Post on 25-Jul-2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perapat (sealing) atau disebut laher dan bantalan (bearing)
merupakan piranti yang memiliki fungsi tertentu. Bantalan (bearing)
memiliki beberapa fungsi yang diantaranya adalah mengurangi gesekan,
panas, dan aus; menahan beban shaft ddan machine; menahan radial load
dan thrust load; menjaga toleransi kekencangan; serta mempermudah
pergantian dan mengurangi biaya operasional. Mengingat fungsi Bantalan
(bearing) yang cukup banyak dalam aplikasi di Industri, maka
pembelajaran tentang Bantalan (bearing) perlu dilakukan.
Begitupula dengan perapat (sealing) memiliki fungsi yang cukup
banyak dalam aplikasinya yaitu menjaga kebocoran pelumas (lubrikasi),
menjaga kotoran dan material lain masuk ke sistem, memberikan batasan
cairan supaya tidak bercampur, lebih fleksibel terhadap komponen yang
bergerak dan tidak bocor, melapisi permukaan yang tidak rata, serta agar
komponen tidak cepat rusak. Mengingat fungsi perapat (sealing) yang
cukup banyak dalam aplikasi di Industri, maka pembelajaran tentang
Bantalan (sealing) perlu dilakukan.
1.2 Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan penyusunan dalam makalah ini adalah untuk mempelajari
atau mengetahui Sealing and Bearing.
1.3 Permasalahan
a. Mengetahui dan memahami tipe/ jenis Sealing and Bearing di pasaran
b. Mengetahui dan memahami material atau bahan baku dari Sealing and
Bearing
c. Mengetahui dan memahami aplikasi dari Sealing and Bearing
Sealing Bearing Page I-1
1.4 Batasan Masalah
Makalah ini membahas tentang Sealing and Bearing seperti jenis-jenis
Sealing and Bearing di pasaran, material Sealing and Bearing serta
aplikasinya.
1.5 Metode Penyusunan
Metode penyusunan yang digunakan penyusun untuk mendapatkan
informasi maupun data dalam penyusunan makalah ini adalah dengan
metode Studi Kepustakaan (Suatu cara pengumpulan data melalui
perpustakaan, buku, majalah, dan internet yang berhubungan dengan judul
yang tertulis).
1.6 Sistematika Penyusunan
Adapun sistematika penyusunan dalam penyusunan makalah ini adalah
dimulai dari bab 1 sampai dengan bab , yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini penyusun menjelaskan tentang latar belakang
alat penukar kalor dan beberapa jenis alat penukar kalor yang sering
digunakan. Adapun bab ini meliputi : latar belakang, tujuan penyusunan,
permasalahan, batasan masalah, metode penyusunan, dan sistematika
penyusunan.
BAB II ISI
Pada bab Isi ini penyusun menjelaskan lebih terperinci tentang sealing dan
bearing sehingga lebih mudah dalam memahaminya (berisi tentang
pembahasan permasalahan). Dalam bab ini mencakup tipe/ jenis Sealing
and Bearing di pasaran, material atau bahan baku dari Sealing and
Bearing, dan aplikasi dari Sealing and Bearing.
Sealing Bearing Page I-2
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang pembahasan dari keseluruhan materi yang telah
diuraikan
BAB V KESIMPULAN
Dalam bab ini akan mencakup inti-inti dari bab-bab sebelumnya
Sealing Bearing Page I-3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Bearings
Bearing adalah suatu komponen yang berfungsi untuk
mengurangi gesekan pada machine atau komponen-komponen yang
bergerak dan saling menekan antara satu dengan yang lainnya
Gb. 1.2-1 Bearing
Bila gerakan dua permukaan yang saling berhubungan terhambat,
maka akan menimbulkan panas. Hambatan ini dikenal sebagai gesekan
(friction). Gesekan yang terus menerus akan menyebabkan panas yang
makin lama semakin meningkat dan menyebabkan keausan pada
komponen tersebut. Gesekan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan
kerusakan pada komponen dan alat tidak bisa bekerja.
Sealing Bearing Page I-4
Gb. 1.2-2. Friction
Bearing digunakan untuk menahan /menyangga komponen-
komponenyang bergerak. Bearing biasanya dipakai untuk menyangga
perputaran pada shaft, dimana terjadi sangat banyak gesekan.
Gb. 1.2-3 Bearing pada Transmisi
2.1.1. Fungsi bearing secara umum
i. Mengurangi gesekan, panas dan aus.
ii. Menahan beban shaft danmacine.
iii. Menahan radial load dan thrust load.
iv. Menjaga toleransi kekencangan.
v. Mempermudah pergantian dan mengurangi biaya operasional.
Sealing Bearing Page I-5
Gb. 1-2-3Radial dan Thrust Bearing Load
PadaGear Shaftyang beroperasi pada machine, shaft tersebut menahan
beban machine yang bervariasi dan beban tersebut harus ditanggung oleh
bearing. Beban dari berat shaftdangear 90 derajat daricenter line shaft
disebut Radial Load. Sedangkan arah dari gerakan shaft ke kiri dan ke
kanan karena putaran disebutThrust Load. Bearing menahan Radial Load
dan Thrust Load untuk menjaga supaya shaft tetap berputar.
2.1.2. Jenis-Jenis Bearing
A. Bearing dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1) Solid Bearing
2) Anti-friction Bearing.
Sealing Bearing Page I-6
1) Solid Bearing
Gb. 1.2-4 Solid Bearing
Pada solid bearing, shaft berputar pada permukaan bearing. Antara shaft
dan bearing dipisahkan oleh lapisan tipis oli pelumas. Ketika berputar
pada kecepatan operasional shaft ditahan oleh lapisan tipis oli bukan oleh
bearing.
Yang termasuk Solid Bearing: Sleeve/ Bushing Bearing, dan Spit-half
Bearing.
a. Sleeve Bearing
Gb. 1.2-5 Bentuk yang sangat sederhana dari solid bearing adalah Sleeve
Sealing Bearing Page I-7
Bearing atau juga disebut bushings. Sleeve bearing umumnya dipakai pada
shaftnya roda yang bergerak dari awal.
Gb. 1.2-6 Sleeve Bearing dan Camshaft
Camshaft ditahan pada posisinya oleh sleeve bearing padaengine block.Shaft
yang ditahan oleh bearingdisebutJournal, dan penahanan ke bagian luarnya
oleh sleeve. Bila Journal dan Sleeve terbuat dari logam (steel), dengan
pelumasan yang bagus memungkinkan sangat sedikit kontak yang terjadi
antara dua permukaan. Sleeve dari bearing kebanyakan dilapisi dengan
Bronze, atau Babbitt metal. Bronze sleeve bearing umumnya digunakan pada
pompa dan motor elektrik. Solid Bearing dilapisi dengan metal yang lebih
lunak dari shaft sehingga apabilaterjadi perputaran antara keduanya, maka
yang mengalami keausan adalah bearing, dan bukan shaft.
Sleeve bearing umumnya menggunakan pelumasan bertekanan yang
melewati lubang pada Journal.
b. Split-half Bearing
Tipe lain dari Solid Bearing adalah Split-half Bearing.Split-half Bearing
lebih banyak dipakai pada outomotive engine yaitu pada Crankshaft dan
Sealing Bearing Page I-8
connecting rod. Crankshaft rod bearing caps menggunakan split-half
bearing yang menempel pada rod piston.
Gb. 1.2-7 Split-half Bearing
Bearing ini dapat diganti bila sudah aus. Split-half bearing umumnya diberi
tambahan lubang oli, sering berupa alur yang berfungsi untuk mengalirnya
oli yang akan melumasi seluruh permukaan bearing. Split - half Bearing juga
mempunyai locking tabs (bagian yang menonjol) yang akan ditempatkan
pada notches (coakan) padabearing caps. Tabs ini berfungsi untuk
mencegah bearing bergerak horisontal pada shaft. Split-half bearing
biasanya terbuat dari dua tipe metal, permukaan bearing menggunakan
aluminum yang lebih lunak dari logam dan menghantarkan panas yang
baik.
Manfaat dari solid bearing adalah:
i. Biaya penggantian lebih murah.
ii. Menahan berat Radial Load.
Sealing Bearing Page I-9
2) Anti Friction Bearings
Gb. 1.2-8 Konstruksi Anti Friction Bearings
Anti Friction Bearing digunakan pada benda-benda yang berputar, untuk
mengurangi gesekan danmemperkecil gesekan awal pada permukaan bearing
yang rata/datar.
Anti Friction bearing terdiri dari:
a. Ball bearing
b. Roller bearing,
c. Needle bearing
Anti friction bearing tersusun dari beberapa komponen yaitu: Inner
race,Outer race, Ballsatauroller dan Cage.
i. Inner raceatau Cone: cincin baja yang dikeraskan dengan
diberialur untuk pergerakanroller atau ball di bagian luarnya, sering
dipasang pada shaft yang berputar sebagai penyangga bearing.
ii. Outer race:Outer race hampir sama denganInner race, outer
raceadalah cincin baja yang dikeraskan dengan alur untuk pergerakan
ball atau roller di bagian dalam.
iii. Balls atau Rollers: Di antaraInner race danouter race ada
komponen yang berfungsi mengurangi gesekan yang dilakukan oleh
balls, rollers atau tapered rollers. Balls dan Rollers ini terbuat baja
Sealing Bearing Page I-10
yang dikeraskan. Balls atau rollers bergerak bebas di antara inner dan
outerrace.
Gb. 1.2-9 Balls atau Rollers
iv. Cage:Letakcageantarainner race dan outer race yang
digunakanuntuk menjaga jarak ball atau roller yang satu dengan yang
lainnya.
Gb. 1.2-10 Cage
Anti Friction Bearing mengurangi panas dengan cara mengurangi
kontak area yang saling bergesekan. Balls mempunyai contact point
antara inner dan outer race untuk menahan beban sehingga
Sealing Bearing Page I-11
memungkinkan berputar dengan kecepatan tinggi. Lapisan oli lubrikasi
berfungsi memisahkan komponen yang saling berhubungan.
Yang termasuk Anti Friction Bearing:
a. Straight Roller, mempunyai line contact, yang memungkinkan
bisamenahan bebanRadial Load yang lebih besar.
Gb. 1.2-11 Straight Roller
b. Tapered Roller, cara kerjanya sama denganstraight roller.
Taperedbearing sering digunakan di bagian ujungshaft yang berputar
bersama untuk menahanradial load dan menahan gerak ke arah kiri,
kanan shaft (Thrust Load).
c. Needle Bearing cara kerjanya sama denganstraight bearing
dantapered bearingdenganline contact. Sebab dengan diameter yang
lebih kecil, needle bearing bisa digunakan pada pengaplikasian di
tempat-tempat sempit.
Sealing Bearing Page I-12
d. Caged Needle Bearing
Gb. 1.2-12 Caged Needle Bearing
Caged Needle Bearing mempunyai kemampuan beban yang lebihtinggi
dibandingkan denganNeedle bearing dan aplikasinya terbatas pada
celah yang lebih kecil dari 10 inch (245 mm).
Keuntungan Anti Friction Bearing:
i. Tidak ada keausan padashaft
ii. Memperkecil tenaga yang terbuang.
iii. Memungkinkan kecepatan yang lebih tinggi.
B. Pada umumnya bantalan diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu
berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros dan berdasarkan arah beban
terhadap poros.
1) Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros
a. Bearing gelinding
Pada bearing ini terjadi gesekan luncur antara poros dan
bearing karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan
bearing dengan perantaraan lapisan pelumas
b. Bearing luncur
Sealing Bearing Page I-13
Pada bearing ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti
bola, rol, dan rol bulat
2) Berdasarkan arah beban terhadap poros
a. Bearing radial
Arah beban yang ditumpu bearing ini adalah tegak lurus
sumbu
b. Bearing aksial
Arah beban bearing ini sejajar dengan sumbu poros. Bearing
ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak
lurus sumbu poros.
c. Bearing gelinding
Bearing ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan
tegak lurus sumbu poros.
2.1.3. Jenis dan fungsi dari bearing atau bantalan luncur:
1. Bantalan luncur silinder penuh, digunakan untuk poros-poros yang ukuran
kecil berputar lambat dan beban ringan.
2. Bantalan luncur silinder memegas, digunakan pada poros-poros mesin
bubut, mesin frais dan mesin perkakas lainnya.
3. Bantalan luncur blah, digunakan pada poros-poros ukuran sedang dan
besar seperti bantalan pada poros engkol, bantalan poros pada roda
kendaraan dan lain-lain.
4. Bantalan inside, digunakan untuk poros dengan beban yang sering
berubah, misalkan bantalan poros engkol dari poros-poros presisi.
5. Bantalan luncur sebagian, digunakan untuk poros yang berputar lambat,
beban berat tetapi tidak berubah-ubah. Misalkan bantalan pada mesin-
mesin perkakas kepala cekam.
Sealing Bearing Page I-14
6. Bantalan bukan logam, digunakan untuk leher-leher poros yang
memerlukan pendingin zat cair dan tidak mendapat beban berat. Pada
lapisan juga berfungsi sebagai pelumas, bahan lapisan yang digunakan
yaitu karet, plastik dan ebonit.
7. Bantalan luncur tranlasi, digunakan untuk blok-blok luncur gerak lurus,
seperti blok luncur pada batang torak mesin uap dan blok luncur pada
mesin produksi.
2.1.4. Material atau Bahan baku Bearing
1. Besi cor (BC 14 : BC 22), beban dan kecepatan rendah.
2. Brons, dibuat dari tembaga (Cu), timah putih (Sn), timah hitam
(Pb) dan aluminium (Al).
3. Babit, dibuat dari timah putih dan timah hitam dengan bahan dasar
antimon.
4. Logam bubut (metal powder), dibuat dari serbuk brons dan grafit
yang dipadatkan dengan lapisan luar dari baja lunak.
5. Bahan bukan logam, dibuat dari keramik, kayu keras, karet plastik
dan bahan sintesis lainnya.
2.1.5. Aplikasi Penggunaan Bearing
Seperti yang sudah diketahui bearing adalah suatu komponen yang
digunakan untuk menahan poros berbeban, beban tersebut dapat
berupa beban aksial atau beban radial. Maka bearing pada umumnya
digunakan pada pump, turbine, compressor.
2.1.6. Perawatan Umum Bearing (Bantalan Gelinding)
Kontrol rutin bantalan gelinding :
1. Mendengarkan
Letakkanlah sepatang kayu atu obeng atau benda lain yang sejenis
menempel pada rumah bantalan, sedekat mungkin pada lokasi dekat
bantalan. Letakkanlah telinga anda pada ujung batang yang lain dan
Sealing Bearing Page I-15
dengarkan. Jika bantalan masih bagus maka akan terdengar suara yang
lembut, tapi jika rusak makaa akan terdengar suara berisik.
2. Merasakan (meraba)
Kontrol ini suhu bantalan gelinding dilakukan ddengan termometer,
atu dengan cara sederhana dengan menempelkan tangan pada rumah
bantalan. Jika suhu naik tidak seperti biasanya, maka hal tersebut
merupakan indikasi ketidakberesan, seperti: kotoran, kelonggaran,
kelebihan beban, keausan, dan gesekan pada bantalan
3. Melihat
Periksalah kondisi sil yang yang berada didekat bantalan untuk
memastikan cairan panas atau kotoran maupun pengkarat tidak dapat
memasuki bantalan.
4. Melumasi
Pelumasan dengan gemuk : bersihkan dulu nipel dan rumah bantalan
dengan lap, kemudian buka cover rumah bantalan dan bersihkan dari
gemuk yang lama hingga bersih, lalu masukkan grease yang baru.
Pelumasan dengan minyak (oli) : periksalah kembali ketinggian oli dan
isi kembali bila kurang, jika oli harus diganti maka oli lama harus di
tap dan dibersihkan dengan oli yang sejenis sebelum diisi kembali. Oli
yang terdapat dalam bak pelumas cukup diganti sekali saja dalam
setahun asalkan temperatur tidak lebih dari 50C dan tidak terjadi
pencemaran oli selama itu.
Jenis pelumasan bantalan
Pelumasan oli
Oli mineral yang tidak mengandung bahan pelarut harus
digunakan untuk melumasi bantalan gelinding. Pada temperatur diatas
+125C didianjurkan menggunakan oli sintetis, misalnya poyglycol.
Bahan-bahan yang ditambahkan untuk mempertinggi kemampuan
pelumas hanya bila kondisi kerjanya sangat istimewa. Sebagai
pelumas biasanya digunakan oli yang memiliki indeks viskositas dari
Sealing Bearing Page I-16
yang menengah sampai tinggi. Bagaimanapun juga, pada angka
putaran yang tinggi boleh digunakan oli berviskositas rendah, agar
tempratur bantalan tetap rendah.
Petunjuk pelumasan
Bantalan yang dilumasi secar betul tidak akan aus, karena
pelumas mencegah terjadinya kontaak langsung antara komponen
bantalan yang satu dengan yang lain yang terbuat dari logam.
Bantalan gelinding dapat dilumasi dengan oli atau
gemuk/grease. Bantala rol sferis-aksial biasanya harus dilumasi
dengan oli, dan hanya boleh dilumasi dengan gemuk jika angka
putarannya rendah. Bantalan yang ber sil atau berperapat logam suadh
dilumasi untuk “seumur hidup” dari pabriknya.
Pemilihan jenis pelumas pada dasarnya berdasarkan
temperatur dan angka putaran kerja dari bantalan. Gemuk digunakan
bila kondisi kerjanya dibawah normal, dan gemuk juga berfungsi
untuk melindunngi bantalan dari kotoran yang masuk. Pelumasan
dengan oli dianjurkan untuk angka putaran yang tinggi.
Pelumas harus selalu disimpandi tempat yang bersih dan
tertutup, serta ditempatkan di dalam gudang yang kering.
2.1.7. Pengoperasian yang bebas dari kerusakan (Trouble Free Operation)
Untuk dapat melaksanakan TFO maka faktor-faktor penting perlu diperhatikan :
a. Kualitas: Kualitas yang dimaksud adalah kualitas dari bearing yang ada
yang dipengaruhi oleh :
Pemilihan desain. Pemilihan desain ini meliputi perhitungan
penggambaran dan perencanaan.
Sealing Bearing Page I-17
Dukungan teknik dari produsen yang meliputi informasi dan pelatihan.
Training atau seminar tentang bearing kepada konsumen sehingga dapat
memahami karakteristik dari bearing.
R & D produsen untuk mengembangan produknya sesuai dengan
kebutuhan konsumen.
Quality Control.
Bahan dasar bearing
b. Proses pemasangan bearing.
Proses balancing : Pemasangan bearing pada komponen mesin, komponen
tersebut pertama-tama harus benar-benar balance agar bearing dapat
bertahan dengan baik.
Alignment (pengaturan sumbu poros pada mesin harus benar-benar
sejajar).
Proses pemberian beban. Pemberian beban ini harus sesuai dengan jenis
bearing yang digunakan apakah itu beban radial atau beban aksial.
Pengaturan posisi bearing pada poros.
Clearance bearing. Metode pemasangan dan peralatan yang digunakan.
Toleransi dan ketepatan yang diperlukan. Pada saat pemasangan bearing
pada poros, maka toleransi poros pada proses pembubutan harus
diperhatikan karena hal tersebut mempengaruhi keadaan bearing.
c. Environment/lingkungan tempat bearing dioperasikan.
Pemberian Seal pada bearing agar bebas terhadap debu atau air.
Sistem pendinginan bearing jika beroperasi pada suhu tinggi.
Sealing Bearing Page I-18
Sistem pemanasan jika beroperasi pada suhu rendah.
Penyimpanan bearing.
d. Maintenance atau perawatannya yang terbagi menjadi.
Sistem pelumasannya menggunakan olie atau grease.
Pemeriksaaan visual.
Pemonitoran dari kondisi yang ada seperti :
a) Kondisi getarannya.
b) Analisis olinya.
c) Aliran, tekanan dan arus yang mungkin timbul.
d) Pemonitoran secara kontinyu.
e) Sistem perlindungannya seperti rumah bearing, dan lain-lain.
Untuk proses mounting & dismounting atau pemasangan dan pelepasan
bearing dapat dilihat langsung bagian berikut ini.
Gb. 1.2-13 Pemasangan dan pelepasan bearing
Sealing Bearing Page I-19
Pada prakteknya untuk memilih bearing, bearing tersebut harus dihitung
umur pada bearing selama menerima gaya-gaya yang terjadi.
e. Aturan umum yang harus diikuti:
Jika aturan ini tidak diikuti, maka akan menyebabkan umur bearing
berkurang akibat dari kegagalan bearing itu sendiri.
1. Selalu biarkan bearing terbungkus dan disegel dengan baik dalam kotaknya
sampai siap untuk digunakan.
2. Selalu gunakan sarung tangan yang bersih untuk memegang bearing.
3. Simpan bearing tersegel pada bungkus aslinya di tempat yang bersih dan
kering serta bebas dari getaran.
4. Jangan pernah gunakan bearing untuk mengecek diameter shaft atau housing
bearing.
5. Lakukan cleaning apabila bearing digunakan untuk aplikasi bersuhu
tinggi/rendah atau grease yang tersedia tidak kompatibel dengan bearing
preservative.
6. Selalu keringkan bearing setelah cleaning.
7. Jangan biarkan bearing berputar ketika cleaning dilakukan dengan
menggunakan udara kompresor yang kering.
8. Bearing juga harus dibersihkan apabila telah terkontaminasi atau jika
dilakukan penggantian jenis grease.
9. Bearing besar dengan preservative yang tebal juga harus dibersihkan (OD
440mm atau lebih).
10. Gunakan pelarut (solvent) yang bersih ketika melakukan cleaning.
Sealing Bearing Page I-20
11. Jangan pernah memutar bearing yang kering.
12. Bearing yang sudah memiliki grease lebih dulu, tertutup dan terlindungi tak
perlu dilakukan cleaning.
2.1.8. Kerusakan Bearing
Kerusakan bearing dapat disebabkan karena:
a. Kesalahan bahan :
Faktor produsen: yaitu retaknya bearing setelah produksi baik
retak halus maupun berat, kesalahan toleransi, kesalahan celah
bearing.
Faktor konsumen: yaitu kurangnya pengetahuan tentang
karakteristik pada bearing.
b. Penggunaan bearing melewati batas waktu
penggunaannya (tidak sesuai dengan petunjuk buku fabrikasi
pembuatan bearing).
c. Pemilihan jenis bearing dan pelumasannya
Pemilihan jenis bearing dan pelumasannya yang tidak sesuai
dengan buku petunjuk dan keadaan lapangan (real).
d. Beban berlebihan (excessive loads).
Beban harus sesuai dengan kekuatan design dari bearing
sebuah mesin adalah beban
tersebut dipikul/ditanggung oleh bearing. Jika beban terlalu besar
maka bearing mengalami premature fatigue, yaitu
kelelahan dini selanjutnya terjadilah kerusakan dini/ premature.
Akibatnya kerusakan part ini dapat menimbulkan kerusan part lain
dan menimbulkan kerugian yang lebih besar.
Sealing Bearing Page I-21
Premature fatigue dapat juga disebabkan oleh : Tight-fit,
brinelling, dan improper preloading. Tight-fit, ini terjadi karena
poros terlalu besar terhadap inner race bearing, sehingga inner-
race menanggung beban dari dimeter shaft yang kebesaran.
( menjepit shaft sebagai beban permanen). Dengan meneliti bentuk
atau ciri kerusakan kita dapat memperkirakan penyebab kerusakan.
Gb. 1.2-13 tanda-tanda kerusakan pada bearing
Tanda kerusakan, hampir semua bagian-bagian bearing
mengalami bocel ( ball, inner, outer ) yang paling berat
mengalami bocel inner race lihat gambar .
Penyebab kerusakan : beban terlalu berlebihan. Beban
berlebihan dapat menimbulkan panas yng berlebihan pula.
Cara mengatasi ialah; mengurangi beban, tetapi jika
tidak mungkin maka harus memperbesar bearing
e. Korosi
Salah satu masalah cukup besar kerusakan bearing yaitu
masalah karatan atau korosi. banyak bearing tidak dapat mencapai
umur pakai yang seharusnya. Kerugian besar tentu diderita, bahkan
kerusakan yang lebih besar bisa terjadi jika kerusakan bearing
tidak cepat diketahui. Indikasi dari kerusakan ini , jika ball, race-
Sealing Bearing Page I-22
way dan cage berwarna merah/coklat Sebab-sebabnya, bearing
dalam kondisi pengaruh cairan yang corrosive , misal cairan yang
mengandung asam atau udara corrosive.
Cara mengatasi : Cegah pengaruh atau percikan cairan
corrosive. Pastikan breather masih dalam kondisi baik. Jika
memakai grease. pasang sealed bearing, jika mungkin gantilah
pelumas secara berkala.
Gb. 1.2-14 korosi pada bearing
b. Kerusakan akibat fatigue.
Kerusakan akibat kelelahan ini umumnya ditandai dengan
terlepasnya sebagian material retak dan terkelupas disepanjang
lintasan ball. Retakan & terkelupas ini bisa terjadi pada inner ring,
outer ring dan ball. Keretakan sedikit saja mengakibatkan
kerusakan permukaan lain lebih cepat. Jika motor mendadak
vibrasinya tinggi, ini kemungkinan indikasi dari kasus fatigue.
Perbaikannya, harus segera mengganti bearing baru, mungkin
karena umur bearing sudah mencapai batas normal.
Tetapi mungkin juga harus mengganti dan memilih bearing
dengan bearing yang mempunyai ketahanan fatigue lebih tinggi.
Kita perlu tahu memilih bearing yang telah memiliki reputasi
tinggi dalam ketahanan. Setiap kita memperbaiki suatu kerusakan,
Sealing Bearing Page I-23
perlu melihat bagian yang rusak. dengan melihat kita dapat
menganalisa sebab-sebab kerusakan, kemudian kita harus berusaha
agar tidak akan terjadi kerusakan yang sama untuk yang akan
datang.
c. Kerusakan karena tight fit
Bila bearing bore terlalu sempit terhadap poros / shaft ,
inner-race sangat sulit dimasukan keporos (interference fits terlalu
kecil), mengakibatkan hal yang buruk sekali. Akibatnya yang
terjadi yaitu :
Timbul semacam preload, inner race menanggung beban atau
tegangan.
Inner bisa strees karena harus menahan beban permanen dari
besarnya shaft.
Timbul tegangan pada inner dan mungkin terpaksa
mengembang keluar.
Akibatnya internal clearence di ball bertambah kecil, maka
ball teralalu sempit geraknya.
Maka ball menanggung beban yang berlebihan, kemudian
timbulah panas yang berlebihan.
Jika di jalankan terus, bearing mengalami cepat aus dan
premature fatigue
Tanda kerusakan yaitu lintasan ball di inner dan outer
melebar dan berubah warna (biru/ coklat atau merah) seperti
overheating. Perbaikannya yaitu shaft harus di ganti atau
direkondisi sehingga antara bearing dan shaft sligtly-fit.
Sealing Bearing Page I-24
Lihatlah clearence yang tepat pada tabel interference fits /
clearence bearing , karena besar bearing menentukan harga tsb.
Misal : bore inner sama dengan diameter shaft, maka cara
memasangnya harus memanaskan bearing dengan apa dan berapa
maximum temperature yang diperbolehkan. Pemanasan bearing
tidak diperbolehkan dengan nyala api. yang dianjurkan adalah
dengan electrical heater atau direbus dengan lub oil panas dengan
panas yang dikontrol.
d. Pemasangan bearing
Pemasangan bearing pada poros yang tidak hati-hati dan tidak
sesuai standart yang ditentukan. Kesalahan pada saat pemasangan,
diantaranya :
Pemasangan yang terlalu longgar, akibatnya cincin dalam atau
cincin luar yang berputar yang menimbulkan gesekan dengan
housing/poros.
Pemasangan yang terlalu erat, akibatnya ventilasi atau celah
yang kurang sehingga pada saat berputar suhu bearing akan
cepat meningkat dan terjadi konsentrasi tegangan yang lebih.
Terjadi pembenjolan pada jalur jalan atau pada roll sehingga
bearing saat berputar akan tersendat-sendat.
Pemasangan yang tidak sejajar maka akan menimbulkan
guncangan pada saat berputar yang dapat merusak bearing.
Perbaikannya yaitu shaft harus di ganti atau direkondisi
sehingga antara bearing dan shaft sligtly fit. Lihatlah clearence yang
tepat pada tabel interference fits/clearence bearing , karena besar
bearing menentukan harga tersebut. Rumah/ tempat bearing harus di
rekondisi agar cukup persisi sebagai tempat dudukan bearing.
Misal : bore inner sama dengan diameter shaft, maka cara
memasangnya harus memanaskan bearing.
Sealing Bearing Page I-25
e. Terjadi misalignment
Terjadi misalignment, dimana kedudukan poros pompa dan
penggeraknya tidak lurus, bearing akan mengalami vibrasi tinggi.
Pemasangan yang tidak sejajar tersebut akan menimbulkan
guncangan pada saat berputar yang dapat merusak bearing.
Kemiringan dalam pemasangan bearing juga menjadi faktor
kerusakan bearing, karena bearing tidak menumpu poros dengan
tidak baik, sehingga timbul getaran yang dapat merusak komponen
tersebut.
f. Unbalance (tidak imbang)
Karena terjadi unbalance (tidak imbang)seperti pada
impeller, dimana bagian-bagian pada impeller tersebut tidak
balance (salah satu titik bagian impeller memiliki berat yang tidak
seimbang). Sehingga ketika berputar, mengakibatkan putaran
mengalami perubahan gaya disalah satu titik putaran (lebih terasa
ketika putaran tinggi), sehingga berpengaruh pula pada putaran
bearing pada poros. Unbalance bisa terjadi pula pada poros, dan
pengaruhnya pun sama, yaitu bisa membuat vibrasi yang tinggi dan
merusak komponen.
g. Pelumas rusak.
Lubrikan adalah bahan dan bagian paling pokok dari proses
kerja bearing, lapisan tipis lubrikan (oil film) harus selalu ada
diantara ball , cage, inner race dan outer race, yang berfungsi
menghilangkan gesekan dan pendinginan. Kerusakan lubrikan
berakibat hilangnya atau rusaknya oil film berakibat kerusakan
bearing. Sebab Kerusakan lubrikan :
Kontaminasi dengan kotoran/debu/partikel.
Kontaminasi dengan air, kondesasi udara, cairan2 lain.
Sealing Bearing Page I-26
Tercampur dengan lubrikan lain yang tidak kompatibel.
Panas berlebih (overheating) saat dioperasikan, kemudian
temperature lubrikan berlebihan, sehingga sifat lubrikasinya
hilang, achirnya panas naik terus.
(a)
Gb. 1.2-14. (a) dan (b) dan indikasi kerusakan akibat kontaminasi
Beberapa cara untuk mencegah kerusakan lubrikasi adalah :
Jika menyimpan pelumas, jangan biarkan drum penyimpan
pelumas terbuka, meskipun dalam ruang tertutup. Jika drum
dilapangan terbuka, jangan letakan drum menghadap ke atas,
atau harus ditutup dengan penutup yang tahan sobek.
Sealing Bearing Page I-27
Pada mesin, harus selalu dipastikan “breather” masih berfungsi
dengan baik. Untuk mencegah masuknya kelembaban dan
kontaminan lain.
Harus selalu di adakan pemeriksaan/test kondisi lubrican (untuk
reservoir dengan isi besar). untuk reservoir kecil perlu diganti
secara regular.
Jangan menambah/ mencapur lubrican yang berbeda merk.
Pilihlah viscositas yang sesuai pada pemakaian tertentu.
Pengotoran dari debu atau daerah sekitarnya yang akibatnya
bearing akan mengalami keausan dan berputarnya dengan
bushing.
2.1.9. Pembacaan Nomor Nominal Pada Bearing Gelinding.
Dalam praktek, bearing gelinding standart dipilih dari katalog bearing. Ukuran
utama bearing adalah:
1. Diameter lubang
2. Diameter luar
3. Lebar
4. Lengkungan sudut
Nomor nominal bearing gelinding terdiri dari nomor dasar dan nomor
pelengkap. Nomor dasar yang ada merupakan lambang jenis, lambang
Sealing Bearing Page I-28
ukuran(lambang lebar, diameter luar). Nomor diameter lubang dan lambang sudut
kontak penulisannya bervariasi tergantung produsen bearing yang ada.
a. Bagian Nomor nominal A B C D
A menyatakan jenis dari bearing yang ada.
Jika A berharga :
0 : Maka hal tersebut menunjukkan jenis Angular contact ball bearings,
double row.
1 : Maka hal tersebut menunjukkan jenis Self-aligning ball bearing.
2 : Maka hal tersebut menunjukkan jenis spherical roller bearings and
spherical roller thrust bearings.
3 : Maka hal tersebut menunjukkan jenis taper roller bearings.
4 : Maka hal tersebut menunjukkan jenis Deep groove ball bearings, double
row.
5 : Maka hal tersebut menunjukkan jenis thrust ball bearings.
6 : Maka hal tersebut menunjukkan jenis Deep groove ball bearings, single
row.
7 : Maka hal tersebut menunjukkan jenis Angular contact ball bearings,
single row.
8 : Maka hal tersebut menunjukkan jenis cylindrical roller thrust bearings.
B menyatakan lambang diameter luar.
1. Jika B berharga 0 dan 1 menyatakan penggunaan untuk beban yang sangat
ringan.
2. Jika B berharga 2 menyatakan penggunaan untuk beban yang ringan.
3. Jika B berharga 3 menyatakan penggunaan untuk beban yang sedang.
4. Jika B berharga 4 menyatakan penggunaan untuk beban yang berat.
C dan D menyatakan lambang diameter dalam.
Sealing Bearing Page I-29
Untuk bearing yang berdiameter 20 - 500 mm, kalikanlah 2 angka lambang
tersebut untuk mendapatkan diameter lubang sesungguhnya dalam mm.
Nomor tersebut biasanya bertingkat dengan kenaikan 5 mm tiap tingkatnya.
2.2. Seals dan Gaskets
Gb. 1.2-15 Seals
Untuk memperhalus pengoperasian dan mengurangi keausan, hampir semua
gear dan bearing memerlukan pelumasan yang terus menerus. Maka untuk
menjaga keberadaanpelumas di sekeliling komponen-komponen yang
bergerak dan menjaga agar cairan pelumas tersebut jangan sampai keluar dan
menjaga agar kotoran dan debu jangan masuk ke sistem maka diperlukan
seal.
Fungsi dari seal yaitu:
i. Menjaga kebocoran pelumas (lubrikasi).
ii. Menjaga kotoran dan material lain masuk ke sistem.
iii. Memberikan batasan cairan supaya tidak tercampur.
iv. lebih fleksibel terhadap komponen yang bergerak dan tidak bocor.
v. Melapisi permukaan yang tidak rata.
vi. Komponen tidak cepat rusak.
Sealing Bearing Page I-30
Seal diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu:Static Seal danDynamic
Seal.
a. Static Seal
Static Seal digunakan pada permukaan yang tidak ada gerakan pada
duapermukaan yang dilapisi. Yang termasukStatic seal adalah: O-ring
seal,gasket dan liquid gasket.
b. Dynamic Seal
Dynamic seal dipakai pada komponen yang bergerak antara
permukaansatu denganyang lainya. Sedangkan yang
termasukDynamic seal adalah:O-ring seals, Lip seals, Duo Cone seals
dan packing rings.
Gb. 1.2-16 Jenis-jenis Seal
Berikut akan dijelaskan mengenai jenis-jenis seal:
a. Gaskets.
Gasket adalah salah satu jenisseal yang banyak digunakan padacelah yang
kecilpada komponen yang diam. Beberapa tempat yang menggunakan gasket
Sealing Bearing Page I-31
misalnya antara cylinder head danblock, antara block dan oil pan.Permukaan
yang memakai gasket harus rata, bersih, kering dan tidak ada goresan.
Gb. 1.2-17 Gasket
Kekencangan pengikat dua permukaan yang menggunakan gasket sangat
penting, selalu berpedoman pada spesifikasi torque untuk mencegah
kebocoran.
b. O-rings
Gb. 1.2-18. PemakaianO-ring Seal
Sebuah O-ring adalah bentuk cincin yang sangat lunak yang
terbuat dari bahan alami atau karetsynthetic atau plastik. Dalam
pemakaianyaO-ring biasanya dikompres antara duapermukaan sebagai
seal,O-ring sering digunakan sebagai static seal yang fungsinya
samadengangasket.
Sealing Bearing Page I-32
Untuk penyekat pada aplikasi yang bertekanan tinggi di atas 5500
kPa(800 psi) seringO-ring ditambahkan denganback-up ring untuk
mencegah kebocoran yang ditimbulkan oleh adanya celah antara dua
permukaan. Pressure back-up ring biasanya terbuat dari bahan plastik
yang berfungsi untuk memperpanjang usiaO-ring. Pada saat
pemasanganO-ring seal, yakinkansemua permukaan bersih dari kotoran
dan debu. PeriksaO-ring seal dari kotoran, debu, goresan (screth) dan
cacat lainya yang akan menyebabkan kebocoran.
c. Lip Seals
Gb. 1.2-19 Lip Seals
Lip seal adalah jenisdynamic seal yang banyak digunakan padakontruksi
alat berat.Lip seal memikul semua jenis kondisi pengoperasian dan
mencegah tidak beroperasinyamachinekarena panas yang diakibatkan
gesekan atau juga mencegah bercampurnya pelumas atau cairan.Lip Seal
juga menahan perpindahan gerakan di antara dua komponen yang
Sealing Bearing Page I-33
dibatasi.Lip seal relatif sangat mudah dilepas pada saat perbaikan atau
penggantian komponen.
Gb. 1.2-20 Seal dengan Ring
Jenis lip seal adalah:
Radial lip seal dan
Radial lip seal menahan permukaanshaft dengan tekanan
cairandan garter spring. Garter spring menekan bibirseal ketika
tekanan cairan rendah. Pada operasi yang sebenarnyaseal dibantu
oleh lapisan tipis oli antara bibirseal danshaft, ini supaya bisa
melumasi bibirseal dan mencegah kebocoran.
Dirt excluding lip seals.
Dirt excluding lip seal digunakan untuk membersihkan kotoran
padacylinder. Radial lip seal digunakan untuk mencegah
kebocoran padaperputaranshaft dan dibuat dengan bermacam-
macam bentuk dan ukuran disesuaikan dengan aplikasi
pemasangannya. Internal lip seal mempunyai bibirseal di
diameter dalam. External radial lip seal mempunyai bibirseal
pada diameter luar dariseal tersebut.
Sealing Bearing Page I-34
Gb. 1.2-21 Radial Lip Seal
d. Duo Cone Seal
Duo cone seal dibuat untuk menjaga kotoran tidak masuk kedalam
sistem dan menjaga kebocoran cairan pelumas pada area yang luas.
Duo cone seal harus bisa menahan karat yang lebih lama dengan sedikit
perawatanDuo cone seal lebih bisa menahan kebengkokanshaft, end
play dan beban yang tiba-tiba. Duo cone seal terdiri dari dua ring yang
biasanya terbuat darikaret, dipasangkan pada dua groove metal
retaining ring.
Sealing Bearing Page I-35
Gb. 1.2-22 Duo Cone Seal
Gb. 1.2-23 Struktur Duo Cone Seal
Rubber rings bekerja sama dengan metal rings berfungsi sebagaiseal.
Rubber ring juga sebagai bantalan untuk metal rings dan menjaga
kerataan permukaan pada saatshaft berputar selamamachine beroperasi.
Kehalusan permukaan metal rings bersama-sama dengankekentalan oli
melapisishaft.
2.2.1. Material atau Bahan Baku Sealing
Sealing Bearing Page I-36
Pembuatan seal dapat dilakukan dengan menggunakan material
penyusun yaitu material Nitrile Rubber (NBR), Viton, PolyUrethane (PU),
Silikon, Ethylene propylene Rubber (EPDM), Neoprene, Hydrogenater
Rubber (NHBR), Flourine Rubber (FR).
a. Bahan Pembuat Seal Tape
Seal tape terbuat dari poly(tetrafluoroethylene)/PTFE yang
diproduksi dengan teknologi modern untuk menghasilkan produk yang
berkualitas. Teknologi ini menghasilkan lapisan yang tebal dan
kekenyalan tertentu, sehingga dapat diaplikasi pada instalasi pipa PVC
atau galvanis yang dipakai untuk gas, air tekanan tinggi, pipa
pemadam api. “Fungsi utama seal tape untuk mencegah kebocoran
pada sambungan kran dan sambungan pipa yang memiliki ulir. Namun
untuk fungsi pemakaian dapat dibedakan menjadi pipa air bertekanan
rendah, tinggi, gas, dan pipa pemadam api,” jelas Wolfry Pradipta ,
Brand Supervisor PT Anggun Permai Sempurna, Produsen seal tape
merek Onda.
b. Keunggulan Produk
Seal tape Onda memiliki keunggulan yang berbeda dari Seal
tape pada umumnya. Selain lebih tebal dan kenyal, material ini dapat
diaplikasi pada pemakaian yang berbeda. Saat terpasang pada
sambungan, Seal tape mampu menahan panas hingga 250 derajat
celcius dan density Seal tape warna lebih rapat ketimbang produk lain.
“Tidak semua Seal tape di pasaran dapat dipakai untuk instalasi khusus
seperti gas dan pemadam api, sedang yang terjadi saat ini, semua
fungsi pemakaian disama-ratakan, sehingga dapat mengakibatkan
kebocoran ada ulir dan Seal tape tidak dapat bertahan lama,” kata
Wolfry. Kita dapat membedakan pemakaian Seal tape Onda
berdasarkan warna yang melambangkan fungsinya, yaitu air, gas dan
yang lainnya. Seal tape putih dipakai pada pipa PVC dan galvanis
Sealing Bearing Page I-37
untuk air bertekanan rendah, jenis ini paling banyak dipakai pada
instalasi kamar mandi, toilet, dapur dan lain-lain. Panjang satu
gulungnya 10 meter.
Seal tape Onda biru diapakai pada instalasi pipa air bertekanan
tinggi dan kran yang ekslusif. Biasa dipakai pada sambungan-
sambungan pompa yang memiliki tekanan tinggi. Misal sambungan
pompa pada pipa yang memanfaatkan air tanah. “Seal tape Onda biru
lebih tebal dan kenyal dibanding yang putih, panjang satu gulungnya
15 meter,” tutur Wolfry.
Seal tape Onda kuning dapat dipakai untuk saluran pipa
gas,kompresor dan lain-lain. Selain itu, cocok untuk area yang
memiliki intensitas bahan kimia, karena seal tape lebih tahan dan kuat.
Seal tape Onda merah digunakan pada alat pemadam api yang
dipasang di rumah maupun gedung bertingkat. Tahan terhadap tekanan
air yang tinggi dan lebih efisien, karena mampu menutup ulir dengan
sempurna.
Sealing Bearing Page I-38
Gb. I.2-24 seal teap
Seal atau Gasket kits berguna sebagai penahan tekanan oli
yang bergerak secara rotasi dan terus-menerus dengan tingkat tekanan
yang sangat tinggi. Oleh karena tekanan yang dihasilkan dari
dorongan tersebut sangat tinggi maka harus ada komponen penahan
yang kuat namun elastis, yaitu Seal atau Gasket.
a. Bahan Pembuatan seal Power Steering
Seal Power Steering didesain dengan bahan yang tahan
terhadap tekanan tinggi, panas, serta bersifat elastis. Bahan tersebut
biasanya terbuat dari bahan karet komposit dengan beberapa lapisan
teflon anti panas, sehingga seal Power Steering bisa tahan pada
temperatur tertentu. Bahan yang terbaik untuk seal Power Steering
Sealing Bearing Page I-39
saat ini adalah bahan Vitton, dimana bahan ini sudah mengalami uji
coba untuk keperluan mekanisme hidrolis industri dan teruji sebagai
bahan yang paling baik diantara semua jenis bahan karet untuk
Seal/Gasket.
Jadi seal yang digunakan untuk Power Steering haruslah
Orisinil, karena bahan yang digunakan untuk seal orisinil adalah
bahan Vitton kualitas tinggi dengan lapisan teflon anti panas. Berbeda
dengan seal imitasi, dimana bahan yang dipakai adalah karet lateks
biasa dengan nilai kompositnya tidak melebihi 50% dengan lapisan
teflon kualitas rendah. Untuk itu sebaiknya setiap penggunaan seal
Power Steering harus yang orisinil guna menjaga keawetan dan
kelangsungan kerja Power Steering tersebut supaya bisa lebih tahan
lama.
2.2.2. Masalah Yang Biasa terjadi pada Seal
Kegagalan seal di lapangan selama ini bisa digolongkan menjadi 2 kategori:
a. Membuka/ terpisahnya Sealfaces dimana seharusnya saling menekan, atau
b. Salah satu komponen MechanicalSeal rusak akibat kontak, panas atau
korosi.
Harap diingat, saat kita akan memecahkan permasalahan
MechanicalSeal , hanya ada 3 (tiga) hal yang bisa dilihat kasat mata:
a. Bukti-bukti adanya of rubbing/gesekan pada sealface.
b. Bukti-bukti kerusakan termasuk korosi, kerusakan fisik, perubahan warna
salah satu komponen. Komponen sebagian besar MechanicalSeal terdiri
atas 3 hal, yakni metal parts, kombinasi 2 Sealface, dan karet-karet/wedge.
c. Sisa fluida proses/produk yang menempel pada komponen yang
seharusnya bergeser/bergerak dinamis sehingga menyebabkan kemacetan,
Sealing Bearing Page I-40
atau yang menempel pada sela Sealface sehingga mengakibatkan Sealface
terpisah.
Berikut ini ditunjukkan beberapa penyebab terpisahnya Sealface:
A. Elastomer dinamis (O-ring) yang didesain untuk bisa bergerak maju
mundur, macet. Kemacetan ini disebabkan oleh:
a. Ukuran shaft terlalu besar , atau pemilihan ukuran MechanicalSeal tidak
tepat. Diperlukan toleransi sekitar + 0.000 – 0.002 inch (+ 0,00 – 0,05
mm) .
b. Permukaan shaft terlalu kasar . Sebagian besar Manufaktur MechanicalSeal
menginginkan kehalusan permukaan shaft setidaknya 32 R.M.S. (0,8
micro meters) pada area dimana dynamic elastomer berada.
c. Fluida yang dipompa menjadi penyebab elastomer melekat pada shaft.
Dynamic O-ring dapat menimbulkan panas jika terjadi misalignment
antara shaft dan permukaan stuffing box. Pergerakan elastomer yang cepat
akan menimbulkan panas di tempat dan menjadi penyebab lebih cepat
terjadinya hal-hal berikut:
o Fluida proses atau produk berjenis kental akan mengeras (lem dan
cat).
o Terjadi kristalisasi (sirup gula dan caustic).
o Terjadinya lapisan pada shaft (produk petroleum akan membentuk
gumpalan atau coke pada temperatur tertentu, atau air yang
mengandung mineral akan membentuk lapisan kerak calcium).
d. Kotoran atau partikel solid menghalangi pergerakan elastomer (o-ring)
e. Bahan kimia yang ditambahkan pada air proses atau air yang tidak larut
bisa terkumpul pada titik sentuhan sliding sliding elastomer. Bahan kimia
yang dikandung fluida proses, mengubah sifat fisik dan kimiawi elastomer
Sealing Bearing Page I-41
dan menyebabkan kagagalan elastomer dan menyebabkan terhalangnya
pergerakan elastomer. Pada beberapa kasus, elastomer yang terkena
chemical attack mengempis dan menyebabkan Sealfaces terpisah, bahkan
saat pompa dalam keadaan standby (tidak beroperasi).
f. Shaft atau sleeve diperkeras dengan coating maupun hardening sehingga
baut-baut kecil / set screws tergelincir / slipped. Pada banyak Industri yang
tadinya menggunakan packing, sleeve-sleeve dari shaft pompa di perkeras
agar tahan aus terhadap gesekan packing.
g. Mechanical Seal kehilangan kompresi:
Akibat salah setting kompresi. Setting kompresi antar tipe
MechanicalSeal berbeda, apalagi antar Merek atau Brand. Contoh:
Amat tidak bijaksana jika menggunakan petunjuk setting kompresi
Flowserve untuk pemasangan MechanicalSeal Burgman. Untuk itu,
hubungilah perwakilan perusahaan MechanicalSeal yang bersangkutan
dan yang sigap merespon permintaan data setting kompresi.
(Berdasarkan pengalaman di lapangan, diantara sekian banyak
Merek/Brand MechanicalSeal, John Crane terbukti responsif terhadap
keluhan customer. Biasaya mereka hanya perlu waktu 3 hari dari saat
komplain ditulis di situs John Crane International hingga
perwakilannya menghubungi anda. Bandingkan dengan Perusahaan
MechanicalSeal lainnya).
Akibat penyetelan impeller yang dilakukan setelah MechanicalSeal
terpasang di shaft. Masalah ini sering terjadi pada pompa A.N.S.I.
Akibat penyetelan (adjustment) Impeller tipe ‘open’ untuk mengatasi
keausan normal. Spesifikasi pompa dengan impeller tipe ini memang
memberi toleransi keausan pada impeller dan casing sebesar 0.125
inch (3 mm) dan tetap dapat di setel untuk mendapatkan efisiensi
pompa. Anda tahu bukan apa yang akan terjadi, bahwa rata-rata
Sealing Bearing Page I-42
mechanical seal memiliki ujung carbon sealface hanya sekitar 0.125
inch (3 mm).
Akibat perubahan temperatur di lokasi terpasangnya MechanicalSeal.
Ingat: setiap satu inch stainless steel shaft, akan memuai sebanyak
1/1000 inch setiap kenaikan suhu sebesar 100 Fahrenheit (
0.001″/1″/100°F ). Dalam satuan Metric, tingkat muainya adalah
sebesar 0,001 mm/1 mm shaft setiap kenaikan temperatur sebesar
50°C.
h. Spring atau Per, atau Bellows tidak berfungsi baik.
Salah pilih tipe mechanicalseal, Produk yang mengandung solid
dipilihkan tipe multispring. Produk membuat spring clogging dan
macet.
Kondisi misalignment berlebihan menyebabkan terjadinya flexing
pada spring atau bellows sehingga terjadi kelelahan material (material
fatigue).
i. Ada sesuatu yang menghalangi MechanicalSeal bergerak dengan bebas,
antara lain :
Produk bersifat kental. Harap diingat bahwa beberapa produk menjadi
lebih kental dengan adanya adukan. Produk-produk ini disebut
dilatants (cream menjadi butter dengan adukan)
j. Adanya sirkulasi flushing atau cooling system dari discharge pompa yang
menderas langsung ke Mechanical Seal dan mengganggu gerakannya.
Sealing Bearing Page I-43
Adanya obyek asing di dalam stuffing box.
Adanya partikel gasket yang terlepas dan mengenai bagian Mechanical
Seal yang bergerak.
k. Sealface mengalami distorsi akibat temperatur atau tekanan.
l. Penguapan product yang terjadi di antara 2 Sealfaces
2.2.3. Perawatan Seal
Perawatan seal adalah penggunaan senyawa sintetis yang dapat
mengembalikan sifat elastisitas dan menyusut katup mengeras stem seal dalam
mesin pembakaran internal. Pengobatan Seal digunakan dengan kegunaan
sebagai berikut :
mengembalikan sifat elastisitas untuk katup seal yang mengeras.
mengembalikan seal ke bentuk yang semula.
Aktifkan seall untuk memberikan yang tepat dan mencegah seal melewati
minyak mesin.
Perawatan yang dilakukan ini berfungsi untuk mencegah pengerasan dan
menyusutnya katup batang stempel yang menghasilkan pembakaran minyak dan
emisi berasap, mencegah kebocoran dan memperpanjang umur segel dan
memungkinkan kinerja yang optimal dari peralatan untuk lebih lama dalam
penggunaan seal karena kembalinya elastisitas dan ketahanan dari seal itu sendiri.
Sealing Bearing Page I-44
BAB III
PEMBAHASAN
Bearing adalah suatu komponen yang berfungsi untuk
mengurangi gesekan pada machine atau komponen-komponen yang
bergerak dan saling menekan antara satu dengan yang lainnya. Bearing
digunakan untuk menahan /menyangga komponen-komponenyang
bergerak. Bearing biasanya dipakai untuk menyangga perputaran pada
shaft, dimana terjadi sangat banyak gesekan.
Fungsi bearing secara umum antara lain mengurangi gesekan,
panas dan aus., menahan bebanshaft danmacine, menahanradial load
danthrust load, menjaga toleransi kekencangan, dan mempermudah
pergantian dan mengurangi biaya operasional. Jenis dan fungsi dari
bearing atau bantalan luncur antara lain bantalan luncur silinder penuh,
digunakan untuk poros-poros yang ukuran kecil berputar lambat dan beban
Sealing Bearing Page I-45
ringan, bantalan luncur silinder memegas, digunakan pada poros-poros
mesin bubut, mesin frais dan mesin perkakas lainnya, bantalan luncur
blah, digunakan pada poros-poros ukuran sedang dan besar seperti
bantalan pada poros engkol, bantalan poros pada roda kendaraan dan lain-
lain, bantalan inside, digunakan untuk poros dengan beban yang sering
berubah, misalkan bantalan poros engkol dari poros-poros presisi, bantalan
luncur sebagian, digunakan untuk poros yang berputar lambat, beban berat
tetapi tidak berubah-ubah. Misalkan bantalan pada mesin-mesin perkakas
kepala ceka, bantalan bukan logam, digunakan untuk leher-leher poros
yang memerlukan pendingin zat cair dan tidak mendapat beban berat. Pada
lapisan juga berfungsi sebagai pelumas, bahan lapisan yang digunakan
yaitu karet, plastik dan ebonite, dan bantalan luncur tranlasi, digunakan
untuk blok-blok luncur gerak lurus, seperti blok luncur pada batang torak
mesin uap dan blok luncur pada mesin produksi.
Material atau Bahan baku Bearing antara lain Besi cor (BC 14 : BC
22), beban dan kecepatan rendah, Brons, dibuat dari tembaga (Cu), timah
putih (Sn), timah hitam (Pb) dan aluminium (Al), Babit, dibuat dari timah
putih dan timah hitam dengan bahan dasar antimony, Logam bubut (metal
powder), dibuat dari serbuk brons dan grafit yang dipadatkan dengan
lapisan luar dari baja lunak dan Bahan bukan logam, dibuat dari keramik,
kayu keras, karet plastik dan bahan sintesis lainnya. Aplikasi Penggunaan
Bearing seperti yang sudah diketehui bearing adalah suatu komponen yang
digunakan untuk menahan poros berbeban, beban tersebut dapat berupa
beban aksial atau beban radial. Maka bearing pada umumnya digunakan
pada pump, turbine, compressor.
Kontrol rutin yang dilakukan untuk perawatan bantalan gelinding
(bearing) antara lain mendengarkan dengan cara meletakkan sebatang kayu
atu obeng atau benda lain yang sejenis menempel pada rumah bantalan,
sedekat mungkin pada lokasi dekat bantalan. Letakkanlah telinga anda
pada ujung batang yang lain dan dengarkan. Jika bantalan masih bagus
Sealing Bearing Page I-46
maka akan terdengar suara yang lembut, tapi jika rusak makaa akan
terdengar suara berisik, merasakan (meraba) kontrol ini suhu bantalan
gelinding dilakukan ddengan termometer, atu dengan cara sederhana
dengan menempelkan tangan pada rumah bantalan. Jika suhu naik tidak
seperti biasanya, maka hal tersebut merupakan indikasi ketidakberesan,
seperti: kotoran, kelonggaran, kelebihan beban, keausan, dan gesekan pada
bantalan, lalu melihat dengan cara melihat kondisi sil yang yang berada
didekat bantalan untuk memastikan cairan panas atau kotoran maupun
pengkarat tidak dapat memasuki bantalan dan melumasi.
Untuk memperhalus pengoperasian dan mengurangi keausan,
hampir semua gear dan bearing memerlukan pelumasan yang terus
menerus. Maka untuk menjaga keberadaanpelumas di sekeliling
komponen-komponen yang bergerak dan menjaga agar cairan pelumas
tersebut jangan sampai keluar dan menjaga agar kotoran dan debu jangan
masuk ke sistem maka diperlukan seal.
Fungsi dari seal antara lain menjaga kebocoran pelumas
(lubrikasi), menjaga kotoran dan material lain masuk ke sistem,
memberikan batasan cairan supaya tidak tercampur, lebih fleksibel
terhadap komponen yang bergerak dan tidak bocor, melapisi permukaan
yang tidak rata dan komponen tidak cepat rusak. Seal diklasifikasikan
menjadi dua bagian yaitu:Static Seal danDynamic Seal.
Pembuatan seal dapat dilakukan dengan menggunakan material
penyusun yaitu material Nitrile Rubber (NBR), Viton, PolyUrethane (PU),
Silikon, Ethylene propylene Rubber (EPDM), Neoprene, Hydrogenater
Rubber (NHBR), Flourine Rubber (FR). Perawatan seal adalah
penggunaan senyawa sintetis yang dapat mengembalikan sifat elastisitas
dan menyusut katup mengeras stem seal dalam mesin pembakaran internal.
Pengobatan Seal digunakan dengan kegunaan sebagai berikut yaitu
mengembalikan sifat elastisitas untuk katup seal yang mengeras,
Sealing Bearing Page I-47
mengembalikan seal ke bentuk yang semula. Dan aktifkan seal untuk
memberikan yang tepat dan mencegah seal melewati minyak mesin.
Perawatan yang dilakukan ini berfungsi untuk mencegah
pengerasan dan menyusutnya katup batang stempel yang menghasilkan
pembakaran minyak dan emisi berasap, mencegah kebocoran dan
memperpanjang umur segel dan memungkinkan kinerja yang optimal dari
peralatan untuk lebih lama dalam penggunaan seal karena kembalinya
elastisitas dan ketahanan dari seal itu sendiri.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Bearing adalah suatu komponen yang berfungsi untuk mengurangi
gesekan pada machine atau komponen-komponen yang bergerak dan
saling menekan antara satu dengan yang lainnya.
2. Fungsi bearing secara umum antara lain mengurangi gesekan, panas dan
aus., menahan bebanshaft danmacine, menahanradial load danthrust load,
menjaga toleransi kekencangan, dan mempermudah pergantian dan
mengurangi biaya operasional.\
3. Material atau Bahan baku Bearing antara lain Besi cor (BC 14 : BC 22),
beban dan kecepatan rendah, Brons, dibuat dari tembaga (Cu), timah putih
(Sn), timah hitam (Pb) dan aluminium (Al), Babit, dibuat dari timah putih
dan timah hitam dengan bahan dasar antimony, Logam bubut (metal
powder), dibuat dari serbuk brons dan grafit yang dipadatkan dengan
Sealing Bearing Page I-48
lapisan luar dari baja lunak dan Bahan bukan logam, dibuat dari keramik,
kayu keras, karet plastik dan bahan sintesis lainnya.
4. Aplikasi Penggunaan Bearing seperti yang sudah diketehui bearing adalah
suatu komponen yang digunakan untuk menahan poros berbeban, beban
tersebut dapat berupa beban aksial atau beban radial. Maka bearing pada
umumnya digunakan pada pump, turbine, compressor.
5. Fungsi dari seal antara lain menjaga kebocoran pelumas (lubrikasi),
menjaga kotoran dan material lain masuk ke sistem, memberikan batasan
cairan supaya tidak tercampur, lebih fleksibel terhadap komponen yang
bergerak dan tidak bocor, melapisi permukaan yang tidak rata dan
komponen tidak cepat rusak. Seal diklasifikasikan menjadi dua bagian
yaitu:Static Seal danDynamic Seal.
6. Pembuatan seal dapat dilakukan dengan menggunakan material penyusun
yaitu material Nitrile Rubber (NBR), Viton, PolyUrethane (PU), Silikon,
Ethylene propylene Rubber (EPDM), Neoprene, Hydrogenater Rubber
(NHBR), Flourine Rubber (FR).
7. Perawatan seal adalah penggunaan senyawa sintetis yang dapat
mengembalikan sifat elastisitas dan menyusut katup mengeras stem seal
dalam mesin pembakaran internal. Pengobatan Seal digunakan dengan
kegunaan sebagai berikut yaitu mengembalikan sifat elastisitas untuk
katup seal yang mengeras, mengembalikan seal ke bentuk yang semula.
Dan aktifkan seal untuk memberikan yang tepat dan mencegah seal
melewati minyak mesin.
8. Perawatan yang dilakukan ini berfungsi untuk mencegah pengerasan dan
menyusutnya katup batang stempel yang menghasilkan pembakaran
minyak dan emisi berasap, mencegah kebocoran dan memperpanjang
umur segel dan memungkinkan kinerja yang optimal dari peralatan untuk
lebih lama dalam penggunaan seal karena kembalinya elastisitas dan
ketahanan dari seal itu sendiri.
Sealing Bearing Page I-49
DAFTAR PUSTAKA
(Anonym).2010.Bearings,Seals,andGasket.(Online)tersedia:http://
www.scribd.com/doc/39240324/Bearings# (17 November 2010 pukul 21.01 WIB)
http://www.agussuwasono.com/artikel/mechanical/331-peningkatan-umur-bearing-pada-pompa-sentrifugal.html ( 12 Desember 2010)
http://empetrochemicals.com/index.php?q=con,10,%20Seal_Conditioner (30
Desember 2010)
Sealing Bearing Page I-50