Terato Log i

Post on 26-Oct-2015

53 views 3 download

Transcript of Terato Log i

KELAINAN PADA PROSES PERKEMBANGAN EMBRIO (TERATOLOGI)

RAHAYU YEKTI

Pendahuluan• Kadang melihat adanya ketidaksempurnaan

terlihat sbg kekurangan /cacat → kelainan.• Cabang ilmu ttg kelainan → teratologi (Yunani,

teratos = monster, logos = ilmu)• Teratologi cab. embriologi. Kelainan tjd pada

masa perkembangan → kelainan perkembangan, sejak lahir → kelainan bawaan/anomali kongenital/ malformasi kongenital

• Kelainan perkembangan bawaan, awal untuk kelainan bentuk/anatomi tetapi kemudian termasuk kelainan fungsi.

• Malformasi kongenital adalah abnormalitas (kelainan) anatomi pada waktu dilahirkan. Tetatologi adalah cab. embriologi, mempelajari perkembangan abnormal dan berakhir dg kelainan (malformasi) kongenital.

• Sekitar 15% kematian neonatus disebabkan malformasi kongenital.

Penyebab malformasi kongenital yaitu : • Faktor genetik : kelainan kromosom dan adanya

gen mutan• Faktor non genetik : penyebabnya disebut

teratogenI. Faktor Genetik sebagai Penyebab Malformasi A. Kelainan jumlah kromosom B. Kelainan struktur kromosom C. Mutasi gen

A. Kelainan Jumlah kromosom Keadaan normal kromosom 46 buah dalam keadaan

berpasangan (homolog)• 22 pasang autosom• 1 pasang kromosom seks

• Wanita : 22 pasang autosom + XX • Pria : 22 pasang autosom + XY

Kelainan jumlah kromosom terjadi perubahan dari jumlah normal yang 46

1. Aneuploidi : berkurang atau bertambahnya jumlah kromosom dari 46

a. Hipodiploidi : 45 kromosom - Monosomi : kekurangan 1 kromosom autosom

→mati. - Sindroma Turner : kekurangan 1 kromosom

seks

b. Hiperdiploidi : 47 – 49 kromosomTrisomi autosom : - Trisomi 21 : sindroma Down- Trisomi 18 : sindroma Edward- Trisomi 13 : sindroma Patau2. Poliploidi : sel mengandung kromosom

kelipatan dari haploid (69, 92 kromosom) → abortus spontan

B. Kelainan struktur Kromosom1. Translokasi : perpindahan sebagian dari kromosom

kepada kromosom lain yang tidak homolog.2. Delesi : apabila suatu kromosom patah → hilangC. Malformasi disebabkan mutasi gen• Diperkirakan 10-15% malformasi kongenital

disebabkan oleh gen mutan.• Contoh gen mutan yang menyebabkan kelainan

kongenital adalah “sickle Cell Disease” diturunkan secara resesif autosom.

Faktor Non Genetik sebagai Penyebab Malformasi

I. Berbagai obat/zat kimiaII. InfeksiIII. RadiasiIV. Hipoksia

I. Berbagai obat/zat kimia sebagai teratogen1. Alkaloid Nikotin tidak menyebabkan kelainan kongenital pada

embrio manusia. Seorang ibu perokok berat (> 20 batang/hari) melahirkan bayi prematur (tidak cukup bulan) dua kali lebih tinggi daripada ibu tidak merokok dan berat bayi dilahirkan kurang.

2. Antibiotika Pemberian obat tetracycline pada kehamilan trimester

kedua dan ketiga dapat menyebabkan cacat kecil pada gigi seperti hipoplasia enamel, warna gigi dr kuning s/ coklat.

3. Thalidomide Thalidomide digunakan sbg obat penenang

pada ibu hamil dapat menyebabkan kelainan tulang/rangka. Sindroma thalidomide adalah kelainan yang bervariasi dari gangguan perkembangan anggota badan (gangguan pembentukan ibu jari sampai tidak terbentuknya anggota badan).

II. Infeksi sebagai teratogen1. Virus Rubella (campak German) Sekitar 15-20% bayi lahir dari ibu menderita

infeksi Rubella pada trimester I mendapatkan malformasi kongenital yaitu katarak, malformasi jantung. Apabila infeksi terjadi pada trimester kedua dan ketiga resiko malformasi berkurang.

2. Virus Cytomegalo Apabila terjadi infeksi pada trimester I(saat

organogenesis) dapat menyebabkan kelainan mikrosefali, kebutaan.

3. Toxoplasma gondii Ibu yang hamil terkena infeksi parasit protozoa

toxoplasma gondii dapat melahirkan bayi dengan kelainan kongenital tuli, retardasi mental, hidrosefalus.

III. Pengaruh Radiasi sebagai teratogen Radiasi ionisasi →teratogen potensial. Pengobatan

dg radiasi dosis tinggi pd ibu hamil pd stadium peka dpt menyebabkn kelainan SSP (Susunan Saraf Pusat).

IV. Hipoksia(kekurangan oksigen) Bayi dilahirkan dr ibu menderita penyakit jantung,

sering lebih kecil daripada ibu biasa. Dan bayi dilahirkan di daerah tinggi (< O2) biasanya lebih ringan timbangannya daripada bayi dari dataran rendah.

Mekanisme Terjadinya MalformasiWalaupun embrio dilindungi dg baik di dlm uterus, bbrp

zat teratogen → kelainan kongenital selama perkemb. embrio. Organ embrio sangat peka → zat teratogen waktu terjadi diferensiasi.

Berbagai cara (mekanisme) terjadinya malformasi :1. Kegagalan perkembangan. Tidak terlihat primordial

atau tidak berkembang sebagian atau seluruh primordial pada tingkat tertentu. Contoh : tidak terbentuk seluruh tangan/sebagian jari-jari, kegagalan sitogenik (albino)

2. Perkembangan terhenti. Perkembangan yang cepat tiba-tiba terhenti. Contoh : langit-langit terbelah (cleft palate), badan kerdil (dwarfism)

3. Perkembangan berlebih. Contoh : gigantisme, polidaktili, kembar monozigot

4. Kegagalan membagi. Contoh : sindaktili5. Migrasi yang salah. Contoh : testis yang tidak turun

ke kantong skrotum.

Cara Kerja Teratogen terhadap Embrio yang sedang Berkembang

Dari pengamatan data pada embrio mamalia bahwa pengaruh teratogen terhadap perkemb. embrio dapat dibagi atas beberapa cara kerja :

1.Stadium perkembangan embrio : Pada perkembangan embrio terjadi multiplikasi sel

yang cepat, yaitu mulai dr zigot sampai terbentuknya lapisan germinal yang disebut stadium pra lapisan germinal (stadium pra deferensiasi)

• Dilanjutkan stadium embrio,sel-sel embrio mulai memperlihatkan perbedaan morfologi disebabkan perbedaan kimia yang dikandungnya.

• Terakhir adalah stadium fetus, tampak adanya pertumbuhan sistem organ

• Apabila ada teratogen mengenai embrio pada stadium pra deferensiasi, pengaruhnya semua atau sebagian besar sel embrio rusak →kematian embrio. Adanya teratogen mengenai perkembangan pd stadium embrio, embrio sedang diferensiasi intensif, banyak malformasi organ.

• Teratogen mengenai stadium fetus, yang organnya sudah terbentuk dan sedang tumbuh, maka kepekaan teratogen berkurang.

2. Genotip• Ditemukan malformasi kongenital tersebar dalam

penetrasi berbeda-beda pd pemberian teratogen tertentu. Contoh : injeksi kortison dosis tertentu pd tikus hamil strain A dan strain C57, menyebabkan langit-langit terbelah pada semua strain A dan hanya 19% pada strain C57

Hal ini memberi kesan adanya faktor genetik yg berlainan shg malformasi berbeda, dipengaruhi faktor genotip sp

3. Kerja spesifik terhadap metabolisme sel• Teratogen dapat mempengaruhi fungsi dan produksi sel.

Teratogen dapat menghambat sintesis asam nukleat atau sintesis protein, dapat mengubah matriks ekstra seluler. Kerja teratogen tidak terbatas pd satu macam proses metabolism sel. Dengan demikian belum diketahui mekanisme kerja yang tepat dari suatu obat atau teratogen (belum sepenuhnya dipahami).