Post on 05-Dec-2014
description
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas riset keperawatan
Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada
Semarang
Oleh :
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2013
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i
HALAMAN JUDUL..........................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iv
KATA PENGANTAR........................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah Dan Permasalahannya ....................................4
C. Tujuan Penelitian...........................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................6
A. Konsep Dasar ...............................................................................6
B. Kerangka Teori..............................................................................20
C. Variabel Penelitian........................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................21
A. Jenis dan Desain Penelitian........................................................... 21
B. Populasi dan Sampel ....................................................................21
C. Tempat Penelitian .........................................................................23
D. Waktu Penelitian ..........................................................................23
E. Definisi Operasional .....................................................................24
F. Alat Pengumpulan Data ................................................................25
G. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................27
H. Uji Validitas dan Reabilitas .........................................................28
I. Pengolahan dan Analisis Data .......................................................30
J. Etika Penelitian ..............................................................................32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap orang. Menurut
World Health Organization (WHO) kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh
secara fisik, mental, dan sosial serta bukan hanya bebas dari penyakit.
Salah satu cara menjaga tubuh kita agar tetap sehat adalah dengan gaya hidup
sehat dan bersih. Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari
kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui
apa itu PHBS, singkat kata mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang
dapat mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS,
mulai dari Diare, DBD, flu burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak. Salah
satu faktor yang mendukung PHBS adalah kesehatan lingkungan.
Dua istilah penting dalam kesehatan lingkungan yang harus dipahami dan
diinterpretasikan sama oleh seluruh tenaga kesehatan yang terlibat agar kegiatan yang
dilakukan dapat berhasil dengan baik. Lingkungan diartikan sebagai akumulasi dari
kondisi fisik, social, budaya, ekonomi dan politik yang memengaruhi kehidupan dari
komunitas tersebut. Sedangkan kesehatan dari suatu komunitas bergantung pada
integritas lingkungan fisik, nilai kemanusiaan dalam hubungan social, ketersediaan
sumber yang diperlukan dalam mempertahankan hidup dan penaggulangan penyakit,
mengatasi gangguan kesehatan secara wajar, pekerjaan dan pendidikan yang dapat
tercapai, pelestarian kebudayaan dan toleransi terhadap perbedaan jenis, akses dari garis
keturunan serta rasa ingin berkuasa dan memiliki harapan.
Kesehatan lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan perawatan komunitas. Maka guna tercapainya keberhasilan intervensi
perawatan komunitas perlu adanya pembahasan khusus mengenai PHBS kesehatan
lingkungan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut “ Bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Perilaku
Hidup Bersih Sehat”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan distribusi frekuensi tingkat pengetahuan Masyarakat Tentang
Perilaku Hidup Bersih Sehat
b. Mendeskripsikan distribusi terhadap PHBS.
c. Mendeskripsikan distribusi tingkat pengetahuan PHBS.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk melaksanakan penelitian lebih mendalam tentang PHBS.
2. Bagi institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan,kepustakaan karya ilmiah
yang bermanfaat bagi institusi dan mahasiswa pada umumnya.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap PHBS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Perilaku Hidup Bersih Sehat
1. Definisi
a. Perilaku Sehat
Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit,
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat.
PHBS adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan
mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu
KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi
Kesehatan/JPKM.
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.
c. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan
suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi,
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan
masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali
dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
2. Konsep
Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan;
diperlukan pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian,
perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan penilaian.
Dalam program promosi kesehatan dikenal adanya model pengkajian dan
penindaklanjutan (precede proceed model) yang diadaptasi dari konsep L W
Green:
Model ini mengkaji masalah perilaku manusia dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta cara menindaklanjutinya dengan berusaha mengubah,
memelihara atau meningkatkan perilaku tersebut kearah yang lebih positif. Proses
pengkajian mengikuti anak panah dari kanan ke kiri, sedang proses
penindaklanjutan dilakukan dari kiri ke kanan.
Dengan demikian manajemen PHBS adalah penerapan keempat proses
manajemen pada umumnya ke dalam model pengkajian dan penindaklanjutan.
a. Kualitas hidupadalah sasaran utama yang ingin dicapai di bidang
Pembangunan sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat
sesejahteraan.
b. Derajat kesehatanadalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan,
dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan yang
sedang dihadapi.
c. Faktorlingkunganadalahfactorfisik, biologisdansocialbudaya yang
langsung/tidak mempengaruhi derajat kesehatan.
d. Faktor perilakudan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena adanya
aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingkungannya.
Dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau
perilaku tertentu. Ada 3 faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku
tertentu yaitu faktor pemungkin, faktor pemudah dan faktor penguat.
a. Faktor pemungkinadalahfaktor pemicu terhadap perilaku yang memungkinkan
suatu motivasi atau aspirasi terlaksana.
b. Faktor pemudahadalah faktor pemicu atau anteseden terhadap perilaku yang
menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku.
c. Faktor penguatadalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan
memperoleh dukungan atau tidak.
Ketiga faktor penyebab tersebut di atas dipengaruhi oleh faktor penyuluhan dan faktor
kebijakan. peraturan serta organisasi. Semua faktor faktor tersebut merupakan ruang
lingkup promosi kesehatan.
Faktor lingkunganadalah segala faktor baik fisik, biologis maupun sosial budaya yang
langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi derajat kesehatan.
Promosi kesehatan adalah proses memandirikan masyarakat agar dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter 1986). Promosi kesehatan lebih
menekankan pada lingkungan untuk terjadinya perubahan perilaku. Contohnya
masyarakat dihimbau untuk membuang sampah di tempatnya, selanjutnya diterbitkan
peraturan dilarang membuang sampah sembarangan. Himbauan dan peraturan tidak
akan berjalan, apabila tidak diikuti dengan penyediaan fasilitas tempat sampah yang
memadai.
B. Masyarakat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system adat
istiadat tertentu yang berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama
(Menurut Prof. DR. Koentjoroningrat).
Ciri-ciri masyarakat:
1. Interaksi antar warga.
2. Adat istiadat, norma hokum dan aturan khas yang mengatur seluruh penduduk warga
kota atau desa.
3. Satuan komunitas dalam wilayah.
4. Satuan rasa identitas kuat yang mengikat semua warga.
Unsur-unsur masyarakat:
1. Kategori sosial
Adalah kesatuan manusia yang terwujut karena adanya suatu ciri-ciri yang objektif yang
dikenakan pada manusia-manusianya, seperti: seks, usia, pendapatan dll.
2. Golongan sosial
Adalah suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri tertentu, bahkan sering kali ciri
itu dikenalkan kepada mereka dari pihak luar kalangan mereka sendiri. Misalnya: golongan
pemuda, gelandangan dan pengemis.
3. Komunitas
Adalah suatu kesatuan hidup manusia, yang menempati wilayah yang nyata dan berinteraksi
menurut suatu system adat istiadat, terikat identitas komunitas dan memiliki patriotism dan
nasionalisme. Misalnya kesatuan-kesatuan seperti kota, desa, RW, pengrajin, petani dll.
4. Kelompok dan himpunan
Kelompok adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi antar anggotanya, mempunyai
adt istiadat tertentu norma-norma berkesinambungan dan adanya rasa identitas yang sama
serta mempunyai organisasi dan sistem pimpinan.
Himpunan adalah kesatuan manusia yang berdasarkan sifat tugas dan atau guna, sifat
hubungan berdasarkan kotrak, dasar organisasinya buatan, pimpinan berdasarkan wewenang
dan hokum. Misalnya PPNI, IDI, IBI, IAKMI, dll. (Syafrudin, 2009).
C. Pengetahuan
1. Pengetahuan (knowledge)
a. Pengertian
Pengetahuan merupakn hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
(Notoadmodjo 2003 : 121)
b. Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif
Menurut Notoadmojo, (2003). Pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang
telah diterima.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secara benar.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
diartikan sebagi aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menggunakan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan atau mengelompokkan, dan sebagainya.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menujukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
panilaian terhadap suatu metode atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau mengguanakan kriteria-kriteria
yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakuakan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dan subjek penelitian atau
responden. Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS DAN METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan penelitien deskriptif yang menggunakan
pendekatan yang bersifat cross sectional yang menggunakan beberapa populasi
yang diamati dalam waktu yang sama.Deskriptif dapat terjadi pada ruang lingkup
kelompok masyarakat khususnya ibu. Metode penelitian ini yang digunakan
adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk memuat gambaran tentang suatu
keadaan secara objektif ( notoatmojo:2005 dalam saputo,A,2010).
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui tingat pengetahuan msyarakat
tentang perilaku hidup bersih sehat.
B. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdri dari subjek maupun objek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetepkan peneliti
untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulanna ( sugiyono : 2004 dalam
Hidayat,A.Alimul azis,2007).
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat.Jumlah populasi yang
digunakan dalam penelitian ini sejumlah 45 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan di teliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang di miliki oleh populasi(Hidayat,A.Alimul
azis,2007).
Sampel dalam penelitian ini adalah warga
Adapun karakteristik sampel :
a. Laki-laki/Perempuan Usia 19-65 tahun
b. Bersedia menjadi responden
c. Mempunyai kartu tanda penduduk dan kartu keluarag
d. Masyarakat yang bisa membaca dan menulis.
3. Teknik Sampling
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sample yang di gunakan
adalah simple random sampling,yaitu pengambilan sample dengan cara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi.
C. WAKTU DAN TEMPAT
1. Tempat penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di desa bringin salatiga.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini akan dilakukan pada bulan februari 2013.
D. DEFINISI OPERASIONAL
Deinisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dan
menghindarkan perbedaan.
Varibel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil ukur Skala
Pengetahuan
masyarakat
tentang
perilaku
hidup bersih
sehat.
Kemampuan
masyarakat untuk
menjawab
pertanyaan tentang
PHBS.
Kuesioner
untuk
jawaban
benar nilai 1
dan
jawaban
yang salah
nilai 0
1.Pengetahuan
baik : Jika
pengetahuan
responden > 75
%.
2. pengetahuan
cukup : jika
pengetahuan
responden 60%
ordinal
- 75%.
3. pengetahuan
kurang : jika
pengetahuan
responden < 60
%.
E. ALAT PENELITIAN DAN CARA PENGUMPULAN DATA
1. Jenis data
a. Data primer
Merupakan dta yang diperoleh dengan memberikan kuesioner yang berisi
pertanyaan yang diberikan pada responden yaitu masyarakat khususnya
ibu didesa bringin salatiga.
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan
beberapa masyarakat didesa bringin salatiga.
2. Alat dan bahan penelitian
Penelitian menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang di
peroleh dari variabel independen dan variabel dependen yang mengacu
kerangka konsep. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang bersifat tertutup dimana responden tinggal memilih jawaban
sesuai pendapat responden. Untuk 20 pertanyaan yang mewakili dari segi
pengetahuan tentang PHBS.
3. Cara pengumpulan Data
Sebelum kuesioner di sebarkan kepada responden ,peneliti melakukan uji
validitas dan uji rehabiliditas pada 10 responden didesa bringin salatiga.
Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian ini maka untuk mengetahui
keaslian (Validitas).Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau keaslian suatu instrument (Nursalam, 2003)
Validitas dalam pengertian umum mengacu kepada persoalan pengukuran
yang benar melalui instrumen. Dengan kata lain, validitas mempersoalkan
keakuratan peneliti dalam mengamati, mengukur, mewawancarai,
menginterprestasikan, mencatat, mengolahinformasi yang diperoleh dan
respon den peneliti.
Teknik yang digunakan untuk mencari korelasi adalah dengan rumus korelasi
product moment dengan angka kasar yang diungkapkan oleh Pearson yaitu :
N ∑ X Y - ( ∑ X ) ( ∑ Y )
rxy =
{N ∑X2- (∑X)2 } { (N ∑Y
2 - (∑ Y)2 }
Keterangan :
rxy =Koefisien korelasi antara X dan Y
∑XY =Jumlah perkalian antara X dan Y
∑X2
=Jumlah kuadrat X
∑Y2
=Jumlah kuadrat Y
N = Jumlah sampel
Kriteria hasil dalam uji validitas ini adalah jika rhitung>rtabel maka item
pertanyaan tersebu tadalah valid
Sedangkan keandalan (Ujireabilitas) dilakukan dengan internal consistency,
dengan cara mencoba instrument sekali saja, kemudian data yang diperoleh di
analisis dengan teknik tertentu. Analisis yang digunakan adalah koefisien
AlphaCronbach.
K ∑ σiᶻ
r11 = 1 - k – 1 σiᶻ
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya item
∑ σiᶻ = jumlah varian item
σiᶻ = varian total
Instrumen dinyatakan reliable jika reliabilitas internal seluruh instrumen sama dengan atau lebih dari 0,60 sampai mendekati 1 dan nilainya positif (sugiyono, 2007).
F. PROSEDUR PENELITIAN
1. Setelah memperoleh surat izin untuk melaksanankan penelitian dari
Sekolah tinggi ilmu kesehatan karya husada semarang peneliti mendatangi
lokasi penelitian yaitu di Desa Bringin salatiga.
2. Peneliti memberikan informasi tentang tujuan penelitian ini kepada sampel
penelitian ,bagi yang bersedia untuk menjadi sampel dalam penelitian di
harapkan menandatangani persetujuan penelitian.
3. Peneliti membagikan lembar persetujuan penelitian kepada para responden
yang bersedia menjadi sampel untuk menandatangani lembar persetujuan.
4. Peneliti membagikan lemar kuesioner kepada para responden
5. Setelah lembar kuesioner yang telah berisi 20 pertanyaan dilanjutkan
dengan pengolahan data.
G. TEKNIK PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA
1. Teknik Penyajian Data
Data yang telah diolah disajikandalam bentuk deskriptif kuantitatif,hanya
menggambarkan apa adanya suatu variable dalam bentuk narasi dan angka-
angka
2. Pengolahan Data
a. Data editing
Dalam tahapan ini dilakukan pemeriksaan data. Apakah isi lembar
kuesioner lengkap apa tidak yang meliputi kelengkapan isian.
b. Data coding
Merupakan suatu proses penyusunan secara sistematis data mentah
kedalam bentuk yang mudah dibaca.
c. Data scoring
Merupakan data yang berupa kode. Peneliti memberi kode pada masing-
masing variabel penelitian.
d. Data Entering
Memasukkan data yang telah diubah ke dalam pengolahan data.
e. Data cleaning
Peneliti memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan kedalam
pengolahan data sudah sesuai dengan sebenarnya.
f. Data Output
Data output merupakan hasil pengolahan data.
g. Data analizing
Merupakan suatu proses lanjut dari proses pengolahan data untuk melihat
bagaimana menginterprestasikan data sebagai berikut:
a. Analisa Univariat
Analisa ini dilakukan untuk memperoleh gambaran karakteristik masing-
masing variabel yang diteliti.. Menurut Rriwikdo (2009) analisa univariat
untuk mendeskripsikan nilai jumlah masing–masing variable dengan
ukuran prosentase. Dengan menggunakan rumus besarnya prosentase
sebagai berikut:
Keterangan:
P = Prosentase
f = Frekuensi tiap kategori
n = jumlah sampel
p= fn
x100 %
H. ETIKA PENELITIAN
Penelitian ini berhubungan langsung dengan orang sebagai responden
penelitian,sehingga peneliti harus menerapkan prinsip-prinsip etik dalam
melakukan penelitian.beberapa prinsip etik tersebut antara lain :
1. Benefience
Prinsip ini menekankan peneliti untuk melakukan penelitian yang memberikan
manfaat bagi orang rabun jauh sebagai sampel yang memberikan keuntungan.
2. Non Maleficence
Prinsip ini menekankan peneliti untuk tidak melakukan tindakan yang
menimbulkan bahaya bagi orang rabun jauh sebagai sampel.
3. Autonomy
Autonomy memberikan makna kebebasan orang rabun jauh sebagai sampel
untuk menentukan keputusan sendiri dengan memberi kesempatan dan
kebebasan.
4. Anonymity
Peneliti memberikan jaminan dalam penggunaan responden peneliti dengan
cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden.Peneliti juga
menjamin kerahasiaan semua hasil penelitian yang telah dikumpulkan dari
responden.
5. Veracity
Prinsip ini menekankan peneliti untuk menyampaikan informasi yang benar
dan tidak melakukan kebohongan kepada responden.
6. Justice
Prinsip ini menekankan peneliti untuk tidak melakukan deskriminasi saat
memiliki responden penelitian. Pada penelitian ini responden dipilih
berdasarkan kriteria inklusi penelitian memiliki peluang sama.
7. Informent Consent
Informent Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan
responden dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden.Beberapa hal penting dalam informent consent yang harus
dipertimbangkan :
a. Subject peneliti mengetahui sepenuhnya informasi tentang penelitian,efek
samping maupun keuntungan yang diperoleh.
b. Informasi yang diperoleh dari responden dirahasiakan dan anomyti.
c. Lembar informent consent menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
d. Persetujuan dibuat secara sukarela.
e. Mempertimbangkan kemampuan subject untuk memberikan persetujuan
dengan penuh kesadaran.
f. Subject peneliti dapat mengundurkan diri dari penelitian kapanpun dan
alasan apapun.
DAFTAR PUSTAKA
Entjang, Indun. 2000.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip – Prinsip Dasar). Jakarta :
Rineka Cipta.
Pusat Promosi Kesehatan, Depkes RI .Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS. Jakarta,
2007.
Surasetya, Admiral. 1998. Perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat Dasar di Indonesia.
Jakarta : Bharatara.
Timmreck, Thomas. 2004.Epidemiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
Yusuf, Farida. 2009.Evaluasi Program dan dan Instrumen Evaluasi, Jakrta : Penerbit Rineka
Cipta