Post on 19-Mar-2020
1
Pengaruh Asset Tangibility, Size, Profitability, Growth Dan Earning
Volatility Terhadap Leverage Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI
Periode 2013-2016
SOFIA1 , HJ ASMAUL HUSNA, SE, Ak, MM, CA
2 , MYRNA SOFIA, SE, M.Si
3
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Asset Tangibility, Size,
Profitability, Growth, dan Earning Volatility berpengaruh terhadap Leverage pada
perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016. Jenis data adalah data Sekunder. Metode pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling. Pengumpulan data
melalui dari situs www.idx.co.id. Hasil penelitian menunjukkan Asset Tangibility dan
Profitability secara parsial berpengaruh terhadap Leverage, tetapi Size, Growth dan
Earning Volatility secara parsial tidak berpengaruh terhadap Leverage. Sedangkan Asset
Tangibility, Size, Profitability, Growth, dan Earning Volatility secara simultan
berpengaruh terhadap Leverage
Kata Kunci : Asset Tangibility, Size, Profitability, Growth, Earning Volatility dan
Leverage.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Leverage adalah penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang
memiliki biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial
pemegang saham. Penggunaan sumber-sumber pembiayaan perusahaan, baik yang
merupakan sumber pembiayaan jangka pendek maupun sumber pembiayaan jangka
panjang akan menimbulkan suatu efek yang biasa disebut dengan Leverage.
Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu penelitian Sa’diyah
(2007) yang menggunakan variabel independen Asset Tangibility, Size, Profitability,
Growth dan Earning Volatility dan variabel dependen Leverage dengan tahun penelitian
2002 sampai tahun 2005. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Asset Tangibility, Size, Profitability, Growth dan Earning Volatility Sedangkan
variabel dependen yang di gunakan adalah Leverage. Namun penelitian ini berbeda dari
penelitian sebelumnya terletak pada sampel perusahaan yang diambil dan tahun sampel
yang di gunakan. Untuk pengambilan sampel yang digunakan dalam penalitian ini
2
adalah perusahaan yang go public yang masuk dalam Bursa Efek Indonesia dan tahun
yang digunakan adalah tahun 2013 sampai dengan tahun 2016.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
tentang masalah tersebut, sehingga pada penelitian kali ini peneliti mengambil judul
penelitian “Pengaruh Asset Tangibility, Size, Profitability, Growth dan Earning
Volatility Terhadap Leverage pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang
konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016”.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dirumuskan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah yaitu:
1. Apakah Asset Tangibility berpengaruh terhadap Leverage pada perusahaan
manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016?
2. Apakah Size berpengaruh terhadap Leverage pada perusahaan manufaktur
sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2016?
3. Apakah Profitability berpengaruh terhadap Leverage pada perusahaan
manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016?
4. Apakah Growth berpengaruh terhadap Leverage pada perusahaan
manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016?
5. Apakah Earning Volatility berpengaruh terhadap Leverage pada perusahaan
manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016?
6. Apakah Asset Tangibility, Size, Profitability, Growth, dan Earning Volatility
berpengaruh terhadap Leverage pada perusahaan manufaktur sektor barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang dilakukan penelitian ini berasarkan rumusan masalah adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh Asset Tangibility terhadap Leverage pada
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
2. Untuk mengetahui pengaruh Size terhadap Leverage pada perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2016.
3
3. Untuk mengetahui pengaruh Profitability terhadap Leverage pada
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
4. Untuk mengetahui pengaruh Growth terhadap Leverage pada perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2016.
5. Untuk mengetahui pengaruh Earning Volatility terhadap Leverage pada
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
6. Untuk mengetahui pengaruh Asset Tangibility, Size, Profitability, Growth
dan Earning Volatility terhadap Leverage pada perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Landasan Teori
Leverage
Dalam struktur modal, leverage merupakan hubungan antara debt dan equity.
Namun dalam beberapa penelitian, leverage didefinisikan sebagai pengukur besarnya
aktiva yang dibiayai dengan hutang (Sudarmadji dan Sularto didalam jayanti 2011).
Menurut Harahap (2013) leverage adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara
utang perusahaan terhadap modal, rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan
dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan
oleh modal. Menurut Fidyati didalam Wenny dan Utiyati (2013), hutang mempunyai
beberapa keuntungan bagi perusahaan, yaitu: biaya bunga yang mengurangi beban
pajak, kreditor hanya mendapat bunga yang relatif tetap sehingga kelebihan keuntungan
merupakan klaim bagi pemilik perusahaan, dan kreditor tidak memiliki hak suara
sehingga pemilik dapat mengendalikan perusahaan dengan dana yang lebih kecil.
Sedangkan penggunaan hutang juga memiliki kelemahan, karena hutang yang semakin
tinggi meningkatkan resiko technical insolvency, yaitu apabila bisnis perusahaan tidak
bagus, pendapatan operasi menjadi rendah dan tidak cukup untuk menutup biaya bunga
sehingga kekayaan pemilik menjadi berkurang. Pada kondisi yang ekstrim, kerugian
tersebut dapat membahayakan perusahaan karena dapat terancam kebangkrutan.
Asset Tangibility
Menurut Elsas dan Florysiak di dalam Indrajaya, Herlina dan Setiadi (2011),
aktiva tetap dapat dijadikan jaminan /collateral dalam melakukan pinjaman utang, dan
karenanya dapat mereduksibiaya dari kesulitan keuangan (cost of financial distress) dan
ini akan semakin meningkatkan kapastitas tingkat utang yang dapat menguntungkan
perusahaan. Hipotesis ini sesuai dengan teori trade-off, dimana perusahaan perlu
menyeimbangkan antara manfaat dan biaya dari penggunaan utang.
4
Size
Ukuran perusahaan adalah suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil
perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham,
dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu
perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan
kecil (small firm). Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset
perusahaan (Machfoedz dalam Sa’diyah didalam Jayanti 2011).
Profitability
Menurut Wenny dan Utiyati (2013), Profitability suatu perusahaan menunjukkan
efektifitas manajemen perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya yang
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan maupun investasi perusahaan.
Dengan kata lain, profitability adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu. Tingkat profitabilitas perusahaan merupakan hasil akhir dari
berbagai kebijakan dan keputusan yang dihasilkan oleh manajemen perusahaan.
Growth
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mengimplikasikan
adanya permintaan yang lebih tinggi akan kebutuhan dana eksternal (Song, di dalam
Indrajaya, Herlina dan Setaidi 2011). Menurut Myers dan Majluf di dalam Indrajaya,
Herlina dan Setiadi (2011), perusahaan akan lebih memilih menggunakan utang untuk
menekan asimetri informasi yang dapat terjadi.
Earning Volatility
Volatility atau business risk merupakan proxi bagi kemungkinan terjadinya
kesulitan keuangan (financial distress). Volatility pada umumnya diperkirakan
mempunyai hubungan yang negatif dengan leverage (Huang dan Song didalam Wenny
dan Utiyati, 2013). Megginson didalam Wenny dan Utiyati, (2013) menyatakan bahwa keputusan mengenai besar hutang yang akan digunakan oleh perusahaan dipengaruhi
oleh persepsi terhadap besar biaya kebangkrutan (cost of bankruptcy) dan biaya
kesulitan keuangan yang akan timbul.
Pengembangan Hipotesis
Menurut Noor (2013), Hipotesis berasal dari dua kata hypo (belum tentu benar)
dan tesis (kesimpulan). Hipotesis sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di
antara dua atau lebih variable yang diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji.
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Hipotesis yang
terdapat didalm penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Asset Tangibility berpengaruh terhadap Leverage pada perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016.
H2 : Size berpengaruh terhadap Leverage pada perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
H3 : Profitability berpengaruh terhadap Leverage pada perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
5
H4 : Growth berpengaruh terhadap Leverage pada perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
H5 : Earning Volatility berpengaruh terhadap Leverage pada perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016.
H6 : Asset Tangibility, Size, Profitability, Growth dan Earning Volatility berpengaruh
terhadap Leverage pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
METODELOGI PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data pada perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui situs Bursa Efek Indonesia
yaitu www.idx.co.id.
Populasi Penelitian
Menurut Noor (2013), Dalam penelitian, populasi digunakan untuk
menyebutkan seluruh elemen/anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran
penelitian atau merupakan keseluruhan dari objek penelitian. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016 sebanyak 38 perusahaan.
Sampel Penelitian
Menurut Noor (2013), sampel sejumlah anggota yang dipilih dari populasi.
Subjek adalah suatua anggota dari sampel, sebagaimana elemen anggota dari populasi.
Sebelum ditentukan sampel, peneliti harus menetapkan populasi penelitian. Metode
yang digunakan alam penelitian ini adalah metode non probability Sampling yaitu
purposive sampling. Purposive Sampling adalah merupakan teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel.
Adapun kriteria sampel yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2013-2016.
2. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2016 dan memiliki data-data lengkap
yang diperlukan untuk pengukuran variabel.
3. Periode laporan keuangan berakhir per 31 desember
4. Perusahaan yang memperoleh laba
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang pada
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan yang tersusun di dalam arsip yang telah
dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016. Sumber data dalam
penelitian ini diperoleh melalui situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
6
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Dependen Leverage
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang.
Hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari kreditor, bukan dari
pemegang saham ataupun investor. Variabel ini diukur dengan rumus:
LEV = Total Debt
Total Assets
(Pandey, 2001; Ezeoha, 2008; Supriyanto dan Falikhatun, 2008 dalam Jayanti, 2011)
Variabel Independen Asset Tangibility
Assets tangibility ini akan dihitung dengan menggunakan perbandingan antara
aktiva tetap dan total asset.
Tang= Fixed assets
Total asset
(Pandey, 2001; Ezeoha, 2008 dalam Jayanti, 2011)
Variabel Independen Size
Size adalah ukuran perusahaan, dalam penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
SIZE = Assets
(Padron et al., 2005; Supriyanto dan Falikhatun, 2008 dalam Jayanti, 2011)
Variabel Independen Profitability
Profitability adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, Dalam
penelitian ini, profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio ROA. Oleh karena itu,
ROA dalam penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:
ROA = Laba Bersih/Total Aktiva
(Pandey, 2001; Pandey, 2004; Deesomsak et al., 2004; Ezeoha, 2008 dalam Jayanti,
2011)
Variabel Independen Growth
Growth adalah pertumbuhan perusahaan, dalam penelitian ini dihitung dengan
rumus sebagai berikut: GROW = Total assets n – total asset o
Total Asset o
(Moh’d, Perry, dan Rimbey, 1998 dalam Jayanti, 2011)
Keterangan :
Total Asset n : Tahun aktiva tahun yang bersangkutan
Total Asset o : Total aktiva tahun dasar
Potensi pertumbuhan perusahaan ditunjukkan dengan perbandingan antara nilai
pasar sekarang dan tahun sebelumnya. Dan juga pertumbuhan sekarang dengan tahun
sebelumnya.
7
Variabel Independen Earning Volatility
Earning volatility adalah tingkat volatilitas (perubahan yang cepat) dari
keuntungan yang didapatkan perusahaan. Proxy ini diukur selama 2 tahun terakhir
mulai peiode (t-1) hingga periode (t). EVO = Standar Deviation of EBIT
Total Assets
(Mas’ud, 2008 dalam Jayanti, 2011)
Hasil Analisis Data
Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewnee (kemencengan distribusi).
Deskriptif variabel digunakan untuk mendapatkan informasi awal dalam menganalisis
jawaban responden. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Asset Tangibility, Size, Profitability, Growth dan Earning Volatility Sedangkan variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Leverage. Berikut ini adalah hasil
statistik deskriptif dari data yang digunakan didalam penelitian ini.
Tabel 4.3
Hasil Uji Descriptive Statistics Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TANG 32 .17798 .78398 .3085595 .15319305 SIZE 32 1.19000 28.90000 6.7734375 7.86162489 PROF 32 .03982 .16744 .0974348 .02407017 GROW 32 .01000 .51000 .1337500 .10354211 EVO 32 .00004 .06375 .0192626 .01690915 LEV 32 .17691 .76094 .3853563 .14333556
Valid N (listwise) 32
Sumber : Data olah SPSS, (2017)
Dari tabel diatas menunjukkah bahwa variabel Asset Tangibility (X1) dari 32
observasi terdapat nilai minimum (terkecil) adalah 0.17798 pada perusahaan WIIM
(2013), nilai maximum (terbesar) adalah 0.78398 pada perusahaan ROTI (2014), nilai
mean (rata-rata) adalah 0.3085595 dan std. deviation 0.15319305. Size (X2) terdapat
nilai minimum (terkecil) adalah 1.19000 pada perusahaan DVLA (2013), nilai
maximum (terbesar) adalah 28.90000 pada perusahaan ICBP (2016), nilai mean (rata-
rata) adalah 6.7734375 dan std. deviation 7.86162489. Variabel Profitability (X3)
terdapat nilai minimum (terkecil) adalah 0.03982 pada perusahaan MYOR (2014), nilai
maximum (terbesar) adalah 0.16744 pada perusahaan ULTJ (2016), nilai mean (rata-
rata) adalah 0.974348 dan std. deviation 0.20407017. Variabel Growth (X4) terdapat
nilai minimum (terkecil) adalah 0.1000 pada perusahaan WIIM (2015), nilai maximum
(terbesar) adalah 0.51000 pada perusahaan ROTI (2013), nilai mean (rata-rata) adalah
0.1337500 dan std. deviation 0.10354211. Variabel Earning Volatility (X5) terdapat
nilai minimum (terkecil) adalah 0.00004 pada perusahaan TSPC (2016), nilai maximum
(terbesar) adalah 0.06375 pada perusahaan ULTJ (2015), nilai mean (rata-rata) adalah
8
0.0192626 dan std. deviation 0.01690915. Variabel Leverage (Y) terdapat nilai
minimum (terkecil) adalah 0.17691 pada perusahaan ULTJ (2016), nilai maximum
(terbesar) adalah 0.76094 pada perusahaan KAEF (2015), nilai mean (rata-rata) adalah
0.3853563 dan std. deviation 0.14333556.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013), Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas
residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya
dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel
yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal
akan membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika data residual normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2017
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas dengan Histogram
Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa data memiliki distribusi
normal, sebab data tersebut membentuk pola seperti lonceng. Selain grafik histogram,
grafik normality p-plot juga digunakan untuk menguji normalitas data.
9
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2017
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-Plot
Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal,
dengan adanya terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Untuk memastikan
data tersebut benar-benar berdistriusi normal maka dilakuakan uji kolmogrov smirnov
dengan melihat nilai signifikan. Jika jumlah signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data
tersebut berdistribusi normal.
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas dengan One Sampel K-S Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 32
Normal Parametersa,b
Mean .0000000 Std. Deviation .10718727
Most Extreme Differences Absolute .197 Positive .197 Negative -.137
Kolmogorov-Smirnov Z 1.112 Asymp. Sig. (2-tailed) .168
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2017
Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa hasil analisis dengan menggunakan
One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test menunjukkan bahwa jumlah Kolmogrov-Smirnov
Z 1.112 dan jumlah signifikan 0.168 karena p-value = 0.168 ˃ 0.05, maka diketahui Ho
diterima yang berarti data residual berdistribusi secara normal. Dapat dilihat pada grafik
histrogram bahwa distribusi data tidak terlihat mencenng (skewnes) kekiri ataupun
kekanan, oleh karena itu berarti variabel residual berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2013), uji multikolonieritas adalah bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.
10
Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antar sesame
variabel independen sama dengan nol.
Multikolonieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance
inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variable independen
manakah yang dijelaskan oleh variable independen lainnya. Dalam pengertian
sederhana setiap variable independen menjadi variable dependen (terikat) dan diregres
terhaap variable independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variable
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independen lainnya. Jadi
nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance).
Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah
nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) TANG .802 1.246
SIZE .915 1.092
PROF .856 1.169
GROW .813 1.230
EVO .880 1.136
a. Dependent Variable: LEV
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2017
Berdasarkan tabel diatas, keseluruhan variabel untuk nilai VIF dan Tolerance
untuk variabel Asset Tangibility (X1) memiliki nilai tolerance 0.802 > 0.10, dengan VIF
1.246 < 10, Size (X2) memiliki nilai tolerance 0.915 > 0.10, dengan VIF 1.092 < 10,
variabel Profitability (X3) memiliki nilai tolerance 0.856 > 0.10, dengan VIF 1.169 <
10, variabel Growth (X4) memiliki nilai tolerance 0.813 > 0.10, dengan VIF 1.230 < 10
dan variabel Earning Volatility (X5) memiliki nilai tolerance 0.880 > 0.10, dengan VIF
1.136 < 10.
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013), Uji heteroskedastisitas adalah bertujuan meguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Untuk medeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dengan melihat grafik Plot
anatara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot anatara SRESID dan ZPRED dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2013).
11
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2017
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
Berdasarkan gambar diatas Dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain ini uji heterokeastisitas juga
dapat menggunakan uji Spearman’s rho, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0.05
maka tidak terjadi heterokedasitas.
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Spearman’s rho
Correlations
Unstandardized Residual
Spearman's rho
TANG
Correlation Coefficient .065
Sig. (2-tailed) .723
N 32
SIZE
Correlation Coefficient .123
Sig. (2-tailed) .502
N 32
ROA
Correlation Coefficient .123
Sig. (2-tailed) .502
N 32
GROW
Correlation Coefficient .185
Sig. (2-tailed) .310
N 32
EVO
Correlation Coefficient .082
Sig. (2-tailed) .655
N 32
12
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient 1.000
Sig. (2-tailed) .
N 32
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2017
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk Asset
Tangibility (X1) 0.723 ˃ 0.05, Size (X2) 0.502 ˃ 0.05, Profitability (X3) 0.502 ˃ 0.05,
Growth (X4) 0.310 ˃ 0.05 dan Earning Volatility (X5) 0.655 ˃ 0.05. Dapat disimpulkan
bahwa pada uji ini menunjukkan tidak adanya heterokedasitas.
Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013), Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui adanya
autokorelasi akan dilakukan Uji Durbin-Watson. Uji Durbin Watson hanya digunakan
untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya
intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag I antara variabel
independen.
Hasil Uji Durbin Watson Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .664a .441 .333 .11704083 1.453
a. Predictors: (Constant), EVO, SIZE, GROW, PROF, TANG b. Dependent Variable: LEV
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2017
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai DW sebesar 1.453 nilai ini
akan dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson d Statistic: Significance Point For
dI and du AT 0.05 Level of Sinificance dengan menggunakan nilai signifikani 5% jumlah
observasi (n) 32 dan jumlah variabel independen 5(K=5), maka ditabel Durbin-Watson
akan didapatkan nilai sebagai berikut nilai batas bawah (dL) adalah 1.109 dan nilai batas
atas (du) adalah 1.819.
Oleh karena nilai Durbin Watson 1.453 lebih besar dari batas atas (du) 1.819 dan
kurang dari 4-1.819 (4-du). Jika dilihat dari pengambilan keputusan termasuk dL˂d˂(4-
du), maka dapat disimpulkan bahwa 1.109 ˂ 1.453 ˂ (4-1.819) tidak dapat menolak Ho
yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negative berdasarkan tabel
3.3. Hal ini berarti bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam model yang digunakan,
sehingga model regresi layak digunakan.
Uji Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui model atau bentuk hubungan pengaruh antar variabel dan
untuk mengetahui positif atau negatifnya pengaruh variabel Asset Tangibility (X1),
Return On Asset (X2), Profitability (X3), Growth (X4) dan Earning Volatility (X5)
terhadap variabel terikat Leverage (Y) dimana dari sampel yang diperoleh, digunakan
analisis regresi linier berganda dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + ε
13
Tabel 4.7
Hasil Uji Regresi Berganda Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .456 .099 4.625 .000
TANG .378 .153 .404 2.470 .020
SIZE .006 .003 .308 2.009 .055
PROF -2.691 .944 -.452 -2.850 .008
GROW .253 .225 .183 1.122 .272
EVO .152 1.325 .018 .114 .910
a. Dependent Variable: LEV
Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS, 2017
Dari table diatas apat disusun persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 0.456 + 0.378 X1 + 0.006 X2 – 2.691 X3 + 0.253 X4 + 0.152 X5 + ε
Dimana : a = Konstanta
b1 b5 = Koefisien Regresi
b1 = Kofisiensi regresi variable X1 Asset Tangibility
b2 = Kofisiensi regresi variable X2 Size
b3 = Kofisiensi regresi variable X3 Profitability
b4 = Kofisiensi regresi variable X4 Growth
b5 = Kofisiensi regresi variable X5 Earning Volatility
X1 = Asset Tangibility
X2 = Size
X3 = Profitability
X4 = Growth
X5 = Earning Volatility
Y = Ketepatan Leverage
ε = Epsilon/variabel residu
Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Konstanta (a) Nilai konstansta (a) bernilai positif yaitu 0.456, ini berarti jika semua variabel bebas
memiliki angka (0), maka nilai variabel Leverage adalah sebesar 0.456.
b. Koefisien b1 untuk variabel Asset Tangibility Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar 0.378, nilai b1 yang positif
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel Asset Tangibility
dengan variabel Leverage yang artinya jika nilai variabel Asset Tangibility naik
sebesar 1, maka nilai Leverage akan naik sebesar 0.378. Dengan asumsi variabel
bebas lainnya konstan.
14
c. Koefisien b2 untuk variabel Size Besarnya nilai koefisien regresi (b2) sebesar 0.006, nilai b2 yang positif
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel Size dengan variabel
Leverage yang artinya jika nilai variabel Size naik sebesar 1, maka nilai Leverage
akan naik sebesar 0.006. Dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
d. Koefisien b3 untuk variabel Profitability Besarnya nilai koefisien regresi (b3) sebesar -2.691, nilai b3 yang negatif
menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan antara variabel Profitability
dengan variabel Leverage yang artinya jika nilai variabel Profitability turun sebesar
1, maka nilai Leverage akan turun sebesar -2.691. Dengan asumsi variabel bebas
lainnya konstan.
e. Koefisien b4 untuk variabel Growth Besarnya nilai koefisien regresi (b4) sebesar 0.253, nilai b4 yang positif
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel Growth dengan
variabel Leverage yang artinya jika nilai variabel Growth naik sebesar 1, maka nilai
Leverage akan naik sebesar 0.253. Dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
f. Koefisien b5 untuk variabel Earning Volatility Besarnya nilai koefisien regresi (b5) sebesar 0.152, nilai b5 yang positif
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel Earning Volatility
dengan variabel Leverage yang artinya jika nilai variabel Earning Volatility naik
sebesar 1, maka nilai Leverage akan naik sebesar 0.152. Dengan asumsi variabel
bebas lainnya konstan.
Pengujian Hipotesis
Uji Partial (Uji T)
Hasil Uji Partial Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .456 .099 4.625 .000
TANG .378 .153 .404 2.470 .020
SIZE .006 .003 .308 2.009 .055
PROF -2.691 .944 -.452 -2.850 .008
GROW .253 .225 .183 1.122 .272
EVO .152 1.325 .018 .114 .910
a. Dependent Variable: LEV
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2017
Dengan nilai n=32, α=5% : 2 =2.5%, α=2 (uji dua sisi) dengan derajat
keterbatasan (df) n-k-1 atau 32-6-1=25. Hasil untuk nilai t-tabel dengan pengujian dua
sisi yaitu 2.0595. Dengan ini dapat diambil kesimpulan dari analisis tabel diatas Sebagai
berikut:
Berdasarkan hasil analasis pada table diatas menunjukkan besarnya t-hitung
sebesar 2.470 ˃ 2.0595 dan nilai signifikansi (p-value = 0.020 ˂ 0.05). Maka H1
diterima dan Ho ditolak, yang berarti variabel Asset Tangibility (X1) secara parsial
berpengaruh terhadap Leverage (Y).
15
Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya t-hitung
sebesar 2.009 ˂ 2.0595 dan nilai signifikansi (p-value = 0.055 ˃ 0.05). Maka H2 ditolak
dan Ho diterima, yang berarti variabel Size (X2) secara parsial tidak berpengaruh
terhadap Leverage (Y).
Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya t-hitung
sebesar -2.850 ˂ -2.0595 dan nilai signifikansi (p-value = 0.008 ˃ 0.05). Maka H3
diterima dan Ho ditolak, yang berarti variabel Profitability (X3) secara parsial
berpengaruh terhadap Leverage (Y).
Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya t-hitung
sebesar 1.122 ˂ 2.0595 dan nilai signifikansi (p-value = 0.272 ˃ 0.05). Maka H4 ditolak
dan Ho diterima, yang berarti Growth (X4) secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Leverage (Y).
Berdasarkan hasil analasis pada tabel diatas menunjukkan besarnya t-hitung
sebesar 0.114 ˃ 2.0595 dan nilai signifikansi (p-value = 0.910 ˃ 0.05). Maka H5 ditolak
dan Ho diterima, yang berarti variabel Earning Volatility (X5) secara parsial tidak
berpengaruh terhadap Leverage (Y).
Uji Simultan (Uji F)
Hasil Uji Simultan ANOVA
a
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression .281 5 .056 4.099 .007b
Residual .356 26 .014
Total .637 31 a. Dependent Variable: LEV b. Predictors: (Constant), EVO, SIZE, GROW, PROF, TANG
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2017
Berdasarkan tabel Diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 4.099
dengan tingkat signifikansi 0.007b nilai F hitung akan dibandingkan dengan nilai F
tabel. Nilai F tabel pada tingkat kesalahan α=5% dengan derajat kebebasan (df) = (n-k) ;
(k-1). Jumlah observasi (n) sebanyak 32, dan jumlah variabel penelitian (k) berjumlah
(6). Jadi df = (32-6) ; (6-1), sehingga F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α=5%)
adalah 2.59. jadi F hitung ˃ F tabel (4.099 ˃ 2.59) dan tingkat signifikansi sebesar
0.007b maka keputusan Ha diterima Asset Tangibility, Size, Profitability, Growth dan
Earning Volatility secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap Leverage
pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2016.
Uji Koefisien Determinasi (R²)
Menurut Priyatno (2012:55), Koefisien determinasi (R²) adalah untuk
mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen yaitu
Asset Tangibility, Size, Profitability, Growth dan Earning Volatility secara bersama-
sama terhadap variabel dependen yaitu Leverage.
16
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .664a .441 .333 .11704083
a. Predictors: (Constant), EVO, SIZE, GROW, ROA, TANG b. Dependent Variable: LEV
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, 2017
Berdasarkan tabel Diatas dapat dilihat bahwa dapat diketahui nilai Adjusted R²
(R Square) adalah 0.333. Jadi sumbangan pengaruh dari variabel independen (Asset
Tangibility, Size, Profitability, Growth dan Earning Volatility) terhadap Leverage pada
perusahaan manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2016 yaitu 33.3% sedangkan sisanya 66,7% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diteliti.
Pembahasan
Pengaruh Asset Tangibility Terhadap Leverage
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Asset Tangibility berpengaruh
terhadap Leverage dengan melihat nilai signifikansi sebesar 0.020 dengan batas
signifikansi 0.05. Maka signifikansi 0.020 ˂ 0.05. Terdapat pengaruh antara Asset
Tangibility terhadap Leverage.
Hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Sa’diyah (2007) menunjukkan bahwa Asset Tangibility berpengaruh terhadap
Leverage. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian yang
dilakukan oleh Jayanti (2011), menunjukkan bahwa Asset Tangibility tidak berpengaruh
terhadap Leverage
Pengaruh Size Terhadap Leverage
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Size tidak berpengaruh terhadap
Leverage dengan melihat nilai signifikansi sebesar 0.055 dengan batas signifikansi 0.05.
Maka signifikansi 0.055 ˃ 0.05. Tidak terdapat pengaruh antara Size terhadap Leverage.
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Maharamya (2010) dan Penelitian Sa’diyah (2007), menunjukkan bahwa Size
berpengaruh terhadap Leverage.
Pengaruh Profitability Terhadap Leverage
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Profitability berpengaruh terhadap
Leverage dengan melihat nilai signifikansi sebesar 0.008 dengan batas signifikansi 0.05.
Maka signifikansi 0.008 ˂ 0.05. Terdapat pengaruh antara Profitability terhadap
Leverage.
17
Penelitian ini mendukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Jayanti (2011) dan Penelitian Sa’diyah (2007) menunjukkan bahwa Profitability
berpengaruh terhadap Leverage. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh oleh Maharamya (2010), menunjukkan bahwa Profitability tidak berpengaruh
terhadap Leverage.
Pengaruh Growth Terhadap Leverage
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Growth tidak berpengaruh
terhadap Leverage dengan melihat nilai signifikansi sebesar 0.272 dengan batas
signifikansi 0.05. Maka signifikansi 0.272 ˃ 0.05. Tidak terdapat pengaruh antara
Growth terhadap Leverage.
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Jayanti (2011) dan Sa’diyah (2007), menunjukkan bahwa Growth berpengaruh terhadap
Leverage.
Pengaruh Earning Volatility Terhadap Leverage
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Earning Volatility tidak
berpengaruh terhadap Leverage dengan melihat nilai signifikansi sebesar 0.910 dengan
batas signifikansi 0.05. Maka signifikansi 0.910 ˃ 0.05. Tidak terdapat pengaruh antara
Earning Volatility terhadap Leverage.
Hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh oleh Jayanti (2011), menunjukkan bahwa Earning Volatility tidak berpengaruh
terhadap Leverage. Hal ini berarti semakin tinggi volatilitas laba, yang mencerminkan
risiko suatu usaha, maka akan mempersulit perusahaan dalam memperoleh pendanaan
eksternal. Namun, volatilitas laba yang diukur dengan rasio standar deviasi EBIT
terhadap total aktiva ini tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan
penggunaan hutang pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia. Namun
berbeda dengan hasil penelitian ini tidak mendukung dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Sa’diyah (2007) menunjukkan bahwa Profitability berpengaruh
terhadap Leverage.
Pengaruh Asset Tangibility, Size, Profitability, Growth dan Earning Volatility
Terhadap Leverage
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Asset Tangibility, Size,
Profitability, Growth dan Earning Volatility berpengaruh signifikan terhadap Leverage
dengan melihat nilai signifikansi sebesar 0.038 dengan batas signifikansi 0.05. Maka
signifikansi 0.038 ˂ 0.05.
18
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara Asset
Tangibility, Size, Profitability, Growth dan Earning Volatility terhadap Leverage pada
perusahaan manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2013-2016. Berdasarakan uraian pembahasan diatas maka kesimpulan yang
diambil adalah sebagai berikut :
1. Asset Tangibility berpengaruh terhadap Leverage pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016.
2. Size tidak berpengaruh terhadap Leverage pada perusahaan manufaktur barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
3. Profitability berpengaruh terhadap Leverage pada perusahaan manufaktur
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
4. Growth tidak berpengaruh terhadap Leverage pada perusahaan manufaktur
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
5. Earning Volatility tidak berpengaruh terhadap Leverage pada perusahaan
manufaktur barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2016.
6. Asset Tangibility, Size, Profitability, Growth dan Earning Volatility secara
simultan berpengaruh terhadap Leverage pada perusahaan manufaktur barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka disarankan terhadap penelitian yang akan
datang agar dapat :
1. Memperluas populasi penelitian, seperti melakukan penelitian pada seluruh
perusahaan Bursa Efek Indonesia.
2. Menambahkan variabel independen lainnya, yang kemungkinan memiliki
pengaruh terhadap Leverage.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono & Ashari. (2005). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Andi Offset.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivarite Dengan Proggram IBM SPSS 21.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan
Kesebelas. Jakarta: Rajawali Pers.
19
Jayanti, Ida Setya Dwi. 2011. Pengaruh Firm Size,Earning Volatility, Assets
Tangibility, Profitability, Growth dan Firm Age Terhadap Leverage (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-
2009). Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Maharamya, Dea. 2010. Analisis Pengaruh Assets Tangibility, Size, Growth
Opportunity dan Profitability Terhadap Leverage pada Perusahaan Manufaktur
(Good Cunsumer, Apparel and Other Textile dan Food and Beverages) Di
Bursa Efek Indonesia. Jawa Timur: Universitas Pembangunan Nasional
"Veteran".
Munawir. 1995. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Jogya
Noor, Juliansyah. 2013. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Kencana.
Priyatno, Dwi. 2012. Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik Dengan
SPSS & Prediksi Pertanyaaan Pendadaran Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Gava
Media.
Sa'diyah, Anisa'u. 2007. Pengaruh Assets Tangibility, Size, Growth, Profitability, dan
Earning Volatility Terhadap Leverage Pada perusahaan Manufaktur Di BEJ:
Dengan Pengujian Pecking Order Theory atau Statis Trade Off. Yogyakarta:
Universitas Islam Indonesia.
Sartono, R. Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE
Sjahrial, Dermawan, 2009. Manajemen Keuangan. Edisi Tiga. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Wahyuni, Wenny Setyo dan Utiyati, Sri. 2013. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Pada Bursa efek Indonesia.
Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Jurnal