Post on 25-Nov-2021
II-28PT. SDIC INDONESIA
Tabel 2.2Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan Tambang Batu Gamping, Kabupaten Manokwari,
Provinsi Papua Barat
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
TAHAP PRA KONSTRUKSI1 Perubahan
PersepsiMasyarakat
SosialisasiRencanaKegiatan
Lebih dari 60 %anggota keretpemegang hakadat atas lahan,dan wargamasyarakat lokallainnyamenyatakanmenerimarencana kegiatanpenambanganbatu gamping.
1. Memasang papanpengumuman tentang rencanakegiatan di tempat-tempatstrategis.
2. Memasang pamflet tentangrencana kegiatan di gedung-gedung pelayanan publik.
3. Memuat pemberitahuankepada masyarakat umum dimedia cetak (koran lokal) lokaldan RRI lokal tentang rencanakegiatan.
4. Melakukan FGD dengan wargamasyarakat pemegang hakadat atas lahan, dan wargamasyarakat lainnya tentangrencana kegiatan.
KelurahanAndai, KampungMaruni,KampungDobut,Misapmesy,Hingck,Anggrisi, danKampungWamesa.
1. SudahmemasangpapanpengumumanDitempatStrategis
2.Tidak ada buktipemasanganpemfletdikantor-kantor,tetapi dipasangpengumumanatau gambarproyek dipertigaan jalandari manokwarike SP dan kekab.PengununganArfak/Bintuni
3.Memasangpengumuman diKoran/mediacetak mediaPapua tanggal16
4.TelahmelakukanFGD dan
Penerimaanmasyarakatterhadappembangunantambang batuGamping sangatbaik
II-29PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
KonsultasiPublik padatanggal 26Oktober 2013
5.Telah dilalukanrapat dengantim 23 untukpembebasanlahan tanggal19 Juli 2014
2 Peningkatanpendapatanmasyarakat
Pengadaanlahan
Kompensasi hakmasyarakat adatatas lahan telahdibayarkansesuai MoU
1. Identifikasi Keluarga KeretMansim yang berhakmenerima pemberiankompensasi.
2. Memberi kesempatan kepadakeluarga Keret Mansim dengandifasilitasi Pemda Manokwariuntuk bermusawarah tentangpenerimaan & pembagian danakompensisi kepada semuakeluarga Keret Mansim yangberhak menerimanya secaraproporsional sesuai adat.
3. Pembayaran dana kompensasidengan cara yang sesuaimusyawarah, dengandisaksikan oleh Kepala SukuBesar Arfak, Muspida Kab.Manokwari, dan BPN Prov.Papua Barat, dan BPNKabupaten Manokwari.
Kelurahan Andaidan KampungMaruni.
1. Berita AcaraHasil Rapattentangpenetapanharga tanahdan nilaikompensasinya
2. Buktipenyerahannilaikompensasikepadakeluarga KeretMansim tidakada
3. Dalam prosespembayarankompensasitanahdisaksikanMuspida,Kepala SukuBesar Arfak,BPN Kab.
Peningkatanpendapatanpada saatdiberikan gantirugi atas lahanyang digunakanTambang BatuGamping
II-30PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
Manokwari danBPN Prov.Papua Barat.
3 Perubahanproses sosial
Pengadaanlahan
Tidak ada lagikonflik antarkeluarga Mansimselakupemegang hakadat atas areallahan rencanalokasi kegiatanpenambanganbatu gamping.
Melakukan pendekatan socialbudaya secara terpisah kepadamasing-masing kelompokkeluarga mansim di fasilitasi olehbupati dan dewan adatmanokwari tentang status lahandan kompensasi.
Kelurahan Andai Ada berita acaraRapat untukpembebasanlahan tanggal 19Juli 2014
Tanggapanmasayarakatmenyetujui lahandigunakan olehtambang batuGamping untukTahap I 64 Ha
4 Perubahanpenguasaandanpemanfaatanlahan
Penyelesaianstatus lahan
100 % areal lahantambang batugamping telahberstatus HGU,dan telah berubahpemanfaatannyauntuk usahapenambanganbatu gamping.
1. Meyakinkan keret pemeganghak adat bahwa areallahannya akan dikembalikanmelalui bupati/walikotaManokwari jika PT. SDICINDONESIA tidak berminatlagi untuk melanjutkankegiatannya.
2. Meyakinkan keret pemeganghak adat bahwa perubahanpemanfaatan lahan darimeramu menjadipemanfaatan secara intensiflebih menguntukan secaraekonomi.
Kelurahan Andai Telah dilakukanpertemuandengan keretpemegang hakadat tentangpengembalianlahan
Masyarakt telahmenyetujui ataspembebasanlahan Hak GunaUsaha kepadaPT. SDICINDONESIAuntuk tambangbatu kapur
5 PerubahanPersepsiMasyarakat
PenyelesaianStatus Lahan
> 80 % anggotakeret pemeganghak adat ataslahan, dan wargamasyarakat
1. Meyakinkan keret pemeganghak adat atas areal lahannyaakan dikembalikan melaluibupati/walikota Manokwari jikaPT. SDIC INDONESIA tidak
KampungMaruni danKelurahan Andai
Telah dilakukanpertemuandengan keretpemegang hakadat tentang
Tidak ada konfliksosial ataspenguasaan
II-31PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
lokal lainnyamenyatakanmenerimaperubahanstatuspenguasaanlahannyamenjadi HGU
berminat lagi untukmelanjutkan usahanya.
2. Memastikan (dalam bentukpeta) tiap keret, dapat denganmudah mengenali areal lahanyang dikuasai sebelumnyapada saat pengembalian lahankepada masyarakat melaluibupati/walikota Manokwari.
3. Mengarsipkan secara baik petaareal lahan tiap keret di KantorPertanahanKabupaten/WalikotaManokwari, Kantor ManajemenPT. SDIC INDONESIAINDONESIA
pengembalianlahan
lahan
6 PerubahanpenguasaandanpemanfaatanSDA
PenyelesaianStatus Lahan
Keluhanmasyarakatkurang dari 10%dari jumlahmasyarakat diwilayah studi.
Meyakinkan kepada keretpemegang hak adat atas areallahan tambang, bahwa:1. Kompensasi terhadap tanaman
tumbuh kepada masyarakat,sedangkan untuk vegetasihutan akan dibayarkan kepemerintah dalam bentukretribusi.
2. Perusahaan hanya menguasaiareal lahan untukpenambangan batu gamping.
3. SDA yang ada di dalam perutbumi tidak dikuasai dan tidakdimanfaatkan perusahaan.
Kelurahan Andai Tidak ada databuktikompensasipembebasanatau ganti rugitanaman/tumbuhankepadamayarakat adatpenguasa lahan.Buktipembayaranretribusi dankompensasikepadamasyarakatuntuktanaman/tumbuh
1.Tidak adakonflik sosialataspenguasaanlahan.
2. Masyarakattelahmenyetujui
II-32PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
an di lokasi areaTambang BatuKapur/tanah Liat(tidak ada)
TAHAP KONSTRUKSI1 Penurunan
Kualitas UdaraAmbien
Mobilisasi alatberat danbahanbangunan
Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien (TSP,CO, SO2 danNO2)
1.Pemasangan penahan debupada kendaraan
2.Perawatan kendaraan secararutin
3.Penyiraman jalan 2 kali sehari
1.Kendaraan2.Workshop3.Jalur yang
dilewatikendaran
1.Pengambilanudara emisipadaKendaraanyangdigunakan.2.Hasil analisis
kualitas udaradan debusudahdilakukan.3.Penyiraman
jalan 2x sehalisudahdilakukan
Pengelolaandilakukan padasaat tahapkonstruksi
2 Peningkatankebisingan
Mobilisasi alatberat danbahanbangunan
Tidak melebihibaku mutukebisinganKEPMENLH NO.48 TAHUN 1996
1. Melakukan pekerjaan padasiang hari
2. Mengurangi kecepatankendaraan
1. Jalurmobilisasikendaraan
2. Jalurmobilisasikendaraan(kampongmaruni)
1.Pelaksanaanpembangunandari jam 8.00sampai 17.00WIT2.Mengurangai
kecepatanmobilisasikendaraanangkutanmaterial danperalatan dilokasi proyek
Pengelolaandilakukan padasaat tahapkonstruksi
II-33PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
dan jalanutama, agartidak terjadikecelakaanlalu lintasdengankendaraanpenggunajalan.3.Usulan
pengelolaanlingkungandenganmenambahrambu-rambujalan.4.Usulan
kendaraankeluar /masukdari jalanporos utamake proyekdiatur/ dibantuteknisilapangan ataupenjaga pintumasuk kearahtambang
3 PenurunanKualitas UdaraAmbien
Pembersihandanpematanganlahan
Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999
1. Melakukan penyiraman padadaerah rawan debu
2. Perawatan kendaraan secararutin
1.arealpembersihandanpematanganlahan
2.workshop
1.Sudahdilakukanpenyiramanpada daerahjalan utamaatau sekitar
Kualitas udaraambien masihberada dibawahbaku mutukualitas udaraambien sesuai
II-34PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
(TSP, CO, SO2dan NO2)
proyek yangcenderungmenimbulkanpeningkatandebu, SO2 danNO2
2.Perawatankendaraanterutama padamesinpembakaran,olie dansebagainya,sehinggabuangannyatidak memberikontribusiPenurunanKualitas UdaraAmbien3.Hasil analisis
kualitas UdaradarilaboratoriumPT. GlobalQualityAnaliticalBogorAkreditasi KANHasil terlampir
PP. RI No. 41Tahun 1999(hasil analisiskualitas udaraambienterlampir)
4 Peningkatankebisingan
Pembersihandanpematanganlahan
Tidak melebihibaku mutukebisinganKEPMENLH NO.
Melakukan pekerjaan pada sianghari
Pada arealpembersihandanpematangan
1. Pelaksanaanpekerjaandari jam 8.00sampai 17.00
Nilai kebisingantidak melebihibaku mutukebisingan 70
II-35PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
48 TAHUN 1996 lahan WIT2. Pengukuran
kebisingan dipermukimanpendudukKampungMaruni dankantorPengelolaProyekPT.SDICINDONESIA
3. Hasil analisistingkatkebisingandarilaboratoriumPT. GlobalQualityAnaliticalBogorAkreditasiKAN, Hasilterlampir
dBA. (hasilpengukurantingkatkebisinganterlampir)
5 PenurunanKualitas airsungai
Pembersihandanpematanganlahan
Tidak MelebihiBaku Mutu airkelas I pada PPRI. No. 82 Tahun2001 tentangPengelolaanKualitas Air danPengendalianPencemaran Air(TSS dan pH)
1. Membuat settling pond padadaerah terendah
2. Membuat drainase sekelilingwilayah pembersihan danpematangan lahan
1.Arealpembersihandanpematanganlahan
2.Arealpembersihandanpematanganlahan
Pembangunansetting pondsedangdilaksanakan,lokasi sesuaipeta ANDAL
Sedimentasiatau lumpurpermukaan yangterbawa airpermukaantertampungterlebih dahulu disetting pond
II-36PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
6 PeningkatanSedimentasiSungai
PembersihandanPematanganLahan
TSS danSedimentasidelivery Ratiotidak mengalamipeningkatanlebih dari 10 %
1. Pembersihan lahan secarabertahap
2. Pembuatan drainasedisekitar lokasi tambang
Arealpembangunanjalan dandrainase
1.Pembersihanlahan sesuaiHGU Tahap Iseluas 64 Ha2.Pembuatan
drainase yangmengarah kesetting pondsedangdibangun/dibuat3.Pengukuran
Sedimentasi diSungai Marunitelah dilakukan(terlampiranalisis kualitasair sungai)
Hasil analisislaboratoriumsedimentasitidak mengalamipeningkatan 10% dengan dataRonaLingkungan(hasilanalisis analisissedimentasiterlampir)
7 PenurunanKualitas UdaraAmbien
Pembangunanjalan tambangdan drainase
Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(TSP, CO, SO2dan NO2)
1. Perawatan kendaraan2. Penyiraman jalan pada musim
panas secara rutin
1. Workshop2. Areal jalan
danpembangunan drainase
1. Perawatankendaraanuntukekscavatordan loadersudahdilakukan
2. Penyiramanjaian masukareal tambangdan drainase
Pengelolaandilakukan padasaat tahapkonstruksi
8 Tingkatkebisingan
Pembangunanjalan tambangdan drainase
Tidak melebihibaku mutukebisinganKEPMENLH NO.48 TAHUN 1996
Pekerjaannya dilaksanakan padasiang hari
Arealpembangunanjalan dandrainase
Pelaksanaanpembangunanjalan tambangdan drainasedari jam 8.00
Pengelolaandilakukan padasaat tahapkonstruksi
II-37PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
sampai 17.00WIT
9 Tingkatkebisingan
Pembangunanfasilitastambang
Tidak melebihibaku mutukebisinganKEPMENLH NO.48 TAHUN 1996
Pekerjaannya dilaksanakan padasiang hari
Arealpembangunanjalan dandrainase
Pelaksanaanpembangunanfasilitas tambangdari jam 8.00sampai 17.00WIT
Pengelolaandilakukan padasaat tahapkonstruksi
10 Perubahan(penurunan)keanekaragaman dan populasisatwaliar
PembersihandanPematanganlahan
Masih ada jenis-jenis satwa liar
1.Pengaturan teknikpembersihan dan pematanganlahan yang tidakmengakibatkan gangguanpada satwa liar.
2.Pendekatan masyarakat untukmenurunkan frekuensiperburuan satwa liar dan polapemanenan satwa liar yangmemiliki umur panen.
3.Monitoring dan animal rescueterhadap satwa-satwa endemikpenting yeng bekerja samadengan instansi terkait diKabupaten Manokwari.
Lokasipembersihandanpematanganproyek
Menginformasikan kepadamasyarakattentang dampakyang mungkinterjadi akibatperburuan satwaliar.
Jumlah populasitidak dapatdideteksi karenasatwa liarmempunyaihabitatberpindahtempat
11 Perubahanstruktur,dominansi dankeanekaragamanvegetasi
PembersihandanPematanganlahan
Keanekaragaman jenis vegetasimasih terdapat disekitar arealtambang batugamping.
Pendekatan Teknologi
1. Penanaman perkayaan denganjenis pohon lokal, jenis yangmudah tumbuh maupunkelompok buah-buahan yangbermanfaat bagi masyarakatsekitar
Pendekatan Sosial Ekonomi
1. Pelatihan Karyawan melalui
Lokasipembersihanlahan (termasukpembukaanlahan,pengupasantanah pucuk danpenimbunan )
PendekatanTeknologi
Dalamrencanapembukaanlahan tambangharusditambahkanlokasipenanaman
Keanekaragaman jenisvegetasidipertahankanjika perlumenambahtanaman lokalkhusus yangbermanfaat,misalnya jenisbuah-buahan
II-38PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
penyelenggaraan programpeningkatan pengetahuanterhadap karyawan dalamkegiatan pengelolaanlingkungan seperti reklamasimaupun revegetasi.
Pendekatan Institusi
1. Membentuk organisasipengelolaan lingkungan yangterintegrasi dengan strukturorganisasi perusahaan.
2. Melakukan kerjasama denganinstansi terkait Kab. Manokwari
tumbuhanlokal atautanaman buahyangbermanfaatbagimasyarakatterutama padabagian tepilereng batasakhir jalanmasuk keareal tambangPendekatanSosialEkonomi
Pelatihankepadakaryawantentangpengetahuanpengelolaanlingkunganhidup,memintabantuankepada BadanLingkunganHidup Kab.ManokwariPendekatanInstitusi
durian,rambutan,matoa yangcocok dengankondisi lahanpada sekitarareal tambang.
II-39PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
SedangdiusulkanpemrakarsaPT. SDICINDONESIAManokwarimempunyaistaf pengelolalingkunganhidup,sehingga lebihpahamterhadappengelolaanlingkunganhidup sesuaiarahanKelayakanlingkungandan IzinLingkungan
12 Perubahankelimpahan dankeanekaragamanbiota air laut
Pembersihandanpematanganlahan
Konsentrasikekeruhan danTSS tidakmelebihi bakumutu air lautuntuk biota laut
Strukturkomonitas biotaair berada padakondisi yangprima dengannilai H’ > 3
Pengaturan teknik pembersihandan pematangan lahan sehinggamengurangi sedimentasi.
Laut disekitarlokasi kegiatan
Pembersihandan pematanganlahan dilakukansesuai aturansehingga tidakmeningkatkansedimentasidiperairan
Hasil analisisbiota perairan(plankton)terlampir
II-40PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
13 PeningkatanKesempatanKerja
Penerimaantenaga kerjakonstruksi
>50 % tenagakerja nonskilberasal daritenaga kerjalokal wilayahstudi.
1. Bersama Dinas Tenaga KerjaKab. Manokwari melakukansosialisasi kepada wargamasyarakat lokal wilayah studitentang Kebutuhan tenagakerja .
2. Materi sosialisasi terutamamengenai jumlah dan kriteriatenaga kerja yang dibutuhkan.
3. Bersama Dinas Tenaga KerjaKab. Manokwari memberipelatihan kerja kepada wargamasyarakat lokal wilayah studitentang bidang-bidangpekerjaan yang dibutuhkanperusahaan.
4. Memberi prioritas penerimaantenaga kerja lokal wilayah studiyang memenuhi kriteriaperusahaan.
1. Kelurahan dankampungdalam wilayahstudi.
2. KantormanajemenPT. SDICINDONESIA dilapangan.
1.Sudahdilakukan,sosialisasidenganmasyarakatlokal2.Kualifikasi
jenis tenagakerja yangdibutuhkanharusdipersiapkanpemrakarsauntukdiumumkankeluar3.Pencatatan
jumlah tenagakerja yangterlibat
4.Prioritaspenerimaantenaga kerjalokal masihdikontroldengan jumlahtenaga kerjayang sudahdirekrutselama ini
1. Banyakmasyarakatlocal yangmendaftarkandiri untukpekerjaankonstruksi
2. PT. SDICINDONESIAmemberikanpelatihan bagimasyarakatlokal yangmemenuhipersyaratan.
14 Perubahanpersepsi
Penerimaantenaga kerja
>60 % anggotamasyarakat
1. Memberikan informasi kepadamasyarakat lokal tentang
MAN-SEL:Kelurahan
1.Informasimelalui surat
PersepsiMasyarakat
II-41PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
masyarakat konstruksi pencari kerjalokal
adanya penerimaan tenagayang memenuhi kriteriaperusahaan.
2. Memberi prioritas penerimaankepada tenaga kerja lokal yangmemenuhi kriteria perusahaan.
3. Memberi upah tenaga kerjaminimal sama dengan UMP2016.
Andai, KampungWamesa,Maruni, Dobut,Misapmesy.WARMARE :Kampung HingkTANARUBUHKampungAnggrisi.
kabar MediaPapua sudahdilakukan.2.Data Upah
tenaga kerjasesuai UMPtahun 2016belum adabuktinya.
Lokal terhadapproyekpembangunantambang batuGamping sangatbaik.
15 Gangguanproses sosial
Mobilisasitenaga kerja
Konflik antarawargamasyarakat lokaldan tenaga kerjaluar KabupatenManokwari, nihil
1. Sosialisasi pelaksanaanmobilisasi tenaga kerja kepadamasyarakat lokal wilayah studi.
2. Mobilisasi tenaga kerjabertahap.
3. Memperkenalkan budaya lokalkepada tenaga kerja yangdimobilisasi.
4. Membentuk sikap dan perilakutenaga kerja yang mampumeredam persepsi negatifmasyarakat lokal terhadaptenaga kerja yang akandimobilisir.
1. Kampung-kampungdalamwilayah studi.
2. Basecamptenaga kerjaperusahaan
1. MobilisasiTenaga Kerjadari China(belum adadata)
2. Sosialisasitenaga kerjadenganmasyarakatlokal, melaluirumah ibadahataupertemuankhusus.
Tidak terjadikonflik sosialantaramasyarakat lokaldan pendatangsebagai pencarikerja yang kostdi perumahansekitar proyek
16 Penurunanpendapatan
Pembersihandanpematanganlahan
Penurunanpendapatanusaha tanikangkung danikan mujair tidaklebih dari 10 %.
1. Memberi informasi kepadapetani tentang jadwalpelaksanaan kegiatanpembersihan lahan arealtambang.
2. Menghimbau petani untukmemanen sayur kangkung danikan mujair, selambat-lambatnya 1 hari sebelumkegiatan pembersihan lahan.
KampungMaruni danKampungHingck.
Memberikaninformasikepadamasyarakattentang jadwalpelaksanaanpembersihanlahan arealtambang
Pengelolaandilakukan padatahap konstruksi
17 Perubahan Pengahiran Tenaga kerja 1. Review peraturan Basecamp/me 1. Deteksi Pengelolaan
II-42PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
kesempatankerja
hubungankerja
mendapatkanhak-haknyasesuai peraturanketenagakerjaanyang berlaku
perundanganketenagakerjaan yangberlaku dan relevan.
2. Bersama Dinas Tenaga Kerjalebih awal menginformasikantentang waktu berahirnyahubungan kerja.
3. Realisasi pemberian hak-haktenaga kerja sesuaiperaturan yang berlaku danrelevan.
s tenaga kerjaperusahaan.
Kantormanajen PT.SDICINDONESIA dilapangan.
terhadaptenaga kerjaasing dariChina ijinimigrasi danwaktuberlakunyavisa tinggal
2. Copy kontrakkerja dengansub kontraktordan tenagakerja harusnyadilampirkan
3. Belum adadata yang bisadilampirkan
dilakukan padatahap konstruksi
18 Gangguanproses sosial
Pengahiranhubungankerja
< 20 % sajawargamasyarakatwilayah studiyangmengeluhkanpengahiranhubungan kerja.
1. Memberikan informasi lebihawal saat pengakhiranhubungan kerja kepadatenaga kerja perusahaan.
2. Pengakhiran hubungan kerjadilakukan sesuai peraturanketenagakerjaan yangberlaku.
3. Memberikan suratketerangan pengalamankerja kepada tenaga kerjayang menjalani pengahiranhubungan kerja.
Kampung-kampung dalamwilayah studi.
Basecamptenaga kerja.
1. Telahmemberikaninformasiawalmengenaipengakhiranhubungankerja
2. Pengakhiranhubungankerjadilakukansesuaiperaturanketenagakerjaan yangberlaku.
Pengakhiranhubungan kerjakontrak melaluiSurat Perjanjianbelum adakomplain ataumenuntutketidakpuasan
II-43PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
3. Memberikansuratketeranganpengalamankerja kepadatenaga kerjayangmenjalanipengahiranhubungankerja.
19 Perubahan polapenyakit
Mobilisasialat berat danbahanbangunan
Tidak terjadiperubahanPola10 besarjenis penyakitAtauPeningkatanPrevalensi danInsiden Penyakit
1. Mengatur atau membatasikecepatan kendaraanpengangkut alat barat danbahan bangunan.
2. Menutup bak dump truckdengan menggunakan terpalatau sejenisnya.
3. Tidak melaksanakanmobilisasi pada jam-jampuncak lalu lintas di jalanyang dilalui.
4. Menggunakan kendaraanlayak jalan.
Kendaraanpengangkutalat berat danbahanbangunan
1. Kendaraanproyekangkutanmaterian danalat beratmengguna kankecepatan <30 km/jam
2. Bak materialditutup denganterpal sudahdilakukan3.Mobilisasi
pada jampuncak hanyawaktu tertentu,misalnya saatistirahat siangketika jalurkendaraanagak sepi dandipandupetugas teknis
Data jenispenyakit yangdilayani diPuskesmasterdekatjumlahnya tidakmeningkat lebihbanyak. indikasidan prevalensijenis' tidakmeningat
II-44PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
lapangan4.Kendaraan
operasionalmempunyaiKIR, dandirawatdengan baik
20 Perubahan polapenyakit
Pembersihandan pematanganlahan
Tidak terjadiperubahanPola10 besarjenis penyakitAtauPeningkatanPrevalensi danInsiden Penyakit
1. Menggunakan alat beratyang layak operasi.
2. Membatasi ataumeminimalkan bukaan lahanatau sesuai dengan desaintambang.
3. Menyediakan danmewajibkan para pekerjauntuk menggunakan alatpelindung diri sepertikacamata, masker, earplug,safety shoes, dansebagainya.
Sepanjang jalurmobilisasi
1.Alat berat yangdigunakanlayak operasidan sudahdikontrrol tiapbulan, oleh subkontraktorpelaksana
2. Pembukaanlahan sesuaiblok I yangsudahmendapat HGU
3. Para pekerjaoperator alatberatmenggunakanperlindungankeselamatankerja sesuaiSOP
4. Wawancaralangsungdenganpekerjanya
Tidak ditemukanTenaga kerjayang terkenapenyakit saluranpernapasan
21 Perubahansanitasi
Pembersihandan
Tidak terjadiperubahan pola
1. Membuat saluran drainasedan/atau kolam pengendap
Tapak kegiatanatau tapak
1. Sudahdilaksanakan
Sanitasi sekitarkantor
II-45PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
lingkungan pematanganlahan
10 besar jenispenyakit AtauPrevalensi danInsiden Penyakit
di sekitar tapak kegiatansebelum dialirkan ke badanair.
2. Meminimalkan bukaan lahansesuai dengan desaintambang.
3. Memperpendek lereng ataukemiringan lahan yangcuram.
proyek pembuatansalurandrainaseproyek sampaike settingpond
2. Areapembukaanlahan sesuaihgu blok 1seluas 64 hasecarabertahap
3. Kemiringanlerengpembukaanlahan sesuairencanaproyek dalamandal
pelaksana sudahsesuaipersyaratanterutama dapurdan KM/WC
22 Perubahan polapenyakit
Pembersihandanpematanganlahan
Tidak terjadiperubahan Pola10 besar jenispenyakit AtauPeningkatanPrevalensi danInsiden Penyakit
1. Menggunakan alat beratyang layak operasi.
2. Membatasi ataumeminimalkan bukaan lahanatau sesuai dengan desaintambang.
3. Menyediakan danmewajibkan para pekerjauntuk menggunakan alatpelindung diri sepertikacamata, masker, earplug,safety shoes, dansebagainya.
Sepanjang jalurmobilisasi
1 .Alat beratyangdigunakansudah layakoperasi. Buktipenggantianoli danspaepartdicatat)2.Area
pembukaanlahan sesuaiHGU Blok 1seluas 64 Ha
Tidak ditemukanTenaga kerjayang terkenapenyakit saluranpernafasan
II-46PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
secarabertahap3.Tenaga kerja
operasionalmenggunakan alatkeselamatankerja sesuaiSOP
23 Perubahan polapenyakit
Pembangunanjalan tambangdan drainase
Tidak terjadiperubahan pola10 besar jenispenyakit ataupeningkatanprevalensi daninsiden penyakit
1. Menggunakan alat beratyang layak operasi.
2. Membatasi ataumeminimalkan bukaan lahanuntuk jalan tambang maupundrainase sesuai desaintambang.
3. Menyediakan danmewajibkan para pekerjauntuk menggunakan alatpelindung diri sepertikacamata, masker, earplug,safety shoes, dansebagainya.
Tapak kegiatanatau tapakproyek
1.Alat berat yangdigunakansudah layakoperasi.
2.Areapembukaanlahan sesuaiHGU Blok 1seluas 64 Hasecarabertahap
3.Tenaga kerjaoperasionalmenggunakanalatkeselamatankerja sesuaiSOP
Pengelolaandilakukan padatahap konstruksi
TAHAP OPERASIONAL1 Penurunan
Kualitas UdaraAmbien
Mobilisasialat berat
Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999
1. Pemasangan penghalangdebu pada kendaraan
2. Perawatan kendaraan3. Penyiraman jalan (jalur
mobilisasi)
1. Kendaraan2. Workshop3. Jalur yang
dilewatikendaraan
1.Hasil analisiskualitas udaradari PT.Global QualityAnaliticalBogor
Kualitas udaraambien masihberadadibawah bakumutu kualitasudara ambien
II-47PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
(TSP, CO, SO2dan NO2)
AkreditasiKAN
2.Menggunakankendaraanyang layakpakai
3.Rutindilakukanpenyiramanjalan
sesuai PP. RINo. 41 Tahun1999 (hasilanalisiskualitas udaraambienterlampir)
2 Tingkatkebisingan
Mobilisasialat berat
Tidak melebihibaku mutukebisinganKEPMENLH NO.48 TAHUN 1996
1.Melakukan pekerjaan padasiang hari
2.Mengurangi kecepatankendaraan
1. Jaliurmobilisasi(kampongmaruni)
2. kendaraan
1.Pelaksanaanpekerjaan darijam 08:00sampai 17:00WIT
2.HasilpengukuranKebisingandari PT. GlobalQualityAnaliticalBogorAkreditasi KAN
3.Kecepatankendaraantelah diatur
Nilai kebisingantidak melebihibaku mutukebisingan 70dBA. (HasilPengukurantingkatkebisinganTerlampir)
3 Perubahankualitas iklimmikro
PembersihanLahan
1. Skala Beaufort5
2. Indekskenyamananpada kriteriacukup nyaman(dengan nilai26)
1. Keberlanjutan pembukaanlahan untuk tambang batugamping ≤ 2 ha/hari
2. Membuat biopori dengandiameter 10 cm, kedalaman 1m
3. Penyemprotan air secara rutinpada siang, pagi dan sore.
1. Arealrencanatambang batugamping
2. Radius 100 mdari arealrencanatambang batu
1.Penambahanluas areal yangberpotensimenerimaradiasimatahari danbumi selamapengoperasian
Kondisi iklimtidak mengalamiperubahan
II-48PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
3. pH hujanberkisar 7,0
gamping3. Areal
rencanatambang batugamping
2.Pemasanganbiopori sudahdilakukan
4 PeningkatanLaju AliranPermukaan
PembersihanLahan
Tidak terjadiluapan Aliranpermukaan diluar lokasipenambangan
1. Disemua tepi pembukaanlahan dibuat paritan atau toesehingga aliran permukaantidak meluap ke luar lokasikegiatan. Air kemudianditampung dalam kolampengendapan (settling pond)
2. Untuk pembersihan di Blok IIIkolam pengendapan harusdapat menampung airsebanyak air sebanyak 2000m3
3. Kolam pengendapan terdiridari 2 buah kolam, pertamauntuk menampung partikel-partikel besar dan kedua untukmenampung partikel yang lolosdari partikel pertama.
4. Kolam penampungan dibuatsehingga alat berat dapatmelakukan perawatan.
1.Pada tapaklahan yangdibersihkan,yaitu di lokasiPenambanganGamping
2.Di blok III3.Dilokasi kolam
pengendapan4.Dilokasi kolam
pengendapan
Disemua tepipembukaanlahan telahdibuatkan paritatau toe
Laju aliranpermukaanstabil
5 PeningkatanSedimentasiSungai
PembersihanLahan
Tidak terjadipeningkatan TSSdi Werbedey(anak sungaiMaruni)
1. Melakukan pembersihan lahansecara bertahap sesuaikebutuhan kontruksi
2. Pada lahan yang telahdibersihkan dibuat salurandrainase dan tempatpenampungan sebelum
1. Lokasipembersihanlahan (BlokIII)
2. Lokasipembersihanlahan (Blok
1.Pembersihanlahan dilakukandengan 3 tahapyaitupembersihanblok 1, kemudianblok 2 dan 3.
Tidak terjadipeningkatansedimentasi
II-49PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
dilepas ke sungai III) 2.Telah dibuatdrainase dantempatpenampungan
6 PenurunanKualitas airsungai
Pembersihanlahan
Tidak MelebihiBaku Mutu airkelas I pada PPRI. No. 82 Tahun2001 tentangPengelolaanKualitas Air danPengendalianPencemaran Air(TSS dan pH)
1. Pembuatan settling pond2. Pembuatan drainase sekeliling
wilayah pembersihan lahan
1. Arealpembersihanlahan
2. Arealpembersihanlahan
1.Telah dibuatsettling pond
2.Drainase telahdibuatdisekelilingwilayahpembersihanlahan
Kualitas airsungai masihdibawah bakumutu airsesuai PP RI.No. 82 Tahun2001 (HasilAnalisisKualitas airsungaiTerlampir)
7 Erosi tanah Pengupasandanpenimbunantanah pucuk
Laju erosiberada padakategori sedang(<180) ton/ha/th.
1. Pengupasan dilakukan padablok yang akan ditambangsecara bertahap atau tidaksekaligus pada semua arealdalam blok penambangan
2. Pengupasan tidak dilakukanpada musim hujan atau harihujan.
1. Pada blokyang sedangditambang dilokasitambang
2. Pada blokyang sedangditambang dilokasitambang
1. Pengupasandilakukansecarabertahap
2. Pengupasandilakukan padamusimkemarau untukmenghindariterjadinyaerosi
Laju erosi masihberada padakategori sedang
8 PenurunanKualitas UdaraAmbien
Pengupasandanpenimbunantanah pucuk
Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(TSP, CO, SO2dan NO2)
1. Perawatan kendaraan2. Penyiraman lahan yang
diperkirakan menimbulkandebu
1. Workshop2. Areal
PengupasanDanPenimbunanTanah Pucuk
1.Hasil analisiskualitas udaradari PT. GlobalQualityAnalitical BogorAkreditasi KAN
2.Menggunakankendaraan
Kualitas udaratidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(Hasil Analisis
II-50PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
yang layakpakai
3.Melakukanpenyiramanpada area yangberpotensimenghasilkandebu
Kualitas UdaraTerlampir)
9 Peningkatankebisingan
Pengupasandanpenimbunantanah pucuk
Tidak melebihibaku mutukebisinganKEPMENLHNO. 48 TAHUN1996
Kegiatan dilakukan pada sianghari
Arealpengupasandanpenimbunantanah pucuk
1.Pelaksanaanpengupasanandari jam 08:00sampai 17:00WIT
2.HasilpengukuranKebisingan dariPT. GlobalQualityAnalitical BogorAkreditasi KAN
Nilai kebisingantidak melebihibaku mutukebisingan 70dBA. (HasilPengukurantingkatkebisinganTerlampir)
10 PenurunanKualitas airsungai
Pengupasandanpenimbunantanah pucuk
Tidak MelebihiBaku Mutu airkelas I pada PPRI. No. 82 Tahun2001 tentangPengelolaanKualitas Air danPengendalianPencemaran Air(TSS dan pH)
Menempatkan tanah pucuk padadaerah yang diperkirakan tidakberdampak erosi
Arealpengupasandanpenimbunantanah pucuk
Tanah pucukditempatkandidaerah yangsangat pekaterhadap erosi
Kualitas airsungai masihdibawah bakumutu air sesuaiPP RI. No. 82Tahun 2001(Hasil AnalisisKualitas airsungaiTerlampir)
11 PeningkatanSedimentasiLaut
Pengupasandanpenimbunantanah pucuk
Lajupengendapantidak melebihi1,8 x 104
Aliran sedimen sisa dari lahanatas pada saat Pengupasan danpenimbunan tanah pucuk tidakboleh dialirkan ke perairan laut
pantai marunidan muarasungai
Air tambangdialirkan terlebihdahulu di settlingpond sebelum
Lajupengendapantidak melebihi1,8 x 104
II-51PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
mm3/hari/m akan tetapi harus dialirkan kekolam pengendapan(settlingpond)
dibuang kebadan air
mm3/hari/m
12 PeningkatanSedimentasiSungai
PenggalianPembongkaran
PeningkatanTSS dansedimentasimaksimal 10 %dari rona awal
1. Melakukan pengukuran TSSpada inlet dan outlet disekitarsaluran pembuangan darikolam pengendapan
2. Disemua tepi pembukaanlahan dibuat paritan atau toesehingga aliran permukaantidak meluap ke luar lokasikegiatan. Air kemudianditampung dalam kolampengendapan (settlingpond)
3. Kolam penampungan dibuatsehingga alat beratdapatmelakukan perawatan.
1.Sungai maruni2.Lokasi Paritan
dan KolamPenampungan
3.Kolampengendapan
1.PengukuranTSS telahdilakukan
2.Telah dibuatparit
3.Telah dibuatkolampenampungan
Tidak terjadipeningkatansedimentasi disungai maruni
13 PerubahanImbuhan airtanah
Penggalian/Pembongkaran BatuGamping
PenurunanImbuhan airPermukaanTidak melebihi70 % sampaiakhirpenambangan
1. Membuat sumur-sumur/kolam-kolam resapan.
2. Kemiringan lereng penggaliantidak boleh melebihi 450.
1. Disumur-sumur resapan
2. Lerengpenggalian
Penggalian/pembongkarandilakukan tidakmelebihi dari 450
PenurunanImbuhan airPermukaanTidak melebihi70 %
14 Getaran Penggalian/Pembongkaran BatuGamping
Padapemukimanpenduduk PVStidak bolehmelebihi 3 mm/s.Tidak terjadikerusakanbanguan akibatgetaran daribahan peledak.
1.Peledakan bisa dilakukan jikaberjarak minimal 600 m daripemukiman penduduk tedekat.
2.Penanganan bahan peledakharus sesuai denganKeputusan MenteriPertambangan dan EnergiNomor 555.K/26/M.PE/1955
3.Dibuat bufferzone (zonapenyangga) antara pemukiman
1.Di lokasipenambangan
2.Digudangbahan peledak
3.Dilokasipenambangan
1. Peledakandilakukanberjarak lebih600 m daripemukimanpenduduktedekat.
2. Penangananbahan peledaksudah sesuai
Tidak terjadikerusakandisekitar lokasipenambanganakibat daripeledakan baikrumahpenduduk,tempat ibadahmaupun sarana
II-52PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
penduduk dan lokasipenambangan.
dengan aturanyang berlaku
pendidikan
15 PenurunanKualitas UdaraAmbien
Penggaliandanpembongkaran batugamping
Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(TSP, CO, SO2dan NO2)
1. Jarak penggalian danpembongkaran denganpeledakan radius 600 meterdari pemukiman
2. Penyiraman lahan yangberpotensi menghasilkan debu
1. Lokasipembongkaran danpenggalianbatu gamping
2. Lokasipembongkarandanpenggalianbatu gamping
1.Penyiramandilakukan 2xsehari
2.Hasil analisiskualitas udaradari PT. GlobalQualityAnalitical BogorAkreditasi KAN
Kualitas udaratidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(Hasil AnalisisKualitas UdaraTerlampir)
16 Kebisingan Penggaliandanpembongkaranbatu gamping
Tidak melebihibaku mutukebisinganKEPMENLH NO.48 TAHUN 1996
1. Kegiatan dilakukan pada sianghari
2. Jarak lokasi penggalian danpembongkaran berjarak 600 mdari pemukiman terdekat.
1.Lokasipenggaliandanpembongkaran
2.KampungMaruni RT 3
1.Pelaksanaanpembangunandari jam 08:00sampai 17:00WIT
2.HasilpengukuranKebisingan dariPT. GlobalQualityAnalitical BogorAkreditasi KAN
Nilai kebisingantidak melebihibaku mutukebisingan 70dBA. (HasilPengukurantingkatkebisinganTerlampir)
17 PenurunanKualitas airsungai
Penggalian danpembongkaranbatu gamping
Tidak MelebihiBaku Mutu airkelas I pada PPRI. No. 82 Tahun2001 tentangPengelolaanKualitas Air danPengendalianPencemaran Air(TSS dan pH)
1. Pembuatan settling pond2. Pembuatan drainase
mengelilingi areal penggaliandan pembongkaran batugampingx
1. Arealpenggaliandanpembongkaranbatu gamping
2. Arealpenggaliandanpembongkaranbatu gamping
Pembuatandrainasemengelilingiarealpenggaliandanpembongkaranbatu gampingtelah dilakukan
Kualitas airsungai masihdibawah bakumutu air sesuaiPP RI. No. 82Tahun 2001(Hasil AnalisisKualitas airsungaiTerlampir)
II-53PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
18 Penurunankualitas air laut
Penggaliandanpembongkaranbatu gamping
Baku Mutu airlaut pada PPNo.51 Tahun2004 tentangKualitas Air laut
Parameterutama TSS danpH
1.Pembuatan settling pond2.Pembuatan drainase
mengelilingi areal penggaliandan pembongkaran batugamping
1.Arealpenggaliandanpembongkaranbatu gamping
2.Arealpenggaliandanpembongkaranbatu gamping
Pembuatandrainasemengelilingiareal penggaliandanpembongkaranbatu gampingtelah dilakukan
Nilai kualitas airlaut masihdibawah bakumutu sesuaiKep. MENLHNo. 51 Tahun2004 (HasilAnalisis KualitasAir LautTerlampir)
19 PeningkatanSedimentasiLaut
Penggalian/pembongkaranbatu gamping
Lajupengendapantidak melebihi1,8 x 104
mm3/hari/m
Aliran sedimen sisa dari lahanatas pada saatPenggalian/pembongkaran batugamping tidak boleh dialirkan keperairan laut akan tetapi harusdialirkan ke kolam pengendapan(settling pond)
Pantai marunidan muarasungai
Aliran sedimensisa dari lahanatas pada saatPenggalian/pembongkaran batugampingdialirkan terlebihdahulu di kolampengendapansebelumdibuang keperairan
Lajupengendapantidak melebihi1,8 x 104
mm3/hari/m
20 PenurunanKualitas UdaraAmbien
Pengangkutanbatu gamping kecrushing plant
Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(TSP, CO, SO2dan NO2)
Membuat pelindung coveyor beltsehingga debu tdk tertiup angin
Coveyor belt Telah dibuatkanpelindungCoveyor Belt
Kualitas udaratidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(Hasil AnalisisKualitas UdaraTerlampir)
II-54PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
21 Kebisingan Pengangkutanbatu gampingke crushingplant
Tidak melebihibaku mutukebisinganKEPMENLH NO.48 TAHUN 1996
Perawatan conveyor belt secararutin
Conveyor belt 1.Pengankutandilakukan darijam 08:00sampai 17:00WIT2.Hasil
pengukuranKebisingan dariPT. GlobalQualityAnalitical BogorAkreditasi KAN
Nilai kebisingantidak melebihibaku mutukebisingan 70dBA. (HasilPengukurantingkatkebisinganTerlampir)
22 PenurunanKualitas UdaraAmbien
Peremukanbatu gamping
Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(TSP, CO, SO2dan NO2)
Pembuatan kubah penutupcrushing plant atau arealperemukan batu gamping
Arealperemukan batugamping
Hasil analisiskualitas udaradari PT. GlobalQuality AnaliticalBogor AkreditasiKAN
Kualitas udaratidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(Hasil AnalisisKualitas UdaraTerlampir)
23 PenurunanKualitas airsungai
Pengoperasianfasilitastambang
Tidak MelebihiBaku Mutu airkelas I pada PPRI. No. 82 Tahun2001 tentangPengelolaanKualitas Air danPengendalianPencemaran Air(TSS dan pH)
1. Pembuatan settling pond2. Pembuatan drainase
mengelilingi arealpengoperasian fasilitastambang
1.Arealpengoperasianfasilitastambang
2.Arealpengoperasianfasilitastambang
Pembuatandrainasemengelilingiarealpengoperasianfasilitas tambangtelah dilakukan
Kualitas airsungai masihdibawah bakumutu air sesuaiPP RI. No. 82Tahun 2001(Hasil AnalisisKualitas airsungaiTerlampir)
24 Penurunankualitas air laut
Pengoperasian fasilitas
Baku Mutu airlaut pada PP
1. Pembuatan settling pond2. Pembuatan drainase
1. Arealpengoperasia
Pembuatandrainase
Nilai kualitas airlaut masih
II-55PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
tambang No.51 Tahun2004 tentangKualitas Air lautParameterutama TSS danpH
mengelilingi arealpengoperasian fasilitastambang
n fasilitastambang
2. Arealpengoperasian fasilitastambang
mengelilingiarealpengoperasianfasilitas tambangtelah dilakukan
dibawah bakumutu sesuaiKep. MENLHNo. 51 Tahun2004 (HasilAnalisis KualitasAir LautTerlampir)
25 Perubahankualitas iklimmikro
Reklamasi danRevegetasi
1.Skala Beaufort5
2.Indekskenyamananpada kriteriacukup nyaman(dengan nilai 26)
3.pH hujanberkisar 7,0
1. Penanaman lahanpenambangan batu gamping ≤1 ha/hari.
2. Membuat biopori dengandiameter 10 cm, kedalaman 1 m
3. Penyemprotan air secara rutinpada siang, pagi dan sore.
1. Areal rencanareklamasi danrevegatasitambang batugamping
2. Radius 100 mdari arearencanalreklamasi danrevegetasitambang batugamping
3. Areal rencanareklamasi danrevegetasitambang batugamping
Reklamasi danRevegetasibelum dilakukan
Tidak terjadiperubahankualitas iklimmikro
26 Penurunan lajualiranpermukaan
ReklamasidanRevegetasi
Debit aliranpermukaan akanmenurun samadengan kondisiawal sebelumada kegiatan.
Karena ini merupakan dampaklanjutan dari kegiatan revegetasimaka pengelolaannya samadengan pengelolaan dari dampaksebelumnya, yaitu peningkatankeanakaragaman vegetasi
Lokasi BekasTambang blok Idan II
Reklamasi danRevegetasibelum dilakukan
Tidak terjadipenurunan lajualiranpermukaan
27 Kesuburan Reklamasi Status 1. Pengambilan tanah untuk 1. Pada blok Reklamasi dan Tidak terjadi
II-56PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
Tanah danrevegetasi
kesuburan tanahmenjadi tinggi.
media tanam yang memilikistatus kesuburan tanahsedang.
2. Penanaman tanaman penutuptanah, terutama tanaman yangdapat meningkatkankesuburan tanah dengancepat, seperti tanaman legum.
yang sudahselesaiditambangdan tidakdigunakanlagi
2. Pada blokyang sudahselesaiditambangdan tidakdigunakanlagi
Revegetasibelum dilakukan
perubahankesuburanTanah
28 PenurunanSedimentasisungai
ReklamasidanRevegetasi
Terjadipenurunan TSSdan SedimentasiDelivery Ratio(SDR)
Karena ini merupakan dampaklanjutan dari kegiatan revegetasimaka pengelolaannya samadengan pengelolaan dari dampaksebelumnya, yaitu peningkatankeanakaragaman vegetasi
Lokasi BekasTambang blok Idan II
Reklamasi danRevegetasibelum dilakukan
Tidak terjadipenurunanSedimentasisungai
29 PeningkatanKesempatankerja
Penerimaantenaga kerjaOperasi
Ada tenaga kerjalokal yangditerima
1. Bersama Dinas Tenaga KerjaKab. Manokwari melakukansosialisasi kepada wargamasyarakat lokal wilayah studitentang Kebutuhan tenagakerja.
2. Materi sosialisasi terutamamengenai jumlah dan kriteriatenaga kerja yang dibutuhkan.
3. Memberi prioritas penerimaantenaga kerja lokal wilayah studiyang memenuhi kriteriaperusahaan.
1. Kelurahan dankampungdalam wilayahstudi.
2. KantormanajemenPT. SDICINDONESIA dilapangan.
Telah dilakukansosialisasitentangpenerimaantenaga kerja
Tenaga kerjalocal bekerjasebagai tenagapengamanandan sopir
30 PerubahanPersepsi
Penerimaantenaga kerja
>60 % anggotamasyarakat
1. Memberikan informasi kepadamasyarakat lokal tentang
MAN-SEL:Kelurahan
1.Menginformasikan kepada
Persepsimasyarakat
II-57PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
masyarakat pencari kerja diwilayah studimenyatakanmendukungperusahaankarena dapatmenciptakankesempatankerja.
adanya penerimaan tenagayang memenuhi kriteriaperusahaan.
2. Memberi prioritas penerimaankepada tenaga kerja lokal yangmemenuhi kriteria perusahaan.
3. Memberi upah tenaga kerjaminimal sama dengan UMPB2014.
Andai, KampungWamesa,Maruni, Dobut,Misapmesy.WARMARE :Kampung HingkTANARUBUHKampungAnggrisi.
masyarakattentangadanyapenerimaantenaga kerja
2.Tenaga kerjalocal direkrutsebagaitenagapengamanan(security) danburuh kasar
sangat baik
31 Gangguanproses sosial
Penerimaantenaga kerja
Konflik wargamasyarakat lokaldan perusahaannihil.
Bersama dengan Dinas TenagaKerja Kabup. Manokwarimelakukan sosialisasi tentangperlunya tenaga kerja dari luarPapua.
Kampung-kampungdalamwilayah studi.
Basecamptenaga kerjaperusahaan
Sosialisasitentang tenagakerja yang akandirekrut telahdilakukan
Tidak ada konflikantaramasyarakat localdengan pihakperusahaan
32 PerubahanPendapatan
Pembersihanlahan
Penurunanpendapatanusahatanikangkung danikan mujair tidaklebih dari 10 %.
1. Memberi informasi kepadapetani tentang jadwalpelaksanaan kegiatanpembersihan lahan arealtambang.
2. Menghimbau petani untukmemanen sayur kangkung danikan mujair, selambat-lambatnya 1 hari sebelumkegiatan pembersihan lahan.
KampungMaruni danKampungHingck.
Memberikaninformasikepadamasyarakatkhususnyapetani tentangjadwalpelaksanaanpembersihanlahan arealtambang
Belum dilakukansurveypendapatanusahatani
33 Perubahanpersepsimasyarakat
Pembersihanlahan
>60 % anggotamasyarakatdiwilayah studisetuju.
Mengefektifkan pengelolaandampak penurunan kualitas airpermukaan di Kampung Hing danKampung Maruni.
Di areal lahanyangdibersihkan
Telah dibuatkanbakpenampungan
Persepsimasyarakatsangat baik
II-58PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
34 Perubahanpersepsimasyarakat
PengupasandanPenimbunanTanah
Konflik antaramasyarakatlokal danperusahaan,nihil.
Frekuensipengaduanmasyarakatlokal kepadamanajemenperusahaan < 4kali/bulan.
Mengefektifkan pengelolaandampak penurunan kualitas airpermukaan, antara lain:
1.Menggunakan metodepengupasan ramahlingkungan.
2.Menyimpan tanah hasilpengupasan di tempat yangaman dari proses terjadinyaerosi.
Areal kegiatanpengupasan,dan di tempatpenimbunantanah hasilkupasan.
1.Pengupasandanpenimbunandilakukansesuai denganyangdianjurkan
2.Tanah hasilkupasandisimpandidaerah yangpeka terhadaperosi
1. Tidak adakonflik antaramasyarakatlocal denganpihakperusahaan
2. Pengaduanmasyarakatkepada pihakperusahaanhampir tidakada
35 PeningkatanPendapatan
Penggalian/Pembongkaranbatu gamping
Petani telahmenerimapembayaranganti rugitanamankangkung danikan mujairsesuai peraturandaerah.
1. Inventarisasi luas arealtanaman kangkung yangdikuasai satu keluarga/kelompok keluarga petani.
2. Membuat prediksi populasiikan mujair pada setiap arealgenangan air yang dikuasaioleh setiap keluarga/kelompokkeluarga.
3. Mencari referensi tentang nilaiganti rugi tanam-tumbuh yangberlaku di daerah.
4. Membayar ganti rugipertanaman kangkung danikan mujair sesuai hasilinventarisasi, dan sesuaiPerda, dengan disaksikanKepala kampung dan Uspika.
KampungMaruni danKampungHingck.
Ganti rugitanaman telahdilakukan sesuaidengankesepakatan.
Tidak terjadipenurunanpendapatanmasyarakatkhususnyapetani.
36 Perubahanpersepsimasyarakat
Penggalian/Pembongkaran Batu
>60 % anggotamasyarakatdiwilayah studi
Mengefektifkan pengelolaandampak penurunan kualitashabitat tanaman kangkung dan
KampungHingck, danKampung
1.Penggaliandanpembongkaran
Persepsimasyarakatcukup baik
II-59PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
Gamping setuju. ikan mujair
1. Menggunakan metodepenggalian/pembongkaranramah lingkungan.
2. Menyimpan tanah hasil galiandi tempat yang aman dariproses terjadinya erosi.
Maruni dilakukansesuai denganyangdianjurkan
3.Tanah hasilgaliandisimpandidaerah yangpeka terhadaperosi
37 PerubahanPendapatanusaha tani
Peremukanbatu gamping
Tidak ada debugamping di arealpertanian
Tempat peremukan batu gampingharus tertutup.
Crushing plant Tempatperemukan telahdiberi penutup
Penyebarandebu akibatperemukan tidakterlalu besar
38 Perubahanpersepsimasyarakat
PeremukanBatu Gamping
< 20 % sajawarga masyara-kat wilayah studiyang mengeluh-kan buruknyakualitas udara.
Mengefektifkan pengelolaandampak Penurunan KualitasUdara Ambien.
Areal pertaniandi wilayah studi.
Peremukan batudilakukan sesuaidengan yangdianjurkan
Hampir tidak adakeluhanmasyarakattentang polusiyang dihasilkanoleh kegiatanperemukan batugamping
39 PerubahanPendapatanMasyarakat
ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambangbekastambang
Masyarakat lokalmemperolehpendapatan yangbersumber darikegiatanReklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang bekastambang.
Kontraktor Pekerjaan Reklamasidan Revegetasi Lahan BekasTambang bekas tambangsemaksimal mungkin melibatkanmasyarakat local.
Revegetasi menggunakan jenis-jenis vegetasi yang berfungsiganda misalnya tanaman buah-buahan
KampungMaruni, KantorManajemen PT.SDICINDONESIA.
Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang belumdilakukan
Tidak terjadiperubahanpendapatanmasyarakat
40 Perubahanpersepsi
Reklamasidan
> 80 wargamasyarakat di
1. Melakukan kajian singkattentang kesesuaian lahan
Areal bekastambang yang
Reklamasi danRevegetasi
Tidak terjadiperubahan
II-60PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
masyarakat RevegetasiLahan BekasTambangbekastambang
wilayah studimenyatakansenang terhadapkegiatanperusahaan
untuk vegetasi.2. Bekerjasama dengan Pihak
Ketiga yang memilikikompetensi untuk kegiatanrevegetasi.
3. Membeli bibit tumbuhan dariwarga masyarakat dalamwilayah studi.
4. Bekerjasama dengan PihakKetiga yang menjadi mitrakegiatan revegetasi untukmemberi prioritas penerimaantenaga kerja lokal.
telah siap untukdilakukankegiatanReklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang.
Lahan BekasTambang bekastambang belumdilakukan
persepsimasyarakat
41 Perubahan nilailahan
ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambangbekastambangTahap Operasi
Lahan bekastambang memilikinilai ekonomitinggi.
Lahan bekas tambang menjadilahan yang subur dan bermanfaatsecara ekonomi
Areal lahanbekas tambang
Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang TahapOperasi belumdilakukan
Tidak terjadiperubahan nilailahan
42 Perubahankesempatanberusaha
PelaksanaanCSR
Petani lokaltrampilmelakukanbudidaya jenis-jenis tanamanbernilai pasartinggi danberkualitassehingga jenisdan jumlahusaaha barumeningkat
1. Membentuk kelompok-kelompok tani.
2. Melatih dan mendampingipetani lokal yang terhimpundalam kelompok tani secaraberkelanjutan melakukanbudidaya jenis-jenis tanamanbernilai pasar tinggi danberkualitas.
3. Membeli hasil-hasil produksipertanian dengan kualitasyang sesuai kriteriaperusahaan.
Kampung dankelurahan diwilayah studi
Belum adapelaksanaanCSR yangdilakukan padaperiode Agustus2020-Januari2021
Tidak terjadiperubahankesempatanberusaha
II-61PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
43 PeningkatanpendapatanmasyarakatLokal
PelaksanaanCSR
Kondisiperekonomianlokal telahbergeser darimeramu,tradisional, dansubsisten
1. Membentuk kelompok-kelompok petani lokal pesertaCSR.
2. Pelatihan dan pendampinganberkelanjutan kepadakelompok tani mengusahakanjenis-jenis tanaman bernilaipasar tinggi, menerapkanteknik budidaya pertanian yanglebih maju, dan komersial.
3. Pelatihan dan pendampingankelompok tani memasarkanhasil-hasil produksinya.
-Kelurahan dankampung-kampung dalambatas sosialwilayah studi.-Workshop PT.SDICINDONESIA.
Belum adapelaksanaanCSR yangdilakukan padaperiode Agustus2020-Januari2021
Kondisiperekonomianmasyarakat lokalyang bekerja diperusahaan lebihmembaik
44 Perubahanpersepsimasyarakat
PelaksanaanCSR
> 60 % wargamasyarakat diwilayah studimenyatakansenang dengankehadiranperusahaan
Melaksanakan program CSR Di kampung-kampung dalamwilayah studi.
Belum adapelaksanaanCSR yangdilakukan padaperiode Agustus2020-Januari2021
Persepsimasyarakatcukup baikterhadapkehadiranperusahaan.Dengan hadirnyaperusahaansedikit demisedikit kondisikeuanganmasyarakatdisekitar lokasikegiatan lebihmembaik
45 Perubahan polapenyakit
Operasionalalat berat dipenambangan
Tidak terjadiperubahan polapenyakit.
1.Melakukan penyiraman di tapakproyek
2.Menggunakan kendaraan layakoperasional
Di tapak proyek 1.Penyiramandilakukan padasiang dan sorehari
2.Kendaraanyang
Tidak terjadiperubahan polapenyakit
II-62PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
digunakanlayak pakai(sudah di KIR)
46 Perubahan polapenyakit
Peledakan Tidak terjadiperubahan polapenyakit.
1. Peledakan dilakukan padajarak ≥ 600 m dari pemukimanpenduduk.
2. Selang waktu peledakanantara satu lubang denganlubang berikutnya 15 menit.
3. Proses peledakan mengikutiSOP
Di LokasiPembongkaran/penambanganbatu gamping
Peledakandilakukan sesuaidengan yangdianjurkan
Tidak terjadiperubahan polapenyakit
TAHAP PASCA OPERASIONAL1 Perubahan
kualitas iklimmikro
ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambang
1.Skala Beaufort5
2.Indekskenyamananpada kriteriacukup nyaman(dengan nilai 26)
3.pH hujanberkisar 7,0
1. Penanaman lahan arealtambang batu gamping ≤ 1ha/hari
2. Membuat biopori dengandiameter 10 cm, kedalaman 1 m
3. Penyemprotan air secara rutinpada siang, pagi dan sore.
1. Areal rencanareklamasi danrevegatasitambang batugamping
2. Radius 100 mdari arearencanareklamasi danrevegetasitambang batugamping
3. Areal rencanareklamasi danrevegetasitambang batukapur
Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang BelumDilakukan
Tidak terjadiperubahankualitas iklimmikro
2 Penurunan lajualiranpermukaan
ReklamasidanRevegetasiLahan Bekas
Debit aliranpermukaan akanmenurun samadengan kondisi
1. Melakukan reklamasi lahanbekas penambangan BatuGamping, jika masyarakatsekitar akan memanfaatkan,
1. Lokasi BekasTambangblok III
2. Lokasi Bekas
Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang Belum
Tidak terjadipenurunan lajualiranpermukaan
II-63PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
Tambang awal sebelumada kegiatan.
kolam penampungan tersebutdapat dijadikan kolam untukmemelihara ikan ataumenanam sayuran.
2. Karena ini merupakan dampaklanjutan dari kegiatanrevegetasi makapengelolaannya sama denganpengelolaan dari dampaksebelumnya, yaitu peningkatankeanakaragaman vegetasi
Tambangblok III
Dilakukan
3 KesuburanTanah
ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambang
Statuskesuburan tanahmenjadi tinggi.
1.Pengambilan tanah untukmedia tanam bekaspenambangan yang memilikistatus kesuburan tanah sedang.
2.Penanaman tanaman penutuptanah, terutama tanaman yangdapat meningkatkan kesuburantanah dengan cepat, sepertitanaman legum.
1.Pada blokterakhir yangsudah selesaiditambang dantidakdigunakan lagi
2.Pada blokyang sudahselesaiditambang dantidakdigunakan lagi
Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang BelumDilakukan
Tidak terjadiperubahanKesuburanTanah
4 SedimentasiSungai
ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambang
TSS, DO Karena ini merupakan dampaklanjutan dari kegiatan revegetasimaka pengelolaannya samadengan pengelolaan dari dampaksebelumnya, yaitu peningkatankeanakaragaman vegetasi
Di aliran sungaiWerbedey(Anak sungaiMaruni)
Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang BelumDilakukan
Tidak terjadipeningkatanSedimentasiSungai
5 Kualitas UdaraAmbien
ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambang
Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41
Karena ini merupakan dampaklanjutan dari kegiatan revegetasimaka pengelolaannya samadengan pengelolaan dari dampaksebelumnya, yaitu peningkatan
Di aliran sungaiWerbedey(Anak sungaiMaruni)
Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang BelumDilakukan
Tidak terjadiperubahankualitas udara
II-64PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
Tahun 1999(TSP, CO, SO2dan NO2)
keanakaragaman vegetasi
6 PenurunanKualitas airsungai
ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambang
Tidak MelebihiBaku Mutu airkelas I pada PPRI. No. 82 Tahun2001 tentangPengelolaanKualitas Air danPengendalianPencemaran Air(TSS dan pH)
Karena ini merupakan dampaklanjutan dari kegiatan revegetasimaka pengelolaannya samadengan pengelolaan dari dampaksebelumnya, yaitu peningkatankeanakaragaman vegetasi
OutletSettlingpond Dialiran sungaiWerbedey(Anak sungaiMaruni)
Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang BelumDilakukan
Tidak terjadiPenurunanKualitas airsungai
7 Perubahan(peningkatan)keragaman danpopulasisatwaliar
ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambang
a.Pertumbuhanpeningkatankeragamanjenis danpopulasisatwaliar
b.Terbentuknyaperanan habitatsatwaliarsebagai habitatmencari pakan,habitatreproduksi dancover/shelter
1.Pemberian pupuk dan kompospada tanah yang direklamasidan direvegetasi untukmeningkatkan daya tumbuh dankesuburan tanaman vegetasi
2.Pemberian list plang kepadapublic sebagai upaya reklamasidan revegetasi untukmeningkatkan daya memilikilingkungan/habitat satwaliar.
3.Monitoring dan evaluasiperanan habitat untukmemastikan tingkatpemanfaatan satwaliar
4.Monitoring animal rescueterhadap satwa-satwa endemikpenting kerjasama denganinstansi terkait di KabupatenManokwari.
Lokasireklamasi danrevegetasi sertaareal tambang(blok III)
Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang BelumDilakukan
Tidak terjadiPerubahan(peningkatan)keragaman danpopulasi satwaliar
8 Perubahanstruktur,
Reklamasidan
- Masih terdapatKeanekaragam
Pendekatan Teknologi
Penanaman perkayaan denganLokasi operasi
Reklamasi danRevegetasi
Tidak terjadiPerubahan
II-65PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
dominansi dankeanekaragaman vegetasi
RevegetasiLahan BekasTambang
an beberapaVegetasitambang batugamping.
- Terdapatsejumlahvegetasi yangdi tanam dantumbuh.
jenis pohon lokal, jenis yangmudah tumbuh maupun kelompokbuah-buahan yang bermanfaatbagi masyarakat sekitar
Pendekatan Sosial Ekonomi
Pelatihan Karyawan melaluipenyelenggaraan programpeningkatan pengetahuanterhadap karyawan dalamkegiatan pengelolaan lingkunganseperti reklamasi maupunrevegetasi.
Pendekatan Institusi1. Membentuk organisasi
pengelolaan lingkungan yangterintegrasi dengan strukturorganisasi perusahaan.
2. Melakukan kerjasama denganinstansi terkait Kab. Manokwari
3. Seluruh kegiatan Reklamasidan Reveteasi akan menngacupada PP 78 tahun 2010 tentangreklamasi dan pasca tambangdan Permen Hut Nomor : 4tahun 2011 tetang pedomankeerhasilan reklamasih hutan.
(termasukpembukaanlahan,pengupasantanah pucuk danpenimbunan )
Lahan BekasTambang BelumDilakukan
struktur,dominansi dankeanekaragaman vegetasi
9 Perubahanpersepsimasyarakat
Pengahiranhubungankerja
Tenaga kerjamendapatkanhak-haknyasesuai peraturanketenagakerjaanyang berlaku
-Review peraturan perundanganketenagakerjaan yang berlakudan relevan.-Bersama Dinas Tenaga Kerjalebih awal menginformasikantentang waktu berahirnyahubungan kerja.
Basecamp/messtenaga kerjaperusahaan.
Pengahiranhubungan kerjabelum dilakukan
Tidak terjadiPerubahanpersepsimasyarakat
II-66PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
-Realisasi pemberian hak-haktenaga kerja sesuai peraturanyang berlaku dan relevan.
10 Perubahankesempatanberusahan
Pengahiranhubungankerja
Hasil produksimasyarakat lokalmemiliki nilaipasar tinggi
-Pelatihan manajemenpemasaran kepada kelompoktani sasaran CSR.
-Mendampingi kelompok tanimemperkuat penguasaan pasarumum.
Workshopperusahaan,dan WilayahKota Manokwari
Pengahiranhubungan kerjabelum dilakukan
Tidak terjadiPerubahankesempatanberusahan
11 Perubahanpersepsimasyarakat
ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambangbekastambang.
> 80 warga ma-syarakat diwilayah studimenyatakansenang terhadapkegiatanperusahaan
1. Melakukan kajian singkattentang kesesuaian lahanuntuk vegetasi.
2. Bekerjasama dengan PihakKetiga yang memiliki kom-petensi untuk kegiatanrevegetasi.
3. Membeli bibit tumbuhan dariwarga masyarakat dalamwilayah studi.
4. Bekerjasama dengan PihakKetiga yang menjadi mitrakegiatan revegetasi untukmemberi prioritas penerimaantenaga kerja lokal.
Areal lahanbekas tambangyang telah siapuntuk dilakukankegiatanReklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang.
Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang BelumDilakukan
Tidak terjadiPerubahanpersepsimasyarakat
12 Perubahanpersepsimasyarakat
Pengembalianlahan
> 80 wargamasyarakat diwilayah studimenyatakansenang terhadapkegiatanperusahaan
1. Revieuw data dokumentasikeret pemegang hak adat yangtelah diinventarisir selamaTahap Prakonstruksi.
2. Inventarisir keret pemeganghak adat, dan bandingkandengan data dalamdokumentasi.
3. Mempelajari dokumen petapenguasaan/ pemilikan lahan
Di KantorManajemen PT.SDICINDONESIA dilapangan
Pengembalianlahan belumdilakukan
Tidak terjadiPerubahanpersepsimasyarakat
II-67PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
bekas tambang yang telahdibuat sebelum Tahap PascaOperasi.
4. Penyerahan dokumenpenguasaan lahan bekastambang kepadaBupati/walikota Manokwari.
4. Bupati mengembalikan lahankepada keret pemegang hakadat sesuai dokumentasi yangtersedia.
13 Perubahanpenguasaandanpemanfaatanlahan
Pengembalianlahan
Penguasaan la-han berubah dariHGU menjadihak ulayat yangdikuasai olehKeret Mansim.
1. Revieuw data dokumentasikeret pemegang hak adat yangtelah diinventarisir selamaTahap Prakonstruksi.
2. Inventarisir keret pemeganghak adat, dan bandingkandengan data dalamdokumentasi.
3. Mempelajari dokumen petapenguasaan/ pemilikan lahanbekas tambang yang telahdibuat sebelum Tahap PascaOperasi.
4. Penyerahan dokumenpenguasaan lahan bekastambang kepadaBupati/walikota Manokwari.
4. Bupati/Walikotamengembalikan lahan kepadakeret pemegang hak adatsesuai dokumentasi yangtersedia.
-KelurahanAndai-Kantormanajemenperusahaan
Pengembalianlahan belumdilakukan
Tidak terjadiPerubahanpenguasaandanpemanfaatanlahan
14 Perubahan Pengembalian Perubahan 1. Revieuw data dokumentasi Kelurahan Andai Pengembalian Tidak terjadi
II-68PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
penguasaandanpemanfaatanSDA
lahan penguasaan danpemanfaatanSDA pada areallahan tambangdari terkendalioleh perusahaanmenjaditerkendali olehKepala KeretMansim.
keret pemegang hak adat yangtelah diinventarisir selamaTahap Prakonstruksi.
2. Inventarisir keret pemeganghak adat, dan bandingkandengan data dalamdokumentasi.
3. Mempelajari dokumen petapenguasaan/ pemilikan lahanbekas tambang yang telahdibuat sebelum Tahap PascaOperasi.
4. Penyerahan dokumenpenguasaan lahan bekastambang kepadaBupati/walikota Manokwari.
5. Bupati/Walikota Manokwarimengembalikan lahan kepadakeret pemegang hak adatsesuai dokumen yang tersedia.
KantorManajemenPerusahaan.
lahan belumdilakukan
Perubahanpenguasaan danpemanfaatanSDA
15 Perubahan polapenyakit
Reklamasidan revegetasi
Tidak terjadiperubahan polapenyakit
1. Menggunakan alat berat dankendaraan berat yang layakoperasi dan/atau layak jalan.
2. Segera melaksanakanreklamasi dan revegetasi padalahan bekas tambang sesuaidengan dokumen rencanareklamasi dan rencanapascatambang.
3. Menyediakan dan mewajibkanpara pekerja untukmenggunakan alat pelindungdiri seperti kacamata, masker,earplug, safety shoes, dan
Tapak tambangatau lahanbekas tambang
Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang BelumDilakukan
Tidak terjadiperubahan polapenyakit
II-69PT. SDIC INDONESIA
No.Dampak
LingkunganYang Dikelola
SumberDampak
IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan
Hidup
Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
LokasiPengelolaanLingkungan
Hidup
PengelolaanYang TelahDilakukan
HasilPengelolaan
sebagainya.16 Perubahan
sanitasilingkungan
Reklamasidan revegetasi
Tidak terjadipenurunansanitasilingkungan.
1. Melakukan reklamasi danrevegetasi sesuai dengandokumen rencana reklamasidan rencana pascatambang
2. Revegetasi pada lahan bekastambang maupun saranatambang dengan tanamankeras atau pohon yangmempunyai daya adaptasiyang tinggi dan cepatpertumbuhannya.
3. Menanam tanaman cover cropdi antara tanamankeras/pohon.
Tapak tambangatau lahanbekas tambang
Reklamasi danRevegetasiBelum Dilakukan
Tidak terjadiPerubahansanitasilingkungan
PT. SDIC INDONESIA II -70
1.2. Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) kegiatan Pertambangan Batu
Gamping digunakan untuk memahami fenomena-fenomena yang terjadi pada
berbagai tingkatan, mulai dari tingkat proyek (untuk memahami perilaku dampak
yang timbul akibat usaha dan/atau kegiatan), sampai ke tingkat kawasan atau
bahkan regional; tergantung pada skala masalah yang dihadapi.
Pemantauan merupakan kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus,
sistematis dan terencana. Pemantauan dilakukan terhadap komponen
lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi
penataan (compliance), kecenderungan (trendline) dan tingkat kritis (critical level)
dari suatu pengelolaan lingkungan hidup.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan pemantauan
lingkungan dalam RPL kegiatan Pertambangan Batu Gamping, yakni:
1. Komponen/parameter lingkungan hidup yang dipantau mencakup
Komponen/parameter lingkungan hidup yang mengalami perubahan
mendasar, atau terkena dampak penting dan komponen/parameter
lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan hidup lainnya.
2. Aspek-aspek yang dipantau perlu memperhatikan benar dampak penting
yang dinyatakan dalam Andal dan dampak lingkungan hidup lainnya, dan
sifat pengelolaan dampak lingkungan hidup yang dirumuskan mengenai
pengelolaan lingkungan hidup.
3. Pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak dan/atau
terhadap komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak.
Dengan memantau kedua hal tersebut sekaligus akan dapat dinilai/diuji
efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang dijalankan.
4. Pemantauan lingkungan hidup harus layak secara ekonomi. Biaya yang
dikeluarkan untuk pemantauan perludiperhatikan mengingat kegiatan
pemantauan senantiasa berlangsung sepanjang usia usaha dan/atau
kegiatan.
5. Pengumpulan dan analisis data aspek-aspek yang perlu dipantau,
mencakup:
a. Jenis data yang dikumpulkan;
b. Lokasi pemantauan;
PT. SDIC INDONESIA II -71
c. Frekuensi dan jangka waktu pemantauan;
d. Metode pengumpulan data (termasuk peralatan dan instrumen yang
digunakan untuk pengumpulan data);
e. Metode analisis data.
6. Pemantauan lingkungan perlu memuat tentang kelembagaan pemantauan
lingkungan hidup. Kelembagaan pemantauan lingkungan hidup yang
dimaksud di sini adalah institusi yang bertanggung jawab sebagai
pelaksana pemantauan, pengguna hasil pemantauan, dan pengawas
kegiatan pemantauan.
Uraian secara singkat dan jelas pelaksanaan pemantauan untuk dampak
yang ditimbulkan oleh kegiatan Pertambangan Batu Gamping ditunjukkan dalam
bentuk matriks seperti ditunjukkan.pada.Tabel.2.3.
PT. SDIC INDONESIA II-72
Tabel 2.3 Matriks RPL Kegiatan Rencana Pembangunan Tambang Batu Gamping, Kabupaten Manokwari,
Provinsi Papua Barat
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
TAHAP PRAKONSTRUKSI
1 Perubahan persepsi masyarakat
Jumlah anggota masyarakat pemegang hak adat atas areal lahan anggota masyarakat lain yang menyatakan menerima rencana kegiatan penambangan batu gamping
Sosialisasi Rencana Kegiatan
1. Pemasangan papan pengumuman dipantau dengan cara visual
2. Pengedaran pamplet tentang rencana kegiatan dipantau dengan cara visual
3. Pemberitahun kepada masyarakat umum di media cetak dipantau dengan cara visual
4. Pelaksanaan FGD dipantau dengan cara WSS
MAN-SEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE Kampung Hingck TANARUBU Kampung Anggrisi Kantor manajemen lapangan PT. SDIC INDONESIA
1 kali selama Tahap Pra Konstruksi
1. Sudah memasang papan pengumuman ditempat Strategis
2. Tidak ada bukti pemasangan pemflet dikantor-kantor, tetapi dipasang pengumuman atau gambar proyek di pertigaan jalan dari manokwari ke SP dan ke kab. Pengunungan Arfak/Bintuni
3. Memasang pengumuman di Koran/media
Persepsi Masyarakat cukup baik
1. Telah dilakukan pemasangan papan pengumuman
2. Telah dilakukan pengedaran pamplet tentang rencana kegiatan
3. Telah dilakukan pemberitahun kepada masyarakat umum melalui media cetak
4. Telah dilakukan difasilitasi oleh pemerintah setempat
PT. SDIC INDONESIA II-73
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
cetak media Papua tanggal 16
4. Telah melakukan FGD dan Konsultasi Publik pada tanggal 26 Oktober 2013
5. Telah dilalukan rapat dengan tim 23 untuk pembebasan lahan tanggal 19 Juli 2014
2 Peningkatan pendapatan masyarakat
Realisasi pembayaran kompensasi hak masyarakat adat atas areal lahan tambang seluas 190,6 ha sesuai MOU
Pengadaan lahan
Identifikasi Keluarga Keret dilakukan dipantau melalui Wawancara Semi Struktural (WSS) dengan Kepala Keret Mansim pemegang hak adat atas areal lahan tambang, dan Direktur PT. SDIC INDONESIA. Pengamatan langsung di lapangan
Kelurahan Andai, Kampung Maruni, dan Kantor Manajemen Lapangan PT. SDIC.
1 kali setiap 3 bulan
Dilaksanakan mou antara PT. SDIC INDONESIA dengan masyarakat adat untuk Tahap I 64 Ha (bukti pembayaran tidak ada). Berita Acara kesepakanan Hasil Risalah rapat
Pendapatan masyarakat bertambah setelah mendapat ganti rugi
Peningkatan pendapatan bersumber dari uang ketuk pintu dan uang ganti rugi terhadap lahan dan tanaman kebun yang berada di atas lahan tersebut
PT. SDIC INDONESIA II-74
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
Konsultasi Publik tanggal 26 Oktober 2013
3 Perubahan proses sosial
Kualitas hubungan yang baik antar Keret Mansim selaku pemegang hak adat atas areal lahan rencana lokasi penambangan batu gamping.
Pengadaan lahan
Wawancara Semi Struktural (WSS) dengan Kepala Keret Mansim, dan tokoh-tokoh Keret Mansim. Pengamatan langsung di lapangan
Kelurahan Andai
1 kali, segera setelah pemberian kompensasi hak masyarakat adat pada Tahap Prakonstruksi.
Telah dilakukan pada saat Konsultasi Publik dan penjaringan Aspirasi Mayarakat pada tanggal 26 Oktober 2013
Harapan Masyarakt untuk mendapatkan pekerjaan dan peningkatan pendapatan
Kesepakatan telah dicapai dan telah dilakukan pembayaran, namun pembagian uang dilakukan secara adat
4 Perubahan penguasaan dan pemanfaatan lahan
Adanya surat keterangan HGU yang menunjukkan pemanfaatannya untuk kegiatan penambangan batu gamping
Penyelesaian status lahan
WSS dengan Kepala Keret Mansim, dan tokoh-tokoh Keret Mansim. Pengamatan langsung di lapangan
Kelurahan Andai, dan Kampung, Maruni, Kantor manajemen lapangan PT. SDIC INDONESIA.
2 kali setahun selama Tahun pertama Tahapan Operasi
Hasil Rumusan Team Kerja 23 Keluarga Besar Mansin
Hak penggunaan lahan masyarakat Mansin diberikan kepada PT. SDIC INDONESIA
Kesepakatan telah dicapai dengan pemberian kompensasi yang sesuai dan telah dilakukan komunikasi untuk pelaksanaan penggantian biaya pondasi
5 Perubahan Persepsi
Jumlah anggota
Penyelesaian Status
WSS dengan Kepala Keret Mansim selaku
Kelurahan Andai, dan
1 kali selama Tahap Pra
Tanggapan terhadap
Nilai kompensasi dibayarkan
PT. SDIC INDONESIA II-75
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
Masyarakat Keret Mansim dan anggota masyarakat lokal lain yang menyatakan menerima perubahan status penguasaan lahan menjadi HGU.
Lahan
pemegang hak adat atas lahan, dan anggota masyarakat lokal lainnya. Pengamatan langsung di kelurahan dan kampung dalam wilayah studi.
Kampung Maruni Kantor manajemen lapangan PT. SDIC INDONESIA
Konstruksi Pembangunan tambang batu Gamping cukup baik,ada harapan masyarakat Pendapatan naik
seusai dengan kesepakatan
6 Perubahan penguasaan dan pemanfaatan SDA
Keluhan warga masyarakat lokal ke Kantor Manajemen PT. SDIC INDONESIA
Penyelesaian status lahan
Kompensasi terhadap tanaman tumbuh dan retribusi ke pemerintah Penambangan hanya gamping tidak menambang bahan didalam perut bumi WSS dengan Kepala Keret Mansim, tokoh-tokoh Keret Mansim, dan keret/marga lainnya. Pengamatan langsung di lapangan
MANSEL: Kelurahan Andai, dan Kampung, Maruni, WARMARE : Kampung Hingck Kantor manajemen lapangan PT. SDIC INDONESIA.
2 kali setahun selama Tahun Pertama Tahapan Operasi
Jumlah keluhan warga masyarakat atas lahan yang telah diserakan kepada PT. SDIC INDONESIA belum terdeteksi
Jumlah biaya yang telah diserahkan warga masyarakat adat sesuai dengan kesepakatan
Tidak ada permasalahan mengenai biaya kompensasi tanaman masyarakat
TAHAP KONSTRUKSI
1 Penurunan kualitas
TSP, CO, SO2 dan
Mobilisasi alat berat
1. Pemasangan penahan dipantau
1. Kendaraan 2. Workshop
1. Sebelum beroperasi
1. Dilakukan penutupan
Berdasarkan hasil analisis
Pemantauan dilakukan pada
PT. SDIC INDONESIA II-76
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
udara Ambient
NO2 dan bahan bangunan
secara visual 2. Perawatan
kendaraan dipantau dengan surat KIR
3. Penyiraman jalan dipantau secara visual 2 kali sehari
4. Debu (TSP) dan gas udara Ambient SO₂ dan NO₂). Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium. Hasil analisis kualitas udara dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan PP. RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
3. Jalur yang dilewati kendaraan (kampong maruni)
4. Lokasi mobilisasi alat berat dan bahan bangunan
kendaraan 2. 1 bulan
sekali 3. 2 kali dalam
sehari
dengan terpal sehingga debu tidak beterbangan
2. Sesuai dengan perundangan dan Perda
3. Telah dilakukan dengan frekuensi penyiraman lebih dari 2 kali sehari
Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
tahap konstruksi yaitu pada saat mobilisasi peralatan dan material
2 Peningkatan kebisingan
Tingkat Kebisingan
Mobilisasi alat berat
1. Pekerjaan pada siang hari dipantau
1. Kampung maruni
1 kali tiap bulan
1. Pengukuran Hasil pemantauan
Pemantauan dilakukan pada
PT. SDIC INDONESIA II-77
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
dan bahan bangunan
secara visual 2. Kecepatan
kendaraan dipantau dengan alat pengukur kecapatan
3. Metode pengumpulan data menggunakan cara langsung menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM
2. Kampung maruni
kebisingan langsung dicatat di lapangan pada lokasi yang telah ditentukan sesuai RKL - RPL
2. Kecepatan kendaraan proyek angkutan material < 30 km/jam
3. Pencatatan data kebisingan dikumpulkan / didatakan
terhadap kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan masih berada dibawah baku mutu tingkat kebisingan KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996.
tahap konstruksi yaitu pada saat mobilisasi peralatan dan material
3 Penurunan kualitas udara Ambient
Debu dan gas SO2 dan NO2
Pembersihan dan pematangan lahan
1. Perawatan kendaraan dipantau dengan surat KIR
2. Penyiraman jalan dipantau secara visual 2 kali sehari
3. Debu (TSP) dan gas udara Ambient SO₂ dan NO₂). Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan
1. Workshop 2. Kampung
Maruni RT 2 dan 3
3. Kampung Maruni RT 2 dan 3
1. 1 bulan sekali
2. 2 kali sehari dalam musim panas
.
1. Perawatan telah sesuai dengan aturan
2. Telah dilakukan dengan lebih dari 2 kali sehari
3. Sampling kualitas
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI
Pemantauan dilakukan pada tahap konstruksi
PT. SDIC INDONESIA II-78
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium. Hasil analisis kualitas udara dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan PP. RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
udara telah dilakukan
No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
4 Peningkatan kebisingan
Tingkat Kebisingan
Pembersihan dan pematangan lahan
• Pekerjaan dipantau secara langsung
• Metode pengumpulan data menggunakan cara langsung menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM
Kampung Maruni RT 2 dan RT 3
Sebulan 2 kali (selama pembersihan lahan)
Pengukuran kebisingan dengan alat sound level meter
Hasil pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan masih berada dibawah baku mutu tingkat kebisingan KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996.
Pemantauan dilakukan pada tahap konstruksi
5 Penurunan TDS dan Pembersiha 1. Settling pond Sungai Setiap 6 bulan 1. Pada tahap Hasil analisis Pemantauan
PT. SDIC INDONESIA II-79
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
Kualitas air sungai
TSS n dan pematangan lahan
dibangun dan dipantau secara langsung
2. Drainase dibangun dan dipantau secara visual
3. Melakukan pengukuran 50 m sebelum dan 50 m sesudah settling pond
Maruni sekali pada tahap konstruksi dan operasi
konsturksi settling pond sedang dipersiapkan
2. Drainase sedang dibangun pada tahap konstruksi
3. Parameter pengukuran tidak dijelaskan
kualitas air sungai masih dibawah baku mutu kualitas air sungai kelas I dan II sesuai PP RI. No. 82 Tahun 2001
dilakukan pada tahap konstruksi
6 Peningkatan Sedimentasi Sungai
TSS dan TDS
Pembersihan dan Pematangan Lahan
1. Pengukuran TSS dengan mengambil sampel dan menguhitung sedimen
2. Pembersihan lahan secara bertahap diawasi dengan cara visal
3. Pembuatan drainase diamat dengan cara visual
1. Sungai maruni
2. Lokasi penambangan blok I & II
3. Kolam pengendapan
1. 1 kali pada saat pembersihan lahan
2. 1 kali pada saat pembersihan lahan
3. 1 kali pada saat pembersihan lahan
1. Telah dilakukan, hasil analisis pada lampiran
2. Telah dilakukan tahapan tidak melebihi yang dianjurkan
3. Drainase yang dibuat dalam tahap konstruksi belum selesai saat
Nilai TSS dan SDR di sungai maruni masih dibawah nilai baku mutu kualitas air sungai
Pemantauan dilakukan pada tahap konstruksi
PT. SDIC INDONESIA II-80
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
pengamatan dilakukan
7 Penurunan kualitas udara Ambient
Debu dan gas SO2 dan NO2
Pembangunan jalan tambang dan drainase
1. Perawatan kendaraan dipantau dengan pemeriksaan surat KIR
2. Penyiraman jalan dipantau secara visual 2 kali sehari
3. Debu (TSP) dan gas udara Ambient SO₂ dan NO₂). Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium. Hasil analisis kualitas udara dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan PP. RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
1. Workshop 2. Perkampun
gan erdekat (kampong maruni RT 3 dan kampong Kampung Dobut)
3. Perkampungan erdekat (kampong maruni RT 3 dan kampong Kampung Dobut)
1. 1 bulan sekali
2 .2 kali sehari pada musim panas
1. Telah dilakukan sesuai peraturan
2. Penyiraman telah dilakukan 2 kali sehari
3. Telah dilakukan pengambilan data, hasil terdapat di lampiran
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
Pemantauan dilakukan pada tahap konstruksi
8 Kebisingan Tingkat Pembangu 1. Pekerjaan dipantau Perkampungan 2 kali sebulan 1. Pengukuran Hasil Pemantauan
PT. SDIC INDONESIA II-81
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
kebisingan nan jalan tambang dan drainase
dengan pengamatan langsun
2. Metode pengumpulan data menggunakan cara langsung menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM
terdekat (kampung maruni)
selama tahapan pembangunan jalan dan drainase
kebisingan langsung di lapangan di Kantor Pengeiola dan Kampung Maruni serta Dobut
2. Hasil pencatatan kebisingan dilampirkan
pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan masih berada dibawah baku mutu tingkat kebisingan KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996.
dilakukan pada tahap konstruksi
9 Kebisingan Tingkat kebisingan
Pembangunan fasilitas tambang
Pekerjaan dipantau secara visual Metode pengumpulan data menggunakan cara langsung menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM
Lokasi pembangunan fasilitas tambng
Selama proses pembangunan fasilitas tambang
1. Pengukuran kebisingan langsung di lapangan di Kantor Pengelolan dan Kampung Maruni serta Dobut
2. Hasil pencatatan kebisingan dilampirkan
Hasil pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan masih berada dibawah baku mutu tingkat kebisingan KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996.
Pemantauan dilakukan pada tahap konstruksi
10 Perubahan (penurunan) keragaman dan populasi satwa liar
Keragaman jenis dan populasi satwaliar
Pembersihan dan Pematangan lahan
Observasi dengan menggunakan plot dan plotless count dilakukan terhadap kehadiran satwa yang terdiri dari
Di areal reklamasi dan revegetasi penambangan batu kapur
Periode pengamatan dilakukan setiap tahun untuk memastikan
Pembersihan lahan dilakukan secara bertahap
Tidak terjadi penurunan keragaman dan populasi satwa liar
Telah dilakukan observasi terhadap satwa disekitar lokasi
PT. SDIC INDONESIA II-82
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
keragaman jenis, dan pendugaan populasi jenis. Pendugaan keragaman dilakukan dengan menggunakan Indeks Keragaman Shanon.
pertumbuhan populasi dan keragaman satwaliar
11 Perubahan struktur, dominansi dan keanekaragaman vegetasi
Keanekaragaman jenis vegetasi masih terdapat di sekitar areal tambang batu gamping.
Pembersihan dan Pematangan lahan
1. Luasan areal yang di bersihkan sesuai dengan kebutuhan atau bertahap dari blok I, blok II dan blok III, melakukan pengamatan langsung dilapangan terhadap pembersihan lahan apakah sesuai dengan pengelolaan lingkungan
Data yang diperoleh dicatat dan dilakukan analisa deskriptif
2. Pembersihan secara bertahap dimulai dari blok I,
Di areal penambangan batu gamping
1. Dilakukan 1 kali Pada saat pembersiahan dan pengambilan lempung
2. Dilakukan 3 kali Setelah tahap pembersihan dan pengambilan lempung
1. Luas area yang dibersihkan sudah sesuai demgan luasan Blok yang telah ditentukan
2. Pembersihan lahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan (sesuai Blok) dan pembersihan lahan sudah sampai pada Blok 3
3. Untuk revegetasi belum dilakukan karena
Keanekaragaman jenis vegetasi masih terdapat di sekitar areal tambang batu gamping.
Pemantauan dilakukan disekitar lokasi penambangan
PT. SDIC INDONESIA II-83
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
blok II dan blok III diusahakan dibuka secukupnya atau ≥ 2 ha. Melakukan pengamatan langsung dilapangan terhadap pembersihan lahan apakah sesuai dengan pengelolaan lingkungan
Data yang diperoleh dicatat dan dilakukan analisa deskriptif
3. Dilakukan penanaman kembali dengan jenis-jenis vegetasi yang mudah tumbuh atau asli dari lokasi tersebut seperti matoa (Pometia pinnata dan Pometia coriaceae) merbau (Instia bijuga), nyatoh (Palaqueum amboinensis), lenggua
masih berada di tahap konstruksi area dan fasilitas tambang
PT. SDIC INDONESIA II-84
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
(Pterocarpus indica)
Maupun kelompok buah-buahan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar : rambutan (Nephaleum lappaceum), durian (Durio zibethinus), mangga (Manggifera indica), langsat (Lansium domisticum), pinang (Areca catechu)
4. Melakukan pengamatan langsung dilapangan terhadap pembersihan lahan apakah sesuai dengan pengelolaan lingkungan
Data yang diperoleh dicatat dan dilakukan analisa deskriptif
12 Perubahan kelimpahan dan
Konsentrasi kekeruhan dan TSS
Pembersihan dan pematangan
1. Pengaturan teknik pembersihan dipantau secara
Perairan laut Maruni
Setiap 6 bulan sekali selama tahap
1. Pembersihan lahan dilakukan
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium
Pemantauan dilakukan pada tahap konstruksi
PT. SDIC INDONESIA II-85
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
keanekaragaman biota air laut
tidak melebihi baku mutu air laut untuk biota laut Struktur komonitas biota air berada pada kondisi yang prima dengan nilai H’ > 3
lahan langsung 2. Pengambilan
contoh di lapangan dan analisis data menggunakan Indeks Shanon
konstruksi sesuai aturan yang dianjurkan
2. Sampling dilakukan di laut maruni
menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air laut masih berada dibawah baku mutu sesuai Kep. MENLH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut
13 Peningkatan Kesempatan Kerja
Jumlah tenaga kerja lokal yang bekerja pada perusahaan
Penerimaan tenaga kerja Konstruksi
1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan, Pihak Manajemen PT. SDIC INDONESIA.
2. Pengamatan langsung di lapangan
-Kantor manajemen PT. SDIC indonesiadi lapangan. -Basecamp tenaga kerja
1 kali pada awal Tahap Konstruksi.
1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan, Pihak Manajemen PT. SDIC indonesiatelah dilakukan.
2. Pengamatan dilakukan di kantor dan basecamp
Masyarakat lokal yang direkrut bekerja sebagai tenaga pengamanan/sekurity dan buruh kasar
Masih kurang terlihat tenaga kerja lokal yang diserap baik itu masyarakat asli papua maupun masyarakat lokal sekitar manowkari untuk tenaga ahli maupun tenaga operator
14 Perubahan persepsi masyarakat
Jumlah tenaga kerja lokal
Penerimaan tenaga kerja konstruksi
1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan, Pihak Manajemen PT. SDIC INDONESIA. Warga masyarakat
MANSEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut,
2 kali selama tahun pertama Tahap Konstruksi
1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan, Pihak Manajemen
Jumlah masyarakat lokal masih sedikit.
Masyarakat yang diterima bekerja masih dalam kualifikasi tenaga pengamanan,
PT. SDIC INDONESIA II-86
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
lokal yang belum bekerja.
2. Pengamatan langsung di lapangan
dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT. SDIC INDONESIA.
PT. SDIC Indonesia dan warga masyarakat yang belum bekerja telah dilakukan.
2. Pengamatan dilakukan di perkampungan sekitar lokasi penambangan
masih kurang buruh kasar yang dibutuhkan dalam tahap konstruksi lahan dan fasilitas tambang
15 Gangguan Proses sosial
Frekuensi konflik antar masyarakat lokal dan tenaga kerja perusahaan yang berasal dari luar manokwari.
Mobilisasi tenaga kerja.
1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan yang berasal dari luar Manokwari, warga masyarakat lokal, dan Pihak Manajemen PT. SDIC INDONESIA.
2. Pengamatan langsung di lapangan
MANSEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT. SDIC INDONESIA.
1 kali, segera setelah mobilisasi tenaga kerja pada Tahap Konstruksi.
1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan, Pihak Manajemen PT. SDIC indonesiatelah dilakukan.
2. Pengamatan dilakukan di kampun-kampung penduduk yang berada di sekitar lokasi penambanga
Tidak terjadi konflik sosial antar masyarakat lokal dan tenaga kerja perusahaan yang berasal dari luar manokwari
Tidak terjadi ganguan proses sosial akibat mobilisasi tenaga kerja
PT. SDIC INDONESIA II-87
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
n
16 Penurunan pendapatan masyarakat
Tingkat pendapatan usahatani kangkung dan ikan mujair
Pembersihan dan pematangan lahan lahan
1. WSS dengan petani kangkung dan ikan mujair.
2. Pengamatan langsung di lapangan
Kampung Hingk dan Maruni
2 kali selama proses pembersihan dan pematangan lahan pada Tahap Konstruksi
1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan, Pihak Manajemen PT. SDIC indonesiatelah dilakukan.
2. Pengamatan dilakukan di kampun Hingck dan maruni
Belum terjadi peningkatan pendapatan masyarakat
1.Telah dilakukan 2.Pengamatan
langsung menunjukan belum terjadi peningkatan permintaan terhadap produk lokal meskipun banyak terdapat tenaga kerja konstruksi
17 Perubahan kesempatan kerja
Hak-hak tenaga kerja yang telah diberikan
Pengahiran hubungan kerja konstruksi
1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan, Pihak Manajemen PT. SDIC INDONESIA.
2. Pengamatan langsung di lapangan
1. Kantor manajemen PT. SDIC INDONESIA.
2. Lokasi permukiman mantan tenaga kerja
Satu kali pada akhir Tahap Konstruksi
1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan, Pihak Manajemen PT. SDIC indonesiatelah dilakukan.
2. Pengamatan dilakukan di kantor perusahaan
Gaji pekerja sesuai dengan UMP Prov. Papua Barat
Masih dalam tahap konstruksi, belum dilakukan pemutusan hubungan kerja
18 Gangguan proses sosial
Jumlah anggota warga
Pengakhiran hubungan kerja
WSS dengan mantan tenaga kerja perusahaan.
Kelurahan/kampung. Permukiman
1 kali, segera setelah pengahiran
1. WSS dengan tenaga kerja
Hampir tidak ada keluhan dari pekerja
Masih dalam tahap konstruksi,
PT. SDIC INDONESIA II-88
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
masyarakat lokal yang mengeluhkan pengahiran hubungan kerja.
Pihak Manajemen PT. SDIC INDONESIA. Pengamatan langsung di lapangan
mantan tenaga kerja perusahaan.
hubungan kerja pada Tahap Konstruksi.
perusahaan, Pihak Manajemen PT. SDIC indonesia telah dilakukan.
2. Pengamatan dilakukan di kantor managemen perusahaan dan masyarakat yang bermukim disekitar lokasi penambangan
yang di PHK. PHK terjadi ditahap konstruksi diakibatkan karena ketidak disiplinan para pekerja
belum dilakukan pengakhiran hubungan kerja
19 Perubahan pola penyakit
Pola 10 besar jenis penyakit Atau Prevalensi dan Insiden Penyakit
Mobilisasi alat berat dan bahan bangunan
1. Pengumpulan data sekunder dari Dinas Kesehatan Manokwari
2. Survey dan wawancara dengan masyarakat menggunakan kuesioner
3. Data dianalisis secara deskriptif
1. Tapak kegiatan/ proyek
2. Permukiman penduduk Kampung- kampung disekitar pertambangan
1 kali dalam 6 bulan
1. Pengumpulan data dengan wawancara langsung tanpa kuisioner
2. Belum terjadi perubahan berarti karena konstruksi lahan dan
Jenis penyakit yang dilayani di puskesmas terdekat tidak bertambah
Pemantauan mengenai jenis penyakit dan insiden penyakit dilakukan di puskesmas terdekat serta data dari BPS Kab. Manokwari
PT. SDIC INDONESIA II-89
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
kualitatif fasiilitas tambang
20 Perubahan pola penyakit
Pola 10 besar jenis penyakit Atau Prevalensi dan Insiden Penyakit
Pembersihan dan pematangan lahan
1. Pengumpulan data sekunder dari Dinas Kesehatan Manokwari
2. Survey dan wawancara dengan masyarakat menggunakan kuesioner
3. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
1. Tapak kegiatan/ proyek
2. Permukiman penduduk Kampung- kampung disekitar pertambangan
1 kali dalam 6 bulan
1. Pengumpulan data dengan wawancara langsung tanpa kuisioner
2. Belum terjadi perubahan berarti karena konstruksi lahan dan fasilitas tambang
Tenaga kerja kurang terkena penyakit ISPA
Pemantauan mengenai jenis penyakit dan insiden penyakit dilakukan di puskesmas terdekat serta data dari BPS Kab. Manokwari
21 Perubahan Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan
Pembersihan dan pematangan lahan
1. Pengamatan langsung di lapangan, serta wawancara dengan pekerja
2. Pengumpulan data sekunder.
3. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Tapak kegiatan/ proyek
1 kali dalam 6 bulan
Wawancara langsung dengan pekerja sulit dilakukan, saat pemantauan, hanya 2 pekerja yang dapat berbahasa inggris dan tidak memahami sanitasi
Tidak terjadi perubahan sanitasi lingkungan
Pemantauan dilakukan di tapak proyek
PT. SDIC INDONESIA II-90
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
lingkungan
22 Perubahan pola penyakit
Pola10 besar jenis penyakit Atau Prevalensi dan Insiden Penyakit
Pembersihan dan pematangan lahan
1. Pengamatan langsung di lapangan, serta wawancara dengan pekerja
2. Pengumpulan data sekunder.
3. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Tapak kegiatan/ proyek
1 kali dalam 6 bulan
1. Pengumpulan data dengan wawancara langsung tanpa kuisioner
2. Belum terjadi perubahan berarti karena konstruksi lahan dan fasiilitas tambang
Tenaga kerja kurang terkena penyakit ISPA
Pemantauan mengenai jenis penyakit dan insiden penyakit dilakukan di puskesmas terdekat serta data dari BPS Kab. Manokwari
23 Perubahan pola penyakit
Pola10 besar jenis penyakit Atau Prevalensi dan Insiden Penyakit
Pembangunan jalan tambang dan drainase
1. Pengumpulan data sekunder dari Dinas kesehatan Wanokwari
2. Survey dan wawancara dengan masyarakat menggunakan kuesioner
3. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
1. Tapak kegiatan/ proyek
2. Permukiman penduduk Kampung-kampung disekitar pertambangan
1 kali dalam 6 bulan
Pengumpulan data dengan wawancara langsung dengan masyarakat
Tidak terjadi perubahan pola penyakit akibat pembuatan jalan tambang dan drainase
Pemantauan dilakukan di permukiman penduduk di sekitar lokasi tambang
TAHAP OPERASIONAL
1 Penurunan kualitas
TSP, CO, SO2 dan
Mobilisasi alat berat
1. Pemasangan penghalang di
1. Kendaraan 2. Workshop
1. Sebelum beroperasi
1. Telah dilakukan
Berdasarkan hasil analisis
1. Pengambilan sampel kualitas
PT. SDIC INDONESIA II-91
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
udara Ambient
NO2
kendaraan dipantau dengan pengamatan visual
2. Perawatan kendaraan dipantai dari surat KIR
3. Penyiraman jalan dipantau dengan pengamatan visual
4. Debu (TSP) dan gas udara Ambient (SO₂ dan NO₂). Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium.
3. Jalur yang dilewati kendaraan (kampung maruni RT 4)
kendaraan 2. 1 bulan
sekali 3. 2 kali
dalam sehari
2. Kendaraan telah di KIR
3. Penyiraman jalan telah dilakukan
4. Telah dilakukan sampling udara
Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
udara dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
2 Kebisingan Tingkat kebisingan
Mobilisasi alat berat
1. Pekerjaan dipantau secara visual
2. Kecepatan kendaraan dipantau dengan alat pengukur kecapatan
3. Metode pengumpulan data menggunakan cara
1. Jalur mobilisasi
2. Jalur mobilisasi
3. Jalur mobilisasi
2 kali sebulan
Pengukuran tingkat kebisingan menggunakan sound level meter
Hasil pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan masih berada dibawah baku
1. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil pengukuran
PT. SDIC INDONESIA II-92
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
langsung menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM
mutu tingkat kebisingan sesuai Kep. MENLH No. 48 Tahun 1996
dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
3 Perubahan kualitas iklim mikro
1. Kecepatan angin ≤ 8.7 m/s
2. Suhu dan Kelembaban udara
3. Ph hujan berkisar 7,0
Pembersihan Lahan
1. Luas lahan tambang batu gamping yang dibuka ≤ 2 ha/hari dipantau dengan visual
2. Jumlah biopori dengan diameter 10 cm, kedalaman 1 m
3. Penyemprotan air secara rutin pada pagi, siang dan sore.
4. Mengukur indeks kenyamanan (suhu dan kelembaban) dengan menggunakan persamaan Niewolt (THI=0,8T (RH.T)/500)
1. Areal yang dibuka
2. Areal yang telah dibuka
3. Di areal yang sedang dibuka
4. Pada titik pengamatan AWS
5. 1 titik pengamatan AWS yang bebas hambatan
6. Di tempat penampungan air hujan AWS
1. 1 kali / minggu pada tahap operasi pembersihan lahan
2. 1 kali/bulan pada tahap operasi pembersihan lahan
3. 1 kali/ minggu pada tahap operasi pembersihan lahan
4. 1 kali/ bulan pada tahap operasi pembersihan lahan
5. 1 kali/
1. Areal tambang dibuka secara bertahap
2. Penyemprotan dilakukan secara rutin
Kondisi iklim tidak mengalami perubahan
1. Sampling dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
PT. SDIC INDONESIA II-93
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
5. Dengan menggunakan AWS (automatic Weather System) untuk mengukur kecepatan, arah angin, danindeks kenyamanan
6. Mengukur ph air hujan dengan ph meter atau kertas lakmus
bulan pada tahap operasi pembersihan lahan
6. 1 kali/ bulan pada tahap operasi pembersihan lahan
4 Peningkatan Laju Aliran Permukaan
Luapan Aliran permukaan
Pembersihan Lahan
1. Saat pembukaan lahan dibuat paritan atau toe dipantau secara visual
2. Untuk pembersihan Blok III volume kolam pengendapan dilakukan dengan pengukuran secara langsung
3. Kapasitas Kolam pengendapan dipantau secara visual dan pengukuran langsung
4. Desain Kolam
1. Pada tapak lahan yang dibersihkan, yaitu di lokasi Penambangan Gamping
2. Di blok III 3. Dilokasi
kolam pengendapan
4. Dilokasi kolam pengendapan
1. 1 kali / minggu pada tahap operasi reklamasi & revegetasi
2. 1kali/bulan pada tahap operasi reklamasi &revegetasi
3. 1 kali/ minggu pada tahap operasi reklamasi & revegetasi
1. Parit sudah dibuat
2. Kapasitas kolam pengendapan sesuai dengan yang dianjurkan
3. Kolam penampung telah dibuat
Laju aliran permukaan tidak mengalami perubahan
Pemantauan dilakukan dilokasi pembukaan lahan tambang
PT. SDIC INDONESIA II-94
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
penampungan dipantau secara visual
4. 1 kali/ bulan pada tahap operasi reklamasi & revegetasi
5 Peningkatan Sedimentasi Sungai
TSS dan TDS
Pembersihan Lahan
1. Pembersihan lahan dipantau secara visual
2. Pembuatan saluran drainase dan kolam penampungan dilakukan secara visual dan dihitung langsung
1. Lokasi pembersihan lahan (Blok III)
2. Lokasi pembersihan lahan (Blok III)
1. Dilakukan 1 kali sebelum pembersihan lahan dilakukan
1. Pembersihan lahan dilakukan secara bertahap
2. Drinase dan kolam penampungan telah dibuat
Hasil analisis kualitas air sungai masih dibawah baku mutu kualitas air sungai kelas I dan II sesuai PP RI. No. 82 Tahun 2001 (hasil analisis terlampir), peningkatan sedimentasi hanya terjadi pada saat musim hujan
Pemantauan dilakukan di sungai maruni
6 Penurunan Kualitas air sungai
(TDS, TSS dan ph)
Pembersihan lahan
1. Dimensi Settling pond dipantau secara visual
2. Pembuatan drainase dipantau
3. Data kualitas air sungai di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di
Sungai Maruni
Setiap 6 bulan sekali pada tahap konstruksi dan operasi
1. Settling pond berfungsi dengan baik
2. Sampling air sungai sudah dilakukan
Hasil analisis kualitas air sungai masih dibawah Baku Mutu air kelas I pada PP RI. No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
1. Pengambilan sampel kualitas air sungai dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan
PT. SDIC INDONESIA II-95
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
lapangan dan analisis di laboratorium.
Pencemaran Air
Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
7 Erosi Tanah Massa tanah dari erosi aktual (ton/ha/th)
Pengupasan bahan penutup batu gamping
Petak pengamatan erosi ukuran 1x1 m2.
3 petak pengamatan masing-masing di Kiri dan kanan lereng pada blok penambangan
Selama penambangan berlangsung, setiap 3 bulan terutama pada saat hujan.
Belum ada petakan pengamantan erosi
Belum Dilakukan
Pemantauan dilakukan pada blok yang sedang ditambang
8 Penurunan kualitas udara Ambient
Tidak melebihi baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 (TSP, CO, SO2 dan NO2)
Pengupasan dan penimbunan tanah pucuk
1. Perawatan kendaraan dipantau dari surat KIR
2. Penyiraman jalan dipantau dengan pengamatan visual
3. Debu (TSP) dan gas udara Ambient (SO₂ dan NO₂). Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium.
1. Workshop 2. Areal
pemukiman terdekat (kampong urwong)
1. 1 bulan sekali
2. 2 kali sehari pada musim panas
1. Kendaraan telah di KIR
2. Penyiraman jalan telah dilakukan
3. Telah dilakukan sampling udara
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
1. Pengambilan sampel kualitas udara dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
9 Peningkatan Tingkat Pengupasan 1. Pekerjaan 1. Lokasi 1 kali sebulan 1. Pengupasan Hasil 1. Pengukuran
PT. SDIC INDONESIA II-96
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
kebisingan kebisingan
dan penimbunan tanah pucuk
pengupasan diawasi secara visual
2. Metode pengumpulan data menggunakan cara langsung menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM
pengupasan dan penimbunan tanah pucuk
2. Kampung maruni RT 2 dan RT 3
dilakukan sesuai prosedur
2. Pengukuran kebisingan menggunakan sound level meter
pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan masih berada dibawah baku mutu tingkat kebisingan KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996.
tingkat kebisingan dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil pengukuran dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
10 Penurunan Kualitas air sungai
TDS dan TSS
Pengupasan dan penimbunan tanah pucuk
1. Penempatan tanah pucuk pada daerah yang diperkirakan tidak berdampak erosi
2. Data kualitas air sungai di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium.
Sungai maruni
1 bulan sekali selama proses pengupasan dan penimbunan tanah pucuk
Tanah pucuk ditempatkan di daerah yang sangat peka terhadap erosi
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air sungai masih berada dibawah baku mutu kualitas air dan pengendalian pencemaran sesuai PP. RI No.82 Tahun 2001.
1. Pengambilan sampel kualitas air sungai dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
PT. SDIC INDONESIA II-97
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
11 Peningkatan Sedimentasi laut
TSS, Sedimen Tersuspensi, D50
Pengupasan dan penimbunan tanah pucuk
1. Analisis kandungan sedimen tersuspensi (menggunakan alat :Sedimen trap)
2. Analisis sedimen dasar (analisis Lab).
3. Pengukuran besaran transport sedimen (model transpor sedimen)
Perairan pantai maruni dan muara sungai
Setiap 3 bulan sekali selama tahap Pengupasan dan penimbunan tanah pucuk
Analisis kandungan sedimen tersuspensi dilakukan di laboratorium Produktifitas dan kualitas Perairan Universitas Hasanuddin Makassar
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air laut masih berada dibawah baku mutu sesuai Kep. MENLH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut
1. Pengambilan sampel kualitas air laut dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
12 Peningkatan Sedimentasi Sungai
TSS dan sedimentasi maksimal 10 % dari rona awal
Penggalian Pembongkaran
1. Pengukuran TSS dilakukan dengan cara uji laboratorium
2. Peritan dan kolam pengendapan dipantau dengan pengamatan dan pengukuran langsung
3. Pemantauan pada desain kolam pnegendapan dipantau secara visual
1. Sungai Werbedey
2. Lokasi Paritan dan Kolam Penampungan
3. Kolam pengendapan
1. 1 kali dalam 3 bulan
2. 1 kali dalam 3 bulan
3. 1 kali dalam 3 bulan
Analisis kandungan sedimen tersuspensi dilakukan di laboratorium Produktifitas dan kualitas Perairan Universitas Hasanuddin Makassar
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air sungai masih berada dibawah baku mutu kualitas air dan pengendalian pencemaran sesuai PP. RI No.82 Tahun 2001.
1. Pengambilan sampel kualitas air sungai dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
PT. SDIC INDONESIA II-98
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
13 Perubahan Imbuhan air tanah
Imbuhan air tanah
Penggalian/ Pembongkaran Batu Gamping
1. Pembuatan sumur-sumur /kolam-kolam resapan.dipantau dengan visual dan pengukuran langsung
2. Kemiringan lereng dipantau secara visual
1. Di sumur-sumur resapan
2. Di areal penambangan batu gamping
1. 1 kali dalam 3 bulan
2. 1 kali dalam 3 bulan
3. 1 kali dalam 3 bulan
Pengalian dan pembongkaran dilakukan sesuai yang dianjurkan
Tidak terjadi perubahan imbuhan air tanah
Pemantauan dilakukan diareal tambang
14 Getaran Kerusakan rumah penduduk
Penggalian/ Pembongkaran Batu Gamping
1. Peledakan bisa dipantau melalui pengamatan langsung
2. Penanganan bahan peledak harus sesuai aturan dipantau dengan cara visual.
3. Dibuat bufferzone (zona penyangga) antara pemukiman penduduk dan lokasi penambangan dipantau secara langsung
1. Di lokasi penambangan
2. Digudang penyimpanan bahan peledak
3. Di lokasi penambangan
1. 1 kali dalam 3 bulan
2. 1 kali dalam 3 bulan
3. 1 kali dalam 3 bulan
Proses peledakan dilakukan sesuai dengan yang dianjurkan
Tidak terjadi kerusakan akibat peledakan
Pemantauan dilakukan di lokasi penambangan dan permukiman penduduk
15 Penurunan kualitas udara Ambient
TSP, CO, SO2 dan NO2
Penggalian dan pembongkaran batu
1. Jarak penggalian dan pembongkaran dengan peledakan lebih besar dari
Kampung urwong dan kampung misapmesy
Sebulan sekali
1. Jarak pengggalian sesuai dengan
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan
1. Pengambilan sampel kualitas udara dilakukan pada
PT. SDIC INDONESIA II-99
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
gamping radius 600 meter dari pemukiman dipantau secara visual
2. Penyiraman lahan yang berpotensi menghasilkan debu dipantai secara visual
3. Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium. Hasil analisis kualitas udara dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan PP. RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
yang dianjurkan
2. Penyiraman telah dilakukan
3. Sampling udara telah dilakukan
hampir semua parameter dari kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
bulan Desember 2020
2. Hasil pengukuran dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
16 Tingkat kebisingan
Kebisingan Penggalian dan pembongkaran batu gamping
1. Kegiatan Penggalian dan pembongkaran dipantau secara visual
2. Jarak lokasi
Puncak tambang, kampung hing, maruphi dan dobud
Sebulan sekali
Pengukuran kebisingan menggunakan Sound Lavel Meter
Hasil pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat
1. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada bulan Desember 2020
PT. SDIC INDONESIA II-100
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
penggalian dan pembongkaran dipantau secara visual
3. Metode pengumpulan data menggunakan cara langsung menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM
kebisingan masih berada dibawah baku mutu tingkat kebisingan KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996.
2. Hasil pengukuran dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
17 Penurunan Kualitas air sungai
TDS dan TSS
Penggalian dan pembongkaran batu gamping
1. Pembuatan settlingpond dipantau secara visual
2. Pembuatan drainasi dipantau secara visual
3. Data kualitas air sungai di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium.
Air sungai Maruni
6 bulan sekali 1. Settling pond berfungsi dengan baik
2. Sampling air sungai sudah dilakukan
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air sungai masih berada dibawah baku mutu kualitas air dan pengendalian pencemaran sesuai PP. RI No.82 Tahun 2001.
1. Pengambilan sampel kualitas air sungai dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
18 Penurunan kualitas air laut
TSS, DO dan ph
Pengoperasian fasilitas tambang
1. Pembuatan settlingpond dipantau secara visual
Air laut yang berdekatan dengan muara sungai maruni
Satu kali sebulan pada saat pengoperasia
1. Settling pond berfungsi dengan baik
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan
1. Pengambilan sampel kualitas air laut dilakukan pada
PT. SDIC INDONESIA II-101
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
2. Pembuatan drainasi dipantau secara visual
3. Data kualitas air laut di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium.
n fasilitas tambang
2. Sampling air laut sudah dilakukan
hampir semua parameter dari kualitas air laut masih berada dibawah baku mutu sesuai Kep. MENLH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut
bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
19 Peningkatan Sedimentasi laut
TSS, Sedimen Tersuspensi, D50
Penggalian/pembongkaran batu gamping
1. Analisis kandungan sedimen tersuspensi (menggunakan alat : Sedimen trap)
2. Analisis sedimen dasar (analisis Lab).
3. Pengukuran besaran transport sedimen (model transpor sedimen)
Perairan pantai maruni dan muara sungai
Setiap 3 bulan sekali selama tahap Penggalian/pembongkaran batu gamping
Analisis kandungan sedimen tersuspensi dilakukan di laboratorium Kesehatan Makassar yang sudah terakreditasi
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air laut masih berada dibawah baku mutu sesuai Kep. MENLH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut
Pemantauan dilakukan di pantai maruni
20 Penurunan kualitas udara Ambient
Debu dan gas SO2 dan NO2
Pengangkutan batu gamping ke crushing plant
1. Pelindung coveyor belt dipantau secara visual
1. Data yang diperlukan untuk kajian
Puncak tambang, kampung hing, maruphi dan dobud
Sebulan Sekali
1. Pelindung coveyor belt telah dibuat
2. Sampling kualitas udara telah
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari
1. Pengambilan sampel kualitas udara dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil
PT. SDIC INDONESIA II-102
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
2. Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium.
dilakukan kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
pengukuran dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
21 Tingkat Kebisingan
Kebisingan Pengangkutan batu gamping ke crushing plant
1. Perawatan conveyor belt secara rutin dipantai secara visual
2. Metode pengumpulan data menggunakan cara langsung menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM
Puncak tambang, kampung hing, maruphi dan dobud
Sebulan sekali
1. Conveyor belt berfungsi dengan baik
2. Pengukuran kebisingan menggunakan sound level meter
Hasil pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan masih berada dibawah baku mutu tingkat kebisingan KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996.
1. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil pengukuran dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
22 Penurunan kualitas udara Ambient
Udara debu (TSP), SO₂ dan NO₂.
Peremukan batu gamping
1. Pembuatan kubah penutup crushing plant dipantau secara visual
2. Data yang diperlukan untuk
Puncak tambang, kampung hing, maruphi dan dobud
2 kali setahun 1. Crushing palnt ditutup saat proses peremukan berlangsung
2. Sampling
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua
1. Pengambilan sampel kualitas udara dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil
PT. SDIC INDONESIA II-103
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
kajian perubahan kualitas udara adalah data parameter kualitas udara Ambient yaitu debu (TSP) dan gas udara Ambient (SO₂ dan
NO₂). Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium. Pengambilan debu (TSP) dilakukan dengan metode filtrasi, dimana debu di tahan pada permukaan filter dengan porositas tertentu.
kualitas udara telah dilakukan
parameter dari kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
pengukuran dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
23 Penurunan Kualitas air sungai
TSS,TDS dan DO
Pengoperasian fasilitas tambang
1. Pembuatan settling pond dipantau secara visual
2. Pembuatan drainasi dipantau secara visual
3. Data kualitas air
Sungai Maruni Satu kali sebulan pada saat pengoperasian fasilitas tambang
1. Settling pond berfungsi dengan baik
2. Sampling air sungai
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air
1. Pengambilan sampel kualitas air sungai dilakukan pada bulan Desember 2020
PT. SDIC INDONESIA II-104
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
sungai di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium
sudah dilakukan
sungai masih berada dibawah baku mutu kualitas air dan pengendalian pencemaran sesuai PP. RI No.82 Tahun 2001.
2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
24 Penurunan kualitas air laut
TDS dan pH Pengoperasian fasilitas tambang
1. Pembuatan settlingpond dipantau secara visual
2. Pembuatan drainasi dipantau secara visual
3. Data kualitas air sungai di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium
Air laut yang berdekatan dengan muara sungai
6 bulan sekali
1. Settling pond berfungsi dengan baik
2. Sampling air laut sudah dilakukan
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hanpir semua parameter dari kualitas air laut masih berada dibawah baku mutu sesuai Kep. MENLH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut
1. Pengambilan sampel kualitas air laut dilakukan pada bulan Desember 2020
2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)
25 Perubahan kualitas iklim mikro
1. Kecepatan angin ≤ 8.7 m/s
2. Suhu dan Kelembaban udara
3. Ph hujan
Reklamasi dan Revegetasi
1. Luas lahan yang di reklamasi & reklamasi tambang batu gamping ≥ 1 ha/hari dipantau
1. Areal yang ditanam
2. Areal yang telah ditanam
3. Di areal yang
1. 1 kali / minggu pada tahap operasi reklamasi & revegetasi
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Tidak terjadi perubahan iklim
PT. SDIC INDONESIA II-105
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
berkisar 7,0
dengan visual 2. Jumlahbiopori
dengan diameter 10 cm, kedalaman 1 m sebanyak 4 buah per Ha
3. Penyemprotan air secara rutin pada pagi, siang dan sore.
4. Mengukur indeks kenyamanan (suhu dan kelembaban) dengan menggunakan persamaan Niewolt (THI=0,8T (RH.T)/500)
5. Dengan menggunakan AWS (automatic Weather System) untuk mengukur kecepatan, arah angin, danindeks kenyamanan
6. Mengukur ph air hujan
sedang ditanam
4. Pada titik pengamatan AWS
5. 1 titik pengamatan AWS yang bebas hambatan
6. Di tempat penampungan air hujan AWS
2. 1kali/bulan pada tahap operasi reklamasi & revegetasi
3. 1 kali/ minggu pada tahap operasi reklamasi & revegetasi
4. 1 kali/ bulan pada tahap operasi reklamasi & revegetasi
5. 1 kali/ bulan pada tahap operasi reklamasi & revegetasi
6. 1 kali/ bulan pada tahap operasi reklamasi &
PT. SDIC INDONESIA II-106
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
dengan ph meter atau kertas lakmus
revegetasi
26 Penurunan laju aliran permukaan
Debit aliran permukaan
Reklamasi dan Revegetasi
1. Sama dengan pemantauan pada reklamasi dan revegetasi untuk peningkatan keanakaragaman vegetasi
2. Mengukur debit aliran permukaan
Areal Reklamasi dan revegetasi (blok I & II)
1 Bulan sekali
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Laju aliran permukaan tidak berubah
27 Kesuburan tanah
KTK, KB, P-potensial, K-potensial, C-organik tanah
Reklamasi dan Revegetasi
Analisis tanah Lokasi pengambilan tanah untuk media tanam bekas penambangan
Setelah selesai penambangan dan Sebelum reklamasi dan revegetasi dilakukan pada setiap blok penambangan
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Kesuburan tanah tidak berubah
28 Penurunan Sedimentasi sungai
TSS dan Sedimentasi Delivery Ratio (SDR)
Reklamasi dan Revegetasi
1. Sama dengan pemantauan pada reklamasi dan revegetasi untuk peningkatan keanakaragaman vegetasi
2. Mengukur debit aliran permukaan
Lokasi Bekas Tambang blok I dan II
1 kali dalam 3 bulan
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Sedimentasi sungai tidak berubah
29 Perubahan (penurunan) keragaman dan populasi
Keragaman jenis dan populasi Satwaliar
Pembersihan lahan
1. Observasi di areal penambangan dilakukan terhadap kehadiran satwaliar
Di areal dengan radius tertentu untuk memastikan
Periode pengamatan dilakukan setiap 3 bulan
Pembersihan lahan dilakukan secara
Tidak terjadi penurunan keragaman dan populasi satwa
Telah dilakukan observasi terhadap satwa disekitar lokasi
PT. SDIC INDONESIA II-107
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
satwaliar yang meliputi jenis-jenis satwaliar, pertumbuhan populasi dan peranan habitat sebagai fungsi shelter, cover, mating dan breeding seasons serta sebagai feeding ground bagi satwaliar
efek dari pembersihan lahan
untuk memastikan pertumbuhan populasi dan keragaman satwaliar
bertahap liar
30 Perubahan struktur, dominansi dan keanekaragaman vegetasi
Keanekaragaman Vegetasi Jumlah Vegetasi
Pengalian batu gamping
Luasan areal yang di bersihkan sesuai dengan kebutuhan atau bertahap dari blok I, blok II dan blok III, melakukan pengamatan langsung dilapangan terhadap pembersihan lahan apakah sesuai dengan pengelolaan lingkungan - Data yang diperoleh dicatat dan dilakukan analisa deskriptif
2. Pembersihan secara bertahap dimulai dari blok I 20, blok II 20 ha dan blok III 20 ha
Pada areal pembersihan dan penambangan batugamping
1. Dilakukan 1 kali Pada saat pembersiahan dan pengambilan lempung
2. Dilakukan 3 kali Setelah tahap pembersihan dan pengambilan lempung
1. Pembersihan lahan dilakukan secara bertahap
2. Belum dilakukan penanaman pada tahap operasi
Tidak terjadi perubahan struktur, dominansi dan keanekaragaman vegetasi
Pemantauan dilakukan pada saat pembersihan dan pengambilan lempung
PT. SDIC INDONESIA II-108
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
ha diusahakan dibuka secukupnya atau ≥ 2 ha. Melakukan pengamatan langsung dilapangan terhadap pembersihan lahan apakah sesuai dengan pengelolaan lingkungan
− Data yang diperoleh dicatat dan dilakukan analisa deskriptif
3. Dilakukan penanaman kembali dengan jenis-jenis vegetasi yang mudah tumbuh atau asli dari lokasi tersebut seperti matoa (Pometia pinnata dan Pometia coriaceae) merbau (Instia bijuga), nyatoh (Palaqueum amboinensis), lenggua (Pterocarpus indica)
Maupun kelompok buah-buahan yang
PT. SDIC INDONESIA II-109
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
bermanfaat bagi masyarakat sekitar : rambutan (Nephaleum lappaceum), durian (Durio zibethinus), mangga (Manggifera indica), langsat (Lansium domisticum), pinang (Areca catechu) melakukan pengamatan langsung dilapangan terhadap pembersihan lahan apakah sesuai dengan pengelolaan lingkungan -Data yang diperoleh dicatat dan dilakukan analisa deskriptif
31 Peningkatan kesempatan kerja
Jumlah tenaga kerja lokal yang bekerja pada perusahaan
Penerimaan tenaga kerja
WSS dengan tenaga kerja perusahaan. Dan Pihak Manajemen Perusahaan.
Basecamp Perusahaan, dan Kantor Manajemen PT. SDIC Indonesia
2 kali setahun selama satu tahun pertama Tahap Operasi.
Telah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang penerimaan tenaga kerja
Dengan adanya kegiatan pertambangan Terjadi peningkatan kerja masyarakat lokal.
Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan masyarakat lokal
32 Perubahan persepsi
Jumlah anggota
Penerimaan Tenaga
-WSS dengan anggota masyarakat
MANSEL: Kelurahan
2 kali setahun
Telah dilakukan
Persepsi masyarakat
Pemantauan dilakukan
PT. SDIC INDONESIA II-110
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
masyarakat masyarakat yang memanda-ng positif realisasi penerimaan tenaga kerja
Kerja. tentang penerimaan tenaga kerja perusahaan.
- Pengamatan langsung di lapangan
Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT. SDIC Indonesia
selama Tahap Konstruksi
sosialisasi kepada masyarakat tentang penerimaan tenaga kerja
cukup baik dengan wawancara langsung dengan masyarakat lokal
33 Gangguan proses sosial
Ada atau tidaknya konflik.
Penerimaan tenaga kerja
WSS den gan warga masyarakat lokal pengusaha/pemasok tanah urug, dan warga masyarakat lokal pengusaha bibit tanaman/t umbuhan untuk revegetasi
MANSEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT.
2 kali setahun selama Tahap Operasi.
Belum dilakukan WSS dengan masyarakat terkait dengan pengadaan bibit tanaman
Tidak terjadi ganguan sosial
Tidak terjadi konflik antara warga masyarakat lokal dan tenaga kerja luar Kabupaten Manokwari terkait penerimaan tenaga kerja
PT. SDIC INDONESIA II-111
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
SDIC Indonesia
34 Penurunan pendapatan masyarakat
Tingkat pendapatan usahatani kangkung dan mujair
Pembersihan lahan
Wawancara dengan petani kangkung dan ikan mujair
Kampung Maruni dan Kampung Hingck
2 kali selama tahun pertama Tahap Operasi
Proses pembersihan lahan dilakukan sesuai dengan yang dianjurkan
Tidak terjadi penurunan pendapatan masyarakat
Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan petani
35 Perubahan persepsi masyarakat
Jumlah masyarakat yang mendukung kegiatan pembersihan lahan ≥ 60%
Pembersihan lahan
WSS dengan petani kangkung dan ikan mujair.
Kampung Maruni, dan Kampung Hingck.
2 kali selama tahun pertama Tahap Operasi.
WSS dengan petani telah dilakukan
Persepsi masyarakat cukup baik
Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan pihak perusahaan dan petani
36 Perubahan persepsi masyarakat
-Frekuensi konflik antara masyarakat lokal dan perusahaan -Frekuensi pengaduan masyarakat lokal ke Kantor Manajemen Perusahaan.
Pengupasan dan penimbunan tanah pucuk
1. Menggunakan metode pengupasan ramah lingkungan.
2. Menyimpan tanah hasil pengupasan di tempat yang aman dari proses terjadinya erosi.
Kampung Maruni, dan Kampung Hingck.
2 kali selama tahun pertama Tahap Operasi.
Proses pengupasan dan penimbunan tanah pucuk dilakukan sesuai dengan aturan
Persepsi masyarakat cukup baik
Tidak terjadi konflik antara warga masyarakat lokal dengan pihak perusahaan
37 Peningkatan Pendapatan
Realisasi pembayara
Penggalian/Pembongk
Wawancara dengan petani kangkung dan
Kampung Maruni dan
2 kali setahun
Pembayaran ganti rugi
Terjadi peningkatan
Pendapatan masyarakat
PT. SDIC INDONESIA II-112
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
n ganti rugi tanaman kangkung dan ikan mujair
aran batu gamping
ikan mujair Kampung Hingck.
selama tahun kedua pembongkaran batu gamping pada Tahap Operasi.
dilakukan sesuai dengan kesapakatan oleh para pihak
pendapatan meningkat pada saat pembayaran ganti rugi terlaksana
38 Perubahan persepsi masyarakat
Jumlah anggota masyarakat yang memandang positif realisasi penggalian dan pembongkaran
Penggalian dan Pembongkaran batu gamping
WSS dengan petani kangkung dan ikan mujair.
Kampung Maruni, dan Kampung Hingck.
2 kali selama tahun pertama Tahap Operasi.
WSS dengan petani telah dilakukan
Persepsi masyarakat cukup baik
Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan pihak perusahaan
39 Perubahan Pendapatan usaha tani
Debu gamping
Peremukan batu gamping
1. Pelaksanaan penutupan crushing plant di pantau secara visual
2. Kandungan debu gamping disekitar areal pertanian tidak ada.
Areal usaha pertanian pada kampung Andai, Kampung Maruni, Kampung Dobut, Kampung Misapmesy, Kampung Hingck, dan Kampung Anggrisi.
3 bulan sekali selama tahap Operasi
Penutupan crushing plang telah dilakukan
Tidak terjadi perubahan pendapatan usaha tani akibat kegiatan peremukan batu gamping
Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan pihak perusahaan
PT. SDIC INDONESIA II-113
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
Dalam batas sosial wilayah studi
40 Perubahan persepsi masyarakat
Jumlah anggota masyarakat yang mengeluhkan buruknya kualitas udara.
Peremukan batu gamping
WSS dengan warga masyarakat petani.
MANSEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT. SDIC.
2 kali setahun selama Tahap Operasi.
WSS dengan masyarakat terkait dengan kegiatan peremukan batu gamping telah dilakukan
Hapir tidak ada keluhan dari mayarakat terkait proses peremukan batu gamping
Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan pihak perusahaan dan masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi kegiatan
41 Perubahan pendapatan masyarakat
Besar pendapatan yang berasal dari usaha penjualan tanah urug dan usaha bibit tanaman/tumbuhan untuk
Reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang
1. Adanya kontraktor lokal dan Pelibatan masyarakat dalam pekerjaan reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang
2. Jenis tanaman buah yang ditanam
3. Pertumbuhan tanaman dipantau secara berkala
Kelurahan Andai, Kampung Maruni, Kampung Dobut, Kampung Misapmesy, Kampung Hingck, dan Kampung Anggrisi.
1 kali dalam 6 bulan selama proses reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang Tahap Operasi.
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Tidak terjadi perubahan pendapatan masyarakat, karena reklamasi dan revegatasi belum dilakukan
PT. SDIC INDONESIA II-114
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
revegetasi.
42 Perubahan persepsi masyarakat
Respon masyarakat terhadap reklamasi dan revegetasi
Reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang
Jumlah masyarakat yang memberikan respon positif terkait kegiatan reklamasi dan revegetasi
Kelurahan Andai, Kampung Marubi, dan Kampung Hingck.
2 kali setahun selama Tahap Operasi.
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Tidak terjadi perubahan persepsi masyarakat
43 Perubahan Nilai Lahan
Harga lahan persatuan luas
Reklamasi dan revegetasi areal lahan bekas tambang Tahap Operasi
Kesuburan lahan, pemanfaatan lahan, dan nilai jual lahan
Areal lahan bekas tambang
2 kali se-tahun selama kegiatan reklamasi dan revegetasi
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Tidak terjadi perubahan Nilai Lahan
44 Perubahan kesempatan berusaha
Jenis dan jumlah usaha baru
Pelaksanaan CSR
1. Adanya kelompok tani dipantau dengan WSS dan pengamatan langsung.
2. Petani sudah mengikuti pelatihan.
3. Hasil produksi pertanian
Kelurahan Andai, Kampung Maruni, Kampung Dobut, Kampung Misapmesy, Kampung Hingck, dan Kampung Anggrisi.
2 kali setahun selama Tahap Operasi
Belum ada pelaksanaan CSR yang dilakukan pada periode Agustus 2020-Januari 2021
Terjadi peningkatan kesempatan berusaha
Kesempatan berusaha masyarakat meningkat terlihat adanya warung-warung yang dibuka di sekitar lokasi kegiatan.
45 Perubahan Perekonomian Lokal
Teknologi produksi dan corak usahatani
Pelaksanaan CSR
-Pengamatan lansung di lapangan. -WSS dengan petani peserta CSR. -WSS dengan Pihak
MANSEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa,
2 kali setahun selama Tahap Operasi
Belum ada pelaksanaan CSR yang dilakukan pada periode
Tidak terjadi perubahan perekonomian masyarakat lokal yang
Pemantauan dilakukan di sekitar lokasi kegiatan
PT. SDIC INDONESIA II-115
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
Manajemen PT. SDIC
Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT. SDIC Indonesia
Agustus 2020-Januari 2021
signifikan
46 Perubahan persepsi masyarakat
Respon positif masyarakat
Pelaksanaan CSR
Program CSR MANSEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT. SDIC Indonesia
2 kali setahun selama Tahap Operasi.
Belum ada pelaksanaan CSR yang dilakukan pada periode Agustus 2020-Januari 2021
Persepsi masyarakat cukup baik
Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan pihak manajemen PT. SDIC INDONESIA terkait pelaksanaan CSR
PT. SDIC INDONESIA II-116
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
47 Perubahan pola penyakit
10 jenis penyakit
Operasional alat berat di penambangan
1. Penyiraman di tapak proyek
2. Kendaraan layak operasional
1. Tapak kegiatan/ proyek
2. Permukiman penduduk Kampung-kampung disekitar pertambangan
1 (Satu) Kali Dalam 6 (Enam) Bulan
Melakukan penyiraman secara rutin Kendaraan yang digunakan layak pakai (sudah di KIR)
Tidak terjadi perubahan pola10 besar jenis penyakit Atau Prevalensi dan Insiden Penyakit
Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan pekerja dan penduduk disekitar lokasi kegiatan
48 Perubahan pola penyakit
10 jenis penyakit
Peledakan
1. Jarak peledakan
2. Waktu peledakan
3. SOP Peledakan
1. Tapak kegiatan/ proyek
2. Permukiman penduduk Kampung-kampung disekitar pertambangan
1 (Satu) Kali Dalam 6 (Enam) Bulan
Peledakan dilakukan sesuai dengan aturan
Tidak terjadi perubahan pola10 besar jenis penyakit Atau Prevalensi dan Insiden Penyakit
Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan pihak perusahaan
TAHAP PASCA OPERASIONAL
1 Perubahan kualitas iklim mikro
1. Kecepatan angin ≤ 8.7 m/s
2. Suhu dan Kelembaban udara
3. Ph hujan berkisar 7,0
Reklamasi dan Revegetasi Lahan
1. Luas lahan yang di reklamasi & revegetasi tambang batu gamping ≤ 1 ha/hari dipantau dengan visual
2. Jumlahbiopori dengan diameter 10 cm,
1. Areal yang ditanam
2. Areal yang telah ditanam
3. Di areal yang sedang ditanam
4. Pada titik pengamata
1. 1 kali / minggu pada tahap pasca operasi reklamasi & revegetasi
2. 1kali/bulan pada tahap pasca operasi
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Tidak terjadi perubahan kualitas iklim mikro
PT. SDIC INDONESIA II-117
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
kedalaman 1 m 3. Penyemprotan
air secara rutin pada pagi, siang dan sore.
4. Mengukur indeks kenyamanan (suhu dan kelembaban) dengan menggunakan persamaan Niewolt (THI=0,8T (RH.T)/500)
5. Dengan menggunakan AWS (automatic Weather System) untuk mengukur kecepatan, arah angin, danindeks kenyamanan
6. Mengukur ph air hujan dengan ph meter atau kertas lakmus
n AWS 5. 1 titik
pengamatan AWS yang bebas hambatan
6. Di tempat penampungan air hujan AWS
reklamasi & revegetasi
3. 1 kali/ minggu pada tahap pasca operasi reklamasi & revegetasi
4. 1 kali/ bulan pada tahap pasca operasi reklamasi & revegetasi
5. 1 kali/ bulan pada tahap pasca operasi reklamasi & revegetasi
6. 1 kali/ bulan pada tahap pasca operasi reklamasi & revegetasi
2 Penurunan laju aliran permukaan
Debit Aliran permukaan
Reklamasi dan Revegetasi
1. Reklamasi dipantau secara visual
2. Debit aliran
1. Dilokasi Bekas Tambang
1. 1 Kali dalam 3 bulan
Bentuk pemantauan belum
Reklamasi dan Revegetasi belum
Tidak terjadi penurunan laju aliran permukaan
PT. SDIC INDONESIA II-118
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
permukaan diukur kembali dengan memasukan nilai koefisien yang baru setelah adanya peningkatan keanekaragaman vegetasi
2. Di areal yang direvegetasi
2. 1 Kali dalam 3 bulan
dilakukan dilakukan
3 Kesuburan tanah
KTK, KB, P-potensial, K-potensial, C-organik tanah
Reklamasi dan Revegetasi
Analisis tanah Lokasi pengambilan tanah untuk media tanam
Setelah selesai penambangan dan Sebelum reklamasi dan revegetasi dilakukan
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Tidak terjadi perubahan kesuburan tanah
4 Penurunan sedimentasi Sungai
Konsentrasi TSS, DO
Reklamasi dan Revegetasi
Pengukuran TSS dilakukan dengan analisis lab
Di aliran sungai Werbedey (Anak sungai Maruni)
1 kali dalam 3 bulan
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Tidak terjadi penurunan sedimentasi Sungai
5 Penurunan kualitas udara Ambient
Konsentrasi debu dan gas SO2 dan NO2 berada dibawah baku mutu menurut PP. RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalia
Reklamasi dan revegetasi
1. Data yang diperlukan untuk kajian perubahan kualitas udara adalah data parameter kualitas udara Ambient yaitu debu (TSP) dan gas udara Ambient (SO₂ dan
NO₂).
Kampung maruni dan kampung Hink
6 bulan sekali Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Tidak terjadi Penurunan kualitas udara Ambient
PT. SDIC INDONESIA II-119
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
n Pencemaran Udara
2. Pengambilan debu (TSP) dilakukan dengan metode filtrasi.
3. Hasil analisis kualitas udara dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan PP. RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
6 Penurunan Kualitas air sungai
TDS, TSS dan ph
Reklamasi dan revegetasi
Data yang diperlukan untuk kajian perubahan kualitas air permukaan adalah kualitas air sungai di wilayah studi. Selain itu diperlukan juga data tentang rencana kegiatan dalam usaha perumahan dan permukiman yang akan mengakibatkan perubahan kualitas air sungai di wilayah studi, serta kualitas dan debit air limbah yang dihasilkan akibat kegiatan PT. SDIC INDONESIA, terutama; pembersihan lahan
Air sungai Maruni
6 bulan sekali Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Tidak terjadi penurunan Kualitas air sungai
PT. SDIC INDONESIA II-120
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
dan aktivitas serta operasi pabrik . -Data kualitas air sungai di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium.
7 Perubahan (peningkatan) keragaman dan populasi satwaliar
Keragaman jenis dan populasi
Reklamasi dan revegetasi
Observasi dilakukan pada lokasi reklamasi dan revegetasi terhadap kehadiran jenis-jenis satwaliar, status pertumbuhan populasi satwa yang menunjukan tren positif. Meningkatnya peranan habitat sebagai fungsi shelter, cover, mating dan breeding seasons serta sebagai feeding ground satwa liar
Di areal reklamasi/reboisasi dan revegetasi penambangan batugamping (blok III)
Periode pengamatan dilakukan setiap tahun untuk memastikan pertumbuhan populasi dan keraagaman satwaliar
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Tidak terjadiperubahan (peningkatan) keragaman dan populasi satwaliar
8 Perubahan struktur, dominansi dan keanekaragaman vegetasi
Keanekaragaman Vegetasi tambang Jumlah vegetasi
Reklamasi dan Revegetasi
Revegetasi pada areal pengambilan lempung dilakukan dengan sistem blok diusahakan untuk dilakukan penanaman kembali dengan jenis-jenis vegetasi yang mudah tumbuh atau
Di areal reklamasi/reboisasi dan revegetasi penambangan batugamping (blok III)
Setelah pembersihan dan pengambilan lempung pada blok III
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Perubahan struktur, dominansi dan keanekaragaman vegetasi
PT. SDIC INDONESIA II-121
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
asli dari lokasi tersebut maupun kelompok buah-buahan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar
9 Perubahan persepsi masyarakat
Hak-hak tenaga kerja yang diberikan perusahaan
Pengahiran hubungan kerja
1. WSS dengan mantan tenaga kerja perusahaan.
2. WSS dengan Pihak Manajemen perusahaan.
1. Basecamp/Mes Karyawan
2. Lokasi permukiman mantan tenaga kerja
1 kali, segera setelah pengahiran hubungan kerja.
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Pengahiran hubungan kerja belum dilakukan
Tidak terjadi Perubahan persepsi masyarakat
10 Perubahan kesempatan berusaha
Nilai pasar produksi yang dihasilkan petan i mantan peserta CSR.
Pengahiran hubungan kerja
1. WSS dengan petani mantan peserta CSR.
2. WSS dengan Pihak Manajemen perusahaan.
MANSEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT. SDIC INDONESIA
2 kali setahun selama Tahap Pasca Operasi. Lahan
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Pengahiran hubungan kerja belum dilakukan
Tidak terjadi Perubahan kesempatan berusaha
PT. SDIC INDONESIA II-122
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
11 Perubahan persepsi masyarakat
Jumlah anggota warga masyarakat lokal yang menyatakan senang terhadap kegiatan perusahaan.
Reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang
1. WSS dengan mantan tenaga kerja perusahaan.
2. WSS dengan Pihak Manajemen perusahaan.
MANSEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT. SDIC INDONESIA
2 kali selama kegiatan Reklamasi dan Revegetasi
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Tidak terjadi Perubahan persepsi masyarakat
12 Perubahan persepsi masyarakat
Jumlah anggota Keret Mansim selaku pemegang hak adat atas lahan yang menyatakan senang dengan kegiatan PT. SDIC INDONESI
Pengembalian lahan
1. WSS dengan Kepala Keret Mansim, dan Keluarga Keret Mansim.
2. WSS dengan Pihak Manajemen perusahaan.
3. WSS dengan Kepala BPN Manokwari
1. Kelurahan Andai
2. Kantor Manajemen PT. SDIC INDONESIA
2 kali selama proses pengembalian lahan
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Pengembalian lahan belum dilakukan
Tidak terjadi Perubahan persepsi masyarakat
PT. SDIC INDONESIA II-123
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
A
13 Perubahan penguasaan dan pemanfaatan lahan
Proses perubahan penguasaan lahan dari HGU menjadi hak ulayat Keret Mansim.
Pengembalian lahan
1. WSS dengan Kepala Keret Mansim, dan Keluarga Keret Mansim.
2. WSS dengan Pihak Manajemen perusahaan.
3. WSS dengan Kepala BPN Manokwari
1. Kelurahan Andai
2. Kantor Manajemen PT. SDIC INDONESIA
2 kali setahun selama proses pengembalian lahan
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Pengembalian lahan belum dilakukan
Tidak terjadi Perubahan penguasaan dan pemanfaatan lahan
14 Perubahan penguasaan dan pemanfaatan SDA
Proses perubahan penguasaan SDA dari PT. SDIC menjadi hak ulayat Keret Mansim.
Pengembalian lahan
-WSS dengan Kepala Keret Mansim, dan Keluarga Keret Mansim. -WSS dengan Pihak Manajemen perusahaan.
1. Kelurahan Andai
2. Kantor Manajemen PT. SDIC INDONESIA
2 kali setahun selama proses pengembalian lahan
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Pengembalian lahan belum dilakukan
Tidak terjadi Perubahan penguasaan dan pemanfaatan SDA
15 Perubahan pola penyakit
Pola penyakit
Reklamasi dan revegetasi
1. Pengumpulan data sekunder dari Dinas kesehatan Wanokwari
2. Survey dan wawancara dengan masyarakat menggunakan kuesioner
3. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
1. Tapak kegiatan/ proyek
2. Permukiman penduduk Kampung-kampung disekitar pertambangan
Minimal 6 (enam) bulan 1 (satu) kali
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Tidak terjadi Perubahan pola penyakit
PT. SDIC INDONESIA II-124
No
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dilakukan
Jenis Dampak
Indikator/ Parameter
Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan
Analisis Data
Lokasi Pemantauan
Waktu dan Frekwensi
Pelaksanaan Hasil
pemantauan Keterangan Pemantauan
16 Perubahan sanitasi lingkungan
Sanitasi lingkungan
Reklamasi dan revegetasi
1. Pengamatan langsung di lapangan, serta wawancara dengan pekerja
2. Pengumpulan data sekunder.
3. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Tapak kegiatan/ proyek
Minimal 6 (enam) bulan 1 (satu) kali
Bentuk pemantauan belum dilakukan
Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan
Tidak terjadi perubahan sanitasi lingkungan