Post on 07-Mar-2019
STRATEGI PUSAT KOPERASI SYARIAH DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN KOPERASI PRIMER SYARIAH
(Studi Pada Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur Jawa Barat)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh
NAJIBUL MILLAH
104046101653
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
STRATEGI PUSAT KOPERASI SYARIAH DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN KOPERASI PRIMER SYARIAH
(Studi Pada Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur Jawa Barat)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh:
NAJIBUL MILLAH
NIM. 104046101653
Di bawah bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd
NIP. 150 204 484
Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag, MA
NIP. 150 326 896
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 2 Desember 2008
Najibul Millah
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul STRATEGI PUSAT KOPERASI SYARIAH DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN KOPERASI PRIMER SYARIAH (Studi Pada Pusat Koperasi
Syariah Sakinah Cianjur Jawa Barat) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 2 Desember
2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
Jakarta, 2 Desember 2008
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM NIP. 150 210 422
PANIITIA UJIAN
1.
Ketua
:
Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM
NIP. 150 210 422
(.............................)
2.
Sekretaris
:
Dr. H. Muhammad Taufiki, M.Ag
NIP. 150 290 159
(.............................)
3.
Pembimbing I
:
Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd NIP. 150 204 484
(.............................)
4.
Pembimbing II
:
Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag, MA NIP. 150 326 896
(.............................)
5.
Penguji I
:
Prof. Dr. H. Hasannuddin AF., MA
NIP. 150 050 917
(.............................)
6.
Penguji II
:
Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM
NIP. 150 203 012
(.............................)
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur mutlak hanya kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya serta limpahan kasih sayang kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam
senantiasa terlimpahcurahkan keharibaan Nabi Muhammad SAW nabi terakhir
penyempurna ajaran yang telah berhasil merubah tatanan dunia kejahiliahan menuju
dunia yang berperadaban yaitu Islam. Kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Adalah suatu yang mustahil penyusunan ini dapat terselesaikan tanpa bantuan
baik moril dan spiritual, dukungan, kepercayaan serta perhatian kepada penulis. Oleh
karena itu, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta
2. Ibu Dr. Euis Amalia M.Ag., selaku Ketua Jurusan Muamalah Program Studi
Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Jakarta
3. Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Muamalah
Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Jakarta
4. Bapak Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd., selaku dosen pembimbing I dan
Bapak Ahmad Tholabi, S.Ag, MA. selaku dosen pembimbing II yang tidak
kenal lelah meluangkan waktu dan memberikan sumbangan pikiran, serta
arahan kepada penulis pada penyusunan skripsi ini.
5. Pengurus dan seluruh staf Pusat Koperasi Syariah Sakinah Kab. Cianjur yang
telah membantu dan memberikan informasi dalam proses penyusunan skripsi
ini.
6. Kepala Perpustakaan Utama dan Kepala Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta serta seluruh karyawan perpustakaan
terima kasih atas pelayanan terbaiknya.
7. Bapak Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil MA. dan Bapak Irfan Djamil, MA
yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil dalam
penyelesaian skripsi ini.
8. Ayahanda Bunyamin, S.Ag dan Ibunda tercinta Ema Wasimatullah, BA yang
telah mencurahkan doa, kasih sayang, kesabaran dan dorongan serta
pengorbanan yang selalu diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
mempersembahkan sesuatu yang mudah-mudahan dapat dijadikan
kebanggaan. Adik-adikku tercinta Ahmad Zaki Mubarok, Faikar Kholis,
Nurul Afifah Malihatullah, Sahrul Latif dan M. Hurri Baladil Mubarok untuk
dukungan dan doa yang diberikan dan semangat kepada penulis.
9. Nenekku tercinta “emak”, ncing-ncing, tante-tante dan sepupuku di Ciputat,
terima kasih atas segala yang telah diberikan dari sejak penulis kuliah hingga
sekarang.
10. Untuk Irna Dwi Rahmawati yang terus memberikan dorongan dan semangat
yang tak kenal lelah, akhirnya buah dari kesabaran dan ketekunan kita sama-
sama selesaikan skripsi kita. “nantikanku di batas waktu..”
11. Kang Iden yang selalu memberikan semangat dan solusi dalam penyusunan
skripsi ini “hayu kang, urang sami-sami majukeun ekonomi Islam di
Cianjur…” My best friend ‘Cecep, Hamba dan Ridwan’ yang selalu
memberikan semangat dan dorongan dalam penyusunan skripsi
ini…”gancang lulus nya…”
12. Irham, Koni, Emir, Mashilal, Habibah, Ani, Yana dan rekan-rekan mahasiswa
Perbankan Syariah 2004 dan teman seperjuangan KKS 2007 in Cikoneng
Garut Boz Dayat, Faiz, Fattah, Wira, Shesar.
13. Keluarga Besar IMM Cabang Ciputat, Cecep, Fadhli, Dzikril,S.Sos.I, Orin,
Afnan, Antik, Atoen, Elin serta semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan moril hingga
terwujudnya skripsi ini. Atas segala bantuan dan partisipasi dari semua pihak,
penulis hanya dapat memohon kepada Allah SWT semoga melimpahkan
balasan kebaikan. Amin……
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pihak lain pada umumnya.
Jakarta, 19 Nopember 2008
Penulis
Najibul Millah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 9
1. Pembatasan Masalah ........................................................... 9
2. Perumusan Masalah ............................................................. 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 10
1. Tujuan Penelitian ................................................................. 10
2. Manfaat Penelitian ............................................................... 11
D. Tinjauan Pustaka (Review Kajian Terdahulu) ............................ 11
E. Metode Penelitian ...................................................................... 13
1. Metode Penelitian ................................................................ 13
2. Jenis Data ............................................................................. 13
3. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 14
4. Populasi dan Sampel ........................................................... 15
5. Teknik Pengolahan Data ...................................................... 16
F. Teknik Penulisan ...................................................................... 17
G. Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan .............................. 17
BAB II: KAJIAN TEORITIS ......................................................................... 19
A. KONSEP STRATEGI ................................................................ 19
1. Pengertian Strategi ............................................................... 19
2. Bentuk-Bentuk Strategi ........................................................ 20
3. Tahapan Strategi .................................................................. 21
B. KOPERASI .............................................................................. 24
1. Pengertian ............................................................................ 24
2. Landasan dan Asas Koperasi ................................................ 27
3. Tujuan Koperasi ................................................................... 27
4. Fungsi dan Peran Koperasi ................................................... 28
5. Prinsip Koperasi .................................................................. 28
6. Bentuk dan Jenis Koperasi Indonesia .................................... 29
C. KOPERASI MENURUT SYARIAH .......................................... 34
1. Pengertian ............................................................................ 34
2. Landasan Syariah .................................................................. 36
3. Rukun Syirkah ...................................................................... 40
4. Syarat Syirkah ...................................................................... 40
5. Syarat- Syarat Umum Syirkah................................................ 43
6. Syarat-Syarat Khusus ............................................................ 44
7. Tujuan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) ................. 45
8. Bentuk Koperasi Syariah....................................................... 45
BAB III: GAMBARAN UMUM PUSAT KOPERASI SYARIAH
SAKINAH KABUPATEN CIANJUR ........................................ 47
A. Sejarah Berdirinya Puskopsyah .................................................. 47
B. Visi Puskopsyah ........................................................................ 50
C. Misi Puskopsyah ........................................................................ 50
D. Maksud Dan Tujuan Puskopsyah ............................................... 50
E. Strategi Puskopsyah ................................................................... 51
F. Proyeksi Program Prioritas Puskopsyah ..................................... 51
G. Struktur Pengurus Puskopsyah ................................................... 52
1. Kepengurusan Pusat Koperasi Syariah .................................. 52
2. Keanggotaan ........................................................................ 53
3. Struktur Organisasi ............................................................... 54
H. Kegiatan Usaha .......................................................................... 55
I. Daftar Anggota Puskopsyah ...................................................... 60
BAB IV: ANALISA STRATEGI PUSAT KOPERASI SYARIAH
SAKINAH CIANJUR DALAM PENGEMBANGAN KOPERASI
PRIMER SYARIAH ...................................................................... 62
A. ............................................................................................. Layan
an Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT) ............................... 62
1. Mekanisme UERT ............................................................... 62
2. Skema pembiayaan layanan Usaha Ekonomi Rumah Tangga
(UERT) ................................................................................ 63
B. ............................................................................................. Respo
ns Koperasi Primer tentang Puskopsyah ..................................... 64
C. ............................................................................................. Interp
retasi dan Analisa Data .............................................................. 72
D. ............................................................................................. Anali
sis SWOT Strategi Pusat Koperasi Syariah Sakinah ................... 76
E............................................................................................... Fakto
r Pendukung dan Penghambat Strategi Pusat Koperasi Syariah Sakinah
................................................................................................... 86
BAB V: PENUTUP ......................................................................................... 87
A. Kesimpulan ................................................................................ 87
B. Saran – saran ............................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Mulai menjadi anggota Puskopsyah Sakinah ................................. 63
Tabel 4.2 Pandangan responden terhadap pelayanan Puskopsyah Sakinah .... 63
Tabel 4.3 Responden tertarik dengan iklan yang dijanjikan .......................... 64
Tabel 4.4 Pandangan responden terhadap pengelolaan dana Puskopsyah ...... 64
Tabel 4.5 Pandangan responden terhadap keberadaan PUSKOPSYAH ......... 65
Tabel 4.6 Pandangan responden terhadap adanya kelebihan PUSKOPSYAH.... 66
Tabel 4.7 Pandangan responden terhadap adanya kekurangan
PUSKOPSYAH............................................................................. 66
Tabel 4.8 Pandangan responden terhadap upaya yang dilakukan
PUSKOPSYAH dalam pemberdayaan ekonomi rakyat ................ 67
Tabel 4.9 Pandangan responden terhadap PUSKOPSYAH dalam menangani
transaksi/akad ............................................................................... 67
Tabel 4.10 Pandangan responden terhadap PUSKOPSYAH dalam memberikan
informasi ...................................................................................... 68
Tabel 4.11 Pandangan responden terhadap PUSKOPSYAH dalam memberikan
motivasi kepada koperasi primer.................................................... 68
Tabel 4.12 Pandangan responden terhadap PUSKOPSYAH dalam memberikan
inovasi kepada koperasi primer ...................................................... 69
Tabel 4.13 Pandangan responden terhadap PUSKOPSYAH dalam memberikan
pembinaan kepada koperasi primer ................................................ 69
Tabel 4.14 Pandangan responden terhadap adanya layanan Usaha Ekonomi
Rumah Tangga (UERT) ................................................................ 70
Tabel 4.15 Pandangan terhadap manfaat Usaha Ekonomi Rumah Tangga
(UERT) bagi responden ................................................................ 70
Tabel 4.16 Pandangan responden terhadap Usaha Ekonomi Rumah Tangga
(UERT) dalam membantu ekonomi ummat ................................... 71
Tabel 4.17 Matrik SWOT ............................................................................... 76
Tabel 4.18 Analisis SWOT Puskopsyah Sakinah Cianjur ................................ 78
BAB I
PENDAHULUAN
H. Latar Belakang Masalah
Globalisasi menjadikan persaingan usaha semakin terbuka lebar. Koperasi
sebagai salah satu pelaku ekonomi harus memiliki keunggulan agar mampu
bersaing dengan pelaku usaha lainnya. Koperasi yang diklaim sebagai soko guru
perekonomian nasional seharusnya bisa menunjukkan kualitasnya agar layak
disebut soko guru perekonomian bagi pelaku ekonomi lain.
Catatan positif tentang koperasi adalah jumlah kelahiran koperasi baru
yang terus bertambah. Namun demikian, fenomena ini justru diiringi penambahan
yang lebih besar jumlah koperasi yang tidak aktif, termasuk di antaranya mati
atau tidak berjalan lagi. Permasalahan klasik yang sering dihadapi koperasi adalah
masalah organisasi dan manajerial, permodalan, dan rendahnya kualitas sumber
daya manusia yang mengelola, sehingga koperasi berjalan kurang inovatif,
efektif, dan efisien. Selain itu, citra koperasi di mata masyarakat adalah rendah
bila dibanding dengan lembaga ekonomi lain.1
Oleh karena itu, koperasi harus memiliki nilai tambah dibanding dengan
lembaga ekonomi lainnya. Strategi yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan
inovasi terhadap usahanya. Inovasi terhadap produk atau jasa yang dihasilkan,
1 Didane, “Strategi Pengembangan Kualitas Koperasi Berbasis Nilai Tambah” artikel di akses
pada 24 Juni 2008 dari http://didane.multiply.com/journal/item/2
sehingga yang ditawarkan oleh koperasi adalah sesuatu yang unik dan
memperbanyak peluang usaha lainnya.
Penguatan nilai tambah dengan strategi inovasi ini akan optimal dengan
dimulai dari soliditas internal koperasi itu sendiri. Dimulai dari soliditas
kelembagaan atau organisasi koperasi, profesionalitas pengelola, dan anggota
yang aktif dengan memiliki jiwa intrepreneurship, karena koperasi merupakan
lembaga yang dibangun oleh anggotanya. Semakin anggotanya baik, niscaya
koperasi akan semakin baik.
Era otonomi daerah dan jenis koperasi yang berbeda-beda menjadikan
koperasi harus memiliki keunggulan atau kekhasan tersendiri. Koperasi bisa
bekerjasama dengan perguruan tinggi yang ada didaerahnya untuk
mengembangkan produk atau jasa yang ditawarkan agar memiliki nilai tambah
yang berkualitas. Selain itu, produk atau jasa yang dihasilkan disesuaikan dengan
keadaan anggota atau masyarakat sekitar koperasi. Koperasi harus memahami
bisnis apa yang sedang dikerjakannya, sehingga sumber-sumber ekonomi, dana,
maupun produksi dikelola secara efisien yang menghasilkan layanan maksimum
dan berkualitas.2
Fungsi koperasi dalam memberi nilai tambah bagi anggotanya dapat
senantiasa diperbesar. Koperasi bisa mengembangkan usahanya menjadi satu
kesatuan mulai dari subsistem hulu hingga hilir. Agar maksud ini tercapai,
koperasi harus menguasai akses kepada modal, pasar, dan teknologi. Jika koperasi
2 Ibid
bisa memaksimumkan fungsi ini, koperasi akan memiliki kemampuan
meningkatkan usahanya, memperluas jaringan pemasarannya, serta bermitra
dengan badan-badan usaha lainnya.3
Sudah cukup lama umat Islam Indonesia, khususnya di Kabupaten Cianjur
menginginkan sistem perekonomian yang berbasis pada nilai-nilai dan prinsip
syariah (Islamic Economic System) untuk dapat diterapkan dalam segala aspek
kegiatan bisnis dan transaksi umat. Keinginan ini didasari oleh suatu kesadaran
untuk menerapkan Islam secara utuh seperti yang ditegaskan Allah SWT dalam
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 85, yang artinya :
������������ �� … ������� ����������� � ��!"#$�%&�
'������ ( �)☺ +,-��.)/ 0�� �1)��#�2 �3��45 67"8��� 9:�; <..�=
>�? A(�&B)���� �&CDEF��� G �H6��2&� �I)☺�&B�;���� ���JB�!�2 �>K'�; �LF⌧N��
���⌧C)����� � ���&� O-�� 11�#��P�� �Q☺�� �����)☺�%
��S
... Apakah kalian beriman kepada sebagian Al-Kitab (Taurat) dan ingkar
terhadap sebagian yang lain ? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat
demikian daripada kalian, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia,
dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat
berat. Allah tidak lengah dari apa yang kalian perbuat.”
Ayat di atas dengan tegas mengingatkan bahwa selama kita menerapkan
Islam secara parsial, maka kita akan mengalami keterpurukan duniawi dan
3 Ibid
ukhrawi. Tegasnya kewajiban kita sebagai umat Islam, bukan hanya berkewajiban
melaksanakan perintah ibadah yang bersifat ritual saja, tetapi aspek kegiatan
ekonomi seperti, pengelolaan perbankan, koperasi, pasar modal, pembiayaan
proyek dan transaksi umat harus sesuai dengan sistem dan nilai-nilai syariat
Islam.
Kaitan dengan hal tersebut di atas, maka dengan terbitnya Keputusan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor
91/Kep/M.KUKM/IX/2004, tanggal 10 September 2004 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah sebagai payung
hukum pengelolaan lembaga keuangan mikro syariah, seperti koperasi syariah
dan BMT, merupakan langkah solutif dalam menjawab keinginan umat Islam
untuk mengelola kegiatan usaha ekonomi secara berjama’ah melalui lembaga
koperasi (syirkah ta’awuniyah) yang berbasis pada pola layanan sistem syariah.4
Sistem ekonomi Islam merupakan suatu rahmat yang begitu berharga bagi
manusia. Apabila sistem tersebut dilaksanakan secara menyeluruh dan sesuai
dengan ajarannya, akan menjadi sarana yang dapat memberikan kepuasan bagi
setiap kebutuhan masyarakat. Sistem ini menjadi berguna, rasional dan adil bagi
kemajuan ekonomi umat. Namun demikian, pengaplikasian sistem ini mempunyai
hubungan erat dengan agama, ideologi dan budaya Islam sehingga tidak boleh
terpisahkan dari landasan agama yang mutlak harus berlandaskan al-Qur’an dan
4 Profil Pusat Koperasi Syariah (PUSKOPSYAH) Sakinah Kabupaten Cianjur
al-Sunnah. Banyak sekali keuntungan yang akan didapat oleh umat dengan
mengadopsi sistem ini secara menyeluruh dalam konteks yang lebih luas.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan melanda Indonesia menjadikan
masyarakat harus memutar otak mereka sehingga dapat mempertahankan
kelangsungan hidup mereka. Segala macam cara dilakukan guna mendapatkan
apa yang dibutuhkan. Masyarakat melakukan berbagai macam kegiatan usaha
seperti, perdagangan, beternak, menangkap ikan dan sebagainya. Bahkan untuk
hal yang haram pun mereka lakukan guna menutupi kekurangan itu. Salah
satunya dengan menggunakan jasa rentenir dalam hal memperoleh suntikan dana.
Dengan alasan menambah modal kerja, para pedagang rela meminjam uang
dengan bunga yang berlipat-lipat. Walaupun pada kenyataannya praktek tersebut
sangat merugikan pihak peminjam, namun peminjam tetap memilihnya karena
proses pencairan cepat dan tidak harus mencantumkan jenis usaha apa yang
dilakukan.
Ekonomi syariah diharapkan dapat membantu masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan sistem yang adil menjadikan
masyarakat terbantu dari segi permodalan. Banyak lembaga keuangan syariah
yang menawarkan produk-produk dengan pola bagi hasil baik itu berupa bank
syariah, asuransi syariah, BMT bahkan koperasi syariah pun tidak mau
ketinggalan dalam menawarkan produk-produk ini. Lembaga-lembaga keuangan
diatas merupakan wujud dalam membantu merealisasikan dan mensosialisasikan
ekonomi syariah untuk segala lapisan masyarakat yang selama ini lebih tertarik
menggunakan jasa keuangan konvensional. Lembaga keuangan konvensional
dengan bunga yang tinggi telah banyak merugikan masyarakat kecil terutama
yang mengalami kerugian dalam usaha karena beberapa faktor, di antaranya tidak
adanya pembinaan dan pendampingan serta pengawasan dari pihak lembaga
keuangan tersebut dan ketidakadilan mengenai porsi keuntungan antara pemodal
dan pengusaha.
Dana yang digulirkan pemerintah baik dari pusat maupun daerah sering
dianggap dana hibah oleh masyarakat, sehingga pemanfaatan dana tersebut
menjadi konsumtif. Akibatnya kesejahteraan mereka tetap di bawah dan dana
yang mengalir habis begitu saja tidak sempat digulirkan lagi pada masyarakat lain
yang membutuhkan.5
Kabupaten Cianjur yang dikenal dengan julukan kota santri merupakan
kawasan yang strategis dimana banyak terdapat potensi-potensi baik dari segi
alam, pariwisata, pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya. Cianjur menjadi
kawasan transit para pengunjung dari Ibukota Negara yang menuju Ibukota
Provinsi menjadikan pesatnya perkembangan dari segala bidang.
Sebagai contoh dari segi ekonomi, kini di Kabupaten Cianjur tumbuh
berkembang praktek-praktek ribawi dengan berkedok koperasi simpan pinjam.
Mereka beroperasi sangat pesat ke pelosok-pelosok daerah untuk menyalurkan
dana dengan bunga yang cukup tinggi. Melihat potensi masyarakat yang
5 Ahmad Yani S.IP, ”Koperasi Syariah Perangi Rentenir” , ISMA edisi 74 tahun IX, (Februari
2008/Shafar 1429 H): h. 37
jumlahnya sekitar 2 juta lebih yang 600.000 jiwa adalah masyarakat miskin
menjadikan sasaran empuk para rentenir untuk mengeruk keuntungan.
Disinyalir banyaknya rentenir di Kabupaten Cianjur adalah exodus dari
wilayah Kabupaten Subang yang di demo oleh masyarakat setempat dan
berpindah ke Cianjur karena melihat potensi yang dimiliki oleh masyarakat
Cianjur. Bahayanya lagi keuntungan yang di salurkan oleh rentenir tersebut
melebihi Pendapatan Asli Daerah Kab. Cianjur yaitu sekitar 400 milyar/tahun
atau 40 kali lipat dari PAD Cianjur. kebanyakan dana tersebut adalah dari ummat
Islam yang membutuhkan dana untuk melakukan usaha. Fakta lain kegiatan di
semua sektor kehidupan ekonomi umat Islam sampai saat ini, dalam pemanfaatan
fasilitas modal kerja, dan pelaksanaan transaksi ekonomi, serta pengelolaan
keuangan pada umumnya, masih menggunakan layanan jasa keuangan perbankan,
yang menerapkan sistem bunga, yang dalam perspektif Islam dianggap riba dan
hukumnya haram.6
Dari fakta-fakta yang terjadi di Kabupaten Cianjur yang sangat
meresahkan warga sehingga Majelis Ulama Indonesia Kab. Cianjur bersama
sejumlah Ormas Islam yang terdiri dari : PD. Persatuan Islam (PERSIS), PD.
Nahdlatul Ulama (NU), PD. Muhammadiyah, PD. Persatua Umat Islam (PUI),
PD. Syarikat Islm (SI) membuat Nota Kesepahaman Konsorsium Ormas Islam
tentang Dukungan Proyeksi Pergerakan Dakwah Pengembangan Ekonomi
6 Ahmad Yani, S.IP “Rentenir Berkedok KSP Menjamur di Cianjur" di akses pada 20 Maret 2008
dari http://www.hupelita.com/baca.php?id=43715
Syariah di Kabupaten Cianjur. Dari musyawarah konsorsium Ormas Islam
tersebut menghasilkan tiga kesepakatan, yaitu:7
1. Kami besedia mendukung dan mengawal proyesi pergerakan dakwah
pengembangan ekonomi Syariah di Kab. Cianjur.
2. Bersedia mengawal aspirasi, mengawasi, memanfaatkan dan
mempertanggungjawabkan anggaran pemerintah Kabupaten Cianjur dan
sumber anggaran lainnya, khususya alokasi anggaran keagamaan dan
anggaran pemberdayaan ekonomi untuk kepentingan membangun
kemashlahatan umat Islam Kabupaten Cianjur.
3. Mendelegasikan dan menunjuk Lembaga Pengkajian dan Pengembangan
Ekonomi Syariah (LP2ES) untuk membentuk kelompok kerja (tim)
sosialisasi ekonomi dan koperasi syariah, unit-unit usaha dan model-
model layanan ekonomi produktif berbasis sistem syariah di bawah
pengawasan Pimpinan Ormas Islam Kabupaten Cianjur dan
terkoordininasi dengan instansi terkait.
Koperasi-koperasi primer terhimpun dalam sebuah koperasi sekunder
yaitu Pusat Koperasi Syariah Sakinah Kab. Cianjur. Pusat Koperasi Syariah
(Puskopsyah) Sakinah sebagai koperasi sekunder dan berfungsi untuk
menggerakan koperasi-koperasi primer yang mengelola unit-unit usaha dengan
sistem dan model layanan pola syariah. Kegiatan-kegiatan Puskopsyah yang telah
dilaksanakan di antaranya, bersama Dinas Koperasi Kabupaten Cianjur, ikut
7 Nota Kesepahaman Konsorsium Ormas Islam tanggal 5 Juli 2007 di Cianjur
mendampingi, mengawasi pengelolaan, dana bergulir dari Program Kementerian
UKM dan PPK IPM Provinsi Jabar, dengan menggunakan sistem layanan pola
syariah, melakukan koordinasi, dan rencana kerjasma pendampingan, penjaminan,
pembinaan manajemen, dan pengelolaan dana dari pihak perbankan syariah bagi
pelaku usaha anggota koperasi pengguna layanan pola syariah.
Masalah yang muncul adalah bagaimana Koperasi Syariah yang
kebanyakan terdapat pada ormas Islam tersebut dapat menjalankan misi dakwah
ini. Untuk itulah penulis merasa perlu membahas kinerja Pusat Koperasi Syariah
Sakinah Cianjur sebagai koperasi sekunder dalam mengembangkan koperasi-
koperasi syariah sebagai mitra yang berada diwilayahnya. Maka penulis
mengambil judul skripsi STRATEGI PUSAT KOPERASI SYARIAH
DALAM UPAYA PENGEMBANGAN KOPERASI PRIMER SYARIAH
(Studi Pada Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur Jawa Barat)
I. Pembatasan dan Perumusan Masalah
3. Pembatasan Masalah
Berawal dari uraian yang telah dipaparkan diatas, melihat luasnya
pembahasan mengenai Strategi Pusat Koperasi Syariah, maka penulis membatasi
masalah hanya pada strategi dan program yang dikembangkan oleh Pusat
Koperasi Syariah Sakinah Kabupaten Cianjur.
4. Perumusan Masalah
Yang menjadi pokok permasalahan penelitian ini bahwa di wilayah
Cianjur praktek ekonomi ribawi sudah merajalela. Untuk menanggulanginya
muncullah gagasan mendirikan Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah). Berkenaan
dengan eksistensi Puskopsyah, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan
penelitian (research question), di antaranya:
1. Bagaimana strategi yang dilakukan Puskopsyah kepada koperasi-koperasi
primer syariah sebagai mitranya dalam menghadapi persaingan dengan
koperasi simpan pinjam ?
2. Bagaimana program pembinaan yang dilakukan oleh Puskopsyah kepada
koperasi syariah primer sebagai mitranya ?
3. Bagaimana respons koperasi syariah primer terhadap program dan strategi
yang dilakukan oleh Puskopsyah ?
J. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui strategi yang dilakukan Puskopsyah dalam mengembangkan
koperasi-koperasi syariah sebagai mitranya dalam menghadapi persaingan
dengan koperasi simpan pinjam yang tidak menjadi Puskopsyah.
2. Mengetahui program pembinaan yang dilaksanakan oleh Puskopsyah
terhadap koperasi primer syariah sebagai mitra Puskopsyah.
3. Mengetahui respons koperasi primer syariah terhadap program dan
strategi yang dilakukan oleh Puskopsyah.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis, sebagai pengembangan ilmu pengetahuan muamalah pada
umumnya dan khususnya menyangkut koperasi syariah
2. Secara praktis, memberikan informasi kepada masyarakat khusunya
pengusaha kecil dan menengah maupun pelaku ekonomi syariah mengenai
keunggulan koperasi syariah sebagai lembaga keuangan mikro dengan
layanan unggulannya yaitu Usaha Ekonomi Rumah Tangga yang
menggunakan sistem mudharabah muqayyadah dengan harapan praktek
ekonomi syariah akan menjadi kuat dan menguasai perekonomian umat.
K. Tinjauan Pustaka (Review Kajian Terdahulu)
Untuk menghindari penelitian terhadap objek yang sama atau
pengulangan terhadap suatu penelitian yang sama, serta menghindari anggapan
plagiasi terhadap karya tertentu, maka perlu dilakukan review terhadap kajian
yang pernah ada.
Tema yang penulis angkat pada skripsi ini adalah tentang strategi syariah.
Tema ini sudah ada yang membahas namun pada Koperasi Pondok Pesantren.
Yaitu pada skripsi yang di susun oleh Siti Irma Fatimah, "Analisa Strategi
Koperasi Pondok Pesantren dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat” (Studi pada
Koperasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas Subang Jawa Barat). Skripsi Fakultas
Syariah dan Hukum, Muamalah, Perbankan Syariah, UIN Jakarta, 2006. pada
skripsi ini dibahas mengenai peran dan upaya koperasi pesantren Al-Ikhlas dalam
pemberdayaan ekonomi masyarakat yang ada di sekitar pesantren khususnya,
umumnya masyarakat Subang Jawa Barat. Dari penelitian tersebut, dapat
diketahui:
1. Upaya-upaya Koperasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas dalam pemberdayaan
ekonomi rakyat:
- Mengajak masyarakat untuk bekerja sama dalam bidang ekonomi yang
sesuai dengan Syariah
- Membentuk penyuluhan tentang bagaimana usaha yang benar bagi
para nasabah
- Membantu permodalan bagi para pedagang kecil terutama pedagang
yang berada di sekitar pesantren
2. Koperasi Pondok Pesantren menggunakan sistem syariah atau disebut juga
dengan Baitul Maal wa Tamwil (BMT). Dengan layanan yang dilakukan
antara lain, tabungan, deposito dan pelayanan pembiayaan.
3. Koperasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas memiliki potensi yang cukup besar
dalam pengembangan perekonomian.
Berbeda dengan skripsi diatas, pada skripsi ini penulis membahas kinerja
koperasi sekunder syariah yakni Pusat Koperasi Syariah Sakinah di Cianjur dari
sisi strategi, program dalam mengembangkan mitranya yaitu koperasi-koperasi
primer syariah di wilayah Cianjur.
L. Metode Penelitian
6. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu
penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari data yang ada
kemudian dianalisis lebih lanjut untuk kemudian ditarik kesimpulan. Dengan
tipe pendekatan studi kasus. Penulis mengadakan penelitian dengan melihat,
menggambarkan tentang strategi Puskopsyah dalam penguatan Koperasi
Syariah.
7. Jenis Data
Jenis data merupakan data kuantitatif yang bersumber dari :
a. Data Primer
Penulis mewawancarai Ketua Umum dan Manajer Umum Pusat
Koperasi Syariah Sakinah Kab. Cianjur, data-data resmi dari Puskopsyah
serta angket yang diberikan kepada koperasi primer.
b. Data Sekunder
1. Dokumentasi atau arsip yang berhubungan dengan penelitian
2. Penelitian Kepustakaan (library research) dari buku, artikel dan karya
ilmiah yang berkaitan dengan penelitian
8. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Kepustakaan, yaitu dengan membaca, mempelajari dan menelaah
buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti guna
mendapatkan teori-teori dalam mendukung pembuktian kebenaran
permasalahan yang dihadapi.
b. Penelitian Lapangan, yaitu melakukan penelitian langsung ke Puskopsyah.
Dan untuk memperoleh data yang lengkap dilakukan dengan cara-cara:
1. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan, dan yang di wawancarai (interviewee)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.8 Wawancara
melakukan tanya jawab lisan secara langsung dengan menggunakan
pedoman wawancara yang sistematik guna mendapatkan keterangan
yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Pada penelitian
8 Dr. Lexy J. Moleong, MA., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2002) h.135
ini, penulis mewawancarai beberapa orang yang terkait dengan
pembahasan, di antaranya:
1) Ketua Umum Puskopsyah, KH. M. Wawan Ridwan
2) Manajer Umum Puskopsyah, Ahmad Yani, S.IP
2. Pengamatan langsung di lapangan (observasi) adalah mengamati
secara langsung terhadap penulisan-penulisan yang sedang terjadi pada
objek yang diteliti di lokasi dan mencatat secara sistematis terhadap
data-data yang ada di Puskopsyah.
3. Survei angket adalah penyebaran sejumlah pertanyaan kepada
beberapa responden untuk diisi dengan tujuan untuk memperoleh
tambahan data yang dianalisis. Pada penelitian ini, penulis
memberikan beberapa pertanyaan melalui angket yang disebar ke
sejumlah koperasi primer syariah yang menjadi anggota Puskopsyah.
9. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian yang penulis lakukan yaitu mencakup
keperasi-koperasi primer syariah yang menjadi mitra/anggota Puskopsyah
berjumlah 42 koperasi primer, yang tersebar di sekitar 30 kecamatan
dengan beberapa tipologi koperasi.
b. Sampel
Adapun sample yang diambil berdasarkan tipologi koperasi primer
tersebut.Di antaranya:
1. Koperasi Pemuda Remaja Masjid Rido Manah Kec. Campaka Mulya
2. Koperasi Serba Usaha Kuta Sawarga Makmur Kec. Cibinong
3. Koperasi Pertanian Warga Mandiri Kec. Naringgul
4. Koperasi Pondok Pesantren Miftahus Syuhada Kec. Cibinong
5. Koperasi Majelis Ta’lim Assa’adah
6. Koperasi Wanita Sawargi
7. Koperasi Agribisnis Citra Laksana
8. Koperasi Unit Desa Marga Mukti
10. Teknik Pengolahan Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teknik analisis
kualitatif dan kuantitatif. Teknik Analisis Kualitatif yaitu data dari informasi
yang diperoleh diperbandingkan, dianalisis dan ditarik kesimpulan.
Sedangkan data kuantitatif diolah dengan memasukan tabel frekuensi. Hasil
penelitian dibuat tabel frekuensi relatif untuk setiap kategori dengan langsung
dibuat prosentase, sehingga akan langsung diketahui jumlahnya (sesuai
dengan proporsi jawaban sampel) dengan rumus
P = F / N 100 %
P = Prosentase
F = Frekuensi yang sedang dicari presentasinya
N = Number of case
M. Teknik Penulisan
Penulisan skripsi ini mengacu pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi yang
diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2007.
N. Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan
Pembahasan skripsi ini terdiri dari 5 BAB yang sistematika penulisannya
sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan. Pada bab I penulis menyajikan latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, manfaat dan tujuan penelitian,
tinjauan kepustakaan (studi review terdahulu), metode penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II. Kajian Teoritis tentang Konsep Strategi, Koperasi. Pada Bab ini,
penulis membahas beberapa teori tentang startegi yang meliputi pengertian
strategi, tipe-tipe strategi dan tahapan strategi. Selanjutnya, penulis juga
membahas teori tentang koperasi konvensional yang meliputi pengertian koperasi
secara umum, landasan, asas, peran fungsi dan prinsip koperasi, bentuk dan jenis
koperasi. Terakhir penulis membahas koperasi menurut syariah meliputi
pengertian koperasi menurut syariah, landasan syariah, rukun syirkah, syarat
syirkah dan bentuk-bentuk koperasi syariah.
BAB III. Gambaran Umum Pusat Koperasi Syariah Sakinah Kabupaten
Cianjur Jawa Barat. Pada Bab ini, penulis menyajikan sejarah berdirinya
Puskopsyah, maksud dan tujuan Puskopsyah, visi misi Puskopsyah, proyeksi
program prioritas Puskopsyah, struktur organisasi, jenis usaha dan daftar koperasi
syariah mitra Puskopsyah.
BAB IV. Analisis Strategi Puskopsyah Sakinah Kab. Cianjur dalam
Pengembangan Koperasi-Koperasi Syariah. Pada bab ini penulis menyajikan hasil
penelitian, di antaranya hasil wawancara, data dari hasil penyebaran angket dan
observasi lapangan.
BAB V. Penutup. Pada bab ini penulis menyajikan kesimpulan terhadap
hasil penelitian dan saran-saran.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
KONSEP STRATEGI DAN KOPERASI
D. KONSEP STRATEGI
1. Pengertian Strategi
Manajemen strategi merupakan arus keputusan dan tindakan yang
mempengaruhi pada perkembangan suatu strategi. Strategi yang efektif
membantu tercapainya sasaran-sasaran perusahaan. Proses manajemen strategi
adalah cara dengan jalan mana perencana strategi menentukan sasaran dan
membuat kesimpulan strategi. Keputusan strategi merupakan sarana untuk
mencapai dilayani tujuan akhir. Keputusan ini mencakup definisi tentang
bisnis, produk dan pasar yang harus dilayani, fungsi yang harus dilaksanakan
dan kebijaksanaan utama yang diperlukan untuk mengatur dalam
melaksanakan keputusan ini demi mencapai sasaran,9 fungsi strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep
mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya
perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir.
9 Rokhmad Slamet, Seminar Akademik Program BBA Jakarta Institute of Management
Studies (Jakarta: 24 Maret 2001)h.2
Menurut Chandler (1962), strategi merupakan alat untuk mencapai
tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, serta
prioritas alokasi sumber daya.
Menurut Learned, Christensen, Andrews dan Guth (1965), strategi
merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian
salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada
atau tidak ada.
Menurut Hamel dan Prahalad (1995) strategi merupakan tindakan
yang bersifat incrental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan
dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan dimasa depan. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan
perubahan pola konsumen memerlukan komperensi inti.
2. Bentuk-Bentuk Strategi
Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokan berdasarkan tiga
bentuk strategi yaitu:
a. Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro
misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga,
strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai
keuangan, dan sebagainya.
b. Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.
Misalnya, apakah perusahaan ini melakukan strategi pertumbuhan yang
agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan,
strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divertasi dan
sebagainya.
c. Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional
karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen,
misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi
distribusi, strategi organisasi dan strategi-strategi lain yang berhubungan
dengan keuangan
3. Tahapan Strategi
Strategi juga melalui berbagai tahapan dalam prosesnya, secara garis
besar strategi melalui tiga tahapan, yaitu :10
a. Perumusan Strategi
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah merumuskan
strategi yang akan dilakukan. Sudah termasuk di dalamnya adalah
pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal,
menetapkan kekuatan kelemahan secara internal, menetapkan suatu
10 Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta : Prenhalindo, 2002), h.30
objektifitas, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi untuk
dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk
memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan
dalam proses kegiatan.
b. Implementasi Strategi
Setelah kita merumuskan dan memilih strategi yang telah
ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang
ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih
sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari seluruh unit, tingkat,
dan anggota organisasi.
Tanpa adanya komitmen dan kerja sama dalam melaksanakan
strategi, maka proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi
impian yang jauh dari kenyataan. Implementasi strategi bertumpu pada
alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang akan ditampakkan
melalui penetapan struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang
dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi.
c. Evaluasi Strategi
Tahap akhir dari strategi ini adalah evaluasi implementasi strategi.
Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat
diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi
tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu
organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang
dinyatakan telah dicapai. Ada tiga macam kegiatan mendasar untuk
mengevaluasi strategi, yakni :
1) Meninjau faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar
strategi. Adanya perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan
dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang di
antaranya strategi tidak efektif atau hasil implementasi yang buruk
dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.
2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki
penyimpanan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual, dan
menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang
dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur
dan mudah dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting
dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang terjadi.
3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai
dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa strategi yang
ada ditinggalkan atau harus merumuskan strategi yang baru. Tindakan
korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang
dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapkan.
E. KOPERASI
1. Pengertian
Koperasi berasal dari kata Cooperation (bahasa Inggris), yang
artinya kerjasama. Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud dengan
koperasi adalah suatu perkumpulan yang di bentuk oleh para anggota peserta
yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya dengan harga
yang relatif rendah dan bertujuan memajukan tingkat hidup bersama.11
Menurut UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.
Menurut R.M. Margono Djojohadikoesoemo dalam bukunya yang
berjudul ”Sepuluh Tahun Koperasi; Penerangan Tentang Koperasi oleh
Pemerintah 1930-1940”, menyatakan bahwa: koperasi adalah perkumpulan
manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama
untuk memajukan ekonominya.12
Menurut Bung Hatta dalam bukunya ”Cooperative Movement in
Indonesia” menerangkan bahwa:
11 Drs. Hendi Suhendi, M.Si, Fiqh Muamalah, Membahas Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002) h. 291 12 M. Firdaus, S.P., MM dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori dan Praktek,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2004
”Orang harus membedakan koperasi sosial (Social Cooperation)
dengan koperasi ekonomi(Economic Cooperation) yang kedua-duanya
ditemui dalam masyarakat Indonesia. Dalam koperasi sosial kerjasama
dilakukan tanpa hitung-hitungan ekonomi yang sebenarnya seperti
bagaimana mendapatkan suatu hasil maksimum dengan pengeluaran sedikit
mungkin. Sedangkan dalam Koperasi Ekonomi yang kemudian kita
menyebutnya dengan KOPERASI adalah bertujuan untuk memajukan bagian
terbanyak penduduk yang termasuk ekonominya lemah dengan jalan bekerja
bersama-sama.
Koperasi adalah suatu lembaga yang harus dapat menggalang
kekuatan-kekuatan ekonomi lemah yang terpencar-pencar itu menghimpun
dan mengumpulkannya menjadi suatu kekuatan ekonomi yang positif dan
tegar.”13
Menurut Prof. R.S. Soeriaatmadja memberikan definisi koperasi
sebagai suatu kumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat
manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela
masuk, untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan
atas tanggungan bersama.14
13 Bahri Nurdin, SE. MS., Perkenalan dengan Beberapa Konsep Ekonomi Koperasi, (Jakarta: t.t.
1993) h. 9 14 Ibid., h. 8-9
Menurut Prof. Marvin, A Schaars (guru besar Fak. Pertanian,
University of Wisconsin, Madison, USA) merumuskan ekonomi koperasi
adalah sebagai berikut:
” A cooperative is a business voluntarily owned and controlled by its
member patrons and operated for them and by them on a non-profit or cost
basis” (koperasi adalah suatu badan usaha ekonomi yang secara sukarela
dimiliki dikendalikan oleh anggota yang melangganinya dan dioperasikan
untuk dan oleh mereka berdasarkan nirlaba atau biaya). 15
Menurut Paul Hubert Casselman dalam bukunya yang berjudul” The
Cooperative Movement and some of its Problems” mengatakan:
”Cooperation is an economic system with social contrast” (koperasi adalah
suatu sistem, ekonomi yang mengandung unsur sosial).16
Menurut ILO (International Labor Organization) koperasi adalah
suatu perkumpulan dari sejumlah orang yang bergabung secara sukarela untuk
mencapai suatu tujuan yang sama melalui pembentukan suatu organisasi yang
diawasi secara demokratis, melalui penyetoran suatu kontribusi yang sama
untuk modal yang diperlukan dan melalui pembagian resiko dan manfaat yang
wajar dari usaha, di mana para anggotanya berperan seara aktif.17
15 Ibid., h.11-12 16 M. Firdaus, Perkoperasian Sejarah, Teori dan Praktek h. 39 17 Titik Sartika P. & Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2002) h. 51
Dari beberapa definisi diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa koperasi adalah badan usaha ekonomi yang beranggotakan orang yang
memiliki tujuan yang sama dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk
kesejahteraan bersama dengan asas kekeluargaan. Dengan modal dan
keuntungan diatur bersama.
2. Landasan dan Asas Koperasi
Di dalam UU RI No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2
dikatakan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 serta berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dari bunyi pasal 2 tersebut
jelaslah bahwa landasan dan asas koperasi adalah Pancasila dan UUD 1945.
3. Tujuan Koperasi
Pada bab II bagian kedua pasal 3 UU No. 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian, dijelaskan bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan
anggota pada khusunya dan masyarakat pada umumnya serta ikut serta
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD
1945.
4. Fungsi dan Peran Koperasi
Pada bab III bagian pertama pasal 4 UU No. 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian diuraikan tentang fungsi dan peran koperasi Indonesia sebagai
berikut:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
pertahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai
sokogurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
5. Prinsip Koperasi
Pada bab III bagian kedua pasal 5 UU No. 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian diuraikan tentang prinsip koperasi Indonesia sebagai berikut:
1) Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut:
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
e. Kemandirian
2) Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula
prinsip koperasi sebagai berikut:
a. Pendidikan perkoperasian
b. Kerjasama antar koperasi
6. Bentuk dan Jenis Koperasi Indonesia18
1. Bentuk Koperasi
Ketentuan yang terdapat pada pasal 15 UU No. 25 tahun 1992
menyatakan bahwa koperasi dapat berbentuk koperasi primer atau
koperasi sekunder.
Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan orang seorang. Koperasi ini dibentuk sekurang-kurangnya
20 orang.
Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan koperasi. Pengertian koperasi sekunder meliputi semua
koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi primer dan/atau
koperasi sekunder. Koperasi sekunder dibentuk oleh tiga koperasi
18 M. Firdaus, Perkoperasian Sejarah, Teori dan Praktek h. 61
Pemusatan koperasi ke dalam beberapa tingkatan dalam kesatuan
yang tidak bisa dipisah-pisahkan mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
a. Menekan atau menghindari kemungkinan persaingan yang tidak sehat
diantara koperasi-koperasi yang ada
b. Ada hubungan yang saling melengkapi dalam suasana asas
kekeluargaan diantara koperasi-koperasi tersebut, antara lain: biaya
dapat dikurangi dan harga dapat ditekan serendah-rendahnya
c. Kerjasama yang baik dan bertanggung jawab akan dapat menjamin
sehatnya sektor koperasi dari sudut kehidupan organisasi dan usaha,
sehingga:
1) Koperasi primer atau salah satu tingkat organisasi yang kuat dapat
terus maju dengan kekuatannya sendiri dan menjadi dasar yang
sehat bagi tingkat organisasi diatasnya, sedangkan yang lemah
dibantu oleh tingkat organisasi diatasnya baik permodalan,
administrasi dan mamajemen
2) Masalah-masalah dalam koperasi dapat diatasi dalam lingkungan
kerjasamanya sendiri dan ini berarti berkurangnya atau hilangnya
ketergantungan pada perusahaan atau badan lain diluarnya atau
bahkan di sektor lain
2. Jenis Koperasi19
Dalam ketentuan pasal 16 UU No. 25 tahun 1992 besrta
penjelasannya dinyatakan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan
kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Dasar untuk menentukan
jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan
ekonomi anggotanya, seperti antara lain koperasi simpan pinjam (KSP),
koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran dan koperasi
jasa.
Penjenisan koperasi dapat ditinjau dari berbagai sudut pendekatan
antara lain:
a. Berdasarkan pada kebutuhan dan efisien dalam ekonomi sesuai dengan
sejarah timbulnya gerakan koperasi, maka dikenal jenis-jenis koperasi
sebagai berikut:
1) Koperasi Konsumsi
2) Koperasi Kredit
3) Koperasi Produksi
4) Koperasi Jasa
5) Koperasi Distribusi (pemasaran)
19 Muhammad Firdaus, Dkk, Perkoperasian Sejarah, Teori dan Praktek h. 62-69
b. Berdasarkan golongan fungsional maka dikenal jenis-jenis koperasi
sebagai berikut:
1) Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
2) Koperasi Angkatan Darat (KOPAD)
3) Koperasi Angkatan Udara (KOPAU)
4) Koperasi Angkatan Kepolisian (KOPPOL)
5) Koperasi Pensiunan Angkatan Darat
6) Koperasi Pensiunan
7) Koperasi Karyawan (KOPKAR)
8) Koperasi Sekolah
9) Koperasi Mahasiswa (KOPMA)
c. Berdasarkan lapangan usaha, maka dikenal jenis-jenis koperasi
sebagai berikut:
1) Koperasi Desa
2) Koperasi Konsumsi
3) Koperasi Pertanian
4) Koperasi Peternakan
5) Koperasi Perikanan
6) Koperasi Kerajinan/Industri
7) Koperasi Simpan Pinjam
8) Koperasi Asuransi
9) Koperasi Unit Desa (KUD)
Dalam perkembangan terakhir sejak diberlakukannya Inpres No.
14 tahun 1998, maka berbagai macam/ jenis koperasi bermunculan sesuai
dengan aspirasi masyarakat, antara lain:
1) Koperasi Tani (KOPTAN)
2) Koperasi Pondok Pesantren (KOPONTREN)
3) Koperasi Wanita
4) Koperasi Agribisnis
5) Koperasi Pedagang Pasar
6) Koperasi Industri
7) Koperasi Syariah
8) Koperasi Serba Usaha
9) Koperasi Kredit
10) Koperasi dikalangan profesi (akuntan, arsitek, pengacara, dokter, dll)
11) Koperasi Kelompok Masyarakat (POKMAS)
Menurut Ir. Kaslan A. Tohir dalam bukunya yang berjudul
”Pelajaran Koperasi” (1964) menyebutkan adanya pengelompokan
(penjelasan) menurut Klasik tersebut hanya mengenal 3 jenis Koperasi,
yaitu : 20
20 Drs. Hendrojogi, M.Sc, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik Edisi Revisi 2004 (Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 2007) h. 63
1. Koperasi Pemakaian (koperasi warung, koperasi sehari-hari,
koperasi distribusi, warung andil dan sebagainya); tujuan dari
koperasi ini adalah membeli barang-barang yang dibutuhkan
anggota-anggotanya dan membagi barang-barang itu kepada mereka.
2. Koperasi Penghasil atau Koperasi Produksi; tujuan dari koperasi ini
adalah mengerjakan sesuatu pekerjaan bersama-sama
3. Koperasi Simpan Pinjam; tujuan dari perkumpulan ini adalah
memberi kesempatan kepada anggota-anggotanya untuk menyimpan
dan meminjam uang
F. KOPERASI MENURUT SYARIAH
1. Pengertian
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Republik Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/1X/2004, tanggal 10
September 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa
dan Keuangan Syariah (KJKS) sebagai payung hukum pengelolaan lembaga
keuangan mikro syariah, seperti Baitul Maal Wa-Tamwil (BMT), Koperasi
Syariah, Koperasi Pondok Pesantren atau lembaga-lembaga keuangan mikro
lainnya yang beroperasi secara syariah. Berikut beberapa hal mengenai
pengertian dan ketentuan pengelolaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
(KJKS) sebagai berikut 21
:
1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas dasar kekeluargaan.
2. Koperasi Jasa Keuangan Syariah selanjutnya disebut KJKS adalah
koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan,
investasi, produksi, perdagangan dan simpanan sesuai dengan pola
layanan syariah.
3. Unit Jasa Keuangan Syariah selanjutnya disebut UJKS, adalah unit
koperasi yang bergerak di bidang usaha pembiayaan, investasi dan
simpanan dengan pola bagi hasil (syariah) sebagai bagian dari kegiatan
koperasi yang bersangkutan.
Koperasi dalam fiqh Islam dikenal dengan Syirkah atau semakna
dengan kata Al-Syirkah atau semakna dengan ”al-Ikhtilat” yaitu
suatuperserikatan/perkongsian. Adapun dari segi istilah, koperasi adalah akad
antara orang-orang untuk berserikat modal dan keuntungan.22
21 Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor
91/Kep/M.KUKM/1X/2004, tanggal 10 September 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Koperasi Jasa dan Keuangan Syariah (KJKS) 22 Junaedi B. SM., Islam dan Intreprenedrialisme: Suatu Studi Fiqh Ekonomi Bisnis
Modern,(Jakarta, KAlam Mulia, 1993), h.147.
Al-Syirkah atau al-Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Musyarakah (syirkah atau syarikah atau serikat atau kongsi) adalah
bentuk umum dari usaha bagi hasil dimana dua orang atau lebih
menyumbangkan pembiayaan dan manajemen usaha, dengan proporsi bisa
sama atau tidak. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan antara para mitra, dan
kerugian akan dibagikan menurut proporsi modal. Transaksi Musyarakah
dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan
nilai asset yang mereka miliki secara bersama-sama dengan memadukan
seluruh sumber daya.23
2. Landasan Syariah
Landasan hukum yang dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan
syirkah sebagai berikut:
a. Al-Qur’an
+�TUS ...
,-VWX&Y"Z >�? �[��\]���^_a ...
”...maka mereka bersyrikat pada sepertiga....” (An-Nisa: 12)
23 Artikel di akses tanggal 30 Juli 2008 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Musyarakah
Ayat ini sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua
jenis syirkah, ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah (yaitu
perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena
mereka sama-sama mewarisi harta pusaka).
� ��� ��� إ�� ا���� � ءا���ا ... ��وإن� آ)"'ا � ا�%�$#ء �"! � �� ...و0���ا ا�/�-�.-ت
“…Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu
sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh…”
(Shaad: 24)
b. Al-Hadits
Dan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, ” Sesungguhnya Allah
azza wa jalla berfirman, ’Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat
selama salah satunya tidak menghianati lainnya, apabila salah satu
berkhianat maka akupun keluar dari perkongsian mereka”. (HR. Abu
Dawud)
c. Ijma’
Ibnu Qadamah dalam kitabnya, al-Mughni, telah berkata, ”Kaum
muslimin telah berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah secara
global walaupun terdapat perbedaan pendapat dalam beberapa elemen
darinya”. Dan menurut Ibnu al-Mundzir pelaksanaan syirkah telah
disepakati kebolehannya oleh para ulama.
Al-Quran maupun hadits Nabi tidak ada yang menerangkan secara
jelas mengenai ekonomi Islam yang bersifat tersendiri. Oleh karena itu dasar-
dasar hukum yang masih berkaitan dengan koperasi lebih bersifat analogi,
seperti firman Allah SWT yang telah disaebutkan di atas, yaitu dalam surat
Shaad: 24. Ayat ini mencela perilaku orang-orang yang berkongsi atau
berserikat dalam berdagang dengan menzalimi sebagian dari mitra mereka.
Kedua ayat al-Qur’an ini jelas menunjukkan bahwa syirkah pada hakekatnya
diperbolehkan oleh risalah-risalah yang terdahulu dan telah dipraktekkan
Dilihat dari segi falsafah atau etik yang mendasari gagasan koperasi
banyak terdapat segi-segi yang mendukung persamaan dan dapat diberi rujukan
dari segi ajaran Islam. Persamaan falsafah atau etik itu ditemukan dalam
penekanan pentingnya kerjasama dan tolong menolong (ta’awun), persaudaraan
(ukhuwah) dan pandangan hidup demokrasi (musyawarah) seperti dalam Al-
Quran menyuruh manusia agar bekerja sama dan tolong menolong dengan
menegaskan bahwa kerjasama dan tolong menolong itu hanyalah dilakukan
dalam kebaikan dan mencerminkan ketaqwaan kepada Tuhan. Hal ini seperti
dikatakan dalam al-Quran:
� ا9ث�� وا7���وان وا��4�2ا و2�-ون�ا ��� ا�!'6 وا�4�5�ى و2��-ون�ا �� ... .ا> إن� ا> ;7 7 ا4��-ب
“…dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
taqwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah
amat berat siksanya”.(Q.S. Al-Maidah : 2)
Menurut Mahmud Syaltut (guru besar hukum Islam di Mesir),
koperasi (Syirkah Ta’awuniyah) adalah suatu syirkah baru yang belum dikenal
oleh para fuqoha lampau, tapi baru diperkenalkan oleh para ahli ekonomi.24
Yakni, kerjasama antara dua orang atau lebih untuk berserikat modal dan
keuntungan atas perjanjian profit and loss sharing (keuntungan dan kerugian
dibagi antara para anggota).
Syirkah atau koperasi dalam fiqh Islam atau koperasi syariah, secara
garis besar dapat di bagi menjadi dua bagian:
1. Syirkah Amlak (kepemilikan bersama)
Syirkah Amlak adalah kepemilikan atas suatu barang dari
beberapa orang tanpa adanya akad, baik secara sukarela maupun paksaan.
Syirkah ini tidak termasuk dalam koperasi.
2. Syirkah ’Uqud/ akad (Kontrak)
Syirkah ’Uqud adalah akad antara dua orang atau lebih untuk
bekerja sama dalam hal harta baik keuntungan ataupun kerugiannya.
Syirkah inilah yang para fuqoha dahulu membaginya menjadi empat
macam, yakni:
a. Syirkah ’Abdan
b. Syirkah Mufawwadlah
c. Syirkah Wujuh
d. Syirkah ’Inan
24 Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian Ummat di Dunia Islam, (Bandung, Angkasa, 2003),
cet.ke-1, h. 100
3. Rukun Syirkah25
Dalam menjalankan koperasi syariah atau syirkah harus memenuhi
rukun. Rukun syirkah tersebut adalah:
a. Shighat (ucapan) : ijab dan qabul (penawaran dan penerimaan)
b. Pihak yang berkontrak (Shahibul Maal) dan pelaksanaan (Musyarik)
c. Obyek kesepakatan : modal dan kerja
4. Syarat Syirkah26
a. Ucapan; tidak ada bentuk khusus dari kontrak syirkah. Ia dapat
berbentuk ucapan yang menunjukkan tujuan. Dan juga bisa berbentuk
tulisan serta ikatan dan disaksikan bila mengadakan kontrak syirkah.
b. Pihak yang berkontrak; disyaratkan bahwa mitra harus kompeten
dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan
c. Objek kontrak; dana dan kerja
- Dana: modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau
yang bernilai sama
- Kerja: partisipasi para mitra dalam pekerjaan syirkah adalah
ketentuan dasar. Tidak dibenarkan jika salah seorang diantara
mereka mengatakan tak akan ikut serta menangani pekerjaan
25 Tim Pengembangan Perbankan Syari’ah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan
Implementasi Operasional Bank Syari’ah, (Jakarta, Djambatan, 2003), h. 181 26 Ibid h. 181
dalam kerja sama itu. Namun tidak ada keharusan mereka untuk
menanggung beban kerja sama secara sama. Salah satu boleh
menangani pekerjaan lebih banyak dari yang lain, dan ia berhak
menuntut pembagian keuangan lebih bagi dirinya.
Menurut madzhab Hanafi hanya ada dua rukun dalam syirkah yaitu
Ijab dan Qobul. Yaitu:27
1. Syirkah ‘Inan
‘Inan artinya sama dalam menyetorkan atau menawarkan
modal. Syirkah ‘Inan merupakan suatu akad dimana dua orang atau
lebih berkongsi dalam modal dan sama-sama memperdagangkannya
dan bersekutu dalam keuntungan. Hukum jenis syirkah ini merupakan
titik kesepakatan di kalangan para fukoha. Demikan juga syirkah ini
merupakan bentuk syirkah yang paling banyak dipraktekkan kaum
muslimin di sepanjang sejarahnya. Hal ini disebabkan karena bentuk
perkongsian ini lebih mudah dan praktis karena tidak mensyaratkan
persamaan modal dan pekerjaan. Salah satu dari partner dapat
memiliki modal yang lebih tinggi dari pada mitra yang lain. Begitu
pula salah satu pihak dapat menjalankan perniagaan sementara yang
lain tidak ikut serta. Pembagian keuntungan pun dapat dilakukan
27 Ikhwan Abidin Basri, MA “ Pola PembiayaanUsaha melalui Bank Syariah
Syirkah/Musyarakah” artikel di akses pada 30 Juli 2008 dari Sharialife.blogspot.com
sesuai dengan kesepakatan mereka bahkan diperbolehkan salah
seorang dari partner memiliki keuntungan lebih tinggi sekiranya ia
memang lebih memiliki keahlian dan keuletan dari pada yang lain.
Adapun kerugian harus dibagi menurut perbandingan saham yang
dimiliki oleh masing-masing partner.
2. Syirkah Mufawadhoh
Mufawadhoh artinya sama-sama. Syirkah ini dinamakan
syirkah mufawadhoh karena modal yang disetor para partner dan
usaha fisik yang dilakukan mereka sama atau proporsional. Jadi
syirkah mufawadhoh merupakan suatu bentuk akad dari beberapa
orang yang menyetorkan modal dan usaha fisik yang sama. Masing-
masing partner saling menanggung satu dengan lainnya dalam hak dan
kewajiban. Dalam syirkah ini tidak diperbolehkan satu partner
memiliki modal dan keuntungan yang lebih tinggi dari para partner
lainnya. Yang perlu diperhatian dalam syirkah ini adalah persamaan
dalam segala hal di antara masing-masing partner.
3. Syirkah Wujuh
Syirkah ini dibentuk tanpa modal dari para partner. Mereka
hanya bermodalkan nama baik yang diraihnya karena kepribadiannya
dan kejujurannya dalam berniaga. Syirkah ini terbentuk manakala ada
dua orang atau lebih yang memiliki reputasi yang baik dalam bisnis
memesan suatu barang untuk dibeli dengan kredit (tangguh) dan
kemudian menjualnya dengan kontan. Keuntungan yang dihasilkan
dari usaha ini kemudian dibagi menurut persyaratan yang telah
disepakati antara mereka.
4. Syirkah Abdan (A’mal)
Syirkah ini dibentuk oleh beberapa orang dengan modal profesi
dan keahlian masing-masing. Profesi dan keahlian ini bisa sama dan
bisa juga berbeda. Misalnya satu pihak tukang cukur dan pihak lainnya
tukang jahit. Mereka menyewa satu tempat untuk perniagaannya dan
bila mendapatkan keuntungan dibagi menurut kesepakatan di antara
mereka. Syirkah ini dinamakan juga dengan syirkah shona’i atau
taqobul.
5. Syarat-Syarat Umum Syirkah
a. Jenis usaha fisik yang dilakukan dalam syirkah ini harus dapat diwakilkan
kepada orang lain. Hal ini penting karena dalam kenyataan, sering kali
satu partner mewakili perusahaan untuk melakukan dealing dengan
perusahaan lain. Jika syarat ini tidak ada dalam jenis usaha, maka akan
sulit menjalankan perusahaan dengan gesit.
b. Keuntungan yang didapat nanti dari hasil usaha harus diketahui dengan
jelas. Masing-masing partner harus mengetahui saham keuntungannya
seperti 10 % atau 20 % misalnya.
c. Keuntungan harus disebar kepada semua partner.
6. Syarat-Syarat Khusus
a. Modal yang disetor harus berupa barang yang dihadirkan. Tidak
diperbolehkan modal masih berupah utang atau uang yang tidak dapat
dihadirkan ketika akad atau beli. Tidak disyaratkan modal yang disetor
oleh para partner itu dicampur satu sama lain. Karena syirkah ini dapat
diwujudkan dengan akad dan bukan dengan modal.
b. Modal harus berupa uang kontan. Tidak diperbolehkan modal dalam
bentuk harta yang tidak bergerak atau barang. Karena barang-barang ini
tidak dapat dijadikan ukuran sehingga akan menimbulkan persengketaan
di kemudian hari karena keuntungan yang dihasilkannya juga menjadi
tidak jelas proporsinya dengan modal yang disetor akibat sulitnya dinilai.
7. Tujuan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)28
Pelaksanaan KJKS bertujuan :
1. Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di
kalangan usaha kecil, mikro, menengah dan koperasi melalui
sistem syariah.
2. Mensyariahkan kehidupan ekonomi masyarakat dalam kegiatan
usaha mikro, kecil dan menengah.
3. Meningkatkan semangat dan peran serta anggota masyarakat
dalam kegiatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)
8. Bentuk Koperasi Syariah29
Berbeda dengan bentuk koperasi konvensional, salah satu bentuk
koperasi syariah yaitu: Koperasi Usaha Simpan Pinjam Syariah / Koperasi
Jasa Keuangan Syariah, berikut pola pembiayaan, transaksi dan produknya:
1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) / Pola Pembiayaan
a) Pinjaman Sosial
b) Pembiayaan Sesuai Syariah
• Berbasis Kerjasama Bagi Hasil
• Berbasis Beli Tangguh
28 Tim Penyusun, Sosialisasi Ekonomi Syariah dan pola Pembiayaan Syariah, ( Bandung: Dinas
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2008 ) 29 Siti Irma Fatimah, "Analisa Strategi Koperasi Pondok Pesantren dalam Pemberdayaan
Ekonomi Rakyat” (Studi pada Koperasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas Subang Jawa Barat). Skripsi
Fakultas Syariah dan Hukum, Muamalah, Perbankan Syariah, UIN Jakarta, 2006 h. 28
2. Transaksi Pendirian Koperasi
a) Transaksi Perkongsian ( Syirkah dan Mudharabah)
b) Transaksi Sosial (Shadaqoh, Infaq dan Hibah)
3. Transaksi Operasional Koperasi Syariah
a) Pembiayaan Konsumtif
b) Pembiayaan Produktif
c) Sosial
d) Jasa
4. Ruang lingkup dan produk KJKS
a) Penghimpunan Dana
b) Penyaluran Dana
c) Jasa Layanan Perbankan
5. Produk Koperasi Syariah
a) Kerjasama Pembiayaan
b) Debt Financing
BAB III
PUSAT KOPERASI SYARIAH SAKINAH KABUPATEN CIANJUR
J. Sejarah Berdirinya Puskopsyah
Bentuk organisasi ini adalah Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah)
Sakinah Kabupaten Cianjur, berdasarkan Anggaran Dasar berkedudukan di
Jalan KH. Abdullah Bin Nuh No. 7 Cianjur, merupakan hasil kesepakatan dari
ormas-ormas Islam se Kabupaten Cianjur, yang dibentuk atas kuasa rapat
pembentukan Koperasi, dihadapan Deni Tri Sutrisno Radius Prawiro, SH.
M.Kn., Notaris Cianjur, dengan Akta Pendirian nomor 9 tanggal 09 Juli 2007
yang ditandatangni oleh 10 orang sebagai kuasa pendiri yang sekaligus untuk
pertama kalinya sebagai Pengurus, Pengawas dan Manajer, yaitu terdiri dari :
1. M. WAWAN RIDWAN
2. DAELAMI MUCHTAR
3. HILMAN SAUKANI
4. ASEP SOPYAN HALIM, S.Ag.
5. SOLIHIN, S.Ag.
6. H. YOSEP UMAR ABDURAHMAN
7. H. ASEP RIDWAN, S.Ag.
8. Drs. DJAMALUDIN
9. Drs. BAMBANG EKO SP, MM
10. AHMAD YANI, S.IP.
Dan telah terdaftar dalam daftar umum Dinas Koperasi Kabupaten
Cianjur pada tanggal 14 Juli 2007 dengan nomor Badan Hukum 1107/BH-
DK/KBK/2007, serta telah dilengkapi dengan legalitas lainnya di antaranya :
1. Surat Izin Usaha Perusahaan
2. Tanda Daftar Perusahaan
3. Nomor Pokok Wajib Pajak
Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) ”Sakinah” Kabupaten Cianjur
didirikan sebagai jawaban atas keprihatinan komunitas Ormas Islam
Kabupaten Cianjur terhadap masalah tingginya angka kemiskinan dikalangan
umat Islam yang diakibatkan oleh hegemoni praktek layanan sistem ekonomi
kapitalisme dan terbatasnya fasilitas lapangan kerja serta masih belum
berpihaknya kebijakan pemerintah secara serius dalam pemberian layanan
modal usaha bagi para pelaku kegiatan usaha produktif pada skala usaha
rumah tangga, kecil, mikro dan menengah.
Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) ”Sakinah” Kabupaten Cianjur
merupakan koperasi sekunder yang didirikan pada tanggal 9 Juli 2007 oleh
Koperasi-Koperasi Primer yang berbasis pada komunitas Ormas Islam
Kabupaten Cianjur sebagai bentuk responsi terhadap Keputusan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor
91/Kep/M.KUKM/IX/2004, tanggal 10 September 2004 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah sebagai payung
hukum pengelolaan lembaga keuangan mikro syariah, seperti BMT dan
koperasi syariah.
Pendirian badan usaha koperasi ini didasarkan pada semangat tujuan
koperasi yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 33, yaitu suatu proyeksi
usaha yang dijiwai oleh semangat kerja sama dan tolong-menolong (ta’awun)
di antara orang-orang kecil yang lemah ekonominya untuk dapat bertahan dan
meningkatkan derajat kesejahteraan hidupnya. Hal ini sejalan dengan Firman
Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 2 yang artinya :
و2�-ون�ا ��� ا�!�'6 وا��4�5�ى و2���-ون�ا ���� ا9ث�� وا7���وان ... �US وا�4�2ا ا> إن� ا> ;7 7 ا4��-ب
“…dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
taqwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah SWT, sesungguhnya
Allah amat berat siksanya”.(Q.S. Al-Maidah : 2)
Obyek sasaran operasional yang menjadi perjuangan Puskopsyah
Sakinah Kabupaten Cianjur adalah menjadikan Puskopsyah sebagai instrumen
jihad dalam mengikhtiarkan pembangunan kemaslahatan ekonomi ummat
bagi para pelaku usaha skala rumah tangga, mikro, kecil dan menengah yang
berada di wilayah Kabupaten Cianjur dengan pola layanan berdasarkan
prinsip-prinsip sistem syariah.
K. Visi Puskopsyah
Puskopsyah sebagai pelaku dan pengendali ekonomi ummat.
L. Misi Puskopsyah
a. Membangun Majelis Permanen
b. Menjadi salah satu instrumen jihad membangun kemaslahatan ummat
c. Penguatan Pelaku Ekonomi Mikro dan Rumah Tangga
d. Mewujudkan lembaga keuangan yang keseluruhan modalnya dimiliki oleh
pelaku ekonomi mikro dan rumah tangga
M. Maksud Dan Tujuan Puskopsyah
Maksud dari pengelolaan dana perguliran dengan sistem penjaminan
pola syariah ini adalah untuk menggerakkan kegiatan kelompok Usaha
Rumah Tangga, Mikro Dan Kecil (URTMK), di Kabupaten Cianjur dengan
pola layanan sistem syariah.
Sedangkan tujuannya adalah untuk :
1) Meningkatkan produktifitas dan kontinyuitas perekonomian masyarakat
(Koperasi, Usaha Rumah Tangga, Mikro, Kecil dan Menengah)
2) Mendorong terciptanya kegiatan usaha ekonomi umat melalui KUKM
yang terjamin kehalalannya oleh prinsip nilai syariat Islam, yang pada
akhirnya mendatangkan keberkahan dan kemashlahatan dunia akhirat..
3) Mengikhtiarkan penurunan angka kemiskinan yang diakibatkan oleh
terbatasnya fasilitas lapangan kerja dan layanan modal usaha.
4) Mewujudkan visi dan misi pembangunan Kabupaten Cianjur, khususnya
dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi ummat, dengan
mengikutsertakan peranan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan pembangunan.
5) Meningkatkan Pendapatan Daerah
N. Strategi Puskopsyah
1) Penyusunan Model-Model Layanan Ekonomi Syariah
2) Penerapan Model-Model Layanan Ekonomi Syariah
3) Penguasaan Model-Model Layanan Ekonomi Syariah
O. Proyeksi Program Prioritas Puskopsyah
1) Sosialisasi ekonomi syariah dan model-model layanan ekonomi syariah
2) Membangun Jaringan dan Akses Modal Sendiri (melalui program
kemitraan dengan Pemerintah, Koperasi Primer, BAZ, Aghniya dan
institusi terkait lainnya).
3) Fasilitasi pemasaran produk Koperasi Primer dan UMRT
4) Pembinaan Kelembagaan dan Pengembangan Manajemen Koperasi
Primer
5) Pembentukan Unit-Unit Usaha Otonom
b Unit Jasa Pembiayaan (Mudharabah, Murabahah, Musyarakah, Rahn,
Ijarah, Qordhul Hasan)
b Unit Jasa Umum
b Unit Perdagangan
b Unit Produksi (Pertanian, Perikanan Pertanian, dll)
b Unit Industri dan Manufaktur
6) Pendidikan dan Pengembangan Kader Da’i Muamalah
7) Penyiapan Pembangunan Sarana dan Prasarana Infrastruktur Ekonomi
Syariah
8) Pembentukan Lembaga Keuangan (Bank Puskosyah) untuk jangka
panjang
P. Struktur Pengurus Puskopsyah
1. Kepengurusan Pusat Koperasi Syariah
Susunan Pengurus dan Pengawas Pusat Koperasi Syariah
(Puskopsyah) Sakinah Kabupaten Cianjur, berdasarkan Anggaran Dasar
untuk masa bakti 2007 – 2010 adalah sebagai berikut :
a. Pengurus
Ketua Umum : M. WAWAN RIDWAN
Ketua I : DAELAMI MUCHTAR
Ketua II : ASEP SOPYAN HALIM, S.Ag.
Sekretaris I : HILMAN SAUKANI
Sekretaris II : SOLIHIN
Bendahara I : H. YOSEP UMAR ABDURAHMAN, S.Ag.
Bendahara II : H. ASEP RIDWAN, S.Ag.
b. Pengawas Syariah
Ketua : Drs. DJAMALUDIN
Anggota : Drs. BAMBANG EKO SP, MM
c. Manajer Umum : AHMAD YANI, S.IP.
Manajer Operasional & Keuangan : KANKAN ISKANDAR
Manajer Kejama’ahan : ASEP SOFYAN HALIM
Staf Keuangan : NINE
Jumlah Karyawan : 12 Orang.
2. Keanggotaan
Jumlah Anggota Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) SAKINAH
Kabupaten Cianjur, yang terdiri dari Koperasi-koperasi primer yang
menjalankan kegiatan usahanya dengan pola syariah sebanyak 42 koperasi
yang menyebar di 30 Kecamatan di Kabupaten Cianjur.
3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Pusat Koperasi Syariah (PUSKOPSYAH)
Sakinah adalah sebagai berikut:
Q. Kegiatan Usaha
Kegiatan usaha yang akan dan sedang dijalankan oleh Pusat Koperasi
Syariah (Puskopsyah) Kabupaten Cianjur meliputi :
PENGURUS
RAPAT ANGGOTA DEWAN SYARIAH DEWAN
PENASEHAT
MANAJER UMUM
HUKUM/HUMAS LITBANG/DIKLAT
SDM
KARO KEUANGAAN
DIV.
PRODUKSI
DIV.
PERDAGANGAN
DIV.
INDUSTRI
DIV. JASA
UMUM
DIV.
PEMBIAYAAN
KOORDINATOR WILAYAH
KOPERASI
PRIMER
PENGAWAS
TATA USAHA
1. Pembiayaan usaha Mikro, Kecil dan Menengah melalui Unit Jasa
Keuangan Syariah yang pelaksanaannya bekerjasama dengan koperasi-
koperasi primer sebagai anggota Puskopsyah dengan sasaran kegiatan
Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT).
a. Layanan Penjaminan Pembiayaan
Layanan Penjaminan pembiayaan usaha merupakan layanan jasa
penjaminan yang disediakan oleh Pusat Koperasi Syariah
(Puskopsyah) Sakinah yang menjembatani Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah untuk mendapatkan kemudahan dalam memperoleh
pembiayaan.
b. Kegiatan Usaha yang diberi Penjaminan.
Kegiatan Usaha yang diberi Penjaminan adalah Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah yang bersifat produktif dan diperkenankan
secara syariah.
c. Model Layanan.
1) Penguatan Usaha Mikro dan Usaha Rumah Tangga
a) Penguatan Modal Lancar dengan Sistem Bagi Hasil Usaha
Ekonomi Rumah Tangga (UERT) Sakinah
Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT) Sakinah adalah
model produk layanan ekonomi syariah berupa bantuan modal
kerjasama usaha bergulir dengan pola bagi hasil (Mudharabah
Muqoyadah) diperuntukkan khusus bagi usaha rumah tangga,
dengan dasar perhitungan penetapan nilai perkiraan sebagian
komponen indeks kebutuhan hidup minimum perorangan;
dengan sub komponen kebutuhan hidup mendasar khususnya
pangan, pendidikan dasar, kesehatan dasar, dan sebagian
transportasi serta besarnya beban tanggungan rumah tangga.
(1) Maksud dan Tujuan Model Layanan Usaha Ekonomi
Rumah Tangga (UERT) Sakinah
a. Maksud
Model produk layanan Usaha Ekonomi Rumah
Tangga (UERT) Sakinah adalah memberikan alternatif
pilihan kepada masyarakat pelaku usaha harian untuk
dapat melakukan kegiatan ekonomi yang didasari
dengan nilai-nilai syariah.
b. Tujuan
b Pelaku usaha harian dapat bertahan dengan
kekuatan modal yang sangat minimal.
b Pelaku usaha harian dalam keadaan yang sangat
sulit dapat saling menghidupi dan saling membantu
pelaku usaha harian lainnya.
b Pelaku usaha harian membiasakan diri
memperlakukan pesaing menjadi mitra usaha.
b Pelaku usaha harian dapat meningkatkan
kemampuan modal.
b Para pengusaha yang berada di tingkat paling
rendah dapat memiliki lembaga keuangan tersendiri
yang keseluruhan modalnya dimiliki oleh
pengusaha mikro, kecil dan menengah.
(2) Sasaran Model Layanan Usaha Ekonomi Rumah Tangga
(UERT) Sakinah
Sasaran model layanan UERT adalah pelaku usaha
harian yang dapat memanfaatkan model layanan Usaha
Ekonomi Rumah Tangga (UERT) Sakinah adalah pelaku
usaha yang memiliki kegiatan usaha yang sudah berjalan
dengan perputaran usaha harian.
Model Layanan ini diperuntukan khusus untuk
penguatan modal usaha harian dari pelaku usaha dan tidak
diperkenankan digunakan untuk perkuatan modal tetap,
alat-alat usaha, tempat usaha, barang-barang cadangan atau
hal-hal lain yang bersifat bukan modal lancar yang berputar
setiap hari.
b) Penyiapan alat-alat usaha bagi usaha mikro dan rumah tangga
dengan skim murabahah.
Model layanan berbasis syariah ini merupakan bantuan
modal bagi para pelaku usaha dengan menggunakan skim
murahabah (beli angsur), diperuntukan bagi para pelaku usaha
mikro dan rumah tangga yang tidak sanggup membeli secara
tunai alat-alat usaha untuk menunjang kelangsungan usahanya.
2) Pengelolaan Gadai Syariah (rahn)
Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) Sakinah
menyediakan jasa gadai berdasarkan nilai-nilai syariah.
1) Maksud dan Tujuan
a) Maksud
Model Layanan Gadai Syariah memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk mempertahankan kegiatan
ekonominya yang bersifat produktif tanpa kehilangan asset
yang dimilikinya.
b) Tujuan
1. Mengembalikan lapangan kerja.
2. Memerdekakan pemegang hak yang assetnya dikuasai
oleh orang lain.
2) Ketentuan Gadai Syariah (rahn)
a) Bentuk jaminan adalah rumah dan sawah.
b) Jaminan milik nasabah sendiri.
c) Jelas ukuran, sifat dan nilainya dapat ditentukan
berdasarkan nilai riil pasar.
d) Plafon rahn maksimal 50% dari nilai jual barang yang
dijaminkan.
2. Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan dengan pola syariah baik untuk
kendaraan roda empat (4) maupun untuk kendaraan roda dua (2).
3. Kegiatan-kegiatan usaha yang akan dikembangkaan oleh Puskopsyah
antara lain meliputi, Peternakan, Pertanian, Pertambangan, Perkebunan,
Pasar Umat, serta pengembangan usaha-usaha produktip yang berbasis
ekonomi rumah tangga melalui program home industr dalam rangka
menciptakan produk-produk unggulan daerah.
4. Pembentukan Lembaga Keuangan Syariah Daerah (Bank Syariah Daerah)
R. Daftar Anggota Puskopsyah
9. Koperasi Pondok Pesantren AL-HUDA Campaka Mulya
10. Koperasi Pondok Pesantren AL-MA’ARIF
11. Koperasi Pondok Pesantren DARUL FALAH
12. Koperasi Pondok Pesantren ASSAFI’IYAH
13. Koperasi Pondok Pesantren Syariah MANARUL HUDA
14. Koperasi Pondok Pesantren MIFTAHUS SYUHADA
15. Koperasi Pondok Pesantren PERSIS Kabupaten Cianjur
16. Koperasi Pondok Pesantren AL-MUSRI
17. Koperasi Pondok Pesantren TAUHIDUL AFKAR
18. Koperasi Pondok Pesantren USWAT HASANAH
19. Koperasi Pondok Pesantren LATANSA RAUDLATUL FALAH
20. Koperasi Pondok Pesantren ASSALAFIAH
21. Koperasi Pondok Pesantren Syariah AL-KHOERIYYAH
22. Koperasi Pondok Pesantren NURUL IMAN
23. Koperasi Pondok Pesantren TAZKIYATUNNUFUS
24. Koperasi Pondok Pesantren ASY-SYHABUDINIYAH
25. Koperasi Pondok Pesantren NURUL IMAN
26. Koperasi Pondok Pesantren TAZKIYATUNNUFUS
27. Koperasi Pondok Pesantren ASY-SYHABUDINIYAH
28. Koperasi Pondok Pesantren MIFTAHUL ULUM
29. Koperasi Pondok Pesantren DARUL HIKMAH
30. Koperasi Serba Usaha RUKUN SARIMBIT
31. Koperasi Serba Usaha KUTA SAWARGA MAKMUR
32. Koperasi Serba Usaha HIKMAH SEJAHTERA MANDIRI
33. Koperasi Serba Usaha BHAKTI SEJAHTERA
34. Koperasi Serba Usaha GUNA USAHA MUKTI
35. Koperasi Serba Usaha SATWA SARANA
36. Koperasi Pertanian WARGA MANDIRI
37. Koperasi Pertanian BAROKAH JAYA
38. Koperasi Pemuda Remaja Mesjid KAUM MUDA
39. Koperasi Pemuda Remaja Mesjid BAITUL HAMDI
40. Koperasi Pemuda Remaja Mesjid RIDO MANAH
41. Koperasi Pemuda Remaja Mesjid SIMPAY MIMITRAN
42. Koperasi Majlis Ta’lim AS-SHAFF
43. Koperasi Majlis Ta’lim ASSA’ADAH
44. Koperasi Majlis Ta’lim AL-MUJAHIDIN
45. Koperasi Wanita SAWARGI
46. Koperasi Wanita BUNDA TUNAS KARYA
47. Koperasi Wanita SEKARWANGI
48. Koperasi Unit Desa MARGAMUKTI
49. Koperasi Unit Desa TANJUNG HARAPAN
50. Koperasi Agribisnis CITRA LAKSANA
BAB IV
ANALISA STRATEGI PUSAT KOPERASI SYARIAH SAKINAH CIANJUR
DALAM PENGEMBANGAN KOPERASI PRIMER SYARIAH
B. Layanan Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT)
Salah satu model yang dikembangkan oleh Pusat Koperasi Syariah
Sakinah Kab. Cianjur adalah model layanan penguatan usaha mikro dan usaha
rumah tangga dengan penguatan modal lancar dengan sistem bagi hasil usaha
ekonomi rumah tangga (UERT) Sakinah.
1. Mekanisme UERT
Pelaku usaha yang hendak mengajukan pembiayaan kepada
Puskopsyah tidak sembarangan mendapatkan pembiayaan, ada ketentuan-
ketentuannya, yaitu:
- Kegiatan usaha didasarkan pada niat dan keyakinan untuk
melaksanakan ajaran syariat Islam sebagai wujud pelaksanaan tugas
ibadah dalam bidang usaha ekonomi yang diridhoi oleh Allah SWT.
- Bersedia mengikuti pengajian (silaturahmi anggota koperasi) sesuai
dengan jadwal yang ditentukan Koperasi
- Kegiatan usaha sudah berjalan. Jadi bukan usaha coba-coba dan baru
mulai dengan jenis usaha dan perputaran modal usahanya berbentuk
harian.
- Asumsi keuntungan usaha minimal 10 % dari modal usaha
- Ketentuan (akad) waktu kerjasama selama 300 hari dan nisbah bagi
hasil ditentukan sebesar 9 : 1 dari keuntungan kotor. Dengan rincian 9
bagi nasabah dan 1 untuk disetor ke Koperasi.
- Perguliran modal kerjasama usaha ini berbentuk titipan (wadiah) yang
sepenuhnya harus digunakan untuk usaha modal lancar.
- Apabila selama tiga hari tidak melakukan kegiatan usaha, maka
sejumlah dana titipan tersebut harus dikembalikan dulu ke koperasi
dan dapat diambil lagi setelah dapat melakukan usaha kembali.
- Menyerahkan photo copy KK/KTP, mengisi formulir data analisis
usaha rincian jumlah modal usaha
- Pengkabulan dana setelah dinyatakan layak oleh tim analis koperasi
- Ketentuan lainnya akan diatur dalam lampiran akad dan pertunjuk
teknis pengelolaan UERT Sakinah.
2. Skema pembiayaan layanan Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT)
2
4 3 1 6
5
7
8 7 7
Manajer Operasional
Manajer Keuangan
Pengelola
PELAKU USAHA
Kolektor
Manajer SDM
Manajer Kelembagaan
dan Jamaah
C. Respons Koperasi Primer tentang Puskopsyah.
1. Point reputasi di bidang pelayanan
Pertama, berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa, 100 % dari
responden yang menyatakan responden baru menjadi anggota Puskopsyah
Sakinah.
Tabel 4.1
Mulai menjadi anggota Puskopsyah Sakinah
Keterangan Frekuensi %
<1 tahun
1-2 tahun
3-4 tahun
5 tahun
8
-
-
-
100
-
-
-
Jumlah 8 100
Sumber:Hasil Survei Lapangan
Kedua, berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa, 100 % dari
responden yang menyatakan pelayanan Puskopsyah Sakinah cepat dan
mudah
Tabel 4.2
Pandangan responden terhadap pelayanan Puskopsyah Sakinah
Keterangan Frekuensi %
sangat cepat dan mudah
cepat dan mudah
tidak cepat dan mudah
sangat tidak cepat dan mudah
tidak menjawab
4
4
-
-
-
50
50
-
-
-
Jumlah 8 100
Sumber:Hasil Survei Lapangan
Ketiga, berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa, 100 % dari
responden yang menyatakan tertarik dengan iklan yang dijanjikan
Puskopsyah Sakinah.
Tabel 4.3
Responden tertarik dengan iklan yang dijanjikan
Keterangan Frekuensi %
sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
tidak menjawab
4
4
-
-
-
50
50
-
-
-
Jumlah 8 100
Sumber:Hasil Survei Lapangan
Keempat, berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa, 100 % dari
responden yang menyatakan pengelolaan dana oleh Puskopsyah Sakinah
baik dan profesional
Tabel 4.4
Pandangan responden terhadap pengelolaan dana Puskopsyah
Keterangan Frekuensi %
sangat baik
baik
tidak baik
sangat tidak baik
tidak menjawab
2
6
-
-
-
25
75
-
-
-
Jumlah 8 100
Sumber:Hasil Survei Lapangan
Pada tabel 4.4 ini menjadi tolak ukur bahwa Puskopsyah Sakinah
memiliki reputasi yang baik dalam pengelolaan dana.
Pada tabel 4.1 sampai tabel 4.4 menjadi tolak ukur bahwa
Puskopsyah Sakinah memiliki reputasi yang baik di bidang pelayanan.
2. Point pemberdayaan ekonomi ummat
Kelima, berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa, 100 % dari
responden yang menyatakan Puskopsyah Sakinah berpengaruh terhadap
koperasi primer.
Tabel 4.5
Pandangan responden terhadap keberadaan Puskopsyah
Keterangan Frekuensi %
sangat baik
baik
tidak baik
sangat tidak baik
tidak menjawab
4
4
-
-
-
50
50
-
-
-
Jumlah 8 100
Sumber:Hasil Survei Lapangan
Keenam, berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa, 100 % dari
responden yang menyatakan pandangan responden terhadap adanya
kelebihan Puskopsyah Sakinah.
Tabel 4.6
Pandangan responden terhadap adanya kelebihan Puskopsyah
Keterangan Frekuensi %
sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
tidak menjawab
2
6
-
-
-
25
75
-
-
-
Jumlah 8 100
Sumber:Hasil Survei Lapangan
Ketujuh, berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa, 50% dari
responden yang menyatakan pandangan responden terhadap adanya
kekurangan Puskopsyah Sakinah
Tabel 4.7
Pandangan responden terhadap adanya kekurangan Puskopsyah
Keterangan Frekuensi %
sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
tidak menjawab
-
4
-
3
1
-
50
-
37.5
12.5
Jumlah 8 100
Sumber:Hasil Survei Lapangan
Kedelapan, berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa, 87.5 %
dari responden yang menyatakan Puskopsyah Sakinah sudah banyak
melakukan upaya pemberdayaan ekonomi rakyat.
Tabel 4.8
Pandangan responden terhadap upaya yang dilakukan Puskopsyah
dalam pemberdayaan ekonomi rakyat
Keterangan Frekuensi %
Sangat banyak
Banyak
tidak banyak
sangat tidak banyak
tidak menjawab
4
3
-
-
1
50
37.5
-
-
12.5
Jumlah 8 100
Sumber:Hasil Survei Lapangan
Dari data-data tersebut diatas menunjukkan secara keseluruhan
koperasi syariah sepakat bahwa Puskopsyah telah melakukan upaya-upaya
pemberdayaan ekonomi rakyat.
3. Point pandangan Koperasi primer terhadap kinerja Puskopsyah Sakinah
Kesembilan, berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa, 100 % dari
responden yang menyatakan kinerja Puskopsyah Sakinah dalam
mengangani transaksi/akad baik.
Tabel 4.9
Pandangan responden terhadap Puskopsyah dalam menangani
transaksi/akad
Keterangan Frekuensi %
sangat baik
baik
tidak baik
sangat tidak baik
tidak menjawab
2
6
-
-
-
25
75
-
-
-
Jumlah 8 100
Sumber:Hasil Survei Lapangan
Kesepuluh, berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa, 100 % dari
responden yang menyatakan Puskopsyah Sakinah baik dalam memberikan
informasi.
Tabel 4.10
Pandangan responden terhadap Puskopsyah dalam memberikan
informasi
Keterangan Frekuensi %
sangat baik
baik
tidak baik
sangat tidak baik
tidak menjawab
3
5
-
-
-
37.5
62.5
-
-
-
Jumlah 8 100
Sumber:Hasil Survei Lapangan
Kesebelas, berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa, 100 % dari
responden yang menyatakan Puskopsyah Sakinah memberikan motivasi
kepada koperasi primer.
Tabel 4.11
Pandangan responden terhadap Puskopsyah dalam memberikan
motivasi kepada koperasi primer
Keterangan Frekuensi %
sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
tidak menjawab
2
6
-
-
-
25
75
-
-
-
Jumlah 8 100
Sumber:Hasil Survei Lapangan
Keduabelas, berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa, 87.5 %
dari responden yang menyatakan Puskopsyah Sakinah memberikan
inovasi kepada koperasi primer.
Tabel 4.12
Pandangan responden terhadap Puskopsyah dalam memberikan
inovasi kepada koperasi primer
Keterangan Frekuensi %
sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
tidak menjawab
2
5
-
-
1
25
62.5
-
-
12.5
Jumlah 8 100
Sumber:Hasil Survei Lapangan
Ketigabelas, berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa, 100 %
dari responden yang menyatakan Puskopsyah Sakinah memberikan
pembinaan kepada koperasi primer
Tabel 4.13
Pandangan responden terhadap Puskopsyah dalam memberikan
pembinaan kepada koperasi primer
Keterangan Frekuensi %
sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
tidak menjawab
1
7
-
-
-
12.5
87.5
-
-
-
Jumlah 8 100
Sumber:Hasil Survei Lapangan
Dari tabel 4.9 sampai tabel 4.13 menjadi tolak ukur kinerja
Puskopsyah dalam membina koperasi primer.
4. Point pandangan koperasi primer terhadap layanan Usaha Ekonomi
Rumah Tangga
Keempatbelas, berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan bahwa, 100%
dari responden yang menyatakan pandangan terhadap layanan UERT
yang dikembangkan oleh Puskopsyah Sakinah adalah baik.
Tabel 4.14
Pandangan responden terhadap adanya layanan Usaha Ekonomi
Rumah Tangga (UERT)
Keterangan Frekuensi %
sangat baik
baik
tidak baik
sangat tidak baik
tidak menjawab
6
2
-
-
-
75
25
-
-
-
Jumlah 8 100
Sumber:Hasil Survei Lapangan
Kelimabelas, berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan bahwa, 100 %
dari responden yang menyatakan layanan UERT bermanfaat bagi koperasi
primer.
Tabel 4.15
Pandangan terhadap manfaat Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT)
bagi responden
Keterangan Frekuensi %
sangat baik
baik
tidak baik
sangat tidak baik
tidak menjawab
4
4
-
-
-
50
50
-
-
-
Jumlah 8 8
Sumber:Hasil Survei Lapangan
Keenambelas, berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa, 100 %
dari responden yang menyatakan layanan UERT membantu ekonomi
ummat.
Tabel 4.16
Pandangan responden terhadap Usaha Ekonomi Rumah Tangga
(UERT) dalam membantu ekonomi ummat
Keterangan Frekuensi %
sangat baik
baik
tidak baik
sangat tidak baik
tidak menjawab
5
3
-
-
-
62.5
37.5
-
-
-
Jumlah 8 100
Sumber:Hasil Survei Lapangan
Pada tabel 4.14 sampai tabel 4.16 menjadi tolak ukur bahwa layanan
Usaha Ekonomi Rumah Tangga dapat dijadikan solusi pembiayaan pada
koperasi primer.
D. Interpretasi dan Analisa Data
Responden adalah koperasi yang diambil dari setiap jenis koperasi.
Dari 42 koperasi primer terdapat 8 jenis koperasi yaitu Koperasi Pondok
Pesantren (Kopontren), Koperasi Tani (Koptan), Koperasi Pemuda Remaja
Masjid (Kopermas), Koperasi Majelis Ta'lim, Koperasi Unit Desa (KUD),
Koperasi Serba Usaha (KSU), Koperasi Agribisnis dan Koperasi Wanita
(Kopwan).
Dari data yang telah didapat, penulis menganalisa bahwa strategi yang
dilakukan oleh Puskopsyah dalam upaya pengembangan koperasi syariah
sudah baik.
1. Reputasi di bidang Pelayanan
Dapat dilihat pada tabel 4.2 sampai tabel 4.4 bahwa Puskopsyah
memiliki reputasi yang baik di bidang pelayanan terhadap koperasi
primer. Ditunjukkan dengan 4 (50%) koperasi menyatakan pelayanan
Puskopsyah adalah sangat cepat dan 4 (50%) koperasi menyatakan cepat.
Ini berarti pelayanan Puskopsyah baik dalam melayani kebutuhan koperasi
primer.
Dari iklan yang dijanjikan 4 (50%) koperasi menyatakan sangat
setuju dan 4 (50%) koperasi menyatakan setuju. Ini berarti iklan
Puskopsyah disukai dan dapat menarik minat koperasi primer untuk
menjadi anggota Puskopsyah.
Dari segi pengelolaan dana 2 (25%) koperasi menyatakan sangat
baik dan 6 (75%) koperasi menyatakan baik. Ini berarti Puskopsyah sudah
baik dalam pengelolaan dana yang di dapat dari pemerintah maupun dana
dari kopeasi primer.
2. Pemberdayaan Ekonomi Ummat
Dapat dilihat pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa 4 (50%) koperasi
menyatakan sangat banyak, 3 (37,5%) koperasi menyatakan banyak dan 1
(12,5%) koperasi menyatakan tidak menjawab. Ini berarti Puskopsyah
berupaya melakukan pemberdayaan ekonomi umat.
3. Kinerja Puskopsyah Sakinah dalam pembinaan koperasi primer
Dari segi menangani akad bahwa 2 (25%) koperasi menyatakan
sangat baik, 6 (75%) koperasi menyatakan baik. Ini berarti Puskopsyah
dalam mengangani akad sudah baik.
Dari segi pemberian informasi 3 (37,5%) koperasi menyatakan
sangat setuju dan 5 (62,5%) koperasi menyakan setuju. Ini berarti
Puskopsyah dalam memberikan segala informasi sudah baik.
Dari segi memberi inovasi dan motivasi 2 (25%) koperasi
menyatakan sangat setuju dan 6 (75%) koperasi menyatakan setuju. Ini
berarti Puskopsyah sudah memberikan inovasi dan motivasi dengan baik
dan koperasi primer merasa sudah dapat memberikan rangsangan untuk
menjalankan ekonomi sesuai syariah.
Dari segi pembinaan 1 (12,5%) koperasi menyatakan sangat setuju
dan 7 (87,5%) koperasi menyatakan setuju. Ini berarti pembinaan yang
dilakukan oleh Puskopsyah kepada koperasi preimer sudah dapat
dirasakan oleh koperasi. Pembinaan dilaksanakan dengan cara di
antaranya pengajian setiap hari jumat siang pukul 14.00 yang dihadari
oleh beberapa pengurus koperasi primer dan karyawannya.
Pembinaan dilakukan dengan cara memberikan pelatihan
manajerial koperasi dalam bentuk magang selama 10 minggu yang
meliputi 2 minggu di lapangan guna mengenal karakter dan menganalisa
nasabah, 2 minggu menjadi front office di kantor Puskopsyah, 2 minggu
menjadi kolektor, 2 minggu menjadi analis dan 2 minggu menjadi
akunting.30
Setelah melakukan pelatihan tersebut diharapkan mampu
menerapkan pola layanan UERT pada masing-masing koperasi primer.
4. Pandangan Koperasi Primer Terhadap Layanan Usaha Ekonomi Rumah
Tangga.
Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT) merupakan salah satu
layanan yang ditawarkan Puskopsyah kepada koperasi primer untuk
membantu pembiayaan bagi nasabah. Sebagian besar koperasi
menyatakan setuju akan adanya layanan UERT ini dan menyatakan UERT
dapat membantu pembiayaan bagi nasabah koperasi primer. Ini berarti
layanan UERT dapat dijadikan sebagai strategi Puskopsyah dalam upaya
pengembangan koperasi primer.
30 Wawancara Manajer Operasional dan Keuangan Puskopsyah Bapak Kankan Iskandar,
kantor Puskopsyah Cianjur, tanggal 13 Nopember 2008, pukul 14.00 wib
E. Analisis SWOT Strategi Pusat Koperasi Syariah Sakinah
Dalam pengelolaan suatu kegiatan atau usaha memerlukan suatu
perencanaan strategis, yaitu suatu pola atau struktur sasaran yang paling
mendukung dan melengkapi menuju arah tujuan yang akan dicapai, sebagai
persiapan perencanaan agar dapat memilih dan menetapkan strategi dan
sasaran. Sehingga tersusun program-program yang efektif dan efisien yang
cukup populer adalah analisis SWOT.
Untuk melakukan analisis SWOT dapat memulai dengan
mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan lalu mengidentifikasi
kesempatan dan ancaman melakukan ranking terhadap kekuatan, kelemahan,
peluang dan analisis kekuatan dan kelemahan.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Faktor yang harus dipertimbangkan
dalam analisis SWOT ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. SWOT
adalah singkatan dari lingkungan internal Strenghts dan Weaknesses serta
lingkungan eksternal Oppurtunities dan Threats.31
Aspek analisis lingkungan internal bersumber pada sumber-
sumberdaya organisasi dan sumber-sumberdaya fisik. Faktor pertama
berkenaan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan SDM seperti
pengalaman, reputasi, kapabilitas, pengetahuan dan wawasan, keahlian dan
31 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2006) h. 18
kebijakan perusahaan terhadap hal ihwal ketanaga kerjaan. Faktor kedua
berkaitan dengan sistem dan proses yang dianut perusahaan, termasuk di
dalamnya strategi, struktur organisasi, budaya, manajemen pembelian,
operasi/produksi, keuangan, penelitian dan pengembangan, pemasaran, sistem
informasi dan sistem pengendalian. Faktor ketiga meliputi perlengkapan,
lokasi geografis, teknologi (Wright, Kroll dan Parnel, 1996). 32
Perencanaan usaha yang baik dengan metode SWOT dirangkum dalam
matrik SWOT yang dikembangkan oleh Kearns (1992) sebagai berikut: 33
Tabel 4.17. Matrik SWOT
IFAS
EFAS
Strenght (kekuatan) Weaknesses
(kelemahan)
Oppurtunities (Peluang) Strategi SO Strategi WO
Threths (Ancaman) Strategi ST Strategi WT
IFAS (Internal Strategic Factors Analisis Summary) yaitu faktor-
faktor internal perusahaan. EFAS (Eksternal Factors Analisis Summary)
yaitu, faktor-faktor eksternal perusahaan.
1. Strategi SO
Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan
32 M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategi Perspektif
Syari'ah, (Jakarta: Khairul Bayan, 2003) h. 25 33 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Op cit., h. 19
peluang yang ada strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
2. Strategi ST
Meskipun ini menghadapi berbagai ancaman, namun masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan
adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang dengan cara diversifikasi (produk/pasar)
3. Strategi WO
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi
dilain pihak ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus
strategi adalah meminimalkan masalah-masalah internal. Sehingga dapat
merebut peluang pasar yang lebih baik.
4. Strategi WT
Ini situasi yang sangat tidak menguntungkan. Strategi yang harus
diambil adalah mengendalikan kerugian yang diderita sehingga tidak
menjadi lebih parah dari yang diperhatikan.
Berikut analisis SWOT Strategi Pusat Koperasi Syariah Sakinah Kab.
Cianjur.
Tabel 4.18. Analisis SWOT Puskopsyah Sakinah Cianjur
IFAS
EFAS
Strengths (S)
- Reputasi baik dalam
bidang pelayanan
- SDM yang memiliki
motivasi tinggi, handal
dan berpengalaman
- Misi dakwah yang
dimiliki oleh setiap SDM
Weaknesses (W)
- Keterbatasan modal
- Kurangnya wawasan mengenai konsep
ekonomi syariah
- Kurang adanya
perhatian dari
Pemerintah Daerah
Opportunies (O)
- Membangun Jaringan dan Akses Modal Sendiri
- Fasilitasi pemasaran produk
Koperasi Primer dan UMRT
- Mengajak koperasi
konvensional untuk ikut menjalankan ekonomi
syariah
Strategi SO
- Memperluas pangsa pasar
- Mendukung usaha
rumah tangga dalam mengembangkan hasil
usahanya
- Pembinaan kelembagaan
dan pengembangan
manajemen koperasi primer
Strategi WO
- Mempertahankan kepercayaan
masyarakat
- Pendidikan dan pengembangan kader
da’i muamalat
bekerjasama dengan perguruan tinggi.
Treaths (T)
- Tingginya harga pokok
(sembako) BBM, listrik, telepon
- Munculnya rentenir berkedok Koperasi Simpan
Pinjam
- Masyarakat belum memahami system ekonomi
syariah
- Adanya Koperasi primer
yang tidak masuk dalam
anggota Puskopsyah
Strategi ST
- Meningkatkan kualitas
pelayanan
- Pengajian bagi pejuang
ekonomi syariah yang handal, kapabilitas,
profesional dan mampu
berdakwah mengajak
masyarakat menuju ekonomi non ribawi.
Strategi WT
- Menggunakan
fasilitas seefisien mungkin
- Manajemen keuangan yang baik
- Memperhatikan
mutu pelayanan terhadap koperasi
primer
Sumber: Puskopsyah Sakinah, Cianjur 2008
a) Kekuatan (Strengths) dari sistem operasional Puskopsyah
1) Reputasi baik dalam bidang pelayanan
Dari data lapangan, yaitu pada angket survei. Bahwa koperasi
primer menilai pelayanan yang diberikan oleh Puskopsyah Sakinah
cukup baik oleh karena itu dengan adanya persepsi tersebut
memungkinkan adanya ketertarikan dan kepercayaan dari koperasi
primer yang belum belum gabung dengan Puskopsyah
2) SDM yang memiliki motivasi tinggi untuk menjalankan tugasnya
menjadi pendukung kelangsungan Puskopsyah Sakinah.
3) Misi dakwah yang dimiliki oleh setiap SDM
Dari hasil wawancara pribadi dengan manajer Puskopsyah,
adanya tekad misi dakwah dan non-profit oriented yang dimiliki oleh
para SDM menjadikan Puskopsyah lebih dapat mengembangkan
programnya. Dengan SDM yang memiliki misi dakwah ekonomi
Islam dapat membantu mensosialisasikan ekonomi Islam kepada
masyarakat dan membatu Puskopsyah dalam melaksanakan visi
misinya.
b) Kelemahan Puskopsyah
1) Keterbatasan modal
Pada sebuah perusahaan, modal sangat berpengaruh untuk
kelangsungan kegiatan usaha. Diharapkan Puskopsyah dapat
mendapatkan dana pembiayaan melalui instrumen lain seperti zakat,
infak dan shodaqoh.
2) Kurangnya wawasan mengenai konsep ekonomi syariah
Ekonomi syariah yang selama kita kenal hanya ada di bangku
kuliah dan para praktisi perbankan saja. Namun, ekonomi syariah itu
dapat digerakkan dikalangan bawah juga. Diharapkan Puskopsyah
dapat membantu mensosialisasikan ekonomi syariah kepada
masyarakat terutama para pelaku usaha koperasi.
3) Kurang adanya perhatian dari Pemerintah Daerah
Dari hasil wawancara dengan manajer Puskopsyah, faktor modal
menjadi kendala Puskopsyah dalam pengembangan pembiayaan.
Terutama kurang adanya dukungan dari pemerintah daerah akan
program yang dijalankan oleh Puskopsyah
c) Peluang
1) Membangun Jaringan dan Akses Modal Sendiri
Dengan adanya nilai dasar kebersamaan koperasi, Puskopsyah
membagun jaringan dan akses modal sendiri melalui layanan zakat,
infak dan shadaqoh dari para aghniya.
2) Fasilitasi pemasaran produk Koperasi Primer dan Usaha Mikro Rumah
Tangga (UMRT)
Memberikan fasilitas bagi para anggota Puskopsyah untuk
mensosialisasikan dan memasarkan produk berupa layanan Usaha
Ekonomi Rumah Tangga (UERT)
3) Mengajak koperasi konvensional untuk ikut menjalankan ekonomi
syariah
Kebersamaan yang diusung oleh asas koperasi, menjadikan
Puskopsyah menjadikan koperasi-koperasi primer konvensional bukan
sebagai pesaing dalam usaha tetapi mengajak menjalankan praktek
ekonomi syariah yang sesuai dengan syariah Islam
d) Ancaman
1) Tingginya harga pokok (sembako) BBM, listrik, telepon
Hal ini menjadi ancaman bagi Puskopsyah, karena kenaikan
harga barang-barang tersebut berpengaruh pada daya bayar angsuran
anggota koperasi primer dan mengakibatkan daya bayar angsuran
kepada Puskopsyah pun tersendat.
2) Munculnya rentenir berkedok Koperasi Simpan Pinjam
Praktik riba yang terjadi selama ini di wilayah Cianjur dengan
berkedok koperasi simpan pinjam (KOSIPA) meresahkan masyarakat
dan menjadikan ancaman bagi Puskposyah karena dana yang berasal
dari koperasi primer bukan digunakan sebagai modal usaha namun
digunakan untuk menutup/membayar utang kepada koperasi simpan
pinjam. Hal ini yang menjadi ancaman bagi Puskopsyah dan koperasi
primer syariah dalam operasionalnya. Karena jika demikian, dana
yang berasal dari Puskopsyah yang diberikan nasabah melalui koperasi
akan tersendat dan mempengaruhi pembiayaan kepada Puskopsyah.
Namun, keberadaan koperasi simpan pinjam tidak terlalu
berpengaruh signifikan, karena Puskopsyah lebih mengutamakan
penguatan melalui sosialisasi dan pembinaan-pembinaan pada
koperasi primer yang menjadi mitra.
3) Masyarakat belum memahami sistem ekonomi syariah
Dalam kondisi masyarakat yang belum memahami tentang
ekonomi syari’ah, pendidikan minim, tingkat keimanan perlu adanya
produk atau bahkan program untuk membantu masyarakat. Layanan
UERT merupakan layanan yang diharapkan dapat menyelesaikan dan
menjadi hal yang solutif bagi masyarakat.
4) Adanya Koperasi primer yang tidak masuk dalam anggota Puskopsyah
Hiruk pikuk persaingan usaha ada pula koperasi primer yang
tidak menjadi anggota Puskopsyah. Hal ini tidak selalu merugikan
tetapi bisa juga dijadikan sebagai peluang jika dapat membangun
kesadaran kebersamaan dalam mewujudkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat dengan ekonomi yang sesuai syariah.
e) Alternatif Strategi
Setelah diketahui faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan)
dan eksternal (peluang dan tantangan), kemudian kita akan menentukan
strategi yang dapat digunakan oleh Puskopsyah Sakinah dalam
menghadapi persaingan bisnis di Indonesia dan yang paling baik
dilakukan di Puskopsyah Sakinah adalah menggunakan “matrik swot”34
Berdasarkan keterangan (data) tentang kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman di atas, maka Puskopsyah Sakinah dapat mengambil strategi-
strategi sebagai berikut.
1. STRATEGI (I) = SO
Setelah kita melihat kekuatan berupa: reputasi baik dalam bidang
pelayanan, SDM yang memiliki motivasi tinggi, handal dan
berpengalaman, Misi dakwah yang dimiliki oleh setiap SDM. Serta
melihat peluang berupa: membangun jaringan dan akses modal sendiri,
fasilitasi pemasaran produk koperasi primer dan Usaha Mikro Rumah
Tangga (UMRT), mengajak koperasi konvensional untuk ikut
menjalankan ekonomi syariah.
Maka dengan menggunakan kekuatan-kekuatan perusahaan dan
memanfaatkan peluang yang ada Puskopsyah dapat memperluas pangsa
34 Keunggulan matrik SWOT adalah dapat mempermudah strategi yang kita peroleh
berdasarkan gabungan faktor internal dan eksternal.
pasar, mendukug usaha rumah tangga dalam mengembangkan hasil
usahanya, pembinaan kelembagaan dan pengembangan manajeman
koperasi primer yang menjadi anggota Puskopsyah.
2. STRATEGI (II) = ST
Melihat kekuatan berupa: reputasi baik dalam bidang pelayanan,
SDM yang memiliki motivasi tinggi, handal dan berpengalaman, Misi
dakwah yang dimiliki oleh setiap SDM. Ancaman berupa tingginya harga
bahan pokok, BBM, listrik dan telepon, munculnya rentenir berkedok
koperasi simpan pinjam, masyarakat yang belum memahami konsep
ekonomi syariah dan adanya koperasi yang tidak menjadi anggota
Puskopsyah.
Meskipun Puskopsyah menghadapi ancaman, Puskopsyah masih
dapat menggunakan kekuatan internal yang dimiliki. Yaitu dengan
mengadakan pelatihan kepada SDM yang dimiki guna menambah
amunisi-amunisi pejuang ekonomi syariah yang handal, kapabilitas,
profesional dan mampu berdakwah mengajak masyarakat menuju
ekonomi non ribawi.
3. STRATEGI (III) = WO
Pada strategi ini Puskopsyah dapat memanfaatkan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan internal. Dengan memanfaatkan
peluang, Puskopsyah dapat melakukan promosi kepada koperasi primer,
bekerjasama dengan perguruan tinggi agar terciptanya lapangan pekerjaan
bagi mahasiswa lulusan perguruan tinggi tersebut, sedangkan Puskopsyah
mendapat SDM yang berkualitas.
4. STRATEGI (IV) = WT
Untuk mengatasi masalah yang dihadapi Puskopsyah pada situasi
yang kurang menguntungkan ini, yang dapat dilakukan oleh Puskopsyah
adalah dengan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.
Dengan cara menggunakan fasilitas seefisien mungkin, memanaj
keuangan yang baik dan memperhatikan mutu pelayanan terhadap
koperasi primer.
F. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Pusat Koperasi Syariah
Sakinah 35
1. Faktor Pendukung
a. Sumber daya manusia yang memiliki semangat dan motivasi dakwah
ekonomi Islam.
35 Wawancara Manajer Umum Puskopsyah Bapak Ahmad Yani S.IP, kantor Puskopsyah
Cianjur, tanggal 27 Agustus 2008, pukul 10.00 wib.
b. Reputasi SDM yang baik dalam memberikan pelayanan kepada
koperasi dan anggota koperasi.
2. Faktor Penghambat
a. Mentalitas masyarakat yang masih kurang terhadap ekonomi syariah
sehingga mereka enggan melakukan sistem ekonomi Islam
b. Dengan mentalitas yang kurang dari masyarakat banyak dana yang
digulirkan kepada mereka dijadikan dana penutup utang kepada
rentenir.
c. Kurang adanya dorongan dari pemerintah di bidang permodalan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa strategi
Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur dalam upaya pengembangan koperasi
primer syariah.
1. Strategi yang dilakukan Puskopsyah kepada koperasi-koperasi primer
syariah sebagai mitranya dalam menghadapi persaingan dengan koperasi
simpan pinjam adalah dengan menjadikan koperasi simpan pinjam
tersebut bukan sebagai pesaing dalam usaha, tetapi menjadikan sebagai
mitra dalam usaha dengan pola syariah. Karena pada dasarnya asas,
tujuan, prinsip sama yaitu untuk memajukan dan membangun
perekonomian bangsa. Selain itu, mendesak Pemerintah Daerah untuk
mengaudit koperasi simpan pinjam yang nakal dan melakukan praktik
ribawi. Puskopsyah lebih melakukan penguatan pada koperasi primer
mitranya dari segi manajerial baik itu pelayanan, analisis kelayakan
pembiayaan, analisa resiko. Tahapan sosialisasi meliputi:
a. Melakukan sosialisasi dalam bentuk pengajian yang dilakukan oleh
ketua umum, manajer umum, dan pengawas syariah Puskopsyah.
b. Manajer operasional dan keuanagan melakukan analisa kelayakan
pembiayaan.
c. Koperasi primer membuat permohonan pembiayaan Usaha Ekonomi
Rumah Tangga.
2. Program pembinaan yang dilakukan oleh Puskopsyah kepada koperasi
syariah primer sebagai mitranya adalah:
a. Mengadakan pengajian rutin satu minggu sekali dalam rangka
penyadaran akan pentingnya usaha yang halal.
b. Memberikan dana bantuan sebagai modal kerjasama usaha dengan
pola bagi hasil.
c. Mengadakan pelatihan kader muamalah bekerja sama dengan koperasi
mahasiswa, koperasi siswa dan Badan Koordinasi Pemuda Remaja
Mesjid Indonesia (BKPRMI) yang diselenggarakan di masing-masing
kecamatan.
d. Mengadakan pelatihan dalam bentuk magang yang diikuti oleh
karyawan koperasi primer syariah selama 10 minggu dengan materi
yang berbeda di setiap 2 minggunya.
3. Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT) adalah salah satu program
Puskopsyah yang dikembangkan di koperasi-koperasi primer. Program ini
berjalan dengan baik pada beberapa koperasi. Namun pada sebagian
daerah masih ada nasabah-nasabah yang masih kurang mengerti dan
memahami konsep dan aturan UERT tersebut.
B. Saran – saran
Dengan berakhirnya penelitian ini, maka penulis memberikan saran
kepada:
1. Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) Sakinah Cianjur hendaknya
mempertahankan semangat berjuang dan mengajak masyarakat
menjalankan usahanya sesuai dengan syariah. Namun, di sisi lain
Puskopsyah perlu mengadakan beberapa kajian, seminar-seminar, guna
mensosialisasikan ekonomi syariah kepada masyarakat.
2. Koperasi Primer sebagai anggota Puskopsyah hendaknya dapat tetap
konsisten dengan pola syariahnya dan mendukung seluruh program-
program yang dijalankan oleh Puskopsyah dan bekerjasama dalam
mensosialisasikan ekonomi syariah kepada masyarakat sekitar koperasi
masing-masing.
3. Masyarakat umum khusunya umat Islam di wilayah Kabupaten Cianjur
diharapkan dapat berpartisipasi dalam menjalankan kegiatan usahanya
menggunakan sistem syariah dengan pola bagi hasil. Serta mendukung
Puskopsyah dan koperasi-koperasi primer yang ada di wilayah
Kab.Cianjur guna terciptanya perekonomian yang syariah dan ikut
mensukseskan program pemerintah Kab. Cianjur yaitu Gerakan
Masyarakat Berakhlakul Karimah (Gerbang Marhamah).
4. Civitas akademika diharapkan dapat membantu meberikan pengertian dan
pengetahuan tentang ekonomi syariah kepada masyarakat melalui
seminar-seminar, pelatihan atau bahkan kurikulum ekonomi syariah guna
membantu agar ekonomi syariah dapat diketahui oleh kalangan
masyarakat bawah dan masyarakat desa yang tidak mampu mengenyam
bangku kuliah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdad, Zaidi, Lembaga Perekonomian Ummat di Dunia Islam, Bandung,
Angkasa, 2003.
Abidin Basri, Ikhwan, MA Pola Pembiayaan Usaha melalui Bank Syariah
Syirkah/Musyarakah di akses pada tanggal 30 Juli 2008 dari
Sharialife.blogspot.com.
David, Fred R. Manajemen Strategi Konsep, Jakarta, Prenhalindo, 2002.
Didane, Strategi Pengembangan Kualitas Koperasi Berbasis Nilai Tambah di
akses pada tanggal 24 Juni 2008 dari
http://didane.multiply.com/journal/item/2.
Dimyati, Ahmad, Dkk., Islam dan Koperasi, Telaah Peran Serta Umat Islam
dalam Pengembangan Koperasi, Jakarta: Koperasi Jasa Informasi,
1989.
Firdaus, Muhammad, Dkk, Perkoperasian Sejarah, Teori dan Praktek, Bogor;
Ghalia Indonesia, 2004.
Irma Fatimah, Siti, "Analisa Strategi Koperasi Pondok Pesantren dalam
Pemberdayaan Ekonomi Rakyat” (Studi pada Koperasi Pondok
Pesantren Al-Ikhlas Subang Jawa Barat). Skripsi Fakultas Syariah
dan Hukum, Muamalah, Perbankan Syariah, UIN Jakarta, 2006.
Junaedi SM., Islam dan Intreprenedrialisme: Suatu Studi Fiqh Ekonomi Bisnis
Modern, Jakarta, Kalam Mulia, 1993.
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik
Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/1X/2004, tanggal 10 September
2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa
dan Keuangan Syariah (KJKS).
Moleong, Lexy J MA., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2002.
Nota Kesepahaman Konsorsium Ormas Islam tentang Dukungan Proyeksi
Pergerakan Dakwah Pengembangan Ekonomi Syariah Di Kabupaten
Cianjur, Cianjur : 5 Juli 2007.
Nurdin, Bahri, SE. MS., Perkenalan dengan Beberapa Konsep Ekonomi
Koperasi, Jakarta, t.t. 1993.
Profil Pusat Koperasi Syariah (PUSKOPSYAH) Sakinah Kabupaten Cianjur.
Sartika P., Titik, & Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala
Kecil/Menengah dan Koperasi, Bogor, Ghalia Indonesia, 2002.
Slamet, Rokhmad, Seminar Akademik Program BBA Jakarta Institute of
Management Studies Jakarta, 24 Maret 2001.
Suhendi, Hendi, M.Si, Fiqh Muamalah, Membahas Ekonomi Islam, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Tim Pengembangan Perbankan Syari’ah Institut Bankir Indonesia, Konsep,
Produk dan Implementasi Operasional Bank Syari’ah, Jakarta,
Djambatan, 2003.
Tim Penyusun, Sosialisasi Ekonomi Syariah dan pola Pembiayaan Syariah,
Bandung: Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, 2008.
Yani, Ahmad, S.IP, ”Koperasi Syariah Perangi Rentenir” , ISMA (Buletin
MAN Cianjur) edisi 74 tahun IX, Februari 2008/Shafar 1429 H.
-----------------------, Rentenir Berkedok KSP Menjamur di Cianjur di akses
pada tanggal 20 Maret 2008 dari
http://www.hupelita.com/baca.php?id=43715
Lampiran 1
KUISIONER
Assalamu'alaikum wr.wb
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyusunan tugas akhir, saya mengharapkan bantuan dan
partisipasi Bapak/Ibu, Saudara/i meluangkan waktu untuk menjawab serangkaian
daftar pertanyaan yang terlampir pada hal berikut yang selanjutnya digunakan untuk
melengkapi penelitian yang sedang saya lakukan.
Saya harapkan kesediaan Bapak/Ibu Saudara/i, untuk mengisi berdasarkan
sesuai dengan adanya dan mengisi dengan sejujur-jujurnya demi akurasi kebenaran
penelitian. Semua jawaban hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak
akan digunakan untuk kepentingan lainnya. Atas kerjasamanya saya ucapkan terima
kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb
Petunjuk pengisian
1. Sebelum mengisi, awali dengan membaca Bismillahirahmanirrahim
2. Baca pertanyaan dengan baik dan tenang
3. Beri tanda (x) pada jawaban yang anda pilih sesuai dengan keadaan dan
pengalaman (kesan) pada Pusat Koperasi Syariah Sakinah Kab. Cianjur.
4. Apabila terdapat kesulitan dalam pengisian, silahkan hubungi saya.
5. Kami mengucapkan terima kasih atas segala pertisipasi anda.
Peneliti,
NAJIBUL MILLAH
Data Responden
Nama Koperasi : ………………………………………………………………...
Alamat : ………………………………………………………………...
………………………………………………………………...
Jenis Usaha : ………………………………………………………………...
1. Lama menjadi anggota PUSKOPSYAH Sakinah?
a. <1 tahun c. 3-4 tahun
b. 1-2 tahun d. 5 tahun
2. Pandangan responden terhadap pelayanan PUSKOPSYAH?
a. sangat cepat dan mudah d. tidak cepat dan mudah
b. cepat dan mudah e. tidak menjawab
c. sangat tidak cepat dan mudah
3. Responden tertarik dengan iklan yang dijanjikan?
a. sangat setuju d. tidak setuju
b. setuju e. tidak menjawab
c. sangat tidak setuju
4. Pandangan responden terhadap pengelolaan dana PUSKOPSYAH?
a. sangat baik d. tidak baik
b. baik e. tidak menjawab
c. sangat tidak baik
5. Pandangan responden terhadap keberadaan PUSKOPSYAH?
a. sangat baik d. tidak baik
b. baik e. tidak menjawab
c. sangat tidak baik
6. Pandangan responden terhadap adanya kelebihan PUSKOPSYAH ?
a. sangat setuju d. tidak setuju
b. setuju e. tidak menjawab
c. sangat tidak setuju
7. Pandangan responden terhadap adanya kekurangan PUSKOPSYAH?
a. sangat setuju d. tidak setuju
b. setuju e. tidak menjawab
c. sangat tidak setuju
8. Pandangan responden terhadap upaya yang dilakukan PUSKOPSYAH dalam
pemberdayaan ekonomi rakyat?
a. sangat banyak d. tidak banyak
b. banyak e. tidak menjawab
c. sangat tidak banyak
9. Pandangan responden terhadap PUSKOPSYAH dalam menangani
transaksi/akad ?
a. sangat baik d. tidak baik
b. baik e. tidak menjawab
c. sangat tidak baik
10. Pandangan responden terhadap PUSKOPSYAH dalam memberikan
informasi?
a. sangat baik d. tidak baik
b. baik e. tidak menjawab
c. sangat tidak baik
11. Pandangan responden terhadap PUSKOPSYAH dalam memberikan motivasi
kepada koperasi primer?
a. sangat setuju d. tidak setuju
b. setuju e. tidak menjawab
c. sangat tidak setuju
12. Pandangan responden terhadap PUSKOPSYAH dalam memberikan inovasi
kepada koperasi primer?
a. sangat setuju d. tidak setuju
b. setuju e. tidak menjawab
c. sangat tidak setuju
13. Pandangan responden terhadap PUSKOPSYAH dalam memberikan
pembinaan kepada koperasi primer?
a. sangat setuju d. tidak setuju
b. setuju e. tidak menjawab
c. sangat tidak setuju
14. Pandangan responden terhadap adanya layanan Usaha Ekonomi Rumah
Tangga (UERT)?
a. sangat baik d. tidak baik
b. baik e. tidak menjawab
c. sangat tidak baik
15. Pandangan terhadap manfaat Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT) bagi
responden?
a. sangat baik d. tidak baik
b. baik e. tidak menjawab
c. sangat tidak baik
16. Pandangan responden terhadap Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT)
dalam membantu ekonomi ummat?
a. sangat baik d. tidak baik
b. baik e. tidak menjawab
c. sangat tidak baik
Daftar Pertanyaan Wawancara
Nara sumber :
1. M. Wawan Ridwan (Ketua Umum PUSKOPSYAH Sakinah Cianjur)
2. Ahmad Yani, S.IP. (Manajer Umum PUSKOPSYAH Sakinah Cianjur)
Pertanyaan-pertanyaan wawancara
1. Bagaimana sejarah pendirian Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur?
2. Apa Visi dan Misi Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur?
3. Upaya apa yang dilakukan Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur untuk
membantu ekonomi ummat?
4. Bagaimana perkembangan layanan Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT)
yang dikembangkan pada koperasi primer syariah?
5. Strategi yang dilakukan dalam menghadapi persaingan dengan Koperasi
Simpan Pinjam?
6. Bagaimana strategi yang dilakukan Puskopsyah dalam menghadapi nasabah
anggota koperasi primer yang mengalami keterlambatan dalam melakukan
pembayaran?
7. Apakah layanan Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT) memberikan solusi
terhadap masalah perekonomian ummat?
8. Apakah layanan UERT sudah dapat difahami dan sudah dijalankan oleh
koperasi-koperasi primer?
9. Faktor apa yang mendukung Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur?
10. Faktor apa yang menjadi penghambat Pusat Koperasi Syariah Sakinah
Cianjur?
Lampiran 2
Hasil Wawancara dengan Ahmad Yani S.IP, Manajer Puskopsyah tanggal 27
Agustus 2008 di Puskopsyah Sakinah Cianjur
1 Tanya:
Jawab:
Bagaimana sejarah pendirian Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur?
Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) ”Sakinah” Kabupaten Cianjur
didirikan sebagai jawaban atas keprihatinan komunitas Ormas Islam
Kabupaten Cianjur terhadap masalah tingginya angka kemiskinan
dikalangan umat Islam yang diakibatkan oleh hegemoni praktek
layanan sistem ekonomi kapitalisme dan terbatasnya fasilitas lapangan
kerja serta masih belum berpihaknya skebijakan pemerintah secara
serius dalam pemberian layanan modal usaha bagi para pelaku kegiatan
usaha produktif pada skala usaha rumah tangga, kecil, mikro dan
menengah. Pada tanggal 9 Juli 2007 oleh Koperasi-Koperasi Primer
yang berbasis pada komunitas Ormas Islam Kabupaten Cianjur sebagai
bentuk responsi terhadap Keputusan Menteri negara Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor
91/Kep/M.KUKM/IX/2004, tanggal 10 september 2004 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah
sebagai payung hukum pengelolaan lembaga keuangan mikro syariah,
seperti BMT dan koperasi syariah.
2 Tanya:
Jawab:
Apa Visi dan Misi Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur?
Visi Puskopsyah :
Puskopsyah sebagai pelaku dan pengendali ekonomi ummat
Misi puskopsyah :
e. Membangun Majelis Permanen
f. Menjadi salah satu instrumen jihad membangun kemaslahatan
ummat
g. Penguatan Pelaku Ekonomi Mikro dan Rumah Tangga
h. Mewujudkan lembaga keuangan yang keseluruhan modalnya
dimiliki oleh pelaku ekonomi mikro dan rumah tangga
3 Tanya:
Jawab:
Upaya apa yang dilakukan Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur
untuk membantu ekonomi ummat
• Layanan penyadaran masyarakat akan pentingnya usaha yang
halal, manajemen permodalan
• Memberikan bantuan dana sebagai modal kerjasama usaha
dengan pola bagi hasil
• Pengajian tiap minggu guna menambah pengetahuan tentang
ekonomi syariah sehingga dalam usaha yang dilakukan tidak
melenceng dari ajaran islam.
4 Tanya:
Jawab:
Bagaimana perkembangan layanan Usaha Ekonomi Rumah Tangga
(UERT) yang dikembangkan pada koperasi primer syariah?
Secara global layanan ini belum maksimal karena masih banyak mental
masyarakat yang belum memahami dan mau menjalankan ekonomi
syariah. Namun di sebagian besar lainnya layanan ini sudah berjalan
dengan baik dan menghasilkan keuntungn yang diharapkan.
5 Tanya:
Jawab:
Strategi yang dilakukan dalam menghadapi persaingan dengan
Koperasi Simpan Pinjam?
1. Mengajak koperasi primer terutama koperasi simpan pinjam
tersebut guna menggunakan pola syariah
2. Mendesak pemerintah daerah terutama dinas koperasi kab.
Cianjur untuk mengaudit koperasi simpan pinjam
3. Mensosialisasikan ekonomi syariah sebagai dakwah
6 Tanya:
Jawab:
Bagaimana strategi yang dilakukan Puskopsyah dalam menghadapi
nasabah anggota koperasi primer yang mengalami keterlambatan dalam
melakukan pembayaran?
1. titipan yang tidak amanah atau tidak digunakan untuk usaha
akan dijerat oleh hokum
2. pembinaan dan pendekatan dengan misi penyadaran akan
pentingnya usaha yang halal
3. melakukan analisa kelayakan pada nasabah yang akan
medapatkan pembiayaan.
Untuk pembinaan da'i muamalah yang dilakukan Puskopsyah kepada
karyawan yaitu dengan mengadakan kegiatan syiar muharram, lomba
bahtsul kutub, ceramah ekonomi Islam pelatihan Badan Kordinasi
Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI), Koperasi Siswa,
Koperasi Mahasiswa yang kegiatannya dilakukan di masing-masing
kecamatan
7 Tanya:
Jawab:
Apakah layanan Usaha Ekonomi Rumah Tangga (UERT) memberikan
solusi terhadap masalah perekonomian ummat?
Kembali mengenai mentalitas umat akan ekonomi Islam, sebagian
masih ada yang kesulitan dan kebingungan menggunakan layanan ini.
Namun, sebagian lain sudah menjalankan layanan UERT ini dan ada
contoh sudah mampu menambah roda/gerobak sampai 5 buah.
8 Tanya:
Jawab:
Apakah layanan UERT sudah dapat difahami dan sudah dijalankan oleh
koperasi-koperasi primer?
Tergantung koperasi nya, jika koperasi itu aktif mengikuti kegiatan
Puskopsyah sudah faham dan menajalankan layanan UERT ini, namun
ada juga yang sedang dalam perkembangan.
9 Tanya:
Jawab:
Faktor apa yang mendukung Pusat Koperasi Syariah Sakinah Cianjur?
a. Sumber daya manusia yang memiliki semangat dan motivasi
dakwah ekonomi Islam.
b. Reputasi SDM yang baik dalam memberikan pelayanan kepada
koperasi dan anggota koperasi
10 Tanya:
Jawab:
Faktor apa yang menjadi penghambat Pusat Koperasi Syariah Sakinah
Cianjur?
d. Mentalitas masyarakat yang masih kurang terhadap ekonomi
syariah sehingga mereka enggan melakukan sistem ekonomi Islam
e. Dengan mentalitas yang kurang dari masyarakat banyak dana yang
digulirkan kepada mereka dijadikan dana penutup utang kepada
rentenir.
f. Kurang adanya dorongan dari pemerintah di bidang permodalan.
Cianjur, 27 Agustus 2008
Yang mewawancarai, Yang diwawancarai,
Najibul Millah
Ahmad Yani, S.IP