Post on 13-Jan-2016
TERAPI KOMPLEMENTER (COMPLEMENTERE TERAPHY ) PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Setiap insan dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan organ tubuh yang canggih, seimbang dan teratur serta diberi anugrah pikiran, supaya dapat digunakan untuk menimbang mana sesuatu yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya. Kesehatan adalah proses melalui mana kita membentuk kembali dasar asumsi dan pandangan dunia tentang kesejahteraan dan melihat kematian sebagai alami proses kehidupan (Dossey & Keegan, 2008). Ini adalah keadaan lengkap fisik, mental, kesejahteraan sosial, dan bukan hanya ketiadaan penyakit saja. Keadaan ini adalah satu di mana individu (perawat, klien, keluarga, kelompok, atau masyarakat) mengalami rasa kesejahteraan, harmoni, dan kesatuan di mana pengalaman subjektif tentang kesehatan, keyakinan kesehatan, dan nilai-nilai yang dihormati. Budaya kerendahan hati ditujukan di mana perawat model nonjudgment, keterlibatan, dan keinginan untuk memahami dimensi budaya dan kesehatan perawatan. Untuk menjadi budaya rendah hati adalah untuk menunjukkan rasa hormat dan pemahaman orang lain yang mungkin memiliki praktik, nilai, dan perspektif yang berbeda dari seseorang sendiri. Ini meliputi kesediaan dengan budaya sendiri kritik seseorang dan motivasi untuk memahami budaya orang lain, memberikan perhatian pada kesamaan, perbedaan, dan kekuasaan. Terapi di keperawatan adalah konsep diri sebagai penyembuh harus dipahami dan dialami oleh setiap perawat untuk akan pengetahuan dan terampil dalam pengiriman,arahan,atau konseling,pasien dalam penggunaan berbagai terapi. Hal ini mencakup pemahaman kesehatan. Terapi Komplementer ini sudah dikenal secara luas serta telah digunakan sejak dulu dalam dunia kesehatan. Namun, dalam beberapa survei yang telah dilakukan mengenai penggunaan terapi komplementer, cakupan terapi komplementer sendiri masih agak terbatas. Seperti Thomas Friedman (2005) mengatakan; saat ini, dunia kesehatan, termasuk salah satunya praktisi keperawatan masih bingung tentang apa itu terapi komplementer. Memperluas pengetahuan tentang perspektif obat pelengkap seperti terapi komplementer, dilakukan oleh sebagian orang-orang dalam beberapa budaya di dunia yaitu sangat penting untuk perawatan kesehatan yang kompeten.. Dengan demikian sangat penting bagi perawat profesional kesehatan untuk melakukan penilaian holistik pasien mereka untuk menentukan arah yang luas dari penyembuhan praktek-praktek yang akan mereka jalankan. Hal ini berlaku tidak hanya bagi pasien baru, tapi untuk semua pasien. Penggunaan terapi komplementer / alternatif menjadi lebih kompleks terhadap tingkat pemahaman pribadi. Dalam masing-masing terapi komplementer, komunikasi penyembuhan sering terjadi antara perawat dan pasien. Ini adalah aliran bebas dari yang verbal dan nonverbal yaitu sebagai pertukaran antara dua atau lebih orang. Terapi komplementer adalah salah satu model terapi yang digunakan perawat dalam melakukan perawatan kepada pasien. Untuk perawat di seluruh dunia yang menggunakan terapi komplementer kepada pasien dapat memberikan layanan yang berkualitas holistik. Pelengkap & Alternatif Terapi di keperawatan dapat menggambarkan bagaimana perawat dapat membantu pasien dalam penyembuhannya. perawat mengakui bahwa penggunaan terapi komplementer dapat menyebabkan pemahaman pribadi dan makna yang lebih komplek. Dalam masing-masing terapi komplementer, komunikasi penyembuhan sering terjadi antara perawat dan pasien. Ini adalah aliran bebas dari verbal dan nonverbal pertukaran antara dua atau lebih orang dan mungkin juga memasukkan cerita terkait dengan makhluk yang signifikan, seperti hewan peliharaan, alam, dan Tuhan atau Life Force di mana makna dan pengalaman dapat menyebabkan saling memahami dan mengerti. Perawat harus mengintegrasikan kehadirannya. Kehadiran adalah hal penting dalam penyembuhan dan cara mendekati seorang individu dalam cara saling menghormati dan menghormati esensi nya. Hal ini berkaitan dengan cara yang mencerminkan kualitas dan kolaborasi dengan orang lain. Hal ini memungkinkan perawat untuk masuk ke dalam pengalaman yang mempromosikan potensi penyembuhan dan pengalaman kesejahteraan pasien. Terapi di Perawatan adalah bahwa konsep diri sebagai penyembuh harus dipahami dan dialami oleh setiap perawat untuk dia atau dia akan berpengetahuan dan terampil dalam pengiriman, arahan, atau
konseling pasien dalam penggunaan terapi komplementer atau alternatif. Snyder Mariah adalah Profesor Emeritus di University of Minnesota School of Nursing. Dia berkarir dalam mengajar kursus pelengkap terapi, melakukan penelitian tentang penggunaan pelengkap terapi pada penderita demensia, mengelola stres pada orang dengan penyakit kronis, dan membantu perawat internasional dalam menggabungkan terapi komplementer dalam praktek dan pendidikan. Snyder adalah anggota pendiri Pusat Spiritualitas dan Penyembuhan di Pusat Kesehatan Akademik di University of Minnesota, dan juga merupakan kontributor utama untuk pembangunan interdisipliner dari yang kecil-kecil yang pertama seperti di Amerika Serikat. Kegiatan ketika dia pensiun yang dia lakukan adalah menggunakan terapi komplementer pada wanita dengan kecanduan yang dipenjara. Minat yang kuat dalam terapi penyembuhan efektif dan praktek dari negara dan budaya di seluruh dunia dalam penyediaan layanan kesehatan. Dunia menjadi semakin kecil, dengan ini perlu memahami penggunaan terapi CAM dan praktek adat untuk berbagai budaya dan populasiPerubahan ini dapat berfungsi untuk memperluas dan memperdalam pemahaman kita tentang dasar dan penggunaan terapi komplementer. Penggunaan terapi komplementer komplementer ini, manusia menjadi peduli dan berpengetahuan. Ini adalah keadaan moral di mana perawat membawa pasien ke dalam hubungan yang signifikan makhluk yang memperkuat makna dan pengalaman kesatuan dan persatuan. Bekerja dengan pasien untuk memilih dan menerapkan terapi ini adalah hak istimewa dan tanggung jawab. Hal ini bermanfaat bagi perawat masing-masing, yang memiliki pengalaman terapi sebelum menggunakannya sehingga dapat mengantisipasi berbagai emosi yang mungkin terwujud selama dan sesudah sesi. Perawat yang mengintegrasikan komplementer atau terapi alternatif yang menunjukkan kapasitas kepemimpinan untuk menginspirasi orang lain untuk bertindak untuk mengubah pelayanan kesehatan yang dapat menyebabkan orang sehat dan dunia yang sehat (Nightingale Initiative for Global Health, 2009). Untuk mengubah pelayanan kesehatan untuk memasukkan praktek yang berpusat pada pasien dan melibatkan perawat dalam hubungan yang memadukan terapi komplementer atau alternatif . Terapi ini menyebabkan perkembangan penyembuhan individu, organisasi, dan masyarakat. Mayoritas masyarakat sudah menggunakan terapi ini, dan permintaan hanya terus berkembang. Hal ini penting bagi perawat untuk memiliki sumber daya yang tersedia dan memberikan informasi terkini tentang pengobatan komplementer dan alternatif (CAM). Perawat perlu sumber daya untuk menyediakan pasien dengan dasar informasi serta jawaban atas pertanyaan mereka tentang CAM terapi, termasuk pertanyaan tentang keamanan dan kemanjuran. Perawat professional perlu informasi tentang potensi kontraindikasi untuk terapi ini serta potensi interaksi mereka dengan bersamaan ditentukan terapi medis konvensional. Kita juga perlu pengetahuan tentang terapi diri kita sendiri sehingga kita dapat menawarkan pasien sebagai pilihan yang diperluas untuk kenyamana. Perawat tidak kehilangan kesempatan untuk mempekerjakan terapi yang bisa menguntungkan pasien yang kesakitan (dapat meringankan) atau mencegah kegelisahan, juga penting bagi perawat untuk mengidentifikasi terapi yang mungkin disalahgunakan atau memiliki efek samping pada pengguna. Penggunaan terapi komplementer adalah sebuah usaha di mana perawat dapat integral terlibat. Banyak perawat telah menyediakan kepemimpinan dalam penelitian, pendidikan, dan praktek aplikasi terapi ini. Sebagai permintaan konsumen untuk penggunaan terapi komplementer terus meningkat, sangat penting bahwa perawat mendapatkan pengetahuan tentang terapi pelengkap, sehingga mereka dapat memilih dan memasukkan pasien dalam praktek, dan memberikan pasien dengan informasi tentang terapi, dihubungi tentang penelitian dan praktek pedoman yang berkaitan dengan pelengkap terapi, pasien waspada terhadap kontraindikasi mungkin dan bahkan menggabungkan beberapa terapi ini ke perawatan diri mereka.
A. Definisi terapi komplementer
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi adalah usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit; pengobatan penyakit; perawatan penyakit.
Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan.
Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah
pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan,
sehingga untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer
tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah
pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun –
temurun pada suatu negara. Tetapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan
sebagai pengobatan komplementer.
Terapi Komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai
pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain
diluar pengobatan medis yang Konvensional.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan Komplementer
tradisional-alternatif adalah pengobatan non konvensional yang di tunjukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meliputi upaya promotiv,preventive,kuratif,
dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan,
dan evektivitas yang tinggi berandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima
dalam kedokteran konvensional. Dalam penyelenggaraannya harus sinergis dan
terintregrasi dengan pelayanan pengobatan konvensional dengan tenaga pelaksanaanya
dokter,dokter gigi, dan tenaga kesehatan lainnya yang memiliki pendidikan dalam bidang
pengobatan komplementer tradisional-alternatif. Jenis pengobatan komplementer
tradisional-alternatif yang daoat diselenggarakan secara sinergis dan terintergrasi harus di
tetapkan oleh menteri kesehatan setelah memalui pengkajian.
Untuk mendukung penyelenggaran pengobatan tersebut Kementrian Kesehatan
telah menerbitkan keputusan menteri kesehatan No. 1076/Menkes/SK/2003 tentang
pengobatan tradisional dan peraturan Menteri Kesehatan No.1109/Menkes/PER/X/2007
tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer –alternatif difasilitas kesehatan
pelayanan kesehatan, jenis pengobatan tenaga pelaksana termasuk tenaga asing.
B. Kegunaan dari terapi komplementer
Para pengidap HIV (Human Immunodeficiency Virus), dengan pemenuhan nutrisi dan
ketenangan spiritual bisa memperpanjang harapan hidup mereka. Terapi alternatif
komplementer, seperti; akupunktur, akupressur, meditasi, dan mengomsumsi tanaman obat
dapat menambah daya tahan tubuh dan pertumbuhan sel-sel imun. Pernyataan ini pernah
dikemukakan oleh Putu Oka Sukanta, akupunturis sekaligus pembicara dalam talk show
yang diadakan Indonesia HIV Prevention and Care Project (IHPCP) di Indonesia Sehat Expo
2007, Jakarta Convention Center, Rabu (24/10). Menurut Putu Oka Sukanta, ketenangan
spiritual dan nutrisi peningkat daya tahan membuat virus lebih jinak dan memperlambat
perkembangannya dalam tubuh manusia, sehingga memberi kesempatan CD4 yaitu sel
pembentuk daya tahan tubuh untuk berkembang dan memperbanyak diri.
Akupunktur dan akupressur diberikan untuk memperkuat organ-organ vital, seperti;
paru-paru, ginjal, lambung, dan limpa, pada masa awal infeksi HIV. Sebelum daya tahan
tubuh dan sel- sel CD4 turun karena infeksi HIV, organ penting tersebut harus kuat,” kata
Putu Oka. Untuk penderita HIV, keempat organ vital tersebut harus dijaga daya tahannya
karena memiliki fungsi penting, seperti paru-paru yang berfungsi mengikat oksigen,
lambung untuk mengolah makanan yang masuk, dan limpa yang berguna untuk menyerap
sari-sari makanan. Dengan akupressur, tambah Putu Oka, titik-titik tubuh yang berhubungan
dengan organ vital tersebut dipijat untuk menguatkan fungsi organ.
Selain dengan teknik akupressur dan akupunktur, konsumsi tanaman obat juga
membantu penguatan fungsi organ vital. Pegagan misalnya, digunakan untuk regenerasi sel
pembentuk daya tahan tubuh dan juga untuk menguatkan fungsi ginjal,” kata Putu Oka
yang juga mengelola Taman Sringanis, pelestari tanaman obat dan pengembang kesehatan
alami. Selain pegagan, tanaman penguat daya tahan tubuh adalah meniran. “Reaksi
pertama yang ditunjukkan pengidap HIV adalah penyangkalan dan stres. Padahal stres
merupakan penyebab vital menurunnya daya tahan tubuh,” kata Putu Oka. Untuk
mempertahankan ketenangan batin pengidap HIV, diperlukan suatu metode, seperti
meditasi dan oleh napas untuk membantu penderita menenangkan diri. Teknik olah napas
saat meditasi membantu paru-paru mengikat oksigen. Idong salah satu pasien pengidap HIV
yang telah mengikuti terapi komplementer, mengaku sangat merasakan manfaat positifnya.
“Dengan mengikuti meditasi, olah napas, dan mengonsumsi tanaman obat, CD4 saya selalu
di atas 600. Padahal umumnya penderita HIV hanya memiliki CD4 di bawah 500,” kata
Idong. Dia mengaku sampai kini belum mengonsumsi antiretroviral (ARV) karena kadar CD4-
nya belum di bawah 200. ARV sendiri hanya digunakan bagi mereka yang kadar CD4-nya di
bawah 200. ujarnya.
C. Strategi dalam menjalankan terapi komplementer
Setiap melakukan tindakan atau rencana, kita sudah barang tentu akan berhadapan
dengan sebuah strategi. Strategi ini akan menentukan arah perjalanan tindakan atau
rencana yang akan kita lakukan. Termasuk salah satunya adalah bagaimana strategi kita
ketika ingin mendirikan terapi komplementer?.
Strategi merupakan suatu kelompok keputusan, tentang tujuan-tujuan apa yang
akan diupayakan pencapaiannya, tindakan-tindakan apa yang perlu dilakukan, dan
bagaimana memamfaatkan sumber-sumber daya guna mencapai tujuan tersebut” (Jones, et
al., 2003:2001)
Konsep strategi merupakan sebuah konsep yang perlu dipahami dan diterapkan oleh
setiap entrepreneur maupun setiap manajer, dalam segala macam bidang usaha. Sejak
beberapa tahun yang lampau, pengertian strategi makin banyak mendapatkan perhatian
dan dibahas dalam literatur dalam menajemen. Aneka macam artikel bermunculan
sehubungan dengan misalnya: strategi asortimen, produk-strategi, permasalahan strategi,
sampai dengan diversifikasi-strategi bisnis. Di dalam mendirikan terapi komplementer
sendiri, kita juga bisa berlandas pada elemen esensial sebagai berikut:
1. Tentukan terlebih dahulu tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang paling penting yang
perlu dicapai.
2. Kebijakan yang paling penting yang mengarahkan atau membatasi kegiatan.
3. Tahapan-tahapan tindakan pokok atau program yang akan mencapai tujuan yang
ditetapkan di dalam batas-batas yang digariskan.
D. Hal-hal yang dipehatikan dalam menjalankan terapi komplementer
a) Terapi komplementer termasuk dari CV (Comanditaire Venootschap)
CV atau Comanditaire Venootschap adalah bentuk usaha yang merupakan salah satu
alternatif yang dapat dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan kegiatan usaha
dengan modal yang terbatas. Karena, berbeda dengan PT yang mensyaratkan minimal
modal dasar sebesar Rp50.000,- dan harus di setor ke kas perseroan minimal 25%nya,
sedangkan untuk CV tidak ditentukan jumlah modal minimal. Jadi, misalnya seorang
pengusaha ingin berusaha di industri rumah tangga, percetakan, biro jasa, perdagangan,
catering, serta terapi komplementer dengan modal awal yang tidak terlalu besar, dapat
memilih CV sebagai alternatif badan usaha yang memadai.
Perbedaan yang mendasar antara PT dan CV adalah, PT merupakan badan hukum
yang dipersamakan kedudukannya dengan orang dan mempunyai kekayaan yang terpisah
dengan kekayaan para pendirinya. Jadi, PT dapat bertindak keluar, di dalam maupun di
muka pengadilan, sebagaimana halnya yang memiliki harta kekayaan sendiri. Sedangkan
CV, dia merupakan badan usaha yang tidak berbadan hukum, dan kekayaan para pendirinya
tidak terpisahkan dari kekayaan CV.
Karakteristik CV yang tidak dimiliki badan usaha lainnya adalah: CV didirikan minimal
oleh dua orang, dimana salah satunya akan bertindak selaku Persero Aktif (persero
pengurus) yang nantinya akan bergelar Direktur, sedangkan yang lain akan bertindak selaku
Persero Komanditer (Persero diam). Seorang persero aktif akan bertindak melakukan segala
tindakan pengurusan atas Perseroan; dengan demikian, dalam hal terjadi kerugian maka
Persero Aktif akan bertanggung jawab secara penuh dengan seluruh harta pribadinya untuk
mengganti kerugian yang dituntut oleh pihak ketiga. Sedangkan untuk Persero Komanditer,
karena dia hanya bertindak selaku sleeping partner, maka dia hanya bertanggung jawab
sebesar modal yang disetorkannya ke dalam perseroan.
Perbedaan lain yang cukup penting antara PT dengan CV adalah, dalam melakukan
penyetoran modal pendirian CV, di dalam anggaran dasar tidak disebutkan pembagiannya
seperti halnya PT. Jadi, para persero harus membuat kesepakatan tersendiri mengenai hal
tersebut, atau membuat catatan yang terpisah. Semua itu karena memang tidak ada
pemisahan kekayaan antara CV dengan kekayaan para perseronya.
b) Cara mendirikan CV?
CV dapat didirikan dengan syarat dan prosedur yang lebih mudah daripada PT, yaitu
hanya mensyaratkan pendirian oleh 2 orang, dengan menggunakan akta Notaris yang
berbahasa Indonesia. Walaupun dewasa ini pendirian CV mengharuskan adanya akta
notaris, namun dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dinyatakan bahwa pendirian CV
tidak mutlak harus dengan akta Notaris. Pada saat para pihak sudah sepakat untuk
mendirikan CV, maka dapat datang ke kantor Notaris dengan membawa KTP. Untuk
pendirian CV, tidak diperukan adanya pengecekan nama CV terlebih dahulu. Oleh karena itu
proses nya akan lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan pendirian PT. Namun
demikian, dengan tidak didahuluinya dengan pengecekan nama CV, menyebabkan nama CV
sering sama antara satu dengan yang lainnya. Pada waktu pendirian CV, yang harus
dipersiapkan sebelum datang ke Notaris adalah adanya persiapan mengenai:
1. Calon nama yang akan digunakan oleh CV tersebut
2. tempat kedudukan dari CV
3. Siapa yang akan bertindak selaku Persero aktif, dan siapa yang akan bertindak selaku
persero diam.
4. Maksud dan tujuan yang spesifik dari CV tersebut (walaupun tentu saja dapat
mencantumkan maksud dan tujuan yang seluas-luasnya). Untuk menyatakan telah
berdirinya suatu CV, sebenarnya cukup hanya dengan akta Notaris tersebut, namun untuk
memperkokoh posisi CV tersebut, sebaiknya CV tersebut di daftarkan pada Pengadilan
Negeri setempat dengan membawa kelengkapan berupa Surat Keterangan Domisili
Perusahaan (SKDP) dan NPWP atas nama CV yang bersangkutan.
Apakah itu akta, SKDP, NPWP dan pendaftaran pengadilan saja sudah cukup?
Sebenarnya semua itu tergantung pada kebutuhannya. Dalam menjalankan suatu usaha
yang tidak memerlukan tender pada instansi pemerintahan, dan hanya digunakan sebagai
wadah berusaha, maka dengan surat-surat tersebut saja sudah cukup untuk pendirian suatu
CV. Namun, apabila menginginkan ijin yang lebih lengkap dan akan digunakan untuk
keperluan tender, biasanya dilengkapi dengan surat-surat lainnya yaitu:
1. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
2. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
3. Tanda Daftar Perseroan (khusus CV)
4. Keanggotaan pada KADIN Jakarta.
Pengurusan ijin-ijin tersebut dapat dilakukan bersamaan sebagai satu rangkaian
dengan pendirian CV dimaksud, dengan melampirkan berkas tambahan berupa:
1. Copy kartu keluarga Persero Pengurus (Direktur) CV
2. Copy NPWP Persero Pengurus (Direktur) CV
3. Copy bukti pemilikan atau penggunaan tempat usaha, dimana
a. apabila milik sendiri, harus dibuktikan dengan copy sertifikat dan copy bukti
b. pelunasan PBB th terakhir
c. apabila sewa kepada orang lain, maka harus dibuktikan dengan adanya
d. perjanjian sewa menyewa, yang dilengkapi dengan pembayaran pajak sewa oleh pemilik
tempat. sebagai catatan berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta, untuk wilayah Jakarta, yang
dapat digunakan sebagai tempat usaha hanyalah Rumah toko, pasar atau perkantoran.
Namun ada daerah-daerah tertentu yang dapat digunakan sebagai tempat usaha yang tidak
membayakan lingkungan, asalkan mendapat persetujuan dari RT/RW setempat.
4. Pas photo ukuran 3X4 sebanyak 4 lembar dengan latar belakang warna merah.
Jangka waktu pengurusan semua ijin-ijin tersebut dari pendirian sampai dengan
selesai lebih kurang selama 2 bulan. Sebagai penutup saya sarankan agar dalam mendirikan
suatu bidang usaha, alangkah baiknya untuk dipertimbangkan dari segala segi, tidak hanya
dari segi kepraktisannya, namun juga dari segi pembagian resiko di antara para persero,
agar tidak terjadi pertentangan di kemudian hari.
Pelengkap terapi komplementer sering diberikan dalam konteks terapi lain. Hal ini
membuat kita sulit untuk membedakan efek dari terapi komplementer dari orang-orang
terhadap terapi lain yang diberikan secara bersamaan, sedangkan bedah termasuk efek dari
penyakit lainnya secara proses dan perawatannya. Terapi komplementer mungkin memiliki
efek langsung dan efek tidak langsung serta efek bermanfaat dan merugikan. Dan ini harus
ditentukan melalui pengamatan sistematis dan penelitian.Walaupun mekanisme tindakan
sudah banyak dilakukan, namun terapi komplemnter masih tetap sulit dipahami. Sulit untuk
dimengerti efeknya tanpa melakukan framing terapi, baik di dalam budaya ataupun praktek
tradisi penyembuhan. Begitu juga dengan syarat serta hasil yang mampu dicapai di seluruh
budaya mungkin tidak sama, sehingga hambatan untuk transglobalkomunikasi dan belajar
dari pengalaman dan didukung bukti dasar. Sekedar mengetahui bahwa terapi bermanfaat,
tidak cukup. Pertanyaan yang harus dijawab, misalnya: Kondisi dimana atau seperti apa
yang membuat terapi komplementer efektif dilakukan? Apakah saja dosis-dosis yang
dibutuhkan? Seberapa sering terapi harus diberikan untuk mencapai manfaat? Berapa lama
efeknya? Berapa banyak asuransi terapi yang mencakup?
Kebutuhan studi pada efektivitas-biaya terapi komplementer dan untuk penelitian
yang membandingkan secara kontras tentang terapi komplementer dengan terapi
konvensional lainnya (IOM, 2002). Pertimbangan Budaya Studi terapi relevan dengan
penuaan populasi, populasi bervariasi tahap perkembangan, dan mereka yang memiliki latar
belakang budaya yang beragam juga diperlukan. Populasi ini memberikan tantangan untuk
desain, perekrutan, dan pelaksanaan studi. Subyek Lansia sering memiliki berbagai
komorbiditas dan dapat mengambil beberapa obat. Bahasa dan kurangnya pemahaman
budaya dapat menimbulkan hambatan bagi masuknya imigran baru. Akses ke anak-anak,
remaja, orang dewasa yang rentan, dan isu-isu etis yang unik seputar perekrutan dan
partisipasi mereka juga dapat dianggap sebagai hambatan bagi masuknya kelompok ini.
Ada hasil lain yang ingin dicapai oleh konsumen perawatan kesehatan yaitu terapi
ditampilkan memiliki efek kesehatan yang menguntungkan serta bukanlah satu-satunya
alasan yang sah untuk penggunaannya. Imigran cenderung menggunakan terapi
komplementer yang pertama saja dan kemudian mencari bantuan medis konvensional jika
ini tidak efektif (Garce's, Scarinici, & Harrison, 2006).
Terapi komplementer mungkin memiliki signifikansi budaya atau kondisi terikat
dengan tradisi penyembuhan; terapi dapat menyebabkan perdamaian pikiran pasien. Jika
mereka dari negara-negara lain datang ke Amerika Serikat, budaya kepercayaan dalam
pengobatan terapi komplementer tidak berubah. Dalam mempertimbangkan penggunaan
terapi komplementer, biaya, risiko, dan nilai untuk penerimaanya merupakan permasalahan
esensial yang harus diperhatikan terlebih dahulu.
E. Syarat-syarat dalam mendirikan terapi komplementer
a. Dasar Hukum
Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1109 Tahun
2007 tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan
kesehatan. Menurut aturan itu, pelayanan komplementer-alternatif dapat dilaksanakan
secara sinergi, terintegrasi, dan mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan. Pengobatan itu
harus aman, bermanfaat, bermutu, dan dikaji institusi berwenang sesuai dengan ketentuan
berlaku.
Permenkes RI No 1186/Menkes/Per/XI/1996 diatur tentang pemanfaatan akupunktur
di sarana pelayanan kesehatan. Di dalam salah satu pasal dari Permenkes tersebut
menyebutkan bahwa pengobatan tradisional akupunktur dapat dilaksanakan dan diterapkan
pada sarana pelayanan kesehatan sebagai pengobatan alternatif di samping pelayanan
kesehatan pada umumnya. Di dalam pasal lain disebutkan bahwa pengobatan tradisional
akupunktur dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian/keterampilan di
bidang akupunktur atau oleh tenaga lain yang telah memperoleh pendidikan dan pelatihan
akupunktur. Sementara pendidikan dan pelatihan akupunktur dilakukan sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku.
Sementara itu, Keputusan Menkes RI No 1076/Menkes/SK/VII/2003 mengatur tentang
penyelenggaraan Pengobatan Tradisional. Di dalam peraturan tersebut diuraikan cara- cara
mendapatkan izin praktek pengobatan tradisional beserta syarat- syaratnya. Khusus untuk
obat herbal, pemerintah mengeluarkan Keputusan Menkes RI Nomor 121 Tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Medik Herbal. Untuk terapi SPA (Solus Per Aqua) atau dalam
bahasa Indonesia sering diartikan sebagai terapi Sehat Pakai Air, diatur dalam Permenkes RI
No. 1205/ Menkes/Per/X/2004 tentang pedoman persyaratan kesehatan pelayanan Sehat
Pakai Air (SPA).
b. Konsep Keilmuan
Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem-sistem tubuh,
terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh, agar tubuh dapat menyembuhkan
dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan
untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan memberikan
respon dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan yang tepat. Ada
banyak jenis metode dalam terapi komplementer ini, seperti akupuntur, chiropractic, pijat
refleksi, yoga, tanaman obat/ herbal, homeopati, naturopati, terapi polaritas atau reiki,
teknik-teknik relaksasi, termasuk hipnoterapi, meditasi, visualisasi, dan sebagainya. Obat-
obat yang digunakan bersifat natural/ mengambil bahan dari alam, seperti jamu-jamuan,
rempah yang sudah dikenal (jahe, kunyit, temu lawak dan sebagainya), sampai bahan yang
dirahasiakan. Pendekatan lain seperti menggunakan energi tertentu yang mampu
mempercepat proses penyembuhan, hingga menggunakan doa tertentu yang diyakini
secara spiritual memiliki kekuatan penyembuhan.
Terapi komplementer relatif aman karena menggunakan cara- cara alami yang jauh
dari bahan- bahan kimia yang jelas-jalas banyak memberikan efek samping pemakainya.
Namun, walaupun alami tetap harus dikaji dan diteliti tingkat keefektifan dan keamanannya.
Memang penelitian tentang terapi komplementer masih jarang, dikarenakan belum memiliki
standar yang baku. Terapi ini tidak selalu dirancang untuk mengobati penyakit tertentu,
beberapa terapi alternatif merawat orang secara keseluruhan, bukan suatu penyakit
tertentu. Terapi ini mungkin dapat mengembalikan keselarasan, keseimbangan, atau
menormalkan aliran energi. Penelitian ilmiah sangat mahal biayanya. Pembuat terapi
alternatif seringkali tidak mampu membayar untuk sebuah penelitian ilmiah. Pemerintah
lebih cenderung untuk mendanai penelitian obat-obatan barat karena dipandang lebih
efektif. Dengan hak paten, para produsen dapat memperoleh keuntungan yang membantu
mendanai penelitian. Sedangkan kebanyakan terapi komplementer tidak dapat dipatenkan.
Namun halangan-halangan ini bukan berarti tidak ada terapi komplementer yang secara
sukses diteliti, beberapa terapi telah teruji dan terbukti kemanjurannya.
LITERATURhttp://www.odhaindonesia.org/trackback/25
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0710/25/humaniora/3940886.htm
file:///E:/Terapi%20Komplementer.htm
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0701/25/humaniora/3266911.htm
Sumber: http://irmadevita.com/2007/prosedur-cara-dan-syarat-pendirian-
TERAPI KOMPLEMENTER
A. Pengertian
Terapi Komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung
kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain di luar pengobatan medis
yang konvensional.
Terapi Komplementer adalah pengobatan non konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan. Misalnya, jamu bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan
pengobatan tradisional (WHO).
B. Perkembangan Terapi Komplementer
Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tentang penggunaan pengobatan
tradisional termasuk di dalamnya pengobatan komplementer – alternatif yang meningkat dari tahun ke
tahun, bahkan hasil penelitian tahun 2010 telah digunakan oleh 40% dari penduduk Indonesia.
C. Rumah Sakit Terapi Komplementer di Indonesia
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik yang telah menetapkan
kewenangan terhadap 12Rumah Sakit Pendidikan untuk melaksanakan pelayanan pengobatan
komplementer, dintaranya :
1. RSUP Sanglah Denpasar
2. RSUD Dr. Pringadi Medan
3. RSUP Persahabatan Jakarta
4. RS Kanker Dharmais Jakarta
5. RSUD Saiful Anwar Malang
6. RSUD Dr. Soetomo Surabaya
7. RS TNI AL Mintoharjo Jakarta
8. RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
9. RSUP Prof. Dr. Kandau Menado
10. RSUP Dr. Suraji Tirtonegoro Klaten
11. RS Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo
12. RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo Makassar
D. Tujuan Terapi Komplementer
Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem – sistem tubuh, terutama
sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang
sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri,
asalkan kita mau mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan
lengkap serta perawatan yang tepat.
E. Jenis – Jenis Terapi Komplementer
a. Nutrisi (Nutritional Therapy);
b. Terapi herbal (Herbal Therapy);
c. Terapi psiko – somatik (Mind – Body Therapy)
d. Terapi spiriyual berbasis doa (Spiritual Therapy Based on Prayer)
F. Metode Terapi Komplmenter
a. Yoga;
b. Akupuntur;
c. Pijat refleksi;
d. Chiropractic;
e. Tanaman obat herbal;
f. Homeopati, natuopati;
g. Terapi polaritas atau reiki;
h. Tekhnik – tekhnik relaksasi;
i. Hipnoterapi, meditasi dan visualisasi.
G. Obat – Obat yang Digunakan dalam Terapi Komplmenter
a. Bersifat natural yaitu mengambil bahan dari alam, seperti jamu – jamuan, rempah yang sudah dikenal
(jahe, kunyit, temu lawak dan sebagainya).
b. Pendekatan lain seperti menggunakan energi tertentu yang mampu mempercepat proses
penyembuhan, hingga menggunakan doa tertentu yang diyakini secara spiritual memiliki kekuatan
penyembuhan.
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :
1. Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya. Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.
2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :
sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki kompetensi.
Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi.
Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari Departemen
Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus – menerus.
Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk mengatasi
berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya karena masing – masing
mempunyai teknik serta fungsinya sendiri – sendiri. Terapi hiperbarik misalnya, umumnya digunakan
untuk pasien – pasien dengan gangren supaya tidak perlu dilakukan pengamputasian bagian tubuh.
Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur
berfungsi memperbaiki keadaan umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi konstipasi atau
diare, meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau mengurangi efek samping yang timbul
akibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati.
Pada beberapa rumah sakit di Indonesia, pengobatan komplementer ini pun mulai diterapkan
sebagai terapi penunjang atau sebagai terapi pengganti bagi pasien yang menolak metode pengobatan
konvensional. Terapi komplementer ini juga dapat dilakukan atas permintaan pasien sendiri ataupun
atas rujukan para dokter lainnya. Diharapkan dengan penggabungan pengobatan konvensional dan
pengobatan komplementer ini bisa didapatkan hasil terapi yang lebih baik.
Di Indonesia, Rumah Sakit Kanker “ Dharmais “ Jakarta merupakan satu dari 4 rumah sakit yang
telah ditunjuk oleh Departemen Kesehatan untuk melaksanakan dan mengembangkan pengobatan
komplementer ini. Untuk saat ini, pengobatan komplementer yang sudah tersedia adalah pengobatan
akupunktur medik. Sedangkan untuk terapi menggunakan herbal medik sedang dalam persiapan. 3
rumah sakit lain yang dipercaya untuk terapi pengobatan komplementer oleh Departemen Kesehatan
adalah Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya, dan Rumah Sakit
Kandouw Manado.
Sumber : http://argitauchiha.blogspot.com/2010/12/terapi-komplementer.html
PENGOBATAN ALTERNATIF & KOMPLEMENTER
Dalam buku tersebut, dituliskan definisi pengobatan alernatif dan komplementer sebagai berikut:
Pengobatan Alternatif adalah jenis pengobatan yang tidak dilakukan oleh paramedis/dokter pada umumnya, tetapi oleh seorang ahli atau praktisi yang menguasai keahliannya tersebut melalui pendidikan yang lain/non medis.
Pengobatan Komplementer adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping terapi konvesional/medis.
Menurut National Center for Complementary and Alternative Medicine (NCCAM) Pengobatan di atas
dapat dikategorikan menjadi 5 kategori yang kadangkala satu jenis pengobatan bisa mencakup beberapa
kategori. (Wikipedia-Alternative Medicine)
Sistemnya adalah:
1. Alternative Medical System/ Healing System – non medisterdiri dari Homeopathy, Naturopathy, Ayurveda dan Traditional Chinese Medicine (selanjutnya disingkat TCM) seven chakras-ayurveda
2. Mind Body Intervention---terdiri atas Meditasi, Autogenics, Relaksasi Progresif, Terapi Kreatif, Visualisasi Kreatif, Hypnotherapy, Neurolinguistik Programming (NLP), Brain Gym, dan Bach Flower Remedy.
3. Terapi Biologis---terdiri dari Terapi Herbal, Terapi Nutrisi, Food Combining, Terapi Jus, Makrobiotik, Terapi Urine, Colon Hydrotherapy.
4. Manipulasi Anggota Tubuh---terdiri atas Pijat/Massage, Aromatherapy, Hydrotherapy, Pilates, Chiropractic, Yoga, Terapi Craniosacral, Teknik Buteyko.
5. Terapi Energi---terdiri dari Akupunktur, Akupressur, Refleksiologi, Chi Kung, Tai Chi, Reiki, dan Prana healing.
Sedangkan untuk pengobatan konvensional maupun pilihan diagnosa ada pula yang dilakukan seperti
pengobatan alternatif : hyperbaric oxygen chamber
Pengobatan konvensional/medis – Gaya alternative-----terdiri atas Terapi khelasi, Terapi Oksigen
Hiperbarik, dan EECP.
Diagnosa Alternatif -----melalui Foto aura, Iridologi, Radiestesi, Kinesiologi, dan Diagnosa TCM
Sumber : http://rumahherbalku.wordpress.com/2009/02/08/pengobatan-alternatif-komplementer-
bersambung-bag-1/
MACAM MACAN TERAPI KOMPLEMENTER1. System medis Alternatifa. Akupuntur
Suatu metode tradisional Cina yang menghasilkan analgesia atau perubahan fungsi system tubuh dengan cara memasukan jarum tipis sepanjang rangkaian garis atau jalur yang disebut meredian. Manipulasi jarum langsung pada meridian energi akan mempengaruhi organ internal dalam dengan pengalihan qi
b. AyurvedaSystem pengobatan tradisional Hindu yang memkombinasikan obat herbal, obat pencahar dan minyak gosok.
c. Pengobatan HomeopaticSystem mengobatan medis yang didasari pada teori bahwa penyakit tertentu dapat diobati dengan memberikan dosis kecil substansi yang ada pada individu sehat akan menghasilkan gejala seperti penyakit.
d. Pengobatan NaturopatikSystem pengobatan didasari pada makanan alami, cahaya, kehangatan, pijatan air segar, olah raga teratur dan menghindari pengobatan, mengenali kemampuan mnyembuhkan tubuh alami.
e. Pengobatan Tradisional CinaKumpulan tehnik dan metode sistematik termasuk akupuntur, pengobatan herbal, pijatan, akupreser, moxibustion (menggunakan panas dari herbal yang dibakar), qigong (menyeimbangkan aliran energi melalui gerakan tubuh).
2. Terapi BiologisMenggunakan substansi alam seperti herbal, makanan dan vitamin.
a. ZonaProgam diet yang memerlukan makanan berprotein, karbohidrat dan lemak dengan perbandingan 30:40:30.Digunakan untuk menyeimbangkan insulin dan hormone lain untuk kesehatan yang optimal.
b. Diet MikrobiotikDiutamakan diet vegetarian.
c. Pengobatan OrtomolekulerMeningkatkan nutrisi seperti vitamin c dan bertakoren.
3. Menipulasi Dan Metode Didasari TubuhDidasari pada manipulasi dari atau penggerakan dari satu atau lebih bagian tubuh.
a. Akupresur
Tehnik terapetik mempergunakan tekanan digital dalam cara tertentu pada titik yang dibuat pada tubuh untuk mengurangi rasa nyeri menghasilkan analgesic atau mengatur fungsi tubuh.
b. Pengobatan KiropratikSystem terapi yang melibatkan manipulasi kolumna spinalis dan memasukan fisiotherapy dan terapi cliet.
c. Metode FeldenkraisTerapi alternatif yang didasarkan pada citra tubuh yang baik melalui perbaikan pergerakan tubuh.
d. Tai chiTerapi alternatif yang menghubungkan pernafasan, pergerakan dan meditasi untuk membersihkan, memperkuat dan sirkulasi energi dan darah kehidupan yang penting.
e. Terapi PijatManipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan atau meremas untuk meningkatkan sirkulasi, memperbaiki sifat otot dan relaxsi.
f. Sentuhan RinganSentuhan pada klien dengan cara yang tepat dan halus untuk membuat hubungan menunjukkan penerimaan dan memberikan penghargaan.
4. Intervensi tubuh dan pikiranMenggunakan berbagai tehnik yang di buat untuk meningkatkan kapasitas pikiran untuk mempengaruhi tubuh.
a. Terapi SeniMenggunakan seni untuk mendamaikan konflik emosional, meningkatkan kewaspadaan diri dan mengungkapkan masalah yang tidak di katakan dan didasari klien penyakit mereka.
b. Umpan balik biologisSuatu proses yang memberikan individu dengan informasi visual dan suara tentang fungsi fisiologis otonomi tubuh.
5. Intervensi tubuh-pikiranMenggunakan berbagai tehnik yng dibuat untuk meningkatkan kapasitas pikiran guna mempengaruhi fungsi dan gejala tubuh.
a. Terapi DansaSarana memperdalam dan memperkuat terapi karena merupakan ekspresi langsung dari pikiran dan tubuh.
b. Terapi PernafasanMenggunakan segala jenis pola pernafasan untuk merelaxasi, memperkuat atau membuka jalur emosional.
c. Imajinasi TerbimbingTehnik terapiutik untuk mengobati kondisi patologis dengan berkonsentrasi pada imajinasi atau serangkaian gambar.
d. MeditasiPraktik yang ditujukan pada diri untuk merelaxasi tubuh dan menenangkan pikiran menggunakan ritme pernafasan yang berfokus.
e. Terapi MusikMenggunakan music untuk menunjukkan kebutuhan fisik, psikologis, kogniti dan sosial individu yang menderita cacat dan peny.
f. Usaha Pemulihan (doa)
Berbagai tehnik yang menggunakan dalam banyak budaya yang menggabungkan pelayanan, kesabaran, cinta atau empati dengan target doa.
g. PsikoterapiPengobatan kelainan mental dan emosional dengan tehnik psikologi
h. YogaTehnik yang befokus pada susunan otot, postur, mekanisme pernafasan dan kesadaran tubuh.
6. Terapi EnergiMelibatkan penggunaan medan energi
a. Terapi ReikiTerapi yang berasal dari praktik budha kuno di mana praktisi menempatkan tangannya pada atau diatas bagian tubuh dan memindahkan keharmonisan dan keseimbangan untuk mengobati gangguan kesehatan.
b. Sentuhan terapiutikPengobatan melibatkan pedoman keseimbangan energi atau praktisi dalam suatu cara yang disengaja tidak semua pasien.
IV. EFEK SAMPING TERAPI KOMPLEMENTERPada terapi akupuntur dapat terjadi komplikasi seperti infeksi karena sterilesasi jarum yang tidak adekuat atau jarum yang ditinggalkan dalam tempat untuk waktu yang lama, jarum yang patah, perasaan mengantuk pasca pengobatan. Kontraindikasi pengobatan pada individu yang memiliki kelainan perdarahan trombositopeni, infeksi kulit atau yang memiliki ketakutan terhadap jarum. Kontaminasi dengan herbal atau bahan kimia lain termasuk pestisida dan logam berat juga terjadi, tidak semua perusahaan menjalankan pengawasan kualitas yang ketat dan garis pedoman pabrik yang menentukan standar untuk kadar pestisida yang dapat diterima, bahan pelarut sisa tingkat bacterial dan logam berat untuk alasan ini pembelian obat herbal hanya dari pabrik yang mempunyai reputasi. Label pada produk herbal harus mengandung nama ilmiah tanaman nama dan alat pabrik yang sebenarnya, tanggal kemasan dan tanggal kadaluarsa.Di Indonesia ada 3 jenis tehnik pengobatan komplementer yang telah di terapkan oleh Derpartemen Kesehatan untuk di Integrasikan ke dalam pelayanan konvensional yaitu:
1. Akupuntur HiperbarikDilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya.
2. Terapi HiperbarikYaitu suatu metode terapi dimana pasien di masukan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara atmosfir normal, lalu di beri pernafasan oksigen murni (100%)
3. Terapi herbal medicYaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alami baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelanyanan penelitian maupun berupa fitofarmaka.
DASAR HUKUM1. Peraturan Menteri kesehatan RI nomor 1109 tahun 2007 tentang penyelenggaraan pengobatan
komplementer-alternatif pelayanan kesehatan.2. Permenkes RI no 1186 / Menkes / per / XI / 1996 tentang pemanfaatan akupuntur di sarana
pelayanan kesehatan.3. Keputusan Menteri Kesehatan RI no 1076 / Menkes / SK / VII / 2003 tentang penyelenggaraan
pengobatan tradisional.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI no 121 tahun 2008 tentang standar pelayanan Medik Herbal.
PENERAPAN DALAM PRATIK KEPERAWATAN Keperawatan holistic menghormati serta mengobati jiwa, tubuh dan pikiran klien, perawatan menggunakan Intervensi Keperawatan holistic seperti terapi relaxasi, terapi music, sentuhan ringan dan usaha pemulihan (doa). Intervensi seperti ini mempengaruhi Individu secara keseluruhan (jiwa, tubuh, pikiran) dan merupakan pelengkap yang bersifat efektif ekonomis, non, invasive serta non farmakologis untuk pelayanan medis terapi tersebut di susun dalam 2 tipe:
1. Terapi yang dapat diakses keperawatan.Di mana seorang perawat dapat mulai mempelajari dan mempergunakanya dalam pelayanan klien.
2. Terapi latihan spesifikDi mana seorang perawat tidak dapat melakukan tanpa pelatihan tambahan dan atau sertifikat.
TERAPI YANG DAPAT DIAKSES KEPERAWATANRelaksasiTujuan : agar individu mampu memonitor dirinya secara terus menerus terhadap indicator ketegangan serta untuk membiarkan, melepaskan dengan sadar ketegangan yang terdapat di bebagai tubuh.Macam relaxsasi:
a. Relaksasi progresifMengajarkan individu bagaimana beristirahat dengan efektif dan mengurangi ketegangan pada tubuh.
b. Relaksasi pasifMengajarkan individu untuk merelaksasikan sekelompok otot secara pasif.Cara terapi relaksasi :
a. Meditasi dan pernafasan berirama Menyediakan lingkungan yang tenang.
Membantu klien untuk mendapatkan kenyamanan saat sedang duduk atau berbaring,minta klien untuk tetap diam sebisa mungkin dan bergerak jika perlu agar tetap merasa nyaman.
Menginstruksikan klien untuk bernafas kedalam dan keluar secara perlahan dan dalam menggunakan otot perut.
Pada awal setiap mengeluarkan nafas,minta klien untuk menyebut angka satu dalam pikirannya,lanjutkan ketahap meditasi.
Menjelaskan ketika pikiran mengembara,bawa kembali untuk memulai mengeluarkan nafas dalam tanpa pertimbangan.
Minta klien melakukan setiap jenis latihan selama 5,10,15 dan 20 menit Lakukan setiap hari untuk minimal satu jenis latihan.b. Relaksasi dan progesif Menyediakan linkungan yang tenang Membantu klie untuk mendapatkan kenyamanan saat sedang duduk atau berbaring, meminta
klien untuk tetap diam sebisa mungkin dan bergerak jika perlu agar tetap merasa nyaman. Mengintrusikan klien untuk menutup mata dan mempertahankan sikap mau menerima. Menginstuksikan untuk bernafas dalam dan keluar secara perlahan dan dalam menggunakan otot
otot patu paru
Saat klien bernafas secara perlahan dan nyaman, instrukasikanb klien untuk merelaksasikan dan meregangkan otot sesuai urutan yang di perintahkan, menengankan dan merelasaksikan serta merasakan tiap bagian yang berelaksasi.
Instruksikan klien untuk menegangkan dan kemudian merelaksasikan betis, lutut, dan seterusnya.
c. Relaksasi dengan gerakan sensoris Menyediakan tempat yang tenang Membantu klien untuk mendapatkan kenyamanan saat sedang duduk atau berbaring, meminta
klien untuk tetap diam sebisa mungkin dan bergerak jika perlu agar tetap merasa nyaman. Menginstruksikan klien untuk menutup mata dan mempertahankan sikap mau menerima. Menginstruksikan klien untuk bernafas ke dalam dan ke luar secara perlahan dan dalam
menggunakan otot otot perut. Instrusikan klien untuk mengulang secara perlahan lahan menyelesaikan setiap kalimat berikut
dengan suara rendah atau untuk dirinya:Sekarang saya sadar melihat………….Sekarang saya sadar merasakan…………Sekarang saya sadar mendengarkan………..
Instrusikan klien untuk mengulng dan menyelesaikan setiap kata empat kali, kemudian tiga kali, kemudian dua kali dan terakhir satu kali.
d. Relaksasi dengan music Menfasilitasi klien dengan alat perekam dan alat pendengar. Meminta klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman (duduk atau berbaring dengan tangan
dan kaki di silang) dan untuk menutup mata dan mendengarkan music melalui alat pendengar. Instrusikan klien untuk membanyangkan terapung atau ditiup dengan music ketika sedang
mendengarkan.Evaluasi: Mangkaji tanda tanda vital klien terutama pola pernafasan. Minta klien untuk menggambarkan tingkat ketegangan atau perasaan kawatir. Mengamati klien terhadap adanya perilaku yang menunjukan kecemasan.
2. TERAPI LATIHAN SPESIFIKa. Umpan balik biologis
Merupakan suatu kelompok prosedur terapeutik yang menggunakan alat elektronik, atau elektromekanik untuk mengukur, memproses dan memberikan informasi bagi individu tentang aktivitas system saraf otonom dan neuro moskuler.
b. Sentuhan terapiutikSentuhan terapiutik merupakan satu potensi alami manusia yang terdiri dari meletakkan tangan praktisi pada atau dekat dengan tubuh seseorang kemudian praktisi mencoba mengarahkan energi yang ada dalam tubuhnya untuk membawa individu kembali masuk kedalam keseimbangan energi yang sama dengan praktisi.
c. Terapi kiropraktikManipulasi spinal yang diarahkan pada sendi tertentu ole praktisi dengan menggunakan tangan atau alat.
d. Akupuntur
Merupakan metode stimulasi titik tertentu pada tubuh dengan memasukan jarum kusus untuk memodifikasi persepsi rasa nyeri, menormalkan fungsi fisiologis serta mengobati dan mencegah penyakit.
e. Terapi herbalMenggunakan tanaman, hewan, atau mineral.Di Amerika terapi komplementer kedokteran dibagi empat jenis terapi : Chiropractic , teknik relaksasi,
terapi masase dan akupunktur, lainnya terapi komplementer yang dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan. Banyak terapi modalitas yang digunakan pada terapi komplementer mirip dengan tindakan
keperawatan seperti teknik sentuhan, masase dan manajemen stress.
Berikut macam – macam dari terapi komplementer dan kedokteran alternatif : masase, diet , terapi
musik, vitamins, produk herbal, teknik relaksasi, imagenary, humor, terapi sentuhan. Akupuntur,
acupressure, chiropractice, dukungan kelompok, hipnotis, meditasi, aromatherapy, yoga , biofeedback.