Post on 03-Mar-2019
SKRIPSI
TINGKAT MOTIVASI BERPRESTASI TINGGI
ATLET PENYANDANG TUNADAKSA
(Studi Deskriptif pada Atlet Komunitas National Paralympic Committee
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016/2017)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
Sela Sidesyana
NIM:121114059
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
SKRIPSI
HALAMAN JUDUL
TINGKAT MOTIVASI BERPRESTASI TINGGI
ATLET PENYANDANG TUNA DAKSA
(Studi Deskriptif pada Atlet Komunitas NationalParalympic Committee
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016/2017)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
Sela Sidesyana
NIM:121114059
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“PENDIDIKAN MERUPAKAN SENJATA PALING AMPUH YANG BISA KAMU
GUNAKAN UNTUK MERUBAH DUNIA”
(NELSON MANDELA)
“KU OLAH DATA, KUBACA MAKNA, KUIKAT DALAM ALINEA, KUBINGKAI
DALAM BAB SEJUMLAH LIMA, JADILAH MAHAKARYA, GELAR
SARJANA KUTERIMA, ORANG TUA, SUAMI DAN MERTUA PUN
BAHAGIA ”
(ANONYMOUS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya ini bagi
Tuhan Yesus Kristus yang selalu selalu menjadi sumber kekuatan dalam hidup
Kedua Orang tua Tercinta
Yudi Sugiyanto dan Stevany Halina
Pembimbing yang selalu sabar dan berdedikasi tinggi dalam
membantu,menuntun, mengarahkan dan memberikan semangat serta doa selama
proses penulisan ini hingga selesai
Suami, mertua, keluarga, sahabat, teman, adik angkatan yang telah
memberikandukungan dan semangat
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
TINGKAT MOTIVASI BERPRESTASI TINGGI
ATLET PENYANDANG TUNA DAKSA
(Studi Deskriptif pada Atlet Komunitas NationalParalympic Committee
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016/2017)
Sela Sidesyana
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk: (1)
mendeskripsikan tingkat motivasi berprestasi tinggiatlet penyandang tuna daksa pada
komunitas NPC DIY Tahun 2016/2017 dan (2) merumuskan topik-topik apa yang
relevan untuk meningkatkan motivasi berprestasi tinggi atlet penyandang tuna daksa di
NPC DIY Tahun 2016/2017 berdasarkan skor butir motivasi berprestasi tinggi atlet
penyandang tuna daksa NPC DIY Tahun 2016/2017 yang teridentifikasi rendah.
Subjek penelitian ini adalah atlet tuna daksa NPC DIY Tahun 2016/2017 yang
berjumlah 47 atlet. Instrumen penelitian yang digunakan adalah empat aspek motivasi
berprestasi tinggi atlet penyandang tuna daksa yaitu, tanggung jawab pribadi,
membutuhkan umpan balik, kreatif dan inovatif, mempertimbangkan resiko atau
kesulitan. Reliabilitas instrument dihitung menggunakan formula Alpha Cronbach
dengan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,926.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat motivasi berprestasi tinggi atlet tuna
daksa NPC DIY Tahun 2016/2017 sebagai berikut: 9 atlet (19,15%) atlet menunjukan
hasilsangat tinggi, 29 atlet (61,70%) tinggi, 9 atlet (19,15%) menunjukkan hasil sedang
dan tidak ada atlet yang menunjukkan hasil rendah dan sangat rendah. Melalui
penghitungan skor item, terdapat 33 item (75%) sangat tinggi, 8 item (18,18%) tinggi, 3
item (6,82%) sedang dan tidak ada item yang menunjukkan rendah maupun sangat
rendah. Maka diusulkanlah topik programapa yang relevan berdasarkan butir-butr item
kuesioner terendah yang dapat mengembangkan tingkat motivasi berprestasi tinggi
tinggi atlet tuna daksa NPC DIY Tahun 2016/2017. Judul usulan topik
programpeningkatan motivasi berprestasi tinggi atlet tuna daksa di NPC DIY Tahun
2016/2017 yang relevan yaitumenumbuhkan kesadaran diri dalam berlatih, kreativitasku
dalam berlatih,dan kreatif ideku dan inovatif gayaku, menggunakan
metodependampingan dengan tujuan untuk mengembangakn tingkat motivasi berprestasi
tinggi atlet tuna daksa.
Kata Kunci : Tingkat motivasi berprestasi tinggi, atlet tuna daksa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
MOTIVATION LEVEL OF HIGH ACHIEVEMENT
OF DISABLED ATHLETES
(A Descriptive Study on Athlete Community National Paralympic Committee
of Daerah Istimewa Yogyakarta Year 2016/2017)
Sela Sidesyana
Sanata Dharma University
2017
This research was a descriptive quantitative research aimed at: (1) describing the
motivation level of high achievementof disabled athletes of Athlete Community NPC
DIY year 2016/2017 and (2) compiling relevant topics to improve motivation of high
achievement of disabled athletes of Athlete Community NPC DIY year 2016/2017 based
on scores of motivation points of high achievement of disabled athletes of Athlete
Community NPC DIY year 2016/2017 identified as low.
The subjects of this research were 47 disabled athletes of NPC DIY year
2016/2017. Research instruments used were four aspects of high achievement of disabled
athletes, which were personal responsibility, the needs of feedback, creative and
innovative, risk or difficulty consideration. Instrument reliability was counted using
Alpha Cronbach formula with reliability coefficient of 0,926.
The result of the research showed that motivation level of high achievementof
disabled athletes of Athlete Community NPC DIY year 2016/2017 was as follows: 9
athletes (19,15%) showed the score of very high, 29 athletes (61,70%) high, 9 athletes
(19,15%) showed the score of medium, and no athlete showed the score of low or very
low. Through item score calculation, there were 33 items (75%) which were very high, 8
items (18,18%) high, 3 items (6,82%) medium and no item showed low or very low.
Thus, it was proposed the relevant programs based on the lowest questionnaire items
points which could develop that motivation level of high achievementof disabled athletes
of NPC DIY year 2016/2017. Topic proposal title of development program of motivation
level of high achievementof disabled athletes of Athlete Community NPC DIY year
2016/2017 which was relevant i.e. developing self awareness in training, my creativity in
training, and my creative ideas and my innovative style, using mentoring methods aimed
to develop motivation level of high achievementof disabled athletes.
Keyword: Motivation Level of High Achievement, Disabled Athletes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGHANTAR
Puji dan Syukur senantiasa di ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat dan rahmat-Nya yang mengagumkan sehingga tugas ahkir
skripsi ini dapat di selesaikan. Peneliti menyadari bahwa karya ilmiah ini
tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang
telah mendukung dan mendampingi peneliti. Oleh karena itu secara khusus
mengucapkan terimakasih kepda:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Dr. Gendon Barus, M. Si., Selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ag. Krisna Indah Marhaeni, S.Pd., M.A., selaku dosen pembimbing yang
selalu memberikan waktu, motivasi, pelajaran hidup, serta selalu sabar
dalam mendampingi saya selama proses penulisan skripsi.
4. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan
yang sangat berguna bagi saya.
5. Stefanus Priyatmoko yang dengan sabar membantu dalam bidang
administrasi selama penulis menempu studi di Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Hariyanto selaku ketua National Paralympic Committee yang telah
memberikan waktu dan kesempatan untuk melakukan penelitian di NPC
DIY.
7. Atlet-Atlet Tuna daksa NPC DIY Tahun 2016/2017 atas kerjasama dan
kesediaannya untuk mengisi kuesioner ini.
8. Orang tuaku tercinta Yudi Sugiyanto dan Stevany Halina yang selalu
mendukung, mendoakan dan menyemangati dikala saya berjuang
menempu bangku perkuliahan.
9. Mertua tercinta (Alm) Stefanus Momay dan Jacomina Onko serta Pai
Dominggus Ramos, Mae Julieta Da Costa, Mae Olimpia Smith dan Pai
Joao Smith yang selalu memotivasi dan memberikan doa untuk selalu
berjuang dalam menempuh bangku perkuliahan serta proses penulisan
skripsi.
10. Suami tercinta Yeferdson Issac Ramos yang selalu mengusahakan
kebahagiaan saya dalam pembiayaan proses studi saya, dan menjadi
semangat saya dalam proses perkuliahan sampai dengan penulisan skripsi.
11. Adik tercinta Angga Afriliyanta, keponakan tercinta saya Thealova Kezia
Sinaga, Josefine Misya Sinaga dan tante saya Nila Eliana yang telah
memberikan semangat dan dukungan bagi saya.
12. Sahabat tercinta saya Krisna Indah, Bernadetta Mita, Maria Dominika Efi,
Ciputra Wangsa, Ervin Apriliani, Melissa Putri, Alvita Anjarsari,
Anastasia Karissa Putri, Mita Yuliani, Abyu Marques, Johanes Xie, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGHANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 8
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10
1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 10
2. Manfaat Praktis .................................................................................. 10
G. Definisi Operasional Variabel ................................................................. 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 12
A. Hakikat Motivasi berprestasi tinggi ........................................................ 12
1. Definisi Motivasi berprestasi tinggi .................................................... 12
2. Ciri-Ciri Motivasi berprestasi tinggi ................................................... 15
3. Faktor-Fakor Pengaruh Motivasi berprestasi tinggi ........................... 17
4. Aspek-Aspek Motivasi Berprestasi Tinggi ......................................... 20
B. Tunadaksa ............................................................................................... 25
1. Pengertian Tunadaksa ........................................................................ 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Ciri-Ciri Tuna Daksa.......................................................................... 27
3. Penyebab Tuna Daksa ......................................................................... 29
4. Penggolongan Tuna daksa ................................................................. 30
C. Usaha Pendampingan terhadap Atlet Penyandang Tuna Daksa di
National Paralympic Committee Daerah Istimewa Yogyakarta ............... 33
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 36
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 36
C. Subjek Penelitian .................................................................................... 37
1. Populasi Penelitian ............................................................................. 37
2. Sampel Penelitian ............................................................................... 37
D. Variabel Penelitian .................................................................................. 38
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 38
1. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 38
2. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 39
F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................ 41
1. Validitas ............................................................................................. 41
2. Reliabilitas .......................................................................................... 43
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 49
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 49
1. Tingkat Motivasi Berprestasi Tinggi Atlet Tuna Daksa National
Paralympic Committee DIY Tahun 2016/2017 ...................................... 49
2. Hasil Skor Tiap Item Tingkat Motivasi Berprestasi Tinggi Atlet Tuna
daksa National Paralympic Committee Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun Ajaran 2016/2017 ........................................................................ 51
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 54
1. Deskripsi Tingkat motivasi berprestasi tinggi Atlet Tuna daksa
National Paralympic Committee Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
Ajaran 2016/2017.................................................................................... 54
2. Topik-Topik yang Relevan Untuk Meningkatkan Motivasi berprestasi
tinggi Atlet Tuna Daksa NPC DIY Tahun 2016/2017 ............................ 57
C. Usulan Topik Program yang Relevan Untuk Meningkatkan Motivasi
berprestasi tinggi Atlet Tuna Daksa NPC DIY Tahun 2016/2017 ............ 60
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 63
A. Simpulan ................................................................................................. 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 64
C. Saran ....................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
Tabel 2.1 Klasifikasi Tuna daksa oleh NPC ......................................................... 31
Tabel 3.1 Jumlah Subjek Penelitian ...................................................................... 37
Tabel 3.2 Norma Skoring Inventori Motivasi berprestasi tinggi .......................... 39
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner atlet NPC DIY ...................................................... 40
Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas ............................................................ 43
Tabel 3.5 Reliabilitas Item .................................................................................... 44
Tabel 3.6 Kriteria Guilford ................................................................................... 45
Tabel 3.7 Penentuan Kriteria Secara Keseluruhan ................................................ 46
Tabel 3.8 Tabel Norma Kategorisasi Butir Item Tingkat Motivasi Berprestasi
Tinggi Atlet Tuna Daksa NPC DIY Tahun 2016/2017 ......................................... 47
Tabel 3.9 Tabel Norma Kategorisasi Tingkat Motivasi Berprestasi Tinggi Atlet
Tuna Daksa National Paralympic Committee DIY Tahun 2016/2017 ................. 48
Tabel 4.1 Kategorisasi Tingkat Motivasi Berprestasi Tinggi Atlet Tuna Daksa
National Paralympic Committee Tahun 2016/2017 ............................................. 49
Grafik 4.1 Kategorisasi tingkat motivasi berprestasi tinggi atlet tuna daksa NPC
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016/2017................................................... 50
Tabel 4.2 Kategorisasi Skor Item Tingkat motivasi berprestasi tinggi Atlet Tuna
Daksa National Paralympic Committee Tahun 2016/2017 .................................. 51
Grafik 4.2 Kategorisasi skor item tingkat motivasi berprestasi tinggi atlet tuna
daksa NPC Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016/2017 ............................... 52
Tabel 4.3 Item-item Tingkat motivasi berprestasi tinggi Atlet Tuna daksa NPC
DIY Tahun 2016/2017 .......................................................................................... 53
Tabel 4.4 Usulan Topik Program Motivasi berprestasi tinggi Atlet Tuna Daksa
NPC DIY Tahun 2016/2017 ................................................................................. 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 68
LAMPIRAN 2. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ................................ 69
LAMPIRAN 3. Kuesioner Penelitian ................................................................... 70
LAMPIRAN 4. Hasil Komputasi Uji Validitas Item ............................................ 77
LAMPIRAN 5.Tabulasi Data Penelitian .............................................................. 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan definisi istilah penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Motivasi berprestasi tinggi pada dasarnya dimiliki oleh semua
individu. Motivasi adalah penggerak dari perilaku manusia sebagai
pendorong dalam mengarahkan tujuan yang akan dicapai. Banyak hal yang
dapat dilakukan individu, termasuk pencapaian prestasi yang didasari oleh
motivasiberprestasi tinggi. McClelland (Winarno,2011) mendefinisikan
motivasi berprestasi (need for achievement atau n Ach) merupakan
dorongan untuk mencapai keberhasilan dalam kompetisi dengan standart
prestasi.Motivasi berprestasi tinggi perlu dimiliki setiap indivdu agar dapat
mengoptimalkan standart pencapaian kesuksesan yang ingin diraih.
Motivasi berprestasi tinggi berkaitan juga dengan aktualisasi diri pada
setiap individu.
Menurut Masllow (Alwisol, 2009) tujuan mencapai aktualisasi diri
itu bersifat alami, individu memiliki potensi untuk mengembangkan dirinya
secara positif. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih
fokus terhadap targert atau standart yang ingin dicapainya tidak tergantung
pada materi atau fasilitas yang didapatkannya. Murray (Winarno,2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
berpendapat bahwa kebutuhan berprestasi (need for achievement) sebagai
hasrat untuk mengerjakan sesuatu yang sulit dengan secepat dan sebaik
mungkin.Prestasi yang pernah diraih pasti dapat menimbulkan perasaan
yang membuat seseorang tidak akan lupa dengan pencapaian yang pernah
dialaminya tersebut.
Motivasi berprestasi tinggi bukan hanya milik individu normal saja
tetapi,juga penyandang disabilitas atau difabelmemiliki motivasi berprestasi
tinggi juga. Hal inidibuktikan dengan pemenuhan kuota seluruh atlet
penyandang disabilitas atau difable NPC DIY dari seluruh cabang olahraga
pada ajang Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) di Jawa Barat pada
tanggal 14-24 oktober 2016.Dikutip dari berita Suara Merdeka tanggal 2
Agustus 2016, 100 atlet yang terdiri dari 12 atlet panahan, 3 atlet angkat
berat, 10 atlet bulu tangkis, 11 atlet sepak bola, 7 atlet tenis lapangan, 18
atlet atletik, 5 atlet catur, 3 atlet renang, 14 atlet tenis meja dan 17 atlet
volly duduk, Membawa nama Daerah Istimewa Yogyakarta dalam laga
perebutan medali tingkat Nasional.
Seratus atlet yang maju mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta
beberapa diantaranya termasuk penyandang tuna daksa yang membawa
harum nama Daerah Istimewa Yogyakarta di tingkat Nasional. Atlet binaan
NPC DIY telah melalui beberapa tahap seleksi sebelum dilatih secara rutin
selama 6 bulan menjelang Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) 2016
dimulai. National Paralympic CommitteeDaerah Istimewa Yogyakarta
merupakan induk organisasi olahraga bagi penyandang disabilitas di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Indonesia yang berada dibawah naungan National Paralympic Committeeof
Indonesia adalah satu-satunya wadah keolahragaan penyandang disabilitas
atau difabel Indonesia yang berwenang mengkoordinasikan dan membina
seluruh kegiatan olahraga prestasi penyandang disabilitas atau difabel di
Indonesia maupun diajang Internasional dan menjadi anggota Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
NPC senantiasa selalu berjuang untuk membina atlet penyandang
disabilitas di seluruh Indonesia hingga, kini telah banyak memiliki prestasi
yang diraih dalam berbagai kompetisi baik di tingkat nasional maupun
internasional. Atlet binaan NPC DIY diseleksi dengan beberapa tahap,
antara lain tahap seleksi fisik, klasifikasi ketunaan dan pemilihan cabang
olahraga yang tepat bagi klasifikasi ketunaannya. Pada kenyataannya tetap
masih ada atlet penyandang disabilitas di NPC DIY yang belum memiliki
hasrat atau dorongan untuk meningkatkan berprestasi. Pembuktian ini
diperkuat wawancara langsung oleh peneliti dengan pelatih dari Cabang
olahraga atletik Ibu Stevany Halina, dimana dari track record Peparnas
(Pekan Paralympic Nasional) tahun 2012 dibandingkan dengan 2016 sangat
berbeda dilihat dari motivasi atlet dalam meningkatkatkan prestasinya.
Sebagai contoh, dalam hasil peraihan medali atlet atletik tahun 2012
saat Peparnas (Pekan Paralympic Nasional) yang diadakan di Riau
ditargetkan membawa 2 medali emas dan hasilnya melampaui target
namun, pada Peparnas yang di Bandung, Jawa Barat 2016 cabang olahraga
atletik ditargetkan hanya 1 medali emas, akan tetapi target tidak terpenuhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Motivasi berprestasi tinggi dalam diri atlet penyandang tuna daksa di NPC
DIY, untuk meraih keberhasilan bisa juga dipengaruhi oleh fasilitas yang
diberikan, dorongan dalam diri maupun lingkungan sekitar, adanya paksaan
dari orang tua atau keluarga untuk mengikuti seleksi, bisa jadi juga karena
materi yang dihasilkan jika mampu sampai meraih medali cukuplah besar
nominalnya.
Akan tetapi, hal ini berbanding terbalik dengan kenyataan yang
terjadi dilapangan karena terkadang atlet tidak memanfaatkan fasilitas yang
diberikan seperti contoh latihan rutin bersama pelatih.NPC DIY telah
memberi berbagai program pelatihan bagi atlet, kegiatan pengembangan
motivasi berprestasi tinggi dan fasilitas demi menunjangnya peningkatan
dan perbaikan kualitas para atlet penyandang disabilitas atau difable.
Namun, masih ada atlet yang tidak datang untuk berlatih. Datang untuk
berlatih pada dasarnya yakni demi memaksimalkan potensi, sangatlah
penting dan dibutuhkan, dikarenakan disetiap cabang olahhraga ada yang
beregu atau berkelompok dan ada pula yang individu.
Perhatian pemerintah juga terkadang dianggap kurang maksimal
dengan atlet disabilitas atau difabel. Hal ini dibuktikan dengan pendanaan
atlet mengenai adanya bonus apresiasi terhadap atlet berprestasi tinggi yang
tidak disetarakan antara Peparnas (Pekan Paralympic Nasional) dan PON
(Pekan Olahraga Nasional). Bisa jadi hal ini yang menyebabkan atlet
penyandang disabilitas atau difabel kurang termotivasi karena apresiasi
yang diberikan berbeda dengan atlet normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Atlet yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, datang latihan sesuai
jadwal yang ditentukan oleh pelatih, terkadang jika tidak ada pelatih pun
tetap berlatih sendiri. Menunjukkan prestasinya di setiap kegiatan,
setidaknya performa atau penampilannya dalam setiap latihan maupun
kejuaraan stabil. Berbeda halnya dengan atlet yang motivasi berprestasi
tinggi rendah, datang latihan hanya beberapa kali saja, saat akan ada
kejuaraan barulah rutin datang latihan dan kurang bisa menerima saat diberi
masukan oleh pelatih karena merasa dirinya bisa. Biasanya prestasi yang
akan di hasilkan dapat terlihat dari ketekunan atlet tersebut. Motivasi
berprestasi tinggi yang dihasilkan dari ketekunan, dorongan dan minatnya
akan dapat menghasilkan buah yang baik.
Padamotivasi berprestasi tinggipenyandang tuna daksa adapun faktor
pendukung yang mempengaruhi individu penyandang tuna daksa antara
lain faktorinternal yaknikemampuan, kebutuhan, minat dan harapan atau
keyakinan.Adajugafaktoreksternalyakninorma standart yang harus dicapai,
adanya situasi kompetisi,jenis tugas dan situasi yang menantang.Menurut
McClelland (1985) seseorang yang memiliki aspek-aspek motivasi
berprestasi tinggi ada 4 aspek yaitu: 1) tanggung jawab pribadi, 2)
membutuhkan umpan balik,3) kreatif dan inovatif dan 4)
mempertimbangkan resiko atau kesulitan.
Dari pengamatan peneliti saat terjun dilapangan mengamati Pekan
Paralympic Nasional Tahun 2016 di Bandung dan hasil wawancara dengan
pelatih atlet, peneliti melihat bahwa masih ada atlet penyandang tuna daksa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yang belum miliki dorongan untuk berprestasi. Sebagai contoh, masih ada
atlet yang bermalas-malasan saat akan bertandingdan terkadang tidak
datang pada saat latihan dilapangan. Gejalanya bisa jadi karena sudah
merasa mampu berlatih sendiri sehingga tidak perlu berlatih bersama
pelatih. Gejala lain yang dapat dilihat, menurunnya motivasi berprestasi
tinggi pada atlet penyandang tuna daksa di NPC DIY yakni timbal balik
yang kurang baik dari atlet kepada NPC DIY. Sebagai contoh, NPC sudah
memberikan fasilitas yang memadai bagi para atlet tetapi, belum
dimaksimalkan oleh para atlet untuk memaksimalkan kemampuannya
dalam berlatih maupun bertanding.
Padahal seluruh atlet binaan NPC DIY diberi fasilitas yang memadai
secara sarana dan prasarana untuk dapat mengembangkan minat dan
bakatnya dalam berbagai cabang olahraga yang memang dikhususkan bagi
seluruh penyandang disabilitas atau difable bukan hanya untuk penyandang
tuna daksa. Tetapi, penyandang tuna daksa belum memiliki dorongan untuk
aktif berlatih bersama pelatih masing-masinghal ini dikarenakan,
penyandang tuna daksa merasa dirinya sudah mampu berlatih sendiri
sehingga tidak ada dorongan lebih untuk mengikuti latihan bersama pelatih.
Menjadi atlet dengan spesifikasi tuna daksa juga bukanlah hal yang
mudah. Hal ini dikarenakan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
dapat menekuni cabang olahraga yang akan dijadikan pilihan atlet. Latihan
rutin juga sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai
dengan kemampuan masing-masing atlet. Terkadang juga bisa motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
berprestasi tinggi atlet bukan hanya dilandasi oleh materi prestasi yang
ingin diraih tetapi bisa jadi karena ingin mengangkat nama, martabat dan
derajat diri agar bisa semakin dikenal masyarakat luas.
Motivasi berprestasi tinggipenting untuk dimiliki oleh individu pada
umumnya, motivasi berprestasi tinggidapat dijadikan dasar utama bagi
individu dalam pencapaian sebuah tujuan. Berprestasi bagi setiap individu
yakni sangatlah menjadi harapan yang ingin dicapai. Individu untuk dapat
memunculkan motivasi berprestasi tinggi dalam dirinya sendiri bisa dari
dorongan internal ataupun external hal inilah yang harusnya dipupuk oleh
para atlet penyandang tuna daksa NPC DIY. Selain pentingnya motivasi
berprestasi tinggi, kaitan penelitian ini dilakukan dengan Pendidikan
Bimbingan dan Konseling agar nantinya calon konselor atau calon guru
bimbingan dan koseling dalam membantu individu berkebutuhan khusus
memiliki gambaran yang luas bagaimana harus memahami keadaan
terhadap realitas individu berkebutuhan khusus.
Berdasarkan permasalah di atas peneliti merasa ingin mengetahui
tingkat motivasi berprestasi tinggi atlet penyandang tuna daksa di NPC DIY
maka peneliti tertarik untukmengangkat Judul “Tingkat motivasi
berprestasi tinggi Atlet Penyandang Tuna Daksa di Komunitas
National Paralimpyc Committee Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2016/2017” dalam pemenuhan tugas akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terkait motivasi
berprestasi tinggi atlet penyandang tuna daksa di komunitas NPC DIY
Tahun 2016/2017. Dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Masih ada atlet penyandang tuna daksa di komunitas NPC DIY Tahun
2016/2017 yangdatang latihan hanya saat akan ada kejuaraan barulah
rutin datang latihan.
2. Masih ada atlet penyandang tuna daksa di komunitas NPC DIY Tahun
2016/2107 yangmerasa mampu berlatih sendiri sehingga tidak perlu
datang saat latihan bersama pelatih.
3. Masih ada atlet penyandang tuna daksa di komunitas NPC DIY Tahun
2016/2107 yang kurang mampu memaksimalkan fasilitas yang sudah
memadai bagi atlet untuk berlatih.
4. Masih ada atlet penyandang tuna daksa di komunitas NPC DIY Tahun
2016/2107 yang lebih mengejar materi daripada berprestasi.
5. Kurangnya perhatian pemerintah akan apresiasi terhadap atlet
berprestasi di komunitas NPC DIY.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada melihat tingkat motivasi berprestasi
tinggi penyandang tuna daksa di komunitas National Paralympic
Committee Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut maka perumusan masalah
peneliti dirangkum sebagai berikut:
1. Seberapa tinggi tingkat motivasi berprestasi tinggiatlet penyandang
tunadaksa pada komunitas NPC DIY Tahun 2016/2017?
2. Usulan topik program apa sajakah yang relevan untuk meningkatkan
motivasi berprestasi tinggi atlet penyadang tuna daksa di NPC DIY
Tahun 2016/2017 berdasarkan skor butir motivasi berprestasi tinggi
atlet penyandang tuna daksa NPC DIY Tahun 2016/2017 yang
teridentifikasi rendah?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang didasarkan pada masalah ini yaitu:
1. Mendeskripsikan tingkat motivasi berprestasi tinggiatlet penyandang
tuna daksa pada komunitas NPC DIY Tahun 2016/2017.
2. Merumuskan usulan topik programapa yang relevan untuk
meningkatkan motivasi berprestasi tinggi atlet penyadang tuna daksa
di NPC DIY Tahun 206/2017berdasarkan skor butir motivasi
berprestasi tinggi atlet penyandang tuna daksa NPC DIY Tahun
2016/2017 yang teridentifikasi rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak terutama
pihak-pihak yang terlibat di dalam, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
wawasan dan kajian dalam bidang Bimbingan dan Konseling,
khususnya mengenai motivasi berprestasi tinggi atlet penyandang tuna
daksa untuk membuat program mengenai yang dapat digunakan guna
melakukan pendampingan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi para pelatih di komunitas NPC DIY, penelitian ini dapat
menjadi tolak ukur yang dapat digunakan terkait untuk mendampingi
atlet dalam meningkatkanmotivasi berprestasi tinggiatlet penyandang
tuna daksa.
b. Bagi para atlet penyandang tuna daksa, penelitian ini dapat
digunakan sebagai penyemangat dalam meningkatkan motivasi
berprestasi tinggi atlet penyandang tuna daksa.
c. Bagi staff komunitas NPC DIY, penelitian ini dapat digunakan
sebagai tolak ukur bagi perbaikan kualitas dalam pembinaan
motivasi berprestasi tinggi bagi atlet penyandang tuna daksa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
d. Bagi peneliti lain, penelitan ini dapat digunakan menjadi referensi
bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan dengan topik motivasi
berprestasi tinggi atlet penyandang tuna daksa secara lebih
mendalam.
G. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Motivasi berprestasi tinggi adalah dorongan untuk melakukan suatu
usaha dengan menggunakan segala kemampuan untuk menyelesaikan
suatu tugas dengan tujuan mencapai kesuksesan. Adapun aspek-aspek
seorang yang memilikimotivasi berprestasi tinggi dibedakan menjadi 4
aspek yaitu: 1)tanggung jawab pribadi, 2) membutuhkan umpan balik,
3) kreatif dan inovatif dan 4) mempertimbangkan resiko atau kesulitan.
2. Penyandang tuna daksa berasal dari kata ‘tuna’ yang berarti rugi atau
kurang dan ‘daksa’ yang berarti tubuh. Penyandang tuna daksa adalah
individu yang memiliki anggota tubuh yang tidak sempurna,
penyandang bentuk kelainan atau cacat pada sistem otot, tulang, dan
persendian yang dapat mengakibatkan gangguan koordinasi,
komunikasi dan adaptasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan beberapa hal terkait hakikat motivasi berprestasi
tinggi, dan hakikat atlet penyandang tuna daksa.
A. Hakikat Motivasi berprestasi tinggi
1. Definisi Motivasi berprestasi tinggi
Berprestasi adalah idaman setiap individu, baik itu prestasi dalam
bidang pendidikan formal maupun non formal. Adanya prestasi yang pernah
diraih oleh seseorang akan menumbuhkan suatu semangat baru untuk
menjalani aktivitas. Motivasi berasal dari kata ”movere” dalam bahasa
Latin, yang artinya bergerak. Berbagai hal yang biasanya terkandung dalam
berbagai definisi tentang motivasi antara lain adalah keinginan, harapan,
kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan dan insentif. Motif adalah keadaan
kejiwaan seseorang yang mendorong, mengaktifkan, atau menggerakkan.
Adler (Gunarsa, 2002) menekankan pentingnya kebutuhan dari dalam diri
individu untuk berprestasi. Kebutuhan akan prestasi oleh McClleland
dikatakan sebagai sebuah kebutuhan setiap individu.
Motivasi berperestasi menurut Santrock (2003) adalah dorongan untuk
menyelesaikan sesuatu, agar mencapai suatu standart dan untuk melakukan
suatu usaha dengan tujuan pencapian kesukesan. McClelland (Robbins &
Thimothy, 2008) menyebutkan tiga bentuk kebutuhan manusia,
yaknikebutuhan akan kekuasaan (need for power), kebutuhan akan
hubungan (need for affiliation)dan kebutuhan akan prestasi (need for
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
achievment). Berprestasi bagi setiap individu yakni sangatlah menjadi
harapan yang ingin dicapai. Kebutuhan berprestasi bagi setiap individu juga
sangatlah penting agar individu dapat mencapai suatu standart dalam suatu
pencapaian kesuksesannya. Kebutuhan yang dirasakan memunculkan
kekuatan memotivasi adanya aktivitas untuk mencapai tujuan atau untuk
memenuhi kebutuhan tersebut (Winardi, 2004). Bagi individu untuk dapat
memunculkan motivasi berprestasi tinggi dalam dirinya sendiri bisa dari
dorongan internal ataupun external.
Motivasi berprestasi tinggi dapat dijadikan dasar utama bagi seseorang
dalam pencapaian sebuah tujuan. Pengertian kebutuhan untuk berprestasi
menurut McClelland (1985) adalah suatu daya dalam mental manusia untuk
melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif, dan
lebih efisien.Santrock (2003) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki
motivasi berprestasi tinggi tinggi bersemangat dan berambisi tinggi pada
tugas atau kegiatan yang diberikan padanya dengan sebaik mungkin, belajar
dengan lebih cepat dan memiliki prestasi dalam bidang yang menjadi
keahlian mereka. McClelland (1987) mengatakan bahwa individu dengan
kebutuhan berprestasi tinggi akanlebih memilih tugas-tugas dengan tingkat
kesulitan moderat (kecenderungan kearah jalan tengah atau bisa di sebut
rata-rata).
Menurut McClelland dan Atkinson (1985) bahwa ”Achiement
motivation should be characterzed by high hopes of success rather than by
fear of failure” . Motivasi berprestasi tinggi merupakan ciri seorang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mempunyai harapan tinggi untuk mencapai keberhasilan dari pada ketakutan
kegagalan.
McClelland (1985) mengatakan bahwa“motivasi berprestasi tinggi
merupakan kecenderungan seseorang dalam mengarahkan dan
mempertahankan tingkah laku untuk mencapai suatu standart prestasi”.
Motivasi berprestasi tinggi bisa menjadi acuan individu untuk mencapai
suatu standart tujuan yang ingin dicapainya dimana standart itu menunjukan
kesuksesan yang bisa dicapainya bukan hanya dengan suatu perbuatan tetapi
juga tindakan. Dari pendapat di atas dapat di pahami bahwa motivasi
berprestasi tinggi adalah dorongan untuk melakukan suatu usaha dengan
menggunakan segala kemampuan untuk menyelesaikan suatu kegiatan
dengan tujuan mencapai kesuksesan.
Berdasarkan paparan diatas bisa kita pahami bahwa pada
dasarnyadalam diri manusia, ada daya yang mampu mendorong individu ke
arah suatu kegiatan yang hebat sehingga dengan daya tersebut, dapat
mencapai kemajuan yang teramat cepat.Motivasi berprestasi tinggi
memberikan pengaruh yang baik terhadap pencapaian yang diperoleh
seseorang. Kebutuhan akan prestasi merupakan keinginan untuk mengatasi
hambatan, untuk menguji kekuatan, untuk berjuang melakukan sesuatu yang
sulit sebaik dan secepat mungkin. Motivasi berprestasi tinggi sebagai
dorongan untuk mencapai keberhasilan dalam berkompetisi dengan standart
prestasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Ciri-Ciri Motivasi berprestasi tinggi
McClelland (1987) mengemukakan beberapa ciri-ciri individu
yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, yaitu:
a. Pemilihan tingkat kesulitan tugas
Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung
memilih tugas dengan tingkat kesulitan menengah (moderate
task difficulty), sementara individu dengan motivasi berprestasi
rendah cenderung memilih tugas dengan tingkat kesulitan yang
rendah.
b. Ketahanan atau ketekunan (persistence) dalam mengerjakan tugas
Individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan lebih
bertahan atau tekun dalam mengerjakan berbagai tugas, tidak
mudah menyerah ketika mengalami kegagalan dan cenderung
untuk terus mencoba menyelesaikan tugas, sementara individu
dengan motivasi berprestasi rendah cenderung memiliki ketekunan
yang dapat cepat menyerah. Ketekunan individu dengan motivasi
berprestasi rendah terbatas pada rasa takut akan kegagalan dan
menghindari tugas-tugas dengan kesulitan yang menengah.
c. Harapan terhadap umpan balik (Feedback)
Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi
mengharapkan umpanbalik (feedback) atau tugas yang sudah
dilakukan, bersifat konkrit atau nyata mengenai seberapa baik
hasil kerja yang telah dilakukan. Individu dengan motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
berprestasi rendah tidak mengharapkan umpanbalik atas tugas
yang sudah dilakukan. Bagi individu dengan motivasi berprestasi
tinggi, umpanbalik yang bersifat materi seperti uang, bukan
merupakan pendorong untuk melakukan sesuatu dengan lebih
baik, namun digunakan sebagai pengukur keberhasilan.
d. Memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kinerjanya
Individu dengan motivasi berprestasi tinggi memiliki
tanggung jawab pribadi atas pekerjaan yang dilakukannya.
Seseorang dengan motivasi berprestasi tinggi biasanya
memperhatikan apa yang menjadi fokus dalam pekerjaanya
sehingga, dalam kinerjanya dianggap sangat menguasai dan
bertanggung jawab penuh atas diri sendiri.
e. Kemampuan dalam melakukan inovasi (innovativeness)
Inovatif dapat diartikan mampu melakukan sesuatu lebih
baik dengan cara berbeda dari biasanya. Individu dengan motivasi
berprestasi tinggi akan menyelesaikan tugas dengan lebih baik,
menyelesaikan tugas dengan cara berbeda dari biasanya,
menghindari hal-hal rutin, aktif mencari informasi untuk
menemukan cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu, serta
cenderung menyukai hal-hal yang sifatnya menantang daripada
individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi rendah.
Berdasar paparan dari ciri-ciri motivasi berprestasi tinggi,
seseorang yang memiliki tingkat motivasi berprestasi tinggi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dasarnya pasti akan selalu terus berusaha sebaik mungkin untuk
memperabaiki diri dan mengembangkan motif yang ada pada dirinya
dengan berbagai cara, salah satunya dengan bertanya saja sudah
merupakan kemampuan dirinya untuk mau diberi atau bahkan meminta
umpan balik atas apa yang menjadi kinerjanya. Bukan hanya mau
terbuka atas pemberian feed back terhadap dirinya, melainkan juga suka
dengan tantangan hal yang baru karena dapat membuat dirinya lebih
mendalami suatu kegiatan yang dilakukannya. Individu dengan tingkat
motivasi berprestasi tinggi juga sangat fokus pada kinerja yang
dilakukanya sehingga dianggap dapat bertanggung jawab atas dirinya
sendiri.
3. Faktor-Fakor Pengaruh Motivasi berprestasi tinggi
Martianah (1984) motivasi berprestasi tinggi merupakan suatu proses
psikologis yang mempunyai arah dan tujuan untuk sukses sebagai ukuran
terbaik. Sebagai proses psikologis, motivasi berprestasi tinggi
dipengaruhi oleh dua faktor:
a. Faktor Individu (intern)
Individu sebagai pribadi mencakup sejumlah aspek yang
saling berkaitan. Motivasi berprestasi tinggi sebagai salah satu aspek
psikis, dalam prosesnya dipengaruhi oleh faktor individu, seperti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1) Kemampuan
Kemampuan adalah penggerak untuk bertindak yang
dicapai oleh manusia melalui latihan belajar. Dalam proses
motivasi, kemampuan tidak mempengaruhi secara langsung tetapi
lebih mendasari fungsi dan proses motivasi. Individu yang
mempunyai motivasi berprestasi tinggi biasannya juga memiliki
kemampuan tinggi.
2) Kebutuhan
Kebutuhan adalah kekurangan, artinya ada sesuatu yang
kurang dan oleh karena itu, timbul kehendak untuk memenuhi atau
mencukupinya. Kehendak itu sendiri adalah tenaga pendorong
untuk berbuat sesuatu untuk bertingkah laku.Ada kebutuhan pada
individu menimbulkan keadaan tak seimbang, rasa ketegangan
yang dirasakan sebagai rasa tidak puas dan menuntut pemuasan.
Bila kebutuhan belum terpuaskan maka ketegangan akan tetap
timbul. Keadaan demikian mendorong seseorang untuk mencari
pemuasan. Kebutuhan merupakan factor penyebab yang mendasari
lahirnya perilaku seseorang.
3) Minat
Minat adalah suatu kecenderungan dalam diri individu
untuk merasa tertarik pada suatu bidang atau hal tertentu dan
merasa senang saat melakukan kegiatan tersebut. Seseorang yang
berminat akan mendorong dirinya untuk memperhatikan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
lain, benda-benda, pekerjaan atau kegiatan tertentu. Minat juga
menjadi penyebab dari suatu keaktifan.
4) Harapan atau Keyakinan
Harapan merupakan kemungkinan yang dilihat untuk
memenuhi suatu kebutuhan tertentu dari seseorang atau individu
yang didasarkan atas pengalaman yang telah dialami.
Berdasarkan paparan dari faktor-faktor pengaruh motivasi
berprestasi tinggi terdapat dua faktor yakni faktor individu (intern)
dan faktor lingkungan (extern). Faktor-faktor pengaruh motivasi
berprestasi tinggi dari faktor individu (intern) ada kemampuan,
kebutuhan, minat, dan harapanatau keyakinan. Faktor-faktor dalam
meningkatkan motivasi berprestasi tinggi memang sangat diperlukan
bagi diri setiap individu. Faktor intern memang terkadang yang
mendasari munculnya motivasi berprestasi tinggi pada setiap
individu.
b. Faktor Lingkungan (Extern)
Menurut Mc.Clelland (1987) factor lingkungan yang dapat
membangkitkan motivasi berprestasi tinggi adalah:
1) Adanya norma standar yang harus dicapai
Lingkungan secara tegas menetapkan standar
kesuksesan yang harus dicapai dalam setiap penyelesaian
tugas, baik yang berkaitan dengan kemampuan tugas
perbandingan dengan hasil yang pernah dicapai maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
perbandingan dengan orang lain. Keadaan ini akan mendorong
seseorang untuk berbuat yang sebaik-baiknya.
2) Ada situasi kompetisi
Sebagai konsekuensi adanya standar keunggulan,
timbullah situasi kompetisi. Namun perlu juga dipahami bahwa
situasi kompetitif tersebut tidak secara otomatis dapat memacu
motivasi seseorang manakala individu tersebut tidak
beradaptasi didalamnya.
3) Jenis tugas dan situasi menantang
Jenis tugas dan situasi yang menantang adalah tugas
yang memungkinkan sukses dan gagalnya seseorang. Setiap
individu terancam akan gagal apabila kurang berusaha.
Berdasarkan paparan dari faktor-faktor pengaruh motivasi
berprestasi tinggi dari faktor lingkungan (extern) yakni adanya norma
standart yang harus dicapai, ada situasi kompetisi, jenis tugas dan
situasi menantang. Faktor lingkungan (extern) juga sangat dibutuhkan
agar individu dapat mengetahui di standart mana dirinya berada dan
juga sejauh mana dirinya berani mampu beradaptasi dengan keadaan
di sekitar.
4. Aspek-Aspek Motivasi Berprestasi Tinggi
Menurut McClelland (1985) bahwa individu yang motivasi berprestasi
tinggi memiliki aspek-aspek, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
a. Tanggung jawab pribadi
Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan lebih
cenderung menjadi pribadi yang memilih untuk bertanggung jawab
secara pribadi atas hasil-hasil kinerja, karena dalam setiap kinerjanya
individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan selalu menangani
setiap kinerjanya sendiri tanpa ingin dibantu orang lain. Hanya dalam
kondisi-kondisi tertentu individu dengan motivasi berprestasi tinggi
dapat merasakan kepuasan dari pencapaian target atau standart yang
ditetapkannya dengan lebih baik. Individu dengan motivasi berprestasi
tinggi menyukai kesuksesan dan tidak menyukai kegagalan dari apa
yang mereka kerjakan.Hal yang terpenting yakni hasil dari
ketrampilan dan usaha dalam diri mereka sendiri tanpa bantuan dari
orang lain.
Individu dengan motivasi berprestasi tinggiakan menjadi lebih
bertanggung jawab pribadi untuk menyelesaikan masalah yang
cenderung mengasah kemampuandalam diri mereka. Hal ini di karena,
menurut mereka semakintinggi kemampuan mereka diasah semakin
besar pula tanggung jawab pribadi dalam diri mereka untuk
menyelesaikan tugas yang dihadapinya.
b. Membutuhkan umpan balik
Individu dengan motivasi berprestasi tinggiakan memilih
untuk bekerja dalam situasi dimana mereka mendapatkan umpan balik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dari penampilan atau kinerjanya. Target atau standart yang ingin
dicapainya juga merupakan salah satu kunci dari akan diketahuinya
umpan balik yang di dapatkannya. Adanya Target dan standart yang
ditetapkan dalam pencapaian kesuskesan membuat individu dengan
motivasi berprestasi tinggi menjadi semakin terpacu untuk selalu
dapat meraih target yang di tetapkannya sendiri. Dengan begitu,
Individu dengan motivasi berprestasi tinggi dapat mengetahui sejauh
mana dirinya dapat meraih target dan standart yang di tetapkannya.
Individu yang memiliki motivasi berprestsi rendah, cenderung
mengerjakan tugas berpatokan dengan adanya bonus yang lebih
tinggi. Menuntut fasilitas yang memadai tanpa melihat kinerjanya
yang belum tentu memadai dalam penggunaan fasilitas. Sebaliknya,
individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung bekerja dengan
lebih baik untuk setiap kondisi, tanpa memperhitungkan bonus yang
ditawarkan. Hal ini karena individu dengan motivasi berprestasi tinggi
tidak memandang materi ataupun status yang akan di dapatkan
nantinya tetapi lebih pada kepuasan dalam meraih target atau standart
yang telah ditetapkannya sendiri.
c. Kreatif dan Inovatif
Individu dengan motivasi berprestasi tinggi memiliki
kreatifitas yang tinggi dalam menciptakan ide-ide baru untuk
memperbaiki setiap kinerja yang dihasilkannya supaya menjadi lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
baik lagi. Menghindari rutinitas, adalah salah satu cara yang tepat
untuk menciptakan cara-cara baru dalam memperbaiki kinerja untuk
menghasilkan ide atau cara yang tidak hanya monoton seperti
biasanya. Lebih suka mencari informasi untuk mencari inovasi yang
lebih baik dalam melakukan sesuatu. Individu dengan motivasi
berprestasi tinggi selalu mencari-cari kegiatan yang menantang. Hal
ini membuktikan bahwa individu dengan motivasi berprestasi tinggi
menyukai kegiatan dengan tantangan yang baru yang menurutnya
dapat menjadikan dirinya memiliki pengalaman baru untuk dijadikan
inovasi baru dalam memperbaiki kinerjanya agar lebih baik.
Individu dengan motivasi berprestasi tinggi jika menemukan
tugas yang sulit, mereka akan mengerjakannya secara tidak biasa atau
menghindari cara yang monoton untuk menyelesaikannya. Sebaliknya
dengan individu yang motivasi berprestasi rendah tidak terlalu
menyukai tantangan. Bahkan lebih suka mengerjakan sesuatu dengan
cara yang sama seperti biasanya karena, mencari-cari hal baru
menurut mereka sama saja harus mengulang kembali strategi dari
awal dan belum tentu hasilnya akan baik. Maka dari itu, Individu
dengan motivasi berprestasi rendah tidak mau mencoba hal yang baru.
d. Mempertimbangkan resiko atau kesulitan
Individu dengan motivasi berprestasi tinggi menyukai tugas-
tugas atau kegiatan yang mempunyai tingkat kesulitan moderat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Kesulitan tersebut tidak terlalu rendah sehingga dapat dengan mudah
dikerjakan tetapi juga tidak terlalu tinggi sehingga tidak sulit untuk
dikerjakan. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi tidak
menyukai kegiatan dengan tingkat kesulitan rendah karena dengan
demikian dirinya bisa secara cepat memperoleh kepuasan dari hasil
yang diraih. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi lebih
menyukai kegiatan dengan tingkat kesulitan yang tidak terlalu tinggi
sehingga, dirinya mempunyai dorongan untuk meraih target atau
standart yang telah di tetapkan. Mendapatkan hasil yang optimal dapat
membuat puas individu dengan pencapaian yang telah menjadi
standart tersendiri dalam dirinya.
Individu dengan motivasi beprestasi tinggi mempertimbangkan
apa yang menjadi pilihan yang akan diambilnya sehingga tidak
dengan sembarangan dalam menentukan pilihan karena hal ini
berkaitan dengan resiko yang akan diambil jika salah dalam memilih
pilihan yang ditetapkannya. Individu yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi secara tidak sadar sudah sering kali melakukan
aktivitas yang sudah dibahas dalam aspek-aspek motivasi berprestasi
tinggi, hal ini dikarenakan individu yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi ini selalu ingin menampilkan bahwa dirinya berbeda
dengan yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
B. Tunadaksa
1. Pengertian Tunadaksa
Menurut Wikasanti (2014), tuna daksa berasal dari kata tuna dan
daksa. Tuna artinya rugi atau kurang, sedangkan daksa berarti tubuh. Tuna
daksa dapat diartikan sebagai penyandang bentuk kelainan atau kecacatan
pada sistem otot, tulang, dan persendian yang dapat mengakibatkan
gangguan koordinasi, komunikasi dan adaptasi. Secara etimologis (dalam
cara pandang ilmu bahasa), gambaran seseorang yang diidentifikasikan
mengalami tuna daksa yaitu seseorang yang mengalami kesulitan
mengoptimalkan fungsi anggota tubuh sebagai akibat dari luka,
penyakit, pertumbuhan yang salah bentuk, dan akibatnya kemampuan untuk
melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu mengalami penurunan. Secara
definitif (sudah pasti) pengertian tuna daksa adalah ketidak mampuan
anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya disebabkan oleh
berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara
normal sebagai akibat dari luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak
sempurna sehingga untuk kepentingan pembelajarannya perlu layanan
secara khusus.
Menurut Mangunsong (1998), tuna daksa mempunyai pengertian yang
luas dimana secara umum dikatakan sebagai ketidak mampuan tubuh secara
fisik untuk menjalankan fungsi tubuh seperti dalam keadaan normal. Tuna
daksa adalah suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai gangguan
hambatan pada tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya yang normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Kondisi ini disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau dapat juga
disebabkan oleh pembawaan sejak lahir. Tuna daksa sering juga diartikan
sebagai suatu kondisi yang menghambat kegiatan individu sebagai akibat
kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot, sehingga mengurangi
kapasitas normal individu untuk mengikuti pendidikan dan untuk berdiri
sendiri (Somantri, 2007).
Keadaan tuna daksa menyebabkan gangguan dan hambatan dalam
keterampilan motorik individu dan hal ini akan berpengaruh terhadap
perkembangan keterampilan motorik yang lebih kompleks pada tahap
berikutnya. Keadaan tersebut sangat membatasi ruang gerak kehidupan
mereka. Makin besar hambatan yang dialami mereka dalam berkomunikasi
dengan lingkungannya, makin besar pula hambatan yang dialami pada
perkembangan kognitifnya (Somantri, 2007).
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tuna
daksa adalah suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat
gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot, dan sendi dalam
fungsinya yang normal. Kondisi ini disebabkan oleh penyakit, kecelakaan,
atau dapat juga dapat disebabkan dari pembawaan sejak lahir (pertumbuhan
yang tidak sempurna) sehingga, mengakibatkan kecacatan dan membuat
anggota tubuh menjadi kehilangan fungsinya. Sehingga mengakibatkan
gangguan koordinasi, komunikasi, adaptasi, mobilisasi, dan gangguan
perkembangan keutuhan pribadi dari individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Ciri-Ciri Tuna Daksa
Adapun ciri-ciri penyandang tuna daksa secara fisik dan psikologisnya
(Murtie, 2014) antara lain :
a. Mengalami hambatan dari segi fisik, baik di salah satu atau beberapa
bagian tubuh. Misalnya memiliki kelemahan pada kaki, tangan, jari-
jari, atau bagian tubuh lainnya.
b. Mengalami hambatan dalam faktor motorik, baik untuk berpindah
tempat, bergerak, berjalan, ataupun kurang bisa mengontrol koordinasi
tubuhnya.
c. Mengalami rasa kurang percaya diri dikarenakaan mengalami
hambatan dalam segi fisik dan dalam segi motorik. Keadaan yang
lemah di bidang fisik menyebabkan mereka kurang memiliki rasa
percaya diri. Terkadang jika tak didampingi oleh orang tua dan
pendidik yang mampu memahami, penyandang tuna daksa cenderung
menutup diri sehingga potensi lain yang dimilikinya dan seharusnya
bisa dikembangkan menjadi terhambat.
d. Hambatan dalam faktor sensorik yang meliputi pengendalian berbagai
bagian tubuh oleh otak. Hambatan ini bisa mempengaruhi penglihatan,
pendengaran, bahasa, dan daya gerak. Inilah yang membuat
penyandang disabilitas sering kali mengalami gangguan atau
hambatan dalam beberapa kategori bukan hanya pada satu kategori
saja. Hal ini dinamakan dengan cacat ganda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
e. Hambatan dalam faktor kognisi yang membuat peyandang tuna daksa
memiliki kecerdasan intelektual yang cenderung rata-rata. Hal ini
terlebih karena faktor lain seperti kurang percaya diri dan
penangkapan yang sulit di banding dengan faktor lain.
f. Hambatan dalam mempresepsi sesuatu hal dengan tepat. Penyandang
tuna daksa biasanya terjadi karena adanya satu hal yang ada di otak.
Hal inilah yang menyebabkan keabnormalan fisik sehingga menjadi
tuna daksa. Kelainan yang ada pada otak ini (gangguan pada syaraf
penghubung dan jaringan syaraf otak) kebanyakan juga
mempengaruhi fungsi presepsi mereka sehingga kebanyakan
penyandang tuna daksa menanggapi satu stimulus yang berbeda
dengan tanggapan orang-orang lainnya. Sebutan untuk hal ini adalah
ketidaksingkronan presepsi terhadap satu stimulus sehingga
membentuk respon yang kurang sesuai.
g. Hambatan dalam segi emosi dan sosial. Kurang percaya diri yang
terjadi pada penyandang tunadaksa sangat mempengaruhi emosi dan
hubungan sosial mereka dengan orang lain. Perasaan malu, minder,
rendah hati, dan sensitif sering kali hadir saat mereka harus
bersosialisasi, terutama dengan orang lain yang bukan penyandang
disabilitas. Oleh karena pandangan terhadap diri mereka sendiri yang
buruk maka penyandang tuna daksa sering melakukan penolakan pada
orang-orang yang mendekat pada mereka. Kurang mampu
mengembangkan konsep diri dan mengaktualisasikan dirinya. Secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kognitif kebanyakan penyandang tuna daksa sama dengan lainnya,
namun kurang percaya diri menghambat proses pembelajaran mereka
sehingga kurang mampu memunculkan konsep diri yang utuh.
Kurangnya kepercayaan diri inilah yang menghambat aktualisasi pada
diri para penyandang tuna daksa, terutama saat harus bergaul dengan
orang-orang di lingkungan sekitarnya. Minder, malu, rendah diri
meredam potensi mereka yang semestinya bisa berkembang dengan
optimal dan maksimal.
3. Penyebab Tuna Daksa
Penyebab tuna daksa dapat dibedakan menjadi tiga masa. Masa
sebelum lahir (prenatal), masa saat lahir (natal), dan masa sesudah lahir
(postnatal), Menurut Somantri (2007) ketunadaksaan dapat disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu:
a. Sebab-sebab yang timbul sebelum kelahiran; factor keturunan, trauma
dan infeksi pada waktu kehamilan, usia ibu yang sudah lanjut pada
waktu melahirkan anak, pendarahan pada waktu kehamilan, dan
keguguran yang dialami ibu.
b. Sebab-sebab yang timbul pada waktu kelahiran; pengggunaan alat-
alat pembantu kelahiran (seperti ting, tabung, vacuum, dan lain-lain)
yang tidak lancar, penggunaan obat bius pada waktu kelahiran.
c. Sebab-sebab sesudah kelahiran; infeksi, trauma, tumor dan kondisi-
kondisi lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Sesuai uraian diatas penyebab dari tunadaksa yakni dibagi menjadi 3
massa, sebelum kelahirkan, saat kelahiran dan sesudah kelahiran. Penyebab
sebelum kelahiran bisa dari faktor keturunan atau infeksi penyakit ibu saat
waktu kehamilan. Penyebab saat kelahiran bisa terjadi karena alat bantu saat
kelahiran atau bisa juga keadaan janin yang terganggu sehingga dapat
merusak pembentukan saraf-saraf di dalam otak. Penyebab setelah
kelahiran terjadi karena kecelakaan, infeksi penyakit atau bisa jadi trauma.
4. Penggolongan Tuna daksa
Menurut Pratiwi dan Murtiningsih (2013) pada dasarnya kelainan
pada tuna daksa dapat dilihat dari topografinya yaitu banyaknya anggota
tubuh yang lumpuh, dibedakan menjadi 6 (enam) golongan, yaitu:
a) Monoplegia, hanya satu anggota gerak yang lumpuh misalnya kaki
kiri, sedangkan kaki kanan dan keduanya tangannya normal.
b) Hemiplegia, lumpuh anggota gerak atas dan bawah pada sisi yang
sama, misalnya tangan dan kaki kananatau tangan kiri dan kaki kiri.
c) Paraplegia, lumpuh pada kedua tungkai kakinya.
d) Diplegia, kedua tangan kanan dan kiri atau kedua kaki kanan dan kiri
(paraplegia).
e) Triplegia, tiga anggota gerak mengalami kelumpuhan, misalnya
tangan kanan dan kedua kakinya lumpuh, atau tangan kiri dan kedua
kakinya lumpuh.
f) Quadriplegia, anak jenis ini mengalami kelumpuhan seluruh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Selain penggolongan menurut banyaknya anggota tubuh yang tidak
dapat difungsikan, ada pula pengklasifikasian menurut komunitas NPC
langsung. Jenis klasifikasi ketunaan jelas harus merupakan hasil dari tim
klasifier atau para dokter yang ahli dibidangdisabilitas atau difabel.
Klasifikasi yang dibuat oleh NPC telah dipatenkan oleh National
Paralympic of International ini wajib dijadikan pedoman oleh seluruh atlet
maupun official. Berikut klasifikasi tuna daksa menurut National
Paralympic Committee:
Tabel 2.1
Klasifikasi Tuna daksa oleh NPC
No JenisDisabi
litas Klas Keterangan
1 Tuna daksa
T/F 35
a. Kekejangan sedang sampai berat, pada separuh
tubuh/3 anggota badan (tangan dan kaki)
b. Dapat berjalan sendiri untuk kegiatan sehari-hari
c. Mempunyai problem Kontrol pada tangan dan
kaki
T/F 36
(Cerebral
Palsy)
a. Kekejangan ringan sampai sedang, pada separuh
tubuh/3 anggota badan (tangan dan kaki)
b. Dapat berjalan sendiri untuk kegiatan sehari-hari
c. Mempunyai problin Kontrol pada tangan dan kaki
T/F 37
(Cerebral
Palsy)
a. Kekejangan ringan sampai sedang, pada separuh
tubuh/3 anggota badan (tangan dan kaki)
b. Dapat berjalan sendiri untuk kegiatan sehari-hari
c. Kemampuan fungsional baik pada sisi badan yang
tidak terkena kekejangan
T/F 38
(Cerebral
Palsy)
a. Hemiplegia, monoplegia, quadiriplegia ringan
b. Mampu berlari dan meloncat dengan bebas
c. Tidak mempunyai tubuh sempurna karena kurang
koordinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
No
Jenis
Disabilitas Klas Keterangan
T/F 42
(Ambulant)
a. Amputi satu atau dua kaki atas lutut (di atas atau
pada sendi lutut)
b. Kombinasi amputi kaki dan tangan dan dapat
berjalan tanpa alat bantu dengan fungsi normal
pada tangan yang melempar
T/F 44
(Ambulant)
a. Amputi salah satu atau dua kaki bawah lutut
(bawah lutut lewat atau dipergelangan kaki)
b. Dapat berjalan dengan fungsi yang berkurang
atau sedang pada satu atau kedua kaki
c. Lesautres pada satu kaki, yang menyebabkan
kurangnya fungsi gerak pada salah satu kaki di
bawah lutut
2 Tuna daksa
Amputee/
tangan
T 45
a. Amputi satu atau dua tangan di atas siku
b. Fungsi kedua kaki normal, cacat lai pada
tangan, yang mengurangi/menyebabkan
hilangnya fungsi gerak pada kedua tangan di
atas siku kehilangan
T 46
a. Amputi satu tangan di atas siku
b. Fungsi kedua kaki normal, cacat lai pada
tangan, yang mengurangi/menyebabkan
hilangnya fungsi gerak pada satu tangan di atas
siku kehilangan
T/F 47
(Ambulant)
a. Amputi satu/dua tangan di bawah siku (bawah
siku, lewat atau di atas pergelangan tangan)
b. Fungsi kedua kaki normal, fungsi pada tangan
yang melempar, ada cacat lain pada tangan atau
tubuh yang sifatnya ringan)
3 Tuna daksa
Paraplegia
/Lesautress
/ Amputee
bagian
bawah
T 52
(Kursi
roda)
a. Otot perut tidak berfungsi
b. Tidak mempunyai keseimbangan yang baik
T 53
(Kursi
roda)
a. Ketika duduk seimbang
b. Otot perut bagian atas baik, bagian bawah tidak
berfungsi
c. Ekstensor trunkus bagian bawah tidak berfungsi
d. Perut dan ekstensor spina (tulang belakang) baik
e. Sedikit fleksor dan aduktor pinggul
F 55+56
(Ambulant)
a. Amputasi kedua kaki diatas paha
b. Layu berat pada kaki
F 57
(Ambulant)
a. Amputasi satu/kedua kaki di bawah atau di atas
lutut
b. Lessautres satu atau dua kaki
c. Dapat berjalan tanpa atau dengan tongkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
C. Usaha Pendampingan terhadap Atlet Penyandang Tuna Daksa di
National Paralympic Committee Daerah Istimewa Yogyakarta
Menurut observasi peneliti dilapangan dan wawancara peneliti dengan
beberapa atlet maupun pelatih atlet, atlet penyandang disabilitas atau difable
di NPC DIY sudah diseleksi terlebih dahulu sebelum masuk menjadi anggota
sebagai atlet di macam-macam cabang olahraga yang dimiliki oleh NPC DIY.
Atlet di NPC DIY biasanya memang sudah atlet-atlet pilihan dari masing-
masing kabupaten di Yogyakarta. Walaupun ada pula atlet baru akan tetapi
memang memenuhi standart kualifikasi untuk menjadi atlet NPC DIY. NPC
DIY adalah wadah bagi para penyandang disabilitas atau difable untuk
menyalurkan bakat dan minatnya dalam bidang keolahragaan dibawah
naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang berkantor di
jalan Trikora No.4, Yogyakarta. Pengurus NPC DIY sebagian juga adalah
penyandang disabilitas atau difable.
Meskipun memiliki keterbatasan, semua anggota dan pengurus NPC
DIY merupakan pribadi yang positif dalam penerimaan diri terhadap
hidupnya.National Paralympic Committee memiliki 13 cabang olahraga
antara lain ada angkat berat, atletik, bola volley duduk, bulutangkis, catur,
goalball, judo, panahan, renang, sepak bola CP 5 side, tenis kursi roda, tenis
meja, dan tenpin bowling. Adapun klasifikasi ketunaan yang dapat menjadi
atlet NPC antara lain tuna netra, tuna daksa, tuna grahita, dan tuna rungu.
Jenis klasifikasi ketunaan jelas harus merupakan hasil dari tim klasifier atau
para dokter yang ahli dibidang ketunaan atau disabilitas. Atlet yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
tergabung di NPC DIY berusia minimal 14 tahun dan tidak ada batasan usia
yang jelas untuk maksimal selagi atlet masih dapat mengikuti latihan dan
nomor perlombaan.
Motivasi dan semangat yang tinggi dari para atlet sebagai anggota
maupun staff pengurus NPC DIY meskipun memiliki keterbatasan fisik
dalam arti disabilitas atau difable merupakan ciri utama para anggota dan
staff NPC DIY. NPC memiliki event tahunan yang selalu dilaksanakan
bersamaan dengan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang bernama Pekan
Paralympic Nasional (PEPARNAS) biasnya dilaksanakan lima tahun sekali
dan selalu berpindah-pindah lokasi. Terahkir dilaksanakan tahun 2016 di
Bandung dan akan dilaksanakan kembali tahun 2020 di Jayapura, Papua.
Usaha pendampingan yang selama ini sudah dilakuakan oleh NPC
DIY yakni dengan kegiatan kelompok diskusi atau sharing antara sesama
atlet, ataupun atlet dengan pelatihnya. Diskusi atau sharing dirasa tepat untuk
saling bertukar pendapat, pikiran, maupun pengalaman yang bisa sama-sama
di bahas agar dapat lebih maju kedepan pemikiran baru yang dihasilkan.
Metode pendampingan dengan berbagai kegiatan untuk atlet tuna daksa NPC
DIY Tahun 2016/2017 telah dilaksanakan. Sebagai contoh, latih tanding atau
biasa di sebut sparing dengan wilayah tim beda wilayah biasanya
mendatangkan teman-teman dari NPC Jawa Tengah untuk latih tanding
dalam beberapa cabang olahraga.
Diskusi antar sesama atlet juga sering terjadi di saat latihan bersama
di lapangan. Berlatih bersama dalam satu cabang olahraga dengan berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
nomor kejuaraan yang dilombakan sangatlah berguna sekali. Selain bisa
saling mengkoreksi bisa juga sebagai ajang bertukar pendapat antar sesama
atlet. Games tidak lupa disisipkan disela-sela kejenuhan saat latihan
berlangsung. Pelatih berperan penting juga dalam membangkitkan semangat
atau performa atlet yang terkadang naik turun siklusnya. Games di sela-sela
latihan sangat bermanfaat untuk menyegarkan lagi semangat berlatih teman-
teman atlet. Atlet di tuntut kreatif dan inovatif begitu juga dengan pelatih
dalam memberikan pendampingan terhadap atlet.
Atlet juga sudah diberikan porsi latihan bersama pelatih sesuai dengan
target yang ingin diraih. Upaya memberikan setiap cabang olahraga dengan
beberapa pelatih, agar atlet senantiasa didampingi secara optimal oleh pelatih
yang diinginkannya. Atlet mempunyai hak untuk memilih pelatih yang dirasa
pas untuk dirinya. Pendampingan dari pelatih sangatlah dibutuhkan untuk
senantiasa membantu atlet dalam mengembangkan secara optimal
prestasinya. Peran dalam mendampingi atlet berkebutuhan khusus memang
berbeda dengan mendampingin atlet normal. Mulai dari keadaan fisik sampai
dengan perasaan atlet berkebutuhan khusus perlu pendampingana yang lebih.
Atlet tuna daksa khususnya, dikarenakan batas ruang gerak yang minim
membuat pendamping dituntut untuk cepat tanggap dalam membantu.
Meskipun ada atlet yang lebih suka melakukan mandiri tetapi setidaknya
pendamping selalu ada menemani. Pentingnya pendampingan bagi atlet tuna
daksa dirasa bisa sangat membantu keadaan atlet dalam melaksanakan setiap
pertandingan yang diikutinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan metode penelitian, yaitu jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrument
pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif
dengan metode survei.Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh
informasi tentang status gejala saat penelitian (Furchan, 2004). Penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif karena ingin memperoleh
gambaranmengenaitingkat motivasi berprestasi tinggi atlet penyandang tuna
daksa di komunitas National Paralympic Committee Daerah Istimewa
Yogyakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekertariat National Paralympic
Committee DIY yang beralamat di Kompleks Balai Pemuda dan Olahraga
(BPO) Ndalem Ngadiwinatan, Suryoputran KT II/23 Alun-Alun Kidul
Yogyakarta. Tempat ini dipilih dikarenakan komunitas National Paralympic
Committee DIY. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada September
2016 sampai Juli 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
C. Subjek Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono,
2014). Populasi dalam penelitian ini adalahatlet penyandang tuna daksa
di komunitas National Paralympic Committee yaitu angkat berat 3 atlet,
atletik 8 atlet, bola volley duduk 17 atlet, bulutangkis 5 atlet, catur 3 atlet,
panahan 13 atlet, tenis lapangan kursi roda 7 atlet, tenis meja 8 atlet.
Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah populasi ada 64 atlet.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2014). Pengambilan sampel dalam penelitian
ini didasarkan pada tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu
dengan taraf kesalahan 1% dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 47
atlet tuna daksa.
Tabel 3.1
Jumlah Subjek Penelitian
No. Cabang Olahraga Jumlah
1. Angkat Berat 3
2. Atletik 6
3. Bola Volly Duduk 14
4. Bulutangkis 4
5. Catur 1
6. Panahan 11
7. Tenis Lapangan Kursi Roda 5
8. Tenis Meja 3
Total 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari subjek
(Sugiyono, 2014). Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi berprestasi
tinggi. Diterapkan terhadap 47 atlet penyandang tuna daksa di komunitas
National Paralympic Committee Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2016/2017.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadi, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006). Bentuk kuesioner
yang digunakan adalah kuesioner dengan pertanyaan tertutup. Kuesioner
bentuk tertutup berisi pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban
(Furchan, 2005). Kuesioner disusun berdasarkan aspek-aspek motivasi
berprestasi tinggi atlet tuna daksa National Paralympic Committee
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016/2017 yaitu: 1) Tanggung
jawab pribadi, 2) membutuhkan umpan balik, 3) kreatif dan inovatif dan
4) mempertimbangkan resiko atau kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Instrumen Pengumpulan Data
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka
harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya
dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variable penelitian
menurut Sugiyono (2014).
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
skala model Likert. Instrumen penyesuaian diri dalam penelitian ini
menyediakan 4 alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),
Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Alternatif jawaban
Ragu-ragu (RG) tidak disertakan untuk mengurangi kecenderungan
responden dalam memberikan jawaban yang netral dan untuk
meningkatkan variabilitas respon. Pemberian skor untuk setiap alternatif
jawaban untuk setiap item pernyataan dalam instrument ini sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Norma Skoring Inventori Motivasi berprestasi tinggi
Alternatif
Jawaban
Skor Favourable
(+)
Skor Unfavourable
(-)
Sangat Sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Responden diminta untuk menjawab pernyataan yang terdapat
dalam kuesioner atlet NPC DIY dengan memilih salah satu alternatif
jawaban yang telah disediakan dengan cara memberi tanda centang
(√). Skoring dilakukan dengan menjumlahkan jawaban responden pada
masing-masing item. Semakin tinggi jumlah skor yang diperoleh,
maka semakin tinggi pula tingkat motivasi berprestasi tinggi,
sebaliknya semakin rendah jumlah skor yang diperoleh, maka semakin
rendah pula tingkat motivasi berprestasi tinggi.Kisi-kisi instrument
diambil dari aspek-aspek motivasi berprestasi tinggimenurut
McClellandmenjelaskan tentang aspek dan indiktor motivasi
berprestasi tinggisebelum dilakukan penelitiankisi-kisi kuesioner atlet
NPC DIY dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Kuesioner atlet NPC DIY
Aspek Motivasi
Berprestasi Tinggi Indikator
Item
Fav Unfav
Tanggung jawab
pribadi
a. Tanggung jawab untuk dapat
memperoleh hasil yang baik
dari sesuatu yang dikerjakan
10, 30,
50
20, 40,
60
b. Menyelesaikan masalah yang
semakin mengasah
kemampuan
11, 31,
51
21, 41,
61
Membutuhkan
umpan balik
a. Meminta umpan balik
terhadap sesuatu yang
dikerjakan
12, 32,
52
22, 42,
62
b. Berlatih dan bertanding lebih
baik untuk setiap kondisi,
tanpa memperhitungkan
bonus yang ditawarkan
13, 33,
53
3, 23,
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Aspek Motivasi
Berprestasi Tinggi Indikator
Item
Fav Unfav
Kreatif dan inovatif
a. Mencari informasi berkaitan
dengan cara yang lebih baik
dalam mengerjakan suatu
tugas atau kegiatan
14, 15
34, 54
4, 24,
25, 44
b. Menyukai suatu kegiatan
yang menantang
16, 35,
55
5, 26,
45
c. Mengerjakan tugas atau
pekerjaan yang sulit dengan
cara kreatif
17, 36,
56
6, 27,
46
Mempertimbangka
n resiko atau
kesulitan
a. Menyukai suatu kegiatana
atau tugas dengan tingkat
kesullitan yang moderat
18, 37,
57
7, 28,
47
b. Menghindari pekerjaan atau
permainan dengan peluang
kecil
19, 38,
58
8,29,
48
c. Menyukai proses pencapaian
kesuksesan
1, 39,
59
2, 9,
49
TOTAL 62
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada
objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Data
yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan
oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada penelitian
(Sugiyono, 2014). Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini
adalah validitas isi.
Validitas isi merupakan validitas yang mengukur relevansi item
kuesioner dengan indikator dan dengan tujuan ukur (Azwar, 2009).
Pemeriksaan keterpenuhan validitas isi didasarkan pada pertimbangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang dilakukan oleh profesional judgment, gunamenelaah secara logis
kesesuaian dan ketepatan rumusan setiap butir kuesioner agar setiap item
yang dibuat tepat dengan aspek tujuan dan isi indikator atributnya
sebagaimana dibuat dalam kisi-kisi instrument, sehingga dapat dinyatakan
baik. Instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang
akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan padaNational Paralympic
Committee.
Penghitungan uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara menghitung korelasi antara masing-masing skor item pernyataan
dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product
moment dengan menggunakan program aplikasi SPSS Statistics 17.
Rumus korelasi Pearson product moment adalah sebagai berikut:
𝑟 =Ν ∑ XY − (∑ X) (∑ Y)
√{𝑁 ∑ X2 − (∑ X)2}{N ∑ Y2 − ∑ Y2)}
Keterangan:
r : Korelasi produk momen
X : Nilai setiap butir
Y : Nilai dari jumlah butir
N : Jumlah responden
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat diketahui
bahwa terdapat 44 item yang valid dan 18 item yang gugur dengan
menggunakan standar koefisien 0,25. Pada tabel 3.4 akan ditunjukan hasil
rekapitulasi uji validitas item:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3.4
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Aspek Motivasi
Berprestasi Tinggi Indikator
Item
Valid Tidak
Valid
Tanggung jawab
pribadi
a. Tanggung jawab untuk dapat
memperoleh hasil yang baik dari
sesuatu yang dikerjakan
10, 20,
30, 40,
50, 60
b. Menyelesaikan masalah yang
semakin mengasah kemampuan
11, 31,
41, 51 21, 61
Membutuhkan
umpan balik
a. Meminta umpan balik terhadap
sesuatu yang dikerjakan
12, 22,
32, 42,
52
62
b. Berlatih dan bertanding lebih baik
untuk setiap kondisi, tanpa
memperhitungkan bonus yang
ditawarkan
13, 23,
33
3, 43,
53
Kreatif dan inovatif
a. Mencari informasi berkaitan
dengan cara yang lebih baik
dalam mengerjakan suatu tugas
atau kegiatan
14, 15,
24, 25,
34, 54
4, 44
b. Menyukai suatu kegiatan yang
menantang
5, 16,
26, 35,
45, 55
c. Mengerjakan tugas atau pekerjaan
yang sulit dengan cara kreatif
6, 17,
36, 46,
56
27
Mempertimbang
kan resiko atau
kesulitan
a. Menyukai suatu kegiatana atau
tugas dengan tingkat kesullitan
yang moderat
18, 37,
47, 57 7, 28
b. Menghindari pekerjaan atau
permainan dengan peluang kecil 19, 38
8,29,
48, 58
c. Menyukai proses pencapaian
kesuksesan 2, 39, 49 1, 9, 59
TOTAL 44 18
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan tingkat kepercayaan hasil pengukuran.
Azwar (2009) mengatakan bahwa reable adalah pengukuran yang
memiliki reliabitas tinggi yaitu mampu memberikan hasil ukur yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
terpercaya. Perhitungan indeks reliabilitas angket penelitian ini
menggunakan pendekatan koefisien Alpa Cronbach (α). Adapun rumus
koefisien reliabilitas Alpa Cronbach (α) adalah sebagai berikut:
α ꞊ 2[1 −𝑆12+𝑆22
𝑆𝑋2 ]
Keterangan:
𝑆12𝑑𝑎𝑛 𝑆22 : Varians skor belahan 1 dan varian skor belahan 2
𝑆𝑋2 : Varians skor skala
Dalam penelitian ini, uji realiabilitas dilakukan dengan
menggunakan program aplikasi SPSS Statistics 17. Dari hasil
penghitungan didapatkan skor sebagai berikut.
Tabel 3.5
Reliabilitas Item
Cronbach’s Alpha N of Items
0,926 44
Setelah dihitung dengan menggunakan program aplikasi SPSS 17.0.
Hasil pengujian reliabilitas tersebut dikonfirmasi dengan menggunakan
kriteria Guilford. Kriteria Guilford (Masidjo, 1995) dapat dilihat pada
tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 3.6
Kriteria Guilford
No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
2 0,71 – 0,90 Tinggi
3 0,41 – 0,70 Cukup
4 0,21 – 0,40 Rendah
5 Negatif – 0,20 Sangat Rendah
Berdasarkan kriteria Guilford dapat disimpulkan bahwa koefisien
reliabilitas terhadap 44 butir item instrumen yang valid, dengan jumlah
Cronbach’s Alpha sebesar 0,926 termasuk dalam kriteria sangat tinggi.
Artinya angket ini memiliki tingkat keajegan sangat tinggi.
G. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa analisis data merupakan kegiatan
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah, serta melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan. Berikut merupakan langkah-langkah teknik analisis data yang
ditempuh dalam penelitian ini:
1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data
Menentuan skor dari masing-masing item angket yang dilakukan
dengan cara memberikan nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
skoring yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan favourable atau
unfavourable, selanjutnya memasukkannya ke dalam tabulasi data dan
menghitung total jumlah skor subjek serta jumlah skor item. Tahap
selanjutnya adalah menganalisis data secara statistik menggunakan
program aplikasi SPSS Statistics 17.
2. Menentutkan Kategorisasi
Kategori ini disusun berdasarkan model distribusi normal degan
kategorisasi jenjang (ordinal). Tujuan kategori ini adalah untuk
menempatkan subjek penelitian ke dalam kelompok-kelompok yang
terpisah secara jenjang menuntut kontinum berdasarkan atribut yang
diukur (Azwar,2009). Adapun norma kategorisasi yang berpedoman pada
norma kategorisasi Azwar dengan lima kategori yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.7
Penentuan Kriteria Secara Keseluruhan
Penghitungan Skor Keterangan
π + 1,8α < X Sangat Tinggi
π + 0,6α < X ≤ π + 1,8α Tinggi
π - 0,6α < X ≤ π + 0,6α Sedang
π - 1,8α < X ≤ π - 0,6α Rendah
X ≤ π – 1,8α Sangat Rendah
Keterangan:
Skor Rata-Rata Maksimum Teoritik : Skor tertinggi yang didapat
Skor Rata-Rata Minimum Teoritik : Skor terendah yang didapat
Rata-Rata Teoritik (µ) : Rata-rata teoritis skor
maksimum dan skor minimum
Standar Deviasi (σ) : Luas jarak rentangan dibagi 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam
pengelompokan tingkat motivasi berprestasi tinggi atlet tuna daksa National
Paralympic Committee berdasarkan skala penilaian dengan jumlah 44 item
yang valid diperoleh unsur perhitungan capaian skor item sebagai berikut:
Skor maksimum teoritik : 4 x 44 = 176
Skor minimum teoritik : 1 x 44 = 44
Luas jarak : 176- 44 = 132
Standar deviasi (σ/sd) : 132
6 = 22
µ (mean teoritik) : 176+44
2 = 110
Hasil perhitungan analisis data skor kuesioner atlet NPC DIY Tahun
2016/2017 disajikan dalam norma kategorisasi tingkat motivasi berprestasi
tinggi atlet tuna daksa National Paralympic Committee DIY tahun 2016/2017
sebagai berikut pada tabel 3.8.
Tabel 3.8
Tabel Norma Kategorisasi Butir Item Tingkat Motivasi Berprestasi
Tinggi Atlet Tuna Daksa National Paralympic Committee
DIY Tahun 2016/2017
Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori
µ + 1,8 (σ) < X > 149,6 Sangat Tinggi
µ + 0,6 (σ) < X ≤ µ + 1,8 (σ) 123,2 – 149,5 Tinggi
µ - 0,6 (σ) < X ≤ µ + 0,6 (σ) 96,8 – 123,1 Sedang
µ - 1,8 (σ) < X ≤ µ - 0,6 (σ) 70,4 – 96,7 Rendah
X ≤ µ – 1,8 (σ) < 70,3 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Kategori di atas juga kemudian diterapkan sebagai patokan dalam
melihat butir-butir item tingkat motivasi berprestasi tinggiyang belum
optimal berdasarkan skala penilaian dengan jumlah subjek 47 diperoleh unsur
perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:
Skor maksimum teoritik : 4 x 47 = 188
Skor minimum teoritik : 1 x 47 = 47
Luas jarak : 188- 47 = 141
Standar deviasi (σ/sd) : 141
6 = 23,5
µ (mean teoritik) : 188+47
2 = 117,5
Hasil perhitungan analisis data skor kuesioner atlet NPC DIY Tahun
2016/2017 disajikan dalam norma kategorisasitingkat motivasi berprestasi
tinggi atlet tuna daksa National Paralympic Committee DIY tahun 2016/2017
sebagai berikut pada tabel 3.9.
Tabel 3.9
Tabel Norma Kategorisasi Tingkat Motivasi Berprestasi Tinggi Atlet Tuna
Daksa National Paralympic Committee DIY Tahun 2016/2017
Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori
µ + 1,8 (σ) < X > 159,8 Sangat Tinggi
µ + 0,6 (σ) < X ≤ µ + 1,8 (σ) 131,5 – 159,7 Tinggi
µ - 0,6 (σ) < X ≤ µ + 0,6 (σ) 103,4 – 131,4 Sedang
µ - 1,8 (σ) < X ≤ µ - 0,6 (σ) 75,2 – 103,3 Rendah
X ≤ µ - 1,8 (σ) < 75,1 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian dengan menggunakan data statistik yang kemudian dideskripsikan
dalam uraian tingkat motivasi berprestasi tinggi tinggi atlet tuna daksa
National Paralympic Committee DIY Tahun 2016/2017. Pengolahan data
statistik dilakukan dengan bantuan program apilikasi SPSS Statistics 17.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan menjawab rumusan masalah penelitian, yaitu:
1. Tingkat Motivasi Berprestasi Tinggi Atlet Tuna Daksa National
Paralympic Committee DIY Tahun 2016/2017
Berdasarkan perolehan data penelitian melalui angket dapat
tingkat motivasi berprestasi tinggi atlet tuna daksa National Paralympic
Committee DIY Tahun 2016/2017 dapat diketahui gambarannya sebagai
berikut dilihat pada tabel 4.1 dan grafik 4.1
Tabel 4.1
Kategorisasi Tingkat Motivasi Berprestasi Tinggi Atlet Tuna Daksa National
Paralympic Committee Tahun 2016/2017
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi 159,8 9 19,15%
Tinggi 131,5 – 159,7 29 61,70%
Sedang 103,4 – 131,4 9 19,15%
Rendah 75,2 – 103,3 0 0%
Sangat Rendah < 75,1 0 0%
Jumlah 47 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa 19,15% atau
sebanyak 9 responden menunjukan hasil yang sangat tinggi, 61,70%
atau sebanyak 29 responden menunjukan hasil tinggi, 19,15% atau 9
responden menunjukkan hasil sedang, dan 0% untuk responden
menunjukkan hasil rendah dan sangat rendah. Jumlah keseluruhan
responden adalah 47 responden.
Grafik 4.1 Kategorisasi tingkat motivasi berprestasi tinggi atlet
tuna daksa National Paralympic Committee Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2016/2017 digambarkan kedalam diagram dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa
rata-rata tingkat motivasi berprestasi tinggi atlet tuna daksa National
Paralympic Committee Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2016/2017 tergolong tinggi.
19,15%
61,70%
19,15%
0%
Grafik 4.1 Kategorisasi Tingkat Motivasi
Berprestasi Tinggi Atlet Tuna Daksa NPC
DIY Tahun 2016/2017
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2. Hasil Skor Tiap Item Tingkat Motivasi Berprestasi Tinggi Atlet
Tuna daksa National Paralympic Committee Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017
Berdasarkan perolehan data penelitian yang diperoleh dan
diolah menggunakan kriteria Azwar (2014) akan menjadi skor item
yang nantinya akan masuk dalam kategori sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah, dan sangat rendah. Item-item yang memiliki skor
dalam kategori paling rendah dari seluruh jumlah item akan dijadikan
usulan program. Pada penelitian ini skor paling rendah ada pada
tingkat kategori sedang maka dari itu, yang masuk dalam tingkat
kategori sedang itemnya digunakan sebagai bahan penyusunan usulan
program pendampingan atlet tuna daksa National Paralympic
Committee Daerah Istimewa Yogyakarata. Hasil pengkategorisasian
skor item dapat dilihat pada tabel 4.2 dan grafik 4.2
Tabel 4.2
Kategorisasi Skor Item Tingkat motivasi berprestasi tinggi Atlet
Tuna Daksa National Paralympic Committee Tahun 2016/2017
Kategori Interval Frek % Nomor Item
Sangat Tinggi > 149,6 33 75% PM
Tinggi 123,2 – 149,5 8 18,18% 5, 6, 23, 31,
36, 39, 45, 47
Sedang 96,8 – 123,1 3 6,82% 2, 26, 46
Rendah 70,4 – 96,7 0 0% 0
Sangat Rendah < 70,3 0 0% 0
Jumlah 44 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa 75% atau
sebanyak 33 skor item menunjukan hasil yang sangat tinggi, 18,18%
atau sebanyak 8 skor item menunjukan hasil tinggi, 6,82% atau 3 skor
item menunjukkan hasil sedang, dan 0% skor item menunjukkan hasil
rendah dan sangat rendah. Jumlah keseluruhan adalah 44item.
Grafik 4.2 Kategorisasi skor item tingkat motivasi berprestasi
tinggi atlet tuna daksa National Paralympic Committee Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2016/2017 digambarkan kedalam
diagram dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa
secara keseluruhan semua aspek sudah dapat dipahami dengan baik
serta telah terpenuhi dengan baik. Rata-rata skor item tingkat motivasi
berprestasi tinggi atlet tuna daksa National Paralympic Committee
75%
18,18%
6,82% 0%
Grafik 4.2 Kategorisasi Skor Item Tingkat Motivasi
Berprestasi Tinggi Atlet Tuna daksa NPC DIY Tahun
2016/2017
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016/2017 tergolong sangat
tinggi.
Tabel 4.2 dan grafik 4.2 memperlihatkan kategori sangat tinggi,
tinggi dan sedang skor item tingkat motivasi berprestasi tinggi atlet
tuna daksa National Paralympic Committee Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2016/2017. Dari skor item sedang akan dijadikan
dasar dalam merumuskan usulan topik program apa yang relevan untuk
meningkatkan motivasi berprestasi tinggi atlet penyadang tuna daksa di
NPC DIY Tahun 2017. Berdasarkan tabel 4.2 dan grafik 4.2 tersebut,
dapat dilihat bahwa ada 3 butir item yang memiliki skor item terendah
diantara skor lain. Skor terendah terdapat pada kategori sedangdan
dapat dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan usulan topik program
apa yang relevan untuk meningkatkan motivasi berprestasi tinggi atlet
penyadang tuna daksa di NPC DIY Tahun 2017. Item-item terendah
tingkat motivasi berprestasi tinggi atlet penyadang tuna daksa di NPC
DIY Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3
Item-item Tingkat motivasi berprestasi tinggi Atlet Tuna daksa
NPC DIY Tahun 2016/2017
No. Butir Item Indikator Aspek Skor
1. 2 Saya kurang
menyukai pelatih
yang terlalu
banyak membuat
program tetapi
tidak berjalan
sesuai dengan
jadwal
Menyukai
proses
pencapaian
kesuksesan
Memperti
mbangkan
resiko atau
kesulitan
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
No. Butir Item Indikator Aspek Skor
2. 26 Saya lebih
menyukai pola
latihan seperti
pada umumnya
Menyukai
suatu
kegiatan
yang
menantang
Kreatif
dan
Inovatif
123
3. 46 Saya kurang
tertarik
mengerjakan
tugas dengan cara
yang sama atau
monoton
Mengerjaka
n tugas atau
pekerjaan
yang sulit
dengan cara
kreatif
Kreatif
dan
Inovatif
121
Item yang tergolong sedang pada tabel 4.3 akan digunakan sebagai
dasar merumuskan usulan topik program apa yang relevan untuk
meningkatkan motivasi berprestasi tinggi atlet penyadang tuna daksa di
NPC DIY Tahun 2016/2017.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Deskripsi Tingkat motivasi berprestasi tinggi Atlet Tuna daksa
National Paralympic Committee Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
Ajaran 2016/2017
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tingkat
motivasi berprestasi tinggi atlet tuna daksa NPC DIY Tahun 2016/2017
memiliki tingkat motivasi berprestasi tinggi yang tergolong tinggi .
Terdapat 9 atlet (19,15%) termasuk dalam kategori sangat tinggi, 29 atlet
(61,70%) termasuk dalam kategori tinggi, 9 atlet (19,15%) termasuk dalam
kategori sedang. Sedangkan untuk kategori rendah dan sangat rendah tidak
terdapat atlet yang termasuk didalamnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tingkat motivasi berprestasi tinggi atlet tuna daksa NPC DIY
Tahun 2016/2017 tergolong tinggi. Atlet yang termasuk dalam kategori
tinggi menunjukkan bahwa mereka mampu memenuhi keinginan, harapan,
kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan demi meningkatkan motivasi
berprestasi tinggi dalam dirinya. Contohnya seperti mampu memenuhi
target di setiap kejuaraan tanpa memandang bonus apa yang nanti akan
didapatkannya.
Hal ini sejalan dengan pendapat Santrock (2003) motivasi
berperestasi adalah dorongan untuk menyelesaikan sesuatu, agar mencapai
suatu standart dan untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan pencapian
kesukesan. Sama dengan pendapat McClelland (1985) motivasi berprestasi
tinggidapat dijadikan dasar utama bagi seseorang dalam pencapaian
sebuah tujuan. Pengertian kebutuhan untuk berprestasi adalah suatu daya
dalam mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik,
lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien.
Sesuai juga dengan keadaan atlet penyandan tuna daksa di NPC
DIY saat mengadakan latihan fisik dengan pelatih, sebagian besar datang
untuk berlatih. Memang ada beberapa atlet yang terkadang tidak mengikuti
latihan tetapi, hal ini pasti akan berdampak pada pencapaian kesuksesan
atlet sendiri. Maka dari itu, atlet yang memiliki tingkat motivasi
berprestasi tinggi baik pastilah selalu rutin untuk datang dan mengikuti
latihan agar dalam pencapaian kesuksesannya optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Atlet yang dapat mengoptimalkan kemampuannya maka,motivasi
berprestasi tingginya bisa dikategorikan baik.Bagi atlet yang belum
mampu mengoptimalkan motivasi berprestasi tingginya pelatih juga dapat
membantu.Pemberian program latihan yang sesuai dengan kebutuhan atlet
yang dirasa masih kurang dalam motivasi berprestasi tingginya dapat
terbantu dengan adanya pendampingan dari pelatih yang memberikan
program latihan dengan tepat.
Hasil selanjutnya dari penelitian ini adalah sebagaian kecil yang
menduduki kategori cukup. Data menunjukkan bahwa ada 19,15% atau
sekitar 9 atlet yang berada dalam kategori sedang, hal ini dikarenakan
motivasi berprestasi tinggi atlet kurang dalam dirinya. Hal ini nampak
pada program latihan yang diberikan oleh pelatih kurang bervariasi
menurut atlet. Contohnya latihan yang tidak terprogram atau bisa jadi cara
latihan yang dipakai monoton.
Hal ini ditunjukkan oleh beberapa atlet penyandang tuna daksa
NPC DIY yang terkadang merasa bosan, bahkan sampai tidak datang
latihan atau ada yang ingin berlatih bersama pelatih lain. Penyebab dari
keadaan ini adalah kurangnya komunikasi yang diharapkan atlet dan
bagaimana pelatih memberikan porsi program latihan yang tepat bagi atlet.
Dampak dari hal ini bisa membuat motivasi berprestasi tinggiatlet
berkurang karena atlet merasa tidak mendapat hasil yang optimal dengan
dia berlatih sedangkan program yang dijalankan pelatih mungkin saja
kurang tepat bagi kondisi atlet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Santrock (2003) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki
motivasi berprestasi tinggi, bersemangat dan berambisi tinggi pada tugas
atau kegiatan yang diberikan padanya dengan sebaik mungkin, belajar
dengan lebih cepat dan memiliki prestasi dalam bidang yang menjadi
keahlian mereka. Sejalan dengan hal tersebut, maka hasil dari penelitian
ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan motivasi berprestasi tinggi
atlet tuna daksa.
Jadi hasil dari penelitian dapat diketahui bahwa tingkat motivasi
berprestasi tinggiatlet tuna daksa NPC DIY Tahun 2016/2017 tergolong
sangat baik, sebagian besar atlet sudah mampu meningkatkan motivasi
berprestasi tinggi dalam dirinya. Namun, masih ada sebagian kecil atlet
yang belum mampu meningkatkan motivasi berprestasi tinggi secara
optimal dalam dirinya.
2. Topik-Topik yang Relevan Untuk Meningkatkan Motivasi berprestasi
tinggi Atlet Tuna Daksa NPC DIY Tahun 2016/2017
Berdasarkan hasil penelitian butir item tingkat motivasi
berprestasi tinggi atlet tuna daksa NPC DIY Tahun 2016/2017 rata-rata
skor item tingkat motivasi berprestasi tinggi atlet tuna daksa tergolong
sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan pada tabel 4.2 bahwa 75% dan
18,18%, namun masih ada 3 item (6,82%) yang tergolong pada
kategori sedang dalam hasil deskripsi skor item tingkat motivasi
berprestasi tinggi atlet tuna daksa. Harapannya ulasan 3 item yang
tergolong dalam kategorisasi sedang akan dapat dijadikan topik-topik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
yang relevan untuk meningkatkan motivasi berprestasi tinggi atlet tuna
daksa di NPC DIY.
Item yang termasuk dalam kategori sedang diantaranya
pertama, item berbunyi “Saya kurang menyukai pelatih yang terlalu
banyak membuat program tetapi tidak berjalan sesuai dengan jadwal”.
Rendahnya item ini dikarenakan atlet merasa program latihan yang
dibuat tidak sesuai dengan susunan yang sudah ditetapkan. Hal ini
sangat berpengaruh pada performa atlet dalam mengembangkan
prestasinya. Seperti dikatakan oleh McClelland (1985) bahwa
”motivasi berprestasi tinggi merupakan kecenderungan seseorang
dalam mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku untuk
mencapai suatu standart prestasi”.Atlet sangat ingin memiliki standar
prestasi yang lebih maju bukan hanya stak atau berhenti di tempat yang
sama. Maka dari itu, peran pelatih dan staff dalam membuat program
kerja atau program latihan sangatlah dituntun cermat dalam
meningkatkan performa atlet agar dapat lebih optimal. Topik yang
relevan untuk masalah ini adalah kesadaran diri dalam berlatih.
Kedua, item yang berbunyi “saya lebih menyukai pola latihan
seperti pada umumnya”. Rendahnya item ini dikarenakan menurut atlet
latihan yang tidak terprogram sama saja dengan hanya asal datang
latihan tetapi tanpa tujuan yang ingin dicapai dalam berprestasi .
McClelland (Robbins & Thimothy, 2008) menyebutkan tiga bentuk
kebutuhan manusia, yaknikebutuhan akan kekuasaan (need for power),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
kebutuhan akan hubungan (needfor affiliation)dan kebutuhan akan
prestasi (need for achievment). Berprestasi bagi setiap atlet sangatlah
menjadi harapan yang ingin dicapai agar atlet dapat mengetahui
standart dalam suatu pencapaian kesuksesannya. Sebagai atlet tentunya
juga akan merasakan titik zona nyaman dimana, atlet merasa dirinya
sudah sangat menikmati dengan pola berlatih yang siklusnya hanya
akan berputar pada kegiatan itu-itu saja. Topik yang dirasa relevan
untuk masalah ini adalah kreativitasku dalam berlatih.
Ketiga, item yang berbunyi ”Saya kurang tertarik mengerjakan
tugas dengan cara yang sama atau monoton”. Rendahnya item ini
dikarenakan meningkatkan motivasi berprestasi tinggi bukan hanya
melatih fisik tetapi juga mental. Oleh karena itu, proses latihan yang
variatif sangatlah dibutuhkan oleh atlet. Hal ini berkaitan dengan
proses berlatih demi menuju standart prestasi yang ingin dicapai atlet.
Pelatih dan atlet harus berkolaborasi agar dapat menghasilkan cara-
cara atau ide-ide baru untuk dapat membuat variasi dalam berlatih
sehingga dapat meraih tujuan yang ingin dicapai.
Pengertian kebutuhan untuk berprestasi menurut McClelland
(1985) adalah suatu daya dalam mental manusia untuk melakukan
suatu kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif, dan lebih
efisien. Daya seorang atlet untuk membuat proses berlatih bisa
mendapatkan hasil yang optimal selain latihan fisik tetapi juga
mentalnya dituntut sebagai mental pemenang agar dapat melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
suatu kegiatan dengan lebih terarah. Topik yang relevan untuk
diterapkan yakni kreatif ideku dan inovatif gayaku.
C. Usulan Topik Program yang Relevan Untuk Meningkatkan Motivasi
berprestasi tinggi Atlet Tuna Daksa NPC DIY Tahun 2016/2017
Berdasarkan hasil analisis item kuesioner atlet NPC DIY Tahun
2016/2017 terdapat 2 aspek yang masih belum dapat dicapai secara maksimal
oleh atlet tuna daksa NPC DIY Tahun 2016/2017. Dua aspek tersebut yakni
pertama,mempertimbangkan resiko atau kesulitan. Aspek tersebut masih
menunjukakan indikator menyukai proses pencapaian kesuksesan terindikasi
sedang. Hal ini bisa jadi dikarenakan, atlet merasa kurang menyukai program
yang dibuat oleh pelatih. Kedua, Kreatif dan inovatif.Ada 2 indikator yang
masih teridentifikasi sedang perolehan scor itemnya yaitu menyukai suatu
kegiatan yang menantang dan mengerjakan tugas atau pekerjaan yang sulit
dengan cara kreatif.
Hasil analisis penelitian terdapat 3 item yang memiliki skor rendah
dari kategori sedang, artinya bahwa beberapa atlet masih belum mampu
meningkatkan motivasi berprestasi tinggi dalam dirinya. Melihat hal ini,
maka akan diusulkan topik program apa yang relevan untuk
meningkatkanmotivasi berprestasi tinggi atlet tuna daksa NPC DIY Tahun
2016/2017.Meningkatkan motivasi berpretasi tinggi atlet tuna daksa NPC
DIY Tahun 2016/2017 melalui metode pendampingan, dengan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
forum diskusi atlet dan pelatih atau sharing, latih tanding bersama dengan tim
dari beda wilayah atau sparing, outbound dan bisa juga dengan games.
Usulan topik programmotivasi berprestasi tinggidimaksudkan agar
para atlet tuna daksa NPC DIY Tahun 2016/2017 menyadari bahwa tingkat
motivasi berprestasi tinggi atlet sangat diperlu agar atlet mampu secara
optimal meningkatkan motivasi berprestasi tinggi dalam dirinya. Usulan topik
program ini di harapkan dapat membantu atlet tuna daksa NPC DIY Tahun
2016/2017 dalam meningkatkan motivasi berprestasi tinggi dalam dirinya.
Usulan topik programdapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 4.4
Usulan Topik Program Motivasi berprestasi tinggi Atlet Tuna Daksa NPC DIY Tahun 2016/2017
Aspek Indikator Rumusan Pernyataan Usulan Topik Tujuan Metode
1. Memperti
mbangkan
resiko
atau
kesulitan
Menyukai
proses
pencapaian
kesuksesan
2) Saya kurang
menyukai pelatih
yang terlalu banyak
membuat program
tetapi tidak berjalan
sesuai dengan jadwal.
kesadaran diri dalam
berlatih
Membantu atlet untuk
menumbuhkan kesadaran
diri untuk berlatih sebagai
proses pencapaian
kesuksesan
Pendampingan
-Outbound
- Diskusi
2. Kreatif
dan
Inovatif
Menyukai
suatu kegiatan
yang
menantang
26) Saya lebih
menyukai pola
latihan seperti pada
umumnya
Kreativitasku dalam
berlatih
Membantu atlet untuk
meningkatkan kesadaran
diri akan pentingnya
kreatifitas ketrampilan
dalam berlatih pada diri
atlet
Pendampingan
-Sharing
- Games
Mengerjakan
tugas atau
pekerjaan
yang sulit
dengan cara
kreatif
46) Saya kurang
tertarik mengerjakan
tugas dengan cara
yang sama atau
monoton
Kreatif ideku dan
inovatif gayaku
Membantu atlet untuk
menumbuhkan kesadaran
diri akan pentingnya kreatif
dan inovatif dalam berlatih
pada diri atlet
Pendampingan
-Sharing
- Sparing
(latih tanding)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini disampaikan kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan
dalam penelitian yang peneliti alami, dan saran peneliti kepada pihak-pihak yang
terkait dalam penelitian ini.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian dapat
disimpulkan beberapa hal berikut sebagai jawaban atas pokok
permasalahan dalam penelitian ini:
1. Tingkat motivasi berprestasi tinggi Atlet Tuna Daksa NPC DIY Tahun
2016/2017 tergolong tinggi.
2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat tiga item
tingkat motivasi berprestasi tinggi yang capaian skornya tergolong
sedang. Melihat hasil ini, maka disusunlah usulan topik programuntuk
meningkatkan motivasi berprestasi tinggi atlet tuna daksa NPC DIY
Tahun 2016/2017 dengan topik usulan program kesadaran diri dalam
berlatih, kreativitasku dalam berlatih, kreatif ideku dan inovatif
gayaku. Usulan topik program pendampingan yang telah peneliti susun
kiranya dapat menjadi bahan pertimbangan untuk tindak lanjut atas
penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan
prosedur ilmiah yang ada. Namun, dalam penelitian ini peneliti menyadari
masih ada kekurangan. Keterbatasan yang peneliti sadari yakni, Instrumen
penelitian yang peneliti susun belum sepenuhnya dapat mencerminkan aspek-
aspek yang mencakuptingkat motivasi berprestasi tinggi atlet tuna daksa.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyampaikan
beberapa saran yang diharapkan dapat membantu bagi pengembangan
pendampingan agar tingkat motivasi berprestasi tinggi tinggi atlet tuna daksa
menjadi baik.
1. Pelatih
Pelatih membuat suasana latihan di lapangan bisa lebih
bervariasi agar atlet merasa lebih semangat. Program kerja yang dibuat
oleh pelatih dilaksanakan sesuai dengan perjanjian yang sudah di
setujui dan di sepakati dengan sepengetahuan staff dan atlet.Hal ini
dimaksudkan agar seluruh rangkaian program kerja pelatih terpantau
penuh oleh staff dan juga dilaksanakan dengan sebaik mungkin
bersama atlet binaannya. Ketulusan hati pelatih dalam memberikan
pendampingan sangat berperan penting bagi perkembangan motivasi
berprestasi tinggi atlet karena pendampingan dari pelatih bukan hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
dalam persiapan fisik tetepi juga persiapan mental atlet dalam
bertanding sangatlah dibutuhkan oleh atlet demi kesuksesan yang akan
diraih.
2. Atlet Tuna Daksa
Atlet tuna daksa menjadi semakin terpacu dalammeningkatkan
motivasi berprestasi tinggisehingga potensi yang dimiliki dapat
berkembang secara optimal.
3. Staff Komunitas NPC DIY
Pengelolahan perbaikan kualitas pembinaan motivasi
berprestasi tinggi atlet semakin terbuka dengan masukan-masukan
yang diberikan oleh pelatih, atlet maupun anggota komunitas agar
dalam mengembangkan potensi atlet yang dimiliki menjadi lebih
optimal.
4. Peneliti lain
Memperoleh hasil penelitian yang lebih baik, maka disarankan
mempersiapkan instrumen baru atau mengembangkan instrumen yang
telah dibuat peneliti dan menggunakan bahasa yang lebih mudah
dipahami oleh subjek agar hasilnya lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Arikunto, Suharmisi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Atkinson, J. 1982. Motivation and Achievement. Washington, D.C: V.H.
winston and Sons.
Azwar, S. 2009. Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Furchan, Arief H. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Puastaka Pelajar.
Gunarsa, Singgih. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT.
BPK Gunung Mulia.
Mangunsong, Frieda. 1998. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Jakarta:
Lembaga Pengembanagn Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi.
SriMulyani, Martianah.( 1984). MotifSosialRemajaJawadanKeturunanCina Suatu
StudiPerbandingan.Disertasi, tidak diterbitkan, Universitas GadjahMada,
Yogyakarta.
Masidjo, Ign. 1995. PenelitianPencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah,
Yogyakarta: Kanisius.
McClelland, D.C. 1985. Human Motivation. Illionis: scott, foresman&company.
McClelland, D.C. 1987. Human Motivation. Newyork: the press syndicate of the
university of chambridge.
Murtie. 2014. Ensiklopedia. Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Redaksi
Maxima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Robbins, Stephen & Thimothy, A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta:
Salemba Empat.
Santrock, Jhon. 2003. Adolescence (Perekembangan Remaja). Jakarta: Erlangga.
Somantri, Sutjihati. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet.
Wikasanti. 2014. Pengembangan Life skills untuk Anak Berkebutuhan Khusus.
Yogyakarta: Redaksi Maxima.
Winardi, J. 2004. Mangement Perilaku Organisasi Edisi Revisi. Jakarta: Prenda
Media.
Winarno, 2011. Pengembangan Sikap Enteurprenership & Intrapreunership.
Jakarta: PT. Indeks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
LAMPIRAN 1. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
LAMPIRAN 2. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Kuesioner
Atlet National Paralympic Committee
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun2016/2017
Disusun Oleh:
Sela Sidesyana
Program StudiBimbingandanKonseling
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
UniversitasSanata Dharma
Yogyakarta
2017
KUESIONER
LAMPIRAN 3. Kuesioner Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Atlet National Paralympic Committee
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016/2017
A. Identitas
Jenis Kelamin : ……….........………………………..............…..
Cabang Olahraga : …………………………………………………..
Tanggal pengisian : ……/…………/2017
B. Kata pengantar
Teman-Teman yang terkasih,
Pada kesempatan ini saya meminta kerelaan dan kesediaan Anda untuk mengisi
kuesioner ini. Kuesioner ini tidak mempengaruhi hubungan Anda denganh National
Paralympic Committee DIY. Kuesioner ini bersifat rahasia.Saya sangat mengharapkan
anda mengisi kuesioner ini dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan diri dan pengalaman
Anda. Atas kesedian Anda saya mengucapkan terimakasih.
C. Petunjuk Pengisian
Di bawah ini ada sejumlah pernyataan tentang atlet tuna daksa National Paralympic
Committee DIY Tahun 2016/2017. Bacalah masing-masing pernyataan dengan teliti.
Berikanlah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
pengalaman yang Anda alami.
Alternatif jawaban yang ada adalah sebagai berikut:
1. Sangat Sesuai (SS) =Hal ini sangat sesuai dengan diri Anda dan
pengalaman Anda dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sesuai (S) =Hal ini sesuai dengan diri Anda dan pengalaman
Anda dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tidak Sesuai (TS) =Halini tidak sesuai dengan diri Anda dan
pengalaman Anda dalam kehidupan sehari-hari.
4. Sangat Tidak Sesuai (STS) =Hal ini sangattidak sesuai dengan diri Anda dan
pengalaman Anda dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah-langkah mengisi kuisoner ini secara praktis adalah sebagi berikut:
1. Baca dan pahamilah setiap pernyataan dalam kuisoner ini!
2. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur dan teliti sesuai dengan pengalaman Anda!
Berilah tanda centang pada salah satu kolom yang telah disediakan.
No Pernyataan
Sa
ng
atS
esu
i
(SS
)
Ses
ua
i (S
)
Tid
ak
Ses
uai
(TS
)
Sa
ng
at
Tid
ak
Ses
ua
i (S
TS
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
1 Saya berusaha dengan maximal agar proses dari
latihan saya mendapatkan hasil yang baik
2 Saya kurang menyukai pelatih yang terlalu banyak
membuat program tetapi tidak berjalan sesuai
dengan jadwal
3 Saya mencari kemenangan demi menaikkan derajat
nama baik saya sendiri
4 Saya pasif dalam berkomunikasi dengan pelatih
saat latihan
5 Saya tidak suka cara pelatih yang terlalu banyak
membuat strategi dalam pertandingan
6 Program latihan yang dijadwalkan pelatih membuat
saya bosan karena tidak ada variasinya
7 Pertandingan dengan lawan yang mudah membuat
saya kurang tertantang dalam bertanding
8 Saya senang jika lawan dalam pertandingan hanya
sedikit
9 Ketika saya lelah saya kurang bersemangat dalam
berlatih
10 Saya melakukan gerakan pemanasan (Warming
up)terlebih dahulu sebeluh diperintah oleh pelatih
11 Gerakan variasi yang sulit dalam latihan, bukan
untuk di hindari melainkan perlu saya pelajari
12 Saya meminta pelatih memberikan koreksi pada
saya saat melakukan gerakan variasi baru
13 Saya berlatih dengan giat bukan untuk
mendapatkan bonus melainkan proses dalam hasil
pencapaian
No Pernyataan
Sa
ng
atS
esu
i
(SS
)
Ses
ua
i (S
)
Tid
ak
Ses
uai
(TS
)
Sa
ng
at
Tid
ak
Ses
ua
i (S
TS
)
14 Saya mau saling bertukar pikiran dan pendapat
dalam mengatur strategi baru dengan teman sesama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
atlet
15 Berlatih gerakan variasi baru bagi saya sangatlah
menarik untuk di pelajari sebagai ilmu baru dalam
mengasah kemampuan saya
16 Informasi baru yang beragam sangat membantu
saya mengembangkan variasi strategi dalam
berlatih
17 Saya senang jika dapat terlibat dalam diskusi
bersama beberapa atlet yang dapat menambah
wawasan baru bagi saya
18 Saya puas ketika saya mampu berhasil dalam
pertandingan yang lebih sulit dari biasanya dengan
tuntas
19 Saya mempelajari sungguh-sungguh strategi yang
diberikan oleh pelatih untuk pertandingan
20 Saya lebih memilih menonton pertandingan
olahraga dari pada berangkat latihan
21 Saat saya mengalami kesulitan dalam gerakan, saya
tidak akan mencoba lagi
22 Pelatih tidak perlu mengkritisi gerakan saya saat
latihan
23 Tujuan saya giat berlatih untuk mendapatkan bonus
materi yang lebih banyak
24 Jika hasil pertandingan saya sudah maksimal saya
tidak perlu lagi berlatih dengan giat
No Pernyataan
Sa
ng
atS
esu
i
(SS
)
Ses
ua
i (S
)
Tid
ak
Ses
uai
(TS
)
Sa
ng
at
Tid
ak
Ses
ua
i (S
TS
)
25 Saya menunggu perintah dari pelatih saat latihan
barulah saya mau melaksanakannya
26 Saya lebih menyukai pola latihan seperti pada
umumnya
27 Saya kurang tertarik latihan pemanasan dengan satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
variasi saja
28 Gerakan variasi yang rumit dari pelatih tidak terlalu
sering saya pelajari
29 Tidak mendapat medali sama saja kegagalan bagi
saya
30 Saya ingin memberikan hasil yang optimal dari
kemampuan yang selama berlatih
31 Saat berusaha berlatih sendiri di lapangan, saya
akan lebih tau seberapa jauh kemampuan saya
dalam menguasai materi pertandingan
32 Kritik dan saran dari supporter membuat saya
menjadi lebih bersemangat dalam berlatih
33 Bonus/hadiah bukan tujuan utama saya dalam
berlatih dan bertanding melainkan motivasi untuk
memperbaiki diri dalam bertanding
34 Saya tidak segan bertanya kepada pelatih mengenai
gerakan variasi baru yang saya coba
35 Saya tertarik dengan cara pelatih dalam
memberikan strategi baru bagi para atletnya
36 Saya terbiasa berlatih dengan memvariasaikan
gerakan yang berbeda setiap latihan
No Pernyataan
Sa
ngatS
esu
i
(SS
)
Ses
uai
(S)
Tid
ak
Ses
uai
(TS
)
San
gat
Tid
ak
Ses
ua
i (S
TS
)
37 Saya lebih suka jika pertandingan yang saya
ikutimemiliki banyak tantangan baru
38 Latihan dengan tingkatan lebih sulit dari biasanya
bermanfaat untuk menambah pemahaman saya
39 Saya lebih menghargai proses saat berlatih dari
pada hasil saat pertandingan
40 Saya senang jika pelatih tidak datang saat latihan
berlangsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
41 Saya putus asa jika kalah dalam pertandingan
42 Saya tidak menghiraukan kritikan dari orang lain
terhadap saya
43 Saat mengalami cidera saya khawatir apakah bisa
tetap berlatih atau tidak
44 Saya tidak puas hanya dengan informasi yang ada
tanpa bertanya terlebih dahulu
45 Saya kurang menyukai latihan yang terlalu sulit
untuk dilakukan
46 Saya kurang tertarik mengerjakan tugas dengan
cara yang sama atau monoton
47 Saya tidak menyukai latihan atau pertandingan
yang sangat sulit untuk diselesaikan
48 Terlalu sering latihan tidak membuat efektif dalam
peraihan kemenangan
49 Saya merasa tidak mendapatkan manfaat ketika
saya datang berlatih
50 Saya berlatih dan mengikuti pertandingan sampai
tuntas
No Pernyataan
San
gatS
esu
i
(SS
)
Ses
uai
(S)
Tid
ak
Ses
uai
(TS
)
San
gat
Tid
ak
Ses
ua
i (S
TS
)
51 Saya serius dalam melaksanakan setiap latihan di
lapangan bersama pelatih
52 Saya sharing dan bertukar pengalaman saat
bertanding dengan sesama atlet
53 Saya kecewa jika belum bisa mendapatkan medali
saat pertandingan
54 Bertanya merupakan cara mendapatkan informasi
baru yang menambah wawasan saya dalam
meningkatkan prestasi
55 Bagi saya kegagalan bukanlah suatu hambatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
dalam mencoba strategi baru dalam berlatih demi
meraih keberhasilan
56 Saya senang mencari ide-ide baru untuk
meningkatkan performa saya saat bertanding
57 Berlatih dengan variasi gerakan yang lebih sulit
dari biasanya juga dapat menjadi tolak ukur saya
dalam menilai kemampuan diri
58 Saya lebih memilih pertandingan yang besar
kesempatan untuk menang agar saya dapat banyak
pengalaman
59 Saya memilih pertandingan yang sesuai dengan
kemampuan saya
60 Saya malas datang saat berlatihan bersama pelatih
di lapangan
61 Saya minder jika lawan saya memiliki kemampuan
lebih baik
62 Saya acuh terhadap peningkatan kemampuan diri
saat berlatih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
No. Item Parameter Uji Hasil Hitung Keputusan
VAR00001 Pearson Correlation .268 tidak valid
Sig. (2-tailed) .068
N 47
VAR00002 Pearson Correlation .328* Valid
Sig. (2-tailed) .004
N 47
VAR00003 Pearson Correlation -.021 tidak valid
Sig. (2-tailed) .888
N 47
VAR00004 Pearson Correlation .160 tidak valid
Sig. (2-tailed) .282
N 47
VAR00005 Pearson Correlation .411** Valid
Sig. (2-tailed) .004
N 47
VAR00006 Pearson Correlation .347* Valid
Sig. (2-tailed) .005
N 47
VAR00007 Pearson Correlation .247 tidak valid
Sig. (2-tailed) .095
N 47
VAR00008 Pearson Correlation .234 tidak valid
Sig. (2-tailed) .114
N 47
VAR00009 Pearson Correlation -.054 tidak valid
Sig. (2-tailed) .718
N 47
VAR00010 Pearson Correlation .454** Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 47
VAR00011 Pearson Correlation .590** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00012 Pearson Correlation .631** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00013 Pearson Correlation .341* Valid
Sig. (2-tailed) .002
N 47
VAR00014 Pearson Correlation .476** Valid
LAMPIRAN 4. Hasil Komputasi Uji Validitas Item-Total Instrumen Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Sig. (2-tailed) .001
N 47
VAR00015 Pearson Correlation .622** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00016 Pearson Correlation .651** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00017 Pearson Correlation .616** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00018 Pearson Correlation .551** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00019 Pearson Correlation .542** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00020 Pearson Correlation .513** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00021 Pearson Correlation .252 tidak valid
Sig. (2-tailed) .087
N 47
VAR00022 Pearson Correlation .583** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00023 Pearson Correlation .297* Valid
Sig. (2-tailed) .004
N 47
VAR00024 Pearson Correlation .522** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00025 Pearson Correlation .450** Valid
Sig. (2-tailed) .002
N 47
VAR00026 Pearson Correlation .426** Valid
Sig. (2-tailed) .003
N 47
VAR00027 Pearson Correlation .382** valid
Sig. (2-tailed) .005
N 47
VAR00028 Pearson Correlation .260 tidak valid
Sig. (2-tailed) .078
N 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
VAR00029 Pearson Correlation .249 tidak valid
Sig. (2-tailed) .091
N 47
VAR00030 Pearson Correlation .606** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00031 Pearson Correlation .603** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00032 Pearson Correlation .606** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00033 Pearson Correlation .449** Valid
Sig. (2-tailed) .002
N 47
VAR00034 Pearson Correlation .654** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00035 Pearson Correlation .581** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00036 Pearson Correlation .608** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00037 Pearson Correlation .719** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00038 Pearson Correlation .590** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00039 Pearson Correlation .359* valid
Sig. (2-tailed) .001
N 47
VAR00040 Pearson Correlation .148 tidak valid
Sig. (2-tailed) .321
N 47
VAR00041 Pearson Correlation .363* Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 47
VAR00042 Pearson Correlation .345* Valid
Sig. (2-tailed) .002
N 47
VAR00043 Pearson Correlation .106 tidak valid
Sig. (2-tailed) .479
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
N 47
VAR00044 Pearson Correlation -.192 tidak valid
Sig. (2-tailed) .196
N 47
VAR00045 Pearson Correlation .477** Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 47
VAR00046 Pearson Correlation .343* Valid
Sig. (2-tailed) .003
N 47
VAR00047 Pearson Correlation .440** Valid
Sig. (2-tailed) .002
N 47
VAR00048 Pearson Correlation .265 tidak valid
Sig. (2-tailed) .071
N 47
VAR00049 Pearson Correlation .455** Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 47
VAR00050 Pearson Correlation .464** Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 47
VAR00051 Pearson Correlation .590** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00052 Pearson Correlation .521** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00053 Pearson Correlation .070 tidak valid
Sig. (2-tailed) .641
N 47
VAR00054 Pearson Correlation .469** Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 47
VAR00055 Pearson Correlation .603** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00056 Pearson Correlation .688** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00057 Pearson Correlation .596** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 47
VAR00058 Pearson Correlation .176 tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Sig. (2-tailed) .237
N 47
VAR00059 Pearson Correlation .126 tidak valid
Sig. (2-tailed) .398
N 47
VAR00060 Pearson Correlation .452** Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 47
VAR00061 Pearson Correlation .242 tidak valid
Sig. (2-tailed) .101
N 47
VAR00062 Pearson Correlation .281 tidak valid
Sig. (2-tailed) .056
N 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
1 4 1 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 181
2 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 235
3 4 1 1 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 207
4 4 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 3 2 3 195
5 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 3 3 3 203
6 4 1 1 3 1 1 3 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 3 3 1 1 3 2 1 4 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 4 184
7 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 187
8 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 186
9 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 176
10 4 3 4 1 4 2 1 3 1 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 1 3 4 3 2 1 1 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 2 3 4 2 4 3 4 3 1 1 4 4 1 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 189
11 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 212
12 4 1 4 1 4 3 2 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 204
13 4 4 3 4 4 3 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 1 2 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 215
14 4 4 3 4 4 3 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 1 2 2 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 213
15 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 222
16 4 1 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 179
17 4 1 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 179
18 4 1 4 2 1 1 3 1 1 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 1 3 1 3 2 4 3 2 3 2 3 4 4 4 3 4 2 1 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 186
19 4 2 3 4 3 3 2 2 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 195
20 4 1 1 4 1 4 1 3 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 1 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 1 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 203
21 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 2 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 189
22 4 2 1 3 2 1 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 183
23 3 2 1 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 1 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 190
24 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 185
25 2 4 4 1 3 3 4 4 2 3 3 1 4 2 4 3 3 1 1 3 1 3 4 4 4 3 1 2 4 2 3 3 3 2 4 4 2 1 3 4 4 4 3 2 3 4 2 1 4 3 3 3 4 3 3 2 1 4 3 4 3 4 179
26 4 1 1 4 4 4 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 209
27 4 2 1 3 2 1 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 220
28 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 182
29 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 194
30 4 4 1 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 229
31 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 229
32 4 2 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 1 2 3 1 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 2 4 2 3 196
33 4 2 4 3 3 3 3 1 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 2 2 2 1 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 195
34 4 2 3 3 3 3 2 2 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 182
35 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 2 1 4 2 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 2 2 3 3 3 4 4 1 4 2 3 3 4 4 2 3 2 4 4 1 193
36 4 1 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 4 1 1 2 2 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 185
37 4 1 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 4 1 1 2 2 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 184
38 3 2 2 4 4 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 177
39 4 1 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 2 2 3 2 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 2 2 3 4 3 195
40 4 2 2 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 173
41 4 2 2 4 2 3 2 2 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 2 2 3 2 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 194
42 3 3 2 3 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 192
43 4 2 2 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 1 2 3 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 170
44 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 176
45 4 1 1 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 1 3 1 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 203
46 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 208
47 4 1 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 220
182 99 125 144 143 138 124 124 112 165 163 160 161 165 168 162 163 167 166 167 156 160 142 170 151 123 114 137 110 162 148 157 162 154 160 139 155 159 134 158 157 155 108 97 135 121 142 144 160 167 171 159 141 163 166 157 150 143 139 164 149 146
Rsposkor item
LAMPIRAN 5.Tabulasi Data Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI