Typhus Abdominalis

Post on 26-Dec-2015

54 views 1 download

Transcript of Typhus Abdominalis

1

TYPHUS ABDOMINALIS

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1

Fajar Satria Maha Amelia Syahfitri Winda Nadia Is

Surya NandaMuksalminaIstika RatihM. RazziM. IkbalZaharaImran

2

LATAR BELAKANG

Typhus Abdominalis terdapat di seluruh dunia dan penyebarannya tidak tergantung pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di daerah tropis.

Penyakit typhus adalah penyakit yang mengancam hidup seseorang yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi.

3

Next...

Penyakit typhus abdominallis atau demam thypod merupakan problem atau masalah yang serius bagi kesehatan masyarakat di Negara-negara yang berkembang seperti halnya Indonesia yang memiliki iklim tropis banyak di temukan penyakit infeksi salah satuhnya Typhus Abdominalis yang di temukan sepanjang tahun.

4

Next...

Penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak, namun tidak tertutup kemungkinan untuk orang muda/dewasa.

Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut TYPHOID FEVER atau Thypus abdominalis, karena berhubungan dengan usus pada perut.

5

PENGERTIAN

Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran(Ngastiyah, 2005).

Typhus merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada anak maupun orang dewasa. Tetapi demam tifoid lebih sering menyerang anak. Walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan daripada orang dewasa.

6

ETIOLOGI

Penyebab penyakit ini adalah : Salmonella typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak

dengan rambut getar, tidak berspora, mempunyai 3 macam antigen yaitu :▪ antigen O, ▪ antigen H, ▪ dan antigen VI.

Dalam serum penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut.

Kuman tumbuh pada suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan 6 – 8.

7

FAKTOR RESIKO

Kebiasaan jajan di tempat-tempat yang tidak memenuhi syarat kesehatan

Lingkungan yang kotor Daya tahan tubuh yang rendah

8

MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinik thyphus abdominalis pada pasien dewasa biasanya lebih berat dibandingkan anak.

Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Yang tersingkat 4 hari jika infeksi melalui makanan, Sedangkan yang terlama sampai 30 hari jika infeksi

melalui minuman. Selama masa inkubasi ditemukan gejala yaitu :

perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, nafsu makan berkurang, dan tidak bersemangat.

9

GEJALA KLINIS YANG BIASA DITEMUKAN IALAH

Demam Gangguan pada saluran pencernaan Gangguan kesadaran Bintik-bintik kemerahan Lidah kotor Bibir kering

10

Pemeriksaan Penunjang

Darah Tepi Terdapat gambaran leukopenia limfositosis relatif dan ameosinofila pada permulaan sakit mungkin terdapat anemia dan trombositopenia ringan

Pemeriksaan Widal = Pemeriksaan positif apabila terjadi reaksi aglutinasi. Apabila titer lebih dari 1/80, 1/ 160, dst, semakin kecil titrasi menunjukkan semaki berat penyakitnya.

Darah Untuk Kultur (biakan empedu)

11

PATOFISIOLOGI

Makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh kuman Salmonella Typhosa masuk kedalam lambung, selanjutnya lolos dari sistem pertahanan lambung, kemudian masuk ke usus halus, melalui folikel limpa masuk kesaluran limpatik dan sirkulasi darah sistemik, sehingga terjadi bakterimia.

Bakterimia pertama-tama menyerang Sistem Retikulo Endoteleal (RES) yaitu : hati, lien dan tulang, kemudian selanjutnya mengenai seluruh organ di dalam tubuh antara lain sistem syaraf pusat, ginjal dan jaringan limpa.

12

Makanan/minuman

kuman Salmonella

Typhosa

Lambung

Usus Halus

kesaluran limpatik dan sirkulasi darah sistemik

Bakterimia

Sistem Retikulo Endoteleal (RES) yaitu :

hati, lien dan tulang

seluruh organ di dalam tubuh antara lain sistem syaraf pusat, ginjal dan jaringan limpa

13

PENULARAN

Kuman tipes masuk/ menular melalui mulut dengan makanan atau minuman yang tercemar.

Pencemaran kuman tipes dapat terjadi : Dengan perantaraan lalat. Melalui aliran sungai.

14

PENCEGAHAN Usaha terhadap lingkungan hidup

Penyediaan air minum yang memenuhi syarat Pembuangan kotoran manusia yang higienis Pemberantasan lalat Pengentasan terhadap rumah-rumah makan dan penjual

makanan Tingkatkan kebersihan diri dan lingkungan Pilih makanan yang telah diolah dan disajikan dengan baik

(memenuhi syarat kesehatan) Jamban keluarga harus cukup jauh dari sumur (harus

sesuai standar pembuatan jamban yang baik). Usaha terhadap individu

Imunisasi Menemukan dan mengawasi carrier typhoid Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.

15

KOMPLIKASI

Kompilikasi intestinal Perdarahan usus Periforasi usus Ileus paralitik

Komplikasi ekstra intestinal Komplikasi kardiovaskuler Komplikasi darah Komplikasi paru Komplikasi hepar dan kandung empedu Komplikasi ginjal Komplikasi tulang Komplikasi neuropsikiatrik

16

PENGOBATAN

Tirah baring, Diet rendah serat – tinggi kalori dan

protein, Obat-obatan berupa antibiotika, Serta pengobatan terhadap

komplikasi yang mungkin timbul.

17

OBAT YANG DIGUNAKAN

Obat untuk penyakit Types adalah antibiotika golongan Chloramphenikol, Thiamphenikol, Ciprofloxacin dll yg diberikan selama 7 – 10 hari.

Lamanya pemberian antibiotika ini harus cukup sesuai resep yg dokter berikan.

Jangan dihentikan bila gejala demam atau lainnya sudah reda selama 3-4 hari minum obat.

Obat harus diminum sampai habis ( 7 – 10 hari ).

Bila tidak, maka bakteri Tipes yg ada di dalam tubuh pasien belum mati semua dan kelak akan kambuh kembali

18

ASKEP TYPHUS ABDOMINALIS

Pengkajian Biodata▪ Usia ( sering terjadi pada anak-anak tetapi

bisa juga pada semua usia )▪ Jenis kelamin ( tidak ada pebedaan yang

nyata antara insidensi demam tifoid pada pria dan wanita )▪ Pendidikan ( kebersihan makanan atau

minuman )

19

Keluhan utama Minggu pertama : demam, nyeri kepala, pusing, nyeri

otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi/diare peraaan tidak enak di perut, batuk dan epitaksis.

Minggu kedua : pasien terus berada dalam keadaan demam, yang turun secara berangsur-angsur pada minggu ketiga.

Riwayat Penyakit Sekarang Gejala yang timbul pada penyakit types/ tifoid : Panas

(suhu380C pada hari pertama ), Pasien mengigil. Pada hari ketiga panas meningkat , pucat nyeri pada

abdomen, tekanan darah menurun , pemeriksaan laboratorium positif.

20

Riwayat Penyakit Dulu Pasien sebelumnya pernah mengalami

febris, DB, diare. Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam salah satu anggota keluarga tersebut ada yang menderita types, diare, DB, pada waktu bersamaan atau sebelum pasien mengalami penyakit tersebut (Arief Mansjoer, M Sjaifoellah Noer, Nursalam).

21

Pola Fungsi Kesehatan Pola Manajemen Kesehatan Pola Nutrisi Kesehatan Pola Istirahat Tidur Pola aktivitas Pola Eliminasi Pola Hubungan Peran

22

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Klien merasa lemah, panas, perut tidak enak, anorexia.

Kepala dan leher : Kepala tidak ada bernjolan, rambut normal, kelopak mata normal, konjungtiva anemia, mata cowong, muka tidak odema, pucat/bibir kering, lidah kotor, ditepi dan ditengah merah, fungsi pendengran normal, leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

Sistem respirasi : Pernafasan rata-rata ada peningkatan, nafas cepat dan dalam dengan gambaran seperti bronchitis.

Sistem kardiovaskuler : Terjadi penurunan tekanan darah, bradikardi relatif, hemoglobin rendah.

23

Next...

Sistem integumen : Kulit kering, turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak, akral hangat.

Sistem gastrointestinal : Bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor (khas), mual, muntah, anoreksia. Di daerah abdomen ditemukan nyeri tekan. Saat palpasi didapatkan limpa dan hati membesar dengan konsistensi lunak serta nyeri tekan pada abdomen. Pada perkusi didapatkan perut kembung serta pada auskultasi peristaltik usus meningkat.

24

Next...

Sistem eliminasi : Pada pasien typoid kadang-kadang diare atau konstipasi, produk kemih pasien bisa mengalami penurunan (kurang dari normal). N ½ -1 cc/kg BB/jam.

Sistem muskuloskolesal : Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan.

Sistem endokrin : Apakah di dalam penderita thyphoid ada pembesaran kelenjar toroid dan tonsil.

Sistem persyarafan : Kesadaran klien penuh.

25

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

A. Hipertermi b.d proses infeksi usus halus Tujuan : Suhu tubuh klien kembali secara normal. Kriteria hasil :

▪ Mengidentifikasi faktor-faktor resiko hipertermi▪ Suhu tubuh relatif normal▪ Menurunkan faktor- faktor resiko hipertermi.

Intervensi dan rasional :▪ Pantau suhu klien

Rasional: Suhu 380 C sampai 41,10 C menunjukkan proses peningkatan infeksius akut

▪ Pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen tempat tidur sesuai dengan indikasiRasional: Suhu ruangan atau jumlah selimut harus dirubah, mempertahankan suhu mendekati normal

▪ Berikan kompres mandi hangatRasional : Dapat membantu mengurangi demam

▪ Kolaborasi pemberian antipiretikRasional: Untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya hipotalamus

26

REFERENSI

Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.Suriadi. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta : Sagung

Seto.Sutedjo. 2008. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan

Laboratorium. Yogyakarta : Amara BooksVietha.

2009.http://viethanurse.wordpress.com/2009/02/25/asuhan-keperawatan-anak-dengan-typhus-abdominalis/. Diperoleh tanggal 15-10-2010.

Yoga. 2009. http: //yogabimantoro.blogspot.com/2009/09/typhus-abdominalis.html. Diperoleh tanggal 15-10-2010.

http: //www.mediastore.co.id/kesehatan/news/0602/08/095423.htmhttp://www.infokesehatan.co.id