sig. (2-tailed) .000 N 70 70
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS
(Statistical Packages for Social Science) pada tabel di atas, maka dapat
dijelaskan hasil analisisnya sebagai berikut: Adanya korelasi antara kedua
variabel tersebut, dimana nilai koefisien korelasi (r) didapatkan sebesar
0,846. Koefisien korelasi sebesar 0,846. yang berpedoman pada ketentuan
yang tertera pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.29 Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat Rendah Rendah Sedang
Kuat Sangat Kuat
Maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel X dengan
variabel Y berada pada tingkat hubungan SANGAT KUAT yaitu level 0,846
(terletak pada wiliayah antara (0,80 – 1,000) dan arah hubungannya positif.
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Kampanye G21H
Lifebuoy dengan Citra Lifebuoy sebagai sabun kesehatan
101
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara Kampanye G21H
Lifebuoy dengan Citra Lifebuoy sebagai sabun kesehatan
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai r hitung adalah 0,846
dengan r tabel pada n = 58 adalah 0,235 dengan demikian r hitung 0,846> r
tabel 0,235 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditilak atau terdapat
hubungan yang signifikan antara Kampanye G21H Lifebuoy dengan Citra
Lifebuoy sebagai sabun kesehatan .
Setelah mengetahui bahwa ternyata terdapat pengaruh Kampanye
G21H Lifebuoy terhadap Citra Lifebuoy sebagai sabun kesehatan ,
selanjutnya penulis ingin mengetahui seberapa besar hubungan diantara
keduanya.
Dari hasil penghitungan korelasi Pearson’s Product Moment
sebelumnya, diperoleh nilai korelasi r product moment sebesar 0,846.
Berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi, maka dapat diketahui
bahwa nilai korelasi r Product Moment0,846 berada pada posisi 0,60 –
0,799. Dengan kata lain, termasuk dalam kategori Sangat Kuat. Artinya,
semakin kuat Kampanye G21H Lifebuoy akan diikuti meningkatnya Citra
Lifebuoy sebagai sabun kesehatan , sedangkan semakin lemah Kampanye
G21H Lifebuoy akan diikuti dengan menurunnya Citra Lifebuoy sebagai
sabun kesehatan .
102
2. Koefisien Determinasi
Nilai koefisien determinasi menunjukkan besarnya pengaruh
Kampanye G21H Lifebuoy terhadap Citra Lifebuoy sebagai sabun
kesehatan .
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .846a .715 .711 2.17541 a. Predictors: (Constant), Kampanye G21H Lifebuoy
Dari hasil analisis diperoleh kontribusi (r)2 sebesar 0,715 atau 71,5%
artinya Kampanye G21H Lifebuoy memberikan kontribusi sebesar 71,5%
terhadap Citra Lifebuoy sebagai sabun kesehatan. Dengan kata lain Citra
Lifebuoy sebagai sabun kesehatan ditentukan sebesar 71,5% dari
Kampanye G21H Lifebuoy sedangkan sisanya sebesar 28,5% ditentukan
oleh faktor lain di luar dari Kampanye G21H Lifebuoy.
3. Koefisien Regresi Linier
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 14.102 3.122 4.517 .000
Kampanye G21H Lifebuoy .639 .049 .846 13.063 .000 a. Dependent Variable: Citra Lifebuoy
Pada tabel coefficients yang menjadi nilai konstanta (a) = 14,102 dan
beta = 0,639 serta t hitung dan tingkat signifikan = 0.000 dari tabel diatas
diperoleh persamaan perhitungnya Y = 14,102 + 0,639X. Koefisien regresi
sebesar 0,639 ini menyatakan bahwa nilai koefisien beta yang positif akan
meningkatkan skor motivasi kerja karyawan sebesar 0,639. Semakin tinggi
103
skor variabel Kampanye G21H Lifebuoy akan menaikkan Citra Lifebuoy
sebagai sabun kesehatan .
Dasar dari pengambilan keputusan adalah membandingkan t hitung
dengan t table:
1) Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima Ha ditolak
2) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak Ha diterima
Dari tabel diatas didapat t hitung untuk Kampanye G21H Lifebuoy =
13,063 signifikansi 0,000 dan dengan signifikansi (alpha) 0,05 dan uji dua
sisi diperoleh t table = 1,995 terlihat bahwa nilai t hitung 13,063> t tabel
1,995 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel Kampanye G21H
Lifebuoy berpengaruh signifikan terhadap variabel Citra Lifebuoy sebagai
sabun kesehatan atau, Ha diterima.
D. Pembahasan
Tugas Humas eksternal dalam menjalin hubungan baik dengan
masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai bentuk kegiatan salah
satunya dengan kegiatan kampanye gerakan 21 hari tanamkan hidup sehat.
Kegiatan kampanye gerakan 21 hari tanamkan hidup sehat ini merupakan
kegiatan yang bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat untuk
menciptakan gaya hidup sehat yang dimulai dari cara cuci tangan pakai
sabun.
Berikut pernyataan responden mengenai Kampanye G21H Lifebuoy .
Mean Variabel
104
Kampanye Gerakan 21 hari Lifebuoy
No Kategori Jawaban Mean 4 Kampanye lifebuoy datang ke sekolah 4.6
5 Lifebuoy dapat membunuh kuman secara cepat 4.6
6 Lifebuoy menjadikan hidup lebih sehat 4.6
7 Sabun lifebuoy merupakan sabun kesehatan 4.6
8 Kampanye gerakan 21 hari menjadikan hidup lebih
sehat
4.7
9 Kampanye gerakan 21 hari mempengaruhi sikap hidup
4.2
10 Menggunakan sabun lifebuoy 5x sehari untuk mencuci
tangan
4.4
11 Melakukan cuci tangan menggunakan sabun lifebuoy
selama 21 hari berturut-turut
4.6
12 Lifebuoy selalu memberikan pembaruan dalam setiap
produk
4.4
13 Setelah 21 hari tetap menggunakan sabun lifebuoy 4.6
14 Menjadi lebih sehat setelah kampanye lifebuoy
kesekolah
4.4
15 Hidup lebih teratur setelah tanamkan hidup sehat
selama 21 hari
4.6
16 Rutin mengikuti kegiatan tanamkan hidup sehat selama
21 hari
4.5
17 Menjadikan kebiasaan sehat secara terus menerus 4.6
Mean Variabel 4.5
Dari hasil analisis mean variabel Kampanye G21H Lifebuoy diperoleh
nilai sebesar 4.5, jika di intepretasikan ke dalam skala likert maka nilai
sebesar 4.5 kecendrungannya adalah sangat setuju. Menunjukan bahwa
kampanye gerakan 21 hari tanamkan hidup sehat yang dilakukan oleh
105
Lifebuoy dapat berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat akan hidup
bersih dan sehat
Berikut pernyataan responden mengenai citra Lifebuoy sebagai Sabun
Kesehatan khususnya pada siswa-siswi SDN 15 Pagi Pondok Labu, jakarta
selatan.
Mean Variabel
Citra Lifebuoy Sebagai Sabun Kesehatan, SDN 15 Pagi Pondok labu
No Pernyataan Mean 18 Sabun Lifebuoy Sebagai Sabun Kesehatan Terbaik 4.6
19 Sabun Lifebuoy Sebagai Sabun Anti Kuman 4.6
20 Sabun Lifebuoy Mampu Memenuhi Kebutuhan
Kesehatan Tubuh
4.5
21 Sabun Lifebuoy Memberikan Manfaat Bagi Kesehatan 4.5
22 Sabun Lifebuoy Selalu Mengkampanyekan Hidup
Sehat
4.5
23 Logo Lifebuoy Mudah Diingat 4.5
24 Lifebuoy Memberikan Efek Kenyamanan Pada Tubuh 4.5
25 Progrm Lifebuoy Mengajarkan Hidup Sehat 4.7
26 Sabun Lifebuoy Membuat Hari-hari Lebih Segar 4.6
27 Sabun Lifebuoy Peduli Dengan Kesehatan Keluarga
Indonesia
4.7
28 Sabun Lifebuoy Membentuk Hidup Sehat 4.7
29 Sabun Lifebuoy Sebagai Produk Kesehatan Pertama
Di Indonesia
4.5
Mean Variabel 4.6
Dari hasil analisis mean variabel citra Lifebuoy Sebagai Sabun
Kesehatan pada siswa-siswi SDN 15 pondok labu, diperoleh nilai sebesar
106
4.6 jika di intepretasikan ke dalam skala likert maka nilai sebesar 4.6
kecendrungan adalah sangat setuju. Menunjukan citra lifebuoy sebagai
sabun kesehatan pada siswa-siswi SDN 15 Pagi pondok labu adalah
sangat baik. Artinya masyrakat khususnya siswa-siswi SDN 15 Pagi
mengetahui bahwa citra lifebuoy sebagai sabun kesehatan merupakan
sabun yang tidak hanya sekedar membersihkan tubuh tapi juga peduli
dengan kesehatan keluarga indonesia.
Dari hasil analisis kedua variabel menunjukan pengaruh yang
sangatpositif antara kampanye g21h lifebuoy terhadap citra lifebuoy
sebagai sabun kesehatan pada siswa-siswi SDN 15 pagi pondok labu, nilai
pengaruh yang diperoleh sebesar 71,5% artinya Kampanye G21H Lifebuoy
memberikan kontribusi sebesar 71,5% terhadap Citra Lifebuoy sebagai
sabun kesehatan. Dengan kata lain Citra Lifebuoy sebagai sabun
kesehatan ditentukan sebesar 71,5% dari Kampanye G21H Lifebuoy
sedangkan sisanya sebesar 28,5% ditentukan oleh faktor lain di luar dari
Kampanye G21H Lifebuoy.
107
BAB V
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dari data yang telah terhimpun dan analisis data dalam bentuk tabel-
tabel tunggal, serta analisis hasil pengujian hipotesis, penulis dapat
memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. program kampanye gerakan 21 hari tanamkan hidup sehat Lifebuoy
dinilai cukup berhasil, karena banyak siswa-siswi yang terus
menggunakan produk Lifebuoy dan menjalankan hidup bersih dan sehat.
2. program kampanye gerakan 21 hari tanamkan hidup sehat Lifebuoy
memberikan kontribusi terhadap pembentukan citra lifebuoy sebagai
sabun kesehatan terbaik.
3. Dari hasil analisis kedua variabel menunjukan pengaruh yang
sangatpositif antara kampanye g21h lifebuoy terhadap citra lifebuoy
sebagai sabun kesehatan pada siswa-siswi SDN 15 pagi pondok labu,
nilai pengaruh yang diperoleh sebesar 71,5% artinya Kampanye G21H
Lifebuoy memberikan kontribusi sebesar 71,5% terhadap Citra Lifebuoy
sebagai sabun kesehatan. Dengan kata lain Citra Lifebuoy sebagai
sabun kesehatan ditentukan sebesar 71,5% dari Kampanye G21H
Lifebuoy sedangkan sisanya sebesar 28,5% ditentukan oleh faktor lain
di luar dari Kampanye G21H Lifebuoy.
108
B. Saran
Secara keseluruhan, hasil penelitian yang telah penulis lakukan
mengenai Pengaruh Kampanye G21H Lifebuoy terhadap Citra Lifebuoy
sebagai sabun kesehatan . Dari hasil analisis tersebut maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Masih ditemukan keragu-raguan dan ketidak setujuan mengenai
kampanye gerakan 21 hari mempengaruhi sikap hidup sehat, karena
biasanya sikap hidup sehat awalnya terbentuk dari lingkungan dalam
keluarga, lalu lingkungan eksternal yang membentuk sikap hidup
sehatnya, disarakan program kampanye lifebuoy dapat terus berjalan
dengan baik setiap tahunnya untuk kemajuan kesehatan keluarga
Indonesia.
2. Masih ditemukan keragu-raguan masyarakat tentang Lifebuoy selalu
memberikan pembaruan dalam setiap produk, karena masyarakat
kurang melihat dari setiap pembaharuan produk-produk lifebuoy,
kebanyakan masyarakat memakai sabun batangan, disarankan lifebuoy
terus mempromosikan produk-produk terbaru seperti sabun cair
lifebuoy.
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh yang
positif antara kampanye gerakan 21 hari Lifebuoy terhadap citra
Lifebuoy sebagai sabun kesehatan. Oleh karena itu, diharapkan kepada
PT. Unilever. Tbk dengan salah satu brand nya Lifebuoy dapat lebih
109
optimal lagi mengkampanyekan gerakan tanamkan hidup bersih.
Sehingga benar-benar dapat menjadi bukanhanya kegiatan kampanye
biasa, melainkan kampanye professional yang mendidik sekaligus
dapat membantu pemerintah dinas kesehatan dalam menurunkan
angka penyakit-penyakit yang timbul pada masyarakat khususnya
penyakit-penyakit anak-anak.