Post on 27-Nov-2015
TUGAS PEDIATRI SOSIAL
Oleh :
Margareta Grace G9911112091/ H-02-2013
Dessy Suci R G99121012/ I-10-2013
Okky Dita R G99121034/ I-12-2013
KEPANITERAAN KLINIK SMF / BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
2013
1. Apakah imunisasi dan vaksinasi?
Imunisasi adalah suatu tindakan pemindahan atau transfer antibodi
secara pasif ke dalam tubuh manusia.
Vaksinasi adalah suatu tindakan yang sengaja memberikan paparan
dengan antigen yang berasal dari suatu patogen yang dapat merangsang
pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam tubuh.
2. Sebutkan jenis vaksin bakterial hidup dan mati!
Vaksin bakterial hidup atau live attenuated merupakan
mikroorganisme bakteri yang hidup tetapi dilemahkan. Contohnya
adalah vaksin BCG, vaksin polio per oral.
Vaksin bakterial mati merupakan bakteri yang dibiakkan kemudian
dibuat inaktif dengan cara menambahkan bahan kimia. Contohnya
adalah vaksin DPT, vaksin pneumokokus, typhoid, polio inaktif.
3. a. Jelaskan perbedaan imunisasi depkes dan IDAI!
Jadwal imunisasi menurut Depkes: Baru lahir : HB0 + Polio(I) 1 bulan : BCG 2 bulan : HB + DPT(I) + Polio(II) 3 bulan : HB + DPT(II) + Polio(II) 4 bulan : HB + DPT(III) + Polio (IV) 9 bulan : campak
2
Jadwal imunisasi menurut IDAI
Perbedaannya:
Pada Depkes, jadwal imunisasi disesuaikan dengan vaksin yang
disediakan dan diberikan oleh pemerintah.
Vaksin BCG menurut Depkes diberikan saat usia 1 bulan, sedangkan
menurut IDAI diberikan saat usia 2-3 bulan.
Jadwal imunisasi Depkes sesuai cakupan, sedangkan IDAI sesuai
dengan jumlah titer yang paling optimal.
b. Perbedaan imunisasi IDAI 2008 dan 2011
Pada pedoman tahun 2008 masih dibedakan antara vaksin PPI dan non
PPI. Sedangkan pada tahun 2011 semua diwajibkan untuk diberikan.
3
4
5
4. Apa yang dimaksud dengan
a. Retardasi mental
Keterbelakangan mental atau lazim disebut retardasi mental (RM)
adalah suatu keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal)
sejak masa perkembangan (sejak lahir atau masa anak-anak). Biasanya
terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi
gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental
disebut juga oligofrenia (oligo=kurang, dan fren= jiwa) atau tuna
mental. Keadaan tersebut ditandai dengan fungsi kecerdasan umum
yang berada dibawah rata-rata dan disertai engan berkurangnya
kemampuan untuk menyesuaikan diri atau berperilaku adaptif.
b. Cerebral Palsy
Cerebral palsy adalah kelainan yang disebabkan oleh kerusakan otak
yang mengakibatkan kelainan pada fungsi gerak dan koordinasi,
psikologis dan kognitif sehingga mempengaruhi proses belajar
mengajar. Ini sesuai dengan teori yang disampaikan dalam The
American Academy of Cerebral Paslsy (Mohammad Efendi,
2006:118), “Cerebral Palsy adalah berbagai perubahan gerakan atau
fungsi motor tidak normal dan timbul sebagai akibat kecelakaan, luka,
atau penyakit susunan syaraf yang terdapat pada rongga tengkorak”.
Dari pengertian tersebut di atas, cerebral palsy dapat diartikan
gangguan fungsi gerak yang diakibatkan oleh kecelakaan, luka, atau
penyakit susunan syaraf yang terdapat pada rongga tengkorak.
c. KIPI
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah kejadian medik yang
berhubungan dengan imunisasi baik berupa efek vaksin ataupun efek
samping, toksisitas, reaksi sensitivitas, efek farmakologis, atau
kesalahan program, koinsidensi, reaksi suntikan, atau hubungan kausal
yang tidak dapat ditentukan. KIPI merupakan reaksi lokal maupun
sistemik yang tidak diinginkan setelah pemberian imunisasi, dimana
6
gejala klinis dari KIPI ini dapat timbul secara cepat maupun secara
lambat.
5. Bagaimanakah respon imunitas pada vaksin mati dan hidup?
Respon imun adalah respon tubuh terhadap suatu antigen yang bertujuan
untuk mengeliminasi antigen tersebut. Terdapat dua macam pertahanan
tubuh yaitu (1) mekanisme pertahanan non spesifik yang artinya tidak
ditujukan hanya untuk satu macam antigen, tetapi untuk berbagai macam
antigen, dan (2) mekanisme pertahanan tubuh spesifik yang artinya
ditujukan khusus terhadap satu jenis antigen, terbentuknya antibodi lebih
cepat dan lebih banyak pada pemberian antigen berikutnya, hal ini
disebabkan telah terbentuknya sel memori pada pengenalan antigen
pertama kali.
Vaksin hidup dibuat dari virus atau bakteri liar penyebab penyakit yang
kemudian dilemahkan dengan cara pembiakan berulang-ulang. Supaya
dapat menimbulkan respon imun, vaksin hidup harus berkembang biak
atau bereplikasi di dalam tubuh resipien. Suatu dosis kecil virus atau
bakteri yang diberikan, yang kemudian mengadakan replikasi di dalam
tubuh dan meningkat jumlahnya sampai cukup besar untuk memberi
rangsangan suatu respon imun.
Vaksin mati atau inaktif dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau
virus dalam media pembiakan kemudian dibuat tidak aktif dengan
penambahan bahan kimia yang biasanya formalin. Vaksin inaktif tidak
dapat hidup atau tidak dapat bereplikasi, maka seluruh dosis antigen
dimasukkan dalam suntikan. Vaksin mati selalu membutuhkan dosis
multipel. Pada umumnya, pada dosis pertama tidak menghasilkan imunitas
protektif, tetapi hanya memacu atau menyiapkan sistem imun. Respon
imun protektif baru timbul setelah dosis kedua atau ketiga.
7
6. Sebutkan jenis vaksin berdasarkan sediaan dan cara pemberian!
a. BCG atau Bacille Calmete Guerin
Sediaan:
Pemberian: dosis 0,05 mL (<1 tahun) atau 0,1 mL (>1 tahun) secara
intradermal pada lengan kanan atas
b. Hepatitis B
Sediaan:
Pemberian: secara intramuskular dalam (neonatus di anterolateral
paha, anak dan dewasa di deltoid)
8
c. DPT atau Difteria, Tetanus, Pertusis
Sediaan:
Pemberian: dosis 0,5 mL secara intramuskular
d. Poliomielitis
Sediaan:
Pemberian: OPV (Oral Polio Vaccine) diberikan 2 tetes secara per oral
9
IPV ( Inactived Poliomyelitis Vaccine) diberikan dosis
0,5 mL secara injeksi subkutan
e. Campak
Sediaan:
Pemberian: dosis 0,5 mL secara subkutan
f. MMR atau Mumps, Measles, Rubella
Sediaan:
Pemberian: dosis 0,5 mL secara subkutan
10
g. Hib (Haemophillus influenza tipe b)
Sediaan:
Pemberian: dosis 0,5 mL secara intramuskular
h. Tifoid
Sediaan:
Pemberian: dosis prefilled syringe 0,5 mL secara intramuskular
11
i. Varisela
Sediaan:
Pemberian: dosis 0,5 mL secara subkutan
j. Hepatitis A
Sediaan:
Pemberian: dosis vial prefilled syringe 0,5 mL secara intramuskular
12
k. Influenza
Sediaan:
Pemberian: secara intramuskular (anterolateral femur atau deltoid)
Dosis 6-35 bulan : 0,25mL
> 3 tahun : 0,5 mL
< 8 tahun diberikan 2 dosis dengan interval waktu
minimal 4 minggu, kemudian diulang setiap tahun
l. Pneumokokus
Sediaan:
Pemberian: dosis prefilled syringe 5 mL secara intramuskular
13
m. Rotavirus
Sediaan:
Pemberian:Monovalen diberikan dosis 2x pada usia 6-12 minggu
dengan selang waktu 4 minggu, secara per oral
n. HPV (Human Papilloma Virus)
Sediaan:
Pemberian: untuk anak perempuan usia > 10 tahun
bivalen pada 0, 1, 6 bulan
kuadrivalen pada 0, 2, 6 bulan
dosis 0,5 mL secara intramuskular di deltoid
14
7. Jelaskan kode pada sediaan vaksin!
Vaccine Vial Monitor (VVM) merupakan indikator paparan panas yang
melekat pada setiap vial vaksin yang digunakan untuk memantau vaksin
selama perjalanan maupun dalam penyimpanan. Semua vaksin program
imunisasi kecuali BCG telah dilengkapi dengan VVM.
Vaccine Vial Monitor (VVM) tidak mengukur potensi vaksin secara
langsung, namun memberikan informasi tentang layak tidaknya pemakaian
vaksin yang telah terkena paparan panas. Vaccine Vial Monitor (VVM)
mempunyai karakteristik yang berbeda, spesifik untuk tiap jenis vaksin.
Vaccine Vial Monitor (VVM) untuk vaksin polio tidak dapat digunakan
untuk vaksin Hb, begitu juga sebaliknya. Sedangkan cara membaca VVM
secara detail, menurut Getting started With Vaccine Vial Monitors (WHO,
2002) dapat dilihat pada tabel berikut :
Penting untuk diperhatikan, bahwa kualitas vaksin hanya dapat
dipertahankan jika vaksin disimpan dan ditangani dengan tepat mulai dari
pembuatan hingga penggunaan. Dan monitoring kualitas vaksin dapat
dilakukan secara cepat dengan melihat indikator VVM dan freeze tag atau
15
freeze watch. Selain itu, untuk menjaga rantai dingin vaksin tetap terjaga
di perlukan termometer sebagai alat pemantau suhu pada lemari es (baik
dipasang didalam maupun diluar lemari)
8. Isi vaksin BCG ?
Kandungan vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) : kuman Bacillus
Calmette purin yang masih hidup atau lemah.
16