Post on 28-Jan-2021
i
SKRIPSI
ESTETIKA DALAM LUKISAN YUSRIZAL IBRAHIM
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Seni
Oleh :
SITI SAHRA
NIM. 15125107
PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI
JURUSAN SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA ACEH
2019
ix
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengungkapkan seni lukis karya Yusrizal
Ibrahim. Yang berjudul “estetika dalam lukisan Yusrizal Ibrahim” (Siti Sahra,
2019, xvi dan 117 halaman). Skripsi ini S-1 Prodi Seni Rupa Murni, Jurusan Seni
Rupa Dan Desain ( ISBI) Aceh.
Yang menjadi fokus permasalahan dan yang menjadi pokok bahasan skripsi
ini adalah bagaimana proses penciptaan seni lukis karya Yusrizal Ibrahim,
bagaimana nilai-nilai estetika yang terkandung dalam seni lukis karya Yusrizal
Ibrahim. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian ini berusaha
untuk memahami penciptaan karya seni lukis. Memilih metode kualitatif
bertujuan untuk mendeskripsikan sesuatu secara jelas dan terperinci dari subjek
penelitian. Proses penelitian dengan bentuk siklus, dengan pengumpulan data
dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus atau berkesinambungan.
Teknik pengumpulan data melalui observasi langsung, studi pustaka dan
wawancara. Pendekatan penelitian menggunakan teori estetika dari teori Monroe
Beardsley alat untuk menganalisis bentuk lukisan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Yusrizal Ibrahim telah melukis sejak
tahun 1972. Selama 37 tahun masa kesenimanannya tersebut Yusrizal telah
menciptakan 256 buah lukisan yang dapat diklasifikasikan ke dalam 7 (tujuh)
gaya, yaitu gaya naturalis, impresif, ekspresif, abstrak, abstrak figuratif, dekoratif
dan dekoratif figuratif. Sejak tahun 1999 Yusrizal mulai melukis dalam gaya
dekoratif figuratif dengan mengangkat tema-tema politik. Proses penciptaan
terakhir adalah proses visualisasi atau pembentukan karya. Tahap ini adalah tahap
proses berkarya yang dimulai dengan pematangan konsep, perenungan, melihat
bereksperimen ataupun finishing akhir melahirkan pembentukan karya.
Kata kunci : Estetika, karya lukis, Yusrizal Ibrahim.
x
ABSTRACK
This thesis aims to reveal the painting by Yusrizal Ibrahim. The titled “Aesthetics
in Yusrizal Ibrahim’s painting” (Siti Sahra, 2019, xvi and 117 pages). This
undergraduate thesis is a study program in fine arts, majoring in fine arts and
design (ISBI) Aceh.
The fokus of the problem and the subject of this thesis is the process of creating a
painting by Yusrizal Ibrahim, how the aesthetic values contained in Yusrizal
Ibrahim’s paintings. This research method is qualitative research, this research
seeks to understand the creation of painting. Choosing a qualitative method aims
to describe something clearly and in detail from the research subject. The
research process in the form of a cycle, with data collection carried out
repeatedly. Data collection techniques though direct observation, literature study
and interviews. The research approach uses aesthetic theory from Monroe
Beardsley tool to analyze the shape of the painting.
The results showed that Yusrizal Ibrahim had been painting since 1972. During
the 37 years of this artistic period, Yusrizal has created 256 paintings which can
be classified into 7 styles, namely the impressive, naturalist style, expressive,
abstract, abstract figurative, decorative figurative, and dekorative. Since 1999
Yusrizal began painting in a figurative decorative style by raising social and
political themes. The final creation process is the process of visualization or
formation of works at this stage.
Keyword : aesthetic, painting, Yusrizal Ibrahim.
88
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada Bab-Bab sebelumnya, maka
dapatlah ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Yusrizal adalah seorang seniman yang memiliki kepekaan psikis yang baik
untuk menggarap sebuah karya seni, sehingga dapat menciptakan karya-karya seni
yang ideal sesuai dengan visi dan misi yang dimilikinya. Yusrizal melukis dengan
teknik blending, yaitu mencampur warna-warna standar hue dengan warna putih,
untuk menciptakan gradasi warna tint, guna mencapai efek-efek cahaya yang
plastis pada objek-objek lukisannya, baik dengan media cat minyak maupun
dengan media cat akrilik.
Lukisan-lukisan Yusrizal adalah visualisasi sarkastik dan jenaka dari
fenomena-fenomena sosial politik yang terjadi dalam masyarakat disekitarnya.
Yusrizal Ibrahim telah melukis sejak tahun 1972. Selama 37 tahun masa
kesenimanannya tersebut Yusrizal telah menciptakan 256 buah lukisan yang dapat
diklasifikasikan ke dalam 7 (tujuh) gaya, yaitu gaya naturalis, impresif, ekspresif,
abstrak, abstrak figuratif, dekoratif dan dekoratif figuratif. Dengan konsep yang
berbeda.
Nilai-nilai kesatuan (unity) yang harmonis dalam lukisan-lukisan Yusrizal
dicapai melalui pengulangan unsur-unsur desain bentuknya yang repetitif dengan
variasi dan daya tarik. Susunan objek-objek utama, peralihan, pendukung dan
pelengkap, didalam lukisan-lukisan itu dibuat dalam suatu kesatuan prinsip
88
89
komposisi bentuk yang saling menunjang, yang unsur-unsur seni rupanya
terorganisir secara terpadu diantara satu sama lainnya, sehingga dapat
membangun suatu komposisi yang relatif, menarik dan indah.
Walaupun terkesan cukup sederhana, bila ditinjau dari sudut kerumitan
(complexity) lukisan-lukisan Yusrizal sangat kaya dengan keragaman isi, yang
divisualkan melalui unsur-unsur yang saling berlawanan dengan perbedaan-
perbedaan yang halus. Artinya lukisan itu bukan cuma hasil dari visualisasi ide
yang asal-asalan saja tetapi ada narasi tematik yang rumit didalamnya. Tujuan dari
kerumitan itu adalah untuk memberi tingkatan perbedaan dan variasi pada lukisan
tersebut sehingga tidak monoton dan membosankan penikmatnya.
Dari segi kesungguhan (intensity), lukisan-lukisan Yusrizal sebagai benda-
benda estetis yang baik tentu saja mempunyai kualitas-kualitas gagasan yang
ditonjolkan, yang bukan hanya sekedar narasi-narasi yang kosong belaka.
Kesungguhan yang merupakan kejelasan fungsi dari konsep-konsep karyanya
telah memberikan karakter yang berbeda dari karya-karya lainnya. Kejelasan
konsep lukisan-lukisan Yusrizal tersebut telah dapat memperkuat kesan karya-
karya seni yang diciptakannya itu. Sehingga tak menjadi soal kualitas apapun
yang dikandungnya, seperti misalnya suasana sedih atau gembira, sifat lembut
atau kasar. Karena semuanya memang sudah merupakan sesuatu yang intensity
atau sungguh-sungguh.
90
5.2 Saran dan Kritik
Dari catatan yang penulis lihat selama melakukan penelitian ini, banyak dari
lukisan Yusrizal Ibrahim yang telah hilang, karena tidak terurus dengan baik,
akibat seringnya Yusrizal berpindah-pindah tempat tinggal keberbagai kota di
Indonesia, seperti Yogyakarta, Lampung dan Jakarta, sebelum menetap di Banda
Aceh. Sementara itu banyak pula karya-karaya yang masih tersisa padanya yang
rusak akibat banjir besar tahun 2002 dan Tsunami Aceh tahun 2004 silam.
Sebagai mana diketahui, Yusrizal telah melukis sejak tahun 1972. Selama 37
tahun masa kesenimanannya itu Yusrizal telah menciptakan 256 buah lukisan dan
sekitar 1000 lembar sketsa dalam berbagai gaya.
Enam puluh empat (64) buah lukisan berada di tangan kolektor yang tinggal
diberbagai kota, baik didalam maupun luar negeri seperti Swiss dan Australia. 16
buah lukisan ada bersama Yusrizal sendiri di Banda Aceh. Sedangkan 176 buah
lukisan dan 1000 lembar sketsa lainnya hilang sewaktu pindah ataupun rusak
karena bencana alam. Hal seperti itu kabarnya juga terjadi kepada beberapa
pelukis lain yang berdomisili di Banda Aceh, seperti M. Junus, Round Kelama,
Teuku Radja Ibrahim, M, Djakfar, Ali Jauhari, Rizali Yusuf, M. Saleh Kasim,
Teuku Adjoeran, dan lain-lain.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengusul kepada pemerintah
daerah dan pihak-pihak terkait lainnya untuk berkenan memberi perhatian kepada
para seniman-seniman tersebut, baik berupa tempat ataupun bantuan biaya
perawatan karya, sehingga karya-karya para seniman Aceh itu dapat diselamatkan
91
dan dapat menjadi warisan seni budaya yang tidak ternilai harganya bagi generasi-
generasi mendatang.
Demikianlah beberapa poin penting yang dapat penulis tarik sebagai hasil
penelitian skripsi penulis yang berjudul “kajian estetika dalam Lukisan Yusrizal
Ibrahim dengan tema politik”. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak, terutama bagi penulis sendiri maupun bagi pihak-pihak lain,
yang berkepentingan terhadap laporan hasil penelitian ini.
92
5.3 Daftar Pustaka
Adnan, Mahdi Mujahidin, Panduan Penelitian Praktis untuk Menyusun Skripsi,
Tesis, dan disertasi, Bandung: Alfabeta, 2014.
Asmoro, Yudo Apri. 2014. Kajian Estetika Seni Lukis Objek Alam Karya Arfial
Arsad Hakim, Skripsi. Surakarta : Universitas ISI Surakarta.
Deni Junaidi, Estetika Jalinan Subjek, Objek, dan Nilai, Yogyakarta: Artciv,
2016.
Dharsono, Sony Kartika, Pengantar Estetika, Bandung: Rekayasa Sains, 2014.
Kritik Seni Bandung: Rekayasa Sains, 2014.
Seni rupa modern, Bandung: Rekayasa Sains, 2017.
Lexy J. Moleong, metode penelitian kualitatif, Bandung, PT Remaja roda karya.
1993.
Mardhatilah, lisa. 2019. Estetika seni kaligrafi islam pada Rumoh Aceh Cek Mat
Rahmani di desa Lubuk Sukon kecamatan Ingin Jaya Aceh Besar, Skripsi.
Jantho Aceh besar: Institut Seni Budaya Indonesia Aceh.
Matius Ali, Estetika Pengantar Filsafat Seni, Semarang: Sanggar Luxor, 2014.
S Djoko Teguh, 2017. Kajian Estetika Terhadap Karya Kartika Affandi, Jurnal.
Surakarta : Universitas ISI Surakarta.
Tjetjep Rohendi Rohidi, Metode Penelitian Seni, Semarang: Cipta Prima
Nusantara, 2011.
The Liang Gie, Filsafat Seni, Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna,1996.
Tjokropramono Gede Yosef, 2018, sosok wanita bali sebagai inspirasi seni lukis
bebasis teknik mixmedia, jurnal. Denpasar: Universitas ISI Denpasar.
, Filsafat Keindahan, Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna, 1997.
UPTD Taman Seni dan Budaya Aceh, Pameran Karya Pilihan Koleksi Galeri
Nasional Indonesia & Karya Perupa Aceh “Serambi Seni”Katalog,
Banda Aceh, 25-30 September 2018.
93
Wulandari, Diyah Eka. 2014. Kajian Seni Lukis Karya Suatmadji Tema Save
the Children Periode 2004-2013, Skripsi. Surakarta : Universitas ISI
Surakarta.
5.3.1 Sumber Lain
https://khaidhirsyarif.wordpress.com/2013/09/13/unsur-islam-dalam-seni-dan-
budaya-aceh. (diakses 01 Agustus 2019)
https://www.maxmanroe.com/2019/08/02/Pengertian Konsep Secara Umum,
Fungsi, Unsur dan Karakteristiknya. (diakses 01 agustus 2019)
https://www.dosenpendidikan.co.id/2019/08/08/”senidekoratifdan (ciri-klafikasi-
contoh-tujuan-tokoh)
https://ilmuseni.com>dasar-seni-/pengertian-estetika-menurut-para-ahli-beserta-
penjelasannya. (diakses tanggal 19 Agustus 2019)
http://www.jideachennel.com/2018/01/05/pengertian-ide-gagasan. (diakses 30
Agustus 2019).
5.3.2 Hasil Wawancara
Yusrizal Ibrahim, Wawancara dengan Penulis, Tanggal: 31 Maret 2019; 20 April
2019; 20 Juli 2019; dan 21 Juli 2019, di Jln. Arifin Ahmad VI No. 11,
Ie Masen Kaye Adang, Banda Aceh.
Salaudin, Wawancara dengan Penulis, Tanggal: 20 Juli 2019, di Jln. Hasan Saleh
No. 11, Neusu Jaya, Banda Aceh.
Syahirman, Wawancara dengan menggunakan media telepon, tanggal 20 Agustus
2019.
Deddy Afriady, wawancara dengan penulis, tanggal : 9Agustus 2019 di warung
kopi Cut Nun, pango, Banda Aceh.
https://www.maxmanroe.com/2019/08/02/Pengertian%20Konsep%20Secara
94
DAFTAR INFORMAN
1. Nama : Yusrizal Ibrahim
Tempat /tgl Lahir : Banda Aceh, 14 Juli 1680
Alamat : Jl. Arifin Ahmad VI No 11. Ie Masen Kayee
Adang , Banda Aceh 23116
Pendidikan : S-1 Seni Rupa Murni FSRD ISI Yogyakarta
2. Nama : Salaudin
Tempat /tgl Lahir : Lhoksemawe, Aceh Utara, 23 Desember 1958
Alamat : Neusu Jaya, Jrg Meuram, Desa Sentosa, kec
Baiturahman, Banda Aceh
Pendidikan : S-1 Seni Rupa Murni FSRD ISI Yogyakarta
3. Nama : Dedy Afriadi
Tempat /tgl Lahir : Banda Aceh, 03 Juli 1982
Alamat : Jl. Ir MH Thaher No. 55 Lueng Bata, Banda Aceh
Jabatan : Dosen ISBI Aceh
4. Nama : Syahirman
Tempat /tgl Lahir : Takengon 01 Januari 1949
Alamat : Jl. Mangga, Kampung Laksana, Banda Aceh
95
GLOSARIUM
Meukutop : Topi tradisional Aceh
Rencong : Senjata tradisional Aceh
Hue : Perbedaan warna
Tint : Gradasi warna kearah muda
Shade : Gradasi warna kearah gelap
Visualisasi : Rekayasa dalam pembuatan gambar
Sarkastik : Mengkritik dengan sinis
Jenaka : Perilaku lucu
Isu : Informasi
Politik : Proses pembentukan
Sosial : Kondisi
Ranub lampuan : Tarian untuk menyambut tamu
Tinner : Cairan pembersih
Kaffah : Secara keseluruhan
Traveler : Wisatawan
Point of interest : Titik fokus
Selfie : Foto dengan cara potret diri aang diambil sendiri
Jurung gampung : Lorong kampung
Tulak angen : Pentilasi
96
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Gambar. 9
Wawancara penulis dengan Yusrizal Ibrahim
Minggu 23 Juni 2019. (Dok. Mariana Fitri, 2019)
Gambar. 10
Wawancara penulis dengan Yusrizal Ibrahim
Minggu 23 Juni 2019. (Dok. Mariaan Fitri, 2019)
96
97
Gambar. 11
Wawancara penulis dengan pak Salaudin sebagai informan pendukung
Sabtu, 20 Juli 2019 (Dok. Lisa Mardhatilah, 2019)
Gambar. 12
Wawancara penulis dengan pak Dedy Afriady sebagai informan pendukung
Jumat, 9 Agustus 2019. (Dok. Mariana Fitri, 2019)
98
Gambar. 13
Foto bersama Yusrizal Ibrahim
(Dok. Mariana Fitri, 2019)
Gambar 14
Yusrizal Ibrahim sedang melukis
(Dok. Siti Sahra, 2019)
99
Gambar 15
Lukisan Yusrizal Ibrahim tarian ranub lampuan (foto repro)
Gambar 16 (foto repro)
Foto lukisan Yusrizal Ibrahim tarian ranub lampuan di koridor kedatangna penumpang bandara
100
Gambar 17
Pelaksanaan ujian sidang skripsi,
(Dok. Jul, 2019)
Gambar.18
Proses bimbingan dengan pembimbing
(Doc. Suci Wulandari, 2019)
101
Gambar 19
Katalog Serambi Seni
(Dok. Siti Sahra, 2019)
102
Gambar. 8
Peta tempat tinggal seniman Yusrizal Ibrahim
(Dok. Google map, 2019)
103
Gambar. 20
Tanda penghargaan
(Dok. Siti Sahra, 2019)
104
Gambar. 21
Tanda penghargaan
(Dok. Siti Sahra, 2019)
105
Gambar. 22
Tanda penghargaan
(Dok. Siti Sahra, 2019)
106
Gambar. 23
Penghargaan
(Dok. Siti Sahra, 2019)