Post on 21-Dec-2020
JURNAL
PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA INDUSTRI KECIL ALAS
KAKI DI KOTA SIDOARJO
(Studi Kasus UD. Classindo Handmade)
Disusun Oleh :
PEPY HERMA YANTI
01213088
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA
2017
PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA INDUSTRI KECIL ALAS
KAKI DI KOTA SIDOARJO
(Studi Kasus UD. Classindo Handmade)
Oleh :
PEPY HERMA YANTI
Dosen Bimbingan
Dr. Reswanda, S.Pi., MM
This study aims to determine the presence (1) control of raw materials at UD
company. Classindo Handmade (2) constraints faced by the company in the control of raw
material inventory and (3) efforts made by the company in overcoming raw material
inventory constraints. Companies engaged in manufacturing divide the inventory into three
parts, namely inventory of raw materials, inventory of goods in process and finished goods
inventory.
Which produces footwear, such as flip-flops and shoes, with the purpose of
segmentation from children to adults, on raw materials used in the process of footwear
production is sponge eva, japit, in the implementation of the production process the raw
materials are always available for smooth production process And make finished goods that
will be produced from raw materials. The type of this research is descriptive qualitative. Data
collection techniques used are interviews. The result of the research shows that (1) inventory
control and inventory planning of raw material owned by the company (2) the obstacle faced
is the limited raw material inventory based on experience (3) efforts made in the form of
centralization of power, responsibility and supervision on the expenditure of raw materials
and goods , Recording out-and-out materials and warehouses, routine checking of raw
materials and directly checking the guarantee can be effective and optimal.
Keywords: Control of raw materials, planning, inventory constraints
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Persediaan merupakan aset penting dalam kegiatan bisnis suatu perusahaan guna
memperoleh laba atau kekayaan. Umumnya, perusahaan yang bergerak dalam bidang
manufaktur membagi persediaannya menjadi tiga bagian, yaitu persediaan barang baku,
persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Dalam suatu perusahaan yang
baik, pelaku usaha harus mampu untuk menjaga kestabilan persediaan bahan bakunya agar
proses produksi dapat terus berlanjut, dan ini berakibat selalu terpenuhinya permintaan
konsumen.
Pada dasarnya, perusahaan melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan
dengan tujuan untuk meminimalkan biaya dan memaksimumkan untung (laba) usaha dalam
periode tertentu. Dalam tahap pengadaan bahan baku, tahap awal nya yang dilakukan adalah
pemesanan dan pembelian bahan baku. Pada tahap inilah persediaan selalu dibutuhkan oleh
setiap perusahaan baik dalam
perusahaan kecil maupun besar. Dengan pengendalian persediaan bahan baku diharapkan
proses produksi dapat berjalan lancar. Bahan baku adalah faktor utama yang memegang
peranan penting didalam pengalokasian modal kerja besar kecilnya persediaan akan
mempengaruhi keuntungan dan biaya pada suatu perusahaan.
Manajemen persediaan merupakan masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan.
Untuk mendukung kelancaran produksi yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
kelancaran pemenuhan permintaan konsumen maka manajemen harus selalu berusaha
menjamin ketersediaan bahan. Pengendalian persediaan mengharuskan adanya pengelolaan
persediaan untuk merencanakan dan mengendalikan persediaan pada tingkat yang optimum,
menentukan kualitas persediaan yang wajar untuk memenuhi kebutuhan produksi atas suatu
dasar yang terjadwal dan sesuai dengan order pelanggan.
Tujuan pengendalian persediaan bahan baku merupakan kelancaran proses produksi
sangat ditentukan oleh tersedianya bahan baku dalam jumlah dan ukuran yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Hal ini disebabkan karena bahan baku merupakan faktor utama dalam
pelaksanaan proses produksi pada suatu perusahaan. Bahan baku merupakan sesuatu yang
digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu dengan barang
jadi. Dalam sebuah perusahaan bahan baku dan bahan penolong memiliki arti yang sangat
penting, karena menjadi modal terjadinya proses produksi sampai hasil produksi (Hanggana,
2006:11). Namun pengelompokan bahan baku dan bahan penolong bertujuan untuk
pengendalian bahan dan pembebanan biaya ke harga pokok produksi, sedangkan
pengendalian bahan baku sangat diprioritaskan pada bahan yang dinilai relatif tinggi yaitu
bahan baku. Sedangkan menurut (Baroto, 2002:52) mengemukakan bahan baku adalah
barang-barang yang terwujud seperti spon eva, lem dan mesin-mesin yang digunakan.
Perusahaan UD. Classindo Handmade merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang industri yang memproduksi alas kaki, seperti sandal jepit dan sepatu, dengan tujuan
segmentasi dari anak-anak sampai dewasa, pada bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi alas kaki adalah spon eva, japit, dalam pelaksanaan proses produksinya bahan baku
tersebut selalu tersedia untuk kelancaran proses produksi serta mejadikan barang jadi yang
akan dihasilkan dari bahan baku. Dengan aktivitas produksi untuk menjaga kualitas produk
agar terjadinya tingkat persediaan tetap sesuai orderan, kebijakan dalam pengendalian
persediaan diperusahaan yaitu memberikan material sesuai order dan standar kebutuhan
material yang diperlukan, kebijakan ini mengakibatkan jika terdapat kesalahan dan
kekurangan material pada produksi akan mengakibatkan proses produksi yang direncanakan
tersebut berhenti dan order ulang, sedangkan persediaan digudang bahan baku belum tentu
ada persediaan untuk diproduksi.
Dengan demikian, salah satu permasalahan yang terkait dengan industri alas kaki
adalah hal yang berkaitan dengan pengendalian persedian stok bahan baku yang sangat
mempengaruhi perusahaan dari sisi efisiensi biaya produksi. Hal ini di karenakan jika
perusahaan mengalami over stock bahan baku di gudang, akan sangat berpengaruh pada
peningkatan biaya simpan di gudang. Namun jika terjadi kekurangan stok bahan baku di
gudang, maka perusahaan akan mengalami kerugian tidak dapat memenuhi permintaan
konsumen dalam waktu yang tepat, untuk meningkatkan kualitas produk, diperlukan metode
analisis kualitas produk ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengendalian persediaan
diperusahaan UD. Classindo Handmade. Sedangkan pengelola UMKM dalam perusahaan
telah menetapkan adanya strategi pengendalian persediaan yang dipengaruhi oleh kebutuhan
konsumen maupun kebutuhan strategi pesaing. Hasil analisa terhadap konsumen dan pesaing
dapat menentukan adanya tujuan yang lebih terarah untuk tindakan lebih lanjut dalam proses
persediaan.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan yang diteliti
adalah :
Bagaimanakah Kebijakan Pengendalian Persediaan Alas Kaki Pada UD. Classindo
Handmade ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui
penerapan pengendalian persediaan pada usaha UD. Classindo Handmade.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan Sebagai bahan masukan dan referensi bagi
penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan pengendalian persedian.
Manfaat lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah guna mengembangkan ilmu
pengetahuan dan tentang pengendalian persedian bahan baku yang ada diperusahaan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Perusahaan
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi usaha- usaha sejenis
untuk meningkatkan usahanya.
2) Untuk meningkatkan dan mengoptimalkan produk yang telah dihasilkan dalam
kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
2. Bagi Peneliti
1) Kegiatan pada penelitian ini sangat berguna bagi penulis dalam memahami
Manajemen khususnya mengenai persediaan terhadap suatu produk di usaha UD.
Classindo Handmade.
2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai lahan kajian untuk melengkapi
perpustakaan dan sebagai bahan dokumentasi.
1.5 Batasan Penelitian
Sesuai dengan uraian yang di atas, agar hasil penelitian lebih fokus dan terarah,
maka penulis memutuskan untuk membatasi ini pada :
1. Lokasi penelitian ini hanya dilakukan di sentra alas kaki di Jl. Kolonel sugiono, No. 41
Desa Kepuh Kiriman Waru Sidoarjo, di perusahaan UD. Classindo Handmade.
2. Penelitian ini fokus pada pengendalian persediaan tentang bahan baku pada perusahaan.
2. Kerangka Teori
1. Pengertian UMKM
Usaha Kecil Menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam mendorong
pertumbuhan perekonomian Indonesia. Sektor UMKM pun telah terbukti menjadi
pilar perekonomian yang tangguh, secara penuh bahwa kebijakan yang mendukung
UMKM akan mampu menciptakan kondisi UMKM di Indonesia yang sehat dan kuat,
sehingga mampu menjadi pilar utama perekonomian, pemerintah akan terus berupaya
memberikan dukungan kepada UMKM. Berbagai hambatan yang dihadapi UMKM
seperti keterbatasan teknologi, keterbatasan finansial dan kelengkapan bahan baku
akan menjadi isu utama untuk dipecahkan bersama.
Maka pada perusahaan UD. Classindo Handmade mengharapkan mampu
memanfaatkan sumber daya nasional sesuai dengan kepentingan rakyat dan mencapai
pertumbuhan ekonomi yang maksimum, peranan dalam pertumbuhan ekonomi.
UMKM selalu digambarkan mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi
di Indonesia karena telah terbukti menyelamatkan perekonomian bangsa pada saat
dilanda krisis ekonomi pada Tahun 1997. Dalam UU Republik Indonesia No. 20
Tahun 2008 Tentang UMKM, usaha mikro merupakan sebuah istilah yang mengacu
kepada jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
50.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, serta memiliki hasil
penjualan tahunan sebesar Rp. 300.000.000. Peranan UMKM tersebut menjadi bagian
yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan karena dapat
memperbaiki perekonomian khususnya di Indonesia.
Aspek bisnis khususnya UMKM meliputi aspek pemasaran, keuangan, sumber
daya manusia dan produksi, aspek tersebut sangat berkaitan erat antara satu dengan
yang lainnya. Aspek produksi pengendalian persediaan bahan baku sangat penting
yang harus dilakukan oleh setiap pelaku usaha karena dengan kegiatan produksi dapat
mengukur tingkat produktifitas perusahaan tersebut.
2. Perkembangan Kebijakan UMKM
Perkembangan potensi dalam Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di
indonesia tidak terlepas dari dukungan dari perbankan dalam penyaluran kredit kepada
UMKM. Setiap tahun UMKM mengalami pertumbuhan lebih tinggi, jumlah prilaku
industri UMKM Indonesia paling banyak dari negara lain, terutama pada tahun 2014
selalu mengalami peningkatan hingga pada tahun 2016 pada pertumbuhan UMKM di
Indonesia.
Dalam Industri kreatif ini tumbuh 5,76 persen di tahun lalu di atas rata-rata
perkembangan ekonomi nasional sebesar 5,74 persen, dengan nilai tambah sebesar
Rp64,8 Triliun atau tujuh persen dari PDB nasional. Sedangkan pemerintah menargetkan
kontribusi pada PDB ekonomi mencapai 7-7,5 persen sehingga tahun 2019 nanti, kalau
untuk Devisa negara akan tembus 6,5 persen atau 8 persen pada tahun 2019. Jadi
peningkatan dapat mengembangkan sektor ekonomi kreatif yang akan menjadi masa
depan negara ini.
Persediaan
1. Pengertian Persediaan
Pada setiap tingkat perusahaan baik besar maupun kecil, menengah maupun
perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan perusahaan. Selain itu
tanpa adanya persediaan perusahaan akan dihadapkan pada resiko bahwa suatu waktu
tidak dapat memenuhi keinginan konsumen. Perusahaan atau organisasi memerlukan
persediaan karena ada beberapa alasan yaitu adanya unsur ketidakpastian permintaan
(permintaan mendadak), adanya unsur ketidakpastian tenggang waktu pemesanan.
Menurut Ahyari (1990:163) persediaan adalah setiap perusahaan yang
menghasilkan produk yang memerlukan bahan baku, dimana bahan baku yang
merupakan bahan yang integral produk jadi. Sedangkan Menurut Handoko (1999:33)
persediaan adalah segala sesuatu atau sumber-sumber dari daya sumber organisasi yang
disimpan dalam antisipasi terhadap pemenuhan permintaan. Persediaan adalah sumber
daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut (Nasution
2003:103) .
Fungsi Persediaan
Persediaan berfungsi untuk menghubungkan operasi perusahaan dengan pembelian bahan baku
untuk selanjutnya diolah untuk dijadikan barang atau jasa yang kemudiaan diarahkan pada konsumen.
Dengan demikian adanya persediaan memungkinkan terlaksananya operasi produksi bagi perusahaan.
Persediaan dapat melayani beberapa fungsi yang akan menambahkan fleksibilitas operasi perusahaan
dengan efesiensi operasional suatu perusahaan yang dapat ditingkatkan karena berbagai fungsi
pentingnya persediaan. Bahwa persediaan adalah sekumpulan produk phisikal pada berbagai tahap
proses transformasi dari bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi.
Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi-operasi perusahaan internal dan
eksternal mempunyai kebebasan. Persediaan ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi
permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier (Handoko, 1999:335). Sedangkan menurut
Heizer dan Render (2005:60) fungsi persediaan adalah :
a. Untuk memisahkan beragam bagian produksi, sebagai contoh : jika pasokan sebuah perusahaan
berfluktuasi, maka mungkin diperlukan persediaan-persediaan tambahan untuk men-decouple
proses produksi dari pemasok.
b. Untuk men-decouple perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan
barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan. Persediaan semacam ini
umumnya terjadi pada pedagang eceran.
c. Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas, sebab pembelian dalam jumlah lebih besar
dapat mengurangi biaya produksi atau pengiriman barang.
d. Untuk menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga.
Jenis Persediaan
Menurut Heizer dan Render (2005:61) untuk mengakomodasi fungsi persediaan, perusahaan
memiliki empat jenis persediaan, yaitu :
1. Persediaan Bahan Baku.
Bahan baku pada umumnya dibeli tetapi belum memasuki proses pabriksasi.
2. Persediaan barang setengah jadi.
Bahan baku atau komponen yang sudah mengalami beberapa perubahan tetapi belum selesai
atau belum menjadi produk jadi.
3. MRO (Maintenance Repair Operating).
Persediaan yang diperuntukkan bagi pasokan pemeliharaan,perbaikan atau operasi yang
diperlukan untuk menjaga agar permesinan dan proses produksi tetap produktif. MRO tetap ada
karena kebutuhan dan waktu pemeliharaan.
4. Persediaan Barang Jadi
Persediaan barang jadi merupakan produk akhir proses transformasi yang siap dipasarkan
kepada konsumen.
Gambar 2.1 Proses Transformasi Produksi
Dalam proses transformasi tersebut akan menjadi sistem yang lebih luas yaitu produksi, dimana
produksi melibatkan empat faktor penting dalam produksi yang sering disebut faktoe-faktor produksi.
Keempat faktor tersebut adalah Bahan baku, tenaga kerja, modal dan peralatan. Sedangkan menurut Assauri
(1998:171) persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menjadi beberapa cara. Diantaranya
dilihat dari jenis dan posisi barang tersebut didalam urutan pengerjaan produk, persediaan dapat dibedakan
atas
1. Persediaan Bahan Baku (Raw Meterials Stock).
Merupakan persediaan barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, bahan
baku dapat diperoleh dari sumber-sumber alam, membeli dari para supplier atau dibuat sendiri oleh
perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya.
2. Persediaan komponen-komponen rakitan (Purchased part/components stock).
Merupakan persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari
perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
Barang
Jadi
BahanBaku
BarangSetengah Jadi
3. Persediaan bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan ( Supplies stock).
Merupakan persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi
tetapi bukan merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. Persedian barang dalam proses atau barang setengah jadi (Work in process/proges stock).
Persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi
atau bahan-bahan yamg telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut
menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi
Merupakan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk
dijual kepada konsumen atau perusahaan lain.
Konsep Strategis Persediaan
Strategi ini merupakan alat untuk mencapai sebuah tujuan, dan dalam
perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukan
adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama beberapa tahun terakhir. Strategi
merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa menanti) dan terus-menerus.
Dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di
masa depan (Rangkuti, 2004). Namun dalam pemahaman mengenai konsep strategi
persediaan dan konsep-konsep yang berkaitan, ada beberapa strategi konsep yang disusun
yaitu :
1. Distinctive Competence merupakan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar
dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaing.
2. Competitive Advantage merupakan kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh
perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.
Menurut pendapat Rangkuti (2004), strategi dapat dikelompokkan berdasarkan
3(tiga) yaitu :
1) Strategi Manajemen
Strategi Manajemen dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi
pengembangan strategi secara luas atau makro misalnya : strategi pengembangan
produk, strategi penetapan harga, strategi akusisi, strategi pengembangan pasar,
strategi mengenai keuangan, strategi terhadap sasaran pasar dan sebagainya.
2) Strategi Investasi
Strategi Investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi, misalnya
apakah perusahaan ini melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha
mengadakan pasar, strategi tetap bertahan, strategi pembangunan kembali suatu visi
baru atau strategi diinvestasi, dan sebagainya.
3) Strategi Bisnis
Strategi Bisnis ini juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena bisnis ini
berorientasi kepada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran,
strategi organisasi, strategi produksi dan operasional, strategi distribusi, dan strategi
yang berhubungan dengan adanya pengendalian persediaan perusahaan.
Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini disusun berdasarkan pada rangka teori
yang telah di uraikan diatas. Peneliti berusaha menganalisa pengendalian persediaan yang
ada pada UD. Classindo Handmade. Adapun karangka Teoritis dalam penelitian ini adalah.
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
3. METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif (kualitatif) dimana dilakukan
dengan cara mencari adanya pengendalian persedian secara keseluruhan dan meneliti
persedian yang ada di perusahaan UD. Classindo Handamade dan kemudian untuk
merumuskan data yang ada sehingga memberi informasi yang jelas mengenai adanya
kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman serta masalah daya saing. Jadi peningkatan
PEMESANAN BAHAN BAKU STOCK BARANG
MANAJEMEN UMUM
PENGENDALIAN BARANG
PENGGUNAAN BAHAN BAKU
dalam perkembangan usaha diliihat dari perubahan modal sendiri dan volume produksi dalam
jumlah unit barang yang dihasilkan oleh pengusaha UKM selama 1 bulan diukur dengan
satuan unit, maka peningkatan volume produksi sangat positif dalam kewirausahaan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder. Data
primer diperoleh adanya wawancara untuk mencatat kegiatan responden menyangkut
kegiatan operasional dan financial , sedangkan metode wawancara yaitu untuk mengetahui
opini, aspirasi dan persepsi responden yang tidak terekam dalam jawaban angket yang
disebarkan. Sedangkan data skunder diperoleh melalui studi perpustakaan guna mendapatkan
data yang berhubungan dengan masalah perkreditan dan kewirausahaan.
Pengolahan data secara diskriptif untuk menjelaskan gambaran umum tentang profil
responden, sikap wirausaha dan peningkatan usaha dipandang dari sudut responden dengan
memperhatikan dengan mendetail tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan subjek.
Maka penggunaan studi kasus sebagai suatu metode penelitian kualitatif memiliki beberapa
keuntungan, yaitu :
1. Studi kasus dapat menyajikan pandangan dari subjek yang diteliti.
2. Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa yang
dialami pembaca kehidupan sehari-hari.
3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti
dan responden.
4. Studi kasus dapat memberikan uraian yang mendalam yang diperlukan bagi
penilaian atau transferabilitas.
Maka hal ini dapat dicermati apabila sampel ini benar-benar bisa mewakili populsi
menunjukan bahwa potensi kualitas sumber daya manusia UKM ini bisa dikembangkan
dikemudian hari dengan lebih baik.
Jenis Penelitian
Jenis dari penelitian yang digunakan peneliti adalah peneilitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam
penelitian kualitatif.
Objek Penelitian
Penelitian dalam penelitian ini adalah persediaan bahan baku pada alas kaki di
di Jl. Kolonel Sugiono, No. 41 Desa Kepuh Kiriman Waru Sidoarjo.
Jenis Data dan Sumber Data
Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data Kualitatif yaitu penelitian tentang riset
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.
Sumber Data
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak
melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual
atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil
penguji. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu : (1) metode survei
dan (2) metode observasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara. Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip, baik yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan. Manfaat dari data sekunder adalah lebih meminimalkan biaya dan waktu,
mengklasifikasikan permasalahan-permasalahan, menciptakan tolak ukur untuk mengevaluasi
data primer, dan memenuhi kesenjangan-kesenjangan informasi.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Proses Produksi
1. Siapkan beberapa lembar (tergantung jumlah atau quantity yang ingin dibuat)
spon eva untuk dicetak sesuai ukuran dan motif. Misalnya anda ingin membuat
sandal jepit dengan ketebalan 14m, jadi anda harus menyiapkan 2 lembar spon
dengan ketebalan yang berbeda :
1) Spon dengan ketebalan 13m untuk badan sandal (pastikan spon bagian bawah
berbahan lebih kuat dan makin tebal dibagian ujungnya atau biasa disebut
outsol).
2) Spon dengan ketebalan 1m untuk atas atau permukaan sandal (motif
permukaan sandal bisa menggunakan spon corak warna ataupun dengan
bahan pvc yang sudah di emboss dengan motif yang diinginkan).
2. Setelah spon dengan ketebalan yang berbeda telah dicetak sesuai ukuran dan
motif melalui mesin spon, kemudian satukan hasil potongan kedua spon tersebut
dengan lem.
3. Kemudian press spon yang telah dilem tadi dengan dengan mesin press agar hasil
rekat lem lebih maksimal.
4. Haluskan outline atau bagian sisi sandal dengan bantuan mesin gerinda.
5. Lubangi sandal dengan cara manual atau dengan mesin pelubang untuk tempat
memasang tali jepit.
6. Persiapkan tali jepit untuk dipasang pada sandal, anda bisa memberikan logo pada
tali jepit secara manual.
7. Pasang tali jepit dengan teknik tarik pada kawat yang didesain sedemikian rupa
pada tiang kayu dan siap di pasarkan.
Manajemen Umum
Secara umum pengertian manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi
dan pengunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan
sebelumnya. Manajemen memiliki kegiatan memimpin, mengatur, mengelola,
mengendalikan, dan mengembangkan.
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti
seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan
diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai
seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W.
Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal
Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan
lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu:
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan
sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan
secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer
mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan
kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk
memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua
fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat
berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan
besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian
dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa
yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus
diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan
orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini
yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
4. Pengevaluasian (evaluating) adalah proses pengawasan dan pengendalian performa
perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang
ada dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu
menjadi semakin besar.
Pengendalian Barang
Pengendalian persediaan adalah merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh suatu
perusahaan termasuk keputusan-keputusan yang diambil sehingga kebutuhan akan bahan
untuk keperluan proses produksi dapat terpenuhi secara optimal dengan resiko yang
sekecil mungkin. Persediaan yang terlalu besar (over stock) merupakan pemborosan
karena menyebabkan terlalu tingginya beban-beban biaya guna penyimpanan dan
pemeliharaan selama penyimpanan di gudang. Disamping itu juga persediaan yang terlalu
besar berarti terlalu besar juga barang modal yang menganggur dan tidak berputar.
Begitu juga sebaliknya kekurangan persediaan (out of stock) dapat menganggu
kelancaran proses produksi sehingga ketepatan waktu pengiriman sebagaimana telah
ditetapkan oleh pelanggan tidak terpenuhi yang ada sehingga pelanggan lari ke perusahaan
lain. Singkatnya pengendalian persediaan merupakan usaha-usaha penyediaan bahan-
bahan yang diperlukan untuk proses produksi sehingga dapat berjalan lancar tidak terjadi
kekurangan bahan serta dapat diperoleh biaya persediaan yang sekecil-kecilnya.
Maksud dan Tujuan Pengendalian Persediaan.
Pada dasarnya pengendalian persediaan dimaksudkan untuk membantu kelancaran
proses produksi, melayani kebutuhan perusahaan akan bahan-bahan atau barang jadi dari
waktu ke waktu. Sedangkan tujuan dari pengendalian persediaan adalah sebagai berikut:
1. Menjaga agar jangan samapai perusahaan kehabisan bahan-bahan sehingga
menyebabkan terhenti atau tergantungnya proses produksi.
2. Menjaga agar keadaan persediaan tidak terlalu besar atau berlebihan sehingga
bioaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak besar pula.
3. Selain untuk memenuhi permintaan pelanggan, persediaan juga diperlukan
apabila biaya untuk mencari barang atau bahan pengganti atau biaya kehabisan
bahan atau barang (stock out) relatif besar
Fungsi Pengendalian Persediaan
Fungsi utama pengendalian persediaan adalah ”menyimpan” dan melayani
kebutuhan perusahaan dari bahan mentah atau barang jadi dari waktu ke waktu. Fungsi
tersebut diatas ditentukan oleh berbagai kondisi seperti :
1. Apabila jangka waktu pengiriman bahan mentah relatif lama maka perusahaan perlu
persediaan bahan mentah yang cukup untuk memenuh kebutuhan perusahan selama
jangka waktu pengiriman
2. Seringkali jumlah yang dibeli atau diproduksi lebih besar dari yang dibutuhkan.
3. Apabila pemintaan barang hanya sifatnya musiman sedangkan tingkat produksi
setiap saat adalah konstan maka perusahaan dapat melayani permintaan tersebut
dengan membuat tingkat persediaannya berfluktuasi mengikuti fluktuasi
permintaan.
4. Selain untuk memenuhi permintaan langganan, persediaan juga diperlukan apabila
biaya untuk mencari barang atau bahan pengganti atau biaya kehabisan barang atau
bahan relatif besar
Prosedur Pemesanan Persediaan
Menurut Graffiths dan Payab (2004), dapat mengidentifikasikan pemesanan adalah
pengadaan barang atau pembelian barang dan jasa untuk perusahaan. Dan diterapkan kesuatu
perusahaan, maka setiap pembelian atau pemesana bahan baku harus menunjukan bukti
laporan yang telah diterapkan perusahaan. Dalam proses ini, divisi pembelian mengirimkan
surat pesanan mengenai barang yang akan dipesan kepada pemasok yang telah dipilih dan
telah menjalin kerjasama. Sedangkan dalam prosedur penerimaan barang melakukan
pemeriksaan mengenai jenis dan mutu barang yang akan akan dipesan dalam perusahaan.
Dalam sistem pembayarannya dengan melakukan prosedur pembayaran, divisi keuangan
bertugas untuk melakukan pembayaran pesanan atau membayar uatang pembelian.
Perencanaan dan Pengendalian Persediaan
Manajemen harus memastikan bahwa akan dikembangkan rencana yang sesuai untuk
menghasilkan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar, bahwa rencana tersebut akan
direvisi apabila kondisi perusahaan memerlukan, dan peralatan sesuai dengan rencana.
Dengan pengintergrasian sistem manajemen persediaan dengan pengendalian dapat
penganalisaan persediaan yang terinci, dan pelaporan periodik akan dapat tersedia
mekanisme untuk mengarahkan perhatian terhadap masalah persediaan yang memerlukan
tindakan perbaikan. Beberapa teknik pengendalian dapat dipergunakan oleh manajemen
untuk mencegah terjadinya kondisi-kondisi yang menyimpang. Teknik-teknik khusus yang
dapat dipandang sebagai alat untuk mencapai pengendalian persediaan adalah sebagai berikut
:
1. Penetapan titik persediaan minimum dan maksimum.
2. Penggunaan rasio perputaran persediaan (inventory turnover).
3. Pertimbangan manajemen.
4. Analisis nilai.
5. Pengendalian budget.
Dalam banyak persediaan, cara pengendalian tertentu dipergunakan untuk hanya
beberapa jenis persediaan, dan cara yang lain dipergunakan untuk jenis persediaan lain yang
mempunyai kebutuhan pengendalian yang berbeda. Tujuan perencanaan pengendalian adalah
merencanakan dan mengendalikan aliran material ke dalam, di dalam dan di luar pabrik
sehingga posisi menguntungkan optimal yang merupakan tujuan perusahaan dapat di capai.
Pengendalian ini maksudnya untuk mendayagunakan sumber daya produksi yang terbatas
secara efekti, terutama dalam dalam usaha memenuhi permintaan konsumen dan menciptakan
keuntungan bagi perusahaan.
Pengelolaan Stock Barang
Sebagai salah satu fasilitas khusus yang bersifat tetap, gudang dirancang untuk
membantu mencapai target tingkat pelayanan yang baik dengan total biaya yang paling
rendah. Gudang juga menjadi sebuah sistem logistik dari sebuah perusahaan yang berfungsi
untuk menyimpan produk dan menyediakan informasi mengenai status serta kondisi produk
yang disimpan sampai barang tersebut diminta sesuai dengan jadwal produksi. Berbicara
tentang jadwal produksi, tentunya di dalam gudang anda akan mengenal istilah Manajemen
Gudang (Warehouse Management) yang berarti suatu tatanan untuk mengelola pergudangan
dan pendistribusian barang-barang agar barang yang tersimpan tetap dalam keadaan baik dan
didistribusikan kepada para peminta atau pelanggan pada waktu spesifik dan jumlah yang
tepat.
Manfaat dari sebuah manajemen gudang antara lain menjaga kualitas logistik dan
peralatan, penataan logistik dan peralatan, peningkatan pelayanan distribusi, menyediakan
data dan informasi yang akurat, aktual, dan akuntabel, kemudahan akses dalam pengendalian
dan pengawasan, serta menertibkan proses administrasi. Manajemen barang di gudang jika
disederhanakan memang berupa tempat menerima, menyimpan, dan mengeluarkan barang
dari suatu perusahaan. Namun, bukan berarti hal tersebut dapat dengan mudah dilakukan.
Ada beberapa trik khusus yang perlu Anda perhatikan agar stock di gudang ini dapat
dilakukan dengan mudah seperti berikut:
1. Stock Gudang Penyimpanan
Ketika ingin mengatur dan mengelola stok barang di gudang, pastikan Anda
sudah menyiapkan tempat khusus untuk menyimpan stok tersebut. Meskipun bisnis
Anda terbilang masih cukup kecil, sebaiknya sudah mempersiapkan tempat khusus
tersebut untuk menimbun stok tersebut. Jika memang belum memadai, bisa
menggunakan sebuah etalase, rak gudang, dan juga memanfaatkan barang bekas seperti
kardus untuk menyimpan persediaan barang dagangan .
2. Pisahkan Stock Baru dan juga Stock Lama.
Mencampur aduk stock barang yang baru dan lama akan terjadinya kek eliruan
ketika melakukan pengecekan stock barang. Ketika ada barang kedua barang ini, ada
baiknya untuk memisahkan stock lama dan baru, agar mudah menemukan barapa jumlah
stock lama yang terjual dan belum terjual, sedangkan stock barang baru bisa dibedakan
dari stock lama untuk menghindari terjadinya kekeliruan stock barang.
3. Lakukan Pengecekan Sebelum Barang Disimpan
Langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa selalu melakukan pengecekan
barang sebelum memasukkannya ke dalam rak barang, pengecekan ini bisa lakukan
sebelum pemberian kode. Agar bisa mengetahui ada atau tidaknya barang yang dicatat
dalam tumpukan stok barang. Pengecekan ini juga bisa membantu barang mana yang
mengalami kecacatan, salah produksi, dan kesalahan lainnya sebelum memutuskan untuk
menyimpannya. Khusus untuk barang-barang yang cacat, bisa mengumpulkannya ke
dalam satu tempat lain dan jangan lupa pula untuk memberikan tanda atau catatan kecil
mengenai keterangan cacat pada bagian mana atau lainnya. Khusus bagi reseller bisa
mengembalikan barang tersebut kepada supplier atau pemasok. Namun, jika
memproduksi barang dagangan sendiri, sebaiknya Anda tidak menjual barang dalam
kondisi cacat.
4. Melakukan Pencatatan secara Rutin
Pencatatan persediaan secara rutin dilakukan setiap ada barang yang masuk,
pindah tempat, dan barang keluar. Bisa melakukan stok opname secara berkala sesuai
kebutuhan untuk membantu dalam melakukan manajemen stock barang di gudang. Stock
Opname merupakan proses berkala yang dilakukan untuk menghitung fisik barang
dagangan dan persediaan yang sebenarnya dimiliki oleh sebuah bisnis, yang lalu
kemudian hasilnya tersebut dibandingkan dengan jumlah yang ada di dalam catatan
persediaan. Bisa menggunakan sistem kasir online yang ditawarkan oleh Pawoon untuk
melakukan pencatatan persediaan secara rutin. Melalui sistem Pawoon, akan
mendapatkan laporan penjualan yang rutin, memahami tren penjualan, dan juga sistem
yang dapat menyimpan semua data yang tersimpan aman di dalam cloud, sehingga dapat
terakses kapanpun dan dimanapun selama adanya koneksi internet.
Meskipun tidak ada internet, Pawoon juga dapat diakses tanpa internet. Karena
sistem ini secara otomatis akan mengsinkronisasikan data-data ketika sudah kembali
terhubung dengan internet. Ada beberapa cara sederhana yang dapat lakukan untuk
mengelola stock barang di gudang, maka dibutuhkan beberapa analisa untuk
menghindari dari hal-hal yang merugikan, analisa tersebut berupa:
1. Pastikan mengetahui atau mengenal jenis barang yang disimpan dan
bagaimana cara merawatnya.
2. Terapkan sistem administrasi dan dokumentasi yang mampu
memonitor arus keluar, masuk dan penambahan stock barang.
3. Tetaplah cara dan prosedur penyimpanan, sehingga barang dapat
bertahan digudang sebelum adanya pengiriman atau permintaan dari pelanggan.
4. Dan menerapkan sistem random check baik itu harian atau mingguan,
jika stock barang yang disimpan terdiri dari beberapa jenis barang.
Ketika ingin dapat menganalisa semua hal tersebut, kini Pawoon sudah
menyediakan pelayanan khusus untuk membuat manajemen persediaan barang milik
usaha. Pawoon dapat akses secara online dan juga offline, sehingga dapat memudahkan
untuk mengetahui semua data, termasuk transaksi penjualan secara real time tanpa ada
satu transaksi yang terlewatkan sedikit pun.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
peneliti dapat menyimpulkan terhadap pengendalian persediaan. Dengan tujuan penelitian
untuk menerapkan pengendalian persediaan di perusahaan untuk memperoleh kualitas dan
jumlah bahan-bahan dan barang yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan biaya-
biaya yang minimum demi keuntungan dan kepentingan perusahaan. Maksud dan tujuan
pengendalian persediaan pada dasarnya untuk membantu kelancaran proses produksi,
melayani kebutuhan perusahaan dan bahan atau barang jadi dari waktu ke waktu.
Umumnya, perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur membagi
persediaannya menjadi tiga bagian, yaitu persediaan barang baku, persediaan barang dalam
proses dan persediaan barang jadi. Maka memproduksi alas kaki, seperti sandal jepit dan
sepatu, dengan tujuan segmentasi dari anak-anak sampai dewasa, pada bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi alas kaki adalah spon eva, japit, dalam pelaksanaan proses
produksinya bahan baku tersebut dalam suatu perusahaan yang baik, pelaku usaha harus
mampu untuk menjaga kestabilan persediaan bahan bakunya agar proses produksi dapat terus
berlanjut, dan ini berakibat selalu terpenuhinya permintaan konsumen.Persediaan dapat melayani
beberapa fungsi dengan efesiensi operasional suatu perusahaan yang dapat ditingkatkan karena berbagai
fungsi pentingnya persediaan. Bahwa persediaan adalah sekumpulan produk phisikal pada berbagai tahap
proses transformasi dari bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi, maka dengan adanya
kelangsungan proses produksi disuatu perusahaan mampu mengendalikan persediaan.Tujuan nya
pengendalian persediaan merupakan berusaha menyediakan bahan baku yang diperlukan untuk proses
produksi, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan tidak terjadi kekurangan persediaan yang
diperoleh perusahaan .
SARAN
Setelah diperhatikan kesimpulan yang dibuat, maka dikemukan beberapa saran-saran
sebagai berikut :
1. Dalam adanya rangka pengendalian persediaan bahan baku sebaiknya perusahaan
melakukan jumlah pesanan yang ekonomis, sehingga bisa mengantisipasi fluktuasi yang
berdasarkan kebutuhan bahan baku untuk diproses dalam menyetock bahan yang akan
produksi agar lebih aman.
2. Perusahaan hendaknya dapat menerapkan adanya perencanaan persediaan bahan baku
yang baik sebelum dilakukankan proses produksi.
3. Dan perusahaan hendaknya mengurangi pemesanan bahan baku atau barang sebelum
habis agar tidak terjadi pemborosan biaya dalam perusahaan.
4. Perusahaan sebaiknya dalam mengelola persediaan bahan produksi dapat dilakukan
secara optimal agar lebih efesien dan tingkatkan lagi sarana dan media dalam setiap
kegiatan agar tujuan perusahaan semakin baik.
5. Perlu adanya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengadakan kegiatan
pendamping bagi karyawan agar lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Ayhari, Agus.2002. Manajemen Produksi Pengendalian Sistem Produksi, Edisi Empat.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Assauri, Sofjan.1993. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Keempat, Lembaga Penerbit
Ekonomi Universsitas Indonesia, Jakarta.
Baroto, Teguh.2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Graha Indonesia : Jakarta.
Griffiths, G., Wheelwright., Victor E., McGee.1999. Metode dan Aplikasi peramalan. Edisi
Kedua. Jilid 1. Jakarta : Binarupa Aksara.
Hanggana, Sri.2006. Prinsip Dasar Akuntansi Biaya. Mediatama : Surakarta
Imelda, Patricia., dan S. A. Irwandi.2011. Rancangan Persediaan Bahan Baku dengan Menggunakan Metode EOQ Studi Kasus Pada Perusahaan Rokok Ketapang Jaya
Tanggulangin Sidoarjo dalam The Indonesian Accounting Review. STIE Perbanas. Surabaya.1(2): 97-106.
Indoprasto., E. Suryani. 2012. Analisis Pengendalian Persediaan Produk Dengan Metode EOQ Menggunakan Algoritma Genetika Untuk Mengefisiensikan Biaya Persediaan dalam Jurnal Teknik ITS. Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. 1(2): 97-106.
Rosmiati.,R. A. Rauf., D. Howara. 2013. Analisis Economic Order Quantity Untuk Menentukan Persediaan Bahan Baku Keripik Sukun (Studi Kasus: Industri Rumah Tangga Citra Lestari Production) dalam e-J. Agrotekbisnis. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Palu. 1(1): 93-99.
Riyanto, Bambang.1996. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Kedua, Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada, Yogyakarta.
Usry, Milton F. Dan Hammar, Lawrence H.1995. Akuntansi Biaya Perencanaan Dan Pengendalian, Terjemahan Herman Wibowo, Edisi Kesepuluh, Cetakan Kedua, Jilid Satu, Penerbit Erlangga, Jakarta.