Post on 13-Aug-2015
Disusun oleh:
Nama : …………………….
Kelas : …………………….
SMK AL-AZHAR
Jln.Raya Langensari-Banjar Pataruman
Kota Banjar
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatNYAlah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat
waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "OLAHRAGA
ATLETIK", yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk
mempelajari sejarah Olahraga Atletik.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang
tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT. memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Hormat Kami,
"Penulis"
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................1
C. Metode Penulisan................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian Lempar Lembing...............................................................................2
B. Persyaratan Suatu Lemparan Yang Syah............................................................4
C. Teknik-Teknik Dalam Lempar Lembing.............................................................6
BAB III PENUTUP..................................................................................................7
A. Kesimpulan..........................................................................................................7
B. Saran....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan
dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil.
Awal mulanya, lempar lembing lebih identik dengan aktivitas berburu nenek moyang manusia.
Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki
pada zaman tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika umat manusia
memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden yang lebih kental
dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap dengan membangun perkampungan atau
perkotaan.
Perubahan gaya hidup pun terjadi. Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti melempar
lembing tak lagi digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu olahraga yang
dipertandingkan. Unsur untuk memperoleh makanan (berburu) berubah menjadi upaya
pemenuhan akan hiburan dan prestasi. Walaupun belum ditemukan catatan sejarah yang otentik
mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah berkembang sejak
zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah dengan
olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram.
B. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian lempar lembing
2. Mengetahui persyaratan yang syah pada olah raga lempar lembing
3. Mengetahui teknik bermain lempar lembing
C. METODE PENULISAN
Metode yang di gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan cara browsing atau
mencari dari internet sebagai bahan dari pembuatan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LEMPAR LEMBING
Lembing adalah olahraga yang merupakan keturunan dari banyak bentuk
kompetisidiperebutkan di berbagai bagian dunia kuno yang melibatkan melemparkan dari peluru.
Lembing adalah salah satu peristiwa yang membentuk bagian dari Olimpiade kuno, dan itu
termasuk dalam perdana Olimpiade modern pada tahun 1896. Lembing akhirnya diatur oleh
lintasan dan lapangan payung tubuh, Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF).
Javelin kompetisi paling dikenal melalui pemaparan yang diberikan olahraga pada
Olimpiade, di mana lembing adalah kejadian terpisah diperebutkan oleh laki-laki dan
perempuan. Javelin juga merupakan bagian dari dua tahunan Atletik Dunia kejuaraan atletik dan
berbagai daerah bertemu. Javelin kompetisi adalah bagian dari National Collegiate Athletic
Association (NCAA) tahunan kejuaraan trek dan lapangan. Ini juga merupakan salah satu
peristiwa yang meliputi baik dasalomba dan heptathlon.
Beruang lembing sejumlah kesamaan teknis ke lapangan olahraga tradisional lainnya
yang mengharuskan atlet untuk melempar peluru sejauh mungkin. Yang menembak, melempar
palu, dan cakram semua memerlukan atlet untuk mempertimbangkan berbagai faktor fisik,
termasuk efek angin, sudut di mana objek dilepaskan, ketinggian di mana objek dilepaskan, dan
kecepatan objek pada rilis. Ini adalah pertimbangan aerodinamis spesifik lembing itu sendiri
yang memisahkan olahraga ini dari peristiwa melempar lain.
Proyektil yang digunakan dalam lembing terdiri dari tiga bagian yang berbeda-kepala,
dibangun dari logam ringan; batang, yang terbuat dari serat karbon atau komposit lain bahan
sintetis dan cengkeraman, porsi lembing di mana objek dipegang oleh pelempar sebelum
pengiriman.
Berbeda dengan gerak kaki dan tubuh resultan posisi yang dicari oleh seorang atlet untuk
menghasilkan peluru yang sukses melempar atau rilis cakram, lembing aturan melarang spin atau
memutar dari tubuh pelempar sebelum pelepasan lembing (bagian belakang pesaing mungkin
tidak menghadapi garis melemparkan setiap saat sebelum pelepasan lembing).
1. Cara Memegang
Cara Finlandia : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata
lembing serong hamper menuju arah badan. Kemudian jari tengah memegang tepian atau
pangkal ujung dari tali bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari
ndiletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk
harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing. Sedangkan jari-jari yang
lainnya turut memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara
Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan penting untuk mendorong
tali pegangan pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
Cara Amerika : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung atau mata
lembing serong hamper menuju kea rah badan. Kemudian jari telunjuk memegang tepian
atau pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan
pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing serta dalam keadaan lurus.
Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk turut membantu
dan menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari telunjuk
dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing pada saat melempar
(Syarifuddin, 1992).
Cara Menjepit : caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari
telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memmegang biasa.
Peraturan lomba lempar lembing
1. Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing, badan lembing dan tali pegangan
lembing.
2. Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3 m. berat
lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putrid : 600 gram.
3. Lembing harus dipegang pada tempat pegangan
4. Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores ke tanah
5. Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di depan lengkung
lemparan
Cara membawa lembing
Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa
lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para atlet lempar lembing.
1. Membawa lembing diatas pundak : Lembing dipegang di atas pundak di samping kepala
dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan dilipat atau ditekuk menuju depan. Cara
ini digunakan oleh para pelempar yang menggunakan awalan gaya jangkit (hop-step)
pada waktu akan melempar.
2. Membawa lembing Di bawah
3. Membawa lembing di bawah adalah dengan lengan kanan lurus ke bawah, mata lembing
menuju serong ke atas dan ekornya menuju serong ke bawah hamper dekat dengan tanah.
4. Membawa lembing di depan dada
5. Mata lembing menuju serong ke bawah sedangkan ekornya menuju serong ke atas
melewati pundak sebelah kanan.
B. PERSYARATAN SUATU LEMPARAN YANG SYAH
Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar lewat atas bahu
atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara
membandul.Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.
Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian
lembing lainnya.
Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis
atau jalur paralel.
Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota
badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis
paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.
Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan
mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya
membelakangi sektor lemparan.
Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan
jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung
garis lempar dan garis perpanjangan.
1. Peralatan lembing
Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan lembing dan (3)
tali pegangan.
Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata
lembing yang runcing.
Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak
melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama
tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.
Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat untuk
putra 800 gr dan putri 600 gr.
2. Jalur Lari Awala
Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m dan
harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m.
Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.
3. Garis Lengkung LemparanLemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan jari-
jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau terbuat
dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang ke arah
kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m. Garis
perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.
C. TEKNIK-TEKNIK DALAM LEMPAR LEMBING
Olah raga lempar lembing merupakan cabang olahraga atletik, dimana atlet dari
melemparkan lembing atau tombak pada lapangan dengan ukuran yang telah ditentukan.
Lembing yang digunakan dalam olahraga ini terbuat dari logam metal dan pada ujungnya
terdapat mata lembing yang bentuknya runcing. Lembing terdiri dari tiga bagian, yaitu mata
lembing yang berbentuk runcing, badan lembing, dan tali pegangan pada lembing. Pada olahraga
lempar lembing, panjang dan berat lembing yang digunakan berbeda, untuk putra panjangnya 2,6
sampai 2,7 meter dengan berat 800 gram. Sedangkan untuk putri panjang lembing adalah 2,2
sampai 2,3 meter dan beratnya 600 gram. Dalam olahraga lempar lembing terdapat beberapa
teknik yang harus diperhatikan, di antaranya adalah tentang cara memegang lembing, cara
membawa lembing, gaya melempar, dan sikap ketika melempar lembing.
1. Cara Memegang Lembing
Untuk memegang lembing ada terdapat aturan dan ketentuan khusus yang perlu
diperhatikan. Ada dua macam cara dalam memegang lembing, yaitu:
Cara Finlandia: antara kedua jari tengah dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang
balutan lembing, sedangkan jari telunjuk diletakkan sewajarnya.
Cara Amerika: antara kedua jari telunjuk dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang
balutan lembing.
2. Cara Membawa Lembing
Dalam membawa lembing, ada tiga cara yang bisa digunakan, yaitu:
Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar dengan
telinga. Sementara mata lembing diarahkan ke depan agak serong ke arah bawah.
Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar dengan
telinga, tetapi mata lembing diarahkan ke depan dengan serong ke atas.
Lembing dibawa oleh tangan kanan yang diletakkan di belakang badan dengan mata
lembing diarahkan ke depan serong atas.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Di dalam gerakan lempar lembing banyak sekali melibatkan bagian-bagian tubuh bagian
atas dan bawah mulai dari otot, sendi, sumbu dan bidang. Hasil dari kombinasi yang lengkap dari
bagian-bagian tubuh tersebut menghasilkan suatu gerakan lempar lembing yang baik.
B. SARAN Sebagai calon guru olahraga, dengan mengetahui analisis gerak lempar lembing mulai
dari gerakannya itu sendiri, sendi yang berperan, bidang dan sumbu yang terkait, serta otot-otot
yang digunakan, diharapkan dapat menjadi suatu pegangan dalam membelajarkan anak didiknya
kelak.
DAFTAR PUSTAKA
http://dhono-wareh.blogspot.com/2012/03/makalah-lempar-lembing-olah-raga.html
Posted 8th November 2012 by Herubjr Labels: contoh makalah olahraga atletik makalah olahraga atletik olahraga makalah atletik
GUDANG MAKALAH
Blog ini menyediakan beberapa contoh dari berbagai jenis makalah
Nov8
MAKALAH MOTIVASI
MAKALAH
MOTIVASI
Disusun oleh :
Nama : Saeful Amin
Nim : 2124100214
Kelas : 3 H
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.
MAKALAH TENIS MEJA
MAKALAH
TENIS MEJA
Disusun oleh :
Nama : Saeful Amin
Nim : 2124100214
Kelas : 3 H
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.
MAKALAH OLAHRAGA ATLETIK
MAKALAH
OLAHRAGA ATLETIK
Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Pelajaran Penjaskes
Guru : ……………………
Disusun oleh:
Nama : …………………….
Kelas : …………………….
Nov8
MAKALAH TENIS MEJA
MAKALAH
TENIS MEJA
Disusun oleh :
Nama : Saeful Amin
Nim : 2124100214
Kelas : 3 H
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan hidaya-
Nya makalah yang berjudul “ TENIS MEJA “ ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Selama penyusunan makalah ini, penyusun ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu baik moril maupun spiritual atas wujudnya makalah
ini. Penyusun menyadari bahwa makalah yang membahas tentang Tenis Meja ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan baik dari segi penyusunan maupun isinya, oleh sebab itu
penyusun menucapkan terima kasih jika ada pihak yang memberikan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalmualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Sejarah Tenis Meja.............................................................................................1
1.2 Kejuaraan Yang Pernah di Ikuti Indonesia........................................................3
BAB II TEHNIK DAN PERATURAN TENIS MEJA............................................5
2.1 Tehnik Tenis Meja.............................................................................................5
2.2 Peralatan Tenis Meja..........................................................................................7
2.3 Pemanasan dan Pelemasan.................................................................................7
2.4 Cara Memegang Bet dan Mengontrol Bet.........................................................8
2.5 Peraturan Tenis Meja.........................................................................................9
2.6 Peraturan Pertandingan Tenis Meja AAUI CUP.............................................10
BAB III LAPANGAN TENIS MEJA....................................................................13
3.1 Ukuran Meja Tenis Meja.................................................................................13
3.2 Tiang Net dan Jaring Net.................................................................................13
BAB IV PENUTUP...............................................................................................14
4.1 Kesimpulan......................................................................................................14
4.2 Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Tenis Meja
Asal muasal tenis meja belum pernah ada sumber yang tepat, walaupun itu olahraga yang
relatif muda, lebih muda dari tennis lapangan dan tidak jauh lebih tua dari bola basket. Paling
awal dikenal dalam bentuk olahraga, dipanggil tenis indoor, telah dimainkan pada awal tahun
1880-an oleh para tentara Inggris di India dan Afrika Selatan, menggunakan papan dari kotak
cerutu sebagai paddles dan gabus bulat dari botol anggur sebagai bola, dengan deretan buku
menetapkan atas di bagian tengah meja untuk membentuk jarring atau net. Versi lain
dikembangkan di Inggris pada 1890, berbagai cara yang dikenal sebagai " whiff whaff " dan
"gossima," dan Parker Brothers mulai manufaktur yang tenis indoor kit yang menyertakan
portable bersih yang dapat diset up pada meja, bola kecil yang ditutup dengan kasa , dan miniatur
paddles. James Gibb, adalah orang Inggris yang berkunjung ke Amerika Serikat pada 1900,
membawa beberapa seluloida bola berongga dan mulai bermain dengan tenis indoor teman-
teman, menggunakan bola baru. Gibb ternyata datang dengan nama "pingpong," mengacu pada
suara benturan paddle dgn bola di atas meja. Namun, produsen alat-alat olahraga Inggris, John
Jacques, mendaftarkan nama "Ping Pong" sebagai nama dagang 1901 dan dijual di Amerika hak
Parker Brothers, yang datang di bawah nama itu. EC Goode, kebangsaan Inggris lainnya pada
1902 melapisi kayu dengan paddle karet, yang membuat dia bisa memberikan efek spin pada
bola. Asosiasi Ping Pong didirikan di Inggris tahun itu, namun hanya berumur kurang dari tiga
tahun, terutama karena Parker Brothers' membuat peralatan dgn harga yang mahal. Walaupun
demikian, olah raga ini dengan pasti menyebar di Inggris dan Eropa, terutama dengan peralatan
dipasarkan oleh produsen lain dengan menggunakan nama generik tenis meja. Asosiasi Tenis
Meja Baru didirikan di Inggris pada 1921, diikuti oleh pendirian Fédération Internationale de
Tennis de Table (International Federation Tenis Meja) pada 1926 oleh pertemuan Inggris,
Swedia, Hungaria, India, Denmark, Jerman, Cekoslovakia, Austria, dan Wales di
Berlin.Turnamen kejuaraan dunia pertama diadakan di London pada tahun 1927. Hingga perang
Dunia II, Hungaria mendominasi dunia tennis meja. Dua Hungarian pemain top papan atas awal
periode adalah Maria Mednyanszky, yang memenangkan tujuh kali women world championship,
dan Viktor Barna, lima kali world champion.. Dua organisasi saingan, the US Amateur Table
Tennis Association and the National Table Tennis Tiga kelompok digabung dalam 1935 menjadi
the US Table Tennis Association, yang telah diubah namanya USA Table Tennis pada tahun
1994. Eropa Tengah mendominasi terus untuk waktu yang lama setelah Perang Dunia II, tetapi
pemain Asia mengambil alih olahraga yang dimulai pada 1953. Salah satu faktor di Asia banyak
bermunculan bintang tennis meja adalah pengenalan dari karet yang menggunakan sponge oleh
pemain Jepang, Horoi Satoh pada tahun1952. Tenis meja menjadi olahraga resmi di Olimpiade
1988, dengan katagori single dan doubles untuk pria dan wanita.
Sejarah Tenis Meja Indonesia
Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya
dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi.Hanya
golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan, antara lain keluarga
pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut.Sebelum perang dunia ke II pecah,
tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenismejaan mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong
Seluruh Indonesia).Pada tahun 1958 dalam kongresnya di Surakarta PPPSI mengalami
perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia)
Tahun 1960 PTMSI elah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table
Tennis Federation of Asia).Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak berdirinya PPPSI hingga
sekarang bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perkumpulan-
perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya pertandingan tenis meja yang dilakukan,
misalnya dalam arena : PORDA, PON, POMDA, POSENI di tingkat SD, SLTP, SLTA serta
pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan tenis meja,
instansi pemerintah atau swasta atau karang taruna dll.Indonesia selalu di undang dalam
kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun
1961.Selain kegiatan-kegiatan pertandingan tersebut, hal lain yang patut dicatat dalam
perkembangan pertenismejaan nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja
Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983, yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta
Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.
1.2 Kejuaraan Yang Pernah Diikuti Indonesia
Negara-negara Asia sebagai peserta di dalam kejuaraan dunia tersebut memutuskan
untuk membentuk federasi tenis meja asia yang dalam bahasa inggris lebih dikenal dangan The
Table Tennis Federation of Asia. Federasi ini telah menyelenggarakan dangan sukses 10
kejuaraan Asia, yaitu :
Ke 1 di Singapura tahun 1952.
Ke 2 di Tokyo tahun 1953.
Ke 3 di Singapura tahun 1954.
Ke 4 di Manila tahun 1957.
Ke 5 di Bombay tahun 1960.
Ke 6 di Manila tahun 1963.
Ke 7 di Seoul tahun 1964.
Ke 8 di Singapura tahun 1967.
Ke 9 di Jakarta tahun 1969.
Ke 10 di Nagoya tahun 1970.
Beberapa negara Asia kemudian merasa kurang puas dengan TTFA, karena ternyata
belum menghimpun seluruh kekuatan di Asia, sebagaimana termaksud di dalam anggaran dasar
TTFA.Pada bulan Maret 1972, perwakilan dari asosiasi tenis meja Cina, DPR Korea, dan Jepang
bertemu khusus untuk mengambil inisiatif mengadakan pertemuan pendahuluan di Beijing, Cina.
Pada bulan Mei tahun itu juga pertemuan pendahuluan dilakukan dan dihadiri oleh delegasi dari
16 negara yaitu masing-masing : Camboja, Cina, DPR Korea, Iran, Irak, Jepang, Kuwait,
Lebanon, Malasyia, Nepal, Pakistan, Palestina, Singapura, Srilangka, Siria, dan Vietnam. Sejalan
dengan keinginan keras dari para delegasi, maka pertemuan pendahuluan di ubah statusnya
menjadi pertemuan pembukaan untuk membentuk Asian Table Tennis Union (ATTU) pada
tanggal 7 Mei 1972.
Kejuaraan Asian masa ke pengurusan ATTU ke I dan kongres ATTU ke I di selenggarakan di
Beijing pada bulan September 1972.
Enam kongres ATTU dan kejuaraan Asia telah diselenggarakan dengan sukses di :
Beijing, Yokohama., Pyong-Yang., Kuala Lumpur, Calcuta, Jakarta, sejak tahun 1972 hingga
tahun 1982.
Kejuaraan Tenis Meja di Indonesia
Para pemain unggulan asal lima negara telah memastikan ikut ambil bagian dalam
Kejuaraan Tenis Meja Internasional Solo Open, 16-19 Pebruari 2006 di GOR Bhinneka Solo.
Mempertanding kelas pemula, kadet, yunior, senior dan kelas veteran usia 50 tahun keatas.
Pemain Indonesia yang telah mendaftarkan diantaranya Hadi Yudho, pemegang juara tiga kali
berturut-turut Silatama. Mengenai lima negara yang sudah mendaftar, memastikan mengirimkan
pemain terbaiknya, hanya saja belum disertai nama-nama pemainnya, begitu juga dari klub-klub
kenamaan yang ada di tanah air, katanya dan menambahkan kelima negara itu adalah China,
Korea, Singapura, Thailand, Malaysia dan Indonesia sendiri sebagai tuan rumah.
BAB II
TEHNIK DAN PERATURAN TENIS MEJA
2.1 Tehnik Tenis Meja
2.1.1 Sepuluh Perintah Tennis Meja
1. Gaya bermain apa saja yang Anda inginkan. Jangan biarkan orang lain mendikte
bagaimana anda harus bermain, tetapi dengarkan nasihat untuk memperbaikinya. Gaya anda bisa
menjadi perpanjangan dari kepribadian Anda. Semakin banyak memiliki gaya permainan,
semakin kaya akan variasi, bawa sesuatu ke permainan.
2. Bermain dengan peralatan apapun yang anda inginkan, tetapi seharusnya tidak membatasi
pilihan taktis anda atau pilihan lainnya. Gunakan peralatan yang anda bisa dan harus bisa dgn
cara memainkan peralatan lainnya. Eksperimentasi adalah kunci.
3. Mengembangkan taktik-taktik dari counter, serve, poin, pertandingan, peralatan lawan,
gaya dari lawan, perilaku lawan, taktik lawan, apapun. Berpikirlah sebelum, selama dan setelah
bermain.
4. Menghormati orang lain.Adalah cara untuk menjadi dihormati. Jangan menggunakan
taktik untuk kecewa, ketakutan atau mengganggu lawan, disetiap point. bermainlah jika
seseorang meminta anda untuk bermain. Cobalah untuk bersenang-senang dan biarkan orang lain
yang memiliki rasa senang juga. Memberikan nasihat dan membantu pemain lain. dan
memberikan respect.
5. Belajar untuk menang dan belajar untuk kalah, biasakan diri anda menerima kesalahan
dan keterbatasan dan kekurangan tehnik anda, jangan mengeluh ketika anda kalah. Anda kalah
karena anda tidak menerima kekalahan tersebut.
6. Tidak ada keberuntungan, coba tempatkan bola anda persis jatuh didepan net atau
diujung2 meja..maka anda akan terbiasa dengan pukulan2 itu…begitu pula dengan lawan anda,
jika pukulan mereka menyentuh net atau ditepi meja..coba lah untuk tetap focus mengembalikan
bola dari mereka.
7. Meningkatkan gaya dan teknik. Memperbaiki kelemahan anda lebih mudah daripada
meningkatkan kekuatan Anda, dan ingat bahwa lawan yang pintar akan melihat pada tiap2
kelemahan. Pertama memutuskan untuk melatih apa, mengapa dan bagaimana Anda akan
melakukannya, kemudian latihlah. Belajar untuk rally.
8. Aturan dan peralatan akan berubah, sehingga gaya tertentu atau peralatan dapat
diistimewakan. Jika anda bisa berubah kapan saja, anda juga dapat menerima perubahan dan
mereka yang bermain di beberapa kekurangan, seperti Gaya yang kurang disukai, atau bahkan
dirugikan oleh peraturan yakinlah masih bisa menang. Hanya diperlukan usaha yang lebih keras.
9. Tidak ada peralatan yang tidak adil. Tidak ada gaya yang buruk dengan olahraga. Tidak
ada pemain yang inferior atau superior dengan cara apapun, dan tentu saja anda tidak berhak
untuk menghakimi seseorang. Tinggalkan semua olahraga jika Anda berpikir berbeda dari ini.
10. Satu-satunya hukum yg harus dihormati adalah peraturan ( the rules of the game ). Hal ini berarti
bahwa satu-satunya cara menunjukkan permainan seharusnya mainkan. Bacalah, patuhi semua
peraturan, dan lalu tegakkan. Cobalah untuk memanfaatkan aturan untuk keuntungan Anda.
2.1.2 Berikut langkah-langkah Dasar menuju keberhasilan Bermain Tenis Meja :
1. Menentukan Peralatan Tenis Meja
2. Lakukanlah Pemanahasan dan Pelemasan
3. Cara Memegang Bet dan Mengontrtol Bet
4. Posisi Siap Pukulan Porhand dan Backhand
5. Penepatan Kaki (bagaimana cara bergerak)
6. Permainan Spin
7. Dasar Pukulan (Chooping, pushing ; backspin, Bloking, Looping,Lobbing)
8. Servis dan kemudian ketingkatan selanjutnya
9. Tipe Permainan, Taktik Bermain dan Strategi
2.2 Peralatan Tenis Meja
Saya hanya membahas peralatan bet dan yang digunakan untuk permainan dengan Tipe
Shakehands Grip, pilih lah Bet dengan mempertimbangkan cara memegang, tipe permainan,
harga dan yang terasa enak dipakai. Sering pemula berpikir menggunakan Bet yang dapat
memukul bola dengan cepat kelihatan Keren dan Hebat. Pendapat ini adalah Salah. Bet dengan
bahan tertentu memiliki kecepatan yang tinggi memang keren namun sangat sulit untuk di
Kontrol terlebih bagi pemain pemula. Pilih lah yang sedang speed and control nya dan biasanya
bet standar ittf tertera ukuran kecepatan dan control dan pilih lah sebagaimana diatas tadi.
2.3 Pemanasan dan Pelemasan
Sebegitu pentingkah pemanasan dalam Permainan tennis meja..? jawabnya tentu sangat
penting dan menentukan pada tingkatan tertentu. Pemanasan dilakukan agar dapat bermain
dengan baik dan otot tida terasa sakit. Anda tidak akan bermain dengan baik bila otot masih
dingin dan rapat. Ada 4 Bagian penting dalam pemanasan yang harus dilakukan :
1. Pemasan Otot
Dengan berlari kecil atau dengan berjalan cepat agar darah mengalir ke dalam
otot. Ini dapat menyiapkan otot untuk aktivitas dan memanaskannya agar otot siap untuk
dilemaskan.
2. Pelemasan
Sekarang otot sudah anda sudah agak panas, maka lemaskanlah otot yang akan
paling sering digunakan. Lakukan pelemasan dengan perlahan-lahan dan santai. Tahanlah setiap
bagian yang dilemaskan selama 6 hingga 8 detik. Untuk menghindari kecelakaan pada otot,
jangan melompat lompat saat pelemasan dan jangan lemaskan otot yang masih dingin.
3. Pemanasan dengan Gerakan Permainan
Lakukan gerakan rutin yang sama dengan setiap pukulan yang akan anda
gunakan. Sekarang anda telah siap untuk bermain.
4. Pendinginan
Setelah selesai berimain otot anda dalam keadaan panas dan fleksibel. Ini adalah
saat yang tepat untuk melemaskan dan meingkatkan fleksibelitas otot anda.
2.4 Cara Memegang Bet dan Mengontrtol Bet
Ketiaka cara memegang Bet anda tidak sempurna akan membuat pukulan anda tidak
sempurnna pula. Contohnya anda bisa melakukan pukulan forhand yang sempurna dengan cara
memegang bet yang tidak sempurna, tapi karena gerakan tubuh anda tidak akan mampu
melakukan pukulan backhand dengan sempurna. Cara memegang yang buruk akan mengatasi
perkembangan dan permainan anda. Lihat gambar cara pegangan yang sempurna :
Gambar 1: Cara pegang yang sempurna.
Gambar 2: Kesalahan yang sering terjadi akibat pegang Bet yang tidak sempurna.
2.5 Peraturan Tenis Meja
Peraturan atau aturan di dalam olah raga Tenis Meja
1. Meja
Permukaan atas meja yang secara umum diistilahkan sebagai ” Playing surface” harus
berbentuk segi empat dengan ukuran panjang 2,74 meter dan lebar 15,25 meter. Permukaan ini
harus terletak horisontal pada ketinggian 760 mm di atas lantai.Permukaan atas meja dapat
terbuat dari material apapun juga, asalkan kemungkinan pantulan bola setinggi 220 sampai 250
mm dengan menggunakan bola standar (sebaiknya yang jenis medium) dan dijatuhkan dari
ketinggian 305 mm dari atas permukaan meja.Permukaan meja ini harus berwarna gelap, kalau
mungkin hijau tua. Permukaan meja ini tidak boleh berkilat dan dibatasi dengan garis putih
sebesar 20 mm di semua sisinya.
2. Garis putih yang membatasi lebar permukaan meja sepanjang 1,525 meter akan diberi
nama ” batas akhir” (endlines)
3. Garis putih yang membatasi panjang permukaan meja sepanjang 2,74 meter akan diberi
nama ” batas sisi” ( side lines).
Bagi permainan ganda, permukaan meja ini akan dibagi menjadi dua bagian dengan garis
putih selebar 3 mm. Garis tengah ini pararel dengan batas sisi dan akan diberi nama ” batas
tengah” ( centre line). Batas tengah yang sudah digambarkan secara permanen ini tak perlu
dihapus apabila meja hendak dipakai untuk permainan tunggal.
4. Net
a. Permukaan meja akan dibagi menjadi dua sisi dengan ukuran yang sama dengan perantaraan
sebuah ” jaring” (net) yang pararel dengan batas akhir meja tersebut.
b. Net ini akan ditegangkan oleh tali yang diikat pada kedua belah sisi pada sebuah tiang
penyangga setinggi 152,5 mm, sedangkan batas sisi dari kedua tiang penyangga harus berjarak
152,5 mm dari batas sisi permukaan meja.
c. Panjang net itu, beserta perpanjangnya di sisi kanan dan kiri harus berukuran : panjang 1.83 m
sedangkan seluruh panjang tersebut, terhitung dari ujung atas net, harus berjarak 152,2 mm di
atas permukaan meja.
5. Bola
a. Bola harus berbentuk bulat, dengan diameter minimum 37,2 mm dan maksimum 28.2 mm.
b. Berat bola minimum harus 240 gram dan maksimum 2.54 gram.
c. Bola ini harus terbuat dari selulosa atau plastik lainnya yang sejenis dan harus berwarna putih
atau king tanpa ada efek berkilat ( harus suram).
6. Bet atau raket
a. Ukuran raket bebas, demikian juga bentuk dan beratnya.
b. Blade” ( bagian raket yang bundar, dengan maka kita memukul bola) harus terbuat dari kayu
seluruhnya, rata tebalnya , datar dan kaku.
c. Bagian permukaan dari setiap sisi black tersebut, dipakai ataupun tidak dipakai untuk memukul
bola, harus berwarna gelap suram setiap pinggiran atas hiasan dipinggir blade tidak berwarna
putih atau berrefleksi.
2.6 Peraturan Pertandingan Tenis Meja AAUI CUP (TGL 23 – 24 Agustus 2008)
1. Pertandingan tenis meja dibagi 2 katagori yaitu single dan double, tanpa menbedakan jenis
kelamin peserta
2. Setiap Perusahaan asuransi hanya boleh mengirimkan 1 pemain tenis meja single dan 1 pasang
pemain tenis meja Double
3. Peserta tenis meja dapat mengikuti pertandingan single dan double
4. Peserta olahraga tenis meja adalah karyawan/karyawati dari perusahaan asuransi umum anggota
AAUI dengan menunjukkan bukti Identitas Karyawan atau Surat Keterangan tertulis dari HRD.
5. Peserta olahraga tenis meja diharuskan membawa perlengkapan olahraganya masing-masing
(seperti bats, pakaian olahraga, sepatu)
6. Panitia menyediakan 03 (tiga) buah meja tenis, bola dan snack box khusus untuk peserta
pertandingan
7. Panitia akan menyediakan Piala Tetap & Hadiah berupa uang pembinaan untuk Juara 1, 2, 3
single dan Juara 1,2, 3 double
8. Pertandingan akan dilakukan di Bross Futsal Blok M Lt 01 pada Hari/tgl. Sabtu 23 Jam 09.00 –
18.00, WIB (untuk pertandingan single) dan Minggu 24 Agustus 2008 Jam 09.00 – 18.00, WIB
untuk double
9. Panitia akan menentukan jadwal pertandingan dengan mengundinya pada saat tehnical meeting
tgl 20 Agustus 2008, dan apabila peserta pertandingan atau yang mewakilinya tidak datang,
maka panitia berhak untuk mewakilinya untuk mengambil undiannya.
10. Peserta wajib melakukan register ulang pada saat hari ”H” pertandingan dengan menunjukkan
bukti identitas karyawan dan atau menyerahkan surat keterangan dari perusahaan masing-masing
yang menyatakan bahwa peserta adalah benar karyawan/karyawati dari perusahaan tersebut
11. System pertandingan menggunakan system gugur
12. Selama turnament berlangsung tidak diperbolehkan dilakukan pergantian pemain
13. Peserta wajib hadir paling lambat 15 menit sebelum pertandingan dimulai.
14. Apabila peserta belum hadir pada saat pertandingan akan dimulai, maka panitia akan memanggil
peserta dengan maksimal 03 (tiga) x panggilan dengan toleransi waktu 05 menit, apabila
melewati batas waktu tersebut maka peserta akan dinyatakan gugur (WO)
15. Peraturan tehnis pertandingan tenis meja :
Single
a. Pertandingan menggunakan hitungan 11 point dengan dua kali service bergantian
b. Game finish/menang 03 set
c. Service bola dilambungkan
d. Service menyentuh net diulang tanpa batas
e. Service bola tidak mengenai bats maka point buat lawan
f. Bats menyentuh meja dinyatakan boleh/tidak dis
g. Disaat bola berjalan tidak boleh bersuara
h. Disaat bola berjalan tangan memegang meja dinyatakan point buat lawan
i. Bola menyentuh pinggir/samping meja dinyatakan masuk
j. Apabila bola basah maka service diulang
k. Disaat bola berjalan bola mengenai jari tangan yang memegang bat dinyatakan sah/boleh
Double
a. Sama dengan peraturan singe diatas
b. Service dikotak sebelah kanan kearah sebelah kanan lawan dan jika masuk kesebelah kiri lawan
point buat lawan
16. Setiap selesai perandingan peserta wajib menandatangi formulir hasil pertandingan yang
disediakan oleh panitia
17. Setiap peserta wajib mematuhi Tata Tertib pertandingan & Aturan yang berlaku.
BAB III
LAPANGAN TENIS MEJA
3.1 Ukuran Meja Tenis Meja
Panjang = 274 cm
Lebar = 152,5 cm
Tebal garis sisi = 2 cm
Tinggi meja dari lantai lapangan = 76 cm
Luas = 4,1785 meter persegi
3.2 Tiang Net dan Jaring Net
Panjang Net = 183 cm
Lebar / Tinggi Net = 15,25 cm
Jarak Meja Ke Tiang = 15,25 cm
Luas Net = 0,279075 meter persegi
Di pinggir dan di tengah meja diberi garis. Umumnya warna dasar meja tenis meja adalah
warna hijau dan untuk garis adalah putih. Tenis Meja = Table Tennis (internasional).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas bahwa olahraga Tenis Meja di tingkat Nasional telah
melakukan fungsinya. Namun demikian agar olahraga Tenis Meja ini arif dan bijaksana, maka
perlu ada peningkatan sistem penyelenggaraan yaitu selain memberikan layanan dalam bentuk
ekstra kulikuler juga memberikan layanan dalam pertandingan. Hal ini merupakan bentuk
kepedulian Nasional untuk ikut menyehatkan kehidupan bangsa melalui olahraga basket yang
tepat, cepat, akurat dan relatif dapat dijangkau oleh kebutuhan masyarakat dan diharapkan
mampu menciptakan atlit basket professional khususnya pada cabang olahraga Tenis Meja yang
dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia.
4.2 Saran
Supaya pertumbuhan dan perkembangan olahraga Tenis Meja berjalan dengan normal,
maka sebagai olahragawan, harus memotivasi dan merangsang masyarakat umum (
masyarakat/siswa ) dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk mencintai olahraga supaya
keingintahuan tentang dunia olahraga bertambah. Supaya generasi yang akan datang lebih
optimal dalam bidang olahraga sehingga dalam era globalisasi ini bangsa kita tidak tertinggal
perkembangannya dalam berbagai bidang terutama dalam bidang olahraga.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Mahendra (2006). Teori Belajar Motorik. FPOK UPI. Modul Pembelajaran Prodi PJKR. Tidak diterbitkan
Giriwijoyo, Santosa. (1991) Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Ikip Bandung.
Giriwijoyo, Santosa. (2003). Olahraga dan Kesehatan. Bandung : FPOK – UPI.
Giriwijoyo, Santosa. (2004). Ilmu Faal Olahraga. Bandung : FPOK – UPI.
Harrison & Balkemore, 1989. Instructional Strategis, second edition WM. C.Brown Publisher All Rights
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Pskologis dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak
Kusuma
Hurlock. E. B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Kusmaedi, Nurlan. (2002). Pembelajaran Hidup Sehat Terpadu Berbasis Masyarakat. Bandung : FPOK - UPI
Kusmaedi, Nurlan (2002) Olahraga rekreasi dan olahraga tradisional. Bandung :FPOK UPI
Kusmaedi, Nurlan (2005). Teori-Teori Perkembangan. FPOK UPI. Modul Pembelajaran Prodi PJKR. Tidak diterbitkan
Posted 8th November 2012 by Herubjr Labels: tenis meja contoh makalah tenis meja makalah makalah tenis meja
GUDANG MAKALAH
Blog ini menyediakan beberapa contoh dari berbagai jenis makalah
Nov8
MAKALAH MOTIVASI
MAKALAH
MOTIVASI
Disusun oleh :
Nama : Saeful Amin
Nim : 2124100214
Kelas : 3 H
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.
MAKALAH TENIS MEJA
MAKALAH
TENIS MEJA
Disusun oleh :
Nama : Saeful Amin
Nim : 2124100214
Kelas : 3 H
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.
MAKALAH OLAHRAGA ATLETIK
MAKALAH
OLAHRAGA ATLETIK
Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Pelajaran Penjaskes
Guru : ……………………
Disusun oleh:
Nama : …………………….
Kelas : …………………….
Loading Send feedback