Post on 10-Aug-2015
Kitab Pemerintahan
1. Manusia itu pengikut kaum Quraisy dan khilafah ada pada
kaum Quraisy
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Manusia itu dalam urusan ini menjadi
pengikut kaum Quraisy. Muslim mereka mengikuti muslim Quraisy,
demikian pula kafir mereka mengikuti orang yang kafir dari kaum
Quraisy. (Shahih Muslim No.3389)
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Urusan senantiasa berada pada kaum
Quraisy, selama manusia terbagi dua (kafir dan muslim). (Shahih
Muslim No.3392)
Hadis riwayat Jabir bin Samrah ra., ia berkata:
Aku bersama ayahku menemui Rasulullah saw., lalu aku mendengar
beliau bersabda: Sesungguhnya urusan ini tidak akan berakhir
sebelum dua belas orang khalifah memerintah mereka. Kemudian
beliau berbicara dengan suara perlahan sehingga aku tidak dapat
mendengarnya. Lalu aku bertanya kepada ayahku: Apakah yang
beliau katakan? Ayahku menjawab: Semua khalifah itu berasal dari
kaum Quraisy. (Shahih Muslim No.3393)
2. Mengangkat pengganti khalifah dan membiarkannya
Hadis riwayat Umar ra.:
Dari Abdullah bin Umar ia berkata: Umar ditanya: Apakah kamu
tidak mengangkat khalifah penggantimu? Ia menjawab: Bila aku
mengangkat, maka orang yang lebih baik dariku, yaitu Abu Bakar,
juga telah mengangkat pengganti khalifah. Dan bila aku
membiarkan kamu sekalian (untuk memilih), maka orang yang lebih
baik dariku, yaitu Rasulullah saw., juga telah membiarkan kamu
sekalian. Abdullah bin Umar berkata: Sehingga aku pun mengetahui
ketika ia menyebut Rasulullah saw. bahwa dia tidak akan
mengangkat khalifah pengganti. (Shahih Muslim No.3399)
3. Larangan meminta jabatan (kepemimpinan) serta berambisi
memperolehnya
Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Aku menemui Nabi saw. bersama dua orang lelaki anak pamanku.
Seorang dari keduanya berkata: Wahai Rasulullah, angkatlah kami
sebagai pemimpin atas sebagian wilayah kekuasaanmu yang telah
diberikan Allah azza wa jalla! Yang satu lagi juga berkata seperti itu.
Lalu Rasulullah saw. bersabda: Demi Allah, kami tidak akan
mengangkat seorang pun yang meminta sebagai pemimpin atas
tugas ini dan tidak juga seorang yang berambisi memperolehnya.
(Shahih Muslim No.3402)
4. Keutamaan pemimpin yang adil, ancaman bagi pemimpin yang
lalim, perintah berlaku lembut terhadap rakyat serta larangan
menyusahkan mereka
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Ketahuilah! Masing-masing
kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin. Seorang raja
yang memimpin rakyat adalah pemimpin, dan ia akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami
adalah pemimpin anggota keluarganya, dan ia akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang istri juga pemimpin
bagi rumah tangga serta anak suaminya, dan ia akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang budak
juga pemimpin atas harta tuannya, dan ia akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Ingatlah!
Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu
akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.
(Shahih Muslim No.3408)
5. Ancaman keras bagi pengkhianat
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Suatu hari Rasulullah saw. berdiri di tengah-tengah kami, lalu beliau
menyebutkan masalah pengkhianatan (mencuri harta rampasan
perang sebelum dibagikan) sampai membesarkan pelaku serta
perkaranya. Kemudian beliau bersabda: Pada hari kiamat, aku akan
menjumpai seorang dari kamu yang datang dengan seekor unta
yang melenguh di lehernya, ia berkata: Wahai Rasulullah, tolonglah
aku! Maka aku menjawab: Aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu
karena aku telah menyampaikan (peringatan) kepadamu. Pada hari
kiamat, aku juga akan menjumpai seorang dari kamu datang
dengan seekor kuda yang meringkik di lehernya, ia berkata: Wahai
Rasulullah, tolonglah aku! Maka aku menjawab: Aku tidak bisa
berbuat apa-apa untukmu karena aku telah menyampaikan
peringatan kepadamu. Pada hari kiamat, aku pun akan menjumpai
seorang dari kamu datang membawa seekor kambing yang
mengembek di lehernya, ia berkata: Wahai Rasulullah, tolonglah
aku! Maka aku menjawab: Aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu
karena aku telah menyampaikan peringatan kepadamu. Pada hari
kiamat, aku juga akan menjumpai seorang dari kamu datang
dengan sesosok jiwa yang menjerit di lehernya, ia berkata: Wahai
Rasulullah, tolonglah aku! Maka aku menjawab: Aku tidak bisa
berbuat apa-apa untukmu karena aku telah menyampaikan
peringatan kepadamu. Pada hari kiamat, aku pun akan menjumpai
seorang dari kamu datang dengan sepotong pakaian yang berkibar-
kibar di lehernya dan ia berkata: Wahai Rasulullah, tolonglah aku!
Maka aku menjawab: Aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu
karena aku telah menyampaikan peringatan kepadamu. Juga pada
hari kiamat, aku akan menjumpai seorang dari kamu yang datang
dengan emas dan perak di lehernya, dan ia berkata: Wahai
Rasulullah, tolonglah aku! Maka aku menjawab: Aku tidak bisa
berbuat apa-apa untukmu karena aku telah menyampaikan
peringatan kepadamu. (Shahih Muslim No.3412)
6. Haram menerima hadiah bagi pegawai
Hadis riwayat Abu Humaid As-Saidi ra., ia berkata:
Rasulullah saw. menugaskan seorang lelaki dari suku Asad yang
bernama Ibnu Lutbiah Amru serta Ibnu Abu Umar untuk memungut
zakat. Ketika telah tiba kembali, ia berkata: Inilah pungutan zakat
itu aku serahkan kepadamu, sedangkan ini untukku yang
dihadiahkan kepadaku. Lalu berdirilah Rasulullah saw. di atas
mimbar kemudian memanjatkan pujian kepada Allah, selanjutnya
beliau bersabda: Apakah yang terjadi dengan seorang petugas yang
aku utus kemudian dia kembali dengan mengatakan: Ini aku
serahkan kepadamu dan ini dihadiahkan kepadaku! Apakah dia
tidak duduk saja di rumah bapak atau ibunya sehingga dia bisa
melihat apakah dia akan diberikan hadiah atau tidak. Demi Tuhan
Yang jiwa Muhammad berada dalam tangan-Nya! Tidak seorang pun
dari kamu yang mengambil sebagian dari hadiah itu, kecuali pada
hari kiamat dia akan datang membawanya dengan seekor unta
yang melenguh di lehernya yang akan mengangkutnya atau seekor
sapi yang juga melenguh atau seekor kambing yang mengembek.
Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya sehingga kami
dapat melihat warna putih ketiaknya. Kemudian beliau bersabda: Ya
Allah, bukankah telah aku sampaikan. Beliau mengulangi dua kali.
(Shahih Muslim No.3413)
7. Wajib mentaati para pemimpin dalam hal yang bukan maksiat
dan haram mematuhi mereka dalam kemaksiatan
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Ayat ini turun: Wahai orang-orang yang beriman taatlah kamu
kepada Allah dan taatlah kamu kepada rasul dan kepada ulil amri
(pemimpin) di antara kamu berkenaan dengan Abdullah bin
Hudzafah bin Qais bin Adi As-Sahmi, yang diutus Nabi saw. dalam
suatu pasukan perang. (Shahih Muslim No.3416)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. beliau bersabda: Barang siapa yang mentaatiku
berarti ia telah mentaati Allah, dan barang siapa yang mendurhakai
perintahku, maka berarti ia telah mendurhakai Allah. Barang siapa
yang mematuhi pemimpin berarti ia telah mematuhiku dan barang
siapa yang mendurhakai pemimpin berarti ia telah mendurhakaiku.
(Shahih Muslim No.3417)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw. beliau bersabda: Kewajiban seorang muslim adalah
mendengar dan taat dalam melakukan perintah yang disukai atau
pun tidak disukai, kecuali bila diperintahkan melakukan maksiat.
Bila dia diperintah melakukan maksiat, maka tidak ada kewajiban
untuk mendengar serta taat. (Shahih Muslim No.3423)
Hadis riwayat Ali ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah mengirim sepasukan tentara serta
mengangkat seorang lelaki untuk memimpin mereka. Lalu
pemimpin itu menyalakan api dan berkata: Masuklah kamu
sekalian! Beberapa orang telah hendak memasuki api itu, namun
yang lainnya berkata: Kami telah berhasil melarikan diri dari api itu.
Lalu kejadian itu disampaikan kepada Rasulullah saw. Kemudian
kepada orang-orang yang ingin memasukinya beliau berkata: Jika
kalian memasukinya, maka kalian akan tetap berada di dalamnya
sampai hari kiamat. Kepada yang lain, Rasulullah saw. bersabda
dengan ucapan yang baik dan beliau bersabda: Tidak ada kewajiban
taat dalam berbuat maksiat kepada Allah. Sesungguhnya taat itu
hanya untuk kebajikan. (Shahih Muslim No.3424)
8. Seorang pemimpin itu adalah perisai di mana rakyat akan
berperang serta berlindung di belakangnya
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. beliau bersabda: Sesungguhnya seorang pemimpin
itu merupakan perisai, rakyat akan berperang di belakang serta
berlindung dengannya. Bila ia memerintah untuk takwa kepada
Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan memperoleh
pahala. Namun bila ia memerintah dengan selainnya, maka ia akan
mendapatkan akibatnya. (Shahih Muslim No.3428)
9. Wajib setia dengan baiat khalifah, yang pertama dibaiat itulah
yang kita utamakan
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Dahulu Bani Israil itu dipimpin
oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi mangkat, maka akan
digantikan dengan nabi lain. Dan sesungguhnya tidak ada seorang
nabi pun setelahku dan akan muncul para khalifah yang banyak.
Mereka bertanya: Lalu apakah yang engkau perintahkan kepada
kami? Nabi saw. menjawab: Setialah dengan baiat khalifah pertama
dan seterusnya serta berikanlah kepada mereka hak mereka,
sesungguhnya Allah akan menuntut tanggung jawab mereka
terhadap kepemimpinan mereka. (Shahih Muslim No.3429)
Hadis riwayat Abdullah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya akan muncul
sepeninggalku sifat egois (pemimpin yang mengutamakan
kepentingan diri sendiri) dan beberapa perkara yang tidak kamu
sukai. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang engkau
perintahkan kepada seorang dari kami yang mengalami zaman itu?
Beliau menjawab: Laksanakanlah kewajiban kamu dan mohonlah
kepada Allah yang menjadi hakmu. (Shahih Muslim No.3430)
10. Perintah bersabar menanggung kezaliman pemimpin serta
mengutamakan mereka
Hadis riwayat Usaid bin Hudhair ra.:
Bahwa seorang lelaki Ansar menemui Rasulullah saw. dan bertanya:
Apakah engkau tidak ingin mengangkatku sebagaimana engkau
telah mengangkat si fulan? Rasulullah saw. menjawab:
Sesungguhnya kamu sekalian akan menemui sepeninggalku para
pemimpin yang egois, maka bersabarlah sampai kamu
menjumpaiku di telaga kelak. (Shahih Muslim No.3432)
11. Wajib setia mengikuti jemaah kaum muslimin saat terjadi
fitnah bahkan dalam keadaan apapun, serta haram menentang
ketaatan serta memisahkan diri dari jemaah
Hadis riwayat Hudzaifah Al-Yamani ra., ia berkata:
Orang-orang banyak yang bertanya kepada Rasulullah saw. tentang
kebajikan, sedangkan aku justru bertanya kepada beliau tentang
kejahatan karena takut aku terjerumus melakukannya. Maka aku
bertanya: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya kami pernah mengalami
zaman jahiliah dan kejahatan, lalu datanglah Allah dengan
membawa kebaikan ini kepada kami. Apakah setelah kebajikan ini
nanti akan ada lagi kejahatan? Beliau menjawab: Ya. Aku bertanya
lagi: Apakah setelah kejahatan itu datang lagi kebajikan? Beliau
menjawab: Ya, tetapi banyak kekurangan. Aku bertanya: Apakah
kekurangannya? Beliau menjawab: Akan ada suatu kaum yang
mengikuti selain sunahku serta memberikan petunjuk dengan selain
petunjukku, di antara mereka ada yang kamu kenal juga ada yang
tidak kamu kenal. Aku bertanya lagi: Apakah setelah kebajikan itu
nanti akan ada lagi kejahatan? Rasulullah saw. menjawab: Ya. Kelak
akan muncul para dai yang berada di muka pintu-pintu neraka
Jahanam. Siapa yang menuruti panggilan mereka, akan mereka
lemparkan ke dalamnya. Aku bertanya: Wahai Rasulullah,
terangkanlah kepada kami sifat mereka itu! Rasulullah saw.
menjawab: Baiklah. Mereka adalah kaum yang kulitnya sama
dengan kita dan berbicara dengan bahasa kita. Aku bertanya: Wahai
Rasulullah, apakah perintahmu jika aku mengalami hal itu?
Rasulullah saw. menjawab: Tetap setialah kepada jemaah kaum
muslimin dan pemimpin mereka. Aku bertanya: Kalau mereka tidak
memiliki jemaah serta pemimpin? Rasulullah saw. menjawab: Maka
jauhilah semua sekte-sekte yang ada itu meskipun kamu harus
menggigit pangkal pohon sampai maut menjemputmu kamu tetap
demikian. (Shahih Muslim No.3434)
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra. ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang tidak menyukai
sesuatu pada pemimpinnya, maka hendaklah ia bersabar. Karena
sesungguhnya siapa yang memisahkan diri dari jemaah walau
sejengkal lalu ia mati, maka kematiannya adalah kematian jahiliah.
(Shahih Muslim No.3438)
12. Disunahkan bagi seorang pemimpin untuk membaiat pasukan
perangnya ketika akan berperang dan penjelasan mengenai Baiat
Ridwan di bawah pohon
Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:
Pada hari Hudaibiah, kami berjumlah seribu empat ratus orang, lalu
kami membaiat Rasulullah saw. sementara Umar memegang tangan
beliau di bawah pohon yaitu sejenis pohon Thalah. Umar berkata:
Kami membaiat Rasulullah saw. untuk tidak melarikan diri dan tidak
membaiat beliau untuk mati. (Shahih Muslim No.3449)
Hadis riwayat Musayyab bin Hazni ra.:
Dari Said bin Musayyab ia berkata: Ayahku termasuk orang yang
ikut membaiat Rasulullah saw. di dekat pohon. Pada tahun
berikutnya kami melakukan ibadah haji, namun kami sudah tidak
dapat mengenali tempatnya dengan tepat. Sekiranya tampak oleh
kalian, maka kalian tentu lebih mengetahui. (Shahih Muslim
No.3459)
Hadis riwayat Salamah ra.:
Dari Yazid bin Ubaid ra. ia berkata: Aku bertanya kepada Salamah:
Untuk apakah kamu membaiat Rasulullah saw. pada hari Hudaibiah?
Salamah menjawab: Untuk (berperang sampai) mati. (Shahih
Muslim No.3462)
Hadis riwayat Abdullah bin Zaid ra.:
Dari Ubad bin Tamim, bahwa Abdullah bin Zaid didatangi oleh
seseorang yang berkata: Ini adalah Ibnu Handhalah yang telah
membaiat manusia. Abdullah bin Zaid bertanya: Untuk apa? Orang
itu menjawab: Untuk mati. Abdullah bin Zaid lalu mengatakan:
Setelah Rasulullah saw. aku tidak akan membaiat seorang pun
untuk itu. (Shahih Muslim No.3463)
13. Haram bagi seorang yang berhijrah untuk kembali menetap di
negerinya
Hadis riwayat Salamah bin Akwa` ra.:
Dari Yazid bin Ubaid, dari Salamah bin Akwa` bahwa ia pernah
menemui Hajjaj lalu Hajjaj bertanya: Wahai putra Akwa`, apakah
engkau telah murtad sehingga kembali menetap di dusun? Salamah
bin Akwa` menjawab: Tidak. Tetapi Rasulullah saw. mengizinkan
aku (tinggal) di dusun. (Shahih Muslim No.3464)
14. Baiat untuk setia kepada Islam, jihad serta kebajikan setelah
penaklukan Kota Mekah, dan penjelasan sabda Rasulullah saw.:
Tidak ada hijrah sesudah penaklukan
Hadis riwayat Mujasyi` bin Mas`ud As-Sulami ra., ia berkata:
Aku datang menghadap Nabi saw. untuk membaiat beliau untuk
berhijrah. Beliau bersabda: Sesungguhnya hijrah telah berlalu bagi
orang-orang yang telah melaksanakannya, tetapi masih ada hijrah
untuk tetap setia pada Islam, jihad serta kebajikan. (Shahih Muslim
No.3465)
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda pada hari penaklukan, yaitu penaklukan
kota Mekah: Tidak ada lagi hijrah, yang ada ialah jihad dan niat.
Maka bila kamu sekalian diperintahkan berperang, peranglah!.
(Shahih Muslim No.3467)
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. ditanya tentang hijrah, lalu beliau menjawab: Tidak
ada lagi hijrah setelah penaklukan (Mekah). Tetapi yang ada ialah
jihad dan niat. Maka bila kamu diperintahkan berperang,
peranglah!. (Shahih Muslim No.3468)
Hadis riwayat Abu Said Khudri ra.:
Bahwa seorang Arab badui bertanya kepada Rasulullah saw.
mengenai hijrah. Rasulullah saw. menjawab: Celaka kamu!
Sesungguhnya masalah hijrah itu sangat berat. Apakah kamu
mempunyai unta? Badui itu menjawab: Ya. Rasulullah saw. bertanya
lagi: Apakah kamu menunaikan zakatnya? Orang itu menjawab: Ya.
Rasulullah saw. lalu bersabda: Bekerjalah dari balik negeri ini,
sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan amalmu sedikit pun.
(Shahih Muslim No.3469)
15. Cara baiat kaum wanita
Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw.:
Wanita-wanita mukmin apabila berhijrah kepada Rasulullah saw.
selalu disumpah berdasarkan firman Allah Yang Maha Mulia lagi
Maha Agung: Wahai Nabi, apabila datang kepadamu wanita-wanita
beriman untuk mengadakan janji setia (baiat); bahwa mereka tidak
akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Allah, tidak akan
mencuri, tidak akan berzina sampai akhir ayat. Aisyah berkata:
Siapa di antara wanita-wanita mukminat itu yang sudah berikrar
dengan ayat ini, maka berarti sudah berikrar dengan baiat. Dan bila
mereka telah mengakui baiat tersebut dengan ucapan mereka
sendiri, Rasulullah saw. bersabda kepada mereka: Pergilah, aku
sudah membaiat kalian semua. Demi Allah, tangan Rasulullah saw.
sama sekali tidak menyentuh tangan seorang wanita pun dari
mereka, karena beliau membaiat mereka dengan ucapan saja.
Aisyah berkata: Demi Allah, Rasulullah tidak mengharuskan sesuatu
pun kepada kaum wanita kecuali dengan sesuatu yang telah
diperintahkan Allah, dan tidak juga telapak tangan Rasulullah
menyentuh telapak tangan seorang wanita pun. Beliau selalu
berkata kepada mereka setelah membaiat: Aku telah membaiat
kamu sekalian secara lisan. (Shahih Muslim No.3470)
16. Baiat untuk tunduk dan taat sesuai dengan kemampuan
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Kami membaiat Rasulullah saw. untuk tunduk dan taat. Beliau
bersabda kepada kami: Yaitu terhadap sesuatu yang kamu mampu.
(Shahih Muslim No.3472)
17. Penjelasan tentang usia balig
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. menguji kemampuanku berperang pada hari perang
Uhud, ketika aku berusia empat belas tahun, lalu beliau tidak
mengizinkanku. Dan beliau mengujiku kembali pada hari perang
Khandaq ketika aku berusia lima belas tahun, lalu beliau
mengizinkan aku. (Shahih Muslim No.3473)
18. Larangan membawa pergi Alquran ke negeri musuh bila
dikhawatirkan akan jatuh ke tangan mereka
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. melarang membawa pergi Alquran ke negeri musuh.
(Shahih Muslim No.3474)
19. Lomba berpacu kuda serta mempersiapkannya
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah berlomba dengan kuda yang sudah
dipersiapkan dari daerah Hafya` dan berakhir di lembah Wada dan
pernah juga berlomba dengan kuda yang belum dipersiapkan dari
lembah Wada sampai mesjid Bani Zuraiq. (Shahih Muslim No.3477)
20. Pada ubun-ubun kuda itu terdapat kebajikan sampai hari
kiamat
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Rasulullah saw. bersabda: Kuda, pada ubun-ubunnya itu terdapat
kebajikan sampai hari kiamat. (Shahih Muslim No.3478)
Hadis riwayat Urwah Al-Bariqi ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Kuda, telah terikat pada ubun-ubunnya
itu kebajikan hingga hari kiamat, yaitu pahala dan harta rampasan
perang. (Shahih Muslim No.3480)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Keberkahan itu berada pada ubun-ubun
kuda. (Shahih Muslim No.3482)
21. Keutamaan berjihad dan keluar di jalan Allah
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Allah akan menjamin orang yang keluar
di jalan-Nya yang tidak didorong kecuali karena untuk berjihad di
jalan-Ku, beriman dengan-Ku serta percaya kepada rasul-rasul-Ku.
Maka ia Aku jamin, untuk Aku masukkan ke dalam surga atau Aku
pulangkan kembali ke rumahnya tempat ia berangkat dengan
memperoleh pahala atau harta rampasan. Demi Tuhan Yang jiwa
Muhammad berada di tangan-Nya, tidak ada satu luka pun di jalan
Allah kecuali pada hari kiamat akan tampak dalam keadaannya
semula ketika ia terluka, warnanya warna darah dan baunya adalah
bau minyak kasturi. Demi Tuhan Yang jiwa Muhammad berada di
tangan-Nya, jika tidak memberatkan kaum muslimin, niscaya aku
tidak akan tertinggal di belakang pasukan perang yang aku utus
untuk berperang di jalan Allah selamanya. Tetapi aku tidak
mendapatkan kendaraan lebih sehingga aku dapat menyertakan
mereka dan mereka pun tidak mendapatkan kendaraan lebih
padahal berat bagi mereka untuk tidak ikut serta bersamaku. Demi
Tuhan Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Sesungguhnya
aku sangat senang sekali seandainya aku berperang di jalan Allah
lalu terbunuh, kemudian berperang lagi dan terbunuh lagi,
kemudian berperang lagi dan akhirnya terbunuh lagi. (Shahih
Muslim No.3484)
22. Keutamaan mati syahid di jalan Allah
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Dari Nabi saw. beliau bersabda: Tidak ada satu jiwa pun yang mati
dan akan memperoleh kebajikan yang menggembirakannya di sisi
Allah karena dia dapat kembali ke dunia bukan karena untuk
memperoleh dunia serta isinya kecuali orang yang mati syahid.
Karena ia berharap dapat kembali lagi lalu terbunuh lagi di dunia,
melihat besarnya keutamaan mati syahid. (Shahih Muslim No.3488)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Ditanyakan kepada Nabi saw.: Apakah yang dapat menandingi
pahala jihad di jalan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung? Nabi
saw. menjawab: Kamu tidak akan mampu melakukannya. Lalu
mereka mengulangi pertanyaan itu dua atau tiga kali. Beliau selalu
menjawab: Kamu tidak akan sanggup melakukannya. Lalu pada
yang ketiga kalinya beliau bersabda: Perumpamaan orang yang
berjihad di jalan Allah itu seperti orang yang selalu berpuasa dan
salat serta tunduk kepada ayat-ayat Allah, ia tidak pernah putus
berpuasa serta salat sebelum orang yang berjihad di jalan Allah itu
kembali. (Shahih Muslim No.3490)
23. Keutamaan berangkat pada pagi dan siang hari di jalan Allah
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sungguh sekali berangkat pada pagi hari
di jalan Allah atau pada siang hari adalah lebih baik dari dunia serta
isinya. (Shahih Muslim No.3492)
Hadis riwayat Sahal bin Sa`ad As-Saidi ra.:
Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Sungguh sekali berangkat saja
di pagi hari yang dilakukan seorang hamba di jalan Allah adalah
lebih baik dari dunia serta isinya. (Shahih Muslim No.3493)
Hadis riwayat Abu Ayub ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Berangkat pada pagi hari di jalan Allah
atau pada siang hari adalah lebih baik dari dunia tempat matahari
terbit dan terbenam. (Shahih Muslim No.3495)
24. Keutamaan berjihad serta bertahan di benteng pertahanan
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa seorang lelaki datang kepada Nabi saw. dan bertanya:
Manusia manakah yang lebih mulia? Nabi saw. menjawab: Yaitu
orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Lelaki
itu bertanya lagi: Kemudian siapa? Beliau menjawab: Seorang
mukmin yang berdiam di salah satu daerah bukit untuk menyembah
Allah Tuhannya dan menjauhkan manusia dari kejahatannya.
(Shahih Muslim No.3501)
25. Tentang dua orang lelaki di mana yang satu terbunuh oleh
yang lain, namun keduanya masuk surga
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Allah tersenyum kepada dua
orang laki-laki di mana yang satu terbunuh oleh yang lain namun
keduanya masuk surga. Kemudian mereka bertanya: Bagaimana
dapat terjadi, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Yang satu
berperang di jalan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung lalu ia
mati syahid. Kemudian Allah menerima tobat orang yang
membunuh, lalu ia masuk Islam dan ikut berperang di jalan Allah
Yang Maha Mulia lagi Maha Agung kemudian ia juga mati syahid.
(Shahih Muslim No.3504)
26. Keutamaan membantu pejuang di jalan Allah dengan hewan
tunggangan dan lainnya, dan menjaga keluarganya yang
ditinggalkan dengan baik
Hadis riwayat Zaid bin Khalid Al-Juhani ra.:
Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Barang siapa yang
melengkapi peralatan perang seorang pejuang di jalan Allah, maka
berarti ia telah berjuang. Dan barang siapa yang menjaga
keluarganya yang ditinggalkan dengan baik berarti ia juga telah
berjuang. (Shahih Muslim No.3511)
27. Kewajiban jihad gugur atas orang-orang yang berhalangan
Hadis riwayat Barra` ra., ia berkata:
Ketika turun ayat: Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang
tidak turut berperang), dengan orang yang berjihad di jalan Allah.
Rasulullah saw. lalu menyuruh Zaid hingga datanglah ia membawa
catatan yang ditulisnya. Ibnu Ummu Maktum lalu mengadukan
kepada Rasulullah saw. halangannya karena buta serta telah lanjut
usia. Maka turunlah ayat berikut ini: Tidaklah sama antara mukmin
yang duduk (tidak turut dalam berperang) yang tidak mempunyai
uzur. (Shahih Muslim No.3516)
28. Orang yang mati syahid akan memperoleh surga
Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:
Seorang lelaki bertanya: Wahai Rasulullah, di mana aku nanti bila
telah mati terbunuh? Beliau menjawab: Di surga. Lelaki itu lalu
segera melemparkan beberapa buah kurma yang berada di
tangannya, kemudian ia berperang hingga gugur. Dalam hadis
Suwaid: Seorang lelaki berkata kepada Nabi saw. pada waktu
perang Uhud. (Shahih Muslim No.3518)
Hadis riwayat Barra` ra., ia berkata:
Seorang lelaki Bani Nabit, ada yang mengatakan dari Ansar datang
(menghadap Rasulullah saw.) kemudian ia mengucapkan: Aku
bersaksi tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan bahwa engkau adalah
hamba dan Rasul-Nya. Kemudian ia maju untuk berperang hingga ia
terbunuh. Maka Nabi saw. lalu bersabda: Orang ini telah melakukan
suatu hal yang ringan, namun diberi ganjaran yang besar sekali.
(Shahih Muslim No.3519)
Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
Pamanku, yang aku dinamakan dengan namanya, tidak ikut
bersama Rasulullah saw. dalam perang Badar. Sehingga ia pun
merasa menyesal dan berkata: Dalam pertempuran pertama yang
dilakukan Rasulullah saw. aku tidak ikut serta. Dan seandainya Allah
menyempatkan aku mengikuti pertempuran yang akan datang
bersama Rasulullah saw. niscaya Allah akan melihat apa yang aku
perbuat. Ia berkata: Dia tidak berani mengatakan selain itu. Lalu
ikutlah ia bersama Rasulullah saw. dalam perang Uhud. Kemudian
datanglah Sa`ad bin Mu`adz menghampiri, maka Anas bertanya
kepadanya: Wahai Abu Amru, di mana? Ia menjawab: Selamat
datang tiupan angin surga yang aku temui di gunung Uhud. Lalu ia
pun segera memerangi mereka hingga terbunuh. Didapatilah pada
jasadnya delapan puluh lebih luka karena pukulan, tikaman serta
lemparan anak panah. Saudara perempuannya, yaitu bibiku Rubayi`
binti Nadhr berkata: Aku tidak dapat mengenali saudaraku ini
kecuali melalui ujung jarinya. Kemudian turunlah ayat: Di antara
orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang
telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada
yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-
nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah janjinya. Menurut
mereka, ayat ini turun berkenaan dengan dirinya dan para
sahabatnya. (Shahih Muslim No.3523)
29. Barang siapa berperang demi tegaknya kalimat Allah maka
dia berada di jalan Allah
Hadis riwayat Abu Musa Al-Asy`ari ra.:
Bahwa seorang lelaki Arab badui datang kepada Nabi saw. dan
bertanya: Wahai Rasulullah! Seorang lelaki berperang untuk
memperoleh harta rampasan, seorang lagi berperang untuk dipuji
(dikenang) dan seorang lagi berperang agar bisa diperlihatkan
kedudukannya. Siapakah yang berada di jalan Allah? Rasulullah
saw. menjawab: Barang siapa yang berperang demi tegaknya
kalimat Allah, maka ia berada di jalan Allah. (Shahih Muslim
No.3524)
30. Sabda Rasulullah saw.: Sesungguhnya pekerjaan itu
tergantung niat. Dan hal itu termasuk perang dan amal-amal
lainnya
Hadis riwayat Umar bin Khathab ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya pekerjaan itu tergantung
pada niatnya, dan bagi setiap orang apa yang telah ia niatkan.
Barang siapa yang tujuan hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya,
maka (pahala) hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang
siapa yang tujuan hijrahnya adalah untuk mendapatkan dunia atau
seorang wanita yang akan ia nikahi, maka hijrahnya itu kepada apa
yang kehendaki. (Shahih Muslim No.3530)
31. Keutamaan berperang di laut
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah menemui Ummu Haram binti Milhan
lalu beliau disuguhi makanan olehnya. Saat itu Ummu Haram adalah
istri Ubadah bin Shamit. Suatu hari Rasulullah datang menemuinya
lalu disuguhi makanan, kemudian wanita itu duduk sambil
mencarikan kutu kepala beliau hingga tertidurlah Rasulullah saw.
kemudian beliau terbangun dan tersenyum. Ummu Haram bertanya:
Apakah yang membuat engkau tersenyum, wahai Rasulullah?
Rasulullah saw. menjawab: Beberapa orang dari umatku
diperlihatkan kepadaku mereka sedang berperang di jalan Allah
dengan menaiki kapal di tengah lautan sebagai raja-raja yang
berkuasa atas beberapa orang kerabat atau seperti raja-raja yang
berkuasa atas beberapa kaum kerabat, perawi ragu mana yang
benar antara keduanya. Ummu Haram berkata: Wahai Rasulullah,
mohonkanlah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk
dalam golongan mereka. Lalu beliau mendoakannya dan segera
meletakkan kepalanya lagi lalu tertidur kembali. Ketika terbangun,
beliau tersenyum lagi. Dia berkata: Aku bertanya lagi: Apakah yang
membuat engkau tersenyum, wahai Rasulullah? Rasulullah saw.
menjawab: Beberapa orang dari umatku diperlihatkan kepadaku
mereka sedang berperang di jalan Allah (seperti yang beliau
sabdakan tadi). Ia berkata: Aku berkata: Wahai Rasulullah,
mohonkanlah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk
dalam golongan mereka. Rasulullah saw. bersabda: Kamu termasuk
orang-orang yang pertama. Kemudian berlayarlah Ummu Haram
pada zaman Mu`awiah, namun ketika hendak keluar dari kapal ia
pun terjatuh dari hewan tunggangannya sehingga wafatlah ia.
(Shahih Muslim No.3535)
32. Tentang mereka yang mati syahid
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Ketika seorang lelaki berjalan di
tengah jalan, didapatilah olehnya sebuah dahan berduri di atas jalan
itu kemudian ia pun menyingkirkannya. Allah pun lalu berterima
kasih kepadanya serta berkenan mengampuninya. Rasulullah saw.
kemudian melanjutkan: Orang yang mati syahid itu ada lima; orang
yang mati karena terserang penyakit tha`un, orang yang mati
karena penyakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang
mati tertimbun reruntuhan bangunan serta yang gugur (syahid) di
jalan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung. (Shahih Muslim
No.3538)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tha`un itu dapat menyebabkan kematian
syahid bagi setiap orang muslim. (Shahih Muslim No.3540)
33. Sabda Rasulullah saw.: Sekelompok umatku akan selalu saling
membantu membela kebenaran tanpa dapat dihalangi oleh orang-
orang yang menentang mereka
Hadis riwayat Mughirah ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Suatu kaum dari
umatku akan senantiasa saling membantu membela manusia
hingga datang hari kiamat sedang mereka tetap saling membantu.
(Shahih Muslim No.3545)
34. Bepergian itu bagian dari siksaan dan anjuran untuk segera
menemui istrinya bagi musafir yang telah menyelesaikan
urusannya
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Bepergian itu bagian dari siksaan
yang menghalangi seorang di antara kamu untuk dapat tidur,
makan dan minum dengan enak. Maka apabila salah seorang di
antara kamu telah selesai melaksanakan hajat kepergiannya,
hendaknya ia segera menemui istrinya. (Shahih Muslim No.3554)
35. Makruh bagi orang yang pulang dari bepergian untuk
langsung menuju istrinya pada malam hari
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. tidak pernah mendatangi istri beliau dari
bepergian pada malam hari tetapi beliau selalu mendatangi mereka
pada pagi atau sore hari. (Shahih Muslim No.3555)