Post on 25-Dec-2015
description
Trauma Kapitis
Oleh :Dila Anindita 06120173Nadila Ravita 0810313215Novi Irayanti 0910312135
Preseptor :dr. Yulson, Sp.S
Case Report Session
BAB ITINJAUAN PUSTAKA
Anatomi kepalaKULIT KEPALA :• Skin (kulit)
• Connective tissue (jaringan penyambung)
• Aponeuris (jaringan ikat yang berhubungan langsung dengan tengkorak)
• Loose areolar tissue (jaringan penunjang longgar)
• Perikranium
Tulang Tengkorak
Meninges
1.Duramater2.Aracnoid 3.Piamater
Otak
Otak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri
vertebralis.Keempat arteri ini beranastomosis pada permukaan
inferior otak dan membentuk sirkulus Willisi. Vena-vena otak sangat tipis,
tidak mempunyai katup, dan bermuara ke dalam sinus venosus cranialis.
Trauma kapitis
Definisi
trauma mekanik pada kepala yang terjadi secara
langsung atau tidak langsung dan dapat
mengakibatkan gangguan fungsi neurologis, fisik,
kognitif, psikososial, yang dapat bersifat temporer
ataupun permanent.
Epidemiologi
Hampir 10 juta trauma kepala terjadi di USA
20% kasus merupakan kasus berat yang dapat
mengakibatkan kerusakan otak
kecelakaan kendaraan bermotor
merupakan salah satu penyebab
kematian terbanyak
Klasifikasi
Mekanisme
cedera
Cedera kepala tumpul dan cedera kepala tembus
Berat ringan cedera
Berdasarkan GCS, di bagi menjadi cedera ringan,
sedang dan berat
Morfologi cedera
Fraktur kranium dan lesi intra kranial
Lesi intrakranialFokal
hematoma epidural
hematoma subdural
kontusio
difusamenunjukkan CT scan normal namun menunjukkan perubahan sensorium atau bahkan koma dalam keadaan klinis.
Epidural dan Subdural Hematom
Subdural Hematom
perdarahan yang terjadi antara
duramater dan araknoid, biasanya
sering di daerah frontal, pariental dan temporal. Hematoma
subdural ini sering bersamaan dengan
kontusio serebri
perdarahan intracranial yang
terjadi karena fraktur tulang tengkorak
dalam ruang antara tabula interna kranii dengan duramater
Epidural Hematom
Patogenesis Epidural dan Subdural Hematom
perdarahan terjadi diantara tulang tengkorak dan dura mater. Perdarahan ini lebih sering terjadi di daerah temporal bila salah satu cabang arteria meningea media robek.
Hematom pun dapat terjadi di daerah frontal dan oksipital
hematoma epidural
Putusnya vena-vena penghubung antara permukaan otak dan sinus dural
Perdarahan ini seringkali terjadi sebagai akibat dari trauma yang relatif kecil, dan mungkin terdapat sedikit darah di dalam rongga subaraknoid.
Subdural hematom
• Penurunan kesadaran , bisa sampai koma• 2. Bingung• 3. Penglihatan kabur• 4. Susah bicara• 5. Nyeri kepala yang hebat • 6. Keluar cairan dari hidung dan telingah• 7. Mual • 8. Pusing• 9. Berkeringat• 10. Pucat • 11. Pupil anisokor
Gejala akibat cedera kepala
Subdural Hematoma Akut• Gejala timbul segera hingga hari ke 3 setelah trauma• Pada cedera kepala berat, terjadi perburukan lanjut jika
pasien sudah terganggu kesadaran dan vital sign nya• Perdarahan dapat kurang tebalnya tetapi melebar luas• ditandai dengan penurunan kesadaran, disertai adanya
lateralisasi yang paling sering berupa hemiparese/plegi• CT scan : didapatkan gambaran hiperdens yang berupa bulan
sabit
Subdural Hematoma Subakut
Berkembang dari hari ke 3 –
minggu ke 3
Perdarahan lebih tebal
tetapi belum ada
pembentukan kapsula di sekitarnya
ketidaksadaran, selanjutnya
diikuti perbaikan status
neurologik yang perlahan-lahan.
Namun jangka waktu tertentu
penderita memperlihatkan
tanda-tanda status
neurologik yang memburuk.
Dengan meningkatnya
tekanan intrakranial
seiring pembesaran hematoma, penderita
mengalami kesulitan untuk tetap sadar dan
tidak memberikan
respon terhadap rangsangan
bicara maupun nyeri.
• Subdural Hematom Kronis– Biasanya terjadi setelah minggu ketiga – SDH kronis biasanya terjadi pada orang tua – Trauma yang menyebabkan perdarahan yang akan membentuk
kapsul, saat tersebut gejala yang terasa Cuma pusing. – Kapsul yang terbentuk terdiri dari lemak dan protein. Karena
penimbunan cairan tersebut kapsul terus membesar dan mudah ruptur, jika volumenya besar langsung menyebabkan lesi desak ruang.
– Jika volume kecil akan menyebabkan kapsul terbentuk lagi >> menimbun cairan >> ruptur lagi >> re-bleeding. Bterjadi terus hingga pasien datang dengan penurunan kesadaran tiba-tiba atau hanya pelo atau lumpuh tiba-tiba.
Pemeriksaan penunjang
Foto Polos Kepala
Diagnosa pasti tidak dapat
ditegakkan dari foto polos, foto
polos hanya bisa mencari adanya
fraktur pada tulang
CT scan
CT scan hematom epidural akut. Dura yang melekat erat
terlepas dari bagian dalam tulang tengkorak, menghasilkan karaktristik perdarahan bentuk bulan sabit pada CT scan non
kontras.
CT scan pada hematoma subdural bilateral kronik. Gambaran ini dinilai dengan hematoma akut yang menjadi hipodense bila
dibandingkan dengan jaringan otak sekitar setelah beberapa
waktu isodense
Subdural hematom akut. CT scan non kontras menunjukkan gambaran
hiperdens yang memiliki batas irregular pada otak dan menyebabkan mass
effect lebih dari yang diperkirakan dari ketebalannya. Mass effect yang tidak proportional ini adalah hasil dari large rostral-caudal extent dari hematom ini
Kontusio serebral traumatic CT scan non kontras menunjukkan
daerah perdaahan yang hiperdens pada lobus
temporal bagian anterior
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
menggambarkan massa hiperintens bikonveks yang menggeser posisi duramater, berada diantara tulang tengkorak dan duramater. MRI juga dapat menggambarkan batas fraktur yang terjadi.
MRI merupakan salah satu jenis pemeriksaan yang dipilih untuk menegakkan diagnosis.
Tatalaksana Epidural hematom
Mempertahankan fungsi vital
• Jalan nafas selalu bebas
Mengurangi edema otak
• Hiperventilasi• Cairan hiperosmoler• Kortikosteroid• barbituat
Operatif
• Volume hematom > 30 ml• Keadaan pasien memburuk• Pendorongan garis tengah > 5 mm• Fraktur tulang tengkorak terbuka
atau fraktur depres• Ketebalan >5mm• Tanda2 peningkatan TIK
Subdural HematomSaat mempersiapkan operasi,
perhatiaan hendaknya ditujukan kepada pengobatan dengan
medika mentosa untuk menurunkan peningkatan
tekanan intracranial. Seperti pemberian manitol 0,25 gr/kgBB
atau furosemide 10 mg intavena, dihiperventilasikan.
Kriteria penderita SDH dilakukan operasi adalah • Pasien SDH tanpa melihat GCS, dengan ketebalan >10
mm atau pergeseran midline shift >5 mm pada CT-Scan• Semua pasien SDH dengan GCS <9 harus dilakukan
monitoring TIK• Pasien SDH dengan GCS <9, dengan ketebalan
perdarahan <10 mm dan pergerakan struktur midline shift.
• Pasien SDH dengan GCS<9, dan atau didapatkan pupil dilatasi asimetris/fixed
• Pasien SDH dengan GCS < 9, dan /atau TIK >20 mmhg
Prognosis dari penderita SDH ditentukan dari:
GCS awal saat operasi
lamanya penderita
datang sampai
dilakukan operasi
lesi penyerta di jaringan otak
serta usia penderita
Lokasinya ( infratentori
al lebih jelek )
Besarnya
Kesadaran saat masuk
kamar operasi.
Prognosis Epidural Hematom tergantung pada :
case
TerimaKasih