Post on 21-Dec-2015
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE (CG) TERHADAP KINERJA KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ 45 Periode 2009-2013)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH:
RESTY DIANA SARI
NIM. C1C011008
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
i
2015
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Dengan ini Pembimbing Skripsi dan Ketua Jurusan, menyatakan
bahwa skripsi yang disusun oleh:
Nama : Resty Diana Sari
Nomor Mahasiswa : C1C011008
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Corporate Governance (CG) Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia
Indeks LQ 45 Periode 2009-2013).
Telah disetujui dan disahkan sesuai dengan prosedur, ketentuan, dan
kelaziman yang berlaku dalam Ujian Komprehensif dan Skripsi pada tanggal
seperti tertera dibawah ini.
Jambi, 23 Maret 2015
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Salman Jumaili, S.E., M.Si, Ak, CA Rita Friyani S.E., M.Si NIP. 197505232001121002 NIP. 198007052005012003
Ketua Jurusan
ii
Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si NIP. 198005212003121003
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Komprehensif
dan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi pada :
Hari : Senin
Tanggal : 23 Maret 2015
Jam : 10.00 WIB s.d selesai
Tempat : Ruang Sidang Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jambi
Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan
Ketua Penguji : Nela Safelia, S.E, M.Si
Sekretaris : Muhammad Ridwan, S.E., M.Sc
Penguji Utama : Andi Mirdah S.E., M.S.A (Humbis), Ak, CA
Anggota : 1. Salman Jumaili, S.E., M.Si, Ak, CA
2. Rita Friyani S.E., M.Si
Disahkan Oleh
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Jambi
iii
Prof. Dr. H. Syamsurijal Tan, S.E., M.A Wirmie Eka Putra, SE.,M.Si NIP. 19580813 198603 1 005 NIP. 19800521 200312 1 003
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Corporate Governance (CG) terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia Indeks LQ 45 Periode 2009-2013)” sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan Program Skripsi (S1) Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.
Skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan, arahan dan dukungan
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, dengan segala hormat dan kerendahan hati peneliti mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Aulia Tasman, S.E., M.Sc selaku Rektor Universitas
Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. H. Syamsurijal Tan, S.E., M.A selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.
3. Bapak Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.
4. Bapak Salman Jumaili, S.E., M.Si, Ak, CA dan Ibu Rita Friyani S.E., M.Si
selaku Pembimbing Utama dan Pembimbing Pendamping Skripsi yang telah
iv
sabar membimbing, memotivasi, mengarahkan, dan memberi semangat
selama proses penulisan skripsi ini.
5. Ibu Nela Safelia, S.E., M.Si dan Bapak Andi Mirdah, S.E., M.S.A (Humbis),
Ak, CA selaku ketua penguji dan penguji utama peneliti yang juga banyak
membantu dan membimbing peneliti dalam proses penulisan skripsi ini.
6. Ibu Netty Herawaty, S.E., M.Si, Ak, CA selaku Pembimbing Akademik
peneliti yang selalu memberikan nasihat, dorongan semangat dan motivasi
kepada peneliti selama berkuliah di Universitas Jambi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
terkhusus Dosen Jurusan Akuntansi yang telah membantu, mendidik, dan
membekali peneliti selama perkuliahan.
8. Seluruh staff di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selalu
membantu dalam proses administrasi perkuliahan selama ini terutama staff di
lingkungan Jurusan Akuntansi.
Ucapan terima kasih juga diajukan kepada orang-orang terdekat peneliti
yang telah memberikan dukungan baik moral maupun materil selama kuliah di
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi, terutama
untuk:
1. Papaku tercinta Salim dan Mamaku tercinta Yulisa. Terima kasih Papa dan
Mama yang tak pernah lupa untuk selalu memberikan doa, kasih sayang dan
semangatnya kepada peneliti, yang selalu berjuang keras untuk peneliti dari
kecil hingga saat ini. Skripsi ini peneliti persembahkan untuk Papa dan
Mama.
v
2. Kakakku tersayang Ratna Debby Sari yang selalu mendukung dan
memberikan semangat dan doa. Selalu menjadi kakak yang terbaik untuk
kedua adiknya.
3. Adikku tersayang Reka Delvi Sari yang kadang tanpa dirinya sadari selalu
membantu kakaknya dan juga turut memberikan semangat dan doa.
4. Kakak-kakak sepupuku (Rita, Rina, Herman, Rini, Ria) yang juga turut
membantu dan memberikan semangat serta keponakan-keponakanku,
terutama keponakan tersayangku Nicholas, yang menjadi penyemangat
bahkan tanpa ia sadari, juga seluruh Keluarga peneliti yang tak bisa
disebutkan.
5. Kedua Sahabat terbaikku, Dian Natalia Sianipar dan Dian Hayati, S.E.
Terima kasih masih terus menjaga persahabatan kita dan selalu menjadi
Ka dan Yo dari RuuKaYo. Terima kasih juga selalu ada untuk peneliti
kapanpun peneliti menganggu waktu mereka, untuk doa dan
semangatnya.
6. Teman-teman terbaik dan seperjuangan peneliti Desy Lestari, Christina
Affandy, Maria Sari Chin S.E, Rendy, Ivan Phedra Phelia yang juga selalu
memberikan dukungan, doa, bantuan dan semangat.
7. Teman-teman seperjuangan peneliti selama kuliah Oktaviani, Esty
Octesy, Mellda Sari, Lailatul Arifah, Ayudia Prameswari, Deva Alvina S.E,
Zuhriyani Septiawati, Silvia Anggraini, Hendra, Dody, Joeinarto Zahdjuki,
Hengki Wijaya, Saurma Barasa, Eka Marliana serta seluruh keluarga
vi
besar Akuntansi 2011 kelas E. Terima kasih banyak teman-teman atas
semangat, dukungan serta doanya.
8. Teman-teman peneliti BONECT IPA 3 SMA Negeri 3 Kota Jambi, terutama
Nora Nindi Arista dan Nata Kusuma Saccadibrata terima kasih untuk
semangat, doa dan dukungannya
9. Terima kasih untuk teman-teman peneliti lain di Akuntansi kelas F, I, L
yang juga turut memberikan semangat. Terima kasih juga untuk kakak-
kakak senior yang turut menyemangati, memberikan arahan dan saran
untuk peneliti.
10. Teman-teman KKN Tematik BOPTN Posko 2 Bram Itam Kanan, juga
Bapak Hemi dan Ibu sekeluarga. Terima kasih juga untuk seluruh
masyarakat Desa Bram Itam Kanan.
11. Seluruh pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
baik secara langsung maupun tidak langsung yang tak dapat peneliti
sebutkan namanya satu-persatu
Akhirnya semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada peneliti
mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa dan peneliti berharap semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Jambi, 23 Maret
2015
vii
Resty Diana Sari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate governance (CG) terhadap kinerja keuangan. Corporate Governance diproksikan oleh ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan kinerja keuangan diproksikan oleh Return on Assets (ROA). Populasi dalam penelitian adalah perusahaan yang terdaftar ke dalam Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling menghasilkan 21 perusahaan yang konsisten terdaftar dalam indeks LQ 45 serta memenuhi kriteria tertentu. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, dengan menggunakan program SPSS 17. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan semua variabel secara bersama berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan: (1) ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja keuangan, (2) ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap kinerja keuangan, (3) kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan, dan (4) kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Kata kunci: Corporate governance, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kinerja keuangan, Return on Assets.
viii
ABSTRACT
The purpose of this research is to determine the influence of corporate governance (CG) on financial performance. Corporate governance is proxied size of board commissioner, size of board director, managerial ownership, institusional ownership and financial performance is proxied by Return on Assets (ROA). Population on this research is the companies listed in the index LQ 45 Indonesian Stock Exchange for period 2009-2013. The samples of this research taken by purposive sampling technique resulted in 21 companies that consistently listed in index LQ 45 and had some certain criteria. The analytical method that have been used is multiple regression test by using SPSS 17 programme. The result of this research have showed that simultaneously size of board commissioner, size of board director, managerial ownership, and institusional ownership gave the effect to financial performance. Meanwhile, the result partially have showed: (1) size of board commissioner has an effect on financial performance (2) size of board director has an effect on financial performance (3) managerial ownership has no effect on financial performance (4) institusional ownership has no effect on financial performance.
Keywords: Corporate governance, size of board commissioner, size of board director, managerial ownership, institusional ownership, financial performance and Return on Assets (ROA).
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ………………………………….. ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI …………………………………… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………….. iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. vi
ABSTRAK…………………………………………………………………. x
ABSTRACT .……………………………………………………………… xi
DAFTAR ISI ….…………………………………………………………. xii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xvi
DAFTAR GAMBAR ...…………………………………………………… xvii
DAFTAR LAMPIRAN .…………………………………………………...xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………….………………………………. 1
1.2. Rumusan Masalah....………………………………………. 11
1.3. Tujuan Penelitian....………………………………………... 11
1.4. Manfaat Penelitian .….…………………………………….. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
x
2.1. Signalling Theory (Teori Sinyal)………………………..…. 13
2.2. Agency Theory (Teori Agensi) ...………………………….. 14
2.3. Stewardship Theory (Teori Stewardship) ..……………….. 18
2.4. Stakeholder Theory (Teori Stakeholder)…………………... 19
2.5. Corporate Governance (CG) ……………………………… 20
2.5.1. Pengertian Corporate Governance (CG) …………... 20
2.5.2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance …… ... 24
2.5.3. Mekanisme Corporate Governane…………………. 25
2.5.4 Struktur Pengelola ….….…………………………… 27
2.5.4.1. Dewan Komisaris .…….…………………… 27
2.5.4.2. Dewan Direksi …..…………………………. 30
2.5.5. Struktur Kepemilikan …………………………….. 31
2.5.5.1. Kepemilikan Manajerial ..………………….. 32
2.5.5.2 Kepemilikan Institusional………………... .... 34
2.6. Kinerja Keuangan ..…..…………………………………… 37
2.7. Penelitian Terdahulu………………………………………. 41
2.8. Kerangka Pemikiran ...…………………………………….. 44
2.8.1. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Kinerja
Keuangan (ROA)………………………………….. .. 44
2.8.2 Pengaruh Ukuran Dewan Direksi terhadap Kinerja
Keuangan (ROA)………………………………….... 44
2.8.3 Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja
Keuangan (ROA) …………………………………... 46
xi
2.8.4 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja
Keuangan (ROA)…………………………………… 46
2.9. Model Penelitian…………………………………………... 49
2.10. Hipotesis Penelitian………………………………………... 50
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel………………………………………. 51
3.2. Jenis Data dan Sumber Data……………………………….. 52
3.3. Definisi Operasional Variabel……………………………... 52
3.3.1. Variabel Dependen (Y) ...…………………………... 52
3.3.2. Variabel Independen (X) …………………………... 53
3.4. Metode Pengumpulan Data………………………………... 56
3.5. Metode Analisis Data……………………………………… 56
3.5.1. Statistik Deskriptif…………………………………. 56
3.5.2. Uji Asumsi Klasik………………………………….. 56
3.6. Pengujian Hipotesis ……………………………………….. 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian…………………….62
4.2. Hasil Uji Asumsi Klasik ..…………………………………. 64
4.2.1. Hasil Uji Normalitas…...…………………………... 64
4.2.2. Hasil Uji Multikolonieritas ..……………………... 65
4.2.3. Hasil Uji Autokorelasi ..………………………….. 66
4.2.4. Hasil Uji Heterokedastisitas……………………….. 67
xii
4.3. Hasil Uji Hipotesis .………….…………………………... 68
4.3.1. Hasil Uji Parsial T (t test) .…...…………………... 69
4.3.1.1. Ukuran Dewan Komisaris.………………… 72
4.3.1.2. Ukuran Dewan Direksi ..…………………. 72
4.3.1.3. Kepemilikan Manajerial..….……………… 73
4.3.1.4. Kepemilikan Institusional.…………………. 73
4.3.2. Hasil Uji Simultan (F test)..….……………………... 74
4.3.3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)……………… 76
4.4. Pembahasan………………………………………………… 77
4.4.1. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Kinerja
Keuangan (ROA) ..………………………………….. 77
4.4.2. Pengaruh Ukuran Dewan Direksi terhadap Kinerja
Keuangan (ROA) …....……………………………… 78
4.4.3. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja
Keuangan (ROA) ……...……………………………. 79
4.4.4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja
Keuangan (ROA) …………………………………… 80
4.4.5. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan
Direksi, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan
Institusional secara Bersama terhadap Kinerja
Keuangan (ROA) .....…………………………………………. 81
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan…………………………………………………… 82
xiii
5.2. Keterbatasan ………………………………………………. 84
5.3. Saran...…………………………………………………….. 84
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 86
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu………………………………………… 38
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel ……………………………... 52
Tabel 4.1. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian ……………………. 59
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov Z (1-
Sample K-S) ………………………………………………… 62
Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolonieritas ………………………………… 63
Tabel 4.4. Hasil Uji Autokorelasi ……………………………………… 64
Tabel 4.5. Hasil Uji Parsial t (t test) …………………………………… 66
Tabel 4.6. Hasil Uji Parsial t menggunakan thitung dan ttabel …………… 68
Tabel 4.7. Hasil Uji Simultan menggunakan Fhitung dan Ftabel ………..... 72
Tabel 4.8. Hasil Uji Simultan (F test) …………………………………. 72
Tabel 4.9. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ………………………. 73
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran……………………………………….. 45
Gambar 2.2. Model Penelitian…………………………………………... 46
Gambar 4.3. Hasil Uji Heterokedastisitas (grafik Scatterplot)…………. 65
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan
Lampiran 2 Indeks LQ 45 Periode Februari 2009 – Juli 2009
Lampiran 3 Indeks LQ 45 Periode Agustus 2009 – Januari 2010
Lampiran 4 Indeks LQ 45 Periode Februari 2010 – Juli 2010
Lampiran 5 Indeks LQ 45 Periode Agustus 2010 – Januari 2011
Lampiran 6 Indeks LQ 45 Periode Februari 2011 – Juli 2011
Lampiran 7 Indeks LQ 45 Periode Agustus 2011 – Januari 2012
Lampiran 8 Indeks LQ 45 Periode Februari 2012 – Juli 2012
Lampiran 9 Indeks LQ 45 Periode Agustus 2012 – Januari 2013
Lampiran 10 Indeks LQ 45 Periode Februari 2013 – Juli 2013
Lampiran 11 Indeks LQ 45 Periode Agustus 2013 – Januari 2014
Lampiran 12 Data Penelitian
Lampiran 13 Uji Asumsi Klasik
Lampiran 14 Output Regresi
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan. Pendanaan
dari dalam perusahaan diperoleh dari laba yang ditahan perusahaan. Pendanaan
dari luar perusahaan berasal dari kreditur berupa utang maupun pendanaan yang
bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan melalui mekanisme
penyertaan, dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau
sering dikenal dengan go public (Hikmawan, 2007). Perusahaan publik akan
memiliki dana yang lebih besar yang didapat dari penjualan sahamnya ke
masyarakat dan diharapkan kinerja perusahaan mengalami peningkatan.
Perusahaan go public membutuhkan pengelolaan corporate governance
yang baik atau yang lebih dikenal dengan good corporate governance. Good
corporate governance adalah sebuah konsep yang menekankan pentingnya hak
pemegang saham untuk memperoleh informasi yang akurat, benar dan tepat
waktu. Selain itu juga menunjukkan kewajiban perusahaan untuk mengungkapkan
(disclosure) semua informasi keuangan kinerja perusahaan secara akurat, tepat
waktu dan transparan (Tjager, dkk. 2003). Oleh karena itu, perusahaan publik
harus memandang good corporate governance sebagai upaya peningkatan kinerja
dan nilai perusahaan karena penerapan Good Corporate Governance dalam
perusahaan dapat membantu mengurangi risiko,
1
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan serta dapat meningkatkan
kepercayaan investor.
Chinn (2000) dan Shaw (2003), mengemukakan terdapat dua teori
utama yang terkait dengan Corporate Governance yaitu stewardship theory
dan agency theory. Stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofis
mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat
dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki
integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain. Dengan kata lain, stewardship
theory memandang manajemen sebagai dapat dipercaya untuk bertindak
dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun
shareholders pada khususnya.
Agency theory memandang bahwa manajemen sebagai ”agents‟ bagi
para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi
kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang bijaksana serta adil
terhadap pemegang saham sebagaimana diasumsikan dalam stewardship
model. Bertentangan dengan stewardship theory, agency theory memandang
bahwa manajemen tidak dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-
baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun shareholders pada
khususnya (Murwaningsari, 2009).
Jatuhnya perusahaan-perusahaan besar dunia seperti Lehman
Brothers Holdings, Inc yang merupakan Bank Investasi terbesar keempat di
Amerika di tahun 2008, skandal keuangan Satyam Computer Services yang
mengguncangkan Bursa Saham India di tahun 2009, penyelewangan dana
akuisisi oleh perusahaan kamera Olympus tahun 2011, terungkapnya kasus
kriminal oleh Bank Wegelin tahun 2013, serta adanya skandal kasus Diebold,
Inc di tahun 2013 semakin mendorong reformasi tata kelola perusahaan di
dunia, termasuk juga di Indonesia.
Permasalahan Corporate Governance di Negara Indonesia mengemuka
sejak terjadi krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia, dan menjadi
perhatian banyak ekonom terutama investor akibat banyak terungkapnya
kasus-kasus manipulasi laporan keuangan. Terungkapnya kasus-kasus
seperti rekayasa laporan keuangan oleh PT. Waskita Karya yang overstated di
tahun 2009, kasus PT. Katarina Utama, Tbk (2010) yang melakukan
penyimpangan dana hasil IPO serta ditemukannya pelanggaran kepatuhan
PT. Jamsostek atas laporan keuangan 2011 di tahun 2012 menyiratkan akan
betapa pentingnya penerapan good corporate governance.
Rendahnya corporate governance, hubungan investor yang lemah,
kurangnya tingkat transparansi, ketidak efisienan dalam laporan keuangan,
dan masih kurangnya penegakan hukum atas perundang-undangan dalam
menghukum pelaku dan melindungi pemegang saham minoritas, menjadi
pemicu dan alasan beberapa perusahaan di Indonesia runtuh. Akumulasi
permasalahan yang terjadi menyebabkan timbulnya perhatian yang besar
terhadap kebutuhan untuk meningkatkan kepedulian terhadap standar
pengelolaan perusahaan, meningkatkan transparansi dan memperbaiki
hubungan investor, lembaga regulator seperti BAPEPAM dan BEI harus
menekan pentingnya penegakan hukum yang lebih efektif (Sekaredi, 2011).
Permasalahan yang timbul dalam corporate governance selain terletak
pada struktur pengelolaannya juga akibat adanya masalah yang berkaitan
dengan struktur kepemilikan. Struktur kepemilikan merupakan bagian dari
corporate governance yang mana menggambarkan komposisi kepemilikan
saham baik pemerintah, institusional ataupun publik, asing, keluarga
ataupun manajerial dari suatu perusahaan. Struktur kepemilikan dipercaya
mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya
berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan
yang memaksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya
kontrol yang mereka miliki (Wahyudi dan Pawestri, 2006).
Perilaku manipulasi oleh manajer yang berawal dari konflik
kepentingan tersebut dapat diminimumkan melalui suatu mekanisme
monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan (alignment) berbagai
kepentingan tersebut. Pertama, dengan memperbesar managerial ownership
sehingga kepentingan pemilik atau pemegang saham akan dapat disejajarkan
dengan kepentingan manajerial (Jensen dan Meckling, 1976). Kedua,
kepemilikan saham oleh investor institusional. Amba (2014) menyatakan
bahwa kepemilikan institusional lebih peduli akan return dari investasi
mereka sehingga mereka akan berkontribusi dalam meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan.
Corporate governanace merupakan salah satu elemen kunci dalam
meningkatkan efesiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan
antara dewan direksi, dewan komisaris, para pemegang saham dan
stakeholders lainnya. Corporate governance juga memberikan suatu struktur
yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan
sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja (Darmawati,
dkk 2005).
Implementasi prinsip-prinsip good corporate governance secara
konsisten di perusahaan akan menarik minat para investor, baik domestik
maupun asing (Effendi, 2009:2). Penerapan corporate governance diyakini
akan dapat membantu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan yang
berdampak pada harga saham perusahaan. Kinerja laporan keuangan yang
baik akan meningkatkan nilai dari perusahaan sehingga investor tertarik
untuk melakukan investasi dengan pembelian saham perusahaan.
Hubungan antara manajemen (agents) dan pemilik perusahaan
(principal) atau yang sering dikaitkan dengan teori agensi sering memicu
perselisihan yang berakibat pada berpengaruhnya laporan keuangan dan
tentunya berimbas pada kinerja laporan tersebut. Untuk itulah diyakini
diperlukan sebuah tata kelola perusahaan yang mana dapat membuat para
investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka,
yakin bahwa manajer tidak akan menggelapkan atau menginvestasikan ke
dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan modal
yang telah ditanamkan oleh investor (Hardikasari, 2011).
Kinerja keuangan sebagai hasil akhir dari implementasi corporate
governance dapat dianalisis dengan berbagai cara. Pertumbuhan pendapatan,
laba bersih, dan aset merupakan ukuran kinerja yang biasa digunakan. Salah
satu cara yang dapat dilakukan untuk menilai kinerja keuangan sebuah
perusahaan adalah dengan menggunakan rasio profitabilitas (Subramanyam
& Wild, 2011:142).
Sartono (2001:119) mendefinisikan profitabilitas sebagai kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total
aktiva produktif maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas ini akan
memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan.
Semakin besar profitabilitas berarti semakin baik, karena kemakmuran
pemilik perusahaan meningkat dengan semakin besarnya profitabilitas.
Rasio profitabilitas terdiri atas Profit Margin, Basic Earning Power, Return On
Assets, dan Return On Equity.
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu dari rasio profitabilitas.
Dalam analisis rasio keuangan, ROA mempunyai arti yang sangat penting
sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang bersifat menyeluruh atau
komprehensif. Rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang akan digunakan untuk
operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Munawir, 2010:89).
Semakin besar nilai ROA berarti suatu perusahaan mempunyai kinerja yang
bagus dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian total aktiva yang
dimiliki sehingga berpengaruh terhadap harga saham, yaitu harga saham
akan naik.
Penelitian yang dilakukan oleh Amba (2014) mengenai pengaruh
corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. Corporate
governance yang diproksi oleh dualitas CEO, ukuran dewan direksi, proporsi
direksi non-eksekutif, struktur kepemilikan, komite audit, dan leverage.
Kinerja keuangan diproksikan oleh Return On Assets (ROA). Hasil
menunjukkan jika Dualitas CEO tidak berpengaruh terhadap ROA. Ukuran
dewan direksi, struktur kepemilikan, dan komite audit memberikan
pengaruh positif terhadap ROA. Proporsi direksi non-eksekutif dan leverage
memberikan pengaruh negatif terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan oleh
Kabigting (2011) memperoleh hasil bahwa good corporate governance yang
diproksikan oleh kepemilikan insider dan ukuran direksi berpengaruh pada
peningkatan nilai asset pada bank yang terdaftar di Philipine Stock Exchange.
Penelitian Martsila dan Meiranto (2013) yang meneliti tentang
pengaruh corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan non
financial di BEI. Pada penelitian ini, corporate governance diproksikan
Independensi Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan
Manajerial, Konsentrasi kepemilikan dan leverage. Kinerja keuangan
diproksikan dengan ROA, ROE, PER, dan Tobins’Q. Penelitian menunjukkan
Corporate Governance memberikan pengaruh positif terhadap kinerja
keuangan yang diproksikan oleh ROA dan ROE, namun memberikan
pengaruh negatif pada kinerja keuangan yang diproksikan oleh PER dan
Tobins’ Q.
Walaupun beberapa penelitian terkait hubungan corporate
governance (cg) terhadap kinerja keuangan perusahaan seperti yang telah
disebutkan sebelumnya menunjukkan adanya pengaruh, beberapa penelitian
lain menunjukkan sebaliknya. Penelitian yang dilakukan Prasinta (2012)
dengan pengaruh GCG yang diproksikan dengan skor CGPI terhadap kinerja
keuangan yang diproksikan dengan ROA, ROE dan Tobin’s Q memberikan
hasil jika GCG dengan proksi skor CGPI tidak berpengaruh signifikan pada
ROA, dan Tobin’s Q. GCG dengan proksi skor CGPI berpengaruh signifikan
terhadap ROE.
Ferdiana (2012) melakukan penelitian dengan menggunakan skor
CGPI dan kinerja keuangan yang diproksikan dengan leverage ratio, liquidity
ratio, Asset Management Ratios, profitability ratio dan market-value ratio.
Penelitian menunjukkan tidak semua dari kelima rasio tersebut dipengaruhi
oleh penerapan good corporate governance, good corporate governance,
bahkan ada yang tidak berpengaruh sama sekali.
Dari sekian banyak hasil penelitian mengenai mekanisme Corporate
Governance terhadap kinerja tersebut, terlihat hasil yang cukup beragam.
Akan tetapi, hasil yang beragam tersebut juga dipengaruhi perbedaan
variabel yang digunakan oleh masing-masing peneliti (Darmawati, dkk
2005). Perbedaan variabel yang digunakan para peneliti untuk merefleksikan
beragamnya indikator mekanisme Corporate Governance disebabkan luasnya
definisi mekanisme Corporate Governance tersebut yang dapat
diterjemahkan ke dalam tiga elemen mekanisme, yaitu struktur, sistem dan
proses (Bukhori dan Raharja , 2012).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Martsila dan
Meiranto (2013). Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan variabel yang digunakan dari penelitian
sebelumnya. Penelitian ini menggunakan Ukuran Dewan Komisaris,
Ukuran Dewan Direksi, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan
Institusional sebagai variabel independen yang memproksikan
corporate governance dan ROA sebagai variabel dependen yang
memproksikan kinerja keuangan. Penelitian Martsila dan Meiranto
(2013) menggunakan variabel independen yaitu Independensi Dewan
Komisaris, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial,
Konsentrasi kepemilikan dan leverage serta ROA, ROE, PER, dan
Tobins’Q sebagai variabel dependennya.
Penelitian sebelumnya belum ada batasan jelas mengenai apa
saja variabel yang termasuk struktur, sistem dan proses, maka
penelitian ini hanya menggunakan variabel yang terfokus pada
mekanisme internal Corporate governance yakni struktur. Struktur ini
terbagi menjadi struktur pengelola dan struktur kepemilikan. Hal ini
dikarenakan mekanisme struktur yang dianggap lebih berperan
utama dalam pelaksanaan corporate governance yang baik (Bukhori
dan Raharja, 2012).
Peneliti mengambil proksi ukuran dewan direksi sebagai
variabel independen yang berbeda dari penelitian yang direplikasi
dikarenakan dewan direksi merupakan salah satu organ internal
perusahaan yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan
(KNKG, 2006). Penggunaan proksi kepemilikan institusional yang juga
tidak ada dalam penelitian yang direplikasi karena keberadaaan
investor institusional dianggap mampu mengoptimalkan pengawasan
kinerja manajemen dengan memonitoring setiap keputusan yang
diambil oleh pihak manajemen. Peneliti juga hanya menggunakan ROA
sebagai variabel dependennya dikarenakan ROA lazim digunakan
untuk mengukur tingkat efektivitas keseluruhan operasi perusahaan
(Anthony dan Govindarajan (2002:349)) dan adanya saran penelitian
sebelumnya untuk memfokuskan pada satu variabel kinerja keuangan
saja agar dapat melihat proporsi kinerja keuangan dengan lebih baik.
2. Penambahan periode penelitian dari yang sebelumnya tiga tahun
menjadi 5 tahun yaitu dari tahun 2009 hingga 2013. Alasan
penambahan periode ini karena peneliti ingin melihat pengaruh
corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan apakah
terpengaruh adanya penambahan periode penelitian yang lebih lama
(Prasinta, 2012).
3. Peneliti mengambil populasi menggunakan perusahaan perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan termasuk daripada Indeks
LQ 45. Penelitian Martsila dan Meiranto (2013) menggunakan
populasi perusahaan-perusahaan non-financial. Alasan peneliti
memilih perusahaan yang dalam indeks LQ 45 karena indeks ini
menunjukkan 45 emiten paling aktif diperdagangkan dalam BEI dan
merupakan saham-saham unggulan yang dipilih sehingga dapat lebih
akurat dalam analisisnya secara runtut waktu. (Silviyani dan Sujana,
2014).
Berdasarkan latar belakang dan uraian yang telah peneliti sampaikan,
peneliti mengambil judul “PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE (CG)
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Empiris pada
Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ 45 Periode
2009-2013)”.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah Ukuran Dewan Komisaris memiliki pengaruh terhadap
Kinerja Keuangan?
2. Apakah Ukuran Dewan Direksi memiliki pengaruh terhadap Kinerja
Keuangan?
3. Apakah Kepemilikan Manajerial memiliki pengaruh terhadap Kinerja
Keuangan?
4. Apakah Kepemilikan Institusional memiliki pengaruh terhadap
Kinerja Keuangan?
5. Seberapa besarkah pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran
Dewan Direksi, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan
Institusional terhadap Kinerja Keuangan?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk memberikan bukti empiris apakah Ukuran Dewan Komisaris
memiliki pengaruh terhadap Kinerja Keuangan.
2. Untuk memberikan bukti empiris apakah Ukuran Dewan Direksi
memiliki pengaruh terhadap Kinerja Keuangan.
3. Untuk memberikan bukti empiris apakah Kepemilikan Manajerial
memiliki pengaruh terhadap Kinerja Keuangan.
4. Untuk memberikan bukti empiris apakah Kepemilikan Institusional
memiliki pengaruh terhadap Kinerja Keuangan.
5. Untuk memberikan bukti empiris seberapa besar pengaruh Ukuran
Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Kepemilikan Manajerial,
dan Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bahan kajian
tentang manfaat penerapan dan mekanisme corporate governance
dalam meningkatkan kinerja keuangan di perusahaan.
2. Bagi Investor
Diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan dasar pertimbangan
dalam pengambilan keputusan kepada investor untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan sebelum melakukan investasi.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan wawasan serta
pengetahuan tambahan kepada peneliti mengenai pengaruh corporate
governance di Indonesia, khususnya terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
4. Bagi Akademisi
Diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan dapat
mendukung penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan corporate
governance dan kinerja keuangan perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Signalling Theory (Teori Sinyal)
Menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan
perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal
menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal
mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan
sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan.
Menurut Jama’an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang
bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada
pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang
sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik.
Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa
perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal
menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk
mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui
laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi
konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip
ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan
membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva
yang tidak overstate.
13
14
Teori signal juga dapat membantu pihak perusahaan (agent), pemilik
(principal), dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi
dengan menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan.
Untuk memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan
informasi keuangan yang disampaikan pihak perusahaan (agent), perlu
mendapatkan opini dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat
tentang laporan keuangan (Jama’an, 2008).
2.2. Agency Theory (Teori Agensi)
Dasar dari pembahasan mengenai corporate governance adalah teori
agensi atau Agency Theory. Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak
antara principal dengan agent. Menurut Darmawati, dkk (2005), inti dari
hubungan keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan
(principal/investor) dan pengendalian (agent/manajer). Kepemilikan
diwakili oleh investor yang mendelegasikan kewenangan kepada agen dalam
hal ini manajer untuk mengelola kekayaan investor. Investor mempunyai
harapan bahwa dengan mendelegasikan wewenang pengelolaan tersebut,
mereka akan memperoleh keuntungan dengan bertambahnya kekayaan dan
kemakmuran investor.
Teori agensi ini muncul setelah fenomena terpisahnya kepemilikan
perusahaan dengan pengelolaan khususnya pada perusahaan-perusahaan
besar yang modern, sehingga teori perusahaan yang klasik tidak bisa lagi
dijadikan basis analisis perusahaan seperti itu. pada teori perusahaan klasik,
15
pemilik perusahaan yang berjiwa wiraswasta, mengendalikan sendiri
perusahaannya, mengambil keputusan demi kehidupan perusahaannya,
sehingga yang diharapkan adalah maksimum profit sebagai syarat mati atau
bisa bertahan hidup dan berkembang. (Sutedi, 2011:15).
Dalam suatu korporasi, principal mengacu pada pemilik sedangkan
agent mengacu pada pengelola. Dalam menjalankan usahanya, pemilik akan
memberikan wewenang kepada pihak lain (agent) untuk mengelola jalannya
perusahaan dengan harapan agent akan memberikan yang terbaik untuk
mencapai tujuan dari pemilik yakni memaksimalkan kinerja dari perusahaan.
Oleh karena itu, pemilik memberi wewenang kepada agent untuk mengelola
perusahaan dan mengambil keputusan atas nama pemilik. Namun,
terpisahnya kepemilikan dengan pengelolaan menimbulkan suatu
permasalahan tersendiri. Permasalahan tersebut sering disebut sebagai
masalah agensi. Permasalahan tersebut dapat diminimalisir melalui suatu
mekanisme yang dapat mengurangi kesempatan manajer melakukan
tindakan yang merugikan principal. (Martsila dan Meiranto, 2013).
Untuk memahami corporate governance, jalan yang paling dekat
adalah dengan memahami teori agensi. Teori ini memberikan wawasan
analisis untuk bisa mengkaji dampak dari hubungan agent dengan principal
atau principal dengan principal. Diharapkan teori agensi ini dapat berfungsi
sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa
mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan.
Corporate governance berkaitan dengan bagaimana investor yakin bahwa
16
manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer
tidak akan mencuri, menggelapkan atau menginvestasikan kedalam proyek-
proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana atau kapital yang
telah ditanamkan oleh investor, dan berkaitan dengan bagaimana para
investor mengontrol para manajer (Shleifer dan Vishny, 1997).
Teori keagenan mengemukakan Jika antar pihak principal (pemilik)
dan agents (manajer) memiliki kepentingan yang berbeda, muncul konflik
yang dinamakan konflik keagenan (agency conflict). Pemisahan fungsi antara
pemilik dan manajemen ini memiliki dampak negatif yaitu keleluasaan
manajemen (pengelola) perusahaan untuk memaksimalkan laba. Kondisi ini
terjadi karena asymmetry information antara manajemen dan pihak lain yang
tidak memiliki sumber dan akses yang memadai untuk memperoleh
informasi yang digunakan untuk memonitor tindakan manajemen
(Richardson, 1998; DuCharme et al, 2000 dikutip dalam Hastuti 2005).
Mekanisme pengawasan yang dimaksud dalam teori agensi dapat
dilakukan dengan mekanisme Good Corporate Governance (GCG). Good
Corporate Governance sebagai sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan diharapkan dapat memberikan kepercayaan terhadap
manajemen dalam mengelola kekayaan pemilik (pemegang saham), sehingga
dapat meminimalkan konflik kepentingan dan meminimumkan biaya
keagenan. Herawaty (2008) juga menyatakan bahwa Good Corporate
Governance (GCG) menghasilkan berbagai mekanisme yang bertujuan untuk
meyakinkan bahwa tindakan manajemen selaras dengan kepentingan
17
pemegang saham (terutama minority interest). Dengan kata lain dengan
penerapan Good Corporate Governance diharapkan dapat berfungsi untuk
menekan atau menurunkan biaya keagenan (agency cost). Selanjutnya,
dengan meningkatnya kinerja keuangan akan dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
2.3. Stewardship Theory (Teori Stewardship)
Stewardship Theory mempunyai akar psikologi dan sosiologi yang
didesain untuk menjelaskan situasi dimana manajer sebagai steward dan
bertindak sesuai kepentingan pemilik (Donaldson & Davis, 1989, 1991).
Dalam stewardship theory manajer akan berperilaku sesuai kepentingan
bersama. Ketika kepentingan steward dan pemilik tidak sama, steward akan
berusaha bekerja sama daripada menentangnya, karena steward merasa
kepentingan bersama dan berperilaku sesuai dengan perilaku pemilik merupakan
pertimbangan yang rasional karena steward lebih melihat pada usaha untuk
mencapai tujuan organisasi.
Stewardship theory mengasumsikan hubungan yang kiat antara
kesuksesan organisasi dengan kepuasan pemilik. Steward akan melindungi
dan memaksimalkan kekayaan organisasi dengan kinerja perusahaan,
sehingga dengan demikian fungsi utilitas akan maksimal. Asumsi penting dari
stewardship adalah manajer meluruskan tujuan sesuai dengan tujuan
pemilik. Namun demikian tidak berarti steward tidak mempunyai kebutuhan
hidup (Raharjo, 2007).
18
Menurut Murwaningsari (2009) stewardship theory dibangun pada
asumsi filosofis mengenai sifat manusia bahwa manusia pada dasarnya dapat
dipercaya bertanggung jawab dan manusia merupakan individu yang
berintegritas. Teori ini menyimpulkan bahwa manajemen sebuah
perusahaan layak untuk dipercaya dalam bertindak atas kepentingan publik
dan pemegang saham
.
2.4. Stakeholder theory (Teori Stakeholder)
Stakeholder theory merupakan kumpulan kebijakan dan praktik yang
berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum,
penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk
berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Jones dalam buku
Ismail Solihin (2008) menjelaskan bahwa stakeholders dibagi dalam dua
kategori:
a. Inside stakeholders, terdiri atas orang-orang yang memiliki
kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta
berada di dalam organisasi perusahaan. Pihak-pihak yang termasuk
dalam kategori inside stakeholders ini adalah pemegang saham
(stockholders), manajer, dan karyawan.
b. Outside stakeholders, terdiri atas orang-orang maupun pihak-pihak
yang bukan pemilik perusahaan, bukan pemimpin perusahaan, serta
bukan pula karyawan perusahaan , namun memiliki kepentingan
19
terhadap perusahaan dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang
dilakukan oleh perusahaan. Pihak-pihak yang termasuk dalam
kategori outside stakeholders ini adalah pelanggan (customers),
pemasok (supplier), pemerintah, masyarakat lokal, dan masyarakat
secara umum.
Menurut Deegan (2004), dalam perspektif teori legitimasi, suatu
perusahaan akan secara sukarela melaporkan aktifitasnya jika manajemen
menganggap bahwa hal ini adalah yang diharapkan komunitas. Dengan kata
lain teori ini menempatkan persepsi dan pengakuan publik sebagai dorongan
utama dalam pengungkapan suatu informasi dalam laporan keuangan.
2.5. Corporate Governance (CG)
2.5.1 Pengertian Corporate Governance (CG)
Istilah corporate governance pertama kali diperkenalkan Cadburry
Comitte tahun 1992 dalam laporan yang dikenal dengan cadburry report.
Laporan ini sebagai titik balik yang menentukan bagi praktik corporate
governance di seluruh dunia. Definisi corporate governance menurut Cadbury
adalah mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai
keseimbangan antaranya kepada kekuatan serta kewenangan perusahaan
dalam memberikan pertanggungjawabannya kepada shareholders khususnya,
dan stakeholders pada umumnya (Sutedi, 2011:1).
Corporate governance telah menjadi salah satu bahasan penting yang
menarik sejak krisis yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 (Swa
20
sembada, 2005). Penyebab terjadinya krisis keuangan adalah lemahnya
penerapan corporate governance, salah satu cirinya adalah tindakan para
manajer perusahaan yang mementingkan diri sendiri dan mengabaikan
kepentingan investor, sehingga akan menyebabkan jatuhnya harapan para
investor tentang pengembalian (return) atas investasi yang telah ditanamkan
(Johnson et al, 2000).
Indonesian Stock Exchange (IDX) atau Bursa Efek Indonesia
mendefinisikan Tata Kelola Perusahaan atau Corporate Governance sebagai
suatu sistem yang dirancang untuk mengarahkan pengelolaan perusahaan
secara profesional berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
tanggung jawab, independen, kewajaran dan kesetaraan. Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG) (2006) mendefenisikan Corporate Governance
sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan
guna memberikan nilai tambah pada perusahaan secara berkesinambungan
dalan jangka panjang bagi pemegang saham, dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakehonders lainnya, berlandaskan peraturan perundang-
undangan dan norma yang berlaku.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan
Corporate Governance sebagai seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara pemegang saham, pengelola saham, kreditor, pemerintah,
karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang
berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka untuk menggatur dan
mengendalikan perusahaan. Corporate Governance dapat disimpulkan adalah
21
struktur, rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang
memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu
perusahaan atau korporasi. Corporate Governance juga mencakup hubungan
antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan
pengelolaan perusahaan. (Wikipedia.com)
Keberhasilan dari praktik corporate governance perusahaan publik
tidak terlepas dari adanya sebuah peraturan. Ada tiga tantangan fundamental
yang saat ini dihadapi oleh pembuat peraturan publik (Coglianese, et al,
2004). Pertama adalah siapa yang seharusnya membuat peraturan,
pemerintah atau self-regulation misalnya BEI. Tantangan kedua adalah
bagaimana mengaturnya. Pembuat peraturan menghadapi dua pilihan yaitu
membuat prinsip atau peraturan corporate governance. Tantangan ketiga
adalah bagaimana caranya agar prinsip atau peraturan tersebut
dilaksanakan.
Penerapan komitmen Corporate Governance yang baik atau biasa
disebut Good Corporate Governance (GCG) terkandung pada misi Perusahaan
yaitu menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten melalui
pemberdayaan anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah,
efisiensi biaya serta penerapan good governance. Manfaat dari penerapan
GCG dapat berdampak positif pada terciptanya akuntabilitas Perusahaan,
transaksi yang wajar dan independen, serta kehandalan dan peningkatan
kualitas informasi kepada publik (http://www.idx.co.id). Tujuan penerapan
22
good corporate governance menurut Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah
sebagai berikut:
1) Sebagai pedoman bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan
pengawasan dan pemberian saran-saran kepada Direksi dalam
pengelolaan Perusahaan.
2) Sebagai pedoman bagi Direksi agar dalam menjalankan kegiataan sehari-
hari Perusahaan dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dengan
memperhatikan Anggaran Dasar, etika bisnis, perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku lainnya.
3) Sebagai pedoman bagi jajaran manajemen dan karyawan BEI dalam
melaksanakan kegiatan maupun tugasnya sehari-hari sesuai dengan
prinsip-prinsip Corporate Governance
Upaya untuk menegakkan prinsip good corporate governance pada
perusahaan yang telah go-public oleh BAPEPAM terus berlangsung.
Tujuannya adalah (a) menjaga kelangsungan usaha perusahaan dengan
pengelolaan yang lebih baik, struktur organisasi yang jelas, dan sistem
informasi manajemen yang akurat, (b) mengurangi adanya Asymmetry
Information antara menajemen dan pemilik perusahaan, dan (c) menjaga
kepercayaan publik dengan pengungkapan informasi yang berkualitas dalam
laporan tahunannya (Arifin, 2005:23)
Meskipun upaya penerapan good corporate governance terus
berlangsung, namun praktik good corporate governance di perusahaan di
Indonesia masih terdapat kelemahan. Menurut Herwidayatmo (2000),
23
praktik-praktik di Indonesia yang bertentangan dengan konsep GCG dapat
dikelompokkan menjadi (a) adanya konsentrasi kepemilikan oleh pihak
tertentu yang memungkinkan terjadinya hubungan afiliasi antara pemilik,
pengawas, dan direktur perusahaan, (b) tidak efektifnya dewan komisaris,
dan (c) lemahnya law enforcement.
2.5.2 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) (2006) menguraikan
prinsip-prinsip dari good corporate governance yang selanjutnya dikenal dengan
istilah TARIF. Prinsip tersebut yaitu:
1) Transparasi (Transparancy)
Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang
mudah diakses dan dipahami. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk
mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan
perundang- undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan
keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan
lainnya.
2) Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan Akuntabilitasnya
secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara
benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
24
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan
untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
3) Responsibilitas (Responsibility)
Perusahaan harus memenuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang
dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.
4) Independensi (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan atas good corporate governance,
perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing
organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi
oleh pihak lain.
5) Kewajaran (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran.
2.5.3. Mekanisme Corporate Governance
Mekanisme Corporate Governance merupakan suatu mekanisme
berdasarkan pada aturan main, prosedur dan hubungan yang jelas antara
pihak-pihak yang ada dalam suatu perusahaan untuk menjalankan peran dan
25
tugasnya. Mekanisme Corporate Governance ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu
mekanisme internal dan mekanisme eksternal. Mekanisme internal terdiri
dari struktur pengelola dan struktur kepemilikan sementara mekanisme
eksternal terdiri dari pihak-pihak yang berasal dari luar perusahaan seperti
pasar modal, pasar uang, regulator dan juga undang-undang (Bukhori dan
Raharja, 2012).
Penelitian ini difokuskan pada mekanisme internal dari corporate
governance saja, karena mekanisme internal ini yang dianggap memiliki
pengaruh langsung terhadap kinerja keuangan perusahaan (KNKG, 2006).
Mekanisme internal seperti telah disebutkan sebelumnya dipisahkan menjadi
struktur pengelola dan struktur kepemilikan. Menurut Bainbridge (2008)
pemisahan pengelolaan atau kontrol dan kepemilikan menjadi salah satu
atribut penting perusahaan.
Struktur Pengelola perusahaan menurut Komite Nasional Kebijakan
Governance (2006) terdiri dari dewan komisaris, dewan direksi dan komite
audit. Menurut Martsila dan Meiranto (2013), dewan komisaris dapat diukur
melalui independensi Dewan Komisaris independen serta ukuran dari Dewan
Komisaris sedangkan untuk dewan direksi dapat diukur dengan ukuran
dewan direksi dan dualitas CEO (Amba, 2014). Peneliti memilih ukuran
dewan komisaris dan dewan direksi karena dari beberapa penelitian
sebelumnya kedua variabel ini memberikan hasil yang berbeda.
Mekanisme internal kedua yaitu struktur kepemilikan. Struktur
Kepemilikan memiliki beberapa indikator yang dapat mewakilinya. Menurut
26
Saleh, et al, (2008) dan Wiranata dan Nugrhanti (2013) struktur kepemilikan
dapat diproksikan dengan kepemilikan insider, kepemilikan asing,
kepemilikan pemerintah, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
dan kepemilikan keluarga. Peneliti sendiri memilih kepemilikan manajerial
dan institusional sebagai proksi struktur kepemilikan. Menurut Jensen dan
Meckling (1976), kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional
adalah dua mekanisme corporate governance utama yang membantu
mengendalikan masalah keagenan.
2.5.4. Struktur Pengelola
Struktur pengelola juga merupakan bagian dari mekanisme Corporate
Governance. Penelitian ini difokuskan pada struktur pengendalian internal.
Penelitian ini difokuskan pada struktur pengendalian internal yaitu Dewan
Komisaris dan Dewan Direksi.
2.5.4.1. Dewan Komisaris
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) (2006)
mendefinisikan Dewan komisaris sebagai mekanisme penggendalian internal
tertinggi yang bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan
pengawasan dan memberi masukan kepada direksi serta memastikan bahwa
perusahaan melaksanakan GCG. KNKG membedakan dewan komisaris
menjadi dua kategori. Pertama adalah dewan komisaris independen dan yang
kedua adalah dewan komisaris non independen. Dewan komisaris
independen merupakan komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi
27
dengan pihak perusahaan. Sedangkan komisaris non-independen merupakan
komisaris yang memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan. Hal yang
dimaksud dengan terafiliasi adalah pihak yang mempunyai hubungan bisnis
dan hubungan kekeluargaan dengan controlling shareholders, anggota direksi
dan Dewan komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri. (Bukhori dan
Raharja, 2012).
Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 pasal 1
ayat 6 menjelaskan bahwa dewan komisaris adalah organ perseroan yang
bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai
dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Pengawasan
dan pemberian nasihat dilakukan untuk kepentingan perusahaan sesuai
dengan maksud dan tujuan perusahaan. Menurut Undang-Undang Perseroan
Terbatas Nomor 40 tahun 2007 ini, pada pasal 108 ayat (5) dijelaskan bahwa
bagi perusahaan berbentuk perseroan terbatas, maka wajib memiliki paling
sedikitnya 2 (dua) anggota Dewan komisaris. Oleh karena itu, jumlah anggota
Dewan komisaris disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap
memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan.
Forum for Corporate Governance Indonesia (FCGI) mendefinisikan
Dewan komisaris sebagai inti Corporate Governance (tata kelola perusahaan)
yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan,
mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan serta mewajibkan
terlaksananya akuntabilitas. Secara umum dewan komisaris merupakan
wakil pemilik kepentingan (shareholder) dalam perusahaan berbentuk
28
perseroan terbatas yang memiliki fungsi mengawasi pengelolaan perusahaan
yang dilakukan manajemen (direksi), dan bertanggung jawab untuk menilai
apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengelola dan
mengembangkan perusahaan, serta menyelenggarakan pengendalian intern
perusahaan. Dewan komisaris diyakini memiliki peran penting dalam
pengelolaan perusahaan, khususnya dalam memonitor manajemen puncak.
Perusahaan yang mempunyai persentase dewan komisaris eksternal lebih rendah
akan mempunyai pengawasan yang rendah terhadap kinerja perusahaan (Astuti
dan Zuhrohtun, 2007).
Dewan komisaris merupakan salah satu fungsi kontrol yang terdapat
dalam suatu perusahaan. Fungsi kontrol yang dilakukan oleh Dewan
komisaris merupakan salah satu bentuk praktis dari teori agensi. Dewan
komisaris dapat memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola
perusahaan agar tercipta kinerja perusahaan yang lebih baik. Memiliki fungsi
pengawasan, dewan komisaris dapat mengawasi pengelolaan perusahaan
yang dilakukan manajemen secara umum dan manajemen diharapkan dapat
lebih memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengelola dan
mengembangkan perusahaan. Selain itu, sebagai penyelenggara
pengendalian internal perusahaan, dewan komisaris dapat meningkatkan
standar kinerja manajemen dalam perusahaan (Bukhori dan Raharja, 2012).
Fungsi monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris dipengaruhi
oleh jumlah atau ukuran dewan komisaris. Dengan makin banyaknya anggota
dewan komisaris maka badan ini akan mengalami kesulitan dalam
29
menjalankan perannya, diantaranya kesulitan dalam berkomunikasi dan
mengkoordinir kerja dari masing-masing anggota dewan itu sendiri,
kesulitan dalam mengawasi dan mengendalikan tindakan dari manajemen,
serta kesulitan dalam mengambil keputusan yang berguna bagi perusahaan.
Adanya kesulitan dalam perusahaan dengan anggota dewan komisaris yang
banyak ini membuat sulitnya menjalankan tugas pengawasan terhadap
manajemen perusahaan yang nantinya berdampak pula pada kinerja
keuangan perusahaan yang semakin menurun (Siallagan dan Machfoedz,
2006).
2.5.4.2. Dewan Direksi
Dewan Direksi adalah board of directors yaitu pimpinan perusahaan
yang dipilih oleh para pemegang saham untuk mewakili kepentingan mereka
dalam mengelola perusahaan (Jahja, 2011). Menurut Undang-Undang
Perseroan Terbatas, yang dapat diangkat menjadi anggota dewan direksi
adalah orang perseorangan yang mampu melaksanakan perbuatan hukum
dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota dewan direksi atau
komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan perusahaan dinyatakan
pailit, atau orang yang pernah dihukum karena melakukan tindak pidana
yang merugikan keuangan negara dalam waktu lima tahun sebelum
pengangkatan.
Di Negara Indonesia, tidak terdapat batasan jumlah dewan direksi.
Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas yang tercantum pada bab
30
VI (enam) mengenai direksi dan komisaris, jumlah anggota dewan direksi
minimal satu orang. Jumlah dewan direksi sendiri disesuaikan dengan
kebutuhan operasional perusahaan. Semakin banyak dan kompleks
perusahaan, untuk menghasilkan kinerja yang maksimal tentu memerlukan
jumlah dewan direksi yang sesuai. Apabila jumlah dewan direksi lebih dari
satu, maka peraturan mengenai pembagian tugas dan wewenang setiap
anggota dewan direksi, serta besar dan jenis penghasilannya ditentukan oleh
RUPS yang diwakili oleh dewan komisaris (Bukhori dan Raharja, 2012).
Undang-Undang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa dewan
direksi memiliki hak untuk mewakili perusahaan dalam urusan di luar
maupun di dalam perusahaan. Artinya, jika hanya terdapat satu orang dewan
direksi, maka dewan direksi tersebut dapat dengan bebas mewakili
perusahaan dalam berbagai urusan di luar maupun di dalam perusahaan. Hal
yang mungkin akan berbeda jika jumlah dewan direksi memiliki nominal
jumlah tertentu. Jumlah dewan direksi secara logis akan sangat berpengaruh
terhadap kecepatan pengambilan keputusan perusahaan. Karena tentu saja
dengan adanya sejumlah dewan direksi, perlu dilakukan kordinasi yang baik
antar anggota dewan komisaris yang ada.
Dalam mekanisme corporate governance, dewan direksi merupakan pihak
yang melakukan fungsi operasional perusahaan sehari-hari. Pada dasarnya,
corporate governance mengacu pada sekumpulan mekanisme yang
mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh manajer ketika ada pemisahan
31
antara kepemilikan dan pengendalian. Pengendalian tersebut terletak pada fungsi
dari dewan direksi (Bukhori dan Raharja, 2012).
2.5.5. Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan merupakan bagian dari mekanisme internal
corporate governance. Struktur kepemilikan adalah komposisi pemegang
saham dalam suatu perusahaan berdasarkan jumlah saham yang dimiliki
dibagi dengan seluruh jumlah saham yang ada. Proporsi dalam kepemilikan
saham ini akan menentukan jumlah mayoritas dan minoritas kepemilikan
saham. Teori yang dikembangkan Stulz (1988) tentang struktur kepemilikan
dan mendapatkan bahwa hubungan antara kepemilikan manajer dan nilai
perusahaan adalah non motorik.
Struktur kepemilikan di Indonesia memiliki karakteristik yang
berbeda dari perusahaan-perusahaan di Negara lain. Sebagian besar
perusahaan di Indonesia memiliki kecenderungan terkonsentrasi sehingga
pendiri juga dapat duduk sebagai dewan direksi atau komisaris, selain itu
konflik keagenan dapat terjadi antara manajer dan pemilik juga antara
pemegang saham mayoritas dan minoritas (Wiranata dan Nugrahanti, 2013).
Struktur kepemilikan dapat dijelaskan dari dua sudut pandang yaitu
pendekatan keagenan dan pendekatan informasi asimetri (Itturiaga dan
Sanz, 2001). Menurut pendekatan keagenan, struktur kepemilikan
merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan antara
manajer dengan pemegang saham.
32
2.5.5.1. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh manajemen
perusahaan yang diukur dengan presentase jumlah saham yang dimiliki oleh
manajemen. Kepemilikan manajerial atau Manajerial ownership adalah
pemegang saham yang merupakan pihak internal perusahaan yang ikut aktif dalam
kegiatan operasional perusahaan. Struktur kepemilikan manajerial dapat
dijelaskan melalui dua sudut pandang, yaitu pendekatan keagenan dan
pendekatan ketidakseimbangan (Sujoko dan Soebiantoro, 2007).
Pendekatan keagenan menganggap struktur kepemilikan manajerial
sebagai suatu instrument atau alat yang digunakan untuk mengurangi konflik
keagenan diantara beberapa klaim terhadap sebuat perusahaan. Berdasarkan
teori keagenan, perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang
saham mengakibatkan timbulnya konfik yang biasa disebut agency conflict.
Konflik kepentingan yang sangat potensial ini menyebabkan pentingnya
suatu mekanisme yang diterapkan yang berguna untuk melindungi
kepentingan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976).
Kepemilikan saham manajerial merupakan kepemilikan saham yang
dimiliki oleh eksekutif dan direktur. Persentase kepemilikan ditentukan oleh
besarnya prosentase jumlah saham terhadap keseluruhn saham perusahaan.
Seseorang yang memiliki saham suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai
pemilik perusahaan walaupun jumlah sahamnya hanya beberapa lembar
saja. (Faisal dan Firmansyah, 2005).
33
Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham pada
perusahaan oleh pihak manajerial. Manajer yang sekaligus pemegang saham
akan berusaha bekerja secara optimal dan tidak hanya mementingkan
kepentingannya sendiri. Manajemen selalu berupaya meningkatkan kinerja
dan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan kinerja dan nilai
perusahaan maka kekayaannya yang dimiliki sebagai pemegang saham akan
meningkat, sehingga kesejahteraan pemegang saham akan meningkat pula
(Putra dan Wirawati, 2013).
Herawaty (2008) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial dapat
berfungsi sebagai mekanisme corporate governance karena merupakan
sarana pengawasan yang efektif sehingga dapat mengurangi tindakan
manajemen laba dari manajer. Hal yang juga diharapkan dari adanya
kepemilikan manajerial adalah manajemen dalam menjalankan perusahaan
akan lebih konsisten dengan kepentingan pemilik perusahaan sehingga dapat
meningkatkan kinerja.
Semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial maka
semakin baik kinerja perusahaan. Pemusatan kepentingan dapat dicapai
dengan memberikan kepemilikan saham kepada manajer. Jika manajer
memiliki saham perusahaan, mereka akan memiliki kepentingan yang sama
dengan pemilik. Jika kepentingan manajer dan pemilik sejajar (aligned) dapat
mengurangi konflik keagenan. Jika konflik keagenan dapat dikurangi,
manajer termotivasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Namun tingkat
kepemilikan manajerial yang tinggi dapat menimbulkan masalah pertahanan.
34
Artinya jika kepemilikan manajerial tinggi, mereka mempunyai posisi yang
kuat untuk mengendalikan perusahaan dan pihak eksternal akan mengalami
kesulitan untuk mengendalikan tindakan manajer. Hal ini disebabkan karena
manajer mempunyai hak voting yang besar atas kepemilikan manajerial
(Siswantaya, 2007).
2.5.5.2. Kepemilikan Institusional
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan
institusional memiliki peranan yang penting dalam meminimalisasi konflik
keagenan yang terjadi diantara pemegang saham dengan manajer.
Keberadaaan investor institusional dianggap mampu mengoptimalkan
pengawasan kinerja manajemen dengan memonitoring setiap keputusan
yang diambil oleh pihak mana-jemen selaku pengelola perusahaan.
Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional sangat bergantung
pada besarnya investasi yang dilakukan.
Kepemilikan institusional ditunjukkan dengan tingginya persentase
saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi. Yang dimaksud dengan
pihak institusi dalam hal ini berupa LSM, perusahaan asuransi, bank,
perusahaan investasi maupun perusahaan swasta. Kepemilikan institusional
pada umumnya memiliki proporsi kepemilikan dalam jumlah yang besar
sehingga proses monitoring terhadap manajer menjadi lebih baik. Tingkat
kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan
yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat
35
menghalangi perilaku opportunistic manajer (Wiranata dan Nugrahanti,
2013).
Penelitian Balsam et al., 2002 dalam Veronica dan Utama (2005)
menyatakan bahwa kepemilikan institusional yang tinggi dapat
meminimalisir praktik manajemen laba, namun tergantung pada jumlah
kepemilikan yang cukup signifikan, sehingga akan mampu memonitor pihak
manajemen yang berdampak mengurangi motivasi manajer untuk
melakukan manajemen laba. Keberadaan investor institusional dapat
menunjukkan mekanisme corporate governance yang kuat yang dapat
digunakan untuk memonitor manajemen perusahaan.
Kepemilikan institusional dalam perusahaan dirasa sangat penting,
karena meningkatkan pengawasan yang lebih optimal terhadap cara
manajemen menjalankan kegiatan perusahaan. Shleifer and Vishny (1999)
mengemukakan bahwa kepemilikan institusional memiliki insentif untuk
memantau pengambilan keputusan perusahaan. Hal ini akan berpengaruh
positif bagi perusahaan tersebut, baik dari segi peningkatan nilai perusahaan
maupun peningkatan kinerja usaha.
Menurut Swandari (2008) pada kasus Indonesia,
kepemilikan institusional cukup mampu menjadi alat monitoring
yang baik. Hal ini dikarenakan pemegang saham institusi telah
memiliki kemampuan dan sarana yang memadai untuk
memonitor perusahaan dimana saham mereka miliki sehingga
terjadi peningkatan nilai perusahaan dengan meningkatkan
36
kepemilikan institusional dapat mengurangi masalah keagenan,
sehingga dengan kepemilikan institusional yang tinggi dapat
membantu kinerja perusahaan.
Pengaruh investor institusional terhadap manajemen perusahaan dapat
menjadi sangat penting serta dapat digunakan untuk menyelaraskan kepentingan
manajemen dengan pemegang saham (Solomon dalam Sutojo (2005)). Hal ini
disebabkan karena jika tingkat kepemilikan manajeral tinggi, dapat berdampak
buruk terhadap perusahaan karena menimbulkan masalah pertahanan, yang berarti
jika kepemilikan manajerial tinggi, para manajer memiliki memiliki posisi yang
kuat untuk melakukan suatu kontrol terhadap perusahaan dan pihak pemegang
saham eksternal akan mengalami kesulitan untuk mengendalikan tindakan para
manajer tersebut.
2.6. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh
perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan
keuangan perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2004). Kinerja
keuangan merupakan hasil akhir dari implementasi corporate governance
yang meliputi kinerja jangka pendek maupun kinerja jangka panjang, yang
merupakan alat pertanggungjawaban manajemen yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam mengolah dan mengalokasikan sumberdaya
yang dimilikinya, serta digunakan investor dan stakeholder lainnya sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan (Kumaat, 2013).
37
Secara umum, ada banyak teknik analisis dalam melakukan penilaian
investasi, tetapi yang paling banyak dipakai adalah analisis yang bersifat
fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi, dan analisis rasio keuangan.
Analisis Rasio Keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis berdasarkan
ruang lingkupnya, yaitu: (Ang, 1997).
a) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio
likuiditas terdiri dari: Current Ratio, Quick Ratio, dan Net Working
Capital.
b) Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas terdiri dari:
Debt Ratio, debt to Equity Ratio, Long Term Debt to equity Ratio, long
Term Debt to Capitalization Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow
Interest Coverage, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow to Net Income,
dan Cash Return on Sales.
c) Rasio Aktivitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
harta yang dimilikinya. Rasio Aktivitas terdiri dari: Total Asset
Turnover, Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Inventory
Turnover, Average Collection Period, dan Day’s Sales in Inventory.
d) Rasio Rentabilitas/Profitabilitas
38
Rasio Profitabilitas adalah ratio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan, dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah
karyawan dan sebagainya. Rasio rentabilitas terdiri dari: Gross Profit
Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity, dan
Operating Ratio.
e) Rasio Pasar
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan
dalam basis per saham. Rasio pasar terdiri dari: Dividend Yield, Dividend
Per Share, Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Earning Per Share,
Book Value Per Share, dan Price to Book Value.
Munawir (2004:86) menjelaskan bahwa profitabilitas atau
rentabilitas digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam
suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal
yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak
menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan itu rentable.
Investor dalam menentukan nilai suatu perusahaan masih
menggunakan indikator rasio keuangan untuk melihat tingkat pengembalian
yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada investor. Para investor
menggunakan rasio profitabilitas untuk dapat mengukur pengembalian yang
ada. Rasio profitabilitas adalah pendapatan atau keberhasilan operasi suatu
perusahaan pada periode tertentu (Kieso, et al, 2008:222). Salah satu alat
39
ukur finansial yang umum digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian
investasi adalah Return on Assets (ROA).
Menurut Lestari dan Sugiharto (2007:196) ROA adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari
penggunaan aktiva. Semakin tinggi ROA maka semakin baik produktivitas
asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan
meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor yang menjadikan
perusahaan semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian
atau deviden akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak pada harga
saham dari perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin
meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:345) ROA atau ROI adalah
rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek earning atau
profitabilitas. ROA berfungsi untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin
besar ROA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efisien
penggunaan aktiva oleh perusahaan untuk beroperasi sehingga akan
memperbesar laba. Laba yang besar akan menarik investor karena
perusahaan tersebut memiliki tingkat pengembalian yang semakin tinggi.
Indikator profitabilitas yang berdasarkan ROA ataupun ROI
mempunyai keunggulan (Anthony dan Govindarajan, 2005:349) yaitu:
40
1. merupakan indikator pengukuran yang komprehensif untuk melihat
keadaan suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang ada.
2. mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut.
3. merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit
organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit
usaha
2.7. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1.Penelitian Terdahulu
NoPeneliti dan
SumberJudul Variabel Indikator Kesimpulan
1 Ika Surya Martsila dan Wahyu Meiranto
(Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 2, No. 4, Tahun 2013)
Pengaruh Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Independensi Komisaris Independen, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial, Konsentrasi Kepemilikan, leverage, Return On Assets, Return On Equity, Return On Investment, Price Earning Ratio, Tobin’s Q
Independensi dewan komisaris berpengaruh positif tidak signifikan pada ROA, Tobins’Q berpengaruh negatif pada ROE dan PER.
Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap ROA, ROE, dan Tobins’Q, berpengaruh negatif terhadap nilai PER
Kepemilikan manajerial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA, ROE dan Tobins’Q, berpengaruh negatif pada nilai PER
Pengaruh Konsentrasi kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap ROA dan ROE, berpengaruh negatif signifikan pada nilai PER serta berpengaruh positif tidak signifikan pada Tobins’Q
Leverage berpengaruh negatif pada ROA, ROE, dan Tobins’Q, berpengaruh positif tidak signifikan pada PER
41
NoPeneliti dan
SumberJudul Variabel Indikator Kesimpulan
2 Sekhar Muni Amba
(Journal of Academic and Business Ethics ISSN Online: 1941-336X) tahun 2014.
Corporate governance and firms’ financial performance
Dualitas CEO, Proporsi direksi non-eksekutif, Komite audit, Konsentrasi Kepemilikan, Kepemilikan Institusional, leverage, Return On Assetss
Dualitas CEO tidak berpengaruh terhadap ROA.
Ukuran dewan direksi, struktur kepemilikan, dan komite audit memberikan pengaruh positif terhadap ROA.
Proporsi direksi non-eksekutif dan leverage memberikan pengaruh negatif terhadap ROA
3 Lusye Corvanty Kumaat
(Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.17, No.1, Januari 2013, hlm. 11–20Terakreditasi SK. No.64a/DIKTI/Kep/ 2010
Corporate Governance dan Struktur KepemilikanTerhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan
Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba, Kinerja Keuangan (CFROA)
Kepemilikan manajerial, komisaris independen serta komite audit, belum dapat mengurangi praktek manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen.
Kepemilikan manajerial, dan komite audit tidak dapat meningkatkan kinerja keuangan.
Komisaris independen mampu meningkatkan kinerja keuangan.
Struktur kepemilikan yang ada dalam perusahaan belum dapat mengurangi praktek manajemenLaba
Struktur kepemilikan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
4 Yulius Ardy Wiranata dan Yeterina Widi Nugrahanti
(Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 15,No. 1, Mei 2013, 15-26 ISSN 1411-0288 print / ISSN 2338-
Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Profitabilitas PerusahaanManufaktur di Indonesia
Kepemilikan Asing, Kepemilikan Pemerintah, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Keluarga, Kinerja Keuangan (ROA)
Kepemilikan asing berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Kepemilikan pemerintah tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap
42
8137 online) kinerja perusahaan. Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
leverage berpengaruh positif ter-hadap kinerja perusahaan manufaktur.
NoPeneliti dan
SumberJudul Variabel Indikator Kesimpulan
5 Norma Ferdiana
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1, No. 2, Maret 2012)
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan di Bei
Good Corporate Governance (CGPI indeks skor), Leverage Ratio, Liquidity Ratio, Efficiency Ratio, Profitability Ratio, Market-Value Ratio
Hasil dari penelitian ini Good Corporate Governance tidak mempengaruhi semua rasio-rasio keuangan tersebut, bahkan ada rasio yang tidak memiliki berpengaruh sama sekali. Dalam setiap rasio memiliki berbagai macam komponen didalamnya.
6 Iqbal Bukhori dan Raharja
Diponegoro Journal Of Accounting tahun 2012
Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI 2010)
Ukuran dewan direksi, Ukuran dewan komisaris, Ukuran perusahaan, Kinerja keuangan perusahaan (CFROA)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisarisdan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
7 Dian Prasinta
Accounting Analysis Journal 1 (2) (2012) ISSN 2252-6765
Pengaruh Good Corporate Governanceterhadap Kinerja Keuangan
CGPI indeks skor, Kinerja Keuangan (ROA, ROE, Tobin’s Q)
Good Corporate Governance yang diproksikan skor CGPI tidak berpengaruh terhadap ROA, skor CGPI berpengaruh positif terhadap ROE, dan skor CGPI tidak berpengaruh terhadap Tobin’s Q.
8 Dody Hapsoro
(Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 19, No. 3 Desember 2005, hal.
Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan: Studi Empiris di Pasar
Kinerja Perusahaan, Proporsi kepemilikan manajerial, proporsi kepemilikan institusi domestik, proporsi kepemilikan institusi asing, proporsi kepemilikan publik, Ukuran komisaris
Proporsi kepemilikan manajerial, proporsi kepemilikan institusi domestik, proporsi kepemilikan institusi asing, dan proporsi kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
Ukuran komisaris independen, ukuran dewan komisaris,
43
155-172) Modal Indonesia
independen, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, dan ukuran dewan direksi
ukuran komite audit, dan ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan
NoPeneliti dan
SumberJudul Variabel Indikator Kesimpulan
9 I Gede Siswantaya
Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro, Tesis
Mekanisme Corporate Governance dan Manajemen LabaStudi pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftardi Bursa Efek Jakarta
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, manajemen laba
kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap manajemen laba
kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap manajemen laba
komisaris independen mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap manajemen laba
komite audit mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap manajemen laba
Sumber: Penelitian terdahulu
2.8. Kerangka Pemikiran
2.8.1. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Kinerja Keuangan
(ROA)
Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari dan Ermawati (2010) serta
Martsila dan Meiranto (2013) yang menggunakan variabel ukuran dewan
komisaris dalam meneliti kinerja keuangan dan memberikan hasil jika
ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
yang diproksi oleh Return on Assets.
Ukuran Dewan Komisaris yang lebih besar juga dianggap mampu
menstimulus pertukaran pengetahuan dan informasi antar anggota Dewan
44
Komisaris (Isshaq et al., 2009). Semakin banyaknya anggota dewan
komisaris, pengawasan terhadap dewan direksi jauh lebih baik, masukan
atau opsi yang akan didapat direksi akan jauh lebih banyak. Untuk itu masih
diperlukan penelitian yang dapat membuktikan pengaruh ukuran dewan
komisaris ini terhadap kinerja perusahaan di Indonesia (Bukhori dan
Raharja, 2012). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis penelitian yang
akan dilakukan yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
H1: Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh secara parsial terhadap
Kinerja keuangan perusahaan (ROA)
2.8.2. Pengaruh Ukuran Dewan Direksi terhadap Kinerja Keuangan (ROA)
Penelitian yang dilakukan oleh Amba (2014) menunjukkan bahwa
ukuran dewan direksi memberikan pengaruh positif terhadap Return on
Assets, sedangkan penelitian Bukhori dan Raharja (2012) memberikan hasil
sebaliknya. Penelitian Bukhori dan Raharja memberikan hasil jika ukuran
dewan direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Dalam Undang-
Undang Perseroan Terbatas, disebutkan bahwa dewan direksi memiliki hak
untuk mewakili perusahaan dalam urusan di luar maupun di dalam
perusahaan. Artinya, jika hanya terdapat satu orang dewan direksi, maka
dewan direksi tersebut dapat dengan bebas mewakili perusahaan dalam
berbagai urusan di luar maupun di dalam perusahaan. Hal yang mungkin
akan berbeda jika jumlah dewan direksi memiliki nominal jumlah tertentu.
Jumlah dewan direksi secara logis akan sangat berpengaruh terhadap
kecepatan pengambilan keputusan perusahaan. Tentu saja hal ini karena
45
adanya sejumlah dewan direksi, perlu dilakukan kordinasi yang baik antar
anggota dewan komisaris yang ada.
Adanya perbedaan temuan para peneliti dalam penelitian
sebelumnya, maka bukti yang diperlukan masih diperdebatkan. Penelitian ini
dimaksudkan untuk memberikan bukti yang lebih komprehensif dalam
melihat peran ukuran dewan direksi terhadap kinerja keuangan perusahaan
(Bukhori dan Raharja, 2012). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis
penelitian yang akan dilakukan yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
H2: Ukuran Dewan Direksi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
keuangan perusahaan (ROA)
2.8.3. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Keuangan
(ROA)
Jensen dan Meckling (1976) menyebutkan bahwa semakin besar
kepemilikan saham oleh manajemen maka berkurang kecenderungan
manajemen untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya sekaligus
mengurangi biaya agensi akibat adanya perbedaan kepentingan. Hal ini
terjadi karena, manajer yang memiliki keterlibatan dalam perusahaan
melalui kepemilikan manajerial akan ikut merasa memiliki perusahaan
sehingga segala keputusan yang diambil oleh manajer akan dilakukan dengan
lebih hati-hati mengingat segala konsekuensi yang terjadi akibat keputusan
yang diambil akan berdampak pula pada manajer dan kinerja keuangan
perusahaan.
46
Penelitian Martsila dan Meiranto (2013) serta penelitian Puspitasari
dan Ermawati (2010) yang menemukan hubungan positif antara kepemilikan
manajerial dengan kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan uraian
tersebut maka hipotesis penelitian yang akan dilakukan yang dikemukakan
adalah sebagai berikut:
H3: Kepemilikan Manajerial berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja keuangan perusahaan (ROA)
2.8.4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan
(ROA)
Penelitian yang dilakukan oleh Amba dengan menggunakan
kepemilikan institusional sebagai variabel yang mewakili struktur
kepemilikan memberikan hasil bahwa kepemilikan institusional memberikan
pengaruh positif terhadap kinerja keuangan (ROA). Amba (2014)
menyatakan bahwa kepemilikan institusional lebih peduli akan return dari
investasi mereka sehingga mereka akan berkontribusi dalam meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan.
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan
institusional memiliki peranan yang penting dalam meminimalisasi konflik
keagenan yang terjadi diantara pemegang saham dengan manajer.
Keberadaaan investor institusional dianggap mampu mengoptimalkan
pengawasan kinerja manajemen dengan memonitoring setiap keputusan
yang diambil oleh pihak mana-jemen selaku pengelola perusahaan.
47
Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional sangat bergantung
pada besarnya investasi yang dilakukan.
Shleifer and Vishny (1999) mengemukakan bahwa kepemilikan
institusional memiliki insentif untuk memantau pengambilan keputusan
perusahaan. Hal ini akan berpengaruh positif bagi perusahaan tersebut, baik
dari segi peningkatan nilai perusahaan maupun peningkatan kinerja
perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis penelitian yang
akan dilakukan yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
H4: Kepemilikan Institusional berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja keuangan perusahaan (ROA).
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, berikut ini merupakan
gambaran dari kerangka pemikiran penelitian ini:
Gambar 2.1.Kerangka Pemikiran
Corporate Governance
Perusahaan - perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia
Berdampak Tidak Berdampak
Indeks LQ 45
Struktur Kepemilikan
Struktur Pengelola
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Institusional
Ukuran Dewan Komisaris
Ukuran Dewan Direksi
48
2.9. Model Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka serta penelitian terdahulu, maka
peneliti mengindikasikan faktor corporate governance dengan struktur
pengelola dan struktur kepemilikan yang diproksi dengan ukuran Dewan
Komisaris, Ukuran Dewan Direksi. Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan
Institusional. Peneliti ingin melihat apakah terdapat pengaruhnya terhadap
kinerja keuangan. Kinerja keuangan sendiri diproksikan dengan Return on
Assets. Dari landasan teori yang telah diuraikan di atas, kemudian disusunlah
hipotesis yang digambarkan dalam model penelitian yang disusun sebagai
berikut:
Gambar 2.2.Model Penelitian
X1
Ukuran Dewan Komisaris
Return On Assets
Kinerja Keuangan
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolonieritas
Analisis Regresi
Uji Normalitas
Uji Autokorelasi
Uji Heteroskedastisitas
Uji Hipotesis
Uji Parsial (t test)
Uji Pengaruh Simultan (F test)
Koefisien Determinasi (R2)
49
= Pengaruh masing-masing variabel X1, X2, X3, X4 (Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional) terhadap variabel Y (Kinerja Keuangan Perusahaan (ROA)).
= Pengaruh variabel X1, X2, X3, X4 (Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional) terhadap variabel Y (Kinerja Keuangan Perusahaan (ROA)).
2.10. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada dan tujuan yang ingin dicapai,
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
H1: Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja
keuangan perusahaan (ROA)
H2: Ukuran Dewan Direksi berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja
keuangan perusahaan (ROA)
X2
Ukuran Dewan Direksi
X3
Kepemilikan Manajerial
X4
Kepemilikan Institusional
Y
Kinerja Keuangan
(ROA)
50
H3: Kepemilikan Manajerial berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja
keuangan perusahaan (ROA)
H4: Kepemilikan Institusional berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja
keuangan perusahaan (ROA)
H5: Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional secara bersama berpengaruh terhadap
Kinerja keuangan perusahaan (ROA)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel
merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel (Sugiyono,
2010:61-62).
Populasi untuk penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia atau Indonesian Stock Exchange dari periode tahun
2009 hingga tahun 2013 yang peneliti lampirkan pada lampiran 2 sampai
dengan lampiran 11. Metode pengambilan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Menggunakan metode ini
pemilihan sampel yang peneliti lampirkan pada lampiran 1 dilakukan dengan
mengambil sampel yang telah ditentukan dulu sebelumnya berdasarkan
maksud dan tujuan penelitian dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan-perusahaan yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia
atau Indonesian Stock Exchange yang konsisten menempati indeks LQ
45 untuk periode tahun 2009 hingga tahun 2013.
48
49
2. Menerbitkan laporan tahunan (annual report) lengkap dari tahun
2009 hingga tahun 2013.
3.2. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder karena data yang
diperoleh oleh peneliti untuk penelitian ini secara tidak langsung yaitu
melalui perantara atau pihak lain. Sumber data pada penelitian ini diperoleh
dari situs resmi Efek www.idx.co.id dan sahamok.com karena kedua situs ini
memiliki data terlengkap untuk laporan keuangan tahunan dan laporan
tahunan (annual report).
3.3. Variabel Penelitian dan Definisi
3.3.1. Variabel Dependen (Y)
Kinerja keuangan yang diproksikan oleh ROA menjadi Variabel terikat
(Dependen) diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA). ROA
dihitung dari laba sebelum bunga dan pajak ditambah depresiasi dibagi
dengan total aset. Return on Assets (ROA) merupakan suatu indikator yang
membagi antara laba bersih setelah pajak dengan rata-rata aset pada awal
periode dan akhir periode. Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan
perusahaan dalam mengelola setiap nilai aset yang mereka miliki untuk
menghasilkan laba bersih setelah pajak. Semakin tinggi nilai ROA sebuah
perusahaan maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam
mengelola asetnya. (Hanafi dan Halim, 2009:158).
50
Rumus untuk menghitung ROA (Hanafi dan Halim, 2009:84) adalah
sebagai berikut :
ROA =
3.3.2. Variabel Independen (X)
Variabel independen pada penelitian ini adalah ukuran Struktur
pengelola yang terdiri dari yaitu ukuran dewan komisaris, serta ukuran
dewan direksi, dan struktur kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional.
1. Ukuran Dewan Komisaris
Ukuran dewan komisaris (X1) adalah jumlah total anggota dewan
komisaris, baik yang berasal internal perusahaan maupun dari eksternal
perusahaan sampel. Ukuran dewan komisaris diukur dengan menggunakan
indikator jumlah anggota dewan komisaris suatu perusahaan (Ujiyantho dan
Pramuka, 2007).
Ukuran Dewan Komisaris = ∑ anggota dewan komisaris
2. Ukuran Dewan Direksi
Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab
secara legal dalam mengelola perusahaan. Ukuran dewan direksi (X2) diukur
dengan menggunakan jumlah anggota dewan direksi dalam suatu
LababersihTotal aset
51
perusahaan. Pengukuran ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh
Wolf (2007).
Ukuran Dewan Direksi = ∑ anggota dewan direksi
3. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial (X3) merupakan proposi kepemilikan saham
yang dimiliki oleh manajer eksekutif. Pengukuran ini mengacu pada Saleh et
al. (2008). Manajer eksekutif ini memiliki kekuatan untuk mengendalikan
seluruh keputusan di dalam perusahaan yang mencerminkan keputusan
bisnis. Manajer eksekutif ini meliputi dewan direksi, dan dewan komisaris
(Saleh et al., 2008).
Kepemilikan Manajerial = ∑ Kepemilikan saham oleh pihak manajemen
∑ saham yang beredar
4. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional (X4) merupakan proposi kepemilikan saham
oleh institusi dalam hal ini institusi pendiri perusahaan, bukan institusi
pemegang saham publik. Kepemilikan institusi diukur dengan skala rasio
melalui jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusi dibandingkan
dengan total saham perusahaan yang beredar. Pengukuran ini mengacu dari
penelitian Ujiyantho dan Pramuka (2007).
Kepemilikan Institusional = ∑ Kepemilikan saham oleh pihak institusional
∑ saham yang beredar
52
Secara garis besar definisi operasional variabel digambarkan pada tabel
3.1. sebagai berikut:
Tabel 3.1.Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel Skala
1. Kinerja Keuangan Return on Assets (ROA)
prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
ROA= Laba bersihTotal aset
Rasio
2. Ukuran Dewan Komisaris
Jumlah anggota dewan komisaris, baik yang berasal internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan sampel
∑ anggota dewan komisaris Rasio
3. Ukuran Dewan Direksi
jumlah anggota dewan direksi dalam suatu perusahaan
∑ anggota dewan direksi Rasio
4. Kepemilikan Manajerial
proposi kepemilikan saham yang dimiliki oleh
∑ kepemilikan saham olehmanajemen
∑ saham yang beredar
Rasio
53
manajer eksekutif. Manajer eksekutif ini meliputi, direksi, dan dewan komisaris
5. Kepemilikan Institusional
proporsi kepemilikan saham oleh institusi seperti LSM, Perusahaan swasta, perusahaan efek, dana pensiun, perusahaan asuransi, bank dan perusahaan-perusahaan investasi
∑ kepemilikan saham olehinstitusional
∑ saham yangberedar
Rasio
Sumber: Hanafi dan Halim (2009:84); Ujiyantho dan Pramuka (2007); Wolf (2007); Saleh et al (2008); Ujiyantho dan Pramuka (2007);
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan metode
pengumpulan data dengan cara mempelajari catatan-catatan atau dokumen.
Dalam hal ini, catatan atau dokumen perusahaan yang dimaksud adalah
annual report perusahaan.
3.5. Metode Analisis Data
3.5.1. Statistik Deskriptif
Dalam memberikan gambaran secara umum, data penelitian akan
diadakan analisis statistik deskriptif mengenai variabel-variabel penelitian,
54
yaitu kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, ukuran
dewan komisaris, komposisi aktiva perusahaan dan kinerja keuangan.
Deskripsi variabel tersebut disajikan dalam bentuk frekuensi absolut yang
menyajikan angka rata-rata (mean), maximun, minimum, dan standar deviasi.
3.5.2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik harus dilakukan dalam penelitian ini, untuk menguji
apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya estimasi yang bias, mengingat tidak pada semua data dapat
diterapkan dalam metode regresi. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah uji Normalitas, uji Multikolonieritas, uji Autokorelasi dan uji
Heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji
normalitas ini ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali,
2011). Alat uji yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan analisis
grafik histogram dan grafik normal probability plot dan uji statistik dengan
Kolmogorov-Smirnov Z (1- Sample K-S).
Dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik normal
probability plot adalah (Ghozali, 2011):
1. Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
55
2. Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Dasar pengambilan keputusan uji statistik dengan Kolmogorov-
Smirnov Z (1-Sample K-S) adalah (Ghozali, 2011):
a) Data berdistribusi normal, jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) hasil uji statistik
lebih dari nilai signifikansi (α) yang digunakan, dengan nilai α = 0,05.
b) Data berdistribusi tidak normal, jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) hasil uji
statistik kurang dari nilai signifikansi (α) yang digunakan, dengan nilai
α = 0,05.
2. Uji Multikolonieritas
Menurut Imam Ghozali (2011) uji ini berutujuan menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model
regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi kolerasi.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoloniearitas dalam model regresi, dapat
dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF). Dasar acuan
dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) adalah:
a) Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model
regresi.
b) Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan
bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
3. Uji Autokorelasi
56
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau
sebelumnya (Ghozali, 2011). Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan
menggunakan uji Durbin-Watson (DW), dimana hasil pengujian ditentukan
berdasarkan nilai Durbin-Watson (DW). Uji Durbin-Watson (DW) dihitung
berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai taksiran faktor gangguan yang
berurutan.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2011). Uji heteroskedastisitas dapat
dilihat menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan
residual.
Dasar pengambilan keputusan yaitu (Ghozali, 2011):
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heterokdastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
57
3.6. Pengujian Hipotesis
Analisis yang digunakan dalam pengolahan data penelitian adalah
analisis regresi linier berganda (multiple linear regression). Analisis regresi
berganda digunakan untuk menguji pengaruh dari beberapa variabel bebas
terhadap satu variabel terikat. Analisis regresi dapat memberikan jawaban
mengenai besarnya pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel
dependennya. Untuk mempermudah dalam menganalisis digunakan software
SPSS (Statistical Package for Social Science) setelah sebelumnya data variabel
diolah dan dilakukan perhitungan berdasarkan rumus yang ada di Microsoft
Excel.
Model pengujian dalam penelitian ini dinyatakan dalam persamaan
dibawah ini :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4 + e
Keterangan:
Y : Return on Assets X4 : Kepemilikan Institusional
X1 : Ukuran Dewan Komisaris a : Konstanta
X2 : Ukuran Dewan Direksi b : Koefisien regresi
X3 : Kepemilikan Manajerial e : Standard error
1. Uji Parsial T (t test)
Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan adalah:
58
1) Jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak
Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima
2) Berdasarkan nilai probabilitas (signifikan) dasar pengambilan keputusan
adalah:
Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak
Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima
2. Uji Pengaruh Simultan (F test)
Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan
adalah:
1) Jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak
Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima
2) Berdasarkan nilai probabilitas (signifikan) dasar pengambilan keputusan
adalah:
Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak
Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
59
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dapat menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).
Banyak ahli peneliti menganjurkan untuk menggunakan
nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi yang
terbaik. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambahkan ke dalam model penelitian
(Ghozali, 2011) atau dapat dikatakan nilai Adjusted R2 digunakan
jika variabel independen lebih dari satu. Namun, dalam praktiknya nilai
Adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki
harus bernilai positif. Menurut Ghozali (2011) jika uji empiris
didapat nilai Adjusted R2 negatif, maka nilai Adjusted R2 dianggap
bernilai nol.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, maka berikut tabel 4.1
akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai
minimum, serta standar deviasi untuk masing-masing variabel.
Tabel 4.1.
Deskriptif Statistik Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Dewan Komisaris 105 4 12 6.90 1.759
Dewan Direksi 105 5 12 7.39 1.998
Kepemilikan Manajerial 105 ,0000 ,2368 ,007624 ,0350810
Kepemilikan Institusional 105 ,0000 ,7970 ,182583 ,2424218
Kinerja Keuangan 105 -,0338 ,4038 ,131697 ,0997171
Valid N (listwise) 105
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
Pada tabel 4.1. diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 sampel yang diambil dari
laporan tahunan perusahaan yang konsisten berada dalam indeks LQ 45
pada periode 2009-2013.
59
60
Data ukuran dewan komisaris terendah (minimum) adalah 4 pada
perusahaan Unilever Indonesia, Tbk pada tahun 2009 dan tahun 2010, dan
yang tertinggi (maksimum) sebesar 12 yaitu pada perusahaan Astra
Internasional, Tbk ditahun 2012 dan pada perusahaan Vale Indonesia, Tbk
ditahun 2013, kemudian rata-ratanya (mean) sebesar 6,90 sementara
standar deviasinya sebesar 1,759. Hal ini menunjukkan simpangan data yang
relatif kecil karena nilainya yang lebih kecil daripada nilai rata-ratanya, yaitu
sebesar 6,90.
Data ukuran dewan direksi terendah (minimum) adalah 5 dan yang
tertinggi (maksimum) sebesar 12 yaitu pada perusahaan Bank Danamon, Tbk
ditahun 2011, kemudian rata-ratanya (mean) sebesar 7,39 sementara
standar deviasinya sebesar 1,998. Hal ini menunjukkan simpangan data yang
relatif kecil karena nilainya yang lebih kecil daripada nilai rata-ratanya, yaitu
sebesar 7,39
Data kepemilikan manajerial terendah (minimum) adalah 0,000 dan
yang tertinggi (maksimum) sebesar 0,237 yaitu pada perusahaan Adaro
Energy, Tbk kemudian rata-ratanya (mean) sebesar 0,007624 sementara
standar deviasinya adalah sebesar 0,035081. Hal ini menunjukkan
simpangan data yang relatif besar karena nilainya yang lebih besar daripada
nilai rata-ratanya, yaitu sebesar 0,007624.
Data kepemilikan institusional terendah (minimum) adalah 0,000 dan
yang tertinggi (maksimum) sebesar 0,797 yaitu pada perusahaan Astra Agro
Lestari, Tbk kemudian rata-ratanya (mean) adalah sebesar 0,182583
61
sementara standar deviasinya sebesar 0,2424218. Hal ini menunjukkan
simpangan data yang relatif besar karena nilainya yang lebih besar daripada
nilai rata-ratanya, yaitu sebesar 0,182583.
Data kinerja keuangan terendah (minimum) adalah -0,0338 yaitu pada
perusahaan Semen Gresik (Persero), Tbk ditahun 2013 dan yang tertinggi
(maksimum) sebesar 0,4038 yaitu pada Unilever Indonesia, Tbk ditahun
2012 kemudian rata-ratanya (mean) sebesar 0,131697 sementara standar
deviasinya sebesar 0,0997171. Hal ini menunjukkan simpangan data yang
relatif kecil karena nilainya yang lebih kecil daripada nilai rata-ratanya, yaitu
sebesar 0,131697.
4.2. Hasil Uji Asumsi Klasik
4.2.1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah
distribusi data normal atau tidak, ada dua cara untuk mendeteksinya, yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik diuji dengan
menggunakan grafik histogram dan grafik normal probability plot sedangkan
uji stastistik dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z (1-
Sample K-S).
Hasil uji menggunakan analisis grafik histogram dan grafik normal
probability plot dapat dilihat pada gambar 4.1. dan gambar 4.2. pada bagian
lampiran 13. Dari gambar 4.2. tersebut terlihat adanya titik menyebar di
62
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat
dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun,
kesimpulan normal tidaknya data tidak hanya dilihat dari analisis grafik saja
maka juga dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov Z (1- Sample K-S).
Tabel 4.2.
Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov Z (1- Sample K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 105
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .35705706
Most Extreme
Differences
Absolute .087
Positive .059
Negative -.087
Kolmogorov-Smirnov Z .890
Asymp. Sig. (2-tailed) .407
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.2. hasil uji menunjukkan nilai Z hitung sebesar
0,890 dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,407. Nilai Asymp. Sig. (2-
tailed) lebih dari nilai signifikan yang digunakan yaitu 0,05 menunjukkan
data terdistribusi secara normal atau asumsi normalitas terpenuhi.
63
4.2.2. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang
baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi kolerasi. Dalam penelitian
ini, uji multikolonieritas dilakukan dengan melihat pada nilai tolerance dan
Variance Inflantion Factor (VIF). Apabila nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10
maka terdapat multikolonieritas. Hasil pengujian multikolonieritas dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3.
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.039 .373
Dewan Komisaris -1.013 .354 -.257 .933 1.072
Dewan Direksi -1.311 .310 -.371 .969 1.032
Kepemilikan Manajerial .029 .022 .117 .970 1.030
Kepemilikan Institusional .094 .059 .142 .936 1.068
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
Tabel 4.2. menunjukkan jika keempat variabel independen yang digunakan
memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Jadi dapat
dinyatakan dalam model regresi ini tidak terdapat adanya multikolonieritas.
64
4.2.3. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson
(DW test). Pengambilan keputusan untuk menentukan apakah terjadi
autokorelasi atau tidak, dapat dilihat dari nilai DW dan dibandingkan dengan
nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 0,05, jumlah sampel (n)
dan jumlah variabel independen (k) (Ghozali, 2011). Berikut adalah hasil
pengujian autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW test).
Tabel 4.4.
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .502a .252 .222 ,3641282 1.793
a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan
Direksi, Dewan Komisaris
b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, menunjukkan bahwa nilai DW sebesar
1,793 lebih besar dari batas atas (du) 1,741 dan kurang dari 4 – 1,741 (4 –
du), maka dengan demikian tidak terjadi autokorelasi.
4.2.4. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat menggunakan
65
grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residual. Pada
grafik scatterplot untuk mendapatkan model regresi yang layak dan tidak
terjadi heterokedastisitas, maka titik-titik pada grafik harus menyebar secara
acak, dan tersebar baik di atas maupun dibawah angka pada sumbu Y. Hasil
uji heterokedastisitas penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3.
Hasil Uji Heterokedastisitas (grafik Scatterplot)
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.
Berdasarkan analisis grafik scatterplot pada gambar di atas menunjukkan
tidak adanya pola yang jelas dan titik-titik juga menyebar di atas maupun dibawah
66
angka 0 pada sumbu Y bahwa data pada penelitian ini, sehingga dapat dinyatakan
bahwa data pada model regresi penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas.
4.3. Hasil Uji Hipotesis
Penelitian ini menguji hipotesis-hipotesis dengan metode analisis
regresi linier berganda (multiple linear regression). Analisis regresi linier
berganda digunakan untuk menguji pengaruh dari beberapa variabel bebas
terhadap satu variabel terikat. Analisis regresi dapat memberikan jawaban
mengenai besarnya pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel
dependennya. Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh
ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional yang merupakan variabel independen terhadap
Kinerja keuangan yang merupakan variabel dependen.
4.3.1 Hasil Uji Parsial t (t test)
Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan
dilihat dari nilai thitung dan ttabel serta nilai signifikansi (probabilitas).
Tabel 4.5.
Hasil Uji Parsial t (t test)
67
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.039 .373 2.786 .006
Dewan Komisaris -1.013 .354 -.257 -2.865 .005
Dewan Direksi -1.311 .310 -.371 -4.224 .000
Kepemilikan Manajerial .029 .022 .117 1.328 .187
Kepemilikan Institusional .094 .059 .142 1.590 .115
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.5. maka diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut:
Persamaan regresi linier tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 1,039 memberikan arti bahwa tanpa adanya pengaruh
ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institutional, maka akan terjadi peningkatan ROA sebesar 1,039
atau dengan kata lain jika variabel independen dianggap konstan, maka
kinerja keuangan (ROA) sebesar 1,039.
2. Koefisien regresi variabel ukuran dewan komisaris (X1) bernilai negatif,
yaitu sebesar -1,013 memberikan arti jika variabel ukuran dewan
komisaris mengalami kenaikan maka kinerja keuangan akan mengalami
Y = 1,039 – 1,013 X1 – 1,311 X2 + 0,029 X3 + 0,094 X4 + e
68
penurunan sebesar -1,013. Koefisien yang bernilai negatif artinya
hubungan antara variabel ukuran dewan komisaris dan variabel kinerja
keuangan, semakin tinggi nilai ukuran dewan komisaris maka semakin
menurun nilai kinerja keuangan.
3. Koefisien regresi variabel ukuran dewan direksi (X2) bernilai negatif, yaitu
sebesar -1,311 memberikan arti jika variabel ukuran dewan direksi
mengalami kenaikan maka kinerja keuangan akan mengalami penurunan
sebesar -1,311. Koefisien yang bernilai negatif artinya hubungan antara
variabel ukuran dewan direksi dan variabel kinerja keuangan, semakin
tinggi nilai ukuran dewan direksi maka semakin menurun nilai kinerja
keuangan.
4. Koefisien regresi variabel kepemilikan manajerial (X3) sebesar 0,029
memberikan arti bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
terhadap kinerja keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan ada kenaikan
kepemilikan manajerial, maka tidak terjadi kenaikan kinerja keuangan
perusahaan sebesar 0,029, begitu juga sebaliknya.
5. Koefisien regresi variabel kepemilikan institusional (X4) sebesar 0,094
memberikan arti bahwa variabel kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
ada kenaikan kepemilikan institusional, maka tidak terjadi kenaikan kinerja
keuangan perusahaan sebesar 0,094, begitu juga sebaliknya.
Nilai ttabel dapat dilihat pada tabel statistik untuk signifikansi 0,05 dengan
menentukan derajat kebebasan df (n-k-1) atau 105 – 4 – 1 (n adalah jumlah
69
variabel dan k adalah jumlah variabel independen). Hipotesis atau Ha akan
diterima jika thitung > ttabel atau –thitung < -ttabel (Puriyatno, 2011:91). Hasil pengujian
variabel independen dengan melihat nilai thitung dan ttabel pada tabel 4.6.
Pengujian variabel independen dengan menggunakan nilai signifikansi
(probabilitas) dapat dilihat pada tabel 4.5. Hipotesis atau Ha akan diterima
jika nilai signifikansi (probabilitas) < 0,05.
Tabel 4.6.
Hasil Uji Parsial t menggunakan thitung dan ttabel
Variabel Penelitian thitung /-thitung ttabel /-ttabel Hasil
Dewan Komisaris -2.865 -1,984 H1 diterima
Dewan Direksi -4.224 -1,984 H2 diterima
Kepemilikan Manajerial 1.328 1,984 H3 ditolak
Kepemilikan
Institusional1.590
1,984H4 ditolak
Dependent Variable: Kinerja Keuangan.
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.
Adapun penjelasan terhadap masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
4.3.1.1 Ukuran Dewan Komisaris
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan
komisaris (DK) secara parsial terhadap kinerja keuangan. Koefisien regresi
ukuran dewan direksi sebesar -1,013. -thitung sebesar -2,865 dan nilai -ttabel
sebesar -1,984 ( = 0,05, df = 99). -tα hitung lebih kecil daripada -ttabel, hal ini
menunjukkan tingkat ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh terhadap
kinerja keuangan. Nilai signifikansi menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu
sebesar 0,005, artinya bahwa variasi variabel ukuran dewan direksi secara
70
parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan.
Arah koefisien dari variabel ukuran dewan direksi menunjukkan arah yang
negatif begitu juga nilai thitung yang benilai negatif menunjukkan pengaruh
ukuran dewan komisaris yang negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hipotesis pertama (H1) yang menyatakan ukuran dewan direksi
secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) tidak dapat
ditolak atau diterima.
4.3.1.2 Ukuran Dewan Direksi
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan
direksi (DD) secara parsial terhadap kinerja keuangan. Koefisien regresi
ukuran dewan direksi sebesar -1,311. -thitung sebesar -4,224 dan nilai -ttabel
sebesar -1,984 ( = 0,05, df = 99). -tα hitung lebih kecil daripada -ttabel, hal ini
menunjukkan tingkat ukuran dewan direksi memiliki pengaruh terhadap
kinerja keuangan. Nilai signifikansi menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu
sebesar 0,000, artinya bahwa variasi variabel ukuran dewan direksi secara
parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan.
Arah koefisien dari variabel ukuran dewan direksi menunjukkan arah yang
negatif begitu juga nilai thitung yang benilai negatif menunjukkan pengaruh
ukuran dewan direksi yang negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hipotesis kedua (H2) yang menyatakan ukuran dewan direksi secara
signifikan berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) tidak dapat ditolak
atau diterima.
71
4.3.1.3 Kepemilikan Manajerial
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan
manajerial (KM) secara parsial terhadap kinerja keuangan. Koefisien regresi
kepemilikan manajerial sebesar 0,029. thitung sebesar 1,328 dan nilai ttabel
sebesar 1,984 ( = 0,05, df = 99). tα hitung lebih besar daripada ttabel, hal ini
menunjukkan tingkat kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh
terhadap kinerja keuangan. Nilai signifikansi menunjukkan lebih besar dari
0,05 yaitu sebesar 0,187, artinya bahwa variasi variabel kepemilikan
manajerial secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan kepemilikan manajerial secara
signifikan berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) tidak dapat
diterima atau ditolak.
4.3.1.4 Kepemilikan Institusional
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan
institusional (KI) secara parsial terhadap kinerja keuangan. Koefisien regresi
kepemilikan institusional sebesar 0,094. thitung sebesar 1,590 dan nilai ttabel
sebesar 1,984 ( = 0,05, df = 99). tα hitung lebih kecil daripada ttabel, hal ini
menunjukkan tingkat kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh
terhadap kinerja keuangan. Nilai signifikansi menunjukkan lebih besar dari
0,05 yaitu sebesar 0,115, artinya bahwa variasi variabel kepemilikan
institusional secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
72
hipotesis keempat (H4) yang menyatakan kepemilikan institusional secara
signifikan berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) tidak dapat
diterima atau ditolak.
4.3.2. Hasil Uji Simultan (F test).
Uji Simultan atau F test ini bertujuan untuk menunjukkan apakah
semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengambilan
keputusan dilihat berdasarkan nilai Fhitung dan Ftabel. Nilai Ftabel dapat dilihat
pada tabel statistik pada tingkat signifikansi 0,05 kemudian memnentukan df
1 (jumlah variabel – 1) yaitu 4 dan df 2 (n-k-1) atau 105 – 4 – 1 (n adalah
jumlah variabel dan k adalah jumlah variabel independen) (Priyatno, 2011:89).
Hasil yang diperoleh untuk Ftabel adalah sebesar 2,463. Hipotesis atau Ha akan
diterima jika Fhitung > Ftabel yang dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7.
Hasil Uji Simultan menggunakan Fhitung dan Ftabel.
Variabel Penelitian Fhitung Ftabel Hasil
Dewan Komisaris, Dewan
Direksi, Kepemilikan
8.421 2,463 H5 diterima
73
Manajerial, Kepemilikan
Institusional.
Dependent Variable: Kinerja Keuangan.
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.
Hasil pengujian variabel independen dengan menggunakan nilai
signifikansi (probabilitas) dapat dilihat pada tabel 4.8. Hipotesis akan atau Ha
akan diterima jika nilai signifikansi (probabilitas) < 0,05.
Tabel 4.8.
Hasil Uji Simultan (F test)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4.466 4 1.117 8.421 .000a
Residual 13.259 100 .133
Total 17.725 104
a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi,
Dewan Komisaris
b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 8,421 lebih besar
dari nilai Ftabel yaitu 2,463. Berdasarkan uji ANOVA diperoleh tingkat
signifikan 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi (probabilitas) 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi,
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh secara
bersama-sama atau secara simultan terhadap kinerja keuangan. Dengan
74
demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima (H5) tidak dapat ditolak
atau diterima.
4.3.3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2).
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dapat menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Banyak ahli peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana
model regresi yang terbaik. Hasil uji koefisien determinasi (R2)
dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.9.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .502a .252 .222 ,3641282
a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Institusional, Kepemilikan
Manajerial, Dewan Direksi, Dewan Komisaris
b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka adjusted R2 sebesar 0,222
atau 22,2%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel ukuran dewan
komisaris, ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional mempengaruhi atau menjelaskan terhadap kinerja keuangan
75
adalah sebesar 22,2% dan sisanya sebesar 77,8% dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini.
Sehingga dapat disimpulkan penelitian ini memiliki kemampuan variabel
independen untuk menjelaskan proprosi variabel dependen terbatas atau
lemah.
4.4. Pembahasan
4.4.1. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Kinerja Keuangan
(ROA).
Hasil pengujian hipotesis pertama (H1) menunjukkan bahwa variabel
ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
(ROA). Ini dapat dilihat dari nilai -thitung variabel ukuran dewan komisaris
yang lebih kecil dari –ttabel yaitu sebesar -2,865 dengan tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,005. Arah koefisien yang bernilai negatif
menunjukkan jika pengaruh dari variabel ukuran dewan komisaris ini
memberikan pengaruh signifikan yang negatif terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Artinya, adanya jumlah dewan komisaris yang besar dapat
mengurangi kinerja keuangan perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sanda et al. (2005), dan
Yang et al. (2006). Menurut Jensen (1993) dan Yermack (1996) ukuran atau
jumlah dewan komisaris yang kecil akan lebih efektif dalam mengawasi kerja
manajemen. Ukuran atau jumlah dewan komisaris yang terlalu besar dapat
menyebabkan lambatnya proses pengambilan keputusan. Hal ini
76
dikarenakan keputusan yang diambil harus didiskusikan terlebih dahulu dan
diambil kesepakatan bersama dari semua anggota dewan komisaris. Selain
dari keputusan yang tidak bersifat dinamis, karena akan diperlukan waktu
yang lama untuk berunding dan mengambil kesepakatan untuk suatu
keputusan, juga menyebabkan berkurangnya efektivitas pengambilan
keputusan dan dapat menurunkan kinerja keuangan perusahaan (Puspitasari
dan Ermawati, 2010).
4.4.2. Pengaruh Ukuran Dewan Direksi terhadap Kinerja Keuangan
(ROA).
Hasil pengujian hipotesis kedua (H2) menunjukkan bahwa variabel
ukuran dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
(ROA). Ini dapat dilihat dari nilai -thitung variabel ukuran dewan direksi yang
lebih kecil dari –ttabel yaitu sebesar -4,224 dengan tingkat signifikansi lebih
kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Arah koefisien yang bernilai negatif menunjukkan
jika pengaruh dari variabel ukuran dewan direksi ini memberikan pengaruh
signifikan yang negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Purnama Sari dan Ardiana (2010) yang melakukan penelitian ukuran dewan
direksi terhadap nilai perusahaan dan juga Shakir (2008). Ada beberapa
kekurangan dalam besarnya ukuran dewan direksi. Ukuran dewan direksi
dengan jumlah yang besar dapat memberikan kerugian dan lebih mahal
untuk perusahaan. Efektivitas dari dewan direksi tidak diukur dari berapa
banyak anggota yang duduk di dalamnya, namun jumlah direksi yang kecil
77
namun berpengalaman dan memiliki kemampuan akan lebih vital
dibutuhkan (Shakir, 2008). Ukuran dewan direksi yang besar juga akan
berakibat pada kurangnya diskusi yang berarti, sebab mengekspresikan pendapat
dalam kelompok besar umumnya memakan waktu, sulit dan mengakibatkan
kurangnya kekompakan pada dewan direksi.
4.4.3. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Keuangan
(ROA).
Hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) menunjukkan bahwa variabel
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA).
Ini dapat dilihat dari nilai koefisien variabel kepemilikan manajerial yaitu
0,029 serta nilai thitung yang lebih kecil dari ttabel sebesar 1,328 dengan tingkat
signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,187. Hal ini menunjukkan bahwa
kepemilikan manajerial tidak dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wulandari dan Budiartha (2014), Wiranata dan Nugrahanti (2013), Hapsoro
(2008), dan Christiawan dan Tarigan (2007). Hipotesis ditolak dikarenakan
kepemilikan manajerial terlalu rendah sehingga kinerja manajer dalam
mengelola perusahaan kurang optimal dan manajer sebagai pemegang saham
minoritas belum dapat berpartisipasi aktif dalam membuat suatu keputusan
diperusahaan, sehingga tidak mempengaruhi kinerja keuangan. Rasa
memiliki manajer atas perusahaan sebagai pemegang saham tidak cukup
78
mampu membuat perbedaan dalam pencapaian kinerja dibandingkan dengan
manajer murni sebagai tenaga professional yang digaji perusahaan
(Christiawan dan Tarigan, 2007).
Rata-rata kepemilikan manajerial dalam sampel penelitian ini sangat
rendah yaitu 2.3%. Ada banyak perusahaan yang bahkan tidak memiliki
kepemilikan saham manajerial. Sedikitnya kepemilikan manajerial dalam
perusahaan ini lah yang membuat manajemen belum memiliki prioritas
untuk perusahaan selain dari untuk kepentingannya sendiri. Selain itu juga
manajemen perusahaan masih menjadi bagian yang sangat minoritas dalam
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan sehingga kinerja manajer
dianggap belum optimal.
4.4.4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan
(ROA).
Hasil pengujian hipotesis keempat (H4) menunjukkan bahwa variabel
kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
(ROA). Ini dapat dilihat dari nilai koefisien variabel kepemilikan institusional
yaitu 0,094 serta nilai thitung yang lebih kecil dari ttabel sebesar 1,590 dengan
tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,115. Hal ini menunjukkan
bahwa kepemilikan institusional tidak dapat memberikan pengaruh terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wiranata dan
Nugrahanti (2013), Ardianingsih dan Ardiyani (2010), dan Hapsoro (2008).
79
Menurut Wulandari (2006), serta Hapsoro (2008) menyatakan kepemilikan
institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan disebabkan
karena pemilik mayoritas institusi ikut dalam pengendalian perusahaan
sehingga cenderung bertindak untuk kepentingan mereka sendiri meskipun
dengan mengorbankan kepentingan pemilik minoritas.
Menurut Modigliani (1958) adanya asimetri informasi antara pihak
pemegang saham dengan manajer menyebabkan manajer selaku pengelola
perusahaan akan bisa mengendalikan perusahaan karena memiliki informasi
lebih mengenai perusahaan dibandingkan pemegang saham. Sehingga
adanya kepemilikan institusi tidak menjamin monitoring kinerja manajer
dapat berjalan efektif. Kepemilikan oleh pihak institusional juga masih belum
menjadi mayoritas dalam perusahaan-perusahaan di Indonesia sehingga
belum dapat memberikan pengaruh dan tidak menjamin pengawasan
terhadap kinerja manajer karena posisi yang masih minoritas.
4.4.5. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi,
Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional secara
Bersama terhadap Kinerja Keuangan (ROA).
Hasil pengujian hipotesis kelima (H5) menunjukkan bahwa variabel
ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan (ROA). Ini dapat dilihat dari nilai Fhitung yang lebih
besar dari Ftabel sebesar 8,421 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05
80
yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris, ukuran
dewan direksi, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional dapat
memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional Nilai adjusted R² sama dengan
0,222 yang berarti bahwa 22,2% variabel kinerja keuangan (ROA) dapat
dijelaskan oleh variabel ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi,
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional, sisanya 78,8%
dijelaskan oleh faktor lain diluar model regresi.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Penelitian ini berusaha untuk menguji pengaruh corporate governance
yang diproksikan dengan variabel ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi,
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan
yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA) pada perusahaan yang termasuk
ke dalam Indeks LQ 45 di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Adapun hasil penelitian secara ringkas dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan (ROA).
2. Ukuran Dewan Direksi berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan (ROA).
3. Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
(ROA).
4. Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan (ROA).
5. Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional secara bersama berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA).
79
80
5.2. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang mungkin
mempengaruhi hasil penelitian. Adapun beberapa keterbatasan tersebut adalah:
1. Jumlah pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini relatif sedikit,
yakni terbatas pada perusahaan yang konsisten masuk ke dalam indeks LQ
45 dari tahun 2009 hingga 2013 saja.
2. Variabel corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini masih
terbatas hanya pada empat variabel saja yaitu ukuran dewan komisaris,
ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional.
3. Variabel kepemilikan institusional dalam penelitian ini hanya
berdasarkan pada total persentase kepemilikan saham oleh pihak
institusional dalam negeri saja, tanpa mengelompokkan kepemilikan
institusional asing juga.
5.3. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian sejenis
berikutnya yaitu:
1. Menggunakan proksi variabel corporate governance yang lain karena
melihat dari uji koefisien determinasi, cukup besar angka pengaruh
variabel lain terhadap kinerja keuangan selain dari variabel yang
digunakan dalam penelitian ini. Beberapa variabel yang dapat
digunakan yaitu kepemilikan pemerintah, kepemilikan asing,
81
2. Jika ingin menggunakan variabel dewan komisaris dan dewan direksi
dapat mengganti indikator variabel dengan frekuensi kehadiran rapat.
3. Mengganti kepemilikan manajerial dengan kepemilikan publik, karena
kepemilikan publik memiliki nilai persentasi yang cukup besar pada
perusahaan dan kepemilikan institusional tidak hanya menggunakan
institusional dalam negeri tapi juga institusional luar negeri.
4. Menggunakan variabel kinerja keuangan yang lain selain dari Return
On Asset, seperti Return On Assets (ROE), Earning Per Share (EPS), atau
Net Profit Margin (NPM).
5. Menggunakan sampel penelitian pada sektor tertentu yang lebih
spesifik lagi di luar indeks LQ 45.
6. Memperpanjang periode tahun pengamatan dengan periode atau
rentang waktu yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Amba, Sekhar Muni. 2014. Corporate Governance and Firms’s Financial Performance. Journal of Academic and Business Ethics ISSN Online: 1941- 336X.
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia. Jakarta.
Anthony, Robert N. dan Govindarajan, Vijay. 2005. Management Control System: Sistem Pengendalian Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.
Ardianingsih, Arum dan Ardiyani, Komala. 2010. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Pena, Vol. 19 No. 2, September 2010.
Arifin. 2005. Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori Keagenan). 13 Oktober 2009.
Bainbridge, Stephen M. 2008. The New Corporate Governance in Theory and Practice. Published by Oxford University Press, Inc.,
Bukhori, Iqbal dan Raharja. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei 2010). Diponegoro Journal of Accounting (2012).
Chinn, Richard. 2000. Corporate Governance Handbook. Gee Publishing Ltd, London.
Christiawan, Y. J. dan Tarigan, J. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 9(1), 1-8.
Coglianese, Carry., Healey Thomas J., Keating Elizabeth K, dan Michael Michael L. 2004, The Role of Goverment in Corporate Governance, RWP04-045. Havard University.
Darmawati, Deni, Khamsiyah dan Rika Gelar Rahayu. 2005. Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.8 No.1 Januari.
Deegan, Craig. 2004. “Financial Accounting Theory”. McGraw-Hill Book Company. Sydney.
82
83
Donaldson, L dan Davis J.H. 1989. CEO Governance and Shareholder returns: Agency theory or Stewardship theory. Paper dipresentasikan pada The Annual Meeting of The Academy of Management, Washington, DC.
Effendi, Muhammad Arief. 2009. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi. Salemba Empat. Jakarta.
Faisal & Firmansyah. 2005. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komposisi Dewan Direksi: Analisis Persamaan Simultan. Media Ekonomi dan Bisnis. Vol. XVI, No. 2, Desember.
Ferdiana, Norma. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan di BEI. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1, No. 2, Maret 2012.
Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hanafi, Mamduh. M dan Halim, Abdul. 2009. Analisis Laporan Keuangan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Hapsoro, Dody. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan : Studi Empiris di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 19, No. 3 Desember 2008, hal. 155-172.
Hardikasari, Eka. 2011. Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2008. Skripsi yang dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Hastuti, Theresia Dwi. 2005. Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi VIII. IAI.
Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 2, November 2008: 97-108.
Herwidayatmo. 2000. Implementasi Good Corporate Governance Untuk Perusahaan Publik Indonesia. Usahawan No 10 Th XXIX Oktober 2000.
Hikmawan, Hidayat. 2007. Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Go-Public. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
84
Isshaq, Zangina, Godfred A. Bokpin, Joseph Mensah Onumah. 2009. Corporate Governance, Ownership Structure, Cash Holdings, and Firm Value on the Ghana Stock Exchange. The Journal of Risk Finance, Vol. 10 Iss: 5 pp. 488 - 499
Itturiaga, Felix J.L. dan Sanz, Juan Antonio R. 2000. Ownership Structure, Corporate Value and Firm Investment: A spanish Firms Simultaneous Equation Analysis, Working Paper Universidad de Valladolid. pp. 1-32.
Jama’an. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Jensen, M. C. and Meckling W.H. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3, pp. 305-360. Journal Management Governance, 14, pp. 145–166. Jour-nal of Business Research, 61, pp. 609–614.
Jensen, M.C, 1993, The Modern Industrial Revolution, Exit and The Failure of Internal Control System, Journal Of Finance 48 (Juli): pp. 831-880.
Johnson, Simon, La Porta Rafael, Silanes Florencio Lopez de, Andrei Shleifer. 2000. Tunnelling. NBER Working Paper Series.
Kabigting, Leila C. 2011. Corporate Governance Among Banks Listed in The Philippine Stock Exchange. Journal of International Business Research, Volume 10, Special Issue, Number 2, 2011.
Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2008. Akuntansi Intermediate Edisi Kedua belas Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Komite Nasional Kebijakan Governance (2006). Pedoman Umum Corporate Governance.
Kumaat, Lusye. C. 2013. Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.17, No.1 Januari 2013, hal. 11–20.
Lestari, Maharani Ika dan Sugiharto, Toto. 2007. Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil). 21-22 Agustus, Vol.2. Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma.
85
Martsila, Ika Surya dan Meiranto, Wahyu. 2013. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 2, No. 4, Tahun 2013.
Modigliani, F. and Miller, M.H. (1958). The cost of capital, corporation finance and the theory of investment. American Economic Review. 47(3): 261-297.
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.
Murwaningsari, Etty. 2009. Hubungan Corporate Governance, Corporate Social Responsibilities dan Corporate Financial Performance dalam Satu Continuum. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11, No. 1, Mei 2009: 30-41.
Prasinta, Dian. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan. Accounting Analysis Journal 1 (2) (2012).
Priyatno, Duwi. 2012. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Penerbit Andi: Yogyakarta.
Purnama Sari, A.A Pt. Agung Mirah dan Ardiana, Putu Agus. 2010. Pengaruh Board Size Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1 (2014): hal. 177-191. ISSN: 2302-8556.
Puspitasari, Filia dan Ermawati, Endang. 2010. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Badan Usaha. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010.
Putra, I Komang D. A dan Wirawati, Ni Gusti P. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Hubungan antara Kinerja dengan Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.3 (2013):639-651, ISSN: 2302-8556.
Raharjo, Eko. 2007. Teori Agensi dan Teori Stewardship dalam Perspektif Akuntansi (Agency Theory Vs Stewardship Theory in the Accounting Perspective). Fokus Ekonomi Vol. 2 No. 1 Juni 2007: hal. 37 46.
Saleh, et al. 2008. Ownership Structure and Intellectual Capital performance in Malaysia Companies Listed on MESDAQ.
Sanda, Ahmadu, Aminu S. Mikaliu, dan Tukur Garba, 2005, Corporate Governance Mechanism and Firm Financial Performance in Nigeria. African Economic Research Consortium, Nairobi, Maret 2005, Department of Economics, Usmanu Danfodiyo University, Sokoto, Nigeria.
86
Sartono Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Sekaredi, Sawitri. 2011. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahan yang Terdaftar di LQ 45 Tahun 2005- 2009). Skripsi yang dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Shakir, Roselina. Board size, Executive Directors and Property Firm Performance in Malaysia. Pacific Rim Property Research Journal, Volume 14, Nomor 1, Hal 66-80.
Shaw, John. C. 2003. Corporate Governance and Risk: A System Approach. John Wiley & Sons, Inc, New Jersey.
Shleifer, A. dan Vishny, R. W. 1997. A Survey of Corporate Governance. The Journal of Finance, LII(2), pp. 737-783.
Siallagan, Hamonangan, dan Machfoedz, M. (2006). Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasonal Akuntansi IX, Padang.
Silviyani, Ni Luh N.T dan Sujana, Edi. 2014. Pengaruh Likuiditas Perdagangan Saham dan Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham Perusahaan Yang Berada pada Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009-2013 (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia). e-Journal Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha.
Siswantaya, Gede I. 2007. Mekanisme Corporate Governance dan Manajemen Laba Studi Pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tesis Magister Sains Akuntansi yang dipublikasikan. Program Studi Magister Sains Akuntansi Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
Solihin, Ismail. 2008. Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability. Salemba Empat. Jakarta
Stulz, R.M. 1988. On Takeover Resistance, Managerial Discretion, and Shareholder Wealth. Journal of Financial Economics, this issue.
Subramanyam, K. R dan Wild John J. (2011). Analisis Laporan Keuangan Edisi 10, Buku 2. Salemba Empat. Jakarta.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung
Sujoko dan Soebiantoro, Ugy. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan
87
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 9: hal. 41-48.
Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Sinar Grafika. Jakarta.
Sutojo, Siswanto dan E. John Aldridge, (2005), Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan yang Sehat) Cetakan pertama. PT. Damar Mulia Pustaka. Jakarta.
Swandari, Fifi. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Tingkat Resiko dan Implikasinya Terhadap Kesulitan Keuangan Bank Umum di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol 9, No.1, hal. 15-23.
Tjager, I.N., A. Alijoyo H.R. Djemat, dan B. Sembodo. 2003. Corporate governance: Tantangan dan kesempatan bagi komunitas bisnis Indonesia. Forum Corporate Governance in Indonesia (FCGI).
Ujiyantho, Arief. M dan Pramuka, B. A. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X. AKPM-01: hal. 1-26. Universitas Diponegoro. Semarang.
Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Veronica, N.P dan Utama, Sidharta (2006). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan laba (Earnings Management). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 9, No. 3, September 2006 hal. 307-326.
Wahyudi, Untung dan Pawestri, Hartini P. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan dengan Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) 9 Padang.
Wiranata, Yulius A dan Nugrahanti Yeterina W. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 15, No. 1, Mei 2013, 15-26 ISSN 1411-0288 print / ISSN 2338-8137 online
Wolf, Patricia M. 2007. Board Performance in a Post Sarbanes-Oxley Environment: An Examination of The Relationships among Board Processes, Board Intellectual Capital and Board Changes. Dissertation for the Degree Doctor of Philosophy Capella University.
88
Wolk, H.I., M.G. Tearney, dan J.L. Dodd. 2001. Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach. Fifth Edition. Ohio: South-Western College Publishing.
Wulandari, Ndaruningpuri. 2006. Pengaruh Indikator Mekanisme Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Fokus Ekonomi: Vol. 1 No.2 Desember 2006, 120-136.
Wulandari, N.P Yani dan Budiartha I Ketut. 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Komite Audit, Komisaris Independen dan Dewan Direksi terhadap Integritas Laporan Keuangan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.3 (2014): 574-586 ISSN: 2302-8556.
Yang, Ya-Wan, DeWayne L. Searcy, dan Kay W. Tatum, 2006, The Role of Corporate Governance on Long Term Financial Performance and Market Valuation of R&D Invesment in the Biotechnology Industry.
Yermack, D., 1996, Higher Market Valuation of Companies with Small Board of Directors. Journal of Financial Economics, Vol. 40, 185-211.
Sumber internet:
BBC News. Kasus criminal Bank Wegelin. http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/01/130104_wegelin_bank_business diakses pada 26 Desember 2014.
Bursa Efek Indonesia. Tata Kelola Perusahaan. http://www.idx.co.id/id/beranda/
diakses pada 26 Desember 2014.
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan dan Tahunan. http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx diakses pada 02 Desember 2014.
Kontan. Skandal kasus Diebold Inc. http://keuangan.kontan.co.id/news/skandal-diebold-sanksi-bi-menanti-bank-bumn diakses pada 26 Desember 2014.
Majalah Swa-sembada, 2005, Edisi 09 / XXI / 28 April – 11 Mei. http://e-library.msd.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2270.
Saham Ok. Annual Report Perusahaan. http://www.sahamok.com/annual-report/ diunduh pada 27 November 2014.
89
Saham Ok. Indeks LQ 45 (untuk tahun 2009 hingga 2013) http://www.sahamok.com/bei/lq-45/ diakses pada 18 Desember 2014.
VibizNews. 33 Kasus Pelanggaran teradi di Pasar Modal selama 2013. http://vibiznews.com/2013/12/31/33-kasus-pelanggaran-terjadi-di-pasar-modal-selama-2013/ diakses pada 4 Januari 2015.
Lampiran 1
DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN
Sumber: Data diolah, 2015
No Nama Emiten Kode Saham
1. Astra Agro Lestari Tbk. AALI
2. Adaro Energy Tbk. ADRO
3. Astra International Tbk ASII
4. Bank Central Asia Tbk. BBCA
5. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI
6. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI
7. Bank Danamon Tbk. BDMN
8. Vale Indonesia Tbk. INCO
9. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF
10. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP
11. Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG
12. Jasa Marga (Persero) Tbk. JSMR
13. Kalbe Farma Tbk. KLBF
14. Lippo Karawaci Tbk. LPKR
15. PP London Sumatra Indonesia Tbk. LSIP
16. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. PGAS
17. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA
18. Semen Gresik (Persero) Tbk. SMGR
19. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. TLKM
20. United Tractor Tbk. UNTR
21. Unilever Indonesia Tbk. UNVR
Lampiran 2Indeks LQ 45 Periode Februari 2009 - Juli 2009
No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk.2. ADRO Adaro Energy Tbk.3. AKRA AKR Corporindo Tbk.4. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk
5. ASII Astra International Tbk
6. BBCA Bank Central Asia Tbk
7. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
8. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
9. BDMN Bank Danamon Tbk
10. BISI Bisi International Tbk
11. BLTA Berlian Laju Tanker Tbk12. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk13. BNGA Bank CIMB Niaga Tbk14. BNII Bank International Indonesia Tbk15. BRPT Barito Pasific Tbk16. BYAN Bayan Resources Tbk17. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
18. CTRA Ciputra Development Tbk
19. ELSA Elnusa Tbk
20. INCO International Nickel Indonesia Tbk
21. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk22. INDY Indika Energy Tbk23. INKP Indah Kiat Pulp & paper Tbk24. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk25. ISAT Indosat Tbk26. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk27. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk28. KLBF Kalbe Farma Tbk
29. LPKR Lippo Karawaci Tbk
30. LSIP London Sumatera Plantation Tbk
31. MEDC Medco Energi International Tbk
32. MIRA Mitra Rajasa Tbk
33. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk34. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk35. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk36. SGRO Sampoerna Agro Tbk37. SMCB Holcim Indonesia Tbk38. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk39. TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
40. TINS Timah (Persero) Tbk41. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk42. UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk43. UNTR United Tractors Tbk
44. UNVR Unilever Indonesia Tbk
45. WIKA Wijaya Karya (Persero) TbkSumber: www.sahamok.com
Lampiran 3
Indeks LQ 45 Periode Agustus 2009 – Januari 2010(Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00283/BEI.PSH/07-2009 tanggal 31 Juli 2009):
No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk
2. ADRO Adaro Energy Tbk
3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk
4. ASII Astra International Tbk
5. BBCA Bank Central Asia Tbk
6. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
7. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
8. BDMN Bank Danamon Tbk9. BISI Bisi International Tbk
10. BLTA Berlian Laju Tanker Tbk11. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk
12. BNBR Bakrie & Brothers Tk
13. BRPT Barito Pasific Tbk
14. BTEL Bakrie Telecom Tbk
15. BUMI Bumi Resources Tbk
16. DEWA Darma Henwa Tbk
17. ELSA Elnusa Tbk18. ELTY Bakrieland Development Tbk19. ENRG Energi Mega Persada Tbk20. GGRM Gudang Garam Tbk
21. INCO International Nickel Indonesia Tbk
22. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk
23. INDY Indika Energy Tbk24. INKP Indah Kiat Pulp & paper Tbk25. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk26. ISAT Indosat Tbk
27. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
28. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk
29. KLBF Kalbe Farma Tbk
30. LPKR Lippo Karawaci Tbk
31. LSIP London Sumatera Plantation Tbk32. MEDC Medco Energi International Tbk33. MIRA Mitra Rajasa Tbk34. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk35. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk36. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk37. SGRO Sampoerna Agro Tbk
38. SMCB Holcim Indonesia Tbk
39. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk40. TINS Timah (Persero) Tbk41. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk42. TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk
43. UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk
44. UNTR United Tractors Tbk45. UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber: www.sahamok.com
Lampiran 4
Indeks LQ 45 Periode Februari 2010 – Juli 2010(Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00020/BEI.PSH/01-2010 tanggal 29 Januari 2010)
No. Kode Saham Nama Emiten
1. AALI Astra Agro Lestari Tbk2. ADRO Adaro Energy Tbk3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk4. ASII Astra International Tbk5. BBCA Bank Central Asia Tbk6. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk7. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk8. BDMN Bank Danamon Tbk9. BISI Bisi International Tbk
10. BLTA Berlian Laju Tanker Tbk11. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk12. BNBR Bakrie & Brothers Tk13. BRPT Barito Pasific Tbk14. BTEL Bakrie Telecom Tbk15. BUMI Bumi Resources Tbk16. DEWA Darma Henwa Tbk17. ELSA Elnusa Tbk18. ELTY Bakrieland Development Tbk19. ENRG Energi Mega Persada Tbk20. GGRM Gudang Garam Tbk21. HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk22. INCO International Nickel Indonesia Tbk23. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk24. INDY Indika Energy Tbk25. INKP Indah Kiat Pulp & paper Tbk26. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk27. ISAT Indosat Tbk28. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk29. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk30. KLBF Kalbe Farma Tbk31. LPKR Lippo Karawaci Tbk32. LSIP London Sumatera Plantation Tbk33. MEDC Medco Energi International Tbk34. MIRA Mitra Rajasa Tbk35. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk36. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk37. SGRO Sampoerna Agro Tbk38. SMCB Holcim Indonesia Tbk39. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk40. TINS Timah (Persero) Tbk41. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk42. TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk43. UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk44. UNTR United Tractors Tbk45. UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber: www.sahamok.comLampiran 5
Indeks LQ 45 Periode Agustus 2010 – Januari 2011(Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00439/BEI.PSH/07-2010 tanggal 30 Juli 2010)
No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk2. ADRO Adaro Energy Tbk3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk4. ASII Astra International Tbk5. ASRI Alam Sutera Realty Tbk6. BBCA Bank Central Asia Tbk7. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk8. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk9. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
10. BDMN Bank Danamon Tbk11. BIPI Benakat Petrolium Energy Tbk12. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk13. BMTR Global Mediacom Tbk14. BNBR Bakrie & Brothers Tk15. BRPT Barito Pasific Tbk16. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk17. BTEL Bakrie Telecom Tbk18. BUMI Bumi Resources Tbk19. DEWA Darma Henwa Tbk20. DOID Delta Dunia Makmur Tbk21. ELSA Elnusa Tbk22. ELTY Bakrieland Development Tbk23. ENRG Energi Mega Persada Tbk24. GGRM Gudang Garam Tbk25. INCO International Nickel Indonesia Tbk26. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk27. INDY Indika Energy Tbk28. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk29. ISAT Indosat Tbk30. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
31. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk32. KLBF Kalbe Farma Tbk33. LPKR Lippo Karawaci Tbk34. LSIP London Sumatera Plantation Tbk35. MEDC Medco Energi International Tbk36. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk37. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk38. SMCB Holcim Indonesia Tbk39. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk40. TINS Timah (Persero) Tbk41. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk42. TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk43. UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk44. UNTR United Tractors Tbk45. UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber: www.sahamok.com
Lampiran 6
Indeks LQ 45 Periode Februari 2011 – Juli 2011
No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk2. ADRO Adaro Energy Tbk3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk4. ASII Astra International Tbk5. ASRI Alam Sutera Realty Tbk6. BBCA Bank Central Asia Tbk7. BBKP Bank Bukopin Tbk8. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk9. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
10. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk11. BDMN Bank Danamon Tbk12. BJBR BPD Jawa Barat & Banten Tbk13. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk14. BNBR Bakrie & Brothers Tk15. BRAU Berau Coal Energy Tbk16. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk17. BTEL Bakrie Telecom Tbk18. BUMI Bumi Resources Tbk19. CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk20. DOID Delta Dunia Makmur Tbk21. ELSA Elnusa Tbk22. ELTY Bakrieland Development Tbk23. ENRG Energi Mega Persada Tbk24. GGRM Gudang Garam Tbk25. GJTL Gajah Tunggal Tbk26. INCO International Nickel Indonesia Tbk27. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk28. INDY Indika Energy Tbk29. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk30. ISAT Indosat Tbk31. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk32. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk33. KLBF Kalbe Farma Tbk34. LPKR Lippo Karawaci Tbk35. LSIP London Sumatera Plantation Tbk36. MEDC Medco Energi International Tbk37. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk38. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk39. SMCB Holcim Indonesia Tbk40. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk41. TINS Timah (Persero) Tbk42. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk43. UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk44. UNTR United Tractors Tbk45. UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber: www.sahamok.com
Lampiran 7Indeks LQ 45 Periode Agustus 2011 – Januari 2012
(Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00434/BEI.PSH/07-2011 tanggal 25 Juli 2011)
No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk2. ADRO Adaro Energy Tbk3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk4. ASII Astra International Tbk5. BBCA Bank Central Asia Tbk6. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk7. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk8. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk9. BDMN Bank Danamon Tbk
10. BJBR BPD Jawa Barat & Banten Tbk11. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk12. BNBR Bakrie & Brothers Tk13. BORN Borneo Lumbung Energy Tbk14. BRAU Berau Coal Energy Tbk15. BUMI Bumi Resources Tbk16. CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk17. DOID Delta Dunia Makmur Tbk18. ELTY Bakrieland Development Tbk19. ENRG Energi Mega Persada Tbk20. EXCL XL Axiata Tbk21. GGRM Gudang Garam Tbk22. GJTL Gajah Tunggal Tbk23. HRUM Harum Energy Tbk24. ICBP Indofoof CBP Sukses Makmur Tbk25. INCO International Nickel Indonesia Tbk26. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk27. INDY Indika Energy Tbk28. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk29. ISAT Indosat Tbk30. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
31. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk32. KLBF Kalbe Farma Tbk33. KRAS Krakatau Steel34. LPKR Lippo Karawaci Tbk35. LSIP London Sumatera Plantation Tbk36. MEDC Medco Energi International Tbk37. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk38. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk39. SMCB Holcim Indonesia Tbk40. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk41. TINS Timah (Persero) Tbk42. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk43. UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk44. UNTR United Tractors Tbk45. UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber: www.sahamok.com
Lampiran 8Indeks LQ 45 Periode Februari 2012 – Juli 2012
(Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00011/BEI.PSH/01-2012 tanggal 24 Januari 2012)
No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk2. ADRO Adaro Energy Tbk3. AKRA AKR Corporindo Tbk4. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk5. ASII Astra International Tbk6. ASRI Alam Sutera Realty Tbk7. BBCA Bank Central Asia Tbk8. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk9. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
10. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk11. BDMN Bank Danamon Tbk12. BJBR BPD Jawa Barat & Banten Tbk13. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk14. BORN Borneo Lumbung Energy Tbk15. BUMI Bumi Resources Tbk16. CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk17. DOID Delta Dunia Makmur Tbk18. ELTY Bakrieland Development Tbk19. ENRG Energi Mega Persada Tbk20. EXCL XL Axiata Tbk21. GGRM Gudang Garam Tbk22. GJTL Gajah Tunggal Tbk23. HRUM Harum Energy Tbk24. ICBP Indofoof CBP Sukses Makmur Tbk25. INCO Vale Indonesia Tbk26. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk27. INDY Indika Energy Tbk28. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk29. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk30. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk31. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk32. KLBF Kalbe Farma Tbk33. KRAS Krakatau Steel (Persero) Tbk34. LPKR Lippo Karawaci Tbk35. LSIP London Sumatera Plantation Tbk36. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk37. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk38. SIMP Salim Ivomas Pratama Tbk39. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk40. TINS Timah (Persero) Tbk41. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk42. TRAM Trada Maritim Tbk43. UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk44. UNTR United Tractors Tbk45. UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber: www.sahamok.com
Lampiran 9Indeks LQ 45 Periode Agustus 2012 – Januari 2013
(Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00461/BEI.PSH/07-2012 tanggal 25 Juli 2012)
No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk2. ADRO Adaro Energy Tbk3. AKRA AKR Corporindo Tbk4. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk5. ASII Astra International Tbk6. ASRI Alam Sutera Realty Tbk7. BBCA Bank Central Asia Tbk8. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk9. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
10. BDMN Bank Danamon Tbk11. BHIT Bhakti Investama Tbk12. BJBR BPD Jawa Barat & Banten Tbk13. BKSL Sentul City Tbk14. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk15. BORN Borneo Lumbung Energy Tbk16. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk17. BUMI Bumi Resources Tbk18. BWPT BW Plantation Tbk19. CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk20. ELTY Bakrieland Development Tbk21. ENRG Energi Mega Persada Tbk22. EXCL XL Axiata Tbk23. GGRM Gudang Garam Tbk24. HRUM Harum Energy Tbk25. ICBP Indofoof CBP Sukses Makmur Tbk26. INCO Vale Indonesia Tbk27. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk28. INDY Indika Energy Tbk29. INTA Intraco Penta Tbk30. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk31. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk32. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk33. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk34. KLBF Kalbe Farma Tbk35. LPKR Lippo Karawaci Tbk36. LSIP London Sumatera Plantation Tbk37. MNCN Media Nusantara Citra Tbk38. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk39. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk40. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk41. TINS Timah (Persero) Tbk42. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk43. TRAM Trada Maritim Tbk44. UNTR United Tractors Tbk45. UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber: www.sahamok.com
Lampiran 10Indeks LQ 45 Periode Februari 2013 – Juli 2013
(Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00016/BEI.PSH/01-2013 tanggal 25 Januari 2013)
No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk2. ADRO Adaro Energy Tbk3. AKRA AKR Corporindo Tbk4. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk5. ASII Astra International Tbk6. ASRI Alam Sutera Realty Tbk7. BBCA Bank Central Asia Tbk8. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk9. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
10. BBTN Bank Tabungan Negara (persero) Tbk11. BDMN Bank Danamon Tbk12. BHIT Bhakti Investama Tbk13. BKSL Sentul City Tbk14. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk15. BMTR Global Mediacom Tbk16. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk17. BUMI Bumi Resources Tbk18. BWPT BW Plantation Tbk19. CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk20. EXCL XL Axiata Tbk21. GGRM Gudang Garam Tbk22. GIAA Garuda Indonesia (Persero) Tbk23. HRUM Harum Energy Tbk24. ICBP Indofoof CBP Sukses Makmur Tbk25. IMAS Indomobil Sukses International Tbk26. INCO Vale Indonesia Tbk27. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk28. INDY Indika Energy Tbk29. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk30. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk31. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk32. KLBF Kalbe Farma Tbk33. LPKR Lippo Karawaci Tbk34. LSIP London Sumatera Plantation Tbk35. MAIN Malindo Feedmill Tbk36. MAPI Mitra Adiperkasa Tbk37. MNCN Media Nusantara Citra Tbk38. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk39. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk40. SMCB Holcim Indonesia Tbk41. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk42. SSIA Surya Semesta Internusa Tbk43. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk44. UNTR United Tractors Tbk45. UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber: www.sahamok.com
Lampiran 11Indeks LQ 45 Periode Agustus 2013 – Januari 2014
(Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00476/BEI.PSH/07-2013 tanggal 26 Juli 2013):
No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk2. ADRO Adaro Energy Tbk3. AKRA AKR Corporindo Tbk4. ASII Astra International Tbk5. ASRI Alam Sutera Realty Tbk6. BBCA Bank Central Asia Tbk7. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk8. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk9. BBTN Bank Tabungan Negara (persero) Tbk
10. BDMN Bank Danamon Tbk11. BHIT Bhakti Investama Tbk12. BKSL Sentul City Tbk13. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk14. BMTR Global Mediacom Tbk15. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk16. BUMI Bumi Resources Tbk17. BWPT BW Plantation Tbk18. CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk19. EXCL XL Axiata Tbk20. GGRM Gudang Garam Tbk21. HRUM Harum Energy Tbk22. ICBP Indofoof CBP Sukses Makmur Tbk23. IMAS Indomobil Sukses International Tbk24. INCO Vale Indonesia Tbk25. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk26. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk27. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk28. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk29. KLBF Kalbe Farma Tbk30. LPKR Lippo Karawaci Tbk31. LSIP London Sumatera Plantation Tbk32. MAIN Malindo Feedmill Tbk33. MAPI Mitra Adiperkasa Tbk34. MLPL Multipolar Tbk35. MNCN Media Nusantara Citra Tbk36. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk37. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk38. PWON Pakuwon Jati Tbk39. SMCB Holcim Indonesia Tbk40. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk41. SSIA Surya Semesta Internusa Tbk42. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk43. UNTR United Tractors Tbk44. UNVR Unilever Indonesia Tbk45. WIKA Wijaya Karya Tbk
Sumber: www.sahamok.com
Lampiran 12
Data Penelitian
No Y X1 X2 X3 X4
1 0,2193 7 6 0,0000 0,79702 0,1028 5 7 0,0646 0,05183 0,1129 10 8 0,0000 0,00004 0,0241 5 9 0,0000 0,00005 0,0109 7 10 0,0000 0,03476 0,0231 7 10 0,0005 0,05527 0,0155 8 9 0,0016 0,67208 0,0836 10 5 0,0000 0,01389 0,0514 10 9 0,0005 0,000010 0,2069 7 8 0,0000 0,000011 0,2800 6 5 0,0002 0,000012 0,0614 6 5 0,0003 0,129213 0,1433 6 5 0,0006 0,567414 0,0320 8 5 0,0000 0,175615 0,1458 6 5 0,0000 0,679016 0,2173 5 6 0,0003 0,066617 0,3377 5 6 0,0018 0,079518 0,2568 6 6 0,0000 0,024919 0,1162 5 8 0,0000 0,061720 0,1564 6 6 0,0000 0,000021 0,1440 4 8 0,0000 0,000022 0,2294 7 6 0,0000 0,797023 0,0544 6 8 0,2368 0,172424 0,1273 11 8 0,0000 0,000025 0,0261 5 9 0,0000 0,125226 0,0165 11 9 0,0000 0,146427 0,0284 7 10 0,0007 0,051428 0,0244 7 11 0,0016 0,674229 0,1997 10 5 0,0000 0,015130 0,0625 10 9 0,0006 0,000031 0,2101 6 8 0,0000 0,000032 0,1873 6 5 0,0000 0,000033 0,0630 6 5 0,0003 0,089934 0,1829 6 5 0,0002 0,583735 0,0325 8 5 0,0000 0,109436 0,1858 9 11 0,0000 0,595037 0,1944 5 6 0,0003 0,066538 0,2303 5 6 0,0002 0,106839 0,2335 6 7 0,0000 0,182140 0,1156 5 8 0,0002 0,082041 0,1304 6 6 0,0000 0,000042 0,3893 4 8 0,0000 0,000043 0,2357 7 6 0,0000 0,797044 0,0976 8 6 0,1594 0,007345 0,1373 11 9 0,0000 0,018346 0,0283 5 10 0,0000 0,000047 0,0194 7 10 0,0000 0,138648 0,0321 6 11 0,0007 0,0590No Y X1 X2 X3 X4
49 0,0235 8 12 0,0016 0,673750 0,1378 9 5 0,0000 0,0151
51 0,0913 9 9 0,0007 0,000052 0,1982 7 8 0,0000 0,000053 0,3460 6 5 0,0000 0,000054 0,0625 6 5 0,0002 0,131355 0,1791 6 6 0,0002 0,566456 0,0446 7 7 0,0000 0,157157 0,2505 9 10 0,0000 0,595058 0,1915 5 6 0,0001 0,053159 0,2684 6 5 0,0002 0,105860 0,1997 6 6 0,0000 0,164761 0,1501 5 8 0,0002 0,082062 0,1270 6 6 0,0000 0,000063 0,3986 5 9 0,0000 0,000064 0,2029 7 6 0,0000 0,498965 0,0572 6 6 0,1594 0,082066 0,1248 12 9 0,0000 0,027167 0,0265 5 10 0,0000 0,000068 0,0211 8 10 0,0002 0,124169 0,0339 8 11 0,0007 0,118370 0,0264 8 11 0,0000 0,673771 0,0289 10 5 0,0000 0,027872 0,0806 8 8 0,0002 0,000073 0,2093 7 9 0,0001 0,130374 0,2897 6 5 0,0012 0,000075 0,0620 7 5 0,0036 0,065376 0,1841 6 5 0,0001 0,566377 0,0426 7 8 0,0000 0,178878 0,1478 9 8 0,0000 0,595079 0,2342 6 6 0,0000 0,053180 0,2286 6 6 0,0000 0,095681 0,1824 6 7 0,0000 0,143982 0,1156 5 8 0,0000 0,082083 0,1149 6 6 0,0000 0,595084 0,4038 5 10 0,0000 0,000085 0,1204 7 6 0,0000 0,796886 0,0340 5 7 0,1516 0,056787 0,0907 10 8 0,0000 0,032988 0,0287 5 10 0,0000 0,000089 0,0234 7 10 0,0002 0,292690 0,0341 8 11 0,0007 0,124991 0,0226 8 11 0,0027 0,000792 0,0169 12 5 0,0000 0,026093 0,0321 8 9 0,0002 0,000094 0,2279 7 9 0,0000 0,130395 0,1656 6 6 0,0014 0,064396 0,0471 6 5 0,0027 0,147197 0,1741 6 5 0,0001 0,566398 0,0392 8 6 0,0000 0,178999 0,0965 8 7 0,0000 0,5950100 0,2049 6 6 0,0001 0,0530No Y X1 X2 X3 X4
101 0,1588 6 6 0,0000 0,1337102 -0,0338 6 7 0,0000 0,2026
103 0,1586 6 8 0,0001 0,0773104 0,0837 7 5 0,0006 0,5950105 0,4010 5 10 0,0000 0,0000
No Y X1 X2 X3 X4
1 -0,6589 0,8451 0,7782 0,0000 -0,09852 -0,9878 0,6990 0,8451 -1,1898 -1,28573 -0,9474 1,0000 0,9031 0,0000 0,00004 -1,6179 0,6990 0,9542 0,0000 0,00005 -1,9613 0,8451 1,0000 0,0000 -0,51616 -1,6372 0,8451 1,0000 -3,3010 -1,25817 -1,8086 0,9031 0,9542 -2,7844 -0,17268 -1,0777 1,0000 0,6990 0,0000 -1,86019 -1,2890 1,0000 0,9542 -3,3010 0,000010 -0,6842 0,8451 0,9031 0,0000 0,000011 -0,5529 0,7782 0,6990 -3,8239 0,000012 -1,2120 0,7782 0,6990 -3,5436 -0,888813 -0,8437 0,7782 0,6990 -3,2218 -0,246114 -1,4949 0,9031 0,6990 0,0000 -0,755515 -0,8362 0,7782 0,6990 0,0000 -0,168116 -0,6630 0,6990 0,7782 -3,5086 -1,176717 -0,4715 0,6990 0,7782 -2,7359 -1,099918 -0,5903 0,7782 0,7782 0,0000 -1,603819 -0,9350 0,6990 0,9031 0,0000 -1,209720 -0,8057 0,7782 0,7782 0,0000 0,000021 -0,8418 0,6021 0,9031 0,0000 0,000022 -0,6394 0,8451 0,7782 0,0000 -0,098523 -1,2647 0,7782 0,9031 -0,6256 -0,763524 -0,8952 1,0414 0,9031 0,0000 0,000025 -1,5827 0,6990 0,9542 0,0000 -0,902426 -1,7825 1,0414 0,9542 0,0000 -0,834527 -1,5470 0,8451 1,0000 -3,1276 -1,289028 -1,6128 0,8451 1,0414 -2,7860 -0,171229 -0,6996 1,0000 0,6990 0,0000 -1,821030 -1,2044 1,0000 0,9542 -3,2218 0,000031 -0,6775 0,7782 0,9031 0,0000 0,000032 -0,7274 0,7782 0,6990 0,0000 0,000033 -1,2008 0,7782 0,6990 -3,5436 -1,046534 -0,7378 0,7782 0,6990 -3,6990 -0,233835 -1,4879 0,9031 0,6990 0,0000 -0,961036 -0,7309 0,9542 1,0414 0,0000 -0,225537 -0,7112 0,6990 0,7782 -3,5086 -1,177238 -0,6377 0,6990 0,7782 -3,7627 -0,971439 -0,6318 0,7782 0,8451 0,0000 -0,739740 -0,9369 0,6990 0,9031 -3,7645 -1,086241 -0,8847 0,7782 0,7782 0,0000 0,000042 -0,4098 0,6021 0,9031 0,0000 0,0000No Y X1 X2 X3 X4
43 -0,6276 0,8451 0,7782 0,0000 -0,0985
44 -1,0107 0,9031 0,7782 -0,7975 -2,138845 -0,8624 1,0414 0,9542 0,0000 -1,737546 -1,5477 0,6990 1,0000 0,0000 0,000047 -1,7117 0,8451 1,0000 0,0000 -0,858248 -1,4934 0,7782 1,0414 -3,1276 -1,229149 -1,6289 0,9031 1,0792 -2,7860 -0,171550 -0,8606 0,9542 0,6990 0,0000 -1,821051 -1,0396 0,9542 0,9542 -3,1549 0,000052 -0,7030 0,8451 0,9031 0,0000 0,000053 -0,4609 0,7782 0,6990 0,0000 0,000054 -1,2041 0,7782 0,6990 -3,7986 -0,881755 -0,7468 0,7782 0,7782 -3,6990 -0,246956 -1,3508 0,8451 0,8451 0,0000 -0,803857 -0,6011 0,9542 1,0000 0,0000 -0,225558 -0,7178 0,6990 0,7782 -4,0969 -1,274959 -0,5713 0,7782 0,6990 -3,7908 -0,975660 -0,6997 0,7782 0,7782 0,0000 -0,783361 -0,8236 0,6990 0,9031 -3,7645 -1,086262 -0,8961 0,7782 0,7782 0,0000 0,000063 -0,3994 0,6990 0,9542 0,0000 0,000064 -0,6927 0,8451 0,7782 0,0000 -0,302065 -1,2424 0,7782 0,7782 -0,7975 -1,086266 -0,9039 1,0792 0,9542 0,0000 -1,567067 -1,5774 0,6990 1,0000 0,0000 0,000068 -1,6748 0,9031 1,0000 -3,6733 -0,906269 -1,4699 0,9031 1,0414 -3,1467 -0,927070 -1,5780 0,9031 1,0414 0,0000 -0,171571 -1,5387 1,0000 0,6990 0,0000 -1,556072 -1,0939 0,9031 0,9031 -3,6990 0,000073 -0,6792 0,8451 0,9542 -4,0000 -0,885174 -0,5380 0,7782 0,6990 -2,9165 0,000075 -1,2073 0,8451 0,6990 -2,4471 -1,185076 -0,7349 0,7782 0,6990 -4,0000 -0,247077 -1,3704 0,8451 0,9031 0,0000 -0,747678 -0,8303 0,9542 0,9031 0,0000 -0,225579 -0,6304 0,7782 0,7782 0,0000 -1,274980 -0,6410 0,7782 0,7782 0,0000 -1,019581 -0,7390 0,7782 0,8451 0,0000 -0,841982 -0,9370 0,6990 0,9031 0,0000 -1,086283 -0,9397 0,7782 0,7782 0,0000 -0,225584 -0,3939 0,6990 1,0000 0,0000 0,000085 -0,9194 0,8451 0,7782 0,0000 -0,098786 -1,4684 0,6990 0,8451 -0,8193 -1,246487 -1,0422 1,0000 0,9031 0,0000 -1,482888 -1,5418 0,6990 1,0000 0,0000 0,000089 -1,6303 0,8451 1,0000 -3,6733 -0,533790 -1,4672 0,9031 1,0414 -3,1549 -0,903491 -1,6464 0,9031 1,0414 -2,5686 -3,172792 -1,7710 1,0792 0,6990 0,0000 -1,585093 -1,4940 0,9031 0,9542 -3,6990 0,000094 -0,6422 0,8451 0,9542 0,0000 -0,8851No Y X1 X2 X3 X4
95 -0,7810 0,7782 0,7782 -2,8626 -1,191896 -1,3270 0,7782 0,6990 -2,5629 -0,832497 -0,7591 0,7782 0,6990 -4,0000 -0,247098 -1,4063 0,9031 0,7782 0,0000 -0,747499 -1,0155 0,9031 0,8451 0,0000 -0,2255100 -0,6885 0,7782 0,7782 -4,0969 -1,2757101 -0,7992 0,7782 0,7782 0,0000 -0,8737102 -0,0338 0,7782 0,8451 0,0000 -0,6934103 -0,7998 0,7782 0,9031 -4,0000 -1,1118104 -1,0775 0,8451 0,6990 -3,2218 -0,2255105 -0,3968 0,6990 1,0000 0,0000 0,0000
Lampiran 13
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Gambar 4.1. Analisis Grafik Histogram
Gambar 4.2. Grafik Probability plot
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 105
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .35705706
Most Extreme
Differences
Absolute .087
Positive .059
Negative -.087
Kolmogorov-Smirnov Z .890
Asymp. Sig. (2-tailed) .407
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 4.2. Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov Z (1- Sample K-S)
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.039 .373
Dewan Komisaris -1.013 .354 -.257 .933 1.072
Dewan Direksi -1.311 .310 -.371 .969 1.032
Kepemilikan Manajerial .029 .022 .117 .970 1.030
Kepemilikan Institusional .094 .059 .142 .936 1.068
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
Tabel 4.3. Uji Multikolonieritas
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .502a .252 .222 ,3641282 1.793
a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan
Direksi, Dewan Komisaris
b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
Tabel 4.4. Uji Autokorelasi menggunakan Uji Durbin-Watson
Uji Heterokedastisitas
Gambar 4.3. Uji Heterokedastisitas
Lampiran 14
Output Regresi
Variables Entered/Removedb
Model Variables EnteredVariables Removed Method
1 Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi, Dewan Komisarisa
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .502a .252 .222 ,3641282
a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi, Dewan Komisaris
b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
Tabel 4.7. Uji Koefisien Determinasi (R2)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4.466 4 1.117 8.421 .000a
Residual 13.259 100 .133
Total 17.725 104
a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi, Dewan Komisaris
b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
Tabel 4.6. Uji Simultan (F test)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.039 .373 2.786 .006
Dewan Komisaris -1.013 .354 -.257 -2.865 .005
Dewan Direksi -1.311 .310 -.371 -4.224 .000
Kepemilikan Manajerial .029 .022 .117 1.328 .187
Kepemilikan Institusional .094 .059 .142 1.590 .115
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
Tabel 4.5. Uji Parsial T (T test)