Post on 19-Jun-2015
Tafsir
Surat Al-Buruj
I. TUJUAN UMUM
Memperkuat tali ikatan dengan Kitabullah, dasar pemahaman yang benar, penanamancinta, penguasaan untuk mengajarinya, merasa terikat dengan taujihnya, mengamalkan kandungannya, memburnikan sasaran-sasaran denganmenyesuaikan ruang dan waktu, dankembali kepada Al-Qur’an ketika berselisih.
II. TUJUAN KHUSUS1. Menjelaskan bahasan yang ada pada surat ini.
2. Menjelaskan makna dari kosa kata baru yang pada surat
ini.3. Menerangkan secara global makna dari surat ini sambil
menjelaskan setiap bahasan yang ada dalam surat ini.4. Menyebutkan setiap rukun qasam yang ada pada surat
ini (al-muqsim, al-muqsam bihi dan al-muqsam alaih)
5. Menjelaskan hubungan antara setiap rukun qasam.6. Menerangkan siapa yang dimaksud dengan as-haabul
ukhduud7. Menjelaskan makna yang dimaksud dari ayat: “qutila
ashaabul ukhduud”
II. TUJUAN KHUSUS8. Menceritakan kisah ashaabul ukhduud dan apa yang mereka lakukan
terhadap orang-orang beriman dengan bantuan riwayat yang shahih darisunnah bukan cerita isarailiyyat atau hadits-hadits yang maudhu’.
9. Menjelaskan hubungan antara kisah ashaabul ukhdud dengan keadaanorang-orang yang beriman di Mekah ketika itu (zaman nabi Muhammad saw.), serta bagaimana seharusnya kita menyikapi kejadian yang berhubungan dengan dakwah kita di setiap zaman.
10.Menjelaskan apa yang dimaksudkan Allah swt. dalam firman-Nya: ínnabatsya robbika lasyadiid, innahu huwa yubdi’u wa yu’iid, wah huwalghafuuru –waduud, dzul-‘arsyil majiid dan fa’aalun lima yuriid”.
11.Menjelaskan hubungan antara ayat-ayat yang ada pada surat ini danrangkaian ayat yang ada pada surat yang sejenis.
12.Mengambil pelajaran yang ada pada ayat-ayat di surat ini, baik itu yang berhubungan dengan aqidah, akhlaq, sejarah dan nilai-nilai tarbawiyah.
III. SASARAN APLIKATIF PSIKOMOTORIK.
1. Membedakan antara Makiyah dan Madaniyah
2. Merangkum arahan-arahan Ilahiyah yang ada dalam Surat
3. Menyebutkan makna-makna kalimat (kosa kata)
4. Memperhatikan jalan tengah dalam Ibadah
5. Memperbanyak istighfar
6. Bersedekah dengan sebagian hartanya
7. Menegakkan keadilan dan menyaring yang hak dan baik
8. Mewaspadai fitnah harta
9. Sabar dalam ketaatan dan menghadapi maksiat
10. Memperhatikan keseriusan dan tidak malas
11. Mengagungkan nama-nama Allah, sifat-sifat dan Kitab-Nya
12. Menjaga wudhu.
IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah:
1. Kegiatan Pembuka
• Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji Tafsir surat Al-Buruj
2. Kegiatan Inti:
• Kajian tentang Tafsir surat Al-Buruj
• Berdiskusi dan tanya jawab seputar pokok bahasan (lihat tujuankognitif, afektif, dan psikomotor)
• Penekanan dari murabbi tentang nilai dan hikmah yang terkandungdalam materi tersebut
3. Kegiatan Penutup:
• Tugas mandiri (lihat kegiatan pendukung)
• Evaluasi (dibuat soal sesuai tujuan khusus, afektif, dan psikomotor)
V. PILIHAN KEGIATAN PENDUKUNG.
1. Memperbaiki bacaan Surat dan menghafalnya sesuai dengankandungan maknanya
2. Mengambil faedah dari arahan-arahan dakwah yang terkandungdalam Surat
3. Menulis bahasan-bahasan yang berkaitan dengan tema-temaSurat
4. Mentarbiyah binaan untuk komitmen terhadap nilai-nilai da’awiahimaniah yang terkandung dalam surat
5. Memberikan kajian-kajian di Masjid sekitar makna-makna Surat
6. Mengajarkan Surat dalam halaqah tajwid
7. Memilih ayat-ayat yang khusus berkaitan dengan targhib(memberikan dorongan) dan tarhib (memberikan ancaman) sertamenulisnya di spanduk-spanduk.
V. PILIHAN KEGIATAN PENDUKUNG.
8. Membuat rekaman film tentang “al-I’jaz al-ilahy” dalam penciptaanmanusia.
9. Merangkum arahan-arahan surat dan memasangnya di tempat-tempat umum
10. Menulis kisah yang isinya menceritakan perbandingan kondisimukmin dan mujrim (kafir) di dunia dan akhirat
11. Melakukan “rihlah khalwiyah” (wisata muhasabah) untukmerenungkan fokus-fokus ayat
12. Menyediakan kitab, kaset dan vcd tentang tafsir Surat
13. Menziarahi kuburan untuk mengambil pelajaran
14. Memiliki wirid sendiri untuk muhasabah harian
15. Memberikan ceramah tentang aqidah “al-ba’ts wal jaza” (harikebangkitan dan balasan)
VI. SARANA EVALUASI DAN MUTABA’AH.
1. Menguji peserta sekitar hukum-hukum tajwid baik teorimaupun praktek
2. Menguji hafalan Surat setiap peserta secara lafazh danmaknanya
3. Mengevaluasi perilaku peserta dan komitmennya terhadapadab-adab Al-Qur’an
4. Membuat format untuk mengevaluasi keikutsertaan dalamkegiatan-kegiatan di atas
5. Menjelaskan akibat orang-orang yang melakukan perusakan didunia dari kisah-kisah ‘Ad, Tsamud, dan Fir’aun.
6. Memaparkan dampak ujian baik dan buruk dan kondisimanusia ketika itu.
VII. SASARAN PEMBELAJARAN.
1. Menjelaskan bahasan yang ada pada surat ini.2. Menjelaskan makna dari kosa kata baru yang ada pada
surat ini.3. Menerangkan secara global makna dari surat ini sambil
menjelaskan setiap bahasan yang ada dalam surat ini.4. Menyebutkan setiap rukun qasam yang ada pada surat
ini (al-muqsim, al-muqsam bihi dan al-muqsam alaih)
5. Menjelaskan hubungan antara setiap rukun qasam.6. Menerangkan siapa yang dimaksud dengan as-haabul
ukhduud7. Menjelaskan makna yang dimaksud dari ayat: “qutila
ashaabul ukhduud”
VII. SASARAN PEMBELAJARAN.
8. Menceritakan kisah ashaabul ukhduud dan apa yang mereka lakukan
terhadap orang-orang beriman melalui rujukan riwayat yang shahih dari
sunnah bukan cerita isarailiyyat atau hadits-hadits yang maudhu’.
9. Menjelaskan hubungan antara kisah ashaabul ukhdud dengan keadaan
orang-orang yang beriman di Makah ketika itu (zaman nabi Muhammad
SAW), serta bagaimana seharusnya kita menyikapi kejadian yang
berhubungan dengan dakwah kita di setiap zaman.
10.Menjelaskan apa yang dimaksudkan Allah SWT dalam firman Nya: ínna
batsya robbika lasyadiid, innahu huwa yubdi’u wa yu’iid, wah huwal
ghafuuru –waduud, dzul-‘arsyil majiid dan fa’aalun lima yuriid”
11.Menjelaskan hubungan antara ayat-ayat yang ada pada surat ini dan
rangkaian ayat yang terdapat pada surat sejenis.
12.Mengambil pelajaran yang ada pada ayat-ayat di surat ini, baik itu yang
berhubungan dengan aqidah, akhlak, sejarah dan nilai-nilai tarbawiyyah.
VIII. Referensi
1. Fii Zhilaalil Qur’an karya Sayyid Quthb
2. Tafsir Al-Qurthubi
3. Tafsir Ibnu Katsir
4. Zubdatut-tafsir DR. Muhammad al-Asyqar
5. Shofwatul Bayaan Li ma’anil Qur’anSyaikh Muhammad Husain Makhluf
IX. Muhtawa: Kandungan Surat
Isi surat (tilawah bersama-sama)
��د ) 2(وا��م ا����د ) 1(وا����ء ذات ا��وج �) 3(و"�ه ومإذ ه4 3���� ,�2د ) 5(ا/��ر ذات ا�,�د ) 4(,+* أ)'�ب ا%$ ود
وم� ن?��ا م/�4 إ�� أن ) 7(وه4 3�= م� ی;�32ن ب�8�م/�7 "��د ) 6(ا�Gي B مE3 ا����وات وا%رض ) 8(ی8م/�ا ب�B�3 اA2یA ا'�� ��إن� ا�GیL 7+/�ا ا8�م/�7 وا8�م/�ت ) 9(واB�3 3�= آ*H" Iء "
�/�4 و�G� 4اب M ابG� 4�3L 4 ی+�ب�ا�4 N O'�یی7 ) 10( اG�إن� ا�� ا%ن��ر ذT Eم/�ا و�3��ا ا��S'�ت �M 4/��ت تR�ي م7 ت +'
���U;�ز ای ) 11(ا � EIرب WXه� ی� ئ وی�2 ) 12(إن� ب Bإن���2Lل �� ) 15(ذو ا2�ش ا�R� ) 14(وه� اZ;�ر ا�دود ) 13(
ب* ) 18(L���ن وN��د ) 17( ه* أت�ك ح ی[ اR/�د ) 16(ی�ی �4 م'�a ) 19( ا�Gی7 آ;�وا HL تGUیbم7 ورا B�3ب* ه� ) 20(وا
�Rن مT�, )21 ( �ح م';�ظ HL)22(
1. Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, 2. Dan hari yang
dijanjikan,3. Dan yang menyaksikan dan yang disaksikan. 4. Binasa dan terlaknatlah
orang-orang yang membuat parit, 5. Yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar,6.
Ketika mereka duduk di sekitarnya,7. Sedang mereka menyaksikan apa yang
mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. 8. Dan mereka tidak menyiksa
orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada
Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, 9. Yang mempunyai kerajaan langit dan
bumi; dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu.10. Sesungguhnya orang-orang
yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan
perempuan Kemudian mereka tidak bertaubat, Maka bagi mereka azab Jahannam
dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar. 11. Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai; Itulah keberuntungan yang besar. 12.
Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras.13. Sesungguhnya Dia-lah yang
menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali). 14. Dia-lah
yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih, 15. Yang mempunyai 'Arsy, lagi Maha
mulia, 16. Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya. 17. Sudahkah datang
kepadamu berita kaum-kaum penentang,18. (yaitu kaum) Fir'aun dan (kaum)
Tsamud? 19. Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan,20. Padahal
Allah mengepung mereka dari belakang mereka.21. Bahkan yang didustakan mereka
itu ialah Al Quran yang mulia,
22. Yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.
Surah yang pendek ini memaparkan
beberapa hakikat akidah dan kaidah-kaidah
tashawwur imani (cara pandang yang
berdasarkan iman), dan beberapa persoalan
besar. Di sekitarnya memancar cahaya-cahaya
yang kuat dan jauh jangkauannya, yakni di
belakang makna-makna dan hakikat-hakikat yang
diungkapkan secara langsung oleh nash-
nashnya. Sehingga, hampir setiap ayatnya, dan
kadang-kadang setiap katanya, membuka lubang
angin (jendela) terhadap suatu alam yang sangat
luas jangkauannya mengenai suatu hakikat.
Topik masalah yang dibicarakan secara langsung oleh surahini adalah peristiwa Ashhabul-Ukhdud. Topiknya adalah segolonganorang beriman tempo dulu sebelum datangnya agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw., golongan Nashara yang bertauhidsebagaimana tercantum dalam surah al-Buruuj ayat 8, mendapatperlakuan sadis dari musuh-musuh mereka, yaitu para penguasadiktator yang keras kepala dan sangat jahat.
Penguasa itu menghendaki agar mereka yang berimanmeninggalkan akidahnya dan murtad dari agamanya, tetapi merekatidak mau dan tetap mem-pertahankan akidahnya. Maka, sang penguasa lantas menggali parit di tanah dan menyalakan api didalamnya, kemudian dibenamkannya ke dalamnya kelompok yang beriman itu sehingga mereka mati terbakar. Hal itu dilakukan dihadapan masyarakat yang telah dikumpulkan oleh sang diktatorsupaya mereka dapat menyaksikan penderitaan golongan berimanyang disiksa dengan cara yang sangat kejam ini. Juga supaya parapenguasa tiran ini dapat bermain-main dengan menyaksikanpembakaran itu, yakni membakar anak-anak manusia yang beriman.
Surah ini dimulai dengan sumpah dari ayat 1-
3. Maka, dirangkaikanlah di sini antara langit
yang memiliki gugusan bintang-bintang yang
besar, dan hari yang dijanjikan beserta
peristiwa-peristiwanya yang besar. Juga
pengumpulan manusia oleh penguasa diktator
untuk menyaksikan penyiksaan kaum yang
beriman dan peristiwa-peristiwa yang disaksikan.
Dirangkaikan semua ini dengan peris-tiwa itu,
serta siksaan dari langit kepada pelaku-pelaku
kezaliman tersebut.
Kemudian dibentangkanlah pemandangan yang menakutkansepintas. Dibiarkannya perasaan manusia merasakan kejamnyaperistiwa itu tanpa penjelasan rinci dan keterangan panjang lebar. Di-biarkan perasaan mereka sambil mengisyaratkan betapaagungnya akidah yang dipertahankan oleh segolongan manusiaberiman meski dengan risiko yang amat berat. Sehingga, merekamempertahan-kannya meski harus melawan api yang bergejolak. Mereka lebih mementingkannya daripada kehidup-an duniawinyasendiri. Dengan demikian, mereka mencapai titik puncak kemuliaan diseluruh generasi manusia.
Diisyaratkan juga busuknya tindakan kaum yang zalim itu dengansegala kezaliman, kejahatan, dan kehinaan yang tersembunyi didalamnya. Di sam-ping itu, ditunjukkan ketinggian, kemerdekaan, dankesucian jiwa orang-orang yang beriman. Hal demi-kian sebagaimanatercantum pada ayat 4-8 surah al-Buruuj.
Setelah itu, datanglah komentar-komentar singkat secaraberturut-turut yang mengandung perkara--erkara besar mengenaipersoalan dakwah, akidah, dan tashawwur imani yang mendasar. Komentar-komentar yang mengisyaratkan kepada kekuasaan Allah di langit dan di bumi, kesaksian-Nya, dan kehadiran-Nya pada setiapperistiwa yang terjadi di langit dan di bumi. Hal ini tercantum padasurah al-buruuj ayat 9.
Isyarat yang menunjuk kepada azab jahanam dan azabpembakaran yang telah menantikan kedatang-an para penguasazalim, durhaka, dan bermoral rendah. Juga isyarat yang menunjukkepada kenikmatan surga. Yakni, suatu keberuntungan besar yang telah menantikan kedatangan orang-orang mukmin yang lebihmemilih akidah daripada kehidupan duniawi-nya. Merekamenjunjung tinggi akidah itu meskipun harus disiksa dengan dibakardi dalam api. Lihatlah mengenai hat ini pada surah al-Buruuj ayat10-11.
Kemudian ditunjukkanlah pada ayat 12-13
bahwa azab Allah itu benar-benar keras.
DiaYang mencipta kan makhluk dari permulaan
dan menghidupkannya kembali.
Ini adalah suatu hakikat yang berhubungan
se-cara langsung dengan kehidupan yang
hendak di-lenyapkan dalam peristiwa itu. Di batik
peristiwa itu, terpancarlah cahaya-cahayayang
jauh jangkauannya.
Setelah itu disebutkan beberapa sifat Allah
Ta'ala pada ayat 14, dan tiap-tiap sifat
bermaksudkan suatu urusan
Pada ayat 15-16 disebutkan bahwa Allah Maha Pengampun terhadap
orang-orang yang bertobat dari dosa-dosa betapapun besar dan buruknya dosa
itu. Maha Pengasih kepada hamba hamba-Nya yang lebih mengutamakan
keridhaan-Nya daripada segala sesuatu. Penyebutan kasih sayang ini di sini
merupakan salep untuk mengobati luka luka itu.
Itulah beberapa isyarat global dari pancaran surah ini dan medannya yang
lapang dan jauh. Demikianlah pengantar dari pemaparan pancaran-pancaran
surah ini. Adapun pemaparannya secara rinci adalah se-bagai berikut.
Ini adalah sifat yang menggambarkan perlindung-an, kekuasaan, dan
kehendak yang mutlak. Semua-nya mempunyai hubungan dengan peristiwa itu.
Di samping itu, dipancarkan cahaya secara mutlak di balik itu dengan
jangkauannya yang amat jauh. Kemudian pada ayat 17-18 diisyaratkan
sepintas kilas terhadap masa-masa lampau, yaitu disiksanya para penguasa
tiran, padahal mereka bersenjatakan lengkap.
Keduanya merupakan dua macam peninggalan sejarah yang berbeda
karakter dan dampaknya. Di belakang itu, di samping peristiwa Ashhabul
Ukludud, terdapat pancaran pelajaran yang banyak.
Pada bagian akhir surah, ayat 19-20, ditetapkanlah keadaan orang-orang kafir dan peliputan Allah ter-hadap mereka sedangkan mereka tidak menyadarinya.
Ditetapkanlah hakikat Al-Qur'an, tentang keaslian dan keterpeliharaannya, seperti yang tercantum pada ayat 21-22.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa apa yang ditetap-kan Allah itu adalah perkataan yang pasti dan rujukan terakhir dalam semua urusan.
1. Langit dengan Gugusan Bintangnya, Hari yang Dijanjikan, dan Yang Menyaksikan dan Yang Disaksikan (1-3)
) 2(وا��م ا����د ) 1(وا����ء ذات ا��وج ��د �) 3( و"�ه وم
1. Demi langit yang mempunyai
gugusan bintang, 2. Dan hari
yang dijanjikan,3. Dan yang
menyaksikan dan yang
disaksikan.
Ayat diatasnya menegaskan:Hubungan antara kejadian langit dan ancaman yang datang darilangit terhadap para pelaku kezhaliman ashabul ukhdud
1. Sumpah yang dilakukan oleh Allah
2. Sumpah Allah boleh menggunakan alatapapun dari apa yang diciptakan, namunmanusia tidak boleh demikian
3. Sumpah Allah menegaskan akan pentingnyaperkara yang akan disebutkan setelahnya
4. Maha kuasa Allah yang menguasai segalaperistiwa yang ada dilangit, pada hari yang dijanjikan dan dibumi.
2. Menyebutkan keagungan aqidah yang memberikankemenangan terhadap fitnah manusia (5-9)
وه4 3�= ) 6(إذ ه4 3���� ,�2د ) 5(ا/��ر ذات ا�,�د ) 4(,+* أ)'�ب ا%$ ود یA وم� ن?��ا م/�4 إ�� أن ی8م/�ا ب�B�3 اA2 ) 7(م� ی;�32ن ب�8�م/�7 "��د
)H" I*)9ء "�� ا�Gي B مE3 ا����وات وا%رض واB�3 3�= آ ) 8(ا'��
4. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuatparit, 5. Yang berapi (dinyalakan dengan) kayubakar, 6. Ketika mereka duduk di sekitarnya, 7. Sedang mereka menyaksikan apa yang mereka
perbuat terhadap orang-orang yang beriman. 8. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu
melainkan karena orang-orang mukmin itu berimankepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, 9. Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan
Allah Maha menyaksikan segala sesuatu.
Allah membentangkan pemandangan yang menakutkansepintas. Dibiarkannya perasaan manusia merasakan kejamnyaperistiwa itu tanpa penjelasan rinci dan keterangan panjang lebar. Di-biarkan perasaan mereka sambil mengisyaratkan betapaagungnya akidah yang dipertahankan oleh segolongan manusiaberiman meski dengan risiko yang amat berat. Sehingga, merekamempertahan-kannya meski harus melawan api yang bergejolak. Mereka lebih mementingkannya daripada kehidup-an duniawinyasendiri. Dengan demikian, mereka mencapai titik puncak kemuliaandi seluruh generasi manusia.
Diisyaratkan juga busuknya tindakan kaum yang zalim itudengan segala kezaliman, kejahatan, dan kehinaan yang tersembunyi di dalamnya. Di samping itu, ditunjukkan ketinggian, kemerdekaan, dan kesucian jiwa orang-orang yang beriman. Hal demi-kian sebagaimana tercantum pada ayat 4-9 surah al-Buruuj.
Sekilas tentang kisah Ashabul Ukhdud
Kisah ini sangat penting untuk memberikan pelajaranpelajaran berharga tentang makna keikhlasan sekaligus jugatentang istiqomah dan iltizam seorang hamba ketika diamemilih untuk menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunyatempat untuk menyandarkan ke-tawakal-an sang hamba. Tawakal dan berserahnya pemuda itu kepada Allah SWT menyebabkan bukan saja dia seorang, malah keseluruhanrakyat mendapat hidayah dan beriman kepada Allah SWT. Begitu mulianya kisah ini sehingga Allah SWT berkehendakmengabadikannya dalam Al-Quran di surat Al-Buruj (GugusanBintang) dalam juz-amma, dan kemudian diterangkan denganjelas oleh Nabi kita Muhammad SAW dalam hadits beliau yang diriwayatkan oleh imam Muslimi, Ahmad dan Nasa’i sepertiberikut ;
Shuhaib bin Sinaan Arrmmi ra. mengatakan bahwaRasulullah saw. bersabda:
Di masa dahulu ada seorang raja (Yahudi) yang mempunyai seorang yang ahli sihir, kemudian ketika ahli sihirtelah tua ia berkata kepada raja: "Kini aku telah tua dan mungkintelah dekat ajalku, karena itu anda kirim kepadaku seorangpemuda yang dapat aku ajarkan kepadanya ilmu sihir". Maka raja berusaha mendapat seorang pemuda untuk mempelajari ilmu sihiritu, sedang di tengah jalan antara tempat ahli sihir dengan rumahpemuda itu ada tempat seorang pendeta (ahli ibadah) yang mengajar agama, maka pada suatu masa pemuda itu singgah ditempat pendeta untuk mendengarkan pengajiannya, maka iatertarik dengan ajaran pendeta itu sehingga jika ia terlambatdatang kepada ahli sihir dia akan dipukul, dan bila terlambatkembali ke rumahnya juga dia dipukul, maka ia mengadu tentangkejadian itu kepada pendeta. Maka diajar oleh pendeta jikaterlambat datang kepada ahli sihir supaya berkata aku ditahanoleh ibuku, dan bila terlambat kembali ke rumah katakan: Akuditahan oleh ahli sihir.
Maka berjalan beberapa lama kemudian itu, tiba-tiba pada suatu hari ketika
ia akan (hendak) pergi, mendadak (tiba-tiba) di tengah jalan ada seekor binatang buas
sehingga orang-orang tidak berani jalan di tempat itu, maka pemuda itu berkata:
"Sekarang aku akan mengetahui yang mana lebih yang lebih baik di sisi Allah apakah
ajaran pendeta atau ajaran ahli sihir", lalu ia mengambil sebutir batu dan berdoa "Ya
Allah jika ajaran pendeta itu lebih baik di sisimu maka bunuhlah binatang itu supaya
orang-orang dapat lalu lalang di tempat ini".Lalu dilemparkanlah batu itu, dan langsung
terbunuh binatang itu. Dan orang-orang gembira karena telah dapat lalu lintas di jalan
itu.
Maka ia langsung memberitakan kejadian itu kepada Rahib (pendeta), maka
berkatalah Rahib itu kepadanya : "Anda kini telah afdhat (pesan) daripadaku, dan anda
akan diuji, maka jika diuji jangan sampai menyebut namaku". Kemudian pemuda itu
dapat menyembuhkan orang buta dan sopak dan berbagai macam penyakit yang
berat-berat pada semua orang.
Ada seorang pembesar dalam majlis raja dan dia telah buta karena sakit
mata, ketika ia mendengar berita bahwa ada seorang pemuda dapat menyembuhkan
pelbagai macam penyakit maka ia segera pergi kepada pemuda itu sambil membawa
hadiah yang banyak, sambil berkata: "sembuhkan aku, dan aku sanggup memberikan
kepadamu apa saja yang anda suka".
Jawab pemuda itu: "Aku tidak dapat menyembuhkan seseorang pun sedang
yang menyembuhkan hanya Allah azza wajalla, jika engkau mau beriman (percaya)
kepada Allah, maka aku akan berdoa semoga Allah menyembuhkan mu".
Kemudian kembali pemuda itu diperintah untuk meninggalkan
agama yang dianutnya (agama tauhid), tetapi pemuda ini juga menolak
perintah raja, Maka raja memerintahkan supaya dibawa ke puncak gunung
dan di sana juga supaya ditawarkan kepadanya untuk meninggalkan
agamanya dan mengikuti agama raja, jika tetap menolak supaya dilempar
dari atas gunung itu, maka ketika telah sampai di atas gunung dan
ditawarkan kepadanya pemuda untuk berubah agama, dan ditolak oleh
pemuda itu. Kemudian pemuda itu berdoa "Allahumma ikfinihim bimaa
syi’ta: (Ya Allah selesaikanlah urusanku dengan mereka ini dengan aku
sehendak-Mu)". Tiba-tiba gunung itu bergoncang sehingga para pengawal
berjatuhan dari atas bukit dan mati semuanya, maka segeralah pemuda itu
kembali menemui raja, dan ketika ditanya: "Manakah orang-orang yang
membawamu?". Jawabnya: "Allah yang menyelesaikan urusan mereka".
Lalu pemuda itu ditangkap lagi dan kali ini dibawa ke laut dengan
naik perahu, setelah sampai di tengah laut ditanyakan padanya jika ia mau
mengubah agama, jika tidak maka lemparkan ke dalam laut dan ketika
telah sampai di tengah laut pemuda itu berdoa: "Allahumma ikfinihim bimaa
syi’ta", maka tenggelamlah orang yang membawanya semuanya dan
segeralah pemuda kembali menghadap raja. Dan ketika ditanya oleh raja
"Bagaimana keadaan orang-orang yang membawamu?" Jawabnya: "Allah
yang menyelesaikan mereka".
Kemudian pemuda itu berkata kepada raja "Engkau takkandapat membunuhku kecuali jika engkau menurut perintahku makadengan itu engkau akan dapat membunuhku" Raja bertanya: "Apakahperintahmu?" Jawab pemuda: "Kau kumpulkan semua orang di suatulapangan, lalu engkau gantung aku di atas tiang, lalu kau ambil anakpanah milikku ini dan kau letakkan di busur panah dan membaca: Bismillahi Rabbil ghulaarn (Dengan nama Allah Tuhan pemuda ini), kemudian anda lepaskan anak panah itu, maka dengan itu anda dapatmembunuhku". Maka semua usul pemuda itu dilaksanakan oleh raja, dan ketika anak panah telah mengenai pelipis pemuda itu ia mengusapdengan tangannya dan langsung mati, maka semua orang yang hadirberkata: "Aamannaa birrabil ghulaam (Kami beriman kepada Tuhannyapemuda itu)". Sesudah itu ada orang memberitahu kepada raja bahwasemua rakyat telah beriman kepada Tuhannya pemuda itu, makabagaimanakah usaha untuk menghadapi rakyat yang banyak ini. Makaraja memerintah supaya di setiap jalan digali parit dan dinyalakan api, dan tiap orang yang berjalan di sana, dan ditanya tentang agamanya, jika ia telap setia pada kami biarkan, tetapi jika ia tetap percaya kepadaAllah masukkanlah ia ke dalam parit api itu.
Maka adanya orang berjejal-jejal (berbaris-
baris) dorong mendorong yang masuk di dalam
parit api itu, sehingga tiba seorang wanita yang
menggendong(membawa) bayinya yang masih
menyusu, ketika bayinya diangkat oleh pengikut-
pengikut raja untuk dimasukkan kedalam parit
berapi itu, wanita itu hampir menuruti mereka
berganti agama karena sangat belas kasihan
pada anaknya yang masih kecil itu, tiba-tiba
anak bayi itu berbicara dengan suara lantang:
"Sabarlah hai ibuku karena kau sedang
mempertahankan yang kebenaran.”. Akhirnya
mereka berdua terjun kedalam parit api yang
menyala dan membakar.
Hubungan antara peristiwa ukhdud, dakwah danakidah (10-11)
�4N 8�م/�ت8�م/�7 واا ا�/+L 7یG�اب إن� اG� 4��/�4 وM ابG� 4�3L 4 ی+�ب�ا O'�یت ) 10(ا��/M 4� تR�ي م7 ت'+�� ا%ن��ر إن� ا�GیT 7م/�ا و�3��ا ا��S'�ت
���U;�ز اا E11(ذ(10. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan
cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki danperempuan Kemudian mereka tidak bertaubat, Maka bagi
mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.
11. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surgayang mengalir di bawahnya sungai-sungai; Itulah
keberuntungan yang besar.
Isyarat yang menunjuk kepada azab jahanam
dan azab pembakaran yang telah menantikan
kedatang-an para penguasa zhalim, durhaka, dan
bermoral rendah. Juga isyarat yang menunjuk
kepada kenikmatan surga. Yakni, suatu
keberuntungan besar yang telah menantikan
kedatangan orang-orang mukmin yang lebih
memilih aqidah daripada kehidupan duniawi-nya.
Mereka menjunjung tinggi aqidah itu meskipun
harus disiksa dengan dibakar di dalam api.
Ayat diatas juga menegaskan beberapa hal:
1. Dakwah tidaklah selalu terhampar permadani indah dan bunga yang wangi, namun senantiasa berhadapan dengan fitnah dan cobaan; baikyang berbentuk materi maupun fisik, pelecehan maupun penyiksaan.
2. Orang-orang kafir tidak akan pernah tinggal diam melihat orang-orangberiman berpegang teguh dengan agama dan keyakinan mereka; mereka akan terus berjuang mengerahkan tenaga, fikiran dan hartauntuk menghalangi orang-orang yang berjuang di jalan Allah (lihat surat8:36 dan 73, 14:2-3)
3. Tidak ada alasan lain bagi orang kafir dan zhalim dalam memerangiorang-orang beriman kecuali karena mereka telah mengatakan dengantegas “kami beriman kepada Allah” (lihat surat 22:40)
4. Akibat yang pedih bagi orang-orang kafir dan orang-orang yang selalumenebarkan fitnah di muka bumi atas orang-orang beriman
5. Akibat yang baik bagi orang-orang beriman dan yang berpegang teguhdengan iman mereka walaupun harus menghadapi berbagai cobaan danrintangan berupa surga
6. Bahwa kemenangnan yang hakiki bagi orang yang beriman adalahmenggapai ridha Allah
Ancaman Allah terhadap orang-orang kafir
(12-20)
� ی EIرب WXه� ی� ئ وی�2 ) 12(إن� ب B�دود ) 13(إن�ر ا�;Z2�ش ) 14(وه� اذو ا �R�15(ا ( �� ی�ی��2ل L)16 ( د�/Rه* أت�ك ح ی[ ا)17 ( ��دN���ن وL)18 ( *ب
�4 م'�a ) 19(ا�Gی7 آ;�وا HL تGUیbم7 ورا B�320(وا(
12. Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras.13. Sesungguhnya Dia-lah yang menciptakan (makhluk) daripermulaan dan menghidupkannya (kembali).14. Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih,15. Yang mempunyai 'Arsy, lagi Maha mulia,16. Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.17. Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang,18. (yaitu kaum) Fir'aun dan (kaum) Tsamud?19. Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan,20. Padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka.
Kemudian ditunjukkanlah pada ayat 12-13 bahwa azab Allah itu benar-benar
keras. DiaYang menciptakan makhluk dari permulaan dan menghidupkannya kembali.
Ini adalah suatu hakikat yang berhubungan se-cara langsung dengan kehidupan
yang hendak di-lenyapkan dalam peristiwa itu. Di batik peristiwa itu, terpancarlah
cahaya-cahaya yang jauh jangkauannya.
Setelah itu disebutkan beberapa sifat Allah Ta'ala pada ayat 14, dan tiap-tiap sifat
bermaksudkan suatu urusan.
Pada ayat 15-16 disebutkan bahwa Allah Maha Pengampun terhadap orang-
orang yang bertaubat dari dosa-dosa betapapun besar dan buruknya dosa itu. Maha
Pengasih kepada hamba hamba-Nya yang lebih mengutamakan keridhaan-Nya
daripada segala sesuatu. Penyebutan kasih sayang ini di sini merupakan salep (obat)
untuk menyembuhkan luka-luka itu.
Itulah beberapa isyarat global dari pancaran surat ini dan medannya yang lapang
dan jauh. Demikianlah pengantar dari pemaparan pancaran-pancaran surat ini.
Adapun pemaparannya secara rinci adalah se-bagai berikut.
Ini adalah sifat yang menggambarkan perlindung-an, kekuasaan, dan kehendak
yang mutlak. Semua-nya mempunyai hubungan dengan peristiwa itu. Di samping itu,
dipancarkan cahaya secara mutlak di balik itu dengan jangkauannya yang amat jauh.
Kemudian pada ayat 17-18 diisyaratkan sepintas kilas terhadap masa-masa lampau,
yaitu disiksanya para penguasa tiran, padahal mereka bersenjatakan lengkap.
Keduanya merupakan dua macam peninggalan sejarah yang berbeda karakter
dan dampaknya. Di belakang itu, di samping peristiwa Ashhabul Ukludud, terdapat
pancaran pelajaran yang banyak.
Ayat-ayat diatas menegaskan beberapa hal:
1. Allah maha kuasa atas segala sesuatu
2. Siksa Allah sangatlah pedih yang tidak akan mampuditanggung oleh siapapun
3. Allah yang menciptakan manusia sejak pertama kali dan Diapula yang akan mengembalikan (mematikan) manusia ketempat semula.
4. Disamping Allah maha kuasa menyiksa namun Allah MahaPengampun dan Maha Pengasih, menjadi kesempatan bagiorang yang melakukan dosa untuk bertaubat sebelum ajaltiba.
5. Kisah Fir’aun dan Tsamud yang menjadi ibrah (pelajaran) akan kehancuran orang-orang yang melakukan kezhaliman, sekalipun kuat dan kokohnya mereka saat di dunia.
6. Allah berada dibelakang yang selalu mengintai dan melihatorang-orang yang melakukan kezhaliman.
Hakikat Al-Qur’an; keotentikannya, kemuliaannya danpenjagaan terhadapnya
�Rن مT�, �21(ب* ه ( �ح م';�ظ HL)22 (21. Bahkan yang didustakan
mereka itu ialah Al Quran yang
mulia,
22. Yang (tersimpan) dalam
Lauh Mahfuzh.
Pada bagian akhir surat, ayat 19-20, ditetapkanlah keadaan orang-orang kafirdan peliputan Allah ter-hadap merekasedangkan mereka tidak menyadarinya.
Ditetapkanlah hakikat Al-Qur'an, tentang keaslian dan keterpeliharaannya.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa apayang ditetapkan Allah itu adalah perkataanyang pasti dan rujukan terakhir dalamsemua urusan.
Ayat diatas menegaskan akan beberapa hal:
1. orang-orang kafir senantiasamendustakan Al-Qur’an
2. Orang-orang kafir memahami bahwaAl-Qur’an adalah kitabullah yang muliadan sumber kekuatan.
Al Qur’an Konstitusi Umat Islam
Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang begitu jelasdan terang. Sedang Dia adalah Dzat yang ucapan-Nya paling jujur dan paling dapat dipercaya:
I�� ا8�م/�7 إن� هGا ا?�ءان ی� ي H+�3 هH أ,�م وی�اا�Gی7 ی�3�2ن ا��S'�ت أن� �4 أM�ا آ���
“Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjukkepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabargembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka adapahala yang besar.” (Al-Isra’ : 9).
Al-Qur’an sumber kekuatan Umat Islam
Allah berfirman:
و,�ل ا�Gی7 آ;�وا � ت�2��ا �Gا ا?T�ن واZ�ا B�L4U�32 ت3Z��ن
“Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan
sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya
kamu dapat mengalahkan mereka".
Al-Qur’an Sumber kemuliaan umat Islam
�3Lذآ�آ4 أ B�L 4 آ+�ب�U�إ �/Aأن ?ت2?�3ن
Sesungguhnya telah Kami turunkankepada kamu sebuah kitab yang di
dalamnya terdapat sebab-sebabkemuliaan bagimu. Maka Apakah kamu
tiada memahaminya?
Sumber kemuliaan Al-Qur’an
1. Allah adalah Zat yang paling Mulia yang telah menurunkan Al-Qur’an (Ali Imran:7, As-Syu’ara:192)
2. Jibril adalah salah satu makhluk mulia adalah yang menjadiperantara turunkannya Al-Qur’an (As-Syu’ara:193)
3. Nabi saw adalah manusia termulia yang telah menerima Al-Qur’an (As-Syu’ara:194)
4. Bulan Ramadhan adalah bulan paling mulia adalah waktuditurunkannya Al-Qur’an (Al-Baqarah:185)
5. Lailatul Qadar malam yang paling mulia adalah saat-saatditurunkannya Al-Qur’an (Ad-Dukhan:3, Al-Qadar:1-3
6. Karena itu orang yang berinteraksi dengan Al-Qur’anberarti…???