Post on 11-Dec-2015
description
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi yang sangat cepat, menjadikan suatu bangsa berfikir
jauh ke depan untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju. Kemajuan
teknologi mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik ekonomi, politik,
sosial, dan budaya.
Salah satu kemajuan teknologinya yaitu dalam bidang otomotif. Setiap
Negara tidak akan terlepas dari bidang tersebut. Dunia otomotif, baik mobil
maupun motor selalu mengalami kemajuan, salah satunya adalah dalam sistem
pengereman. Saat ini sistem rem ABS (Anti-lock Braking System)
Bahkan, menurut Insurance Institute for Highway Safety (IIHS), jumlah
kecelakaan yang terjadi pada motor non-ABS ternyata 37% lebih banyak daripada
motor yang dilengkapi dengan sistem pengereman ABS.
B. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan , maka masalah yang
akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
Apa kelebihan dari penggunaan sistem rem ABS ?
Bagaimana dalam perawatannya ?
Bagaimana cara kerja dari sistem CVT ?
Bagaimana cara perawatan yang baik dalam penggunaan CVT ?
C. Tujuan Laporan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah agar para pembaca mengetahui
bagaimana pentingnya mempelajari , memahami , menjaga dan menggunakan
kendaraan yang khususnya menggunakan sistem CVT , sehingga pembaca
2
dapat memfungsikan kendaraannya dengan sebaik – baiknya. Adapun tujuan
lain antaranya :
1. Untuk mengetahui cara kerja dari sistem CVT sendiri.
2. Perawatan sistem CVT.
3. Keunggulan penggunaan.
4. Meningkatkan keahlian dalam sistem CVT
5. Agar memiliki etos kerja tinggi yang meliputi : Kemampuan motivasi
kerja kreativatas,hasil kerja yang berkualitas,disiplin waktu dan kerajinan
dalam bekerja.
6. Serius dalam melaksanakan PKL.
7. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian yang berkualitas sesuai
tuntutan lapangan kerja .
8. Mengetahui dan memahami dunia industri/usaha dengan segala
kegiatan ,hasil kerja yang berkualitas ,disiplin waktu dan kerajinan dalam
bekerja
D. Manfaat Laporan
Manfaat dari loparon ini adalah kita dapat menambah pengetahuan
tentang mekanisme dari sistem CVT, dalam proses perawatan ,penggunaan
dengan baik dan cara kerja dari sistem CVT sendiri. Sehingga kita dapat
menentukan sendiri keadaan dari kendaraan kita saat dikendarai. Terlebih
harapan saya, semoga dari laporan saya ini sedikit memberi wawasan anda
mengenai CVT.
E. Gambaran Umum Perusahaan
Pada perusahaan atau bengkel Masa Motor ini, dipimpin langsung oleh
pemilik perusahaan dan memiliki beberapa karyawan sebagai mekanik untuk
menjalankan bengkel yang bergerak pada perbaikan dan penggantian sperpart
3
sepeda motor . Bengkel ini menerima berbagai keluhan atau kerusakan yang
terjadi pada kendaraan konsumen. Pengecekan yang teliti dan perbaikan
dengan maksimal menjadi acuan para mekanik disini, demi memperoleh
kepuasan dari pelanggan. Sehingga bengkel tiap harinya tidak pernah sepi dari
konsumen yang mau memperbaiki kendaraannya.
F. Struktur Organisasi Industri
Dalam proses kerja lapangan , kegiatan atau praktek dalam perbaikan
sistem CVT ( Continously Variable Transmission ) dilakukan dengan
bimbingan dan arahan dari mekanik bengkel langsung , agar tidak ada atau
terjadi kesalahan dalam perbaikan yang dilakukan dan juga agar memperoleh
kepuasan dari pelanggan. Struktur organisasi perusahaan dimaksudkan untuk
memperjelas hubungan kerja dan organisasi yang baik dari tiap – tiap bagian
agar dapat terkoordinasi seoptimal mungkin.
Adapun struktur organisasi di bengkel “ MASA MOTOR ’’ di Gorang
– Gareng di gambarkan seperti bagan di bawah ini :
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Industri
Keterangan:
PIMPINAN BENGKEL
KEPALA MEKANIK
MEKANIK MEKANIK
4
Kepala mekanik tidak bertanggung jawab atas semua kendaraan ,
tanggung jawab dipegang masing – masing mekanik dan kepala mekanik
bertugas seperti mekanik .
Struktur organisasi yang diterapkan oleh servis center ‘ MASA
MOTOR ’ di Gorang – Gareng adalah struktur organisasi dimana dalam
menyelesaikan suatu masalah yang penting yang menyangkut perusahaan
hanya diputuskan oleh satu orang saja yakni pemilik perusahaan , tetapi kepala
mekanik tidak bertanggung jawab sepenuhnya atas kendaraan yang diperbaiki ,
tanggung jawab ditanggung masing – masing mekanik .
Untuk mengatur agar semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik,
maka diadakan pembagian kerja , sehingga tiap- tiap bagian dapat berjalan
dengan lancar.
Adapun rincian dari pembagian kerja adalah sebagai berikut :
1. Pimpinan
Pimpinan merupakan pemilik bengkel dan pengelola perusahaan.
2. Kepala Mekanik
Bertugas seperti mekanik, karena tanggung jawab dipegang oleh
masing – masing mekanik.
3. Mekanik
Bertugas untuk memperbaiki sepeda motor pelanggan.
G. 0rientasi Proses Jasa dan Pemasaran
Alur kerja di bengkel `servis center ` MASA MOTOR di Gorang –
Gareng adalah sebagai berikut :
DATANGTempat sepeda motor sebelum
di servis
Counter servis dan kasir
Pengambilan suku cadang
5
Gambar 1.2 Bagan A lur P roses K erja .
BAB II
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
A. Laporan Kegiatan Mingguan
1. Minggu pertama masa pengenalan / orientasi dan praktek ganti oli
Pada awal – awal minggu pertama melakukan Praktek Kerja Lapangan
saya masih dalam masa orientasi atau pengenalan dengan karyawan dan
pengurus bengkel, serta diajarkan contoh mengganti oli dengan baik dan benar.
2. Minggu kedua servis ringan
Pada minngu kedua saya sudah mulai diajarkan melakukan servis ringan
pada beberapa jenis sepeda motor bebek. Contohnya antara lain :
Membersihkan karburator
Menyetel klep
Menyetel rantai
Cek aki
Cek celah busi
Ruang tunggu
Mekanik memperbaiki sepeda motor
Mengambil sepeda motor yang telah di
servis PULANG
6
3. Minggu ketiga penggantian sperpart kendaraan
Pada minggu ini banyak konsumen dengan berbagai keluhan terhadap
sperpart kendaraannnya yang ingin diganti. Misal : ganti ban dalam dan luar ,
ganti rantai , ganti gear , ganti kampas rem dan sebagainya. Dengan ajaran dari
mekanik senior terlebih dahulu , sehingga saya dapat menangani kendaraan
konsumen dengan sendiri.
4. Minggu keempat praktek bore up / oversize piston
Minggu keempat PKL di bengkel MASA MOTOR ada seorang
pelanggan yang mengalami piston macet pada kendaraannya karena kehabisan
oli. Kemudian saya diajarkan oleh mekanik senior membongkar silinder head
untuk melakukan colter dan mengganti piston baru dengan diameter lebih besar
atau oversize.
5. Minggu kelima praktek penggantian v-belt
Minggu ini saya diajarkan cara membongkar dan pasang kembali v-belt
sebuah motor matic.
6. Minggu keenam servis ringan dan ganti oli
Pada minggu keenam ini merupakan minggu terakir kami melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan , saya hanya melakukan servis ringan , mengecek air
aki dan kekencangan rantai , ditambah mengganti oli.
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pengenalan Bengkel
Dalam melaksanakan kegiatan hari pertama Praktek Kerja Industri
wajib mengenal staf- staf bengkel , dari kepala sampai mekanik bengkel, agar
7
dalam bekerja bisa saling membantu sehingga dapat melayani pelanggan
dengan memuaskan. Dengan demikian saya dapat mengenal rekan – rekan
kerja mekanik, juga dapat mengenal sifat dan watak rekan kerja, agar dapat
berkomunikasi dengan baik dan ramah dalam melaksanakan kegiatan praktek.
2. Penggantian Oli Mesin dan Saringan Oli
o Letakkan sepeda motor dengan standart tengah .
o Siapkan bak penampung oli kotor di bawah mesin, lepas lubang
pengisian oli, agar oli yang keluar akan lebih deras.
o Lepaskan penyumbat lubang pembuangan dari bagian bawah.
o Lepaskan ketiga baut pada penutup pada saringan oli.
o Lepaskan penutup saringan . keluarkan elemen saringanoli dan
gantikan dengan yang baru.
o Sebelum memasang penutup saringan oli, periksa pegas dan o-ring
terlebih dahulu , apakah sudah terpasang dengan benar.
o Kencangkan kembali tutup pembuangan oli .
3. Tune – Up
Adapun tahap – tahap tune-up adalah sebagai berikut :
o Membersihkan komponen karburator, yaitu lubang mesin jet , needle
jet, slow jet dan skrup ( pegas penahan skep ).
o Membersihkan filter udara.
o Membersihkan busi dengan menggunakan sikat kawat dan diukur
celah busi dengan menggunakan fuller.
o Penyetelan celah katup dengan menggunakan alat ukur yaitu fuller.
o Mengecek air aki jika kurang dari garis minimal , segera isi ulang agar
tidak terjadi kerusakan danmembersihkan terminal aki yang berkarat
dengan sikat kawat.
8
o Menyetel rantai roda , jika rantai roda kendor segara kencangkan
sesuai dengan kerenggangan rantai.
o Memeriksa tuas rem , ukuran jarak main bebas pedal rem belakang,
jarak main bebas adalah 20 – 30 mm.
o Memeriksa minyak pelumas.
o Tes sepeda motor di jalan.
4. Membersihkan Karburator
o Lepaskan mur pada manifol dengan obeng (+).
o Buka baut pada penutup throtle pelampung dengan obeng (+) kecil.
o Lepas baut pada rumah pelampung dengan obeng (+) kecil.
o Lepas pelampung dan main jet dan pilot jet dengan obeng (-) kecil.
o Bersihkan pilot jet dan main jet dengan kompresor.
o Pasang pilot jet dan main jet, lalu pasang pelampung.
o Pasang rumah pelampung dan baut throtle valve.
o Pasang karburator pada manual jika katub sudah disetel.
9
Gambar 2.1 Bagian – Bagian Karburator
5. Membersihkan dan Menyetel Rantai
Gambar 2.2 Kekencangan Rantai
o Letakkan sepeda motor dengan standart tengah.
o Kendorkan mur as roda dan penyetelan mur rantai.
o Putar mur penyetelan ke kanan atau ke kiri untuk mendapatkan jarak main
rantai 15 -25 mm.
o Kencangkan kembali mur as roda dan mur penyetel , jika sudah
mendapatkan kekencangan rantai yang diinginkan .
6. Pengecekan Busi
10
Gambar 2.3 Memeriksa dan Membersihkan Busi
Busi yang dianjurkan adalah NGK C6HS4 . Busi dengan tipe ini dipakai pada
kendaraan normal. Cara pemeriksaan busi adalah sebagai berikut :
o Lepas top busi.
o Lepas busi dengan kunci busi.
o Periksa keadaan busi.
o Isolator.
o Isolator terhadap kerusakan.
o Kondisi pembakaran, perubahan warna.
o Coklat gelap ke terang menunjukkan kondisi busi baik.
o Kondisi terang berlebihan menunjukkan sistem pengapaian tidak baik,
campuran bahan bakar terlelu miskin.
o Endapan basah atau penuh jelaga hitam menunjukkan bahan bakar terlalu
kaya.
o Jika memakai busi lama bersihkan elektroda busi dengan sikat kawat.
o Periksa jarak renggang busi . stel jarak renggang menekuk dengan
elektroda samping ( jarak busi 0,6 – 0,8 mm ).
11
7. Menyetel Katub
Gambar 2.4 Menyetel Katup dan Alat Ukur Fuller
o Lepaskan baut pada penutup katup atas dan bawah dengan menggunakan
kunci shock 8.
o Lepas baut penutup camshaft dengan menggunakan kunci shock 8.
o Lepas tutup kalter kiri dengan obeng (-) besar.
o Putar top mesin dengan kunci `T` 17n.
o Stel katup dengan menggunakan alat pengukur fuller , kunci `L` , dan
kunci ring 8.
o Tutup katup dengan kunci shock 8 dan klalter kiri dengan obeng (-) yang
besar.
8. Memeriksa Kelistrikan
a. Memeriksa level dari air accu.
Buka karet pengunci accu.
Lepaskan katup accu dengan kunci (-) besar.
Tambahkan air accu pada batas maksimum yang ditentukan.
12
Bersihkan katup (+) dan (-).
b. Memeriksa lampu penerangan.
c. Periksa lampu jarak jauh dan dekat.
d. Periksa lampu – lampu sein.
e. Periksa lampu kota dan stop.
9. Pemeriksaan Rem
Gambar 2.5 Rem Depan dan Rem Belakang
o Periksa jarak maen pedal rem ketika pedal rem ditekan kebawah dengan
tangan ( jarak maen pedal rem 20 -30 mm ).
o Periksa kerja maen depan dan belakang dengan kendaraan dijalankan pada
jalanan kering.
o Jika kerja rem tidak bekerja dengan baik , periksa sistem rem.
o Jika jarak pedal main rem tidak benar, setel kembali.
o Putar mur penyetel pada tangkai cam rem, sehingga jarak mainnya benar.
o Gerakkan pedal rem beberapa kali untuk melihat, apakah pedal rem dapat
kembali dengan segera ketika rem dilepas.
o Putar roda belakang untuk memeriksa pengunci rem.
o Periksa keekfetifan pengereman.
13
o Jika ada keraguan pada kondisi rem, periksa kondisi rem dari keausan atau
rusak.
C. Faktor – Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor Pendukung
Manajemen bengkel yang telah disusun dengan baik.
Kinerja mekanik yang propesional.
Peralatan dalam kerja memadai.
Ramah dalam melayani pelanggan
Kekompakan dalam proses bekerja sangat baik.
2. Faktor Penghambat
Ruangan kerja mekanik yang kurang luas.
Ruang tunggu kurang nyaman.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
A. Sistem Kerja CVT
Sistem Transmisi Otomatis atau CVT (Continuous Varible Transmission)
pada sepeda motor metic yaitu system perpindahan kecepatan secara full otomatis
sesuai dengan putaran mesin, mesin ini tidak memakai gigi transmisi, tapi sebagai
14
gantinya menggunakan dua buah pulley (depan dan belakang) yang dihubungkan
dengan sabuk (v-belt).
Semua komponen CVT terdapat pada box CVT atau secara kasat mata
bentuknya adalah lengan ayun sebelah kiri motor matic kita, yang terlihat begitu
besar dan berat. Disitu terdapat tiga komponen utama yaitu puly depan, puly
belakang dan v-belt depan dihubungkan ke crankshaft engine (kruk-as),
sedangkan puly belakang dihubungkan ke as-roda, yang menghubungkan puly
depan dan puly belakang adalah v-belt. Seperti yang terlihat pada gambar 2.1 di
bawah ini.
Gambar 3.1 Rangkaian Penggerak Sistem CVT
B. Kelebihan Utama dari Sistim CVT
Sistim CVT dapat memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi
dari mesin ke roda belakang secara otomatis. Dengan perbandingan ratio yang
sangat tepat tanpa harus memindah gigi, seperti pada motor transmisi
konventional. Dengan sendirinya tidak terjadi hentakan yang biasa timbul pada
pemindahan gigi pada mesin-mesin konventional. Perubahan kecepatan sangat
lembut dengan kemampuan mendaki yang baik. Sistim CVT terdiri pulley
primary dan pulley secondary yang dihubungkan dengan V-belt.
15
Rangkaian Rute Tenaga
1. Poros engkol langsung mengkopel pulley primary dan dengan V-belt memutar
pulley secondary.
2. Untuk menggerakan roda belakang menggunakan kopling centrifugal yang
akan memutar rumah kopling.
3. Gaya centrifugal dari putaran rumah kopling ke putaran roda, direduksi melalui
roda gigi perantara (gearbox) sehingga menghasilkan dua tahap reduksi.
Gambar 3.2 Rangkaian Tenaga
C. Konstruksi dan Fungsi
16
Gambar 3.3 Kontruksi CVT
Sistim transmisi otomatik terdiri dari 2 bagian, yaitu :
1 . Bagian Pulley Primary ( Pulley Pertama )
Pada bagian poros engkol terdapat collar yang dikopel menyatu dengan
fixed sheave (kita sebut F sheave), yaitu bagian pulley yang diam dan cam.
Adapun sliding sheave (kita sebut S sheave) piringan pulley yang dapat
bergeser terdapat pada bagian collar.
Untuk menarik dan menjepit V-belt terdapat rangkaian slider section.
Piringan pulley yang dapat bergeser ( S sheave ) akan menekan V-belt keluar
melalui pemberat (roller weight) karena gaya centrifugal dan menekan S
sheave sehingga bentuk pulley akan menyempit mengakibatkan diameter
dalam pulley akan membesar.
17
Gambar 3.4 Pulley Primary
2 . Bagian Pulley Secondary ( Pulley Kedua )
Terdiri dari piringan yang diam ( fixed sheave ) berlokasi pada as
primary drive gear melalui bearing dan kopling centrifugal (clutch carrier)
terkopel pada bos di bagian fixed sheave. Piringan pulley yang dapat bergeser /
sliding sheave menekan V-belt ke piringan yang diam (F sheave ) melalui
tekanan per.
Rumah kopling terkopel menjadi satu dengan as drive gear. Pada saat
putaran langsam kopling centrifugal terlepas dari rumah kopling sehingga
putaran mesin tidak diteruskan ke roda belakang.
18
Gambar 3.5 Pulley Secondary
D. Sistem Pendinginan Pada Rumah V-Belt dan Bagian Sliding
1. Pendinginan V-Belt
Suhu dalam rumah V-belt sangat panas adapun panas yang ditimbulkan
disebabkan oleh :
Panas V-belt itu sendiri (adanya koefisien gesek / sliding pada bagian
pulley)
Koefisien gesek dari kopling centrifugal
Panas karena mesin
Lain-lain
Untuk itu pendinginan mutlak harus diberikan, sehingga diperlukan kipas
pendingin dan sirkulasi udara yang baik untuk mengurangi panas yang timbul.
Panas yang timbul secara berlebihan akan merusakkan V-belt dan
mempengaruhi umur dari V-belt. Begitu juga kebersihan udara pendinginan
tidak kalah pentingnya oleh karena itu dilengkapi dengan saringan udara untuk
menyaring debu dan kotoran lain. Kemampuan pakai V-Belt 15.000 km.
19
2. Pelumasan Tipe Basah dan Tipe Kering Untuk Bagian Sliding
Penggerak sistim V-belt, terdiri dari banyak bagian yang bergeser untuk
itu sangat penting dilindungi dari keausan dan juga agar dapat memberikan
perbandingan ratio yang sesuai, sehingga system pelumasan sangat penting.
Untuk pelumasan basah pada bagian-bagian secondary, as, bearing dan untuk
pelumasan kering pada bagian pemberat dan sliding bos.
E. Cara Kerja Sistem Penggerak CVT
Gambar 3.6 Cara Kerja Penggerak CVT
1. Putaran Langsam
Jika mesin berputar pada putaran rendah, daya putar dari poros engkol
diteruskan ke Pulley Primary V-belt Pulley Secondary dan Kopling
Centrifugal.Dikarenakan tenaga putar belum mencukupi, maka kopling
centrifugal belum mengembang.Disebabkan gaya tarik per pada kopling masih
lebih kuat dari gaya centrifugal, sehingga kopling centrifugal tidak menyentuh
rumah kopling dan roda belakang tidak berputar
20
2. Saat Mulai Berjalan
Pada saat putaran mesin bertambah kurang lebih 3.000 rpm, maka gaya
centrifugal bertambah kuat dibandingkan dengan tarikan per sehingga
mengakibatkan sepatu kopling mulai menyetuh rumah kopling dan mulai
terjadi tenaga gesek. Dalam kondisi ini V-belt di bagian pulley primary pada
posisi diameter dalam (kecil) dan di bagian pulley secondary pada posisi luar
(besar) sehingga menghasilkan perbandingan putaran / torsi yang besar
nenyebabkan roda belakang mudah berputar. Kopling centrifugal menyentuh
rumah kopling. Kopling centrifugal mulai mengembang dari putaran 2.550 ke
2.950 rpm. Kopling terkopel penuh pada putaran 4.700 ke 5.300 rpm
3. Putaran Menengah
Pada saat putaran bertambah, pemberat pada pulley primary mulai
bergerak keluar karena gaya centrifugal dan menekan primary sliding sheave
( piringan pulley yang dapat bergeser ) system fixed sheave (piringan pulley
yang diam) dan menekan V-belt kelingkaran luar dari pulley primary sehingga
menjadikan diameter pulley primary membesar dan menarik pulley secondary
ke diameter yang lebih kecil.
Ini dimungkinkan karena panjang V-beltnya tetap. Akhirnya diameter
pulley primary membesar dan diameter pulley secondary mengecil sehinggga
diameter pulley menjadi sama besar dan pada akhirnya putaran dan kecepatan
juga berubah dan bertambah cepat.
4. Putaran Tinggi
Putaran mesin lebih tinggi lagi dibandingkan putaran menengah maka
gaya keluar pusat dari pemberat semakin bertambah. Sehingga semakin
21
menekan V-belt ke bagian sisi luar dari pulley primary (diameter membesar)
dan diameter pulley secondary semakin mengecil. Selanjutnya akan
menghasilkan perbandingan putaran yang semakin tinggi
Jika pulley secondary semakin melebar , maka diameter V-Belt pada
pulley semakin kecil , sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang
semakin meningkat.
5. Cara Kerja Kopling Centrifugal Kering
Kopling terkopel : Sepatu kopling bergerak keluar dan memindahkan
tenaga melalui gaya centrifugal.
F. Torsi Cam / Cam Penambah Torsi
Cam penambah torsi / torsi cam dapat disebut dengan nama Sensor torque
perangkat ini dapat membuat sliding sheave / piringan yang dapat bergeser secara
otomatis bekerja jika torsi gaya putar yang besar diperlukan, misalnya pada
kondisi mendaki atau penambahan kecepatan.
Pada saat sepeda motor membawa beban berat, berakselerasi dengan cepat
atau saat berjalan menanjak, dibutuhkan torsi yang besar agar sepeda motor dapat
terus melaju. Kondisi yang sering ditemui pada keadaan ini adalah sepeda motor
sedang melaju dengan kecepatan rendah, padahal saat ini dibutuhkan torsi yang
besar. Biasanya pengendara akan berusaha meningkatkan torsi yang dihasilkan
mesin dengan cara membuka katup lebar-lebar agar putaran mesin naik dan
menghasilkan torsi yang besar.
22
Gambar 3.7 Perbedaan Beban Pada Roda Belakang
Pada CVT yang bekerja secara otomatis berdasarkan penngaturan putaran
mesin, hal ini akan menjadi kendala. Secara normal, saat putaran mesin dinaikkan,
maka rasio transmisi akan menurun sehingga hal ini justru akan merepotkan
karena torsi yang dihasilkan justru berkurang. Pada saat roda belakang
memperoleh tahanan jalan yang besar (diakibatkan karena sepeda motor sedang
membawa beban berat, berakselerasi dengan cepat, atau saat menempuh jalan
mendaki) akan terjadi tarikan yang kuat oleh sabuk pada bagian driven pulley. Hal
ini terjadi sebagai akibat perlawanan antara tahanan jalan dan tegangan sabuk saat
putaran mesin dinaikkan. Alur pada puli geser tersebut memaksa puli bergeser
kearah penyempitan driven pulley. Dengan demikian diameter pulley sekunder
akan tetap membesar, dan pulley primer akan tetap pada diameter kecil meskipun
gaya ccentrifugal yang diterima roller pemberat sangat tinggi pada putaran mesin
dinaikkan. Dengan demikian pada kondisi posisi CVT akan dipaksa pada rasio
terbesar, agar memperoleh perbandingan putaran yang ringan dan torsi yang
besar.
23
G. Gear Reduksi
Untuk menghasilkan total perbandingan putaran yang ideal antara poros
engkol dan roda belakang diperlukan gear reduksi dengan dua kali reduksi. Tipe
pertama roda gigi miring / helical gear untuk mengurangi noise, adapun untuk
gear main axle dan gear drive axle dengan tipe roda gigi lurus / spur gear.
Untuk gear reduksi ini menggunakan pelumasan yang ada didalam gearbox
yang terpisah dengan rumah V-belt dan rumah rem.
Gambar 3.8 Gear Reduksi
Fungsinya untuk menghasilkan perbandingan putaran yang pas antara poros
engkol dan roda belakang. Apalagi, mesin tidak akan berjalan bilamana tidak
tejadi reduksi selama proses mesin hidup.
24
BAB IV
CVT MOTOR MATIC
A. Perawatan dan Perbaikan
Perawatan dan perbaikan adalah dua hal yang berbeda , tapi sangat penting
untuk diperhatikan. Perawatan yaitu tindakan pencegahan kerusakan yang
dilakukan secara rutin untuk menjaga komponen sistem transmisi tetap dalam
keadaan prima walaupun belum atau tidak terjadi kerusakan pada komponen
tersebut untuk mentransmisikan tenaga mesin sehingga sampai pada roda dan
menggerakkan kendaraan. Sedangkan perbaikan dilakukan untuk mengembalikan
kondisi prima motor ( sistem transmisi ) yang hilang karena memang terjadi
kerusakan atau keadaan tidak normal.
B. Keselamatan Kerja
a. Melakukan praktek sesuai prosedur yang ada.
b. Menggunakan pakaian kerja dan menggunakan sepatu dalam melakukan
praktek.
c. Menggunakan kunci sesuai kegunaannya.
d. Jangan bekerja pada ruangan tertutup yang penuh asap gas buang dari knalpot,
buka semua pintu dan jendela waktu kerja.
e. Jagalah kebersihan.
f. Jangan bercanda disaat melakukan praktek kerja.
C. Alat dan Bahan
1. Alat servis terdiri dari :
Satu set kunci pas dan kunci ring.
Satu set kunci shock.
25
Satu set kunci L.
Satu set kunci T.
Fuller gauge.
Obeng (-) besar.
Kunci busi .
Kain lap.
Sheave holder.
Rotor holding tool.
Spring holder.
Skate mate.
Kunci trek.
Wadah oli / wadah bensin.
Palu karet dan hammer.
Kompresor.
2. Bahan yang digunakan.
Sepeda motor matic.
Bensin dan oli.
Alkohol.
Gemuk.
D. Tahapan Melakukan Perawatan
1. Cek V- belt,
Langkah pertama buka baut cover CVT dilanjutkan melepas selang udara
pakai obeng plus. Kemudian buka mur crankshaft guna melepas belt penggerak
atau istilah kerennya drive belt. Sebelumnya rumah roller ( drive pully ) dan
driven pully ditahan pakai tracker penahan pully agar proses pelepasan mur
lebih mudah. Setelah semuanya terlepas periksa semua part yang ada. Cek
lebar belt agar tidak kurang dari 18-19 mm, kalau kurang berarti harus diganti.
26
Cek juga apakah belt retak atau tidak, kalau terlihat ada keretakan maka
sebaiknyadiganti.
2. Cek Roller
Periksa bentuk roller jika ada bentuk yang rusak atau peyang (tidak rata)
harus diganti. Dan saat pengantian harus satu set walaupun yang rusak hanya
satu karena roller yang lainnya memiliki keausan yang berbeda sehingga kerja
antara yang satu dengan yang lain tidak merata.
3. Cek ketebalan roller tidak boleh kurang dari 14,5 mm .
4. Setiap kilometer mencapai 8.000 km dianjurkan menganti oli girbok dengan oli
spesifikasi SAE 10W .
5. V-Belt dianjurkan diganti jika motor sudah mencapai 15.000 km .
6. Filter udara CVT harus di bersihkan setiap 3 bulan atau berbarengan saat
servis berkala. Namun itu tidak menjadi patokan karena jika filter udara sudah
tidak berpori itu artinya filter udara harus segera di ganti. 7. Saat musim hujan
hindari air setinggi rumah CVT, karena jika air masuk apalagi bercampur
dengan debu dan mengendap di belt atau roller, komponen bukan cuma cepat
terkikis tapi akan timbulkan suara berdecit. Cara terbaik untuk merawat motor
kita adalah rajin-rajin di service sesuai anjuran yang ada di buku manual setiap
kendaraan.
E. Indikasi Kerusakan dan Cara Memperbaiki
27
Kerusakan pada Rumah CVT
Rumah CVT merupakan bagian penting dari sepeda motor matic. Sistem
transmisi yang ada didalamnya adalah sistem transmisi otomatis ( tanpa
perseneling ).
Kerusakan Pada Kopling
Kopling yang bergetar ( clutch juddering ) merupakan getaran yang timbul
pada saat start awal. Ini terjadi pada saat sepeda motor mulai berjalan, sehingga
putaran mesin dirasakan kurang halus. Biasanya, clutch juddering atau kopling
bergetar akibat adanya gemuk, oli, dan kotoran lain yang menempel pada sepatu
kopling atau rumah kopling. Berikut ini langkah-langkah untuk mengatasi clutch
juddering.
1. Periksa permukaan singgung sepatu kopling dalam permukaan rumah kopling
dibagian dalam. Jika komponen tersebut terlihat mengandung oli atau gemuk
pada permukaannya, segera bersihkan dengan cairan pembersih. Selain itu,
lakukan pengecekan penyebab kemungkinan munculnya kebocoran oli,
terutama pada seal oli.
2. Jika juddering bukan disebabkan oleh adanya oli dan kotoran lainnya,
kemungkinan disebabkan permukaan singgung kopling dan rumah kopling
tidak rata. Oleh karena itu, gosoklah permukaan kopling agar merata dengan
menggunakan ampelas.
Kerusakan Pada Clutch Spring ( Per Kopling )
28
Gambar 4.1 Per Kopling
Hampir semua matic menggunakan clutch tipe kering. Clutch ini tidak
memerlukan oli dan hanya akan bekerja pada angka RPM tertentu. Jika RPM
dibawah, clutch tidak akan menekan atau slip. Kerusakan clutch disebabkan oleh
usia pakai dan akibat bebasn yang bekerja terlalu berat. Beban berat biasa terjadi
saat sepeda motor matic digunakan berboncengan atau ketika dijalan menanjak.
Salah satu indikasi yang sering terlihat adalah jarum speedometer menurun,
padahal kondisi grip gas stabil. Jika terjadi demikian, clutch harus segera diganti.
Komponen yang mendukung kinerja clutch spring, sering disebut dengan
per kopling. Tugasnya adalah membuat kopling menekan setelah mencapai
putaran tertentu. Karena usia pakai dan beban yang terlalu berat seperti saat
berboncengan, clutch spring dapat saja rusak atau tidak menyentuh tromol
kopling. Berikut ini cara memeriksa dan memperbaiki kerusakan pada clutch
spring :
1. Lepaskan baut-baut pada cover CVT dan buka cover cvt.
2. Lepaskan V-belt, lalu buka komponen scondary sheave.
3. Periksa kondisi clutch spring dan lakukan penggantian jika terindikasi rusak
atau tidak bekerja maksimal.
4. Lakukan pemasangan kembali, jangan memberikan gemuk pada bagian dalam
secondary sheave.
5. Pasang cover cvt kebalikan dari pembongkaran.
29
Kerusakan Pada Tromol Kopling dan Kanvas Sentrifugal
Gambar 4.2 Rumah dan Kanvas Kopling
Kerusakan pada rumah atau tromol kopling disebabkan oleh aus.
Kerusakan ini mengakibatkan tenaga mesin berkurang sebab kerja kanvas
sentrifugal menjadi lambat, sehingga perpindahan tenaga putar akan terhambat.
Sepeda motorpun boros BBM. Berikut ini cara mengatasi kerusakan pada tromol
kopling :
1. Periksa permukaan tromol kopling dan bersihkan permukaan dalam
menggunakan ampelas halus. Jika permukaan sudah termakan cukup dalam,
harus diganti.
2. Periksa ketebalan kanvas sentrifugal. Berdasarkan anjuran, ketebalan minimum
kanvas adalah 2 mm. Kalau sudah aus segera diganti.
Kerja kanvas sentrifugal adalah menekan flywheel, sehingga perpindahan tenaga
dari penggerak dapat langsung diteruskan keroda. Sama halnya dengan rumah
kopling, jika kanvas sentrifugal aus, perpindahan tenaga terhambat, sehingga
tenaga menjadi berkurang.
Kerusakan Pada V-belt
30
Seperti telah disinggung pada bagian sebelumnya, V-belt pada sepeda motor
matic berfungsi sebagai penerus putaran mesin ke gear reduksi ( roda belakang ).
Oleh karena itu, perlu dilakukan penggantian V-belt jika telah menempuh jarak
tersebut. Belt yang bagus harus dapat mengcengkram pulley primer dan pulley
sekunder dengan baik. V-belt yang kurang baik sering menyebabkan selip pada
cvt. Akibatnya banyak tenaga mesin berkurang dan pemakaian BBM meningkat.
Gambar 4.3 Kerusakan V-Belt
Kerusakan pada V-belt menyebabkan tenaga mesin berkurang dan timbul
suara berisik. Suara berisik tersebut disebabkan oleh adanya kotoran dan
kemasukan minyak. Perlu dilakukan pemeriksaan seputar kebersihannya secara
rutin, maksimal 6 bulan sekali atau setiap 3.000 km. Selain adanya selip,
kerusakan V-belt juga dapat disebabkan terlalu kerasnya pemasangan spring yang
menyebabkan V-belt mendapatkan perlawanan yang lebih berat dan menjadi jauh
lebih cepat aus bahkan putus. Berikut ini langkah-langkah pengecekan pada
komponen V-belt :
1. Buka cover CVT menggunakan kunci shock rachet atau kunci T.
2. Lepaskan baut selang udara menggunak obeng plus ( + ).
3. Setelah cover cvt dilepas, buka mur crankshaft menggunakan kunci sok 22 dan
buka mur drive shaft dengan kunci sok 19. Tapi sebelumnya pully primer dan
pully sekunder ditahan memakai traker penahan.
31
4. Periksa kondisi masing-masing piranti dengan memakai sikmat, periksa lebar
V-belt, minimal 18 mm ( standar 19 mm ) kalau kurang harus diganti.
5. Periksa kondisi V-belt apakah ada keretakan atau tidak dengan cara
membalikannya atau menekuknya. Kalau ada keretakan, segera diganti. Jika
masih ada kemungkinan terpakai lagi, gunakan larutan V-belt cleaner untuk
menghilangkan suara berdecit. Berikut ini dua ( 2) cara pengecekan V-belt :
a. Berdasarkan panjang kilometer
Biasanya kekuatan V-belt sepeda motor matic tahan sampai kurang
lebih 15.000 km ( tegantung pemakaiannya ). Bila sepeda motor sudah
melebihi jarak itu, V-belt sebaiknya diganti dengan yang baru.
b. Menggunakan V-belt Gauge
V-belt gauge berbentuk huruf F, cara pengecekannya lewat lubang
baut di cover cvt. Caranya, buka baut pemeriksa pada bagian crankcase dan
masukan V-belt check gauge. Sebagai patokan, jika tidak ada kelebihan saat
pengukuran, V-belt harus diganti. Selain itu, jika bagian bawah alat
pemeriksa sudah rata dengan V-belt gauge bagian bawah, berarti V-belt aus
dan perlu diganti.
Kerusakan Pada Roller
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, roller pada sepeda motor matic
berfungsi memberikan tekanan keluar pada variator. Gerakan roller akan
memberikan perubahan pada lingkar sleeding sheave ( variator ). Dengan adanya
perubahan tersebut, lingkar diameter akan meningkat, sehingga motor dapat
begerak. Kinerja variator ini sangat ditentukan oleh roller, baik itu bentuk maupun
bahan roller, tetapi yang terpenting adalah berat dari roller.
32
Gambar 4.4 Roller
Roller yang baik berbentuk bundar dan sempurna, sehingga akan
mempermudah gerakan variator dan meningkatkan performa sepeda motor matic.
Akibat usia pakai, bentuk roller akan berubah. Jika roller sudah tidak bundar,
sudah waktunya melakukan penggantian. Bahan yang dipergunakan biasanya
terbuat dari bahan teflon karena sifatnya yang licin, keras, dan tahan panas.
Penggantian roller dapat dilakukan secara keseluruhan atau kombinasi
masing-masing 3 roller dari dua berat yang berbeda. Ada asumsi, semakin ringan
berat roller, semakin cepat akselerasi skuter matic. Sebaliknya. Semakin berat
roller, akselerasi akan berkurang, tetapi tekanan terhadap pulley sekunder akan
semakin besar dan dapat menambah kecepatan ( speed ). Berikut ini cara
mengecek dan mengganti Roller :
1. Buka baut pengunci rumah pulley dengan kunci 17 mm. Jangan lupa untuk
mengganjal rumah pulley agar tidak ikut berputar dengan baut 12 mm panjang
65 mm yang diletakan menghadap crankcase bagian atas.
2. Tarik keluar ring pengganjal bushing rumah roller. Jangan lupa pasang lagi
ketika proses ganti roller sudah selesai. Ingat, posisi memasangnya sesudah
kipas puli bagian luar.
3. Periksa kondisi roller. Jika ada yang rusak atau gepeng ( tidak rata ), harus
diganti keenamnya meskipun hanya satu yang rusak. Jika yang diganti yang
rusak saja akan percuma, karena keausan yang lain juga berbeda, sehingga
kerja antara yang satu dengan yang lain tidak rata.
33
4. Ukuran ketebalan roller. Contoh : ketebalan roller tidak boleh kurang dari 14,5
mm ( standar 15 mm ), jika kurang dari standar, segera diganti. Standar ukuran
roller tiap sepeda motor matic berbeda-beda, tergantung dari pabriknya.
5. Ketika meletakan roller pengganti, perhatikan juga posisinya.
6. Pasang lagi rumah roller keposisi semula.
7. Jangan lupa perhatikan kondisi ring pengganjal kipas puli bagian luar. Pastikan
setiap gigi ring mengunci rapat gigi as rumah roller. Kalau tidak tepat, bisa
menyebabkan kedua gigi termakan atau slek.
8. Kencangkan baut pengunci rumah roller. Jangan lupa untuk menghentikan
putaran, gunakan lagi baut pengganjal rumah roller. Kali ini, baut diposisikan
menghadap crankcase bagian bawah.
F. Sebab – Sebab Dilakukannya Pengecekan, Perawatan dan Perbaikan
Agar keadaan dari komponen – komponen dalam sistem kerja CVT selalu
dalam keadaan prima.
Memahami kerusakan yang sering terjadi dalam ruang CVT .
Meminimalisir timbulnya kerusakan yang lebih parah.
Menjaga performa kendaraan.
Mengetahui tanda – tanda kerusakan.
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah saya melakukan Praktek Kerja Lapangan selama dua bulan di
bengkel `MASA MOTOR` Gorang – Gareng , maka saya dapat mengambil
kesimpulan mengenai hal – hal yang harus diperhatikan dalam sistem CVT pada
motor matic, misal antar lain :
Dibandingkan dengan sistem konvensional pada umumnya, sistem pada
motor matic lebih unggul karena sistem kerjannya full automatic yang
sangat memudahkan pengendara tanpa harus memindahkan gigi persneleng.
Harus memperhatikan perawatan secara teratur dan penggantian setiap
komponen sesuai dengan petunjuk buku servis.
Sistem matic lebih rumit dalam proses perawatan dan pengecekan
kendaraan , dikarenakan dalam melakukan penyetelan harus menggunakan
spesial tool.
Kendaraan yang menggunakan sistem matic harus sangat berhati – hati
karena bahan yang digunakan tidak boleh ada sedikipun kotoran atau
pelumas.
Sistem CVT komponen ukuran yang sangat presisi.
Harus teliti saat penggantian dan pemasangan setiap komponen, agar tidak
terjadi kesalahan dan tidak juga membahayakan pengendara sendiri.
Dalam sistem CVT yang bekerja secara otomatis sangat rawan terhadap
kerusakan dan sangat sulit untuk diperbaiki , oleh karena itu diperlukan
perawatan yang baik.
35
B. Saran
Masih banyak hal - hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
perawatan pada sistem CVT pada motor matic, antara lain sebagai berikut :
Pengecekan dan perawatan secara rutin harus dilakukan.
Melakukan penggantian sperpart atau komponen sistem CVT harus berskala
dan sesuai dengan buku petunjuk servis.
Memakai sperpart asli dan servis pada bengkel resmi.
Memahami tanda – tanda kerusakan lebih awal.
36
DAFTAR PUSTAKA
Subekti, Roni. 2014. Mekanisme Kerja CVT. http.otojava.blogspot.com. Diakses
pada tanggal 18 Oktober 2014.
Qohaar, Jabalul. 2011. Memahami Perawatan Countinously Variable
Transmission ( CVT ): Kasus Sistem Transmisi Otomatis.
Makalah Akademik T MO Politeknik Negeri Madiun Jawa Timur
– Madiun.
Subekti, Roni. 2014. Cara Kerja Sistem Transmisi Otomatis / CVT.
http.agus69.blogdetik.com. Diakses pada tanggal 15 Oktober
2014.