Post on 12-Apr-2016
ii
TESIS
KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEXT DENGAN
MENGGUNAKAN TEKNIK PICTURE SERIES PADA
KELAS VIII DI SMP ANGKASA KUTA BADUNG
SI PUTU AGUNG AYU PERTIWI DEWI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
iii
TESIS
KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEXT DENGAN
MENGGUNAKAN TEKNIK PICTURE SERIES PADA
KELAS VIII DI SMP ANGKASA KUTA BADUNG
SI PUTU AGUNG AYU PERTIWI DEWI
NIM 1190161066
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI LINGUISTIK
PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN BAHASA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
ii
KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEXT DENGAN
MENGGUNAKAN TEKNIK PICTURE SERIES PADA
KELAS VIII DI SMP ANGKASA KUTA BADUNG
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
pada Program Magister, Program Studi Linguistik,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
SI PUTU AGUNG AYU PERTIWI DEWI
NIM 1190161066
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI LINGUISTIK
PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN BAHASA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
iii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI
Tanggal 12 Desember 2013
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A. Dr. Made Sri Satyawati, S.S, M.Hum.
NIP. 19530107 198103 1 002 NIP. 19710318 199403 2 001
Mengetahui
Ketua Program Magister Linguistik Direktur
Program Pascasarjana Program Pascasarjana
Universitas Udayana, Universitas Udayana,
Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K).
NIP. 19620310 198503 1 005 NIP. 19590215 198510 2 001
iv
Tesis Ini Telah Diuji pada
Tanggal 12 Desember 2013
Panitia Penguji Tesis, berdasarkan SK. Rektor
Universitas Udayana No. 3369/UN14.4/HK/2013. Tanggal 12 Desember 2013
Ketua : Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A.
Anggota : 1. Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum.
2. Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M.A.
3. Dr. NL Ketut Mas Indrawati, M.A.
4. Dr. Ni Wayan Sukarini, M.Hum.
v
Pernyataan Keaslian
Saya yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama : Si Putu Agung Ayu Pertiwi Dewi
NIM : 1190161066
Jurusan/Program Studi : Program Studi Linguistik
Strata/Program : Strata/Program Magister
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bebas dari peniruan terhadap karya orang lain. Kutipan
pendapat dan tulisan orang lain dirujuk sesuai dengn cara-cara penulisan karya
ilmiah yang berlaku.
Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ini, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 1 Desember 2013
( Si Putu Agung Ayu Pertiwi Dewi )
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Mahaesa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nya tesis yang
berjudul ― Kemampuan Menulis Recount Text Dengan Menggunakan Teknik
Picture Series Pada Kelas VIII di SMP Angkasa Kuta‖ ini dapat diselesaikan.
Penyelesaian penulisan tesis ini dapat terjadi karena adanya bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1) Rektor Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada
penulis dalam menempuh pendidikan pascasarjana di institusi yang beliau
pimpin;
2) Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis lewat pengajaran dan bimbingan
para pengajar pada Program Studi Linguistik, Konsentrasi Pembelajaran
dan Pengajaran Bahasa;
3) Ketua Program Studi Magister Linguistik, Universitas Udayana Prof. Dr.
I Nyoman Suparwa, M. Hum. yang telah banyak member arahan dan
bimbingan selama penulis menjadi mahasiswa;
4) Dr. Ni Luh Nyoman Seri Malini, S.S, M.Hum. selaku Pembimbing
Akademik yang banyak memberikan motivasi, bimbingan, dan perhatian
mendalam bagi penulisan tesis ini;
vii
5) Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A. dan Dr. Made Sri Satyawati, S.S.,
M.Hum., selaku pembimbing I dan II yang dengan penuh perhatian dan
kesabaran dalam memberikan bimbingan, saran, dan semangat kepada
penulis. Terima kasih pula penulis ucapkan kepada penguji tesis yang telah
memberikan masukan, saran, sanggahan, serta koreksi sehingga tesis ini
dapat terwujud;
6) para dosen pada Konsentrasi Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa,
Program Studi Magister Linguistik, Program Pascasarjana Universitas
Udayana yang telah banyak memberikan ilmu dan motovasi selama
penulis mengikuti perkuliahan;
7) staf administrasi, Pak Ebuh, Bu Komang, Pak Sadra, dan Bu Gung yang
telah banyak membantu segala kelengkapan administrasi selama penulis
mengikuti perkuliahan;
8) teman-teman konsentrasi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa angkatan
2011, terima kasih atas kerjasama, motivasi, dan dukungannya selama
perkuliahan.
9) Drs. I Wayan Suarwinaya, S.AP selaku Kepala Sekolah SMP Angkasa
Kuta, para guru dan siswa SMP Angkasa Kuta yang telah memeberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah SMP
Angkasa Kuta.
10) orang tua tercinta Si Ketut Mandira Natha, S.H, Jero Made Miasa, dan Ida
Ayu Oka. Saudaraku, kakak dan adik-adikku tersayang Rah Agung, Gek
viii
Agung, Gung Ratih, Gung Bintang, dan Gung Candra serta kekasih yang
selalu memberikan semangat dan dorongan demi selesainya tesis ini.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Mahaesa melimpahkan
rahmat-Nya atas segala amal baik kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini. Akhir kata, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk pencapaian kualitas penulisan yang lebih baik
di masa datang khusunya bagi pembelajaran dan pengajaran bahasa.
Denpasar, 1 Desember 2013
Si Putu Agung Ayu Pertiwi Dewi
ix
ABSTRAK
KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEXT DENGAN MENGGUNAKAN
TEKNIK PICTURE SERIES PADA KELAS VIII DI SMP ANGKASA
KUTA BADUNG
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan teknik
picture series dapat meningkatkan keterampilan dalam menulis recount text pada
siswa SMP Angkasa Kuta tahun ajaran 2012/2013 yang menjadi subjek penelitian
ini. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas A yang terdiri atas 31 siswa.
Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang
terdiri atas empat tahapan dalam setiap siklusnya, yaitu pelaksanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Penelitian ini terdiri atas tiga siklus, yaitu satu siklus yang
disebut dengan siklus pratindakan yang digunakan untuk mempersiapkan tes akhir
sebelum penerapan teknik dilakukan. Kemudian dua siklus berikutnya, yaitu
siklus I dan siklus II dilaksanakan untuk mengaplikasikan teknik ini.
Pengumpulan data menggunakan empat instrumen, yaitu tes, observasi, kuesioner
dan dokumentasi. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik juga
dengan penjelasan deskripsi.
Hasil dari data kuantitatif dilihat dari penerapan teknik picture series dapat
meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas VIII SMP Angkasa Kuta. Ini
dapat dilihat dari hasil evaluasi tes dan hasil observasi yang selalu mengalami
peningkatan selama penenerapan teknik ini dilakukan. Hasil evaluasi sebelum
diterapkannya teknik ini adalah 70,22 yang mengindikasikan bahwa nilai ini
termasuk dalam kategori kurang dan belum memenuhi standar nilai KKM.
Setelah penerapan model ini pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi
75,15. Dengan diadakannya siklus II sebagai perbaikan dari siklus I, nilai rata-
rata siswa mengalami peningkatan menjadi 79,54 dengan kategori baik.
Peningkatan yang terjadi pada setiap siklusnya juga didukung dengan data
kualitatif.
Kata Kunci : menulis, recount text, teknik, picture series
x
ABSTRACT
This study aimed at finding out whether the use of picture series technique
could improve the writing skill of recount text in eighth graduate students of SMP
Angkasa Kuta as subjects of this study. The sampling were purposely taken from
class A consisting of 31 students.
This study was designed in the form of action-class research involving
four steps in each cycles that were planning, action, observation, and reflection.
This study consists of three cycles, pre-action cycles was used to obtain the data
before treatment. Then two cycles more were to obtain data after treatment and
applied the techniques. To collect data, four instruments were used; test,
observation, questionnaires and documentations. The data analysis was presented
in the table and chart of progressive analysis, and also in descriptive explanation.
The result of quantitative analysis showed that using of picture series
could improve the passive simple present tense ability of the eight grade student
of SMP Angkasa Kuta. It could be seen from the result of the student‘s
achievements tests and the student‘s involvement which increased continuously
during the application techniques. The mean score of students was 70.22 before
techniques applied as the indications that this score categorized into a insufficient
level. After having treatment in the first cycles, the student‘s mean score
improved to 75.15 which categorized into a sufficient level. In the second cycles,
the student‘s mean score improved to 79.54 which was categorized good level.
This improvement was supported by qualitative data.
Keywords : writing, recount text, techniques, picture series
xi
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ...................................................................................... i
PRASYARAT GELAR ................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................... iii
LEMBAR PENETEPAN PANITIA PENGUJI ........................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................... ix
ABTRACT ................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN .............................................. xix
LAMPIRAN ................................................................................................. xx
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Khusus ........................................................................ 4
xii
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 4
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................... 5
1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN
MODEL PENELITIAN ............................................................................. 6
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................. 6
2.2 Konsep ............................................................................................ 12
2.2.1 Menulis ................................................................................... 13
2.2.2 Recount Text ........................................................................... 13
2.2.3 Picture Series .......................................................................... 15
2.3 Landasan Teori ................................................................................. 17
2.3.1 Teori Pembelajaran Bahasa ..................................................... 17
2.3.2 Teori Menulis ......................................................................... 20
2.3.3 Teori Tata Bahasa ................................................................. 22
2.4 Model Penelitian ....................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 27
3.1 Rancangan Penelitian ....................................................................... 27
3.1.1 Proses Siklus I ......................................................................... 29
3.1.2 Proses Siklus II ........................................................................ 30
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian .......................................... 30
xiii
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................ 31
3.3.1 Populasi ................................................................................... 31
3.3.2 Sampel ..................................................................................... 31
3.4 Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 32
3.4.1 Jenis Data ................................................................................ 32
3.4.2 Sumber Data ............................................................................ 32
3.5 Instrumen Penelitian......................................................................... 32
3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ........................................... 41
3.7 Metode dan Teknik Analisis Data ................................................... 41
3.7.1 Analisis Data Kuantitatif ......................................................... 42
3.7. 2 Analisis Data Kualitatif .......................................................... 47
3.8 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ......................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 49
4.1 Kemampuan Siswa Menulis Recount Text Sebelum Menggunakan
Teknik Picture Series Pada Kelas VIII di SMP Angkasa Kuta
Badung ............................................................................................. 49
4.1.1 Siklus Pratindakan ................................................................... 49
4.1.2 Hasil Pratindakan Secara Kuantitatif dan Kualitatif ............... 49
4.1.2.1 Analisis Kuantitatif (Pratindakan)........................................ 50
4.1.2.2 Analisis Kualitatif (Pratindakan) ......................................... 53
4.1.3 Hasil Kuesioner Pratindakan .................................................. 67
4.1.4 Refleksi Pratindakan .............................................................. 68
xiv
4.2 Kemampuan Siswa Menulis Recount Text Setelah menggunakan
Teknik Picture Series Pada Kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung 69
4.2.1 Siklus I ................................................................................... 69
4.2.1 1 Perencanaan Siklus I ............................................................ 69
4.2.1 2 Pelaksanaan Siklus I ............................................................. 70
4.2.1 3 Observasi Siklus I ................................................................ 74
4.2.2 Hasil Siklus I Secara Kuantitatif dan Kualitatif ...................... 76
4.2.2 1 Analisis Kuantitatif (Siklus I) .............................................. 77
4.2.2 2 Analisis Kualitatif (Siklus I) ................................................ 80
4.2.3 Refleksi Siklus I ...................................................................... 94
4.2 4 Siklus II ................................................................................... 95
4.2.4 1 Perencanaan Siklus II ........................................................... 95
4.2.4 2 Pelaksanaan Siklus II ........................................................... 96
4.2.4 3 Observasi Siklus II ............................................................... 98
4.2.5 Hasil Siklus II Secara Kuantitatif dan Kualitatif .................... 101
4.2.5 1 Analisis Kuantitatif Siklus II ................................................ 102
4.2.5 2 Analisis Kualitatif Siklus II ................................................. 104
4.2.5.3 Refleksi Siklus II .................................................................. 120
4.2.6 Hasil Kuisioner Siklus II ......................................................... 121
4.2.6.1 Perbandingan Siklus Pratindakan, Siklus I dan Siklus II .... 122
4.2.6 2 Perbandingan Nilai Rerata Pratindakan Siklus I dan Siklus II 124
xv
4.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Evaluasi Belajar Siswa
Pada Penerapan Teknik Picture Series Dalam Menulis Recount Text
Pada Siswa Kelas VI di SMP Angkasa Kuta Badung ...................... 126
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 128
5.1 Simpulan .......................................................................................... 128
5.2 Saran .............................................................................................. 130
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 131
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Generic / Schematics Structure of Recount Text ......................... 14
Tabel 3.1 Rubrik Penilaian Recount Text, Aspek Penilaian Organisasi ...... 42
Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Recount Text, Aspek Penilaian
Pengembangan Ide ....................................................................... 43
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Recount Text, AspekPenilaian Tata Bahasa ..... 44
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Recount Text, Aspek Penilaian Mekanik ......... 45
Tabel 3.5 Level Kemampuan dan Ketercapaian KKM ................................ 46
Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Belajar Siswa pada Pratindakan ........................... 50
Tabel 4.2 Nilai Siswa Berdasarkan 4 Aspek Penilaian Pratindakan ............ 52
Tabel 4.3 Kesalahan Tata Bahasa S01 (Pratindakan) .................................. 56
Tabel 4.4 Kesalahan Mekanik S01 (Pratindakan) ........................................ 59
Tabel 4.5 Kesalahan Tata Bahasa S11 (Pratindakan) .................................. 62
Tabel 4.6 Kesalahan Mekanik S11(Pratindakan) ......................................... 62
Tabel 4.7 Kesalahan Tata Bahasa S05 (Pratindakan) .................................. 65
Tabel 4.8 Kesalahan Mekanik S05 (Pratindakan) ........................................ 66
Tabel 4.9 Hasil Kuesioner Pratindakan ....................................................... 67
Tabel 4.10 Hasil EvaluasiBelajar Siklus I.................................................... 77
Tabel 4.11 Nilai Siswa Berdasarkan 4 Aspek Penilaian Siklus I ................. 78
Tabel 4.12 Kesalahan Tata Bahasa S22 (Siklus I) ....................................... 82
Tabel 4.13 Kesalahan Mekanik S22 (Siklus I)............................................. 83
xvii
Tabel 4.14 Kesalahan Tata Bahasa S11 (Siklus I) ....................................... 86
Tabel 4.15 Kesalahan Mekanik S11 (Siklus I)............................................. 87
Tabel 4.16 Kesalahan Tata Bahasa S25 (Siklus I) ....................................... 91
Tabel 4.17 Kesalahan Mekanik S25 (Siklus I)............................................. 92
Tabel 4.18 Hasil Evaluasi Belajar Siklus II ................................................. 102
Tabel 4.19 Nilai Siswa Berdasarkan 4 Aspek Penilaian Siklus II .............. 103
Tabel 4.20 Kesalahan Tata Bahasa S14 (Siklus II) ...................................... 108
Tabel 4.21 Kesalahan Mekanik S14 (Siklus II) ........................................... 109
Tabel 4.22 Kesalahan Tata Bahasa S22 (Siklus II) ...................................... 113
Tabel 4.23 Kesalahan Mekanik S22 (Siklus II) ........................................... 114
Tabel 4.24 Kesalahan Tata Bahasa S25 (Siklus II) ...................................... 118
Tabel 4.25 Kesalahan Mekanik S25 (Siklus II) ........................................... 119
Tabel 4.26 Hasil Kuesioner Siklus II ........................................................... 121
Tabel 4.27 Perbandingan Perolehan Skor Siswa Pada Pra-tindakan
Siklus I dan Siklus II ................................................................... 122
Tabel 4.28 Perbandingan Nilai Rerata Pratindakan Siklus I dan Siklus II .. 124
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Diagram Model Penelitian ....................................................... 26
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ............................................ 28
Grafik 4.1 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian (Pratindakan) 52
Grafik 4.2 Nilai Rerata Empat Aspek Penilaian (Pratindakan).................... 53
Grafik 4.3 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian (Siklus I) ...... 79
Grafik 4.4 Nilai Rerata Empat Aspek Penilaian (Siklus I) .......................... 79
Grafik 4.5 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian (Siklus II) ..... 104
Grafik 4.6 Perbandingan Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek
Penilaian (Pratindakan, Siklus I dan Siklus II) .......................... 125
xix
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
-- : Sampai
∑ : Jumlah keseluruhan
N : Jumlah siswa
X : Hasil Siswa
X : Rata-rata siswa
HP : Hand Phone
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
PTK : Penelitian Tindakan Kelas
RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
S01 : Siswa nomor absen 1 dan seterusnya
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SNPI : Standar Nasional Pendidikan Indonesia
MGMP : Musyawarah Guru Mata Pelajaran
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dalam dunia pendidikan menuntut siswa untuk
meningkatkan empat kemampuan dasar, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca
dan menulis. Menulis dan berbicara merupakan productive skills, sedangkan
membaca dan mendengarkan merupakan receptive skills. Dari kedua keterampilan
di atas kemampuan menulis dan berbicara membutuhkan banyak latihan dan
upaya yang harus dilakukan secara bertahap. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kemampuan menulis adalah melalui penyajian picture series dalam
penulisan recount text.
Kegiatan menulis dalam pengajaran bahasa kedua biasanya dianggap
sebagai keterampilan sekunder yang nilai pentingnya terletak di bawah
kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Menulis banyak digunakan
sebagai cara untuk mempraktikkan unsur-unsur linguistik atau untuk
mengekspresikan hal-hal yang bersifat personal bagi siswa (Ghazali, 2012:295).
Selanjutnya, menurut Ghazali (2010:295) pengembangan kemampuan menulis
bahasa kedua, sama seperti keterampilan berbahasa lisan, yaitu memerlukan
pemahaman tentang cara menggabungkan komponen-komponen linguistik
(pengetahuan tentang kosakata, tata bahasa, ortografi, struktur (genre)) agar dapat
menghasilkan sebuah teks. Recount text adalah teks yang bertujuan untuk
menceritakan kembali kejadian-kejadian yang telah lewat atau lampau secara
terurut.
1
2
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa siswa
kelas VIII di SMP Angkasa Kuta masih memiliki kemampuan yang sangat rendah
dalam penggunaan past tense. Ini dapat dilihat dari tes awal yang telah dilakukan
bahwa siswa masih kebingungan menggunakan past tense. Sementara, dalam
penulisan recount text, siswa dituntut untuk menggunakan perubahan bentuk verb
dan to be ke dalam bentuk past atau lampau. Contohnya, dalam menulis kata
walk. Kata walk itu merupakan regular verb yang perubahan bentuk penulisan ke
dalam past tense-nya harus ditambah suffix –ed sehingga menjadi walked, tetapi
siswa masih menulis bentuk dasarnya. Hal inilah yang mendorong penelitian ini
dilakukan.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik picture series,
yaitu dengan cara menayangkan gambar secara terurut yang memperlihatkan
kronologi peristiwa yang terjadi. Teknik ini dapat memberi kemudahaan kepada
siswa dalam menuangkan ide-ide mereka dalam bentuk tulisan yang terarah dan
tersusun secara kronologis.
Setelah diobservasi kemampuan siswa pada sekolah ini, diketahui bahwa
siswa kelas VIII SMP Angkasa Kuta memiliki kemampuan yang rendah dalam
pelajaran menulis berbahasa Inggris. Kemampuan yang rendah ini disebabkan
oleh siswa kurang paham ketika diberikan tugas menulis. Hal ini dapat dilihat
dari banyaknya kertas kosong dalam waktu yang lama ketika siswa diberikan
sebuah tugas, kekurangan ide, dan lainnya karena tidak adanya stimulus yang
diberikan, sehingga siswa mengalihkan kegiatan mereka dengan bermain
handphone, makan di kelas, serta mengobrol dengan temannya. Hal tersebut
3
menjadi pendorong penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
siswa terutama dalam menulis karangan bahasa Inggris khususnya recount text.
Teknik picture series digunakan dalam upaya memberikan stimulus
kepada siswa agar daya nalar siswa tentang suatu peristiwa lebih terarah yang
dapat untuk memunculkan respons berupa ide-ide yang dituangkan ke dalam
bentuk tulisan. Pemilihan recount text sebagai bahan penelitian ini mengacu pada
kurikulum, silabus, dan RPP pada sekolah ini karena recount text diajarkan dalam
mata pelajaran bahasa Inggris pada siswa kelas VIII semester II di sekolah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, ada tiga permasalahan yang
dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis recount text sebelum teknik
picture series diterapkan di kelas VIII SMP Angkasa Kuta Badung ?
2. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis recount text setelah
menggunakan teknik picture series di kelas VIII SMP Angkasa Kuta Badung?
3. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa pada
penerapan teknik picture series dalam menulis recount text pada siswa kelas
VIII di SMP Angkasa Kuta Badung? Mengapa?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini mencakup dua hal, yakni tujuan umum dan tujuan
khusus.
4
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis recount text dengan menggunakan teknik picture series.
Mengingat kemampuan siswa dalam menulis masih tergolong rendah, teknik ini
bertujuan memberikan stimulus kepada siswa dan memfokuskan konsentrasi
siswa tentang peristiwa yang terjadi pada gambar tersebut. Selanjutnya ide dengan
mudah dapat dituangkan ke dalam bentuk tulisan khususnya menulis recount text.
1.3.2 Tujuan Khusus
Ada tiga tujuan khusus penelitian ini yang dijelaskan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan hasil pembelajaran dalam menulis recount text sebelum
menggunakan teknik picture series pada siswa kelas VIII di SMP Angkasa
Kuta Badung.
2. Mendeskripsikan hasil pembelajaran dalam menulis recount text setelah
menggunakan teknik picture series pada siswa kelas VIII di SMP Angkasa
Kuta Badung.
3. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa
pada penerapan teknik picture series dalam menulis recount text pada siswa
kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini mencakup manfaat teoretis dan praktis yang dapat
dijabarkan sebagai berikut.
5
1.4.1 Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis penelitian adalah sebagai referensi bagi peneliti lain yang
berminat untuk mengkaji penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan
teknik picture series dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis recount text
pada siswa kelas VIII semester II di SMP Angkasa Kuta. Hasil penelitian ini
diharapkan menjadi satu bentuk evaluasi yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat keberhasilan pembelajaran.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dan
sumbangsih bagi pengelola lembaga pendidikan menengah dan para pendidik
secara khusus guru bahasa Inggris yang tertarik menggunakan teknik picture
series dalam meningkatkan kemampuan menulis peserta didiknya. Selain itu,
pengaplikasian teknik picture series ini juga dapat meningkatkan daya nalar siswa
dalam menyusun suatu cerita secara teratur. Peningkatan pemahaman dan
kemampuan menulis siswa dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan siswa.
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN
MODEL PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka
Menganalisis keterampilan menulis dalam penguasaan berbahasa telah
banyak dilakukan. Namun, pemilihan dan penerapan prosedur sebagai sebuah
strategi pembelajaran haruslah tepat dan merupakan hal yang wajib dilakukan
oleh seorang guru. Sesuai dengan topik penelitian ini, yaitu ―Kemampuan
Menulis Recount Text dengan Menggunakan Teknik Picture Series pada Kelas
VIII di SMP Angkasa Kuta Badung‖ ditulis untuk melengkapi penelitian-
penelitian yang telah dilakukan sebelumya. Beberapa penelitian yang digunakan
sebagai kajian pustaka dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Pertama, penelitian dalam bentuk tesis yang dilakukan oleh Milati (2011)
dengan judul ―Peningkatan Keterampilan Menulis kalimat Passive Simple Present
Tense Siswa SMPN 1 Tegallalang dengan Pendekatan Chain and Card Game‖.
Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang terdiri
atas empat tahapan dalam setiap siklus yang diterapkan. Kelebihan penelitian
Milati adalah hasil analisis data kuantitatif yang digunakan menunjukkan bahwa
pendekatan chain and card game dapat meningkatkan kemampuan menulis
kalimat passive simple present tense pada siswa di SMP N 1 Tegallalang.
Sebaliknya, kelemahannya adalah pendekatan chain and card game yang
digunakan tidak dijelaskan secara terperinci sehingga menyulitkan pembaca untuk
mengerti teknik-teknik dalam permainan kartu tersebut. Relevansinya dengan
penelitian yang dilakukan adalah mengkaji peningkatan kemampuan menulis
6
7
dalam bahasa Inggris. Perbedaan penelitian sebelumya dan penelitian ini adalah
penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple past tense dan
pendekatan chain and card game, sedangkan penelitian ini menganalisis
penggunaan kalimat simple past tense dengan teknik picture series.
Kajian pustaka kedua merujuk penelitian tesis oleh Astika (2012) yang
berjudul “Improving The Ability To Use Verbs In Paragraph Writing Through
Grammar Transformational Teaching Method” yang mengambil penelitian
tindakan kelas serta menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Penelitian itu
menunjukkan bahwa penerapan metode tata bahasa transformasional berhasil
dilakukan karena analisis ini memilih kata kerja yang tidak tepat dengan teori
kesalahan (error analysis) yang digunakan untuk mengatasi masalah siswa. Di
samping itu, dapat mengurangi kesalahan di dalam menggunakan kata kerja dalam
menulis paragraf. Kelemahannya ialah metode transformasi grammar ini
membutuhkan waktu yang lama dalam menganalisis kesalahan yang dilakukan.
Peneliti maupun siswa tidak memiliki waktu yang cukup di kelas karena jam
pelajaran Bahasa Inggris yang terbatas. Relevansinya adalah penelitian ini
menganalisis kesalahan menulis bahasa Inggris dalam upaya meningkatkan
kemampuan menulis siswa. Penelitian sebelumnya menggunakan verba dalam
menulis paragraf melalui grammar transformational teaching method, sedangkan
penelitian ini menganalisis penggunaan kalimat simple past tense dengan teknik
picture series.
Kajian pustaka ketiga yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
yang dilakukan oleh Hidayati (2011) dengan judul tesis ―Peningkatan
8
Kemampuan Menulis Wacana Narasi Melalui Penggunaan Media Pembelajaran
Berbasis Visual Gambar Berseri pada Mahasiswa FKIP-KMM‖. Dalam analisis
penelitian tindakan kelas yang dilakukan, media visual gambar berseri digunakan
sebagai media yang efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi pada
mahasiswa FKIP-UMM. Analisis wacana yang dilakukan berdasarkan format
kriteria penelitian menulis wacana narasi dengan menggunakan media visual
gambar berseri, yaitu kesesuaian judul, tingkat kerincian wacana narasi yang
sesuai dengan urutan kronologi, kesesuaian kalimat, pilihan kata, serta kohesi dan
koherensi. Kelemahannya, teknik gambar berseri yang diterapkan kurang tepat
karena objek penelitiannya adalah mahasiswa. Dilihat dari faktor usia, mahasiswa
sudah dapat berpikir secara kritis, memiliki daya imajinasi dan fokus pikiran yang
tinggi serta mampu berpikir mandiri. Relevansinya adalah picture series
merupakan teknik yang sama yang juga diterapkan dalam penelitian ini, tetapi
teks yang diberikan dan cara penyajian gambar yang dilakukan berbeda.
Perbedaan lainnya adalah pengguanan teknik picture series pada keterampilan
menulis recount text yang dianalisis adalah (1) organisasi, (2) pengembangan ide,
(3) tata bahasa, dan (4) mekanik.
Keempat, rujukan kajian pustaka penelitian ini adalah jurnal yang berjudul
―Upaya Meningkatkan Kemampuan dalam Pembelajaran Menulis Laporan
Perjalanan dengan Media Gambar pada Siswa Kelas IX SMPN 01 Ombe Baru
Tahun Pelajaran 2008/2009‖ yang dilakukan oleh Jauhariyah (2009). Dalam
penelitiannya, media gambar digunakan sebagai media yang efektif dalam upaya
meningkatkan kemampuan menulis siswa dan dibuktikan berdasarkan hasil
9
penelitiannya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemerolehan nilai siswa
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yang dilakukan, yaitu siklus I
tanpa menggunakan media gambar dan siklus II dengan menggunakan gambar.
Kelemahannya, tidak dijelaskan secara spesifik kriteria dalam penulisannya, baik
prosedur skematis dalam penulisan laporan perjalanan yang dimaksud maupun
ketentuan tense yang digunakan, sedangkan pada penelitian ini digunakan picture
series, planning organizer, and composing organizer. Relevansinya adalah baik
penelitian yang dilakukan oleh Jauhariyah maupun penelitian ini menggunakan
penelitian tindakan kelas. Namun penelitian ini mengetengahkan recount text
dengan menggunakan teknik picture series sebagai media pembelajaran yang
efektif dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis siswa.
Penelitian yang kelima, merujuk sebuah jurnal penelitian tindakan kelas
yang dilakukan oleh Emilia (2006) dengan judul ―Pendekatan Genre Based dalam
Kurikulum Bahasa Inggris Tahun 2006: Penelitian Tindakan Kelas di Sebuah
SMP Negeri di Bandung‖. Dalam penelitian ini, recount text merupakan genre
yang menjadi fokus analisis dalam penelitian. Pendekatan yang digunakan ialah
mengadopsi pendekatan genre-based linguistik sistemik fungsional yang
dikembangkan di Australia oleh Christie, Martin, dan Rothery (1994) yang
menyatakan bahwa pendekatan ini masih relevan dengan kurikulum 2006.
Penelitian ini dibagi menjadi tiga siklus. Siklus I dijadikan sebagai sumber acuan
pelaksanaan perencanaan untuk perbaikan tindakan yang dilakukan dalam siklus
berikutnya hingga siklus ketiga. Pendekatan itu memberikan kontribusi yang
cukup besar, baik kepada siswa maupun guru di sekolah tersebut. Genre-Based
10
digunakan untuk memperbaiki struktur penulisan teks yang dilakukan oleh siswa
dan terbukti mampu meningkatkan kemampuan menulis siswa khususnya dalam
menulis recount text yang sesuai dengan struktur teks itu sendiri. Kelemahannya,
teori yang dipaparkan sangat banyak dan begitu rumit sehingga sulit dipahami
oleh pembaca. Selain itu, tidak disertakannya rubrik penilaian sebagai dasar
penentuan nilai yang diperoleh siswa. Relevansinya dengan penelitian ini adalah
melakukan penelitian tindakan kelas dan recount text menjadi fokus acuan dalam
penelitian. Perbedaanya adalah penelitiaan sebelumnya menggunakan pendekatan
genre-based sedangkan penelitian ini menggunakan picture series.
Penelitian berikutnya yang menjadi kajian pustaka keenam dalam
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Testiana (2009) dengan judul
tesis “A Comparative Study on Student’s Recount Writings Using Role Play and
Pictures as Media”. Dalam penelitian yang dilakukakan, peneliti membandingkan
penggunaan teknik role play dan gambar dalam menulis sebuah recoun text pada
siswa kelas 8 I SMPN 2 Purworejo‖. Peneliti membagi siswa menjadi dua
kelompok. Perlakuan kelompok pertama adalah bermain peran, sedangkan
kelompok kedua adalah dengan gambar. Metode yang penelitian yang dipakai
adalah penelitian eksperimental khususnya intact group comparison design. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknik peran dibuktikan lebih efektif
daripada menggunakan gambar sebagai media yang mampu meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis recount text. Kelemahannya, perlakuan dengan
membagi siswa secara berkelompok dan hanya menerapkan satu teknik dalam
satu kelompok diragukan dapat mewakili kemampuan siswa dalam satu kelas
11
tersebut karena kemampuan yang dimiliki oleh setiap siswa berbeda.
Relevansinya dengan penelitian yang dilakukan ini adalah melakukan penelitian
tindakan kelas. Namun yang difokuskan dalam penelitian ini hanya menggunakan
satu teknik untuk meningkatkan kemampuan menulis recount text dengan
menggunakan media gambar tanpa membandingkan dengan teknik lainnya demi
keakuratan hasil analisis penelitian ini.
Selanjutnya, kajian pustaka yang ketujuh adalah penelitian yang dilakukan
oleh Maryani (2009) berupa artikel dengan judul ―Meningkatkan Kemampuan
Siswa dalam Menulis Karangan Menggunakan Media Gambar Seri di Kelas V SD
Cibulan‖. Keunggulan tulisan ini adalah membahas secara terperinci pemanfaatan
media gambar sebagai sarana pembelajaran yang efektif kepada siswa khusunya
dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis sebuah karangan. Kelemahanya,
tidak dipaparkannya rubrik penilaian sebagai pedoman penilaian dengan jelas
dalam penelitian yang dilakukan yang mampu menunjukkan keberhasilan
penerapan teknik yang digunakan. Relevansinya dengan penelitian yang
dilakukan ini adalah menggunakan teknik yang sama dan melakukan penelitian
tindakan kelas. Namun penelitian yang dilakukan ini lebih mengacu kepada
karangan yang memiliki struktur skematis yang relevan dengan penerapan teknik
picture series, yaitu recount text. Perbedaanya terletak pada sumber data, dimana
pada penelitian sebelumnya adalah siswa kelas IV SD sedangkan penelitian ini
adalah siswa kelas VIII SMP.
Dari ketujuh penelitian di atas tentang penelitian tindakan kelas dalam
upaya meningkatkan kemampuan menulis berbahasa Inggris belum ada yang
12
melakukan pengombinasian teknik picture series dengan instrumen baru yaitu
penggunaan planning organizer dan composing organizer dalam proses belajar di
kelas. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini memiliki perbedaan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya karena menggunakan media gambar dengan
teknik picture series yang dikombinasikan dengan penggunaan instrumen
tambahan sebagai terobosan baru dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis recount text. Picture series yang ditayangkan menggunakan slide
untuk menarik perhatian siswa serta memfokuskan pikiran mereka terhadap
kejadian-kejadian ataupun peristiwa yang terjadi pada gambar yang berurutan.
Dengan menggunakan slide yang diperlihatkan di hadapan mereka maka sangat
memudahkan pengajar dalam membangun daya nalar siswa untuk berpikir lebih
kritis dan terarah tentang ide-ide yang ditulis dan dikembangkan dalam
recount text.
2.2 Konsep
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul ―Kemampuan
Menulis Recount Text dengan Menggunakan Teknik Picture Series pada Kelas
VIII di SMP Angkasa Kuta Badung‖ ada tiga konsep, yaitu menulis, recount text,
dan picture series. Ketiga konsep tersebut dijelaskan seperti berikut ini.
2.2.1 Menulis
Menulis adalah menuturkan atau melukiskan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang
13
lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami
bahasa gambar dan grafik (Tarigan, 2000:21). Lebih lanjut Tarigan (1986:15)
mengatakan bahwa menulis merupakan kegiatan mengungkapkan ide atau
gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampainya.
Menurut Gie (2002:9), mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang
mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan
dimengerti oleh orang lain.
2.2.2 Recount Text
Dalam recount text siswa dituntut untuk membangun sebuah teks yang
terorganisasi atau terstruktur yang dirangkai untuk menceritakan kejadian-
kejadian pada masa lalu. Dengan kata lain, siswa menceritakan kejadian yang
dialami kepada orang lain yang dapat diungkapkan melalui bentuk tulisan yang di
dalamnya dituliskan kronologis peristiwa-peristiwa yang terjadi. Recount text
adalah jenis teks yang berisi tentang pengalaman pribadi seseorang yang
disampaikan secara terurut (Fadlun, 2011: 98).
Menurut Anderson & Anderson, (1997:48) recount text bertujuan untuk
memberikan gambaran kepada pembaca tentang sebuah peristiwa yang terjadi
menurut waktu dan tempat kejadiannya yang difokuskan adalah kejadian yang
ditulis secara berurutan. Terdapat tiga jenis recount text, yaitu (1) personal
recount: menceritakan kembali pengalaman di mana penulis telah terlibat secara
langsung; (2) factual recount: menceritakan kembali kejadian atau insiden seperti
berita koran, laporan kecelakaan ; dan (3) imaginative recount: menceritakan
14
peran yang bersifat imajinatif dan menghubungkan kejadian khayalan
(Emilia dkk, 2008:16).
Organisasi recount text biasanya dimulai dengan orientation yang
memasukkan unsur-unsur informasi latar belakang untuk membantu pembaca
memahami cerita. Biasanya ada penjelasan mengenai siapa, kapan, di mana, dan
mengapa yang biasanya ditulis dalam paragraf pertama. Selanjutnya diikuti
dengan kejadian penting (important events) yang dijelaskan dan biasanya disusun
dalam urutan waktu dari kejadian pertama sampai dengan kejadian terakhir. Teks
ini banyak mempunyai komentar evaluatif atau pernyataan simpulan yang
mungkin hanya berupa komentar mengenai kejadian yang telah terjadi
sebelumnya. Akan tetapi, ini bersifat opsional yang sering merupakan komentar
yang merefleksikan perasaan penulis tentang kejadian-kejadian yang disebutkan
sebelumnya.
Tabel 2.1 Generic / Schematics Structure of Recount Text
Sumber: Rangkuman Intisari bahasa Inggris (Fadlun,2011 : 98)
Generic
structure/Schematics
structure
Function
Orientation Pembukaan (pengenalan tokoh, tempat, waktu dan
kejadian/aktifitas si pelaku)
Sequences of Events Kejadian (rangkaian kejadian yang dilakukan)
Re-orientation/
Conclusion
Simpulan (penutup yang menjelaskan tentang persaan si
pelaku dengan kejadian atau aktifitas yang dilakukan)
Recount text memiliki tata bahasa dalam penulisannya seperti penggunaan
past tense, adverb of sequence time (kata keterangan urutan waktu) seperti: first,
then, next, finally, etc.; memakai personal pronoun (pronomina) seperti : he, we,
15
they, etc. (Fadlun, 2011:98). Menurut Anderson & Anderson (1997) terdapat dua
ciri recount text, yaitu sebagai berikut.
1. Menggunakan descriptive words untuk menggambarkan detail mengenai
siapa, apa, kapan, di mana dan bagaimana.
2. Menggunakan proper noun untuk mengidentifikasi mereka yang terlibat di
dalam recount.
2.2.3 Picture Series
Menurut Harmer (2007:177), pengajar biasanya menggunakan gambar
atau grafik yang diambil melalui buku, koran, dan majalah atau fotografi untuk
memfasilitasi pembelajaran. Gambar dapat berupa bentuk dari flashcard, gambar
besar di dinding, fotografi (khususnya textbook) dan beberapa guru juga
menggunakan slide proyektor. Gambar dari keseluruhan dapat digunakan dalam
berbagai cara seperti berikut ini:
a. Drills : dengan kelas siswa tingkat terendah, flashcard khususnya digunakan
untuk memilah grammar sebagai isyarat kalimat yang berbeda dan
mempraktikkan tata bahasa.
b. Communication : gambar sangat berguna untuk berbagai aktivitas komunikasi.
Pengajar sering kali menggunakan gambar untuk kreativitas menulis. Mereka
ingin menyampaikan kepada siswa sebuah cerita dengan menggunakan
setidaknya tiga gambar di depan kelas. Dia bisa menyampaikan kepada
siswanya untuk membuat sebuah percakapan secara spesifik mengenai topik
dari gambar tersebut.
16
c. Understanding : yang paling cocok dalam penggunaan gambar adalah untuk
menjelaskan dan menganalisis maknanya. Dalam hal ini dapat memudahkan
guru dalam mengetahui kemampuan siswa akan suatu pemahaman melalui
media gambar.
d. Ornamentation : berbagai jenis gambar sering digunakan utuk membuat
pekerjaan menjadi lebih menarik. Dalam buku-buku teks modern, contohnya
teks bacaan yang dihiasi dengan foto-foto sangat diperlukan seperti dalam
majalah, koran dan artikel karena hal ini dapat menarik minat siswa dalam
kelas disamping itu guru dapat memiliki kekuatan untuk menyatukan pikiran
siswa.
e. Prediction: gambar sangat berguna untuk memberikan prediksi kepada siswa
tentang topik apa yang akan menjadi pelajaran selanjutnya. Siswa dapat
melihat gambar dan mencoba untuk menafsirkan apa yang dilihat. Ini sangat
besar memberikan keuntungan dengan melibatkan siswa kepada sebuah tugas.
f. Discussion: gambar dapat memberikan simulasi pertanyaan, seperti apa yang
diperlihatkan, apa yang dirasakan, apa yang dimaksudkan dan sebagainya.
Dengan memberikan simulasi-simulasi seperti itu maka pengajar dapat
menyuruh siswa untuk menulis sebuah deskripsi dari gambar tersebut.
Munadi (2013:89) mengatakan bahwa gambar merupakan media visual
yang penting dan mudah didapat. Dikatakan penting sebab gambar dapat
mengganti kata verbal, mengongkretkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan
manusia. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang
terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh
17
kata-kata. Berkaitan dengan definisi tersebut picture series adalah media, sarana,
atau alat berupa gambar yang disusun secara berseri dengan tujuan agar siswa
dapat menguasai materi pembelajaran secara cepat dan tepat dengan
memperlihatkan rangkaian gambar di hadapan siswa dalam aktivitas pembelajaran
keterampilan menulis khususnya recount text.
2.3 Landasan Teori
Dalam penelitian ini ada tiga teori yang digunakan yaitu (1) teori
pembelajaran bahasa, (2) teori menulis, dan (3) teori tata bahasa.
2.3.1 Teori Pembelajaran Bahasa
Menurut Brown (1987:6) pembelajaran adalah (proses) memeroleh atau
mendapatkan pengetahuan tentang subjek atau keterampilan yang dipelajari
melalui belajar, pengalaman atau instruksi (“learning is acquiring or getting
knowledge of a subject or skill by study, experience or instruction”). Selanjutnya,
pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan
hasil praktik yang diulang-ulang (“Learning is relatively permanent change in a
behavioral tendency and is the result of reinforced practice”).
Menurut Cahyo (2012:27) dalam teori pembelajaran ada dua aliran, yaitu
(1) aliran pembelajaran klasik (behavioristik) dan (2) aliran pembelajaran
kontemporer (konstruktivisme). Behavioristik adalah peritiwa terbentuknya
asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dan respons
(R) yang diberikan atas stimulus tersebut. Sedangkan, aliran konstruktivisme
18
adalah memandang subjek aktif menciptakan struktur-struktur kognitif interaksi
dengan lingkungannya. Dari dua aliran ini yang sesuai dengan penelitian ini
adalah aliran behavioristik dimana stimulus diberikan kepada siswa berupa teknik
picture series dan respons yang diberikan siswa adalah recount text dalam bentuk
simple past tense.
Skinner adalah ahli pembelajaran behavioristik yang menyatakan bahwa
belajar merupakan perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar jika
telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dalam kutipan bukunya
dinyatakan bahwa teknik pendidikan yang menekankan pada penghafalan bahan
lisan bersandar berat pada dorongan atau motivasi. Sebagai contoh, beberapa
baris puisi yang diberikan kepada anak dan dia diperintahkan untuk ―belajar‖.
Guru kemudian meminta siswa untuk membaca puisi. Penghargaan atau pujian
akan diberikan jika ia melakukannya dengan benar. Sebaliknya, guru akan
menghukumnya jika siswa salah mengucapkannya. Hal itu dilakukan dalam
rangka menghasilkan tanggapan yang kemudian dapat diperkuat.
“Educational techniques which emphasize the memorization of verbal material
lean heavily upon prompting. How the grade-school child aquires verbal behavior
is often of little concern to the teacher. For example, a few lines of poem are given
to the child is usually left to “learn” them. In some little-understood fashion
which the child is usually left discover for himself, he must convert texture. The
teacher then asks the child to recite the poem, rewards him if does so correctly,
and punishes him if he is unable to recite it or recites it correctly. In order to
generate responses which may then be reinforced, the teacher may resort of
promts. A partially learned poem is thus evoked and reinforced”. (Skinner,
1957:255)
Pandangan behavioristik mengakui pentingnya masukan (input) yang
berupa stimulus dan keluaran (output) yang berupa respons. Penguatan
19
(reinforcement) adalah faktor penting dalam belajar. Penguatan adalah apa saja
yang memperkuat timbulnya respons. Bila penguatan ditambahkan (positive
reinforcement), maka respons akan semakin kuat. Demikian juga jika penguatan
dikurangi (negative reinforcement, maka respons juga akan lemah. Efek prosedur
dalam memberikan respons dari kondisi pengendalian tertentu biasanya dilakukan
dengan cara lain. Selain menggunakan berbagai macam penguatan, suatu
ketergantungan diatur dengan respons verbal dan penguat umum. Setiap perstiwa
yang bersifat mendahului suatu ganjaran berbeda dapat digunakan sebagai
penguat untuk membawa perilaku bawah kontrol seseorang pada semua kondisi
yang kurang tepat dan rangsangan yang buruk (Skinner, 1957:54).
Menurut Iskandarwassid (2009:4), pembelajaran dimaknai sebagai proses
menuju ke arah yang lebih baik. Variasi belajar dapat diamati melalui proses
tingkah laku atau penampilan anak didik. Ada enam jenis tingkah laku, yaitu
(1) suatu kegiatan belajar peserta didik yang ditampilkan melalui proses stimulus
(S) – respons (R), S adalah situasi yang memberikan stimulus, sedangkan R
adalah respons dari stimulus, (2) untaian dan rangkaian, suatu kegiatan belajar
terjadi berdasarkan rentetan atau rangkaian respons yang dihubung-hubungkan,
(3) perbedaan yang beragam, proses belajar terjadi atas serangkaian respons yang
khusus, (4) penggolongan, jenis belajar yang terjadi di atas penggolongan suatu
benda, keadaan, atau perbuatan yang sesuai dengan situasi, (5) menggunakan
urutan, suatu kecakapan untuk berbuat atau bertindak tidak sesuai dengan
landasan komponennya, dan (6) memecahkan masalah, kemampuan berpikir,
menganalisis, dan memecahkan masalah. Sesuai dengan definisi behavioristik,
20
maka penelitian ini sangat erat kaitannya dengan teori behavioristik. Penelitian
tindakan kelas ini menggunakan picture series yang merupakan stimulus (S)
untuk mendapatkan respons (R) berupa karangan siswa yaitu recount text.
Penguatan (reinforcement) yang diberikan dalam penelitian ini adalah
pengulangan materi dan latihan menggunakan teknik picture series dalam menulis
sebuah recount text sebelum tes diberikan. Penelitian ini diberikan penguatan
positif berupa pujian yang diberikan kepada siswa yang mampu memeroleh hasil
yang baik dalam penulisan recount text. Penguatan positif ini bertujuan untuk
mendapatkan respons yang baik pada hasil kegiatan menulis recount text di tahap
berikutnya.
2.3.2 Teori Menulis
Menulis adalah mengeluarkan dan mengekspresikan isi hati dalam bentuk
tulisan. Keterampilan menulis tidak langsung datang dengan sendirinya, tetapi
harus melalui banyak latihan dan praktik secara teratur. Menulis juga diartikan
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik. Gambar atau lukisan mungkin dapat
menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan
bahasa. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan
ekspresi bahasa (Tarigan, 2000:21).
Menurut Harmer (2007:325), terdapat berbagai tahap dalam proses
menulis yaitu penyusunan, peninjauan, menyusun kembali, dan terakhir adalah
21
menulis yang dilakukan secara rekursif sehingga pada tahap pengeditan mungkin
dirasa perlu untuk kembali ke fase pramenulis dan berpikir kembali. Potongan
tulisan dapat diedit seperti yang disusun sebelumnya. Tahap menulis di antaranya
adalah (a) periksa penggunaan bahasa, (b) periksa tanda baca dan tata letak,
(c) periksa ejaan Anda, (d) periksa tulisan Anda untuk pengulangan yang tidak
perlu, (e) tentukan informasi untuk setiap paragraf, (f) tulislah berbagai ide, (g)
pilih ide-ide terbaik untuk dimasukkan, (h) menulis salinan bersih dari versi yang
dikoreksi, (i) tulislah versi kasar. Hal itu sesuai dengan kutipan seperti berikut.
“In reality of writing process is more comples than this, of course and the
various stages of drafting, re-drafting and writing, etc, are done in recursive, thus
at editing stage we may feel the need to go back to a pre-writing phase and think
again. We may edit bits of our writing as we draft it. That are various stage of
writing : (a) Check language use (grammar, vocabulary, linkers), (b) check
punctuation (and layout), (c) check your spelling, (d) check your writing for
unnecessary repetition of words and or information, (e) decide the information for
each paragraph and the other paragraph should go in, (f) note down various
ideas, (g) select the best ideas for inclusion, (h) write a clean copy of the
corrected version, (i) write out a rough version”. (Harmer, 2007:326)
Salah satu kunci seseorang dapat berkomunikasi dengan baik dan benar
menggunakan bahasa terutama dalam hal menulis adalah karena mereka mengerti
akan genre. Genre adalah jenis teks yang mempunyai konstruk sosial dan
teridentifikasi sebagai konstruk, struktur, dan fungsi sosialnya. Ketika siswa
belajar menulis subuah genre maka mereka harus memerhatikan tentang topiknya,
jenis teks apa yang akan dibuat, bagaimana struktur skematisnya dan fungsi
sosialnya (Harmer 1968: 30).
Teori menulis yang dijabarkan oleh beberapa ahli tersebut memiliki
relevansi dengan penelitian ini karena siswa melakukan kegiatan menulis. Tulisan
22
siswa berupa recount text merupakan salah satu bentuk genre yang memiliki
konstruk, struktur dan fungsi sosial serta memiliki ketentuan-ketentuan pada tahap
penulisannya. Pada proses menulis tersebut siswa dituntut untuk memahami
ketentuan-ketentuan yang ada seperti memeriksa penggunaan bahasa, tanda baca,
ejaan, pengembanganan ide dalam tulisan dan mengoreksi hasil tulisan mereka.
Terkait dengan hal tersebut maka proses menulis yang dilakukan memerlukan
latihan dan praktik secara teratur. Dimana dalam penelitian ini siswa diberikan
latihan-latihan sebelum praktik menulis cerita imajinatif recount text dilakukan.
Teori ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan karena dapat digunakan untuk
membedah rumusan masalah pertama dan kedua, yaitu mengungkap tentang
kemampuan menulis sebelum dan setelah diberi tindakan secara kualitatif.
2.3.3 Teori Tata Bahasa
Menurut Yule (2010: 83), tata bahasa adalah proses menggambarkan
struktur frasa dan kalimat sedemikian rupa semua unsur tata bahasa dalam suatu
bahasa dan mengatur urutan nontata bahasa. Lebih lanjut Yule membagi tata
bahasa dalam dua bagian, yaitu kelas kata dan kesesuaian. Yule menggolongkan
kelas kata ke dalam delapan kelas kata, yaitu sebagai berikut.
1. Nomina adalah kata-kata yang merujuk kepada orang (boy), objek
(backpack), makhluk hidup (dog), tempat (school), kualitas (roughness),
fenomena (earthquacke), dan ide abstrak (love).
2. Artikel adalah kata-kata (a, an, the) yang digunakan dengan nomina untuk
membentuk frasa nomina (You can have a banana or an apple) atau
23
mengidentifikasikannya sebagai sesuatu yang telah diketahui sebelumnya
(I’ll take the apple)
3. Adjektif adalah kata-kata yang umumnya digunakan dengan nomina untuk
memberikan informasi tambahan tentang benda yang dirujuknya (happy
people, large objects, a strange experience).
4. Verba adalah kata-kata yang digunakan pada sejumlah aksi (go, talk) dan
keadaan (be, have) yang melibatkan orang dan benda dalam suatu
kejadian (Jessica is ill and has a sore throat so she can’t talk or go
anywhere).
5. Adverbial adalah kata-kata yang digunakan dengan verba untuk
memberikan informasi tambahan tentang aksi, keadaan, dan kejadian
(slowly, yesterday). Beberapa adverbial (really, very) dapat juga
digunakan dengan adjektif untuk memodifikasi informasi tentang benda
(Really large objects move slowly. I had a very strange experience
yesterday).
6. Preposisi adalah kata -kata (at, in, on, near, with, without) yang digunakan
dengan nomina dalam frasa untuk memberikan informasi tentang waktu,
(at five o’clock, in the morning), tempat (on the table, near the window),
dan lainnya (with a knife, without a thought) termasuk aksi dan benda
7. Pronomina adalah kata-kata (she, herself, they, it, you) yang digunakan
pada frasa nomina yang merujuk kepada orang dan benda yang telah
diketahui (She talks to herself. They said it belonged to you).
24
8. Konjungsi adalah kata-kata (and, but, because, when) yang digunakan
untuk menghubungkan dan mengindikasikan hubungan antarkejadian
(Chantel’s husband was so sweet and he helped her a lot because she
couldn’t do much when she was pregnant).
Dalam tata bahasa juga digunakan istilah untuk empat kategori yaitu jumlah,
orang, kala (tense), dan jender. Pengategorian ini akan sangat jelas perannya
ketika membicarakan kesesuaian. Contohnya, kata kerja loves ―memiliki
kesesuaian dengan‖ nomina Cathy dalam kalimat Cathy loves her dog.
Kesesuaian ini terjadi berdasarkan jenis jumlah, apakah nomina tunggal atau
jamak. Hal ini juga dapat berdasarkan kategori orang, yang terdiri atas tiga jenis,
yaitu orang pertama (melibatkan pembicara), orang kedua (tidak termasuk
pembicara), dan orang ketiga (melibatkan orang lainnya). Perbedaan bentuk
pronomina bahasa Inggris dapat dilakukan berdasarkan jenis kata ganti/orang atau
benda dan jumlah. I digunakan untuk diri pertama tunggal, you untuk diri kedua
tunggal dan he, she, it (or Cathy) untuk diri ketiga tunggal. Jadi, dalam kalimat
Cathy loves her dog tersebut terdapat nomina Cathy, yang merupakan orang
ketiga tunggal, dan menggunakan verba loves (not love) yang bersesuaian dengan
nomina. Lebih lanjut, bentuk verba harus digambarkan dalam kategori bentuk
yang lain yaitu tense. Pada kalimat di atas, verba loves adalah bentuk present
tense. Kalimat di atas adalah bentuk kalimat aktif yang menggambarkan apa yang
dilakukan Cathy (Cathy does (i.e. she performs the action of the verb). Kesesuaian
antara Cathy dan her didasarkan pada perbedaan yang ada dalam bahasa Inggris
25
yang membedakan jender perempuan tunggal (she, her), laki-laki (he, his), dan
benda atau hal lainnya yang tidak diketahui secara pasti (it, its).
Menurut Baehaqi (2009:35), past berarti lampau, past tense digunakan untuk
menyatakan peristiwa atau aktivitas masa lampau. Peristiwa masa lampau bisa
disimpulkan dari waktu yang tersirat dalam kalimat“When did you park your
car?” Tanpa menggunakan keterangan waktu, kalimat tersebut harus
menggunakan past tense karena menanyakan peristiwa yang terjadi di masa
lampau. Akan tetapi, terkadang diperlukan keterangan waktu yang memperjelas
bahwa suatu peristiwa terjadi pada masa lampau, seperti yesterday, last night, last
week, two days ago, dan lainnya. Terkait dengan teori tata bahasa, recount text
bertujuan untuk menceritakan kembali kejadian yang terjadi di masa lampau,
maka past tense digunakan dalam karangan tersebut. Selanjutnya, teori ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan karena dapat digunakan untuk memevah
permasalahan pertama dan kedua, yaitu mengungkap tentang kemampuan siswa
dalam menggunakan tata bahasa Inggris khususnya dalam penggunaan simple past
tense sebelum dan setelah diberi tindakan secara kualitatif.
2.4 Model Penelitian
Model penelitian ini adalah model penelitian tindakan kelas (PTK) yang
diaplikasikan dalam mengkaji aspek linguistik dan linguistik terapannya dalam hal
ini pembelajaran dan pengajaran bahasa. PTK ini dilakukan dengan menggunakan
metode kuantitatif di mana penyajian datanya berupa tabel dan presentase yang
disajikan secara deskriptif dalam mengukur tingkat pemahaman tata bahasa
26
Inggris siswa. Metode deskriptif kualitatif disajikan melalui deskriftif interpretatif
yang mengukur tingkat pemahaman menulis siswa dengan pengaplikasian picture
series. Model penelitian dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar 2.1 Diagram Model Penelitian
Siklus PTK yang dilakukan secara berulang dalam proses
pembelajaran melalui empat tahapan menurut Arikunto
Teori
Behavioristik
Deskriptif kuantitatif
Teknik Picture Series
Deskriptif kualitatif
Linguistik terapan
Deskriptif interpretatif Tabel dan persentase yang
disajikan secara deskriptif
Linguistik
Penerapan tata bahasa Peningkatan keterampilan
menulis
Hasil Penelitian
Kemampuan Menulis Recount Text Dengan Menggunakan Teknik Picture Series
Pada Kelas VIII SMP Angkasa Kuta Badung
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
penelitian tindakan (action research) dengan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang mengkaji data kuantitatif dari aspek lingustik terapannya dalam hal
ini pembelajaran dan pengajaran bahasa dan data kualitatif dari aspek
linguistiknya. Menurut Zuriah (2006:92), pendekatan kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-oang atau perilaku yang diamati. Analisis yang digunakan dalam
penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif analisis yang berarti interpretasi
terhadap isi dibuat dan disusun secara sistematik atau menyeluruh dan sistematis.
Dalam penelitian ini, siklus digunakan untuk mengetahui tingkat
perubahan kemampuan siswa sebelum dan setelah menggunakan teknik picture
series dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis recount text pada kelas
VIII SMP Angkasa Kuta. Menurut Arikunto (2012: 16), ada empat tahapan yang
lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)
refleksi. Adapun model model tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
27
28
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas
Sumber: Arikunto (2012:16)
Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan dua siklus karena
pada siklus kedua telah tampak tejadinya peningkatan hasil tulisan
siswa. Adapun proses dalam tiap-tiap siklus dibagi sebagai berikut.
pengamatan
refleksi pelaksanaan siklus II
?
pengamatan
perencanaan
siklus I
perencanaan
refleksi pelaksanaan
29
3.1.1 Proses siklus I
Proses siklus I dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Keempat tahap tersebut dijabarkan seperti
berikut ini.
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, disiapkan rancangan tindakan dalam bentuk
rencana pembelajaran (RPP), rencana evaluasi dalam bentuk tes untuk mengukur
dan mengetahui kemampuan siswa dalam menulis recount text, menyiapkan
kelengkapan instrumen dan sarana penelitian lainnya.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dibagi menjadi tiga pertemuan mengingat keterbatasan
jam pelajaran bahasa Inggris. Pertemuan pertama dilaksanakan pemberian materi,
pertemuan kedua siswa diberikan sebuah contoh yang telah dikombinasikan
dengan teknik picture series, dan pertemuan ketiga siswa diminta untuk membuat
karangan recount text berupa teks imajinatif yang dibangun dengan menggunakan
teknik picture series.
3. Observasi
Pengamatan dilakukan sewaktu proses pelaksanaan pembelajaran
berlangsung. Pengamatan dapat dilakukan dengan observasi langsung sehingga
dapat mengamati seluruh perilaku siswa.
30
4. Refleksi
Observasi, catatan penelitian dan hasil karangan siswa pada siklus I dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam pembenahan pada tindakan siklus II.
3.1.2 Proses Siklus II
Pelaksanaan siklus II merupakan refleksi dari siklus I untuk meningkatkan
kemampuan menulis siswa. Sama halnya dengan siklus I, tindakan siklus II ini
dibagi menjadi empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Namun, terdapat perbedaan dalam langkah-langkah pelaksanaanya yang
dibagi menjadi dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama siswa diberikan
contoh yang sama, tetapi disajikan dengan mengombinasikannya dengan
menambahkan dua instrumen baru. Kedua instrumen tersebut adalah lembaran
planning organizer dan composing organizer. Kemudian pada pertemuan kedua
siswa diberikan penugasan kembali untuk mengetahui hasil yang diperoleh.
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SMP Angkasa yang beralamat di Jalan
Nusantara No. XX, Tuban, Kuta Selatan dengan waktu penelitian selama lebih
kurang tiga bulan, yaitu bulan Maret sampai dengan Mei 2013. Kegiatan
observasi awal dilaksanakan selama satu kali pertemuan di kelas pada Kamis, 14
Maret 2013. Pelaksanaan siklus I dilakukan selama tiga kali pertemuan pada
Kamis, 11 April 2013, Jumat 12 April 2013 dan Kamis, 18 April 2013. Siklus II
31
dilakukan selama dua kali pertemuan, yaitu pada Kamis, 9 Mei dan Jumat, 10 Mei
2013.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VIII semester genap tahun ajaran 2012/2013 SMP Angkasa Kuta, Badung yang
terdiri atas empat kelas, yaitu kelas VIII A , VIII B, VIII C, dan VIII D. Dalam
setiap kelas terdapat 28--34 siswa. Jadi total populasi yang terdapat dalam
penelitian ini kurang lebih 120 siswa.
3.3.2 Sampel
Dalam penelitian ini digunakan total sampling, artinya hanya satu kelas
yang diteliti yaitu, kelas VIII A yang berjumlah 31 siswa yang terdiri atas 14
siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan sekaligus dijadikan sampel penelitian.
Terpilihnya Kelas VIII A karena dari data tes awal yang diperoleh, nilai rerata
siswa lebih rendah dibandingkan kelas lainnya. Oleh karena itu dalam penelitian
ini diputuskan untuk memilih kelas tersebut dan treatment dengan teknik picture
series yang diberikan membuktikan bahwa nilai rerata kelas VIII A meningkat
dalam penguasaan menulis recount text.
32
3.4 Jenis dan Sumber Data
3.4.1 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ada dua, yaitu jenis data primer dan data
sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
secara langsung dari siswa kelas VIII A SMP Angkasa Kuta. Dalam
penelitian ini data diambil berupa metode observasi, kuesioner, dan tes,
baik dalam kegiatan tes awal maupun tes akhir pada tindakan yang ada di
dalam siklus
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari SMP
Angkasa Kuta dengan daftar hadir siswa, daftar nilai, silabus dan RPP,
serta bahan ajar yang ada.
3.4.2 Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah tulisan siswa kelas VIII A SMP Angkasa
Kuta tahun ajaran 2012/2013. Pemilihan sumber data ini didasarkan pada
kenyataan bahwa siswa kelas VII A semester II tahun ajaran 2011/2012 memiliki
pemahaman tata bahasa Inggris yang rendah khususnya dalam keterampilan
menulis. Ini dibuktikan dari hasil tes awal di mana dari 31 siswa terdapat 5 siswa
yang memenuhi KKM sedangkan 26 siswa lainnya tidak.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
33
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mencatat perilaku guru dan siswa
dalam proses belajar mengajar di kelas. Berikut ditampilkan lembaran observasi
proses pembelajaran guru dalam pembelajaran menulis recount text kelas VIII
SMP Angkasa Kuta Badung Bali.
LEMBAR OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN GURU
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS RECOUNT KELAS VIII SMP
ANGKASA KUTA BADUNG BALI
Siklus : . . . . . . . . .
Hari/Tanggal : . . . . . . . . .
Petunjuk :
Kurang : bila 1 Indikator yang tampak
Cukup : bila 2 Indikator yang tampak
Baik : bila 3 Indikator yang tampak
Sangat Baik : bila 4 Indikator yang tampak
No Variabel Indikator Skor
Penilaian
1. Persiapan guru
memulai
kegitan
pembelajaran
1. Guru menyiapkan rencana pembelajaran.
2. Guru menyampaikan garis besar materi.
pelajaran.
3. Guru menyampaikan ruang lingkup
materi.
4. Guru menyampaikan lama
pembelajaran.
2. Kemampuan
guru
mengelola
kelas
1. Guru mengondisikan siswa.
2. Guru mengecek kehadiran siswa.
3.
Guru melakukan pembagian peralatan
yang digunakan dalam pembelajaran .
4. Guru membimbing siswa berdiskusi.
3. Kemampuan
mengelola
waktu
pelajaran
1. Guru memulai pelajaran tepat waktu.
2.
Guru memberikan batas waktu dalam
melakukan diskusi .
3. Guru menggunakan waktu secara efisien.
4. Guru melakukan pembelajaran sesuai
dengan rencana.
34
4. Memberikan
Apersepsi
1.
Guru mendorong siswa untuk
mengemukakan pengetahuan awalnya
tentang konsep yang akan dibahas .
2. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang berhubungan dengan konsep.
3. Guru mendorong siswa untuk
mengomunikasikan.
4. Guru mengilustrasikan pemahaman
tentang konsep yang akan dibahas .
5. Menyampaikan
Materi
1. Guru memberi waktu untuk berdiskusi.
2. Guru memberikan tugas yang harus
diselesaikan saat berdiskusi.
3. Guru membimbing siswa dalam situasi
diskusi.
4. Guru berkeliling mengamati dan
membantu siswa yang mengalami
kesulitan saat berdiskusi.
6. Ketrampilan
guru
mengajukan
pertanyaan .
1. Guru berusaha memancing siswa untuk
bertanya.
2. Guru dapat menjawab pertanyaan siswa.
3. Guru menjawab pertanyaan sesuai
dengan materi yang diajarkan.
4. Guru menjawab pertanyaan siswa secara
urut dan jelas.
7. Perhatian guru
terhadap siswa
1. Guru memusatkan perhatian pada siswa
secara menyeluruh.
2. Guru menghargai perbedaan pendapat
siswa.
3. Guru menghargai perbedaan untuk
memberikan penjelasan.
4.
Guru menumbuhkan motivasi siswa.
8. Pengembangan
aplikasi
1. Guru memberikan soal post test pada
setiap siswa.
2. Guru membimbing siswa dalam
mengerjakan soal.
3. Guru memberikan penguatan.
4. Guru mengoreksi jawaban dari soal yang
diberikan.
9. Kemampuan
menutup
pelajaran
1. Guru bersama siswa membuat
kesimpulan.
2. Guru bersama siswa membuat
rangkuman.
35
3. Guru memberikan motivasi siswa untuk
belajar.
4.
Guru berpesan pada siswa untuk
mengulang pelajaran yang telah
disampaikan di kelas ketika siswa tiba di
rumah.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah instrumen yang memuat pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan kepada siswa untuk memeroleh data tentang kegiatan menulis recount
text di dalam kelas. Kuesioner ini terdiri atas dua kuesioner, yaitu kuesioner pra-
tindakan dan pascatindakan.
Lembar kuesioner peserta didik pratindakan
LEMBAR KUESIONER PESERTA DIDIK PRATINDAKAN
Identitas Siswa
Nama :
Kelas/no :
Mata Pelajaran: Bahasa Inggris
Materi : Recount text
Petunjuk Menggunakan Angket
1. Identitas Anda pada lembar angket yang telah disediakan.
2. Berilah tanda centang(√) pada kolom pendapat yang menurut Anda benar
tanpa pengaruh orang lain.
Setelah angket diisi secara lengkap, mohon lembar angket diserahkan kembali.
No Pernyataan
Pendapat
SS S R TS
1. Saya senang melakukan kegiatan menulis
recount text dengan metode ceramah.
2. Diterapkannya metode ceramah memudahkan
saya dalam menulis recount text.
3. Metode ceramah yang diterapkan dapat
memudahkan saya dalam membuat judul
recount text.
36
4. Pemaparan materi dengan metode ceramah
yang diterapkan sangat membantu saya
dalam menulis kronologis kejadian/peristiwa
secara terurut dan terarah
5. Menulis recount text dengan metode ceramah
yang biasa diterapkan guru melatih saya
terampil dalam menulis.
6. Dalam menulis recount text, menyusun
struktur organisasi teks dan kalimat dengan
gramatikal yang benar merupakan hal yang
menyenangkan.
7. Pembelajaran menulis dengan ceramah
sangat menyenangkan sehingga saya merasa
bersemangat melakukan kegiatan menulis
8. Setelah mengikuti pembelajaran ini, saya
merasa suasana kelas saat pembelajaran
sangat menyenangkan dan tidak
membosankan.
Lembar kuesioner peserta didik pascatindakan
LEMBAR KUESIONER PESERTA DIDIK PASCATINDAKAN
Identitas Siswa
Nama :
Kelas/no :
Mata Pelajaran: Bahasa Inggris
Materi : Recount text
Petunjuk Menggunakan Angket
1. Identitas Anda pada lembar angket yang telah disediakan.
2. Berilah tanda centang(√) pada kolom pendapat yang menurut Anda benar
tanpa pengaruh orang lain.
Setelah angket diisi secara lengkap, mohon lembar angket diserahkan kembali.
No Pernyataan Pendapat
SS S R TS
1. Saya senang melakukan kegiatan menulis
recount text dengan teknik picture series yang
37
diterapkan oleh guru.
2. Diterapkannya teknik picture series
memudahkan saya dalam menulis recount text.
3. Dengan teknik picture series yang diterapkan
dapat memudahkan saya dalam membuat judul
recount text.
4. Teknik picture series yang diterapkan sangat
membantu saya dalam menulis kronologis
kejadian/peristiwa secara kronologis.
5. Menulis recount text dengan teknik picture
series yang diterapkan guru melatih saya
terampil dalam menulis.
6. Dalam menulis recount text, menyusun
struktur organisasi teks dan kalimat dengan
gramatikal yang benar merupakan hal yang
menyenangkan setelah diterapkannya tenik
picture series.
7. Pembelajaran menulis dengan teknik ini sangat
menyenangkan sehingga saya merasa
bersemangat melakukan kegiatan menulis
8. Setelah mengikuti pembelajaran ini, saya
merasa suasana kelas saat pembelajaran sangat
menyenangkan dan tidak membosankan.
3. Picture Series
Picture series merupakan rangkaian gambar yang digunakan dalam
memberikan stimulus berupa gambar kepada siswa untuk memudahkan siswa
memunculkan ide-ide yang ada serta siswa dapat menulis karangan secara terurut
dan teratur. Berikut ini ditampilkan rangkaian gambar imajinatif yang digunakan
dalam penerapan teknik picture series pada penelitian ini.
38
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
(sumber: Disney enterprise (2012))
39
4. Planning Organizer
Planning Organizer adalah perencanaan sebuah recount text yang
berisikan struktur organisasi dan ketentuan-ketentuan yang mendukung teks itu
sendiri. Penambahan instrumen ini bertujuan untuk mengingatkan siswa tentang
fungsi recount text.
Planning an imaginative recount
PLANNING ORGANIZER
What is recount?
Recount is the text to retell
the past events
-use of past tense = VII
- linking word to do with
time = first, second, then,
next, finnaly
-participants: I, she, he,
Rio, Trisa, Totti
ORIENTATION
Who? what?, when? what? where?
TITTLE
SEQUENCE OF EVENTS
RE-ORIENTATION
(conclusion and commentary)
Event 1 Event 3
Event 2
40
5. Composing Organizer
Composing Organizer adalah instrumen yang digunakan untuk mencatat
peristiwa-peristiwa penting yang ditayangkan. Kolom-kolom yang tersedia dalam
lembaran instrumen ini dituliskan hal-hal penting sesuai dengan urutan gambar
yang berisikan ide pokok yang nantinya akan dikembangkan menjadi paragraf.
Tujuan digunakannya instrumen ini agar alur cerita tersusun sesuai dengan
kronologis kejadian yang ada.
Composing an imaginative recount
Take the ideas from your plan then write down the important points and more
details according to the picture series.
COMPOSING ORGANIZER
41
3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode simak dan pengamatan langsung. Peneliti melakukan pengamatan dan
melihat langsung ke lokasi penelitian untuk memeroleh data. Menurut Sudaryanto
(1993:133), metode simak ini dapat disejajarkan dengan metode observasi.
Tahapan-tahapan dalam pengumpulan data adalah seperti di bawah ini.
1. Mengamati kelas dan staf pengajar yang dipilih selama + tiga bulan.
2. Mengamati dan mencatat teknik mengajar dan tingkat keaktifan siswa
selama proses pembelajaran.
3. Memberikan lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan.
4. Menanyakan kesulitan yang dialami oleh siswa.
3.7 Metode dan Teknik Analisis Data
Analisis data adalah upaya peneliti menangani langsung masalah yang
terkandung dalam data. Metode analisis adalah cara yang ditempuh peneliti untuk
memahami permasalahan pemahaman tata bahasa Inggris yang menjadi objek
penelitian (Sudaryanto, 1993:6). Dalam penelitian ini, metode analisis data yang
digunakan berupa metode analisis kuantitatif dan metode kualitatif. Kedua metode
analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil pada setiap siklus yang
dilakukan. Menurut Cohen dkk (2007:461), metode kuantitatif adalah metode
yang menggunakan analisis angka (numerical analysis), sedangkan metode
kualitatif adalah pengorganisasian dan penjelasan data terkait situasi, pola, tema,
kategori, dan kebiasaan.
42
Pada metode analisis kuantitatif penelitian ini, data yang dianalisis adalah
hasil kuantitatif dari siswa. Hasil yang diperoleh siswa dikoreksi dengan
memberikan nilai yang dihitung untuk mengetahui nilai rerata yang diperoleh
siswa guna mengukur kemampuan siswa. Sebaliknya, dalam metode analisis
kualitatif data yang diperoleh berupa data observasi, hasil tes, dan dokumentasi
dianalisis untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap siswa
dalam menulis recount text sebelum dan setelah menggunakan
teknik picture series melalui tahapan siklus yang diberikan.
3.7.1 Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh dari kegiatan menulis siswa dianalisis
secara deskriptif dengan menggunakan rubrik penilaian menulis yang diadaptasi
dari skala rubrik analitik untuk penilaian tes menulis menurut Brown dan Bailey
(1984:254). Rubrik penilaian yang digunakan terdiri atas empat kriteria penilaian
yang berbeda. Kriteria tersebut adalah (1) organisasi, (2) pengembangan ide
(3) tata bahasa, dan (4) mekanik. Keempat kriteria penulisan tersebut dijabarkan
ke dalam tabel rubrik penilaian recount text berikut ini:
Tabel 3.1 Rubrik Penilaian Recount Text, Aspek Penilaian Organisasi
No Skor Kategori Keterangan
1 25—22
Sangat Baik - judul yang sesuai
- pendahuluan paragraf yang efektif, topik
disebutkan dan mengarah pada isi,
pengaturan materi mengacu pada
perencanaan (harus dapat digeneralisasi
oleh pembaca), memberikan bukti yang
mendukung dan simpulan bersifat logis
dan lengkap
2 21—17 Baik - judul yang sesuai
- pendahuluan dan simpulan dari isi
43
karangan dapat diterima, tetapi ada
beberapa ide yang tidak dikembangkan
dengan baik. Urutannya logis, tetapi
ekspresi transisionalnya tidak tampak
3 16—12 Cukup - pendahuluan atau simpulan masalah dengan
urutan isi, generalisasi tidak didukung oleh
bukti yang ada, masalah pengorganisasi dan
isi karangan
4 11—6 Kurang - pendahuluan yang diketahui terbatas
- pengorganisasian dapat dikenal secara
langsung
- masalah yang tidak lazim dengan
pengorganisasian ide, kurangnya bukti
pendukung, dan simpulan tidak logis dan
organisasi yang tidak cocok
5 5—1 Sangat
Kurang
- tidak adanya pendahuluan dan simpulan
- tidak ada organisasi yang terlihat dalam
isi/struktur karangan, kurangnya bukti dan
penulis tidak membuat pengorganisasian
komposisi (tidak dapat dilihat oleh
pembaca)
Sumber adaptasi: Brown & Bailey (1984:254)
Pada rubrik penilaian tabel 3.1 penilaian kategori sangat baik misalnya,
berkurang nilainya dari 25—22 jika aspek-aspek penilaian seperi judul yang
sesuai, pendahuluan paragraf yang efektif, topik disebutkan dan mengarah pada
isi, pengaturan materi mengacu pada perencanaan (harus dapat digeneralisasi oleh
pembaca), memberikan bukti yang mendukung, dan simpulan bersifat logis dan
lengkap tidak disebutkan. Hal ini juga berlaku pada kategori penilaian baik,
cukup, kurang, dan sangat kurang. Indikator penilaian ini sangat memengaruhi
nilai siswa.
Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Recount Text, Aspek Penilaian
Pengembangan Ide
No. Skor Kategori Keterangan
1 25—22
Sangat Baik - karangan menggambarkan topik
- ide karangan nyata dan
dikembangkan secara utuh
- materi yang relevan dan isi
44
merefleksikan ide
2 21—17
Baik - karangan menunjukkan masalah
tetapi kehilangan beberapa poin
- ide dapat dikembangkan lebih utuh
- beberapa ide yang kurang relevan
ditunjukkan
3 16—12
Cukup - pengembangan ide tidak lengkap
atau karangan cenderung mengacu
pada topik
4 11—6
Kurang - ide tidak lengkap
- karangan tidak merefleksikan
pemikiran yang teliti atau ditulis
secara tergesa-gesa dan upaya yang
tidak seimbang pada isi
5 5—1
Sangat Kurang - ide tidak lengkap
- karangan tidak merefleksikan yang
teliti atau ditulis dengan tergesa-
gesa dan ketidakseimbangan isi
Sumber adaptasi: Brown & Bailey (1984:254)
Tabel 3.2 menggambarkan rubrik penilaian recount text dari aspek
penilaian penegmbangan ide. Skor 5—1 berkurang jika siswa menyebutkan jika
pada karangan siswa terdapat ide tidak lengkap, karangan tidak merefleksikan
yang teliti atau ditulis dengan tergesa-gesa, dan ketidakseimbangan isi.
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Recount Text, Aspek Penilaian Tata Bahasa
No Skor Kategori Keterangan
1 25—22
Sangat Baik - kefasihan tata bahasanya seperti
penutur asli
- penggunaan relative clause,
prepositions, modals, articles, verb,
pronoun, conjunction, adverb, forms
and tense sequencing, dan lainnya
dengan benar dan tidak ada pemisahan
dalam kalimat.
2 21—17
Baik - keahlian tata bahasa lebih baik
- beberapa masalah tata bahasa tidak
memengaruhi komunikasi walaupun
penulis menyadari hal tersebut dan
tidak terdapat pemisahan dalam
kalimat
3 16—7
Cukup - ide diketahui oleh pembaca tapi
masalah tata bahasa nampak
45
- pemasalahan tata bahasa terlihat dan
memberikan efek negatif dalam
komunikasi dan adanya pemisahan
kalimat
4 11—6
Kurang - adanya sejumlah masalah tata bahasa
yang serius terkait dengan ide
- membutuhkan beberapa kajian ulang
beberapa pokok bahasan tata bahasa
- kalimat susah dibaca
5 5—1
Sangat
Kurang
- masalah tata bahsa yang tidak lazim
ditemukan pada pesan
- pembaca tidak dapat memahami ide
penulis dan struktur kalimat tidak
dapat dipahami
Sumber adaptasi: Brown & Bailey (1984:254)
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa pada aspek penilaian tata bahasa,
pemberian skor 11—6 berkurang jika dalam karangan siswa ditemukan adanya
sejumlah masalah tata bahasa yang serius terkait dengan ide, membutuhkan
beberapa kajian ulang beberapa pokok bahasan tata bahasa, kalimat susah dibaca.
Pemberian skor pada rentang nilai lainnya disesuaikan dengan kategori yang ada.
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Recount Text, Kriteria Penilaian Mekanik
No Skor Kategori Keterangan
1 25—22
Sangat
Baik
- penggunaan pangtuasi/tanda baca dan
ejaan bahasa Inggris benar
- penggunaan penulisan bahasa Inggris
yang lazim
- batasan kiri dan kanan, semua huruf
kapital yang dibutuhkan, spasi paragraf,
tanda baca dan ejaan sangat rapi
2 22—17
Baik - terdapat beberapa masalah tanda baca
dalam penulisan
- kesalahan ejaan yang kadang-kadang
terjadi
- rata kiri benar, kertas rapi, dan dapat
dibaca
3 16—12 Cukup - menggunakan penulisan yang umum
46
tetapi memiliki masalah
- mengecoh pembaca
- kesalahan tanda baca mengganggu ide
4 11—6
Kurang - masalah yang serius dengan format
penulisan
- bagian-bagian karangan tidak dapat
dibaca kesalahan penulisan tanda baca
- tidak dapat mengedukasi pembaca
5 5—1
Sangat
Kurang
- kelalaian penuh dalam penulisan bahasa
Inggris yang lazim
- tulisan tidak dapat dipahami
- tidak adanya penggunaan huruf kapital,
tidak ada margin, dan kesalahan ejaan
yang parah
Sumber adaptasi: Brown & Bailey (1984:254)
Tabel 3.4 berisikan rubrik penilaian recount text aspek mekanik. Rentang
nilai 16—12 dalam kategori cukup berkurang skornya jika ditemukan kesalahan-
kesalahan berikut, yaitu menggunakan penulisan yang umum tetapi memiliki
masalah, mengecoh pembaca, dan kesalahan tanda baca mengganggu ide.
Penilaian yang sama juga berlaku pada kategori yang lainnya dengan
mempertimbangkan unsur-unsur penilaian per kategori.
Selanjutnya perolehan skor siswa dianalisis berdasarkan rubrik penilaian
tersebut yang dianalisis menggunakan teori statistik deskriptif dengan level
kemampuan dan ketercapaian dalam kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
diterapkan oleh SMP Angkasa Kuta sebagai berikut.
Tabel 3.5 Level Kemampuan dan Ketercapaian KKM
Jumlah Skor Kriteria Kemampuan Ketercapaian KKM
90—100 Excellent (sangat baik) Terlampaui KKM
79—89 Good (baik) Terlampaui KKM
78 Sufficient (cukup) Tercapai KKM
60—77 Insufficient (kurang) Belum tercapai KKM
40—59 Poor (sangat kurang) Beum tercapai KKM
47
Sumber : Kurikulum SMP Angkasa Kuta tentang Penetapan Penilaian dan
ketercapaian KKM
Setelah menentukan nilai siswa berdasarkan level kemampuan dan
ketercapaian KKM langkah berikutnya adalah mengukur tingkat partisipatif siswa
dengan menggunakan rumus yang dikutip dari Purwanto (2010:90) untuk
menentukan rerata kelas (mean) dan persentase respons dari kuisioner siswa
siswa. Adapun rumus tersebut adalah:
Keterangan :
Mean ( X ) : rerata siswa
X : hasil siswa
N : jumlah siswa
∑ : jumlah keseluruhan
Jumlah siswa yang memilih jawaban
% respons : X 100%
Jumlah seluruh siswa
3.7.2 Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif yang diperoleh berupa observasi, tes, dan dokumentasi
dianalisis untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap siswa
dalam menulis recount text sebelum dan setelah teknik picture series diberikan.
Data hasil analisis siklus I menjadi refleksi untuk silkus II sehingga dapat
∑X
X =
N
48
dilaksanakan perbaikan dalam proses pembelajaran tentang metode yang
digunakan.
3.8 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Dalam penyajian data dapat disajikan dalam metode formal, yaitu dengan
menampilkan simbol-simbol, gambar, catatan, dan sebagainya. Sebaliknya
metode informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa atau menggunakan
bahasa yang sejelas-jelasnya (Sudaryanto, 1993:146). Menurut Sugiyono (2011:
249) penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel,
grafik, phie chard, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut,
maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian sigkat, bagan, hubungan antarkategori, flowchart
dan sejenisnya.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Kemampuan Siswa Menulis Recount Text Sebelum Menggunakan Teknik
Picture Series pada Kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung
Kemampuan siswa menulis recount text sebelum menggunakan teknik
picture series pada kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung terdiri dari tiga
bagian, yaitu (1) pratindakan, (2) hasil pratindakan secara kuantitatif dan
kualitatif, dan (3) hasil kuesioner yang dijabarkan sebagai berikut.
4.1.1 Pratindakan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada kelas VIII A di
SMP Angkasa Kuta tahun ajaran 20012/2013 dengan topik kemampuan menulis
recount text menggunakan teknik picture series. Hasil dan pembahasan yang
ditemukan di lapangan diuraikan dan bertujuan untuk memperkuat penelitian yang
telah dilaksanakan di kelas tersebut. Pelaksanaan pratindakan dilakukan pada
Kamis, 14 Maret 2013 diikuti oleh 31 orang siswa. Pada pelaksanaan pratindakan
ini picture series belum diaplikasikan. Dalam proses kegiatan belajar mengajar,
peneliti bertindak sebagai pengamat dan menuliskan hasil pengamatan pada
lembaran observasi yang telah disiapkan.
4.1.2 Hasil Pratindakan Secara Kuantitatif dan Kualitatif
Pelaksanaan pratindakan di kelas VIII A SMP Angkasa Kuta terdiri atas
dua bagian analisis, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
49
50
4.1.2.1 Analisis Kuantitatif (Pratindakan)
Dari lembar observasi yang ada dapat dicatat bahwa penyampaian materi
ajar yang dilakukan oleh guru kurang efektif karena hanya dilakukan dengan
metode ceramah. Dalam penyampaian materi dalam pembelajaran dengan metode
ini, siswa terlihat kurang antusisas menerima pelajaran. Ini disebabkan karena
stumulus yang diberikan guru kurang sehingga respons yang didapatpun minimal.
Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil karangan siswa. Hanya 5 orang siswa yang
mampu memeroleh nilai KKM 78 sedangkan siswanya tidak. Hasil karangan
siswa kurang maksimal karena tidak adanya acuan dalam menulis kronologis
cerita yang dijelaskan oleh guru. Pada kegiatan pratindakan guru hanya
menyampaikan sebuah contoh cerita dengan judul “Miss the Bus” tanpa
mengaplikasikannya dengan picture series. Selanjutnya siswa menuliskan
karangan mereka sesuai dengan judul yang diinginkan. Hasil karangan siswa
secara kuantitatif dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4. 1 Hasil Evaluasi Belajar Pratindakan
No Nama Siswa Judul Recount Text Perincian Nilai
Skor 1 2 3 4
1 Agus Ariawan Vacation in the Village 21 18 17 22 78
2 Alfran Hasan A New Year Holiday 18 16 16 20 70
3 Bujangga Gede Holiday 17 16 16 20 69
4 Dandy C. B. T. Kebun Raya Bedugul 18 18 16 20 72
5 Ezra Aprilia H. Chased The Dog 16 15 15 16 62
6 Fadly Reza A. Holiday and New Year 21 18 19 21 79
7 Greatta Agatha New Year 20 16 16 20 72
8 Hendrawan H. New Year and Holiday 16 13 17 20 66
9 Kadek Susrama New Year Holiday 17 19 17 20 73
10 Kinanti Anggia New Year 17 17 15 20 69
11 Nesya Listi Holiday and New Year 18 17 17 18 70
12 Ni K. Santi M. Holiday and New Year 20 16 18 18 72
51
13 Nina Jihan D.
Accident BMW death son
Hatta Rajasa 15
15 16 19 65
14
Nungky K.
Call Soon KPK Agriculture
Minister 17 16 17 20 70
15 Nurhadi
KPK not neet police
investigate case srindik 18
15 15 19 67
16 Octaviano M. M. Happy New Year 18 17 18 18 71
17 Prahasta N. Holiday 16 16 17 20 69
18 Rama Sandya
Roy Marten Angry Because
Not Allowwed to see Raffi
Ahmad
10
19 15 20 64
19 Rio Agustino Holiday and New Year 14 14 16 19 63
20 Safira
Accident in Banyumas
Central Java 20
18 19 21 78
21 Santi Noviyanti Aurora 20 18 18 20 76
22 Shabilla The Wild 21 19 18 21 79
23 Shinta Diah K. Cycling at Renon 16 14 15 19 64
24 Tita Vionita My Teddy Bear 17 15 15 19 66
25 Titian Eka P. Ants and Grasshopper 20 20 17 21 78
26 Umu Kalsum Fishing Holiday 21 18 16 18 73
27 Wahyu Aditya The Tails Goat 18 19 18 20 75
28 Wulan Tri A. Holiday in the beach 19 19 16 16 70
29 Wulandari N.P. Holiday 15 16 14 18 63
30 Yuni Antari Bedugul Vacation 20 15 15 18 68
31 Idah Hayati Vacation 17 15 14 19 65
Rata-rata Kelas 18 17 16 19 70
Keterangan: (1)organisasi, (2) pengembangan ide,(3) tata bahasa, dan (4) mekanik
Nilai tertinggi siswa menulis recount text pada tabel 4.1 adalah 79 yang
mampu diraih oleh 2 orang siswa. Selanjutnya 3 orang siswa mampu memeroleh
nilai 78. Hal ini berarti siswa telah mampu mencapai KKM dan nilai terendah
adalah 62 yang diperoleh oleh 1 orang siswa. Hanya 5 orang siswa dalam pra-
tindakan yang mampu memenuhi nilai KKM sedangkan 26 siswa lainnya tidak.
Lebih terperinci, nilai siswa berdasarkan empat aspek penilaian dapat
dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
52
Tabel 4.2 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian (Pratindakan)
Nilai Yang
diperoleh Siswa
Aspek Penilaian
1 2 3 4
25--22 0 0 0 1
21--17 22 15 15 28
16--12 6 16 16 2
11--6 1 0 0 0
5--1 0 0 0 0
Nilai tertinggi dan terendah dari aspek penilaian 1 (organiasasi) adalah 21 (4
orang siswa) dan 10 (1 orang siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian
2 (pengembangan ide) adalah 20 (1 orang siswa) dan 14 (1 orang siswa). Nilai
tertinggi dan terendah aspek penilaian 3 (tata bahasa) adalah 19 ( 2 orang siswa)
dan 14 (2 orang siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 4 (mekanik)
adalah 22, (1 orang) dan 16 (2 orang siswa). Nilai rerata 18 untuk aspek 1, 16
untuk aspek 2, 16 untuk aspek 3, dan 19 untuk aspek 4. Selanjutnya pemerolehan
nilai siswa pada pratindakan dapat digambarkan pada dua grafik di bawah ini.
Grafik 4.1 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian (Pratindakan)
53
Grafik 4.2 Nilai Rerata Empat Aspek Penilaian (Pratindakan)
Dari grafik 4.1 dan 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 6% siswa
memeroleh nilai baik yang mengindikasikan bahwa mereka mampu memeroleh
nilai yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu pada skor 78,
selanjutnya 9,6% dari 31 siswa memeroleh nilai cukup, dan 83% mendapat nilai
kurang. Nilai rerata kelas yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 70.22.
Berdasarkan penetapan KKM SMP Angkasa Kuta, nilai pratindakan ini
menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam menulis recount text masih rendah
dan ke depannya diperlukan peningkatan dengan menggunakan picture series.
Dari empat aspek penilaian pada grafik 4.2 dapat disimpulkan bahwa aspek
penilaian nomor 2 dan 3 memiliki nilai rerata yang paling rendah, yaitu 16 yang
selanjutnya menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan siklus I.
4.1.2.2 Analisis Kualitatif (Pratindakan)
Penilaian pada penulisan recount text dapat dilakukan dengan
menggunakan indikator penilaian yang diadaptasi dari Brown & Bailey
54
(1984:254) yang membagi kriteria penilaian menjadi (1) organisasi,
(2) pengembangan ide, (3) tata bahasa, dan (4) mekanik.
Pada aspek organisasi karangan siswa dianalisis berdasarkan empat
dimensi, yaitu (1) judul /tittle, (2) pendahuluan / orientation, (3) isi / events, dan
(4) simpulan/ re-orientation. Pada aspek penilaian 1, judul harus sesuai dengan isi
karangan; pada aspek penilaian 2 harus ada pendahuluan yang terdiri atas
pengenalan tokoh, waktu, dan tempat; pada aspek penilaian 3 yaitu isi harus ada
kronologis cerita yang ditulis secara teratur; dan pada aspek penilaian 4, simpulan
harus berisikan komentar pribadi penulis.
Aspek pengembangan ide karangan siswa dianalisis berdasarkan dua
dimensi, yaitu (1) karangan yang ditulis siswa harus menggambarkan topik dan
(2) ide cerita dikembangkan secara utuh yang dalam setiap paragraf yang dibuat
harus disertakan kalimat utama dan kalimat pendukung. Lebih lanjut aspek tata
bahasa dilihat dari ada tidaknya kesalahan tata bahasa yang dilakukan, contohnya
kesalahan penggunaan bentuk tenses, kesalahan penggunaan verb, kesalahan
penggunaan gerund, kesalahan penggunaan pronominal, kesalahan penggunaan
nomina, kesalahan penggunaan bentuk jamak, dan kesalahan tata bahasa lainnya.
Terakhir aspek mekanik, yang menganalisis kesalahan-kesalahan yaitu kesalahan
ejaan, diksi, pola kalimat, tanda baca, dan kesalahan mekanik lainnya. Lebih
lanjut analisis kualitatif dapat dilihat pada karangan siswa di bawah ini.
55
Contoh Karangan S01
Perbaikan karangan S01.
Vacation in the village
On Monday, December 31, my family and I rushed for
new year holiday in my village in Buleleng.
We set out using the car band went out from house to
Buleleng at 08.00 A.M. Along the way we just sat and had meals.
Along the way to Bedugul, We saw from the car, the scenery
was very beautiful, and a few moments later I overslept.
When I woke up, we arrived in the village. There I met
grandfather, grandmother and cousin. I was happy because I
had not met with them for long time. It almost late in the
afternoon, I quickly showered and rushed to prepare the tools
for new year. We only grilled corn and chicken. I was very
happy being with them to have the fireworks.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
Pada karangan siswa S01 di atas ditemukan bahwa judul yang dituliskan
telah sesuai dengan isi karangan. Pada dimensi pendahuluan, ada Monday,
December 31 (waktu), my family and I (tokoh), dan Buleleng (tempat). Hal ini
membuktikan bahwa siswa ini telah mampu menjabarkan tiga bagian dari
pendahuluan dengan baik. Selanjutnya, pada bagian isi, siswa telah mampu
menjabarkan kronologis cerita dengan baik yang diawali dengan cerita
keberangkatan, kegiatan selama di desa, dan penjelasan akhir perayaan tahun
Vacation in the Village
Monday, December 31, My Family and I rushed for new
year holiday in my village in Buleleng.
We set out to use the car band go from house to Buleleng at
08.00 A.M, Along the car we just sat and meals. When we’ve been
through Bedugul, We see from inside the car is very beautiful
scenery, and a few moments later I had overslept.
After I woke up it turned out we arrived in the village. there
I met grandfather, grandmother and cousin. I was happy because
me had not meet with them. the day was getting late, I quickly
showered and Rushed to prepare the tools for new year. We only
burn corn and chicken. I am very Happy to be with them to blame
the fireworks.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
56
baru. Pada bagian simpulan siswa menceritakan bahwa dia merasa gembira
merayakan tahun baru di desa (I am very happy to be with them to blame the
fireworks).
Pada aspek nomor 2, karangan siswa selanjutnya dianalisis apakah
karangan tersebut telah menggambarkan topik yang ide cerita dikembangkan
secara utuh dan setiap paragraf berisikan kalimat utama dan kalimat pendukung.
Karangan S01 telah memiliki topik yang sesuai dengan judul karena alur ceritanya
dirangkai secara teratur dari keberangkatan sampai ke tempat tujuan, yaitu sebuah
desa di Buleleng. Kalimat utama pada paragraf dua adalah ―We set out to use the
car and go from the house to Buleleng at 08.00 A.M.” Kalimat pendukungnya
adalah ―Along the car ……. I had overslept.
Pada aspek tata bahasa ditemukan empat jenis kesalahan, yaitu (1)
kesalahan penggunaan preposisi, (2) kesalahan penggunaan gerund, (3) kesalahan
tense, dan (4) kesalahan kata kerja.
Tabel 4.3 Kesalahan Tata Bahasa S01 (Pratindakan)
No. Jenis
Kesalahan
Karangan Siswa Perbaikan
1. Kesalahan
Penggunaan
Preposisi
Monday, December 31, My
Family and I rushed for
new year holiday in my
village in Buleleng.
On Monday, December
31, my family and I
rushed for new year
holiday in my village in
Buleleng.
When we’ve been through
Bedugul.
Along the way to Bedugul
2. Kesalahan
Penggunaan
Gerund
We set out to use the car
band go from house to
Buleleng at 08.00 A.M
We set out using the car
band went out from house
to Buleleng at 08.00 A.M
57
3. Kesalahan
Tenses
We set out to use the car
band go from house to
Buleleng at 08.00 A.M
We set out using the car
band went out from house
to Buleleng at 08.00 A.M
Along the car we just sat
and meals.
Along the way we just sat
and had meals
We see from inside the car
is very beautiful scenery,
and a few moments later I
had overslept.
We saw from the car, the
scenery was very
beautiful, and a few
moments later I overslept.
the day was getting late, I
quickly showered and
Rushed to prepare the tools
for new year.
It almost late in the
afternoon, I quickly
showered and rushed to
prepare the tools for new
year.
I am very Happy to be with
them to blame the fireworks
I was very happy being
with them to have the
fireworks.
4. Kesalahan
Kata Kerja
a few moments later I had
overslept.
a few moments later I
overslept.
Merujuk pada tabel 4.3 tentang aspek tata bahasa, kesalahan penggunaan
preposisi yang dilakukan siswa, preposisi ditempatkan sebelum atau sesudah
nomina (Leech, 2007; 71). Terkait dengan pendapat tersebut, kesalahan yang
dilakukan oleh S01 adalah siswa tidak menggunakan on yang ditempatkan
sebelum nomina untuk penyebutan waktu dalam kalimat ―Monday, December 31
my family and I rushed for new year holiday in my village in Buleleng”.
Kesalahan penggunaan gerund. Menurut Leech (2007:20) gerund adalah
penjelas yang digunakan untuk menjelaskan kata benda. Pelengkap dapat berupa
subjek, objek atau pelengkap dalam kalimat yang berdiri sendiri tanpa kata kerja
58
bantu. Kesalahan penggunaan gerund yang dilakukan oleh S01 terletak pada kata
to use seharusnya yang benar adalah using sehingga kalimat tersebut menjadi
―We set out using the car band went out from house to Buleleng at 08.00 A.M”.
Selanjutnya, kesalahan tenses yang dilakukan oleh S01 yang terdiri atas
kesalahan penggunaan auxiliary dan verb. Menurut Dykes (2006:49) auxiliary
berasal dari kata auxilium yang berarti “bantu”. Dalam grammar, merujuk pada
verbs yang digunakan dalam bentuk waktu. Kata bantu diambil dari verbs to be
dan to have. Kesalahan to be yang dilakukan siswa terletak perubahan bentuk
present ke past pada kata is yang seharusnya diubah menjadi was dan am menjadi
was.
Kemudian, menurut Leech (2006:119) verbs berasal dari bahasa Latin
verbun yang berarti kata ―kata‖ dalam artian melakukan atau memiliki. Verbs
dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu regular dan irregular verb. Kebanyakan dari
verbs adalah regular verb yang memiliki empat bentuk seperti; help (infinitif),
helps (present yang bersesuai dengan orang ketiga tunggal), helped (past form)
dan helping (continuous). Irregular verb termasuk dalam bentuk verba umum dan
auxiliarly verbs. Fungsi kedua bentuk yang verb yang ada dibagi menjadi infinite
dan non-finite verb. Finit dan non-finite yang berarti tidak lengkap karena
mereka tidak memiliki sebuah subjek atau benda yang melakukan aksi. Non-finite
verb juga tidak menunjukkan waktu. Finit verb memiliki subjek contohnya,
“I hope (present) John hoped (past)”. Bentuk yang paling umum dapat dikenali
dari non-finite verb adalah to-infinitive contohnya, to drink, to be, to laugh
(Dykes, 2007:42). Merujuk pengertian verb, kesalahan penggunaan yang
59
dilakukan oleh S01 yang terletak pada had overslept, seharusnya overslept
sehingga kalimat tersebut menjadi ―a few moments later I overslept”.
Dari aspek mekanik pada karangan S01 ditemukan tiga jenis kesalahan,
yaitu seperti dibawah ini.
Tabel 4.4 Kesalahan Mekanik S01 (Pratindakan)
No Jenis
Kesalahan
Karangan Siswa Perbaikan
1. Kesalahan
Penggunaan
Huruf
Kapital
My Family and I my family and I
there I met grandfather,
grandmother and cousin.
There I met grandfather,
grandmother and cousin.
2. Kesalahan
Penggunaan
Tanda Baca
A.M, A.M.
3. Kesalahan
Diksi
Along the car we just sat and
meals.
Along the way we just sat
and had meals
the day was getting late It was almost late in the
afternoon
We only burn corn and
chicken
We only grilled corn and
chicken
Kesalahan mekanik yang dilakukan oleh S01 adalah kesalahan
penggunaan huruf kapital. Huruf kapital biasanya ditulis pada awal kalimat namun
siswa menggunakannya di tengah kalimat pada kata family. Selanjutnya kesalahan
penggunaan tanda baca dalam penulisan kalimat A.M, seharunya ditulis A.M. yang
merupakan singkatan dari ante meridian. Kemudian kesalahan diksi juga terjadi
pada aspek mekanik dalam contoh kalimat “we only burn corn and grilled
chicken”. Kata burn (bakar) seharusnya diganti menggunakan grilled (panggang).
60
Selanjutnya, analisis kualitatif kesalahan yang dilakukan siswa dengan
nomor urut 11 (S11) pada pratindakan. Analisis kualitatif karangan S11
dianalisis dengan cara yang sama dengan karangan sebelumnya. Analsis karangan
S11 adalah sebagai berikut.
Contoh karangan S11
Holiday and New Year
I get the vacation for two weeks. I spent the holiday and new
year with walking trails with friend and family.
I went to friend wo celebrat Christmas with friend there share
the joy together. In my house just watching. TV and playing
games. Five days before school I went to stationary shop fruit
pen and books.
At the time the new year didn’t go anywhere but but my
friends picked me up me to go way street. day and night. I was
freasy preparing his show for new year eve with roasted corn
and grilled chicken I am also very happy with them to enliven
the new year eve with fireworks and firecrackers turn of the
year is was time to set of fireworks and firecrackers and all
were very happy.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
Perbaikan karangan S11
Holiday and New Year
I had a vacation for two weeks. I spent the holiday and new
year by wondering with friend and family. I went to friend’s
house to celebrate Christmas together. In my house I was
watching TV and playing games. Five days before school, I
went to stationary shop bought some fruit, pen and books.
In the new year, I didn’t want to go out but my friend
wanted to pick me up and went to the street. The day went so
fast. I prepared the roasted chicken and grilled some corn for
new year with family and friends. I was very happy with them
by setting on the fireworks and firecrackers.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
61
Pada karangan S11, judul yang dituliskan sudah sesuai dengan isi
karangan. Pada dimensi pendahuluan, ada I, friend, dan family (tokoh), in my
house (tempat), holiday and new year (waktu). Keterangan tokoh, waktu, dan
tempat yang dituliskan pada dimensi pendahuluan tersebut menunjukkan bahwa
siswa telah mampu menjabarkan tiga bagian pendahuluan. Namun, pada
keterangan waktu, tulisan yang dibuat siswa tidak berisikan waktu yang pasti
berupa tanggal, bulan dan tahun kejadian tersebut berlangsung karena karangan
siswa pada pratindakan dibuat berdasarkan pengalaman pribadi penulis.
Pada dimensi isi, siswa menjabarkan kronologis cerita, tetapi kegiatan
yang dilakukan tidak koheren. Hal tersebut dapat dilihat pada awal cerita, yaitu
siswa menceritakan bahwa ia libur dalam dua minggu dalam kalimat ―I get the
vacation for two weeks”, kemudian merayakan natal bersama teman hingga
merayakan tahun baru. Tidak koherennya bagian isi tersebut dilihat dari rentang
waktu yang dituliskan. Natal dan perayaan tahun baru memiliki rentang waktu
lima hari, sedangkan pada bagian awal karangan siswa menuliskan dua minggu.
Pada dimensi simpulan, siswa telah menyertakan komentar simpulan yang
berisikan perasaan yang gembira menyambut tahun baru dengan menyalakan
kembang api dalam kalimat “I am also very happy……fireworks and firecrackers
and all were very happy”.
Dalam aspek pengembangan ide, terjadi kerancuan pengembangan ide
yang dibuktikan dalam penggalan kalimat “I went to my friend house…… In my
house just watching TV and playing games”. Dalam kalimat tersebut, siswa
menceritakan pengalamannya selama liburan menjelang tahun baru berlangsung.
62
Hal yang dilakukan adalah pergi ke rumah temannya namun di kalimat berikutnya
siswa mengatakan bahwa ia sedang di rumah menonton televisi dan bermain
game. Berikutnya “At the time the new year did not go anywhere…..but my friend
pick me up to go away street”. Dalam kalimat tersebut, siswa menyatakan dirinya
tidak keluar rumah, tetapi temannya mengajaknya keluar. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kalimat utama yang dibuat dalam setiap paragrafnya tidak
didukung oleh anak-anak kalimat sebagai keutuhan sebuah paragraf.
Selanjutnya dalam aspek tata bahasa, ditemukan tiga jenis kesalahan yang
dapat dijabarkan pada tabel berikut.
Tabel 4.5 Kesalahan Tata Bahasa S11 (Pratindakan)
No Jenis Kesalahan Karangan Siswa Perbaikan
1. Kesalahan
Penggunaan
Preposisi
to set of fireworks by setting on fireworks
2. Kesalahan
Penggunaan Gerund
to set of fireworks by setting on fireworks
3. Kesalahan Tenses I am also very happy I was also very happy
Kesalahan penggunaan preposisi dan kesalahan juga terjadi pada S11,
siswa S11 dalam penggalan kalimat ―to set of fireworks” seharunya yang benar
menjadi “by setting on fireworks”. Selanjutnnya pada kesalahan tenses, terjadi
kesalahan penggunaan to be dalam kalimat “I am also very happy”. To be am
seharusnya diganti menjadi was dengan subjek I.
Aspek terakhir, yaitu aspek mekanik pada karangan siswa S11 di temukan
tiga kesalahan, yaitu sebagai berikut.
Tabel 4.6 Kesalahan Mekanik S11 (Pratindakan)
No Jenis Kesalahan Karangan Siswa Perbaikan
1. Kesalahan In my house just watching. In my house just
63
Penggunaan
Tanda Baca
TV and playing games watching TV and
playing games.
2. Kesalahan Ejaan I went to friend wo celebrat
Christmas
I went to friend wo
celebrat Christmas
3. Kesalahan Diksi shop fruit pen and books. bought fruit pen and
books
Kesalahan penggunaan tanda baca juga terjadi pada karangan S11. Siswa
menggunakan tanda titik (.) di tengah kalimat, seharusnya (.) diletakkan di akhir
kalimat. Kemudian kesalahan ejaan terdapat pada kata wo dan celebrat yang
maksud siswa menulis kata to dan celebrate. Selanjutnya kesalahan diksi,
pemilihan kata shop kurang tepat dalam kalimat “shop fruit pen and books”
seharusnya diganti menggunakan kata bought (past form) yang berarti membeli.
Karangan siswa lainnya yang kurang baik dapat dilihat dibawah ini.
Contoh Karangan S05
Chased the Dog
Last year I once in chased the dog in street Kubu anyar
and hours 06.00 Am
My mother already planned wisn went to market. But I
waked up late because very night to slept.
Next day continued as wont although my mother just
angry. Night also arrive I straighted slpeted on o’clock
09.00 PM. I hurry up to reset alarm to o’clock 06.00 Am.
Morning also finally just to p’clock 06.00 Am. First
made drank to parents and direct bath and went to
market. On street saw a dog just slepated in roadside. Not
purpose on overaode tail. So that the dog chased. me, I
fear the dog caused me trauma to dog. I not fear the dog
because I had two dogs with named Choky and Molly.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
64
Perbaikan karangan S05
Chased the dog
Last year, I was chased by dog in Kubu Anyar Street at
06.00 AM.
My mother already planned to go to market. I wake up late
because I went to bed late last night.
On the next day I woke up late again and my mother was
angry. I reset alarm at 06.00 AM then I went to bed at 09.00
PM. In the morning I woke up at 06.00 AM. I prepared the
morning coffee for my parents directly took a bath and went
to the market. On the way to the market I saw a dog slept at
the road side. Unconsciously, I stepped on its tail and the dog
chased me. I had traumatic experience with the dog. I love
the dog because I had two dogs named Choky and Molly.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
Contoh karangan S05 di atas merupakan recount text yang disusun kurang
baik, misalnya pada kalimat ―Last year I once in chased the dog in street Kubu
anyar and hours 06.00 Am. Bagian pendahuluan sudah cukup dalam penyampaian
informasi kepada pembaca bahwa penulis dikejar anjing pada pukul 6.00 pagi
tahun lalu di Jalan Kubu Anyar. Di samping itu, pada dimensi isi, peristiwa atau
rangkaian kejadian masih rancu. Kurangnya bukti pendukung, simpulan yang
tidak logis dan tidak sesuai dengan isi karangan dan dapat dilihat pada judul
Chased the Dog. Kemudian pada simpulan ditulis bahwa trauma dengan anjing
sedangkan pada kalimat berikutnnya ditulis bahwa ia tidak takut dengan anjing
karena memiliki dua ekor anjing yang bernama Choky dan Molly pada kalimat “I
fear the dog because me trauma to dog. I not fear the dog because I had two dog
with named Choky and Molly”. Hal ini menunjukkan tidak adanya koherensi antar
kalimat. Selain permasalahan tersebut juga terdapat banyak masalah dalam
pemilihan kata, tata bahasa, ejaan serta tanda baca sehingga pembaca sulit untuk
memahami maksud isi karangan tersebut.
65
Berikutnya pada aspek tata bahsa ditemukan tiga kesalahan yang diuraikan
lebih lanjut pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.7 Kesalahan Tata Bahasa S05 (Pratindakan)
No Jenis Kesalahan Karangan Siswa Perbaikan
1. Kesalahan
Penggunaan
Preposisi
Next day continued as wont
although my mother just angry.
On the next day I
woke up late again
and my mother was
angry
2. Kesalahan
Tenses
Last year I once in chased the
dog in street Kubu anyar and
hours 06.00 Am
Last year, I was
chased by dog in
Kubu Anyar Street at
06.00 AM.
My mother already planned
wisn went to market.
My mother already
planned to go to
market.
I waked up
very night to slept.
I wake up
late last night.
my mother just angry My mother was angry
Night also arrive I straighted
slpeted on o’clock 09.00 PM.
I reset alarm at 06.00
AM then I went to
bed at 09.00 PM.
3. Kesalahan
Penggunaan
Kata Kerja
Not purpose on overaode tail. Unconsciously, I
stepped on its tail
I not fear the dog I love the dog
4. Kesalahan Pola
Kalimat
street Kubu anyar Kubu Anyar Street
Contoh kesalahan yang tampak pada S05 adalah kesalahan penggunaan
kata kerja. Kalimat siswa “I not fear the dog” tidak menggunakan to do (did)
untuk kalimat negatifnya sedangkan untuk kalimat positifnya adalah “I love the
66
dog”. Kemudian kesalahan pola kalimat juga tampak pada kalimat “street Kubu
Anyar”. Kalimat tersebut tidak sesuai dengan pola kalimat bahasa Inggris dengan
pola diterangkan menerangkan (DM) sehingga kalimat tersebut seharusnya “Kubu
Anyar street”.
Analisis kesalahan mekanik pada karangan S05 dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 4.8 Kesalahan Mekanik S05 (Pratindakan)
No Jenis Kesalahan Karangan Siswa Perbaikan
1. Kesalahan Ejaan o’clock 06.00 Am. at 06.00 AM.
2. Kesalahan Diksi made drank to parents prepared the
morning coffee for
my parents
3. Kesalahan format
paragraf
Penulisan paragraf
baru tidak menjorok ke
dalam.
Penulisan paragraf
baru menjorok ke
dalam.
Contoh kesalahan pada aspek mekanik yang tampak adalah kesalahan
format paragraf. Pada karangan S05, siswa tidak menuliskan karangan sesuai
dengan kaidah penulisan pargaraf yang berlaku yaitu penulisan alenia baru dalam
karangan harus menjorok ke dalam.
Dari karangan 31 orang siswa yang mengikuti kegiatan pratindakan dari
aspek organisasi ditemukan kesalahan yang dilakukan oleh 14 orang siswa karena
tidak menuliskan secara lengkap tokoh, waktu, dan tempat. Dari aspek
pengembangan ide ditemukan kesalahan yang dilakukan oleh 18 orang siswa
karena pada karangan mereka tidak ditemukan adanya kalimat pendukung yang
membuat suatu paragraf menjadi utuh dan memiliki koherensi. Dalam aspek tata
bahasa ditemukan empat kesalahan, yaitu (1) kesalahan penggunanaan preposisi,
(2) kesalahan penggunaan gerund, (3) kesalahan tenses, (4) kesalahan kata kerja.
67
Selanjutnya, dari aspek mekanik ditemukan lima kesalahan yaitu (1) kesalahan
penggunaan huruf kapital; (2) kesalahan ejaan; (3) kesalahan diksi; (4) kesalahan
format paragraf; dan (5) kesalahan pola kalimat. Dari keempat kesalahan ini dapat
dijabarkan berupa 45% organisasi, 58% kesalahan pengembangan ide, 80%
kesalahan tata bahasa, dan 25% kesalahan mekanik.
4.1.3 Hasil Kuesioner Silkus Pratindakan
Tabel 4.9 Hasil Kuesioner Pratindakan
No Pernyataan Pendapat Pemilih
1 Saya senang melakukan kegiatan menulis
recount text dengan metode ceramah.
SS 3
S 5
R 8
TS 15
2 Diterapkannya metode ceramah
memudahkan saya dalam menulis recount
text.
SS 2
S 2
R 9
TS 18
3 Metode ceramah yang diterapkan dapat
memudahkan saya dalam membuat judul
recount text.
SS 0
S 3
R 10
TS 18
4 Pemaparan materi dengan metode ceramah
yang diterapkan sangat membantu saya
dalam menulis kronologis
kejadian/peristiwa secara terurut dan
terarah.
SS 2
S 7
R 7
TS 15
5 Menulis recount text dengan metode
ceramah yang biasa diterapkan guru
melatih saya terampil dalam menulis.
SS 3
S 8
R 7
TS 13
6 Dalam menulis recount text, menyusun
struktur organisasi teks dan kalimat dengan
gramatikal yang benar merupakan hal yang
menyenangkan.
SS 2
S 4
R 9
TS 16
68
7 Pembelajaran menulis dengan ceramah
sangat menyenangkan sehingga saya
merasa bersemangat melakukan kegiatan
menulis
SS 0
S 5
R 2
TS 24
8 Setelah mengikuti pembelajaran ini, saya
merasa suasana kelas saat pembelajaran
sangat menyenangkan dan tidak
membosankan.
SS 4
S 6
R 8
TS 13
Dari hasil kuesioner dapat dilihat bahwa pertanyaan nomor 1 (Saya senang
melakukan kegiatan menulis recount text dengan metode ceramah ditemukan 15
jawaban siswa yang TS (Tidak Setuju). Contoh lainnya adalah pada pertanyaan
nomor 7 (Pembelajaran menulis dengan ceramah sangat menyenangkan sehingga
saya merasa bersemangat melakukan kegiatan menulis) ditemukan 24 orang siswa
yang menjawab TS. Hal ini menunjukkan bahwa metode ceramah kurang efektif
dalam meningkatkan kemampuan menulis recount text siswa. Dengan demikian
dipandang perlu mengaplikasikan teknik picture series dalam upaya
meningkatkan kemampuan menulis siswa.
4.1.4 Refleksi Pratindakan
Dari hasil pratindakan dapat disimpulkan bahwa dari kajian kuantitatif ada
lima orang siswa yang telah memenuhi KKM dan 26 orang siswa tidak
memenuhinya. Pada hasil analisis kualitatif ditemukan bahwa dari empat jenis
kesalahan, kesalahan yang paling sering dilakukan oleh siswa adalah kesalahan
tata bahasa sebanyak 80%. Hasil kuesioner menunujukkan bahwa pembelajaran
dengan metode ceramah kurang efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis
69
recount text siswa. Selanjutnya kesalahan tata bahasa dan pengaplikasian picture
series menjadi perhatian khusus pada pelaksanaan siklus I.
4.2 Kemampuan Siswa Menulis Recount Text Setelah Menggunakan Teknik
Picture Series pada kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada kelas VIII di SMP Angkasa Kuta
dalam pembelajaran menulis recount text dengan menggunakan teknik picture
series dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I (11 April 2013-18 April 2013 )
dan siklus II (9 Mei 2012-10 Mei 2013 ).
4.2.1 Siklus I
Proses pelaksanaan siklus I dirancang dengan menyesuaikan desain
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikombinasikan dengan teknik
picture series. Ada empat tahapan dilaksanakan dalam proses pembelajaran
siklus I, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
4.2.1.1 Perencanaan Siklus I ( Rabu, 3 April 2013)
Perencanaan siklus I disusun untuk merencanakan beberapa persiapan
yang berhubungan dengan pelaksanaan tindakan yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis recount text. Perencanaan
pelaksanaan penelitian tindakan siklus I adalah sebagai berikut:
1. Memilih materi
Dalam memilih materi pada tahap ini disiapkan materi dan contoh karangan
recount text yang akan digunakan untuk pembelajaran menulis recount text.
70
Pemilihan materi yang diajarkan pada setiap siklus diambil berdasarkan
kurikulum KTSP untuk sekolah menengah pertama (SMP). Pada siklus ini
diajarkan pengembangan karangan recount text dengan menggunakan teknik
picture series dan kriteria yang dinilai dalam karangan.
2. Mempersiapkan Rencana
Pada pelaksanaan pembelajaran, peneliti yang juga sekaligus guru yang
mengajarkan materi recount text bersama dua orang observer, yaitu guru
bahasa Inggris dan wali kelas VIII A yang mengidentifikasi permasalahan yang
muncul dalam pembelajaran menulis sehingga permasalahan dapat
terpecahkan. Kemudian, menyusun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
yang akan dilakukan untuk memeroleh data yang diperlukan serta
menentukan waktu pelaksanaan tindakan yang dibagi menjadi tiga pertemuan.
3. Menyiapkan instrumen penelitian
Dalam perencanaan ini dilakukan persiapan administrasi mengajar seperti
silabus dan RPP yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan media
gambar (picture series). Selanjutnya menyiapkan buku catatan guru, laptop,
LCD projector, dan slide picture series.
4.2.1.2 Pelaksanaan Siklus I
Pada pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dalam tiga kali pertemuan
yang dijabarkan sebagai berikut:
71
1. Pertemuan Pertama (Kamis, 11 April 2013)
Pertemuan pertama pada siklus I ini, kegiatan awal guru memberikan
salam pembuka, mengecek kehadiran siswa, dan mengapersepsi dengan tanya
jawab mengenai materi pembelajaran terdahulu kemudian menghubungkanya
dengan materi recount text. Pada kegiatan inti, siswa diberikan materi recount text
yang dijelaskan secara terperinci dan mendetail. Materi yang dijelaskan berupa
definisi recount text, kegunaan, struktur (generic structure), serta ciri-ciri
linguistik yang mendukung teks tersebut. Setelah menjelaskan materi tersebut,
siswa diberikan pertanyaan seputar recount text untuk memancing respons siswa
dan mengetahui sejauh mana daya serap siswa tentang materi yang diajarkan.
Guna meningkatkan kemampuan siswa dalam penggunaan tata bahasa,
siswa diberikan materi berupa penjelasan tentang tenses yang digunakan,
penggunaan articles, pronoun, adverbial, conjuction, preposition, noun, verb, dan
lainnya. Pola perubahan tenses dijelaskan lebih terperinci karena siswa masih
kesulitan dalam mengubah kalimat present menjadi kalimat past terutama pada
perubahan kata kerja atau verb. Pada kegiatan akhir pertemuan siklus I itu, siswa
diberikan waktu untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti tentang
penjelasan yang diberikan. Kemudian mereka diberikan pengumuman bahwa pada
pertemuan selanjutnya akan diberikan pembelajaran yang berbeda dalam menulis
recount text dengan teknik pengajaran yang biasa diterapkan sebelumya yang
sesuai dengan gambar yang ditayangkan dalam picture series. Dalam hal ini
gambar yang ditayangkan berupa cerita imajinatif yang sesuai dengan jenis-jenis
recount text yang diajarkan.
72
2. Pertemuan Kedua ( Jumat, 12 April 2013)
Pada awal pertemuan kedua siklus I, guru memberikan salam pembuka
kepada siswa, kemudian memulai pembelajaran recount text dengan
menggunakan picture series yang telah disiapkan sebelumnya. Siswa diberikan
penjelasan ulang tentang materi sebelumnya secara singkat sebelum masuk ke
tahap selanjutnya. Kemudian, guru memberikan sebuah contoh picture series yang
ditayangkan dengan menggunakan LCD projector. Terlihat antusiasme siswa
ketika rangkaian gambar ditayangkan. Tema yang diberikan pada contoh dalam
pertemuan kedua ini adalah seorang anak yang ketinggalan bus ketika akan
berangkat ke sekolah karena terlambat bangun dengan judul ―Miss the Bus”.
Pada pertemuan itu pula, setelah penayangan slide picture series, guru
memberikan penjelasan tentang gambar tersebut. Guru mengajak siswa untuk
berpikir bersama tentang kejadian-kejadian yang penting yang terdapat pada
gambar. Kemudian, guru memberikan pertanyaan kepada siswa berupa bagian-
bagian pendahuluan (orientation), isi (sequence of events), dan simpulan
(re-orientation) pada gambar tersebut. Selanjutnya, untuk meningkatkan
pemahaman siswa tentang rangkaian gambar yang dijadikan karangan recount
text, maka guru berinisiatif untuk menayangkan ulang. Ketika gambar pertama
ditayangkan, guru memberikan jeda dan menugasi siswa untuk memahami serta
mencatat kejadian-kejadian penting yang ada pada gambar tersebut. Kejadian-
kejadian penting yang dicatat merupakan ide-ide pokok kalimat yang akan
dikembangkan menjadi paragraf. Pada gambar-gambar berikutnya dilakukan
73
dengan cara yang sama hingga gambar terakhir. Setelah penayangan gambar
terakhir, siswa ditugasi untuk mengembangkan setiap ide pokok yang ditulisnya
menjadi paragraf. Selanjutnya siswa diiminta menyimpulkan peristiwa yang
terjadi untuk menentukan judul yang sesuai dengan gambar.
Setelah penugasan pada pertemuan kedua selesai, guru meminta siswa
untuk menukarkan hasil tulisan mereka dengan teman sebangkunya untuk
dikoreksi dan diperbaiki berdasarkan kriteria penilaian dalam empat penilaian
recount text. Keempat aspek tersebut adalah (1) organisasi, (2) pengembangan ide,
(3) tata bahasa, dan (4) mekanik. Hal tersebut dilakukan agar siswa lebih teliti
dalam mengoreksi dan memperbaiki karangan temannya daripada karangan
mereka sendiri sehingga mereka dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang
dilakukan.
Pada akhir kegiatan pembelajaran pertemuan kedua itu, guru menanyakan
kesulitan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran dan membimbing siswa
membentuk sebuah simpulan sebagai rangkuman hasil belajar. Guru juga
mengumumkan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya, siswa diberi
penugasan serupa guna meningkatkan kemampuan mereka dalam menulis
khususnya recount text dengan tema yang berbeda
3. Pertemuan Ketiga ( Kamis, 18 April 2013)
Seperti pertemuan sebelumnya, memberikan salam pembuka sebagai
rutinitas yang biasa dilakukan pada setiap awal pembelajaran. Pada pertemuan
terakhir pada siklus I, guru kembali memberikan arahan secara singkat tentang
74
proses pembelajaran yang serupa dengan pertemuan kedua siklus I. Pada
pertemuan itu, siswa difokuskan pada praktik menulis recount text secara
individu. Siswa diharapkan untuk berkonsentrasi pada gambar yang ditayangkan.
Tema picture series pada pertemuan terakhir siklus I adalah tentang persahabatan
binatang yang tersesat di dalam hutan. Rangkaian gambar pada slide itu
merupakan imaginative recount text karena merupakan cerita khayal berkisah
tentang kehidupan binatang.
Kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan menayangkan picture series
yang telah ditentukan. Ketika tayangan gambar dimulai, siswa tampak antusias
menyimak gambar dan mulai berkonsentrasi untuk menulis kejadian-kejadian
penting yang ada pada slide tersebut tanpa arahan guru seperti pada pertemuan
kedua. Ketika penayangan gambar berakhir, siswa mengembangkan kalimat-
kalimat yang ditulis menjadi beberapa paragraf. Setelah menyelesaikan tugas
menulis recount text secara individu, guru menyarankan siswa untuk mengoreksi
kembali tulisan mereka sendiri sebelum dikumpulkan untuk mengurangi
kesalahan-kesalahan yang terjadi. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa
merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
4.2.1.3 Observasi Siklus I
Pengamatan siklus I yang telah dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan pada
jam pelajaran bahasa Inggris dengan alokasi waktu 120 menit (3 jam pelajaran).
Dalam pelaksanaan siklus I pada setiap pertemuan, dua orang observer yang
merupakan guru pengampu pelajaran bahasa Inggris dan wali kelas VIII A
75
mengamati proses pembelajaran dan pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan,
baik dalam kegiatan siswa maupun guru. Rencana pelaksanaan pembelajaran atau
RPP yang digunakan telah dimodifikasi ke dalam desain pembelajaran yang
menggunakan teknik picture series. Seluruh rangkaian pembelajaran mengalami
banyak perubahan mulai dari tahap pembukaan sampai dengan tahap penutup
yang terjadi pada setiap siklusnya. Terjadi perubahan yang signifikan ketika
proses pembelajaran dimulai.
Pada proses pelaksanaan siklus terlihat antusisame siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan teknik baru yang dikenalkan. Pada proses awal
pertemuan kedua dan ketiga, siswa disuguhi gambar yang ditayangkan
menggunakan LCD projector. Ketika gambar ditampilkan, siswa menaruh
perhatian penuh terhadap media tersebut dan mengamati serta mencatat setiap hal
menarik dalam rangkaian picture series dalam slide. Setelah penayangan picture
series tersebut, siswa mulai mengerjakan tugas yang diarahkan sebelumnya oleh
guru. Siswa mulai berpikir kritis, untuk langkah awal mereka membuat beberapa
kalimat inti yang akan dikembangkan menjadi pokok pikiran dalam setiap
paragaraf yang dibuat yang disesuaikan dengan kronologis cerita yang ada.
Kemudian, siswa mulai mengembangkan ide atau gagasan yang muncul dalam
pikiran mereka berdasarkan kalimat-kalimat inti yang dibuat sebelumya menjadi
beberapa paragraf. Selanjutnya, setelah tulisan mereka menyerupai sebuah
karangan, siswa mulai memikirkan judul yang sesuai dengan rangkaian picture
series yang ditayangkan. Dalam tahap ini, siswa tidak memerlukan waktu yang
lama dalam menyusun kalimat yang disesuaikan dengan teks yang dibuat. Pada
76
akhir kegiatan guru memberikan tahapan-tahapan dalam menulis recount text
dengan gerenic structure teks tersebut, menampilkan stuktur gramatika guna
mengingatkan siswa untuk tidak mengulang kesalahan-kesalahan yang dibuat
sebelumnya, yaitu pada tahap pratindakan. Reaksi-reaksi positif yang ditunjukkan
siswa dalam keterampilan menulis mulai terlihat pada pelaksanaan siklus I.
Mereka mulai bisa membangun sebuah karangan sendiri dalam waktu yang relatif
singkat walaupun ada beberapa di antara mereka yang masih memerlukan waktu
yang lama dalam mengerjakannya. Peningkatan mulai terjadi dalam hasil evaluasi
belajar siswa kelas VIII A dalam menulis recount text dengan menggunakan
teknik picture series yang dapat dilhat dari minimalisasi kesalahan-kesalahan
yang terjadi pada pratindakan.
4.2.2. Hasil Siklus I Secara Kuantitatif dan Kualitatif
Penyampaian materi menggunakan teknik picture series yang dilakukan
untuk menunjukkan bahwa pemberian materi dengan teknik ini adalah efektif.
Ini dibuktikan dengan peningkatan nilai yang dihasilkan siswa pada siklus I.
Hasil karangan siswa mengalami peningkatan, baik dalam struktur organisasi,
pengembangan ide, tata bahasa, maupun mekanik. Penugasan yang diberikan oleh
guru kepada siswa dalam menulis recount text dengan menggunakan teknik
picture series pada siklus I digunakan untuk mengetahui hasil evaluasi belajar
siswa yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu analisis kuantitatif dan analisis
kulitatif.
77
4.2.2 1 Analisis Kuantitatif
Tabel 4. 10 Hasil Evaluasi Belajar Siklus I
NO N A M A SISWA JUDUL RECOUNT TEXT
PERINCIAN
NILAI SKOR
1 2 3 4
1 Agus Ariawan The Lost 23 20 19 20 82
2 Alfran Hasan The Lost of Animals 20 20 18 20 78
3 Bujangga Gede Pig Lost 20 18 15 20 73
4 Dandy C. B. T. Lost of Pigglet 21 20 18 19 78
5 Ezra Aprilia H. Faraway from the house of Pigglet 20 16 15 19 70
6 Fadly Reza A. Lost 20 18 19 22 79
7 Greatta Agatha We are Lost 20 17 18 20 75
8 Hendrawan H. Animals Lost 20 19 18 22 79
9 Kadek Susrama A Herd Lost 21 17 16 20 74
10 Kinanti Anggia Lost 20 20 16 18 74
11 Nesya Listi Adventure of three animals 18 17 18 19 72
12 Ni K Santi M. A flock of Lost Animals 20 18 18 20 76
13 Nina Jihan D. The Animal Lost 18 18 17 19 72
14 Nungky Kumala Lost 20 20 18 20 78
15 Nurhadi Animals were Lost 18 17 19 20 74
16 Octaviano M. M. Lost In The Forest 20 19 16 20 75
17 Prahasta Naplando Lost 20 18 17 18 73
18 Rama Sandya Lost In The Jungle 21 20 17 20 78
19 Rio Agustino Adventure 18 16 17 20 71
20 Safira The Animals Lost 22 20 20 21 83
21 Santi Noviyanti Lost of Animals 20 20 18 20 78
22 Shabilla Lost 22 21 20 22 85
23 Shinta Diah K. The Astray of Pigglet 19 17 15 20 71
24 Tita Vionita Pig 18 18 16 20 72
25 Titian Eka Pangestu Adventure of three companions 21 20 18 20 79
26 Umu Kalsum Best friend were Lost 21 20 19 18 78
27 Wahyu Aditya G. The Lost Story 20 17 19 23 79
28 Wulan Tri Agustina Lost of Animals 20 18 18 20 76
29 Wulandari Ni Putu Piglet 16 15 15 16 62
30 Yuni Antari L. P. Animals Story 16 18 16 19 69
31 Idah Hayati Animals in the forest 17 17 15 18 67
Rata-rata Kelas
75.54
Keterangan: (1) organisasi, (2) pengembangan ide, (3) tata bahasa, (4) mekanik
78
Nilai tertinggi siswa menulis recount text pada tabel 4.10 di atas adalah 85
yang mampu diraih oleh 1 orang siswa, 2 orang siswa mampu memeroleh nilai 83,
6 orang siswa mampu memeroleh nilai 78. Hal ini berarti bahwa siswa telah
mampu mencapai KKM dan nilai terendah adalah 62 yang diperoleh oleh 1 orang
siswa. Peningkatan nilai terjadi pada siklus I, 13 orang siswa mampu memenuhi
nilai KKM sedangkan pada pratindakan hanya 5 orang.
Lebih terperinci, nilai siswa berdasarkan empat aspek penilaian dapat
dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini.
Tabel 4.11 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian
Nilai Yang
diperoleh Siswa
Aspek Penilaian
1 2 3 4
25--22 3 0 0 4
21--17 28 28 22 25
16--12 2 3 9 2
11--6 0 0 0 0
5--1 0 0 0 0
Nilai tertinggi dan terendah dari aspek penilaian 1 (organiasasi) adalah 23 (3
orang siswa) dan 16 (2 orang siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian
2 (pengembangan ide) adalah 21 (1 orang siswa) dan 15 (1 orang siswa). Nilai
tertinggi dan terendah aspek penilaian 3 (tata bahasa) adalah 20 ( 2 orang siswa)
dan 15 (5 orang siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 4 (mekanik)
adalah 23 (1 orang) dan 16 (1 orang siswa). Nilai rerata aspek 1 adalah 20, aspek
2 adalah 18, aspek 3 adalah 17, dan aspek 4 adalah 20. Selanjutnya pemerolehan
nilai siswa pada pratindakan dapat digambarkan pada dua grafik di bawah ini.
79
Grafik 4.3 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian (Siklus I)
Grafik 4.4 Nilai Rerata 4 Aspek Penilaian (Siklus I)
Dari grafik 4.3 dan 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 41% siswa
mampu memenuhi nilai KKM, yaitu 78 dan 49% dari 31 siswa belum memenuhi.
Nilai rerata kelas yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 75,54.
Berdasarkan penetapan KKM SMP Angkasa Kuta, nilai siklus I ini menyatakan
bahwa kemampuan siswa dalam menulis recount text sudah meningkat tetapi hasil
nilai rerata belum memenuhi nilai 78 dan dianggap masih kurang.
80
4.2.2 2 Analisis Kualitatif
Penilaian pada recount text dapat dilakukan dengan menggunakan
indikator penilaian yang diadaptasi dari Brown & Bailey (1984:254) yang
membagi kriteria penilaian menjadi (1) organisasi, (2) pengembangan ide, (3) tata
bahasa, dan (4) mekanik. Karangan siswa dianalisis sama seperti pada kegiatan
pratindakan yang menggunakan empat kriteria penilaian tersebut. Analisis
karangan pertama pada siklus I adalah karangan dari S22 dengan judul “Lost”.
Karangan ini dipilih karena siswa mendapat nilai tertinggi pada siklus I setelah
pengaplikasian teknik picture series. Analisis kualitatif karangan S22 dijabarkan
seperti berikut.
Contoh karangan S22
LOST
Uwa is a monkey, Pitto is a rhino and Mica is a tiger, they three
were good friends. One day when Uwa, Pitto and Mica resting after
eat fruits, they heard that somebody crying and when they looked for
it, they found a pig named Bolboi who lost and did not know the way
home. Uwa, Pitto and Mica want help, and they built a map from a
leaf.
Firstly, they had to through the thorn forest. Bolboi, Uwa,
Pitto and Mica was afraid to enter the forest, but they had to pass it.
Their bodies were puctured by thorns, except Bolboi who had small
body.
After the thorn forest, they through the durian forest. They
saw a lot of durian. Pitto and Uwa wanted to take it but the bees
came up and stung Uwa. They finally hid in the bushes and after the
bees were gone, they continued their journey.
Then they arrived at Bolboi’s home. Uwa, Mica, Bolboi and
Pitto were happy. They did not know the land they stood cracked,
and they all fell at the river. They got up and met the family of
Bolboi. Bolboi’s mother thanked Uwa, Pitto and Mica who helped
Bolboi to find his home.
Uwa, Mica and Pitto then said goodbye to return to their
home. But the leaf map they had made was gone, because of Pitto
carelessnes. They did not remember the way back home. Mica and
Uwa cried whilst Pitto just laughed. Finally, it was Pitto, Mica and
Uwa who were lost.
Judul
Pen-
dahuluan
Isi
Simpulan
81
Perbaikan karangan S22
LOST
Uwa was a monkey, Pitto was a rhino and Mica was a tiger,
they three were good friends. One day when they were resting
after eat fruits, they heard that somebody was crying and when
they looked for it, they found a pig named Bolboi who was lost
and did not know the way home.They wanted to help, and they
built a map from a leaf.
Firstly, they had to through the thorn forest. Bolboi,
Uwa, Pitto and Mica were afraid to enter the forest, but they had
to pass it. Their bodies were tortured by thorns, except Bolboi
who had small body.
After the thorn forest, they through the durian forest.
They saw a lot of durian. Pitto and Uwa wanted to take it but the
bees came and stung Uwa. They finally hid in the bushes and
after the bees were gone, they continued their journey.
Then they arrived at Bolboi’s home. They were happy.
They did not know the bridge they stood cracked, and they all
fell at the river. They got up and met the family of Bolboi.
Bolboi’s mother thanked They who helped Bolboi to find his
home.
Then they said goodbye to return to their home. But the
leaf map they had made was gone, because of Pitto’s
carelessness. They did not remember the way back home. Mica
and Uwa cried whilst Pitto just laughed. Finally, it was Pitto,
Mica and Uwa who were lost.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
Pada karangan S22 di atas ditemukan judul yang telah sesuai dengan isi
karangan. Dalam aspek organisasi, dibagi ke dalam tiga dimensi analisis, yaitu
dimensi pendahuluan, isi, dan simpulan. Pada dimensi pendahuluan, adanya
pengenalan tokoh cerita (Uwa, Mica, Pitto, dan Bolboi), penjelasan tentang hal
yang sedang dilakukan oleh tokoh-tokoh tersebut (One day when Uwa, Pitto and
Mica resting after eat fruits), dan waktu (one day). Namun, dalam dimensi ini
tidak ditemukan adanya penjelasan berupa tempat terjadinya cerita tersebut.
Kemudian pada dimensi isi, siswa telah menuliskan kronologis kejadian secara
teratur yang ditunjukkan dengan kata firstly, after, dan then yang dituliskan setiap
82
awal paragraf. Pada dimensi simpulan, siswa telah mampu menyimpulkan akhir
cerita yang ditulisnya (One day when Uwa, Pitto, and Mica resting after eat
fruits). Namun, dalam simpulan yang dibuat, siswa belum mencantumkan
komentar secara pribadi.
Pada aspek pengembangan ide, karangan yang ditulis siswa telah
menggambarkan ide cerita yang dikembangkan secara utuh dalam setiap paragraf
yang dikerjakan. Kalimat utama pada paragraf satu adalah Uwa is a monkey, Pitto
is a rhino, and Mica is a tiger dan anak kalimat they three were good friends.
Dalam paragraf tersebut siswa mengenalkan tokoh yang ada dalam cerita
kemudian diperjelas bahwa ketiga tokoh tesebut adalah bersahabat.
Pengembangan ide yang dituliskan dalam setiap paragrafnya sudah cukup baik
dan koheren dengan isi cerita.
Pada aspek tata bahasa ada dua kesalahan yang masih dilakukan dan
dijabarkan berikut ini:
Tabel 4.12 Kesalahan Tata Bahasa S22 (Siklus I)
No Jenis
kesalahan
Karangan Siswa Perbaikan
1. Kesalahan
Tense
Uwa is a monkey, Pitto is a
rhino and Mica is a tiger
Uwa was a monkey, Pitto
was a rhino and Mica was
a tiger
One day when Uwa, Pitto and
Mica resting after eat fruits,
they heard that somebody
crying and when they looked
for it, they found a pig named
Bolboi who lost and did not
know the way home
One day when they were
resting after eat fruits,
they heard that somebody
was crying and when they
looked for it, they found a
pig named Bolboi who
was lost and did not know
the way home.
83
Bolboi, Uwa, Pitto and Mica
was afraid to enter the forest,
but they had to pass it.
Bolboi, Uwa, Pitto and
Mica were afraid to enter
the forest, but they had to
pass it.
They saw a lot of durian. Pitto
and Uwa wanted to take it but
the bees came up and stung
Uwa.
They saw a lot of durian.
Pitto and Uwa wanted to
take it but the bees came
and stung Uwa.
2. Kesalahan
pronominal
Uwa, Pitto and Mica want
help
They wanted to help
Uwa, Mica and Pitto then said goodbye to return to
their home
Then they said goodbye to
return to their home.
Contoh kesalahan tenses yang nampak pada karangan S22 adalah kesalahan
penggunaan to be plural pada kalimat ―Bolboi, Uwa, Pitto and Mica was afraid to
enter the forest, but they had to pass it”. Kata was diganti dengan were karena
subjeknya adalah orang ketiga jamak. Kemudian kesalahan pronominal juga
tampak, ketiga nama tokoh yang disebutkan sebelumnya tidak menggunakan
pronominal they.
Pada aspek mekanik ditemukan tiga kesalahan, yaitu sebagai berikut.
Tabel 4.13 Kesalahan Mekanik S22 (Siklus I)
No Jenis kesalahan Karangan siswa Perbaikan
1. Kesalahan diksi the land they stood cracked the bridge they stood
cracked
2. Kesalahan ejaan Their bodies were puctured
by thorns
Their bodies were
tortured by thorns
3. Kesalahan
penggunaan ‘s
But the leaf map they had
made was gone, because of
Pitto carelessnes.
But the leaf map they
had made was gone,
because of Pitto’s
carelessness.
84
Contoh kesalahan mekanik S22 adalah kesalahan aphosthrope (‗s) dalam kalimat
―But the leaf map they had made was gone, because of Pitto carelessness. Dalam
kalimat tersebut, adanya penyebutan nama (Pitto) yang melakukan kecerobohan
(carelessness). Jadi, kalimat yang benar adalah ―But the leaf map they had made
was gone, because of Pitto’s carelessness”.
Selanjutnya, analisis kualitatif kesalahan yang dilakukan S11 dijabarkan
sebagai berikut.
Contoh karangan S11
Adventure of three Animal
One day, in the forest there are three best friend who
called Uwa the monkey, Pitto the mino, and Mica the tiger. They
was finish eating and was satisfied, they were sleepy because
satisfied.
When at rest, Suddwenly the heard a vaice arying in the
fores. because curious, they search origin the sound of arying,
and turns that crying is a little pig.
Uwa have an Idea to maked a map from the leaf. Bolboi
home for passing thirn forest. they went the reached thorm
forest. They are confused and it tired because not knowing where
the riad shald pas through as many thorn.
They find the Bolboi house and the father of Bolboi say
good bye.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
Perbaikan karangan S11
Adventure of three animals
One day, in the forest there were three best friend who called
Uwa the monkey, Pitto the rhino, and Mica the tiger. They finished
eating and satisfied, they were sleepy because satisfied.
When at rest, suddenly the heard a voice of crying in the
forest. They were curious, and searched from where the sound of
crying was and turned that crying is a little pig.
Uwa had an idea to make a map from the leaf. Going to
Bolboi’s home had to for passing thorn forest. They went the reached
thorn forest. They were confused and they were tired because not
knowing where they should pass through as many thorns.
They find the Bolboi house and the father of Bolboi say good
bye.
Judul
Pen-
dahuluan
Isi
Simpulan
85
Pada contoh karangan yang ditulis oleh S11, dalam menuliskan aspek
organisasi, tiga dimensi dalam aspek pendahuluan sudah disebutkan berupa
pengenalan waktu sudah disertakan (one day), ada tempat (in the forest) dan
pengenalan tokoh cerita (Uwa, Pitto, Mica, dan Bolboi). Pada dimensi isi,
kronologis kejadian yang ada pada slide tidak dijelaskan secara terperinci dan
tidak adanya koherensi pada bagian simpulan. Ini dapat dilihat dari awal cerita
yang menceritakan bahwa tiga sahabat karib sedang berada di hutan dan telah
selesai makan buah-buahan kemudian mengantuk karena terlalu kenyang (One
day, in the forest there are three best… they were sleepy because satisfied). Pada
paragraf satu cerita sudah diceritakan dengan baik, tetapi pada paragraf berikutnya
diceritakan tidak begitu terperinci karena dalam tayangan slide disebutkan tiga
tempat yang harus dilewati untuk menemukan rumah Bolboi. Namun, siswa
menyebutkannya hanya satu, yaitu dalam paragraf tiga (Uwa have an Idea to
maked a map……. they went the reached thorm forest…) yang kemudian langsung
ditutup dengan simpulan, yaitu pada paragraf terakhir. Akan tetapi, simpulan yang
dituliskan tidak logis karena tidak mengacu kepada isi cerita yang harusnya
disesuaikan dengan slide picture series yang ditayangkan. Di samping itu, judul
yang dibuat kurang sesuai dengan isi karangan.
Aspek penilaian selanjutnya adalah aspek pengembangan ide. Dalam
paragraf yang dibuat siswa juga dituliskan tentang kegiatan yang dilakukan oleh
ketiga tokoh (Uwa, Pitto, Mica) dalam karangannya dalam kalimat ―There was
finish eating and was satisfied, they were sleepy because satisfied. When at rest,
Suddwenly the heard a vaice arying in the fores. because curious, they search
86
origin the sound of arying, and turns that crying is a little pig”. Kemudian aspek
penilaian selanjutnya adalah tata bahasa. Ada dua kesalahan yang dilakukan oleh
S11 yang dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel 4.14 Kesalahan Tata Bahasa S11 (Siklus I)
No Karangan Siswa Jenis Kesalahan Perbaikan
1. Kesalahan Tense One day, in the forest there
are three best friend
One day, in the forest
there were three best
friends
They was finish eating and
was satisfied
They finished eating and
satisfied
Because curious, they
search origin the sound of
arying, and turns that
crying is a little pig.
They were curious, and
searched from where the
sound of crying was and
turned that crying is a
little pig.
Uwa have an Idea to maked
a map from the leaf.
Uwa had an Idea to make
a map from the leaf.
5. They are confused and it
tired because not knowing
where the riad shald pas
through as many thorn.
They were confused and
they were tired because
not knowing where they
should pass through as
many thorns.
The father of Bolboi say
good bye.
The father of Bolboi said
good bye.
2. Kesalahan
Bentuk Jamak
Adventure of three Animal
Adventure of three
animals
as many thorn. as many thorns.
Contoh kesalahan tata bahasa S11 yang tampak, terletak pada kesalahan
penggunaaan pola past tense dalam kalimat ―They was finish eating and was
satisfied” dan kalimat yang benar adalah “they finished eating and satisfied”.
87
Kemudian, kesalahan bentuk jamak juga tampak pada contoh kalimat
―Adventure of three Animal”. Kata three merupakan jamak karena menerangkan
lebih dari satu sehingga noun harus jamak dengan menambahkan s pada kata
animals.
Aspek mekanik pada karangan S11, ditemukan tiga jenis kesalahan yang
dilakukan oleh siswa yang dijabarkan dalam tabel berikut.
Tabel 4.15 Kesalahan Mekanik S11 (Siklus I)
No Karangan
Siswa
Jenis Kesalahan Perbaikan
1. Kesalahan
penggunaan
huruf kapital
Adventure of three Animal. Adventure of three
animals
2. Kesalahan
Ejaan
Pitto the mino
Pitto the rhino
the heard a vaice of crying in
the fores
they heard a voice of
crying in the forest
When at rest, Suddwenly When at rest suddenly
3. Kesalahan
Penggunaan ‘s
They find the Bolboi house They find the Bolboi’s
house
Contoh kesalahan yang nampak serupa dengan kesalahan-kesalahan
sebelumnya. Kesalahan ejaan terjadi pada kata voice yang ditulis vaice dan kata
forest ditulis fores. Kesalahan-kesalahan ejaan tersebut dapat mengaburkan
makna kata yang dimaksud sehingga kalimat menjadi kurang dipahami.
Analisis karangan S25 memiliki kesalahan-kesalahan yang hampir sama
dengan karangan lainnya dalam siklus I yang dianalisis berdasarkan empat aspek
penilaian recount text. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh S25 dijabarkan
sebagai berikut.
88
Contoh karangan S25
Adventure of three companions
Animals were together, four animal there are
monkey, tiger, rhino and pig. the monkey named Uwa,
the Rhino name Pitto and down a tiger name Mica, they
are best friend.
During the day the ate the fruit, the fruit was so
greedy they eat to much and they lay on the gress due to
gult. There is noise in the bushes and than came a
young little pig who looks confused, with no strings
attached anymore Mica went directly to the piglets, then
Mica asked “what is your name?”, piglets Bolboi
answered “my name is”. The Mica told the Pitto and
Uwa about Bolboi lost.
Uwa had the idea to drive home the Bolboi, Pitto
use the leaves to be made in the map, then they go into
Thorn Forest, when they get in their confusion they see
brambles, because the body he could pass small Bolboi
brambles and Pitto finally came out with a full body
injury.
Finally the reached the forest of durian. the Pitto
shake a tree because he wanted to take the durian fruit,
it turns out that beeheve, than chased them in a bunch
of bees, bee sting Uwa. And finally they reached the
edge of the forest, Bolboi see her, but there is a river.
the Mica uses trees to cros the river, and eventually they
all survived and the mother returned to her home
Bolboi greateful, as they all wanted to go home to his
house, the map is on hold Pitto lost and eventually they
were lost.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
89
Perbaikan karangan S25
Adventure of three companions
Animals were together, four animal there were monkey,
tiger, rhino and pig. The monkey named Uwa, the Rhino name
Pitto and then a tiger name was Mica, they were best friend.
During the day they ate the fruit, the fruit was so
delicious they eat too much and they lay on the grass because
they were full . There was noise in the bushes and then came
a young piglet who looked confused, with any doubt Mica went
directly to the piglets, then Mica asked “what is your name?”,
“My name is Bolboi” answered the piglet. The Mica told the
Pitto and Uwa about Bolboi’s lost.
Uwa had the idea to go home the Bolboi, Pitto used the
leaves to become the map, then they went into Thorn Forest,
when they got in, they were confused seeing the brambles,
because the body of Pitto was too big so he could not pass it.
Finally he came out with a full body of injury. Three other
friends could pass because their bodies were smaller.
Finally they reached the forest of durian. The Pitto
shaked a tree because he wanted to take the durian fruit, it
turned out that beehive , thenchased them in a bunch of bees,
bee stung Uwa. And finally they reached the edge of the
forest, Bolboi see her house, but there was a river. Then Mica
used trees to cross the river, and eventually they all survived.
The mother took her home. Bolboi was grateful. They all
wanted to go home. The map that was with Pitto is lost and
eventually they were lost.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
Aspek penilaian satu, yaitu organisasi pada karangan di atas adalah dalam
pembentukan organisasi cerita terdapat tiga dimensi yang dianalisis. Pertama,
dimensi pendahuluan dalam karangan yang ditulis, siswa sudah mencantumkan
tokoh cerita (Uwa, Pitto, Mica), hal yang dilakukan “During the day the ate the
fruit, the fruit was so greedy”. Tetapi, dalam dimensi pendahuluan ini siswa
belum menuliskan latar belakang berupa tempat dan waktu kejadian dalam cerita.
90
Kedua, dimensi isi. Dalam penulisan kronologis kejadian cerita, siswa
sudah menuliskan setiap kejadian yang ada dengan baik. Kejadian-kejadian
penting diceritakan sesuai dengan alur cerita, yaitu pada awal cerita mereka
menemukan seekor babi yang sedang kebingunan (There is noise in the bushes
and than came a young little pig who looks confused) kemudian mereka membuat
sebuah peta untuk menemukan rumah babi dengan melewati hutan duri, hutan
durian, dan sebelum sampai ke rumah Bolboi mereka harus menyeberangi sungai
(Pitto use the leaves to be made in the map, then they go into Thorn Forest…..
Finally the reached the forest of durian……. And finally they reached the edge of
the forest, Bolboi see her, but there is a river. the Mica uses trees to cros the
river….).
Ketiga adalah dimensi simpulan. Simpulan yang dibuat siswa dalam
karangan tersebut adalah logis karena siswa mampu menyimpulkan akhir dari
kisah yang dialami oleh tokoh dalam cerita yang telah sesuai dengan judul
karangan. Kutipan simpulan karangan siswa adalah “And finally they reached
the edge of the forest”
Aspek kedua adalah pengembangan ide. Gagasan-gagasan utama dalam
setiap paragraf yang dibuat sudah mewakili isi. Terdapat kalimat utama yang
kemudian didukung oleh kalimat-kalimat pendukung, Kutipan yang
meggambarkan pengembangan ide tersebut adalah “Finally the reached the forest
of durian” (kalimat utama). The Pitto shake a tree because he wanted to take the
durian fruit, it turns out that beeheve, than chased them in a bunch of bees, bee
sting Uwa. And finally they reached the edge of the forest” (kalimat pendukung).
91
Kesalahan pada aspek tata bahasa dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.16 Kesalahan Tata Bahasa S25 (Siklus I)
No. Jenis
Kesalahan
Karangan siswa Perbaikan
1. Kesalahan
Tenses
Animals were together, four
animal there are monkey,
tiger, rhino and pig
Animals were together,
four animal there were
monkey, tiger, rhino and
pig.
the monkey named Uwa, the
Rhino name Pitto and down a
tiger name Mica, they are best
friend.
The monkey named Uwa,
the Rhino name Pitto and
then a tiger name was
Mica, they were best
friend
There is noise in the bushes
and than came a young little
pig who looks confused
There was noise in the
bushes and then came a
young piglet who looked
confused
then they go into Thorn Forest
when they get in their
confusion
then they went into thorn
forest when they got in
they were confused
The Pitto shake a tree
because he wanted to take the
durian fruit, it turns out
The Pitto shaked a tree
because he wanted to
take the durian fruit, it
turned
The Mica uses trees to cros the
river
Then Mica used trees
to cross the river
2 Kesalahan
Pronominal
During the day the ate the fruit During the day, they ate
the fruit
3. Keslahan
Preposisi
a full body injury.
a full body of injury
4. Kesalahan
Nomina
Bolboi see her, but there is a
river
Bolboi see her house,
but there was a river.
92
Contoh kesalahan pada aspek tata bahasa pada karangan S25 adalah kesalahan
penggunaan tenses pada kalimat ―then they go into thorn forest when they get in
their confusion”. Dalam kalimat tersebut kata go (irregular verb present form)
seharusnya diubah menjadi were (irregular verb past form) kemudian kata get in
diubah menjadi got in.
Selanjutnya kesalahan pada aspek mekanik dalam karangan yang ditulis
S25 dijabarkan ke dalam tabel berikut.
Tabel 4.17 Kesalahan Mekanik S25 (Siklus I)
No. Jenis
Kesalahan
Karangan siswa Perbaikan
1 Kesalahan
Penggunaan
Huruf Kapital
the monkey named Uwa The monkey named Uwa
2. Kesalahan
Ejaaan
2. they eat to much and they
lay on the gress
they eat too much and they
lay on the grass
3. Kesalahan
Diksi
During the day the ate the
fruit, the fruit was so greedy
they eat to much and they lay
on the gress due to gult.
During the day they ate
the fruit, the fruit was so
delicious they eat too
much and they lay on the
grass because they were
full .
There is noise in the bushes
and than came a young little
pig who looks confused, with
no strings attached anymore Mica went directly to the
piglet.
There was noise in the
bushes and then came a
young piglet who looked
confused, with any doubt
Mica went directly to the
piglets
Pitto use the leaves to be
made in the map
Pitto used the leaves to
become a map
4. Kesalahan
Pola Kalimat piglets Bolboi answered “my
name is”
My name is Bolboi”
answered the piglet
93
they see brambles, because
the body he could pass small
Bolboi brambles and Pitto
finally came out with a full
body injury.
they were confused
seeing the brambles,
because the body of Pitto
was too big so he could
not pass it. Finally he
came out with a full body
of injury.
4. the map is on hold Pitto
lost and eventually they were
lost.
4. The map that was with
Pitto is lost and eventually
they were lost.
5. Kesalahan
Penggunaan
‘s
about Bolboi lost about Bolboi’s lost.
Contoh kesalahan yang dilakukan S25 pada aspek mekanik adalah
kesalahan pola kalimat. Kesalahan pola kalimat nampak pada kalimat ―piglets
Bolboi answered “my name is”” seharusnya siswa menulis kalimat yang benar
―My name is Bolboi” answered the piglet”.
Dari karangan 31 orang siswa yang mengikuti kegiatan siklus I dari aspek
organisasi ditemukan kesalahan yang dilakukan oleh 8 orang siswa karena tidak
menuliskan secara lengkap tokoh, waktu, dan tempat. Dari aspek pengembangan
ide ditemukan kesalahan yang dilakukan oleh 10 orang siswa karena pada
karangan mereka tidak ditemukan adanya kalimat pendukung yang membuat
suatu paragraf menjadi utuh dan memiliki koherensi. Dalam aspek tata bahasa
ditemukan lima kesalahan, yaitu (1) kesalahan tenses, (2) kesalahan penggunaan
pronominal, (3) kesalahaan penggunaan preposisi, (4) kesalahan nomina, dan (5)
kesalahan penulisan bentuk jamak. Sedangkan dari aspek mekanik ditemukan
lima kesalahan yaitu (1) kesalahan penggunaan huruf kapital, (2) kesalahan ejaan,
94
(3) kesalahan diksi, (4) kesalahan penulisan apostrop (‘s), dan (5) kesalahan pola
kalimat. Dari keempat kesalahan ini dapat dijabarkan, yaitu 25% kesalahan
organisasi, 32% kesalahan pengembangan ide, 45 % kesalahan tata bahasa, dan
16% kesalahan mekanik.
4.2.3 Refleksi Siklus I
Dari hasil siklus I dapat disimpulkan bahwa kajian kuantitatif ada 13 orang
siswa yang telah memenuhi KKM dan 22 orang siswa tidak memenuhinya. Pada
hasil analisis kualitatif ditemukan bahwa dari empat jenis kesalahan, yaitu
kesalahan yang paling sering dilakukan oleh siswa adalah kesalahan tata bahasa
sebanyak 48%. Kesalahan mekanik yang pada hasil hasil pratindakan ditemukan
lima kesalahan, tetapi pada hasil siklus I ada enam kesalahan. Kesalahan yang
tidak ditemukan pada siklus I adalah kesalahan penggunaan gerund, sedangkan
kesalahan baru pada siklus I adalah penggunaan apostrop (‗s) dan bentuk jamak.
Jumlah kesalahan ini bertambah karena karangan siswa lebih jauh berkembang
karena adanya picture series. Perbandingan hasil pratindakan dan siklus I
menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan menulis siswa di mana jumlah
siswa yang memenuhi KKM meningkat dari lima menjadi tiga orang. Hal itu
berarti jumlah siswa yang tidak memenuhi KKM berkurang dari 26 menjadi 18
orang siswa. Masih banyaknya kesalahan mekanik pada siklus I menjadi alasan
perlu dilakukannya siklus II.
95
4.2.4 Siklus II
Proses pelaksanaan siklu II dirancang dengan menyesuaikan desain RPP
yang dikombinasikan dengan teknik picture series. Pelaksanaan siklus II memiliki
sedikit perbedaan dengan siklus I yang terletak pada penambahan instrumen baru,
yaitu planning organizer dan composing organizer karena pada hasil siklus I
pengorganisasian karangan belum dilakukan dengan baik. Ada empat tahapan
dilaksanakan dalam proses pembeajaran siklus II, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi.
4.2.4.1 Perencanaan Siklus II (Senin, 6 Mei 2013)
Tahapan perencanaan siklus II bertujuan untuk meningkatkan nilai siswa pada
kriteria penilaian yang masih kurang pada siklus I dan meningkatkan nilai, baik
rerata kelas maupun individu. Perencanaan siklus II dibagi menjadi tiga tahapan
yang hampir serupa dengan siklus I karena adanya penambahan planning
organizer dan composing organizer.
1. Memilih materi, pemilihan materi pada tahapan perencanaan siklus II ini,
disiapkan contoh recount text yang sama dengan siklus I berjudul “Miss the
Bus”. Namun, dalam upaya meningkatkan perolehan nilai terutama dalam
struktur organisasi (generic structure) dari recount text maka contoh tersebut
dikombinasikan dengan lembaran planning organizer dan composing organizer
yang akan diberikan pada tahapan pelaksanaan.
2. Mempersiapkan rencana pembelajaran. Dalam mempersiapkan rencana
pembelejaran ini, peneliti bersama guru bahasa Inggris dan guru wali kelas
96
menentukan waktu pelaksanaan tindakan yang dibagi menjadi dua pertemuan
dan menyusun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tersebut
3. Menyiapkan instrumen penelitian, dalam perencanaan ini dilakukan persiapan
administrasi mengajar seperti silabus dan RPP yang disesuaikan dengan
kebutuhan penggunaan media gambar (picture series). Selanjutnya peneliti
menyiapkan laptop, LCD projector, slide picture series, planning organizer
dan composing organizer.
4.2.4.2 Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II memiliki kemiripan dengan siklus I, yaitu siswa
diberikan materi recount text secara singkat dan jelas. Pemberian alokasi waktu
yang lebih untuk menjelaskan kembali generic structure, materi struktur
gramatika, dan penugasan yang dilakukan selama dua kali pertemuan.
1. Pertemuan Pertama (Kamis, 9 Mei 2013)
Pada pertemuan pertama siklus II, guru memberikan salam kepada siswa,
mengecek kehadiran siswa, dan mengapersepsikan materi pembelajaran terdahulu
dengan tanya jawab untuk memberikan stimulus terhadap siswa. Kedua siswa
diberikan penjelasan mengenai hal-hal yang yang perlu ditekankan dalam
penulisan sebuah recount text untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang
materi tersebut.
Pemahaman generic structure dan gramatika khususnya perubahan verb
masih perlu ditingkatkan. Guna meningkatkan kualitas penulisan siswa tentang
97
struktur sebuah recount text yang benar maka sesuai dengan tahapan perencanaan
diberikan lembaran planning organizer dan composing organizer. Penggunaan
planning organizer dan composing organizer dijelaskan secara terperinci.
Selanjutnya dijelaskan beberapa poin penting pada pertemuan ini. Di samping itu,
guru membagikan lembaran planning organizer dan composing organizer serta
menyajikan sebuah contoh yang sama dengan siklus I dengan judul “Miss the
Bus”. Contoh tersebut dikombinasikan dengan penggunaannya. Ketiga, siswa
diajak bersama-sama untuk menyimak picture series dari cerita tersebut kemudian
mengombinasikannya dengan lembaran planning organizer dan composing
organizer.
Setelah gambar tayangan picture series berakhir, siswa dituntun dalam
mengembangkan ide-ide yang telah mereka tulis dalam kedua instrumen tersebut.
Pada akhir pembelajaran guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan-
kesulitan yang dihadapi dalam proses penulisan serta membimbing mereka untuk
dapat menulis secara baik dan benar.
2. Pertemuan Kedua (Jumat, 10 Mei 2013)
Pada awal kegiatan guru memberikan salam pembuka, mengecek
kehadiran siswa, dan menyiapkan instrumen yang diperlukan serta membagikan
lembaran planning organizer dan composing organizer kepada siswa. Kemudian
guru menugasi siswa untuk menggunakan kedua instrumen tersebut memudahkan
mereka dalam menyusun kronologis kejadian atau peritiwa yang ada. Selain itu,
juga mengembangkan ide-ide mereka ke dalam bentuk tulisan serta
98
memerhatikan struktur gramatika yang digunakan agar menjadi karangan yang
baik dan benar.
Dalam kegiatan selanjutnya sebelum penayangan picture series siswa
diarahkan untuk mengisi lembaran planning organizer sebuah recount text yang
berisikan kolom-kolom perencanaan recount text berupa definisi, generic
structure, dan syarat-syarat yang mendukung teks tersebut. Kemudian picture
series dengan tema yang masih sama, yaitu kisah imajinatif berupa persahabatan
binatang di dalam hutan yang tersesat ditayangkan. Siswa mulai menulis kejadian-
kejadian yang ada pada gambar kemudian ditulis ke dalam kolom-kolom
composing organizer untuk mengomposisikan cerita dalam karangan yang akan
dibuat. Setelah tahapan itu dilakukan siswa mulai mengembangkan ide-ide
mereka, menarik simpulan, memberikan komentar kemudian menentukan judul
karangan.
Penugasan yang dilakukan pada pertemuan kedua siklus II ini, siswa
melaksanakan kegiatan menulis tersebut tanpa melihat hasil karangan yang telah
dibuat pada siklus sebelumnya. Pada akhir pembelajaran, guru menanyakan
kesulitan yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran dan membimbing
mereka untuk membentuk simpulan hasil belajar pada siklus II ini.
4.2.4.3 Observasi Siklus II
Observasi siklus II sama dengan yang dilaksanakan pada siklus
sebelumnya, yaitu pada mata pelajaran bahasa Inggris dengan alokasi waktu 120
menit (3 jam pelajaran). Dua orang observer yang merupakan guru pengampu
99
mata pelajaran bahasa Inggris dan wali kelas VIII A mengamati proses
pembelajaran dan pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil
yang diperoleh pada penerapan siklus I sebelumnya, penerapan siklus II ini
dilaksanakan dengan lebih teliti dan maksimal untuk memeroleh hasil yang lebih
baik. Perencanaan pembelajaran dilakukan lebih cermat dan teliti dengan
instrumen yang lebih lengkap.
Pada proses awal pembukaan guru membahas kembali kelemahan-
kelemahan pada generic structure dan penggunaan stuktur gramatika yang telah
dikerjakan sebelumnya dengan menjelaskan kembali secara runut penggunaannya.
Pembahasan materi struktur gramatika meliputi penggunaan kata kerja bantu atau
auxiliary verb, penggunaan regular and irregular verb, perubahan bentuk present
tense menjadi past tense, penggunaan artikel dan pronominal.
Proses selanjutnya, guru menampilkan gambar imaginative recount text
yang ditampilkan dalam slide picture series yang sama dengan siklus I. Kisah
persahabatan binatang di dalam hutan yang tersesat masih menjadi tema dalam
rangkaian gambar tersebut. Ketika penayangan gambar kembali ditampilkan,
terlihat antusiasme siswa terhadap media tersebut dan mereka mengamati serta
menulis kronologis peristiwa berdasarkan planning organizer dan composing
organizer sebuah recount text.
Dalam penggunaan planning organizer, siswa mulai merencanakan tulisan
yang akan dibuat dengan menulis generic structure dari recount text yaitu tittle,
orientation, series of events, dan re-orientation. Dalam composing organizer,
siswa menuliskan ide-ide mereka sebelum dikembangkan menjadi sebuah
100
paragraf berdasarkan perencanaan pada planning organizer yang dibuat
sebelumnya. Pemberian planning dan composing organizer ini bertujuan untuk
memudahkan mereka dalam menentukan perencanaan penulisan recount text
tersebut serta menentukan ide-ide mereka sebelum mengembangkannya menjadi
sebuah paragraf.
Penambahan instrumen dalam siklus II ini lebih bermanfaat dan positif
terhadap peningkatan kemampuan menulis siswa. Terlihat dalam lembaran
composing organizer, mereka menulis rangkaian urutan peristiwa secara
kronologis dan tersusun sesuai dengan picture series yang ditayangkan. Siswa
terlihat mudah menentukan ide-ide yang ada dalam rangkaian gambar yang
ditampilkan. Setelah penayangan gambar selesai, siswa mulai mengembangkan
ide mereka menjadi paragraf hingga akhirnya menjadi sebuah recount text.
Setelah karangan selesai dibuat, guru mengingatkan siswa untuk
mengoreksi kembali tulisan mereka agar tidak mengulang kembali kesalahan yang
terjadi pada sikus I. Terlihat reaksi-reaksi positif yang ditunjukkan pada siklus II
ini, yaitu siswa sudah bisa membangun karangan dengan pikiran mereka sendiri
yang tersusun sesuai dengan urutan kejadian yang ada. Tidak diperlukannya
waktu yang lama dalam mengembangkan ide-ide yang dimiliki dalam menulis
recount text. Penggunaan struktur gramatika bahasa Inggris sudah mengalami
peningkatan ke arah yang lebih baik dan penulisan paragraf sudah terlihat rapi
sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Peningkatan ini dibuktikan dengan hasil evaluasi belajar siklus II di mana
kesalahan-kesalahan yang dilakukan dapat diminimalisasi. Pelatihan dan
101
pengayaan yang dilaksanakan mendapatkan hasil yang positif terutama dalam
penguasaan struktur gramatika. Ketercapaian KKM sudah mengalami peningkatan
dari 75,4 pada siklus I menjadi 79,54 pada siklus II. Reaksi ini dapat
membuktikan bahwa penelitian tindakan kelas dengan menggunakan teknik
picture series dalam menulis memberikan dampak positif pada evaluasi belajar
siswa kelas VIII A SMP Angkasa Kuta. Oleh karena itu, diputuskan bahwa
penelitian tindakan kelas ini diselesaikan pada siklus kedua.
4.2.5 Hasil Siklus II Secara Kuantitatif dan Kualitatif
Penyampaian materi menggunakan teknik picture series yang dilakukan
guru menunjukkan bahwa pemberian materi dengan teknik ini adalah efektif. Hal
ini dibuktikan dengan peningkatan nilai yang dihasilkan siswa pada siklus II.
Hasil karangan siswa mengalami peningkatan, baik dalam struktur organisasi,
pengembangan ide, tata bahasa maupun mekanik. Penugasan yang diberikan oleh
guru kepada siswa dalam menulis recount text dengan menggunakan teknik
picture series pada siklus I digunakan untuk mengetahui hasil evaluasi belajar
siswa yang dibedakan menjadi dua, yaitu analisis kuantitatif dan analisis
kualitatif.
102
4.2.5.1 Analisis Kuantitatif Siklus II
Table 4.18 Hasil Evaluasi Belajar Siklus II
NO N A M A
SISWA JUDUL RECOUNT TEXT
PERINCIAN
NILAI SKOR
1 2 3 4
1 Agus Ariawan The Lost 23 20 19 20 82
2 Alfran Hasan The Lost of Animals 20 20 18 20 78
3 Bujangga Gede Pig Lost 21 18 17 23 79
4 Dandy C. B. T. Lost of Pigglet 21 20 18 19 78
5 Ezra Aprilia H. Faraway from the house of Pigglet 21 19 17 21 78
6 Fadly Reza A. Lost 20 18 19 22 79
7 Greatta Agatha We are Lost 21 17 19 21 78
8 Hendrawan H. Animals Lost 20 19 18 22 79
9 Kadek Susrama A Herd Lost 21 18 18 21 78
10 Kinanti Anggia Lost 20 20 17 22 79
11 Nesya Listi Adventure of Animals Lost 21 18 18 21 78
12 Ni K Santi M. A flock of Lost Animals 20 18 20 20 78
13 Nina Jihan D. The Animal Lost 22 18 17 21 78
14 Nungky K. Lost 22 20 20 22 84
15 Nurhadi Animals were Lost 22 17 19 20 78
16 Octaviano M. Lost In The Forest 21 17 18 22 78
17 Prahasta N. Lost 20 18 18 22 78
18 Rama Sandya Lost In The Jungle 21 20 18 20 79
19 Rio Agustino Animals 21 18 18 21 78
20 Safira The Animals Lost 23 22 20 22 87
21 Santi Noviyanti Lost of Animals 20 20 18 20 78
22 Shabilla Lost 22 22 22 24 90
23 Shinta Diah K. The Astray of Pigglet 22 19 17 20 78
24 Tita Vionita Pig 21 18 18 21 78
25 Titian Eka P. Adventure of three companions 19 20 18 22 79
26 Umu Kalsum Best friend were Lost 22 19 20 22 83
27 Wahyu Aditya The Lost Story 23 20 19 22 84
28 Wulan Tri A. Lost of Animals 21 18 18 21 78
29 Wulandari N. P. Piglet 21 19 17 21 78
30 Yuni Antari Animals Story 21 17 18 22 78
31 Idah Hayati Animals in the forest 21 18 18 21 78
Rata-rata kelas 79.54
Keterangan: (1) organisasi, (2) pengembangan ide, (3) tata bahasa, (4) mekanik
103
Nilai tertinggi siswa menulis recount text pada tabel 4.18 adalah 90 yang
mampu diraih oleh 1 orang siswa. Terdapat 7 orang memeroleh nilai 89-79.
Selanjutnya 18 orang siswa mampu memeroleh nilai 78. Hasil ini menunjukkan
bahwa pengaplikasian teknik picture series mampu meningkatkan kemampuan
menulis recount text siswa. Jadi tidak perlu dilakukan siklus selanjutnya karena
nilai KKM terpenuhi.
Lebih terperinci, nilai siswa berdasarkan empat aspek penilaian dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 19 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian Siklus II
Nilai Yang
diperoleh Siswa
Aspek Penilaian
1 2 3 4
25—22 9 2 1 13
21--17 22 29 30 18
16--12 0 0 9 0
11--6 0 0 0 0
5--1 0 0 0 0
Nilai tertinggi dan terendah dari aspek penilaian 1 (organiasasi) adalah 23
(3 orang siswa) dan terendah 19 (1 orang siswa). Nilai tertinggi dan terendah
aspek penilaian 2 (pengembangan ide) adalah 22 (2 orang siswa) dan 17 (4 orang
siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 3 (tata bahasa) adalah 22
(1 orang siswa) dan 15 (6 orang siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek
penilaian 4 (mekanik) adalah 23 (1 orang) dan 19 (1 orang siswa). Nilai rerata
aspek 1 adalah 21, aspek 2 adalah 19, aspek 3 adalah 18, dan aspek 4 adalah 21.
Selanjutnya pemerolehan nilai siswa pada siklus II dapat digambarkan pada dua
grafik di bawah ini.
104
Grafik 4.5 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian (Siklus II)
Dari grafik 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa 100% siswa mampu
memenuhi nilai KKM, yaitu 78. Nilai rerata kelas yang diperoleh dari hasil
perhitungan adalah 79.55. Berdasarkan penetapan KKM SMP Angkasa Kuta,
nilai siklus II ini menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam menulis recount
text sudah meningkat dan hasil nilai rerata KKM 78 telah terpenuhi.
4.2.5.2 Analisis Kualitatif Siklus II
Karangan siswa dianalisis sama seperti analisis pada pratindakan dan
siklus I yang dinilai berdasarkan rubrik penilaian recount text yang sama dengan
menetapkan empat aspek penilaian berupa penilaian organisasi, pengembangan
ide, tata bahasa dan mekanik. Analisis karangan S14 merupakan analisis karangan
pertama di siklus II yang dijabarkan seperti berikut ini.
105
Contoh karangan S14
Lost
Uwa, Pito and Mica were best friends and they
stayed in forest together. In the afternoon, they ate a lot of
fruits in the forest, and they were satisfied. They heard a
sound of cried of piglet. Mica had introgated him about his
lost and they have an idea to made a map from a leaf.
The four of them walked and saw a very long thorn
trees. Bolboi, Mica, Uwa and pitto on tears and confusion
of the way to passed the thorn forest. Then they walked
into thorn forest. Mica asked Bolboi why he can passed it
at last. he replied because he was small and uwa responed
with a word oh.. They kept walking, Mica said hap-hap,
Bolboi tap-tap and Uwa jump, at the final of the thorny
forest they jumped together while shouted “yeapii”. They
were very happy. Then they heard the sound of “bug-bug”
and they laughed. Pitto appearance with his body full of
thorn and bushes because he was big and very paintful.
Uwa, Mica and Bolboi saw durians tree are very
much fruit, and they want to take it but they either took
turns which is taken honey comb and chased them and
chased the monkey tell and his but bee found him and said
hahaha and stinging uwa, and finally they got home
boiboi, but mica and pitto confused see the pain Uwa go
boiboi excited to meet her parent, see a puddle of and
boiboi find her parents, because watness slipped past uwa,
mica, and pitto laufhed of then mother boiboi thanks uwa.
when they want to go home mica asked the map uwa and
potto, then mica falling screaming OMG pitto and three of
them cried because of missing. So we have don’t follow
their carelessness.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
106
Perbaikan karangan S14
Lost
Uwa, Pito and Mica were best friends and they stayed
in forest together. In the afternoon, they ate a lot of fruits in the
forest, and they were satisfied. They heard a sound of cried of
piglet. Mica had interrogated him about his lost and they have
an idea to made a map from a leaf.
The four of them walked and saw a very long thorn
trees. Bolboi, Mica, Uwa and Pitto on tears and got confuse of
the way passing the thorn forest. Then they walked into
thorn forest. Mica asked Bolboi why he could passed it at last.
he replied because he was small and uwa responded with a
word oh.. They kept walking, Mica said hap-hap, Bolboi tap-
tap and Uwa jump, at the end of the thorny forest they jumped
together while shouted “yeapii”. They were very happy. Then
they heard the sound of “bug-bug” and they laughed. Pitto’s
body full of thorn and bushes because he was big and very
painful
Uwa, Mica and Bolboi saw durians tree were very
much fruit, and they wanted to take it but they either took turns
which is taken honey hive and chased them and chased the
monkey tell and his but bee found him and said hahaha and
stung Uwa, and finally they got bolboi’s house, but Mica and
Pitto were confused seeing the Uwa’s pain went boiboi excited
to meet her parent, saw a puddle of and Boiboi find her
parents, because watness slipped past Uwa, Mica, and Pitto
laughed of then Bolboi’s mother thanked Uwa. When they
wanted to go home Mica asked the map Uwa and Pitto, then
Mica falling screaming OMG Pitto and three of them cried
because of the missing map. So we don’t have to follow their
carelessness.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
Pada karangan S14 di atas ditemukan judul yang telah sesuai dengan isi
karangan. Dalam aspek organisasi, ditemukan adanya pengenalan tokoh secara
lengkap (Uwa, Mica, dan Pitto), penjelasan berupa tempat (in forest), waktu (in
the afternoon), dan hal yang sedang dilakukan (they ate a lot of fruits in the forest,
and they were satisfied) yang merupakan dimensi pendahuluan. Selanjutnya pada
107
dimensi isi siswa telah menuliskan cerita secara teratur dan rapi sesuai dengan
gambar yang ada pada slide. S14 mampu menuliskan cerita secara lengkap dan
jelas karena dalam setiap peristiwa yang ada terdapat penjelasan secara lengkap.
Hal ini diperkuat dengan peristiwa pertama yang ditulis dimulai dari awal
pengenalan tokoh, kegiatan yang sedang dilakukan, dan perjalanan yang dimulai
dengan melewati hutan duri, hutan durian, dan menyeberangi sungai telah
berisikan penjelasan-penjelasan yang logis. Kemudian pada dimensi simpulan,
siswa telah mampu menyimpulkan cerita dan komentar pribadi penulis telah
dicantumkan dalam simpulan tersebut (when they want to go home mica asked the
map uwa and potto, then mica falling screaming OMG pitto and three of them
cried because of missing. So we have don’t follow their carelessness).
Pada aspek pengembangan ide, karangan yang ditulis siswa telah
menggambarkan ide cerita dalam penggalan paragraf “The four of them walked
and saw a very long thorn trees. Bolboi, Mica, Uwa and pitto on tears and
confusion of the way to passed the thorn forest. Then they walked into thorn
forest……. Pitto appearance with his body full of thorn and bushes because he
was big and very paintful”. Dalam contoh tersebut siswa mengembangkan
paragraf dengan baik. Siswa menerangkan kalimat utama yang diperjelas dengan
kalimat pendukung, yaitu empat dari mereka berjalan dan melihat pohon duri
yang sangat panjang dan itu harus dilewati. Pitto memiliki tubuh besar sehingga ia
tidak bisa melewati hutan tersebut, sedangkan teman-temannya sudah masuk
terlebih dahulu dan bisa melewatinya. Namun, Pitto berinisiatif untuk tetap
108
memaksakan dirinya masuk dan ketika sampai di ujung hutan ia kesakitan dengan
tubuh penuh duri.
Terdapat dua kesalahan dalam aspek tata bahasa yang dijabarkan sebagai
berikut.
Tabel 4.20 Kesalahan Tata Bahasa S14 (Siklus II)
No Jenis
Kesalahan
Karangan siswa Perbaikan
1. Kesalahan
Tense
Bolboi, Mica, Uwa and pitto
on tears and confusion of the
way to passed the thorn forest
Bolboi, Mica, Uwa and
Pitto on tears and got
confuse of the way passing
the thorn forest.
Mica asked Bolboi why he
can passed it at last
Mica asked Bolboi why he
could passed it at last.
Uwa, Mica and Bolboi saw
durians tree are very much
fruit, and they want to take it
but they either took turns
which is taken honey comb
and chased them and chased
the monkey tell and his but
bee found him and said
hahaha and stinging uwa,
and finally they got home
boiboi,
Uwa, Mica and Bolboi saw
durians tree were very
much fruit, and they wanted
to take it but they either
took turns which is taken
honey hive and chased
them and chased the
monkey tell and his but bee
found him and said hahaha
and stung Uwa, and finally
they got bolboi’s house,
2. Kesalahan
Gerund
but mica and pitto confused
see the pain
but Mica and Pitto were
confused seeing the Uwa’s
pain
Contoh kesalahan tata bahasa yang nampak pada karangan S25 adalah kesalahan
auxiliary verb. Auxiliary verb are digunakan untuk present tense. Kemudian
verb2 yang benar dalam menulis simple past tense adalah wanted yang merupakan
irregular verb bukan want. Kesalahan lain yang nampak dalam aspek tata bahasa
109
adalah penggunaan gerund dimana gerund yang digunakan adalah subjek dalam
kalimat pendukung.
Pada aspek mekanik ditemukan lima kesalahan seperti dalam tabel beikut
ini.
Tabel 4.21 Kesalahan Mekanik S14 (Siklus II)
No. Jenis Kesalahan Karangan siswa Perbaikan
1. Ejaan Mica had introgated him Mica had interrogated
because watness slipped
past uwa, mica, and pitto
laufhed of
because watness slipped
past Uwa, Mica, and
Pitto laughed of
2. Penggunaan huruf
kapital
he replied because he was
small and uwa responed
with a word oh
he replied because he
was small and uwa
responded with a word
oh.
3. Penggunaan diksi at the final of the thorny
forest they jumped
together while shouted
“yeapii”.
at the end of the thorny
forest they jumped
together while shouted
“yeapii”
4. Penggunaan ‗s then mother boiboi thanks
uwa
Then Bolboi’s mother
thanked Uwa
5. Pola kalimat three of them cried
because of missing. So we
have don’t follow their
carelessness.
three of them cried
because of the missing
map So we don’t have to
follow their carelessness.
Contoh kesalahan yang dilakukan oleh S25 pada siklus II adalah kesalahan
pola kalimat. Kata missing (gerund) harus diikuti oleh objek/nomina (map).
Selanjutnya, pola kalimat past tense yang benar adalah S + did + not + O + ket
maka kalimat yang benar adalah ―we don’t have to follow their carelessness”.
Kemudian kesalahan penggunaan aphostrophe (‗s) juga masih nampak dalam
110
kalimat ―then mother bolboi thanks uwa”, kalimat yang benar adalah ―Then
Bolboi’s mother thanked Uwa” karena kalimat tersebut menyatakan milik.
Lebih lanjut, analisis kualitatif kesalahan yang dilakukan oleh S22
Contoh karangan S22
Lost
There were three good friends in the forest. Uwa was a
monkey, Pitto was a rhino and Mica was a tiger. One day when
they were resting after ate a lot of fruits under the tree, they
heard that somebody was crying. They found a little pig named
Bolboi. He was confused to find his house and he did not know
the way home. Uwa, Pitto and Mica wanted to help him. Then
they had a good idea. Uwa took a big leaf and drew it as a map.
Firstly, they had passed a thorn forest. They were
confused how to pass it. Bolboi, Uwa, Pitto and Mica were
afraid to enter the forest, but they had to passing it. Mica, Uwa
and Bolboi could passing it faster except Pitto. He had a big
body so hard for him to passing the forest. Then his body was
full with thorns and leafs.
Secondly, after the thorn forest, they had passed through
the durian forest. They saw a lot of durians there. Pitto and Uwa
wanted to took some of them. Pitto took a long bamboo for hit
the durians unfortunately he hit a beehive. The bees were angry
and they run faster. a bee stung Uwa that hide in the bushes.
After the bees were gone, they continued their journey.
Then, They found a river. They walked on the thin
wooden bridge. But the wood was broken and they felt into the
river. They did not realize that it was shallow. Finally they
arrived at Bolboi’s house. Uwa, Mica, Bolboi and Pitto were
happy. They met the family of Bolboi. Bolboi’s mother thanked to
Uwa, Pitto and Mica who helped Bolboi to found his home.
Finally Uwa, Mica and Pitto said goodbye to them. Mica
asked to pitto about the map. But the map they had made was
gone, because of his carelessness. They did not remember the
way back home. They screamed together “now we are lost”. If
they didn’t losing the mad they had not to made a map again.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
111
Perbaikan karangan S22
Lost
There were three good friends in the forest. Uwa
was a monkey, Pitto was a rhino and Mica was a tiger. One
day when they were resting after eating much fruits under
the tree, they heard that somebody was crying. They found a
little pig named Bolboi. He was confused to find his house
and he did not know the way home. They wanted to help
him. Then they had a good idea. Uwa took a big leaf and
drew it as a map.
Firstly, they had passed a thorn forest. They were
confused how to pass it. They were afraid to enter the
forest, but they had to pass it. Mica, Uwa and Bolboi could
passing it faster except Pitto. He had a big body so hard for
him to passing the forest. Then his body was full with thorns
and leafs.
Secondly, after the thorn forest, they had passed
through the durian forest. They saw a lot of durians there.
Pitto and Uwa wanted to take some of them. Pitto took a
long bamboo for hit the durians unfortunately he hit a
beehive. The bees were angry and they run faster. a bee
stung Uwa that hide in the bushes. After the bees were gone,
they continued their journey.
Then, They found a river. They walked on the thin
wooden bridge. But the wood was broken and they felt into
the river. They did not realize that it was shallow. Finally
they arrived at Bolboi’s house. They were happy. They met
the family of Bolboi. Bolboi’s mother thanked to Uwa, Pitto
and Mica who helped Bolboi to found his home.
Finally they said goodbye to them. Mica asked to
Pitto about the map. But the map they had made was gone,
because of his carelessness. They did not remember the way
back home. They screamed together “now we are lost”. If
they didn’t losing the mad they had not to make a map
again.
Simpulan
Pendahuluan
Isi
Simpulan
112
Aspek organisasi yang berisikan latar belakang cerita berupa tokoh (Uwa,
Mica, Pitto), tempat kejadian peristiwa (in the forest), dan keterangan waktu (one
day) serta peristiwa yang sedang berlangsung saat itu (they were resting after ate
a lot of fruits under the tree, they heard that somebody was crying. They found a
little pig named Bolboi) yang merupakan dimensi pendahuluan. Kemudian pada
dimensi isi siswa mampu menjelaskan kejadian cerita yang dimulai dari awal
kisah cerita, yaitu persahabatan binatang ketika tiga sekawan sedang beristirahat
di bawah pohon, tiba-tiba mendengar tangisan seekor babi yang dilanjutkan
dengan menolong babi tersebut untuk menemukan rumahnya. Dalam isi juga
siswa mampu menggunakan kata firstly, secondly, then, dan finally yang
mengindikasikan bahwa rangkaian kegiatan atau prose situ berlangsung dalam
beberapa urutan waktu (sequencing of the paragraph). Pada dimensi simpulan,
simpulan yang ditulis telah koheren dengan judul karangan tersebut.
Aspek pengembangan ide tampak dalam setiap paragraf yang ditulis.
―Firstly, they had passed a thorn forest. They were confused how to pass it.
Bolboi, Uwa, Pitto and Mica were afraid to enter the forest, but they had to
passing it. Mica, Uwa and Bolboi could passing it faster except Pitto. He had a
big body so hard for him to passing the forest. Then his body was full with thorns
and leafs.” Dalam paragraf tersebut terdapat induk kalimat yang menerangkan
bahwa mereka tiba di hutan duri (Firstly, they had passed a thorn forest),
kemudian diperjelas dengan kalimat-kalimat berikutnya, yaitu bahwa mereka
bingung untuk melewati hutan tersebut hingga akhirnya mereka menemukan cara
untuk melewatinya, kecuali Pitto yang memiliki tubuh yang besar.
113
Selanjutnya masih pada aspek pengembangan ide. Dalam paragraf tiga
―Then, they found a river. They walked on the thin wooden bridge. But the wood
was broken and they felt into the river. They did not realize that it was shallow”.
Dalam pargraf tersebut, siswa sudah mampu mengembangkan ide dengan baik.
Adanya pengembangan ide dari induk kalimat “they found a river” yang
didukung oleh anak-anak kalimat yang menerangkan bahwa mereka menemukan
sebuah sungai sebagai tanda bahwa mereka akan sampai ke rumah Bolboi.
Namun, sebelum sampai, mereka harus menyeberangi sebuah jembatan yang
terbuat dari kayu yang kecil. Ketika mereka menyeberang, jembatan tersebut
patah sehingga mereka jatuh ke dalam sungai yang dangkal.
Aspek tata bahasa karangan S22 pada siklus II ini masih nampak tiga jenis
kesalahan yang dijabarkan dalam tabel berikut.
Tabel 4.22 Kesalahan Tata Bahasa S22 (Siklus II)
No. Jenis
Kesalahan
Karangan Siswa Perbaikan
1. Penggunaan
Tense Bolboi, Uwa, Pitto and Mica were afraid to enter the forest,
but they had to passing it
They were afraid to enter
the forest, but they had to
pass it.
Pitto and Uwa wanted to took
some of them.
Pitto and Uwa wanted to
take some of them.
If they didn’t losing the mad
they had not to made a map
again.
If they didn’t losing the mad
they had not to make a map
again.
2 Penggunaan
Pronomina
Uwa, Pitto and Mica wanted
to help him.
They wanted to help him.
Bolboi’s mother thanked to
Uwa, Pitto and Mica who
helped Bolboi to found his
home
Bolboi’s mother thanked to
them who helped Bolboi to
found his home.
114
3 Penggunaan
Gerund
One day when they were
resting after ate a lot of fruits
under the tree, they heard that
somebody was crying.
One day when they were
resting after eating much
fruits under the tree, they
heard that somebody was
crying.
Contoh kesalahan yang tampak pada karangann yang ditulis oleh S22 adalah
kesalahan penggunaan tenses, yaitu pada kalimat ―Pitto and Uwa wanted to took
some of them”. Kata took seharusnya diubah menjadi take (verb1) sesuai dengan
pola kalimat past tense. Kemudian kesalahan penggunaan proniminal juga
tampak pada kalimat ―Uwa, Pitto and Mica wanted to help him.” dan ―Bolboi’s
mother thanked to Uwa, Pitto and Mica….”. Subjek Uwa, Pitto and Mica yang
berada di awal kalimat diganti menjadi they yang merupakan pronominal subjek
ketiga jamak. Sedangkan, kata Uwa, Pitto and Mica yang berada di tengah
kalimat tersebut merupakan pronominal objek bentuk jamak.
Selanjutnya, pada aspek mekanik hanya ditemukan satu kesalahan yaitu
kesalahan penggunaan diksi yang dibuat oleh S22.
Tabel 4.23 Kesalahan Mekanik S22 (Siklus II)
No. Jenis
Kesalahan
Karangan Siswa Perbaikan
1. Diksi Bolboi, Uwa, Pitto and Mica
were afraid to enter the forest,
but they had to passing it.
They were afraid to enter
the forest, but they had to
pass it.
Kesalahan diksi yang tampak pada karangan S22 adalah penggunaan kata passing
it seharusnya kalimta yang benar adalah ―They were afraid to enter the forest, but
they had to pass it”.
115
Berikutnya, analisis karangan S25 yaang merupakan analisis karangan
terakhir pada siklus II ini dijelaskan sebagai berikut.
Adventure of three Companions
There were four animals in the forest. They are Uwa was
the monkey that had a brown color. Mica the tiger that she had
a yellow with some brown lines colour, Rhino named Pitto
that was so big and a pinky pig. In the afternoon the three best
friend Uwa, Mica and Pitto ate so many much fruits. They sit
together under the tree in the forest. They ate was so greedy.
Banana, durian, melon, mangos teen that the fruit they ate.
They sleep over after had a fruit party because of eat to
much. They sleept bay lay on the grass together. A minutes
later, they heard a noise in the back of the tree. Then look for
it. Then the little pig show up. The little pig named Bolboy.
Mica talk to Bolboy and he cry. Mica told her friend that
Bolboy cannot find his house. he lost.
Uwa had an idea for made a map. Then they made it
from a leaf. The first journey is they had to enter the thorn
forest. They confused to enter so they found away. Mica, Uwa,
and bolboy was small and easy to pass it. But Pitto at the end
with full body injury. The second journey was the Durian
forest. they had ti pass it. They saw so many durian tree. Pitto
want to took a durians by shake the tree. The durian was not
felt down but beehive. Then the bees angry and chased them. A
bee stung Uwa when they hide on the bushes. Then finally the
third journey was they found a river. Mica took a small tree as
a bridge. But when they pass on the bridge that’s cracked and
they fall to river but the river is not deep so they can cross it.
Finally they saw Bolboy’s family. A mother of Bolboy
said thank to them and also his father. After that Mica, Uwa,
and Pitto want to back home. Then Mica asked to Pitto about
the map. Oh my God, map is ruined by Pitto when they cross
the river. Then they crying because they forgot the way to
home. From the story we can learn that don’t forget the
important things.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
116
Perbaikan karangan S25
Adventure of three Companions
There were four animals in the forest. They were, Uwa,
the monkey that had a brown color. Mica the tiger that she
had a yellow with some brown lines colour, Rhino named
Pitto that was so big and a pinky pig. In the afternoon the
three best friend Uwa, Mica and Pitto ate so many much
fruits. They sit together under the tree in the forest. They ate
was so greedy. Banana, durian, melon, mangos teen the fruit
they ate.
They sleep over after had a fruit party because of eating
too much. They slept bay lay on the grass together. Some
minutes later, they heard a noise in the back of the tree. Then
look for it. Then the little pig showed up. The little pig named
Bolboy. Mica talked to Bolboy and he cried . Mica told her
friend that Bolboy cannot find his house. he got lost.
Uwa had an idea for made a map. Then they made it
from a leaf. The first journey is they had to enter the thorn
forest. they got confuse to enter so they found away. Mica,
Uwa, and Bolboy were small and easy to pass it. But Pitto at
the end with full body injury. The second journey was the
Durian forest. they had ti pass it. They saw so many durian
trees. Pitto wanted to take a durians by shake the tree. The
durian did not fall down but beehive. Then the bees were
angry and chased them. A bee stung Uwa when they hide on
the bushes. Then finally the third journey was they found a
river. Mica took a small tree as a bridge. But when they
passed on the bridge that was cracked and they fall to river
but the river was not deep so they can cross it.
Finally they saw Bolboy’s family. A mother of Bolboy
said thank them and also his father. After that Mica, Uwa,
and Pitto want back home. Then Mica asked Pitto about
the map. Oh my God, map was ruined by Pitto when they
crossed the river. Then they were crying because they forgot
the way going home. From the story we can learn that don’t
forget the important things.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
Aspek penilaian organisasi dibagi menjadi tiga dimensi. Dalam dimensi
pendahuluan karangan tersebut, yaitu pada paragraf pertama telah disebutkan
117
pengenalan tokoh dalam cerita (Uwa, Mica, Pitto, pinky pig). Pada dimensi isi,
siswa telah menuliskan isi karangan yang sesuai dengan rangkaian gambar yang
ada dalam slide picture series. Isi yang ditulis telah tersusun dengan baik dan
sesuai dengan urutan yang terjadi dalam gambar yang dimulai dari pengenalan
tokoh dalam cerita yang dilanjutkan dengan permasalahan yang terjadi hingga
akhirnya pada dimensi simpulan siswa mampu menarik sebuah simpulan dan
menyatakan komentarnya yang mengajak pembaca untuk tidak ceroboh dan
melupakan hal penting (From the story we can learn that don’t forget the
important things).
Kemudian, pada aspek pengembangan ide siswa mampu menjelaskan
secara mendetail tentang ciri-ciri tokoh yang ada yang terdapat dalam kalimat
―They are, Uwa was the monkey that had a brown color. Mica the tiger that she
had a yellow with some brown lines colour, Rhino named Pitto that was so big
and a pinky pig”. Hal ini menyatakan bahwa ide yang ada dalam setiap paragraf
dapat dikembangkan dengan baik. Kalimat utama yang ada dalam paragraf
didukung oleh anak-anak kalimat yang menggambarkan keutuhan sebuah paragraf
dalam karangan.
Selanjutnya penilaian aspek tata bahasa, kesalahan-kesalahan yang tampak
pada karangan yang ditulis oleh S25 adalah kesalahan tense, penggunaan gerund,
dan penggunaan bentuk jamak yang dijabarkan dalam tabel di bawah ini.
118
Tabel 4.24 Kesalahan Tata Bahasa S25 (Siklus II)
No. Jenis
Kesalahan
Karangan siswa Perbaikan
1. Penggunaan
Tense
They are Uwa was the
monkey that had a brown
color. Mica the tiger that she
had a yellow with some
brown lines colour, Rhino
named Pitto that was so big
and a pinky pig.
They were, Uwa, the
monkey that had a brown
color. Mica the tiger that
she had a yellow with some
brown lines colour, Rhino
named Pitto that was so big
and a pinky pig.
Then the little pig show up Then the little pig showed
up.
Mica talk to Bolboy and he
cry. Mica told her friend that
Bolboy cannot find his house.
Mica talked to Bolboy and
he cried . Mica told her
friend that Bolboy cannot
find his house.
Then the bees angry and
chased them.
Then the bees were angry
and chased them.
The durian was not felt down
but beehive.
The durian did not fall
down but beehive.
Then they crying because
they forgot the way to home.
Then they were crying
because they forgot the way
going home.
2. Gerund They sleep over after had a
fruit party because of eat to
much.
They sleep over after had a
fruit party because of
eating too much.
3. Penggunaan
bentuk
jamak
A minutes later, they heard a
noise in the back of the tree.
Some minutes later, they
heard a noise in the back of
the tree.
They saw so many durian
tree.
They saw so many durian
trees
Contoh kesalahan S25 adalah kesalahan bentuk jamak, Siswa menulis salah dalam
menulis bntuk jamak pada kata tree pada kalimat ―They saw so many durian
119
tree”. Kata so many yang ada dalam kalimat tresebut menunjukkan jamak pada
tree (pohon) dan harus ditambah s sehingga kalimat yang benar adalah ―They saw
so many durian trees”
Terakhir pada aspek mekanik, hanya ditemukan satu kesalahan yaitu
kesalahan diksi yang dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 4.25 Kesalahan Mekanik S25 (Siklus II)
No. Jenis
Kesalahan
Karangan siswa Perbaikan
1. Penggunaan
Diksi
Then they crying because they
forgot the way to home.
Then they were crying
because they forgot the
way going home.
Kesalahan diksi yang ditulis oleh S25 pada kalimat ―Then they crying because
they forgot the way to home”. Kata yang dipilih salah karena setelah kata the way
harus diikuti oleh going to (gerunds) dan home (noun).
Dari karangan 31 orang siswa yang mengikuti kegiatan siklus II dari aspek
organisasi dan pengembangan ide masih ditemukan kesalahan dari aspek
organisasi yang berkurang dari 25% pada siklus I menjadi 9% pada siklus II.
Kesalahan pengembangan ide berkurang dari 32% pada siklus I menjadi 16%
pada siklus II. Kesalahan ini berkurang karena telah diterapkannya planning
organizer dan composing organizer. Pada aspek tata bahasa ditemukan empat
kesalahan, yaitu (1) kesalahan tenses, (2) kesalahan penggunaan pronominal,
(3) kesalahaan gerund, dan (4) kesalahan penggunaan bentuk jamak. Sedangkan
dari aspek mekanik ditemukan lima kesalahan yaitu (1) kesalahan penggunaan
huruf kapital, (2) kesalahan ejaan, (3) kesalahan diksi, (4) kesalahan penulisan
apostrop (‘s), dan (5) kesalahan penulisan pola kalimat. Dari kesalahan-
120
kesalahan ini dapat dijabarkan, yaitu keasalahan organisasi 9%, kesalahan
pengembangan ide 16%, kesalahan tata bahasa 25%, dan kesalahan mekanik 16%.
4.2.5.3 Refleksi Siklus II
Dari hasil siklus II dapat disimpulkan bahwa dari kajian kuantitatif semua
siswa telah memenuhi KKM. Pada hasil analisis kualitatif ditemukan bahwa dari
empat jenis kesalahan yang sama seperti pada siklus II dengan presentase yang
lebih sedikit dibandingkan dengan siklus I. Empat kesalahan tersebut adalah
kesalahan organisasi, kesalahan pengembangan ide, kesalahan tata bahasa, dan
kesalahan mekanik. Kesalahan yang paling sering dilakukan oleh siswa pada
siklus II adalah kesalahan tata bahasa sebanyak 25% yang terdiri atas empat
kesalahan yaitu kesalahan tenses, gerund, pronomina, dan penggunaan bentuk
jamak. Kesalahan mekanik pada siklusII adalah 6% yang terdiri atas lima
kesalahan yaitu kesalahan ejaan, penggunaan huruf kapital, penggunaan diksi,
kesalahan penggunaan apostrop (‗s), dan pola kalimat. Presentase kesalahan
karangan siswa berkurang karena pada pelaksaanan siklus II ditambahkan
planning organizer dan composing organizer yang membuat siswa lebih mampu
mengorganisasikan struktur karangan dan mengembangkan ide ceritanya. Hal ini
dibuktikan dengan berkurangnya kesalahan pengorganisasian dan pengembangan
ide pada karangan siswa.
121
4.2.6 Hasil Kuesioner Siklus II
Tabel 4.26 Hasil Kuesioner Siklus II
No Pernyataan Pendapat Pemilih
1 Saya senang melakukan kegiatan menulis
recount text dengan teknik picture series yang
diterapkan oleh guru.
SS 11
S 18
R 2
TS 0
2 Diterapkannya teknik picture series
memudahkan saya dalam menulis recount text.
SS 10
S 18
R 3
TS 0
3 Dengan teknik picture series yang diterapkan
dapat memudahkan saya dalam membuat judul
recount text
SS 12
S 15
R 4
TS 0
4 Teknik picture series yang diterapkan sangat
membantu saya dalam menulis kronologis
kejadian/peristiwa secara kronologis.
SS 12
S 19
R 0
TS 0
5 Menulis recount text dengan teknik picture series
yang diterapkan guru melatih saya terampil
dalam menulis.
SS 10
S 18
R 3
TS 0
6 Dalam menulis recount text, menyusun struktur
organisasi teks dan kalimat dengan gramatikal
yang benar merupakan hal yang menyenangkan
setelah diterapkannya tenik picture series.
SS 9
S 17
R 5
TS 0
7 Pembelajaran menulis dengan teknik ini sangat
menyenangkan sehingga saya merasa
bersemangat melakukan kegiatan menulis
SS 13
S 17
R 1
TS 0
8 Setelah mengikuti pembelajaran ini, saya merasa
suasana kelas saat pembelajaran sangat
menyenagkan dan tidak membosankan.
SS 7
S 23
R 1
TS 0
122
Dari hasil kuesioner setelah pelaksanaan siklus II dapat dilihat bahwa pada
pernyataan ―Saya senang melakukan kegiatan menulis recount text dengan teknik
picture series yang diterapkan oleh guru‖ dari 31 siswa, 11 siswa menyatakan
sangat setuju, 18 siswa setuju, dan 2 siswa ragu-ragu. Contoh lainnya adalah pada
pernyataan ―Diterapkannya teknik picture series memudahkan saya dalam
menulis recount text‖ dari 31 siswa, 10 siswa menyatakan sangat setuju, 18 siswa
setuju, dan 3 siswa ragu-ragu. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan teknik
picture series lebih efektif daripada metode ceramah dalam mengembangkan
kemampuan menulis recount text siswa.
4.2.6.1 Perbandingan Hasil Evaluasi Belajar Siswa pada Pratindakan,
Siklus I, dan Siklus II
Berikut ini disajikan perbandingan perolehan nilai siswa dari siklus pra-
tindakan, siklus I dan siklus II, seperti tabel berikut 4.27.
Tabel 4.27 Perbandingan Perolehan Skor Siswa pada Pratindakan, Siklus, I dan
Siklus II
N a m a siswa
Skor
Ket Level
KKM Siklus
Pratindakan I II
Agus Ariawan 78 82 82 Tetap Terlampaui
Alfran Hasan 70 78 78 Tetap Tercapai
Bujangga Gede A. 69 73 79 Meningkat Terlampaui
Dandy C. B. T. 72 78 78 Tetap Tercapai
Ezra Aprilia H. 62 70 78 Meningkat Tercapai
Fadly Reza A. 79 79 79 Tetap Terlampaui
Greatta Agatha 72 75 78 Meningkat Tercapai
Hendrawan H. 66 79 79 Tetap Terlampaui
Kadek Susrama 73 74 78 Meningkat Tercapai
123
Kinanti Anggia 69 74 79 Meningkat Terlampaui
Nesya Listi 70 72 78 Meningkat Tercapai
Ni K Santi M. 72 76 78 Meningkat Tercapai
Nina Jihan D. 65 72 78 Meningkat Tercapai
Nungky Kumala 70 78 84 Meningkat Tercapai
Nurhadi 67 74 78 Meningkat Tercapai
Octaviano M.M. 70 75 78 Meningkat Tercapai
Prahasta Naplando 69 73 78 Meningkat Tercapai
Rama Sandya 74 78 79 Meningkat Terlampaui
Rio Agustino 63 72 78 Meningkat Tercapai
Safira 78 83 87 Meningkat Terlampaui
Santi Noviyanti 76 78 78 Tetap Tercapai
Shabilla 79 85 90 Meningkat Terlampaui
Shinta Diah K 64 71 78 Meningkat Tercapai
Tita vionita 66 72 78 Meningkat Tercapai
Titian Eka P 78 79 79 Tetap Terlampaui
Umu Kalsum 73 78 83 Meningkat Terlampaui
Wahyu Aditya G. 75 79 84 Meningkat Terlampaui
Wulan Tri A 70 76 78 Meningkat Terlampaui
Wulandari Ni Putu 63 73 78 Meningkat Tercapai
Yuni Antari 68 70 78 Meningkat Tercapai
Idah Hayati 66 67 78 Meningkat Tercapai
Rata-rata Kelas 70.22 75.54 79.54 Meningkat Terlampaui
Perbandingan hasil evaluasi yang tertera pada tabel di atas menunjukkan
perolehan nilai siswa selama siklus penelitian tindakan kelas dilaksanakan.
Tampak bahwa nilai rerata kelas meningkat pada setiap siklus yang diadakan.
Berdasarkan perolehan nilai individu siswa tampak bahwa beberapa siswa pada
siklus I dan siklus II memeroleh nilai tetap. Namun terjadi peningkatan dari nilai
pratindakan ke siklus berikutnya setelah treatmen diberikan. Ini berarti bahwa
peningkatan kemampuan menulis siswa dengan teknik picture series berhasil
diterapkan dalam kegiatan menulis recount text.
124
4.2.6.2 Perbandingan Nilai Rerata Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
Tabel 4.28 Perbandingan Nilai Rerata Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
No Kriteria Penilaian Perbandingan Nilai
Pra-
tindakan
Siklus
I
Siklus
II
1 Organisasi 17.8 19.68 21.16
2 Pengembangan ide 16.68 18.35 18.87
3 Tata Bahasa 16.39 17.35 18.35
4 Mekanik 19.35 19.77 21.16
Jumlah 70.22 75.54 79.54
Berdasarkan tabel perbandingan di atas diketahui bahwa kriteria penilaian
menulis yang diadaptasi dari rubrik penilaian menulis Brown & Bailey (1984:254)
dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Pada kriteria penilaian organisasi (pendahuluan, isi, dan simpulan) yang
ditunjukkan pada tabel perbandingan nilai pratindakan, siklus I, dan siklus II
tampak bahwa siswa mampu meningkatkan pemahaman mereka tentang
generic structure dari recount text itu sendiri. Siswa mampu menentukan
urutan kejadian secara kronologis sesuai dengan rangkaian peristiwa yang ada
pada slide picture series.
2. Pada kriteria penilaian pengembangan ide, terjadi peningkatan ke arah yang
lebih baik seperti pada tabel perbandingan di atas. Siswa mampu
mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikiran mereka dengan cara mencatat
terlebih dahulu poin-poin penting yang ada pada gambar, kemudian
dikembangkan menjadi paragraf hingga membentuk sebuah karangan.
3. Peningkatan juga terjadi pada tata bahasa sesuai dengan yang tertera pada
tabel perbandingan di atas yang berarti bahwa pemahaman penggunaan tata
125
bahasa oleh siswa mulai bertambah karena ditekankan pengulangan materi
tentang struktur gramatika pada setiap pertemuan disetiap siklusnya sebelum
penugasan menulis dilakukan.
4. Pada aspek mekanik, siswa mampu menggunakan aspek-aspek penilaian
tersebut dengan baik. Mereka memberikan perhatian yang lebih tentang hal
tersebut sehingga kesalahan-kesalahan penulisan yang dilakukan dapat
diminimalisasi.
Dari hasil perbandingan hasil belajar siswa pada siklus yang telah
dilaksanakan, penilaian setiap kriteria yang dinilai berdasarkan rubrik penilaian
menulis recount text tersebut dapat digambarkan nilai rerata kelas untuk 31 orang
siswa adalah sebagai berikut.
Gambar 4.6 Perbandingan Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian
(Pratindakan, Siklus I dan Siklus II)
126
4.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Evaluasi Belajar Siswa pada
Penerapan Teknik Picture Series dalam Menulis Recount Text pada Siswa
Kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan tersebut, dapat
diidentifikasikan tiga temuan yang bermakna yang berkaitan dengan rumusan
masalah. Temuan tersebut adalah kemampuan siswa dalam menulis recount text
sebelum menggunakan teknik picture series, kemampuan siswa dalam menulis
recount text setelah menggunakan teknik piture series dan faktor-faktor yang
memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa pada penerapan teknik picture series
dalam menulis recount text pada siswa kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung.
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Penggunaan picture series yang ditampilkan dengan menggunakan slide
projector dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pada suatu materi baru.
Meningkatnya perhatian siswa disebabkan adanya stimulus yang diberikan
berupa picture series. Adanya penayangan gambar yang berwarna pada
picture series memberi daya tarik dalam pembelajaran khususnya dalam
menulis recount text yang memudahkan siswa untuk memunculkan ide-ide
yang ada dalam pikiran mereka sehingga dapat mudah tertuang dalam tulisan.
2. Terdapat instrumen-instrumen baru berupa planning organizer yang bertujuan
untuki memberi gambaran perencanaan recount text dan composing organizer
yang bertujuan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang ada pada
recount text. Penggunaan instrumen tersebut memudahkan siswa untuk
127
mencatat ide-ide penting yang ada. Ide-ide penting yang dicatat dalam
composing organizer dikembangkan menjadi sebuah recount text .
3. Adanya motivasi yang diberikan guru saat siswa sulit membuat judul yang
sesuai dengan tema yang berhubungan dengan picture series yang
ditayangkan. Pemberian motivasi ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat
siswa dalam berpikir secara kritis untuk menentukan sebuah judul yang
bertitik tolak dari simpulan yang ditulis siswa.
4. Adanya pengulangan materi dengan tujuan untuk lebih mengingatkan siswa
untuk menulis recount text dengan menggunakan teknik picture series.
Pengulangan materi yang diberikan secara berkala berupa penjelasan tentang
penggunaaan simple past tense dalam karangan membantu siswa memahami
pola kalimat simple past tense yang ada pada karangan recount text mereka.
5. Adanya penguatan (reinforcement) berupa pengulangan materi, pelatihan-
pelatihan menulis dan pujian yang diberikan guru memberikan respons baik
sehingga terjadi peningkatan dalam hasil tulisan recount text siswa.
6. Adanya ketertarikan siswa untuk menulis tidak hanya sebatas menulis
pengalaman atau wacana berita yang ditulis dalam bentuk lampau, siswa
sudah mampu menulis karangan sendiri dengan imajinasi yang dikembangkan
setelah melihat gambar yang ada.
Keenam faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa tersebut dapat
dilihat pada karangan siswa yang meningkat setelah setelah pengaplikasian
picture series dalam pembelajaran menulis recount text yang menuntut siswa
untuk menggunakan simple past tense pada karangan tersebut
128
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya,
simpulan hasil penelitian yang terkait dengan kamampuan siswa dalam menulis
recount text adalah sebagai berikut.
1) Sebelum menggunakan teknik picture series dari 31 orang siswa hanya lima
orang yang memenuhi nilai KKM 78. Artinya, terlampauinya nilai KKM yang
ditentukan, yaitu 78. Hasil tes awal (pratindakan) menunjukkan bahwa pada
hasil karanag siswa masih banyak ditemukan kesalahan, yaitu terdapat pada
struktur organisasi, pengembangan ide, tata bahasa, dan mekanik yang
menjadi perhatian lebih ke depannya. Hal paling utama yang sering menjadi
perhatian adalah kesalahan tata bahasa yang dilakukan oleh siswa. Contohnya,
mereka masih kesulitan memahami perubahan verb dari present menjadi past.
2) Kemampuan siswa dalam menulis recount text setelah menggunakan teknik
picture series dapat dibagi menjadi dua siklus, yaitu seperti di bawah ini.
a) Pada siklus I, teknik picture series diterapkan, hasilnya menunjukkan
sebanyak 22% siswa mampu memeroleh nilai baik, 19,35% mendapat nilai
cukup, dan 48% mendapat nilai di bawah KKM. Peningkatan ini dapat
dilihat dari aspek tata bahasa dimana kalimat-kalimat yang dihasilkan
siswa pada setiap paragrafnya sudah menunjukkan peningkatan karena
siswa sudah memerhatikan pola perubahan verb dan keterangan waktu
yang dapat mengindikasikan bahwa kalimat yang dibuat adalah past. Akan
128
129
tetapi, masih ditemukan kurangnya kemampuan siswa dalam
mengembangkan ide-ide dalam paragraf, yang ada menjadi sebuah
paragraf yang dibuat serta kalimat utama belum didukung oleh anak-anak
kalimat sebagai keutuhan sebuah paragraf. Peningkatan yang terjadi pada
siklus I belum dapat memenuhi standar nilai KKM 78 karena beberapa
diantara siswa masih belum mampu memeroleh nilai KKM yang
ditentukan sehingga perlu dilaksanakan siklus II.
b) Pada siklus II, untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa
ditambahkan dua instrumen baru yaitu planning organizer yang berguna
dalam perencanaan recount text dan composing organizer yang
membantu mengembangkan ide mereka secara terorganisir. Hasil
karangan siswa pada siklus II memenuhi KKM. Presentase kesalahan
organisasi pada kegiatan pratindakan, siklus I dan siklus II adalah pada
kesalahan organisasi berkurang dari 45% menjadi 25% dan 9%,
kesalahan pengembangan ide berkurang dari 58% menjadi 32% dan
16%, kesalahan tata bahasa berkurang dari 80% menjadi 48% dan 25%,
dan kesalahan mekanik berkurang dari 25% menjadi 16% dan 6%,.
3. Faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi pada penerapan teknik picture
series dalam menulis recount text yang ditampilkan dengan menggunakan
slide dapat memberikan stimulus kepada siswa tentang pembelajaran baru
khususnya dalam menulis recount text. Dengan demikian, memudahkan siswa
untuk memunculkan ide-ide yang ada dalam pikiran mereka yang akan
dituangkan menjadi sebuah tulisan. Penambahan instrumen-instrumen baru
130
dapat memudahkan siswa untuk menulis sebuah recount text dengan teknik
picture series yang diterapkan. Di samping itu, dengan adanya pengulangan
materi yang diberikan dan penguatan (reinforcement) yang memberikan
respons baik terhadap hasil menulis siswa serta motivasi yang diberikan guru
ketika pembelajaran berlangsung menyebabkan siswa bersemangat dalam
menulis.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan menulis recount text dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut.
1. Guru bahasa Inggris
Dalam proses pembelajaran bahasa inggris hendaknya disusun beberapa
model pembelajaran yang dikombinasikan dengan teknik baru yang mampu
memberikan warna baru dalam proses pembelajaran dikelas sehingga dapat
meningkatkan kemampuan siswa khususnya dalam menulis.
2. Siswa
Penerapan teknik picture series harus tetap dilaksanakan semaksimal
mungkin agar hasil yang diperoleh lebih meningkat.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian yang menggunakan teknik picture series sangat memungkinkan
apabila dilakukannya penelitian lanjutan guna menyempurnakan penelitian ini.
131
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, M. & Anderson, K. 1997. Text Types in English 1. Melbourne:
Macmillan Education Australia.
Arikunto dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asthika, I Made Dharma. 2012. Improving The Ability To Use Verbs In
Paragraph Writing Through Grammar Transformational Teaching
Method. Denpasar: Universitas Udayana.
Baehaqi, Imam. 2009. A Handbook of English Grammar, Panduan Lengkap dan
Praktis Belajar Tata Bahasa Inggris. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.
Brown, J.D & Bailey, M. 1984. A Categorical Instrument for Scoring Second
Language Writing Skills. Language Learning Reasearch Club.
University of Michigan.
Brown, J.D . 1978. Prinsiple of Language and Teaching. Englewood Clift, N.J.:
Prentice-Hall.
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual
dan Terpopuler. Yogyakarta: Diva Press.
Disney Enterprises. 2013. Lost. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Dykes, Barbara. 2007. Grammar for Everyone: Victoria: Acer Press
Emilia, Hermawan & Tati, 2008. Pendekatan Genre Based dalam Kurikulum
Bahasa Inggris Tahun 2006: Penelitian Sebuah Tindakan Kelas di
Sebuah SMP Negeri di Badung. Bandung : Jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris FPBS UPI.
Fadlun, Bahasa. 2011. Rangkuman Intisari Bahasa Inggris. Surabaya : Pustaka
Agung Harapan.
Gie, The Liang. Terampil Mengarang Bahasa Indonesia Siswa Sekolah Dasar.
Yogyakarta : Andi.
Ghazali, H. A Syukur 2010. Pembelajaran keterampilan Berbahasa. Malang :
Aditama.
Leech, Geoffery. 2006. Glossary of Englsih Grammar: Edinburgh United
Kingdom: Edinburgh University Press.
131
132
Harmer, Jeremy. 2007. The Practice of English Language Teaching. Cambrigde :
Longman.
Hidayati. 2011. Peningkatan Kemampuan Menulis Wacana Narasi Melalui
Pengguanaan Media Gambar Berbasis Visual Gambar Berseri pada
Mahasiswa FKIP UMM. Denpasar: Universitas Udayana.
Iskandarwassid dan Dadang Suendar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Milati, Ni Made. 2011. Peningkatan Keterampilan Menulis Kalimat Passive
Simple Presnt Tense Siswa SMPN 1 Tegalallang dengan Pendekatan
Chain Card Game‖. Denpasar : Universitas Udayana.
Munadi, Yudi. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
Paizaluddin dan Ermalinda. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.
Permana, Maryani T. 2009. ―Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menulis
Karangan Melalui Penggunaan Media gambar Seri Di Kelas V SD
Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten
Majalengka‖. Semedang: Universitas Pendidikan Indonesia.
Purwanto. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Untuk Psikologi dan Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Skinner. 1957. Verbal Behavior. New York: Appleton-Century-Crofts, Inc.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Jakarta: Indonesian
Linguistics Development Project.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2000. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.
Widiadnya, I.G. A. Vina. 2012. Silabus dan RPP Bahasa Inggris Kelas III Tahun
Pelajaran 2011/2012. Tuban: SMP Angkasa.
Yule, George. 2010. The Study Of Language Fourth Edition. New York.
Cambridge University Press.
133
Zuriah, N. 2006, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi.
Jakarta: Bumi Aksara.