Post on 05-Jul-2018
8/16/2019 Tugas Radkim Copy
1/6
PERAN ZAT RADIOAKTIFDALAM INDUSTRI MAKANAN
Sarah Aufa Dhita
13/352532/PA/15678
TUGAS MATA KULIAH RADIOKIMIA
8/16/2019 Tugas Radkim Copy
2/6
Terdapat empat masalah utama dihadapi dunia yang sampai saat ini masih menjadi topik utama
setiap perbincangan yaitu masalah kependudukan, lingkungan, energi dan pangan. permasalahan pangan
bukanlah sebuah sesuatu yang mudah diseleseaikan, karena pangan merupakan kebutuhan pokok
manusia yang harus selalu tersedia dalam kualitas dan jumlah yang cukup setiap harinya demi menjamin
kualitas hidup. namun bahan pangan umumnya cepat rusak akibat berbagai faktor, oleh karena itu perlu
inovasi teknologi terbaru yang tepat guna untuk mencegah permasalahan diatas selain teknologi-teknologi
konvensional yang sudah ada (pengeringan, penggaraman, pembekuan, pengasapan, fumigasi) untuk
meningkatkan kualitas makanan.
Pengembangan teknik nuklir dalam bidang pangan yaitu teknologi iradiasi sudah terbukti dapat
memecahkan permasalahn diatas contohnya adalah peningkatan daya awet, keamanan pangan, dan
sterilisasi bahan pangan tertentu.
Teknologi Iradiasi merupakan teknologi proses fisika yang dapat digunakan untuk
pengawetan makanan menggunakan radiasi berenergi tinggi yang dikenal dengan radiasi pengion,
karena dapat menimbulkan ionisasi pada materi yang dilaluinya (Maha, 1982). energi yang
dihasilkan oleh sumber radiasi dapat dimanfaatkan untuk tujuan menghambat pertunasan dan
pematangan serta membasmi serangga (dosis rendah) dan membunuh mikroba patogen (dosis
sedang), serta membunuh seluruh jenis bakteri yang ada (dosis tinggi), sehingga mutu bahan pangan
dapat tetap dipertahankan di dalam kemasan yang baik selama penyimpanan
Teknologi iradiasi memiliki beberapa keunggulan dibanding teknologi konvensional, yaitu
hemat energi dan bahan, mudah dikontrol, dapat diproses dalam kemasan yang tidak tahan panas,
tidak meninggalkan residu, dan ramah lingkungan. namun sebagian masyarakat masih memiliki
pemahaman yang keliru tentang iradiasi pada bahan pangan. oleh karena itu sosialisasi dan edukasi
kepada masyarakat tentang manfaat teknologi tersebut terus ditingkatkan.
Pada gambar 1 dibawah disajikan prinsip pengawetan bahan pangan dengan iradiasi. pada gambar 1
tersebut terlihat bahwa sumber radiasi menyebabkan terjadinya proses eksitasi, ionisasi dan
perubahan kimia
Sumber radiasi yang dapat digunakan untuk proses pengawetan bahan pangan terdiri dari 4
macam, yaitu: Co-60 dan Cs-137, yang masing-masing menghasilkan sinar gamma, mesin berkas
elektron, dan mesin generator sinar X. foton yang dihasilkannya harus mempunya energi yang culup
tinggi, sehingga sanggup menyebabkan terjadinya ionisasi an eksitasi pada materi yang dilaluinya.
(Sofyan, 1984).
8/16/2019 Tugas Radkim Copy
3/6
Dosis radiasi yang diberikan kepada zat makanan perlu dibatasi, untuk itu diperlukan adanya
pembatas dosis iradiasi dan batas maksimum energi dari keempat sumber radiasi tersebut agar bahanmakanan yang dirasiasi justru tidak menjadi radioaktif. dan untuk menguji kualitas makanan yang
telah diradiasi dikenal wholesomeness test yaitu proses uji toksikologi, makro dan mikro nutrisi dan
mikrobiologi dan sensorik
Eksitasi yang terdapat pada gambar 1 adalah suatu keadaan dimana sel hidup dalam keadaan
peka terhadap pengaruh dari luar, sedangkan ionisasi adalah proses penuaian senyawa kompleks/
makromolekul menjadi fraksi atau ion radikal bebas.
Gambar 1. Prinsip teknologi iradiasi
8/16/2019 Tugas Radkim Copy
4/6
Perubahan kimia yang terjadi akibat eksitasi, ionisasi dan reaksi-reaksi kimia pada saat
iradiasi selsai akan menghambat sintesis DNA yang menyebabkan proses pembelahan sel atau
proses kehidupan normal dalam sel akan terganggu dan terjadi efek biologis. efek inilah yang
digunakan sebagai dasar pengawetan bahan pangan dan iradiasi. (Maha, 1985)
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dosis energi radiasi yang sudah diterapkan
sesuai tujuannya harus sudah diketahui sebelum bahan pangan diiradiasi, dosimetri ditujukan
untuk menetapkan tingkat keseragaman dosis menggunakan suatu sistem dosimeter (pengukur
dosis), sehingga bahan pangan benar-benar menerima jumlah paparan dosis yang sama sesuai
dengan tujuan iradiasi karena tingkat dan jenis perubahan yang terjadi pada bahan pangan
bergantung pada jumlah energi radiasi yang diserap. berdasarkan penelitian terdahulu, telah
ditetapkan bahwa dosis radiasi yang efektif untuk tujuan pengawetan ataupun perbaikan mutu
bahan pangan adalah sebagai berikut (Tabel 1) (Abdullah, 1963)
Tabel 1. Penggunaan dosis radiasi untuk berbagai tujuan pengawetan bahan pangan
Perubahan kimiawi akibat iradiasi pada suatu bahan pangan diawali dengan terjadinya
proses anataraksi dengan bahan. Pada anataraksi ini, sejumlah energi radiasi akan diserap. Jumlah
energi radiasi yang diserap setiap tahun panjang jejak radiasi dalam bahan disebut pemindahan
energi lineier (linier ebergy transfer, LET),yang besarnya bergantung pada jenis dan energi radiasi
serta komposisi bahan. (Swallow, 1977). akibat penyerapan energi tadi, maka terjadi berbagai
peristowa yang menyebaban molekul bahan tereksitasi dan terionisasi , yang kemudian dapat
berantaraksi sesamanya, berlangsung anatara 10-11 sampai 10-10 detk dan reaksinya digambarkan
sebagai berikut
No Tujuan pengawetan Dosis (kGy)
1 Pasteurisasi (radurisasi) 1-5
2 Menghilangkan mikroba patogen (radisidasi) 1-10
3 Menghilangkan serangga (disinfestasi) 0.2-0.8
4 Sterilisasi (radappertisasi) 10-60
5 Menunda kematangan pada buah-buahan 0.10-0.12
6 Menghambat pertumbuhan tunas pada umbi-
umbian
0.10-3.00
8/16/2019 Tugas Radkim Copy
5/6
Spesi yang cukup stabi; yang terbentuk sepanjang jejak radiasi yang dilaluinya berdifusi
keluar dari jejak sinar, kemudian “spesi pertama” ini mengadakan berbagai reaksi dengan molekul
lain, sedangakan e- yang berdifusi akan diperlambat danmengalami solvasi dalam pelarut polar:
Bila radiasi menembus suatu sistem, maka kurang dalam satu detik sesudah reaksi, spesi
yang stabil sudah mengurai dan spesi yangs angat reaktif sudah selesai bereaksi. pada saat ini
kesetimbangan kimia telah tercapai. adapula spesi tertentu yang masih bereaksi atau terurai secara
lambat danmenghasilkan produk pasca iradiasi misalnya peroksida yang terbentuk bila sistem
yang diiradiasi mengandung oksigen
Ditinjau dari aspek keamanan pangan, iradiasi telah dinyatakan aman sampai batas dosis
10 kGy untuk semua bahan pangan yang diiradiasi. sampai tahun 1991, sebanyak 36 negara telah
mengijinkan penggunaan iradiasi untuk pengawetan bahan pangan, termasuk Indonesia.
Mengingat teknologi iradiasi cukup berbahaya, maka cara pemakaian dosis, prosedur kerja,
danhal-hal lainnya yang berkaitan dengan proses iradiasi perlu diperhatikan dan diusahakan
mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan. untuk mengembangkan teknologi iradiasi dalam bidang
pengawetan bahan pangan, perlu diupayakan dukungan dari berbagai pihak, baik peneliti,
pemerintah, maupun masyarakat.
8/16/2019 Tugas Radkim Copy
6/6
REFERENSI:
Abdullah, N, 1963, Peranan Tenaga Atom Dalam Bidang Pengawetan Bahan
Makanan dan Hasil-Hasil Pertanian, Majalah Manfaat Tenaga Atom, 2, 28-30
Dwikloka, Bambang, 2002, Bahan Kuliah Iradiasi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Semarang, Semarang.
Maha, M, 1977, Penggunaan Iradiasi Untuk Pengawetan Hasil Perikanan PPJP -
BATAN, p.1-2, Jakarta
Maha, M, 1985, Pengawetan Pangan dan Iradiasi, Himpunan Makalah Ringkas, Seminar
Perkembangan Teknologi Nuklir dan Dampaknya Pada Kurikulum SMTA, Jakarta
Sofyan, Rochestri, 1984, Pengaruh Radurisasi Terhadap Berbagai Sifat Proteim dan
Aktivitas Enzim Ikan, Disertasi, ITB, Bandung
Swallow, A., J., 1977, Chemical Effecr of Irradiation, Elsevier Sci. Publ. Co, Amsterdam